Anda di halaman 1dari 27

UTANG

OVER

Dosen Pengampu:

Dra. Ni Ketut Masih.,MM

Disusun Oleh :

1. Natalia Angelica Tlali (2115613055)


2. Luh Vera Suryani (2115613060)
3. Ni Komang Serly Oktavia Dewi (2115613060)
4. Ni Made Mila Dwi Cahyani (2115613125)
5. Ni Luh Putu Ariyani (2115613135)
6. Ni Ketut Ariasih (2115613140)

5E

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Praktek Akuntansi Keuangan 2 dengan judul “Utang”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.
Ni Ketut Masih.,MM selaku dosen mata kuliah Praktek Akuntansi Keuangan 2 yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan bahwa dalam penulisan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan pihak yang tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan membangun
demi perbaikan proposal di masa mendatang. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan bagi para pembaca makalah ini.

Badung, 21 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Pendek .......................................................................................... 3
2.2 Pengertian Kewajban Jangka Panjang........................................................................................... 6
2.3Pengertian Utang Dagang .............................................................................................................. 6
2.4 Utang Gaji...................................................................................................................................... 7
2.5 Utang Pajak ................................................................................................................................... 8
2.6 Utang Bank .................................................................................................................................... 9
2.7 Utang Wesel .................................................................................................................................. 9
2.8 Utang Obligasi ............................................................................................................................. 10
2.9 Pengertian Jurnal Penyesuaian ................................................................................................... 11
2.10 Pengertian Reklasifikasi ............................................................................................................ 16
2.11 Posting Akun – Akun ................................................................................................................. 18
2.12 Penyajian Kewajiban Jangka Panjang Dan Jangka Pendek ....................................................... 21
BAB III .................................................................................................................................................... 23
PENUTUP ............................................................................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 23
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutang perusahaan sangat berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan.
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan di
antara komposisi struktur modal perusahaan. Komposisi modal suatu perusahaan yang di
dalamnya terdapat kepemilikan manajerial tentu akan mempengaruhi keputusan pendanaan
yang akan dilakukan perusahaan. Pengambilan kebijakan tersebut sangat erat kaitannya
dengan keputusan yang diambil oleh institusi dan manajemen perusahaan yang sangat pekat
dengan masalah keagenan (agency theory).
Salah satu keputusan pendanaan hutang yaitu kebijakan hutang. Kebijakan hutang
merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan
pendanaan. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih menginginkan
pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang karena dengan penggunaan hutang, hak
mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai
pendanaan tersebut dengan alasan bahwa hutang mengandung risiko yang tinggi.
Manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. Perilaku ini disebut sebagai keterbatasan
rasional. Peningkatan hutang akan menurunkan konflik keagenan yang ada dalam
perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan oleh manajemen, maupun
penggunaan hutang akan meningkatkan risiko, maka oleh karena itu 2 manajer akan
berhati-hati. Apabila perusahaan mempergunakan hutang dalam pendanaannya dan tidak
mampu melunasi kembali hutang tersebut akan terancam likuiditasnya sehingga akan
mengancam posisi manajemen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang ?
2. Apakah yang membuat utang dagang, utang gaji, utang pajak, utang bank, utang wesel
dan obligasi dapat muncul pada perusahaan ?
3. Apakah fungsi dari penyesuaian dan Reklasifikasi dalam akuntansi ?
4. Bagaimanakah cara memposting akun-akun dalam akuntansi ?
5. Bagimanakah cara menyajikan kewajiban jangka pendek dan jangka panjang ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang.
2. Mengetahui definisi dan penerapan dari utang dagang, utang gaji, utang pajak, utang
bank, utang wesel dan obligasi ketika muncul pada perusahaan.
3. Mengetahui fungsi dari penyesuaian dan Reklasifikasi dalam akuntansi.
4. Dapat memaparkan akun-akun yang digunakan saat adanya transaksi dan dapat
mempostingnya.
5. Mengetahui cara menyajikan kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban atau utang yang diharapkan akan
diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, biasanya dalam satu siklus
operasi bisnis. Ini mencakup utang atau kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu
singkat, dan perusahaan diharapkan akan menggunakan aset atau sumber daya lainnya
yang tersedia dalam jangka pendek untuk membayar kewajiban ini.
Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila
pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau
dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru.
Dengan batasan seperti ini, maka kesulitan yang timbul dari perbedaan jangka
waktu siklus usaha dapat diatasi. Pembahasan utang jangka pendek ini akan dibagi
dalam 3 bagian yaitu
1. utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui,
2. utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat ditetapkan, dan
3. utang-utang bersyarat.

2.1.1 Utang Jangka Pendek Yang Sudah Pasti

Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat:

1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang
menimbulkan kewajiban membayar.

2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.

Utang-utang yang memenuhi dua syarat di atas terdiri dari berbagai jenis utang
sebagai berikut :

• Utang dagang dan utang wesel.


• Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu.
• Utang dividen.
• Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali.
• Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga.
• Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar).

3
• Pendapatan diterima di muka.

2.1.2 Taksiran Utang

Biasanya jumlah kewajiban dari suatu utang sudah dapat ditentukan, baik dari
kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan tetapi tidak
semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-utang yang
sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih belum pasti.
Karena jumlahnya masih belum jelas, tetapi kewajibannya sudah pasti maka pada
tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran.
Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau
jangka panjang, tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika pelunasan nya
segera, maka dikelompokkan sebagai utang jangka pendek, tetapi jika pelunasan nya
akan dilakukan beberapa periode yang akan datang maka dikelompokkan sebagai utang
jangka panjang. Beberapa jenis taksiran utang jangka pendek yang ada dalam neraca
adalah:
1. Taksiran Utang Pajak Penghasilan
Pada akhir periode sesudah diketahui laba yang diperoleh, diperlukan untuk
menaksir besarnya pajak penghasilan yang akan menjadi beban tahun yang
bersangkutan. Besarnya pajak biasanya ditaksir dengan cara mengalikan tarif pajak
yang berlaku dengan jumlah laba. Sesudah taksiran pajak ini dihitung, akan dicatat
dengan jurnal yang mendebit rekening pajak penghasilan dan dikreditkan ke
rekening utang pajak penghasilan.
2. Taksiran Utang Hadiah yang Beredar
Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu.
Hadiah-hadiah ini merupakan biaya untuk periode di mana penjualan barang-
barang tersebut terjadi. Apabila hadiah-hadiah itu habis waktunya pada akhir
periode maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. Tetapi apabila jangka waktu
pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir tahun
dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah penjualan dan
mengkredit rekening utang hadiah yang beredar. Jumlah utang hadiah yang beredar
ini dihitung dengan cara taksiran dari jumlah penjualan.

4
3. Taksiran Utang Garansi
Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk perbaikan-
perbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan terjadi
sebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya itu didebitkan ke rekening biaya
garansi dan dikreditkan ke rekening taksiran utang garansi.
4. Taksiran Utang Pensiun
Apabila karyawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka waktu
tertentu diberi pensiun, maka biaya pensiun yang dibayarkan selama masa
hidupnya karyawan tersebut akan dibebankan sebagai biaya ke periode-periode
di mana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun yang akan dibayarkan
ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur dan jangka waktu pembayaran
pensiun. Selanjutnya jumlah taksiran tadi dibagi dengan taksiran jangka waktu
bekerjanya karyawan tersebut. Setiap periode jumlah taksiran ini di debitkan ke
rekening biaya gaji dan upah atau biaya produksi tidak langsung dan di
kreditkan ke rekening utang pensiun. Pada saat pensiun dibayar, rekening utang
pensiun di debit dan rekening kas di kredit.
2.1.3 Utang – Utang Bersyarat (Contingent Liabilities)

bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca masih


belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang-utang semacam ini
timbul akibat kegiatan di masa yang lalu. Untuk menentukan apakah suatu utang itu
merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah kepastian timbulnya
kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum pasti
maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban membayar itu
masih belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau mungkin juga belum pasti,
maka utang-utang seperti ini merupakan utangutang bersyarat. Jadi sesungguhnya
perbedaan yang ada di antara taksiran utang dengan utang bersyarat adalah kepastian
timbulnya kewajiban membayar dan bukannya mengenai kepastian jumlahnya. Yang
termasuk dalam utang-utang bersyarat adalah:
1. Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan.
2. Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel.
3. Sengketa hukum.
4. Tambahan pajak yang belum jelas kepastian nya.
5. Jaminan terhadap utang anak perusahaan.

5
6. Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual.
Utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau
dilaporkan dengan judul tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang
yang lain.

2.2 Pengertian Kewajban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah utang atau kewajiban keuangan yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun, baik dalam bentuk uang tunai
maupun dalam bentuk barang atau jasa..
Jenis kewajiban jangka panjang yaitu:
• Obligasi, Perusahaan – perusahaan besar tidak dapat meminjam uang miliaran
dari satu pemberi pinjaman (kreditor). Dengan demikian perusahaan tersebut
dapat menerbitkan (menjual) obligasi kepada publik.
• Utang Hipotik (Mortage Notes Payable). Utang hipotik yaitu suatu jenis
pinjaman (utang) jangka panjang dengan jaminan benda-benda tidak bergerak.
• Wesel Bayar Jangka Panjang (Long Term Notes). Wesel yang berjangka waktu
minimum 30 hari, biasanya wesel jangka panjang ini ditarik antara 60-90 hari
setelah diterbitkan.
• Kewajiban Lease. Lease adalah kesepakatan sewa dimana penyewa (lessee)
sepakat untuk membayar sewa kepada pemilik properti (lessor) atas
penggunaan aset.
• Kewajiban Pensiun/Pasca pensiun. Secara umum terdapat dua dasar
sehubungan dengan kewajiban pascapensiun yaitu kontribusi pasti dan manfaat
pasti. Dalam kontribusi pasti, karyawan menyetorkan jumlah uang yang tetap
kepada dana pensiun. Kewajiban perusahaan akan berakhir sejak kontribusi
dilakukan.
• Perjanjian-perjanjian dengan pembayaran angsuran. Dalam operasional normal
perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi
pengeluaran kas.

2.3Pengertian Utang Dagang


Kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi atau dibayar segera
dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban ini muncul karena perusahaan membeli kebutuhan

6
tersebut secara kredit atau dengan sistem uang muka. Account payable dicatat pada saat
perusahaan telah menerima invoice atau faktur dari pihak ketiga. Perusahaan akan
mencatatnya dengan mengkredit utang usaha dalam kewajiban lancar, dan mendebit akun
pengeluaran untuk kebutuhan yang dibeli tersebut. Ketika nantinya tagihan dibayar, maka
perusahaan akan mendebit akun utang usaha untuk mengurangi saldo kewajiban dan
mengkredit pos kas perusahaan sehingga saldo kas pun berkurang.
Utang dagang dalam liabilitas ialah keputusan utang untuk pembelian barang seperti
bahan baku guna untuk melancarkan kegiatan operasional perusahaan. Umumnya utang ini
wajib dibayarkan kepada supplier atau perusahaan partner. Account payable sangat
penting untuk dimonitor dan dicatat oleh tim keuangan. Akun ini menunjukkan jumlah
utang jangka pendek yang harus segera dilunasi oleh perusahaan.

2.4 Utang Gaji


Liabilitas ini merupakan kewajiban perusahaan yang dibayarkan kepada seluruh
karyawan, tetapi total nominal yang wajib dibayarkan belum dapat memenuhi kewajiban
tersebut. Maka dari itu, komponen ini masuk ke dalam utang perusahaan kepada para
karyawannya. Utang gaji adalah kewajiban yang masih harus dibayarkan perusahaan
kepada karyawan yang belum dibayarkan.
Contoh jurnal utang gaji :
• Untuk menjurnal biaya gaji:
Biaya gaji xx
Utang gaji xx
• Untuk menjurnal pemotongan gaji karyawaan untuk jam sostek dan PPh:
Biaya gaji xx
Utang jam sostek xx
Utang PPh xx
• Untuk menjurnal utang jam sostek dan PPh telah dibayar:
Utang jam sostek xx
Utang PPh xx
Kas xx
• Untuk menjurnal pembayaran gaji:
Utang gaji xx
Kas xx

7
Contoh kasus utang gaji
Misalkan gaji untuk bulan November sebesar Rp 18.250.000, akan dibayarkan awal
bulan Desember. Maka jurnal yang diperlukan adalah
Biaya gaji Rp 18.250.000
Utang gaji Rp 18.250.000

2.5 Utang Pajak


Merupakan liabilitas pajak perusahaan dan pajak lainnya yang belum dibayar. Utang
pajak muncul ketika perusahaan menjual barang atau jasa pada konsumen maka terdapat
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) keluaran yang dipungut dan dilaporkan serta akan
disetorkan pada awal bulan selanjutnya . Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi
tersebut dengan mendebet Kas/Piutang Usaha dan mengkredit utang pajak.Saat
pembayaran utang pajak tersebut akan mendebet utang pajak dan mengkredit kas.
Utang pajak juga dapat muncul ketika perusahaan ditetapkan sebagai subjek pajak, atas
penetapan tersebut maka perusahaan akan membayarkan sejumlah penghasilan yang
diperoleh dalam satu tahun pajak. Penghasilan kena pajak akan dihitung berdasarkan
penghasilan kotor dikurangi dengan beban yang boleh dikurangkan. Atas penghasilan
tersebut maka perusahaan akan membuat ayat jurnal dengan mendebit beban pajak dan
mengkredit utang pajak. Sedangkan ayat jurnal untuk mencatat pembayaran utang pajak
tersebut perusahaan akan mendebet utang pajak dan mengkredit kas.
Contoh kasus utang pajak :
Pada tanggal 24 Juli mesin kas X Grocery menunjukan penjualan sebesar
Rp12.000.000 dan pajak penjualan sebesar Rp720.000 (tarif PPN sebesar 6%).
Maka jurnal yang di perlukan adalah

Kas Rp 12.720.000
Penjualan Rp 12.000.000
Utang Pajak Penjualan Rp 720.000

8
2.6 Utang Bank
Utang bank ataupun bank loan adalah suatu jenis utang jangka panjang berupa
pinjaman yang diperoleh perusahaan dari jenis bank tertentu sebagai suatu modal kerja
perusahaan. Pada umumnya, utang bank ini dimanfaatkan untuk berbagai hal strategis
seperti untuk ekspansi ataupun penggabungan suatu perusahaan.
Contoh kasus utang bank :
Pada tanggal 15 Januari 2022 Tuan Hasan meminjang uang dari bank untuk
tambahan modal sebesar Rp 50.000.000.
Maka jurnal yang di perlukan adalah
Kas Rp 50.000.000
Utang Bank Rp 50.000.000

2.7 Utang Wesel


Utang wesel adalah pinjaman jangka pendek oleh seseorang atau perusahaan dengan
cara menerbitkan sebuah bukti tertulis yang disebut wesel bayar. Nantinya dokumen
tersebut menjadi tanda pengakuan utang dan pernyataan sanggup bayar kepada pemberi
dana. Instrumen jenis ini juga tidak menggunakan syarat maupun jaminan tertentu.
Umumnya, masa pelunasan utang wesel adalah kurang dari satu tahun dan
mekanismenya sama seperti utang pada umumnya. Namun instrumen ini memiliki nilai
perjanjian yang lebih kuat, mengikat kedua pihak, serta dapat dijual kepada pihak lain.
2.7.1 Jenis-jenis utang wesel
a. Utang Wesel Tak Berbunga
Utang wesel tak berbunga menggunakan sistem tiap pembayaran sebelum jatuh tempo
akan mengurangi total utang yang harus dibayar. Selisih antara nominal seharusnya
dengan total pembayaran sebelum jatuh tempo disebut diskonto (diskon).
b. Utang Wesel Berbunga
Utang wesel jenis ini merupakan tagihan yang pada saat pembayarannya, debitur harus
membayar pokok hutang sekaligus bunga yang dihitung dari nominal wesel pada
periode penerima sampai dengan jatuh.
Contoh kasus utang wesel
PT XXX meminjam uang sebanyak Rp10 juta pada 1 Maret 2021 kepada Bank ABC
dengan wesel bayar yang jatuh temponya 90 hari dan bunga sebesar 10%. Dari iliustrasi
di atas, maka contoh pencatatan utang wesel adalah sebagai berikut.
Kas Rp 10.000.000

9
Wesel bayar Rp 10.000.000

2.8 Utang Obligasi


Obligasi adalah instrumen investasi yang bisa dipilih investor di pasar modal selain
efek saham yang diperdagangkan. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang
diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal dan waktu jatuh tempo
tertentu. Obligasi juga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.
Contoh kasus utang obligasi

Jika obligasi 10 tahun dengan nilai nominal Rp. 800.000 tertanggal 1 Januari 2022,
dan mempunyai bunga pada tingkat tahunan 10% yang dapat dibayarkan setiap setengah
tahun pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli, Maka jurnal yang di perlukan adalah :

Kas Rp. 800.000

Hutang Obligasi Rp. 800.000

2.8.1 Pencatatan Pengeluaran Obligasi


Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominalnya,
selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila di jual di atas nominal selisihnya dicatat dalam
rekening agio obligasi, jika harga jualnya di bawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam
rekening disagio obligasi.
Biaya penjualan obligasi di perhitungkan sebagi pengurang harga jual dan tidak dicatat
dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap,
pencatatannya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Jika harga jual ini
dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak diketahui. Kalua
harga obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang obligasi
itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio atau
disagio obligasi.
Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu :
• Yang dicatat hanya obligasi yang terjual, atau
• Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat

2.8.2 Jenis-jenis Obligasi Dalam Sisi Penerbit:


a. Obligasi Pemerintah

10
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan negara. Surat utang ini sah
secara hukum dan dilindungi berbagai peraturan, termasuk undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan menteri keuangan (PMK), dan lainnya. Ini
membuat obligasi pemerintah menjadi salah satu instrumen investasi yang paling
diincar investor karena cenderung lebih aman dari risiko gagal bayar. Di Indonesia,
obligasi jenis ini biasanya diterbitkan setiap 1 tahun sekali.
b. Obligasi Korporasi
Obligasi korporasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh BUMN atau perusahaan
swasta. Biasanya obligasi korporasi ini jatuh tempo dalam waktu yang cenderung
pendek, minimal satu tahun.
c. Obligasi Pemerintah Daerah
Selanjutnya ada obligasi pemerintah daerah. Sesuai namanya, obligasi jenis ini
diterbitkan oleh pemerintah daerah. Tujuannya adalah membantu pemerintah
daerah dalam melakukan pembangunan.
Jenis – Jenis Obligasi Dalam Berdasarkan Nominal:
1. Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional adalah surat utang yang mempunyai satuan nominal
yang besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot.
2. Obligasi Ritel
Obligasi ritel adalah surat utang yang mempunyai nilai nominal kecil, misalnya
Rp1 juta. Obligasi ini biasanya diterbitkan pemerintah, tapi korporasi juga bisa
menerbitkannya.

2.9 Pengertian Jurnal Penyesuaian


Menurut Weygandt, J. J dkk (2019), jurnal penyesuaian adalah jurnal yang memiliki
fungsi agar pendapatan yang semestinya telah diperoleh perusahaan tercatat pada periode
yang seharusnya, juga agar beban yang dimiliki perusahaan dihitung pada periode yang
semestinya. Pencatatan pada jurnal penyesuaian merupakan salah satu tahap penting dalam
akuntansi karena dengan jurnal ini, pencatatan trial balance menjadi up to date dan
komplet. Weygandt, J. J dkk (2019) mengungkapkan bahwa adanya pencatatan yang tidak
komplet ini dimungkinkan karena di antaranya sebagai berikut:
• Suatu akun tertentu tidak tercatat secara harian karena tidak akan efisien jika
dicatat demikian. Pada misalnya yaitu pencatatan bertambah dan berkurangnya
produk pada inventory dan pemerolehan utang gaji karyawan.

11
• Sebagian beban yang dimiliki perusahaan habis dengan berlalunya waktu.
Misalnya sewa bangunan dan asuransi

• Perusahaan mungkin memiliki barang yang belum dicatat. Pada misalnya ada
tagihan layanan yang tidak dapat diterima sampai periode pencatatan berikutnya.
Jurnal Penyesuaian biasanya akan dibuat oleh perusahaan setiap kali perusahaan akan
menyusun laporan keuangan.
2.9.1 Fungsi Jurnal Penyesuaian
Selain memiliki fungsi utama untuk menyesuaikan berbagai transaksi yang ada pada
buku besar, jurnal penyesuaian juga memiliki beberapa fungsi lain. Nah, untuk itu, mari
simak pembahasan lebih detail terkait fungsi dari jurnal penyesuaian berikut:Fungsi
pertama dari jurnal penyesuaian adalah untuk menentukan akun pendapatan dan akun
beban dengan penyesuaian yang terjadi selama periode akuntansi. Dengan begitu akun
nominal tersebut (pendapatan dan beban) akan memiliki nilai yang up to date.
• Untuk menyesuaikan pencatatan akun perlengkapan yang memiliki masa habis
pakai
• Menghitung penyusutan atau depresiasi nilai dari akun aktiva tetap yang terjadi
selama periode berjalan.
• Melakukan pencatatan atas akun beban yang sudah lewat jatuh tempo atau ketika
dia digolongkan sebagai piutang beban yang perlu dibayar di muka
• Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran utang beban di mana perusahaan
telah menggunakan jasa namun belum membayar jasa tersebut.
• Mengetahui nilai akun yang ada di buku besar, dengan begitu pelaporan laporan
keuangan pun menjadi lebih mudah
• Dengan jurnal penyesuaian, kita dapat mengetahui nilai riil dari suatu aset atau
akun lainnya karena berlalunya waktu. Pada misalnya perusahaan dapat
mengetahui nilai aset setelah adanya depresiasi (penyusutan).

12
2.9.2 Penerapan Jurnal Penyesuaian pada akun jurnal penyesuaian

A. Beban Dibayar di Muka

Salah satu akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode akuntansi adalah beban
dibayar di muka. Walaupun namanya diawali dengan “beban”, beban dibayar di muka
merupakan salah satu akun yang termasuk pada golongan aset atau aktiva. Hal ini terjadi
karena beban –seperti asuransi, sewa, dsb– ini dibayarkan dahulu sebelum kita
menikmati manfaat yang melekat pada beban tersebut.

contoh soal mengenai akun beban dibayar di muka:

Pada neraca saldo, terdapat akun sewa dibayar di muka senilai Rp4000.000,00. Pada
akhir periode pencatatan, akun sewa dibayar di muka tersebut ternyata tinggal
Rp3000.000,00. Dengan penghitungan ini kita mengetahui bahwa saldo senilai
Rp1000.000,00 perlu disesuaikan ke beban sewa. Berikut pencatatannya.

Tanggal Keterangan Akun Ref Debit Kredit

31 Des 2021 Beban Sewa Rp1,000.000,00

Asuransi dibayar di muka Rp1,000,000,00

B. Perlengkapan

Perlengkapan merupakan akun yang termasuk golongan aktiva atau harta atau
dapat juga disebut aset. Benda yang termasuk pada akun perlengkapan ini adalah barang
yang dibeli untuk kebutuhan operasional perusahaan –namun tidak dijual kembali– dan
memiliki masa pemakaian kurang dari satu tahun.

contoh soal untuk jurnal penyesuaian akun perlengkapan.

Akun perlengkapan pada suatu perusahaan memiliki saldo sejumlah


Rp5.000.000,00. Setelah akhir periode akuntansi, ternyata perlengkapan tinggal
memiliki nilai Rp3.300.000,00. Dengan begitu, saldo perlengkapan senilai

13
Rp1.700.000,00 perlu disesuaikan pada akun beban perlengkapan. Di bawah ini
adalah pencatatannya.

Tanggal Keterangan Akun Ref Debit Kredit

31 Des 2021 Beban Perlengkapan Rp1.700.000,00

Perlengkapan Rp1.700.000,00

C. Piutang Pendapatan

Akun yang perlu untuk disesuaikan pada akhir periode pencatatan akuntansi
selanjutnya adalah piutang pendapatan. Piutang pendapatan adalah akun di mana
perusahaan memiliki suatu pendapatan yang telah menjadi hak mereka, namun
pendapatan itu belum diterima secara lunas oleh perusahaan.

Pencatatan jurnal penyesuaian pada transaksi ini contoh soalnya adalah berikut ini.

Perusahaan X melakukan penjualan produk jasa secara kredit senilai Rp5.000.000,00.


Dengan begitu perusahaan perlu untuk menambahkan Rp5.000.000,00 sebagai piutang
beban. Pencatatannya adalah berikut ini.

Tanggal Keterangan Akun Ref Debit Kredit

31 Des 2021 Piutang Pendapatan Rp5.000.000,00

Pendapatan Jasa Rp5.000.000,00

D. Pendapatan Diterima di Muka

Akun pendapatan diterima di muka ini terjadi ketika konsumen melakukan pembayaran
dulu, namun belum mendapatkan jasa atau barang yang telah menjadi hak mereka.

contoh soal dan pencatatan untuk akun pendapatan diterima di muka.

14
Perusahaan Y memiliki suatu saldo akun pendapatan diterima di muka senilai
Rp8.000.000,00. Saat akhir periode akuntansi ternyata perusahaan telah melunasi jasa pada
konsumen senilai Rp 3.500.000,00. Dengan begitu perusahaan masih memiliki utang
pendapatan senilai Rp 4.500.000,00.

Tanggal Keterangan Akun Ref Debit Kredit

31 Des Pendapatan Diterima di Muka Rp3.500.000,00


2021

Pendapatan Jasa Rp3.500.000,00

E. Depresiasi Peralatan

Peralatan didefinisikan sebagai benda yang dibeli oleh perusahaan untuk tidak dijual
kembali dan memiliki masa pakai lebih dari satu tahun.

Penyusutan pada peralatan perlu dicatat pada akhir periode pencatatan agar
perusahaan mengetahui nilai riil dari peralatan. Berikut ini adalah contoh soal terkait
penyusutan peralatan. Perusahaan Z memiliki peralatan yang nilainya menyusut sebesar
Rp 2000.000,00 dari yang sebelumnya bernilai Rp 5000.000,00. Dengan ini berarti
peralatan masih memiliki nilasi sebesar Rp 3.000.000,00. Pencatatan kasus ini adalah
sebagai berikut

Tanggal Keterangan Akun Ref Debit Kredit

31 Des 2021 Beban Penyusutan Peralatan Rp2.000.000,00

Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp2.000.000,00

15
2.10 Pengertian Reklasifikasi
Reklasifikasi adalah aspek penting dari pelaporan keuangan yang memungkinkan bisnis
menyesuaikan penyajian laporan keuangan mereka. Dengan mengklasifikasi ulang item-item
tertentu, perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan transparan kepada
pemangku kepentingan, sehingga meningkatkan pemahaman mereka mengenai kinerja dan
posisi keuangan.
2.10.1 Peran Akuntansi Reklasifikasi dalam Penyajian Kembali dan Koreksi
Keuangan
Akuntansi reklasifikasi memainkan peran penting dalam penyajian kembali dan koreksi
keuangan. Ini melibatkan reklasifikasi item laporan keuangan tertentu dari satu kategori ke
kategori lainnya untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan relevan kepada pengguna
laporan keuangan. Berikut ini dampak akuntansi reklasifikasi terhadap penyajian kembali dan
koreksi keuangan.
• Koreksi kesalahan:
Akuntansi reklasifikasi membantu dalam mengoreksi kesalahan yang dibuat dalam
klasifikasi awal item laporan keuangan. Jika kesalahan teridentifikasi, klasifikasi ulang
mungkin diperlukan untuk memperbaiki kesalahan klasifikasi dan menyajikan
informasi yang diperbaiki dengan benar.
• Kepatuhan terhadap standar akuntansi:
Penyajian kembali dan koreksi keuangan sering kali terjadi ketika terdapat kesalahan
atau ketidakpatuhan terhadap standar akuntansi. Akuntansi reklasifikasi memungkinkan
perusahaan untuk menyesuaikan laporan keuangannya agar sesuai dengan standar atau
peraturan akuntansi yang relevan, sehingga memastikan pelaporan yang akurat dan
konsisten.
• Peningkatan transparansi dan komparabilitas:
Dengan mengklasifikasi ulang item-item laporan keuangan secara tepat, perusahaan
dapat meningkatkan transparansi dan komparabilitas informasi keuangan mereka. Hal
ini memungkinkan pengguna laporan keuangan, seperti investor, analis, dan regulator,
untuk membuat keputusan yang lebih tepat dengan memiliki akses terhadap data yang
andal dan konsisten.
• Analisis keuangan yang lebih baik:
Akuntansi reklasifikasi dapat memfasilitasi analisis keuangan yang lebih akurat dengan
memberikan representasi yang lebih jelas tentang substansi ekonomi yang mendasari
transaksi dan peristiwa. Hal ini memastikan bahwa item laporan keuangan dilaporkan

16
dalam kategori yang paling tepat, memungkinkan analisis kinerja dan posisi keuangan
yang lebih bermakna.
• Pengungkapan yang ditingkatkan:
Reklasifikasi seringkali memerlukan pengungkapan tambahan dalam laporan
keuangan. Pengungkapan ini memberikan informasi penting tentang sifat, alasan, dan
dampak reklasifikasi, membantu pengguna untuk memahami dampaknya terhadap
kinerja dan posisi keuangan.
• Penyajian kembali periode sebelumnya:
Dalam beberapa kasus, kesalahan atau kesalahan klasifikasi mungkin memerlukan
penyajian kembali laporan keuangan periode sebelumnya. Akuntansi reklasifikasi
membantu proses memulai kembali laporan keuangan yang terkena dampak,
memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan kembali mencerminkan koreksi
dan memberikan data historis yang akurat untuk perbandingan.
2.10.2 Manfaat Akuntansi Reklasifikasi Peningkat Pengambilan Keputusan
Informai keuangan yang akurat dan diklasifikasikan dengan benar memungkinkan
pemangku kepentingan, termasuk investor, pemberi pinjaman, dan analis, untuk membuat
keputusan yang tepat. Akuntansi reklasifikasi memberikan gambaran yang jelas dan dapat
diandalkan mengenai kesehatan keuangan perusahaan, memungkinkan pemangku kepentingan
untuk menilai kinerja dan potensi risikonya secara akurat.
• Peningkatan Transparansi
Pelaporan keuangan yang transparan sangat penting untuk membangun kepercayaan
dan kredibilitas di kalangan pemangku kepentingan. Akuntansi reklasifikasi
memastikan bahwa informasi yang relevan disajikan dengan cara yang dapat dipahami
dan diakses oleh pengguna laporan keuangan, sehingga mendorong transparansi dan
akuntabilitas.
• Analisis Keuangan yang Ditingkatkan
Akuntansi reklasifikasi memfasilitasi analisis keuangan yang efektif. Dengan
mengklasifikasi ulang item-item secara tepat, analis dapat mengevaluasi tren dengan
lebih baik, mengidentifikasi pendorong utama kinerja keuangan, dan melakukan analisis
rasio dan tren yang bermakna. Ini membantu dalam menilai profitabilitas, likuiditas, dan
stabilitas keuangan perusahaan secara keseluruhan.

17
2.11 Posting Akun – Akun
Contoh transaksi :

1. PT . ABC tanggal 1 November 2013 membeli peralatan secara kredit


sebesar Rp 20.000.000. Syarat pembelian 2/10,n/30.
2. Membeli bahan baku seharga Rp 5.000.000 pada tanggal 8 november ,
40% dibayar tunai dan sisanya dibayar bulan depan. Dengan
menerbitkan promes/wesel dengan bunga 12%. Pencatatan dengan
metode perpektual.
3. Pada tanggal 15 november melunasi transaksi pada tanggal 1
November 2013.
4. Pada tanggal 18 November melunasi utang wesel beserta bunga nya.
5. Pada tanggal 30 November PT. ABC mengumumkan membagikan
deviden tunai sebesar Rp 10,00 per lembar. Deviden akan dibayar
tanggal 10 desember. Dengan anggapan bahwa saham yang beredar
pada saat itu adalah 150.000 per lembar . Maka deviden terutang
adalah Rp 1.500.000

Jurnal atas transaksi tersebut adalah

Tanggal Keterangan Reff Debet Kredit


November
Persediaan Rp 20.000.000
01
Utang Dagang Rp 20.000.000

Persediaan Rp 5.000.000
08
Kas Rp 2.000.000
Utang wesel Rp 3.000.000

Utang dagang Rp 20.000.000


15

18
Kas Rp. 19.600.000
Potongan pembelian Rp 400.000

18 Beban bunga Rp 30.000


Utang wesel Rp. 3.000.000
Kas Rp 3.030.000

30 Laba ditahan Rp 1.500.000


Utang deviden Rp
1.500.000

Total Rp 49.530.000 Rp
49.530.000

Memposting dalam buku besar

Kas
saldo
Tanggal Keterangan ref Debit Kredit
Debet kredit
2013 saldo awal Rp 25,000,000
November 8 pembelian Rp 2,000,000 Rp 23,000,000
15 Pelunasan Rp 19,600,000 Rp 3,400,000
18 Pelunasan Rp 3,030,000 Rp 370,000

Persediaan
saldo
Tanggal Keterangan ref Debit Kredit
Debet kredit
2013
November 1 pembelian Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
8 pembelian Rp 8,000,000 Rp 28,000,000

19
Utang Dagang
saldo
Tanggal Keterangan ref Debit Kredit
Debet kredit
2013
November 1 pembelian Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
15 pelunasan Rp 20,000,000 Rp -

Utang Wesel
saldo
Tanggal Keterangan ref Debit Kredit
Debet kredit
2013
November 8 Pembelian Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
18 pelunasan Rp 3,000,000 Rp -

Utang Deviden
saldo
Tanggal Keterangan ref Debit Kredit
Debet kredit
2013
Pengumuman
30 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000
November deviden tunai

Laba Ditahan
saldo
Tanggal Keterangan ref Debit Kredit
Debet kredit
2013
Pengumuman
30 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000
November deviden tunai

Potongan Pembelian
saldo
Tanggal Keterangan ref Debit Kredit
Debet kredit
2013
November 30 pelunasan Rp 400,000 Rp 400,000

Beban bunga
saldo
Tanggal Keterangan ref Debit Kredit
Debet kredit
2013
November 18 pelunasan Rp 30,000 Rp 30,000

20
2.12 Penyajian Kewajiban Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo penyelesaiannya,
yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang pemerintah daerah disajikan dalam neraca disisi
pasiva. Salah satu contoh penyajian kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang dalam Neraca Pemerintah Daerah.

Dalam pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan


kewajiban, harus diungkapkan pula hal-hal sebagai berikut:
1. jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang
diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;
2. jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas
utang pemerintah dan jatuh temponya;
3. bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang
berlaku;
4. konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo;
5. perjanjian restrukturisasi utang meliputi:
a) pengurangan pinjaman;
b) modifikasi persyaratan utang;
21
c) pengurangan tingkat bunga pinjaman;
d) pengunduran jatuh tempo pinjaman;
e) pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan
f) pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan.
6. Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang
berdasarkan kreditur.
7. biaya pinjaman:
a. perlakuan biaya pinjaman;
b. jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan;
dan
c. tingkat kapitalisasi yang dipergunakan

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi, dapat kita artikan bahwa pengertian utang adalah Utang (hutang) atau
pinjaman adalah bagian dari kelompok pasiva dan neraca keuangan perusahaan. Dalam
sebuah perusahaan, pinjaman juga memegang peranan penting karena pinjaman
tersebut akan terus ada dan terus tumbuh seiring waktu. Meski hampir semua
perusahaan mempunyai utang, tapi besaran pinjaman tentu berbeda-beda. Setiap
perusahaan juga menggunakan pinjaman tersebut untuk keperluan yang berbeda pula.
Jumlah utang yang muncul terjadi karena sejumlah faktor, salah satu yang paling umum
yaitu untuk mengembangkan bisnis atau usaha di perusahaan tersebut.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini, dari penulis berharap agar para pembaca
khususnya mahasiswa dapat mengetahui dan memhami mengenai ap aitu pengertian
utang dan lainya.
Dalam makalah ini mungkin sangat banyaksekali kesalah – kesalahan dari segi
penulisan ataupun hal lainnya. Dengan demikian saya sebagai penulis mohon maaf dan
juga saya mengharapkan kritik dan saran atas tulisan saya agar bisa membangun dan
memotivasi saya agar membuat tulisan yang jauh lebih baik lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-20191026024904.pdf

https://www.investopedia.com/terms/l/longtermliabilities.asp

https://accounting.binus.ac.id/2019/09/16/memahami-kewajiban-jangka-panjang-dalam-
akuntansi/

https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-liabilitas/

https://spenmo.id/blog/account-payable-adalah

https://www.deskera.com/blog/reclassification-accounting/#benefits-of-reclassification-
accounting

24

Anda mungkin juga menyukai