Anda di halaman 1dari 36

PENGANTAR AKUNTANSI II

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Akuntansi II

Dosen pengampu : Alfiana, S.E.,M.Si.

Oleh kelompok 7 :

1. Ahmad Aufal Marom Jailani 221611018154203

2. Dani Riyadi 221611018154227

3. Dian Sonya Kristanti 221611018154223

4. Syavina Viddya Ramdania 221611018153901

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIDYAGAMA

MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat me
nyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentu kami tidak akan sa
nggup dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terl
impahkan kepada baginda tercinta nabi besar Muhammad saw. Kami mengucapkan syukur ke
pada Allah swt atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikira
n, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Pengantar Akuntansi II. Makalah ini berisi tentang uraian materi mengenai “Kewajiban Jangk
a Panjang.”

Tentu makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan maup
un kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mak
alah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdap
at banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian makalah yang bisa kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pem
baca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Malang, 16 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….……………..…i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….………..…...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………….…….…1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………….………1

C. Tujuan……………………………………………………………………….…..2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Kewajiban Jangka Panjang…………………………………………...3

2. Utang Hipotik (Mortgages Payable)……………………………………………..4

Karakteristik Utang Hipotik……………………..………………………….…4

Jenis-Jenis Utang Hipotik……………………………………………………...4

Pencatatan Utang Hipotik………………………………………………...……5

Kelebihan Dan Kekurangan Utang Hipotik…………………………………...6

3. Wesel Bayar Jangka Panjang (Long Term Notes)……………………………......7

Jenis-Jenis Wesel Bayar………………………………………………………7

Rumus Pendiskontoan Wesel…………………………………………………8

Penyebab Terjadinya Wesel…………………………………………………..8

Penentuan Besar Angsuran…………………………………………………….9

4. Utang Obligasi (Bonds Payable)………………………………………………..10

Pentingnya Obligasi Diterbitkan…………………………………………….11

Jenis-Jenis Obligasi………………………………………………………….11

Akuntansi Untuk Penerbitan Obligasi……………………………………….13

Hubungan Tingkat Suku Bunga Pasar Dan Kupon Obligasi……..…………13

ii
Karakteristik Utang Obligasi………………………………………………...15

ii
Akuntansi Obligasi…………………………………………………………15

4. Leasing (Lease)………………...……………………………………………….21

Unsur Leasing………………………………………………...……………22

Keuntungan Dan Kerugian Leasing………………………………………..23

5. Kewajiban Jangka Panjang Dana Pensiun……………………………………….25

Jenis-Jenis Dana Pensiun……………………………………….………….25

Akuntansi Untuk Dana Pensiun……………………………………..……..26

Macam-Macam Ukuran Kewajiban Dana Pensiun…………………..……26

Pendekatan Akuntansi Dalam Program Dana Pensiun……………………..27

Komponen Beban Dana Pensiun……………………………………………27

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………..…………..……………………………………..29

B. Saran………………………………………..…………………………………..29

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..………………...30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewajiban adalah utang suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu da
n harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di masa yang akan datang. Karakteristik kewa
jiban antara lain : a) penyelesaiannya di masa datang melalui penyerahan kas, barang, atau jas
a, b) tidak dapat dihindari, c) timbul akibat transaksi atau peristiwa di masa lalu. Klasifikasi k
ewajiban dibagi menjadi dua, yaitu kewajiban lancar (jangka pendek) dan kewajiban jangka p
anjang.

Kewajiban jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya aka


n dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang b
ukan dari aktiva lancar. Utang jangka panjang juga sering disebut sebagai debt-financing, arti
nya kegiatan pendanaan yang dilakukan dengan cara meminjam atau berutang. Dan akan dilu
nasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar, seperti peralatan, gedung, t
anah, investasi saham atau investasi obligasi jangka panjang, dan lain sebagainya.

Utang jangka panjang dibagi menjadi lima jenis, yaitu utang hipotik, wesel bayar jangka panj
ang, utang obligasi, leasing, dan dana pensiun. Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian, 
pemahaman dan cara mengerjakan yang berbeda satu sama lain. Utang jangka panjang biasan
ya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikan j
umlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi ut
ang-utang perusahaan.

Utang perusahaan sangatlah penting untuk diketahui jumlahnya karena menyangkut kewajiba
n-kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu
perlu mengetahui bagaimana karakteristik dari masing-masing utang perusahaan tersebut. Ut
ang dalam akuntansi dapat didefinisikan sebagai “pengorbanan manfaat ekonomi di masa yan
g akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untu
k mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang
sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.”

Ada banyak instrument investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada umumnya terd
iri atas obligasi, saham, derivatif, reksadana, dan valuta asing. Di makalah ini akan dijelaskan
mengenai kewajiban jangka panjang yang meliputi utang hipotik, wesel bayar jangka panjang,
utang obligasi, leasing, dan dana pensiun.

B. Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya :

1
1. Apa yang dimaksud dengan kewajiban jangka panjang?
2. Sebutkan resiko dari utang jangka panjang?
3. Sebutkan jenis-jenis kewajiban jangka panjang?
4. Apa yang dimaksud dengan utang hipotik dan jelaskan bagian didalamnya?
5. Apa yang dimaksud dengan wesel bayar jangka panjang dan jelaskan bagian didalamnya?
6. Apa yang dimaksud dengan utang obligasi dan jelaskan bagian didalamnya?
7. Apa yang dimaksud dengan leasing dan jelaskan bagian didalamnya?
8. Apa yang dimaksud dengan dana pensiun dan jelaskan bagian didalamnya?

C. Tujuan

Adapun beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya :

1. Untuk menyampaikan hal-hal mengenai kewajiban jangka panjang.


2. Untuk menjabarkan materi dan contoh soal yang terkait pada kewajiban jangka panjang.
3. Untuk menjawab pertanyaan terkait rumusan masalah pada makalah ini.
4. Untuk menambah pengetahuan serta wawasan yang luas.
5. Untuk memahami lebih dalam terkait materi kewajiban jangka panjang.
6. Untuk menumbuhkan sikap kritis dan peka dalam memahami permasalahan yang mungkin
timbul dari materi kewajiban jangka panjang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

 Menurut Kieso (2002 : 242), kewajiban jangka panjang terdiri dari pengorbanan manfaat
ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak diba
yarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan mana yang lebih lama.
 Pengertian utang jangka panjang juga dicetuskan oleh Dyckman, et al. (2000 : 218) yang
mengatakan bahwa kewajiban jangka panjang adalah kewajiban dengan jangka waktu ya
ng melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi mana yang lebih baik.
 Menurut Baridwan (2000 : 365), mengatakan bahwa utang jangka panjang digunakan unt
uk menunjukkan utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari
satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lanca
r.
 Gunadi (2005 : 83), juga mengatakan bahwa kewajiban jangka panjang merupakan utang
yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang pengeluarannya tidak me
nggunakan sumber aktiva lancar.

Dapat disimpulkan bahwa kewajiban jangka panjang adalah utang yang diharapkan akan diba
yar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi normal perusa
haan (mana yang lebih panjang), dan dengan menggunakan aktiva tidak lancar yang ada atau
dengan menimbulkan kewajiban jangka panjang lainnya dengan mengalihkan menjadi modal
saham.
Dengan memperhatikan bab sebelumnya, terdapat perbedaan yang cukup jelas mengenai uta
ng jangka pendek tentang waktu pelunasan atau jatuh temponya. Utang jangka pendek jatuh t
emponya kurang dari satu tahun, sedangkan utang jangka panjang jatuh temponya lebih dari s
atu tahun.
Berbeda dengan utang jangka pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus dibayar atau
utang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam utang jangka panjang biasanya pe
ngikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis terse
but dituangkan dalam dokumen induk yang disebut dengan perjanjian kredit. Perjanjian kredit
ini berisikan jumlah utang yang diberikan, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran kembali
pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan jaminan dan lain sebagainya.

Beberapa resiko hutang jangka panjang diantaranya adalah :


1. Semakin lama jangka waktu peminjaman dana dan pelunasannya maka resiko juga akan se
makin tinggi.
2. Hanya dapat memperoleh sumber dana yang terbatas dari hasil pinjaman.
3. Hutang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan.
4. Memiliki tenggat waktu jatuh tempo pembayaran hutang yang sudah pasti atau tetap.
5. Kemungkinan nilai saham perusahaan akan turun akibat tinggi atau rendah jumlah pinjama
n.

3
Berikut jenis-jenis kewajiban jangka panjang diantaranya :

A. Utang Hipotik (Mortgages Payable)

Hipotik adalah utang yang menggunakan aktiva tetap sebagai jaminan. Aktiva tetap perusaha
an berupa gedung, bangunan, rumah, mesin, tanah maupun kapal laut.
Perusahaan yang membutuhkan dana untuk berkembang menempuh berbagai upaya untuk me
menuhi kebutuhan pendanaan jangka panjang. Bisa menempuh dengan cara menambah moda
l, menggunakan laba yang dihasilkan (retaired earning) ataupun dengan berhutang.
Untuk jangka panjang selain obligasi, hipotek atau juga dikenal sebagai mortgage adalah jeni
s hutang yang paling sering digunakan. Umumnya, pihak kreditur dengan skema pinjaman hi
potik adalah bank. Tentunya dengan syarat-syarat perbankan tertentu yang harus dipenuhi apa
bila ingin mendapatkan pinjaman hipotik.
Jatuh tempo hipotik adalah dalam jangka waktu yang cukup lama. Bisa 15-25 tahun. Setelah
adanya perjanjian hutang hipotik, kreditur atau pemberi pinjaman akan memegang kepemiliki
n aset perusahaan. Namun selama dalam masa cicilan pembayaran hutang dan bunga. Perusah
aan masih bisa menempati, memanfaatkan, mengoperasionalkan aset tersebut seperti aktiva te
tap milik perusahaan sendiri.
Pengertian hipotik dikenal juga dengan “klaim atas properti”. Apabila peminjam tidak bisa m
elakukan pembayaran hipotik. Kreditur bisa menyita aset yang dijadikan jaminan atas hipotik
tersebut.

 Karakteristik Utang Hipotik

Karakteristik dan ciri-ciri hipotek adalah sebagai berikut :


1. Bersifat droit de suite (zaaksgevolg) artinya hak tanggungan melekat pada benda meskipun
sudah dipindah tangankan.
2. Bersifat droit de preference yang artinya pembayaran utang untuk kreditur pemegang jami
nan mortgage akan diutamakan dibanding kreditur lain.
3. Bersifat ondeelbaar artinya jaminan mortgage hanya bisa kembali kepada pemiliknya setel
ah semua utang dibayar lunas. Meski sudah dibayar sebagian, tetap belum bisa kembali ke pe
miliknya karena hipotek terletak di atas seluruh benda yang menjadi objeknya.
4. Kreditur hanya memiliki hak pelunasan utang sehingga tidak berhak untuk memiliki objek
jaminan.
5. Objek jaminan mortgage akan tetap dipegang kreditur meskipun ada tuntutan atas properti
tersebut.
6. Harus memenuhi asas publisitas yang artinya perlu adanya PPAT (Pejabat Pembuat Akta T
anah) sebagai pihak ketiga yang mengurus akta perjanjian di Badan Pertanahan Nasional (BP
N).

 Jenis-Jenis Utang Hipotik

Jenis hipotik terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya :

1. Hipotek Bunga Tetap


Utang hipotek dengan skema bunga tetap artinya pihak yang meminjam uang akan mengemb
alikan pinjaman pokok dengan tingkat suku bunga tetap selama jangka waktu pinjaman. Den
gan kata lain, bunga yang dibayarkan oleh si peminjam tidak mengalami perubahan meski tin
gkat suku bunga umum mengalami fluktuasi selama jangka waktu berjalannya utang hipotik.

4
Contoh :
Satu bulan setelah perjanjian utang hipotik disepakati ternyata tingkat suku bunga umum men
galami kenaikan. Kenaikan suku bunga tersebut tidak mempengaruhi tingkat suku bunga yan
g telah disepakati dalam perjanjian utang hipotek. Demikian pula jika tingkat suku bunga um
um mengalami penurunan. Peminjam akan tetap dibebani dengan tingkat suku bunga yang tel
ah disepakati sesuai dengan perjanjian utang hipotik.

2. Hipotek Bunga Mengambang


Skema pemberlakuan suku bunga mengambang pada utang hipotik merupakan kebalikan dari
skema bunga tetap. Jika pada skema bunga tetap, bunga utang hipotik tidak dipengaruhi oleh
perubahan tingkat suku bunga umum, maka berbeda dengan skema bunga mengambang. Pad
a skema bunga mengambang, bunga utang hipotik mengikuti perubahan tingkat suku bunga y
ang berlaku di pasaran.
Contoh :
Bank umumnya menerapkan bunga tetap di satu hingga dua tahun berjalannya utang hipotik
berupa KPR. Selama periode tersebut, nasabah membayar pokok pinjaman plus bunga tetap s
esuai yang telah disepakati bersama. Pada tahun ketiga, tingkat suku bunga mengalami kenai
kan. Maka bunga KPR mengalami penyesuaian. Artinya, nasabah dibebani dengan bunga yan
g lebih tinggi karena mengikuti tingkat suku bunga yang berlaku umum. Sebaliknya, jika sela
ma jangka waktu KPR, tingkat suku bunga mengalami penurunan. Maka bunga KPR juga aka
n disesuaikan

 Pencatatan Utang Hipotik

Pencatatan hutang hipotik biasanya ada 4 pencatatan diantaranaya adalah :


1. Jurnal pada saat penutupan hipotik.
2. Jurnal penyesuaian utang hipotik.
3. Jurnal pembalik utang hipotik.
4. Jurnal pada saat membayar angsuran utang hipotik.

Contoh :
Pada tanggal 1 Juli 2017, PT Muhamad Pajar Sidik meminjam uang kepada BDN cabang Bab
akan Sirna sebesar Rp. 100.000.000 dengan jaminan gedung dan tanah . Lama pinjaman sela
ma 5 tahun, dengan bunga 12% per tahun. Bunga dibayar pada setiap angsuran. Biaya yang di
bebankan oleh bank adalah biaya akta Rp. 250.000 dan provesi 1%.

Jawaban :
1. Jurnal pada saat penutupan hipotik
Karena besar pinjaman adalah Rp. 100.000.000 dengan biaya administrasi bank Rp. 250.000
ditambah 1% dari jumlah pinjaman, maka jurnalnya :
Kas Rp. 98.750.000
Biaya administrasi bank Rp. 1. 250.000
Utang hipotik Rp. 100.000.000
2. Jurnal penyesuaian utang hipotik
Jurnal penyesuaian dilakukan pada tanggal 31 Desember 2017, artinya pada tahun 2017 yang
sudah menjadi hutang yang sebenarnya adalah 6 bulan :
(6/12) x 12% x Besar pinjaman = (6/12) x 12% x Rp. 100.000.000 = Rp. 6.000.000
Maka jurnalnya :
Beban bunga Rp. 6.000.000,00
Utang bunga Rp. 6.000.000,00
5
3. Jurnal pembalik utang hipotik
Setiap awal tahun dilakukan pencatatan jurnal pembalik dari jurnal penyesuaian yang telah di
catat di akhir bulan. Jurnal pembalik utang hipotik adalah :
Utang bunga Rp. 6.000.000,00
Beban bunga Rp. 6.000.000,00
4. Jurnal pada saat membayar angsuran utang hipotik
Lama pinjaman adalah 5 tahun, maka besar tiap angsurannya adalah Rp. 100.000.000 dibagi
5 dan biaya bunga adalah 12% maka besarnya biaya bunga pada angsuran pertama adalah 12
% x Rp. 100.000.000 = Rp. 12.000.000 Maka jurnalnya adalah :
Utang hipotik Rp. 20.000.000
Biaya bunga Rp. 12.000.000
Kas Rp. 32.000.000

 Kelebihan dan Kekurangan Utang Hipotik

Kelebihan utang hipotik adalah sebagai berikut :


1. Biaya pajak properti yang lebih kecil digunakan sebagai jaminan hipotik.
2. Aset yang dijaminkan sebagai utang hipotik masih bisa ditempati oleh debitur.
3. Pelunasan sisa hipotik bisa dibayarkan lunas apabila dananya sudah mencukupi dan tidak p
erlu sampai menghabiskan masa pelunasan.
4. Mengurangi beban pajak. Kelebihan ini umumnya dirasakan oleh peminjam yang berstatus
sebagai badan perusahaan. Tak bisa dipungkiri bahwa setiap periode, perusahaan dibebani de
ngan pajak. Bunga yang timbul atas adanya utang hipotik ini ternyata dapat mengurangi beba
n pajak, sehingga pajak yang dibayarkan perusahaan lebih kecil dibandingkan tanpa adanya b
unga utang hipotik. Sebagai contoh, ketika perusahaan ingin membeli aset berupa gedung ata
u gudang, maka pilihan menggunakan utang hipotik dari bank lebih menguntungkan dibandin
gkan dengan pembelian tunai menggunakan kas perusahaan. Utang hipotik menimbulkan ke
wajiban bunga yang dapat mengurangi beban pajak. Tingkat suku bunga yang diberlakukan d
alam utang hipotik umumnya lebih rendah dengan jangka waktu pelunasan utang yang cukup
lama, maksimal hingga 20 tahun. Dengan demikian, perusahaan akan lebih mudah dalam mer
encanakan arus kasnya.
5. Kreditur tidak memiliki hak untuk mengintervensi internal perusahaan. Utang hipotik mela
hirkan hubungan antara perusahaan sebagai pihak peminjam dengan bank atau pihak lain seb
agai pihak yang memberi pinjaman. Konsekuensinya perusahaan menyerahkan aset tidak ber
gerak berupa sertifikat tanah, gedung, atau gudang yang dimilikinya kepada bank atau pihak l
ain sebagai jaminan. Meski demikian, bank atau pihak lain selaku pemilik hipotik tidak memi
liki otoritas apapun untuk mengintervensi aturan dan kebijakan internal perusahaan. Artinya,
bank atau pihak lain tersebut tidak bisa mempengaruhi bahkan mendikte perusahaan untuk m
engubah arah kebijakan dan strategi bisnisnya. Berbeda dengan skema penerbitan saham yan
g digunakan sebagai sumber pendanaan. Penerbitan saham sama artinya perusahaan menjual
sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Mereka yang membeli saham disebut sebagai
investor yang memiliki kewenangan untuk turut menentukan arah jalannya perusahaan.
6. Tetap bisa memanfaatkan jaminan. Utang hipotik disertai dengan penyerahan aset tidak ber
gerak sebagai jaminan. Meski demikian, perusahaan tetap bisa memanfaatkan aset yang dija
minkan tersebut. Oleh sebab itu, utang hipotik tidak mempengaruhi atau mengganggu operasi
onal dan kinerja perusahaan.

Kekurangan utang hipotik adalah sebagai berikut :

6
1.Biaya hipotik dikenal memiliki pembayaran yang cukup besar. Bahkan terkadang nominaln
ya bisa melebihi harga asli dari penjualan properti. Adapun kelebihan biaya pembayaran lain
nya seperti bunga, premi asuransi, biaya notaris, dan administrasi bank.
2. Pemanfaatan aset dibatasi meski benda yang dijaminkan pada dasarnya masih bisa digunak
an. Properti yang dijadikan objek hipotik tidak boleh diperjualbelikan, menambah gedung, dis
ewakan, atau areanya diperluas.
3. Biaya yang mahal. Biaya yang ditimbulkan oleh utang hipotik ini tergolong mahal. Mulai d
ari biaya administrasi, notaris, premi asuransi, hingga appraisal yakni penilaian aset tetap yan
g akan dijaminkan. Jika diakumulasikan, total pembayaran pinjaman hipotik ini bisa jadi mel
ebihi harga asli dari aset tetap yang dijaminkan. Keseluruhan biaya-biaya tersebut menjadi ta
nggungan dari perusahaan sebagai peminjam hipotik.
4. Pembatasan penggunaan aset yang dijaminkan. Perusahaan sebagai peminjam hipotik mem
ang bisa memanfaatkan aset tetap yang dijaminkan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Na
mun, pemanfaatannya dibatasi. Artinya, perusahaan tidak bisa menyewakan atau bahkan men
jual aset tersebut sebab masih berstatus sebagai jaminan atas utang hipotik perusahaan. Selain
itu, perusahaan juga tidak diperkenankan untuk mengubah bentuk dari aset tetap tersebut yan
g dapat mempengaruhi nilainya.

B. Wesel Bayar Jangka Panjang ( Long Term Notes )

Wesel bayar jangka panjang merupakan utang wesel yang jangka waktu pelunasannya lebih d
ari satu periode akuntansi. Perusahaan biasanya menerbitkan wesel bayar jangka panjang apa
bila membutuhkan dana dalam jumlah besar atau melakukan pembelian yang tidak bisa diba
yar langsung tetapi melalui pembayaran angsuran. Perbedaan antara wesel bayar pendek dan
wesel bayar jangka panjang terletak pada tanggal jatuh temponya. Wesel bayar jangka pend
ek diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu siklus operasi. Wesel bayar jangka panj
ang memiliki substansi yang sama seperti obligasi dimana keduanya memiliki tanggal jatuh
tempo yang tetap dan suku bunga yang ditetapkan. Selain itu perlakuan akuntansi wesel dan
obligasi juga tidak jauh berbeda. Sama halnya dengan obligasi, wesel juga dinilai pada nilai s
ekarang dari arus kas bunga dan pokok masa depan, dimana setiap premi dan diskonto diamo
rtisasi dengan cara yang sama selama umur wesel tersebut.

Wesel bayar adalah perjanjian pembayaran yang memuat informasi waktu pembayaran secara
spesifik. Sebuah wesel bayar disebut jangka panjang jika jangka waktu wesel tersebut lebih d
ari satu tahun. Penerbitan wesel bayar jangka panjang mungkin memerlukan agunan atau jam
inan khususnya bila mengambil pinjaman dari bank. Wesel jangka panjang diungkapkan di b
awah kewajiban jangka panjang pada sisi kewajiban neraca. Wesel bayar juga dapat diartikan
sebagai bukti janji tertulis berkekuatan hukum yang mengikat akibat penyertaan materai yang
dibuat karena adanya pinjaman (utang) yang disebabkan oleh transaksi jual beli barang atau j
asa. Wesel bayar tidak boleh dicampur dengan wesel dagang, wesel dari pegawai dan wesel j
enis lainnya. Wesel yang telah jatuh tempo namun belum dilunasi harus dicatat secara terpisa
h dari wesel yang belum jatuh tempo.

 Jenis-Jenis Wesel Bayar

Ada 2 jenis wesel bayar yaitu:

7
1. Wesel tidak berbunga. Pengertiannya yaitu wesel yang dibayar pada tanggal jatuh tempo d
engan nominal yang sesuai dengan jumlah uang yang dipinjamkan tanpa ada tambahan biaya
apapun.

2. Wesel berbunga. Pengertiannya yaitu wesel yang dibayar pada tanggal jatuh tempo sesuai
dengan nominal yang dipinjamkan dan ditambah bunga terhitung.

 Rumus Pendiskontoan Wesel :

1. Penentuan nilai jatuh tempo wesel = nilai nominal + bunga

2. Penentuan bunga wesel = nilai nominal x tarif bunga x jangka waktu wesel

3. Perhitungan jangka waktu wesel yaitu dari tanggal wesel terbit ke tanggal jatuh tempo

4. Perhitungan jumlah diskon = Nilai jatuh tempo x tarif diskon x jangka waktu diskon

5. Penentuan jangka waktu diskon yaitu dari tanggal penjualan hingga tanggal jatuh tempo

6. Perhitungan hasil penjualan/pendiskontoan yaitu nilai jatuh tempo dikurangi diskon

Kondisi yang terjadi pada saat wesel sudah jatuh tempo antara lain :

1. Wesel dilunasi

2. Wesel tidak dilunasi

3. Wesel diperpanjang

 Penyebab Terjadinya Wesel :

1. Penggantian piutang yang sudah jatuh tempo tetapi belum dilunasi

2. Transaksi ditetapkan sebagai syarat jual beli

3. Pinjaman dilakukan dalam bentuk uang tunai (cash)

4. Rekening piutang wesel berada pada posisi kredit saat pendiskontoan, jika pihak yang men
diskontokan tidak melunasi wesel tersebut

5. Jika pihak yang mendiskontokan wesel bertanggung jawab namun wesel tidak dilunasi ole
h pembuatnya maka rekening piutang wesel didiskontokan ditempatkan pada posisi kredit

6. Rekening piutang wesel yang didiskontokan menandakan bahwa ada utang yang belum pas
ti (contingent liabilities)

7. Pihak yang mendiskontokan piutang wesel harus melunasi piutang wesel tersebut

8
8. Jika piutang wesel yang telah didiskontokan tidak dilunasi oleh pembuatnya sesuai waktu j
atuh tempo maka pihak itu harus melunasi wesel sebesar nilai nominal wesel ditambah bunga
dan biaya penagihan

9. Nominal yang dibayarkan ini dicatat sebagai piutang oleh pembuat wesel

10. Rekening piutang wesel dari piutang wesel didiskontokan harus segera ditutup

11. Jika pembuat wesel melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka pihak yang mendi
skontokan wesel harus segera menutup rekening piutang wesel termasuk piutang wesel yang
didiskontokan tersebut

12. Jika pembuat wesel tidak melunasi wesel sesuai tanggal jatuh tempo maka orang itu akan
ditagih oleh bank melalui pihak yang mendiskontokan wesel

13. Penjual tersebut pasti menagih uang sebesar yang dibayarkannya ke bank.

Contoh :

1. Pada tanggal 15 Oktober PT. Suka Maju membeli barang dagang pada UD.Sri Wangi senil
ai Rp 5.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10 n/30.
2. Pada tanggal 25 Oktober PT.Suka Maju menyerahkan promes hutang wesel pada UD.Sri
Wangi sebagai pengganti hutang dagangnya.
3. Tanggal 25 November PT. Suka Maju melunasi promes pada UD. Sri Wangi.
Buatlah Jurnal umum PT. Suka Maju !
Jawaban :
PT SUKA MAJU
JURNAL UMUM
PER OKTOBER 2018

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


15 okt Pembelian 5.000.000
Hutang Dagang 5.000.000
25 okt Hutang Dagang 5.000.000
Hutang Wesel 5.000.000
25 nov Hutang Wesel 5.000.000
Kas 5.000.000

Wesel jangka panjang dikeluarkan untuk memperoleh pinjaman uang dan konsepnya sama de
ngan wesel jangka pendek, hanya periode waktunya lebih dari satu tahun.

Contoh :

Pada tanggal 31 desember 2009 PT Lagi Sedih meminjam uang sebesar 120.000.000 yang di
bayar dengan promes berbunga 10 % dan akan dilunasi dengan enam kali angsuran tahunan. J
urnal yang di buat PT Lagi Sedih adalah :
31/12/9 Kas 120.000.000
Utang wesel 120.000.000
9
(untuk mencatat penarikan pinjaman dengan promes)
Sedangkan penentuan besarnya angsuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

 Penentuan Besar Angsuran

a. Jumlah Angsuran Tidak Sama Besar

Angsuran satu dengan angsuran yang lain tidak sama besar. Angsuran terdiri dari angsuran bu
nga dan angsuran pokok pinjaman. Jumlah angsuran pokok pinjaman sama besar, sedangkan
angsuran atas bunga tidak sama besar . Hal ini disebabkan karena jumlah angsuran untuk pok
ok pinjaman yang harus dibayar semakin menurun sehingga angsuran untuk bunga akan sema
kin menurun juga.

Contoh :
Berdasarkan kasus diatas, PT Lagi Sedih harus mengangsur pinjamannya setiap tanggal 31 de
sember . Sehingga perhitungan untuk jumlah angsuran pokok pinjaman dan angsuran bunga 1
00.000.000 adalah sebagai berikut :
Perhitungan :
~Tahun pertama
Angsuran pokok pinjaman (120.000.000/6) 20.000.000
Angsuran bunga (10 % x 120.000.000) 12.000.000 +
Besarnya angsuran tahun pertama 32.000.000
Jurnalnya :
31/12/10 Utang wesel 20.000.000
Biaya bunga 12.000.000
Kas 32.000.000
~Tahun kedua
Angsuran pokok pinjaman (120.000.000/6) 20.000.000
Angsuran bunga (10 % x 100.000.000) 10.000.000 +
Besarnya angsuran tahun kedua 30.000.000
Jurnalnya :
31/12/11 Utang wesel 20.000.000
Biaya bunga 10.000.000
Kas 30.000.000
Jadi besarnya jumlah angsuran dari periode pertama dan seterusnya tidak sama besar.

b. Jumlah Angsuran Sama Besar

Dalam cara ini, walaupun jumlah setiap angsuran sama besarnya, tapi komposisi angsuran po
kok pinjaman dan jumlah bunga yang dibayar berubah-ubah. Penetapan angsuran berdasarka
n pada nilai sekarang (present value). Dalam penerapan konsep ini, jumlah angsuran dapat di
hitung dengan cara membagi nilai nominal dengan faktor diskonto yang dapat dicari melalui t
abel (seperti dibuku Haryono Jusup halaman 272).

Contoh :
Berdasarkan kasus diatas, maka faktor diskontonya (bunga 10 %, periode 6 tahun) adalah 4,3
553
Jumlah tiap angsuran = 120.000.000 : 4,3553
= 27.552.637 (pembulatan)
Pengalokasian angsuran :
10
Tabel pembagian bunga dan pokok pinjaman dalam tiap angsuran.

Akhir per (a) (b) (c) (d) (e)


iode Saldo awal po Angsuran tiap Biaya bunga p Bagian pokok Saldo akhir po
kok pinjaman periode eriode ini pinjaman kok pinjaman
(a) x 10% (b) - ( c ) (a) - (d)
31/12/10 120.000.000 27.552.637 12.000.000 15.552.637 104.447.363
31/12/11 104.447.363 27.552.637 10.444.736,3 17.107.900,3 87.339.462,7
31/12/12 87.339.462,7 27.552.637 8.733.946,3 18.818.690,7 68.520.772
31/12/13 68.520.772 27.552.637 6.852.077,2 20.700.559,8 47.820.211,2
31/12/14 47.820.211,2 27.552.637 4.782.021,1 22.770.615,9 25.049.594,3
31/12/15 25.049.594,3 27.552.637 2.504.959,4 25.047.677,9 0

Jurnal untuk mencatat pembayaran angsuran wesel untuk tahun pertama adalah :
31/12/10 Utang wesel 15.552.637
Biaya bunga 12.000.000
Kas 27.552.637

C. Utang Obligasi (Bonds Payable)

Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbe
likan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan efek untuk membayar imbalan berupa
bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah d
itentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi merupakan salah satu investasi ef
ek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi
yang relatif stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga. Obligasi merupakan bentuk wes
el bayar berbunga. Obligasi diterbitkan oleh perusahaan, universitas, dan lembaga pemerintah.
Obligasi seperti saham biasa, dijual dalam satuan kecil (misalnya dalam hitungan lima belas
ribu rupiah atau kelipatan lima belas rupiah). Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat inv
estor.

 Pentingnya Obligasi Diterbitkan

Sebuah perusahaan dapat menggunakan pendanaan jangka panjang selain obligasi, seperti we
sel bayar dan sewa. Untuk pendanaan yang lain tersebut perusahaan perlu menemukan seseor
ang, perusahaan lain, atau lembaga keuangan yang berkenan memberikan dana yang dibutuhk
an. Wesel bayar dan sewa jarang dapat memenuhi kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan unt
uk pengembangan pabrik dan beberapa proyek seperti pembangunan gedung baru. Untuk me
mperoleh jumlah yang besar dari modal jangka panjang, manajemen perusahaan biasanya me
mutuskan untuk menerbitkan saham biasa (pendanaan ekuitas) atau obligasi.

Dari sudut pandang perusahaan, pendanaan jangka panjang melalui obligasi memberikan keu
nggulan dibandingkan saham biasa.

Keunggulan pendanaan obligasi dibandingkan saham biasa yaitu sebagai berikut :

1. Kendali pemegang saham tidak berpengaruh

11
Pemilik obligasi tidak akan memiliki hak suara dalam perusahaan, sehingga tidak akan memp
engaruhi manajemen dan operasional harian perusahaan
2. Adanya penghematan dari sisi pajak
Mengurangi kewajiban pajak, hal ini dikarenakan bunga pinjaman merupakan biaya yang dib
ebankan kepada perusahaan. Sedangkan, deviden merupakan pembagian laba yang tidak dapa
t dikategorikan sebagai pembebanan biaya.
3. Bunga obligasi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan deviden yang harus dibaya
rkan kepada pemegang saham.
4. Laba per saham akan lebih tinggi
Meskipun beban bunga obligasi mengurangi laba bersih, laba per saham pada saham biasa ak
an menjadi lebih besar dengan obligasi dengan Jaminan dan Obligasi Tanpa Jaminan

pendanaan melalui obligasi karena tidak ada tambahan saham biasa yang diterbitkan.

 Jenis- Jenis Obligasi

Jenis-jenis obligasi, bisa dilihat dari berbagai segi diantaranya :

A. Ditinjau dari segi jaminan :

1. Obligasi dengan jaminan (secured bonds), merupakan obligasi yang dijamin dengan jamin
an tertentu yang dapat berbentuk surat-surat atau aktiva tetap.

2. Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds), merupakan obligasi yang hanya disertai jamina
n kepercayaan.

B. Ditinjau dari segi peralihan :

1. Obligasi atas unjuk (bearer bonds), merupakan obligasi yang tidak memiliki nama sehingg
a mudah untuk dialihkan kepada pihak lain. Pemegang obligasi atas unjuk harus mengirim ku
pon untuk menerima pembayaran bunga.

2. Obligasi atas nama (registered bonds), merupakan obligasi yang mencantumkan nama pem
iliknya, sehingga memerlukan persyaratan dan prosedur tertentu untuk pengalihannya. Pemba
yaran bunga pada obligasi atas nama dilakukan dengan memeriksa catatan pemegang obligasi.

C. Ditinjau dari segi cara penetapan dan pembayaran bunga :

1. Obligasi dengan bunga tetap, merupakan obligasi yang memberikan bunga tetap selama pe
riode tertentu (flat rate).

2. Obligasi dengan bunga tidak tetap, merupakan obligasi yang memberikan bunga tidak tetap,
bisa menurun (sliding rate) atau mengambang (floating rate).

3. Obligasi tanpa bunga, merupakan obligasi yang tidak memberikan bunga kepada pemegan
gnya, keuntungannya diharapkan dari selisih antara nilai pembelian dengan nilai pada saat jat
uh tempo.

D. Ditinjau dari segi jatuh temponya :


12
1. Obligasi berjangka (term bond), merupakan Obligasi yang jatuh tempo pada waktu yang be
rsamaan di masa mendatang. Sebagai contoh, obligasi debenture Caterpillar Inc. yang jatuh te
mpo dalam tahun 2007.

2. Obligasi berseri (serial bond), merupakan obligasi yang jatuh tempo pada waktu yang berb
eda atau berangsur-angsur. Sebagai contoh, obligasi debenture Caterpillar Inc. yang jatuh tem
po dalam tahun 2004 dan 2007 (jatuh tempo secara tahunan).

E. Ditinjau dari segi penerbit :

1. Obligasi oleh pemerintah, merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, baik peme
rintah pusat, daerah atau perusahaan pemerintah. Obligasi ini disebut juga surat utang negara
atau SUN.

2. Obligasi oleh swasta, merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pihak swasta.

F. Ditinjau dari segi konversi :

1. Obligasi konvertibel (convertible bond), merupakan obligasi yang dapat dikonversi menjad
i saham umum berdasarkan pilihan dari pemegang obligasi. Adanya fitur konversi inilah yang
secara umum dapat menarik pembeli obligasi.

2. Obligasi yang dapat ditarik (callable bond), merupakan obligasi yang dapat ditarik kembali
oleh perusahaan sebelum jatuh tempo.

G. Dilihat dari tanggal jatuh temponya :

1. Obligasi berseri, merupakan obligasi yang terdiri atas beberapa seri dengan tanggal jatuh te
mpo yang berbeda-beda.

2. Obligasi sinking fund, merupkan obligasi yang memiliki tanggal jatuh tempo yang sama.

 Akuntansi untuk Penerbitan Obligasi

1. Nilai Nominal Obligasi

Nilai nominal obligasi adalah jumlah dana yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada
saat obligasi jatuh tempo.

2. Tingkat Bunga Kupon Obligasi

Tingkat bunga kupon obligasi adalah persentase dari nilai nominal obligasi yang akan
dibayarkan secara periodik.

3. Jatuh Tempo Obligasi

Jatuh tempo obligasi adalah jangka waktu sejak obligasi diterbitkan sampai dengan penerbit
obligasi akan membayarkan kembali nilai nominal obligasi kepada pemegangnya.

13
4. Indenture

Indenture adalah perjanjian hukum (kontrak) antara perusahaan yang menerbitkan obligasi
dengan trustee, yaitu pihak yang mewakili pemegang obligasi. Indenture berisi tidak terbatas
pada keterangan obligasi, hak-hak pemegang obligasi, hak-hak penerbit obligasi, dan
tanggung jawab trustee.

5. Harga Obligasi

Harga obligasi adalah biaya yang dikeluarkan pemegang obligasi ketika membeli obligasi di
pasar uang atau pasar sekunder. Untuk obligasi yang diperdagangkan di pasar sekunder,
harganya dikuotasi dalam persentase dari nilai nominal.

6. Dana Pelunasan Obligasi (Sinking Fund)

Sinking fund adalah sejumlah dana yang disisihkan secara teratur oleh penerbit obligasi untuk
tujuan pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo. Sinking fund ini dilakukan agar perusahaan
penerbit obligasi tidak memiliki kesulitan dalam melunasi obligasi saat jatuh tempo.

 Hubungan Tingkat Suku Bunga Pasar dan Suku Bunga Kupon Obligasi

Ketika sebuah perusahaan menerbitkan obligasi, harga jual yang diperoleh dari penerbitan
obligasi ditentukan oleh faktor-faktor berikut :

1. Nilai nominal obligasi yang juga merupakan nilai saat jatuh tempo.

2. Tingkat bunga kupon dan periode pembayaran kupon obligasi.

3. Tingkat suku bunga pasar untuk obligasi sejenis.

Jika suku bunga pasar = Suku Jika suku bunga pasar > Suku Jika suku bunga pasar < Suku
bunga kupon obligasi bunga kupon obligasi bunga kupon obligasi

Harga jual obligasi = Nilai • Harga jual obligasi < Nilai • Harga jual obligasi > Nilai
nominal nominal nominal

• Ada disagio (discount) • Ada agio (premium)

Tabel diatas menjelaskan hubungan antara tingkat suku bunga pasar dan suku bunga kupon
obligasi yang sangat menentukan harga jual obligasi ketika pertama kali diterbitkan.

Contoh :
14
PT Nusa Lestari menerbitkan obligasi senilai 120.000.000 bunga 10 % jangka waktu 12 tahu
n tertanggal 1 januari 2009 dengan pembayaran bunga setiap tanggal 1 Juli dan 1 januari.

Jurnal yang dibuat oleh PT Nusa Lestari adalah :

1/1/09 Kas 120.000.000

Utang obligasi 120.000.000

(Jurnal untuk mencatat penjualan obligasi, bunga 10 % dalam waktu 12 tahun)

Tanggal 1 juli 2009 perusahaan membayar bunga untuk periode 6 bulan pertama yaitu sebesa
r:

Bunga obligasi = 120.000.000 x 10% x 6/12 = 6.000.000

Jurnal :

1/7/09 Biaya bunga 6.000.000

Kas 6.000.000

(Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga dalam 6 bulan)

Pada saat obligasi dilunasi (tanggal 1 januari 2021), jurnal yang dibuat oleh perusahaan adala
h sebagai berikut :

1/1/21 Utang obligasi 120.000.000

Biaya bunga 6.000.000

Kas 126.000.000

(Jurnal untuk mencatat pelunasan obligasi pada tanggal jatuh tempo)

 Karakteristik Utang Obligasi

Perusahaan yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT), khususnya PT terbuka (T
bk) memenuhi kebutuhan dananya yang sangat besar dengan menerbitkan surat berharga atau
sekuritas. Selain surat berharga berupa saham, surat berharga yang umum diterbitkan adalah
obligasi. Terdapat beberapa keuntungan bagi debitur memenuhi kebutuhan dananya dengan
memilih menerbitkan obligasi dibandingkan dengan menerbitkan saham, karena obligasi me
miliki karakteristik sebagai berikut :

1. Surat berharga obligasi merupakan surat berharga bersifat utang, artinya pihak yang menju
al atau menerbitkan obligasi disebut emiten. Emiten memiliki utang kepada pihak yang mem
beli atau memegang obligasi disebut investor. Hubungan antara penjualan dengan pembeli ad
alah hubungan utang piutang.
15
2. Pemilikan obligasi tidak menimbulkan hak suara dalam pengelolaan dalam manajemen per
usahaan.
3. Pemilik obligasi akan mendapat keuntungan yang bersifat relatif tetap tergantung dari meto
de pembayaran bunganya, sedangkan jika membeli saham mendapatkan deviden yang relatif t
idak tetap karena deviden yang dibayarkan tergantung dari laba perusahaan.
4. Beban bunga yang dibayarkan oleh pihak penjual obligasi dapat dikurangkan dari perhitun
gan laba, sehingga jumlah pajak menjadi lebih kecil, sedangkan deviden tidak bisa dikurangk
an dalam menghitung laba. Dengan demikian perbedaan obligasi dengan saham adalah sebag
ai berikut:

Letak perbedaan Obligasi Saham


Sifat Utang Kepemilikan
Hak suara dalam pengelolaan Tidak ada Ada
manajemen perusahaan
Istilah keuntungan Bunga Deviden
Saat pembagian keuntungan Tergantung kesepakatan Umumnya setelah RUPS
Stabilitas penerimaan keuntu Stabil Kurang stabil
ngan
Dapat tidaknya mengurangi l Bunga yang dibayarkan kepa Deviden yang dibayarkan ke
aba da pemegang obligasi dapat pada pemegang saham tidak
mengurangi laba dapat mengurangi laba

 Akuntansi Obligasi

Akuntansi obligasi meliputi perhitungan dan pencatatan harga obligasi, pembelian, penerimaa
n bunga, bunga berjalan, penyesuaian atas bunga berjalan, penerimaan pelunasan, pelepasan
dan penyajian utang obligasi di neraca. Berikut dibahas secara lengkap mengenai hal tersebut.

1. Harga Obligasi

Harga obligasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu nilai nominal obligasi, suku bunga nom
inal, suku bunga efektif, periode pembayaran bunga dan tanggal jatuh tempo. Harga obligasi
merupakan nilai tunai bunga yang diterima investor selama jangka waktu investasi ditambah
nilai tunai obligasi yang akan diterima pada tanggal jatuh tempo. Adapun rumus untuk mengh
itung harga obligasi adalah sebagai berikut :

Harga obligasi pada tahun 0 = (SBN x NN) : (1+SBE) + (SBN x NN) : (1+SBE) +….+ (SBN
x NN) + N : (1+SBE)

Keterangan:

SBN = suku bunga nominal per periode, yaitu suku bunga yang tercantum pada sertifikat obli
gasi.

SBE = suku bunga efektif per periode, yaitu suku bunga yang berlaku dipasar modal.
16
NN = nilai nominal

N = periode ke n

Contoh :

Pada tanggal 2 Januari 2015 PT WGAH membeli obligasi PT Wahyu, nominal Rp 100.000.0
00 Bunga 13% dibayar tiap tanggal 2 Januari. Jatuh tempo 2 Januari 2020. Suku bunga efekti
f 10%. Berapa harga obligasi?

Harga obligasi 2 Jan 15 = (13% x Rp 100.000.000) : (1+0,1) + (13% x Rp 100.000.000) : (1+


0,1) + (13% x Rp 100.000.000) : (1+0,1) + (13% x Rp 100.000.000) : (1+0,1) + (13% x Rp 1
00.000.000) : (1+0,1) + (Rp 100.000.000 : (1+0,1))

= Rp 111.372.360

Harga obligasi bisa di atas nilai nominal, di bawah nilai nominal dan sama dengan nilai nomi
nal. Jika suku bunga nominal lebih tinggi daripada suku bunga efektif, maka obligasi laku di
pasar modal di atas nilai nominal, dan sebaliknya. Jika suku bunga nominal sama dengan suk
u bunga efektif maka harga obligasi sama dengan nilai nominalnya.

2. Pembelian Pencatatan

Pada saat pembelian obligasi yakni dengan mendebet akun investasi obligasi dan mengkredit
kas sebesar harga perolehannya. Harga perolehan merupakan harga beli ditambah biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam rangka pembelian obligasi seperti komisi dan biaya administrasi. Dal
am hal tersebut terjadi bunga berjalan, maka bunga berjalan tidak termasuk harga perolehan o
bligasi.

Contoh :

Tanggal 2 Januari 2015, PT Karuna membeli obligasi PT Sasa, nominal Rp 150.000.000 Bun
ga 11% dibayar setahun sekali tiap 2 Januari. Kurs obligasi 104%. Komisi dan biaya administ
rasi Rp 2.0000.000. Transaksi pembelian dicatat oleh PT Karuna dengan jurnal sebagai berik
ut:

Investasi obligasi Rp 158.000.000

Kas Rp158.000.000

Perhitungan: Kurs obligasi 104/100 x Rp 150.000.000 = Rp 156.000.000

Komisi dan biaya administrasi = Rp 2.000.000

Harga perolehan = Rp 158.000.000

17
3. Penerimaan Bunga

Tanggal 2 Januari 2016, PT Karuna memperoleh bunga atas invetasinya pada PT Sasa. Jumla
h bunga yang diperoleh adalah 11% x Rp 150.0000.000 = Rp 16.500.000 Jurnal untuk menca
tat penerimaan bunga adalah :

Kas Rp 16.500.000

Pendapatan bunga obligasi Rp 16.500.000

4. Bunga Berjalan

Pembayaran bunga obligasi tidak selalu dilakukan sekali dalam setahun, namun dapat juga du
a kali atau tiga kali dalam setahun, karena demikian sangat mungkin terjadi tanggal pembayar
an bunga tidak bersamaan dengan tanggal transaksi baik pembelian maupun penjualan obliga
si. Perbedaan tanggal pembayaran bunga dengan tanggal transaksi disebut dengan bunga berj
alan. Periode bunga berjalan adalah sejak tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan
tanggal transaksi berikutnya. Dalam menghitung harga perolehan obligasi, bunga berjalan tid
ak boleh disertakan sebagai penambah harga perolehan, karena bunga berjalan yang dibayar o
leh investor akan diterima kembali pada tanggal pembayaran bunga.

Contoh :

PT Anita membeli obligasi PT Ananta pada tanggal 1 April 2014. Bunga obligasi 11% per ta
hun tiap 1 Mei dan 1 Oktober, nominal Rp 200.000.000 kurs 103%. Biaya komisi dan admini
strasi Rp 2.500.000 jangka waktu 5 tahun. Perhitungan jumlah kas yang harus dibayar oleh in
vestor sebagai berikut :

Kurs obligasi 103% x Rp 200.000.000 = Rp 206.000.000

Komisi dan administrasi = Rp 2.500.000

Harga perolehan obligasi = Rp 208.500.000

Bunga berjalan 6 bulan (1 Okt-1 Apr)

(6/12 x 11% x Rp 200.000.000) = Rp 11.000.000

Jumlah kas yang harus dibayar = Rp 219.500.000

Bunga berjalan sebesar Rp 11.000.000 meskipun pengeluaran yang terjadi pada saat memper
oleh obligasi, namun bunga berjalan tersebut tidak boleh menambah harga perolehan obligasi,
karena pada tanggal 1 Mei PT Anita akan memperoleh pendapatan bunga yang jumlahnya ter
masuk pengembalian bunga pada saat obligasi diperoleh. Bunga berjalan dapat dicatat sebaga
i piutang bunga atau pendapatan bunga tergantung pendekatan yang digunakan, apakah meng

18
gunakan pendekatan laba rugi atau menggunakan pendekatan neraca. Jika digunakan pendeka
tan laba rugi, jurnal untuk mencatat perolehan obligasi dan bunga berjalan adalah sebagai beri
kut:

1 April 2014

Investasi obligasi PT Ananta Rp 208.500.000

Pendapatan bunga berjalan Rp 11.000.000

Kas Rp 219.500.000

Jika bunga berjalan didebet ke pendapatan bunga, maka pada tanggal penerimaan bunga perta
ma kali yakni pada tanggal 1 Mei 2014 jurnal yang dibuat adalah sebagai berkut :

1 Mei 2014

Kas Rp 12.833.333

Pendapatan bunga Rp 12.833.333

Jumlah pendapatan bunga sesungguhnya yang menjadi hak dan diperoleh oleh PT Anita adala
h Rp 12.833.000 - Rp 11.000.000 = Rp 1.833.333 yakni bunga selama 1 bulan yaitu dari tang
gal 1 April sampai dengan tanggal 1 Mei (1/12 x 11% x Rp 200.000.000). Jika digunakan pen
dekatan neraca, untuk mencatat perolehan obligasi dan bunga berjalan adalah sebagai berikut :

Investasi obligasi Rp 208.500.000

Piutang bunga Rp 11.000.000

Kas Rp 219.500.000

Jika bunga berjalan didebet ke rekening piutang bunga, maka pada tanggal 1 Mei 2014, saat p
enerimaan bunga pertama kali, jurnal yang dibuat untuk mencatat penerimaan bunga adalah:

1 Mei 2014

Kas Rp 12.833.333

Piutang bunga Rp 11.000.000

Pendapatan bunga Rp 1.833.333

Setelah jurnal ini di input, maka akun piutang bunga bersaldo nol. Pendekatan yang manapun
digunakan, menghasilkan hasil yang sama yakni akun pendapatan bunga bersaldo kredit Rp 1.
19
833.333 yang merupakan pendapatan bunga yang memang diperoleh PT Anita selama 1 bula
n sejak 1 April sampai dengan 1 Mei 2014. Penerimaan bunga pada periode berikutnya dicata
t dengan jurnal mendebet kas dan mengkredit pendapatan bunga.

5. Penyesuaian atas Bunga Berjalan

Pada akhir periode akuntansi, harus dibuat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan hal beriku
t yaitu :

a. Bunga yang belum diterima jika tanggal bunga tidak tepat diakhir periode

Obligasi PT Ananta yang dibeli oleh PT Anita pada contoh sebelumnya, tanggal pembayaran
bunganya tiap 1 Mei dan 1 Oktober, jadi pada tanggal 31 Desember harus dibuat jurnal penye
suaian untuk mengakui piutang bunga untuk bulan November dan Desember. Adapun jurnal
penyesuaian untuk mencatat piutang bunga tersebut adalah sebagai berikut:

31 Desember 2014

Piutang bunga Rp 3.666.666

Pendapatan bunga Rp 3.666.666

(2/12 x 11% x Rp 200.000.000)

Pada tanggal 1 Januari 2015, dibuat jurnal pembalik atas jurnal penyesuaian per 31 Desember
2014, jurnal pembaliknya adalah :

1 Januari 2015

Pendapatan bunga Rp 3.666.666

Piutang bunga Rp 3.666.666

b. Amortisasi agio atau disagio jika harga perolehan tidak sama dengan nilai nominal. Jika ha
rga perolehan obligasi di atas nilai nominalnya, maka akan menimbulkan agio obligasi dan se
baliknya diasgio jika harga perolehan di bawah nilai nominalnya. Jurnal untuk mencatat amor
tisasi agio adalah :

31 Desember

Pendapatan bunga xxx

Investasi obligasi xxx

Jurnal untuk mencatat amortisasi disagio adalah:

20
Investasi obligasi xxx

Pendapatan bunga xxx

6. Penerimaan Pelunasan

Emiten akan melunasi ke investor utang obligasinya pada tanggal jatuh tempo sebesar nilai n
ominalnya. Masih menggunakan contoh soal obligasi PT Ananta yang dibeli oleh PT Anita p
ada tanggal 1 Aril 2014, dengan jangka waktu 5 tahun, dengan nominal Rp 200.000.000 mak
a pada tanggal 1 Apri 2019, jurnal yang dibuat oleh PT Anita adalah:

Kas Rp 200.000.000

Investasi obligasi Rp 200.000.000

7. Pelepasan

Apabila obligasi dijual sebelum tanggal jatuh tempo maka jurnalnya adalah kas didebet sebes
ar harga jual bersih ditambah bunga berjalan kalau ada, dan mengkredit investasi obligasi seb
esar nilai bukunya. Selisih antara nilai buku dengan harga jual bersih (tidak termasuk bunga b
erjalan) diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Jika harga jual lebih tinggi daripada nilai b
uku maka diakui sebagai keuntungan dan sebaliknya. Jika obligasi dibeli dengan harga di atas
nilai nominal, maka nilai buku investasi pada tanggal tertentu adalah sebagai berikut :

Harga perolehan xxx

Agio yang sudah diamortisasi xxx +

Nilai buku xxx

Atau

Nilai nominal xxx

Agio yang belum diamortisasi xxx -

Nilai buku xxx

Jika obligasi dibeli dengan harga di bawah nilai nominal, maka nilai buku investasi pada tang
gal tertentu adalah sebagai berikut :

Harga perolehan xxx

Disagio yang sudah diamortisasi xxx +

Nilai buku xxx


21
Atau

Nilai nominal xxx

Disagio yang belum diamortisasi xxx -

Nilai buku xxx

8. Penyajian Utang Obligasi di Neraca

Utang obligasi di neraca disajikan pada kelompok utang jangka panjang sebesar nilai bukuny
a. Jika pada tanggal neraca diketahui nilai pasarnya, maka nilai pasar disajikan dalam tanda k
urung.

D. Leasing (Lease)

Leasing berasal dari kata Lease yang berarti sewa atau lebih umum diartikan sewa menyewa
yaitu pembiayaan peralatan atau barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu p
erusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Industri leasing menciptakan konsep
baru untuk mendapatkan barang modal serta menggunakannya sebaik mungkin tanpa harus m
embeli atau memiliki barang tersebut. Ditinjau dari sudut ekonomi, leasing dapat pula dikatak
an sebagai salah satu cara untuk menghimpun dana yang terdapat didalam masyarakat dan me
nginvestasikannya kembali dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif. K
arena itu, sarana leasing merupakan alternatif yang baik bagi perusahaan yang kurang modal
atau hendak menghemat pemakaian tanpa harus kehilangan kesempatan untuk melakukan inv
estasi kembali dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif.

Definisi diatas menjelaskan adanya kesepakatan antara dua pihak, lessor (pihak yang menyew
akan) dan lessee (penyewa). Dalam perjanjian ini terdapat persetujuan penyerahan atau penga
lihan hak guna atau hak pakai atas aktiva yang dimilikinya yang dapat disiapkan selama perio
de tertentu dari lessor pada lessee. Selama periode yang dimaksud dalam perjanjian sebagai b
alas jasa dari hak pakai yang diberikan lessor kepada lessee dituntut untuk membayar sejumla
h uang sewa atau kompensasi yang lain sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Lamanya jangk
a waktu suatu perjanjian lease tergantung pada perjanjian yang dibuat oleh lessor dan lessee,
sehingga jangka waktu perjanjian lease ini dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan bers
ama.

 Unsur Leasing

Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa unsur yang harus terda
pat dalam leasing yaitu :

1. Lessor yaitu pihak yang menyewakan aktiva atau barang-barang modal antara lain perusah
aan-perusahaan yang mendapat izin dari departemen keuangan.

22
2. Lessee yaitu pihak penyewa aktiva atau pihak-pihak yang membutuhkan atau memakai bar
ang-barang modal.

3. Objek leasing yaitu barang-barang yang menjadi objek perjanjian leasing yang meliputi se
gala macam barang modal mulai dari yang berteknologi tinggi hingga teknologi menengah at
aupun keperluan kantor.

4. Pembayaran uang sewa yaitu secara berkala dalam jangka waktu tertentu yang bisa dilakuk
an setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap setengah tahun sekali.

5. Nilai sisa yang ditentukan sebelum kontrak dimulai.

6. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa leasing dimana lessee mempunyai hak untuk
menentukan apakah ia ingin membeli barang tersebut dengan harga sebesar nilai sisa atau me
ngembalikan pada lessor.

7. Lease term adalah suatu periode kontak sewa.

Transaksi-transaksi yang ada dalam leasing tentu mengandung perkiraan-perkiraan yang timb
ul dari adanya transaksi leasing baik perkiraan yang merupakan tambahan dari perkiraan yang
sudah ada sebelumnya maupun perkiraan yang timbul yang ada hanya pada saat transaksi leas
ing.

Perkiraan-perkiraan yang timbul apabila terjadinya transaksi leasing adalah :

a. Aktiva

Aktiva secara umum dapat merupakan sesuatu yang mempunyai bentuk fisik atau dapat meru
pakan sesuatu hak menurut hukum, kedua-duanya mempunyai nilai uang.

Aktiva mempunyai tiga sifat dasar yaitu :

1. Kemungkinan manfaat ekonomis masa depan.

2. Dikendalikan oleh perusahaan.

3. Sebagai akibat transaksi atau peristiwa-peristiwa masa lalu.

Jenis aktiva yang timbul pada saat terjadinya transaksi leasing adalah aktiva tetap dan aktiva l
ancar. Aktiva tetap disini adalah barang atau peralatan yang dileasing oleh penyewa guna usa
ha, sedangkan aktiva lancar adalah berupa antara lain biaya yang dibayar dimuka, yaitu untuk
asuransi dibayar dimuka.

b. Kewajiban

23
Kewajiban adalah hutang perusahaan yang harus dipenuhi kepada kreditur. Penyelesaian kew
ajiban dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau p
emberian jasa kewajiban timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Kewajiban yang terja
di akibat transaksi leasing antara lain hutang lease bagi lessee.

c. Pendapatan

Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan pendapatan ini dik
enal dengan sebutan yang berbeda-beda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, divi
den, royalty, dan sewa. Didalam transaksi leasing pendapatan dari transaksi tersebut diperole
h perusahaan sewa guna usaha (lessor) berupa pendapatan bunga lease.

d. Beban

Istilah beban dapat dinyatakan sebagai biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah
dimanfaatkan dalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode atau yang sudah tid
ak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya. Yang dimaksud dengan b
iaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk mempeorleh barang dan jasa. Beba
n mencakupi baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusaha
an yang biasa meliputi harga pokok penjual, gaji dan penyusutan. Dalam transaksi leasing be
ban yant timbul antara lain beban pelaksana lease dan beban asuransi yang ditanggung oleh p
enyewa guna usaha (lessee).

 Keuntungan dan Kerugian Leasing

Situasi dari masing-masing perusahaan yang berbeda menyebabkan faktor-faktor yang menun
jang pada suatu kasus tidaklah dapat diterapkan pada kasus lain. Salah satu keuntungan berik
ut ini mungkin akan menjelaskan lebih lanjut sehingga menyebabkan kontrak lease akan menj
adi aternatif yang menarik untuk penyediaan modal atau biaya pada situasi tertentu. Diantara
keuntungan tersebut adalah :

1. Penghematan modal, yaitu tidak perlu menyediakan dana yang besar, maksimum hanya unt
uk "down payment" yang jumlahnya biasanya tidak besar. Hal ini merupakan penghematan m
odal bagi lessee, sehingga lessee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lai
nnya, karena leasing umumnya membiayai 100% barang modal yang dibutuhkan.

2. Sangat fleksibel, yaitu bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama bagi kelebihan leasi
ng dibanding dengan kredit dari bank. Fleksibelitas meliputi struktur kontaknya, besarnya pe
mbayaran rental, jangka waktu pembayaran serta nilai sisanya.

3. Sebagai sumber dana, Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi perusahan-perusaha
an industri maupun perusahaan komersil lainnya. Mekanisme untuk memperoleh dana yaitu d
engan melalui sales dan leaseback atas asset yang sudah dimiliki oleh lessee. Sementara itu cr
edit line atau fasilitas kredit yang sudah ada dari bank masih tetap tidak terganggu dan siap di
gunakan setiap saat.
24
4. On atau off balance sheet, Leasing sesuai dengan kebutuhannya bisa dibukukan dengan m
enggunakan on atau off balance sheet. Di Indonesia, untuk keperluan perhitungan pajak digu
nakan off balance sheet.

5. Menguntungkan cash flow, Fleksibelitas dari penentuan besarnya rental sangat menguntun
gkan cash flow. Untuk suatu investasi dimana pendapat penjualan diperoleh secara musiman
atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa-masa akhir investasi maka besar
nya rental juga bisa disesuaikan dengan kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti i
ni bisa mencegah timbulnya gejolak-gejolak kekosongan dana di dalam kas perusahaan. Dilai
n pihak jika keadaan keuangan cukup longgar maka besarnya rental bisa diperbesar untuk me
mpercepat amotisasi prinsipalnya. Ini semua bisa diatur dengan menyusun struktur rental yan
g baik disesuaikan dengan proyeksi cash flownya.

6. Menahan pengaruh inflasi, Dalam keadaan inflasi lessee mengeluarkan biaya rental yaang
sama. Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang atau bisa dikatakan bah
wa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata uang kemarin.

7. Sarana kredit jangka menengah dan jangka panjang, Terutama sekali di Indonesia saat ini d
irasakan sangat sulit sekali untuk mendapatkan dana pinjaman rupiah untuk jangka menengah
dan jangka panjang. Untuk mengatasi hal tersebut, leasing merupakan salah satu alternatif ya
ng bisa memenuhi kebutuhan ini. Melalui sales and leaseback maka lesseee akan bisa mendap
atkan dana yang diperlukan dengan masa pengembalian jangka menengah atau jangka panjan
g. Bahkan leasing juga bisa melakukan bullet repayment seperti pada longterm bank loan dim
ana rental yang dilakukan tiap bulan hanyalah merupakan pembayaran interest saja.

8. Dokumentasinya sangat sederhana, biasanya sudah standard sehingga lebih simpel bagi les
see untuk memperpanjang transaksi leasing daripada merundingkan perjanjian baru dengan pi
hak bank. Selanjutnya pengelompokkan berbagai biaya dalam satu paket kemudian bisa digab
ungkan menjadi satu dengan harga barang untuk kemudian diamortisasikan sepanjang masa l
easing.

Tentunya disamping keuntungan-keuntungan tersebut, leasing juga mempunyai kelemahan an


tara lain :

1. Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang relatif mahal bila dibandi
ngkan dengan kredit investasi dari bank. Hal ini terjadi karena sumber dana lessor pada umu
mnya dari bank atau lembaga keuangan bukan bank.

2. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lesee untuk tujua
n "Collateral Credit" dari Bank, yaitu "Trade Creditor" mungkin akan menilai perusahaan ter
sebut memiliki posisi keuangan yang lemah.

3. Bagi para perusahaan tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise antara memiliki bara
ng modal sendiri atau lease.

25
4. Resiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggung jawab yang menuntut pihak
ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang lain yang disebabkan oleh "le
ase property" tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin bahwa barang lease tersebut bebas d
ari berbagai ikatan seperti "liens, preferences, priorities, charges" atau kepentingan-kepentin
gan lainnya.

E. Kewajiban Jangka Panjang Dana Pensiun

Program pensiun adalah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja memberikan tunja
ngan kepada karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika mas
ih bekerja.

Program pensiun dibagi menjadi dua jenis yaitu :

1. Program pensiun iuran pasti (defined contribution plan)

2. Program pensiun tunjangan pasti (defined benefit plan)

 Jenis-Jenis Dana Pensiun

A. Program Pensiun Iuran Pasti

Dalam program ini pemberi kerja setuju untuk mengkontribusikan ke dalam sebuah perwalia
n pensiun suatu jumlah tertentu selama periode tertentu berdasarkan rumus yang ditetapkan.
Rumus tersebut memperhitungkan faktor-faktor seperti umur, lama masa kerja karyawan, lab
a pemberi kerja, dan tingkat kompensasi.

Program ini hanya menetapkan kontribusi dari pemberi kerja, sedangkan besarnya tunjangan
yang nantinya akan dibayarkan kepada karyawan tidak ada ketetapannya. Jumlah tunjangan p
ensiun yang nantinya akan diterima karyawan tergantung dari :

1. Jumlah awal yang dikontribusikan kepada perwalian pensiun.


2. Laba yang terakumulasi dalam perwalian.
3. Perlakuan terhadap pengurangan dana karena karyawan lain mungkin pensiun sebelum wa
ktunya.

B. Program Pensiun Tunjangan Pasti

Program ini menetapkan jumlah tunjangan yang akan diterima karyawan pada saat pensiun. J
adi, berapa jumlah tunjangan yang akan diterima karyawan pada saat pensiun nanti sudah dite
ntukan sebelumnya. Rumus yang biasanya digunakan menetapkan bahwa tunjangan itu meru
pakan fungsi dari sekian tahun masa kerja karyawan dan tingkat kompensasi karyawan ketika
ia mendekati pensiun.

 Akuntansi untuk Dana Pensiun

26
Dua masalah yang muncul dalam akuntansi untuk program pensiun adalah :

1. Berapa jumlah kewajiban pemberi kerja dan berapa jumlah kewajiban pensiun yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan.

2. Berapa beban atau biaya pensiun untuk periode tertentu.

Kewajiban pensiun (ension obligatipon) pemberi kerja adalah kewajiban kompensasi yang dit
angguhkan kepada para karyawannya atas jasa-jasa mereka menurut persyaratan dalam progr
am pensiun.

 Macam-Macam Ukuran Kewajiban Dana Pensiun

1. Berdasarkan pada tunjangan yang dijamin sepenuhnya kepada para karyawan.

Tunjangan terjamin (vested benefit) adalah tunjangan yang berhak diterima karyawan sekalip
un karyawan tersebut tidak memberikan jasa tambahan dalam program. Sebagian besar progr
am pensiun mensyaratkan seorang karyawan harus memiliki masa kerja minimum sebelum m
encapai status tunjangan terjamin. Ukuran ini disebut kewajiban tunjangan terjamin (vested b
enefit obligation).

2. Berdasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan pada seluruh tahun masa
kerja yang dijalani karyawan setelah mengikuti program baik yang terjamin maupun yang tid
ak terjamin dengan menggunakan tingkat gaji yang berlaku sekarang. Ukuran kewajiban ini d
isebut akumulasi kewajiban tunjangan.

3. Berdasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan atas masa kerja terjamin
maupun tidak terjamin dengan menggunakan gaji masa depan. Ukuran kewajiban ini disebut
proyeksi kewajiban tunjangan.

Dari ketiga ukuran di atas, pada umumnya profesi akuntan menggunakan proyeksi kewajiban
tunjangan, yaitu nilai sekarang tunjangan yang terjamin dan yang tidak terjamin diakrualkan s
ampai dengan tanggal sekarang berdasarkan tingkat gaji masa depan karyawan. Akan tetapi d
imungkinkan juga untuk menggunakan akumulasi kewajiban tunjangan dalam situasi-situasi t
ertentu.

 Pendekatan Akuntansi dalam Program Dana Pensiun

1. Pendekatan nonkapitalisasi

Terjadinya nonkapitalisasi karena neraca melaporkan aktiva atau kewajiban untuk perjanjian
program pensiun hanya jika jumlah yang benar-benar didanai selama suatu tahun oleh pembe
ri kerja berbeda dengan jumlah yang dilaporkan oleh pemberi kerja sebagai beban pensiun ta
hun berjalan. Hal ini juga sering disebut sebagai pembiayaan di luar neraca (off balance sheet
financing).
27
2. Pendekatan kapitalisasi

Pendekatan ini mengukur dan melaporkan aktiva dan kewajiban pensiun perusahaan ke dala
m laporan keuangan. Kapitalisasi lebih mementingkan substansi ekonomi dari perjanjian prog
ram pensiun daripada bentuk hukumnya.

 Komponen Beban Dana Pensiun

1. Biaya jasa

Merupakan beban yang disebabkan oleh kenaikan hutang tunjangan pensiun (proyeksi kewaji
ban tunjangan) kepada karyawan atas jasa yang mereka berikan selama tahun berjalan. Aktua
ris menghitung biaya jasa (service cost) sebagai nilai sekarang tunjangan baru yang diperoleh
karyawan selama tahun berjalan.

2. Bunga atas kewajiban

3. Pengembalian aktual atas aktiva program

Merupakan kenaikan dana pensiun yang berasal dari bunga, deviden, serta perubahan yang tel
ah direalisasi dan yang belum direalisasi dalam nilai pasar wajar aktiva program. Pengembali
an aktual dihitung dengan menyesuaikan perubahan aktiva program untuk menentukan penga
ruh kontribusi selama tahun berjalan dan tunjangan yang dibayarkan selama tahun itu.

Saldo akhir aktiva program xxx

Saldo awal aktiva program xxx

Kenaikan nilai wajar aktiva program xxx

Kontribusi xxx

Tunjangan yang dibayarkan xxx +

Jumlah xxx

Pengembalian aktual xxx

(Jika pengembalian aktual bernilai positif selama periode berjalan, maka jumlah itu dikurang
kan dalam perhitungan beban pensiun. Tetapi jika bernilai negatif, maka jumlah tersebut dita
mbahkan dalam perhitungan beban pensiun)

4. Amortisasi biaya jasa sebelumnya yang belum diakui

Penghargaan yang diberikan kepada para karyawan perusahaan atas tahun-tahun masa kerja y
ang telah dijalani sebelum tanggal inisiasi atau dimulainya program pensiun tunjangan pasti.
28
Biaya jasa sebelumnya (Prior Service Cost) ini harus diamortisasi karena tunjangan yang berl
aku surut (retroaktif) tidak boleh diakui sebagai beban pensiun seluruhnya pada tahun amand
emen (tahun dimulainya program pensiun tersebut), tetapi harus diakui selama periode masa
kerja karyawan yang diperkirakan akan menerima tunjangan menurut program. Metode amort
isasi yang biasa dipakai adalah metode jumlah tahun masa kerja, tetapi diperbolehkan juga m
etode alternatif yaitu dengan metode garis lurus sepajang sisa masa kerja rata-rata para karya
wan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan materi yang sudah dijelaskan di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kewajiban jangka panjang dibagi menjadi lima jenis yaitu utang hipotik (mortgages
payable), wesel bayar jangka panjang (long term notes), utang obligasi (bonds payable),
leasing (lease), dan dana pensiun.
2. Kewajiban jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya a
kan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang
bukan dari aktiva lancar seperti peralatan, gedung, tanah, investasi saham atau investasi oblig
asi jangka panjang, dan lain sebagainya.
3. Utang hipotik (mortgages payable) merupakan jenis utang dengan jaminan benda-benda
tidak bergerak.
4. Wesel bayar jangka panjang (long term notes) merupakan wesel yang berjangka waktu
minimum 30 hari, biasanya wesel jangka panjang ini ditarik antara 60-90 hari setelah
diterbitkan.
5. Utang obligasi (bonds payable) merupakan perusahaan-perusahaan besar tidak dapat
meminjam uang miliaran dari satu pemberi pinjaman atau kreditor. Dengan demikian
perusahaan tersebut dapat menerbitkan atau menjual obligasi kepada publik.
6. Leasing (lease) merupakan kesepakatan sewa dimana penyewa (lessee) sepakat untuk
membayar sewa kepada pemilik (lessor) atas penggunaan aset.

29
7. Program pensiun adalah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja memberikan tun
jangan kepada karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika m
asih bekerja.

B. Saran

Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaa
n guna menambah wawasan sekaligus dapat dijadikan bahan referensi untuk pembuatan maka
lah berikutnya. Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas materi kewajiban
jangka panjang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada penulis dan para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Keizersgracht, StudeerSnel. 2023. Utang Hipotik Rangkuman Materi. Jakarta: Studocu.

Haryono, Yusuf. 2020. Kewajiban Jangka Panjang. Yogyakarta: uny.ac.id.

Nasution, Manahan. 2013. Akuntansi Guna Usaha (Leasing) Menurut Pernyataan SAK No.3
0. Sumatra Utara: usu.ac.id.

Harrison, W.T., dkk. 2011. Akuntansi Keuangan IFRS Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlan
gga.

Keizersgracht, StudeerSnel. 2021. Akuntansi Untuk Dana Pensiun. Jakarta: Studocu.

Gunadarma, University. 2019. Kewajiban-Jangka-Panjang. Bekasi: Gunadarma.ac.id.

Meilana, Edmita. 2018. Kewajiban Jangka Panjang. Sumatera Selatan: academia.edu.

Fintech. 2013. Apa Itu Utang Hipotek?. Banten: Simulasikredit.com.

Group, Spenmo. 2018. Wesel Bayar. Jakarta Pusat: Spenmo.

Keizersgracht, StudeerSnel. 2021. Kewajiban Jangka Panjang. Jakarta: Studocu.

30
Minisite, OJK. 2022. Definisi Dan Jenis Obligasi. Jakarta: ojk.go.id.

Abdullah, Rudi. 2016. Utang Jangka Panjang, Utang Jangka Pendek, Dan Ekuitas. Sulawesi:
Studocu.

31

Anda mungkin juga menyukai