Anda di halaman 1dari 19

Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II yang diampu oleh Budiarto, SE., Ak.,
CA., M. Akt.

Disusun oleh :
 Ayunda Nurul Fadhilah (170121026)
 Cindi Apriliani (170121017)
 Fadhilah Nur Mujahidah (170121030)
 Imam Taryuna (170121011)
 Ita Junita (170121024)
 Nuraya (170121013)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengujian
Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul Audit Pengujian Substantif
Terhadap Ekuitas Pemegang Saham ini bermanfaaat untuk pembaca.

Cirebon, 13 Juli 2019

Penulis

i|P age
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
A. Deskripsi Modal Sendiri (Owner’s Equity) .................................................................................. 3
B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas Pemegang Saham Di Neraca ........ 3
C. Tujuan Pengujian Substanstif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham .............................................. 4
D. PROGRAM AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP EKUITAS
PEMEGANG SAHAM ............................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 16

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekuitas merupakan unsur penting dari keberadaan suatu entitas yang berorientasi
pada profit atau keuntungan. Lazimnya, transaksi atas ekuitas tidak sering terjadi atau
dengan kata lain volume transaksi yang berkaitan dengan ekuitas cukup rendah. Dalam
melakukan prosedur audit terhadap ekuitas, sangat dimungkinkan dalam satu periode
laporan keuangan tidak ditemukan adanya perubahan saldo ekuitas pada entitas dan
hanya menemui satu atau dua jurnal pendebitan atau pengkreditan di dalam akun saldo
laba yang merupakan bagian dari ekuitas. Meski volume transaksi atas ekuitas rendah,
namun dalam transaksi yang muncul berkaitan dengan ekuitas nominal transaksinya
bersifat material atau terbilang melibatkan rupiah yang besar.
Dengan demikian, dalam pengujian substantif terhadap ekuitas, auditor
melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap setiap perubahan akun-akun ekuitas
dan umumnya hanya memerlukan waktu pemeriksaan yang singkat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan modal sendiri (owner’s equity)?
2. Jelaskan tentang prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian ekuitas
pemegang saham di neraca?
3. Sebutkan tujuan pengujian substantif terhadap equitas pemegang saham?
4. Jelaskan program audit dalam pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang
saham?

1|P a ge
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk
mengidentifikasikan:
1. Dapat menjelaskan maksud dari modal sendiri (owner’s equity)
2. Dapat menjelaskan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian ekuitas
pemegang saham di neraca
3. Dapat menyebutkan tujuan pengujian substantif terhadap equitas pemegang saham.
4. Dapat menjelaskan program audit dalam pengujian substantif terhadap ekuitas
pemegang saham

2|P a ge
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Modal Sendiri (Owner’s Equity)
Modal sendiri adalah jumlah komulatif kontributif yang diberikan oleh pemilik
kepada perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba yang diperoleh
perusahaan yang di tahan di dalam perusahaan.
Menurut sifat kepemilikannya, perusahaan berbentuk peseroan dapat digolongkan
sebagai berikut:
1. Perusahaan perseroan yang seluruh modalnya berasal dari penyertaan pemerintah
(disebut dengan istilah public corporation).
2. Perusahaan perseroan yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari
pernyataan swasta (disebut dengan private corporation). Perusahaan ini de
kelompokkan lebih lanjut menjadi:
a. Perusahaan perseroan bersifat tertutup.
b. Perusahaan perseroan yang bersifat terbuka

B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas Pemegang Saham Di


Neraca
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian ekuitas pemegang saham dan neraca
berikut:
1. Modal saham.
Penjelasan lengkap terhadap akun modal saham harus dibuat dineraca dalam bentuk
catatan kaki atau sebagai catatan atas laporan keuangan. Informasi yang di perlukan
oleh pemakaian laporan keuangan meliputi:
a. Jenis saham yang dikeluarkan, nilai nominal, dan jika ada, tarif deviden
b. Untuk saham istimewa, sifat keistimewaan yang dimiliki oleh pemegang saham
harus dijelaskan.
c. Jumlah saham yang diizinkan untuk dikeluarkan, yang telah dikeluarkan, yang
ada di tangan perusahaab sebagai treasury stock dan yang beredar.

3|P a ge
d. Jumlah deviden kumulatif saham istimewa yang belum dapat dibayar oleh
perusahaan, baik jumlah total maupun jumlah saham
e. Jumlah saham yang disediakan untuk stock option plus
2. Treasury stock.
Harus disajikan di neraca dalam kelompok modal saham. jumlah yang disajikan
adalah sebesar kosnya, sebagai pengurang terhadap jumlah modal saham dan saldo
laba.
3. Saldo laba
Perubahannya dalam tahun yang diaudit dapat disajikan di dalam laporan tersendiri,
disebut “ Laporan PerubahanSaldo Laba” atau digabungkan dengan laporan laba-rugi
yang disebut laporan laba rugi perubahan saldo laba. Informasi yang bersangkutan
dengan pembatansan penggunaan saldo laba harus dijelaskan dalam notes to financial
statement.

C. Tujuan Pengujian Substanstif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham


1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang berkaitan
dengan ekuitas pemegang saham.
Sebelum auditor melakukan pengujian menegenai kewajaran saldo ekuitas pemegang
saham yang dicantumkan di dalam neraca, ia harus memeproleh keyakinan mengenai
ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi ekuitas
pemegang saham yang disajikan di dalam neraca. Untuk itu auditor melakukan
rekonsiliasi antara Ekuitas Saham, paid-in Capital, Treasury Stock, akun Laba, dan
Cadangan yang dicantumkan di neraca dengan buku besarnya dan selanjutnya ke
jurnal penerimaan kas, check register dan jurnal umum.
2. Membuktikan bahwa saldo ekuitas saham mencerminkan kepentingan
pemegang saham yang ada pada tanggal neraca yang mencerminkan
keterjadian transakasi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama
tahun yang diaudit.
Auditor membuktikan apakah saldo ekuitas saham mencerminkan kepentingan
kepemilikan saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit.

4|P a ge
Untuk mencapai tujuan tersebut auditor melakukan berbagai pengujian subtantif
berikut ini:
1) Pengujian analitik.
2) Pemeriksaaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas
pemegang saham.
3) Pemeriksaan pencataatan transaksi pengumuman dividen dan pembayrannya.
4) Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen
rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontran underwriting dan
persyaratan emisi saham.
5) Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agen.
6) Analisis terhadap akun Ekuitas Saham, Treasury stock, saldo laba.
7) pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit
dan kelengkapan saldo pemegang saham yang disajikan di neraca.
Untuk membuktikan bahwa ekuitas pemegang saham yang dicnttumkan di neraca
mencakup semua kepentingan pemegang saham (stockholder’s interest) terhadap
aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berakitan
dengan ekuitas pemegang saham dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan
pengujian subtantif berikut ini:
1) Pengujian analitik.
2) Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent.
3) Pemeriksaan atas pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham.
4) Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.
4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di
neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.
Untuk membuktikan klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada tanggal neraca,
auditor melakiukan pengujian substantif berikut ini:
1) Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas
pemegang saham.
2) Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya.

5|P a ge
3) Pelajrai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen
rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan
persyaratan emisi saham.
4) konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent.
5) Analisa terhadap akun ekuitas saham, treasury stock, saldo laba.
6) Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.
5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan
di neraca.
Dalam prinsip akuntansi yang berterima umum di Indonesia, akun ekuitas saham,
paid-in capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan harus disajikan dalam neraca
dengan penjelasan tertentu sebagaimana diatur dalam prinsif tersebut. Dengan
demikian untuk membuktikan asersi penilaian ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan di neraca auditor melakukan pengujian subtantif:
1) Prosedur audit awal.
2) Pengujian analitik.
3) Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen
rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan
persyaratan emisi.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang
saham di neraca.
Pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham diarahkan untuk mencapai
salah satu tujuan membuktikan apakah unsur ekuitas pemegang saham telah disajikan
dan diungkapkan oleh klien di neracannya sesui dengan prinsip berterima umum di
Indonesia. Satu-satunya pengujian subtantif untuk membuktikan asersi pengujian dan
pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca yang diaudit dengan akuntansi
berterima umum melalui berbagai prosedur berikut ini:
1) Pemeriksaan atas transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah
ekuitas saham dengan paid in-capital.
2) Pemisahan atas penyajian treasury stock.
3) Pemeriksaan atas penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit.
4) Pemerikaan atas penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas saham.

6|P a ge
Dari beberapa sub tersebut dapat disimpukan bahwa tujuan utama pengujian
subtantatif terhadap ekuitas pemegang saham adalah membuktikan bahwa saldo akun
Ekuitas Saham dan akun penilaiannya (volution account) yang dicantumkan di
neraca mencerminkan saldo akun Ekuitas Saham, akun paid-in Capital, akun
Treasury Stock, akun Saldo Laba, Cadangan yang sesungguhnya pada tanggal neraca
tersebut.

D. PROGRAM AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP EKUITAS


PEMEGANG SAHAM
Prosedur audit diklasifikasikan menjadi empat golongan: prosedur audit awal, prosedur
analitik, pengujian terhadap transaksi rinci, pengujian terhadap akun rinci, dan verifikasi
penyajian dan pengungkapan.

Prosedur Audit Awal


Sebelum membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan oleh
klien di dalam neracanya sesuiai dengan ekuitas pemegang saham yang benar-benar ada
pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi ekuitas pemegang
saham yang dicantumkan di dalam neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.
Rekonsiliasi ini perlu dilakuakan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi
ekuitas pemgang saham yang dicantumkan di dalam neraca didukung oleh catatan
akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan prosedur audit awal
yang terdiri dai 6 prosedur audit berikut ini:
1. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di neraca ke saldo akun
ekuitas pemegang saham yang bersangkutan dalam buku besar.
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum
di dalam neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran,
mekanisme pencatatannya, maka saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di
dalam neraca diusut ke akun buku besar berikut ini :
Ekuitas Saham : Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat nilai nominal yang
beredar dan pengurangan saham yang beredar karena perlunasan
saham dan transaksi treasury stock.

7|P a ge
Treasury stock: Merupakan akun yang digunakan untuk menampung kelebihan atau
kekurangan setoran pemegang saham dari nilai nominal saham.
Saldo Laba : Merupakan akun yang digunakan mencatat laba rugi kegiatan
perusahaan dalam adjustment perhitungan rugi laba dalam periode
akuntansi yang lalu.
Cadangan (reserve) : Merupakan akun yang digunakan untuk menyisihkan saldo laba
untuk tujuan tertentu.
2. Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.
Untuk memmperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun ekuitas
pemegang saham, auditor menghitung kembali saldo akun ekuitas saham, paid-in
capital stock, saldo laba dan cadangan dengan cara menambah saldo awal dengan
jumlah pengkreditan dan menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap akun
tersebut.
3. Lakukan review terhadap mutasi luar dalam jumlah dan sumber posting dalam
akun ekuitas pemegang saham.
Ketidak beresan dalam transaksi emisi saham, pembelian treasury stock, pembagian
deviden, pembentukan cadangan (reserve), dapat ditemukan melalui review atas
mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun Ekuitas
Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba dan Cadangan.
4. Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu.
Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut
akun ekuitas pemegang saham, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo
awal kedua akun-akun Ekuitas Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba
dan Cadangan. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal
akun-akun ke kertas kerja tahun lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan
informasi koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga
auditor dapat mengevaluasi tindak lebih lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam
menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut.
5. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke
dalam jurnal yang bersangkutan.

8|P a ge
Pengkreditan dan pendebitan ke dalam akun Ekuitas Saham, Paid-in Capital diusut ke
jurnal penerimaan kas dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi
penambahan dan pengurangan akun ekuitas saham dan paid-in capital berasal dari
jurnal-jurnal yang bersangkutan. Pendebitan dan pengkreditan di dalam akun
Treasury Stock diusut ke dalam jurnal pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas.
Pegkreditan dan pendebitan di dalam aku saldo laba dan cadangan diusut ke jurnal
umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan ke
dua akun berasl dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu pemegang saham, buku sertifikat saham
dengan akun kontrol Ekuitas saham di dalam buku besar.
Akun kontrol Ekuitas Saham memeperlihatkan total nilai nominal saham yang
beredar dikurangi, jika ada, treasury stock. Buku pembantu pemegang saham berisi
jumlah lembar nomor seri dan nilai nominal saham yang dimiliki oleh setiap
pemegang saham. Buku sertifikat saham berisi semua sertifikat saham yang
dibatalkan pemakaiannya dan bonggol saham ( Stock stubs) untuk saham yang
beredar. Auditor harus merekonsiliasi ketiga macam catatan ini untuk memperoleh
keyakinan bahwa jumlah lembar saham yang beredar tidak melebihi jumlah yang
seharusnya beredar.

9|P a ge
Prosedur Analitik
Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien
dan dalam menemukan yang memerlukan audit lebih insentif. Ratio ini dihitung dan di
bandingkan dengan ratio tahun lalu dengan maksud auditor dapat mengungkapankan:
Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, Perubahan akuntansi, Perubahan usaha,
Fluktuasi acak, Salah saji

Formula
Rasio
Ekuitas pemegang saham + rerata
Nilai buku saham biasa jumlah saham biasa yang beredar

Laba bersih + rerata jumlah saham


Return on common stockholders equity biasa yang beredar

Dividen kas + Laba bersih


Dividen payout
Laba bersih + rerata tibangan jumlah
Laba per saham saham beredar

Rasio yang telah dihitung tersaebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor,
misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri , atau ratio yang dianggarakan.
Perbandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan:
1. peristiwa atau transaksi yang luar biasa,
2. perubahan akuntansi,
3. perubahan usaha,
4. fluktuasi acak,atau
5. salah saji.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci


Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor
melalui dua prosedur audit yaitu:
1. Periksa bukti pendukung pencatatan kedalam akun Modal Saham, Paid-in Capital,
Treasury stock, Saldo Laba, dan Cadangan

10 | P a g e
2. Periksa pencatatan transaksi pengumuman deviden dan pembayarannya
Usut penerimaan kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan kas dan rekening
Koran bank.
Jika klien tidak menunjukkan independent registrar untuk mengurus saham yang
dikeluarkannya, auditor harus mengusut penerimaan kas dari pengeluaran saham ke
dalam buku juenal penerimaan kas dan rekening Koran bank.
Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividend pembayarannya.
Prosedur pembayaran dividen dimulai dengan otorisasi oleh direksi. Oleh karena itu,
auditor harus mereview notulen rapat direksi yang bersangkutan dengan pembagian
dividen.

Pengujian terhadap Akun Rinci


Pengujian terhadap saldo rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor
melalui berbagai prosedur audit berikut ini :
1. Pelajari anggaran awal dan anggaran rumah tangga perusahaan klien
Auditor harus mempelajari anggaran dasar dan anggarab rumah tangga
perusahaan serta perusahaan yang terjadi dalam tahun yang di audit.
2. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris.
Auditor juga harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan
komisaris yang berisi keputusan mengenai penambahan, pengurangan, pelunasan
dan emisi saham, pembentukan cadangan, tawaran pemberian saham kepada
karyawan dan kebijakan pembagian dividen.
3. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.
Perusahaan yang go public, menjual sahamnya melalui pasar ekuitas, yang
dikelolah oleh bapepam. Bapepam menetapkan persyaratan dalam menjual
sahamnya. Untuk mengetahuo apakah klien mematuhi persyaratan tersebut,
auditor harus mempelajari aturan-aturan yang berlaku bagi perusahaan yang go
public.

11 | P a g e
4. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai
pembagian dividen.
Dalam memverifikasikan dividen yang digabikan dalam tahun yang diaudit,
auditor harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan rapat dewan
komisaris untuk memperoleh informasi mengenai otorisasi pembagian dividen
dalam tahun yang di audit.
5. Pelajari kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer
agent.
Perusahaan yang sahamnya dijual di pasar ekuitas diharuskan menggunakan jasa
independent registrar untuk melindungi pemegang saham dari pengeluaran saham
yang melebihi jumlah yang ditentukan atau kecurangan dalam pengeluaran
sertifikat saham. Jika independent resgitrar berkepentingan utnuk mengawasi
jumlah maksimum lembar saham yang beredar, maka transfer agent
berkepentingan untuk menyelenggarakan catatn yang memperlihatkan siap
pemilik saham pada saat tertentu dan transfer hak pemilik atas saham.
6. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures mengenai
pasal yang membatasi pembagian dividen
Dengan mempelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures,
auditor akan dapat melakukan penilaian mengenai kepatuhan klien atas
persyaratan perjanjian kredit tersebut.
7. Lakukan analisis terhadap akun ekuitas saham
Dalam pemeriksaan pertama kalinya, auditor berkepentingan untuk menilai
kewajaran saldo awal akun ekuitas saham. Oleh karena itu auditor harus
melakukan analisis ekuitas saham sejak perusahaan tersebut beridiri sampai
dengan awal tahun yang di audit.
8. Lakukan analisi terhadap akun saldo laba
Auditor melakukan analisi terhadap pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba
untuk mengetahui apakah semua transaksi yang menyangkut akun tersebut telah
diotorisasi oleh yang berwenang.

12 | P a g e
9. Dapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfers agent
Jika klien menunjukakn indepentdent registrar dan transfer agent untuk mengurus
transaksi yang bersangkutan dengan saham yang dikeluarkannya, auditor harus
mendapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent mengenai
jumlah lembar saham yang dikeluarkannya.
10. Periksa pertanggung jawaban nomor urut sertifikat saham
Jika klien tidak menggunakan jasa independent registrar dan transfer agent auditor
harus memeriksa pertanggungjawaban sertifikat saham yang dikeluarkan oleh
klien.
11. Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya
Auditor harus mencatat nomor sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya
dan memeriksa apakah klien telah member tanda khusus sehingga menghindari
penyalahgunaan setifikar yang sudah dibatalkan tersebut.
12. Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di
dalam akun saldo laba
Auditor harus menyelidiki pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba yang
diberi keterangan sebagai adjustment tahun sebelumnya untuk menentukan
apakah klien telah mencatat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia.
13. Lakukan analisi terhadap akun treasury stock.
Auditor harus membuat daftar sertifikat saham sebagai treasury stock tersebut
didalam suatu kertas kerja, yang memperlihatkan nomor urut sertifikat dan jumlah
lembar sertifikatnya.

Verifikasi Penyajian Modal Sendiri Di Dalam Neraca


Prosedur akhir dalam pengujian substantif adalah verifikasi penyajian dan pengungkapan
terhadap ekuitas yang disajikan dalam laporan keuangan klien.
1. Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah
ekuitas saham dengan paid-in capital.
Emisi saham harus dicatat dengan mengkredit akun ekuitas saham sebesar nilai
nominalnya, sedangkan kelebihan ataua kekurangan jumlah kas atau nilai aktiva lain

13 | P a g e
yang diterima klien dari nilai nomilnal saham tersebut dicatat didalam akun paid-in
capital akun paid-in capital ini juga digunakan untuk mencatat selisih antara kos
saham yang dibeli kembali dengan nilai nominalnya jika treasury stock dicatat pada
nilai nominalnya. Dalam memeriksa penyajian ekuitas saham didalam neraca, auditor
harus memastikan bahwa klien telah memisahkan jumlah yang harus disajikan
didalam akun paid-in capital dengan disajikan didalam akun ekuitas saham.
2. Periksa penyajian treasury stock.
Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, treasury stock tidak boleh
disajikan sebagai unsure aktiva perusahaan, dan perusahaan tidak dapat membagikan
dividen untuk saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai treasury stock. Auditor
harus memastikan penyajian treasury stock klien sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum tersebut.
3. Perikasa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit
Penyisihan saldo laba untuk tujuan tertentu diatur di dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga perusahaan. Auditor berkewajiban untuk memeriksa apakah
klien telah melaksanakan penyisihan saldo laba sesuai dengan ketentuan di dalam
anggaran dasar dan anggaran perusahaan.
4. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas pemegang saham
Penyajian unsure ekuitas pemegang saham harus sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum dan dengan penjelasan yang cukup didalam laporan keuangan.
Auditor harus memeriksa bahwa klien telah mencantumkan pengungkapan yang
cukup bagi unsure ekuitas pemegang saham di dalam laporan keuangan.

14 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekuitas adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan
bersih yang dipoeroleh dari hasil pengurangan aktiva terhadap kewajiban yang dimiliki
oleh entitas atau perusahaan. Pengauditan terhadap ekuitas penting dilakukan karena
saldo nominal ekuitas yang tercatat pada laporan keuangan entitas sangat berkaitan
dengan hak dari para pemilik modal atau ekuitas itu sendiri.
Adapun karakteristik ekuitas yang penting untuk diketahui oleh auditor adalah
sifat volume transaksi ekuitas yang rendah, namun memiliki nilai yang material. Tujuan
pengujian substantif terhadap ekuitas adalah membuktikan bahwa saldo akun Ekuitas
Saham dan akun penilaiannya (volution account) yang dicantumkan di neraca
mencerminkan saldo akun Ekuitas Saham, akun paid-in Capital, akun Treasury Stock,
akun Saldo Laba, dan cadangan yang sesungguhnya pada tanggal neraca.
Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang
diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu (1) prosedur audit awal, (2) prosedur
analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap akun rinci, dan (5)
verifikasi penyajian dan pengungkapan.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. (2002). Auditing (Buku 2, Edisi 6). Jakarta, Indonesia: Salemba Empat.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai