Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AUDITING & PROFESI AKUNTAN PUBLIK

DISUSUN OLEH:

ANNISA NABILA FEBRYANA

C 301 21 156

AKUNTANSI B/2

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayahnya Saya telah dapat menyusun makalah tentang “PENGERTIAN AUDITING DAN
DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK” Penyusunan makalah ini merupakan kewajiban kami
sebagai siswa untuk memenuhi tugas.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Audit.
Dalam proses pembuatan makalah ini, penyusun banyak memperoleh bantuan dari berbagai hak,
maka dengan itu penyusun mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang terkait, terutama
kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Audit.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah
kesempurnaan. Akhir kata saya sampaikan terimakasih.

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1 Pengertian Auditing...............................................................................................................3

2.2 Jenis-jenis auditor di Indonesia..............................................................................................8

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Auditing dapat didefinisikan sebagai “Suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
untuk meyakinkan tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. Evidence atau bukti
audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi
yang diaudit disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Auditor harus qualified dalam
memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten dalam memahami jenis dan jumlah
bukti yang harus dikumpulkan untuk memperoleh kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti
tersebut diperiksa.

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa
atestasi, dan jasa non-assurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang
memberikan nilai dalam meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi
terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), reviu, dan prosedur yang disepakati (agreed upon
procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen
dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Jasa non-assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan
publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan
temuan, atau bentuk lain keyakinan; contoh jasa non-assurance yang dihasilkan oleh profesi
akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi. Profesi akuntan publik
bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-
perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar
untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi. Dengan kata lain, information risk yang
dijelaskan di awal pembahasan dapat dihindari.

Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam suatu entitas berupa kantor akuntan
publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan
Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan reviu, dan jasa konsultasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Menyelesaikan tugas mahasiswa Audit
2. Apa saja jenis-jenis Audit?
3. Apa tujuan audit?
4. Apa saja Acuan auditor di Indonesia?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini dilaksanakan oleh para mahasiswa yang memiliki tujuan
dan maksud tertentu. Adapun tujuan kami ialah:

1. Menuntaskan tugas mata kuliah Audit.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis Audit.
3. Untuk mengetahui tujuan Audit.
4. Untuk mengetahui Acuan auditor di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Auditing
Auditing menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) adalah: “Proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai
pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan untuk menyampaikan
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”. Konrath (2002:5) mendefinisikan audit
sebagai: “Suatu proses untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai
asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.” Menurut Randal J. Elder, Mark S.
Beaslev, Alvin A. Arens, (2010:4) “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence
about information to determine and report on the degree of correspondence between the
information and eshtablished criteria. Auditing should be done by a competent, independent
person”.

Dari definisi-definisi di atas, terlihat adanya tujuh hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan proses auditing, yaitu:

1. Proses yang sistematik Pemeriksaan akuntan merupakan rangkaian proses dan


prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisir.

2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif Dalam proses pemeriksaan,


perolehan bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh perusahaan dan
mengevaluasinya tidak boleh berprasangka atau memihak.

3. Pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomiDalam kaitannya dengan audit


laporan keuangan, yang dimaksud dengan pernyataan dan kejadian ekonomi adalah proses

3
akuntansi. Proses akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan
penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.

4. Tingkat kesesuaian Tingkat kesesuaian pernyataan ekonomi dengan kriteria yang telah
ditetapkan harus dapat dikuantitatifkan dan dikualitatifkan.

5. Kriteria yang ditetapkan Kriteria yang ditetapkan sebagai dasar pengukur pernyataan
berupa:

a. Peraturan yang ditetapkan.

b. Ukuran prestasi yang ditetapkan manajemen.

c. Prinsip akuntansi yang berlaku umum.

6. Penyampaian hasil Penyampaian hasil audit sering disebut dengan pengesahan


(attestation). Penyampaian hasil ini umumnya dilakukan dalam bentuk laporan pemeriksaan
akuntan (audit report).

7. Pemakai yang berkepentingan Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit


adalah investor dan calon investor; kreditur dan calon kreditur; manajemen; pemerintah; dan
atau organisasi buruh.

Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan tersebut harus dilaksanakan oleh
orang yang mempunyai pendidikan, pengalaman dan kompeten di bidang akuntansi,
perpajakan, sistem akuntansi dan proses audit. Audit harus dilakukan oleh pihak yang
independen, oleh karena itu akuntan publik harus independen dalam arti sebagai pihak luar
perusahaan yang diperiksa, tidak boleh memiliki kepentingan tertentu di dalam perusahaan
tersebut (misal sebagai pemegang saham, direksi atau dewan komisaris), atau mempunyai
hubungan khusus (misal keluarga dari pemegang saham, direksi atau dewan komisaris).
Akuntan publik harus independen, baik in-fact maupun in-appearance karena sebagai orang
kepercayaan masyarakat, harus bekerja secara objektif, tidak memihak ke pihak manapun dan
melaporkan apa adanya. Dalam proses audit, setidaknya ada tiga pihak yang terlibat di
dalamnya, yaitu:
1. Pihak pertama: auditor.
2. Pihak kedua: auditee atau auditan atau entitas yang diaudit, biasanya diwakili oleh
manajemen dan karyawan pada perusahaan tersebut.

4
3. Pihak ketiga: pemegang saham atau entitas yang memerlukan pertanggungjawaban dari
entitas yang diaudit, biasanya diwakili oleh dewan komisaris.

Hubungan antara ketiga pihak ini memunculkan tiga fungsi dalam audit, yaitu:
1. Hubungan antara pihak pertama dengan pihak kedua memunculkan fungsi audit.
2. Hubungan antara pihak kedua dengan pihak ketiga memunculkan fungsi
pertanggungjawaban.
3. Hubungan antara pihak pertama dengan pihak ketiga memunculkan fungsi
pengesahan. Dengan kata lain, auditor sebagai pihak pertama melakukan audit terhadap
pertanggungjawaban pihak kedua kepada pihak ketiga dan memberikan pengesahan hasil
auditnya untuk kepentingan pihak ketiga.

a. JENIS-JENIS AUDIT
Berdasarkan tujuan atau objek audit, audit dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Audit Umum/Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Audit laporan
keuangan bertujuan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan klien atas
dasar prinsip akuntansi yang berlaku. Audit ini biasanya dilakukan oleh akuntan publik
(external auditor). Ukuran kesesuaian yang digunakan di sini adalah kewajaran (fairness),
misalnya kewajaran laporan keuangan yang diukur atas dasar prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Audit kepatuhan meliputi pemeriksaan atas
aktivitas keuangan atau aktivitas operasi tertentu untuk menentukan kesesuaiannya
dengan kondisi atau aturan tertentu. Ukuran kesesuaian di sini adalah ketepatan
(correctness), misalnya ketepatan SPT-Tahunan dengan Undang-undang Pajak
Penghasilan.
3. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional merupakan pemeriksaan
sistematis atas aktivitas operasional dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan
pemeriksaan ini adalah:
a. Menilai prestasi.
b. Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan.

5
c. Membuat rekomendasi untuk pengembangan dan tindakan lebih lanjut.
Audit operasional dapat dilakukan manajemen maupun oleh pihak ketiga. Ukuran
kesesuaian di sini adalah kedekatan (closeness), misalnya kedekatan antara realisasi
dengan standar. Jenis audit juga dapat diklasifikasi menjadi tiga jenis berdasarkan
hubungan auditor dengan auditee-nya, yaitu:
a. Auditor Internal (Internal Auditor) Auditor internal adalah sebuah bagian fungsi yang
independen dalam sebuah perusahaan yang bertugas menguji dan mengevaluasi aktivitas
perusahaan dan memberikan layanan jasa audit kepada perusahaan tersebut. Audit yang
boleh dilaksanakan oleh internal auditor adalah compliance audit dan operational audit.
b. Auditor Eksternal (External Auditor) Auditor eksternal adalah Certified Public
Accountant (CPA) yang independen terhadap perusahaan yang diaudit. Mereka
menawarkan jasa audit berdasarkan suatu kontrak. Audit yang boleh dilaksanakan oleh
eksternal auditor adalah semua tipe audit.
c. Auditor Pemerintah (Government Auditor) Auditor pemerintah adalah lembaga yang
bertanggung jawab kepada pemerintah untuk melakukan audit pada lembaga pemerintah
atau BUMN dan BUMD

b. TUJUAN AUDIT
Pelaku-pelaku penting dalam perekonomian seperti birokrat, bankir, dan investor
membutuhkan informasi keuangan sebagai dasar pembuatan keputusan mereka. Sebagai
pengguna informasi keuangan, mereka menginginkan kualitas laporan keuangan yang
relatif tinggi, artinya informasi keuangan yang mereka peroleh benar-benar mampu
mencerminkan keadaan sebenarnya. Sementara itu, pihak-pihak yang menyajikan laporan
keuangan, seperti manajemen perusahaan, memiliki kecenderungan untuk selalu
menampakkan gambaran yang positif mengenai keadaan keuangan perusahaan mereka
dan berusaha menutupi hal-hal yang bersifat negatif, artinya mereka kadangkadang
melupakan aspek reliabilitas laporan keuangan demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Konflik kepentingan antara pihak penyaji dan pengguna laporan keuangan inilah yang
menimbulkan kebutuhan akan pihak yang independen sebagai jembatan komunikasi
mereka. Pihak yang independen ini adalah akuntan publik yang menyelenggarakan
pemeriksaan yang independen atas laporan keuangan. Akuntan publik bertugas

6
memberikan jaminan reliabilitas laporan keuangan yang disajikan manajemen. Pihak
pengguna laporan keuangan, dengan demikian, memperoleh keyakinan yang cukup akan
keandalan laporan keuangan sebagai dasar pembuatan keputusan ekonomi mereka.

Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya, tujuan umum audit atas
laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Kewajaran laporan keuangan diukur berdasarkan pernyataan manajemen, yang
terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan, yang disebut
dengan asersi manajemen. Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan
merupakan tanggung jawab manajemen. Asersi ini dapat diklasifikasikan menjadi lima
kategori:
1. Keberadaan atau Kejadian (Existency or Occurence) Asersi ini merupakan pernyataan
manajemen aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang tercantum dalam neraca benar-benar ada
pada tanggal neraca serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan
rugi laba benar-benar terjadi selama periode akuntansi.
2. Kelengkapan (Completeness) Kelengkapan berarti semua transaksi dan akun-akun
yang seharusnya tercatat dalam laporan keuangan telah dicatat. Asersi kelengkapan
berlawanan dengan asersi keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak benar maka akun akan
dinyatakan terlalu tinggi, sementara jika asersi kelengkapan tidak benar, maka akun akan
dinyatakan terlalu rendah. Asersi kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan hilangnya
hal-hal yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan, sedangkan asersi keberadaan
berkaitan dengan penyebutan angka yang seharusnya tidak dimasukkan.
3. Hak dan Kewajiban (Rights and Obligations) Auditor harus memastikan apakah aktiva
memang menjadi hak klien dan apakah kewajiban merupakan hutang klien pada tanggal
tertentu.
4. Penilaian atau Alokasi (Valluation or Allocation) Asersi ini menyangkut apakah
aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban telah dicantumkan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang tepat.
5. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure) Asersi ini menyangkut
masalah apakah komponen-komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan,

7
diuraikan, dan diungkapkan secara tepat. Pengungkapan berhubungan dengan apakah
informasi dalam laporan keuangan, termasuk catatan yang terkait, telah menjelaskan
secara gamblang hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaannya
2.2 Jenis-Jenis Auditor di Indonesia
Jenis-jenis auditor di Indonesia adalah:

1. Akuntan publik (external auditor): dengan memiliki Kantor Akuntan Publik (KAP) atau
bekerja di KAP.

2. Auditor intern (internal auditor): dengan bekerja di Satuan Pengawas Intern atau Internal
Audit Departement perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah, di perusahaan perbankan biasanya disebut Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).

3. Auditor pemerintah (government auditor): dengan bekerja di BPK (Badan Pemeriksa


Keuangan), BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), atau Inspektorat di suatu
kementerian dan pemerintahan daerah.

Dalam melaksanakan pekerjaan, seorang auditor harus senantiasa memperhatikan apa yang
disebut Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP), suatu kodifikasi berbagai
pernyataan standar teknis yangmerupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik
di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut
Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). SPAP yang diterbitkan terakhir per 31 Maret 2011
terdiri dari lima standar, yaitu:

1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar
Auditing (IPSA).

2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar
Atestasi (IPSAT).

3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Reviu (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Reviu (IPSAR).

4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).

5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi


Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSPM). Kelima standar profesional di atas merupakan

8
standar teknis yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan
publik di Indonesia. Selain kelima Standar tersebut masih dilengkapi dengan Aturan Etika
Akuntan Publik yang merupakan aturan norma yang wajib dipenuhi oleh profesi akuntan publik.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah audit merupakan salah
satu cabang ilmu akuntansi yang berguna untuk mengetahui kecurangan yang terjadi di suatu
instansi/lembaga.
Oleh karena itu pembelajaran mengenai Audit sangatlah penting dikarenakan hal ini ialah
satu proses instansi untuk membuktikan laporan keuangan yang dibuat sudah sesuai dengan
sebagaimana mestinya.
3.2 Saran
Dalam menerapkan pembelajaran mengenai Audit perlu ditingkatkan dikarenakan hal ini
sangatlah penting dan menjadi salah satu bagian dari seorang akuntan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin. A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2011. Audit dan Jasa Assurance:

Pendekatan Terpadu (Penerjemah Herman Wibowo). Jakarta: Salemba Empat

Arens, Alvin. A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Jusuf, Amir. 2013. Jasa

Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat.

Arifin Wirakusumah & Sukrisno Agoes. (2003). Tanya Jawab Praktik

Auditing. Jakarta: LP FEUI.

Bambang Hartadi. (2004). Auditing: Suatu Pendekatan Komprehensif Per

Pos dan per Siklus. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.


Konrath, Larry F. 2002. Auditing: A Risk Analysis Approach. Fifth Edition. South
Western.
Standar Profesional Akuntan Publik. (2011). IAPI.

Sukrisno Agoes. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan). Edisi 3. Jakarta: LP FEUI.

10

Anda mungkin juga menyukai