KEUANGAN
Menurut Arens (2003), audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti
tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang
yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Secara singkat, audit merupakan perbandingan
antara kondisi yang terjadi dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
Sementara itu, menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing
Concepts (Auditing: Theory And Practice, Edisi 9, 2001:1-2), audit adalah suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Berbeda halnya dengan William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic
Approach, 2003:8), audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti
mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara
penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan
kepada pihak pengguna yang berkepentingan.
Dari banyaknya pengertian yang dituturkan oleh para ahli, laporan keuangan suatu perusahaan
wajib diaudit. Terlebih jika perusahaan Anda merupakan perusahaan yang go public. Jika
laporan keuangan tidak diaudit, mungkin laporan keuangan tersebut mengandung banyak
kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, laporan keuangan yang belum atau
tidak diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh stakeholder.
Audit keuangan atau audit laporan keuangan merupakan penilaian atau evaluasi atas suatu entitas
(organisasi, perusahaan, atau lembaga) sehingga menghasilkan pendapat atau opini yang
independen dari pihak ketiga tentang laporan keuangan yang akurat, lengkap, relevan, wajar, dan
pastinya sesuai dengan prinsip akuntansi dan aturan yang berlaku.
Pertimbangan pertama adalah bukti audit yang terkumpul harus kompeten agar tanggung
jawab dan profesionalisme auditor terpenuhi.
Pertimbangan kedua adalah masalah biaya pengumpulan bukti yang minimal.
Kedua pertimbangan ini diperlukan untuk merencanakan audit dan menghasilkan pendekatan
audit yang efektif dengan biaya audit yang wajar.
-Melaksanakan uji pengendalian dan uji substantif
Tahapan selanjutnya dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan adalah melaksanakan uji
pengendalian serta uji substantif atas transaksi. Auditor akan mengurangi lingkup pemeriksaan
beberapa tempat ketika laporan keuangan kurang akurat dan tidak disertai dengan bukti audit.
Dalam tahap ini, auditor harus melakukan uji terhadap efektivitas pengendalian akurasi informasi
dalam laporan keuangan. Selain itu, auditor juga harus melakukan evaluasi atau penilaian atas
pencatatan berbagai transaksi oleh klien serta memverifikasi nilai moneter terhadap berbagai
transaksi tersebut. Verifikasi inilah yang disebut dengan uji substantif atas transaksi.
Baca juga : Apa itu Kebijakan Fiskal? Berikut Adalah Pengertiannya Secara Lengkap
Sedangkan saat melakukan prosedur uji rincian saldo, auditor akan melakukan berbagai
prosedur spesifik yang bertujuan untuk menguji salah saji moneter pada akun-akun laporan
keuangan.
Memiliki laporan keuangan yang wajar menjadi suatu proses yang penting dan berdasarkan pada
pertimbangan profesionalisme auditor. Dalam praktiknya, auditor akan menggabungkan semua
informasi yang didapatkan selama proses audit. Setelah semua informasi diperoleh dan proses
audit selesai, maka akuntan publik harus menerbitkan laporan audit untuk melengkapi laporan
keuangan.
Baca juga : Revolusi Industri 4.0 : Tantangan, Peluang, dan Dampaknya pada Bisnis
1. Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya sehingga bersifat
pribadi. Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya:
a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian dan pelatihan
teknis yang memadai sebagai auditor.
b. Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi.
a. Seluruh pekerjaan audit dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila menggunakan
asisten maka harus disupervisi dengan semestinya.
b. Tak hanya memperhatikan standar audit saja, pemahaman yang memadai atas pengendalian
intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan menentukan sifat
c. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk dapat memberikan pernyataan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan
Standar pelaporan terdiri dari 4 (empat) item, diantaranya:
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Hasil Laporan auditor harus menunjukkan kekonsistenan, apabila ada ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan
penerapan pada periode sebelumnya.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.
b. Konstitusi organisasi.
Bagian 1 dari 4:
Merencanakan Audit
1.
1
Pastikan Anda layak untuk melakukan audit. Semua auditor diharuskan bersikap objektif
terhadap penilaiannya. Dengan demikian, auditor harus independen sepenuhnya dari perusahaan.
Artinya, auditor tidak boleh memiliki hubungan apa pun dengan perusahaan di luar audit,
termasuk:
2
Nilailah ukuran audit. Sebelum memasuki proses audit, auditor atau tim audit harus
menganalisis dan menilai ruang lingkup kerja yang akan dilakukan.
Hal ini termasuk memperkirakan berapa anggota tim yang digunakan dan lamanya kerja. Sebagai
tambahan, penilaian semua investigasi khusus atau intensif kerja harus dilakukan selama audit.
Semua penilaian ruang lingkup ini akan membantu auditor menyusun tim (jika diperlukan) dan
memberikan jangka waktu proses bagi perusahaan yang diaudit.
3.
3
Temukan kemungkinan kesalahan. Sebelum memulai audit, auditor harus menggunakan
pengalaman dan pengetahuan perihal industri untuk memprediksi area pada informasi keuangan
perusahaan yang salah saji. Hal ini membutuhkan pengetahuan mendalam terkait perusahaan
lingkungan operasionalnya saat ini. Tentunya, penilaian ini sangat subjektif. Oleh karenanya,
auditor harus mengandalkan pertimbangannya sendiri.[2]
4.
4
Bangun strategi audit. Ketika penilaian pendahuluan sudah dibuat, Anda perlu membuat
perencanaan audit. Persiapkan semua macam tindakan yang perlu dilakukan, termasuk area yang
mungkin memiliki banyak kepentingan. Delegasikan setiap anggota tim untuk tiap tugas, jika
memungkinkan. Kemudian, buat lini masa untuk setiap tindakan yang perlu diselesaikan.
Ketahuilah bahwa lini masa ini dapat berubah secara signifikan selama proses audit akibat
adanya informasi baru.[3]
Iklan
Bagian 2 dari 4:
Melaksanakan Audit
1.
1
Berikan surat pemberitahuan. Anda perlu memberikan cukup waktu bagi perusahaan yang
diaudit untuk mempersiapkan semua informasi perusahaannya. Beri tahukan periode auditnya
(misalnya tahun fiskal), dan daftar dokumen yang perlu disiapkan untuk audit, di antaranya:[4]
Buktikan bahwa semua cek yang dikeluarkan ditandatangani dengan benar, dicatat dan
diposkan ke akun yang benar. Lebih bagus jika bisa dibuktikan. Namun, sebagai auditor
eksternal, hal ini di luar ruang lingkup Anda. Anda hanya perlu memastikan setiap transaksi
diposkan ke akun yang sesuai.
Sebagai contoh, mungkin ada dua Utang Usaha yang berbeda, satu untuk bahan
mentah, dan satu lagi untuk perlengkapan kantor.
3.
3
Ulas semua laporan keuangan. Ulas laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi untuk
periode yang diaudit. Pastikan semua transaksi sudah dihitung dan dicatat dengan benar di buku
besar. Semua penyetoran atau penarikan yang tidak biasa harus dicatat dan pastikan
kebenarannya. Cek apakah semua akun tersebut direkonsiliasi tiap bulan.
Penyetoran yang tidak biasa dapat berjumlah besar atau berasal dari unit bisnis
yang berlokasi di luar negeri. Penarikan yang tidak biasa misalnya perpindahan uang dalam
jumlah besar ke satu orang atau unit bisnis dalam waktu lama.
Rekonsiliasi artinya membandingkan dua laporan atau dokumen yang berbeda.
Sebagai contoh, kas dan investasi diperbandingkan pada laporan bank dan perusahaan
pialang. sebagai tambahan, piutang dan utang usaha harus diperbandingkan pada bukti
pemesanan dan pembayaran pelanggan. Untuk persediaan, penghitungan dan penilaian fisik
dilakukan pada periode paling tidak setahun untuk memastikan akun-akun pada buku besar
memang akurat.
Untuk rekonsiliasi, auditor tidak perlu memeriksa semua transaksi satu per satu.
Ambil sampel statistik dari total keseluruhan transaksi (yaitu menganalisis dalam jumlah
kecil dan kemudian menetapkan persentase kesalahan pada keseluruhan transaksi) dapat
memberikan hasil serupa dalam waktu singkat.
2.
Ulas semua laporan bendahara. Pastikan semua laporan dicatat dan angka dari laporan ke buku
besar sudah persis sama. Cek untuk melihat laporan bendahara tahunan sudah dipersiapkan dan
diajukan. [7]
Iklan
Bagian 4 dari 4:
Menyelesaikan Audit dan Membuat Opini
1.
1
Selesaikan kertas kerja audit keuangan. Kertas ini adalah kesimpulan semua aktivitas pada
periode yang diaudit (biasanya tahunan, namun terkadang kuartalan). Di antaranya:[8]
2
Beri saran perbaikan pada departemen pengendalian internal. Pastikan Anda memberi
catatan atas semua ketidaksesuaian. Jika diminta, nilailah kinerja perusahaan terhadap anggaran
atau metrik lainnya.
Sebagai contoh, Anda mungkin ingin menyarankan bahwa diperlukan dua orang
untuk menandatangani semua cek, tidak hanya satu. Mungkin ada dokumen yang
seharusnya masih disimpan untuk keperluan pajak tetapi malah dibuang pada akhir tahun.
Beri tahu bahwa dokumen asli harus disimpan, bukan salinannya. Jelaskan periode waktu
semua surel harus disimpan, biasanya 7 tahun.
3.
3
Tentukan opini audit Anda. Pada kesimpulan audit, auditor harus memberikan opini. Dokumen
ini menyatakan apakah informasi keuangan yang diberikan perusahaan sudah bebas kesalahan
dan dilaporkan dengan benar sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Layak
atau tidaknya laporan kuangan perusahaan dalam memenuhi kriteria semuanya bergantung pada
pertimbangan auditor. Jika laporan keuangan dilaporkan dengan benar dan tidak banyak
kesalahan, auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan, atau wajar dengan pengecualian. Jika tidak, auditor memberikan
opini tidak wajar atau opini tidak memberikan pendapat. Opini ini juga digunakan jika auditor
merasa tidak bisa melanjutkan audit (untuk alasan apa pun). [9]
4.
4
Ajukan dokumen hasil audit yang telah Anda tanda tangani. Ini merupakan pernyataan
bahwa Anda telah menyelesaikan audit dan melaporkan bahwa semua laporan keuangan sudah
akurat atau bermasalah jika memang terjadi kejanggalan. Jika Anda menemukan masalah,
misalnya cek yang hilang (tanpa penjelasan) atau salah hitung, ungkapkan semuanya di dalam
laporan ini. Akan cukup membantu jika Anda menyertakan semua informasi yang dirasa dapat
memperbaiki masalah atau mencegah keterulangan untuk periode audit selanjutnya. [10]