Anda di halaman 1dari 24

UTANG JANGKA PENDEK

Disusun oleh :

Ni Putu Cindy Karnita Sari 2115654032

I Wayan Eka Semarandana Putra 2115654051

Yeremia Varian Pradana 2115654065

Ngakan Putu Mahesa Angga Pradana 2115654068

Ida Ayu Putu Cahyani Wulandari 2115654089

Dosen Pengampu :

Dra. Ni Ketut Masih.,MM

Program Studi D4 Akuntansi Perpajakan

Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Bali

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Utang Jangka Peendek” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi

Keuangan II. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan

tentang Utang Jangka Pendek bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ni Ketut

Masih.,MM selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan II.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan

paper ini.

Badung, 19 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I ................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................ 4
A. Pengertian ............................................................................................... 4
B. Jenis – Jenis ............................................................................................ 4
BAB III ............................................................................................................ 11
A. Kewajiban dan Kewajiban Lancar ........................................................ 11
B. Klasifikasi Kewajiban ........................................................................... 11
C. Pencatatan Utang Dagang ..................................................................... 12
D. Pencatatan Utang Wesel ....................................................................... 13
E. Pencatatan Utang Jangka Panjang Yang Sudah Jatuh Tempo .............. 16
F. Pencatatan Utang Dividen Dan Utang Yang Masih Harus Dibayar Serta
Utang Pada Dana Pihak Ketiga .................................................................... 16
G. Pencatatan Pendapatan Diterima Dimuka............................................. 17
H. Pencatatan Utang Bersyarat .................................................................. 18
I. Liabilitas Terkait Karyawan ................................................................. 18
BAB IV ............................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ............................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam akuntansi, utang didefinisikan sebagai kewajiban suatu
badan usaha atau perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan
cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai
akibat dari transaksi di masa lalu. Utang yang menjadi kewajiban suatu
perusahaan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu utang jangka
pendek dan utang jangka panjang. Pada prinsipnya utang akan
dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-utang tersebut, tetapi pada
umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan dengan jumlah
sebesar nilai nominalnya. Penyimpanan ini dilakukan dengan dasar
anggapan bahwa selisih antara lain nominal dengan nilai tunainya
relatif kecil. Batasan yang bisa digunakan untuk mengelompokkan
utang adalah jangka waktu pembayaran utang-utang tersebut. Apabila
utang-utang itu akan dibayar dalam jangka waktu siklus operasi
perusahaan atau dalam waktu satu tahun maka dikelompokkan utang
jangka pendek.
Utang jangka pendek yaitu utang yang harus dilunasi dalam
jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca,
atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun siklus operasi
normal perusahaan yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan siklus
operasi normal adalah waktu yang diperlukan agar uang kontan dapat
diubah menjadi persediaan barang, persediaan barang diubah menjadi
piutang usaha, dan akhirnya piutang usaha diubah menjadi uang kontan
kembali. Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan
memerlukan jangka waktu yang berbeda-beda, mulai dari kurang dari
satu tahun, satu tahun, tetapi ada juga yang lebih dari satu tahun.
Perbedaan ini yang menyebabkan batasan utang lancar seperti diatas
dianggap kurang tepat oleh banyak perusahaan. sehingga muncul

1
2

pendapat yang menyatakan penyelesaian satu utang jangka pendek


biasanya memerlukan pemakaian harta lancar.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kewajiban dan kewajiban lancar?
2. Bagaimanakah klasifikasi kewajiban?
3. Bagaimanakah pencatatan utang dagang?
4. Bagaimanakah pencatatan utang wesel?
5. Bagaimanakah pencatatan utang jangka panjang yang sudah jatuh
tempo?
6. Bagaimanakah pencatatan utang dividen dan utang yang masih
harus dibayar serta utang pada dana pihak ketiga?
7. Bagaimanakah pencatatan pendapatan diterima dimuka?
8. Bagaimanakah pencatatan utang bersyarat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kewajiban dan
kewajiban lancar.
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi kewajiban.
3. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan utang dagang.
4. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan utang wesel.
5. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan utang jangka panjang
yang sudah jatuh tempo.
6. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan utang dividen dan utang
yang masih harus dibayar serta utang pada dana pihak ketiga.
7. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan pendapatan diterima
dimuka.
8. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan utang bersyarat.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kewajiban dan
kewajiban lancar.
2. Dapat mengetahui bagaimana klasifikasi kewajiban.
3

3. Dapat mengetahui bagaimana pencatatan utang dagang.


4. Dapat mengetahui bagaimana pencatatan utang wesel.
5. Dapat mengetahui bagaimana pencatatan utang jangka panjang
yang sudah jatuh tempo.
6. Dapat mengetahui bagaimana pencatatan utang dividen dan utang
yang masih harus dibayar serta utang pada dana pihak ketiga.
7. Dapat mengetahui bagaimana pencatatan pendapatan diterima
dimuka.
8. Dapat mengetahui bagaimana pencatatan utang bersyarat.
9. Dapat memenuhi nilai tugas Akuntansi Keuangan II.
10. Dapat menambah dan memperluas wawasan tentang utang jangka
panjang.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
1. Pengertian Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek adalah suatu pinjaman uang sebagai
kewajiban yang wajib dibayarkan dan sifatnya untuk keperluan dana
darurat. Selain itu, utang ini juga mempunyai jatuh tempo dalam
jangka waktu kurang dari 12 bulan.
Berdasarkan ilmu akuntansi, utang jangka pendek adalah
seringkali disebut liabilitas lancar. Sedangkan dalam dunia bisnis,
tambahan dana dari utang sudah biasa dilakukan oleh para pemilik
usaha baik itu perusahaan kecil, menengah, hingga berskala besar.

B. Jenis – Jenis
1. Jenis Utang Jangka Pendek
1) Utang Dagang
Utang Dagang adalah Kewajiban perusahaan kepada pihak
lain yang harus dipenuhi atau dibayar segera dalam jangka waktu
tertentu,dalam utang dagang perusahaan membeli kebutuhan
tersebut secara kredit atau dengan sistem uang muka. Account
payable dicatat pada saat perusahaan telah menerima invoice atau
faktur dari pihak ketiga. Perusahaan akan mencatatnya dengan
mengkredit utang usaha dalam kewajiban lancar, dan mendebit
akun pengeluaran untuk kebutuhan yang dibeli tersebut.
2) Utang Wesel
Short term notes payable atau utang wesel jangka pendek
adalah jenis utang wesel yang pokok pinjaman beserta bunganya
harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Fungsi utang wesel jangka pendek adalah biasanya untuk
mendanai aktivitas operasional perusahaan, seperti membeli bahan

4
5

baku produksi, membiayai aktivitas produksi, hingga kebutuhan


lain perusahaan.
Utang wesel jangka pendek digunakan oleh perusahaan
ketika kreditur menilai adanya kemungkinan penurunan tingkat
suku bunga di masa yang akan datang atau debitur kurang dapat
memenuhi kewajiban pembayaran menggunakan sistem pembagian
termin.
3) Utang Jangka Panjang yang Sudah Jatuh Tempo
Sebuah perusahaan melaporkan bagan dari obligasi, wesel
hipotek, dan utang jangka panjang lain yang jatuh tempo dalam
tahun fiskal berikutnya sebagai liabilitas jangka pendek.
Perusahaan mengategorikan jumlah ini bagian lancar dari utang
jangka panjang (current maturities of long-term debt).
Perusahaan tidak memasukkan utang jangka panjang yang jatuh
tempo saat ini sebagai liabilitas jangka pendek jika utang:
a) Diselesaikan dengan aset yang diakumulasi untuk tujuan ini
yang belum secara benar ditampilkan sebagai aset lancar,
b) Dibiayai kembali, atau diselesaikan dari uang yang diterima
melalui utang baru,
c) Dikonversi menjadi saham biasa.
Ketika hanya bagian dari utang jangka panjang yang harus
dibayar dalam 12 bulan ke depan, sebagaimana dalam kasus
obligasi serial yang dilunasi melalui serangkaian angsuran
tahunan, perusahaan melaporkan bagian jatuh tempo dari
utang jangka panjang sebagai liabilitas jangka pendek, dan
bagian lainnya sebagai utang jangka panjang. Namun, perusahaan
harus mengklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek setiap
liabilitas yang jatuh tempo karena permintaan (ditukarkan oleh
kreditor) atau yang akan jatuh tempo karena permintaan dalam
waktu satu tahun.
6

Contoh soal: Untuk Bagian Lancar Utang Jangka Panjang tanpa


bunga. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pada tanggal 15 Juli
20x0 meminjam kepada Pemerintah Kota Yogyakarta uang sebesar
Rp. 150 juta, yang akan dibayar dengan cara diangsur selama 3
tahun, setiap tanggal 15 Juli, dimulai pada tahun 20x1,
bagaimanakah cara menjurnal, reversing entry dan mencatat
pelunasan utang angsuran pertama

Jawaban:
7

Reversing
entry
8

4) Utang Dividen dan Utang yang Harus Masih Dibayar serta


Utang pada Dana Pihak Ketiga
Utang dividen tunai (cash dividend payable) adalah jumlah
yang harus dibayar perusahaan kepada para pemegang saham
sebagai akibat dari otorisasi dewan direksi. Pada tanggal
pengumuman, perusahaan mengasumsikan liabilitas menempatkan
pemegang saham dalam posisi kreditor dalam jumlah dividen yang
diumumkan. Oleh karena perusahaan selalu membayar dividen
tunai dalam waktu satu tahun pengumuman (umumnya dalam
waktu tiga bulan), perusahaan mengklasifikasikan dividen yang
diumumkan sebagai liabilitas jangka pendek.
Utang kepada pihak ketiga pada umumnya merupakan utang
jangka pendek yang harus segera dibayar setelah barang/jasa
diterima. Oleh karena itu, terhadap utang semacam ini disajikan di
neraca dengan klasifikasi/pos kewajiban jangka pendek. Utang
Kepada Pihak Ketiga (Account Payable) berasal dari kontrak atau
perolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggal pelaporan
belum dibayar. Utang kepada Pihak Ketiga terdiri dari:
a) Utang Pengadaan Barang dan Jasa;
b) Utang Pelayanan Kesehatan;
c) Utang Pelayanan Sampah;
d) Utang Retensi.
Pengakuan Utang Kepada Pihak Ketiga:
• Dalam transaksi pembelian jasa, utang diakui pada saat
jasa/bagian jasa diserahkan sesuai perjanjian tetapi pada
tanggal pelaporan belum dibayar.
• Dalam hal kontrak fasilitas atau peralatan, utang diakui pada
saat sebagian/seluruh fasilitas atau peralatan tersebut telah
diselesaikan sebagaimana dituangkan dalam berita acara
9

kemajuan pekerjaan/serah terima, tetapi sampai tanggal


pelaporan belum dibayar.
• Dalam hal kontrak konstruksi/jasa lainnya, utang retensi diakui
pada saat seluruh pekerjaan tersebut telah diselesaikan
sebagaimana dituangkan dalam berita acara serah terima
pertama, tetapi sampai tanggal pelaporan baru dibayar 95%
(Sembilan puluh lima perseratus) karena Bendahara Umum
Daerah (BUD) menahan sebagian pembayaran prestasi
pekerjaan sebagai uang retensi untuk Jaminan Pemeliharaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya yang membutuhkan
masa pemeliharaan.
5) Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalah nama lain untuk istilah
pendapatan yang ditangguhkan. Ini digunakan untuk
mendefinisikan proses di mana perusahaan menerima pembayaran
dari pelanggan sebelum pelanggan itu menerima produk atau
layanan.
6) Utang Bersyarat
Utang-utang bersyarat adalah utang-utang yang sampai
pada tanggal neraca masih belum pasti akan menjadi kewajiban
atau tidak. Utang tersebut timbul sebagai akibat dari masa lalu.
Mengutip kembali buku yang ditulis Ni Kadek Sinarwati, hal
yang termasuk ke dalam utang-utang bersyarat, yaitu:
1. Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan
2. Persetujuan (endorsement) bersyarat atas wesel-wesel
3. Sengketa hukum
4. Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya
5. Jaminan terhadap utang anak perusahaan
6. Garansi terhadap penuruan harga barang-barang yang dijual
10

7) Liabilitas Terkait Karyawan


Perusahaan juga melaporkan sebagai jumlah liabilitas jangka
pendek yang harus dibayarkan kepada karyawan untuk gaji atau
upah pada akhir periode akuntansi. Selain itu, perusahaan juga
sering melaporkan hal-hal berikut terkait dengan kompensasi
karyawan sebagai liabilitas jangka pendek.
1. Pemotongan Gaji
Jenis pemotongan gaji yang paling umum adalah pajak,
premi asuransi, tabungan karyawan, dan iuran serikat
pekerja. Selama perusahaan belum mengirimkan jumlah
yang dikurangkan kepada otoritas yang tepat pada akhir
periode akuntansi, perusahaan harus mengakui liabilitas
jangka pendek tersebut.
2. Bonus
Banyak perusahaan memberi bonus kepada beberapa
karyawan tertentu selain gaji atau upah regular mereka.
Sering kali, jumlah bonus tergantung pada keuntungan
tahunan perusahaan. Perusahaan dapat mempertimbangkan
pembayaran bonus kepada karyawan sebagai tambahan upah
dan harus memasukkannya sebagai pengurang dalam
menentukan laba neto tahun berjalan. Liabilitas, utang bonus
bagi hasil, biasanya dibayarkan dalam waktu singkat.
Perusahaan harus memasukkannya sebagai liabilitas jangka
pendek dalam laporan posisi keuangan. Liabilitas
berdasarkan program bagi hasil atau bonus harus
memperhitungkan sebagai beban dan bukan pembagian laba,
karena merupakan hasil dari pelayanan karyawan dan bukan
transaksi dengan pemilik.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kewajiban dan Kewajiban Lancar


1. Pengertian Kewajiban

Kewajiban adalah utang suatu perusahaan yang timbul dari


transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas,
barang, atau jasa, di masa yang akan datang.

2. Pengertian Kewajiban lancar

Current liabilities/ Kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan


jangka pendek perusahan yang memilik batas jatuh tempo
pembayaran kurang dari 12 bulan atau dalam siklus operasi normal.
Siklus operasi juga disebut sebagai siklus konversi kas, yang
artinya waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk membeli sebuah
inventaris dan mengubahnya menjadi kas dari penjualan

B. Klasifikasi Kewajiban
Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo
penyelesaiannya, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Pos-pos kewajiban menurut PSAP Berbasis Akrual Nomor 09
tentang Kewajiban antara lain:

1. Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan


dibayar dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

2. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar


dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

11
12

C. Pencatatan Utang Dagang


Utang Dagang adalah Kewajiban perusahaan kepada pihak lain
yang harus dipenuhi atau dibayar segera dalam jangka waktu
tertentu,dalam utang dagang perusahaan membeli kebutuhan tersebut
secara kredit atau dengan sistem uang muka. Account payable dicatat
pada saat perusahaan telah menerima invoice atau faktur dari pihak
ketiga. Perusahaan akan mencatatnya dengan mengkredit utang usaha
dalam kewajiban lancar, dan mendebit akun pengeluaran untuk
kebutuhan yang dibeli tersebut.

a. Tahap pencatatan dalam utang dagang

1. Pembuatan atau Penerimaan Bukti Transaksi

2. Pencatatan dalam Jurnal

3. Pemindahan bukuan ke Buku Besar

b. Metode pencatatan

1. Metode Perpetual

Menurut metode perpetual, semua pembelian bahan baku dicatat ke


dalam perkiraan persediaan bahan baku sebesar harga pembeliannya.

2. Metode Periodik/ Physical

Menurut metode periodik, semua pembelian bahan baku tidak dicatat


ke dalam perkiraan persediaan bahan baku.

c. Contoh Pencatatan Utang dagang

Soal:

Pada tanggal 1 Mei 2020 PT Alaya Lentera membeli barang dagangan


secara kredit kepala Pt Bintang Loyal sebesar Rp 10.000.000 dengan
syarat termin 2/10 n/30. Buatlah jurnal yang diperlukan serta
perhitungannya!
13

Jawab:

Jurnal pada saat transaksi pembelian :

Pembelian barang dagangan ( D ) 10.000.000

Utang dagang ( K ) 10.000.000

Jika saat di lunasi tanggal 6 Mei 2020 yang dinyatakan belum lebih
dari 10 hari maka akan mendapatkan potongan sebesar 2% jadi
perhitungannya adalah

Rp 10.000.000 x 2% = Rp 200.000

Maka jurnalnya :

Utang dagang ( D ) Rp 10.000.000

Potongan Pembelian ( K ) Rp 200.000

Kas ( K ) Rp 9.800.000

Jika pembeli melakukan penulasan pada 20 Mei 2020 yang dinyatakan


lebih dari 10 hari maka tidak mendapatkan potongan, maka jurnalnya :

Utang dagang ( D ) Rp 10.000.000

Kas ( K ) Rp 10.000.000

D. Pencatatan Utang Wesel


Wesel bayar (notes payable) merupakan janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu di masa depan sesuai dengan tanggal
yang ditetapkan.Wesel bayar mungkin timbul dari pembelian,
pembiayaan, atau transaksi lainnya. Perusahaan mengklasifikasikan
wesel sebagai liabilitas jangka pendek atau jangka panjang, tergantung
pada tanggal jatuh tempo pembayaran. Wesel mungkin berbunga atau
tidak berbunga.

Soal:
14

Wesel Berbunga
Indonesia Bank meminjamkan uang sebesar Rp 30.000.000
pada tanggal 1 Maret 2011 kepada Flat Co. Jika Flat menandatangani
wesel bayar dengan nilai pokok sebesar Rp 30.000.000, bunga 6
persen, dengan jangka waktu empat bulan. Buatlah jurnal yang
diperlukan Flat Co serta perhitungannya!
Jawaban:
Flat mencatat kas yang diterima pada tanggal 1 Maret sebagai berikut.
1 Maret
Kas Rp 30.000.000
Wesel Bayar Rp 30.000.000
(Untuk mencatat penerbitan wesel 6%, 4 bulan, ke Indonesia Bank)
Jika Flat Menyusun laporan keuangan setengah tahunan, perusahaan
membuat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban bunga dan utang
bunga sebesar Rp600.000 (Rp 30.000.000 x 6% x 4/12) pada bulan 30
Juni, sebagai berikut.
30 Juni
Beban bunga Rp600.000
Utang Bunga Rp600.000
(Untuk mengakru bunga selama 4 bulan atas wesel bayar kepada
Indonesia Bank)
Jika Flat Menyusun laporan keuangan secara bulanan, jurnal
penyesuaian pada akhir setiap bulan adalah Rp150.000 (Rp30.000.000
x 6% x 1/12). Pada saat jatuh tempo (1 Juli), Flat harus membayar nilai
setengah tahunan, perusahaan membuat jurnal penyesuaian untuk
nominal wesel (Rp30.000.000) ditambah bunga Rp600.000 (Rp
30.000.000 x 6% x 4/12).
Flat mencatat pembayaran wesel bayar dan bunga yang masih harus
dibayar (diakru) sebagai berikut.
1 Juli
15

Wesel bayar Rp30.000.000


Utang bunga Rp600.000
Kas Rp30.600.000
(Mencatat pembayaran wesel bayar berbunga kepada Indonesia Bank
dan bunga yang masih harus dibayar pada saat jatuh tempo)
Wesel Tidak Berbunga
Wesel bayar tidak berbunga tidak secara eksplisit menyatakan bunga.
Asumsikan bahwa Flat mengeluarkan wesel bayar tanpa bunga
sebesar Rp 30.600.000, empat bulan, kepada Indonesia Bank. Nilai
sekarang wesel adalah Rp30.000.000. Flat mencatat transaksi ini
sebagai berikut:
1 Maret
Kas Rp30.000.000
Wesel bayar Rp30.000.000
(Untuk mencatat penerbitan wesel bayar tanpa bunga, 4 bulan, kepada
Indonesia Bank)
Flat mengkredit akun Wesel Bayar pada nilai sekarang dari wesel,
yaitu Rp 30.000.000. Jika Flat Menyusun laporan keuangan mengakui
beban bunga dan kenaikan wesel bayar sebesar Rp600.000 pada
tanggal 30 Juni, sebagai berikut.
30 Juni
Beban bunga Rp600.000
Wesel bayar Rp600.000
(Untuk mengakru bunga selama 4 bulan pada Indonesia Bank)
Pada saat jatuh tempo (1 Juli), Flat harus membayar nilai nominal
wesel, sebagai berikut.
1 Juli
Wesel bayar Rp30.600.000
Kas Rp30.600.000
16

(Untuk mencatat pembayaran wesel bayar tanpa bunga dari Indonesia


Bank pada saat jatuh tempo)
Dalam kasus ini, jumlah beban bunga dicatat dan total pengeluaran kas
yang persis sama apakah Flat menandatangani perjanjian pinjaman
dengan suku bunga yang dinyatakan atau menggunakan pendekatan
suku bunga nol.
E. Pencatatan Utang Jangka Panjang Yang Sudah Jatuh Tempo
Soal:
Herzog company memiliki utang jangka panjang dengan tanggal jatuh
tempo pada 2 November 2012. Pada tanggal 10 Oktober 2010,
perusahaan tersebut melanggar perjanjian terkait dengan utang ini dan
pinjaman tersebut harus segera dilunasi. Herzog dan pemberi pinjaman
mencapai kesepakatan pada tanggal 5 Januari 2011 untuk memberikan
pembebasan dari pelanggaran tersebut. Tanggal pelaporan laporan
keuangan adalah 31 Desember 2010 dan laporan keuangan telah
disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 16 Maret 2011. Jelaskan
apakah kewajiban utang tersebut harus diklasifikasikan dalam bagian
lancar atau tidak lancar!
Jawab:
Utang menjadi atas permintaan karena pelanggaran perjanjian dan oleh
karena itu harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Perjanjian
dengan pemberi pinjaman untuk memberikan pembebasan atas
pelanggaran tersebut setelah tanggal pelaporan keuangan dan tidak
mempengaruhi klasifikasi kewajiban utang pada tanggal 31 Desember
F. Pencatatan Utang Dividen Dan Utang Yang Masih Harus
Dibayar Serta Utang Pada Dana Pihak Ketiga
Soal:
1) Perusahaan A mempunyai saham beredar sebanyak 40.000.000
lembar saham yang mencetak keuntungan bersih sebanyak
Rp2.000.000.000. Kebijakan pembagian dividen (DPR) perusahaan A
adalah sebesar 40% dari laba bersih.
17

Contoh Perhitungan Dividen dari Kasus


Dividen Total = Rp2.000.000.000 x 40% = Rp800.000.000
Dividen Per Saham = Rp800.000.000 : 40.000.000 = Rp20/lembar
saham.
2) Mei Jaya mempekerjakan 3 orang karyawan dengan upah Rp
500.000 masing-masing per hari. Para karyawan bekerja selama 6
hari dalam seminggu yaitu hari senin sampai hari sabtu, dan upah
dibayar setiap hari sabtu. Pembayaran upah terakhir dilakukan pada
hari Sabtu tanggal 27 Desember 2020, dengan demikian upah yang
belum dibayar adalah sebagai berikut:
Senin 29 desember 2020= 3 x Rp.500.000 = Rp.1.500.000
Selasa 30 desember 2020= 3 x Rp.500.000 = Rp.1.500.000
Rabu 31 desember 2020= 3 x Rp.500.000 = Rp.1.500.000 +
Jumlah Rp. 4.500.000
Jadi upah yang belum dibayar adalah Rp.4.500.000
Kemudian di masukkan ke jurnal penyesuaian pada akhir bulan
tersebut yaitu 31 desember 2020.
Berikut adalah yang harus di tulis di jurnal penyesuaian:
Beban upah Rp. 4.500.000
Utang upah Rp. 4.500.000
G. Pencatatan Pendapatan Diterima Dimuka
Soal:
Saldo rekening unearned income sebelum disesuaikan adalah Rp
25.500.300. Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan bila
pendapatan diterima di muka akhir periode adalah Rp 11.500.000.
Jawaban:
(D) Prepaid revenue Rp 14.000.300
(K) Fee Jasa Konsultan Laporan Keuangan Rp 14.000.300
Note:
Cara menghitung fee jasa konsultan laporan keuangan adalah:
18

= Rp 25.500.300 – Rp 11.500.000
= Rp 14.000.300
H. Pencatatan Utang Bersyarat
Soal:

Pada tanggal 16 Januari 2018 wesel berjangka waktu 90 hari (jatuh


tempo 5 Februari 2018), berbunga 24% sebesar Rp 10.000 yang
dikeluarkan pada tanggal 7 November 2017, didiskontokan ke bank
dengan tingkat diskonto sebesar 27%. Hitunglah efek yang terjadi dari
transaksi diatas

Nilai nominal wesel Rp 10.000


Nilai pada saat jatuh tempo
Nilai nominal Rp 10.000
Bunga jangka waktu wesel
(Rp 10.000 X 24% X 90/360) Rp 600
Rp 10.600
Jangka waktu diskonto
(16 Januari 2018-5 Februari 2018 = 20 Hari)
Diskonto yang dibebankan oleh bank Rp (159)
(Rp 10.000 X 27% X 20/360)
Hasil yang diterima Rp 10.441
I. Liabilitas Terkait Karyawan
1. Pemotongan Gaji
Seorang karyawan dari perusahaan ternama memperoleh gaji
mingguan sebesar Rp 1.450.000 sepenuhnya dikenai pajak
jaminan sosial (8%). Gaji tersebut dikurangi dengan pemotongan
pajak penghasilan sebesar Rp 200.000 dan iuran serikat sebesar
Rp80.000. Bagaimana jurnal perusahaan mencatat upah dan gaji
yang dibayarkan dan pemotongan gaji karyawan?
Jawaban:
Beban Upah dan Gaji Rp 1.450.000
19

Pemotongan Utang Pajak Rp 200.000


Utang Pajak Jaminan Sosial Rp 116.000
Utang Iuran Serikat Rp 134.000
Kas Rp 1.000.000
Perusahaan mencatat pajak gaji pemberi kerja sebagai berikut.
Beban Pajak Gaji Rp 116.000
Utang Pajak Jaminan Sosial Rp 116.000
2. Bonus

Hasan Co. menunjukkan laba untuk tahun 2018 sebesar Rp


100.000.000. Perusahaan akan membayar bonus sebesar Rp
2.500.000 pada bulan Januari 2019. Bagaimana bentuk jurnal
penyesuaian Hasan Co.?

Jawaban:
Untuk mencatat bonus sebagai berikut.
Beban Bonus Karyawan Rp 2.500.000
Utang Bonus Bagi Hasil Rp 2.500.000
Pada bulan Januari 2019, ketika Hasan Co. membayar bonus,
perusahaan membuat jurnal sebagai berikut.

Utang Bonus Bagi Hasil Rp 2.500.000

Kas Rp 2.500.000
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Utang jangka pendek yaitu utang yang harus dilunasi dalam jangka
waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus
dilunasi dalam jangka waktu satu tahun siklus operasi normal perusahaan
yang bersangkutan.

Bagian dari utang jangka pendek yaitu:

1. Utang dagang
2. Utang wesel
3. Utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo
4. Utang dividen dan utang yang masih harus dibayar serta utang pada
dana pihak ketiga
5. Pendapatan diterima dimuka
6. Utang bersyarat
7. Utang terkait karyawan
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang definisi dan klasifikasi utang
jangka pendek, diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang,
“Utang Jangka Pendek” dan dapat memanfaatkannya dalam memperluas
pengetahuan tentang Akuntansi keuangan agar para pembaca mengetahui
pengertian, klasfikasi, pembahasan soal dari utang jangka pendek.

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Utami, Pradnyadevi. (2018). Diakses pada 20 September 2022, dari


https://www.academia.edu/37844128/UTANG_JANGKA_PENDEK

Kieso, Donald E. Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. (2022). Akuntansi


Keuangan Menengah, Volume 1. Jakarta: Salemba Empat.

Binus University.Akuntansi Beban Yang Masih Harus Dibayar/Accrual


Expenses. (2020). Diakses pada 25 September 2022, dari
https://accounting.binus.ac.id/2020/07/06/akuntansi-beban-yang-masih-harus-
dibayar-accrual-expenses/

Mastah Bisnis. Piutang Wesel | Pencatatan, Pendiskontoan, Soal, Jawaban.


(2022). Diakses pada 25 September 2022, dari
https://mastahbisnis.com/piutang-wesel/

Ivana. (2021). Pencatatan Dividen dalam Akuntansi. Diakses pada 25


September 2022, dari https://konsultanku.co.id/blog/dividen-dalam-akuntansi

Anda mungkin juga menyukai