Anda di halaman 1dari 20

Pengertian Audit Keuangan

KEUANGAN

Tujuan dan Tahapan Audit Laporan Keuangan


Mengapa montir memeriksa mobil yang dibawa ke bengkel? Agar mengetahui ban mana yang
bocor atau mesin mana yang rusak. Mengapa Anda pergi ke dokter jika sakit? Agar mengetahui
kondisi kesehatannya, dan masih banyak lagi kondisi-kondisi seperti demikian. Layaknya
kondisi seperti yang dicontohkan, laporan keuangan juga butuh audit untuk mengetahui kondisi
perusahaannya. Laporan keuangan yang diaudit akan memberikan informasi mengenai
kewajaran penyajian laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
atau tidak.  Audit merupakan bentuk akuntabilitas perusahaan kepada para pemangku
kepentingan. Audit dilakukan oleh akuntansi publik sebagai pihak yang independen. Dalam
pelaksanaannya, terdapat juga beberapa tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan audit
laporan keuangan.

Apa Itu Audit?

Menurut Arens (2003), audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti
tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang
yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Secara singkat, audit merupakan perbandingan
antara kondisi yang terjadi dengan kriteria yang sudah ditetapkan.

Sementara itu, menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing
Concepts (Auditing: Theory And Practice, Edisi 9, 2001:1-2), audit adalah suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Berbeda halnya dengan William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic
Approach, 2003:8), audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti
mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara
penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan
kepada pihak pengguna yang berkepentingan.

Dari banyaknya pengertian yang dituturkan oleh para ahli, laporan keuangan suatu perusahaan
wajib diaudit. Terlebih jika perusahaan Anda merupakan perusahaan yang go public. Jika
laporan keuangan tidak diaudit, mungkin laporan keuangan tersebut mengandung banyak
kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, laporan keuangan yang belum atau
tidak diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh stakeholder.
Audit keuangan atau audit laporan keuangan merupakan penilaian atau evaluasi atas suatu entitas
(organisasi, perusahaan, atau lembaga) sehingga menghasilkan pendapat atau opini yang
independen dari pihak ketiga tentang laporan keuangan yang akurat, lengkap, relevan, wajar, dan
pastinya sesuai dengan prinsip akuntansi dan aturan yang berlaku.

Tujuan Audit Keuangan


Audit laporan keuangan memiliki tujuan, yaitu untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan, organisasi, dan lembaga disusun melalui prinsip dan
standar akuntansi yang berlaku. Laporan keuangan juga harus menyajikan kondisi keuangan
perusahaan sebenarnya pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada periode tersebut.

 Opini audit laporan keuangan ada empat macam, yaitu:

1. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), artinya laporan keuangan disajikan


sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
2. Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), artinya laporan keuangan dapat
diandalkan tetapi masih ada beberapa masalah atau pos yang dikecualikan agar tidak salah dalam
mengambil keputusan.
3. Tidak Wajar (Adversed), artinya laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan standar
akuntansi atau ada kesalahan material dalam laporan keuangan tersebut.
4. Tidak Memberikan Pendapatan (Disclaimer), artinya laporan keuangan memiliki
kesalahan yang material dan manajemen membatasi lingkup pemeriksaan sehingga auditor tidak
menemukan bukti yang cukup.

Tahapan Audit Keuangan


Ketika melakukan audit laporan keuangan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Berikut ini
adalah beberapa tahapan audit laporan keuangan yang perlu Anda ketahui.

-Merencanakan dan merancang pendekatan audit


Tahapan pertama dalam pemeriksaan laporan keuangan secara menyeluruh adalah merencanakan
dan merancang pendekatan audit. Dalam mengaudit, auditor mempertimbangkan 2 hal yang
mempengaruhi jenis pendekatan.

 Pertimbangan pertama adalah bukti audit yang terkumpul harus kompeten agar tanggung
jawab dan profesionalisme auditor terpenuhi.
 Pertimbangan kedua adalah masalah biaya pengumpulan bukti yang minimal.

Kedua pertimbangan ini diperlukan untuk merencanakan audit dan menghasilkan pendekatan
audit yang efektif dengan biaya audit yang wajar.
-Melaksanakan uji pengendalian dan uji substantif
Tahapan selanjutnya dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan adalah melaksanakan uji
pengendalian serta uji substantif atas transaksi. Auditor akan mengurangi lingkup pemeriksaan
beberapa tempat ketika laporan keuangan kurang akurat dan tidak disertai dengan bukti audit.

Dalam tahap ini, auditor harus melakukan uji terhadap efektivitas pengendalian akurasi informasi
dalam laporan keuangan. Selain itu, auditor juga harus melakukan evaluasi atau penilaian atas
pencatatan berbagai transaksi oleh klien serta memverifikasi nilai moneter terhadap berbagai
transaksi tersebut. Verifikasi inilah yang disebut dengan uji substantif atas transaksi.

Baca juga : Apa itu Kebijakan Fiskal? Berikut Adalah Pengertiannya Secara Lengkap

-Mengimplementasikan prosedur analitis dan uji rincian saldo


Mengimplementasikan prosedur analitis dan uji rincian saldo merupakan tahapan selanjutnya
yang perlu Anda pahami dalam pemeriksaan laporan keuangan. Dalam melakukan audit,
perbandingan-perbandingan serta hubungan antara saldo akun dengan tampilan data yang wajar
akan digunakan untuk melakukan prosedur analitis.

Sedangkan saat melakukan prosedur uji rincian saldo, auditor akan  melakukan berbagai
prosedur spesifik yang bertujuan untuk menguji salah saji moneter pada akun-akun laporan
keuangan.

-Melengkapi proses audit dan menerbitkan laporan audit


Melengkapi prosedur audit sangat penting bagi auditor. Hal ini bertujuan untuk menghubungkan
semua informasi yang diperoleh untuk mendapatkan suatu kesimpulan secara menyeluruh
sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipresentasikan secara wajar.

Memiliki laporan keuangan yang wajar menjadi suatu proses yang penting dan berdasarkan pada
pertimbangan profesionalisme auditor. Dalam praktiknya, auditor akan menggabungkan semua
informasi yang didapatkan selama proses audit. Setelah semua informasi diperoleh dan proses
audit selesai, maka akuntan publik harus menerbitkan laporan audit untuk melengkapi laporan
keuangan.

Baca juga : Revolusi Industri 4.0 : Tantangan, Peluang, dan Dampaknya pada Bisnis

Jenis-Jenis Pendapat Auditor Independen

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) menyatakan bahwa laporan


keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
2. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) menyatakan bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, tetapi memang mengandung pengecualian terhadap standar
akuntansi. Laporan audit memberikan perincian dan penjelasan lebih lanjut terkait dengan
pengecualian.
3. Pendapat tidak wajar (adverse opinion) menyatakan bahwa laporan keuangan belum
disajikan secara adil dan secara signifikan menyimpang dari standar akuntansi yang dapat diterima.
4. Opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion) dikeluarkan ketika auditor,
karena alasan apa pun, tidak dapat mengeluarkan opini atas laporan keuangan.

Bagian dalam Standar Audit

1. Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya sehingga bersifat
pribadi. Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya:

a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian dan pelatihan
teknis yang memadai sebagai auditor.

b. Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi.

c. Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan pelaksanaan audit


dan pelaporan dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


Standar ini terdiri dari 3 (tiga) poin diantaranya:

a. Seluruh pekerjaan audit dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila menggunakan
asisten maka harus disupervisi dengan semestinya.

b. Tak hanya memperhatikan standar audit saja, pemahaman yang memadai atas pengendalian
intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan menentukan sifat

c. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk dapat memberikan pernyataan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan
Standar pelaporan terdiri dari 4 (empat) item, diantaranya:

a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Hasil Laporan auditor harus menunjukkan kekonsistenan, apabila ada ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan
penerapan pada periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali


dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.

Baca juga: Hal Penting dalam Proses Audit Laporan Keuangan

Dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Audit Keuangan

Kelompok Catatan Keterangan


a. Buku bank dan buku kas kecil yang lengkap dan
mutakhir hingga akhir tahun.

b. Arsip tagihan/nota/kuitansi untuk semua item


belanja.

c. Arsip atau buku kuitansi untuk uang yang


Catatan primer akun-akun
diterima.

d. Pernyataan bank, slip penyetoran, dan buku cek.

e. Buku dan catatan gaji.

f. Buku Besar Induk, bila ada.


a. Saldo percobaan atau ringkasan semua
penerimaan dan pembayaran berdasarkan kategori
anggaran.

Ringkasan-ringkasan dan b. Laporan rekonsiliasi bank untuk semua rekening


laporan-laporan bank pada tanggal titik putus tahun fiskal.
rekonsiliasi
c. Laporan rekonsiliasi kas kecil hingga tanggal
titik putus tahun fiskal.

d. Lembar catatan persediaan.


Jadwal dan daftar a. Jadwal utang (uang yang diutang oleh
organisasi).

b. Jadwal piutang (uang yang diutang kepada


organisasi).
c. Jadwal jatuh tempo hibah.

d. Jadwal hibah yang dijanjikan.

e. Daftar aset tetap.


a. Surat dari bank untuk mengonfirmasi saldo (akan
diminta oleh auditor sendiri).

b. Konstitusi organisasi.

Informasi lain c. Daftar anggota dewan pengurus dan staf.

d. Notulensi rapat dewan pengurus.

e. Perjanjian pendanaan dengan lembaga donor dan


persyaratan audit.
Untuk memenuhi standar audit laporan keuangan yang baik, tentunya perusahaan harus memiliki
catatan keuangan yang tertib dan baik sejak awal berjalannya bisnis. Catatan akuntansi yang baik
tidak hanya diperlukan untuk proses standar audit saja, namun juga untuk keperluan bisnis yang
lain misalnya pengajuan kredit pada bank maupun pembayaran pajak. Untuk mempermudah hal
tersebut, setiap bisnis membutuhkan proses akuntansi.

Bagian 1 dari 4:
Merencanakan Audit
1.

1
Pastikan Anda layak untuk melakukan audit. Semua auditor diharuskan bersikap objektif
terhadap penilaiannya. Dengan demikian, auditor harus independen sepenuhnya dari perusahaan.
Artinya, auditor tidak boleh memiliki hubungan apa pun dengan perusahaan di luar audit,
termasuk:

 Tidak memiliki kepentingan di dalam perusahaan (tidak memiliki saham atau


obligasi perusahaan yang diaudit).
 Tidak dipekerjakan perusahaan dalam semua kapasitas lain.
 Dirotasikan secara teratur selama proses audit untuk memperoleh opini segar pada
bahan yang dinilai.[1]
2.

2
Nilailah ukuran audit. Sebelum memasuki proses audit, auditor atau tim audit harus
menganalisis dan menilai ruang lingkup kerja yang akan dilakukan.

Hal ini termasuk memperkirakan berapa anggota tim yang digunakan dan lamanya kerja. Sebagai
tambahan, penilaian semua investigasi khusus atau intensif kerja harus dilakukan selama audit.
Semua penilaian ruang lingkup ini akan membantu auditor menyusun tim (jika diperlukan) dan
memberikan jangka waktu proses bagi perusahaan yang diaudit.
3.

3
Temukan kemungkinan kesalahan. Sebelum memulai audit, auditor harus menggunakan
pengalaman dan pengetahuan perihal industri untuk memprediksi area pada informasi keuangan
perusahaan yang salah saji. Hal ini membutuhkan pengetahuan mendalam terkait perusahaan
lingkungan operasionalnya saat ini. Tentunya, penilaian ini sangat subjektif. Oleh karenanya,
auditor harus mengandalkan pertimbangannya sendiri.[2]
4.

4
Bangun strategi audit. Ketika penilaian pendahuluan sudah dibuat, Anda perlu membuat
perencanaan audit. Persiapkan semua macam tindakan yang perlu dilakukan, termasuk area yang
mungkin memiliki banyak kepentingan. Delegasikan setiap anggota tim untuk tiap tugas, jika
memungkinkan. Kemudian, buat lini masa untuk setiap tindakan yang perlu diselesaikan.
Ketahuilah bahwa lini masa ini dapat berubah secara signifikan selama proses audit akibat
adanya informasi baru.[3]

Iklan
Bagian 2 dari 4:
Melaksanakan Audit
1.

1
Berikan surat pemberitahuan. Anda perlu memberikan cukup waktu bagi perusahaan yang
diaudit untuk mempersiapkan semua informasi perusahaannya. Beri tahukan periode auditnya
(misalnya tahun fiskal), dan daftar dokumen yang perlu disiapkan untuk audit, di antaranya:[4]

 Laporan bank untuk tahun yang diaudit.


 Laporan rekonsiliasi rekening bank. Di sinilah laporan bank akan dibandingkan
dengan slip penerimaan dan pembayaran kas.
 Register cek untuk periode yang diaudit.
 Cek-cek yang dibatalkan.
 Daftar transaksi yang dicatat di jurnal umum (baik secara manual maupun sistem
daring yang melacak transaksi perusahaan, termasuk pendapatan dan laba).
 Permintaan cek dan formulir pengembalian, termasuk tanda terima dan kuitansi
untuk semua pengeluaran.
 Tanda terima penyetoran.
 Anggaran tahunan dan laporan bendahara bulanan.
2.
2

Buktikan bahwa semua cek yang dikeluarkan ditandatangani dengan benar, dicatat dan
diposkan ke akun yang benar. Lebih bagus jika bisa dibuktikan. Namun, sebagai auditor
eksternal, hal ini di luar ruang lingkup Anda. Anda hanya perlu memastikan setiap transaksi
diposkan ke akun yang sesuai.

 Sebagai contoh, mungkin ada dua Utang Usaha yang berbeda, satu untuk bahan
mentah, dan satu lagi untuk perlengkapan kantor.
3.
3

Pastikan semua penyetoran diposkan dengan benar. Artinya, penyetoran dimasukkan ke akun


dan baris yang sesuai pada buku besar. Pada tingkat paling dasar, akun ini adalah piutang usaha,
tetapi dapat dikhususkan lebih lanjut ke piutang yang spesifik, tergantung tingkat kerumitan
perusahaan.

 Sebagai contoh, pendapatan dari penjualan produk akan dimasukkan ke piutang


usaha, sementara pemberian dividen dimasukkan dalam laba ditahan.[5]
Iklan
Bagian 3 dari 4:
Mengaudit Laporan dan Pelaporan Keuangan
1.
1

Ulas semua laporan keuangan. Ulas laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi untuk
periode yang diaudit. Pastikan semua transaksi sudah dihitung dan dicatat dengan benar di buku
besar. Semua penyetoran atau penarikan yang tidak biasa harus dicatat dan pastikan
kebenarannya. Cek apakah semua akun tersebut direkonsiliasi tiap bulan.

 Penyetoran yang tidak biasa dapat berjumlah besar atau berasal dari unit bisnis
yang berlokasi di luar negeri. Penarikan yang tidak biasa misalnya perpindahan uang dalam
jumlah besar ke satu orang atau unit bisnis dalam waktu lama.
 Rekonsiliasi artinya membandingkan dua laporan atau dokumen yang berbeda.
Sebagai contoh, kas dan investasi diperbandingkan pada laporan bank dan perusahaan
pialang. sebagai tambahan, piutang dan utang usaha harus diperbandingkan pada bukti
pemesanan dan pembayaran pelanggan. Untuk persediaan, penghitungan dan penilaian fisik
dilakukan pada periode paling tidak setahun untuk memastikan akun-akun pada buku besar
memang akurat.
 Untuk rekonsiliasi, auditor tidak perlu memeriksa semua transaksi satu per satu.
Ambil sampel statistik dari total keseluruhan transaksi (yaitu menganalisis dalam jumlah
kecil dan kemudian menetapkan persentase kesalahan pada keseluruhan transaksi) dapat
memberikan hasil serupa dalam waktu singkat.
2.

Pastikan kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan negara. Jika Anda


mengaudit perusahaan nirlaba, buktikan status bebas pajak perusahaan dan kesahihan pengisian
formulirnya. Pastikan perusahaan mematuhi semua persyaratan dan mengisi semua formulir
yang membuktikan perusahaan mendapat pembebasan pajak dari negara.[6]
3.
3

Ulas semua laporan bendahara. Pastikan semua laporan dicatat dan angka dari laporan ke buku
besar sudah persis sama. Cek untuk melihat laporan bendahara tahunan sudah dipersiapkan dan
diajukan. [7]

Iklan
Bagian 4 dari 4:
Menyelesaikan Audit dan Membuat Opini
1.
1

Selesaikan kertas kerja audit keuangan. Kertas ini adalah kesimpulan semua aktivitas pada
periode yang diaudit (biasanya tahunan, namun terkadang kuartalan). Di antaranya:[8]

 Saldo kas awal periode


 Semua tanda terima pada periode yang diaudit
 Semua pembayaran pada periode yang diaudit
 Kas pada akhir periode
2.

2
Beri saran perbaikan pada departemen pengendalian internal. Pastikan Anda memberi
catatan atas semua ketidaksesuaian. Jika diminta, nilailah kinerja perusahaan terhadap anggaran
atau metrik lainnya.

 Sebagai contoh, Anda mungkin ingin menyarankan bahwa diperlukan dua orang
untuk menandatangani semua cek, tidak hanya satu. Mungkin ada dokumen yang
seharusnya masih disimpan untuk keperluan pajak tetapi malah dibuang pada akhir tahun.
Beri tahu bahwa dokumen asli harus disimpan, bukan salinannya. Jelaskan periode waktu
semua surel harus disimpan, biasanya 7 tahun.
3.

3
Tentukan opini audit Anda. Pada kesimpulan audit, auditor harus memberikan opini. Dokumen
ini menyatakan apakah informasi keuangan yang diberikan perusahaan sudah bebas kesalahan
dan dilaporkan dengan benar sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Layak
atau tidaknya laporan kuangan perusahaan dalam memenuhi kriteria semuanya bergantung pada
pertimbangan auditor. Jika laporan keuangan dilaporkan dengan benar dan tidak banyak
kesalahan, auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan, atau wajar dengan pengecualian. Jika tidak, auditor memberikan
opini tidak wajar atau opini tidak memberikan pendapat. Opini ini juga digunakan jika auditor
merasa tidak bisa melanjutkan audit (untuk alasan apa pun). [9]
4.

4
Ajukan dokumen hasil audit yang telah Anda tanda tangani. Ini merupakan pernyataan
bahwa Anda telah menyelesaikan audit dan melaporkan bahwa semua laporan keuangan sudah
akurat atau bermasalah jika memang terjadi kejanggalan. Jika Anda menemukan masalah,
misalnya cek yang hilang (tanpa penjelasan) atau salah hitung, ungkapkan semuanya di dalam
laporan ini. Akan cukup membantu jika Anda menyertakan semua informasi yang dirasa dapat
memperbaiki masalah atau mencegah keterulangan untuk periode audit selanjutnya. [10]

Anda mungkin juga menyukai