Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN II

KEWAJIBAN LANCAR DAN KONTINJENSI


Dosen Pengampu : Veni Soraya Dewi

Kelompok 1 :
Falak Algani (17.0102.0066)
Nanda Saputri (17.0102.0070)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kewajiban Lancar dan Kontinjensi” tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang mana telah
membawa kita dari zaman jahiliyah sampai zaman yang modern seperti sekarang ini.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini sendiri adalah untuk memenuhi tugas
Akuntansi Keuangan II.
Tidak lupa kami selaku penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dari
berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan
memberikan materi maupun pikirannya dengan semaksimal mungkin.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat membangun
motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan
datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk menambah wawasan serta menambah pengetahuan tentang Kewajiban Lancar
dan Kontinjensi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Magelang, 19 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENDAHULUAN............................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Kewajiban Lancar......................................................................................................................5
B. Kontijensi................................................................................................................................11
C. Penyajian Dan Analisis..........................................................................................................16
BAB III................................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Utang jangka pendek adalah keajiban perusahaan yang timbul karena tindakan
atau transaksi-transaksi dimasa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa yang
pelunasannya baru akan dilakukan dimasa yang akan datang, baik dengan penyerahan
uang tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan utang baru.
Utang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun kewajiban pelkasanaan. Sebagai
contoh kewajiban keuangan, misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang dividen,
hutang bunga dan lainnya, sedangkan kewajiban pelaksanaan, misalnya sewa yang
diterima dimuka, beban yang diterima dimuka, uang garansi pembelian dari para
pembeli.
Kontinjens dalam FASB (Financial Accounting Standard Board) Statement No.
5 adalah suatu kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan
ketidakpastian mengenai keuntungan tau kerugian untuk perusahaan yang pada akhirnya
akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian dimasa depan terjadi atau tidak terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kewajiban lancer?
2. Apa yang dimaksud dengan kontinjensi?
3. Apa yang dimaksud dengan penyajian dan analisis dalam kewajiban lancer?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kewajiban lancer.
2. Untuk mengetahui kontinjensi
3. Untuk mengetahui penyajian dan analisis dalam kewajiban lancer.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar dapat diartikan sebagai kemungkinan pengorbanan masa depan
atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban perusahaan pada masa sekarang untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai
hasil dari transaksi atau kejadian pada masa lalu. Suatu hal dapat dikategorikan sebagai
sebuah kewajiban apabila memenuhi tiga karakteristik utama, yang pertama merupakan
kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer masa
depan atau penggunaan kas, barang, atau jasa. Yang kedua, merupakan kewajiban yang
tidak dapat dihindari. Dan yang terakhir, transaksi atau kejadian lainnya yang
menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi di masa lalu.
Suatu kewajiban melibatkan pengeluaran aset atau jasa di masa depan, sehingga
salah satu karakteristik yang terpenting yaitu tanggal dimana kewajiban tersebut harus
dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo. Karakteristik mengenai berapa lama tanggal
yang ditentukan untuk melunasi kewajiban tersebut adalah perumusan dalam
pengklasifikasian kewajiban, yaitu apakah jangka waktu pelunasannya kurang atau lebih
dari jumlah periode tertentu. Pengklasifikasian kewajiban dibagi menjadi dua, kewajiban
lancar dan kewajiban jangka panjang.
Brikut ini adalah beberapa jenis kewajiban lancar:
1. Utang Usaha
Utang usaha atau hutang dagang merupakan saldo yang terutang kepada pihak
lain atas barang, atau jasa yang dibeli secara kredit. Utang jenis ini muncul karena
adanya kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan
pembayaran atas aktiva tersebut. Periode pelunasan kredit ini biasanya berkisar antara
30 sampai dengan 60 hari.
Kebanyakan perusahaan mencatat kewajiban atas pembelian barang ketika
barang tersebut diterima. Jika hak telah beralih ke pembeli sebelum barang diterima,
maka transaksi itu harus dicatat pada saat hak beralih ke pembeli.
2. Wesel Bayar
Definisi dari wesel bayar adalah janji tertulis untuk mebayar sejumlah uang
pada suatu tanggal tertentu di masa depan dan dapat berasal dari pembelian,

5
pembiayaan, atau transaksi dengan bentuk lainnya. Utang jenis ini diperlukan sebagai
bagian dari transaksi pembelian atau penjualan sebagai pengganti perluasan kredit
yang normal atau kredit lisan, sementara wesel bayar kepada bank berasal dari
pinjaman kas atau uang tunai. Wesel bayar dapat diklasifikasikan menjadi wesel
jangka pendek maupun jangka panjang berdasarkan periode pelunasannya, dan
diklasifikasikan menjadi wesel berbungan dan tanpa bunga berdasarkan unsure bunga
yang melekat pada wesel tersebut.
a. Penerbitan wesel dengan bunga
Castle National Bank setuju untuk meminjamkan uang sejumlah $100.000
kepada Lanscape Co. pada tanggal 1 Maret 2007, juka Lanscape Co.
manandatangani sebuah wesel 4 bulan senilai $100.000 dengan bunga 6%. Ayat
jurnal untuk mencatat penerimaan kas oleh Lanscape Co pada tanggal 1 maret
1 maret
Kas 100.000
Wesel bayar 100.000
30 juni
Beban bunga 2.000
Hutang bunga 2.000
Ayat jurnal penyesuaian
Wesel bayar 100.000
Hutang bunga 2.000
Kas 102.000
b. Penerbitan wesel tanpa bunga
Wesel tanpa bunga tidak secara eksplisit menyatakan suku bunga atas nilai
nominal wesel. Akan tetapi, bunga tetap dibebankan. Pada saat jatuh tempo
peminjam diharuskan untuk membayar kembali suatu jumlah yang lebih besar dari
kas yang diterima pada tanggal penerbitan.
3. Jatuh Tempo Berjalan Utang Jangka Panjang
Perusahaan tidak akan mencatat hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo
saat ini sebagai kewajiban lancer jika akan:
 Ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut
yang secara layak tidak ditunjukkan sebagai aktiva lancer.
 Didanai kembali atau dilunasi hasil penerbitan hutang baru atau

6
 Dikonversi menjasi modal saham.
Contoh dari jatuh tempo saat ini utang janga panjang adalah obligasi, wesel
hipotik, dan utang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo dalam tahun fiskal
berikutnya. Utang jangka panjnag tidak dicatat ketika akan jatuh tempo saat ini
sebagai kewajiban lancar apabila akan ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang
terakumulasi untuk tujuan tersebut yang tidak ditunjukkan sebagai aktiva lancar, dan
apabila akan didanai kembali atau dilunasi dari hasil penerbitan utang baru atau
dikonversi menjadi modal saham.
4. Kewajiban Jangka Pendek Yang Diharapkan Akan Didanai Kembali
Kewajiban dengan jangka waktu yang pendek adalah jenis utang yang telah
pasti akan jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun setelah tanggal neraca
perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan, tergantung mana yang lebih lama
dan biasanya sesuai dengan kebijakan perusahaan. Beberapa kewajiban jangka pendek
diharapkan akan didanai kembali atas dasar jangka panjang dan oleh karena itu,
diperkirakan tidak memerlukan penggunaan modal kerja selama periode berikutnya.
Untuk menentukan situasi dimana kewajiban jangka pendek dapat dikeluarkan dari
kewajiban lancar, suatu perusahaan harus mengeluarkan kewajiban jangka pendek
tersebut dari kewajiban lancar, dengan syarat perusahaan harus memiliki rencana
untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka panjang dan perusahaan harus
menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan pedanaan kembali tersebut.
Maksudnya, perusahaan bermaksud mendanai kembali kewajiban jangka pendek
sehingga penggunaan modal kerja tidak diperlukan lagi selama tahun fiskal.
5. Kriteria Pendanaan Kembali
Suatu perusahaan diharuskan untuk mengeluarkan kewajiban jangka pendek
dari kewajiban lancer hay ajika kedua kondisi berikut dipenuhi:
 Perusahaan harus memiliki rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas
dasar jangka panjang.
 Perusahaan harus menunjukkan kemampuan untuk melaksanaan pendanaan
kembali itu.
6. Utang Dividen
Hutang dividen tunai (cash dividend payable) memiliki adalah jumlah yang
terutang oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil dari otorisasi
dewan komisaris atau direksi. Pada tanggal pengumuman, perusahaan menempatkan

7
pemegang saham sebagai kreditor ats sejumlah dividen. Dividen digolongkan menjadi
kewajiban lancar karena dividen akan dibayar pada satu tahun berikutnya setelah
pengumuman kepada para pemegang saham. Sementara itu, dividen saham preferen
kumulatif yang belum diumumkan juga dianggap sebagai kewajiban lancar karena
dividen yang tertunggak tersebut bukan merupakan kewajiban, sampai dewan direksi
mengambil tindakan mengotorisasi pembagian laba perusahaan.
7. Uang Muka dan Deposito Pelanggan
Kewajiban lancar perusahaan dapat mencakup deposito kas yang dapat
dikembalikan yang diterima dari pelanggan dan karyawan. Perusahaan menerima
deposito dari pelanggan untuk menjamin pembayaran kewajiban yang diharapkan
dimasa depan dan juga sebagai jaminan untuk kemungkinan kerusakan barang yang
ada di tangan pelanggan. Sementara perusahaan menerima deposito dari karyawan
atas jaminan dan pengembalian property perusahaan yang digunakan oleh karyawan
yang membantu kegiatan operasional karyawan tersebut. Klasifikasi pos-pos ntersebut
sebagai kewajiban lancar atau tidak lancar bergantun pada waktu antara tanggal
deposito dan pemutusan hubungan yang mensyaratkan deposito.
8. Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalaha kondisi dimana perusahaan menerima
kas sebagai pembayaran hasil perdagangan maupun jasa dari pelanggan sebelum
melakukan pertukaran barang atau melakukan jasa tertentu dan hak kepemilkan belum
didapat pelanggan namun sudah dicatat sebagai pendapatan oleh perusahaan.
Perlakuan pendapatan diterima dimuka ketika uang muka diterima, kas didebit, dan
akun kewajiban lancar yang mengidentifikasi sumber pendapatan diterima dimuka
dikredit. Sementara ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima dimuka
didebit, dan akun pendapatan yang diterima sebenarnya dikredit. Neraca harus
melaporkan kewajiban untuk setiap komitmen yang dapat ditebus dalam bentuk
barang dan jasa, laporan laba rugi harus melaporkan pendapatan yang telah diperoleh
selama periode berjalan. Bagaimana perusahaan tersebut memperhitungkan
pendapatan diterima dimuka yang diterima sebelum barang dikirimka atau jasa
dilakukan:
 Ketika uang muka diterima, kas didebet, dan akun kewajiban lancer yang
mengidentifikasikan sumber pendapatan diterima dimuka dikredit.

8
 Ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima dimuka didebet dana
kun pendapatan yang diterima dikredit.
Kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali dapat ditunjukkan
perusahaan dengan mendanai kembali secara actual kewajiban jangka pendek dengan
menerbitkan kewajiban jangka panjang atau sekuritas ekuitas setelah tanggal neraca
tapi sebelum neraca tersebut diterbitkan, atau melakukan perjanjian pendanaan yang
secara jelas mengijinkan perusahaan untuk mendanai kembali utang atas dasar jangka
panjang pada syarat-syarat yang dapat ditentukan.
9. Utang Pajak Penjualan
Perusahaan baik dengan dan tanpa perantara dalam penjualannya, harus
menagih pajak penjualan atas transfer produk dan atas jasa-jasa tertentu harus ditagih
dari pelanggan dan diserhakan kepada otoritas pemerintah yang tepat. Akun utang
pajak penjualan harus merefleksikan kewajiban untuk pajak penjualan yang terutang
kepada pemerintah. Terkadang penagihan pajak penjualan yang dikredit kea kun
kewajiban tidak sama dengan kewajiban yang dihitung oleh ketetapan yang berlaku di
pemerintah, dalam hal ini dirjen pajak. Sehingga perlu dibuat penyesuaian atas akun
kewajiban dengan mengakui keuntungan atau kerugian atas penagihan pajak
penjualan. Untuk merefleksikan jumlah penjualan yang sebenarnya dan kewajiban
untuk pajak penjualan, akun penjulalan harus didebit sebesar jumlah pajak penjualan
yang terutang kepada pemerintah atas penjualan tersebut dan akun utang pajak
penjualan dikredit sebasar jumlah yang sama.
10. Utang Pajak Penghasilan
Untuk menghitung hutang pajak penghasilan yang dihasilkan dari operasi
periode berjalan, perusahaan harus mempersiapkan SPT pajak penghasilan terlebih
dahulu. Utang pajak atas laba perusahaan, seperti yang dihitung per SPT pajak harus
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar. Perusahaan harus membayar pajak periodik
kepada bank yang diotorisasi sepanjang tahun. Pembayaran tersebut didasarkan pada
estimasi total kewajiban pajak tahunan. Apabila estimasi total kewajiban pajak
berubahy, maka kontribusi periodik juga berubah. Jika dalam tahun berikutnya
tambahan pajak ditetapkan atas laba tahun sebelumnya, maka utang pajak penghasilan
harus dikredit. Debit harus dibebankan ke operasi berjalan.
Perbedaan antara laba kena pajak menurut peraturan pajak dan laba auntansi
menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum kadang-kadang terjadi.
Karena perbedaan tersebut, maka jumlah hutang pajak penghasilan kepada pemerintah
9
dalam tahun tertentu dapat sangat berbeda dari beban pajak penghasilan seperti yang
dilaporkan pada laporan keuangan.
11. Kewajiban yang Berhubungan dengan Karyawan
Jumlah yang terutang kepada karyawan untuk gaji dan upah pada akhir
periode akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Selain itu, pos-pos berikut
yang berhubungan dengan kompensasi karyawan juga sering dilaporkan sebagai
kewajiban lancar:
a. Pemotongan Gaji
Jenis paling umum dari pemotongan gaji adalah pajak premi asuransi,
tabungan karyawan, dan iuran serikat kerja. Jika jumlah yang dipotong belum
diserahkan kepada pihak yang berwenang pada akhir periode akuntansi, maka
jumlah itu harus diakui sebagai kewajiban lancar.
Perusahaan juga harus melaporkan jumlah pajak jaminan social pekerja
dan pemberi kerja yang belum disetor atas upah kotor yang dibayarkan harus
dilaporkan oleh pemberi kerja sebagai kewajiban lancar. Karena pajak
diperhitungkan atas kompensasi yang dihasilkan , maka jumlah kontribusi
pemberi kerja yang diakrualkan tetapi belum dibayar harus dicatat sebagai beban
operasi dan sebagai kewajiban lancar apabila laporan keuangan disiapkan pada
akhir tahun.
b. Absensi yang Dikompensasi
Absensi yang dikompensasi memiliki pengertian sebagai absensi dari
pekerjaan, yang meliputi cuti, sakit, dan hari libur. Suatu kewajiban harus
diakrualkan untuk biaya kompensasi atas absensi di masa depan jika semua
kondisi berikut dipenuhi :
 Kewajiban pemberi kerja atau majikan yang berhubungan dengan hak
karyawan untuk menerima kompensasi atas absensi di masa depan berasal
dari jasa karyawan yang telah diserahkan
 Kewajiban yang berhubungan dengan hak yang bersifat terjamin penuh
atau berakumulasi dan pembayaran kompensasi itu adalah sangat mungkin
dan jumlahnya dapat diestimasi dengan layak
Hak terjamin apabila seorang pemberi kerja memiliki kewajiban untuk
melakukan pembayaran kepada karyawan walau masa kerjanya telah berakhir.
Hak akumulasi, adalah hak yang dapat dikompensasi ke periode mendatang

10
apabila tidak digunakan pada periode dimana hal tersbut dihasilkan. Modifikasi
peraturan umum ini berhubungan dengan masalah pembayaran cuti sakit.jika
tunjangan sakit dijamin secara penuh, maka diperlukan pengakrualan. Jika
tunjangna sakit itu telah terakumulasi tetapi tidak terjamin penuh, maka akrual
diperbolehkan tetapi tidak diharuskan.
Beban dan kewajiban yang berhubungan dengan absensi yang
dikompensasi harus diakui perusahaan dalam tahun saat hal tersebut dihasilkan
oleh karyawan. Sebagai contoh, jika karyawan baru menerima ha katas uang cuti
dua kinggu pada awal tahun kedua masa kerjanya, maka uang cuti tersebut
dianggap dihasilkan selama tahun pertama masa kerjanya.
c. Perjanjian Bonus
Perusahaan-perusahaan besar memberikan bonus kepada semua
karyawannya sebagai tambahan atas gaji atau upah regular mereka. Dan jumlah
bonus tersebut bergantung kepada laba tahunan perusahaan terkait. Pembayaran
bonus kepada karyawan dapat dianggap sebaagi tambahan upah dan harus
dimasukkan sebagai pengurang dalam menentukan laba bersih tahun berjalan.
Kewajiban, yaitu utrang bonus pembagian laba, biasanya akan dibayar dalam
periode waktu yang singkat dan harus dicatat sebagai kewajiban lancar dalam
neraca. Serupa dengan perjnajian bonus adalah perjanjian kontraktual pada jumlah
pendapatan yang dihasilkan atau kuantitas produk yang diproduksi atau
diekstraksi. Beban bersyarat tersebut berdasarkan pendapatan atau unit yang
diproduksi biasanya lebih mudah untuk dihitung daripada perjanjian bonus.
Palmer Inc. menunjukkan laba tahun 2007 sebesar $100.000 dan akan
membayar bonus sebesar $10.700 pada bulan Januari 2008. Palmer membuat ayat
jurnal penyeseuaian bertanggal 31 desember 2007 untuk mencatat bonus adalah
sebagai berikut:
Beban bonus karyawan 10.700
Hutang bonus pembagian laba 10.700
Pada bulan januari 2008, ketika Palmer membayar bonus ayat jurnalnya:
Hutang bonus pembagian laba 10.700
Kas 10.700
B. Kontijensi
Kontijensi adalah kondisi dimana terjadi ketidakpastian mengenai apakah
kewajiban untuk mentransfer kas atau aktiva yang lain telah timbul dan atau jumlah

11
yang akan diminta untuk melunasi kewajiban tersebut. Atau dalam arti yang lebih luas,
kontijensi adalah suatu atau serangkaian kondisi atau situasi, yang melibatkan ketidak
pastian mengenai keuntungan atau kerugian bagi perusahaan yang pada akghirnya akan
diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.
1. Keuntungan kontinjensi
Keuntungan kontijensi adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva yang
keberadaannya tidak pasti, akan tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.
Keuntungan-keuntungan tersebut adalah :
a. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain-
lain.
b. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
c. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin akan menguntungkan.
d. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.
2. Kerugian kotinjensi
Sementara itu, kerugian kontijensi melibatkan kemungkinan terjadinya
kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontijensi adalah
pengertian dari kewajiban kontijensi. Kewajiban kontijensi bergantung pada terjadi
atau tidaknya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah
utang, pihak yang dibayar, dan tanggal pembayarannya. Seuatu estimasi kerugian
dari kerugian kontijensi harus diakrualkan dengan membebankannya ke beban dan
kewajiban dicatat hanya jika informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan
keuangan menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatu kewajiban telah terjadi
pada laporan keuangan dan apabila jumlah kerugian dapat diestimasi secara
rasional.
Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinana bahwa kejadian
dimasa depan akan menguatkan terjadinta kewajiban dapat berkisar dari sangat
mingkin hingga kurang mungkin:
 Kemungkinan besar, kejadian masa depan sangat mungkin terjadi.
 Cukup mungkin, peluang masa depan terjadi lebih besar daripada kemungkinan
kecil tetapi lebih kecil dari mungkin.
 Kemungkinan kecil, peluang terjadi masa depan terjadi sangat kecil.

12
Suatu estimasi kerugian dari kerugian kontinjensi harus diakrualkan dengan
membebankannya ke beban dan kewajiba dicatat hanya jika kedua kondisi berikut
dipenuhi:
 Informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan menunjukkan
bahwa kemungkinan besar suatu kewajiban telah terjadi pada tanggal laporan
keuangan.
 Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak.
Jenis kerugian kontinjensi, yaitu :
a. Perkara Pengadilan, Klaim, dan Pengenaan
Faktor-faktor berikut yang harus diperhatikan:
 Periode waktu penyebab dasar tindakan.
 Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
 Estimasi layak mengenai jumlah kerugian.
Untuk melaporkan kerugian dan kewajiban dalam laporan keuangan,
penyebab perkara pengadilan harus terjadi pada atau sebelum tanggal laporan
keuangan . tidak menjadi masalah apakah perusahaan tidak menyadari akan
keberadaan atau kemungkinan adanya tuntutan hokum atau klaim hingga
setelah tanggal laporan keuangan diterbitkan
b. Biaya Garansi dan Jaminan
Jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh penjual kepada
pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu
produk. Jaminan ini umumnya digunakan oleh manufaktur sebagai teknik
promosi penjualan. Matode dasar akuntansi yang digunakan untuk biaya
jaminan adalah matode dasar kas dan matode akrual. Jaminan dan garansi
memerlukan biaya masa depan, yang seringkali merupakan biaya yang
signifikan yang terkadang disebut biaya sesudah atau biaya purna jual.
Walaupun biaya masa depan bersifat tidak pasti dalam hal jumlah, tanggal
teradinya dan bahkan pelanggannya, namun kewajiban adalah mungkin dalam
banyak kasus dan harus diakui dalam akun jika dapat diestimasi secara layak.
1) Dasar kas
Metode dasar kas, biaya jaminan dicatat sebagai beban pada saat
dikeluarkan, yang artinya biaya jaminan dibebankan ke periode dimana

13
penjual atau produsen menepati jaminan itu. Metode dasar kas diwajibkan
apabila kewajiban jaminan tidak diakrualkan pada tahun penjualan karena:
 Tidak mungkin bahwa kewajiban telah terjadi
 Jumlah kewajiban tidak dapat diestimasi dengan layak
2) Dasar akrual
Metode akrual, biaya jaminan dibebankan ke beban operasi pada tahun
penjualan. Ini merupakan metode yang diterima umum dan harus digunakan
apabila jaminan merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dan
penjualan serta dipandang sebagai kerugian kontinjensi.
Contoh, Denson Machinery Company memulai produksinya pada
mesin baru dalam bulan juli 2006 dan menjual 100 unit masing-masing
seharga $5.000 pada 31 Desember 2006. setiap mesin mendapat jaminan
selama satu tahun. Denson telah mengestimasi, dari pengalaman masa lalu
dengan mein sejenias, bahwa biaya jaminan rata-rata mungkin sebesar $200
per unit. Lebih lanjut, sebagai akibat dari penggantian komponen dan servis
yang diberikan sesuai dengan jaminan mesin, perusahaan mengeluarkan
biaya garansi sebesar $4.000 pada tahun 2006 dan $16.000 pada tahun 2007
• Penjualan 100 mesin masing-masing seharga $5.000 selama bulan Juli
hingga Desember 2006
kas atau piutang usaha 500.000
penjualan 500.000
• Pengakuan beban jaminan, bulan juli hingga Desmber 2006
Beban jaminan 4.000
kas.persediaan. Gaji akrual 4.000
beban jaminan 16.000
estimasi kewajiban jaminan 16.000
• Pengakuan bahwa jaminan yang dikeluarkan pada tahun 2007 atas
penjualan tahun 2006
estimasi kewajiban jaminan 16.000
kas.persd. Atau gaji akrual 16.000
c. Premi dan kupon
Premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat rumah tangga kecil,
mainan, barang lainnya, atau transportasi gratis. Kupon adalah sesuatu yang

14
ditebus untuk potongan tunai atas barang yang dibeli. Perusahaan menawarkan
premi, menawarkan kupon dan rabat ini diadakan untuk menstimulasi penjualan
dan biayanya harus dicatat sebagai beban pada periose penjualan yang
memperoleh manfaat dari rencana premi itu. Periode yang memperoleh manfaat
tidak perlu pada periode dimana perusahaan menawarkan premi. Pada akhir
akuntansi, banyak dari premi yang ditawarkan ini masih terus berlaku dan jika
diberikan pada periode selanjutnya harsu ditebus.
Contoh, Fluffy menawarkan pelanggannya mangkuk pencampur besar
yang anti pecah sebagai penukaran atas 25 sen dan 10 tutup kotak. Mangkuk
pencampur itu berharga pokok 75 sen dan perusahaan mengestimasi bahwa 60%
dari tutp kotak akan ditebus. Penawaran premi ini dimulai pada bulan juni 2007
dan menghasilkan transaksi serta ayat jurnal berikut
• Mencatat pembelian 20.000 mangkuk, harga 75 sen
Persediaan premi mangkuk pencampur 15.000
kas 15.000
• Mencatat penjual 300.000 kotak campuran kue, harga $80 sen
Kas 240.000
penjualan 240.000
• Mencatat penebusan actual dari 60.000 tutup kotak , peneriaan sebsar 25
sen per 10 tutup kotak
Kas ((60.000/10) x $0.25) 1.500
Beban premi 3.000
persd. Premi mangkuk pencampur 4.500
• Ayat jurnal penyesuaian
Beban premi 6.000
estimasi kewajiban untuk premi 6.000
Perhitungan:
total tutup kotak yg dijual dlm th 2007 300.000
total estimasi penebusan (60%) 180.000
tutup kotak yg ditebus dlm th 2007 60.000
estimasi penebusan masa depan 120.000
biaya estimasi yang beredar (120.000/10) x ($0,75-$0,025)= $6.000
d. Kewajiban lingkungan

15
Dalam banyak industri, pembangunan dan operasi aset aset berjangka
panjang melibatkan kewajiban penghentian aset aset itu. Ketika sebuah
perusahaan tambang membuka sebuah jalur tambang, perusahaan itu juga harus
berkomitmen untuk merestorasi tanahnya begitu kegiatan penambangannya
selesai.
Kejadian yang membebankan kewajiban. Contoh dari kewajiban hokum
yang ada, yang memerlukan pengakuan kewajiban meliputi tetapi tidak terbatas
pada:
• Penutupan pabrik/ fasilitas nuklir
• Pembongkaran, emulihan, dan reklamasi property minyak dan gas
• Biaya penutupan, reklamasi, dan pembongkaran fasilitas pertambangan
• Biaya penutupan dan pasca penutupan temat pembuangan sampah padat
Pengukuran
• Perusahaan pada awalnya mengukur ARO pada nilai wajar, yang
didefinisikan sebagai jumlah yang akan dibayar perusahaan di dalam sebuah
pasar yang aktif untuk membayar ARO ini.
Pengakuan dan alokasi
• Untuk mencatat ARO dilaporan keuangan,sebuah perusahaan memasukkan
biaya yang terkait dengan ARO dalam jumlah tercatat aktiva berjangka
panjang tersebut dan mencatat kewajiban dengan jumlah yang sama. Biaya
penghentian aktiva dicatat sebagai bagian dari aktiva tersebut karena biaya-
biaya ini terikat pada kegiatan operasi aktiva itu dan diperlukan untuk
menyiapkan aktiva itu agar dapat digunakan semestinya. Oleh karena itu,
aktiva tertentu harus dinaikkan karena manfaat ekonomi masa depan yang
berasal dari pemakaian aktiva produktif ini. Perusahaan tidak boleh mencatat
biaya penghentian aktiva yang dikapitalisasi di akun terpisah karena tidak
ada manfaat ekonomis masa depan yang dapat dikaitkan dengan biaya-biaya
ini saja.
C. Penyajian Dan Analisis
1. Penyajian Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan
dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya periode
waktu yang terlibat, yang seringkali kurang dari satu tahun, maka perbedaan antara
nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh tempo biasanya tidak besar.

16
Pencatatan laporan keuangan jika kewajiban jangka pendek dikeluarkan dari
kewajiban lancer karena pendanaan kembali, adalah
a. Penjelasan umum mengenai perjanjian pendanaan.
b. Persyaratan dari setiap kewajiban baru yang terjadi atau akan terjadi.
c. Persyaratan dari setiap skuritas ekuitas yang diterbitkan atau akan diterbitkan.
2. Penyajian Kontinjensi
Suatu kerugian kontinjensi dan kewajiban akan dicatat jika kerugiannya
adalah mungkin dan dapat diestimasi. Akan tetapi, jika kerugiannya sangat mungkin
atau dapat diestimasi tetapi tidak keduanya, dan jika terdapat paling sedikit
kemungkinan yang layak bahwa suatu kewajiban telah terjadi, maka pengungkapan
berikut diperlukan dalam catatan:
a. Sifat kontinjensi.
b. Estimasi mengenai kemungkinan kerugian atau rentang kerugian atau suatu
pernyataan bahwa estimasi tidak dapat dilakukan
Beberapa kewajiban kontinjen lain yang harus diungkapkan meskipun
kemungkinan kerugiannya kecil adalah
a. Jaminan atas hutang pihak lain
b. Kewajiban bank komersial menurut “stand-by letters of credits
c. Jaminan untuk membeli kembali piutang (atau properti lain yang berhubungan)
yang telah dijual atau diberikan.
Pengungkapan itu harus mencakup sifat dan jumlah Jaminan serta jumlah yang
dapat dipulihkan dari pihak lain, jika dapat diestimasi.
3. Analisis Kewajiban Lancar
Perbedaan antara kewajiban lancar dan hutang jangka panjang adalah
menyediakan informasi likuiditas perusahaan. Likuiditas yang berkaitan dengan
kewajiban adalah waktu yang diharapkan berlalu hingga suatu kewajiban harus
dibayar. Dengan kata lain, kewajiban yang akan dibayar dengan segera merupakan
kewajiban lancar.
Suatu perusahaan yang likuid dapat bertahan lebih baik dalam menghadapi
masalah keuangan. Selain itu, perusahaan juga memiliki peluang yang lebih baik
dalam mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang berkembang.
Analisis yang digunakan untuk menghitung ratio adalah
1. Rasio lancar (current ratio) adalah rasio total aktiva lancar terhadap total
kewajiban lancer.

17
Aktivalancar
Rumus : Rasio Lancar=
Kewajiban lancar
Rasio tersebut seringkali diekspresikan sebagai cakupan dari sedemikian
banyak waktu. Kadang-kadang rasio itu disebut sebagai rasio modal kerja karena
modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar.
2. Ratio cepat adalah ratio yang menghubungkan total kewajiban lancer dengan kas,
sekuritas, dan piutang.
Kas+ Piutang bersih+ Investasi jangka pendek
Rumus : Rasio Cepat =
Kewajibanlancar
Penggunaan rumus ratio cepat lebih banyak digunakan karena ratio lancar
tidak mengungkapkan aktiva lancar yang terikat dalam persediaan yang bergerak
lambat.

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewajiban lancer dapat diartikan sebagai kemungkinan pengorbanan masa
depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban perusahaan pada masa
sekarang untuk menstransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di
masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian pada masa lalu dan kontinjensi
adalah kondisi dimana terjadi ketidakpastian menganai apakah kewajiban untuk
mentransfer kas atau aktiva yang lain telah timbul dana tau jumlah yang akan diminta
untuk melunasi kewajiban tersebut, atau dalam arti yang luas, kontinjensi adalah suatu
atau serangkaian kondisi atau situasi, yang melibatkan ketidakpastian mengenai
keuntungan atau kerugian bagi perusahaan yang pada akhirya akan diketahui ketika satu
atau lebih kejadian dimasa depan terjasi atau tidak terjadi.
B. Saran
Dalam mempelajari ilmu akuntansi harus dibutuhkan kecermatan dan ketelitian
dalam mengerjakan atau memahami materinya, karena akuntansi ini seperti halnya
matematika hasilnya butuh kepastian untuk mendapatkan jawaban yang benar atau bisa
disebut juga sebagai ilmu pasti, karena dalam akuntansi apabila terjadi kesalahan maka
yang akan timbul adalah tidak balancenya angka-angka atau nilai-nilai dalam suatu
akun.

19
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Donald E, dkk. 2008. Intermediate Accounting. Jakarta: Erlangga.

20

Anda mungkin juga menyukai