Anda di halaman 1dari 25

AKUNTANSI PERBANKAN Dan LPD :

Bab V AKUNTANSI KEWAJIBAN

KELOMPOK 4:

Putu Bayu Oka Wibawa 1807531231


I Komang Septiadi Putra 1807531243
Ketut Pradnyana Wiguna 1807531248

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Akuntansi Kewajiban” ini tepat
pada waktunya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Akuntansi Perbankan dan Lpd.
Kami tentu menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif agar dapat
kami jadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan selanjutnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.

Denpasar, 19 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................2
1 Pendahuluan..................................................................................................2
2 Kewajiban Segera..........................................................................................3
3 Utang Bunga..................................................................................................4
4 Utang Pajak...................................................................................................4
5 Simpanan.......................................................................................................7
6 Simpanan Dari Bank Lain.............................................................................8
7 Pinjaman Diterima......................................................................................12
8 Dana Setoran Modal Kewajiban.................................................................13
9 Kewajiban Imbalan Kerja...........................................................................15
10 Imbalan Subornasi.....................................................................................16
11 Modal Pinjaman........................................................................................18
12 Kewajiban Lain-Lain ...............................................................................19
BAB III...............................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................21
3.1    Kesimpulan...........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari


kontrak mengingat atau atau peraturan perundangan. Tugas atau tanggung jawab
untuk bertindak atau melakukan sesuatu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan
perusahaan karena tindakan atau transaksi sebelumnya.
Pengorbanan ekonomis dapat berbentuk penyerahan utang, aktifa lain jasa-jasa,
atau melakukan pekerjaan tertentu.tindakan atau transaksi sebelumnya itu dapat
berupa uang, barang atau jasa, diakuinya suatu beban atau kerugian.

1.2TUJUAN

Berdasaarkan uraian latar belakang di atas maka dapat disimpulkan tujuan


dari makalah ini ialah untuk mengetahui apa itu kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan
hal lainya yang berkaitan dengan kewajiban (akuntansi)

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pendahuluan

Sistem akuntansi kewajiban (liabilitas) merupakan suatu proses yang dimulai


dari pembelian/pengadaan barang dan/atau jasa secara kredit yang dibuktikan dengan
dokumen yang sah sampai proses penyelesaian/pembayaran utang yang bersangkutan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 Lampiran I PSAP No.


09, kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah. Kewajiban pemerintah daerah antara lain pinjaman kepada pihak ketiga,
perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan, kewajiban kepada
masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, dan kewajiban kepada
pemberi jasa.

Kewajiban berdasarkan waktu jatuh tempo penyelesaiannya diklasifikasi


menjadi dua bagian, yaitu kewajiban jangka pendek (jangka waktu maksimal 1 tahun)
dan kewajiban jangka panjang (lebih dari 1 tahun). Kewajiban jangka pendek antara
lain utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), utang bunga, bagian lancar utang jangka
panjang, pendapatan diterima di muka, utang belanja, dan utang jangka pendek
lainnya. Sedangkan kewajiban jangka panjang antara lain utang dalam negeri dan
utang jangka panjang lainnya.

1. Kewajiban lancar / kewajiban jangka pendek

Menurut Soemarso Kewajiban lancar/ kewajiban jangka pendek adalah


kewajiban-kewajiban yang penyelesaianya harus menggunakan aktifa lancar atau

2
pembentukan kewajiban lancar lainya.Istilah kewajiban lancar dapa diartikan
kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun mendatang, ini
merupakan jangka waktu arbitrer yang banyak dipilih dan digunakan dalam praktik
karena sesuai dengan priodeisasi akuntansi.

Jenis-jenis kewajiban lancer,Kewajiban lancar yang biasanya kita ketahui diantaranya


:

1.  Utang Dagang 2.Utang Wesel 3. Utang beban 4.Utang pajak 5. Utang jaminan

2    Kewajiban jangka Panjang


Adalah semua kewajiban perusahaan yang jatuh temponya lebih dari satu
periode akuntansi, yang akan dilunasi dengan menggunakan sumber-sumber yang
bukan digolongkan sebagai aktiva lancar. Utang jangka panjang ini, umumnya
dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana dalam merealisasikan
rencana-rencana strategis perusahaan, misalnya ; penambahan modal kerja
permanent, pembelian mesin-mesin atau aktiva tetap baru, perluasan pabrik, akuisisi,
afiliasi, pelunasan utang jangka panjang lain yang segera jatuh tempo, dll.
Utang jangka panjang, dapat berupa :
a. Utang Obligasi
b. Utang Hipotik

2. Kewajiban Segera
Definisi

3
Kewajiban segera adalah kewajiban Bank kepada pihak lain yang sifatnya
wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian yang
ditetapkan sebelumnya.
B. Dasar Pengaturan
1. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
2. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

C. Penjelasan Kewajiban segera antara lain terdiri dari:


1. Penerimaan pajak termasuk potongan pajak yang masih harus disetor.
2. Kewajiban yang sudah jatuh tempo namun belum ditarik seperti deposito
mudharabah, bagi hasil yang belum diambil shahibul maal.
3. Dana transfer/kiriman uang masuk/keluar.
4. Saldo rekening tabungan yang sudah ditutup namun belum diambil oleh pemilik
rekening.
5. Deviden yang sudah ditetapkan tetapi belum dibayarkan.
6. Selisih lebih hasil penjualan agunan yang merupakan hak debitur.
7. Komponen-komponen di atas apabila jumlahnya material dapat dikelompokkan
dalam pos tersendiri.
Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan Pengukuran
1. Kewajiban segera diakui pada saat timbulnya kewajiban; atau diterima perintah
dari pemberi amanat, baik dari nasabah maupun dari bank lain.
4
Penyajian
1. Kewajiban segera disajikan sebesar jumlah kewajiban Bank yang wajib segera
dibayarkan.
Ilustrasi Jurnal
Transfer kiriman uang:
a. Pada saat diterima dana untuk kiriman uang ke pihak lain
Db. Kas/rekening nasabah/kliring
Kr. Kewajiban segera-kiriman uang
b. Pada saat dilakukan pembayaran kiriman uang
Db. Kewajiban segera-kiriman uang
Kr. Kas/rekening nasabah/kliring
Titipan pajak nasabah
a. Pada saat diterima dana untuk penyetoran pajak ke rekening penerimaan
negara (bila Bank sebagai bank persepsi) atau dikirim kembali ke bank lain
melalui kliring:
Db. Kas/rekening nasabah/kliring
Kr. Kewajiban segera-setoran pajak nasabah
b. Pada saat kewajiban pajak disetor ke rekening penerimaan negara
Db. Kewajiban segera-setoran pajak nasabah
Kr. Kas/rekening nasabah/kliring

3. Utang Bunga
Utang Bunga (Accrued Interest) adalah biaya bunga yang telah terjadi dan belum
dibayar yang harus diakui dan dicatat pada setiap akhir periode pelaporan sebagai
bagian dari kewajiban yang berkaitan.
5
Dasar Pengaturan
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur denga kur dengan andal.
(SAK ETAP   paragraph 2.35)

4. Utang Pajak
Utang pajak merupakan pajak yang masih harus dibayar, termasuk sanksi
administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat
ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Penyebab Timbulnya Utang Pajak
Meski belum ada peraturan yang menjelaskan tentang timbulnya utang pajak,
para praktisi saat ingin menggunakan dua teori atau dua ajaran yang mengatur
timbulnya utang pajak.
1. Ajaran Formil
Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus
(pegawai pajak yang membantu Wajib Pajak/Subjek Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya). Hal ini terjadi jika pemungutan pajak dilakukan
dengan official assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak di mana jumlah
pajak yang harus dibayar dan dihitung oleh fiskus. Kemudian fiskus akan
mengirimkan surat pemberitahuan terkait jumlah yang harus dibayarkan kepada
Wajib Pajak.
2. Ajaran Materil

6
Utang pajak timbul karena undang-undang dan karena ada sebab yang
mengakibatkan seseorang atau suatu pihak dikenakan pajak. Sebab-sebab yang
membuat seseorang memiliki utang pajak di antaranya:

 Perbuatan, yaitu mendirikan bangungan, melakukan kegiatan impor atau


ekspor, serta bepergian ke luar negeri.
 Keadaan, yaitu memiliki tanah atau bumi dan bangunan, memperoleh
penghasilan, serta memiliki kendaraan bermotor.
 Peristiwa atau kejadian, yaitu mendapat hadiah undian.

Jadi sampai saat ini, para praktisi menggunakan dua ajaran ini untuk menilai
munculnya utang pajak pada wajib pajak.
Penghapusan Utang Pajak
Anda tidak perlu khawatir jika memiliki utang pajak karena Anda dapat
menghapusnya dengan beberapa cara yang telah diatur dalam undang-undang
perpajakan. Ada 5 cara menghapus utang pajak yaitu :
1. Pembayaran
Cara pertama menghapus utang pajak adalah dengan membayarnya pada
negara. Pembayarannya secara lunas dalam bentuk sejumlah uang oleh Wajib Pajak
ke Kas Negara. Dalam hal ini, Wajib Pajak dapat membayarnya sendiri atau
menguasakannya pada pihak lain selama pihak tersebut bertindak atas nama wajib
pajak yang memiliki utang pajak. Selain itu, pembayaran ini perlu menggunakan mata
uang yang berlaku di Indonesia, dalam hal ini adalah Rupiah.

2. Kompensasi
Kompensasi dapat dilakukan jika Wajib Pajak memiliki kelebihan dalam
membayar pajak sehingga dapat digunakan untuk membayar utang pajak. Kelebihan
7
bayar pajak sendiri dapat terjadi karena berbagai hal, seperti perubahan undang-
undang pajak, kekeliruan pembayaran, adanya pemberian pengurangan, dan
sebagainya. Karena itu, kelebihan pajak ini dapat dikreditkan. Wajib pajak dapat
menghapus utang pajak menggunakan cara ini dengan syarat ia wajib mengajukan
sendiri kepada pejabat pajak. Selain itu, Wajib Pajak tidak bisa mengkompensasikan
utang pajak dengan utang biasa karena berbeda konteks.
Kompensasi dapat berupa:
1. Kompensasi kerugian, ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu kompensasi
kerugian yang mendatar (horizontal compensative), kompensasi yang tegak
(vertical compensative), dan kompensasi kerugian perang.
2. Kompensasi pembayaran, ini dapat dilakukan jika salah satu pihak memiliki
utang dan memiliki tagihan pada pihak lain.
Jika ingin menggunakan cara kompensasi, ada beberapa syarat yang perlu
diperhatikan:
1) Bahwa pada saat yang sama, kedua subjek saling mempunyai
tagihan.
2) Hal yang dikompensasikan hanyalah dua utang berupa uang dan
barang yang sama macamnya.
3) Kompensasi berlaku karena hukum, bahkan jika pihak yang
berhutang tidak mengetahuinya dan saling menghilangkan utang
yang sama besarnya pada saat yang sama.

3. Kedaluwarsa
Kedaluwarsa di sini adalah kedaluwarsa penagihan. Melansir dari DJP, hak
untuk menagih pajak kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung
sejat tanggal terutang pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau
8
tahun pajak yang bersangkutan. Kedaluwarsa penagihan pajak dapat dicegah dengan
melakukan penagihan teguran, dan pengakhiran dengan mengajukan permohonan
keberatan atau penangguhan. Selain itu, ada dua macam kedaluwarsa dalam hal utang
pajak. Pertama adalah kedaluwarsa lemah (penagihannya kedaluwarsa), dan kedua
adalah kedaluwarsa kuat (utangnya kedaluwarsa).
4. Pembebasan
Alternatif lain untuk menghapus utang pajak adalah dengan cara pembebasan.
Namun, pembebasan di sini pada umumnya bukan berarti menghilangkan pokok
utang pajak, meniadakan sanksi administratif terkait utang pajak. Tetapi, utang pajak
dapat berakhir dengan pembebasan karena cara ini merupakan sarana hukum pajak
untuk melepaskan tanggung jawab wajib pajak berupa membayar pajak.
5. Penghapusan/Peniadaan
Penghapusan utang pajak mirip dengan cara pembebasan. Perbedaannya, cara
penghapusan diberikan karena keadaan keuangan Wajib Pajak.Penghapusan juga
merupakan cara untuk mengakhiri utang pajak. Namun, hanya dengan alasan tertentu,
seperti Wajib Pajak terkena musibah atau karena dasar penetapannya tidak benar.
Ketika utang pajak telah dihapus, perikatan pajak akan berakhir sehingga Wajib Pajak
tidak lagi memiliki kewajiban membayar pajak yang terutang. Itulah pembahasan
singkat mengenai timbul dan hapusnya utang pajak. Secara garis besar, ada dua
ajaran atau dua teori yang mengatur timbulnya utang pajak, yaitu ajaran formil dan
ajaran materil. Lalu untuk menghapus utang pajak tersebut, ada 5 alternatif yang
dapat Wajib Pajak lakukan, yang meliputi: pembayaran, kompensasi, kedaluwarsa,
pembebasan, dan penghapusan/peniadaan.

5. Simpanan
Definisi
9
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (di luar bank
umum atau BPR lain) kepada Bank/BPR berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.
Dasar Pengaturan
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
masa kini dan jumla dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
(SAK ETAP   paragraf 2.35)
Penjelasan
1. dalam kegiatan pengumpulan dana masyarakat, Bank menjual produk simpananya
kepada nasabah berupa tabungan dan deposto atau bentuk lain.
Bentuk-bentuk Simpanan berupa:
a. Tabungan, tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada Bank yang penarikannya
hanya dapat dilakaukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dneagn cek,bilyet giro ataualat laiinya.
b.Deposito, Deposito adalah Simpanan pihak ketiga pada bankyang penarikanya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian dan bank yang
bersangkutan. Deposito yang dimaksud adalah deposito yang berjangka waktu.
6. Simpanan Dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain merupakan simpanan yang berasal dari bank-bank
lain.Bank lain menempatkan dananya kepada bank, sehingga atas penempatan dana
dari bank lain berupa simpanan dari bank lain, bank penerima simpanan akan
mencatat dalam kewajiban bank kepadabank lain.

Dasar pengaturan

10
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakakukan untuk menyelesai
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal ( SAK ETAP paragraf 2.35)

Penjelasan

1. simpanan dari bank lain berupa tabungan dan deposito.


2. simpanan dari bank lain tidak termasuk pinjaman dari bank lain yang akan
dicatat pada pos pinjaman Diterima

Perlakuan Akuntansi

Pengukan dan pengukuran

1. Tabungan dari bank lain


2. 2 Depositi dari bank lain

7. Pinjaman Diterima

Definisi

Pinjaman Diterima adalah dana yang diterima dari bank umum dan BPR lain,
Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan
persyaratan perjanjian pinjaman.

Dasar Pengaturan

11
(SAK ETAP paragraph 2.35)

Penjelasan

1) Pinjaman diterima dapat berasal dari bank umum, BPR lain, dan Bank
Indonesia atau pihak lain.
2) Pinjaman diterima yang berasal dari Bank Indonesia berupa fasilitas
pendanaan jangka pendek untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka
pendek yang dialami oleh BPR.
3) Pinjaman diterima tidak termasuk:
a) pinjaman subordinasi;
b) modal pinjaman
c) setoran keikutsertaan bank lain (bank peserta) dalam kredit sindikasi
(pembiayaan bersama);
d) dana yang diterima dalam rangka penerusan kredit (channeling).

Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran

1) Pinjaman diterima diakui sebesar nilai pokok pinjaman ditambah biaya


transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan pinjaman
dikurangi diskonto.
2) Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung kepada
3) perolehan pinjaman dan diskonto diamortisasi secara garis lurus dan diakui
sebagai Beban Bunga.
4) Bunga akrual atas pinjaman diterima diakui sebagai Utang Bunga.

Penyajian

1) Pinjaman Diterima disajikan sebesar saldo pinjaman yang belum dilunasi pada
tanggal laporan serta biaya transaksi dan diskonto yang belum diamortisasi.
12
2) Bunga yang masih harus dibayar disajikan dalam pos Utang Bunga.
3) Fasilitas pinjaman yang belum ditarik oleh BPR disajikan sebagai tagihan
komitmen pada pos fasilitas pinjaman diterima yang belum ditarik.

Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:

1) Rincian pinjaman diterima


2) Pinjaman dari pemerintah/Bank Indonesia atau pihak lain

8.Dana Setoran Modal-Kewajiban

Definisi

Dana Setoran Modal – Kewajiban (DSM – Kewajiban) adalah dana yang


telah disetor secara riil ke rekening BPR di bank umum dan diblokir.

Dasar Pengaturan

(SAK ETAP paragraph 2.35)

Penjelasan

1) Dana setoran modal yang dinyatakan tidak memenuhi ketentuan


2) permodalan yang berlaku merupakan kewajiban BPR kepada penyetor.
3) Dana setoran modal yang telah dinyatakan memenuhi ketentuan
4) permodalan yang berlaku merupakan bagian ekuitas BPR

Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran

13
1) Dana setoran modal yang diterima diakui sebagai DSM – Kewajiban.
2) DSM – Kewajiban yang dinyatakan telah memenuhi ketentuan permodalan
yang berlaku diakui sebagai DSM – Ekuitas.

Penyajian

DSM – Kewajiban disajikan dalam pos tersendiri sebesar jumlah yang harus
diselesaikan.

Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:

1) Rincian dana setoran modal dan pemilik dana.


2) Proses yang telah dilakukan atas dana setoran modal sampai dengan tanggal
pelaporan.

9.Kewajiban Imbalan Kerja

Definisi

1) Imbalan Kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan BPR atas
jasa yang diberikan oleh pekerja.
2) Kewajiban Imbalan Kerja adalah kewajiban yang timbul dari imbalan
kerja.

Dasar pengaturan

SAK ETAP Bab 23 tentang Imbalan Kerja

Penjelasan

1) Kewajiban imbalan kerja terdiri dari:


14
a) Kewajiban imbalan kerja jangka pendek.
b) Kewajiban imbalan pascakerja.
c) Kewajiban imbalan kerja jangka panjang lainnya.
d) Kewajiban pesangon pemutusan kerja.

Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran

1) Kewajiban imbalan kerja diakui pada saat pegawai telah memberikan


jasanya kepada BPR dalam suatu periode tertentu.
2) Kewajiban imbalan kerja berkurang pada saat dibayarkan.
3) Kewajiban imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tidak
didiskonto (undiscounted amount ).
4) Kewajiban imbalan kerja jangka panjang diakui sebesar jumlah telah
diskonto (discounted amount ).

Penyajian

1) Kewajiban imbalan kerja jangka pendek disajikan dalam pos Kewajiban


Segera sebesar jumlah yang terutang dan tidak didiskontokan.
2) Kewajiban imbalan kerja jangka panjang disajikan dalam pos tersendiri
sebesar jumlah yang didiskontokan.

Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:

1) Imbalan pascakerja
2) Imbalan kerja jangka panjang lainnya

15
10.Pinjaman Subordinasi

Definisi

Pinjaman Subordinasi adalah pinjaman yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Ada perjanjian tertulis antara BPR dan pemberi pinjaman;


2) Ada persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia;
3) Tidak dijamin oleh BPR yang bersangkutan dan telah disetor penuh;
4) Minimum berjangka waktu 5 (lima) tahun;
5) Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank
Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan BPR tetap sehat; dan
6) Jika terjadi likuidasi, maka hak tagihnya berlaku paling akhir dari segala
pinjaman yang ada.

Dasar Pengaturan

(SAK ETAP paragraph2.35)

Penjelasan

Pinjaman subordinasi setelah jatuh tempo termasuk dalam pos Kewajiban


kecuali terdapat ketentuan lain yang mengatur.

d. Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran

1) Pinjaman subordinasi diakui sebesar nilai pokok pinjaman ditambah biaya


transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan
pinjaman.

16
2) Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung kepada
perolehan pinjaman diamortisasi secara garis lurus dan diakui sebagai
beban bunga.
3) Bunga akrual atas pinjaman subordinasi diakui sebagai utang bunga.

Penyajian

1) Pinjaman subordinasi disajikan di neraca sebesar saldo pinjaman yang


belum dilunasi pada tanggal laporan dikurangi dengan Biaya transaksi
yang belum diamortisasi.
2) Bunga yang telah jatuh tempo namun belum dibayar atas pinjaman
subordinasi disajikan dalam pos Utang Bunga

Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:

1) Rincian pinjaman subordinasi mengenai sumber dana, nilai pokok,


biaya transaksi yang belum diamortisasi, jangka waktu, tingkat bunga dan
jatuh tempo pinjaman subordinasi;
2) Hubungan istimewa.

11.Modal Pinjaman

Definisi

Modal Pinjaman adalah pinjaman yang didukung oleh instrument atau warkat

Dasar Pengaturan

SAK E TAP paragraf 2.35)

17
Penjelasan

1) Modal pinjaman menimbulkan kewajiban kontraktual bagi BPR untuk


menyelesaikannya dalam bentuk penyerahan kas dan setara kas.
1) 2) Keterbatasan kemampuan BPR untuk memenuhi kewajiban
kontraktualnya atas modal pinjaman dengan adanya ketentuan untuk
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, tidak membatalkan
kewajiban kontraktual tersebut.

d. Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran

1) Modal pinjaman diakui sebesar nilai pokok pinjaman.

2) Bunga akrual atas modal pinjaman diakui sebagai Utang Bunga.

Penyajian

Modal pinjaman disajikan di neraca sebesar saldo pinjaman yang belum


dilunasi pada tanggal laporan.

Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:

1) Penjelasan mengenai isi perjanjian modal pinjaman,


2) Hubungan istimewa.

12.Kewajiban Lain-lain

18
Definisi

Kewajiban Lain-lain merupakan pos yang dimaksudkan


untuk menampung kewajiban BPR yang tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu
pos kewajiban yang ada dan tidak cukup material untuk disajikan dalam pos
tersendiri.

Dasar Pengaturan

(SAK ETAP paragraph 2.35)

Penjelasan

Termasuk dalam Kewajiban Lain-lain antara lain dana yang diterima BPR
dari pihak ketiga bukan bank dalam rangka penerusan kredit tetapi belum disalurkan
kepada nasabah.

Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran

Kewajiban lain-lain diakui sebesar jumlah yang harus diselesaikan.

Penyajian

Kewajiban Lain-lain disajikan secara gabungan, kecuali nilainya material


maka wajib disajikan tersendiri dalam neraca.

Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain rincian kewajiban lainlain.

19
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

            Berdasarkan RMK diatas kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan


diatas  alah Kewajiban merupakan  Pengorbanan ekonomis dapat berbentuk
penyerahan utang, aktifa lain jasa-jasa, atau melakukan pekerjaan tertentu.tindakan
atau transaksi sebelumnya itu dapat berupa uang, barang atau jasa, diakuinya suatu
beban atau kerugian.kewajiban jangka pendek adalah kewajiban-kewajiban yang
penyelesaianya harus menggunakan aktifa lancar atau pembentukan kewajiban lancar
lainya. Sedangkan kecajiban jangka panjang ialah Adalah semua kewajiban
perusahaan yang jatuh temponya lebih dari satu periode akuntansi, yang akan dilunasi
20
dengan menggunakan sumber-sumber yang bukan digolongkan sebagai aktiva lancar.
Utang jangka panjang ini, umumnya dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan dana dalam merealisasikan rencana-rencana strategis perusahaan, misalnya
; penambahan modal kerja permanent, pembelian mesin-mesin atau aktiva tetap baru,
perluasan pabrik, akuisisi, afiliasi, pelunasan utang jangka panjang lain yang segera
jatuh tempo, dll.

Saran
Semoga RMK ini dapat membantu bagi pembaca dan dapat memahami apa itu
kewajiban dan dapat menggunakan makalah ini sebagai mana mestinya.
Selain itu pemakalah membukakan tangan nya untuk menerima kritik dan saran dari
pembaca, guna mencapai kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

21
http://lennyjufniyan.blogspot.com/2015/01/makalah-seminar-akuntansi-
kewajiban.html
https://blud.co.id/wp/2018/03/sistem-akuntansi-kewajiban/#:~:text=Sistem
%20akuntansi%20kewajiban%20(liabilitas)%20merupakan,penyelesaian
%2Fpembayaran%20utang%20yang%20bersangkutan.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2015/09/PAPSI-BPRS-9.2-Kewajiban-Lain-
Kewajiban-Segera-301213.pdf
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/utang-pajak-dan-piutang-
pajak#:~:text=Utang%20pajak%20merupakan%20pajak%20yang,ketentuan
%20peraturan%20perundang%2Dundangan%20perpajakan.

22

Anda mungkin juga menyukai