Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DAN PENGUKURAN AKTIVA, KEWAJIBAN, DAN

EKUITAS
BAB 4 & 5
Mata Kuliah Teori Akuntansi

Oleh:
HASNA LUCIDA 041411331230
SAFIRA SALSABILA 041411331232
ISLAHI NAZIHAH 041411333020
PATRICIA AUDRINE B. 041411333049
TINNESIA MARTINA 041411333058
GLADYS THERESIA O. S. 041411333066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
BAB 4: ASET, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS

ASET

Definisi Asset Menurut FASB

Asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi di masa yang akan datang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas dari hasil transaksi-transaksi atau peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi.

Probable Future Economic Benefits/Kemungkinan Keuntungan Ekonomi di Masa yang


Akan Datang

Masih kemungkinan, karena masih bergantung di masa depan, dan hanya dapat diekspektasikan
secara rasional atau terpercaya berdasarkan bukti yang ada dan logika. Keuntungan yang
dimaksud dapat berbentuk apapun yang mempunyai keuntungan nominal bagi entitas.

Dugaan dari keuntungan ekonomi di masa depan berkaitan dengan sumber daya ekonomi :
kelangkaan dan kegunaan.

APB-Statement No.4 juga mendefinisikan asset sebagai sumber daya ekonomi. Contoh sumber
daya ekonomi dalam perusahaan bisnis :

1. Sumber daya produksi – bahan baku, peralatan, contractual rights, dll.


2. Produk
3. Uang
4. Klaim untuk menerima uang
5. Bunga pemilik pada perusahaan lain.
Contoh-contoh di atas menggambarkan sesuatu yang ada saat ini, objeknya fisik atau
berdasarkan kontrak tertulis maupun lisan.

Deferred Charges/menangguhkan biaya


The Committee on Terminology mendefinisikan deferred chaged “bukan asset ppada umumnya,
namun jika bisa dijadikan pendapatan di masa depan, berarti untuk klasifikasi balance sheet
merupakan suatu asset.
Deferred charges bisa saja asuransi dibayar di muka, sewa di bayar di muka, dsb, yang
merupakan suatu asset.

Obtained or Controlled by Entity/Diperoleh atau Dikendalikan oleh Entitas


Sumber daya ekonomi diperoleh atau dikendalikan oleh entitas adalah masih dalam pertanyaan.
Banyak asset di dunia ini, tetapi keuntungan harus diakui oleh entitas jika itu menjadi asset
entitas tersebut.

Result of Past Transaction or Event/Hasil Transaksi atau Peristiwa yang Telah Terjadi
Jika perusahaan menandatangani kontrak dengan perintah perusahaan agar memiliki gedung
kantor yang baru dengan harga yang telah ditetapkan, apakah kualifikasi ini merupakan suatu
peristiwa yang assetnya bisa dicatat? Tipe kontrak ini biasa disebut “wholly executory contract”.

Exchangeability/Dapat Ditukar
Beberapa akuntan berargumen bahwa definisi asset harus ada kondisi di mana asset itu bisa
ditukar atau diputuskan hubungannya dari perusahaan.

Recognition Criteria/Kriteria Pengakuan


Beberapa peraturan pengakuan tidak dapat diekspresikan secara formal sebaga konvensi. Dua
contoh peraturan pengakuan konvensional adalah (1) piutang dicatat ketika terjadi penjualan
kredit, dan (2) peralatan dicatat ketika sudah dibeli.
Tujuan akuntansi adalah menyediakan dasar dari kriteria pengukuran. Kriteria-kriteria tersebut
adalah perpanjangan dari objektif subsidiary (karakteristik kualitatif) dari informasi akuntansi
yang relevan dan reliabel.
Daftar di bawah ini tidak termasuk dalam kriteria :
1. Reliance on the law /ketergantungan pada hukum
2. Use of convertism principle/menggunakan prinsip konsertivisme
3. Determination of economic substance of the transaction event/mendeterminasikan
substansi ekonomi dari transaksi
4. Ability to measure the value of the asset/dapat diukur nilai assetnya.

KEWAJIBAN (HUTANG)

FASB (1980: par 28) mendefinisikan kewajiban sebagai:

“liability are probable future sacrifices of economis benefit arising from present
obligation of particular entity to transfer asets or provide services to other entities in
the future as a result of past transactions.”

Kewajiban Sekarang

FASB menyatakan hutang adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi untuk masa yang
akan datang. Definisi tersebut sama denan deifinisi aktiva, tidak menekankan pada keberadaan
tapi pada kejadian masa depan yang sebenarnya pengorbanan belum terjadi sehingga belum
merupakan transaksi nyata.

Pembuktian Secara Hukum


Hampir semua kewajiban didukung oleh dokumen hukum, namun untuk menjaga hubungan baik
dengan pemasok dan pelanggan, perusahaan sering tidak membuat kontrak untuk mengikat
secara hukum.

Perusahaan pantasnya mempunyai kewajiban mengembalikan deposit pelanggan apabila


perusahaan gagal menyelsaikan tanggung jawab walaupun tidak diikat dalam kontrak tertulis.
Menurut FASB kewajiban tersebut harus tetap diakui dan dicatat sebagai kewajiban walaupun
tidak memiliki kontrak.

Penyelesaian Kewajiban

Berdasarkan definisi FASb, kewajiban bila perlu diselesaikan dengan mentransfer aktiva atau
menyerahkan jasa kepada kreditur. Hal tersebut tidak dicatat sebagai kewajiban karena dibayar
dengan aktiva atau jasa.

Kewajiban yang Bisa Ditangguhkan

Sama halnya dengan aktiva, ada beberapa transaksi yang harus diakui sebagai kewajiban untuk
mentransfer aktiva atau jasa di kemudian hari dan diakui sebagai kewajiban misal pelanggan
memberikan uang muka untuk memesan produk atau jasa dari perusahaan.

Hasil dari Transaksi atau Kejadian Masa Lalu

Persyaratan ini menjadi jaminan bahwa kewajiban yang timbul merupakan hasil dari transaksi
buka kejadian yang akan datang. Masalahnya transaksi macam apa yang dapat diakui bahwa
transaksi tersebut dapat menimbulkan kewajiban. Bila perusahaan membeli barang atau aktiva,
peraturan umum akan mengatakan bahwa tidak ada kewajiban sampai barang tersebut diterima.
Transaksi ini mensyaratkan penerimaan barang bukan sekedar transaksi pemesanan.

Off-Balance Sheet-Financing

Off balance sheet financing dilakukan ketika perusahaan mencari pembiayaan tanpa
mencatatnya. Tidak mencatat kewajiban dalam neraca dipandang meningkatkan kualitas
informasi. Beberapa contoh transaksi yang memungkinkan tidak menimbulkan kewajiban:

1. Joint venture
2. Persekutuan terbatas
3. Pembelian dengan sewa guna usaha/lease
4. Finance subsidiary

Kerugian yang Belum Pasti/Loss Contigencies


Sulit untuk menentukan kewajiban yang sudah terjadi/belum sehingga memerlukan prinsip
kehati-hatian dalam pengakuan kewajiban. FASB (1975: statement no. 5, par 1) menyatakan
bahwa kerugian harus diakui apabila terddapat bukti objektif bahwa kemungkinan kerugian
besar dan dapat diprediksi. Apbila kedua kondisi terjadi, maka timbul pengakuan kerugian dan
kewajiban/contigent.

Kriteria Pengakuan

Mendefinisikan kewajiba baru merupakan langkah awal dalam proses menafsirkan kewajiban
dalam dunia nyata. Penafsiran ini merupakan aturan yang digunakan dalam mengakui kewajiban
di masa yang akan datang namun kebanyakan dicatat sebagai biaya.

Suatu penelitian menunjukkan bahwa beberapa aturan pengakuan digunakan untuk menafsirkan
kewajiban tertentu dan kemudian digeneralisasi menjadi beberapa kriteria. Di bawah merupakan
kriteria pengakuan yan merupakan satu kesatuan, meskipun tidak dimaksudkan sebagai kriteria
yang telah lengkap:

1. Reliance on the law


2. Use of the conservatism principle
3. Penentuan suatu transakdi memiliki substansi ekonomi
4. Nilainya dapat diukur

EKUITAS

Jika semua ekuitas perusahaan disusun dalam rangkaian yang sesuai dengan tingkat risikonya,
Paton mempertanyakan letak pemisah antara kewajiban dan ekuitas pemilik. Biasanya, secara
tradisi ditentukan apakah sebuah barang dianggap sebagai kewajiban atau ekuitas pemilik.
Namun,dengan semakin banyaknya strategi pembiayaan yang inovatif, cara untuk memastikan
apakah instrumen keuangan tertentu merupakan hutang atau ekuitas pemilik bisa menjadi tugas
yang kompleks.

FASB Definition : Equity is the residual interest in the assets of an entity that remain after
deducting its liabilities. In a business enterprise, the equity is the ownership interest.

Secara sederhana, tanpa mengabaikan tentang pengukurannya, ekuitas pemilik menggambarkan


sebuah obligasi perusahaan kepada pemilik. Dari sudut pandang pemilik, ekuitas pemilik
menggambarkan interest mereka atau capital dalam perusahaan.

Fitur Penting

Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara kewajiban dan
ekuitas pemilik. yaitu:

 Hak para pihak


 Pengaturan substansi ekonomi

Hak hukum merupakan pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka tidak boleh menjadi
dasar satu-satunya perbedaan antara kreditur dan pemilik. Secara keseluruhan, definisi
kewajiban termasuk kewajiban konstruktif dan adil serta kewajiban hukum. Alasan lain adalah
bahwa fokus sudut pandang hukum terlalu sempit untuk digunakan dalam mencapai tujuan
akuntansi sebagai alat dalam pengambilan keputusan.

Hak para pihak

Kreditor memiliki hak-hak berikut:

1. Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan aset (barang atau
jasa)

2. Prioritas dari pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam likuidasi

Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang mungkin berbeda dari
waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian). Sebaliknya, pemilik memiliki
kepentingan sisa saja, walaupun dengan pengaturan kontrak yang berbeda dari pemilik yang
mungkin memiliki prioritas berbeda dalam pengembalian modal.

Aspek lain dari hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan penggunaan aset atau operasi
bisnis. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan aset dari perusahaan lain selain yang
dirinci dalam kontrak. Kecuali secara tidak langsung dalam beberapa kasus, mereka tidak
memiliki hak dalam proses pengambilan keputusan dalam operasi bisnis. Dalam cara yang
terbatas, dengan kontrak, mereka mungkin mengganggu operasi dengan mensyaratkan
bahwa saldo laba dibatasi, atau bahwa aset yang diberikan tidak akan dijual tanpa
persetujuan mereka. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau wewenang untuk menjalankan
usahanya.

Substansi Ekonomi

Baik kewajiban dan ekuitas pemilik mewakili klaim terhadap entitas. Semua pengadu
terhadap entitas menanggung risiko kerugian, tetapi karena klaim sebelumnya, risiko
kreditur lebih rendah dari pemilik. Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal dari
kegiatan perusahaan. Mereka membawa beban risiko dalam bisnis. Dalam setiap perusahaan,
tingkat risiko kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak mereka. Dengan demikian,
perbedaan utama antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor memiliki hak untuk
penyelesaian, sedangkan pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keuntungan
(residual). Perbedaan ini mencerminkan risiko ekonomi dan fitur pengembalian dua jenis
klaim: kreditor menanggung risiko lebih kecil dan mendapatkan imbalan yang relatif tetap
(bunga dan pelunasan pokok), sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih besar dan
karenanya mendapatkan imbalan variatif (dan sering lebih tinggi).
Pemilik atau representasi mereka memiliki kontrol atas akuisisi, komposisi, penggunaan, dan
pelepasan aset perusahaan. Mereka memiliki kontrol operasi dan tanggung jawab untuk
menjalankan bisnis dan untuk kelangsungan hidup dan profitabilitas. Secara umum, pemilik
perusahaan (pemegang saham) mendelegasikan sebagian besar tanggung jawab dan kontrol
kepada direksi dan manajer.

Konsep modal

Akuntansi modal dipengaruhi oleh ketentuan hukum yang berlaku. Sebagai contoh, di Inggris
dan Australia, hukum terkait perusahaan termasuk undang-undang yang berkaitan dengan
akuntansi untuk modal. Yang terpenting adalah kebutuhan ‘pemeliharaan modal’, yang menuntut
bahwa perusahaan mempertahankan secara utuh modal awal mereka. Kerangka konseptual
mengakui bahwa baik perusahaan mempertahankan atau tidak modal awal mereka tidak hanya
merupakan fungsi dari definisi ekuitas sebagai suatu kepentingan sisa dalam suatu entitas, tetapi
juga konsep modal. Modal dapat dikonseptualisasikan sebagai uang yang diinvestasikan atau
investasi daya beli (modal keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari entitas (modal fisik).
Selanjutnya, modal dapat diukur dengan satuan dollar atau skala daya beli. Berbagai kombinasi
dari konsep modal dan skala pengukuran digunakan dalam berbagai model yang berbeda yang
menghasilkan ukuran yang berbeda dari modal dalam keadaan yang identik.

Tujuan lain persyaratan perawatan modal adalah untuk melindungi kreditur dengan
memberikan sebuah ‘bantal’ atau ‘buffer’. Misalnya, suatu entitas memiliki modal resmi tidak
lebih dari sebesar $ 10.000, jika jumlah aktiva adalah $ 100.000, ini berarti bahwa jumlah
kewajiban adalah $ 90,000:

A=L+P

$ 100.000 = $ 90.000 + $ 10.000

Jika entitas itu harus dilikuidasi dan nilai aktiva yang tercatat hanya $ 80.000, akan cukup untuk
membayar kreditur. Hal ini dimungkinkan karena adanya modal sebesar $ 10.000. Tanpa itu,
kreditur tidak akan dibayar lunas. Modal bukan jaminan untuk perlindungan kreditur, tetapi
dapat menawarkan beberapa keamanan.

Klasifikasi Modal

Pada tahun 1950, sebuah komite khusus dari American Accounting Associationmenjelaskan
bahwa alokasi modal semestinya berasal dari tiga jenis:

1. dirancang untuk menjelaskan kebijakan manajerial tentang reinvestasi laba


2. dimaksudkan untuk membatasi dividen sebagaimana disyaratkan oleh hukum atau kontrak
3. Mereka yang menyediakan antisipasi kerugian.
Komite ini menyatakan sebagai berikut :
1. Jenis pertama tidak efektif untuk mencapai tujuan dan akan menjadi lebih baik apabila
dijelaskan dalam bentuk narasi di tempat lain.

2. Untuk jenis kedua, diyakini catatan ke rekening akan lebih baik pada suatu pengalokasian

3. Untuk jenis ketiga, komite merasa apropriasi tidak perlu dan sering menyesatkan catatan
akan. Komite ini menekankan bahwa alokasi tidak boleh mempengaruhi penentuan
keuntungan.

ACCOUNTING FOR NEW FINANCING ARRANGEMENTS

Repurchase

Perusahaan A menjual tanah dan gedungnya seharga $1,200,000 kepada Perusahaan X.


Diasumsikan harga awal tanah adalah $300,000 dan harga awal $1,000,000 dan akumulasi
depresiasinya $600,000. Dalam perjanjian disebutkan bahwa Perusahaan A dapat membeli
kembali propertinya 7 tahun kemudian seharga $1,400,000 Kemungkinan jurnalnya :

Sebagai penjualan

Kas $1,200,000

Akumulasi Depresiasi $ 600,000

Tanah $ 300,000

Gedung $ 1,000,000

Keuntungan $ 500,000

Sebagai Pendanaan

Kas $1,200,000

Hutang kepada Perusahaan X $1,200,000

Penulis lebih memilih kepada pilihan pertama untuk beberapa alasan. Walaupun perusahaan A
mempunyai pilihan untuk membeli kembali, Perusahaan X sekarang mempunyai kendali atas
keuntungan masa depan dari property dengan mengesampingkan hal yang lain. Perusahaan X
menanggung risiko dan manfaat kepemilikan atas keuntungan atau kerugian tersebut,
tergantung pada pemanfaatan asetnya secara efektif. Perusahaan A tidak memiliki kewajiban
kepada Perusahaan X. Jika terjadi pembelian kembali di masa depan itu tidak wajib. Jika
Perusahaan A diminta untuk membeli kembali, pilihan kedua akan berlaku. Ini sama dengan
pengaturan pembiayaan produk, yang mana FASB rumuskan peraturannya di Statement 49.

Interest Rate Swap


Perusahaan terkena risiko atas fluktuasi suku bunga. Meski ada pasar untuk suku bunga
berjangka, swap suku bunga lebih fleksibel dan bisa disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
individu. Suatu swap akan terjadi bila pihak-pihak tersebut setuju akan exposure terhadap risiko
suku bunga. Perusahaan A memiliki $ 1.000.000 obligasi dengan tingkat bunga variable, yang
saat ini 9 persen, dan Perusahaan B memiliki $ 1.000.000 obligasi dengan tingkat bunga tetap
sebesar 10 persen. Perantara mengatur A dan B untuk menandatangani kontrak untuk
melakukan swap pembayaran bunga, walaupun masing-masing akan terus berkewajiban kepada
kreditur aslinya.

Untuk Perusahaan A

(1) Interest expense $100,000

Cash(10% * $1,000,000) $100,000

atau

(2) Interest expense (at 9%) $ 90,000

Other expense $ 10,000

Cash (10% *$1,000,000) $100,000

Untuk Perusahaan B

(1) Interest Expense $90,000

Cash (9% *$1,000,000) $ 90,000

atau

(2) Interest expense (at 10%) $100,000

Cash (9% *1,000,000) $ 90,000

Other Income 10,000

FASB Task Force percaya bahwa tergantung pada pemenuhan criteria swap yang melindung nilai
dari Pernyataan 80. Kriterianya adalah (1) item yang akan dilindung nilai menunjukkan risiko
tingkat bunga (2) tindakan tersebut mengurangi eksposur tersebut dan yang ditetapkan sebagai
sebuah nilai lindung Jika tingkat bunga swap dianggap sebagai nilai lindung (hedge), maka
keuntungan atau kerugiannya harus diamortisasi selama sisa masa kontrak jika tidak dihentikan.
Jika swap tersebut tidak memenuhi syarat sebagai nilai lindung, maka keuntungan atau kerugian
harus diakui pada date of termination.

BAB 5: PENGUKURAN ASET DAN KEWAJIBAN


MEASUREMENT OF ASSETS AND LIABILITIES
Agar data akuntansi dapat digunakan secara penuh, akun-akun aset, kewajiban, dan kekayaan
bersih harus dinyatakan dalam nilai uang.

Atribut Pengukuran
Terdapat beberapa nilai dalam bentuk uang yang dikenal: harga historis, harga ganti, exit price,
nilai yang dapat direalisasi, dan nilai tunai sekarang.

Nilai yang Subjektif


Edward (1961:34), tiga masalah yang dihadapi oleh manajemen, pertama, expansion problem,
kedua, the composition problem, ketiga, financing problem. Perencanaan manajemen
kemungkinan meliputi periode jauh ke depan, sehingga merupakan subjek penyesuaian, yang
disebabkan oleh perubahan kondisi ekonomi dan juga harapan yang berubah. Pengukuran-
pengukuran secara periodik terhadap laba, arus kas, dan nilai maupun komposisi aset,
kewajiban, dan kekayaan bersih sangat membantu manajemen dalam melakukan penyesuaian-
penyesuaian tersebut. Para investor dan kreditur juga memerlukan informasi seperti itu dalam
rangka mengetahui prospek perusahaan.

Nilai Ekonomi
Nilai ekonomi sebenarnya merupakan nilai yang paling memuaskan dalam mengukur nilai aset,
sayangnya kita tidak mampu untuk mengukur nilai ekonomi secara tepat, karena nilai ekonomi
sangat subjektif.

Cost dan Nilai


Harga historis (cost) merupakan pengorbanan dan nilai merupakan manfaat yang diperoleh dari
pengorbanan tersebut.

MENAKSIR NILAI EKONOMI YANG WAJAR


Nilai Tunai
Irving Fisher (1906), Macmillian (1930) mengatakan bahwa konsep nilai kas sekarang
merupakan cara yang paling wajar untuk menilai aset. Canning (1929) juga mengatakan bahwa
faktor waktu memengaruhi nilai uang. Yang mendasarinya adalah, orang lebih suka menerima
uang sekarang daripada di kemudian hari. Adanya faktor bunga dalam transaksi pinjam
meminjam uang menyebabkan orang berpendapat bahwa ada faktor waktu yang memengaruhi
nilai uang.
Nilai Pasar
Nilai pasar mencerminkan nilai tempat dimana terjadi pertemuan antara pembeli dan penjual.
Karena pasar tidak sempurna, maka dapat dikatakan bahwa nilai pasar tidak dapat
mencerminkan nilai wajar, namun demikian apabila terjadi kesesuaian harga antara pembeli dan
penjual dalam jangka waktu yang panjang, maka meskipun pasar tidak sempurna, harga yang
tercipta dapat dikatakan sebagai harga pasar.
Beberapa kondisi yang mempengaruhi harga pasar yang pertama, adanya pasar yang berbeda.
Kedua, dalam pasar yang tidak sempurna, waktu dan upaya untuk mendapatkan harga terbaik
tetap dilakukan oleh pembeli, sehingga dapat menimbulkan harga yang berbeda di antara
pembeli. Ketiga, pelayanan purna jual juga berpengaruh terhadap harga yang disetujui.
 Historical cost adalah harga pada saat akuisisi
 Replacement cost jumlah yang dibayar untuk mengakuisisi aset yang tersedia untuk
mengambil alih fungsi aset yang dimiliki
 Current cost sama seperti replacement cost tapi disesuaikan untuk nilai dari keuntungan
atau ketidakuntungan operasi atas aset yang dimiliki
 Reproduction cost adalah jumlah yang dibayar sekarang untuk memproduksi aset yang
identic dengan aset yang dimiliki

NILAI BAGI PEMILIK ATAU BISNIS

Nilai bagi pemilik atau bisnis merujuk pada ‘deprival value’. Ini merupakan kerugian pemilik yang
akan memburuk jika dia mencabut assetnya.

Selama sebuah asset dapat digantikan secara terpisah, sebuah peningkatan limit dari nilainya
didirikan oleh biaya penggantinya. Limit nilai yang lebih rendah dari asset pemilik adalah net
realizable value (NRV).

METODE VALUASI

1. Present value. Untuk item moneter jangka panjang seperti obligasi atau lease.
2. Expected cash. Untuk item-tem moneter jangka pendek, seperti piutang usaha dan utang
usaha.
3. Historical cost. Untuk nonmonetary asset, seperti tanah, gedung, mesin, dan peralatan.
4. Market price. Untuk selain historical cost.

Special Cases
Adalah jelas bahwa biaya dikorbankan saat kas telah diberikan. Peraturan-peraturan yang
diterima untuk beberapa kasus mengeni biaya asset yang dikorbankan yaitu :
First choice. Karena biaya adalah pengorbanan, itu diukur dari fair valuenya, jika ada
limitnya.
Second choice. Karena fair value tidak dapat didirikan secara reasonable, maka biaya
direpresentasikan oleh fair value dari asset yang diperoleh, jika hal itu lebih terbukti.
Third choice. Jika fair value dari kedua item dan asset yang diterima tidak dapat diterima secara
rasional, maka menggunakan book value asset untuk penjual.

EXCHANGE OF NONMONETARY ASSETS

Jika pertukaran assetnya sama, proses penghasilan dianggap tdak lengkap (hanya untuk gain).
Namun jika pertukarannya tidak sama, maka penghasilan dianggap lengkap dan gain dicatat.
Untuk asset yang tidak sama :
 Pilihan pertama adalah fair value asset ditambah kas yang diberikan.
 Jika fair value asset yang diterima lebih jelas, maka itulah yang digunakan.
Untuk asset yang sama :
 Jika rugi, nilai asset yang diterima adalah fair value dari asset yang diserahkan ditambah
kas yang diberikan.
 Jika untung, nilai asset adalah book value asset yang diserahkan ditambah kas yang
diberikan.
 Jika untung dan kas diterima, nilai asset adalah book value asset yang diterima
dikurangi porsi book value yang diasumsikan terjual.

DONATED ASSETS

Meskipun asset yang didonasikan untuk perusahaan tidak memiliki biaya, harus dicatat pada fair
valuenya. Depresiasinya juga harus diobjekkan ke depresiasi, karena merupakan jasa potensial.

CAPITALIZING EXPENDITURES

Dikatakan capitalization of expenditures adalah bahwa mereka dapat ditracing langsung ke


keuntungan masa mendatang. Peraturannya :

1. Untuk nonmonetary asset yang baru, suatu pengeluaran harus dikapitalisasikan jika itu
mengakuisisi asset.
2. Untuk asset yang sudah diakuisisi, pengeluaran harus dikapitlisasi untuk (a) peningkatan
kapasitas produktif dari asset,n(b) peningkatan daya tahan ekonomi, atau (c) peningkatan
nilai asset.

Walaupun jika pengeluaran tidak cocok dengan peraturan, tetap harus dikapitalisasi karena
jumlahnya material.
OPINI
Aktiva
Aktiva menurut FASB merupakan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang
yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau
peristiwa masa lalu.
Penilaian atau pengukuran aktiva dalam akuntansi adalah proses penentuan jumlah rupiah
untuk menentukan makna ekonomi dari suatu aktiva yang akan disajikan dalam neraca.
Hendriksen (1982) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis nilai pertukaran yang dapat
digunakan, yaitu nilai keluaran (output values) dan nilai masukan (input values). Nilai keluaran
didasarkan pada jumlah kas atau setara kas yang diterima suatu unit usaha jika aktiva keluar
dari unit usaha tersebut karena suatu pertukaran. Nilai masukan dapat menunjukkan nilai
maksimum perusahaan atau produk perusahaan tidak memiliki harga pasar, sehingga tidak
mungkin untuk memperoleh nilai keluaran. Dasar penilaian yang dapat didgunakan untuk nilai
masukan yaitu; (1) biaya historis yang menunjukkan semua pengorbanan ekonomi yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang/jasa sampai siap digunakan; (2) biaya masukan terkini
(current input cost) yang menunjukkan harga pertukaran yang harus dikorbankan pada saat
sekarang untuk memperoleh aktiva sejenis dalam kondisi yang sama; (3) discounted future cost
yang menunjukkan nilai sekarang pengorbanan ekonomi di masa mendatang jika potensi jasa
tertentu diperoleh sekaligus pada saat sekarang; (4) standard cost yang menunjukkan biaya
sekarang dalam kondisi perusahaan beroperasi pada tingkat efisiensi dan kapasitas produksi
normal.
Kewajiban
Dalam FASB dalam SFAC No. 6, hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi
masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk
menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai
akibat transaksi masa lalu. IAI (1994) mendefiinisikan hutang (kewajiban) merupakan hutang
perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Dasar pengukuran hutang adalah jumlah rupiah sumber ekonomi yang harus dikorbankan
apabila pada saat penilaian (pelaporan), hutang dilunasi. Dengan demikian, dasar penilaian yang
digunakan adalah nilai sekarang pengeluaran kas/pengorbanan sumber ekonomi masa
mendatang untuk melunasi hutang tersebut sampai tanggal jatuh tempo. Besarnya nilai hutang
tersebut harus didskontokan dengan tingkat bunga tertentu, dengan rumus:
r
1+¿
¿
¿ , dimana PV merupakan nilai sekarang dari hutang pada tanggal penilaian, F adalah
F
PV =
¿
aliran kas masa mendatang pada periode t dari tanggal penilaian dan r adalah tingkat bunga.
Ekuitas
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) atau PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual
atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Berbagai sumber yang lain mendefinisi
ekuitas yang tidak berbeda denagn definisi menurut IAI. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual
untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan
sumber ekonomik masa datang. Karena didefinisi atas dasar asset dan kewajiban, nilai ekuitas juga
bergantung pada bagaimana asset dan kewajiban diukur.

Anda mungkin juga menyukai