Anda di halaman 1dari 8

Audit sebagai sebuah proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti

yang berhubungan dengan aserasi tentang tindakan serta kejadian ekonomi


Chairunisa - 8 November 2022





audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak independen secara kritis dan
sistematis (unsplash)

Enjoy ads free by subscription

Audit atau pemeriksaan, dalam arti luas adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem,

proses atau produk. Audit ini dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektik, dan tidak

memihak yang selanjutnya disebut auditor.

Tujuan dari audit sendiri yaitu untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah

diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui

dan diterima.

Dalam lini perusahaan, dikenal pula audit laporan keuangan yang biasanya dilakukan oleh

akuntan publik untuk menilai seberapa wajar atau seberapa layak penyajian format laporan

keuangan ini dibuat oleh perusahaan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku

secara umum.

Perbedaan Akuntansi dengan Keuangan

Auditing dan akuntansi adalah istilah yang sering muncul dalam studi ekonomi. Pada

dasarnya, kedua istilah tersebut berbeda dalam tujuan dan metode. Akuntansi mengacu pada
aktivitas mengidentifikasi transaksi dan bukti yang dapat mempengaruhi bisnis dan

pemerintah.

Selain identifikasi, kegiatan ini juga mencakup pengukuran, pencatatan, dan

pengklasifikasian bukti dan transaksi untuk agregasi/ringkasan catatan akuntansi lebih lanjut.

Hasil dari proses ini tidak kurang dari penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku.

Selanjutnya, tujuan akhir akuntansi adalah untuk mengkomunikasikan data yang relevan dan

dapat diandalkan yang membantu dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang terlibat

dalam proses akuntansi antara lain pegawai perusahaan dan pejabat publik. Sementara itu,

manajemen perusahaan bertanggung jawab atas laporan keuangan akhir.

Sementara itu, audit sendiri atau dalam hal ini auditing laporan keuangan mencangkup

kegiatan dalam memperoleh dan menilai bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan.

Kegiatan ini memungkinkan auditor meneliti tingkat kelayakan atau kewajaran suatu laporan

keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima

Umum (PABU) atau tidak.

Jenis-Jenis Opini Audit Keuangan

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat yang diberikan auditor tanpa suatu keberatan apapun atas ikhtisar keuangan yang

disajikan oleh pihak manajemen.

Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat keadaan berikut:


 Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor telah

menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan kerja

lapangan telah ditaati.

 Telah mengikuti standar umum yang telah disepakati.

 Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

umum berlaku di Indonesia dan ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan

sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada

catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan.

 Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties)

mengenai perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan

sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan.

Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat yang diberikan auditor dengan keberatan tertentu atas salah satu perkiraan yang

tercatat pada laporan keuangan, akan tetapi keberatan tersebut tidak memengaruhi secara

material atas ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen.

Hal-hal yang memengaruhi munculnya opini wajar dengan pengecualian adalah:

 Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit

yang material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.

 Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip

akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak

memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut

dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam

prinsip akuntansi.

Opini Penolakan (Disclaimer Opinion)


Adalah penolakan memberikan pendapat atas ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen

disebabkan oleh adanya pembatasan luasnya pemeriksaan atau adanya ketidakpastian

mengenai jumlah suatu perkiraan tertentu.

Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Yaitu pendapat yang diberikan auditor yang menyatakan tidak setuju atas ikhtisar keuangan

yang disajikan oleh pihak manajemen dikarenakan auditor merasa benar-benar yakin bahwa

ikhtisar keuangan tersebut benar-benar tidak layak.

Tahapan Opini Audit

Sebelum auditor memberikan pendapat (opininya), mereka harus melaksanakan tahap-tahap

audit perusahaan. Berikut beberapa tahapan audit menurut Arens dkk (2008) :

 Perencanaan dan pencanangan pendekatan audit

 Pengujian pengendalian dan transaksi

 Pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo

 Penyelesaian dan penerbitan laporan audit

Tujuan dari Melakukan Audit

Tujuan utama dari kegiatan audit keuangan adalah untuk memastikan bahwa informasi

mengenai saham yang dimiliki oleh perusahaan, harga yang ditetapkan dan jumlah aset yang

dimiliki adalah akurat atau sesuai dengan keadaan dan kejadian yang sebenarnya.

Berikut aspek-aspek yang menjadi tujuan tersebut:

Kelengkapan (Completeness)
Disebut sebagai tujuan audit, sebab kelengkapan dapat menjadi faktor untuk meyakinkan

seluruh peristiwa transaksi benar-benar sudah tercatat dan telah dimasukkan dalam jurnal

secara aktual.

Ketepatan (Accuracy)

Ketepatan sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan transaksi maupun saldo perkiraan

telah tercatat berdasarkan perhitungan jumlah dan pengklasifikasian yang tepat.

Eksistensi (Existence)

Eksistensi sebagai tujuan audit yakni untuk mematian bahwa semua kewajiban dan aset yang

tercatat memiliki waktu dan tanggal tertentu atau tidak bersifat fiktif.

Penilaian (Valuation)

Penialian sebagi tujuan audit yakni untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip yang diterapkan

telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara umum.

Klasifikasi (Classification)

Klasifikasi sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan baha semua transaksi yang

tercantum dalam jurnal telah terklasifikasi atau dikelompokkan dengan tepat berdasarkan

golongan akun yang sesuai.

Pisah Batas (Cut-off)

Disebut sebagai tujuan audit, sebab pisah batas dapat memastikan bahwa transaksi yang dekat

dengan tanggal neraca telah dicatat dalam periode yang tepat. Hal ini menjadi cukup penting

sebab tidak jarang terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi, terutama yang mendekati

akhir periode akuntansi.


Pengungkapan (Disclosure)

Pengungkapan dalam hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa saldo akun beserta

seluruh persyaratan pengungkapan yang saling berhubungan telah disajikan dan dijelaskan

secara wajar dalam laporan keuangan dan isi catatan kaki laporan tersebut.

Jenis Audit Menurut Pemeriksaan

Audit dikategorikan ke dalam jenis yang berbeda berdasarkan perspektif penelitian masing-

masing. Beberapa di antaranya didasarkan pada bidang serta luas pemeriksaan. Kegiatan

audit juga dapat didefinisikan secara lebih ringkas sebagai penilaian atau proses audit,

sehingga berbagai jenis audit dijelaskan di bawah ini sesuai dengan ruang lingkup

pemeriksaannya.

Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan berhubungan dengan kegiatan pengumpulan dan pengevaluasian

bukti mengenai laporan-laporan suatu entitas dengan maksud untuk memberikan pendapat

atau opini tentang laporan tersebut apakah sesuai dengan kriteria dan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau tidak.

Audit Operasional (Management Audit)

Jenis audit ini mencangkup pemeriksaan terhadap kegiatan operasional sebuah perusahaan,

seperti kebijakan akuntansi serta kebijakan operasional manajemen dengan maksud untuk

memastikan kegiatan operasi yang dilakukan berjalan secara efektif dan efisien.

Audit Ketaatan (Compliance Audit)


Sesuai dengan namanya, audit ketaatan tak lain bertujuan untuk memastikan apakah

perusahaan telah menaati peraturan dan kebijakan yang berlaku, baik kebijakan yang

ditetapkan oleh pihak intern maupun pihak ekstern dari entitas atau perusahaan.

Audit ini berperan menentukan sejauh mana ketaatan perusahaan terhadap peraturan,

kebijakan, serta peraturan pemerintah yang berlaku dan yang harus dipatuhi oleh entitas yang

diaudit.

Audit Kinerja

Audit kinerja berfungsi untuk menguji tingkat ekonomi, efisiensi, serta efektivitas

penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan. Jenis audit ini bersifat kualitatif dan

analitis dengan menggunakan indikator, standar, dan target kinerja.

Audit kinerja dimaksudkan untuk mempertimbangkan analisis biaya manfaat sekaligus

memperbaiki alokasi sumber daya secara optimal. Adapun manfaat lainnya, yakni:

 Meningkatkan pendapatan

 Mengurangi biaya atau belanja

 Memperbaiki efisiensi dan produktivitas

 Memperbaiki kualitas layanan yang diberikan

 Meningkatkan kesadaran akan transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen

demi penggunaan sumber daya publik yang lebih efisien

Jenis Audit Menurut Luas Pemeriksaan

Pemeriksaan Umum (General Audit)


Audit pemeriksaan umum memncakup laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang independen dalam upaya untuk menilai sekaligus memberikan

pendapat mengenai kewajaran dan kelayakan laporan keuangan.

Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Sedangkan, audit pemeriksaan khusus merupakan pemeriksaan laporan keuangannya

tergantung dari perusahaan. Jenis audit ini hanya mencangkup pada permintaan audit yang

dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).

Anda mungkin juga menyukai