Anda di halaman 1dari 3

Artikel: The Effect Of Bonus Schemes On Accounting Decisions

Penelitian ini menguji hubungan antara keputusan akrual dan prosedur keputusan
akuntansi. Penelitian terdahulu menemukan bukti bahwa skema prosedur bonus akuntansi
digunakan oleh eksekutif untuk memaksimalkan kompensasi bonus mereka. Fox (1980)
melaporkan, tahun 1980, 90% dari seribu perusahaan manufaktur terbesar AS yang
menggunakan rencana bonus berdasarkan laba akuntansi untuk menggaji manajer.
Penelitian Fox ini bermasalah. Pertama, mereka mengabaikan definisi rencana laba
dimana sering didefiniskan keputusan akuntansi tidak mempengaruhi bonus. Kedua,
penelitian sebelumnya mengasumsikan skema kompensasi selalu menyebabkan manajer
memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan pendapatan.

Penelitian ini menguji rencana bonus yang khusus dan menggunakan analisis
dampak insentif akuntansi yang lebih lengkap dari studi sebelumnya. Teori diuji
menggunakan parameter akrual dan definisi kontrak bonus dengan sampel 94 perusahaan.
Pengujian dilakukan dengan dua jenis kelas yaitu, tes akrual dan tes penggantian
prosedur akuntansi. Hasil pengujian konsisten dengan teori, Penelitian ini juga menguji
apakah akrual berbeda untuk perusahaan dengan format rencana bonus yang berbeda.
Perbedaan akrual memberikan bukti lebih lanjut dari hubungan antara manajer dengan
keputusan akrual dan laporan pendapatan insentif rencana bonus. Tes dengan
menggunakan perubahan dalam prosedur akuntansi mensugestikan bahwa keputusan
manajer untuk mengubah prosedur tidak berhubungan dengan bonus plan insentif. Tes
tambahan menemukan bahwa perubahan dalam prosedur akuntansi yang terkait dengan
adopsi atau modifikasi rencana bonus.

1. Penelitian Sebelumnya
Fox (1980) menemukan pada tahun 1980, dari seribu perusahaan manufaktur
terbesar di AS, 90% -nya menggunakan rencana bonus berdasarkan laba akuntansi untuk
menggaji manajer. Hagerman dan Zmljewskl (1979) menemukan hubungan yang
signifikan antara keberadaan akuntansi berbasis skema kompensasi dan metode rekaman
investasi kredit pajak perusahaan. Watts (1977) dan Watts dan Zimmerman (1978)
mendalilkan bahwa skema bonus menciptakan insentif bagi manajer untuk memilih
prosedur akuntansi dan akrual untuk meningkatkan nilai sekarang dari penghargaan
mereka. Healy (1983), menurunkan bahwa aturan keputusan manajer untuk memilih
discretionary accruals berasal ketika cakrawala kerjanya adalah dua periode. Pemilihan
discretionary accruals pada periode satu memperbaiki keputusannya pada periode kedua
karena discretionary accruals dibatasi untuk jumlah ke nol selama dua periode.

2. Hipotesis
H1: Manajer akan memilih income decreasing discretionary accruals jika laba
sebelum discretionary accruals kurang dari ambang batas.

H2: Manajer akan memilih income increasing discretionary accruals jika laba
sebelum discretionary accruals melebihi batas bawah.
H3: Manajer akan memilih income decreasing discretionary accruals Jika skema
bonus menentukan suatu batasan dan laba sebelum discretionary accruals
melebihi batas tersebut.

3. Pengumpulan Dan Analisis Data


Data penelitian diambil dari COMPUSAT untuk tahun 1946 – 1980 dan Moody’s
Industrial Manual untuk tahun awalnya. Pengujian yang dilakukan adalah dengan
menggunakan analisis Chi-square dua-sisi (two-tailed) untuk menguji perbedaan yang
signifikan antara distribusi data yang diobservasi dengan distribusi yang diharapkan
untuk beberapa kategori dan pengujian-t (t-test) satu-sisi untuk menentukan perbedaan
signifikan nilai rata-rata untuk tiga portofolio. Digunakan juga analisis Wilcoxon Signed-
Ranks untuk pengujian tambahan.

4. Alat dan Hasil Uji Analisis


Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian kontijensi (uji
Chi-square dan t-statistik). Kemudian dilakukan pengujian tambahan (uji the sign and
wilcoxon signed-ranks) untuk mengatasi kelemahan pengujian kontijensi.
a) Penelitian menggunakan tiga sampel yaitu sampel A untuk perusahaan yang
menggunakan rencana yang menentukan batas bawah, tetapi tidak ada batas atas;
sampel B untuk perusahaan yang menggunakan rencana yang menentukan batas
atas dan batas bawah; serta sampel C yang merupakan gabungan sampel A dan
sampel B dan menegaskan hasil pengujian. Menunjukkan bahwa ada perusahaan
yang menerapkan bonus dengan batas bawah tanpa batas atas, manajer cenderung
untuk melakukan take a bath, yaitu memilih penurunan pendapatan akrual, ketika
batas bawah dari rencana bonus mereka mengikat daripada ketika tidak mengikat.
Pada perusahaan yang menerapkan bonus dengan batas bawah dan batas atas,
manajer cenderung memilih kebijakan yang bersifat income-decreasing.
b) Dilakukan pengujian tambahan dan didapatkan hasil bahwa perusahaan yang
tidak menetapkan batas atas pada rencana bonusnya, rata-rata akrual perusahaan
tersebut lebih besar daripada perusahaan yang menetapkan batas atas pada
rencana bonusnya.
c) Hasil pengujian kontijensi untuk menguji pengaruh perubahan prosedur akuntansi
pada laba yang tersedia untuk bonus ternyata tidak mendukung teori. Tetapi pada
pengujian tambahan memberikan hasil bahwa perubahan pada skema bonus
berhubungan dengan perubahan prosedur akuntansi.

5. Simpulan Hasil Penelitian


Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajer akan lebih memilih
discretionary accruals untuk menurunkan pendapatan akrual ketika batas bawah dan
batas atas dari rencana bonus mengikat. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi
pemilik perusahaan agar mengetahui terdapat atau tidak suatu tindakan manajemen laba
sehingga mempengaruhi kinerja perusahan. Perlu adanya kontrak yang jelas antara
pemilik dan manajer agar di kemudian hari tidak terjadi tindakan oprtunistik.

Anda mungkin juga menyukai