Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI PIUTANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aukuntansi Akuntansi Menengah

Dosen Pengampu : Hj. Khristina Sri Prihatin S.E., M.S.I.

Disusun oleh kelompok 5

Nur Azizah (3202221029)

Hana Yulianti (3202221037)

Siti Muftikhah (3202221008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BANTEN JAYA

2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan sebuah
makalah kelompok untuk mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah dengan judul
“Akuntansi Piutang”.

Makalah yang sudah kami susun ini untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah yang mesti digarap bersama karena membutuhkan waktu dan
tenaga yang cukup besar.

Tidak lupa penyusun mengungkapkan terima kasih dan penghagan yang setinggi-
tingginya kepada Ibu Hj.Khristina Sri Prihatin S.E., M.S.I.dan seluruh rekan kelompok yang
telah bekerja sama dengan baik..

Kami pun menyadari jika isi makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
kami. Oleh sebab itu, kami harapkan adanya umpan balik berupa kritik dan saran yang
membangun agar di kemudian hari kami sanggup makalah yang lebih maksimal. Akhirnya,
semoga makalah yang sudah kami susun bersama-sama bisa bermanfaat bagi dunia
Pendidikan.

Serang, September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3
2.1 Identifikasi Masalah.....................................................................................................................4
3.1 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Piutang......................................................................................................................5
2.2 Macam Macam Piutang...........................................................................................................6
2.3 Piutang Usaha Biasa.....................................................................................................................7
2.3.1 Timbulya Piutang Dan Akuntansinya....................................................................................7
2.3.2 Kerugian Piutang..................................................................................................................8
2.3.3 Menyesuaikan Saldo Rekening Cadangan Kerugian............................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Piutang adalah sebuah tagihan dalam bentuk kas kepada perorangan,badan, atau pihak
tertagih lainnya. Bagi perusahaan piutang merupakan pos yang penting karena merupakan
bagian aktiva lancar yang cukup material. Piutang merupakan aktiva lancar yang likuid
karena dapat dijadikan kas dengan segera yaitu dalam jangka waktu paling lama satu tahun.
Disamping itu, jumlah piutang perusahaan dalam satu periode umumnya cukup materil,
sehingga administrasi pencatatan dan penyajiannya harus dilakukan dengan baik, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam prinsip akuntansi keuangan yang
berlaku umum.
Piutang usaha suatu perusahaan pada umumnya merupakan salah satu aktiva yang
besar dari akiva lancar serta bagian terbesar dari total aktiva. Pemberian piutang
mengandung resiko bagi perusahaan berupa kerugian apabila debitur tidak membayar
kewajibannya. Kecurangan dalam suatu siklus kerja juga sering terjadi sehingga membuat
perusahaan mengalami kerugian. Pengendalian intern merupakan suatu proses yang
dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk
membantu organisasi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengendalian intern berfungsi untuk
mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Pengendalian intern
adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengantisipasi kecurangan dan mengantisipasi
kemungkinan piutang tak tertagih, dengan adanya pengendalian piutang dapat
meminimalisasi kerugian yang di akibatkan piutang tak tertagih. Pengendalian intern
perusahaan merupakan suatu rencanaorganisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi, menjaga aset, memberikan informasi yang akurat,
mendorong mematuhi peraturan dan ketentuan manajemen yang telah ditetapkan.

2.1 Identifikasi Masalah


Identifikasi makalah yang berkaitan dengan latar belakang dapat didefinisikan sebagai
berikut:

1. Pengertian Piutang.
2. Macam-Macam Piutang.
3. Pengertian Piutang Usaha.
3.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa Pengertian dari Piutang?


2. Apa Macam-Macam dari Piutang?
3. Apa Pengertian dari Piutang
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Piutang
Piutang merupakan tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit.
Secara umum piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lain
sejumlah nilai pada saat transaksi. K.R. Subramanyan dan Jhon J.Wild mengemukakan
pengertian piutang adalah Piutang (receivables) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal
dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang mencakup nilai
jatuh tempo yang berasal dari aktivitas seperti sewa dan bunga. Dari defenisi diatas piutang
secara luas diartikan sebagai tagihan atas segala hak perusahaan baik berupa uang, barang,
maupun jasa atas pihak ketiga setelah perusahaan melaksanakan kewajibannya, sedangkan
dalam arti sempit piutang ialah tagihan yang dapat diselesaikan dengan diterimanya uang
dimasa yang akan datang sesuai dengan jadwal jatuh temponya.
Menurut Al. Haryono Jusup: “Piutang merupakan tagihan sipenjual kepada sipembeli
sebesar nilai transaksi penjualan. Piutang juga timbul apabila perusahaan memberi pinjaman
sejumlah uang kepada pihak lain” Sedangkan menurut Jadongan Sijabat: “Piutang merupakan
klaim perusahaan terhadap pelanggan atau yang lainnya atas uang, barang, atau jasa, yang
akan ditagih dimasa yang akan datang akibat peristiwa (transaksi) di masa lalu.”
Menurut Rudianto piutang merupakan Klaim perusahaan atas uang,barang atau jasa
kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu. Piutang merupakan salah satu unsur dari
aktiva yang sangat lancar yang diharapkan akan direalisasikan dalam siklus normal
operasional Perusahaan.

2.2 Macam Macam Piutang


Secara umum piutang terdiri dari 3 jenis, yaitu : piutang usaha, piutang wesel dan
piutang lain-lain yang dilaporkan secara terpisah dalam neraca.Pengertian dari jenis
piutang tersebut adalah sebagai berikut :
1. Piutang Usaha
Jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau
jasa secara kredit. Piutang usaha memiliki saldo normal disebelah debet sesuai dengan
saldo normal untuk aset. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat ditagih
dalam jangka waktu yang relatif pendek, yaitu dalam waktu 30 hari hinggan 60 hari.
Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aset lancer (current asset).
2. Piutang wesel
Tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel dalam hal ini
adalah pihak yang berhutang kepada perusahaan., baik melalui pembelian barang atau
jasa secara kredit maupun melalui peminjaman sejumlah uang. Piutang wesel
diklasifikasikan dalam neraca sebagai aset lancar atau aset tidak lancar. Piutang wesel
yang bersifat lancar, yang timbul akibat dari penjualan secara kredit, merupakan
pengganti piutang usaha yang belum juga diterima pembayarannya hingga batas
waktu kredit berakhir.
3. Piutang Lain-Lain
Piutang lain-lain umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah
dalam neraca. Jika piutang dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau
sepanjang siklus normal operasional perusahaan, maka piutang lain-lain ini akan
diklasifikasikan sebagai aset lancar. Diluar itu, tagihan akan dilaporkan dalam neraca
sebagai aset tidak lancar.
Selain jenis piutang diatas, piutang juga dikelompokkan dalam piutang
dagang dan piutang non dagang serta piutang lancar dan piutang non lancar.
Dimana pengertian dari masing – masing piutang tersebut adalah :

 Piutang Dagang
Piutang yang dihasilkan dari kegiatan normal perusahaan, yaitu penjualan barang atau
jasa secara kredit.

 Piutang Non dagang


Piutang yang dihasilkan diluar kegiatan normal perusahaan, seperti piutang bunga,
piutang deviden, piutang pajak, dan tagihan kepada karyawan.

 Piutang Lancar
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau
sepanjang siklus normal operasional perusahaan.

 Piutang Tidak Lancar


Seluruh piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau
melewati siklus normal operasional Perusahaan.
2.3 Piutang Usaha Biasa
2.3.1 Timbulya Piutang Dan Akuntansinya

Piutang usaha adalah suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual atau
memberikan jasanya kepada pelanggan dan menerima janji dari pelanggan akan
memberikan uang kepada perusahaan pada waktu yang akan datang. Dengan kata lain
piutang timbul karena adanya penjualan yang dilakukan secara kredit. Secara akuntansi
pencatatan piutang akan ditandingkan dengan pendapatan.
Piutang muncul karena adanya transaksi jual beli secara kredit. Perusahaan juga
sering memberikan kemudahan jika ada pelanggan yang tidak dapat melunasi sesuai jatuh
tempo, selain itu memberikan potongan harga atau diskon sebelum jatuh tempo dengan
harapan pihak pembeli akan membayar sebelum waktu jatuh tempo.
Arti piutang dalam akuntansi, piutang adalah hak Perusahaan atau individu atasa
sejumlah uang dari transaksi penjualan. Dalam meperoleh haknya,Perusahaan atau
individu sebagai kreditur (pemberi hutang) memberikan tanggal jatuh tempo kepada
debitor (pihak yang berhutang) untuk dapat melunasi hutang.

2.3.2 Kerugian Piutang


Piutang akan dicantumkan dalam neraca sebesar jumlah yang akan dapat
direalisasikan (nilai realisasi/penyelesaian/realizable/settlement value) yaitu jumlah yang
diharapkan dapat ditagih. Jumlah yang diharapkan dapat ditagih dihitung dengan cara
mengurangi jumlah piutang yang ada dengan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih.
Jumlah piutang yang tidak dapat tertagih diakui sebagai kerugian piutang. Kerugian
piutang ini dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan sebagai beban lain-lain.
Besarnya kerugian piutang dapat ditentukan dengan menggunakan metode penghapusan
langsung atau metode cadangan.

a. Metode Langsung
Jika metode ini yang digunakan, perusahaan tidak membentuk cadangan. Jika ada
piutang yang dihapus, Kerugian Piutang didebet, dan rekening Piutang dikredit. Saldo
rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun disajikan dalam Laporan Laba Rugi.
Contoh, PT Merdeka pada tanggal 31 Desember menerima memo berupa copy surat
keputusan dari pengadilan bahwa salah satu pelanggan dinyatakan pailit, maka pada
tanggal tersebut PT Merdeka akan menghapus piutangnya senilai Rp. 15.000.000,
Ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah:

Tgl Keterangan Debit Kredit


31 Des Kerugian Piutang tak tertagih Rp. 150.000.000
Piutang Dagang Rp. 150.000.000

b. Metode Cadangan/ penyisihan


Jika metode ini yang digunakan perusahaan pertama-tama membentuk cadangan atau
penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian Plutang dan
mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir tahun, saldo rekening
Beban Kerugian Plutang disajikan dalam Laporan Laba Rugi, sedangkan saldo
rekening Penyisihan disajikan di neraca sebagai pengurang Piutang. Jika ada piutang
yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian, sebab kerugian sudah diakui pada
saat membentuk cadangan. Perusahaan mengurangi Cadangan dengan mendebet
rekening Cadangan dan mengkredit rekening Piutang. Ada dua dasar untuk
menentukan cadangan kerugian piutang, yaitu berdasarkan saldo penjualan dan saldo
piutang
Metode cadangan kerugian piutang adalah metode penghapusan piutang yang
dilakukan dengan cara setiap hari periode ditentukan taksiran jumlah kerugian piutang.
Taksiran piutang tak tertagih dan Taksiran kerugian piutang tak tertagih ini dicatat ke
rekening kerugian Piutang sisi debet dan Cadangan Kerugian Piutang di sisi kredit.
Contoh cadangan kerugian piutang
Pada tanggal 31 Desember 2019 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp
10.000. Pada tanggal 15 April 2020 pelanggan Pak Agus yang piutangnya sebesar Rp
150.000 bangkrut dan menyatakan tidak dapat melunasi utangnya. Tetapi pada tanggal
1 Juli 2020 Pak Agus datang dan menyatakan akan melunasi utangnya pada tanggal 1
Agustus 2020.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi di atas sebagai berikut :
1. Tanggal 31 Des 2019. Taksiran kerugian Piutang Rp. 10.000

Tgl Keterangan Debit Kredit


31 Des Kerugian Piutang Rp.10.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp.10.000

2. Tanggal 15 April 2020 Menghapus piutang pak agus sebesar Rp.150.000

Tgl Keterangan Debit Kredit


15 April Cadangan kerugian Piutang Rp.150.000
Piutang Rp.150.000

1. Tanggal 1 Juli 2020 Pernyataan dari pa agus akan melunasi hutangnya

Tgl Keterngan Debit Kredit


1 juli Piutang Rp.150.000
Kerugian Piutang Rp.150.000

4 Tanggal 1 Agustus 2020 Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus

Tgl Keterngan Debit Kredit


1 Agst Kas Rp. 150.000
Piutang Rp. 150.000

Pencatatan jurnal pelunasan piutang yang sudah dihapus


Bila Pak Agus melunasi hutangnya pada tahun 2021, atau setelah periode tutup buku.
Maka penerimaan piutang itu akan dikreditkan ke rekening Penerimaan Piutang Yang
Sudah dihapus.
1. Tanggal 1 Juli 2020: Pak Agus menyatakan akan melunasi hutangnya.

Tgl Keterangan Debit Kredit


1 Juli Piutang Rp. 150.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp. 150.000

2. Tanggal 15 Januari 2021: Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus.

Tgl Keterangan Debit Kredit


15 Kas Rp. 150.000
Januari Piutang Rp. 150.000

2.3.3 Menyesuaikan Saldo Rekening Cadangan Kerugian

1). Dasar Penjualan

Jumlah kerugian piutang tidak tertagih dihitung berdasarkan persentase tertentu


dikalikan saldo penjualan kredit. Penjualan kredit yang digunakan karena piutang
dagang muncul karena adanya penjualan kredit. Apabila perusahaan sulit memisahkan
antara penjualan kredit dengan penjualan tunai, maka yang dipakai adalah penjualan
secara keseluruhan. Contoh: diketahui data penjualan untuk PT Jaya selama tahun 2006
adalah Rp.300.000.000,- dimana 25% adalah penjualan tunal. Perusahaan menetapkan
bahwa persentase piutang tak tertagih pada tahun 2006 adalah 10%. Maka besarnya
kerugian piutang sebagai berikut:

Penjualan tahun 2006 Rp 300 juta

Penjualan tunai tahun 2006 (25% x 300 juta Rp 75 juta

Penjualan kredit tahun 2006 Rp 225 juta

Piutang tak tertagih: 10% Rp225 juta = Rp. 22,5 juta

Ayat jurnal untuk mencatat besarnya kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006
adalah:

1) Jika pada periode tersebut baru menerapkan metode cadangan, maka jurnalnya
sebagai berikut:

Kerugian piutang tidak tertagih Rp. 22.500.000,-


Cad. Kerugian piutang tdk tertagih Rp. 22.500.000,-

2) Jika pada periode tersebut perusahaan telah membuat cadangan, dan saldo cadangan
tinggal Rp. 10.000.000,, maka jurnalnya sebagai berikut:

Kerugian piutang tidak tertagih Rp. 12.500.000,-

Cad. Kerugian piutang tdk tertagih Rp. 12.500.000,-

2) Dasar Piutang

Perhitungan kerugian piutang berdasarkan saldo piutang dapat dilakukan dengan 3


cara yaitu:

1. Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang

Besarnya kerugian piutang adalah persentase kerugian dikalikan saldo piutang yaitu
2% x Rp. 15.602.900,- Rp. 312.058, Apabila diketahui saldo cadangan kerugian
plutang masih sebesar Rp. 250.000,- maka jumlah kerugian piutang tahun tersebut
yang ditambahkan ke akun cadangan kerugian piutang adalah Rp. 312.058,-- Rp.
250.000,- = Rp. 62.058,-

Sedangkan ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan cadangan kerugian
piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah:

Kerugian piutang tidak tertagih Rp. 62.058,-

Cad. Kerugian piutang tdk tertagih Rp. 62.058,-

2. Cadangan ditambah persentase tertentu dari saldo piutang

Jika diketahui saldo piutang sebesar Rp. 15.602.900,- dan saldo kerugian piutang
sebesar Rp. 250.000,- Untuk akhir tahun 2006 cadangan kerugian piutang ditambah
sebesar 2% dari saldo piutang. Sehingga jumlah kerugian piutang yang diakui pada
tanggal 31 Desember 2006 adalah 2% x Rp. 15.602.900 Rp 312.058,-. Sedangkan
ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang pada
tanggal 31 Desember 2006 adalah:

Kerugian plutang tidak tertagih Rp. 312.058,-

Cad. Kerugian plutang tdk tertagih Rp. 312.058,-


BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari defenisi diatas piutang secara luas diartikan sebagai tagihan atas segala hak
perusahaan baik berupa uang, barang, maupun jasa atas pihak ketiga setelah perusahaan
melaksanakan kewajibannya, sedangkan dalam arti sempit piutang ialah tagihan yang dapat
diselesaikan dengan diterimanya uang dimasa yang akan datang sesuai dengan jadwal jatuh
temponya Kerugian Piutang Piutang akan dicantumkan dalam neraca sebesar jumlah yang
akan dapat direalisasikan (nilai realisasi/penyelesaian/realizable/settlement value) yaitu
jumlah yang diharapkan dapat ditagih.

Ada dua dasar untuk menentukan cadangan kerugian piutang, yaitu berdasarkan saldo
penjualan dan saldo piutang Metode cadangan kerugian piutang adalah metode penghapusan
piutang yang dilakukan dengan cara setiap hari periode ditentukan taksiran jumlah kerugian
piutang.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mengetahui bagaimana
melakukaan transaksi piutang dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSAKA

K.R. Subramanyan And Jhon. J. Wild, Financial Statement Analysis, 10thEdition,


Analisis Laporan Keuangan, Alih Bahasa: Dewi Yanti, Buku Satu, Edisi Kesepuluh: Salemba
Empat, Jakarta, 2014, hal.274
Al. Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, Buku Dua, Edisi Ketujuh, Cetakan Kedua
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2014, hal.71
Jadongan Sijabat, Akuntansi Intermediate. Jilid Satu, Edisi Revisi: Universitas
Dipanegoro, Semarang, 2012, hal: 113
Rudianto, Pengantar Akuntansi, Konsep & Teknik Penyusunan Laporan Keuangan,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 2012,hal: 210

Anda mungkin juga menyukai