Anda di halaman 1dari 19

AUDIT KINERJA PEMERINTAH DAERAH

“Pelaksanaan Audit”

OLEH KELOMPOK 7:

HARDIANSYAH (B1C119104)
MUH. APRI ANUGRAH (B1C119131)
SITI NABILA ISAMU (B1C119164)
YUSRIL ABDUL RAHMAN (B1C119175)
DEBY WAHYUNI BUBURANDA (B1C119193)
ELSA APRILIA A. WALUKOU (B1C119198)
ERSA MAYORA PUTRI AMALIA (B1C119199)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

menganugerahkan rahmat-Nya, karunia, dan ridha-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Pelaksanaan

Audit” tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen

pembimbing serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah,

sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan semestinya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait.

Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga dapat berguna dan bermanfaat

sebagaimana mestinya dan berharap pula bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi para

pembaca, khususnya mahasiswa.

Kendari, Juni 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................

C. Tujuan..................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................

A. Pengertian Audit..................................................................................................................

B. Jenis-Jenis Audit..................................................................................................................

C. Pengertian Bukti Audit........................................................................................................

D. Pengumpulan Data dalam Audit Kinerja.............................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti

secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dengan adanya audit diharapkan dapat

mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti hingga menyelesaikan perkara audit

dengan memberikan hasil pemeriksaan agar kedepannya suatu instansi dapat

meningkatkan dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

Audit dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten. (Indra Bastian, 2007).

Audit memiliki banyak manfaat bagi perusahaan. Manfaat audit secara ekonomis, antara

lain: (1) Akses ke pasar modal, (2) Biaya modal menjadi lebih rendah, (3) Pencegah

terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan, dan (4) Perbaikan dalam pengendalian dan

operasional. (Jusup, 2001) Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang

karyawan/badan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam suatu

organisasi, berhasil tidaknya organisasi/perusahaan meraih kemajuan dalam berbagai

bentuk dan perwujudannya ditentukan oleh kinerjanya. (Setyawan, 1988) Audit Kinerja

bertujuan untuk menilai kinerja suatu organisasi, program, atau kegiatan yang meliputi

audit atas aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Audit kinerja (Performance audit)

merupakan perluasan dari audit laporan keuangan dalam hal prosedur dan tujuan. ( I

Gusti Agung Rai, 2008)


B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian audit

2. Jelaskan jenis-jenis audit

3. Jelaskan pengertian bukti audit

4. Jelaskan bagaimana teknik pengumpulan data dalam audit kinerja

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian audit

2. Mengetahui jenis-jenis audit

3. Mengetahui pengertian bukti audit

4. Mengetahui teknik pengumpulan data dalam audit kinerja


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit

Audit merupakan sebuah proses pengumpulan serta pemeriksaan bukti mengenai

informasi guna menentukan dan membuat laporan terkait tingkat kesesuaian antara informasi dan

kriteria yang ditetapkan. Laporan yang baik dan bagus adalah laporan yang telah diaudit. Audit

dilakukan dengan standar audit yang ada. Proses audit harus dikerjakan oleh orang yang

kompeten dan juga harus independen. Orang yang melakukan audit disebut sebagai auditor.

Umumnya audit diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu audit operasional

atau operational audit, audit ketaatan atau compliance audit, audit laporan keuangan

atau financial statement audit, dan audit investigatif atau special audit.

B. Jenis-Jenis Audit

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih bahasakan oleh

Amir Abadi Jusuf (2015:16) Jenis-jenis audit dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan

efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir

audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk

memperbaiki operasi. Sebagai contoh, auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan

akurasi pemprosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang baru

dipasang. Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan efektifitas operasi sudah

memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih sulit dari pada audit ketaatan dan audit
keuangan. Selain itu, penetapan kriteria untuk mengevaluasi informasi dalan audit

operasional juga bersifat sangat subjektif.

2. Audit Ketaatan (Complience audit) Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan

apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang

ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya

dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena manajemen

adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap

prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagian besar pekerjaan

jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu.

3. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Audit atas laporan keuangan

dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan (informasi yang

diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang

berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun

auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan

menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk

organisasi tersebut. dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan

secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, auditor

mengumpulkan bukti untuk 12 menetapkan apakah laporan keuangan itu

mengandung kesalahan yang vital atau salah saji lainnya.

C. Definisi Bukti Audit

Menurut Agung Darono dan Febrian (2018:7) menyatakan bahwa : “Bukti audit adalah

segala bentuk informasi yang mendukung laporan atau situasi organisasi yang sedang
menjadi objek audit. Bukti audit dapat berupa data akuntansi, dokumentasi, bukti fisik, hasil

perhitungan ulang, ataupun hasil prosedur analisis”.

Sedangkan menurut Hery (2015:51) menyatakan bukti audit adalah informasi yang akan

digunakan oleh seorang auditor untuk menentukan kesesuaian antara yang diaudit dengan

kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

Adapun menurut Rida Perwita (2019:100) bukti audit merupakan informasi yang

dikumpulkan dan digunakan untuk mendukung temuan audit baik berupa bukti fisik, bukti

dokumenter, bukti kesaksian dan bukti analitis.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bukti audit adalah

informasi yang diperlukan oleh seorang auditor guna mendukung proses pengauditannya baik

berupa bentuk fisik, dokumenter, kesaksian maupun analitis.

D. Pengumpulan Data dalam Audit Kinerja

1. Tujuan Pengumpulan Data

Secara umum tujuan pengumpulan data adalah:

a. Membantu dalam setiap pengambilan keputusan yang lebih baik

b. Membantu melihat kemajuan dari kegiatan tertentu.

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari. Sebagai contoh, seseorang akan membeli sebuah pesawat televisi baru di

sebuah toko. Ada dua jenis data yang dibutuhkan yaitu, harga pesawat televisi dan jumlah

uang yang tersedia. Bahkan jika orang tersebut hati-hati tentu akan mengumpulkan data

lain seperti, harga pesawat sejenis di toko lain bahkan mungkin harga barang lain yang
diperlukan yang mungkin lebih penting manfaatnya dari pesawat TV. Jadi, orang tersebut

punya data-data untuk membantu dalam pengambilan keputusannya.

Tujuan pengumpulan data dalam audit kinerja adalah untuk memperoleh bukti

audit untuk mendukung temuan audit.

Dalam proses pengumpulan dan pengolahan data pada audit kinerja dibedakan

antara: bukti audit, bukti, informasi dan data. Istilah-istilah tersebut memiliki pengertian

sebagai berikut:

- Data adalah kumpulan bahan keterangan yang dapat berwujud angka dan tidak

berwujud angka.

- Informasi adalah data yang sudah diolah.

- Bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan

apakah informasi terukur yang diauditnya memang sesuai dengan kriteria (tolok

ukur) yang ditetapkan.

- Bukti audit adalah bukti-bukti yang dikumpulkan auditor selama audit berlangsung

untuk mendukung simpulan audit.

Simpulan audit dan rekomendasi audit sangat tergantung kepada bukti-bukti audit

yang didapat. Bukti-bukti tersebut hams memenuhi sifat, kualitas dan jumlah yang

memadai, agar simpulan yang dibuat berdasarkan bukti-bukti tersebut valid.

Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk rnenjadi dasar

yang memadai bagi temuan dan simpulan auditor. Suatu catatan mengenai pekerjaan

auditor harus dibuat dalam bentuk kertas kerja audit. Kertas kerja audit harus memuat

informasi yang cukup untuk memungkinkan auditor memastikan bahwa dari kertas kerja
audit tersebut diperoleh bukti yang mendukung simpulan dan penilaian audit. Hal

tersebut disyaratkan dalam standar audit kinerja.

2. Perencanaan Pengumpulan Data

Perencanaan kegiatan pengumpulan data serta aspek-aspek yang terdapat di

dalamnya perlu dipahami secara baik. Setiap pengumpulan bukti haruslah direncanakan

menurut tujuannya secara beraturan. Namun, dalam kenyataannya tidak dapat

dihindarkan adanya tumpang tindih dan saling terkaitnya diantara tahap-tahap kegiatan.

Adanya saling ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya, menuntut

kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara bersamaan.

Perencanaan atas bagaimana mengumpulkan data harus dilakukan berdasarkan

"APA" yang dilakukan, "BAGAIMANA" cara melakukannya, "SIAPA" yang akan

melaksanakan setiap aspek pekerjaan, "KAPAN" kegiatan dilakukan, dan "DI MANA"

akan dilakukan.

Dengan kata lain, pengumpulan bukti audit mencakup langkah-langkah berikut:

a. Menentukan tujuan kegiatan yang terdiri dari kegiatan (APA):

- Tujuan pengumpulan data

- Ruang lingkup pengumpulan data

- Buat narasi dan tabel yang merupakan simpulan perencanaan kegiatan.

- Pada Kegiatan Audit Kinerja, tahap-tahap perencanaan di atas ditetapkan dalam

program kerja audit.

b. Melaksanakan pengumpulan bukti sesuai prosedur audit yang telah ditetapkan.

c. Menganalisa bukti-bukti yang dikumpulkan dan membandingkan dengan informasi


lain yang ada (BAGAIMANA).

d. Memutuskan apakah masih perlu untuk mengumpulkan bukti-bukti lebih banyak lagi,

apakah bukti-bukti telah cukup dan memadai untuk mengukur kinerja (KAPAN DAN

DIMANA).

3. Proses Pengumpulan Data

Dalam audit kinerja yang meliputi beberapa tahap mulai dari tahap memahami

informasi kinerja klien, perencanaan, survai pendahuluan, tahap pekerjaan lapangan,

laporan audit, dan tindak lanjut.

Di semua tahap itu diperlukan data-data pendukung yang perlu dikumpulkan dari

berbagai sumber untuk dianalisa. Untuk mempermudah pengumpulan data auditor perlu

memahami sumber data itu berasal.

a. Sumber Data

Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam

penentuan metode pengumpulan data. Sumber data pada dasarnya terdiri dari Data

Primer dan Data Sekunder.

Data Primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

aslinya (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini/persepsi orang

secara individual dan kelompok serta hasil observasi terhadap suatu benda atau

kegiatan.

Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu:

1) metode survai dan

2) metode observasi.
Data Sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara (dicatat oleh orang lain). Data sekunder umumnya berupa

bukti, catatan yang disimpan (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak

dipublikasikan.

Metode yang umum digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah

melalui reviu dokumen ataupun penelitian arsip.

Data sekunder bisa berupa data internal maupun eksternal perusahaan. Data

yang bersumber dari internal dapat berupa ketentuan, kebijakan, data yang dihasilkan

oleh sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan.

Data dari hasil sistem informasi adalah data yang telah tersedia dalam bentuk

dokumen seperti laporan keuangan tahunan/triwulan/bulanan, RKAP, RJPP, kebijakan

direksi dan Iain-Iain. Data dari sumber eksternal berupa dokumen yang diterbitkan

oleh pihak eksternal dan hasil kuesioner/wawancara yang diajukan oleh auditor

kepada pihak eksternal perusahaan.

Disamping sumber data, jenis data juga dipertimbangkan dalam penentuan

metode pengumpulan data.

b. Jenis data

Dari jenisnya, data yang menjadi bukti audit dapat dibedakan menjadi bukti fisik,

dokumenter, dan kesaksian (testimonial).

1) Bukti fisik adalah bukti yang berasal dari data yang berupa objek atau benda-benda

fisik, yaitu:

- Bukti-bukti audit yang berupa foto yang dibuat oleh auditor dianggap sebagai
bukti audit yang lebih meyakinkan daripada penjelasan tertulis.

- Apabila pengamatan terhadap kondisi-kondisi fisik akan sangat

mempengaruhi pencapaian tujuan audit, maka bukti-bukti audit harus bisa

dikonfirmasikan. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan oleh

dua orang auditor, dan apabila mungkin didampingi oleh wakil dari auditan.

- Pembicaraan melalui telepon yang direkam dengan persetujuan pembicara

dapat dimasukkan ke dalam kelompok bukti fisik.

2) Bukti dokumen adalah bukti yang berasal dari data yang memuat apa, kapan, serta

siapa yang terlibat dalam suatu kejadian, yaitu:

- Bukti-bukti audit berupa dokumen, baik dalam bentuk foto maupun

elektronik yang dibuat oleh auditan adalah bentuk bukti-bukti audit yang

paling umum. Bukti-bukti audit, dapat berasal dari dalam atau luar auditan.

- Bukti audit berupa dokumen yang berasal dari luar, bisa berupa surat atau

memorandum yang diterima oleh entitas, seperti faktur-faktur, kontrak-

kontrak, laporan-laporan audit dan laporan-laporan lainnya yang berasal dari

pihak ketiga.

- Bukti-bukti audit berupa dokumen yang berasal dari dalam, dapat berupa

catatan-catatan akuntansi, salinan surat-surat keluar, uraian kerja {Job

descriptions), rencana-rencana kerja, anggaran, laporan audit oleh Satuan

Auditor Intern, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang

ada, dan sebagainya.

3) Bukti Subjek atau Testimonial adalah bukti yang datanya berupa opini, sikap,

pengalaman, dari seseorang ataupun kelompok yang menjadi subjek.


Bukti Subjek bisa diperoleh dari pernyataan-pernyataan yang biasanya sebagai

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau interviu. Pernyataan-pernyataan tersebut

bisa berasal dari pegawai auditan, para ahli, konsultan dan pihak-pihak lain yang

dihubungi untuk memberikan bukti-bukti audit tersebut. Konfirmasi terhadap

bukti-bukti kesaksian sangat diperlukan, antara lain dengan:

- menentukan pernyataan tertulis dari orang yang diwawancarai.

- menilai bukti audit yang sama oleh sumber-sumber atau orang-orang yang

berbeda.

- melakukan cek ulang terhadap catatan-catatan yang ada.

c. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Reviu Dokumen

Metode ini banyak digunakan dalam tahap-tahap Audit Kinerja. Hasil reviu

dokumen diharapkan dapat memberikan gambaran sejauh mana suatu kondisi atau

fakta dalam perusahaan memenuhi kriteria yang ada. Beberapa kriteria dapat

langsung terpenuhi dari ada atau tidaknya suatu dokumen, namun ada beberapa

kriteria yang hanya dapat terpenuhi melalui analisis lebih lanjut.

Untuk topik yang belum/tidak terdukung oleh dokumen karena ketiadaan

dokumen atau ketidakcukupan dokumen harus dilakukan teknik lain misal

kuesioner, wawancara, atau observasi.


2) Survai melalui Kuesioner

Metode survai observasi seperti yang disebutkan sebelumnya adalah metode

pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Metode

survai merupakan metode yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis, Metode

tertulis mengunakan kuesioner sebagai alat bantunya. Kuesioner adalah seperangkat

pertanyaan/pernyataan yang telah disusun sebelumnya. Kuesioner bertujuan

mengumpulkan informasi guna menjawab kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien apabila auditor

mengetahui dengan tepat variabel atau data penting apa yang ingin di peroleh dan

bagaimana cara mengukurnya. Namun demikian, meskipun perancangan kuesioner

telah disusun dengan sangat hati-hati, jelas dan tidak bias, kurangnya pengetahuan

responden mengenai permasalahan yang dipertanyakan akan sangat berpengaruh

pada hasil akhir kuesioner. Dengan memahami bahwa perancangan kuesioner

merupakan hal yang kritis dalam perolehan informasi, diharapkan kesalahan dalam

perancangannya dapat diminimalisir.

Sehubungan dengan evaluasi Kinerja, kuesioner merupakan bagian dari

metodologi evaluasi kinerja yang dipakai mulai dari penilaian SPM (berupa check

list) sampai penilaian capaian kinerja. Adapun informasi yang ingin diperoleh

melalui kuesioner adalah:

- Informasi yang tidak dapat diperoleh melalui reviu dokumen ataupun

observasi;

- Pendalaman dan/atau validasi, serta uji silang dari informasi lain yang sudah

diperoleh sebelumnya.
Mempertimbangkan manfaat, kelebihan, dan kekurangan dari kuesioner,

sangatlah penting untuk memperhatikan langkah-langkah dalam penyusunan

kuesioner sehingga tujuan pengumpulan informasi dapat diperoleh semaksimal

mungkin.

3) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survai yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek pemeriksaan.

Teknik wawancara dilakukan jika memerlukan komunikasi atau hubungan

dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu

yang bersifat kompleks, sensitif atau kontrovesial, sehingga kemungkinan jika

dilakukan dengan teknik kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan

responden. Teknik wawancara dilakukan terutama untuk responden yang tidak

dapat membaca dan menulis, atau pertanyaan yang memerlukan pernjelasan dari

pewawancara atau memerlukan penerjemaahan. Hasil wawancara selanjutnya

dicatat oleh pewawancara sebagai data penelitan untuk bahan evaluasi.

Teknik wawancara dapat dilakukan dengan cara tatap muka atau melalui

telepon.

Wawancara tatap muka dilakukan antara pewawancara yang mengajukan

pertanyaan secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan.

Teknik ini memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan dan

memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan wawancara melalui telepon.

Pertanyaan peneliti dan jawabanjawaban dapat pula melalui telepon. Teknik ini

dapat mengatasi kelemahan wawancara tatap muka karena dapat mengumpulkan


data dari responden yang letak geografisnya terpencar dengan biaya relatif lebih

murah dan diperoleh dengan waktu yang relatif lebih cepat. Jumlah tenaga

pengumpul data relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tenaga yang diperlukan

dalam wawancara tatap muka. Namun kelemahan yang paling utama dari metode

ini adalah masalah validitas bukti apabila responden berbohong. (untuk rincian

lengkap kelebihan dan kekurangan metode di atas lihat lampiran 2)

4) Observasi

Metode pengumpulan data lainnya adalah observasi, yaitu proses pencatatan pola

perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematis tanpa adanya

pertanyaan atau komunikasi dengan individu sebagai narasumber.

Kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode survai bahwa data yang

dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat, dan menghasilkan data lebih

rinci mengenai objek tertentu.

Metode observasi, meskipun demikian, tidak bebas dari kesalahan-kesalahan.

Pengamat kemungkinan memberikan catatan tambahan yang bersifat subjektif,

seperti halnya terjadinya bias karena pengaruh peran wawancara dalam metode

survai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Audit adalah sebuah proses menjalankan auditing atau evaluasi terhadap kinerja
keuangan sebuah perusahaan. Proses audit akan terkait dengan laporan keuangan sebuah
perusahaan. Untuk mendapatkan sebuah hasil audit yang memuaskan dan layak, sebuah
perusahaan harus mempertimbangkan proses pencatatan dan penyajian laporan keuangan
yang baik dan sesuai dengan penggunaan akuntansi yang di terima secara umum.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ndaru.net/wp-content/uploads/audit-kinerja-sektor-publik-pengumpulan-dan-

pengolahan-data.pdf

https://kamus.tokopedia.com/b/bukti-audit/

https://maksi.binus.ac.id/2018/10/05/bukti-audit-audit-evidence-dalam-era-big-data/

#:~:text=Menurut%20audit%20standard%2C%20bukti%20audit,akuntansi%20yang%20berlaku

%5B1%5D.

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3699/8/UNIKOM_NURUL%20NADHIRA_13.BAB

%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA,%20KERANGKA%20PEMIKIRAN%20DAN

%20HIPOTESIS.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Audit

Anda mungkin juga menyukai