Anda di halaman 1dari 20

A.

PENDAHULUAN

Pengertian Audit, Fungsi, Tahapan, dan Jenisnya – Dalam menjalankan sebuah perusahaan
atau bisnis, semakin banyak data yang dimiliki akan semakin baik bagi perusahaan. Akan tetapi,
memiliki data dengan tingkat keakuratan yang rendah hanya akan membuatnya tidak berguna.

Kekeliruan informasi dalam suatu data dapat menyebabkan masalah baru dalam suatu proses
pengambilan keputusan. Kesalahan tersebut kemudian dapat berimbas pada bisnis yang sedang
dijalankan, seperti bisnisnya menjadi stagnan atau tidak berkembang, hingga bahkan mengakibatkan
kerugian dalam skala besar.

Agar potensi kesalahan data dan informasi tidak terjadi, maka sebuah perusahaan atau
pengelola bisnis akan melakukan suatu hal yang lebih dikenal dengan istilah audit. Secara singkat,
kegiatan ini dimaksudkan untuk meninjau kembali segala bentuk data dan informasi yang akan dikelola
oleh perusahaan demi menghindari kekeliruan yang dapat terjadi.

1. Pengertian Audit

Dalam pengertian luas, audit adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi, mulai dari
sistem, proses, hingga produknya.

Pelaksanaan audit biasanya dilakukan oleh pihak auditor yang kompeten, bersifat objektif, dan
tidak memihak. Secara umum, tujuan dari audit itu sendiri yaitu untuk memverifikasi bahwa data yang
dievaluasi oleh audit telah berjalan sesuai standar, regulasi, dan praktik yang berlaku.

Sementara dalam dunia bisnis, audit lebih dikenal dalam perannya sebagai laporan keuangan
yang dilakukan oleh akuntan publik dalam menilai layak tidaknya suatu penyajian laporan keuangan
yang telah dibuat perusahaan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku secara sah.
Pelajari caranya melalui buku Auditing Teori Dan Praktik Dasar Pemeriksaan Akuntan Publik dibawah
ini.

Beberapa ahli juga telah mengeluarkan pendapatnya dalam mengulas definisi audit secara
lebih mendalam.

1.1. Pengertian Audit Menurut Para Ahli:

 Sukrisno Agoes (2004)


Menurut Sukrisno Agoes, audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak independen secara
kritis dan sistematis terhadap laporan keuangan, catatan keuangan, serta bukti pendukungnya yang
disusun oleh anggota manajemen perusahaan dalam rangka memberikan pendapat atas kelayakan
suatu laporan keuangan.

 Arens dan Loebbecke (2003)

Kegiatan audit menurut Arens dan Loebbecke merupakan suatu proses pengumpulan sekaligus
evaluasi terhadap bukti informasi terukur pada suatu entitas ekonomi secara kompeten dan independen
dalam menentukan dan melaporkan bahwa informasi yang tersedia telah sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
 Mulyadi (2002)
Menurut Mulyadi, audit adalah proses memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif dan
sistematis atas tuduhan kegiatan ekonomi dalam menetapkan tingkat kesesuaian antara laporan yang
ada dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang selanjutnya akan disampaikan hasilnya kepada
pengguna yang bersangkutan.

Berdasarkan definisi audit diatas, dapat disimpulkan bahwa audit sebagai sebuah proses yang
sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan aserasi tentang
tindakan serta kejadian ekonomi seperti halnya yang dibahas pada buku Auditing: Dasar-Dasar
Pemeriksaan Akutansi.

2. Perbedaan Akuntansi dengan Audit


Audit dan akuntansi adalah istilah yang sering muncul pada kajian bidang ilmu bisnis. Pada
dasarnya, kedua istilah tersebut memiliki tujuan dan metode yang berbeda. Akuntansi menggambarkan
suatu aktivitas mengidentifikasi transaksi dan bukti yang dapat berpengaruh terhadap perusahaan atau
pemerintah.
Selain mengidentifikasi, kegiatan ini juga mencangkup pengukuran, pencatatan, serta
pengklasifikasian bukti dan transaksi untuk selanjutnya dibuatkan ringkasan/ikhtisar dalam catatan-
catatan akuntansi. Hasil dari proses ini tak lain yakni susunan laporan keuangan yang sesuai dengan
prinsip akuntansi secara umum.
Selanjutnya, tujuan akhir dari akuntansi adalah mengkomunikasikan data yang relevan dan
andal yang dapat berguna dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses
akuntansi, antara lain para karyawan perusahaan maupun pegawai pemerintah. Sementara pihak
manajemen perusahaan menjadi penanggung jawab akhir laporan keuangan tersebut.
Sementara itu, audit sendiri atau dalam hal ini auditing laporan keuangan mencangkup
kegiatan dalam memperoleh dan menilai bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan. Kegiatan ini
memungkinkan auditor meneliti tingkat kelayakan atau kewajaran suatu laporan keuangan apakah telah
disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau tidak.
Dengan begitu banyaknya istilah serta konsep penting yang berhubungan dengan dasar
akuntansi serta pengetahuan umum dalam bidang ilmu auditing, buku Istilah – Istilah Akuntansi Dan
Auditing hadir untuk membantu Grameds memahaminya dengan lebih mudah.

3. Jenis Audit

Dalam penerapannya dalam dunia bisnis, audit terbagi kedalam beberapa jenis. Pembagian
jenis-jenis audit dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang akan dicapai oleh auditor
secara lebih terperinci dan sesuai sasaran. Ada beberapa jenis audit jika ditinjau dari sudut pandang
yang berbeda. Salah satunya yakni berdasarkan opini auditor yang termuat dalam bentuk laporan.
Berikut adalah beberapa jenis opini auditor, khususnya opini auditor terhadap audit keuangan.

3.1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)


Jenis opini ini diberikan oleh auditor tanpa suatu keberatan apapun atas ikhtisar keuangan
yang disajikan oleh pihak manajemen. Laporan ini dibuat jika terdapat keadaan, seperti:
 Seluruh bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul dan tercukupi
 Telah mengikuti standar umum yang telah berlaku
 Auditor telah menjalankan tugasnya, sehingga memungkinkan untuk bisa memastikan kinerja
lapangan telah berjalan sesuai ketentuan.
 Laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di
Indonesia dan ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya.
 Tidak adanya ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties) tentang
perkembangan kedepan yang belum bisa diprediksi sebelumnya atau dipecahkan secara
memuaskan.

3.2. Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)


atau qualified opinion adalah hasil yang menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang
diperiksa Auditor BPK menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

3.3. Opini Penolakan (Disclaimer Opinion)


Jenis opini ini merupakan bentuk penolakan untuk memberikan pendapat atas ikhtisar
keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pemicunya dapat berupa adanya pembatasan luas
pemeriksaan atau adanya ketidakpastian tentang kuantitas suatu perkiraan.
3.4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat yang diberikan auditor dalam menyatakan ketidaksetujuannya atas ikhtisar
keuangan oleh pihak manajemen dapat diklasifikasikan kedalam opini tidak wajar. Hal ini dapat
disebabkan oleh keyakinan auditor bahwa ikhtisar keuangan yang ada sebenar-benarnya tidak layak.

4. Tujuan dari Melakukan Audit


Tujuan utama dari aktivitas audit keuangan yakni untuk mengetahui informasi mengenai
persediaan, harga yang telah ditetapkan, serta jumlah aset perusahaan telah benar adanya atau sesuai
dengan keadaan dan kejadian yang sebenarnya. Agar dapat lebih memahami tujuan dari audit, berikut
adalah aspek-aspek yang menjadi tujuannya tersebut.
4.1. Kelengkapan (Completeness)
Disebut sebagai tujuan audit, sebab kelengkapan dapat menjadi faktor untuk meyakinkan
seluruh peristiwa transaksi benar-benar sudah tercatat dan telah dimasukkan dalam jurnal secara
aktual.
4.2. Ketepatan (Accuracy)

Ketepatan sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan transaksi maupun saldo perkiraan
telah tercatat berdasarkan perhitungan jumlah dan pengklasifikasian yang tepat.

4.3. Eksistensi (Existence)


Eksistensi sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan bahwa semua kewajiban dan aset
yang tercatat memiliki waktu dan tanggal tertentu atau tidak bersifat fiktif.
4.4. Penilaian (Valuation)
Penilaian sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip yang diterapkan
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara umum.
4.5. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan bahwa semua transaksi yang
tercantumkan dalam jurnal telah terklasifikasi atau dikelompokkan dengan tepat berdasarkan golongan
akun yang sesuai.
4.6. Pisah batas (Cut–off)
Disebut sebagai tujuan audit, sebab pisah batas dapat memastikan bahwa transaksi yang
dekat dengan tanggal neraca telah dicatat dalam periode yang tepat. Hal ini menjadi cukup penting
sebab tidak jarang terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi, terutama yang mendekati akhir
periode akuntansi.
4.7. Pengungkapan (Disclosure)
Pengungkapan dalam hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa saldo akun beserta
seluruh persyaratan pengungkapan yang saling berhubungan telah disajikan dan dijelaskan secara
wajar dalam laporan keuangan dan isi catatan kaki laporan tersebut.
Pelajari mengenai tujuan adanya audit serta tanggung jawab dalam audit beserta pembahasan
sistematis dan komprehensif lainnya yang dirangkum dalam 18 bab pada buku Auditing oleh Tmbooks.

5. Pentingnya Peranan Audit dalam Sebuah Perusahaan


Kegiatan audit menjadi penting karena dibutuhkan dalam membantu sebuah perusahaan agar
tetap bertahan atau mencari tahu dan mencegah kecurangan yang mungkin dapat terjadi sehingga
dapat segera diatasi. Selain itu audit juga digunakan untuk mengevaluasi sekaligus meningkatkan
efektivitas kinerja suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat pentingnya peranan audit bagi
beberapa pihak dalam sebuah perusahaan.
5.1. Bagi pihak yang diaudit
Salah satu peranan audit, yakni untuk membantu perusahaan sebagai pihak yang diaudit
dalam meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangannya agar laporan tersebut dapat dipercaya oleh
kepentingan pihak luar entitas, seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan lain sebagainya.
Audit juga dapat mencegah fraud serta memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan
Surat Pemberitahuan pajak yang akan diserahkan kepada Pemerintah. Selain itu, hal ini dapat
membuka pintu bagi masuknya sumber pembiayaan dari luar bagi perusahaan yang diaudit sekaligus
menyingkap kesalahan dan penyimpangan dalam catatan keuangan yang pernah terjadi.
5.2. Bagi anggota lain dalam dunia usaha
Anggota lain yang dimaksud dalam hal yakni seperti kreditur atau karyawan pada perusahaan
itu sendiri. Peranan audit bagi mereka yakni untuk memberikan dasar yang lebih meyakinkan dalam
mengambil keputusan pemberian kredit.
Manfaat lainnya yaitu dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan
asuransi untuk menyelesaikan klaim atas kerugian yang diasuransikan. Sebagai dasar untuk para
investor dan calon investor untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.
Sebagai dasar kepada serikat buruh dan pihak yang diaudit untuk menyelesaikan sengketa
mengenai upah dan tunjangan secara objektif. Sebagai dasar untuk menentukan syarat penjualan,
pembelian atau penggabungan perusahaan yang independen kepada pembeli maupun penjual, serta
sebagai dasar yang lebih baik kepada para pelanggan atau klien untuk meyakinkan mereka dalam
menilai profitabilitas, manajemen, hingga efisiensi operasional perusahaan.
5.3. Bagi badan Pemerintah atau pihak lain yang bergerak di bidang hukum
Peranan audit bagi pemerintah yakni untuk memberikan tambahan kepastian yang independen
mengenai kecermatan pelaporan keuangan sebagai dasar pengenaan pajak. Manfaat lainnya yakni
sebagai dasar yang independen kepada pihak lain di bidang hukum untuk menyelesaikan masalah
dalam kebangkrutan, mengurus harta warisan maupun harta titipan, dan menentukan pelaksanaan
perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.

6. Jenis Audit Menurut Pemeriksaan


Audit terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sudut kajiannya masing-masing. Beberapa
diantaranya, yaitu berdasarkan bidang serta luas pemeriksaan. Karena kegiatan audit dapat juga
diartikan secara lebih singkat sebagai proses evaluasi atau pemeriksaan, maka berikut adalah
beberapa jenis audit berdasarkan cakupan bidang pemeriksaannya.
6.1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan berhubungan dengan kegiatan pengumpulan dan pengevaluasian
bukti mengenai laporan-laporan suatu entitas dengan maksud untuk memberikan pendapat atau opini
tentang laporan tersebut apakah sesuai dengan kriteria dan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
tidak.
6.2. Audit Operasional (Management Audit)
Jenis audit ini mencangkup pemeriksaan terhadap kegiatan operasional sebuah perusahaan,
seperti kebijakan akuntansi serta kebijakan operasional manajemen dengan maksud untuk memastikan
kegiatan operasi yang dilakukan berjalan secara efektif dan efisien.
6.3. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Sesuai dengan namanya, audit ketaatan tak lain bertujuan untuk memastikan apakah
perusahaan telah menaati peraturan dan kebijakan yang berlaku, baik kebijakan yang ditetapkan oleh
pihak intern maupun pihak ekstern dari entitas atau perusahaan. Audit ini berperan menentukan sejauh
mana ketaatan perusahaan terhadap peraturan, kebijakan, serta peraturan pemerintah yang berlaku
dan yang harus dipatuhi oleh entitas yang diaudit.
6.4. Audit Kinerja
Audit kinerja berfungsi untuk menguji tingkat ekonomi, efisiensi, serta efektivitas penggunaan
sumber daya dalam mencapai tujuan. Jenis audit ini bersifat kualitatif dan analitis dengan
menggunakan indikator, standar, dan target kinerja. Audit kinerja dimaksudkan untuk
mempertimbangkan analisis biaya manfaat sekaligus memperbaiki alokasi sumber daya secara optimal.
Adapun manfaat lainnya, yakni:
 Meningkatkan pendapatan
 Mengurangi biaya atau belanja
 Memperbaiki efisiensi dan produktivitas
 Memperbaiki kualitas layanan yang diberikan
 Meningkatkan kesadaran akan transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen demi
penggunaan sumber daya publik yang lebih efisien
Sebuah proses audit yang terjadi disebuah perusahaan sendiri dapat disebut dengan audit internal
yang dilakukan oleh seorang auditor internal yang selain mampu dan memiliki teknik audit, harus juga
paham mengenai manajemen risiko, proses tata kelola, serta karakteristik unit bisnis yang bisa
dipelajari dalam buku Modern Internal Auditing.

7. Jenis Audit Menurut Luas Pemeriksaan


Sementara itu, berdasarkan luas atau cakupan pemeriksaaan, audit itu sendiri terdiri dari 2
jenis, yaitu audit pemeriksaan umum dan audit pemeriksaan khusus.
7.1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Audit pemeriksaan umum mencangkup laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang independen dalam upaya untuk menilai sekaligus memberikan pendapat mengenai
kewajaran dan kelayakan laporan keuangan.
7.2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Sedangkan, audit pemeriksaan khusus adalah kebalikan dari audit pemeriksaan umum,
dimana pemeriksaan laporan keuangannya tergantung dari perusahaan. Jenis audit ini hanya
mencangkup pada permintaan audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).

8. Standar Audit
Setiap pelaksanaan audit yang dilakukan oleh perusahaan atau auditor tentu saja berpegang
pada standar dan ketentuan yang ada. Setidaknya ada 10 standar yang kemudian membentuk sebuah
Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dibahas di dalam buku Pemeriksaan Akuntansi 1 (Auditing 1).
Standar-standar tersebut hadir dalam upaya agar hasil dari audit benar-benar berimbas pada
kemanfaatan untuk perusahaan. Adapun beberapa standar tersebut, antara lain:
 Suatu hal yang mengharuskan keahlian atau competence
 Tidak terpengaruh atau independence
 Tingkat keprofesionalan atau due professional care
 Adequate planning dan proper supervision
 Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern
 Bukti audit yang kompeten
 Harus sesuai dengan prinsip akuntansi atau financial statements presented in accordance
 Harus konsisten atau consistency in the application
 Isi laporan harus dipandang mencakup semua hal dan memadai
 Expression of opinion atau pendapat yang sesuai
9. Standar Umum
Karena audit merupakan salah satu kegiatan yang penting dan perlu dilakukan oleh para
pengelola bisnis atau perusahaan, maka segala hal mengenai pelaksanaannya tentu saja memiliki
dasar dan standar tersendiri. Ada beberapa acuan dasar dari auditing keuangan yang telah ditetapkan
dan disahkan oleh Institusi Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar tersebut terdiri dari standar umum,
pekerjaan lapangan, dan juga pelaporan interpretasi. Adapun standar umum dalam melakukan kegiatan
audit, diantaranya:
 Auditor atau pelaksana audit adalah seseorang atau lebih dengan keahlian dan pengalaman
pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
 Sebagai seorang auditor, mempertahankan mental dari segala hal yang berkaitan dengan
perikatan dan independensi harus segala dijaga.
 Auditor wajib memanfaatkan keahlian profesionalnya dalam proses pelaksanaan audit hingga
kegiatan pelaporan dengan cermat dan seksama.

10. Standar Lapangan


Selain standar umum, standar lain yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan audit juga
dikenal standar pekerjaan lapangan. Standar ini sifatnya lebih khusus yang mencangkup hal-hal
mengenai kinerja audit di lapangan. Adapun standar-standar tersebut, yaitu:
 Kinerja lapangan pada dasarnya dapat tergantung dari perencanaan yang dilakukan. Oleh
sebab itu, sebagai tenaga profesional, seluruh pekerjaan harus direncanakan dengan baik dan
matang, jika perlu menggunakan asisten yang telah disupervisi sebelumnya dengan cara
semestinya.
 Pemahaman yang memadai atas pengendalin intern
 Bukti audit yang diperoleh melalui inspeksi pengamatan harus bersifat kompeten
Berbicara tentang audit pasti berbicara masalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
kelembagaan atau sebuah perusahaan. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada penyelewengan atau
tidak. Nah, untuk lebih lengkapnya, yuk langsung saja kita simak pengertian audit internal di bawah ini.

11. Pengertian Audit Internal


Setelah mempelajari tentang pengertian audit menurut para ahli, sekarang waktunya kita intip
apa sih pengertian audit internal? Audit Internal lebih sering digunakan oleh pihak perusahaan besar.
Karena bentuknya adalah perusahaan besar, maka dibuatlah banyak bagian, banyak departemen, dan
seksi karena perusahaan besar, pemilik perusahaan umumnya tidak bisa langsung melakukan kontrol.
padahal pemilik perusahaan berhak mengetahui apa yang terjadi yang sebenarnya.
Sementara jika perusahaan dalam bentuk besar, riskan terjadi penyelewengan yang dilakukan
karyawan, ataupun oknum. Maka sebuah perusahaan butuh delegasi wewenang kepada kepada kepala
unit organisasi yang khusus melakukan audit. Nah audit ini bisa dibenuk sendiri oleh pihak perusahaan,
bisa juga menggunakan pihak ketiga.Sementara setiap pendelegasian dibutuhkan yang namanya audit
internal. Nah, berikut pengertian menurut beberapa ahli yang bergelut di bidangnya.

11.1. Arens-Loebbecke Audit internal adalah seseorang karyawan di sebuah perusahaan


yang bertugas melakukan audit bagi kepentingan manajemen.

11.2. Sukrisno Agoes Sementara Sukrisno Agoes mengartikan audit internal merupakan
pemeriksaan yang dilakukan oleh audit perusahaan terhadap segala bentuk pencatatan
akuntansi perusahan, laporan keuangan hingga ketaatan terhadap kebijakan manajemen
puncak.

11.3. Standar Internasional Praktik Profesional Menurut Standar Internasional praktik


profesional audit internal memuat kebijakan dan prosedur yang sudah ditetapkan dan
kemudian dipatuhi oleh auditor internal. Dimana pihak auditor bertugas meninjau sistem,
dan menjamin pelaksanaan kebijakan, hukum, prosedur dan rencana sesuai dengan
peraturan undang-undang dan perjanjian yang sudah disepakati.

11.4. Boyton Menurut Boyton, seorang audit internal bertanggung jawab untuk
mengamankan aktiva, penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien, mengontrol
keandalan dan menyokong informasi serta bertanggungjawab dalam tercapainya target
yang sudah ditetapkan, termasuk bertanggungjawab dalam penggunaan sumber daya
agar tetap ekonomis dan efisien.

11.5. Hiro Tugiman Audit Internal bertugas untuk melaporkan hasil audit yang dapat
dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan yang ditandatangani oleh ketua audit
internal. Laporan harus objektif, jelas, singkat, terstruktur, tepat waktu. Selain itu juga
penting untuk mencantumkan berbagai rekomendasi, mencantumkan pandangan dari
pihak yang diperiksa (dalam bentuk kesimpulan atau rekomendasi) dan harus memuat
persetujuan pimpinan audit dan menyetujui laporan audit.
11.6. Amin Widjaja Audit internal dapat terealisasi berkat auditor atau orang yang
melakukan audit. Dimana seorang auditor bertanggungjawab untuk mengarahkan
personel dan segala aktivitas departemen perusahaan/organisasi audit di dalam
organisasinya. Mereka juga bertugas untuk menyiapkan rencana tahunan untuk dilakukan
pemeriksaan. Jadi rencana tahunan yang diperiksa harus sajikan dalam program yang
sudah disetujui.

Jadi jika dibuat sebuah kesimpulan, maka audit internal dapat diartikan sebagai pemeriksaan
yang dilakukan oleh internal perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Pencatatan ini
dimaksudkan untuk meneliti, dan mengontrol perusahaan, memastikan jika tidak ada penyelewengan.

12. Fungsi Audit Internal

Berbicara tentang audit ini, memang tidak dilakukan sembarangan. Dibutuhkan pemeriksaan
yang berkualitas tinggi, dan butuh orang yang memang memiliki pengetahuan yang cakap. Selain
penting menguasai pengertian audit, penting juga mengetahui fungsi dari audit internal, sebagai berikut.

12.1. Pengawasan memiliki LIngkup tidak terbatas

Menurut Hiro Tugiman (2007), fungsi adanya audit internal dapat digunakan sebagai
pengawasan . Jadi memiliki kebebasan untuk melakukan evaluasi termasuk memiliki kebebasan
melakukan pengujian yang dilakukan oleh organisasi/perusahaan.

12.2. Memantau kinerja Pengendalian intern entitas

Sementara fungsi dari audit menurut Mulyadi dapat digunakan untuk pemantauan kerja.
Dimana dari pemantauan inilah yang dapat mengendalikan intern entitas. Cara kerja dari audit intern
adalah ketika auditor harus memahami fungsi audit intern untuk mengidentifikasi aktivitas yang relevan
dengan perencanaan audit.

12.3. Sebagai untuk Melindungi

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, umumnya hanya perusahaan dan organisasi besar
saja yang membutuhkan audit internal. Maka sudah sepantasnya jika mereka menggunakan audit ini
demi melindungi asset yang sudah mereka kumpulkan dan mereka bangun selama ini. Selain itu juga
berfungsi untuk meminimalisir terjadinya penipuan yang dilakukan oleh pekerja, karyawan atau oknum
penghianat di dalam tubuh perusahaan/organisasi.
12.4. Meningkatkan efisiensi dalam operasi

Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi
dalam operasi. baik itu operasi kinerja kerja karyawan ataupun proses produksi dalam skala besar.

12.5. Meningkatkan keandalan dan integritas keuangan

Sebagai perusahaan/organisasi yang besar, tentu saja tidak sekedar besar dari segi nama
atau brand. Tetapi juga memiliki integritas dan keandalan. Mereka tidak hanya menjual produk.
Termasuk dalam pengelolaan keuangan pun juga harus berintegritas. Jika salah mengelola keuangan,
pasti akan terjadi masalah baru yang akan menyertainya.

12.6. Memastikan kepatuhan terhadap hukum

Fungsi audit internal adalah dapat digunakan sebagai perlindungan. Sekaligus dapat
digunakan sebagai bentuk kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan. Sebagai
Negara hukum sudah seharusnya dan sepantasnya mengikuti aturan hukum agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.

12.7. Menetapkan prosedur monitoring

Karena skalanya sudah besar, maka audit internal dapat digunakan sebagai penetapan
prosedur monitoring. Seorang owner tidak mungkin melakukannya sendiri, pasti butuh stakeholder
terpercaya agar seluruh aspek termonitoring dengan baik.

Itulah beberapa fungsi dari audit lingkup internal. Kita tidak akan berhenti memahami
pengertian audit internal saja, tetapi juga akan mengetahui tujuan, yang akan kita ulas di sub bab
dibawah.

13. Tujuan Audit Internal

Tujuan audit secara internal jika dijabarkan secara keseluruhan ada banyak sekali. Namun
pada kesempatan kali ini kita akan bagi beberapa tujuan sebagai berikut.

13.1. Memberi Kepastian Aturan Manajemen

Tujuan pertama dapat digunakan untuk memberikan kepastian, bisa kepastian kerjasama
dengan pihak lain. Bisa juga memberikan kepastian aturan prosedur saat bekerjasama dengan
manajemen lain.
13.2. Mengendalikan Manajemen

Tujuan audit kedua juga dapat digunakan untuk memberikan penilaian sekaligus sebagai
pengawas. Apakah terjadi efektivitas, sekaligus dapat pula digunakan sebagai pengendali manajemen.

13.3. Menjaga Aset

Sudah pasti setiap perusahaan/organisasi besar memiliki banyak aset. Karena banyak aset
yang harus dijaga dengan baik, maka diperlukan tim yang menjaga aset penuh dengan tanggung jawab
besar. karena itu sumber kekuatan dalam menjalankan usaha.

13.4. Intropeksi Demi Perbaikan Sistem Operasional Perusahaan

Tujuan audit internal tidak lain sebagai sarana introspeksi yang berperan untuk memberikan
saran dan masukan. Dimana saran dan masukan inilah yang dapat dijadikan sebagai introspeksi
memperbaiki sistem operasional perusahaan, agar performa dan efektivitas kerja tetap terjaga dengan
baik.

13.5. Menilai Kualitas Mutu Kerja

Bisa dibilang audit internal juga dapat berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap kinerja
perusahaan/organisasi, termasuk menilai mutu kerja. Tidak lain agar perusahaan bekerja dengan
performa yang baik.

13.6. Mengawasi Olahan Data

Karena banyak transaksi yang banyak, maka audit internal dapat digunakan untuk mengawasi
dan mengolah data perusahaan/organisasi agar tetap dapat dipertanggungjawabkan.

Pada dasarnya setiap kebijakan dan aturan yang dibuat karena memiliki tujuan. Salah satunya
masalah pengertian audit internal ini. Audit ini dibuat karena untuk memudahkan pihak
perusahaan/organisasi untuk mencapai tujuan tanpa kendala dan permasalahan yang berarti.

14. Perbedaan Audit Internal Dan Eksternal

Selama mempelajari tentang pengertian audit internal, ada satu jenis audit lagi yaitu audit
eksternal. Pengertian audit internal sudah dibahas di paragraf paling awal. Sementara yang dimaksud
dengan audit eksternal adalah Audit adalah organisasi/perusahaan yang menggunakan pihak ketiga
sebagai audit.
Syarat audit eksternal harus resmi dan sudah sesuai syarat undang-undang yang berlaku. Jadi
audit eksternal bukan audit yang dimiliki atau dibuat sendiri oleh perusahaan.Barangkali ada diantara
kamu yang mempertanyakan apa sih perbedaan diantara keduanya? Langsung saja simak ulasannya
sebagai berikut.

Aspek Audit Internal Audit Eksternal

Mengevaluasi desain dan implementasi Berbentuk opini atas kewajaran


Perbedaan misi pengendalian internal, governance dan pelaporan keuangan
manajemen risiko. perusahaan/organisasi

Sebagai bagian integral yang paling


tinggi dan penting yang dipimpin Pihak ketiga yang bukan dari orang
Organisasional
langsung oleh manajemen atau dewan dalam dari perusahaan/organisasi
direksi ataupun dewan komisaris.

Tergantung perusahaannya, jika


perusahaan yang kecil dan sedang,
Perbedaan
maka audit ini tidak bersifat wajib. Cakupannya lebih luas dari aturan
pemberlakua
Kecuali perusahaan dibidang listing, audit internal
n
perbankan, dan BUMN maka wajib ada
auditor internal.

Fokus pada kejadian-kejadian historis


Perbedaan fokus
Berorientasi pada masa depan. yang dapat direfleksikan pada
dan orientasi
laporan.

Tidak harus dilakukan oleh seorang


Memiliki kualifikasi akuntan,
akuntan. Asal merek memiliki ilmu,
Perbedaan setidaknya menjadi anggota badan
pengetahuan dan pengalaman tentang
kualifikasi profesional akuntan yang diakui oleh
operasi organisasi yang memenuhi
ketentuan perundang-undangan
syarat menjadi audit internal.
Perbedaan Review dilakukan kepada aktivitas Audit keuangan dilakukan secara
Timing organisasi secara berkelanjutan. periodik tahunan

Itulah beberapa perbedaan audit internal dan eksternal jika dikemas dalam bentuk tabel.
Semoga dari bentuk tabel ini memudahkan kamu untuk memahaminya.

15. Spesifikasi kerja Audit Internal dan Eksternal

Setelah mengetahui perbedaan antara audit internal dan audit eksternal, berikut beberapa
spesifikasi kerja audit internal dan eksternal dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis
Spesifikasi kerja audit Internal dan Eksternal
Audit

Mengevaluasi sistem akuntansi Melakukan kontrol internal Memantau kegiatan


operasional rutin Verifikasi fisik inventarisasi secara rutin Melakukan analisis informasi
Audit
keuangan menganalisis non-keuangan perusahaan/organisasi Mengontrol apakah ada
Internal
penyelewengan, kesalahan atau penipuan Pemeriksaan sistem manajemen risiko
entitas

Melakukan pemeriksaan secara kontinu sistematis dan independen (karena bentuknya


Audit sebagai orang ketiga)Melakukan kewajaran laporan keuangan perusahaan Dakta
Eksternal material diungkapkan dalam laporan tahunan Bekerja lebih adil dan objektif Memiliki
akses cek pembukuan demi kepentingan informasi yang dibutuhkan

Buat kamu yang masih kesulitan menemukan esensi pemahaman dari pengertian audit
internal, semoga dari spesifikasi kerja audit internal dan audit eksternal ini sedikit memberikan
gambaran dan kemudahan dalam memahami.

16. Tahapan Audit


Tahapan audit adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh seseorang auditor dalam
melaksanakan suatu proses audit. Tiap tahap mempunyai tujuan dan manfaat tertentu untuk mencapai
tujuan audit. Tiap jenis audit memiliki tahapan yang berbeda. Menurut Arens (2007), tahapan dalam
audit operasional adalah sebagai berikut
Tahap I : Perencanaan Audit
Tahap II : Pengumpulan dan Evaluasi Bukti
Tahap III : Pelaporan dan Tindak Lanjut
Meskipun tujuan audit dan jenis audit berbeda, menurut Taylor dan Glezen (1997), secara
umum tahapan audit mencakup hal-hal berikut:
 Perencanaan audit
 Pemahaman dan pengujian pengendalian intern
 Pengujian substantive
 Pelaporan
 Perencanaan dan perancangan pendekatan audit.
 Pengujian dan pengendalian transaksi.
 Pengujian saldo perkiraan.
 Penyelesaian audit dan penerbitan laporan

17. Tipe Auditor


17.1. Auditor Intern: Auditor yang merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka
melakukan audit dan auditor yang bertugas pada suatu entitas perusahaan yang
melakukan audit untuk kepentingan management agar kegiatan operasional berjalan
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan sehingga tujuanperusahaan dapat tercapai.
17.2. Auditor Independen (Akuntan/Kantor Akuntan Publik): yg bertugas memeriksa
(audit) suatu atau beberapa perusahaan yang menggunakan jasanya. Auditor ini
mempunyai sikap independen karena tidak terikat dengan suatu entitas dalam melakukan
jasa audit maupun jasa konsultasi.
17.3. Auditor Eksternal ( Publik ): Auditor independen adalah praktisi individual atau
anggota KAP yang memberikan jasa profesional pada klien.
17.4. Auditor Pemerintah: Auditor yang bekerja pada kantor pemerintah dan tugasnya
mengaudit instansi pemerintah Auditor ini adalah BPKP( Badan Pemeriksaan Keuangan
dan Pembangunan dan BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan) serta Auditor Internal
maupun External Pemerintah. Di Indonesia yang bertindak sebagai auditor internal adalah
Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan (BPKP), sedangkan yang bertindak
sebagai Auditor External adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI)
18. Analisis Terhadap Laporan Audit
Suatu laporan standar/ laporan audit baku merupakan laporan yang lazim diterbitkan. Laporan ini
memuat pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan , hasil usaha, dan arus kas entitas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila
auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai GAAS. Laporan
standar/ laporan audit baku memiliki tiga paragraf , yang lazim disebut paragraf pendahuluan/
pengantar, paragraf lingkup audit, dan paragraf pendapat. Dalam laporan tersebut terdapat 6 unsur
penting pihak yang dituju, paragraph pendahuluan/ pengantar, paragraph lingkup, paragraph pendapat,
nama auditor, nomor izin akuntan public, nomor izin kantor akuntan public, dan tanda tangan, serta
tanggal laporan audit. Berikut ini dijelaskan isi tiga unsur penting laporan audit baku:

 Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini adalah untuk
membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Kalimat pada paragraf
pendahuluan disajikan sebagai berikut :
Objek yang menjadi sasaran audit
Kami telah mengaudit...neraca...Perusahaan X ...untuk tahun tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 20X2 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas
untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut” berisi dua hal penting berikut ini:
Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas laporan
tersebut Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan keuangan
kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Kalimat diatas menunjukkan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan tertentu dari perusahaan
yang ditunjuk.

 Tanggung jawab auditor


Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak di tangan
manajemen. Tanggung jawab kami adalah menyatakan....berdasarkan audit kami.
Kalimat diatas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor berperan untuk
melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan temuan temuan.
 Paragraf Ruang Lingkup
Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini sesuai dengan bagian ke
empat standar pelaporan yang mengharuskan auditor menunjukkan dengan jelas sifat audit yang
dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga menunjukkan beberapa keterbatasan audit. Kalimat dalam
paragraf ini adalah:
 Standar auditing
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia… Dalam konteks ini ,standar auditing yang berlaku umum meliputi sepuluh standar
GAAS dan seluruh SAS yang dapat diterapkan.
 Penjelasan ringkas standar auditing
Standar tersebut mengharuskan kami ....audit agar memperoleh keyakinan yang memadai
...laporan keuangan bebas dari salah saji material. Kalimat diatas menunjukkan keterbatasan
penting suatu audit yaitu auditor hanya mencari keyakinan yang memadai saja, bukan
keyakinan yang absolut dan diperkenalkannya konsep materialitas. Suatu audit meliputi
pemeriksaan ,atas dasar pengujian,bukti bukti yang mendukung ....laporan keuangan.
Kalimat diatas menjelaskan lebih jauh sifat audit dan pesan kepada pemakai
laporannya bahwa:
a. Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas
dasar pemeriksaan terhadap seluruh bukti.
b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern merupakan dasar menentukan jenis dan
luas pengujian yang dilakukan dalam pemeriksaan
c. Luas pengujian dan pemiihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas
dasar pengalamannya.
d. Dalam audit, auditor melakukan pemeriksaan atas bukyi audit, yang tidak hanya terbatas
pada catatan akuntansi klien saja, namun mencakup informsai penguat (corroborating
information).
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi...estimasi signifikan....penilaian Terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kalimat tersebut menyebutkan bahwa auditor menggunakan pertimbangan dalam menilai dan
mengevaluasi representasi laporan keuangan manajemen. Kami yakin bahwa audit kami memberikan
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Kalimat diatas menunjukkan bentuk keterbatasan
lain dari suatu audit.
 Paragraf pendapat
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraph yang digunakan oleh auditor untuk
menyatakan pendapatnyab mengenai laporan keuangan yang disebutkannya dalam paragraf
pendahuluan/ pengantar. Dalam paragraph ini auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran
laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian
penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kalimat paragraf
pendapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut pendapat kami ,laporan keuangan yang kami sebut diatas... Dalam menafsirkan arti dan
pentingnya kalimat ini ,hendaknya disimpulkan bahwa pendapat tersebut dinyatakan oleh orang orang
yang profesional, berpengalaman dan ahli.
....Menyajikan secara wajar ,dalam semua hal yang material ...posisi keuangan ...hasil usaha dan arus
kas...
Konotasi yang dimaksutkan dalam kata kata secara wajar adalah bahwa penyajian laporan keuangan
telah memadai ,tanpa berat sebelah,atau distorsi.
…..sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum... Kalimat ini memenuhi standar
pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan harus menunjukkan apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan GAAP.

19. Pendapat yang Dikeluarkan oleh Auditor


Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) Pendapat wajar
tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak
terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima
umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum
tersebut serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit yang berisi pendapat
wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, baik oleh klien,
pemakai informasi keuangan maupun oleh auditor.
 Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqulified opinion
report with explanatory language) Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun
laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien,
auditor dapat menerbitkan laporan audit baku.
 Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion report) Jika auditor
menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka ia memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
dalam laporan audit. Lingkup audit dibatasi oleh klien. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur
audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di
luar kekuasaan klien maupun auditor. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
 Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak
ditetapkan secara konsisten. Dalam pendapat ini auditor menyatakan bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang
dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara
konsisten.
 Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse opinion report) Auditor memberikan
pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan
bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi
pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan
keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai
informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
 Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of opinion report) Jika auditor
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan
laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah
pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan
keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup
memperoleh bukti mengenai kewajaran pelaporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen
dalam hubungannya dengan klien

20. Penyimpangan Dari Laporan Standar


Dalam praktik ,dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan auditor
menerbitkan laporan standar.Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam salah satu dari dua
kategori berikut ini:
 Laporan standar dengan bahasa penjelasan
 Jenis-jenis pendapat lain

21. Prosedur Audit Dan Kerja Pemeriksaan


Prosedur Pemeriksaan/ Audit Prosedur audit merupakan tindakan yang dilakukan oleh auditor
dalam mengumpulkan bukti audit. Prosedut audit terbagi dalam 10 jenis yaitu:
 Inspeksi
Pemeriksaan rinci terhadap suatu dokumen dan kondisi fisik yang memiliki kaitan dan memiliki
probabilitas menghasilkan bukti untuk mendukung laporan keuangan.
 Observasi/Pengamatan
Prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan
proses pengumpulan bukti.
 Permintaan Keterangan (Enquiry)
Merupakan prosedur audit untuk memintai keterangan yang dilakukan oleh auditor terhadap
objek yang dianggap memiliki informasi.
 Konfirmasi
Merupakan penyelidikan yang dilakukan auditor untuk memintai keterangan melalui pihak
ketiga untuk mendapatkan bukti.
 Penelusuran (tracing)
Penelusuran merupakan proses pengumpulan bukti yang dilakukan oleh auditor dari dokumen
ke catatan akuntansi.
 Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
Berbeda dengan tracing, vouching merupakan proses pengumpulan bukti yang dilakukan
auditor dari catatan akuntansi ke dokumen. Jadi vouching merupakan kebalikan dari tracing.
 Perhitungan (Counting)
Prosedur ini merupakan penghitungan fisik yang dilakukan auditor di dalam pemeriksaan untuk
mendapatkan bukti. Misalnya penghitungan fisik dari jumlah persediaan akhir
 Scanning
Scanning merupakan review atau penelaahan secara cepat terhadap dokumen, catatan, dan
lain untuk menemukan unsur-unsur yang bisa digunakan sebagai bukti di dalam pemeriksaan.
 Pelaksanaan ulang (reperforming)
Proses ini merupakan pengulangan pekerjaan yang dilakukan oleh auditee untuk mencari
apakah ada hal-hal yang bisadikategorikan sebagai bukti di dalampemeriksaan.
 Computer-assisted Audit Techniques
Proses ini dilakukan apabila catatan akuntansi klien direkam atau disajikan dalam media
elektronik dan sebagainya.

Tahap Pengumpulan Bukti


Prosedur Audit adalah tindakan yang di lakukan atau metode dan taknik yang digunakan oleh
auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit.
 Ukuran Sampel/sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen
unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Auditor seringkali mengetahui dimana saldo-
saldo akun dan transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor mempertimbangkan
pengetahuan ini dalam perencanaan prosedur auditnya, termasuk sampling audit. Auditor biasanya
tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo akun atautransaksi lainnya yang menurut
pertimbangannya, perlu diuji untuk memenuhi tujuan auditnya. Dalam hal terakhir ini, sampling audit
sangat berguna.
 Item Yang dipilih
 Pengaturan Waktu

Anda mungkin juga menyukai