EKUITAS
BAB 4 & 5
Mata Kuliah Teori Akuntansi
Oleh:
HASNA LUCIDA 041411331230
SAFIRA SALSABILA 041411331232
ISLAHI NAZIHAH 041411333020
PATRICIA AUDRINE B. 041411333049
TINNESIA MARTINA 041411333058
GLADYS THERESIA O. S. 041411333066
ASET
Asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi di masa yang akan datang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas dari hasil transaksi-transaksi atau peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi.
Masih kemungkinan, karena masih bergantung di masa depan, dan hanya dapat diekspektasikan
secara rasional atau terpercaya berdasarkan bukti yang ada dan logika. Keuntungan yang
dimaksud dapat berbentuk apapun yang mempunyai keuntungan nominal bagi entitas.
Dugaan dari keuntungan ekonomi di masa depan berkaitan dengan sumber daya ekonomi :
kelangkaan dan kegunaan.
APB-Statement No.4 juga mendefinisikan asset sebagai sumber daya ekonomi. Contoh sumber
daya ekonomi dalam perusahaan bisnis :
Result of Past Transaction or Event/Hasil Transaksi atau Peristiwa yang Telah Terjadi
Jika perusahaan menandatangani kontrak dengan perintah perusahaan agar memiliki gedung
kantor yang baru dengan harga yang telah ditetapkan, apakah kualifikasi ini merupakan suatu
peristiwa yang assetnya bisa dicatat? Tipe kontrak ini biasa disebut “wholly executory contract”.
Exchangeability/Dapat Ditukar
Beberapa akuntan berargumen bahwa definisi asset harus ada kondisi di mana asset itu bisa
ditukar atau diputuskan hubungannya dari perusahaan.
KEWAJIBAN (HUTANG)
“liability are probable future sacrifices of economis benefit arising from present
obligation of particular entity to transfer asets or provide services to other entities in
the future as a result of past transactions.”
Kewajiban Sekarang
FASB menyatakan hutang adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi untuk masa yang
akan datang. Definisi tersebut sama denan deifinisi aktiva, tidak menekankan pada keberadaan
tapi pada kejadian masa depan yang sebenarnya pengorbanan belum terjadi sehingga belum
merupakan transaksi nyata.
Penyelesaian Kewajiban
Berdasarkan definisi FASb, kewajiban bila perlu diselesaikan dengan mentransfer aktiva atau
menyerahkan jasa kepada kreditur. Hal tersebut tidak dicatat sebagai kewajiban karena dibayar
dengan aktiva atau jasa.
Sama halnya dengan aktiva, ada beberapa transaksi yang harus diakui sebagai kewajiban untuk
mentransfer aktiva atau jasa di kemudian hari dan diakui sebagai kewajiban misal pelanggan
memberikan uang muka untuk memesan produk atau jasa dari perusahaan.
Persyaratan ini menjadi jaminan bahwa kewajiban yang timbul merupakan hasil dari transaksi
buka kejadian yang akan datang. Masalahnya transaksi macam apa yang dapat diakui bahwa
transaksi tersebut dapat menimbulkan kewajiban. Bila perusahaan membeli barang atau aktiva,
peraturan umum akan mengatakan bahwa tidak ada kewajiban sampai barang tersebut diterima.
Transaksi ini mensyaratkan penerimaan barang bukan sekedar transaksi pemesanan.
Off-Balance Sheet-Financing
Off balance sheet financing dilakukan ketika perusahaan mencari pembiayaan tanpa
mencatatnya. Tidak mencatat kewajiban dalam neraca dipandang meningkatkan kualitas
informasi. Beberapa contoh transaksi yang memungkinkan tidak menimbulkan kewajiban:
1. Joint venture
2. Persekutuan terbatas
3. Pembelian dengan sewa guna usaha/lease
4. Finance subsidiary
Kriteria Pengakuan
Mendefinisikan kewajiba baru merupakan langkah awal dalam proses menafsirkan kewajiban
dalam dunia nyata. Penafsiran ini merupakan aturan yang digunakan dalam mengakui kewajiban
di masa yang akan datang namun kebanyakan dicatat sebagai biaya.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa beberapa aturan pengakuan digunakan untuk menafsirkan
kewajiban tertentu dan kemudian digeneralisasi menjadi beberapa kriteria. Di bawah merupakan
kriteria pengakuan yan merupakan satu kesatuan, meskipun tidak dimaksudkan sebagai kriteria
yang telah lengkap:
EKUITAS
Jika semua ekuitas perusahaan disusun dalam rangkaian yang sesuai dengan tingkat risikonya,
Paton mempertanyakan letak pemisah antara kewajiban dan ekuitas pemilik. Biasanya, secara
tradisi ditentukan apakah sebuah barang dianggap sebagai kewajiban atau ekuitas pemilik.
Namun,dengan semakin banyaknya strategi pembiayaan yang inovatif, cara untuk memastikan
apakah instrumen keuangan tertentu merupakan hutang atau ekuitas pemilik bisa menjadi tugas
yang kompleks.
FASB Definition : Equity is the residual interest in the assets of an entity that remain after
deducting its liabilities. In a business enterprise, the equity is the ownership interest.
Fitur Penting
Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara kewajiban dan
ekuitas pemilik. yaitu:
Hak hukum merupakan pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka tidak boleh menjadi
dasar satu-satunya perbedaan antara kreditur dan pemilik. Secara keseluruhan, definisi
kewajiban termasuk kewajiban konstruktif dan adil serta kewajiban hukum. Alasan lain adalah
bahwa fokus sudut pandang hukum terlalu sempit untuk digunakan dalam mencapai tujuan
akuntansi sebagai alat dalam pengambilan keputusan.
1. Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan aset (barang atau
jasa)
Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang mungkin berbeda dari
waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian). Sebaliknya, pemilik memiliki
kepentingan sisa saja, walaupun dengan pengaturan kontrak yang berbeda dari pemilik yang
mungkin memiliki prioritas berbeda dalam pengembalian modal.
Aspek lain dari hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan penggunaan aset atau operasi
bisnis. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan aset dari perusahaan lain selain yang
dirinci dalam kontrak. Kecuali secara tidak langsung dalam beberapa kasus, mereka tidak
memiliki hak dalam proses pengambilan keputusan dalam operasi bisnis. Dalam cara yang
terbatas, dengan kontrak, mereka mungkin mengganggu operasi dengan mensyaratkan
bahwa saldo laba dibatasi, atau bahwa aset yang diberikan tidak akan dijual tanpa
persetujuan mereka. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau wewenang untuk menjalankan
usahanya.
Substansi Ekonomi
Baik kewajiban dan ekuitas pemilik mewakili klaim terhadap entitas. Semua pengadu
terhadap entitas menanggung risiko kerugian, tetapi karena klaim sebelumnya, risiko
kreditur lebih rendah dari pemilik. Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal dari
kegiatan perusahaan. Mereka membawa beban risiko dalam bisnis. Dalam setiap perusahaan,
tingkat risiko kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak mereka. Dengan demikian,
perbedaan utama antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor memiliki hak untuk
penyelesaian, sedangkan pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keuntungan
(residual). Perbedaan ini mencerminkan risiko ekonomi dan fitur pengembalian dua jenis
klaim: kreditor menanggung risiko lebih kecil dan mendapatkan imbalan yang relatif tetap
(bunga dan pelunasan pokok), sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih besar dan
karenanya mendapatkan imbalan variatif (dan sering lebih tinggi).
Pemilik atau representasi mereka memiliki kontrol atas akuisisi, komposisi, penggunaan, dan
pelepasan aset perusahaan. Mereka memiliki kontrol operasi dan tanggung jawab untuk
menjalankan bisnis dan untuk kelangsungan hidup dan profitabilitas. Secara umum, pemilik
perusahaan (pemegang saham) mendelegasikan sebagian besar tanggung jawab dan kontrol
kepada direksi dan manajer.
Konsep modal
Akuntansi modal dipengaruhi oleh ketentuan hukum yang berlaku. Sebagai contoh, di Inggris
dan Australia, hukum terkait perusahaan termasuk undang-undang yang berkaitan dengan
akuntansi untuk modal. Yang terpenting adalah kebutuhan ‘pemeliharaan modal’, yang menuntut
bahwa perusahaan mempertahankan secara utuh modal awal mereka. Kerangka konseptual
mengakui bahwa baik perusahaan mempertahankan atau tidak modal awal mereka tidak hanya
merupakan fungsi dari definisi ekuitas sebagai suatu kepentingan sisa dalam suatu entitas, tetapi
juga konsep modal. Modal dapat dikonseptualisasikan sebagai uang yang diinvestasikan atau
investasi daya beli (modal keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari entitas (modal fisik).
Selanjutnya, modal dapat diukur dengan satuan dollar atau skala daya beli. Berbagai kombinasi
dari konsep modal dan skala pengukuran digunakan dalam berbagai model yang berbeda yang
menghasilkan ukuran yang berbeda dari modal dalam keadaan yang identik.
Tujuan lain persyaratan perawatan modal adalah untuk melindungi kreditur dengan
memberikan sebuah ‘bantal’ atau ‘buffer’. Misalnya, suatu entitas memiliki modal resmi tidak
lebih dari sebesar $ 10.000, jika jumlah aktiva adalah $ 100.000, ini berarti bahwa jumlah
kewajiban adalah $ 90,000:
A=L+P
Jika entitas itu harus dilikuidasi dan nilai aktiva yang tercatat hanya $ 80.000, akan cukup untuk
membayar kreditur. Hal ini dimungkinkan karena adanya modal sebesar $ 10.000. Tanpa itu,
kreditur tidak akan dibayar lunas. Modal bukan jaminan untuk perlindungan kreditur, tetapi
dapat menawarkan beberapa keamanan.
Klasifikasi Modal
Pada tahun 1950, sebuah komite khusus dari American Accounting Associationmenjelaskan
bahwa alokasi modal semestinya berasal dari tiga jenis:
2. Untuk jenis kedua, diyakini catatan ke rekening akan lebih baik pada suatu pengalokasian
3. Untuk jenis ketiga, komite merasa apropriasi tidak perlu dan sering menyesatkan catatan
akan. Komite ini menekankan bahwa alokasi tidak boleh mempengaruhi penentuan
keuntungan.
Repurchase
Sebagai penjualan
Kas $1,200,000
Tanah $ 300,000
Gedung $ 1,000,000
Keuntungan $ 500,000
Sebagai Pendanaan
Kas $1,200,000
Penulis lebih memilih kepada pilihan pertama untuk beberapa alasan. Walaupun perusahaan A
mempunyai pilihan untuk membeli kembali, Perusahaan X sekarang mempunyai kendali atas
keuntungan masa depan dari property dengan mengesampingkan hal yang lain. Perusahaan X
menanggung risiko dan manfaat kepemilikan atas keuntungan atau kerugian tersebut,
tergantung pada pemanfaatan asetnya secara efektif. Perusahaan A tidak memiliki kewajiban
kepada Perusahaan X. Jika terjadi pembelian kembali di masa depan itu tidak wajib. Jika
Perusahaan A diminta untuk membeli kembali, pilihan kedua akan berlaku. Ini sama dengan
pengaturan pembiayaan produk, yang mana FASB rumuskan peraturannya di Statement 49.
Untuk Perusahaan A
atau
Untuk Perusahaan B
atau
FASB Task Force percaya bahwa tergantung pada pemenuhan criteria swap yang melindung nilai
dari Pernyataan 80. Kriterianya adalah (1) item yang akan dilindung nilai menunjukkan risiko
tingkat bunga (2) tindakan tersebut mengurangi eksposur tersebut dan yang ditetapkan sebagai
sebuah nilai lindung Jika tingkat bunga swap dianggap sebagai nilai lindung (hedge), maka
keuntungan atau kerugiannya harus diamortisasi selama sisa masa kontrak jika tidak dihentikan.
Jika swap tersebut tidak memenuhi syarat sebagai nilai lindung, maka keuntungan atau kerugian
harus diakui pada date of termination.
Atribut Pengukuran
Terdapat beberapa nilai dalam bentuk uang yang dikenal: harga historis, harga ganti, exit price,
nilai yang dapat direalisasi, dan nilai tunai sekarang.
Nilai Ekonomi
Nilai ekonomi sebenarnya merupakan nilai yang paling memuaskan dalam mengukur nilai aset,
sayangnya kita tidak mampu untuk mengukur nilai ekonomi secara tepat, karena nilai ekonomi
sangat subjektif.
Nilai bagi pemilik atau bisnis merujuk pada ‘deprival value’. Ini merupakan kerugian pemilik yang
akan memburuk jika dia mencabut assetnya.
Selama sebuah asset dapat digantikan secara terpisah, sebuah peningkatan limit dari nilainya
didirikan oleh biaya penggantinya. Limit nilai yang lebih rendah dari asset pemilik adalah net
realizable value (NRV).
METODE VALUASI
1. Present value. Untuk item moneter jangka panjang seperti obligasi atau lease.
2. Expected cash. Untuk item-tem moneter jangka pendek, seperti piutang usaha dan utang
usaha.
3. Historical cost. Untuk nonmonetary asset, seperti tanah, gedung, mesin, dan peralatan.
4. Market price. Untuk selain historical cost.
Special Cases
Adalah jelas bahwa biaya dikorbankan saat kas telah diberikan. Peraturan-peraturan yang
diterima untuk beberapa kasus mengeni biaya asset yang dikorbankan yaitu :
First choice. Karena biaya adalah pengorbanan, itu diukur dari fair valuenya, jika ada
limitnya.
Second choice. Karena fair value tidak dapat didirikan secara reasonable, maka biaya
direpresentasikan oleh fair value dari asset yang diperoleh, jika hal itu lebih terbukti.
Third choice. Jika fair value dari kedua item dan asset yang diterima tidak dapat diterima secara
rasional, maka menggunakan book value asset untuk penjual.
Jika pertukaran assetnya sama, proses penghasilan dianggap tdak lengkap (hanya untuk gain).
Namun jika pertukarannya tidak sama, maka penghasilan dianggap lengkap dan gain dicatat.
Untuk asset yang tidak sama :
Pilihan pertama adalah fair value asset ditambah kas yang diberikan.
Jika fair value asset yang diterima lebih jelas, maka itulah yang digunakan.
Untuk asset yang sama :
Jika rugi, nilai asset yang diterima adalah fair value dari asset yang diserahkan ditambah
kas yang diberikan.
Jika untung, nilai asset adalah book value asset yang diserahkan ditambah kas yang
diberikan.
Jika untung dan kas diterima, nilai asset adalah book value asset yang diterima
dikurangi porsi book value yang diasumsikan terjual.
DONATED ASSETS
Meskipun asset yang didonasikan untuk perusahaan tidak memiliki biaya, harus dicatat pada fair
valuenya. Depresiasinya juga harus diobjekkan ke depresiasi, karena merupakan jasa potensial.
CAPITALIZING EXPENDITURES
1. Untuk nonmonetary asset yang baru, suatu pengeluaran harus dikapitalisasikan jika itu
mengakuisisi asset.
2. Untuk asset yang sudah diakuisisi, pengeluaran harus dikapitlisasi untuk (a) peningkatan
kapasitas produktif dari asset,n(b) peningkatan daya tahan ekonomi, atau (c) peningkatan
nilai asset.
Walaupun jika pengeluaran tidak cocok dengan peraturan, tetap harus dikapitalisasi karena
jumlahnya material.
OPINI
Aktiva
Aktiva menurut FASB merupakan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang
yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau
peristiwa masa lalu.
Penilaian atau pengukuran aktiva dalam akuntansi adalah proses penentuan jumlah rupiah
untuk menentukan makna ekonomi dari suatu aktiva yang akan disajikan dalam neraca.
Hendriksen (1982) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis nilai pertukaran yang dapat
digunakan, yaitu nilai keluaran (output values) dan nilai masukan (input values). Nilai keluaran
didasarkan pada jumlah kas atau setara kas yang diterima suatu unit usaha jika aktiva keluar
dari unit usaha tersebut karena suatu pertukaran. Nilai masukan dapat menunjukkan nilai
maksimum perusahaan atau produk perusahaan tidak memiliki harga pasar, sehingga tidak
mungkin untuk memperoleh nilai keluaran. Dasar penilaian yang dapat didgunakan untuk nilai
masukan yaitu; (1) biaya historis yang menunjukkan semua pengorbanan ekonomi yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang/jasa sampai siap digunakan; (2) biaya masukan terkini
(current input cost) yang menunjukkan harga pertukaran yang harus dikorbankan pada saat
sekarang untuk memperoleh aktiva sejenis dalam kondisi yang sama; (3) discounted future cost
yang menunjukkan nilai sekarang pengorbanan ekonomi di masa mendatang jika potensi jasa
tertentu diperoleh sekaligus pada saat sekarang; (4) standard cost yang menunjukkan biaya
sekarang dalam kondisi perusahaan beroperasi pada tingkat efisiensi dan kapasitas produksi
normal.
Kewajiban
Dalam FASB dalam SFAC No. 6, hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi
masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk
menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai
akibat transaksi masa lalu. IAI (1994) mendefiinisikan hutang (kewajiban) merupakan hutang
perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Dasar pengukuran hutang adalah jumlah rupiah sumber ekonomi yang harus dikorbankan
apabila pada saat penilaian (pelaporan), hutang dilunasi. Dengan demikian, dasar penilaian yang
digunakan adalah nilai sekarang pengeluaran kas/pengorbanan sumber ekonomi masa
mendatang untuk melunasi hutang tersebut sampai tanggal jatuh tempo. Besarnya nilai hutang
tersebut harus didskontokan dengan tingkat bunga tertentu, dengan rumus:
r
1+¿
¿
¿ , dimana PV merupakan nilai sekarang dari hutang pada tanggal penilaian, F adalah
F
PV =
¿
aliran kas masa mendatang pada periode t dari tanggal penilaian dan r adalah tingkat bunga.
Ekuitas
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) atau PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual
atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Berbagai sumber yang lain mendefinisi
ekuitas yang tidak berbeda denagn definisi menurut IAI. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual
untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan
sumber ekonomik masa datang. Karena didefinisi atas dasar asset dan kewajiban, nilai ekuitas juga
bergantung pada bagaimana asset dan kewajiban diukur.