Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ira Fadiatul Rahmania Teori Akuntansi

Npm : 5190111088

KONSEP DASAR

Konsep Dasar pada umumnya merupakan metode atau rancangan dari sifat lingkungan tempat atau
wilayah diterapkanya pelaporan keuangan.
A. Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI )
IAI mengadosi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilinsep dh juga
mengadopsi IASC. Ada dua konsep dasar , konsep dasar tersebut adalah:
1. Basis Akrual (Accrual Basis)
2. Usaha Berlanjut (Going Concern)

B. Paul Grady
Grady mendiskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang
melekat pada statemen keuangan. Kesepuluh konsep dasar tersebut adalah:

1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi


2. Entitas bisnis spesifik
3. Usaha berlanjut
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun
5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independen
7. Konservatisma
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal
9. Materialitas
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran

C. Accounting Principles Board (APB)


APB menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB statemen.
APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan
diterapkannya akuntansi yaitu :

1. Entitas akuntansi
2. Usaha berlanjut
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4. Periode-periode waktu
5. Pengukuran dalam unit uang
6. Akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan
9. Pertimbangan
10. Informasi keuangan umum
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar
12. Substansi daripada bentuk
13. Materialitas

D. Wolk , Tearney, dan Dodd


Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa
konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan (input-oriented principles) yaitu
recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality, dan object-tivity dan prinsip
berorientasi keluaran (output-oriented principles) yaitu comparability, consistency,
uniformity. Keempat konsep yang dikategorikan sebagai postulat adalah:
1. Usaha berlanjut(Going Concern)
2. Periode waktu (Time Period)
3. Entitas akuntansi (Accountimg Entity)
4. Unit moneter (Monetary Unit)

E. Anthony, Hawkinds, dan Merchant


Konsep dasar 1-5 dikategori sebgai pelandas statemen posisi keuangan (neraca), sedangkan
6-11 dikategorikan sebagai pelandas laba-rugi. 11 konsep tersebut adalah sebagi berikut:
1. Pengukuran dengan unit uang (money measurement)
2. Entitas (entity)
3. Usaha berlanjut (going concern)
4. Kos (cost)
5. Aspek Ganda (Dual aspect)
6. Periode Akuntansi (accounting periode)
7. Konservatisma (Consrvatism)
8. Realisasi (Realisation)
9. Penandingan (Matching)
10. Konsistensi (Consistency)
11. Materialitas (Materiality)

F. Patton dan Littleton


Patton dan Littleton merupakan konsep-konsep dasar yang sdikenalkan sebelum sumber-
sumber yang disebut sebelumnya. Berikut adalah konsep-konsep yang dikemukakan:

1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha


2. Kontinuitas kegiatan/usaha
3. Penghargaain sepakatan
4. Kos melekat
5. Upaya dan capaian hasil
6. Bukti terverifikasi dan objektif
7. Asumsi

Karakteristik Konsep Dasar P&L


• Cukup mendasar
• Koheren (saling berkaitan secara logis)
• Menjelaskan konsep dasar lain yang merupakan turunannya

G. Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya
terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan
kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.konsep
dasar ini didukung legitimasinya dari segi administrasi yang baik. Secara administrative,
pemisahan antar pemilikan dan manajemen merupakan praktik sehat yang sangat penting.

Implementasi Konsep Kesatuan Usaha


• Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan subjek pelaporan
• Hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan bisnis sehingga perlu
adanya pertanggungjelasan
• Ekuitas bermakna sebagai “utang” perusahaan kepada pemilik
• Pendapatan merupakan kenaikan aset
• Biaya merupakan penurunan aset
• Sistem berpasangan dalam pencatatan dan pelaporan
• Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar
• Statemen keuangan berartikulasi

H. Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa kalau tidak ad tanda-tanda, gejala atau
rencana pasti dimasa dating bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka
akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai
waktu tidak terbatas.

Dasar validitas konsep:


• Masa datang tidak pasti
• Kelangsungan hidup merupakan harapan umum

Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha


• Laba periodik menjadi informasi penting dalam menilai daya melaba (earning
power)
• Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan aliran laba jangka panjang
sehingga bersifat tentatif
• Statemen laba-rugi periodik harus disajikan secara komparatif atau serial
• Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus
masuk dalam statemen laba-rugi (mendasari all-inclusive)
• Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa potensi jasa bukan nilai
perusahaan

I. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah / agregat harga atau penghargaan sepakatan
yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan oleh dasar
akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumberekonomik yang masuk
(pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya).

Dasar validitas konsep:


• Sebagian kegiatan perusahaan melibatkan pertukaran
• Kesepakatan dua pihak independen menjamin objektivitas dan keterandalan
pengukuran.

Implikasi Penghargaan Sepakatan


• Pihak yang melakukan pertukaran merupakan pihak yang independen dan setara
dalam hal kemampuan dan kehendak (arm’s length bargaining).
• Satuan mata uang stabil.
• Kos merupakan pengukur bukan elemen statemen keuangan.
• Biaya tidak tepat sebagai padan kata cost.
• Kos merepresentasi besarnya jasa di balik angka kos.
• Kos merupakan pengukur semua elemen statemen keuangan yang berbasis kos
historis

J. Kos Melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang direpresentanya sehingga kos
bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali mengikuti
objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah bahwa tujuan pengelompokan ,
pemecahan, dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam
menyediakan produk atau jasa.

Dasar validitas konsep:


• Tujuan penelusuran kos adalah untuk merunut upaya
• Kos dapat dipecah dan digabung seakan-akan mempunyai daya saling mengikat
• Dilandasi kos terkandung (embodied cost)

Implikasi Kos Melekat


• Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran kos.
• Kos mengalami tiga tahap perlakuan: pemerolehan, penelusuran, dan pembebanan.
• Penggabungan kos tidak memperhitungkan/ mengakui tambahan utilitas objek
yang diikuti.
• Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak independen terhadapnya
• Produk menjadi wadah penggabungan kos yang mudah dikaitkan dengan produk.
• Perioda menjadi wadah penggabungan kos yang tidak mudah dikaitkan dengan
produk.

K. Upaya Dan Hasil


Biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Pendapatan
timbul karena biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka
pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum terealisasi.

Dasar validitas konsep:


• Untuk mendapatkan sesuatu orang harus berusaha.
• Pada umumnya, orang mengharapkan upayanya membuahkan hasil.
• Upaya dilakukan dengan senang hati dan bukan beban siksaan, atau cobaan.
• Hasil pada umumnya sepadan dengan upaya.

Impementasi Upaya dan Hasil


• Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang bermakna.
• Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi pendapatan dan biaya yang ideal.
• Laba akuntansi merupakan residual hasil penandingan.
• Hanya kos aktual yang ditandingkan.
• Dianutnya asas akrual.
• Depresiasi merupakan bagian dari upaya.
• Penandingan upaya dan hasil dari perspektif jangka panjang.

L. Bukti Terverifikasi dan Objektif


Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat
kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data
keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.

Implementasi Bukti Terverifikasi dan Objektif


• Menentukan tingkat kewajaran dalam pengauditan.
• Tingat keobjektifan bukti harus dilihat dalam perspektif jangka panjang.
• Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan bukti yuridis.
• Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam akuntansi bersifat relatif atau
bertingkat (terbaik diperoleh) bukannya mutlak.
M. Asumsi
Asumsi dalam daftar konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep dasar tetapi
lebih merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi
atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya. Berikut ini adalah
beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih konsep yang
relevan :
1. Kontinuitas Usaha
2. Periode Satu Tahun
3. Kos sebagai Bahan Olah
4. Daya Beli Uang Stabil
5. Tujuan Mencari Laba
6. Konsep Dasar Lain
Konsep dasar penting lainnya adalah :
• Pengakuan hak milik pribadi
• Keanekaragaman antarentitas
• Konservatisma
• Pengendalian internal menjamin keterandalan data

N. Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk
mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian
tersebut. Sikap konservatif juga mengandung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi
risiko dengan cara bersedia mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan
risiko. Jika akuntansi menganut konsep dasar konservtisma, dalam menyikapi
ketidakpastian, akuntansi ( penyusun standar ) akan menentukan pilihan perlakuan atau
prinsip akuntansi yang didasarkan pada munculan ( keadaan, harapan kejadian,atau hasil )
yang dianggap kurang menentukan.

O. Manfaat Konsep Dasar


Konsep dasar berfungsi :
• Menjadi komponen argumen dalam penalaran logis pada tingkat perekayasaan,
penetapan standar, atau penerapan standar.
• Terrefleksi di basis penyimpulan (basis for conclusion) dalam rerangka konseptual
sebagai hasil perekayasaan.
• Terrefleksi di latar belakang penyimpulan (background information) dalam
pernyataan standar akuntansi.
• Terrefleksi di kebijakan akuntansi (accounting policy) perusahaan dalam buku
pedoman akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai