P=A–L
Kepemilikan (ekuitas pemilik) sama dengan aset (assets/A) dikurangi kewajiban (liabilities/L). P
menunjukkan kekayaan bersih pemilik bisnis.
Assets menjadi milik pemilik, dan liabilities menjadi kewajiban pemilik pula.
Berdasarkan keterangan ini, tampak bahwa tujuan akuntansi adalah untuk menentukan kekayaan
dihasilkan dan beban dikeluarkan akibat dari keputusan dan perilaku pemilik (atau perwakilan
pemilik). Akun pendapatan dan beban merupakan subsidiary account (akun pembantu/turunan)
Vatter menjelaskan bahwa Teori double entry (pembukuan berganda) didasarkan pada
ide bahwa akun beban dan pendapatan memiliki karakteristik algebra yang sama dengan
kekayaan bersih, misalnya: akun yang cenderung meningkatkan kekayaan bersih ditambahkan
pada sisi kredit, akun yang cenderung menurunkan kekayaan bersih ditangani secara sebaliknya
Jika hal ini merupakan apa yang digambarkan sebagai pendapatan, maka harus mencakup
seluruh aspek yang memengaruhi perubahan kekayaan bersih pemilik selama periode tersebut.
Perubahan pada kekayaan bersih diturunkan dari aktivitas yang menghasilkan pendapatan,
berlaku juga pada perubahan nilai aset. Contoh: nilai intrinsik dari judul surat kabar bisa jadi
bertambah dan dapat menarik premi signifikan kepada pemilik jika terealisasi (terjual).
Argumen terkait kasus tersebut: peningkatan kekayaan bersih pemilik seharusnya diakui,
meski perubahan kekayaan tersebut masih belum nyata hingga surat kabar terjual. Masalah
akuntansi yang dihadapi adalah mengukur perubahan nilai yang belum nyata tersebut
Teori entitas dirumuskan sebagai respon atas kekurangan dari pandangan kepemilikan
tentang status hukum terpisah dari suatu perusahaan. Teori ini dimulai dari fakta bahwa
perusahaan adalah sebuah entitas terpisah dengan identitasnya sendiri. Teori ini melampaui
‘asumsi entitas akuntansi’ mengenai pemisahan urusan bisnis dan pribadi. Martin menguraikan
dua asumsi terkait yang diwujudkan dalam gagasan sebuah entitas akuntansi, yaitu:
Entitas bukanlah seseorang dan tidak dapat bertindak dengan sendirinya. Ia adalah sebuah
institusi, meski demikian ia merupakan suatu hal yang sangat nyata, menurut Paton.
Keberadaannya nyata dan terukur, bahlan memiliki kepribadian sendiri. Bagi sebuah
perusahaan, sekali modal sahamnya diterbitkan, kehidupan perusahaan tidak bergantung pada
kehidupan pemegang sahamnya.Dari sudut pandang akuntansi, entitas à setiap area kepentingan
ekonomi yang keberadaannya terpisah dari pemiliknya (entitas sebagai unit independen).
LO 2 LIABILITIES DEFINED
bagaimana pengakuan dan pengukuran kewajiban dalam akuntansi. IASB Kerangka Definisi
ayat 49 (b) mendefinisikan kewajiban adalah:Sebuah Kewajiban dimasa kini atas perusahaan
yang timbul dari peristiwa masa lalu, dimanaketika jatuh tempo dapat mengakibatkan arus keluar
akan mengurangi manfaat ekonomis. Definisi ini berfokus pada kejadian dimasa depan seperti
pengorbanan yang belum dilakukan. Peritmbangan yang mendasarinya adalah kewajiban muncul
Syarat dari sebuah kewajiban adalah keharusan bahwa kewajiban tersebut merupakan
hasil dari transaksi di masa lalu memastikan bahwa hanya kewajiban muncul di masa kini-lah
yang dicatat, bukan kewajiban yang muncul di masa depan. Tetapi, kondisi dari kejadian di masa
lalu mungkin sulit ditafsirkan. Transaksi masa lalu seperti apakah yang memenuhi persyaratan
agar diakui sebagai kewajiban ? Persyaratan sangat penting dalam menentukan apakah suatu
Saat definisi kewajiban terpenuhi, akuntan membutuhkan rules sebagai dasar dalam penentuan
atas pengakuan kewajiban tersebut. Jenis rules yang telah digunakan dahulu mirip dengan
LO 3 LIABILITY MEASUREMENT
Petunjuk untuk melakukan pengukuran liabilitas yang sesuai dengan definisi dan
IFRS, metodepengukuran liabilitas yang paling umum digunakan adalah biaya historis (atau
biaya historis yangmodifikasi). Pengukuran dengan nilai wajar digunakan pada pengukuran awal
Business Combination.
Liabilitas yang berhubungan dengan financial lease diakui di awal berdasarkan nilai
wajarleasing (dalam hal ini dapat berupa harga pasar dari properti leasing) atau nilai
sekarang daripembayaran leasing jika lebih rendah. Pada tahun-tahun selanjutnya, liabilitas
diukur berdasarkanmetode amortisasi biaya, yaitu biaya pada pengukuran awal (nilai pasar atau
nilai sekarang, jika lebihrendah) disesuaikan setiap tahun untuk menggambarkan estimasi
nilainya saat ini. Saldo liabilitasyang masih beredar berdasarkan metode suku bunga efektif
untuk amortisasinya. Pada financial lease,standar yang ada menjelaskan secara detail nilai dari
liabilitas leasing. Tantangan dari hal ini adalah bagaimana cara mengukur nilai wajar dari
Biaya historis adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran kewajiban
setelah pengukuran awal. Dua contoh penggunaan nilai wajar untuk pengukuran setelah
pengukuran awaladalah kewajiban setelah berakhirnya masa kerja, seperti pensiun, dan provisi
jangka panjang. Kedualiabilitas ini bersifat jangka panjang dan sangat dipengaruhi oleh nilai
waktu uang.
12
1. Employee Benefits-pension (superannuation) plans
Di banyak negara, pensiun digunakan oleh perusahaan untuk menyediakan manfaat bagi
pekerjayang sudah tidak bekerja kembali. Perusahaan membayar dana pensiun kepada suatu
lembaga hukumterpisah yang memegang aset yang nantinya akan digunakan sebagai
berkontribusi). Untuk defined benefit fund, jumlah danayang dibayarkan kepada pekerja
setidaknya merupakan sebagian kecil dari gaji rata-rata atau gajiterakhir yang bersangkutan.
Sedangkan pada defined contribution (atau accumulated benefit) fundjumlah yang dibayarkan
Dana pensiun dapat berupa fully funded, partially funded, atau unfunded. Fully funded
anggota. Sebaliknya,unfunded plans tidak memiliki kas atau investasi untuk menanggung
unfunded commitment dari rencana bukan merupakan liabilitas dari perusahaan yang membayar
kepada lembaga pengelola pensiun tersebut. Namun, pandangan tersebut dapat dibantah dengan
pendapat lain yang menyebutkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi
komitmen unfunded, sehingga timbul liabilitas. Whittred, Zimmer, dan Taylor mendukung
pendapat tersebut.
a. Kemungkinan kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
dapatdipastikan hanya dengan terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa masa depan yang
b. Kewajiban saat ini yang muncul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
i. Tidak mustahil jika ada arus keluar dari sumber daya, yang mendatangkan
Paragraf 10 IAS 37/AASB 137 paragraf 14 tentang kriteria pengakuan untuk provisi
sesuaidengan kriteria pada kerangka konseptual untuk pengakuan liabilitas. Yaitu, liabilitas dan
provisiboleh untuk diakui hanya saat ada kewajiban masa kini, dimungkinkan adanya arus keluar
liabilitas kontijensi tidak diakui dalam laporankeuangan. IAS 37 menjadi salah satu hal yang
dibahan oleh IASB dalam Liabilities project, denganusulan untuk menghilangkan istilah
IAS 37 membatasi penggunaan dari provisi. Contoh yang dapat dijumpai di perusahaan
antaralain provisi untuk kerugian yang tidak diasuransi (uninsured loss), provisi untuk
Karena tidak adakewajiban untuk pihak ketiga/eksternal (komitmen untuk mentransfer sumber
daya dari entitas kepadapihak eksternal yang tidak dapat dihindari), provisi tersebut tidak
diperbolehkan oleh kerangkakonseptual atau standar saat ini.Namun, ada satu kondisi
dimana pengguna laporan keuangan ingin tahu tentang potensikerugian, untuk evaluasi
dan pengambilan keputusan tentang alokasi sumber daya yang terbatas.Perkiraan masa depan
tersebut diperlukan tetapi tidak memiliki kemungkinan yang cukup tinggi untukdiakui secara
tetapmengungkapkan potensi tersebut jika hal itu mampu memengaruhi pengambilan keputusan
penggunalaporan keuangan.
3. Owner’s Equity
Ekuitas pemilik adalah konsep dasar akuntansi ketiga yang tergambar dari persamaan
akuntansi, yang menggambarkan aset netto (aset-liabilitas) entitas. Sehingga ekuitas pemilik
merupakan hak pemilik pada aset netto entitas, dimana entitas sudah tidak memiliki kewajiban
saat ini yang harus dibayar. Namun, ekuitas pemilik tidak bermakna kewajiban untuk
mentransfer aset, tetapi hak nilai sisa (residual claim). Sebagai akibat dari “sisa” ini,
jumlah yang ditunjukkan pada neraca menggambarkan ekuitas yang bergantung tidak hanya
pada aset dan liabilitas yang diakui tetapi juga bagaimana mereka diukur.
(kembali) jikaperusahaan bangkrut. Dalam teori akuntansi, apapun bentuk hukum dari
demikian, kreditor memiliki hakatas entitas, terutama atas asetnya. Kreditur memiliki hak-hak
berikut:
a. Penyelesaian atas hak mereka pada tanggal yang telah ditetapkan melalui transfer
Aspek lain terkait hak kreditor dan pemilik berhubungan dengan penggunaan aset atau
peran dalam operasi perusahaan. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan sebagian aset
perusahaan selain yang disebutkan dalam kontrak. Kreditor tidak secara langsung dapat turut
campur dalam pengambilan keputusan pada operasi bisnis, tetapi dapat pula secara
kontrak terlibat misalnya kebijakan bahwa aset tidak dapat dijual tanpa persetujuannya. Di sisi
lain, pemilik memiliki hak dan otoritas dalam operasi bisnis perusahaan. Substansi Ekonomi
5. Substansi Ekonomi
entitas. Semua yang menuntut entitas menanggung risiko kerugian, tetapi karena kreditor berhak
melakukan klaim lebih awal, risikonya tidak sebanyak pemilik. Pemilik harus menanggung
seluruh kerugian yang berasal dari aktivitas perusahaan. Pemilik memikul beban atas risiko
bisnis.
Di tiap perusahaan, derajat risiko bagi kreditor dan pemilik bergantung pada hak mereka.
Kunci perbedaan hak tersebut terletak pada kreditor memiliki hak penyelesaian, sedangkan
pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam profit (residual profit). Perbedaan keduanya
menggambarkan risiko ekonomi dan metode pengembalian, kreditor menanggung lebih sedikit
risiko dan menerima pengembalian tetap relatif (relatively fixed return) dalam bentuk bunga dan
pengembalian pokok. Sementara pemilik menanggung lebih banyak risiko, oleh karena
itu akan menerima tingkat pengembalian keuntungan variabel yang sering kali lebih besar.
6. Konsep Modal
Akuntansi untuk shareholders’ equity dipengaruhi oleh ketentuan hukum. Hal ini
modal (capitalmaintenance). UU ini menuntut perusahaan untuk memelihara secara utuh modal
fungsi kegiatan pemeliharaan modal tidakhanya dapat mendefinisikan modal sebagai residual
interest dari entitas, melainkan juga menjelaskankonsep modal. Modal dikonsepkan sebagai
uang atau purchasing power yang diinvestasikan(financial capital) atau sebagai kapasitas
produksi entitas (physical capital). Lebih lanjut, modal dapatdiukur sebagai nominal mata uang
preferen yang dicatat sebagai modal(menjadi bagian dari owner’ equity) namun juga memiliki
a) Fixed claim.
b) Tidak berpartisipasi dalam dividen kecuali telah ditentukan sebelumnya (pre-specified
c) Memiliki prioritas melebihi saham biasa dalam pengembalian modal (setelah laibilitas).
IAS 32 menyatakan bahwa substansi dari instrumen keuangan, lebih diakui daripada
namun memilikisubstansi laibilitas. Saham preferen yang memberikan mandat penebusan pada
nilai dan waktu yangtelah ditentukan, adalah laibilitas keuangan. Begitupula instrumen keuangan
penerbitnya sejumlah uangatau aset keuangan, maka disebut juga laibilitas keuangan.
2. Penyelesaiaan utang
Utang dapat diselesaikan dengan cara selain dengan melakukan pembayaran langsung
kreditor yangmembebaskan debitur dari utangnya. Situasi tersebut berhubungan dengan 'set-off
and extinguishmentof debt’ atau 'in-substance defeasance' yang memungkinkan debitur untuk
menghapus hutang darineraca dan melaporkan aset finansial atau kewajiban finansial bersih
hanya jika entitas memiliki hakyang didukung dengan kekuatan hukum yang berlaku untuk
melakukan set-off dari nilai yang diakui dineraca, dan bermaksud untuk (a) menyelesaikan
dengan net basis atau (b) merealisasikan aset finansialdan menyelesaikan kewajiban finansial
secara simultan.Substansi ekonomi dari transaksi yang melibatkan penempatan aset bebas risiko
(seperti sekuritaspemerintah) atau kas pada irrevocable trust (misalnya wali amanat) untuk tujuan
pembayaran utang dikemudian waktu dapat disetarakan dengan penyelesaian utang. Walau
Misalnya Perusahaan A memiliki hutang obligasi dari $ 10.000.000 dijual awalnya pada
nilai pardengan tingkat bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan umur 10 tahun. Saat ini,
karena sukubunga yang lebih tinggi, nilai pasar obligasi lebih rendah dari nilai jatuh tempo
mereka. Perusahaan A akan membeli obligasi pemerintah dengan nilai nominal sebesar $
10.000.000 dengan suku bungayang ditetapkan sebesar 8 persen dan 10 tahun sisa hidup seharga
a) Hutang dihapus dan, oleh karena itu, utang perusahaan terhadap ekuitas meningkatkan
Laba tahun berjalan meningkat dengan jumlah keuntungan yang Untuk keperluan pajak,
keuntungan tersebut tidak diakui karena perusahaan masih secara hukum diwajibkan
b) Untuk tujuan pajak, bunga dari obligasi pemerintah akan diperhitungkan dengan beban
c) Pencabutan izin perusahaan untuk mengelola sisi kewajiban dalam neraca karena akan