Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI

KOMPONEN NERACA: LIABILITAS DAN EKUITAS

Oleh:
Kelompok 2

M. Sultan (2007531007)
Risma Julkismayana (2007531008)
Desak Putu Devi Damayanti (2007531014)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak. CA.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

1
DAFTAR ISI

Table of Contents
COVER............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
1. TEORI-TEORI........................................................................................................................3
2. LIABILITAS...........................................................................................................................4
Liabilitas Menurut PSAK........................................................................................................4
Rerangka menurut IASB (International Accounting Standards Board)..................................5
3, EKUITAS................................................................................................................................6
Ekuitas Menurut PSAK...........................................................................................................7
Konsep Dan Klasifikasi Modal................................................................................................7
Permasalahan Pembentukan Standar.......................................................................................7
Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas........................................................................................8
Penyajian Ekuitas.....................................................................................................................8
Daftar pustaka..................................................................................................................................9

2
PEMBAHASAN

1. TEORI-TEORI
1.1 Teori Proprietary (Kepemilikan)
Merupakan teori kepemilikan dimana yang mempunyai uang adalah yang
mengelola uangnya sendiri. Peningkatan aset meningkatkan kepemilikannya.
Peningkatan beban akan mengurangi kepemilikannya, karena akan menambah kewajiban
atau mengurangi aset.
Dalam teori proprietary (kepemilikan), tidak ada pemisahan tanggungjawab dan
kewajiban antara pemilik dan pengelola (manajemen), tidak ada perbedaan antara pemilik
dan pengelola (manajemen). Dalam teori ini pemilik sekaligus merupakan pengelola
(manajemen) itu sendiri. Yang memiliki (pemilik) usaha/perusahaan juga ikut mengelola
(memanajemeni) usahanya, sehingga tidak ada pertanggngjawaban dan bahkan sulit
untuk mengukur tanggung jawabnya, karena pemilik sekaligus pengelola bisa dengan
seenaknya sendiri dalam menjalankan usahanya.
Pengelolaannya dikelola sendiri oleh pemilik usaha tersebut, sehingga apabila
dikelola sendiri oleh pemiliknya, maka secara otomatis aset perusahaan juga
merupakan aset dari pemiliknya, pendapatan perusahaan juga merupakan pendapatan dari
pemiliknya, utang perusahaan juga merupakan utang dari pemiliknya, dan lain-lain.
Semua yang terjadi di perusahaan berdampak / berpengaruh kepada pemiliknya.
Pemilik tidak memerlukan pertanggungjawaban, tetapi pemilik
bertanggungjawab pada dirinya sendiri dan kepada usaha yang dimiliknya.
Seluruh elemen dalam laporan keuangan berkaitan dengan pemiliknya. Perusahaan
mempunyai aset, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang langsung menjadi tanggung
jawab pemiliknya dan mempengaruhi pemiliknya.

1.2 Teori entity


Teori ini memisahkan antara pemilik uang dengan yang mengelola uangnya,
karena terpisah maka pengelola harus menyajikan laporan keuangan, dan pemilik uang
meminta pertanggungjawaban kepada manajemen (pengelola).

3
2. LIABILITAS
2.1 Liabilitas Menurut PSAK
Menurut PSAK 57, International Financial Reporting Standards (IFRS),
Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.
Liabilitas adalah kewajiban untuk menyerahkan manfaat ekonomi di masa akan
datang kepada pihak ke tiga, dalam bentuk uang, jasa, maupun aset yang lainnya.
1) Kewajiban pada saat ini
Definisi kerangka menyatakan bahwa kewajiban yang diharapkan mampu
menimbulkan manfaat ekonomis. Dengan demikian, pengorbanan yang sebenarnya
masih harus dibuat, pertimbangan yang mendasari adalah bahwa kewajiban sudah
hadir dalam kaitannya dengan pengorbanan di masa depan. Sebagai contoh, hutang
adalah kewajiban saat ini, timbul dari penyediaan jasa oleh pihak eksternal (misalnya
kontrak).
2) Transaksi di masa yang lalu
Kewajiban harus menjadi hasil dari peristiwa masa lalu. Seperti pada contoh
pemeliharaan pada contoh sebelumnya, peristiwa masa lalunya ketika
penandatanganan kontrak untuk pemeliharaan menimbulkan kewajiban sekarang
3) Dasar pengakuan
Pengakuan adalah proses formal untuk melakukan pencatatan dalam elemen-
elemen laporan keuangan. Akuntan memerlukan aturan untuk menentukan apakah itu
harus diakui atau tidak. Jenis aturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan
yang diterapkan untuk pengakuan aset, yaitu:
 Ketergantungan pada hukum
Menggunakan hukum kesesuian yaitu suatu kejadian atau transaksi antar
pihak yang menyebabkan adanya kewajiban di masa yang akan datang.
 Penentuan substansi ekonomi
Transaksi kedua belah pihak memiliki nilai ekonomis.
 Kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban

4
Adanya kemampuan untuk dapat diukur nilai kewajibannya. Nilai kewajiban
akan didasarkan pada nilai yang diharapkan saat ini dari arus kas masa depan,
bukan nilai nominal
 Gunakan prinsip konservatisme
Secara historis, akuntan telah mengambil pendekatan konservatif untuk
pengakuan aktiva dan kewajiban.
2.2 Rerangka menurut IASB (International Accounting Standards Board)
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan neraca
dan unsur-unsur laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi
definisi elemen harus diakui jika:
 Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan
item yang akan mengalir ke atau dari entitas; dan
 Item ini biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan
Ayat 91 memberikan pedoman khusus tambahan. Ini menyatakan bahwa
kewajiban diakui di neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar sumber
daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah
di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal. Oleh karena itu, isu-
isu penting yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pengakuan atas
kewajiban adalah (a) kemungkinan arus keluar manfaat ekonomi dan (b) reliabilitas
pengukuran.

2.3 Pengukuran Liabilitas


 Dasar pengukuran menurut IFRS
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan
untuk kewajiban adalah biaya historis. Pada transaksi sewa guna usaha kewajiban
diakui pada awal berdasarkan nilai wajar sewa atau nilai kini dari pembayaran
sewa minimum jika lebih rendah ( IAS 17, ayat 20. Pada tahun-tahun berikutnya,
kewajiban diukur berdasarkan metode biaya diamortisasi, yaitu biaya dari
kewajiban pada awal (nilai wajar atau nilai tunai pembayaran sewa minimum, jika
lebih rendah) disesuaikan dengan dasar tahunan untuk mencerminkan estimasi
nilai saat ini. Amortisasi sesuai dengan penyelesaian dengan utangnya.

5
Pengalokasian biaya sesuai dengan tahun yang menikmati. Utang tersebut harus
dapat diukur secara reliable.
Employee benefit (pensiun)
Di banyak negara pensiun ditetapkan oleh pemberi kerja untuk memberikan
manfaat pensiun untuk karyawannya. Pensiun adalah pembayaran oleh pemberi kerja
setelah karyawan tidak aktif lagi, diberikan sampai pegawai tersebut meninggal. Ada
unsur ketidakpastian sampai kapan kewajiban membayar pensiun itu masih ada.
Provisi dan contingency
IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai:
1) kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya akan
dikonfirmasi jika sudah terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa masa
depan secara pasti tidak sepenuhnya dalam kendali entitas, atau
2) kewajiban masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
- tidak tahan kemungkinan arus keluar sumber daya dan manfaat ekonomi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut; atau
- jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.
Jadi, utang contingency adalah utang yang timbul karena adanya peristiwa yang
akan datang mengenai apa yang terjadi dan tidak terjadi. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan dapat mempertimbangkan kebijakan untuk membuat provosion kerugian yang
tidak diasuransikan. Namun, kewajiban tidak dapat diakui berdasarkan PSAK 37 sampai
terjadinya suatu peristiwa yang memerlukan pengorbanan aset oleh entitas pelaporan.
Seperti halnya utang garansi adalah utang yang timbul jika ada komplain dari pelanggan
mengenai produk perusahaan yang disertai dengan kartu garansi.

3. EKUITAS
Modal adalah sumber dana yang diperoleh dari pemilik dihitung dari selisih aset
dengan kewajiban. Dividen merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemilik
modal yang besarnya tergantung pada kebijakan organisasi.

6
2.1 Ekuitas Menurut PSAK
Menurut standar akuntansi keuangan (PSAK No. 21), ekuitas merupakan
bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aset dan kewajiban yang
ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
2.2 Konsep Dan Klasifikasi Modal
1.1.1 Konsep modal
Konsep modal yang digunakan adalah konsep capital maintenance
(bagaimana menggunakan modal) karena merupakan sumber dana
perusahaan. Jangan sampai modal perusahaan habis. Modal dinyatakan dalam
kemampuan daya beli. Tujuan lain dalam konsep capital maintenace yaitu
modal juga digunakan sebagai bantalan untuk mengurangi resiko jika ada
kerugian agar kreditur dapat terlindungi. Jika perusahaan rugi ditanggung
pemodal, jika laba dinikmati pemodal. Kreditur hanya menanggung yang telah
disepakati perusahaan.
1.1.2 Klasifikasi modal
Klasifikasi dalam ekuitas pemilik bertujuan untuk untuk menjaga
memisahkan nilai investasi dari jumlah yang diinvestasikan kembali. Modal
diklasifikasikan menjadi modal disetor dan laba ditahan. Modal disetor
minimal dari pemilik perusaahan harus ada. Laba ditahan bukan merupakan
aktiva dalam diri perusahaan dan oleh karena harus dialokasikan. Laba
ditahan dibagikan sebagai dividen dan diberikan kepada pemilik.

2.3 Permasalahan Pembentukan Standar


1.1.3 Perbedaan antara utang dengan modal
Modal dikeluarkan untuk membentuk bagian dari investor dan
pinjaman dari kreditur merupakan kewajiban. Utang mempunyai tingkat
resiko yang rendah karena besarnya sudah dipastikan, sedangkan modal
mempunyai tingkat resiko yang tinggi karena belum pasti, besarnya imbalan
tergantung pada kinerja perusahaan. Selain itu, modal mempunyai hak suara,
hak diberikan setelah pelunasan hutang sedangkan hutang tidak ada hak suara,
hutang harus dilunasi dulu sebelum memberi hak kepada pemilik.
1.1.4 Penyelesaian Utang

7
Jika kita berhutang lima kali angsuran sudah dilunasi dua kali
kemudian perusahaan mengalami likuiditas maka hutang-hutang perusahaan
dianggap lunas dengan adanya perjanjian muncul hutang baru.
Hutang convertible : Hutang bisa hilang jika ada perjanjian hutang akan
berubah menjadi modal.
1.1.5 Saham bagi karyawan
Saham bagi karyawan adalah hak yang diberikan kepada pegawainya
dalam bentuk saham. Saham tersebut merupakan bagian dari kepemilikan
saham dari perusahaan.

2.4 Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas


Dalam pengakuan modal/ekuitas biasanya diakui saat pemodal mentransfer
sumber daya kepada perusahaan sebagai imbalan bagian kepemilikan perusahaan,
pengakuan modal biasanya digunakan pada perusahaan yang berbentuk perseorangan
maupun partnership. Modal yang disetor diakui pada saat penerimaan baik berupa
kas ataupun non-kas.Saldo normal ekuitas berada di sisi kredit. Modal/Ekuitas diukur
sesuai dengan jumlah kas yang diterima. Sementara untuk setoran yang berupa non
kas akan diukur sebesar nilai wajar non-kas pada saat diserahkan, yaitu nilai
oppraisal tanggal yang disetujui dewan komisaris.

2.5 Penyajian Ekuitas


Menurut PSAK No 21, penyajian ekuitas meliputi penyajian dalam bentuk
modal dan saldo laba. Modal disajikan dalam neraca setelah pos kewajiban.
Penyajian ekuitas bertujuan untuk menyediakan informasi tentang riwayat serta
prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Informasi tentang
kewajiaban yuridis perseroan terhdap para pemegang saham dan pihak lainnya juga
merupakan tujuan penyajian pemegang saham. Selain itu, akun ini juga harus
disajikan dan disajikan terpisah antara akun modal saham dan laba ditahan,
tujuannya adalah:
 Membedakan sumber, modal yang disetor mencerminkan riwayat modal sejak
berdirinya perusahaan sedangkan laba ditahan terbentuk dari akumulasi laba.

8
 Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba
(earning power). Dari sisi yuridis modal setoran merupakan dana dasar yang
harus tetap dipertahankan untuk mendukung perlindungan bagi pihak lain, dana
ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuiditas atau dalam keadaan luar biasa
lainnya. Sementara untuk laba ditahan adalah jumlah yang dapat digunakan untuk
pembagian deviden.

9
Daftar pustaka

Juliza, Hefti. 2020. “Tugas Mata Kuliah Prof Dr Apollo (Daito) Teori Akuntansi | Ekuitas”, Diakses tanggal 29 September 2022 pada:

https://www.kompasiana.com/heftijuliza/5e9412cb097f365c606286f2/ekuitas?page=all#section2

Maimunah, Annisa Rahmah. 2020. “Definisi, Pangkuan, Pengukuran, dan Penyajian Liabilitas”. Diakses tanggal 29 September 2022 pada:

https://www.kompasiana.com/annisa56280/5e953f78097f366daa174e02/tugas-matakuliah-prof-dr-apollo-daito-definisi-pengakuan-pengukuran-dan-

penyajian-liabilitas

Oswaldo, Ignacio Geordi. 2022. “Mengenal Ekuitas, Jenis, dan Contohnya”. Diakses pada tanggal 29 September 2022 pada:

https://www.klinikakuntansi.net/2022/04/narasi-mengenal-ekuitas.html?m=1

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: NPFE[SWD].

10

Anda mungkin juga menyukai