Anda di halaman 1dari 10

RESUME BAB 1

PENGERTIAN AUDITING

KELOMPOK 1

1. Arfinda Naufaliyah N 201921330022


2. Estiek Noer Lestari 201921330028
3. Putri Ningsih 201921330021
4. Putri Widia Sari 201921330019
5. Dwi Ratnasari 201921330033
6. Ernawati 201921330027
RESUME BAB 1

PENGERTIAN AUDITING

1. Pengertian Auditing

Auditing memberikan nilai tambah terhadap laporan keuangan perusahaan, karenanya


akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen dimana pada akhir pemeriksaanya akan
memberikan pendapat tentang kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan
laporan arus kas.

Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi, dimana artinya yaitu suatu komunikasih
dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan seseorang. Seorang
akuntan publik, sebagai seorang auditor akan memberikan atestasi mengenai kewajaran dari
laporan keuangan sebuah entitas. Selain itu, akuntan publik juga memberikan jasa atestasi
lainnya seperti, membuat laporan mengenai internal control dan juga laporan keuangan
prospektif.

Terdapat beberapa pengertian dari auditing yang dikemukakan para ahli, salah satunya
oleh Hayes (2014:4) menyatakan definisi dari audit yaitu “suatu proses sistematis untuk secara
objektif mendapat dan mengevaluasi bahan bukti mengenai asersi tentang kejadian dan kegiatan
ekonomi untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
Sedangkan menurut penulis, Sukrisno Agoes (2017), auditing adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan
yang disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti pendukungnya
dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

2. Perbedaan Auditing dan Akuntansi


Auditing mempunyai sifat analistis, mereka memulai pemeriksaannya dari angka-angka
dalam laporan keuangan kemudian dicocokkan dengan neraca saldo, buku besar, buku harian,
bukti-bukti pembukuan dan sub buku besar. Sedangkan akunting mempunyai sifat konstruktif,
mereka menyusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar sampai sub buku
besar, neraca saldo hingga menjadi laporan keuangan. Akunting dilakukan oleh pegawai
perusahaan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan atau IFRS sedangkan
auditing dilakukan oleh akuntan publik dengan berpedoman pada Standar Profesioanl Akuntan
Publik, Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan Standar Pengendalian Mutu.
3. Pentingnya Audit
Untuk mengurangi risiko informasi antara pembuat laporan (manajemen) dengan
pengguna laporan (user). Semakin kompleksnya kondisi masyarakat memungkinkan pengambil
keputusan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan. Tujuan
audit bagi laporan keuangan ini yaitu untuk mendapatkan nilai kewajaran atau kelayakan
penyajian suatu laporan keuangan yang telah dibuat oleh suatu perusahaan. Dalam kewajaran
dan kelayakan ini juga terdapat dalam prinsip akuntansi yang dapat tercerminkan pada opini
audit. Laporan keuangan audit ini memiliki 4 macam opini yang berbeda, antara lain:
 Wajar tanpa pengecualian ,merupakan laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar
akutansi yang berlaku.
 Wajar dengan pengecualian, merupakan laporan keuangan yang sudah dapat diterima
tetapi masih harus ada banyaknya realisasi agar tidak terdapat kesalahan dalam
mengambil suatu keputusan.
 Tidak wajar, laporan keuangan yang dibuat tidak sesuai dengan standar akutansi pada
umumnya.
 Tidak memberi pendapatan, laporan keuangan yang disajikan terdapat sebuah kesalahan
yang material dan adanya pembatasan pemeriksaan sehingga auditor tidak dapat
menemukan bukti yang cukup untuk mengetahaui sebuah kesalahan tersebut.
4. Tahapan Audit Laporan Keuangan
Seperti yang sudah dijelaskan diatas untuk pengertian dan tujuan audit bagi
laporan keuangan, dalam audit ini juga ada beberapa tahapan – tahapan yang Anda harus
tau agar tidak salah dalam pengartian audit itu sendiri.
 Penerimaan Perikatan Audit
Dalam tahap ini merupakan suatu kesepakapan antara dua belah pihak yaitu pihak auditor
dan pihak perusahaan yang diwakilkan oleh manajemen. Tahap pertama dalam
mengaudit suatu laporan keuangan yaitu dengan mengambil keputusan antara ditolak atau
diterima. Dalam hal ini auditor tidak langsung memutuskan apakah ditolak atau diterima
karena sangat banyak pertimbangan yang harus dipikirkan terlebih dahulu agar tidak
salah dalam mengambil keputusan tersebut.
 Perencanaan Proses Audit
Dalam tahapan ini auditor harus memahami terlebih dahulu bisnis dan industri yang
dimiliki oleh para klien ,melakukan prosedur analitik, menentukan materialitas,
menetapkan resiko audit dan resiko bawaan, memahami struktur pengendalian intern dan
menetapkan resiko pengendalian ,mengembangkan rencana audit dan program audit. Hal
ini dilakukan agar pelaksanaan perencanaan audit untuk laporan keuangan dapat dibuat
dengan benar dan tepat.
 Pelaksanan Pengujian Audit
Setelah melakukan perancangan maka tahap selanjutnya adalah pelakasanaan pengujian
audit. Pada tahap ini auditor akan melakuakan pengujian analitik ,pengujian pengendalian
dan pengujian substantive. Pengujian ini dilakukan untuk mempelajari data – data klien
yang akan dibandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian – pengujian ini sangat
penting karena dalam pengujian ini menentukan apakah audit laporan keuangan ini layak
atau tidak.
 Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu hasil akhir dari pekerjaan audit yang telah dikerjakan. Bentuk
laporan ini merupakan bentuk komunikasi dari auditor dengan pihak lainnya. Laporan
audit tidak boleh dibuat secara sembarangan karna ini menyangkut tentang keuangan
yang ada dalam suatu bisnis atau perusahaan yang sedang Anda kembangkan. Di dalam
laporan audit berisikan tentang jenis atau jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup
audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan
informasi lainnya.
5. Jenis Jenis Audit
Ditinjau dari luasnya pemeriksaan,audit dibedakan menjadi :
a. Pemeriksaan Umum ( General Audit )
Audit pemeriksaan umum mencangkup laporan keuangan yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dalam upaya untuk menilai
sekaligus memberikan pendapat mengenai kewajaran dan kelayakan laporan
keuangan. Pemeriksaan tersebut dilakukan sesuai dengan Standar Profesional
Akuntan Publik / ISA dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode
Etik Profesi Akuntan Publik dan Standar Pengendalian Mutu.
b. Pemeriksaan Khusus ( Special Audit )
Audit pemeriksaan khusus adalah kebalikan dari audit pemeriksaan umum,
dimana pemeriksaan laporan keuangannya tergantung dari perusahaan. Jenis audit
ini hanya mencangkup pada permintaan audit yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP). Misalnya hanya melakukan pemeriksaan terhadap
penerimaan kas perusahaan.
Ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit dibedakan atas :
a. Management Audit (Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasional suatu perusahaan. Hal-hal yang
menjadi perhatian dalam audit operasional ini antara lain dari segi kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional manajemen yang telah ditetapkan, dengan
tujuan untuk mengetahui apakah kegiatan operasional yang berjalan sudah efektif,
efisien dan ekonomis. Terdapat 4 tahapan dalam suatu manajemen audit :
 Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
Dimaksutkan untuk mendapat gambaran mengenai bisnis perusahaan yang
dilakuakan melalui tanya jawab dengan manajemen dan staf perusahaan.
 Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Manajemen (Review
and Testing of Management Control System)
Untuk mengevaluasi dan manguji efektifitas dari pengendalian manajemen yang
terdapat pada perusahaan.
 Pegujian Terinci (Detailed Examination)
Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untuk mengetahui apakah
prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen.
 Pengembangan Laporan (Report Development)
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak memberikan opini mengenai
kewajaran laporan keuangan perusahaan. Laporan yang dibuat mirip dengan
manajemen letter yang berisi temuan pemeriksaan mengenai penyimpangan yang
terjadi dan kelemahan dalam sistem pengendalian manajemen pada perusahaan.
Manajemen audit bisa dilakukan oleh Internal Auditor, Kantor Akuntan Publik
dan Management Consultant. Yang terpernting dari tim management audit yaitu harus
mencakup berbagai disiplin ilmu misalnya akuntan, ahli manajemen produksi,
pemasaran, keuangan, SDM dan sebagainya. Menurut Aren et all.(2017:875) ada 3 jenis
operasional audit :
1. Functional Audits untuk menilai berbagai fungsi dalam perusahaan.
2. Organizational audits untuk menilai keseluruhan organisasi perusahaan.
3. Special assignment akan timbul atas permintaan manajemen.
b. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah
mentaati peraturan-peraturan serta kebijakan-kebijakan yang berlaku.Baik itu
peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak intern maupun pihak ekstern
perusahaan tersebut. Tujuan atau fungsi lain dari audit ketaatan ini adalah untuk
melihat sejauh mana perusahaan mentaati peraturan yang ada dalam perusahaan,
mentaati peraturan pemerintah serta kewajiban hukum yang harus dipatuhi oleh
entitas yang di audit.
c. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang
mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan bersangkutan serta
taat terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
d. Computer Audit
Pemeriksaan yang dikerjakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), terhadap
perusahaan yang sudah melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan
Sistem Elektronik Data Processing atau EDP. Terdapat 2 metode yang bisa
dilakukan auditor :
- Audit Around The Computer, auditor hanya memeriksa input dan output dari
sistem EDP tanpa melakukan tes terhadap proses EDP tersebut.
- Audit Through The Computer, tidak hanya memeriksa input dan ouput sistem
EDP tetapi juga melakukan tes proses EDPnya.
6. Hierarki Auditor
Umumnya hirarki auditor dalam perikatan audit dalam kantor akuntan publik
dibagi menjadi berikut ini :
1. Partner (rekan)
2. Manajer
3. Auditor Senior
4. Auditor Junior.
Adapun uraiannya sebagai berikut :
a. Partner (rekan)
Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit; bertanggung jawab atas
hubungan dalam klien; bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing. Partner
menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap
penagihan fee audit dari klien.
b. Manajer
Manajer bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu auditor senior
dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas kerja, laporan
audit, dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien,
melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan para auditor senior.
c. Auditor Senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab untuk
mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas untuk
mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan
menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior
melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu.
d. Auditor Junior
Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas kerja untuk
mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya
dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah.
Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar
secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia melaksanakan audit di berbagai jenis
perusahaan. Ia harus banyak melakukan audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga
ia dapat memperoleh pengalaman dalam berbagai masalah audit. Auditor junior sering
juga disebut asisten auditor.
7. Prosedur Audit yang Bisa Dilakukan Auditor
Prosedur audit adalah langkah – langkah yang dilakukan oleh auditor untuk mendapat
semua informasi mengenai kualitas keuangan yang disediakan oleh perusahaan, yang
memungkinkan mereka untuk membentuk opini audit atas laporang keuangan apakah
mereka mencerminkan pandangan yang benar dan adil dari posisi keuangan organisasi.
Prosedur audit yang dilakukan oleh auditor meliputi :
a. Inspeksi
Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu.
b. Pengamatan Observasi
Merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk melihat atau
menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan.
c. Konfirmasi
Merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh
informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.
d. Permintaan keterangan
Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara
lisan.
e. Penelusuran
Merupakan auditor melakukan penelusuran informasi sejak awal data tersebut
direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakkan,
pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi.
f. Pemeriksaan dokumen pendukung meliputi :
- Inspeksi terhadap dokumen – dokumen yang mendukung suatu transaksi atau
data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya.
- Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan.
g. Perhitungan, prosedur audit meliputi :
- Perhitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas atau persediaan
ditangan.
- Pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
h. Scanning
Merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan dan daftar untuk
mendeteksi unsur – unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan
penyelidikan lebih mendalam.
i. Pelaksanaan Ulang
Merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien.
j. Teknik Audit berbantuan komputer ( Computer assited audit technighs )
Merupakan bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media
elektronik, auditor perlu menggunakan berbagai prosedur au dit yang dijelaskan
diatas.
8. Daftar Pustaka
Agoes, Sukrisno. 2017. “Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik Edisi 5 Buku 1”. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai