MAKALAH
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS CIPASUNG
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Audit Siklus Perolehan dan Pembayaran Modal”.
Makalah ini berisikan tentang “Audit Siklus Perolehan dan Pembayaran Modal ”.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang “Audit
Siklus Perolehan dan Pembayaran Modal ” Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaanmakalahini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa memberikan anugerah-Nya kepada kita. Amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Abel Contruction Company yang terlibat dalam kontrak kontruksi jangka panjang,
mengakui laba dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Untuk membiayai
operasinya, able meminjam dana dari Bank dan setuju menaati akad pinjaman restriktif
yang tergantung pada laba yang dilaporkan dari kontrak jangka panjang itu. Metode
persentase penyelesaian mewajibkan, salah satunya suatu perjanjian dengan persyaratan
yang baik dan dapat diberlakukan.Metode estimasi biaya yang dapat diandalkan untuk
menyelesaikan kontrak, dan pengakuan kerugian pada saat kerugian itu terjadi. Sebagai
bahan dari audit Able, auditor membaca kontrak atas semua proyek yang berlangsung,
menguji biaya yang dikeluarkan hingga tanggal tersebut, dan menilai profitabilitas akhir
dari kontrak, termasuk membahasnya dengan manajemen. Bagian yang signifikan dari
memverifikasi laba menurut metode persantase penyelesaian adalah mengaudit biaya
yang dikeluarkan.
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya
modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran kembali modal
tersebut.Siklus ini juga mencakup pembayaran utang dan dividen. Akun-akun dalam
siklus perolehan dan pelunasan kembali modal pada perusahaan
4
tertentu tergantung pada jenis aktivitas bisnis perusahaan itu dan bagaimana
pendanaannya. Seluruh perusahaan memiliki modal saham dan saldo laba, tetapi
ada juga yang memiliki saham preferen, tambahan modal, dan saham tresuri.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Auditing
2.1.1 Pengertian Auditing
Auditing adalah salah satu jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang
sangat diperlukan untuk memeriksa kewajaran laporan keuangan auditan,
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak perusahaan yang di audit
dapat dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan.Oleh karena itu, penulis
mengemukakan beberapa definisi auditing menurut para ahli. Menurut Arens et.
al. (2003:15) auditing yaitu “Pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi
tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.Auditing harus
dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen”.Sedangkan menurut
Mulyadi (2002:9) menyebutkan pengertian auditing secara umum, yaitu sebagai
berikut.
6
Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapakan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
7
kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan
Boynton et. al., (2001:5) mengemukakan mengenai tiga jenis audit, yaitu
“Audits are generally classified in to three categories: Financial Statement,
Complience or Operational”.
7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis auditing
terbagi menjadi menjadi 3, yaitu audit operasional, audit kepatuhan, dan audit atas
laporan keuangan.
7
1) Memahami bisnis dan industri klien.
2) Melaksanakan prosedur analitis.
3) Mempertimbangkan tingkat materialitas awal.
4) Mempertimbangkan risiko bawaan.
5) Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap saldo awal dan jangka waktu penugasan klien
berupa audit tahun 1.
6) Mengembangkan strategi awal terhadap asersi signifikan.
7) Me-review informasi yang berhubungan dengan kewajiban-
kewajiban legal klien.
8) Memahami struktur pengendalian intern klien.
7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses audit yaitu
penerimaan penugasan audit, perencanaan audit, pelaksanaan audit, dan pelaporan
audit.
2.2.2 Tujuan dan Kelompok Transaksi dalam Audit Atas Siklus Perolehan
dan Pembayaran
7
3.1 Karakteristik Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Modal
Ada empat karakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan
mempengaruhi audit atas akun-akun adalah sebagai berikut:
8
Dalam pengujian akun hutang usaha ini sangat menentukan keberhasilan auditor
untuk mengaudit investasi atau siklus pembayaran. Apabila pengujian ini berhasil
maka auditor akan mengurangi prosedur analitik dan pengujian terinci atas saldo
hutang.
10
a. Urut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun
Utang Usaha yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk
memperoleh keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum di
neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo utang usaha yang
di cantumkan di neraca diusut ke akun buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar. Untuk
memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldo akun
utang usaha, auditor menghitung kembali saldo akun piutang usaha
dan utang wesel dengan menambah saldo awal dengan jumlah
pengkreditan dan menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-
tiap akun tersebut.
c. Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun lalu.
Sebelum auditor melakukanpengujian terhadap transaksi rinci yang
menyangkut akun piutang usaha, ia perlu memperoleh keyakinan
atas kebenaran saldo awal akun tersebut.
d. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan
sumber posting dalam akun utang usaha. Ketidak beresan dalam
transaksi pembelian, pelunasan utang usahadapat ditemukan melalui
review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber
posting dalam akun utang usaha.
e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke
jurnal yang bersangkutan. Untuk memperoleh keyakinan bahwa
mutasi penambahan dan pengurangan utang usaha berasal dari
jurnal-jurnal yang bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun
control utang usaha di buku besar. Saldo akun control utang usaha di
buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun
pembantu utang usahaa ke dalam arsip bukti kas keluar yang belum
ddibayar untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi
10
klien yang bersangkutan dengan utang usaha dapat dipercaya
ketelitiannya.
10
3.2.3.4 Pengujian terhadap saldo akun rinci
Tujuan pengujian saldo akun utang usaha rinci adalah untuk
memverifikasi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, kewajiban, penyajian
dan pengungkapan. Keberadaan, kelengkapan, kewajiban serta penyajian dan
pengungkapan utang usaha di neraca di buktikan oleh auditor dengan
mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur dan rekonsiliasi utang usaha yang
tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari
kreditur.
10
c. Utang usaha kepada direksi, pemegang saham utama, manager,
dan karyawan perusahaan.
2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang non usaha.
Jika utang jangka panjang yang segera jatuh tempo dilunasi dengan
aktiva tidak lancar, maka jumlah utang ini tetap disajikan di neraca
dalam kelompok utangjangka panjang, bukan utang lancar untuk
menghindari pengaruh signifikan terhadap perhitungan perubahan
posisi keuangan (modal kerja).
3) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha.
Utang usaha yang dijamin dengan aktiva harus diungkapkan secara
memadai di neraca atau dalam penjelasan laporan keuangan.
4) Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang
belum diungkap dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang
bersangkutan dengan utang usaha tersebut.
5) Pelajari notulen rapat direksi sampai dengan tanggal penyelesaiaan
pekerjaan lapangan. Notulen rapat yang diselenggarakan oleh direksi
akan berpotensi menimbulkan utang bersyarat.
6) Periksa kontrak-kontrak pembelian, penjualan, dan kontrak yang
lain.
7) Mintalah informasi dari pengacar klien mengenai perkara pengadilan
yang melibatkan klien
8) Kirimkan konfirmasi ke bank. Auditor meminta informasi dari bank
mengenai kewajiban bersyarat yang menjadi tanggung jawab klien
pada tanggal neraca.
9) Pelajari arsip korespondensi klien dengan lembaga keuangan.
10
3.3.1 Tujuan audit wesel bayar
1. Pengendalian intern atas wesel bayar memadai
2. Transaksi untuk pokok pinjaman dan bunga yang melibatkan wesel
bayardiotorisasi dan dibukukan dengan semestinya sebagaimana
didefinisikan menurutenam tujuan audit terkait transaksi
3. Kewajiban atas wesel bayar dan beban bunga terkait beserta hutang
yang masih harus dibayar dinyatakan dengan
semestinya sebagaimana didefinisikan menurut delapan dari
Sembilan tujuan audit terkait saldo.
3.3.2 Pengendalian Internal
Terdapat empat pengendalian penting atas wesel bayar :
1. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru Tanggung jawab
atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi atau
manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua tanda tangan pejabat
tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian pinjaman.
2. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinaman dan
bunga. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan
sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Pada saat
wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima satu tembusan
seperti pada penerimaan faktur dan laporan penerimaan.
3. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai. Hal ini meliputi
penyelenggaraan buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-
wesel kosong atau yang telah dibayar oleh petugas yang bertanggung
jawab.
4. Verifikasi yang independen secara periodik.
5. Secara periodik, catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci, harus
direkonsiliasikan terhadap buku besar dan dibandingkan dengan
catatan pemegang wesel, oleh karyawan yang tidak bertanggung
jawab atas pencatatan kunci. Pada waktu yang sama, karyawan
independen harus menghitung kembali beban bunga wesel untuk
menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.
10
3.3.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Wesel Bayar
Pengujian atas transaksi-transaksi wesel bayar akan mencakup penerbitan
wesel serta pelunasan kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini
menjadi bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengujian tambahan atas
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi biasanya dilakukan sebagai
bagian dari pengujian saldo karena masing-masing transaksi memiliki materialitas
yang tinggi. Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait harus
menekankan pada pengujian empat pengendalian internal yang telah dibahas di
atas. Sebagai tambahan, seorang auditor harus melakukan verifikasi pencatatan
yang akurat terhadap bukti penerimaan dari pencairan wesel dan pembayaran
pokok dan bunga.
Prosedur Analitis
10
1. Kesalahan penyajian beban bunga dan utang bunga/penghilang
utang wesel
2. Penghilangan atau kesalahan penyajian utang wesel
3. Kesalahan penyajian beban bunga dan utang bunga wesel
Jika ada sejumlah besar transaksi yang melibatkan wesel selama tahun
tersebut, mungkin tidak praktis bagi auditor untuk memperoleh skedul semacam
itu. Dalam situasi tersebut, auditor harus lebih baik meminta klien untuk hanya
menyiapkan skedul wesel dengan saldo yang belum dibayar pada akhir tahun,
yang menunjukan deskripsi dari setiap wesel, saldo akhirnya, dan utang bunga
pada akhir tahun, termasuk jaminan dan suku bunga.
Tiga tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam
wesel bayar adalah:
10
c. Wesel bayar disajikan dan diungkapkan secara semestinya (penyajian
dan pengungkapan).
Tujuan tersebut sangat vital karena salah saji dapat menjadi material
meskipun salah satu wesel dihilangkan atau tidak benar. Selain tujuan yang
berkaitan dengan saldo, empat tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan juga merupakan hal yang penting bagi wesel bayar Karena prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima umum mengharuskan agar catatan kaki
menggabarkan secara memadai syarat wesel bayar yang beredar dan aktiva yang
dijaminkan atas penjaman tersebut.
3.4.1Pengendalian internal
10
jumlah yang akan di bayar atas saham semuanya harus disetujui oleh
dewan direksi.
3. Pengumuman deviden.Dewan direksi harus memberikan
otorisasi terhadap bentuk dividen (tunai atau dalam bentuk
saham), jumlah dividen untuk setiap saham dan catatan serta
tanggal pembelian dividen Prosedur terpenting untuk
mencegah kekeliruan dalam ekuitas pemilik adalah
(1) kebijakan yang jelas untuk pembuatan sertifikat saham
dan pencatatan transaksi saham
(2) verifikasi intern yang independen terhadap informasi
dalam catatan. Pada saat menerbitkan dan mencatat
saham, klien harus memastikan bahwa peraturan
pemedasar perusahaan telah dipenuhi.
b. Penyimpanan catatan dan pemisahan tugas yang tepat. Jika suatu
perusahaan menyimpan catatan miliknya sendiri mengenai transaksi
saham dan yang beredar, pengendalian internal harus memadai untuk
memastikan bahwa;
1. Pemilik actual saham diakui dalam catatan perusahaan
2. Jumlah deviden yang benar dibayar ke pemegang saham yang
memiliki saham pada tanggal pencatatan deviden
3. Potensi misapropriasi aktiva telah diminimalisasi
10
3.4.2 Audit atas Modal Saham dan Tambahan Modal disetor
Terdapat 4 hal penting dalam audit terhadap modal saham dan tambahan
modal disetor di atas nilai pari:
10
d. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian
dan pengungkapan) Sumber informasi paling penting dalam
menentukan apakah modal saham telah diungkapkan secara memadai
adalah akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi,
dananalisis auditor terhadap transaksi-transaksi modal saham. Auditor
harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi untuk setiap
golongan saham, termasuk informasi mengenai jumlah saham yang
diterbitkan dan yang beredar dan hak khusus dari setiap jenis saham
tertentu. Penyajian dan pengungkapan yang layak tentang opsi saham,
waran dan saham konvertibel harus diverifikasi dengan memeriksa
dokumen-dokumen hukum atau bahan bukti lain yang membuktikan
adanya peraturan- peraturan tentang hal-hal tersebut di atas.
10
yang beredar. Jika klien menggunakan agen transfer untuk membagikan deviden,
totalnya dapat ditelusuri ke ayat jurnal pengeluaran kas milik agen dan juga
dikonfirmasi.
10
deviden saham, nilai pasar sekuritas yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan
mendebet laba ditahan dan mengkredit modal saham.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Karakteristik Siklus Perolehandan Pembayaran Kembali Modal
a) Relatifsedikittransaksi yang mempengaruhisaldoakun,
tetapisetiaptransaksiseringkalijumlahnyasangat material.
b) Jikatidakdimasukkansatutransaksitertentu, mungkinjumlahnyaakan
material, akibatnya tekanan utama auditor dalam mengauditor akun-akun
tersebut seringkali diletakkan pada tujuan audit saldo kelengkapan dan
ketelitian.
c) Ada hubunganhukumentitasusahakliendanpemegangsaham,
obligasi/dokumenserupa.
d) Ada
hubunganlangsungantaraakunbungadandividendengankewajibandanekuitas.
2. Audit Terhadap Utang Usaha yaitu terdiri dari :
a) Metode Pengujian Terinci atas Utang Usaha
b) Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Utang Usaha
c) Program Pengujian Subtantif Terhadap Utang Usaha
3. Audit Terhadap Wesel Bayar yaitu terdiri dari :
a) Tujuan audit wesel bayar
b) Pengendalian Internal
c) Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Wesel
Bayar
d) Prosedur analitik
e) Pengujian Terinci atas Saldo
10
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, ilham. “Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif Terhadap Saldo
Utang Usaha”, Published by http://www.slideshare.net (Diakses 16 Desember
2018)
Arens, Alvin. A dan Loebbecke. 2003. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba
Empat.
Boynton, W.C., R.N .Jonson, dan W. G Kell. 2001. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga.
Dase,ira. “Pengujian Substansif atas Saldo Hutang Usaha” Published by
https://www.academia.edu (Diakses 17 Desember 2018)
Stdln. “Audit atas Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Modal”, Published by
http://stdln.blogspot.co.id (Diakses 16 Desember 2018)
10
10