Anda di halaman 1dari 10

Konsep Dasar Akuntansi, Referensi: Teori Akuntansi Suwardjono

* Sumber Konsep Dasar

Ø Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Terdapat dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau underlying assumptions) yang
disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC. Konsep dasar tersebut antara lain adalah Basis
Akrual (Accrual Basis) dan Usaha Berlanjut (Going Concern)

Ø Paul Grady

Grady mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan
dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen
keuangan. Adapun kesepuluh konsep dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Struktur masyarakat dan pemerintahan yang mengakui hak milik pribadi

2. Entitas bisnis spesifik

3. Usaha berlanjut

4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun

5. Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama

6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen

7. Konservatisma

8. Keterandalan data melalui pengendalian internal

9. Materialitas

10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran

Ø Accounting Principle Board (APB)

Mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya
akuntansi yaitu sebagai berikut:

1. Entitas akuntansi

2. Usaha berlanjut

3. Pengukuran sumber ekonomi dan kewajiban

4. Periode-periode waktu

5. Pengukuran dalam unit uang

6. Akrual

7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan

9. Pertimbangan

10. Informasi keuangan umum

11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar

12. Substansi daripada bentuk

13. Materialitas

Ø Wolk, Tearney, dan Dodd

Wolk dan Tearney mendaftarkann empat konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa
konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan. Keempat konsep yang dikategorikan sebagai postulat
adalah sebagai berikut:

1. Usaha berlanjut

2. Perioda waktu

3. Entitas akuntansi

4. Unit moneter

Ø Anthony, Hawkins dan Merchant

Konsep dasar 1 sampai 5 dikategorikan sebagai pelandas statemen posisi keuangan (neraca)
sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategorikan sebagai pelandas statemen laba rugi.

1. Pengukuran dengan unit uang

2. Entitas

3. Usaha berlanjut

4. Kos (biaya)

5. Aspek agenda

6. Perioda akuntansi

7. Konservatisme

8. Realisasi

9. Penandingan

10. Konsistensi

11. Materialitas

Ø Paton dan Littleton


Konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970) merupakan konsep dasar yang
dikenal sebelum sumber-sumber yang disebut sebelumnya.

1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha \

2. Kontinuitas kegiatan/usaha

3. Penghargaan sepakatan

4. Kos melekat

5. Upaya dan capaian/hasil

6. Bukti terverifikasi dan objektif

7. Asumsi

Beberapa daftar diatas menunjukan bahwa terdapat perbedaan tentang apa yang dimasukan sebagai
konsep dasar oleh berbagai sumber. Perbedaan dapat terjadi karena perbedaan presepsi berbagai
sumber tentang faktor lingkungan atau karena perbedaan pendefinisian makna atau status konsep
sebagai konsep dasar.

* Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha
ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan kedudukannya terpisah dari pemilik
atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi
pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang
bertanggung jelas kepada pemilik dan menjadi pusat pertanggungjelasan. Statemen keuangan
merupakan medium pertanggungjelasan.

* Batas Kesatuan

Batas kesatuan ekonomik adalah kendali (control) oleh suatu manajemen. Oleh karena itu, untuk
menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjelasankeuangan, pertimbangan akuntansi
adalah apakah secara ekonomik kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai suatu
kesatuan.

* Ekuitas

Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal mrupakan utang
atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendifinisian secara structural
bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih sebagaimana didefini dalam rerangka
konseptual FASB.

* Pendapatan

Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh
perusahaan merupakan asset perusahaan bukan asset pemilik. Pada saat terjadi pendapatan (kenaikan
asset) pada saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik bertambah yang berarti ekuitas bertambah.
Dengan demikian bahwa pendapatan menambah ekuitas (utang kesatuan usaha kepada pemilik).
* Biaya

Biaya sebagai penurun asset menyebabkan timbulnya kewajiban. Jadi dapat dikatakan bahwa
biaya mengurangi ekuitas. Ekuitas berkurang akibat biaya berupa kos barang terjual.

* Sistem Berpasangan (double entry)

Merupakan konsekuensi logis atau turunan dari konsep kesatuan usaha. Pengaruh transaksi
terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk utang-piutang dengan pemilik serta pihak
lainnya) harus selalu ditunjukkan, untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman digunakanlah
sistem berpasangan.

* Persamaan akuntansi

Persamaan akuntansi merupakan cara merepresentasi sistem berpasangan. Agar penyusunan


statemen keuangan dapat dilakukan dengan cepat, sistem akuntansi (buku besar) harus diorganisasi
atas dasar persamaan akuntansi. Oleh karena itu, persamaan akuntansi dapat dikatakan sebagai
hubungan fungsional buku besar yang merepresentasi elemen statemen keuangan.

* Artikulasi

Artikulasi sebenarnya merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha. Dengan
artikluasi akan selalu dapat ditunjukan bahwa laba dalam statemen laba rugi akan sama dengan laba
dalam statemen berubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statemen perubahan ekuitas
akan sam dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca

* Kontinuitas usaha

Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda,
gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa dating bahwa kesatuan usaha dibubarkan atau dilikuidasi maka
akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak
terbatas.

* Laporan Periodik

Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha terus untuk maju dan berkembang untuk
mengukur seberapa maju dan berkembangnya perusahaan yang dijalankan mak perusahaan tersebut
akan membuat laporan mengenai perusahaan secara periodic. Jika perusahaan tidak membuat laporan
secara periodik sangat sulit untuk menentukan keputusan lebih lanjut.

* Kedudukan Statemen laba rugi

Pendapatan dan biaya untuk satu periode dituangkan dalam statemen laba rugi periodic sehingga
statemen laba rugi dipandang sebagai statemen yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena
tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba. Orang cenderung mengartikan bahwa laba besar dalam
suatu periode merupakan indicator kesuksesan manajemen pada periode tersebut padahal laba yang
besar sebenarnya hasil dari penjualan yang besar akibat dari kampanye produk secara besar-besaran
pada beberapa periode sebelumnya sehingga apa yang ditunjukkan oleh pelaporan periodic tersebut
harus diuji dengan kejadian-kejadian atau fakta-fakta yang akan terjadi pada periode-periode
berikutnya.
* Fungsi Neraca dan Penilaian Elemennya

Dengan konsep kontinuitas usaha, tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukan sisa
potensi-potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi (menjadi biaya) dalam
tahun yang berakhir pada tanggal neraca. Dengan kata lain neraca berfungsi untuk menunjukan potensi
jasa yang dimiliki/dikuasai kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam perioda-perioda
berikutnya.

* Penghargaan Sepakatan

Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat-harga atau penghargaan sepakat yang
terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olahan dasar akuntansi yang
paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber
ekonomik yang keluar (biaya). Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah
menyediakan informasi yang terpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas
transaksi pertukaran dengan perusahaan lain.

* Istilah yang tepat

P&L menggunakan istilah cost untuk menunjukkan penghargaan sepakatan karena cost terlanjur
mempunyai makna umum acquisition cost dari sudut pandang pihak yang memperoleh sumber
ekonomik. Istilah cost sebenarnya cukup tepat untuk menyatakan price-aggregate atau measured
consideration karena alasan-alasan berikut:

Ø Dari segi penjual, aliran masuk penghargaan sepakatan penjualan/pendapatan yang dicatat (berupa
kas atau piutang) akhirnya akan menjadi cost juga kalau sudah digunakan untuk memperoleh barang
atau jasa. Cost akan tetap menjadi pengukur berbagai pos asset dan kewajiban.

Ø Dari segi pembeli, istilah cost mempunyai keterbatasan karena tidak dapat menyatakan hal yang
sama dari kedua bela pihak dalam suatu pertukaran, keterbatasan ini tidak menimbulkan masalah
karena akuntansi menganut konsep kesatuan usaha. pandanagan dari pihak penjual (sebagai pihak luar)
dianggap tidak relevan lagi.

* Jasa di Balik Kos

Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting
melainkan justru potensi jasa yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti penting. Kos
merupakan salah satu atribut untuk mempresentasi secara tepat realitas kegiatan perusahaan. Dibalik
deretan angka-angka akuntansi terkandung potensi jasa yang berwujud fisis maupun nonfisis. Potensi
tersebut adalah daya kemampuan, atau kapasitas yang kalau ditukarkan dapat menimbulkan daya,
kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatas besarnya paling tidak sama dengan sebelumnya dimiliki
perusahaan yang dipresentasikan dalam bentuk kos.

* Keterbatasan informasi akuntansi

Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan oleh pihak eksternal manajemen. Walaupun segala pertimbangan dan kebijakan
didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, pada akhirnya keputusan yang dihasilkan akan
mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang sangat
kualitatif dan subjektif seperti: tujuan secara keseluruhan, sasaran jangka pendek, selera pribadi,
kepentingan umum, peraturan pemerintah, alasan politik, dan sebagainya.

* Kos Melekat

Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya sehingga kos bersifat
mudah bergerak dapat dipecah-pecah atau digabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya.
Dasar pikiran objek ini adalah bahwa tujuan pengelompokan, pemecahan, dan penggabungan kos
adalah untuk mengikuti aliran upaya dalam menyediakan produk atau jasa.

Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung yaitu kos yang benar-benar
terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan. Kos penggantian yaitu kos seandainya
objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan kos kesempatan. Jadi kos
melekat merupakan konsep dasar untuk mendukung bahwa bahan olahan akuntansi adalah kos yang
sesungguhnya terjadi.

* Saat Pengakuan Nilai Tambah

Kegiatan akuntansi menggunakan kos untuk menyatakan pemrosesan faktor produksi tersebut.
Tujuan kegiatan akuntansi adalah mengikuti secara tepat pengubahan tersebut dengan menggolongkan,
memecah, dan mengikhtisarkan kos bahan baku, kos tenaga kerja, kos jasa mesin (depresiasi), dan kos
faktor produksi lainnya sehingga seluruh kos tersebut secara bersama-sama akan membentuk kos
produk.

Realisasi pendapatan melalui penjualan sebenarnya menandai dan mengukur dua macam kos
baru sebagai bahan olahan akuntansi selanjutnya yaitu:

Ø Kos baru sebagai pengganti kos yang melekat dana dikorbankan (keluar dari kesatuan usaha) yang
mempresentasi upaya penyedian produk atau jasa yang diserahkan kepada pemilik produk.

Ø Kos baru sebagai tambahan asset (laba) yang menunjukan imbalan untuk jasa modal yang
ditanamkan dan risiko yang ditanggung dalam menjalankan usaha

* Wadah Penggabung

Kos yang ikatannya dengan produk dapat dikenali dengan mudah, seperti kos tenaga kerja
langsung, biasanya wadah penggabungnya adalah produk. Kos yang tidak erat ikatannya denga produk
dan sukar dirunut secara praktis ke produk, seperti kos administrasi, wadah penggabungnya adalah
periode (waktu) dan akan membentuk kos perioda. Kos perioda yang yang telah dinyatakan keluar
dalam rangka penyerahan produk akan menjadi pengukur biaya, misalnya biaya administrasi.

* Upaya dan Hasil

Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rerangka memperoleh hasil berupa
pendapatan. Dengan kata lain tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual
pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.

* Perlunya Basis Asosiasi

Aliran kos keluar merupakan pengukur upaya dan aliran kos yang masuk merupakan pengukur
hasil atau capaian. Selisih antara kedua komponen tersebut akan membentuk laba untuk itu diperlukan
basis asosiasi yang tepat dan rasional antar kedua komponen tersebut agar laba mempunyai makna atau
nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.

* Penakaran Asosiasi Ideal dan Praktis

Penakaran yang dimaksud adalah dasar atau wadah penandingan antara pendapatan dan biaya.
Penakaran yang paling cocok adalah penakaran yang dapat menujukan dengan tepat dan objektif bahwa
biaya yang masuk dalam penakaran adalah biaya yang benar-benar menyebabkan timbulnya
pendapatan yang masuk dalam penakar tersebut.

* Laba Akuntansi versus Ekonomik

Konsep ini mempunyai impilkasi terhadap interpretasi laba akuntansi. Dengan konsep ini, laba
dipandang sebagai residual atau selisih pemikiran dua elemen yang berkaitan yaitu pendapatan dan
biaya. Laba yang diperoleh dengan cara seperti ini disebut dengan laba structural atau formal, karena
perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan, laba akuntansi dapat berbeda maknanya dengan laba
ekonomik atau laba material yang sering digunakan dalam ekonomik atau perpajakan.

* Kos Aktual

Akuntansi menandingkan upaya yang benar-benar telah dilakukan oleh suatu kesatuan usaha
sehingga laba yang diperoleh adalah selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang
sesungguhnya terjadi. Kos tersenut timbul karena transaksi, kejadian atau upaya yang nyata-nyata
dilakukan. Biaya sesungguhnya adalah biaya yang terjadi akibat suatu kegiatan yang nyata (real)
sehingga kos hipotesis atau asumsian tidak diakui.

* Asas Akrual atau Himpun

Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa
pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang atau jasa kepihak
luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat
pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut. Sebagai konsekuensi asas ini, akuntansi mengakui pos-
pos akruan dan tangguhan. Penghimpunan atau pengakruan dan penangguhan adalah tahap-tahap yang
sangat erat hubungannya dengan proses penandingan.

* Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis yang merupakan bagian dari kos asset yang
diperhitungkan sebagai biaya. Besarnya laba perusahaan tidak boleh mempengaruhi besarnya depresiasi
oleh karena laba merupakan hasil akhir akibat penyerahan barang yang didalamnya melekat berbagai
macam jasa termasuk jasa asset tetap.

Dalam hubungan ini P&L menekankan bahwa dengan asas akrual, depresiasi bukan merupakan
proses penilaian dan juga bukan merupakan sasaran untuk menutup harga pengganti asset tetap dari
konsumen melainkan suatu langkah (prosedur) dalamproses penandingan antara biaya dan pendapatan.

* Kapasitas Menganggur

Biaya depresiasi untuk pembelian suatu peralatan perusahaan yang digunakan untuk operasional
perusahaan namun tidak sering digunakan sehingga biaya depresiasinya dapat disamakan dengan dasar
waktu tarif sewa dan seluruh kos yang telah dibayar dimuka karena walaupun alat tersebut tidak sering
digunakan tetap akan menjadi pengurang pendapatan.

* Pos-Pos Luar Biasa

Untuk menentukan laba periodik, konsep menandingkan yang berorintasi jangka panjang akan
memasukan juga:

Ø Untung luar biasa yaitu timbulnya atau bertambahnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi
tanpa upaya yang jelas dan direncanakan.

Ø Rugi luar biasa yaitu hilangnya atau berkurangnya manfaat ekonomik atau asset yang terjadi akibat
hal-hal yang tidak ada hubungannya atau tidak mudah dihubungkan dengan upaya untuk memperoleh
hasil.

* Bukti Terverifikasi Objektif

Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan
tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang
objektif dan dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/keautentikannya). Objektivitas bukti harus
dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkup penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau
pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas yang paling mutlak
melainkan pada objektivitas relative yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaski terjadi
dan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.

* Arti Penting untuk Pengauditan

Salah satu kriteria kewajaran adalah pos-pos statemen keungan didefinisi, diukur, dinilai, diakui,
dan disajikan sesuai dengan PABU untuk menentukan kesesuaian tersebut diperlukan adanya bukti yang
dapat diverifikasi dan dapat diandalkan.

* Objektivitas Bukti

Bukti adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau memberikan pembuktian. Bukti yang kuat
adalah bukti yang dapat memberikan keyakinan tinggi akan kebenaran suatu pernyataan. Bukti
“terverifikasi” adalah bukti yang mempunyai sifat tertentu sehingga memungkinkan untuk menjadi
bahan pembuktian kebenaran pernyataan. “objektif” berarti bahwa fakta yang diungkapkan oleh suatu
bukti tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.

* Objektivitas Relatif

Konsep objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan
keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas yang mutlak. Pengertian ditentukan
secara objektif adalah bukan alat pengukur yang hanya mempunyai dua angka petunjuk yaitu positif
atau negative tidak ada interval diantaranya.

* Objektivitas dan keterverifikasian jangka panjang

Konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif dalam akuntansi mengandung elemen variabilitas
sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas. Akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas
dan variabilitas yang mutlak melainkan pada objektivitas dan veriabilitas relative atas dasar
pertimbangan keadaan dan fakta yang melingkupi suatu transaksi atau kejadian.

* Asumsi

Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih
konsep yang relevan.

Ø Kontinuitas usaha, konsep ini hanya dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada umumnya.
Oleh karena itu, penerapan konsep ini dalam perusahaan tertentu semata-mata asusmsi dan kenyataan
ini harus dipertimbangkan dalam proses pelaporan.

Ø Periode satu tahun, untuk tujuan penakaran terhadap pendapatan dan biaya yang menghasilkan
pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanya digunakan adalah satu tahun, baik tahun kelender
ataupun tahun buku/fiskal.

Ø Kos sebagai bahan olah, penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didasarkan atas
asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukan nilai wajar pada saat
terjadinya.

Ø Daya beli uang stabil, konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukan nilai
dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa.

Ø Tujuan mencari laba, konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah rupiah yang ditandingkan
sebenarnya mengandung asumsi bahwa pendapatan adalah objek yang dituju oleh upaya yang diukur
dengan kos. Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai organisasi untuk menghasilkan laba.

Ø Konsep dasar lain, menyangkut konsep dasar dari sumber lain yang terpaut.

Ø Substansi daripada bentuk, konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep di tingkat
perekayasaan atau dalam menetapkan standar ditingkat penyusunan standar akan menekankan makna
atau substansi ekonomik suatu onjek atau kejadian daripada makna yuridisnya meskipun makna
yuridisnya menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi yang berbeda.

* Pengakuan Hak Milik Pribadi

Konsep ini menyatakan bahwa pengakuan hak milik pribadi harus dilindungi atau diakui secara
yuridis. Tanpa konsep ini, kesatuan usaha tidak dapat memiliki sumber ekonomik dan asset karena
pemilikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penguasaan. Salah satu bentuk perlindungan
adalah adanya kewajiban mempertanggungjawabkan kekayaan yang dipercayakan pengelolaannya
kepada pihak lain.

* Kenakeragaman Akuntansi Antar Entitas

Konsep ini menyatakan bahwa perbedaan perlakuan (metoda) akuntansi antar kesatuan usaha
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari karena perbedaan kondisi yang melingkupi dan
karakteristik kesatuan usaha individual. Akuntansi tidak berusaha untuk menekankan keseragaman
mutlak tetapi lebih menekankan pada penentuan pedoman-pedoman umum yang memberikan
keleluasaan untuk memilih perlakuan yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing kesatuan usaha
dalam batas-batas yang realistik sehingga pembandingan antarkesatuan usaha masih tetap memberikan
makna yang cukup berarti.

* Konservatisme

Konsep dasar yang menjadi landasan penentu perlakuan akuntansi dalam kondisi ketidakpastian.
Secara umum akuntansi menghadapi pilihan untuk mengakui pendapatan atau rugi yang kepastiannya
bergantung pada keadaan masa datang karena menganut konservatisme akuntansi pada umumnya
segera mengakui rugi tetapi menunda pengakuan pendapatan.

* Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan Data

Pengendalian internal yang baik merupakan persyaratan tercapainya keterandalan data akuntansi.
Pengendalian internal yang memadai memungkinkan dicapainya keterverifikasian dan keobjektivan
bukti yang paling tinggi. Struktur pengendalian internal menjadi sasaran bagi auditor untuk dievaluasi
untuk menentukan luanya pengumpulan bukti audit.

Anda mungkin juga menyukai