Anda di halaman 1dari 13

LIABILITAS LANCAR

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi II

Dosen Pengampu:
Rossan Fitria Miranti, S.E.,M.Ak

Disusun Oleh:

1. Ikna Raodatul Faizah 6120122281


2. Putri nadia meilani 6120122307
3. Revalany Gustina 6120122251
4. Reina Noer Syakirra 6120122289
5. Wanda maulana 6120122279

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
STIE DHARMA NEGARA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Tiada
ucapan yang patut dipersembahkan, selain ucapan syukur yang selalu
menghampiri setiap aktivitas kehidupan. Shalawat serta salam selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan suri tauladan
yang baik serta telah memberikan kita petunjuk sehingga kita senantiasa berada di
jalan Allah SWT.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro dengan judul "Pendapatan Nasional Perekonomian 3 sektor & 4
sektor", sehingga dapat memberikan informasi atau pengetahuan bagi pembaca
akan topik yang menjadi pembahasan dalam makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha dengan segenap
kemampuan yang semaksimal mungkin, sebagai pemula tentunya banyak
kekurangan dan kesalahan, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi kita semua.

Bandung, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................1
2.1 Pengertian Liabilitas Lancar.......................................................................2
2.2 Jenis-Jenis Liabilitas Lancar.......................................................................2
2.3 Mengapa tanggung jawab lancar itu penting?..........................................6
BAB III
PENUTUPAN.........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menganalisis manajemen modal kerja perusahaan harus memiliki likuiditas
yang cukup untuk melunasi kewajiban ketika jatuh tempo. Dengan begitu,
perusahaan bisa melunasi pemasok atau melunasi utang jangka pendek.
Untuk melakukan itu perusahaan harus mengelola modal kerjanya dengan benar,
modal kerja adalah selisih antara aset lancar dan liabilitas lancar. Perusahaan
mengandalkan likuidasi aset lancar untuk membayar liabilitas lancar mereka. Oleh
karena itu, jika liabilitas lancar lebih signifikan daripada aset lancar, hal itu dapat
mengindikasikan masalah likuiditas.
Memang, perusahaan dapat menyelesaikan kewajiban dengan menggantinya
dengan kewajiban lain, seperti utang jangka pendek. Namun, jika terus berlanjut,
dapat menyebabkan penumpukan masalah di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Liabilitas lancar?
2. Apa saja yang termasuk kedalam Liabilitas Lancar?
3. Mengapa Lancar itu penting?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Liabilitas Lancar
2. Mengetahui apa saja yang termasuk kedalam Liabilitas Lancar
3. Mengetahui mengapa lancar itu penting?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Liabilitas Lancar


Liabilitas lancar merupakan utang-utang atau kewajiban yang harus segera
dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar dalam tempo jangka pendek atau
kurang dari satu tahun. Kewajiban lancar dalam neraca biasanya terdiri dari:
Pinjaman jangka pendek dari bank, Utang usaha , Utang pajak Biaya yang masih
harus dibayar.
Liabilitas lancar mengurangi fleksibilitas keuangan karena perusahaan akan
segera membayarnya. Hal ini membutuhkan pembayaran menggunakan aset
lancar atau liabilitas lain yang timbul. Likuiditas berada di bawah tekanan jika
perusahaan tidak memiliki cukup kas atau aset lancar.

2.2 Jenis-Jenis Liabilitas Lancar


1. Utang Dagang (Accounts Payable)
Utang Dagang atau utang usaha (accounts payable atau trade accounts
payable) adalah utang yang muncul akibat adanva transaksi
pembeliaan barang/jasa secara kredit yang tidak disertai perianiian
tertulis. Pembelian secara kredit adalah pembelian yang. mempunyai
keseniangan waktu antara penerimaan barang atau jasa dengan
pembayarannya, di mana penerimaan barang atau jasa tersebut
mendahului pembayarannya. Pihak penjual biasanya mencantumkan
syarat penjualan. Sarat penjualan in biasanya dicantumkan dalam
faktur penjualan misalnya ^ (n adalah singkatan dari netto). Cara lain
adalah EOM (End of Month) yang berarti bahwa faktur harus dibayar
akhir bulan, dihitung dari bulan yang tercantum dalam faktur.
Potongan tuna yang ditawarkan dicantumkan dalam faktur penjualan.
Misalnya 2/10, n/30 yang berarti bahwa pembeli akan mendapatkan
potongan tunai sebesar 2% dari harga faktur bila pembeli melunasi
dalam waktu 10 hari dari tanggal faktur dengan jangka waktu Kredit
selama 30 hari. Bentuk syarat yang lain adalah EOM. n/ 60, yang

2
berarti pembeli akan mendapatkan potongan 1% dari harga faktur bila
pembeli melunasi sebelum akhir bulan dengan jangka waktu kredit
selama 60 hari.
2. Utang Wesel (Notes Payable)
Utang wesel (notes payable) adalah kewajiban yang didukung dengan
janji tertulis untuk membayar kepada pihak lain dalam jumlah tertentu
yang ditetapkan. Dari sisi pembeli, janji tertulis ini disebut promes atau
wesel bayar, sedangkan dari sisi penjual janji tertulis ini disebut
dengan piutang wesel atau wesel tagih.
Jangka waktu wesel kurang dari satu tahun dikelompokkan sebagai
kewajiban/utang lancar. Ada dua jenis wesel, yaitu wesel berbunga dan
wesel tidak berbunga.
a. Wesel Berbunga
Wesel berbunga berarti pemegang wesel bayar akan dikenakan
bunga sebesar yang tercantum dalam wesel. Bunga wesel adalah
selisih antara jumlah yang dibayar pada tanggal Jatuh dan jumlah
pinjaman yang diterima pada saat wesel ditandatangani. Nila tuna
adalah nilai nominal wesel pada tanggal jatuh tempo dikurangi
bunga atau diskonto yang dibebankan oleh pihak pemberi pinjaman
selama jangka waktu wesel.
Utang wesel dalam neraca disajikan dalam kelompok tang lancar
dan dinvatakan sebesar harga nominal. Namun, jika jatuh tempo
wesel bayar lebih dari satu tahun seiak tanggal neraca, wesel
tersebut disajikan dalam Kelompok tang jangka panjang.
b. Wesel Tidak Berbunga
Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak menvebutkan
tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
Peminjam diwajiban membayar jumlah yang lebih besar pada
tanggal jatuh tempo dibandingkan dengan jumlah pinjaman yang
diterimanya.
3. Utang Penghasilan

3
Utang penghasilan atau pendapatan diterima di muka adalah
penerimaan untuk pembayaran barang/jasa yang akan diserahkan
kepada pihak lain pada periode yang akan datang. Dengan kata lain,
pendapatan yang belum menjadi hak tetapi uangnya sudah diterima.
Penerimaan pendapatan di muka dalam waktu tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca harus dicatat dalam akun sendiri dan
dikelompokkan dalam utang jangka pendek. Perusahaan kadang-
kadang menerima pembayaran uang muka lebih dahulu atas penjualan
barang dagangan atau atas penyerahan jasa kepada pelanggannya.
Perusahaan kadang-kadang menerima pembayaran di muka atas barang
atau jasa yang penyerahannya akan dilakukan di waktu yang akan
datang.
Penerimaan kas yang terjadi sebelum barang atau jasa diserahkan
kepada pembeli harus diperlakukan sebagai utang.
Alasannya, penjual mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang
atau jasa di waktu yang akan datang.
4. Utang Pajak (Tax Payable)
Utang Pajak adalah tagihan pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak
atau yang biasanya disebut dengan tunggakan pajak. Utang pajak
terjadi karena adanya peraturan di mana pihak pemerintah dapat
memaksa pembayaran utang pada setiap Wajib Pajak yang merupakan
dasar kewajiban pemberlakuan penagihan pajak oleh jurusita.
а. PPN Kurang Bayar (VAT Payable)
Jika PP yang dipungut waktu menyerahkan Barang Kena
Pajak/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) (PPN Keluaran/VAT Outcome)
lebih besar dari PP yang dibayar pada waktu membeli barang kena
pajak/jasa kena pajak yang dapat dikreditkan (PPN Masukan/ VAT
Income), maka selisinya disebut PPN Kurang Bayar (PPN KB/
Utang PPN/VAT Payable).
b. Pajak Penghasilan Pasal 25/29

4
Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan pada
penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak badan atau wajib pajak
orang pribadi dengan tarif tertentu pada akhir periode fiskal. Jumlah
pajak yang terhitung sesuai dengan peraturan perpajakan harus segera
dibayarkan ke kas negara.
c. Pajak Penghasilan Karyawan/Utang Ph Pot/Put
Pajak penghasilan karyawan merupakan pajak yang dikenakan pada
seorang karyawan yang memiliki penghasian berupa gaji. Pajak ini
bisa dipungut perusahaan dari karyawannya.
Selanjutnya, perusahaan akan menyetorkan hasil pemungutan ini
kepada kas negara. Pajak penghasilan karyawan yang sampai tanggal
neraca belum dibayarkan ke kantor kas negara dilaporkan dalam
neraca sebagai utang pajak.
5. Utang Dividen (Dividends Payable)
Dividen adalah bagian laba para pemegang sahamnya sebagai hasil
dari diotorisasikannya pembagian dividen oleh rapat umum pemegang
saham. Utang dividen adalah jumlah yang terutang oleh perseroan
kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil dari diotorisasikannya
pembagian dividen oleh rapat umum pemegang saham.
Dalam proses pembagian dividen ini terdapat tiga tanggal yang
berpengaruh terhadap pencatatan akuntansi, yaitu:
а. Tanggal pengumuman atau tanggal disahkannya dan diumumkannya
pembagian dividen,
b. Tanggal pendaftaran saham bagi pemegang saham
c. Tanggal pe Rp840.000,00 mbayaran dividen oleh perusahaan kepada
pemegang saham
6. Utang Beban/Beban Terutang (Accrued Expense)
Utang beban/beban terutang adalah tang karena perusahaan sudah
manfaat tetapi perusahaan belum membayar. Utang biaya merupakan
biaya yang telah menjadi beban pada waktu akuntansi ditutup, tetapi
belum dibayar. Beberapa catatan dalam tang

5
Beban antara lain sebagai berikut.
а. Utang gaji dan upah (expense payable)
Utang gaji adalah kewajiban bagi perusahaan kepada karyawan dalam
bentuk upah atau gaii sebagai balas jasa atau kompensasi
atas hasil kerja.

2.3 Mengapa tanggung jawab lancar itu penting?


1. Menganalisis manajemen modal kerja

a. Perusahaan harus memiliki likuiditas yang cukup untuk melunasi kewajiban


ketika jatuh tempo. Dengan begitu, perusahaan dapat melunasi pembayaran atau
melunasi hutang jangka pendek.

b. Untuk melakukan itu, perusahaan harus mengelola modal kerjanya dengan


benar modal kerja adalah selisih antara aset lancar dan liabilitas
lancar. Perusahaan mengandalkan likuidasi aset lancar untuk membayar
kewajiban lancar mereka. Oleh karena itu, jika liabilitas lancar lebih signifikan
daripada aset lancar, hal itu dapat mengindikasikan masalah likuiditas.

c. Memang, perusahaan dapat menyelesaikan kewajiban dengan menggantinya


dengan kewajiban lain, seperti utang jangka pendek. Namun, jika terus berlanjut,
dapat menyebabkan banyak masalah di kemudian hari.

2. Untuk analisis likuiditas

Anda dapat menggunakan beberapa rasio keuangan untuk menilai kondisi


likuiditas suatu perusahaan. Tiga rasio likuiditas tersebut adalah rasio lancar,
rasio cepat, dan rasio kas.
a. Rasio lancar = Aset lancar/Liabilitas lancar . Rasio lancar kurang dari satu
merupakan sinyal masalah likuiditas karena aset lancar tidak cukup untuk
menyelesaikan kewajiban lancar.

b. Rasio cepat = (Kas dan setara kas + Investasi jangka pendek + Piutang
usaha)/Kewajiban lancar. Ini komponen menghilangkan tidak likuid seperti
persediaan. Ini juga tidak termasuk biaya dibayar di muka karena tidak
mewakili potensi arus kas masuk dalam jangka pendek.

6
c. Rasio kas = Kas dan setara kas / Liabilitas lancar. Ini adalah rasio
likuiditas yang paling mengkhawatirkan dan hanya menggunakan aset
paling likuid untuk melunasi kewajiban lancar.

Untuk ketiganya, rasio yang lebih tinggi menunjukkan likuiditas yang cukup
untuk membayar kewajiban jangka pendek.

3. Mengevaluasi seberapa cepat perusahaan membayar pemasoknya


Anda dapat menggunakan perputaran Hutang untuk melihat apakah perusahaan
mengalami masalah kredit dengan pemasok atau tidak. Rasio ini memberi tahu
Anda seberapa cepat perusahaan membayar pemasoknya. 
Perputaran utang usaha = Pembelian/Utang usaha rata-rata
Anda menghitung pembelian selama periode pelaporan dengan menambahkan
persediaan akhir ke harga pokok penjualan dan kemudian mengurangkannya
dengan persediaan awal.
Pembelian = Persediaan akhir + Harga pokok penjualan – Persediaan awal
Perputaran hutang usaha yang lebih rendah yang diinginkan. Itu menunjukkan
persyaratan kredit pemasok mungkin lebih longgar. Perusahaan dapat
menggunakan uang tunai untuk tujuan lain sebelum memberikannya kepada
pemasok.
Sebaliknya, jika rasio perputaran utang usaha tinggi, perusahaan membayar
pemasok lebih awal. Ini mengurangi fleksibilitas keuangan. Alasan mengapa
perusahaan membayar lebih cepat:
a. Perusahaan tidak dapat memanfaatkan fasilitas kredit dan membayarnya
terlalu dini.
b. Pemasok memiliki kebijakan kredit yang terlalu ketat, yang mengharuskan
perusahaan segera membayar untuk menghindari hukuman.
c. Perusahaan melakukan pembayaran di muka untuk mendapatkan diskon
dari pemasok.
Terakhir, rasio yang menurun dapat mengindikasikan perusahaan sedang
mengalami kesulitan keuangan. Atau, ini mungkin menunjukkan bahwa

7
perusahaan dapat menunda pembayaran Hutang dagangnya untuk jangka waktu
yang lebih lama tanpa dikenakan sanksi oleh pemasok.

4. Potensi pendapatan di masa depan


Peningkatan pendapatan yang diterima dimuka menyebabkan pendapatan yang
lebih tinggi di masa depan. Meskipun diklasifikasikan sebagai tanggung jawab
bawah lancar, mereka tidak memerlukan arus kas keluar di masa
depan. Perusahaan telah menerima pembayaran dari pelanggan, hanya saja belum
mengirimkan produk kepada mereka. Ketika telah mengirimkan produk,
perusahaan akhirnya akan mengakuinya sebagai pendapatan dalam laporan laba
rugi.

8
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Liabilitas lancar merupakan utang-utang atau kewajiban yang harus segera
dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar dalam tempo jangka pendek atau
kurang dari satu tahun.
Ada beberapa jenis dari liabilitas lancar, yaitu:
1. Utang Dagang
2. Utang Wesel ( Wesel berbunga dan tidak berbunga)
3. Utang penghasilan
4. Utang pajak (PPN kurang bayar, pajak penghasilan pasal 25/29, pajak
penghasilan karyawan/utang ph pot/put)
5. Utang Dividen
6. Utang Beban/ beban terutang (Utang gaji dan upah)
Liabilitas lancar ini juga penting untuk menganalisis manajemen modal
kerja, analisis likuiditas, mengevaluasi seberapa cepat perusahaan membayar
pemasoknya, potensi pendapatan di masa depan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Harti, R. R. (2017). Akuntansi Keuangan. Jakarta: Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai