Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ELEMEN KEUANGAN KEWAJIBAN

Dosen Pengampu : Fauzi, S.E., M.Ak

Disusun Oleh : Kelompok 2


Nama Anggota : Christina (19622187)
Dhea Puspita Sari (19622189)
Endanur Ramdani (19622190)
Resti Herlia DJ (19622212)
Sevina Rinanda (19622215)
Sherly Chang (17622219)
Kelas : Akuntansi Malam 1
Tanggal Pengumpulan : 17 Oktober 2022

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEBMBANGUNAN
TANJUNGPINANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu

tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun

mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Teori

Akuntansi.

Makalah ini disusun sebagai salah satu upaya menjelaskan tentang

Kewajiban dalam teori akuntansi yang meliputi Pengertian Kewajiban, Jenis-Jenis

Kewajiban, Faktor Munculnya Kewajiban, Pengakuan Kewajiban, Pengukuran

Kewajiban, Penilaian Kewajiban, Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban Teori

Akuntansi dengan harapan mampu memberikan pandangan secara luas tentang

ilmu akuntansi.

Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan untuk semua pihak yang

telah meluangkan waktu membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami

menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari

segi penyusunan, pembahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar makalah ini

menjadi lebih baik, guna menjadi acuan pada masa yang akan datang. Semoga

hasil penulisan makalah ini dapat memberi manfaat.

Tanjungpinang, 17 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
2.1 Kewajiban................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Kewajiban.....................................................................7
2.1.2 Jenis-Jenis Kewajiban.....................................................................7
2.1.3 Faktor Munculnya Kewajiban........................................................8
2.1.4 Pengakuan Kewajiban.....................................................................9
2.1.5 Pengukuran Kewajiban.................................................................11
2.1.6 Penilaian Kewajiban......................................................................12
2.1.7 Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban...................................13
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
3.2 Saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewajiban adalah jumlah uang yang dinyatakan atas kewajiban-

kewajiban perusahaan untuk menyerahkan barang atau jasa kepada pihak

lain dimasa yang akan datang, kewajiban mana timbul akibat dari transaksi

yang terjadi sebelumnya. Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan

masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini

entitas tertentu, untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada

entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil transaksi atau kejadian masa

lalu.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang membahas

tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan

dinyatakan bahwa karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa

perusahaan mempunyai kewajiban masa kini. Kewajiban adalah suatu

tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu

dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai

konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan. Penyebab

timbulnya kewajiban adalah karena adanya peminjaman dari satu

perusahaan ke perusahaan lain, adanya barang yang dijual dengan garansi,

pembagian deviden tunai dan sebagainya. Menurut pernyataan Standar

Akuntansi (PSAK) No.9 dinyatakan bahwa perusahaan wajib menyajikan

kewajibannya berdasarkan klasifikasi lancar dan tidak lancar pada waktu


menyusun laporan keuangan. Untuk membedakan mana yang merupakan

kewajiban lancar dan tidak lancar adalah jangka waktu temponya

kewajiban jangka panjang.

Pengertian kewajiban merupakan bayangan cermin pengertian

asset. Transaksi atau kejadian masa lalu menimbulkan penguasaan

sekarang pemerolehan manfaat ekonomik masa datang untuk asset

sedangkan untuk kewajiban hal tersebut menimbulkan keharusan sekarang

pengorbanan manfaat ekonomik masa datang. Seperti asset, kewajiban

merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi berupa posisi

keuangan bila dihubungkan dengan elemen lain yaitu asset dan ekuitas

atau pos-pos rincinya. Kewajiban merepresentasikan sebagai sumber dana

dari asset badan usaha berupa potensi jasa (manfaat) fisik dan non fisik

yang memapukannya untuk menyediakan barang dan jasa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis kewajiban?

2. Apa saja faktor yang menyebabkan munculnya kewajiban?

3. Bagaimana pengakuan kewajiban?

4. Bagaimana pengukuran kewajiban?

5. Bagaimana penilaian kewajiban?

6. Bagaimana penyajian dan pengungkapan kewajiban?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kewajiban


2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kewajiban

3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan

munculnya kewajiban

4. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan kewajiban

5. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran kewajiban

6. Untuk mengetahui bagaimana penilaian kewajiban

7. Untuk mengetahui bagaimana penyajian dan pengungkapan kewajiban


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kewajiban

2.1.1 Pengertian Kewajiban

Dalam FASB (Financial Accounting Standard Board),

dijelaskan bahwa liabilitas sebagai pengorbanan manfaat ekonomi

masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang

suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset. Menurut IFRS

(PSAK 57), Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang

timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan

dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya perusahaan

dalam mewujudkan manfaat ekonomi. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa liabilitas merupakan suatu usaha yang harus

dikeluarkan karena sebab adanya transaksi atau peristiwa di masa

lalu yang diharapkan dapat mendatangkan manfaat ekonomi di

masa mendatang.

2.1.2 Jenis-Jenis Kewajiban

a. Liabilitas Lancar (Liabilitas Jangka Pendek)

Liabilitas lancar merupakan kewajiban yang jatuh tempo

pembayarannya dalam kurun waktu satu tahun. Contohnya:

akun hutang, hutang bunga, hutang pajak penghasilan, biaya

yang masih harus dibayar.

b. Liabilitas Tidak Lancar (Liabilitas Jangka Panjang)


Liabilitas yang periode atau waktu terhutangnya selama

lebih dari satu tahun. Misalnya 10 tahun. Liabilitas ini salah

satu sumber penting bagi perusahaan. Perusahaan biasanya

mengambil hutang jangka Panjang untuk mendapatkan modal

langsung untuk membiayai pembelian asset modal atau

melakukan investasi dalam proyek-proyek modal baru. Contoh

hutang jangka Panjang ini yaitu: hutang obligasi, hutang

hipotek, sewa modal, wesel jangka Panjang, dan kewajiban

pajak tangguhan.

c. Kontinjensi

Kewajiban potensial yang mungkin terjadi tergantung

pada hasil dari peristiwa masa depan yang tidak sepenuhnya

berada dalam kendali suatu entitas. Liabilitas ini dapat juga

disebut sebagai liabilitas atau kewajiban bersyarat. Dikatakan

sebagai bersyarat karena kewajiban sosial seorang penjamin,

atau bisa juga karena sebab perkara hukum yang tertunda yang

memiliki kewajiban keuangan potensial.

2.1.3 Faktor Munculnya Kewajiban

Menurut Kohler (1970), kewajiban terjadi akibat beberapa faktor

berikut ini:

a. Kewajiban Legal/Kontrak (Contractual Liabilities)

Kewajiban legal adalah hutang yang timbul karena

adanya ketentuan formal berupa peraturan hukum untuk


membayar kas atau menyerahkan barang (jasa) kepada entitas

tertentu.

b. Kewajiban Konstruktif (Constructive Liabilities)

Kewajiban konstruktif timbul karena kewajiban tersebut

sengaja diciptakan untuk tujuan/kondisi tertentu, meskipun

secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk

membayar sejumlah tertentu di masa yang akan datang.

c. Kewajiban Equitable

Kewajiban equitable adalah hutang yang timbul karena

adanya kebijakan yang diambil oleh perusahaan karena alasan

moral/etika dan perlakuannya diterima oleh praktik secara

umum.

2.1.4 Pengakuan Kewajiban

Pengakuan mengikuti aturan standar dari SFAC 5 yang

menyatakan bahwa suatu kewajiban harus diakui sebagai

kewajiban apabila memenuhi empat kriteria umum, yaitu:

a. Memenuhi definisi suatu kewajiban

b. Dapat diukur

c. Relevan

d. Dapat diandalkan

Tujuan dari penilaian kewajiban adalah bahwa pengukuran

kewajiban harus memungkinkan penyajian informasi kepada

investor dan kreditor sebagai sarana untuk meramalkan arus kas.


Tujuan lain mencakup penilaian sebagai dasar untuk perbandingan

laba antar periode dan antar perusahaan, dan sebagai perbandingan

dari klaim beberapa pemegang ekuitas. Pada prinsipnya, kewajiban

diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang

sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus

dievaluasi atas dasar kaidah pengakuan. Berikut merupakan kaidah

pengakuan kewajiban:

a. Ketersediaan dasar hukum

Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan

keberpautan informasi. Ketersediaan dasar hukum yang

menimbulkan daya paksa hanya merupakan karakteristik

pendukung definisi kewajiban tadi. Jadi, kaidah ini tidak

mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat

bukti substantif hanya keharusan konstruktif atau demi kedilan.

b. Keterterapan konsep dasar konservatisma

Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria

keterandalan. Implikasi dianutnya konsep konservatisma

adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak demikian dengan

untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan

aset tidak.

c. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi

Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan

seluruh kewajiban yang timbul ketika transaksi terjadi


meskipun secara yuridis/kontraktual kewajiban baru akan

mengikat secara berkala pada saat keharusan sekarang timbul.

Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui jika

secara substantif sewaguna tersebut sebenarnya adalah

pembelian angsuran.

d. Keterukuran nilai kewajiban

Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai

kualitas keterandalan informasi. Oleh karena itu, adanya

kepastian mengenai jumlah rupiah dapat memicu diakuinya

suatu kewajiban. Jika pengukuran suatu pos kewajiban bersifat

sangat subjektif dan arbitrer, pada umumnya pos tersebut tidak

diakui.

2.1.5 Pengukuran Kewajiban

Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan

cukup pasti. Penentuan kos kewajiban pada saat terjadi paralel

dengan pengukuran asset. Terjadinya kewajiban pada umumnya

disertai dengan pemerolehan asset atau timbulnya biaya.

Pemerolehan asset dapat berupa penguasaan barang dagangannya

atau asset nonmoneter lainnya yang terjadi dari transaksi

pembelian. Pemerolehan asset dapat juga berupa kas yang terjadi

dari transaksi peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan

uang muka untuk barang atau jasa. Oleh karena itu pengukur yang

paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat


terjadinya adalah penghargaan sepakatan (meansured

considerations) dalam transaksi-transaksi tersebut dan bukan

jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Hal ini berlaku

khususnya untuk kewajiban jangka panjang.

Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap

tidak cukup material sehingga jumlah rupiah kewajiban yang

diakui akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan sumber

ekonomik (kas) masa datang. Dengan kata lain, untuk kewajiban

jangka pendek, kos pendanaan (financing cost) atau kos penundaan

(bunga sebagai nilai waktu uang) dianggap material. Penghargaan

sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai

sekarang (current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah

pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi

pada saat terjadinya. Dengan demikian, bisnis pencatatan

kewajiban adalah nilai setara tunai bukan nilai nominal utang.

2.1.6 Penilaian Kewajiban

Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan

jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat

tersebut kewajiban harus dilunasi. Dengan kata lain, penilaian

adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Atribut Penilaian

Menurut FASB

a. Nilai pasar sekarang (current market value)

b. Nilai pelunasan neto (net settlement value)


c. Nilai diskunan aliran kas masa datang (discounted value of

future cash flows)

2.1.7 Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban

Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan

urutan kelancarannya sejalan dengan aset. PSAK No. 1

menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan

likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh

tempo. Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu

daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk

memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. 

PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak

memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek

diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Semua

kewajiban diklasifikasi sebagai jangka pendek bila:

a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus

normal operasi perusahaan

b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal

neraca.

Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasi

sebagai kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut

akan jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan sejak tanggal

neraca, apabila:
a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu

lebih dari dua belas bulan.

b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya

dengan pendanaan jangka panjang.

c. Pembiayaan pendanaan jangka panjang didukung dengan

perjanjian pembiayaan kembali atau penjadualan kembali

pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan

disetujui.

Penyajian Kewajiban Lancar, dalam prakteknya kewajiban

lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan

dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena

singkatnya periode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang

dari satu tahun. 

Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi

pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham

di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu dapat

dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang

menurun, atau menurut prefensi likuiditasnya.

Penyajian hutang jangka panjang, perusahaan yang

mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam jumlah

besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan

mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang

menyertainya. Pengungkapan catatan umumnya berisi dari


kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga, provisi penarikan,

pembatasan yang dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang

disepakati atau digadaikan sebagai jaminan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut IFRS (PSAK 57), Liabilitas adalah kewajiban kini dari

perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang

diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya perusahaan

dalam mewujudkan manfaat ekonomi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

liabilitas merupakan suatu usaha yang harus dikeluarkan karena sebab

adanya transaksi atau peristiwa di masa lalu yang diharapkan dapat

mendatangkan manfaat ekonomi di masa mendatang.

Liabilitas lancar merupakan kewajiban yang jatuh tempo

pembayarannya dalam kurun waktu satu tahun. Liabilitas yang periode

atau waktu terhutangnya selama lebih dari satu tahun. Kewajiban potensial

yang mungkin terjadi tergantung pada hasil dari peristiwa masa depan

yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas. Tujuan lain

mencakup penilaian sebagai dasar untuk perbandingan laba antar periode

dan antar perusahaan, dan sebagai perbandingan dari klaim beberapa

pemegang ekuitas.

Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah

mengikat akibat transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Prinsip ini terkait

dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi. Ketersediaan

dasar hukum yang menimbulkan daya paksa hanya merupakan

karakteristik pendukung definisi kewajiban tadi. Prinsip ini merupakan


penjabaran teknis kriteria keterandalan. Ini berarti kewajiban dapat diakui

sedangkan aset tidak. Isi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh

kewajiban yang timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara

yuridis/kontraktual kewajiban baru akan terikat secara berkala pada saat

transaksi sekarang muncul.

Pengukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas

keterandalan informasi. Pemerolehan aset dapat berupa penguasaan barang

dagangannya atau aset non moneter lainnya yang terjadi dari transaksi

pembelian. Pemerolehan asset dapat juga berupa kas yang terjadi dari

transaksi peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan uang muka

untuk barang atau jasa. Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan

dianggap tidak cukup material sehingga jumlah rupiah kewajiban yang

diakui akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik

(kas) masa datang.

Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah

rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban

harus dilunasi. Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu

daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk

memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK

No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria

sebagai kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban

jangka panjang. Dalam prakteknya kewajiban lancar biasanya dicatat

dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai
penuh jatuh temponya. Karena singkatnya periode waktu yang terlibat,

yang sering kali kurang dari satu tahun.

Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi

pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham di

neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu dapat

dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau

menurut prefensi likuiditasnya. Penyajian hutang jangka panjang,

perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang

dalam jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca

dan mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang

menyertainya.

3.2 Saran

Dengan adanya penyusunan makalah ini, diharapkan pembaca

dapat lebih memahami hal-hal mengenai kewajiban. Sehingga, pembaca

dapat memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai kewajiban dan

dapat membantu pembaca dalam penyusunan laporan keuangan dan

lainnya yang berkaitan dengan kewajiban.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan-

kesalahan yang tidak disadari. Oleh karena itu, penyusun harapkan kritik

dan saran dari pembaca yang dapat membantu dan membangun

penyusunan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/annisa56280/5e953f78097f366daa174e02/tugas-

matakuliah-prof-dr-apollo-daito-definisi-pengakuan-pengukuran-dan-penyajian-

liabilitas?page=all&page_images=1

https://money.kompas.com/read/2021/07/24/190221926/apa-itu-liabilitas-

pengertian-jenis-dan-contohnya-dalam-akuntansi

https://www.academia.edu/7576323/

PELAPORAN_DAN_AKUNTANSI_KEUANGAN_LIABILITAS_DAN_EKUI

TAS_Pendidikan_Profesi_Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai