PENDAHULUAN
Pengertian Audit, Fungsi, Tahapan, dan Jenisnya – Dalam menjalankan sebuah perusahaan
atau bisnis, semakin banyak data yang dimiliki akan semakin baik bagi perusahaan. Akan tetapi,
memiliki data dengan tingkat keakuratan yang rendah hanya akan membuatnya tidak berguna.
Kekeliruan informasi dalam suatu data dapat menyebabkan masalah baru dalam suatu proses
pengambilan keputusan. Kesalahan tersebut kemudian dapat berimbas pada bisnis yang sedang
dijalankan, seperti bisnisnya menjadi stagnan atau tidak berkembang, hingga bahkan mengakibatkan
kerugian dalam skala besar.
Agar potensi kesalahan data dan informasi tidak terjadi, maka sebuah perusahaan atau
pengelola bisnis akan melakukan suatu hal yang lebih dikenal dengan istilah audit. Secara singkat,
kegiatan ini dimaksudkan untuk meninjau kembali segala bentuk data dan informasi yang akan dikelola
oleh perusahaan demi menghindari kekeliruan yang dapat terjadi.
1. Pengertian Audit
Dalam pengertian luas, audit adalah kegiatan evaluasi terhadap suatu organisasi, mulai dari
sistem, proses, hingga produknya.
Pelaksanaan audit biasanya dilakukan oleh pihak auditor yang kompeten, bersifat objektif, dan
tidak memihak. Secara umum, tujuan dari audit itu sendiri yaitu untuk memverifikasi bahwa data yang
dievaluasi oleh audit telah berjalan sesuai standar, regulasi, dan praktik yang berlaku.
Sementara dalam dunia bisnis, audit lebih dikenal dalam perannya sebagai laporan keuangan
yang dilakukan oleh akuntan publik dalam menilai layak tidaknya suatu penyajian laporan keuangan
yang telah dibuat perusahaan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku secara sah.
Pelajari caranya melalui buku Auditing Teori Dan Praktik Dasar Pemeriksaan Akuntan Publik dibawah
ini.
Beberapa ahli juga telah mengeluarkan pendapatnya dalam mengulas definisi audit secara
lebih mendalam.
Kegiatan audit menurut Arens dan Loebbecke merupakan suatu proses pengumpulan sekaligus
evaluasi terhadap bukti informasi terukur pada suatu entitas ekonomi secara kompeten dan independen
dalam menentukan dan melaporkan bahwa informasi yang tersedia telah sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
Mulyadi (2002)
Menurut Mulyadi, audit adalah proses memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif dan
sistematis atas tuduhan kegiatan ekonomi dalam menetapkan tingkat kesesuaian antara laporan yang
ada dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang selanjutnya akan disampaikan hasilnya kepada
pengguna yang bersangkutan.
Berdasarkan definisi audit diatas, dapat disimpulkan bahwa audit sebagai sebuah proses yang
sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan aserasi tentang
tindakan serta kejadian ekonomi seperti halnya yang dibahas pada buku Auditing: Dasar-Dasar
Pemeriksaan Akutansi.
3. Jenis Audit
Dalam penerapannya dalam dunia bisnis, audit terbagi kedalam beberapa jenis. Pembagian
jenis-jenis audit dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang akan dicapai oleh auditor
secara lebih terperinci dan sesuai sasaran. Ada beberapa jenis audit jika ditinjau dari sudut pandang
yang berbeda. Salah satunya yakni berdasarkan opini auditor yang termuat dalam bentuk laporan.
Berikut adalah beberapa jenis opini auditor, khususnya opini auditor terhadap audit keuangan.
Ketepatan sebagai tujuan audit yakni untuk memastikan transaksi maupun saldo perkiraan
telah tercatat berdasarkan perhitungan jumlah dan pengklasifikasian yang tepat.
8. Standar Audit
Setiap pelaksanaan audit yang dilakukan oleh perusahaan atau auditor tentu saja berpegang
pada standar dan ketentuan yang ada. Setidaknya ada 10 standar yang kemudian membentuk sebuah
Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dibahas di dalam buku Pemeriksaan Akuntansi 1 (Auditing 1).
Standar-standar tersebut hadir dalam upaya agar hasil dari audit benar-benar berimbas pada
kemanfaatan untuk perusahaan. Adapun beberapa standar tersebut, antara lain:
Suatu hal yang mengharuskan keahlian atau competence
Tidak terpengaruh atau independence
Tingkat keprofesionalan atau due professional care
Adequate planning dan proper supervision
Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern
Bukti audit yang kompeten
Harus sesuai dengan prinsip akuntansi atau financial statements presented in accordance
Harus konsisten atau consistency in the application
Isi laporan harus dipandang mencakup semua hal dan memadai
Expression of opinion atau pendapat yang sesuai
9. Standar Umum
Karena audit merupakan salah satu kegiatan yang penting dan perlu dilakukan oleh para
pengelola bisnis atau perusahaan, maka segala hal mengenai pelaksanaannya tentu saja memiliki
dasar dan standar tersendiri. Ada beberapa acuan dasar dari auditing keuangan yang telah ditetapkan
dan disahkan oleh Institusi Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar tersebut terdiri dari standar umum,
pekerjaan lapangan, dan juga pelaporan interpretasi. Adapun standar umum dalam melakukan kegiatan
audit, diantaranya:
Auditor atau pelaksana audit adalah seseorang atau lebih dengan keahlian dan pengalaman
pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
Sebagai seorang auditor, mempertahankan mental dari segala hal yang berkaitan dengan
perikatan dan independensi harus segala dijaga.
Auditor wajib memanfaatkan keahlian profesionalnya dalam proses pelaksanaan audit hingga
kegiatan pelaporan dengan cermat dan seksama.
11.2. Sukrisno Agoes Sementara Sukrisno Agoes mengartikan audit internal merupakan
pemeriksaan yang dilakukan oleh audit perusahaan terhadap segala bentuk pencatatan
akuntansi perusahan, laporan keuangan hingga ketaatan terhadap kebijakan manajemen
puncak.
11.4. Boyton Menurut Boyton, seorang audit internal bertanggung jawab untuk
mengamankan aktiva, penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien, mengontrol
keandalan dan menyokong informasi serta bertanggungjawab dalam tercapainya target
yang sudah ditetapkan, termasuk bertanggungjawab dalam penggunaan sumber daya
agar tetap ekonomis dan efisien.
11.5. Hiro Tugiman Audit Internal bertugas untuk melaporkan hasil audit yang dapat
dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan yang ditandatangani oleh ketua audit
internal. Laporan harus objektif, jelas, singkat, terstruktur, tepat waktu. Selain itu juga
penting untuk mencantumkan berbagai rekomendasi, mencantumkan pandangan dari
pihak yang diperiksa (dalam bentuk kesimpulan atau rekomendasi) dan harus memuat
persetujuan pimpinan audit dan menyetujui laporan audit.
11.6. Amin Widjaja Audit internal dapat terealisasi berkat auditor atau orang yang
melakukan audit. Dimana seorang auditor bertanggungjawab untuk mengarahkan
personel dan segala aktivitas departemen perusahaan/organisasi audit di dalam
organisasinya. Mereka juga bertugas untuk menyiapkan rencana tahunan untuk dilakukan
pemeriksaan. Jadi rencana tahunan yang diperiksa harus sajikan dalam program yang
sudah disetujui.
Jadi jika dibuat sebuah kesimpulan, maka audit internal dapat diartikan sebagai pemeriksaan
yang dilakukan oleh internal perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Pencatatan ini
dimaksudkan untuk meneliti, dan mengontrol perusahaan, memastikan jika tidak ada penyelewengan.
Berbicara tentang audit ini, memang tidak dilakukan sembarangan. Dibutuhkan pemeriksaan
yang berkualitas tinggi, dan butuh orang yang memang memiliki pengetahuan yang cakap. Selain
penting menguasai pengertian audit, penting juga mengetahui fungsi dari audit internal, sebagai berikut.
Menurut Hiro Tugiman (2007), fungsi adanya audit internal dapat digunakan sebagai
pengawasan . Jadi memiliki kebebasan untuk melakukan evaluasi termasuk memiliki kebebasan
melakukan pengujian yang dilakukan oleh organisasi/perusahaan.
Sementara fungsi dari audit menurut Mulyadi dapat digunakan untuk pemantauan kerja.
Dimana dari pemantauan inilah yang dapat mengendalikan intern entitas. Cara kerja dari audit intern
adalah ketika auditor harus memahami fungsi audit intern untuk mengidentifikasi aktivitas yang relevan
dengan perencanaan audit.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, umumnya hanya perusahaan dan organisasi besar
saja yang membutuhkan audit internal. Maka sudah sepantasnya jika mereka menggunakan audit ini
demi melindungi asset yang sudah mereka kumpulkan dan mereka bangun selama ini. Selain itu juga
berfungsi untuk meminimalisir terjadinya penipuan yang dilakukan oleh pekerja, karyawan atau oknum
penghianat di dalam tubuh perusahaan/organisasi.
12.4. Meningkatkan efisiensi dalam operasi
Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi
dalam operasi. baik itu operasi kinerja kerja karyawan ataupun proses produksi dalam skala besar.
Sebagai perusahaan/organisasi yang besar, tentu saja tidak sekedar besar dari segi nama
atau brand. Tetapi juga memiliki integritas dan keandalan. Mereka tidak hanya menjual produk.
Termasuk dalam pengelolaan keuangan pun juga harus berintegritas. Jika salah mengelola keuangan,
pasti akan terjadi masalah baru yang akan menyertainya.
Fungsi audit internal adalah dapat digunakan sebagai perlindungan. Sekaligus dapat
digunakan sebagai bentuk kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan. Sebagai
Negara hukum sudah seharusnya dan sepantasnya mengikuti aturan hukum agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.
Karena skalanya sudah besar, maka audit internal dapat digunakan sebagai penetapan
prosedur monitoring. Seorang owner tidak mungkin melakukannya sendiri, pasti butuh stakeholder
terpercaya agar seluruh aspek termonitoring dengan baik.
Itulah beberapa fungsi dari audit lingkup internal. Kita tidak akan berhenti memahami
pengertian audit internal saja, tetapi juga akan mengetahui tujuan, yang akan kita ulas di sub bab
dibawah.
Tujuan audit secara internal jika dijabarkan secara keseluruhan ada banyak sekali. Namun
pada kesempatan kali ini kita akan bagi beberapa tujuan sebagai berikut.
Tujuan pertama dapat digunakan untuk memberikan kepastian, bisa kepastian kerjasama
dengan pihak lain. Bisa juga memberikan kepastian aturan prosedur saat bekerjasama dengan
manajemen lain.
13.2. Mengendalikan Manajemen
Tujuan audit kedua juga dapat digunakan untuk memberikan penilaian sekaligus sebagai
pengawas. Apakah terjadi efektivitas, sekaligus dapat pula digunakan sebagai pengendali manajemen.
Sudah pasti setiap perusahaan/organisasi besar memiliki banyak aset. Karena banyak aset
yang harus dijaga dengan baik, maka diperlukan tim yang menjaga aset penuh dengan tanggung jawab
besar. karena itu sumber kekuatan dalam menjalankan usaha.
Tujuan audit internal tidak lain sebagai sarana introspeksi yang berperan untuk memberikan
saran dan masukan. Dimana saran dan masukan inilah yang dapat dijadikan sebagai introspeksi
memperbaiki sistem operasional perusahaan, agar performa dan efektivitas kerja tetap terjaga dengan
baik.
Bisa dibilang audit internal juga dapat berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap kinerja
perusahaan/organisasi, termasuk menilai mutu kerja. Tidak lain agar perusahaan bekerja dengan
performa yang baik.
Karena banyak transaksi yang banyak, maka audit internal dapat digunakan untuk mengawasi
dan mengolah data perusahaan/organisasi agar tetap dapat dipertanggungjawabkan.
Pada dasarnya setiap kebijakan dan aturan yang dibuat karena memiliki tujuan. Salah satunya
masalah pengertian audit internal ini. Audit ini dibuat karena untuk memudahkan pihak
perusahaan/organisasi untuk mencapai tujuan tanpa kendala dan permasalahan yang berarti.
Selama mempelajari tentang pengertian audit internal, ada satu jenis audit lagi yaitu audit
eksternal. Pengertian audit internal sudah dibahas di paragraf paling awal. Sementara yang dimaksud
dengan audit eksternal adalah Audit adalah organisasi/perusahaan yang menggunakan pihak ketiga
sebagai audit.
Syarat audit eksternal harus resmi dan sudah sesuai syarat undang-undang yang berlaku. Jadi
audit eksternal bukan audit yang dimiliki atau dibuat sendiri oleh perusahaan.Barangkali ada diantara
kamu yang mempertanyakan apa sih perbedaan diantara keduanya? Langsung saja simak ulasannya
sebagai berikut.
Itulah beberapa perbedaan audit internal dan eksternal jika dikemas dalam bentuk tabel.
Semoga dari bentuk tabel ini memudahkan kamu untuk memahaminya.
Setelah mengetahui perbedaan antara audit internal dan audit eksternal, berikut beberapa
spesifikasi kerja audit internal dan eksternal dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis
Spesifikasi kerja audit Internal dan Eksternal
Audit
Buat kamu yang masih kesulitan menemukan esensi pemahaman dari pengertian audit
internal, semoga dari spesifikasi kerja audit internal dan audit eksternal ini sedikit memberikan
gambaran dan kemudahan dalam memahami.
Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini adalah untuk
membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Kalimat pada paragraf
pendahuluan disajikan sebagai berikut :
Objek yang menjadi sasaran audit
Kami telah mengaudit...neraca...Perusahaan X ...untuk tahun tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 20X2 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas
untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut” berisi dua hal penting berikut ini:
Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas laporan
tersebut Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan keuangan
kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Kalimat diatas menunjukkan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan tertentu dari perusahaan
yang ditunjuk.