Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP EKUITAS


PEMEGANG SAHAM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing II


Dosen Pengampu : Rosdita Indah Yuniawati, M.Ak.

Disusun Oleh:
Kelompok 4

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah yang berjudul "Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Saham" ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II yang dibimbing oleh Ibu
Rosdita Indah Yuniawati, M.Ak.

Adapun pokok bahasan yang disajikan dalam makalah ini merupakan hasil
diskusi dan kajian materi terkait prosedur auditing atas ekuitas yang dikerjakan
secara berkelompok. Dalam menyelesaikan makalah ini kami berusaha
menyampaikan dan menyajikan pembahasan dengan bahasa yang sederhana
disertai penggunaan referensi yang terpercaya. Besar harapan kami makalah ini
dapat mudah dipahami dan bermanfaat bagi mahasiswa yang menempuh mata
kuliah Auditing Il pada khususnya.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyajian makalah ini. Hal ini
disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, segala saran yang membangun kami harapkan demi kemajuan
yang lebih baik dimasa mendatang. Atas perhatian dan apresiasinya kami ucapkan
terimakasih.

Cirebon, 10 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................
1
1.3. Tujuan..............................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi Modal Sendiri (Owners Equity)......................................................
2
2.2. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas Pemegang
Saham di Neraca.............................................................................................. 2
2.3. Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham.................
3
2.4. Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham.............................
6
2.5. Verifikasi Penyajian Modal Sendiri di dalam Neraca.....................................
12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................................................
15
3.2. Saran................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekuitas merupakan unsur penting dari keberadaan suatu entitas yang
berorientasi pada profit atau keuntungan. Lazimnya, transaksi atas ekuitas
tidak sering terjadi atau dengan kata lain volume transaksi yang berkaitan
dengan ekuitas cukup rendah. Dalam melakukan prosedur audit terhadap
ekuitas, sangat dimungkinkan dalam satu periode laporan keuangan tidak
ditemukan adanya perubahan saldo ekuitas pada entitas dan hanya menemui
satu atau dua jurnal pendebitan atau pengkreditan di dalam akun saldo laba
yang merupakan bagian dari ekuitas. Meski volume transaksi atas ekuitas
rendah, namun dalam transaksi yang muncul berkaitan dengan ekuitas
nominal transaksinya bersifat material atau terbilang melibatkan rupiah yang
besar. Dengan demikian, dalam pengujian substantif terhadap ekuitas, auditor
melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap setiap perubahan akun-akun
ekuitas dan umumnya hanya memerlukan waktu pemeriksaan yang singkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Ekuitas?
2. Bagaimana prinsip akuntansi berterima umum terhadap ekuitas?
3. Bagaimana prosedur pengujian substantif terhadap ekuitas saham?
4. Bagaimana audit pada ekuitas dilakukan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui deskripsi ekuitas
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip akuntansi berterima umum terhadap
ekuitas
3. Untuk mengetahui prosedur pengujian substantif terhadap ekuitas saham
4. Untuk mengetahui Bagaimana audit pada ekuitas dilakukan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Modal Sendiri (Owners Equity)


Modal sendiri adalah jumlah komulatif kontribusi yang diberikan oleh
pemilik kepada perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba yang
diperoleh perusahaan yang ditahan didalam perusahaan.
Pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah berbeda
dengan pengujian substantif terhadap aktiva lancar dan utang lancar. Dalam
pengujian substantif terhadap aktiva lancar dan utang lancar, auditor
menghadapi transaksi perubahan unsure neraca yang frekuensi terjadinya
tinggi dengan jumlah rupiah setiap transaksi relatif kecil. Sedangkan dalam
pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham, auditor menghadapi
transaksi perubahan unsure neraca yang rendah frekuensi terjadinya, tetapi
melibatkan jumlah rupiah yang besar dalam setiap transaksinya.

2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas


Pemegang Saham di Neraca
Perlu diketahui lebih dahul prinsip akuntansi berterima umum dalam
penyajian ekuitas pemegang saham di neraca sebagai berikut:
1. Modal saham
Penjelasan yang lengkap terhadap akun modal saham harus dibuat di
neraca yang dapat disajikan dalam bentuk catatan kaki atau sebagai catatan
atas laporan keuangan.
2. Treasury Stock
Treasury stock harus disajikan di neraca dalam kelompok modal saham.
3. Saldo laba Perubahan saldo laba dalam tahun yang di audit dapat disajikan
didalam laporan tersendiri, disebut "laporan perubahan saldo laba" atau
digabungkan dengan laporan laba rugi.

2
2.3 Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham
Tujuan pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham diantaranya
ialah:
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham.
2. Membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan
pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham
selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selamatahun yang
diaudit dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di
neraca.
4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di
neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.
5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang
saham di neraca.

Tujuan utama pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham


adalah membuktikan bahwa saldo akun modal saham dan akun penilaiannya
yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun modal saham, akun
modal disetor, akun treasury stock, akun saldo laba, cadangan yang
sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantive yang
digolongkan kedalam lima kelompok: (1) prosedur audit awal, (2) prosedur
analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo
akun rinci, (5) verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan.
Kelima kelompok pengujian substantive tersebut ditujukan untuk
memverifikasi asersi manajemen yang terkadandung dalam akun modal dan
akun penilainya :

3
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi
yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham.
Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran salo
ekuitas pemegang saham yang dicantumkan didalam neraca, ia harus
memperoleh keyakinan mengenaik ketelitian dan keandalan catatan akuntansi
yang mendukung formasi ekuitas pemegang saham yang disajikan didalam
neraca.
2. Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian ekuitas
pemegang saham yang dicantumkan di neraca.
Auditor membuktikan apakah saldo modal saham mencerminkan
kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan
mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang
saham selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor
melakukan berbagai pengujian substantive sebagai berikut:
a. Pengujian analitik.
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
ekuitas pemegang saham.
c. Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividen dan
pembayarannya.
d. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan
klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan
kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.
e. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent.
f. Analisi terhadap akun modal saham, treasury stock, saldo laba.
g. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.

3. Membuktikan asersi kelengkapan ekuitas pemegang saham yang


dicantumkan di neraca.
Untuk membuktikan bahwa ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan di neraca mencakup semua kepentingan pemegang saham
terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi

4
yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham dalam tahun yang diaudit,
auditor melakukan berbagai pengujian substantive berikut ini;
a. Pengujian analitik.
b. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent.
c. Pemeriksaan atas pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham.
d. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.

4. Membuktikan asersi klaim pemegang saham atas aktiva entitas


pada tanggal neraca.
Membuktikan klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada
tanggal neraca, auditor melakukan pengujian substantive sebagai berikut:
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
ekuitas pemegang saham.
b. Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividend an
pembayarannya.
c. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan
klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan
kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.
d. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent.
e. Analisi terhadap akun modal saham, treasury stock, saldo laba.
f. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.

5. Membuktikan asersi penilaian ekuitas pemegang saham yang


dicantumkan di neraca
Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia, akun modal saham paid-in capital, treasury stock, saldo laba dan
cadangan harus disajikan dalam neraca dengan penjelasan tertentu
sebagaimana diatur dalam prinsip akuntansi tersebut. Auditor melakukan
pengujian substantive sebagai berikut;
a. Prosedur audit awal.
b. Pengujian analitik.

5
c. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan
klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan
kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.

6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas


pemegang saham di neraca.
Penyajian dan penungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus
didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Satu-satunya
pengujian substantive untuk membuktikan asersi penyajian dan
pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca adalah dengan
membandingkan penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di
yang di audit dengan prinsip akuntansi berterima umum melalui prosedur
berikut ini:
a. Pemeriksaan atas pencatatan transaksi emisi saham untuk
menentukan pemisahan jumlah modal dengan paid- in capital.
b. Pemeriksaan atas penyajian treasury stock.
c. Pemeriksaan atas penyisihan saldo laba dalam tahun yang di audit.
d. Pemeriksaan atas penjelasan yang bersangkutan dengan unsure
modal saham.

2.4 Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham


Progam pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham berisi
prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit yang telah
diuraikan sebelumnya. Prosedur audit dikalsifikasikan menjadi beberapa
golongan yakni:
1. Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan ekuitas
pemegang saham yang benar-benar ada pada tangga; neraca, auditor
melakukan rekonsiliasi antara informasi ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan di dalam neraca dengan catatan akuntansi yang

6
mendukungnya.auditor melakukan prosedur audit awal awal yang terdiri
dari 6 prosedur audit berikut ini:
a. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum dineraca ke
saldo akun ckuitas pemegang saham yang bersangkutan dalam
buku besar.
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo ekuitas pemegang
saham yang tercantum di dalam neraca didukung dengan catatan
akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya,
maka saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di dalam
neraca di usut ke akun buku besar berikut ini:
 Modal saham: merupakan akun yang digunakan untuk
mencatat nilai nominal saham yang beredar dan pengurangan
saham yang beredar karena pelunasan saham dan transaksi
treasury stock.
 Paid-in capital: merupakan akun yang digunakan untuk
menampung kelebihan atau kekurangan setoran pemegenag
saham dari nilai nominal saham.
 Treasury stock: merupakan akun yang digunakan
untukmencatatn kos saham klien yang dibeli kembali dan kos
treasury stock yang dijual kembali. Saldo laba merupakan
akun yang digunakan mencatat laba dan rugi kegitan
perusahaan dan adjustment perhitungan rugi laba periode
akuntansi yang lalu.
 Cadangan (reserve): merupakan akun yang digunakan untuk
menyisihkan saldo laba untuk tujuan tertentu.
b. Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam
buku besar.
Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan
saldo akun ekuitas pemegang saham, auditor menghitung kembali
saldo akun modal saham
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jummlah dan
sumber posting dalam akun ekuitas pemegang saham.

7
Ketidakberesan dalam transaksi emisi saham, pembelian treasury
stock, pembagian dividen, pembentukan cadangan dapat ditemukan
melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun
sumber posting dalam akun modal saham, paid-in capital, treasury
stock, saldo laba, dan cadangan.
d. Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja
tahun yang lalu.
Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci
yang menyangkut akun ekuitas pemegang saham, ia perlu
memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun-akun:
modal saham, paid-in capital, treasury stock, saldo laba, dan
cadangan, untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan penyusutan
saldo awal akun-akun ke kertas kerja tahun yang lalu.
e. Usut posting pengkreditan dan pengdebitan akun ekuitas
pemegang saham ke dalam jurnal yang bersangkutan.
Pengkreditan dan pengdebitan ke dalam akun modal saham dan
paid-in capital diusut ke jurnal penerimaan kas dan jumal umum untuk
memperoleh keyakinan bahwamutasi penambahandan pengurangan
akun modal saham dan paid-in capital berasal dari jurnal-jurnal yang
bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi akun control modal saham dalam buku
besar ke buku pembantu pemegang saham dan buku sertifikat
saham.
Akun control modal saham di dalam buku besar. Akun control modal
saham memperlihatkan total nilai nominal saham yang beredar
dikurangi, jika ada, treasury stock.

2. Prosedur Analitik
Pada tahan awal pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang
saham, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam
memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan

8
audit lebih insentif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai
ratio berikut ini:
Ratio Formula
nilai buku saham biasa ekuitas pemegang saham ÷ rerata
jumlah saham biasa yang beredar
return on common stockholders' equity laba bersih = rerata jumlah saham
biasa yang beredar
dividen payout dividen kas ÷ laba bersih
laba per saham laba bersih ÷ rerata timbangan
jumlah saham beredar
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan
harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industry, atau
ratio yang dianggarkan. Perbandingan ini membantu auditor untuk
mengungkapkan: (1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2)
perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5)
salah uji.

3. Penguiian Terhadap Transaksi Rinci


Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan
oleh auditor melalui dua prosedur audit berikut ini;
a. Periksa bukti pendukung pencatatan kedalam akun modal saham,
paid-in capital, tyreasury stock, saldo laba, dan cadangan.
b. Periksa catatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya.
c. Usut penerimaan kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan kas dan
rekening koran bank. Jika klien tidak menunjukkan independent
registrar untuk mengurus saham yang dikeluarkannya, auditor harus
mengusut penerimaan kas dari pengeluaran saham ke dalam buku
jurnal penerimaan kas dan rekening koran bank.
d. Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan
pembayarannya. Prosedur pembayaran dividen dimulai dengan
otorisasi oleh direksi. Oleh karena itu, auditor harus mereview notulen
rapat direksi yang bersangkutan dengan pembagian dividen.

9
4. Penguiian Terhadap Akun Rinci
Pengujian terhadap saldo rinci akun ekuitas pemegang saham
dilaksanakan oleh auditor melalui berbagai prosedur audit berikut ini;
a. Pelajari anggaran awal dan anggaran rumah tangga perusahaan klien.
Auditor harus mempelajari anggaran dasar dan anggarab rumah
tangga perusahaan serta perusahaan yang terjadi dalam tahun yang di
audit.
b. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris.
Auditor juga harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan
dewan komisaris yang berisi keputusan mengenai penambahan,
pengurangan, pelumasan dan emisi saham, pembentukan cadangan,
tawaran pemberian saham kepada karyawan dan kebijakan pembagian
dividen.
c. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.
Perusahaan yang go public menjual sahamnya melalui pasar modal
yang dikelola oleh Bapepam Bapepam menetapkan persyaratan dalam
menjual sahamnya. Untuk mengetahuo apakah klien mematuhi
persyaratan tersebut, auditor harus mempelajari aturan-aturan yang
berlaku bagi perusahaan yang go public.
d. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham
mengenai pembagian dividen
Dalam memverifikasikan dividen yang digabikan dalam tahun yang
diaudit, auditor harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan
rapat dewan komisaris untuk memperoleh informasi mengenai
otorisasi pembagian dividen dalam tahun yang di audit.
e. Pelajari kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer
agent.
Perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal diharuskan
menggunakan asa independent registrar untuk melindungi pemegang
saham dari pengeluaran saham yang melebihi jumlah yang ditentukan
atau kecurangan dalam pengeluaran sertifikat saham Jika independent
resgitrar berkepentingan utnuk mengawasi jumlah maksimum lembar

10
saham yang beredar, maka transfer agent berkepentingan untuk
menyelenggarakan catatn yang memperlihatkan siap pemilik saham
pada saat tertentu dan transfer hak pemilik atas saham.
f. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures
mengenai pasal yang membatasi pembagian dividen.
Dengan mempelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond
indentures, auditor akan dapat melakukan penilaian mengenai
kepatuhan klien atas persyaratan perjanjian kredit tersebut.
g. Lakukan analisis terhadap akun modal saham.
Dalam pemeriksaan pertama kalinya, auditor berkepentingan untuk
menilai kewajaran saldo awal akun modal saham. Oleh karena itu
auditor harus melakukan analisis modal saham sejak perusahaan
tersebut beridiri sampai dengan awal tahun yang di audit.
h. Lakukan analisi terhadap akun saldo laba.
Auditor melakukan analisi terhadap pendebitan dan pengkreditan akun
saldo laba untuk mengetahui apakah semua transaksi yang
menyangkut akun tersebut telah diotorisasi oleh yang berwenang
i. Dapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfers agent.
Jika klien menunjukakn independent registrar dan transfer agent untuk
mengurus transaksi yang bersangkutan dengan saham yang
dikeluarkannya, auditor harus mendapatkan konfirmasi dari
independent registrar dan transfer agent mengenai jumlah lembar
saham yang dikeluarkannya.
j. Periksa pertanggung jawaban nomor urut sertifikat saham.
Jika klien tidak menggunakan jasa independent registrar dan transfer
agent auditor harus memeriksa pertanggungjawaban sertifikat saham
yang dikeluarkan oleh klien.
k. Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya.
Auditor harus mencatat nomor sertifikat saham yang dibatalkan
pemakaiannya dan memeriksa apakah klien telah member tanda khusu
sehingga menghindari penyalahgunaan setifikar yang sudah dibatalkan
tersebut.

11
l. Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat
di dalam akun saldo laba.
Auditor harus menyelidiki pendebitan dan pengkreditan akun saldo
laba yang diberi keterangan sebagai adjustment tahun sebelumnya
untuk menentukan apakah klien telah mencatat sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia.
m. Lakukan analisi terhadap akun treasury stock.
Auditor harus membuat daftar sertifikat saham sebagai treasury stock
tersebut didalam suatu kertas kerja, yang memperlihatkan nomor urut
sertifikat dan jumlah lembar sertifikatnya.

2.5 Verifikasi Penyajian Modal Sendiri di dalam Neraca


1. Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan
jumlah modal saham dengan paid-in capital.
Emisi saham harus dicatat dengan mengkredit akun modal saham sebesar
nilai nominalnya, sedangkan kelebihan ataua kekurangan jumlah kas atau
nilai aktiva lain yang diterima klien dari nilai nominal saham tersebut
dicatat didalam akun paid-in capital akun paid-in capital ini juga
digunakan untuk mencatat selisih antara kos saham yang dibeli kembali
dengan nilai nominalnya jika treasury stock dicatat pada nilai nominalnya.
Dalam memeriksa penyajian modal saham didalam neraca, auditor harus
memastikan bahwa klien telah memisahkan jumlah yang harus disajikan
didalam akun paid-in capital dengan disajikan didalam akun modal saham.
2. Periksa penyajian treasury stock.
Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, treasury stock
tidak boleh disajikan sebagai unsure aktiva perusahaan, dan perusahaan
tidak dapat membagikan dividen untuk saham yang dimiliki oleh
perusahaan sebagai treasury stock. Auditor harus memastikan penyajian
treasury stock klien sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
tersebut.
3. Periksaan penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit.

12
Penyisihan saldo laba untuk tujuan tertentu diatur di dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga perusahaan. Auditor berkewajiban untuk
memeriksa apakah klien telah melaksanakan penyisihan saldo laba sesuai
dengan ketentuan di dalam anggaran dasar dan anggaran perusahaan.
4. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsure ekuitas pemegang
saham.
Penyajian unsure ekuitas pemegang saham harus sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum dan dengan penjelasan yang cukup didalam
laporan keuangan. Auditor harus memeriksa bahwa klien telah
mencantumkan pengungkapan yang cukup bagi unsure ekuitas pemegang
saham di dalam laporan keuangan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekuitas adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan
kekayaan bersih yang dipoeroleh dari hasil pengurangan aktiva terhadap
kewajiban yang dimiliki oleh entitas atau perusahaan. Pengauditan terhadap
ekuitas penting dilakukan karena saldo nominal ekuitas yang tercatat pada
laporan keuangan entitas sangat berkaitan dengan hak dari para pemilik
modal atau ekuitas itu sendiri.
Adapun karakteristik ekuitas yang penting untuk diketahui oleh auditor
adalah sifat volume transaksi ekuitas yang rendah, namun memiliki nilai yang
material. Tujuan pengujian substantif terhadap ekuitas adalah membuktikan
bahwa saldo akun Ekuitas Saham dan akun penilaiannya (volution account)
yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun Ekuitas Saham, akun
paid-in Capital, akun Treasury Stock, akun Saldo Laba, dan cadangan yang
sesungguhnya pada tanggal neraca.
Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang
diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu (1) prosedur audit awal, (2)
prosedur analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian
terhadap akun rinci, dan (5) verifikasi penyajian dan pengungkapan.

3.2 Saran
Penulis masih menyadari dalam penyusunan makalah yang kami susun masih
terdapat banyak kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari saudara untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, dan Kanaka Puradirejo, 1998. Auditing. Edisi Kelima Buku


Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai