Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH PENGAUDITAN 1

Kelompok 4 Akuntansi B

1. Fiqri Dwi Putra (C30123041)


2. Sakina (C30123048)
3. Aditya Putra (C30123051)
4. Muh. Yusuf (C30123056)
4. Istiaul Zahria (C30123061)

PEMBAHASAN MATERI

1.1 Pengertian Auditing


a. Pengertian Audit Secara Umum
Audit merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan
pengamanan supaya dapat mendeteksi terjadinya penyelewengan dan ketidakwajaran
yang dilakukan oleh perusahaan. Proses audit sangat diperlukan suatu perusahaan
karena dengan proses tersebut seorang akuntan publik dapat memberikan pernyataan
pendapat terhadap kewajaran atau kelayakan laporan keuangan berdasarkan
internasional standards auditing yang berlaku umum.

b. Pengertian Audit Menurut Para Ahli


Untuk memahami pengertian audit secara baik, berikut ini pengertian audit menurut
pendapat beberapa ahli akuntansi.
a. Menurut Agoes (2012:4) audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
b. Menurut Mulyadi (2014:9) audit adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian setara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai
yang berkepentingan.
c. Audit menurut Arens et al. (2015:2) adalah pengumpulan dan evaluasi buku
tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Berbagai pengertian dapat
dikatakan bahwa audit merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan
secara sistematik terhadap laporan keuangan, pengawasan intern, dan catatan
akuntansi suatu perusahaan. Audit bertujuan untuk mengevaluasi dan
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan berdasarkan
bukti-bukti yang diperoleh dan dilakukan oleh seorang yang independen dan
kompeten.
d. Cashin ( 1988 : 1 - 10 ) mengelompokan audit kedalam tiga cabang bidang
audit yaitu; Independent auditing (audit bebas ), Internal auditing ( audit
internal ), dan Government auditing ( audit pemerintah ). Pada dasarnya,
layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang auditing di atas
adalah sama,dan kini setiap cabang telah terpisah dan mempunyai
tanggungjawab jelas dengan tingkat kebebasan yang berbeda. Sebagai disiplin
ilmu, auditing telah berkembang dan telah membiakkan banyak macam bidang
audit. Sering terjadi perbedaan pendapat di antara para ahli tentang apa yang
akan dicoba di capai oleh liap macam bidang audit. Bahkan di antara para
auditor seringkali terdapat ketidakcocokan tentang batasan yang pasti dari tiap
macamnya. Perkembangan bidang audit telah meluas tidak saja pada bidang
keuangan tetapi telah merengkuh dalam : pemenuhan kinerja, nilai uang,
operasional, hasil program, manajemen dan efektivitas, di samping
kepatuhan.
e. Luca Pacioli, seorang akuntan Italia pada abad ke-15, dianggap sebagai
"Bapak Akuntansi." Meskipun Pacioli sendiri tidak secara langsung
mengembangkan konsep audit, ia memberikan dasar untuk praktik audit
dengan menciptakan sistem pembukuan yang disebut "double-entry
accounting" pada bukunya yang terkenal, "Summa de Arithmetica, Geometria,
Proportioni et Proportionalita" pada tahun 1494. Audit sendiri adalah proses
pemeriksaan dan verifikasi informasi keuangan suatu entitas untuk
memastikan kebenaran dan kewajaran laporan keuangan. Kontribusi Pacioli
dalam pengembangan sistem pembukuan menjadi dasar bagi praktik audit
modern yang memerlukan keakuratan dan integritas dalam aporan keuangan.

1.2 Perbedaan Auditing dan Akuntansi


Akuntansi, sebagai landasan informasi keuangan suatu entitas, mencakup serangkaian proses
yang komprehensif. Mulai dari pencatatan setiap transaksi keuangan, pengklasifikasian data
ke dalam akun-akun yang relevan, hingga penyajian informasi melalui berbagai laporan
keuangan. Proses ini tidak hanya tentang mencatat angka-angka, tetapi juga melibatkan
interpretasi, analisis, dan interpretasi untuk memberikan gambaran yang jelas dan
komprehensif tentang kinerja keuangan perusahaan.
Di sisi lain, audit adalah upaya independen untuk mengevaluasi integritas informasi keuangan
yang dihasilkan melalui proses akuntansi. Auditor, sebagai pihak luar yang tidak terlibat
dalam penyusunan laporan keuangan, melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap
dokumen, prosedur internal perusahaan, dan berbagai aspek lainnya. Tujuan audit adalah
untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan adalah akurat, adil,
dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dalam esensi, akuntansi dan audit bekerja bersama untuk menciptakan sistem yang kokoh
dan dapat dipercaya dalam menyajikan informasi keuangan. Akuntansi menciptakan dasar
informasi, sementara audit menambahkan lapisan keyakinan dan validasi terhadap informasi
tersebut, memberikan kepastian kepada pemangku kepentingan bahwa laporan keuangan
mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku.
Ada juga yang memberikan pendapat bahwa Audit adalah jasa akuntan publik yang dikenal
sebagai jasa asurans (assurance services), sedangkan accounting adalah bagian dari jasa tidak
berjaminan (non-assurance engagements). Jasa audit independen hanya boleh diberikan oleh
akuntan publik melalui Kantor Akuntan Publik (KAP). Sedangkan, accounting dan jasa-jasa
tidak berjaminan lainnya boleh dilaksanakan oleh akuntan publik dan akuntan terdaftar yang
bukan akuntan publik. Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,
karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya
akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan.
ekuitas, dan laporan arus kas. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Secara umum,
atestasi merupakan suatu komunikasi dari seorang ahli mengenai kesimpulan tentang
reabilitas dari pernyataan seseorang. Jasa berjaminan (assurance services) adalah jasa seorang
profesional yang independen yang meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil
keputusan. Assurance services mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari auditing atau
atestasi. Dalam proses auditing, laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya akan diperiksa oleh
akuntan. Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari: laporan posisi keuangan
(statement of financial position), laporan laba rugi (statement of profit and loss), laporan
perubahan ekuitas (statement of changes in equity), dan laporan arus kas (stotement of cash
flows).

1.3 Mengapa Perlu Dilakukan Audit


Auditing menjadi kegiatan penting yang harus Anda lakukan secara berkala. Berikut
alasan mengapa perusahaan perlu diaudit. Selain melangsungkan proses bisnis rutin, audit
suatu perusahaan menjadi kegiatan penting yang harus dilakukan secara berkala. Proses
audit dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan, yang berfungsi sebagai sumber
informasi terbaik kondisi perusahaan terkini. Laporan keuangan merupakan bentuk
tanggung jawab perusahaan dalam upaya memenuhi akuntabilitas yang diminta para
pemangku kepentingan atau pihak berkepentingan. Dalam laporan tertuang informasi
lengkap mengenai kinerja dan posisi keuangan yang nantinya menjadi dasar pengambilan
keputusan.
Itulah mengapa laporan keuangan perusahaan harus terjamin kewajaran dan
kebenarannya. Proses audit adalah cara terbaik menjamin kewajaran dan kebenaran
laporan keuangan suatu perusahaan. Audit bukan semata-mata mencari-cari kesalahan
atau keadaan. Namun, audit bertujuan untuk memastikan kesesuaian laporan keuangan
dengan standar akuntansi yang berlaku dan memberikan gambaran secara objektif terkait
kondisi perusahaan terkini. Dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis audit, yaitu audit
internal dan eksternal.

a. Audit internal dilakukan oleh tim dalam perusahaan guna meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kinerja perusahaan.
b. Sementara itu, audit eksternal dilakukan oleh lembaga independen yang memenuhi
syarat, seperti Kantor Akuntan Publik (KAP) , dan bertujuan meningkatkan
kredibilitas perusahaan di mata publik maupun pemangku kepentingan lainnya.

Bagi perusahaan yang tengah berkembang pesat, kegiatan audit berkala bukan lagi
menjadi sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan. Beberapa alasan yang memperkuat
mengapa perusahaan perlu diaudit adalah:
1. Memberikan jaminan kepada para pemegang saham
Ketika bisnis Anda bertumbuh cepat,Pemegang saham cenderung kurang
terlibat dalam operasional harian dan memilih berpartisipasi secara strategis
saja. Audit akan membantu pemegang saham menilai dan meninjau akurasi
keuangan serta pengendalian sistem internal. Hal tersebut sudah mencakup
upaya menemukan kelemahan sistem maupun ketidakpatuhan terhadap
prosedur internal. Singkatnya, proses audit menjadi jaminan kredibilitas
perusahaan Anda di mata pemegang saham.

2. Menegaskan diri sebagai perusahaan yang taat hukum


Keberlangsungan perusahaan tidak bisa dilepaskan dari hukum yang berlaku.
Proses audit akan memastikan bahwa perusahaan Anda telah menjalani proses
bisnis sesuai prosedur dan mematuhi peraturan serta peraturan-undangan yang
berlaku di Indonesia. Audit secara berkala juga menunjukkan keinginan
perusahaan update dengan regulasi terkini. Tentu saja hal ini membuat perusahaan
berkembang lebih cepat karena mampu tanggap dan adaptif terhadap segala
perubahan yang mempengaruhi kelangsungan bisnis.

3. Sebagai bentuk tinjauan organisasi


Audit memungkinkan Anda menyelami lebih dalam seluk beluk bisnis selama ini.
Perspektif auditor yang independen memberi Anda pemahaman berbeda tentang
bisnis yang dijalani. Temuan auditor dapat mengidentifikasi mana bagian sistem
atau prosedur yang dapat ditingkatkan, serta bagaimana menciptakan peluang
menarik calon investor. Bahkan, bekerja sama dengan auditor eksternal yang
berpengalaman dengan klien serupa perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak
pandangan tentang mengelola bisnis, peluang berkembang, hingga risiko yang
mungkin muncul di kemudian hari.
4. Mengurangi risiko terjadinya kecelakaan atau kecelakaan
Audit juga dapat mengidentifikasi aktivitas penipuan yang terjadi dalam internal
perusahaan. Berkat proses audit, Anda bisa mengetahui kelemahan sistem yang
selama ini membuat perusahaan merugi. Bukan tidak mungkin ditemukan pula
staf yang terlibat dalam praktik kondisi tersebut.

5. Melindungi aset perusahaan


Cara melindungi aset perusahaan bukan soal penyimpanan dan pemeliharaan
semata, tetapi juga mengenali risiko yang dapat membahayakan aset tersebut.
Apalagi, risiko dapat datang dari mana saja, termasuk internal perusahaan. Proses
audit akan membantu perusahaan mengidentifikasi masalah, risiko, dan
kelemahan sistem yang berpotensi membahayakan aset perusahaan. Berdasarkan
temuan itu, perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan maupun perbaikan.

1.4 Jenis-Jenis Audit


Audit internal adalah suatu proses penilaian yang dilakukan oleh auditor internal secara
sistematis dan objektif untuk memeriksa serta mengevaluasi berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan atau organisasi. Tujuan audit internal ini dimaksudkan untuk
memeriksa dan mengevaluasi berbagai aspek operasional perusahaan, termasuk laporan
keuangan, pengelolaan bisnis, dan pengendalian internal yang ada. Hal ini dilakukan
untuk memastikan keabsahan dan kredibilitas laporan keuangan serta efektivitas
pengendalian internal yang diterapkan dalam perusahaan.

Fungsi dan Tujuan Audit Internal dalam Perusahaan


Audit internal memiliki beberapa fungsi dan tujuan yang penting bagi perusahaan. Salah
satunya adalah untuk memastikan bahwa pengeluaran masih dalam batas wajar. Selain
itu, audit internal juga berfungsi untuk memastikan bahwa kinerja keuangan memenuhi
standar perusahaan, menjamin mutu serta integritas dari laporan keuangan, dan memberi
masukan perbaikan sebelum audit eksternal dilakukan.

Terkait tujuan, ada lima tujuan utama yang harus dicapai selama proses audit internal.
Kelima tujuan tersebut antara lain completeness, accuracy, existence, valuation dan
classification.

Jenis-Jenis Audit Internal


Secara garis besar, audit internal dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni audit keuangan,
audit kepatuhan, dan audit operasional. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Audit Keuangan
Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan
apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan
kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi
Contoh audit internal yang satu ini difokuskan pada pemeriksaan laporan keuangan
perusahaan. Audit keuangan lebih sering dilakukan di perusahaan besar untuk
memastikan tidak ada penyelewengan dalam pengelolaan dana perusahaan.

2. Audit Kepatuhan/Ketaatan
Audit kepatuhan/ketaatan adalah jenis kegiatan audit yang bertujuan untuk menilai
sejauh mana unit kerja dalam perusahaan menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan
dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Audit ini bertujuan untuk
memastikan bahwa karyawan dan departemen mematuhi peraturan perusahaan, serta
peraturan eksternal yang berlaku. Audit Ketaatan (compliance audit) dilaksanakan
untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau
ketentuan yang diterapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Contoh audit Ketaatan
untuk suatu perusahaan tertutup
 menentukan apakah personel akuntansi mengikuti prosedur yang digariskan oleh
kontroler perusahaan.
 Review tarif upah untuk melihat ketaatan dengan ketentuan upah minimum
 Memeriksa perjanjian kontraktual dengan bangkit dan pemberi pinjaman lainnya
untuk memastikan bahwa perusahaan menaati persyaratan-persyaratan hukum..

3. Audit Operasional

Audit operasional adalah jenis audit internal yang berfokus pada pengelolaan sumber daya
perusahaan. Auditor internal akan memeriksa bagaimana perusahaan mengelola sumber daya
seperti manusia, teknologi, dan aset lainnya.
Pemeriksaan ini harus selaras dengan misi dan tujuan bisnis perusahaan. Melalui audit
operasional, perusahaan dapat memastikan bahwa sumber daya yang ada benar-benar
digunakan secara efektif dan efisien.
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan
metode operasi operasional. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya
menggarapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi. Sebagai contoh, auditor mungkin
mengevaluasi dengan sistem komputer yang baru dipasang.

1.5 Profesi Akuntan Di Indonesia dan Di Negara Lain


Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada
perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan
sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit,
akuntansi, pajak, dan konsultan manajemen.

Profesi akuntansi dapat dikatakan terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Akuntan Pendidik
Adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, mengajar dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi, serta melakukan penelitian dan
pengembangan akuntansi, contohnya Dosen.

2. Akuntan Non Pendidik

Macam-macam Akuntan Non Pendidik, yaitu :

PROFESI AKUNTANSI DALAM NEGERI (LOKAL)

a. Akuntan Publik (Public Accountant)

Adalah akuntan yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan RI untuk
memberikan jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja, dan audit
khusus serta jasa dalam bidang non atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi,
dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Akuntan publik
juga dikenal sebagai akuntan eksternal yaitu akuntan independen yang memberikan jasa-
jasanya atas dasar pembayaran tertentu, mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan
suatu kantor akuntan.

b. Akuntan Intern (Internal Accountant)


Adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan, organisasi, atau lembaga
tertentu dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern perusahaan untuk membantu
pengelola perusahaan.
c. Akuntan Manajemen/ Perusahaan
Adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Tugas yang dikerjakan
adalah penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan akuntansi kepada pihak intern
maupun ekstern perusahaan, penyusunan anggaran, menangani masalah perpajakan dan
melakukan pemeriksaan intern.

d. Akuntan Pemerintah (Government Accountant)


Adalah akuntan yang bekerja pada badan atau lembaga pemerintah seperti di kantor Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK),
Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain.

e. Konsultan SIA/ SIM, dan lain-lain.


Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan di luar pekerjaan
utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
sistem informasi dalam sebuah perusahaan. Seorang konsultan SIA/ SIM dituntut harus
mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping mengusai ilmu akuntansi.
Biasanya jasa yang disediakan oleh konsultan SIA/ SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang
menggunakan jasanya ini.

PROFESI AKUNTANSI LUAR NEGERI (INTERNASIONAL)


Certified Public Accountant (CPA)
CPA adalah gelar bagi akuntan yang telah lulus Uniform Certified Public Accountant
Examination dan telah menempuh pendidikan di beberapa negara dan persyaratan
pengalaman untuk sertifikasi sebagai CPA. Seseorang yang telah lulus ujian namun belum
terpenuhi syarat pengalamannya maka belum diizinkan sebagai ”CPA Aktif”. Di negara
bagian AS lainnya, hanya CPA yang dapat memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.
Fungsi utama CPA adalah memenuhi semua hal yang berhubungan dengan akuntan publik
dan layanan jaminan. CPA juga dapat digunakan oleh perusahaan swasta, dalam fungsi
keuangan seperti sebagai Chief Financial Officer (CFO) atau manajer keuangan. Banyak
anggota CPA berfungsi sebagai konsultan bisnis, masuk dalam industri kecil, menengah atau
bahkan dalam pajak dan departemen audit.
Chartered Financial Analyst (CFA)
CFA adalah gelar profesi yang menunjukkan kompetensi dan integritas dalam bidang
portfolio management dan investment analysis. CFA Program disponsori oleh CFA Institute,
Charlottesvile, Virginia, USA. Ujian CFA pertama kali diadakan pada tahun 1963. Dalam
perjalanan waktu, CFA telah menjadi gelar profesi yang diakui secara internasional, dan
menjadi kriteria profesional, yang dipakai oleh dunia usaha dan kalangan investor, untuk para
ahli yang berkecimpung di dalam bidang investasi. Para pemegang CFA sangat dibutuhkan
dalam berbagai bidang antara lain dalam manajemen investasi, perusahaan konsultan,
investment bankers, asuransi, dana pensiun, perbankan dan institusi keuangan lainnya.

a. CERTIFIED INTERNAL AUDITOR (CIA)


CIA adalah sebutan profesional utama yang ditawarkan oleh The Institute of Internal
Auditors (The IIA). Peruntukan CIA adalah diakui secara global, sertifikasi bagi
auditor internal dan merupakan standar individu yang dapat menunjukan kompetensi
dan profesionalisme dibidang audit internal. Kualifikasi CIA dimaksudkan untuk
menunjukan pengetahuan profesional dari profesi audit internal. Profesi ini
bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan internal dalam sebuah organisasi.
CIA memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan membantu
meningkatkan operasi perusahaan.

b. CERTIFIED GENERAL ACCOUNTANT (CGA)


CGA adalah sebutan untuk profesional yang masuk dalam keanggotaan CGA
Association of Canada (CGA-Canada) atau asosiasi CGA negeri lainnya. Seorang
CGA adalah akuntan profesional yang sangat memiliki keahlian di bidang keuangan,
perpajakan, strategi bisnis, audit, manajemen dan kepemimpinan bisnis. Seorang CGA
harus memenuhi syarat pendidikan, pengalaman dan tes yang diberlakukan secara
teratur oleh CGA kanada. Para CGA bekerja diseluruh bidang industri dunia,
perdagangan, keuangan, pemerintah, praktek umum, dan sektor nirlaba.

c. CHARTERED ACCOUNTANT (CA)


CA adalah lembaga profesional pertama yang dibentuk oleh para akuntan, awalnya
didirikan di inggris pada 1854. CA bekerja disemua bidang bisnis dan keuangan.
Beberapa CA malah terlibat dengan praktek umum, dan yang lain bekerja di sektor
swasta dan ada pula yang dipekerjakan oleh badan pemerintah. Chartered Accountants
Institute mengharuskan kepada semua anggotanya untuk melakukan pengembangan
profesional agar dapat tetap berada diurutan depan dibanding lembaga lain.

d. Forensic accountant
Seorang Forensic Accountant adalah seorang profesional akuntansi yang khususnya
terlatih dalam mendeteksi dan menyelidiki kecurangan keuangan, serta menyajikan
temuan mereka di pengadilan atau proses hukum lainnya. Mereka menggunakan
pengetahuan akuntansi dan audit untuk menganalisis catatan keuangan,
mengidentifikasi tanda-tanda kecurangan, dan mengumpulkan bukti untuk
mendukung penyelidikan hukum. Forensic Accountants juga dapat memberikan saksi
ahli dalam kasus hukum yang melibatkan kecurangan keuangan atau penyimpangan
akuntansi lainnya. Peran mereka sangat penting dalam membantu perusahaan,
lembaga pemerintah, dan lembaga lainnya dalam menangani kegiatan ilegal atau
penyelewengan keuangan.

2.1 Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik


Perkembangan Standar Audit Tahun 1972, pertama kalinya ikatan Akuntan Indonesia berhasil
menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam Kongres ke III Ikatan
Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup tanggung jawab
akuntan publik, unsur- unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi:
pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan informatif,
serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dari berkas pemeriksaan.
Pada Kongres IV Ikatan Akuntan Indonesia tanggal 25-26 Oktober 1982, Komisi Norma
Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar segera dilakukan penyempurnaan atas buku Norma
Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan melengkapinya dengan serangkaian suplemen yang
merupakan penjabaran lebih lanjut norma tersebut. Untuk melaksanakan tugas tersebut, telah
dibentuk Komite Norma Pemeriksaan Akuntan yang baru untuk periode kepengurusan 1982-
1986, yang anggotanya berasal dari unsur-unsur akuntan pendidik, akuntan publik dan
akuntan pemerintah. Komite ini telah menyelesaikan konsep Norma Pemeriksaan Akuntan
yang disempurnakan pada tanggal 11 Maret 1984. Pada tanggal 19 April 1986, Norma
Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti dan disempurnakan oleh Tim Pengesahan, disahkan
oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku
efektif selambat-lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang
diterima setelah tanggal 31 Desember 1986. Tahun 1992, Ikatan Akuntan Indonesia
menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, Edisi revisi yang memasukkan suplemen No.1
sampai dengan No.12 dan interpretasi No.1 sampai dengan Nomor.2. Dalam Kongres ke VII
Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar Profesional Akuntan Publik yang
secara garis besar berisi:
1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik.
2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan.
3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan.
4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.
5. Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia merubah nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Selama tahun
1999 Dewan melakukan perubahan atas Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus
1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi judul “Standar Profesional Akuntan Publik
per 1 Januari 2001”. Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima
standar, yaitu:
1.Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar
Auditing (IPSA).
2.Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Atestasi (IPSAT).
3.Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan
Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR).
4.Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi
Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM). Selain kelima standar tersebut masih
dilengkapi dengan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan
normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik.

Perkembangan Standar Auditing


Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan
standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas
laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran
lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing.

Pernyataan Standar Auditing (PSA)


PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum di dalam
standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh
Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang
diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk di dalam PSA
adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi
yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam
PSA. Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam
penafsiran ketentuan- ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan lebih
lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh
anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
Standar umum:
1. Keahlian dan Pelatihan Teknis yang Memadai Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau
lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Indepedensi Dalam Sikap Mental Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Kemahiran Profesional yang Cermat dan Seksama
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar pekerjaan lapangan:


1. Perencanaan dan Supervisi Audit
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern Pemahaman memadai atas
pengendalian intern harus diperoleh unutk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

2.2 Standar – Standar Auditing


Memahami Apa Itu Standar Audit
Sebelum membahas lebih jauh mengenai standar audit, ada baiknya Anda memahami istilah
audit atau auditing itu sendiri. Auditing adalah proses penting dalam organisasi mana pun.
Tugas utama auditor adalah melakukan audit atau melacak perubahan yang memengaruhi
integritas transaksi. Itu bisa berupa perubahan yang dibuat untuk tanggal, master buku besar
dan jumlah dalam voucher. Tujuan auditing ini adalah untuk menilai kelayakan atau
kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan.
Ada empat penilaian hasil audit laporan keuangan yakni :
1. wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion),
2. Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion),
3. Tidak Wajar (Adversed), dan
4. Tidak Memberikan Pendapatan (Disclaimer).
proses audit adalah untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menguji asersi
proses audit yang sistematis. ketika auditor memberikan laporan kepada pihak ketiga, penting
bahwa auditor menjadi independen dari audit entitas dan proses audit tidak bias. Saat
melakukan pemeriksaan tersebut, ada seperangkat aturan/pedoman yang harus dipatuhi oleh
auditor. Pedoman sistematis ini disebut sebagai Standar Audit.

Pentingnya Standar Audit


Seorang auditor harus memeriksa kesehatan sistem pengendalian internal perusahaan sebagai
dasar yang kuat untuk kesimpulan manajemen. Objektivitas, independensi, dan tidak
memihak adalah beberapa sifat yang harus diperhatikan dan diperhatikan oleh auditor saat
melakukan audit. Hal ini untuk mencegah kemungkinan bahwa audit dilakukan dengan bias
terhadap perusahaan yang diaudit.
Pemangku kepentingan akan kehilangan kepercayaan atas laporan keuangan yang diaudit jika
independensi auditor terdiri dari alasan bahwa laporan tersebut mungkin tidak dapat
mencerminkan posisi perusahaan yang sebenarnya.
Untuk mencegah skenario buruk ini terjadi, auditor harus mematuhi standar yang diberikan
oleh IAIP untuk memastikan bahwa independensi auditor akan tetap utuh. Auditor harus
memiliki kompetensi yang diperlukan untuk dapat melakukan audit terhadap kemudahan
entitas. Mereka adalah profesional yang menjalani pelatihan yang diperlukan dan mengikuti
ujian yang diperlukan yang akan membuat mereka memenuhi syarat untuk melakukan audit.
Pedoman audit akan melindungi auditor dan juga perusahaan yang diaudit.
Auditor juga dapat bertanggung jawab dalam hal mereka melalaikan tugas yang dipercayakan
kepada mereka atau jika mereka gagal melaporkan secara akurat laporan keuangan
perusahaan karena gagal melakukan audit berdasarkan standar audit. Untuk menjamin
integritas audit, auditor perlu memiliki keahlian, independen dari manajemen dan pihak
ketiga, serta mampu memberikan opini objektif atas kewajaran laporan keuangan yang
dilaporkan. Runtuhnya perusahaan juga menjadi penyebab bubarnya KAP di dunia audit.

Standar Audit Menurut GAAS


Standar Audit terdiri dari 10 standar yang terbagi menjadi tiga yaitu (a) Standar Umum, (B)
Standar kerja lapangan dan (c) standar pelaporan. Ini adalah standar di mana semua auditor
harus mematuhinya selama melakukan audit.
10 standar tersebut dirumuskan oleh Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) dan
telah lama digunakan oleh para auditor untuk mengevaluasi kualitas dan kecukupan audit
yang dilakukan dalam menghasilkan pendapat atas laporan keuangan.
1. Standar Umum
Standar umum merupakan standar yang sifatnya pribadi karena berkaitan dengan
persyaratan dan mutu seorang auditor. Standar ini terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Auditor harus memiliki pelatihan teknis dan kecakapan yang memadai
untuk melaksanakan audit
b. Auditor harus menjaga independensi dalam sikap mental dalam segala hal
yang berkaitan dengan audit
c. Auditor harus melaksanakan kehati-hatian profesional dalam pelaksanaan
audit dan penyusunan laporan auditor.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


Standar kerja lapangan audit adalah di mana sebagian besar audit berlangsung. Standar ini
memiliki tiga standar yang harus diikuti auditor selama fase kerja lapangan yaitu:
A. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan harus mengawasi
setiap asisten dengan baik
B. Auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai tentang entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah
saji material dalam laporan keuangan apakah karena kesalahan atau
kecurangan, dan untuk merancang sifat, saat, dan luas audit lebih lanjut.
Prosedur
C. Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dengan
melaksanakan prosedur audit untuk memberikan dasar yang memadai bagi
suatu opini mengenai laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan
Standar pelaporan adalah standar terakhir dari pedoman audit. pelaporan ini
mengharuskan seorang auditor untuk:
A. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
B. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor keadaan-keadaan di
mana prinsip-prinsip tersebut tidak dipatuhi secara konsisten dalam periode
berjalan dalam kaitannya dengan periode sebelumnya. Jika auditor
menentukan bahwa pengungkapan informatif dalam laporan keuangan tidak
cukup memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan auditor.
C. Laporan auditor harus menyatakan suatu opini mengenai laporan keuangan,
secara keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu opini tidak dapat
diungkapkan. Ketika auditor tidak dapat menyatakan pendapat secara
keseluruhan, auditor harus menyatakan alasannya dalam laporan auditor.
Dalam semua kasus di mana nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,
auditor harus dengan jelas menunjukkan karakter pekerjaan auditor, jika ada,
dan tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor, dalam laporan auditor.

Anda mungkin juga menyukai