Anda di halaman 1dari 24

LIABILITY

Kelompok 2

1. NURJANNAH MAHARANI DEWI 17430018


2. PRISKILA ANGGUN OCTAVIANI 19430100
PENGERTIAN
FASB IASC
pengorbanan manfaat kewajiban kini dari perusahaan
ekonomik masa datang yang yang timbul dari peristiwa
cukup pasti yang timbul dari masa lalu, penyelesaian yang
keharusan sekarang suatu diharapkan dapat
kesatuan usaha untuk menghasilkan arus keluar dari
mentransfer aset atau sumber daya peusahaan dalam
menyediakan/menyerahkan jasa mewujudkan manfaat ekonomi
kepada kesatuan lain di masa
datang sebagai akibat transaksi
atau kejadian masa lalu.
AASB APB
pengorbanan masa depan atas Kewajiban adalah kewajiban
potensi jasa atau manfaat ekonomi perusahaan yang
ekonomi masa depan bahwa diakui dan diukur sesuai
entitas saat ini wajib kepada dengan prinsip akuntansi yang
entitas lain sebagai akibat berlaku umum. Kewajiban juga
transaksi masa lalu atau mencakup kredit tangguhan
peristiwa masa lalu lainnya tertentu yang tidak kewajiban
tapi yang diakui dan diukur
sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
IFRS
kewajiban kini dari perusahaan
yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan dapat
menghasilkan arus keluar dari
sumber daya peusahaan dalam
mewujudkan manfaat
ekonomi.
Karakteristik/Ciri-Ciri
(a) pengorbanan manfaat ekonomik masa
datang
(b) keharusan sekarang untuk mentransfer aset
(c) timbul akibat transaksi masa lalu.
Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai kawajiban, suatu
objek harus memuat suatu tugas atau
tanggungjawab kepada pihak lain yang
mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi,
menunaikan, atau melaksanakannya dengan
cara mengorbankan manfaat ekonomik yang
cukup pasti di masa datang.
Keharusan Sekarang
• Pengertian “sekarang” dalam hal ini mengacu pada waktu.
Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca).
Artinya, pada tanggal neraca kalau perlu atau kalau
dipaksakan pengorbanan sumber ekonomik harus
dipenuhi karena keharusan untuk itu telah ada. Tentu saja
jumlah rupiah pengorbanan yang dipaksakan pada tanggal
neraca tidak akan sebesar jumlah rupiah yang akan
dibayar di masa datang (setelah tanggal neraca).
Perbedaan ini terjadi akibat sifat yang melekat pada
kewajiban yaitu bunga yang bermakna sebagai nilai waktu
uang atau harga penundaan.
Keharusan mengorbankan sumber ekonomik dapat
timbul akibat pejanjian antara dua kesatuan usaha,
pengenaan/pemaksaan pada entitas oleh
pemerintah atau pengadilan, atau kondisi
lingkungan bisnis. Pengertian kewajiban mencakupi :
• keharusan kontraktual
• keharusan konstruktif
• keharusan demi keadilan
• keharusan bergantung atau bersyarat
Keharusan kontraktual Keharusan konstruktif

timbul akibat perjanjian atau timbul akibat kebijakan


peraturan hukum yang di kesatuan usaha dalam rangka
dalamnya kewajiban bagi menjalankan dan memajukan
suatu kesatuan ussaha usahanya untuk memenuhi
dinyatakan secara eksplisit apa yang disebut praktik usaha
atau implisit dan mengikat. yang baik atau etika bisnis dan
bukan untuk memenuhi
kewajiban yuridis
Keharusan bergantung atau
Keharusan demi keadilan bersyarat

keharusan yang ada sekarang yang Kebergantungan adalah suatu


menimbulkan kewajiban bagi kondisi, situasi, atau serangkaian
perusahaan semata-mata karena keadaan yang melibatkan
panggilan etis atau moral dari pada ketidakpastian yang menyangkut
karena peraturan hukum atau laba atau rugi yang mungkin
praktik bisnis yang sehat. terjadi.
Keharusan ini muncul dari tugas • Yang berkaitan dengan
kepada pihak lain untuk kebergantungan laba:
melaksanakan sesuatu yang perolehan aset atau
dipandang wajar, adil, dan benar pengurangan suatu kewajiban
menurut hati nurani dan rasa
• Yang berkaitan dengan
keadilan. Tidak ada sanksi hukum
untuk tidak memnuhi keharusan ini kebergantungan rugi: hilangnya
tetapi kewajiban ini mengikat atau turunnya nilai suatu aset
lantaran sanksi sosial atau moral. atau timbulnya suatu kewajiban
Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu

Transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk


memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk
pengakuan. Jadi, adanya pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang tidak cukup untuk mengakui
suatu objek ke dalam kewajiban kesatuan usaha untuk
dilaporkan via statemen keuangan. Transaksi masa lalu
yang dimaksud adalah transaksi yang menimbulkan
keharusan sekarang telah terjadi. Untuk memnuhi
definisi kewajiban, keharusan sekarang harus di dahului
transaksi atau kejadian masa lalu
Hak-Kewajiban Takbersyarat
Konsep hak-kewajiban takbersyarat menyatakan “tidak ada hak
tanpa kewajiban dan sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak”.
Secara teknis, konsep ini diartikan bahwa hak atau kewajiban
timbul bila salah satu pihak telah berbuat sesuatu. Kontrak-
kontrak semacam ini dikenal dengan nama konrak saling-
mengimbangi takbersyarat atau kontrak eksekutori.
Karakteristik Pendukung
• membayar kas
sebagai bukti adanya suatu kewajiban dan sebagai pengukur atribut atau
besarnya kewajiban yang cukup objektif.

• identitas terbayar jelas


bila identitas terbayar sudah jelas, hal tersebut hanya menguatkan bahwa
kewajiban memang ada tetapi tidak untuk menjadi kewajiban identitas
terbayar tidak harus dapat ditentukan pada saat keharusan terjadi

• berkekuatan hukum
Memang pada umumnya, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan
manfaat ekonomik timbul akibat klaim yuridis yang mempunyai kekuatan
memaksa. Adanya daya paksa yuridis hanya menunjukan bahwa kewajiban
tersebut memang ada dan dapat dibuktikan secara yuridis material
Pengakuan
berkaitan dengan pedoman umum dalam rangka memenuhi
karakteristik kualitatif informasi sehingga elemen statemen
keuangan hanya dapat diakui bila criteria definisi,
keberpautan, keterandalan, dan keterukuran dipenuhi.
Kaidah pengakuan merupakan prosedur aplikasi untuk
menandai adanya elemen dan saat dipenuhinya criteria
pengakuan umum. Dalam hal kewajiban, kaidah pengakuan
berkaitan dengan saat ata apa yang menandai bahwa
kewajiban telah mengikat sehingga suatu kewajiban dapat
diakui (dibukukan). Kam mengajukan empat kaidah
pengakuan untuk menandai pengakuan
Pengakuan
• Ketersediaan dasar hukum
Kalau terdapat bukti yuridis yang kuat tentang adanya daya paksa untuk
memenuhi keharusan, jelas tidak dapat disangkal bahwa suatu
kewajiban memang ada. Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan
dan keberpautan informasi. Kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban
juga dapat diakui bila terbukti substantive adanya keharusan konstruktif
atau demi keadilan.

• Keterterapan konsep dasar konservatisma


Kaidah ini merupakan penjabaran barang teknis criteria keterandalan.
Keadaan-keadaan tertentu yang menjadikan konsep konservatisme
terterapkan dapat memicu pengakuan kewajiban. Implikasi dianutnya
konsep konservatisme adalah rugi dapat diakui segera tetapi tidak
demikian dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera
sedangkan asset tidak.
Pengakuan
• Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh
kewajiban yang timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara
yuridis/kontraktual kewajiban baru akan mengikat secara berkala
pada saat keharusan sekarang timbul. Kaidah ini berkaitab dengan
masalah relevansi informasi.

• Keterukuran nilai kewajiban


Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas
keterandalan informasi. Adanya kepastian mengenai jumlah rupiah
dapat memicu diakuinya suatu kewajiban. Kalau pengukuran suatu
pos kewajiban bersifat sangat subjektif dan arbiter, pada umumnya
pos tersebut tidak diakui.
saat-saat untuk mengakui kewajiban yaitu:
• Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak
dan kewajiban telah mengikat.
• Bersamaan dengan pengakuan biaya bila barang dan jasa
yang menjadi biaya belum dicatat sebagai asset
sebelumnya.
• Bersamaan dengan pengakuan asset. Kewajiban timbul
ketika hak untuk menggunakan barang dan jasa diperoleh.
• Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual
melalui proses penyesuaian. Pengakuan ini menimbulkan
pos hutang atau kewajiban akrual.
Pengukuran
Pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos
kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan
sepakatan dalam transaksi bukan jumlah rupiah
pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan
sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau
nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan
sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat
terjadinya. Dengan demikian, basis pencatatan kewajiban
adalah niai setara tunai bukan nilai nominal utang nilai
setara tunai lebih tepat mengukur kewajiban karena asset
yang bersangkutan juga diukur dengan jumlah tersebut
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengukuran:
• Kewajiban Dalam Pembelian Kredit
Dasar pengukuran asset yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai
implicit. Karena kewajiban cerminan dari asset, pengukurannya juga
menggunakan pengukuran asset. Bila kewajiban yang timbul dalam rangka
pembelian barang dagangan, kos barang dagangan akan lebih tepat kalau dicatat
atas dasar net invoice method.

• Diskon dan Premium Utang Obligasi


Nilai nominal atau jatuh tempo utang obligasi sering dianggap sebagai jumlah
rupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik penerbit maupun kreditor.
Dasar pengukuran demikian sebenarnya tidak tepat. Untuk suatu kontrak utang
dengan ketentuan pembayaran bunga periodic dan pokok pinjaman pada akhir
jangka kontrak, pengukuran jumlah rupiah (kos) utang dan asset untuk dasar
pencatatan pertama kali yang tepat adalah kos tunai implicit.
• Makna Harga Efektif Obligasi
Bagi penerbit obligasi, perhitungan biaya bunga menjadi tidak lengkap (tepat)
apabila tidak memperhatikan kedua proses diatas (perhitungan bunga periodic
dan akumulasi diskun). Jumlah rupiah utang obligasu tiap saat (keharusan saat
itu) sebelum jatuh tempo akan terlalu besar apabila dinyatakan sebesar
nominalnya.

• Diskon Obligasi
Diskon obligasi yang belum diamortisasi bukan merupakan suatu kerugian karena
asset yang diperoleh sebelumnya tidak ada yang berkurang atau menguap. Dia
juga bukan asset karena tidak ada pengeluaran yang mengakibatkan
bertambahnya asset fisis sebesar jumlah rupiah diskon tersebut. Simpulan yang
pasti adalah bahwa diskon utang obligasi pada waktu penerbitan adalah suatu
jumlah rupuah debit yang menunjukkan biaya bunga yang harus dibayar pada
tanggal jatuh tempo. Diskon tersebut harus dilaporkan dalam neraca sebagai
pengurang nilai nominal (jatuh tempo) utang obligasi. Jadi akun diskun obligasi
merupakan akun penillaian terhadap akun utang obligasi yang memuat nominal
utang. Juga tidak tepat mengartikan diskun utang obligasi sebagai bungan
dibayar dimuka karena memang belum dibayar. Diskun obligasi sebenarnya
merupakan bunga yang “belum dibayar”, yaitu bagian bunga efektif total yang
baru akan dibayar pada saat utang obligasi jatuh tempo.
• Premium Obligasi
Mengartikan premium obligasi sebagai “pendapatan tangguhan” jelas tidak tepat karena
secara konseptual pendapatan atau laba tidak timbul dari proses pemerolehan uutang.
Pendapatan hanya timbul dari kegiatan pembentukan pendapatan. Atas dasar konstinuitas
usaha, premium obligasi yang belum diamortisasi adalah benar-benar merupakan utang
dan jumlah amortisasi periodic adalah merupakan penyesuaian (pengurang) terhadap
biaya bunga dan bukannya merupakan elemen pendapatan. Tanpa penyesuaian ini biaya
bunga periodic akan menjadi tersaji lebih (overstated).

• Kewajiban Moneter dan Nonmoneter


Kewajiban moneter adalah kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa
datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat yang pasti (baik jumlah tanggal
maupun berapa jumlah pembayarna berkala). Secara konseptual, pada saat terjadinya,
kewajiban moneter diukur atas dasar nilai diskunan pembayaran kas masa datang. Hal ini
berlaku khususnya untuk kewajiban jangka panjang.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa dengan
jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena penerimaan pembayaran
dimuka untuk barang dan jasa tersebut. Bila pembayaran di muka penuh, kewajiban
nonmoneter diukur atas dasar pembayaran tersebut yang menunjukkan harga yang
disepakati untuk barang dan jasa. Pembayaran penuh dimuka tersebut sebenarnya
merepresentasikan jumlah untuk menutup kos barang dan jasa yang jasa yang akan
diserahkan dan laba. Jumlah yang digunakan untuk menutup kos itulah yang murni
merupakan kewajiban sedangkan jumlah untuk menutup laba merupakan laba tangguhan
yang tidak dapat disebut kewajiban karena tidak memenuhi definisi kewajiban.
Penilaian
• Penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat
antara terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin mendelati saat
jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati nilai nominal kewajiban.

• Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah
yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.
Dengan kata lain, penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Dalam
hal obligasi, nillai sekarang tersebut disebut nilai bawaan atau nilai pelunasan
sekarang. Nilai pelunasan sekarang pada umumnya bergantung pada nilai pasar
obligasi. Amortisasi diskun atau premium merupakan proses dalam rangka
penulusuran kewajiban untuk menentukan nilai pelunasan sekarang. Untuk
kewajiban moneter, nilai sekarangnya biasanya ditentujan atas dasar aliran kas
keluar masa dating diskunan dengan tingkat bunga pasar sebagai tarif diskun.
Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang
sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk
mempengaruhi (to satisfy) kewajiban pada saat
dan dalam kondisi normal usaha (in due course
of business) sehingga dia bebas dari kewajiban
tersebut. Pada saat pembayaran, pengutang
atau debitur secara yuditis bebas dari kewajiban
dan secara teknis/administratif dan tuntas dapat
mendebit utangnya
FASB menetapkan bahwa suatu kewajiban dapat
dikatakan lenyap kalau salah satu dari kondisi
berikut dipenuhi :
• Debitor membayar kreditor dan terbebaskan
dari keharusan yang melekat pada kewajiban.
Membayar kreditor mencakupi penyerahan kas,
aset finansial lain, barang, atau jasa atau
penebusan sekuritas utang oleh debitor untuk
menghapus utang atau untuk menahannya
sebagai utang obligasi treasuri.
• Debitor telah dibebaskan secara hukum dari
statusnya sebagai penanggung utang utama baik
oleh keputusan pengadilan maupun oleh
kreditor.

Anda mungkin juga menyukai