Anda di halaman 1dari 7

KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMILIK

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

Dosen Pengampu:
H. Sofyan Ali, S.E, M.M

Disusun Oleh :
Amir Saputra
023001902030

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2022
A. TEORI PROPRIETARY (KEPEMILIKAN) DAN TEORI ENTITAS
1. TEORI PROPRIETARY (KEPEMILIKAN)
Teori proprietary dapat digambarkan dengan persamaan :
P=A–L
Dimana ekuitas pemilik adalah asset dikurang liabilitas. P merupakan kekayaan bersih pemilik
bisnis. Sprague mengatakan bahwa neraca kepemilikan adalah jumlah dari beberapa waktu
tertentu semua elemen yang merupakan kekayaan beberapa orang atau sekumpulan orang.
Semua hasil bisnis adalah peningkatan kekayaan, yang berarti meningkatkan ekuitas pemilik.
Asset merupakan kepunyaan pemilik dan liabilitas adalah kewajiban pemilik.
Definisi teori proprietary menurut Vatter adalah teori pembukuan berpasangan yang
dilandasi pada ide bahwa beban dan pendapatan mempunyai karakteristik aljabar yang sama,
yaitu meningkatkan kekayaan pada sisi kredit dan sebaliknya. Modal keuangan daripada
pandangan modal fisik sesuai dengan teori proprietary.
Pandangan teori akuntansi proprietary dikembangkan ketika bisnis masih dalam skala
kecil dan dalam bentuk perseorangan atau persekutuan. Namun dengan munculnya perusahaan,
teori ini telah terbukti tidak memadai sebagai dasar untuk menjelaskan akuntansi perusahaan.
Dengan hukum, perusahaan adalah entitas terpisah dari pemilik.
2. TEORI ENTITAS
Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan dari teori proprietary. Teori ini bermula
dari fakta bahwa perusahaan adalah entitas terpisah dari pemilik. Teori ini melampaui asumsi
entitas akuntansi mengenai pemisahan urusan bisnis dan pribadi. Martin menguraikan dua
asumsi yang terkait dengan gagasan entitas akuntansi yaitu ;
1. Pemisahan. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan adalah terpisah dari pemilik.
2. Sudut pandang. Prosedur akuntansi dilakukan dari sudit pandang entitas.
Meskipun, teori enitas secara khusus cocok untuk akuntansi perusahaan, para
pendukungnya percaya bahwa hal itu dapat diterapkan pada bisnis perseorangan, persekutuan
dan bahkan yang bukan merupakan organisasi nirlaba, menyediakan :
1. Akun dan transaksi diklasifikasikan dan dianalisis dari sudut pandang entitas sebagai unit
operasi.
2. Prinsip dan prosedur akuntansi tidak diformulasikan hanya pada kepentingan pemilik
saja.

2
3. KONSEP LABA
Aliran masuk aset yang disebabkan adanya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Pendapatan bersih merupakan hak perusahaan, Pemegang saham mempunyai kontrak klaim total
aset residu ( haknya diberikan setelah hak kreditor diselesaikan).

B. DEFINISI LIABILITAS
Liabilitas adalah kewajiban pada saat ini yang berasal dari transaksi yang lalu.
Penyelesaiannya diharapkan dari sumberdaya perusahaan dalam bentuk penyerahan manfaat
ekonomik dimasa yang akan datang
1. Kewajiban pada saat ini: kewajiban tersebut sudah menyebabkan pengorbanan manfaat
ekonomik dimasa yang akan datang
2. Transaksi dimasa yang lalu: kewajiban tersebut sudah terjadi, jadi tidak termasuk
transaksi yang direncanakan.
3. Pengakuan Liabilitas: sesuai dengan ketentuan hukum, sudah menyebabkan adanya klaim
dari pihak lain.
4. Kerangka kerja IASB
Definisi IASB tersebut memiliki dua komponen utama, yaitu:
1. Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa mendatang
2. Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat.
Dalam hal mengakui kewajiban, akuntan membutuhkan aturan apakah untuk menjelaskan
bagaimana kewajiban tersebut dapat diakui. Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu
mirip dengan yang diterapkan untuk pengakuan aset, yaitu :
1. Ketergantungan pada hukum.
Menggunakan hukum kesesuian yaitu suatu kejadian atau transaksi antar pihak yang
menyebabkan adanya kewajiban dimasa yang akan datang.
2. Penentuan substansi ekonomi dari kejadian ekonominya.
Transaksi kedua belah pihak memiliki nilai ekonomis.
3. Kemampuan untuk mengukur nilai dari kewajiban.
Adanya kemampuan untuk dapat diukur nilai kewajibannya. Nilai kewajiban akan
didasarkan pada nilai yang diharapkan saat ini dari arus kas masa depan, bukan nilai nominal

3
4. Penggunaan prinsip konservatisme.
Secara historis, akuntan telah mengambil pendekatan konservatif untuk pengakuan aktiva
dan kewajiban.

C. PENGUKURAN KEWAJIBAN
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk kewajiban
adalah biaya historis. Pada transaksi sewa guna usaha, kewajiban diakui pada awal berdasarkan
nilai wajar sewa atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum jika lebih rendah ( IAS 17, ayat
20).
Hal ini karena manfaat suatu entitas dari kemampuan untuk mendapatkan bunga pada
dana yang belum digunakan saat ini untuk menyelesaikan kewajiban. Bagian berikutnya
membahas pengukuran kewajiban yang terkait dengan pensiun, provisi dan kontijensi.
Pada tahun-tahun berikutnya, kewajiban diukur berdasarkan metode biaya diamortisasi,
yaitu biaya dari kewajiban pada awal (nilai wajar atau nilai tunai pembayaran sewa minimum,
jika lebih rendah) disesuaikan dengan dasar tahunan untuk mencerminkan estimasi nilai saat ini.
Amortisasi sesuai dengan penyelesaian dengan utangnya. Pengalokasian biaya sesuai dengan
tahun yang menikmati. Utang tersebut harus dapat diukur secara reliable.

1. IMBALAN KERJA – RENCANA PENSIUN


Di banyak negara, rencana pensiun ditetapkan oleh pengusaha untuk melayani manfaat
pensiun untuk karyawan. Pengusaha melakukan pembayaran kepada dana pensiun yang memiliki
asset, kepercayaan, untuk mendanai pembayaran ketika karyawan pensiun. Dana pensiun
berbadan hukum dan terpisah dari perusahaan.
2. PROVISI DAN KONTIJENSI
Provisi dan kontinjensi terjadi dimana ada batas kabur antara kewajiban sekarang dan
masa depan. PSAK 37 mengenai provisi , kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi mengakui
tumpang tindih definisi dalam ayat 12, ketika menyatakan bahwa semua ketentuan yang
kontingen karena mereka tidak yakin dalam waktu atau jumlah. Mencoba untuk membedakan
antara sekarang, masa depan dan potensi (atau kontinjen) kewajiban tidak sesederhana mungkin
yang terlihat. Perbedaan ini tergantung tingkat besar pada sifat bahkan kejadian masa lalu. IAS
37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai :

4
a) kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya
akan dikonfirmasi hanya oleh terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa
masa depan pasti tidak sepenuhnya dalam kendali entitas
b) kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
- ketidakmungkinan tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan manfaat
ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut
- jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.

3. EKUITAS PEMILIK
Ekuitas pemilik adalah konsep dasar akuntansi yang ketiga pada persamaan akuntansi.
Ekuitas tidak melibatkan kewajiban penyerahan asset pada pemilik dana, pemegang saham
mempunyai klaim terhadap perusahaan apabila dilikuidasi. Ekuitas adalah asset bersih entitas
dalam perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya. Oleh karena itu, ekuitas pemilik bukan
utang untuk mentransfer aset , namun sebagai klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat
didefinisikan secara terpisah dari aktiva dan kewajiban. Dengan demikian, definisi aset dan
kewajiban yang harus disepakati sebelum definisi ekuitas dapat diselesaikan dan diterapkan
dalam arti teoritis atau praktis. Sebagai hasil dari sifat residu, jumlah yang ditampilkan dalam
neraca mewakili ekuitas tergantung pada tidak hanya aset dan kewajiban yang diakui tetapi juga
bagaimana mereka diukur.
4. HAK PEMEGANG SAHAM
Satu fitur dari hak yang diberikan kepada para pihak baik oleh hukum atau oleh kebijakan
perusahaan berkaitan dengan prioritas hak untuk (kembali) dibayar dalam hal badan tersebut
ditutup. Secara hukum, untuk kepemilikan tunggal atau kemitraan, kreditur mempunyai klaim
pada pemilik dan untuk korporasi, tuntutan terhadap perusahaan. Namun, dalam teori akuntansi,
tidak peduli apa bentuk hukum organisasi, entitas diakui sebagai unit akuntabilitas. Oleh karena
itu, kreditur mempunyai klaim atas entitas dan dengan demikian terhadap aset. Kreditor memiliki
hak penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan aset (barang atau
jasa)
Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang mungkin berbeda
dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian). Sebaliknya, pemilik memiliki

5
kepentingan sisa saja, walaupun dengan pengaturan kontrak kelas yang berbeda dari pemilik
mungkin memiliki prioritas yang berbeda dalam pengembalian modal.
5. SUBSTANSI EKONOMI
Argumen ini sesuai dengan pengertian tentang pengusaha dalam ilmu ekonomi. Konsep
pengusaha bisa idealis bila diterapkan kepada para pemegang saham rata-rata dalam bahwa suatu
pembedaan yang dibuat antara kewajiban dan ekuitas pemilik 'untuk semua perusahaan bisnis.
Pengakuan ekuitas pemilik 'menganggap posisi teori proprietary, yang akan aneh bila dikenakan
pada perusahaan besar.
6. KONSEP MODAL
Terpenting adalah kebutuhan pemeliharaan modal yang menuntut bahwa perusahaan
mempertahankan utuh awal mereka (dan berikutnya) basis modal. Kerangka mengakui bahwa
baik atau tidak perusahaan mempertahankan modal yang utuh merupakan fungsi tidak hanya dari
definisi ekuitas sebagai suatu kepentingan sisa dalam suatu entitas, tetapi juga konsep modal.
Modal dapat dikonseptualisasikan sebagai uang ditemukan atau ditemukan daya beli (modal
keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari entitas (modal fisik).
Perbedaan antara kontribusi dan memperoleh modal adalah salah satu penemuan berguna
bagi akuntan. Alasannya adalah untuk menjaga pemisahan nilai investasi dari jumlah yang
diinvestasikan kembali. Yang pertama adalah karena transaksi pembiayaan, sedangkan surat ini
berasal dari aktivitas laba-diarahkan. Saldo laba atau laba dicadangkan, membentuk modal
diperoleh.
7. TANTANGAN UNTUK PEMBUAT STANDAR
1. Utang Vs Ekuitas
Modal dikeluarkan untuk membentuk bagian dari investor dan pinjaman dari kreditur
merupakan kewajiban. Utang  mempunyai tingkat resiko yang rendah karena besarnya
sudah dipastikan, sedangkan modal mempunyai tingkat resiko yang tinggi karena belum
pasti, besarnya imbalan tergantung pada kinerja perusahaan. Selain itu, modal
mempunyai hak suara, hak diberikan setelah pelunasan hutang sedangkan hutang tidak
ada hak suara, hutang harus dilunasi dulu sebelum memberi hak kepada pemilik.
2. Penyelesaian Utang

6
Jika kita berhutang lima kali angsuran sudah dilunasi dua kali kemudian perusahaan
mengalami likuiditas maka hutang-hutang perusahaan dianggap lunas dengan adanya
perjanjian muncul hutang baru.
3. Saham bagi karyawan
Saham bagi karyawan adalah hak yang diberikan kepada pegawainya dalam bentuk
saham. Saham tersebut merupakan bagian dari kepemilikan saham dari perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai