Anda di halaman 1dari 28

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK & PERATURAN PERDAGANGAN

Mata Kuliah: Pengantar Pasar Modal

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Nama NIM
Hilya Khairunnisa 2017021005
Nadya Savira 2017021025
Yanti Maryanti 2017021029
Aprillia Giovenna 2017021036
Widya Ningrum 2017021037

Manajemen S-1
Nama Dosen: Ida Musdafia Ibrahim, SE., M. M

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Administrasi Indonesia


Jl. Salemba Raya No.7-9A
Tahun 2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi …………………………………………………………………………... 1
Pemahaman yang diharapkan dari resume ………….…………………………….. 2
MEKANISME PERDAGANGAN EFEK
I. PERDAGANGAN EFEK ...................................................................... 3
II. PENAWARAN UMUM SAHAM (GO PUBLIC) ................................. 3
II.1. Penawaran Umum (Go-Public) ........................................................ 3
II.2. Manfaat dari Go-Public .................................................................... 3
II.3. Konsekuensi dari Go-Public ............................................................ 3
II.4. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham ..................... 3
II.5. Istilah-istilah dalam Proses Penawaran Umum ................................ 3
II.6. Jadwal Penawaran Umum ................................................................ 4
II.7. Proses Penawaran Umum ................................................................. 4
III. PASAR PERDAGANGAN EFEK ........................................................ 9
III.1. Pasar Perdana ................................................................................... 9
III.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana ........... 9
III.3. Istilah dalam Proses Penjatahan …………………………............... 10
III.4. Pasar Sekunder …………………………………………………….. 10

PERATURAN PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA


I. SISTEM PERDAGANGAN .................................................................. 11
I.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven .............................. 11
I.2. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market Access ........... 13
I.3. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan J
ATS-NextG versi 2.0 (New) ............................................................. 13
I.4. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS .........................................14
II. MEKANISME PERDAGANGAN
EFEK ...................................................................................................... 14
II.1. Proses & Prosedur Jual Beli Efek ..................................................... 17
II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek ............... 19
II.3. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa ............. 20
II.4. Proses Tawar Menawar ..................................................................... 21
II.5. Jam dan Sesi Perdagangan ................................................................ 22
II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection ...................................................... 23
II.7. Auto Rejection .................................................................................. 24
II.8. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling ................................ 24
II.9. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan ................................. 25
II.10. Biaya Transaksi ................................................................................. 25
II.11. Penghentian Perdagangan ................................................................. 26
Kesimpulan ………………………………………………………………………... 27

1
PEMAHAMAN YANG DI HARAPKAN
DARI RESUME
Mahasiswa di harapkan:
1. Mengetahui tentang mekanisme perdagangan efek.
2. Mengetahui bagaimana proses penawaran umum dalam perdagangan efek.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat dalam proses penawaran umum dalam
perdangangan efek.
4. Mengetahui perbedaan pasar perdagangan efek.
5. Mengetahui tentang bagaimana sistem perdagangan efek.
6. Mengetahui prosedur dan proses jual beli efek
7. Mengetahui tentang peraturan perdagangan efek di bursa efek.
8. Mengetahui tentang bagaimana proses tawar menawar pada perdagangan efek.
9. Mengetahui jam dan sesi perdagangan efek.

2
MEKANISME PERDAGANGAN EFEK
I. PERDAGANGAN EFEK
Sebelum tahun 2007 Indonesia memiliki Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai
penyelenggaraan perdagangan efek yang berbasis saham, sedangkan Bursa Efek Surabaya
(BES) sebagai perdagangan efek yang berbasis surat utang dan derivatif. Perdagangan efek
di pasar modal dilakukan melalui bursa efek dapat juga dilakukan diluar bursa efek (Over
the Counter/OTC).

II. PENAWARAN UMUM SAHAM (GO


PUBLIC)
II.1. Penawaran Umum (Go-Public)
Melalui penjualan efek di Pasar Modal, perusahaan dapat menghimpun dana dari
masyarakat jika membutuhkan dana yang dilakukan melalui mekanisme yang disebut
penawaran umum. Perusahaan yang menjual atau menawarkan efek biasa disebut dengan
Emiten atau Issuer. Penawaran umum perdana suatu saham atau sering pula disebut dengan
istilah Initial Public Offering (IPO) atau go public.

II.2. Manfaat dari Go-Public


Memperoleh sumber pendanaan baru; Memberikan competitive advantage untuk
pengembangan usaha; Melakukan akuisisi perusahaan pembiayaan melalui penerbitan
saham baru; Peningkatan kemampuan going concern Modul; Meningkatkan citra perusahaan;
Meningkatkan nilai perusahaan.

II.3. Konsekuensi dari Go-Public


Berbagi kepemilikan, Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku.

II.4. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham


Emiten, yaitu perusahaan yang akan melakukan penawaran umum, Penjamin Emisi,
Akuntan publik atau auditor independen, Penilai, dan Konsultan hukum Notaris.

II.5. Istilah-istilah dalam Proses Penawaran Umum


1. Afiliasi adalah hubungan keluarga karena perkawinan, hubungan antara pihak
dengan pegawai, hubungan antara 2 (dua) perusahaan, hubungan antara perusahaan
dan pemegang saham utama. Wali amanat dilarang mempunyai hubungan afiliasi
dengan emiten,
2. Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan sesuai
mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada
Bursa Efek.
3. Perusahaan Publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki oleh 300 (tiga
ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.

3
3.000.000.000, - (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal
disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
4. Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan untuk menjual
efek kepada masyarakat dengan menggunakan media massa atau ditawarkan kepada
lebih dari 100 (seratus) pihak atau telah dijual kepada lebih dari 50 (limapuluh) pihak
dalam batas nilai dan waktu tertentu. Berdasarkan peraturan Bapepam-LK No.
IX.A.2.
5. Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten,
Perusahaan Publik, dan Pihak lain untuk menginformasikan kepada masyarakat
dalam waktu yang tepat.
6. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek. Informasi yang sekurang-kurangnya
harus diungkapkan adalah: 1) Uraian tentang penawaran umum 2) Penggunaan dana
yang diperoleh dari hasil penawaran umum 3) Analisis dan pembahasan oleh
manajemen 4) Risiko usaha 5) Keterangan tentang emiten 6) Kegiatan dan prospek
usaha dari emiten 7) Ikhtisar data keuangan penting 8) Anggaran dasar 9) Persyaratan
pemesanan pembelian.

II.6. Jadwal Penawaran Umum

II.7. Proses Penawaran Umum


a. Tahap Persiapan

Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum.


Calon emiten menunjuk penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal
yang diperlukan setelah memperoleh persetujuan. Pihak-pihak luar perusahaan ikut terlibat
dalam yang mengolah data perusahaan.

4
b. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini calon emiten beserta penjamin emisi membawa dokumen yang
terangkum dalam prospektus ringkas calon emiten ke OJK. Prospektus ringkas merupakan
keterangan ringkas mengenai calon emiten dalam jangka waktu minimal tiga tahun terakhir.

c. Tahap Penawaran Saham

Penjualan saham melalui mekanisme IPO disebut dengan penjualan saham di pasar
perdana. Investor dapat membeli saham tersebut perusahaan efek atau pihak lain yang
ditunjuk sebelumnya dan tercantum di dalam prospektus. Masa Penawaran sekurang-
kurangnya tiga hari kerja.

Alur Proses Penawaran Umum – Setelah Efektif

d. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

5
Apabila emiten memenuhi persyaratan (listing requirements) yang berlaku di BEI,
maka saham dapat dicatatkan di Bursa Efek Indonesia setelah penjualan saham di pasar
perdana selesai.

Tabel 1 – Papan Pencatatan di Bursa Efek Indonesia


Papan Utama Papan Pengembangan

Telah memenuhi persyaratan umum Telah memenuhi persyaratan umum


pencatatan saham. pencatatan saham.

Sampai dengan diajukannya permohonan Sampai dengan diajukannya permohonan


pencatatan, telah melakukan kegiatan pencatatan, telah melakukan kegiatan
operasional dalam usaha utama (core operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 36 bulan business) yang sama minimal 12 bulan
berturut-turut. berturut-turut.

Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun Laporan Keuangan Auditan tahun buku
buku terakhir, dengan ketentuan Laporan terakhir yang mencakup minimal 12 bulan
Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan Laporan Keuangan Auditan interim
dan Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh pendapat
terakhir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan Memiliki Aktiva Berwujud Bersih (Net


terakhir memiliki Aktiva Berwujud Bersih Tangible Asset) minimal Rp5.000.000.000,
(Net Tangible Asset) minimal -.
Rp100.000.000.000, -.

Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang
saham yang bukan merupakan Pemegang saham yang bukan merupakan Pemegang
Saham Pengendali (minority shareholders) Saham Pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau perusahaan setelah Penawaran Umum atau perusahaan
yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau
bagi Perusahaan Publik yang belum tercatat bagi Perusahaan Publik yang belum tercatat
di Bursa Efek lain dalam periode 5 hari di Bursa Efek lain dalam periode 5 hari
bursa sebelum permohonan pencatatan, bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 100.000.000 saham sekurang-kurangnya 50.000.000 saham
atau 35% dari modal disetor (mana yang atau 35% dari modal disetor (mana yang
lebih kecil). lebih kecil).

Jumlah pemegang saham paling sedikit Jumlah pemegang saham paling sedikit 500
1.000 pemegang saham yang memiliki pemegang saham yang memiliki rekening
rekening Efek di Anggota Bursa Efek, Efek di Anggota Bursa Efek, dengan
dengan ketentuan: ketentuan:
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang
melakukan penawaran umum, maka jumlah melakukan penawaran umum, maka jumlah
pemegang saham tersebut adalah pemegang pemegang saham tersebut adalah pemegang
saham setelah penawaran umum perdana. saham setelah penawaran umum perdana.

6
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang
berasal dari perusahaan publik, maka berasal dari perusahaan publik, maka
jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah pemegang saham tersebut adalah
jumlah pemegang saham terakhir selambat- jumlah pemegang saham terakhir selambat-
lambatnya 1 bulan sebelum mengajukan lambatnya 1 bulan sebelum mengajukan
permohonan pencatatan. permohonan pencatatan.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang
tercatat di Bursa Efek lain, maka jumlah tercatat di Bursa Efek lain, maka jumlah
pemegang saham tersebut adalah dihitung pemegang saham tersebut adalah dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 berdasarkan rata-rata per bulan selama 6
bulan terakhir. bulan terakhir.

Jika calon Perusahaan Tercatat mengalami rugi


usaha atau belum membukukan keuntungan atau
beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib selambat-
lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak tercatat
sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih
berasarkan proyeksi keuangan yang akan
diumumkan di Bursa.
Khusus bagi calon Perusahaan Tercatat yang
bergerak dalam bidang yang sesuai dengan sifatnya
usahanya memerlukan waktu yang cukup lama
untuk mencapai titik impas (seperti: infrastruktur,
perkebunan tanaman keras, konsesi Hak
Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman
Industri (HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan
dengan pelayanan umum, maka berdasarkan
proyeksi keuangan calon perusahaan tercatat tsb
selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-6
sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba
bersih.
Khusus calon Perusahaan Tercatat yang ingin
melakukan IPO, perjanjian penjaminan emisinya
harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh
(full commitment).

e. Syarat Pencatatan Saham


1. Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
2. Pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.
3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota Dewan
Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki Komite Audit atau
menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite Audit paling lambat 6 bulan
setelah tercatat, memiliki Sekretaris Perusahaan.
4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.
5. Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan
dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh Undang-Undang
yang berlaku di Indonesia.
7. Khusus calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan, memiliki
sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan dan calon

7
perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat
ecolabelling (ramah lingkungan).
8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada
laporan keuangan Auditan terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

f. Pencatatan untuk Efek Selain Saham


Efek selain saham yang dapat dicatatkan di BEI dapat berupa:
1. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF)
2. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)
3. Surat utang
4. Sukuk
5. Efek Beragun Aset (EBA)

g. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)


Persyaratan pencatatan SPEI adalah sebagai berikut:
1. Efektif dalam membuat pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke OJK.
2. Permohonan pencatatan SPEI di Bursa hanya dapat diajukan oleh Perusahaan.
3.Perusahaan sponsor wajib menunjuk Bank Kustodian untuk bertindak atas nama
perusahaan sponsor.
4. Bank Kustodian wajib melaporkan kepada Bursa setiap penukaran SPEI menjadi Efek
Perusahaan Sponsor atau penukaran Efek Perusahaan Sponsor menjadi SPEI.
5. Harga perdana SPEI pada saat dicatatkan sekurang-kurangnya Rp1.000.
6. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, secara substansi telah melakukan
kegiatan operasional dalam usaha utama (core business) yang sama sekurang-kurangnya
selama 36 bulan berturut- turut.
7. Membukukan laba usaha sekurang-kurangnya pada 3 tahun buku terakhir berturut-turut
yang menunjukkan pertumbuhan.
8. Laporan Keuangan Perusahaan Sponsor telah diaudit sekurang- kurangnya 3 tahun buku
terakhir, dengan ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan Laporan
Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
9. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva Berwujud Bersih (Net
Tangible Assets) sekurang-kurangnya setara dengan Rp250 miliar.

h. Pencatatan Surat Utang/ Sukuk


Persyaratan Pencatatan Surat utang dan Sukuk adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi ketentuan umum pencatatan Efek;
2. Berbentuk Badan Hukum;
3. Telah beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun;
4. Ekuitas sekurang-kurangnya Rp20 miliar;
5. Menghasilkan laba usaha untuk 1 tahun terakhir;
6. Pernyataan Pendaftaran telah Efektif;
7. Laporan keuangan telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di OJK untuk periode
3 tahun terakhir berturut-turut dengan sekurang- kurangnya memperoleh pendapat Wajar
Dengan Pengecualian (WDP);
8. Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar di OJK
sekurang-kurangnya BBB- (investment grade).

i. Pencatatan ETF

8
- Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit
Penyertaannya diperdagangkan di Bursa yang disampaikan kepada OJK telah menjadi
efektif.
- Nilai awal Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya sebesar Rp5 miliar dan maksimum adalah
sebesar nilai Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
sebagaimana tertuang dalam Prospektus
j. Pencatatan Efek Beragun Aset (EBA)

Persyaratan Pencatatan EBA adalah sebagai berikut:


1. Pernyataan Pendaftaran telah Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2.Laporan Keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIKEBA) terakhir
telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di OJK dengan sekurang-kurangnya
memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
3.Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar di OJK sekurang-
kurangnya BBB- (investment grade).
4. Permohonan Pencatatan disampaikan oleh Manajer Investasi.

III. PASAR PERDAGANGAN EFEK


III.1. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah pasar dimana perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana
menjual atau menawarkan efek, baik berupa saham, surat utang atau efek lainnya, secara
langsung kepada para calon pemodal. Pada pasar perdana harga efek ditetapkan lebih
dahulu.

III.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana


1) Penawaran Perdana suatu Saham atau Surat utang suatu perusahaan kepada investor
publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara pemesanan
saham atau surat utang seperti, “harga penawaran”, “jumlah saham yang
ditawarkan”, “masa penawaran”, dan informasi lain yang penting harus
dipublikasikan di surat kabar berskala nasional, dan juga dibagikan ke publik dalam
bentuk prospektus.
2) Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Surat utang dengan cara
menghubungi Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan.
3) Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Surat utang tersebut dengan
disertai pembayaran.
4) Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran umum
tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.
5) Proses penjatahan Saham atau Surat utang (biasa disebut dengan “allotment”)
kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin Emisi dan Emiten
yang mengeluarkan Saham atau Surat utang.

9
III.3. Istilah dalam Proses Penjatahan
1) Undersubscribed
Jumlah Saham atau Surat Utang yang dipesan kurang dari total saham atau surat utang yang
ditawarkan. Semua investor niscaya akan mendapat Saham atau Surat Utang yang sama
dengan jumlah yang dipesannya.

2) Oversubscribed
Jumlah Saham atau Surat Utang yang dipesan melebihi jumlah Saham atau Surat Utang yang
ditawarkan. Investor menerima saham atau surat utang kurang dari jumlah yang dipesan atau
tidak mendapatkan sama sekali. Kelebihan dana investor akan dikembalikan (refund) apabila
investor mendapat jumlah saham kurang dari jumlah yang dipesan.

III.4. Pasar Sekunder


Pasar sekunder adalah tepat terjadinya transaksi perdagangan efek, dimana efek yang
sebelumnya dijual di pasar perdana dan dicatatkan pada bursa efek tertentu. Proses
perdagangan efek di pasar sekunder terjadi di Bursa Efek, dan dibahas lebih rinci di Bursa
Efek Indonesia.

10
PERATURAN PERDAGANGAN EFEK
DI BURSA EFEK INDONESIA
I. SISTEM PERDAGANGAN
Bursa Efek Indonesia (BEI) memakai sistem perdagangan Jakarta Automated Trading
System atau biasa disebut JATS yang mempunyai fungsi Untuk mengotomasi perdagangan
efek secara real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa dianggap dengan
continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu perdagangan. Seiring
perjalanan waktu, sejak 14 Mei 2012 BEI mengubah sistem perdagangan JATS-NextG Versi
1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0.

Perbedaan antara Dealer driven Market dan Order driven Market


I.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven
Perbedaan antara sistem pasar dealer driven dan order driven ada pada tampilan di pasar
dalam hal harga bid (harga dimana seseorang siap membeli) dan ask (harga dimana
seseorang siap menjual).
Pasar order driven menekankan pada bid dan ask, sedangkan pasar dealer driven hanya
fokus pada bid dan ask dari market maker (dealer).

Pasar order driven adalah pasar dimana seluruh order dari pembeli dan penjual ditampilkan.
- Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu transparansi dimana seluruh order di pasar
ditampilkan beserta harga dimana orang bersedia beli atau jual.
- Sedangkan keurangan pasar order driven adalah tidak adanya jaminan eksekusi
order.
- Contoh Bursa dunia yang mengunakan Order driven Market seperti Bursa Efek
Indonesia, New York Stock Exchange (NYSE), Hong Kong Stock Exchange
(HKSE).

Pasar dealer driven hanya menampilkan tawaran bid dan ask dari market maker, atau dealer.
Para market maker ini akan memberikan harga bid dan ask yang bersedia mereka terima
pada saat itu. Bid dan ask akan terus berubah tergantung pada permintaan dan penawaran di
pasar.
- Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu likuiditasnya dimana para market maker wajib
untuk memenuhi harga yang ditentukan
- Sedangkan kekurangannya tidak transparan seperti pasar order driven
- Contoh Penguna Dealer driven Market adalah NASDAQ dan London Stock
Exchange (LSE).

Milestone Perkembangan Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia

Mei 1997 Otomasi sistem pengawasan


pelaksanaan perdagangan
April 2000 Penerapan Scripless Trading
2002 Perluasan akses pasar melalui
Remote Trading

11
2004 Pelaporan Elektonik oleh Emiten
2005 Perluasan akses pasar melalui
Online Trading
2006 Perluasan akses pasar melalui
Online Trading
2009 Implementasi Single Investor ID
dan Akses
2010 Perluasan akses pasar melalui
Direct Market Access
2011 Implementasi Straight Through
Processing
2012 Impelementasi Sistem
Perdagangan JATS NEXT-G
Versi

Peran JATS dalam mendukung pelaksanaan perdagangan secara remote.

1. Fasilitas JATS digunaan untuk pelaksanaan perdagangan efek di bursa.


2. Hanya Anggota Bursa Efek yang menjadi Anggota Kliring KPEI yang boleh
melakukan perdagangan efek secara Traditional trading, online trading maupun
Direct Market Access (DMA).
3. Hanya Anggota Bursa Efek yang memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek dan
Penjamin Emisi Efek yang boleh melakukan perdagangan efek di bursa
4. Anggota Bursa Efek dilarang untuk mentransaksikan efek yang yang tercatat di bursa
secara Over the Counter (OTC) atau transaksi diluar bursa kecuali kedudukanya
sebagai kustodian untuk efek yang tercatat di bursa.
5. KPEI menjamin penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai sesuai
dengan ketentuan peraturan OJK No. 26 Tahun 2014 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa dan peraturan KPEI.
6. Melalui KSEI dilaksanakan penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar
tunai setelah melalui kliring secara netting oleh KPEI.
7. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan berdasarkan hasil per-
transaksi.
8. Seluruh transaksi bursa yang tercantum di DTB diselesaian oleh Anggota Bursa Efek.
Transaksi bursa tejadi antara lain karena:
(1) Kesalahan perangkat remote trading Anggota Bursa Efek atau aplikasi Anggota
Bursa Efek dalam rangka remote trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC
yang disediakan oleh bursa.
(2) Kelalaian Anggota Bursa Efek dalam memberikan persetujuan atas penawaran
jual dan atau permintaan beli ke JATS.
(3) Kelalaian atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian perangkat remote
trading Bursa atau perangkat remote trading Anggota Bursa Efek.
(4) Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui perangkat remote trading
Bursa dan atau perangkat remote trading Anggota Bursa Efek.
9. Penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS dimasukkan oleh Anggota Bursa
Efek.

12
10. Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS
dimana penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut belum memperoleh
konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota Bursa Efek tersebut melakukan
pembatalan (withdraw) atau perubahan (amend), maka terjadi transaksi jual beli yang
sah.
11. Apabila Anggota Bursa Efek tidak melakukan pembersihan data yang masih
tersimpan dalam JONEC yang berasal dari kegiatan perdagangan hari bursa
sebelumnya (housekeeping) yang menyebabkan data tersebut terkirim kembali ke
JATS, maka terjadi transaksi jual beli yang sah
12. Anggota Bursa Efek wajib mematuhi persyaratan dan tata cara pengoperasian JATS.
13. Anggota Bursa Efek dilarang memasukkan penawaran jual atau permintaan beli
sejak suspensi perdagangan suatu efek diumumkan oleh bursa karena adanya
pembatasan perdagangan efek di pasar tertentu atau diseluruh pasar.
14. Seluruh transaksi yang dilakukan di bursa adalah tanggung jawab Anggota Bursa
Efek.

I.2. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market Access


Online Trading
Online trading adalah sarana sistem perdagangan yang dapat secara langsung. Pada online
trading, nasabah dapat mengetahui secara langsung posisi efek serta dana yang dimiliki.

Remote trading (via instruksi investor)


Remote trading System adalah sistem perdagangan jarak jauh dimana setiap order langsung
dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (JATS) tanpa perlu memasukkan order melalui
lantai bursa.

Direct Market Access


Direct Market Access adalah order yang langsung dapat diinputkan oleh pihak tertentu yang
mempunyai Izin untuk mengunakan DMA yang berkedudukan di negara lain untuk
memasukan order pemesanan secara langsung ke sistem perdagangan Bursa Efek, namun di
Indonesia, pihak lain yang berkedudukan di luar negeri tetap harus melewati sistem yang
ada pada Anggota Bursa sebelum diteruskan ke sistem perdagangan Bursa (sesuai peraturan
No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan juga Peraturan II-A Bursa Efek Indonesia)

I.3. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0


(New)

Perbedaan JATS-NextG JATS-NextG versi 2.0


Versi 1.11 dengan JATS-
NextG versi 2.0 JATS-
NextG Versi 1.11
Maksimum Jumlah Order per Maksimum Jumlah Order per
hari sebesar 1 Juta Order hari sebesar 5 Juta Order
Maksimum Jumlah transaksi Maksimum Jumlah transaksi
per hari sebesar 500 Ribu per hari sebesar 2,5 Juta
Transaksi Transaksi

13
I.4. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS
Sistem keamanan dan konfigurasi untuk JATS agar selalu tersedia untuk digunakan:
1. Untuk memastikan bahwa sistem perdagangan selalu siap digunakan, maka Bursa
Efek Indonesia memliki 2 tempat yang disebut dengan Main site (utama) dan DRC
site (Disaster Recovery Site).
2. DRC Site digunakan sebagai back-up dari Main site, server JATS yang berada pada
DRC selalu juga dipastikan siap digunakan apabila dibutuhkan.
3. Bursa Efek Indonesia dan juga pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme
perdagangan efek di pasar modal mengunakan Jaringan Terpadu Pasar Modal
(JTPM), yaitu jaringan yang ditujukan hanya untuk pihak tertentu yang terlibat dalam
mekanisme perdagangan efek di pasar modal (dedicated network), Jaringan itu juga
biasa disebut dengan MPLS Protocol (Multi-Protocol Label Switching).
4. JTPM dilindungi dengan high-end firewall dan sistem autentikasi sehingga Bursa
Efek Indonesia menjanjikan ketersediaan sistem perdagangan sebesar 99,91% setiap
tahun-nya.

II. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK


Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah:
1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di
Indonesia.
2. Dalam hal mempergunakan sistem atau sarana Bursa hanya boleh dilakuan oleh
Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK sebagai
Perantara Pedagang Efek dan telah memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa
(Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
(UUPM)).
3. Nasabah.
4. Biro Administrasi Efek.
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian.

Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak

14
Bagi Perusahaan Efek atau Anggota Bursa
1. Dalam hal membuat kontrak dengan nasabah tentang pembukaan rekening Efek dan
menerima pesanan nasabah untuk membeli atau menjual Efek merupakan tanggung jawab
bagian pemasaran PE AB, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Rekening Efek harus dibuka atas nama nasabah untuk Transaksi Efek, kecuali
untuk:
i. Membeli atau menjual saham atau unit penyertaan Reksa Dana terbuka
ii. Memesan Efek dalam rangka Penawaran Umum;
iii. Membeli atau menjual Efek untuk kepentingan Perusahaan Efek lain,
Pihak terafiliasidengan Perusahaan Efek dimaksud, Bank, Perusahaan
Asuransi, Dana Pensiun, atau Lembaga Keuangan lain

b. Kontrak harus memuat:


i. Efek dan dana dalam Rekening Efek tersebut dapat digunakan sebagai
jaminan penyelesaian kewajiban nasabah.
ii. Perusahaan Efek mempunyai hak untuk membeli Efek untuk Rekening
Efek, dengan tujuan untuk menutup saldo negatif Efek (short position).
iii. Perusahaan Efek dapat meminta dana atau Efek dari pemegang Rekening
tersebut, sebelum pelaksanaan Transaksi Efek.
iv. Dana dan Efek dalam Rekening Efek atas nama nasabah dapat disimpan
dalam Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga.
v. Apabila saldo pada Rekening Efel nasabah negatif, Perusahaan Efek dapat
menggunakan Efek tersebut sebagai jaminan atas kredit bank atau lembaga
keuangan lainnya.

c. Kontrak harus disimpan dalam arsip pada bagian pemasaran, dilengkapi dengan
dokumen:
i. Identitas nasabah.
ii. Instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan rekening Efek
nasabah harus disertakan Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan
hukum yang memberikan wewenang kepada pejabat tertentu dari badan
hukum tersebut.
iii. Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek.
iv. Instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan rekening Efek
nasabah harus disertakan Surat kuasa dari nasabah yang memberikan
wewenang kepada Pihak ketiga.
v. Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan kepada
Manajer Investasi untuk memberikan instruksi yang berhubungan dengan
Rekening Efek Reksa Dana. Formulir untuk nasabah orang perseorangan
sekurang-kurangnya memuat:
1. pekerjaan
2. status perkawinan
3. tujuan investasi
4. keadaan keuangannya

2. Verifikasi Data Nasabah (pembahasan lebih rinci terdapat pada modul Hukum dan Etika
Bagian C poin g; peraturan Bapepam-LK nomor V.D.10 atau POJK NO. 22 Tahun 2014).

15
a. Penyedia jasa keuangan di bidang pasar modal wajib melakukan pertemuan
langsung (face to face) dengan nasabah untuk meminta beberapa informasi sebelum
menerima suatu Pihak menjadi Nasabah yang berinvestasi di Pasar Modal.
b. Informasi calon Nasabah harus dapat dibuktikan dengan keberadaan dokumen-
dokumen pendukung.
c. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan identifikasi dan
verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung mengenai calon Nasabah
(customer due diligence).
d. Nasabah dan pengendali calon Nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi
terhadap praktik pencucian uang atau terkait dengan Pendanaan Kegiatan Terorisme
wajib diperiksan lebih ketat (enhanced due diligence) oleh Penyedia Jasa Keuangan
di bidang Pasar Modal.
e. Persetujuan pembukaan rekening Efek dapat diberikan setelah meyakini kebenaran
identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah, serta Nasabah tidak melakukan
kegiatan pencucian uang atau Pendanaan Kegiatan Terorisme dan nasabah dilarang
membuka rekening menggunakan nama fitif
g. Calon Nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi wajib memperoleh
persetujuan dari anggota direksi Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal jika
ingin melakukan pembukaan rekening Efek.

3. Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22 Tahun 2014
Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan
a. Sekuritas wajib untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas nama nasabah
tersebut.
b. Pemberian kuasa oleh Nasabah kepada Partisipan untuk membuka Sub Rekening
Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor identification)
untuk Nasabah.
c. Kewajiban Partisipan untuk melaksanakan kuasa pembukaan Sub Rekening Efek
dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor identification)
peraturan KSEI nomor 3.C.7.

Bagi Investor
1. Investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah perusahaan efek atau kantor broker
(anggota bursa) sebelum melakukan transaksi.
2. Perusahaan efek harus melakukan pembukaan rekening sebelum melakukan perdagagan
melalui BEI

Bagi Bursa Efek Indonesia


BEI akan megirim data transaksi bursa (DTB) kepada KPEI disetiap akhir sesi perdangan
baik sesi 1 maupun 2.

Bagi Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)


1. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan Transaksi
Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebagaimana dimuat di
dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan
dalam DHK.

16
2. DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul
13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk perdagangan
sesi II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa
berikutnya.
3. KPEI melakukan pemindahbukuan efek bersifat ekuitas atau uang dari rekening
serah terima anggota kliring ke sub rekening efek jaminan nasabah anggota kliring
yang bersangkutan selambat -lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal penyelesaian
yang ditetapkan dalam DHK.
4. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang ke
Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB pada
tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring.
5. Jika Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak menjual Efek yang berada
dalam Rekening Jaminan Anggota Kliring dan memberikan konfirmasi kepada
Anggota Kliring yang bersangkutan mengenai hasil penjualan Efek dimaksud, dapat
mencairkan dan atau menjual agunan yang di jaminkan.
6. Serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan kewajiban Anggota Kliring kepada
KPEI, efek bersifat ekuitas yang tidak dipenuhi wajib diganti oleh anggota kliring
7. Menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate cash settlement) kepada KPEI
sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat
Ekuitas yang sama di pasar reguler dan negosiasi di hari penyelesaian saham tersebut
atau pada sesi I pasar reguler di hari penyelesaian saham tersebut.

Bagi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)


Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan penyelesaian
kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindah bukukan efek dari penjual ke
rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak pembeli ke pihak penjual. hal ini
sesuai dengan Lampiran Keputusan Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Nomor:
KEP-0013/DIR/KSEI/0612.

II.1. Proses & Prosedur Jual Beli Efek

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek

17
Investor harus menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau perusahaan
efek sebelum melakuan perdagangan saham.

2. Pelaksanaan Order Nasabah

Ada 2 cara order, yaitu online trading dan traditional trading via broker. Pada online trading
investor tinggal memasukan penawaran beli maupun jual dari gadget, laptop dan device
lainya dan order tersebut akan diteruskan ke system yang tersedia di anggota bursa sebelum
diteruskan ke JATS, sedangkan untuk order via broker, investor memberikan instruksi
kepada broker kapan saham harus dibeli dan dijual dapat dilakukan secara langsung dengan
datang ke kantor broker, telephone, dan layanan pesan singkat (short message service/sms).
Berikut contoh pemesanana via traditional trading.

18
3. Verifikasi dan validasi order
Anggota bursa melakukan verifikasi dan validasi setiap order yang masuk melalui sistem
dari kantor anggota bursa tersebut.

4. Transaksi terjadi (matched)


Semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan
tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang telah terjadi (done). Perusahaan Efek Anggota
Bursa akan memberika konfirmasi kepada nasabah pada akhir hari bursa setelah order
disampaikan atau diteruskan (online trading) oleh nasabah.

5. Penyelesaian transaksi (settlement)


Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses seperti kliring, pemindah
bukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak kita akan terpenuhi 3
hari bursa selanjutnya (T+3) untuk pasa regular dan (T+0) untuk pasa tunai.

II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Angota Bursa Efek


1. Anggota Bursa Efek (AB) menerima pesanan dari nasabah untuk melakukan
transaksi yang sudah tercatat di bursa.
2. AB efek wajib melakukan verivikasi terhadap setiap pesanan yang diterima dari
nasabahnya.
3. Hanya pesanan terbatas sampai dengan batas harga yang sudah ditentukan yang
dilaksanakan di Bursa oleh anggota.

19
4. Data waktu, nomer urut, nomer rekening nasabah, jumlah dan nama dan data lainnya
pada setiap instruksi pesanan jual atau beli wajib tercatat di bagian pemasaran.
5. Pesanan jual atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS satu
persatu berdasarkan urutan waktu
6. Untuk dimasukan ke dalam JATS, penawaran jual atau beli wajib dilengkapi data
identitas tunggal nasabah.
7. Penawaran jual atau beli nasabah atas efek selain hak memesan hanya boleh di
transaksikan oleh AB dipasar regular.
8. AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain apabila
AB yang bersangkutan dalam keadaan larangan sementara,
9. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib memperlakukan anggota
sama dengan pesanan lainnya.

II. 3. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa


Segmen Pasar di BEI
1. Pasar Reguler
2. Pasar Negosiasi
3. Pasar Tunai

Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam
perdagangan berlangsung yaitu pada setiap hari bursa dengan mengikuti waktu Jakarta
Automated Trading System (JATS). Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus
dalam satuan perdagangan Efek atau kelipatannya, yaitu 100 Efek. Perdagangan di Pasar
Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan.
Pasar Reguler adalah perdagangan efek di bursa yang dilaksanakan berdasarkan proses
tawar-menawar secara lelang oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang berlangsung dua
sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari ke-3 setelah terjadinya transaksi
bursa.
Pasar Tunai adalah perdagangan efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-
menawar oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS pada sesi pertama saja dari dua sesi
perdagangan setiap harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan
pada hari bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa
Pasar Negosiasi adalah perdagangan saham di bursa dilaksanakan menggunakan satuan
lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli tanpa harus mengacu pada
besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan sesuai kesepakatan terakhir
perdagangan HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah pihak tidak menetapkan waktu
penyelesaian.

20
II.4. Proses Tawar Menawar
Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai sesuai pada
harga pembukaan.
2. Harga pembukaan pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai berpedoman
pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa
b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di
Bursa
3. JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority) memproses Penawaran
jual atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS.
4. JATS memprioritaskan transaksi yang diajukan terlebih dahulu (time pririty) jika
terjadi penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama.
5. Transaksi jual beli yang sudah dimasukkan ke JATS dapat dibatalkan atau diubah oleh
Angota Bursa Efek (AB) jika transaksi bursa belum terjadi.
6. Seluruh penawaran jual atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh JATS,
akan dilanjutkan secara otomatis keperdagangan sesi Pre-closing oleh JATS.

Di Pasar Negosiasi
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar-
menawar secara individual antar Anggota Bursa Efek (AB) tersebut diproses melalui
JATS.
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi Bursa
saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi.
3. Penyampaian informasi melalui tampilan informasi (advertising) tentang penawaran
jual dan permintaan beli Efek bersifat ekuitas di pasar negosiasi dapat dilakuan apabila
Anggota Bursa Efek belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi.
4. Penawaran jual dan beli dapat diubah atau dibatalan oleh Anggota Bursa Efek yang
memberikan informasi penawaran jual / beli
5. Anggota Bursa Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa dalam jangka
paling lambat hari berikutnya apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil
kesepakatan berada di luar batasan.

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Reguler dan Pasar Tunai


1. KPEI menjamin penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai
2. Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilakukan secara netting
+ offsetting.
3. Setelah terjadinya transaksi bursa (T+3), transaksi bursa pasar reguler wajib
diselesaikan pada hari bursa ke-3

21
4. Pada hari bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0), maka transaksi
bursa pasar tunai juga wajib diselesaikan
5. Kedua belah pihak harus membuat kesepatakan untuk penyelesaian transaksi bursa di
pasar negosiasi.
6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan secara trade for trade.
7. Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan transaksi bursa yang dilakukannya di
pasar reguler dan pasar tunai akan ditentukan oleh KPEI pada Hari Bursa di Daftar
Hasil Kliring (DHK) dalam data elektronik paling lambat pukul 13.00.00 WIB
perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB perdagangan sesi II dan paling lambat pukul
09.00.00 WIB pada Hari Bursa berikutnya.
8. Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindah-bukuan Efek Bersifat Ekuitas
atau dana ke rekening Anggota Bursa Efek yang berhak sesuai peraturan KSEI dan
KPEI.

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi


1. Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli harus membuat kesepakatan
tentang waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi
2. Apabila Anggota Bursa Efek Beli dan Anggota Bursa Efek Jual tidak menetapkan
waktu penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi selambat-
lambatnya pada hari bursa ke-3.
3. Pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk hari
bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

II.5. Jam dan Sesi Perdagangan Jam perdagangan

1. Sesi Pre-opening Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada
setiap hari perdagangan.
WAKTU AKTIVITAS
08:45:00 - Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
08:55:00
08:55:01 - JATS melakukan proses penetapan harga preopening
08:59:59 dan pengalokasian transaksi

2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II Hari Sesi


Hari Sesi Waktu
Senin-kamis Sesi I 09:00 – 12:00 Waktu JATS
Sesi II 13:00 – 15:00 waktu JATS
Jumat Sesi I 09:00 – 11:30 waktu JATS
SESI I 14:00 – 15:49 waktu JATS

3. Sesi Pre-closing dan Post-closing

22
Sesi Waktu Aktivitas
Pre- 15:50:00- Anggota memsukan order jual beli
closing 16:00:00

16: 00:01- JATS melakukan proses pembentukan harga


16:04:59 penutupan berdasarkan price dan time priority
Post – 16:05:00- Anggota memasukan penawaran jual beli pada
closing 16:15:00 harga penutupan secara keseluruhan
berdasarkan time prioriyy

Perdagangan Saham Perusahaan Tbk yang Melakukan Tindakan Korporasi


Pelaksanaan Perdagangan saham dari Perusahaan Tercatat yang melakukan tindakan
korporasi:
1. Jika tindakan korporasi mengakibatkan adanya perubahan nilai nominal saham dan
perubahan saham yang dicatatkan akibat penggabungan atau peleburan usaha (merger),
Bursa meniadakan perdagangan di Pasar Tunai atas saham tersebut selama 2 Hari Bursa
terhitung sejak berakhirnya periode cum di Pasar Reguler.
2. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham, maka perdagangan
Waran berakhir paling lambat:
a. 4 Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk perdagangan
Waran di Pasar Reguler.
b. 1 Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk perdagangan
Waran di Pasar Tunai.

II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection


Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan efisien, Bursa
Efek Indonesia mempunyai aturan yang tertulis dalam peraturan Perdagangan II-A mengenai
mekanisme perdagangan efek.
Fraksi Harga Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli. Fraksi Harga yang berlaku saat ini adalah
sebagai berikut:
Rentang Harga Fraksi harga
Pergerakan harga Maksimal pergerakan harga
< Rp 200 Rp 1 Rp 10
Rp 200 - < Rp 500 Rp 2 Rp 20
Rp 500 - < Rp 2.000 Rp 5 Rp 50
Rp 2.000 - < Rp 5.000 Rp 10 Rp100
>Rp 5.000 Rp 25 Rp 250

23
II.7. Auto Rejection
Harga penawaran jual atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah harga
penawaran yang sudah ditentukan. Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar harga yang
sudah ditentukan tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS (Auto Rejection).
Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50.
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% di atas dan lebih dari
10% di bawah Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- sampai Rp 200,- .
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25 di atas dan lebih dari
10% (sepuluh persen) di bawah Harga untuk Saham harga Rp 200,- sampai dengan
dari Rp 5.000,-.
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% di atas dan lebih dari
10% di bawah Harga untuk Saham dengan harga di atas Rp 5.000,-.

Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar Tunai,
maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila:
1. Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari 50.000
lot atau 5% dari jumlah Efek yang tercatat di Bursa.
2. Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau
terendah di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang dimasukkan ke JATS
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas ditetapkan berdasarkan pada:
a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai.
b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk.
c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Tercatat
yang melakukan Tindakan Korporasi.
d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali.
e. Diperdagangkan di Bursa.
3. Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran Umum yang
pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana) ditetapkan sebesar 2
(dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection yang telah ditentukan.

II.8. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling


Marjin Transaksi merupakan transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek atau pembelian suatu saham dengan cara sebagian pembelian
menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang dipinjam dari anggota
bursa efek Indonesia.
Short selling Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek tidak
dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan atau penjualan suatu saham dimana
penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu transaksi dilakukan.
Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah sebagai berikut:

24
1. PER tidak Lebih 3X.
2. Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari jumlah
saham tercatat lebih besar dari Rp1.000.000.000.000.
3. Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan:
a. apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 bulan atau lebih, maka:
Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi harian di
Pasar Reguler dalam 6 bulan terakhir minimal adalah Rp 10.000.000.000 atau
minimal nilai transaksi harian di Pasar Reguler adalah Rp 1.000.000.000,-.
b. apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan Efek
tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai
Rp 50.000.000.000 atau minimal nilai transaksi harian adalah Rp
5.000.000.000,-.
4. Jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 pemegang saham berdasarkan
data akhir bulan selama periode.
5. Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah 5%
(lima perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20% (dua puluh perseratus)
yang dihitung selama:
a. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang telah
tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa
b. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review oleh
Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.

II.9. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan


Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang
ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan persyaratan
yang sudah ditentukan yang transaksinya tidak dijamin sebagaimana diatur dalam Pasal 1
angka 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa.
Efek dengan Transaksi Dipisahkan Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bursa Efek Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.
Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini adalah
sebagai berikut: 1. Pola Transaksi 2. Volume Transaksi 3. Frekuensi Transaksi 4. Fluktuasi
Harga 5. Konsentrasi kepemilikan efek 6. Informasi lain yang bersifat material.

II.10. Biaya Transaksi


Sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa kepada Anggota Bursa Efek, maka
Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk biaya
kliring dan settlement). Ketentuannini tetap berlaku bagi Anggota Bursa Efek dalam keadaan
suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dibekukan. Biaya dihitung
berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagai berikut:

25
1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% dari nilai per
transaksi, atau minimum Rp20.000.000, - per bulan.
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan
Bursa.
3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar 0,009%
dari nilai per transaksi.
4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% dari nilai per
transaksi.
5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen
Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek.

II.11. Penghentian Perdagangan


1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:
a. permasalahan teknis pada JATS atau sistem Remote trading yang diakibatkan
oleh: Data application / system error, Kapasitas mesin perdagangan penuh,
Rusak mesin perdagangan, Terputusnya jaringan Remote trading, Permasalahan
teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya.
b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI dan
atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI.
c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual atau beli yang
menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan
yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan.
d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran.
e. Terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain: pemberontakan,
ledakan bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan dan epidemic.
f. Terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik,
telekomunikasi dan transportasi.
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan suatu Efek tertentu di Bursa
apabila terjadinya pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut.
3. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
atau Waran apabila perdagangan saham yang diterbitkannya Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu atau Waran tersebut dihentikan sementara.

Suspensi Perdagangan

Kondisi atau dampak yang diakibatkan Tindakan bursa atas kelangsungan


perdagangan
IHSG mengalami penurunan lebih dari 10% Trading Halt selama 30 menit
IHSG mengalami penurunan hingga Trading suspend hingga satu sesi atau lebih
mencapai 15% setelah trading halt perdagangan dengan persetujuan dari OJK
dilaksanakan

26
KESIMPULAN
Melalui penjualan efek di Pasar Modal, perusahaan dapat menghimpun dana dari
masyarakat jika membutuhkan dana yang dilakukan melalui mekanisme yang disebut
penawaran umum. Pihak yang terlibat dalam penawaran umum perdagangan efek adalah
Emiten, yaitu perusahaan yang akan melakukan penawaran umum, Penjamin Emisi,
Akuntan publik atau auditor independen, Penilai, dan Konsultan hukum Notaris.
Pasar perdana adalah pasar dimana perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana
menjual atau menawarkan efek, baik berupa saham, surat utang atau efek lainnya, secara
langsung kepada para calon pemodal. Pada pasar perdana harga efek ditetapkan lebih dahulu,
sedangkan pasar sekunder adalah tepat terjadinya transaksi perdagangan efek,
dimana efek yang sebelumnya dijual di pasar perdana dan dicatatkan pada bursa efek
tertentu. Proses perdagangan efek di pasar sekunder terjadi di Bursa Efek, dan dibahas lebih
rinci di Bursa Efek Indonesia.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memakai sistem perdagangan Jakarta Automated
Trading System atau biasa disebut JATS yang mempunyai fungsi Untuk mengotomasi
perdagangan efek secara real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa
dianggap dengan continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu
perdagangan. Seiring perjalanan waktu, sejak 14 Mei 2012 BEI mengubah sistem
perdagangan JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0.
Pada prosedur dan proses jual beli efek, investor harus menjadi nasabah atau
membuka rekening di salah satu broker atau perusahaan efek sebelum melakuan
perdagangan saham, melaksanakan order nasabah, melakukan verifikasi dan validasi order,
terjadi transaksi, dan penyelesaian transaksi.
Jam dan sesi perdagangan efek dibagi menjadi tiga sesi, yaitu Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari perdagangan,
sesi perdagangan sesi I dan II hari sesi, dan sesi pre-closing dan Post-closing.

27

Anda mungkin juga menyukai