Anda di halaman 1dari 9

RESUME TEORI AKUNTANSI

POSTULAT, KONSEP, STANDARDS

DISUSUN OLEH

 ANINDYA DAFANUR 041711333251


 MUHAMMAD IRSYAD E. M. 041711333253
 IZZATI RAHMA NURFITRIA 04171133368
 MUHAMMAD ADITYA R. 041711333270
 RANI KHARISMA HAQ 041711333279
 MUSTIKA VINDA PERDANI 041711333281

(KELAS N/ RABU 07.00 WIB)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
POSTULAT

Postulat adalah kebenaran yang dapat diterima tanpa adanya pembuktian. Postulat
disebut juga sebagai basic assumption, axiomis, atau basic premise. Postulat akuntansi adalah
pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima umum berdasarkan
kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan lingkungan akuntansi,
politik, sosiologi, dan hokum tempat akuntansi beroperasi. Postulat akuntansi terdiri dari:

a. Going Concern

Postulat going concern menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus


beroperasi untuk melaksanakan proyek, komitmen, dan aktivitas yang sedang
berjalan. Dalil ini berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan
untukdilikuidasi dalam masa yang akan datang yang dapat diketahui dari sekarang
atau bahwaentitas akan terus beroperasi untuk jangka waktu yang tidak tertentu.

b. Time Period

Postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan


perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodic. Panjangnya periode waktu
dapat bervariasi, tetapi hokum pajak penghasilan yang mensyaratkan penentuan
income dengan dasar tahunan, sedangkan praktik bisnis tradisional menggunakan
periode normal satu tahun.

c. Accounting Entity

Postulate entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit


akuntansi yang terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulate merumuskan
bidang perhatian akuntan dan membatasi objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang
dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

d. Monetary Unit

Postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran


dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam
satuan moneter. Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi
perusahaan dengan cara yang seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam
akuntansi adalah unit moneter. Kebertukaran barang, jasa, dan modal diukur
dalam satuan uang
KONSEP
Karena akun dan laporan keuangan lebih berkaitan dengan perusahaan bisnis daripada
dengan pemilik, pendapatan dan biaya didefinisikan dalam hal perubahan dalam aset
perusahaan dan bukan sebagai kenaikan dan penurunan kepemilikan.
Melalui suatu perusahaan bisnis mengalir arus kegiatan yang terhubung, di mana
validitas fakta yang dilaporkan saat ini sering diuji oleh peristiwa masa depan; karena itu
fakta-fakta yang digambarkan dalam laporan keuangan harus diakui bersifat sementara.
Secara umum, satu-satunya fakta pasti yang tersedia untuk mewakili transaksi
pertukaran secara objektif dan untuk mengungkapkannya secara homogen adalah agregat
harga yang terdapat dalam bursa; oleh karena itu data tersebut merupakan pokok masalah
akuntansi.
Dengan harga akuisisi dan disposisi yang mengukur usaha untuk menghasilkan
sesuatu dan hasil dari usaha itu sendiri, perhatian utama akuntansi adalah pencocokan berkala
antara biaya dan pendapatan sebagai uji bacaan yang digunakan untuk mengukur pengaruh
upaya yang dikeluarkan.
Karakteristik konsep dasar: cukup mendasar, koheren, dan menjelaskan konsep dasar
lain yang merupakan turunannya.
Paton dan Littleton (1970) menungkapkan terdapat tujuh konsep dasar, yaitu:
1. Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The Business Entity)
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dipandang sebagai badan atau
orang yang: berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan terpisah dari pemilik.
Perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan badan usaha ekonomik yang berdiri dan
bertindak atas keinginan sendiri sehingga kedudukannya terpisah dari pemilik.
Beberapa implikasi konsep kesatuan usaha:
a. perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan subjek pelaporan
b. hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan bisnis sehingga
perlu pertanggungjawaban yang jelas
c. ekuitas berarti “utang” perusahaan kepada pemilik
d. Pendapatan meruapakan kenaikan asset, sedangkan biaya merupakan
penurunan asset
e. Sistem berpasangan dalam pencatatan dan pelaporan
f. Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar dan bukan persamaan
matematis
2. Kontinuitas Usaha (Continuity of Activity)
Usaha akan berlangsung terus bila tidak ada rencana untuk membubarkannya
sehingga terdapat asumsi akan berlangsung sampai waktu tak terbatas, untuk
menghadapi ketidakpastian. kelangsungan usaha menganut konsep ini atas dasar
penalaran bahwa laporan umum berimplikasi pada laporan periodik, fungsi laporan
laba rugi, dan fungsi neraca dalam penilaian elemenya. Beberapa implikasi kosnep
kontinuitas usaha:
a. Laba periodik menjadi informasi penting dalam menilai daya
menghasilkan laba (earning power)
b. Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung atau rugi luar
biasa harus masuk dalam laporan L/R
c. Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa potensi jasa, bukan
nilai perusahaan
d. Karena neraca menunjukkan sisa potensi jasa pada suatu saat, pengukuran
pos-posnya berbasis pada kos historis
3. Penghargaan Sepakatan (Measured Consideration)
Konsep ini menyatakan jumlah rupiah yang terlibat tiap transaksi atau
kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif
terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk dan sumber ekonomik yang
keluar. Beberapa asumsi atau implikasi konsep penghargaan sepakatan:
a. Pihak yangh melakukan pertukaran adalah independen dan setara dalam
hal kemampuan dan kehendak (arm’s length bargaining)
b. Satuan mata uang stabil
c. Kos merupakan pengukur semua elemen laporan keuangan yang berbasis
kos historis, bukan elemen laporan keuangan
d. Biaya tidak tepat sebagai padan kata cost
4. Kos Melekat (Cost Attach)
Kos melekat pada objek yang direpresentasikannya. Gabungan berbagai objek
untuk membentuk objek baru hanya memerlukan gabungan kos yang melekat pada
objek pembentuknya. Hal ini didasarkan pada dasar validitas konsep bahwa kos dapat
dipecah dan digabung seolah-olah memiliki daya saling mengikat. Beberapa implikasi
konsep kos melekat:
a. Aliran kos merupakan representasi aliran fisik proses operasional
b. Terdapat tiga perlakukan kos: pemerolehan, penelusuran, dan pembebanan
c. Penggabungan kos tidak memperhitungkan/ mengakui tambahan utilitas
objek yang diikuti
d. Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak independen
terhadapnya
5. Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment)
Konsep ini menjelaskan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
memperoleh hasil berupa pendapatan. Jadi, biaya menimbulkan pendapatan,bukan
pendapatan menanggung biaya. Beberapa implikasi konsep upaya dan hasil:
a. Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang bermakna
b. Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi pendapatan dan biaya
yang ideal
c. Laba akuntansi merupakan residual hasil penandingan
d. Hanya kos actual yang dibandingkan
e. Menganut asas akrual
f. Depresiasi merupakan bagian dari upaya
g. Perbandingan upaya dan hasil harus dari perspektif jangka panjang
Dalam pokok pikiran Paton & Littleton, Suwardjono (1986) menyatakan
bahwa jikalau jumlah rupiah yang diperhitungkan dalam pembelian barang dan jasa
digunakan untuk mengukur upaya untuk memperoleh hasil. Dan jumlah rupiah
tersebut yang diperhitungkan dalam penjualan barang dan jasa digunakan untuk
mengukur hasil yang diperoleh, maka persoalan utama akuntansi adalah
menandingkan biaya (sebagai representasi upaya) dan pendapatan (sebagai
representasi hasil) periodik sebagai pembacaan alat perkiraan untuk mengetahui
pengaruh upaya yang dikorbankan terhadap hasil.
6. Bukti Terverifikasi dan Objektif (Verifiable , Objective Evidence)
Suatu konsep yang menyatakan bahwa informasi yang bermanfaat jika
informasi didukung oleh bukti objektif dan dapat diuji kebenarannya. Misalnya,
pendapatan yang dicatat atau diterima berdasarkan bukti objektif penjualan kepada
pihak independen dan pengeluaran yang dicatat berdasarkan dokumen bisnis otentik
terkait dengan transaksi.
Beberapa implikasi konsep ini, antara lain :
a. Menentukan tingkat kewajaran dalam pengauditan
b. Tingkat keobjektifan bukti harus dilihat dalam perspektif jangka panjang
c. Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan bukti yuridis
d. Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam akuntansi bersifat relative
atau bertingkat bukan mutlak
7. Asumsi (Assumptions)
Konsep dasar merupakan asumsi atau paling tidak dilandasi oleh asumsi-
asumsi tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi yang menjadi landasan
penalaran dalam memilih konsep yang relevan.
a. Kontinuitas usaha, konsep ini hanya dibenarkan atas dasar pengalaman
perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan konsep ini dalam
perusahaan tertentu, semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus
dipertimbangkan dalam proses pelaporan.
b. Periode satu tahun, unutk tujuan penalaran terhadap pendapatan dan biaya
yang menghasilkan pendapatan tersebut, interval waktu yang biasanya
digunakan adalah satu tahun, baik tahun kalender ataupun tahun
buku/fiscal.
c. Kos sebagai bahan olah, penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah
akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang
diperoleh perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya.
d. Daya beli uang stabil, konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan
tetap menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah
stabil sepanjang masa.
e. Tujuan mencari laba, konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah
rupiah yang dibandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwa
pendapatan adalah objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos.
Dengan kata lain, perusahaan dipandang sebagai organisasi untuk
menghasilkan laba.
STANDARDS
Tujuan akuntansi adalah untuk melengkapi data keuangan mengenai perusahaan
bisnis, disusun dan disajikan untuk memenuhi kebutuhan manajemen, investor, dan
masyarakat. Standar akuntansi harus sistematis dan koheren, tidak memihak dan impersonal,
dan selaras dengan kondisi objektif yang dapat diamati. Selain itu, Standar akuntansi yang
jumlahnya banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh serius terhadap kinerja
akuntan, nilai informasi yang disajikan bagi para pengguna, dan keputusan yang dibuat para
manajer.
Pemisahan Investasi dan Manajemen
Fungsi pelaporan informasi kepada investor yang tidak hadir telah ditambahkan ke
dalam pencatatan dan penyajian data untuk penggunaan pemilik-operator. Investor yang
absen tidak dapat menggabungkan informasi yang dilaporkan dengan pengetahuan tangan
pertama tentang kondisi dan aktivitas bisnis, sehingga peluang kesalahpahaman yang dapat
diperbesar oleh ketidakjelasan, kelalaian, ketidaklengkapan, penyembunyian detail membuat
standar akuntansi diperlukan untuk mengamankan perlindungan yang tepat bagi investor
korporat .
Aspek Publik Administrasi Perusahaan
Investor bukan satu-satunya pihak yang berkepentingan, terutama dalam organisasi
besar. Perusahaan-perusahaan besar adalah lembaga semi-publik, dengan Menarik modal dari
banyak individu yang berbeda, seringkali diiringi oleh hak-hak kelompok yang berbeda.
Dengan demikian urusan perusahaan besar, atau grup perusahaan terafiliasi, tidak semata-
mata menjadi perhatian manajemen langsung, atau pemegang saham yang berdiri di belakang
manajemen. Tanggung jawab administrasi perusahaan meluas secara luas ke beberapa arah,
dan sangat meningkatkan kompleksitas seiring dengan meningkatnya minat publik. Oleh
karena itu, tugas manajemen adalah keharusan untuk mengupayakan pengambilan keputusan
berdasarkan pertimbangan yang seimbang dari semua hak yang terlibat.
Ini berarti bahwa kewajiban yang bertumpu pada akuntansi perusahaan untuk
memberikan informasi yang dapat diandalkan dan relevan sangat meningkat dengan besarnya
kepentingan publik dalam urusan perusahaan. Laporan-laporan Korporasi telah menjadi
karakter publik; mereka telah menjadi data dasar untuk investor, karyawan, konsumen, dan
pemerintah. . Akuntansi perusahaan harus didasarkan pada formula pengukuran yang dapat
dipahami sebagai titik awal dan harus memberikan pengungkapan semua fakta material
dalam bentuk yang membantu pemahaman oleh berbagai pihak terkait.
Posisi Akuntan Profesional
Fungsi yang tepat dari Akuntan Publik untuk menjadi perwakilan baik dari investor
dan pemangku kepentingan lainnya untuk manajemen perusahaan dan pada saat yang sama
untuk menjadi perwakilan manajemen untuk semua pihak yang berkepentingan. Untuk
melaksanakan tanggung jawab ganda ini, akuntan publik harus dibekalii dengan pemahaman
dewan, rasa kesetaraan yang tajam dan tingkat kemandirian yang tinggi, jika pekerjaannya
ingin menjadi lebih efektif. Dalam pandangan posisi khususnya, akuntan publik harus
dibentengi oleh kerangka kerja konsep dan standar otoritatif, teknis dan interpretatif, di mana
masalah tertentu dapat dirujuk
Karakter Standar Akuntansi
Pernyataan standar akuntansi harus mewakili konsepsi terintegrasi dari fungsi
akuntansi sebagai sarana untuk mengungkapkan fakta keuangan bisnis secara signifikan. Hal
ini pasti harus mewujudkan beberapa konflik dengan praktik akuntansi yang ada, karena
praktik yang ada bertentangan dengan dirinya sendiri di seratus poin. Ia harus menghindari
segala bentuk pelanggaran yang mendorong hukum yang ada, tetapi ia tidak perlu menerima
dengan baik akuntansi semua definisi, kebijakan, dan praktik yang telah ditambahkan oleh
legislator dan pengadilan ke dalam struktur akuntansi. Akhirnya, harus mewakili alat praktis
bisnis dan keuangan, kompeten untuk memenuhi kebutuhan sah manajer, investor,
pemerintah, dan masyarakat luas. Standar harus lebih banyak berurusan dengan konsepsi
dasar dan pendekatan umum untuk penyajian fakta akuntansi daripada dengan pertanyaan
keterangan yang tepat, tingkat pembagian, dan metode estimasi yang terperinci.
Karakteristik standar akuntansi berbasis prinsip mempunyai karakteristik yang
diyakini sebagai unsur pelaporan keuangan yang berkualitas, landasan-landasna yang diatur
sebagai karakteristik –karakteristik dalamstandar akuntansi keuangan adalah sebagai berikut :
a. Terbuka dan Transparan:
Laporan keuangan ditujukan untuk pengguna akhir yaitu investor. Investorakan
kesulitan dalam memahami informasi yang disajikan di laporan keuangan jika laporan
keuangan sangat kompleks dan rumit. Agar investor memahami dan percaya terhadap
laporan keuangan yangdidasarkan pada standar akuntansi yang berbasis prinsip, maka
laporankeuangan harus memuat pengungkapan yang transparan. Standar akuntansi
berbasis harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas untukmenyempurnakan pelaporan
keuangan, sehingga investor dapat denganmudah menemukan dan memahami informasi
yang mereka butuhkan.
b. Realitas Ekonomi:
Laporan keuangan merupakan sumber utama informasi bagi investor.Untuk
itu, standar akuntansi yang berbasis prinsip harus menghasilkanlaporan keuangan
yang menyajikan dengan sebenarnya konsekuensiekonomis setiap transaksi, realitas
ekonomi saldo yang disajikan danrealitas ekonomi bisnis secara keseluruhan.
c. Jelas, Ringkas, dan Sederhana:
Investor berhak untuk memperoleh informasi yang dinyatakan dengan jelas
dan dapat dimengerti. Oleh karena itu, ruang lingkup standar, istilah-istilah dan
definisi yang digunakan di dalamnya harus diartikulasikandengan jelas. Standar
berbasis prinsip yang ditulis dengan tepat akanmengurangi kebutuhan akan
interpretasi atau pedoman implementasi
d. Masuk Akal:
Standar berbasis prinsip tidak memberikan pedoman yang cukup untuk
menerapkan standar. Oleh karena itu, standar berbasis prinsip mengharuskan penyaji
laporan keuangan dan auditor untuk menggunakan pertimbangan dalam menerapkan
standar yang umum ke transaksi danperistiwa yang lebih khusus. Standar berbasis
prinsip harus memungkinkan penggunaan pertimbangan yang masuk akal. Sebaliknya
,sistem yang berbasis aturan kurang memberikan ruang bagi pertimbangan
profesional.

Anda mungkin juga menyukai