Anda di halaman 1dari 22

“AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Lembaga Keuangan Syariah

Dosen Pengampuh: Sri Apriyanti Husain, SE, MSA

Disusun Oleh:

Kelompok II

Andi Rehan Fajrul Islam

Arisandi R. Lahilote

Asma Yani A.U Day

Dewi Ratni Is Lapaji

Indrianto J. Hasan

Sukrin P

Wahyu Perdana

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Dengan berkat, rahmat serta
hiidayah-Nya sehingga kami (penyusun) dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta para sahabat dan para pengikutnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah “Audit Lembaga
Keuangan Syariah”. Tentunya dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari Dosen
Pembimbing yang bersifat membangun dari bidang studi ini. Semoga dengan adanya
kritik dan saran tersebut dapat bermanfaat dan menjadi pedoman bagi kami
(penyusun) dalam penyusunan makalah ini pada khusunya dan para pembaca, segala
kelebihan hanya milik Allah SWT Semata dan segala kesalahan dan kekurangan
milik hambanya.

Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
teman-teman maupun pihak yang berkepentingan.

Gorontalo, Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………

Daftar Isi………………………………………………………………….

BAB I Pendahuluan………………………………………………………

A. Latar Belakang……………………………………………………

B. Rumusan masalah…………………………………………………

C. Tujuan Penulisan …………………………………………….

BAB II Pembahasan………………………………………………………

A. Pengertian Audit Laporan Keuangan………………………

B. Tujuan Audit Keuangan…………………………

C. Bagian Dalam Standar Audit…………………………..

D. Tujuan dan Tahapan Audit Laporan Keuangan…………………………

BAB III Penutup. ……………………………………………………

A. Kesimpulan………………………………………………………..

Daftar Pustaka…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit laporan keuangan adalah penilaian atas suatu perusahaan atau
badan hukum lainnya (termasuk pemerintah) sehingga dapat dihasilkan
pendapat yang independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat,
lengkap dan disajikan secara wajar. Hasil audit laporan keuangan harus
memiliki manfaat baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Selain itu, laporan audit memiliki keterbatasantertentu dan beberapa
penyimpangan dari standar laporan audit, dan auditor harus mengetahui
semuanya.masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan pengguna
laporan keuangan (pengambil keputusan ekonomi) dihadapkan kepada
informasi yang semakin tidak bisa dipercaya. Agar dapat digunakan untuk
berbagai kepentingan yang berbeda (yang sebagian di antaranya merupakan
pihak diluar manajemen),maka laporan keuangan harus disusun berdasarkan
kerangka laporan !euangan yang berlaku. Cara pengguna laporan keuangan
kadangkadang meragukan kewajaran informasi yang tertuang dalam laporan
keuangan yang disusun manajemen karena berbagai hal. Dari uraian di atas,
maka penulis tertarik untuk membuat makalah tentang Audit laporan
keuangan agar nantinya mahasiswa yang telah memperlajari mata kuliah audit
setidaknya dapat memahami dan menyatakan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Audit Laporan Keuangan ?
2. Bagaimanakah Audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor ?
3. Bagaimana Tujuan Audit Keuangan ?
4. Seperti apa Tujuan dan Tahapan Audit Laporan Keuangan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Audit laporan Keuangan dan tanggung
jawab auditor.
2. Untuk mengetahui tujuan Audit Keuangan dan Tahapan Laporan
Keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit Laporan Keuangan


Audit Keuangan atau lebih tepat disebut sebagai Audit laporan
keuangan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik mengenai
penilaian atas laporan keuangan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya
(termasuk pemerintah) apakah telah disajikan sesuai dengan peraturan atau
prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga dapat dihasilkan pendapat
yang independen tentang laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap, dan
disajikan secara wajar. Audit keuangan biasanya dilakukan oleh firma-firma
akuntan karena pengetahuannya akan laporan keuangan.
Pengertian Audit Menurut Para Ahli
Dibawah ini adalah beberapa ahli yang mendefinisikan pengertian audit.
1. A Statement of Basic Auditing Concepts
A Statement of Basic Auditing Concepts mengemukakan bahwa audit
adalah suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi tentang berbagai tindakan atau kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut.
2. Arens and Loebbecke
Pengertian audit mennurut Arens and Loebbecke adalah kegiatan
mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen.
3. The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing
Concepts
The American Accounting Association’s Committee on Basic
Auditing Concepts berpendapat bahwa audit merupakan suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
4. William F. Meisser, Jr
William F. Meisser, Jr mengatakan bahwa audit ialahp roses yang
sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria
yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada
pihak pengguna yang berkepentingan.

B. Tujuan Audit
Secara umum, audit bertujuan untuk :

1. Kelengkapan (Completeness)
Audit bertujuan guna menyakinkan bahwa seluruh transaksi sudah
dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
2. Ketepatan (Accuracy)
Audit berguna untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang
ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar,
diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
3. Eksistensi (Existence)
Audit bertujuan guna memastikan bahwa semua harta dan kewajiban
yang tercatat mempunyai eksistensi atau kejadian pada tanggal tertentu, jadi
transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
4. Penilaian (Valuation)
Audit digunakan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
5. Klasifikasi (Classification)
Selain itu, audit bertujuan memastikan bahwa transaksi yang
dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Apabila terkait
dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat.
6. Ketepatan (Accuracy)
Audit bertujuan guna memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada
tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka
buku besar dan penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
7. Pisah Batas (Cut-Off)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang
dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang
mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu
periode akuntansi.
8. Pengungkapan (Disclosure)
Audit bertujuan guna meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan
pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan
keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan
tersebut.

C. Bagian Dalam Standar Audit


Apa saja yang menjadi bagian dalam standar umum audit?
1. Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu
pekerjaannya sehingga bersifat pribadi.
Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya:
a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai
keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
b. Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi.
c. Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan
pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat dan seksama.
Baca Juga : Pengertian dan Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi

2. Standar Pekerjaan Lapangan


Standar audit ini adalah terdiri dari 3 (tiga) poin diantaranya:
a. Seluruh pekerjaan audit dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya dan
apabila menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya.
b. Tak hanya memperhatikan standar pelaporan audit saja, pemahaman yang
memadai atas pengendalian intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat
c. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk
dapat memberikan pernyataan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan
Standar pelaporan terdiri dari empat item, diantaranya:
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Hasil Laporan auditor harus menunjukkan kekonsistenan, apabila ada
ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dengan penerapan pada periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa
diberikan.

D. Tujuan dan Tahapan Audit Laporan Keuangan


1. Tujuan audit bagi laporan keuangan ini yaitu untuk mendapatkan nilai
kewajaran atau kelayakan penyajian suatu laporan keuangan yang telah
dibuat oleh suatu perusahaan. Dalam kewajaran dan kelayakan ini juga
terdapat dalam prinsip akuntansi yang dapat tercerminkan pada opini
audit. Laporan keuangan audit ini memiliki 4 macam opini yang berbeda,
antara lain:
a. Wajar tanpa pengecualian ,merupakan laporan keuangan yang dibuat
berdasarkan standar akutansi yang berlaku.
b. Wajar dengan pengecualian, merupakan laporan keuangan yang sudah
dapat diterima tetapi masih harus ada banyaknya realisasi agar tidak
terdapat kesalahan dalam mengambil suatu keputusan.
c. Tidak wajar, laporan keuangan yang dibuat tidak sesuai dengan
standar akutansi pada umumnya.
d. Tidak memberi pendapatan, laporan keuangan yang disajikan terdapat
sebuah kesalahan yang material dan adanya pembatasan pemeriksaan
sehingga auditor tidak dapat menemukan bukti yang cukup untuk
mengetahaui sebuah kesalahan tersebut.
2. Tahapan Audit Laporan Keuangan
Seperti yang sudah dijelaskan diatas untuk pengertian dan tujuan audit
bagi laporan keuangan, dalam audit ini juga ada beberapa tahapan –
tahapan yang Anda harus tau agar tidak salah dalam pengartian audit itu
sendiri.
a. Penerimaan Perikatan Audit
Dalam tahap ini merupakan suatu kesepakapan antara dua belah pihak
yaitu pihak auditor dan pihak perusahaan yang diwakilkan oleh manajemen.
Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan yaitu dengan
mengambil keputusan antara ditolak atau diterima. Dalam hal ini auditor tidak
langsung memutuskan apakah ditolak atau diterima karena sangat banyak
pertimbangan yang harus dipikirkan terlebih dahulu agar tidak salah dalam
mengambil keputusan tersebut.
b. Perencanaan Proses Audit
Dalam tahapan ini auditor harus memahami terlebih dahulu bisnis dan
industri yang dimiliki oleh para klien ,melakukan prosedur analitik,
menentukan materialitas, menetapkan resiko audit dan resiko bawaan,
memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan resiko
pengendalian ,mengembangkan rencana audit dan program audit. Hal ini
dilakukan agar pelaksanaan perencanaan audit untuk laporan keuangan dapat
dibuat dengan benar dan tepat.

c. Pelaksanan Pengujian Audit


Setelah melakukan perancangan maka tahap selanjutnya adalah
pelakasanaan pengujian audit. Pada tahap ini auditor akan melakuakan
pengujian analitik ,pengujian pengendalian dan pengujian substantive.
Pengujian ini dilakukan untuk mempelajari data – data klien yang akan
dibandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian – pengujian ini
sangat penting karena dalam pengujian ini menentukan apakah audit laporan
keuangan ini layak atau tidak.

d. Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu hasil akhir dari pekerjaan audit yang telah dikerjakan.
Bentuk laporan ini merupakan bentuk komunikasi dari auditor dengan pihak
lainnya. Laporan audit tidak boleh dibuat secara sembarangan karna ini
menyangkut tentang keuangan yang ada dalam suatu bisnis atau perusahaan
yang sedang Anda kembangkan. Di dalam laporan audit berisikan tentang
jenis atau jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit,
hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan
informasi lainnya.
Laporan audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga
untuk memutuskan dan membuat laporan ini harus hati-hati. Jika tidak maka
nama kantor akuntan publik biasanya akan tercemar dan akan ada hukuman
dari pihak berwajib.

E. Manfaat Audit Laporan Keuangan


1. Menjaga Kepatuhan
Saat auditor memeriksa data keuangan, tentunya mereka akan
memastikan bahwa sebuah organisasi bisnis sudah mematuhi semua peraturan
yang ditetapkan berdasarkan hukum yang berlaku. Jika ternyata organisasi
tersebut ditemukan melakukan pelanggaran dan berbuat tidak patuh, maka
auditor dapat melaporkannya.
2. Laporan yang Lebih Akurat
Ketika laporan keuangan di audit, maka auditor akan mengidentifikasi
semua celah sebelum menyajikan hasilnya kepada pemangku kepentingan.
Dengan demikian keandalan data yang dilaporkan pun jadi lebih akurat dan
terpercaya.
3. Ketepatan dalam Penentuan Laba
Audit keuangan membantu perusahaan untuk menentukan
profitabilitas yang lebih tepat karena semua angka dihitung dengan cermat
dan teliti mungkin. Oleh sebab itu, melakukan audit dapat membantu Anda
mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan kelancaran manajemen
bisnis.
4. Menyederhanakan Proses Pinjaman
Jika laporan keuangan sudah di audit, maka akan jadi lebih mudah
bagi lembaga keuangan seperti bank untuk meminjamkan uang. Tentunya hal
ini dikarenakan laporan keuangan yang di audit lebih terpercaya ke
andalannya dan sangat kecil kemungkinannya untuk dipalsukan.
5. Mendeteksi Kecurangan
Jika ada kecurangan atau penipuan yang mungkin saja terjadi dalam
organisasi bisnis, hal tersebut bisa langsung terdeteksi dengan bantuan audit.
Karena seorang auditor akan selalu melaporkan data keuangan perusahaan
berdasarkan keaslian fakta yang ditemukan.
6. Meningkatkan Pertumbuhan Bisnis
Seorang auditor merupakan pihak yang independen, sehingga semua
pandangan dan saran yang diberikan tidak memihak pada kepentingan
personal. Ini berarti membuat auditor menjadi pihak ideal yang tepat untuk
memberikan nasihat keuangan demi meningkatkan sistem bisnis, praktik
akuntansi, serta tata kelola keuangan perusahaan.
7. Membantu Perencanaan dan Penganggaran
Audit keuangan membantu untuk mengkonfirmasi keakuratan laporan
keuangan sebuah bisnis dengan menganalisis setiap transaksi yang dilakukan.
Dengan demikian pergerakan uang yang keluar dan masuk bisa dirinci dengan
jelas. Tentunya hal ini membuat pemangku kepentingan lebih mudah untuk
melakukan perencanaan, penganggaran, dan pengambilan keputusan
keuangan yang lebih baik di masa depan.

F. Laporan Auditor Independen Bentuk Baku


Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan
Audit berisi 7 bagian yang berbeda :
1. Judul Laporan. Standar auditing menyatakan , laporan harus diberi judul
yang mengandung kata independen. Contoh: “Laporan Auditor
Independen”. Kewajiban ini dimaksudkan untuk memberi tahu para
pemakai laporan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya
dilaksanakan secara tidak memihak.
2. Alamat Laporan Audit. Ditujukan kepada dewan direksi dan para
pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor independen terhadap
perusahaan.
3. Paragraph Pendahuluan. Paragraf ini menunjukkan, (1) laporan itu
membuat suatu pernyataan yang sederhana bahwa kantor akuntan publik
bersangkutan telah melaksanakan audit. Ini untuk membedakan laporan
audit dari laporan kompilasi atau laporan review, (2) paragraph ini
menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit, termasuk tanggal neraca
serta periode akuntansi untuk laporan laba rugi dan laporan arus kas, (3)
menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab
manajemen dan bahwa tanggung jawab auditor adalah menyatakan
pendapat atas laporan keuangan itu berdasarkan audit.
4. Paragraph Ruang Lingkup. Merupakan pernyataan factual tentang apa
yang dilakukan auditor dalam proses audit. Paragraph ini menyatakan
bahwa auditor melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang
berlaku umum. Paragraph ruang lingkup menyatakan bahwa audit
dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan
keuangan telah bebas dari salah saji yang material (material
misstatement). Kata material menunjukkan salah saji yang signifikan,
bukan salah saji kecil yang tidak mempengaruhi keputusan para pemakai
laporan keuangan. Paragraf ruang lingkup juga membahas bukti audit
yang dikumpulkan dan menyatakan bahwa auditor yakin bahwa bukti
audit yang dikumpulkan itu sudah memadai guna pernyataan pendapat.
Kata dasar pengujian (test basis) menunjukkan sampling audit dan bukan
pelaksanaan audit setiap transaksi dan jumlah yang tersaji dalam laporan
keuangan.
5. Paragraph Pendapat. Menyatakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil
audit. Paragraph pendapat dinyatakan sebagai suatu pendapat saja bukan
sebagai pernyataan yang mutlak atau sebagai jaminan.
6. Nama KAP. Nama mengidentifikasi kantor akuntan public (KAP) atau
praktisi yang melaksanakan audit. Seluruh bagian dari kantor akuntan
public mempunyai tanggung jawab hukun dan professional untuk
memastikan bahwa kualitas audit memenuhi standar professional.
7. Tanggal Laporan Audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada
laporan audit adalah ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi
pemeriksaan.
 Kondisi-kondisi bagi Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian :

Semua laporan-neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan


laporan arus kas-sudah termasuk dalam laporan keuangan.

Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan
dengan penugasan.
Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul dan auditor telah
melakukan penugasan audit dengan cara yang memungkinkannya untuk
menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Hal ini juga berarti bahwa pengungkapan yang
memadai telah tercantum dalam catatan kaki dan bagian-bagian lain dari
laporan keuangan.
Tidak terdapat situasi yang membuat auditor perlu menambahkan
paragraph penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

G. Pengertian Tanggung Jawab Auditor


Auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit. Pekerjaan auditor ini bertujuan untuk memperoleh
keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan klien yang diaudit
diaudit bebas dari salah saji material.
Manajemen perusahaan (klien) bertanggung jawab atas laporan
keuangan perusahaannya. Manajemenbertanggung jawab untuk
menerapkan kebijakanakuntansi yang sehat membangun dan memelihara
pengendalian intern, serta melaksanakan kewajiban mencatat, mengolah,
meringkas dan melaporkan transaksi yang konsisten dalam laporan
keuangan.
Tanggung Jawab Auditor
1. Independensi Auditor
2. Keyakinan yang Memadai (Reasonable Assurance)
3. Tanggung jawab Terhadap Fraud dan Illegal Acts
4. Tanggung jawab Terhadap Masalah Going Concern
5. Membuat Laporan Auditor Independen
1. Independensi Auditor
Independen artinya tidak mudah dipengaruhi, netral, karena auditor
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor tidak
dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun.Sikap mental
independensi yang merupakan persyaratan wajib dalam pelaksanaan
penugasan, meliputi independen dalam fakta (in fact) dan dalam
penampilan penampilan (in appearance).

2. Reasonable Assurance (Keyakinan Memadai)


a. Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
terbebas dari salah saji material.
Laporan auditor yang berisi tentang pendapat auditor atas laporan
keuangan didasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan memadai.
b. Suatu audit tidak memberikan jaminan atas akurasi laporan keuangan.

Alasan mengapa suatu audit tidak memberikan jaminan bahwa laporan


keuangan dapat memberikan keyakinan mutlak adalah karena :
 Laporan keuangan yang dibuat manajemen (klien) tidak diharapka
dapat memberikan keyakinan absolute.
 Kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan audit hanya berdasarkan
pada fakta-fakta yang diperoleh dari hasil pengujian-pengujian atas
laporan keuangan
 Kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan professional dalam
mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan
kondisi lain.
3. Pendeteksian Errors & Fraud
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Salah saji dapat terjadi
sebagai akibat dari kekeliruan maupun karena kecurangan.
 ERROR (KEKELIRUAN) meliputi
Kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan data akuntansi yang
menjadi sumber penyusunan laporan keuangan.
Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan
atau salah tafsir fakta.
Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

 FRAUD (KECURANGAN)
Pengertian Fraud (dalam KUHP) :
 Mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum
 Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan untuk
memberikan baran sesuatu, yang seluruhnya atau sebagaian adalah
kepunyaan orang lain. Atau supaya membuat utang maupun piutang
terhapus.
 Dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang kepunyaan
orang lain tapi dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan
 Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau kebohongan,
menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya atau supaya memberi utang maupun menghapus
piutangnya.
 Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit.
Cabang- cabang Fraud :
- Corruption
- Asset Misappropiation
- Fraudulent Statements
- Mencegah Fraud
 Tingkatkan Pengendalian intern
 Menanamkan kesadaran tentang adanya fraud (fraud awareness)
 Upaya menilai resiko terjadinya fraud (fraud risk assesment)
 Lakukan seleksi pegawai secara ketat, gunakan tenaga psikolog dan
hindari katebelece dalam penerimaan pegawai.
 Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai dan timbulkan
sense of belonging
 Lakukan pembinaan rohani
 Berikan sanksi yang tegas bagi yang melakukan kecurangan dan
berikan prestasi bagi pegawai yang berprestasi Jenis kecurangan
(fraud) dalam audit laporan keuangan.
1. Fraudulent Financial Reporting
Salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan
dalam laporan keuangan
2. Misappropiation of Assets
Salah saji yang timbul dari pencurian assets entitas yang
mengakibatkan mengakibatkan laporan laporan keuangan keuangan tidak
disajikan disajikan sesuai prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kecurangan ini mencakup tindakan:


- Penggelapan tanda terima barang/uang
- Pencurian assets
- Tindakan yang menyebabkan entitas harus membayar atas harga barang
yang tidak diterima.
Kecurangan (Fraud) lebih sulit dideteksi oleh auditor dibandingkan dengan
error. Karena Fraud seringkali mencakup unsur kolusi dan pemalsuan
dokumen. Auditor terikat kode etik untuk tidak mengungkapkan fraud kepada
pihak entitas luar, kecuali untuk memenuhi peraturan, diminta oleh
pengadilan, atau ditanyakan oleh successor auditor.
4. Tanggung Jawab Terhadap Masalah Going Concern
Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan
keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal
yang berlawanan Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian
besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan keangsungan
hidupnya dalam jangka waktu yang pantas dengan cara :
a. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan
dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit
b. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian maka:
- Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen
- Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara
efektif dilaksanakan.
c. mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan apakah ia
masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas.
Signifikan tidaknya kondisi atau peristiwa akan tergantung atas keadaan dan
beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau
bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain.
Peristiwa atau kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Trend negatif
2. Petunjuk lain tentang kesulitan keuangan
3. Masalah intern
4.Masalah ekstern yang telah terjadi
Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana manajemen dapat
berupa:
1. Rencana menjual aktiva
2. Rencana rekstrukturisasi utang
3. Rencana untuk mengurangi pengeluaran
4.Rencana untuk menaikkan modal pemilik
Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan
auditor
 Bila auditor tidak menyangsikan, maka auditor memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
 Apabila auditor menyangsikan maka auditor wajib mengevaluasi
rencana manajemen atau auditor berkesimpulan tidak dapat secara
efektif mengurangi dampak negatif maka auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat.
 Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat
secara efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan
mengenai kecukupan pengungkapan Apabila auditor berkesimpulan
bahwa pengungkapan tersebut memadai maka ia akan memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
mengenai kemapuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
 Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak
memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat terdapat
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa audit keuangan merupakan


evaluasi laporan keuangan suatu organisasi, perusahaan, atau lembaga yang akurat,
lengkap, relevan, wajar, dan sesuai dengan prinsip akuntansi dan aturan yang berlaku.
Daftar Pustaka
https://www.google.com/search?
q=kesimpulan+audit+laporan+keuangan&oq=kesimpulan+audit+laporan+
k&aqs=chrome.0.0i512j69i57.9371j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/AUDIT_LAPORAN_KEUANGAN-
dikonversi.pdf
https://dokumen.tips/documents/makalah-audit-keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai