Jadi, saat penentuan transaksi masa lampau perlu dipertimbangkan dengan seksama dengan
memperhatikan kondisi yang melingkupi suatu kontrak. Namun demikian, secara konseptual
diperlukan pedoman atau kriteria untuk memilih saat yang tepat. Selanjutnya, Most
mengemukakan hal yang harus dipertimbangkan untuk memilih saat yang tepat, yaitu :
1. Pemenuhan defisini aset dan kewajiban
2. Kekuatan mengikat yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak tidak dapat
dibatalkan
3. Kebermanfaatan bagi keputusan
Karakteristik Pendukung
Keharusan membayar kas. Pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan dengan
pembayaran kas. Esensi kewajiban lebih terletak pada pengorbanan manfaat ekonomik masa
datang daripada terjadinya pengeluaran kas. Adanya pengeluaran kas merupakan hal penting
untuk mengapliaksikan definisi kewajiban karena dua hal yaitu; sebagai bukti adanya suatu
kewajiban, dan sebagai pengukur atribut atau besarnya kewajiban yang cukup objektif.
Identitas terbayar jelas. Ketika identitas terbayar sudah jelas, hal tersebut hanya menguatkan
bahwa kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi kewajiban identitas terbayar tidak harus
dapat ditentukan pada saat keharusan terjadi. Yang penting adalah bahwa keharusan sekarang
pengorbanan sumber ekonomik dimasa datang telah ada dan bukan siapa yang harus dilunasi
atau dibayar. Akan tetapi pada saat pelunasan kewajiban, terbayar dengan sendirinya harus
teridentifikasi.
Berkekuatan hukum. Adanya daya paksa yuridis hanya menunjukkan bahwa kewajiban
tersebut memang ada dan dapat dibuktikan secara yuridis material. Daya paksa yang melekat
pada klaim-klaim hukum bukan merupakan syarat mutlak untuk mengakui adanya kewajiban.
Keharusan melakukan pengorbanan manfaat ekonomik masa datang tidak harus timbul dari
desakan pihak eksternal, tetapi dari minat atau kebijakan internal manajemen. Klaim pihak
lain seperti utang usaha tidak harus di dukung oleh dokumen yang berkekuatan hukum atau
mempunyai daya paksa secara hukum untuk memenuhi definisi kewajiban. Akan tetapi, demi
keadilan dan kewajaran, perusahaan harus membayar utang usaha tersebut.
PENGAKUAN
Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat
transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus dievaluasi atas
dasar kaidah pengakuan (recognition rules). Kriteria pengakuan lebih berkaitan dengan
pedoman umum dalam rangka memenuhi karakteristik kualitatif informasi sehingga elemen
statemen keuangan hanya dapat diakui bila kriteria definisi, keberpautan, keterandalan, dan
keterukuran dipenuhi. Kriteria umum ini tidak operasional sehingga diperlukan kaidah
pengakuan sebagai penjabaran teknis kriteria pengakuan umum. Dalam hal kewajiban, kaidah
pengakuan berkaitan dengan saat atau apa yang menandai bahwa kewajiban dapan diakui
(dibukukan). Kam mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan
kewajiban yaitu (hlm. 119-120):
Pada umumnya saaat pengakuan terjadi sangat jelas karena kebanyakan kewajiban
timbul dari kontrak yang menyebutkan secara tegas saat mengikatnya kontrak, jumlah rupiah
pembayaran kewajiban, dan saat pembayaran. Akan tetapi, untuk beberapa kasus, jumlah
rupiah (kos) kewajiban bergantung pada kejadian dimasa datang meskipun cukup pasti bahwa
keharusan membayar dimasa datang tidak dapat dihindari. Hendriksen dan van Breda (1191,
hlm. 675-676 menunjukkan saat-saat mengakui kewajiban yaitu:
a. Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah
mengikat. Dalam hal kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah satu
pihak memanfaatkan/ menguasai manfaat yang diperjanjikan atau memenuhi
kewajibannya (to perform).
b. Bersamaan dengan pengakuan biaya bila barang dan jasa yang menjadi biaya belum
dicatat sebagai aset sebelumnya.
c. Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk menggunakan
barang dan jasa diperoleh.
d. Pada akhirnya periode karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian.
Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akrual (accrued liabilities).