Anda di halaman 1dari 27

“PENGAUDITAN DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK”

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Auditing 1)

Dosen Pengampu:
Hestin Sri Widiawati S.Pd, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Ina Amalia (2012020035)


2. Muhammad Randi (2012020080)

KELAS 3A
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2022/2023
BAB I

PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN AKUNTANSI DENGAN AUDIT


1. Definisi Akuntansi
Akuntansi yaitu pencatatan, pengklasifikasian dan peringkasan kejadian ekonomi
yang terjadi untuk tujuan menyediakan informasi keuangan yang digunakan dalam
pengambilan keputusan. Fungsi utama akuntansi adalah untuk memberikan informasi
material, terutama yang bersifat keuangan untuk mengambil keputusan.
Tujuan utama Akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan yang tepat melalui jurnal, buku pembantu, buku besar dan neraca
b. Penentuan hasil (posisi profitabilitas) dari catatan yang dikelola melalui akun
perdagangan dan laporan laba rugi
c. Menampilkan posisi keuangan entitas melalui neraca
d. Memberikan informasi yang diperlukan tentang solvabilitas dan posisi
likuiditas kepada pihak yang berkepentingan.

2. Definisi Auditing
Auditing yaitu menentukan apakah informasi yang dicatat dengan benar
mencerminkan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi.

Menurut Mulyadi auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

1
Definisi auditing secara umum tersebut memiliki unsur-unsur penting yang
diuraika berikut ini.

 Suatu proses sistematik. Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu


berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan
terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang
direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan serta terkonsep dengan baik.

 Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Proses sistematik


tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat
oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau
berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut. Sebagai contoh, suatu badan usaha
membuat suatu pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi yang disajikan
dalam laporan keuangan lalu tugas auditor melakukan audit atas pernyataan yang
dibuat oleh badan usaha tersebut.

Dalam auditnya, auditor tersebut melakukan proses sistematik untuk memperoleh


bukti-bukti yang menjadi dasar pernyataan yang disajikan oleh badan usaha
tersebut dalam laporan keuangannya, dan mengevaluasinya secara objektif,
independen atau tidak memihak, baik kepada pemberi kerja (manajemen) maupun
kepada pihak ketiga (pemakai jasa audit).

 Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi. Yang dimaksud dengan


pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi di sini adalah hasil proses
akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan
penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang, Proses
akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan ya disajikan dalam laporan keuangan,
yang umumnya terdiri dari empat laporan keuangan pokok neraca, laporan laba-
rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat
pula berupa laporan biaya pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.

 Menetapkan tingkat kesesuaian. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan


evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk

2
menetapkan kesesuaian pernyata tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat
dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.

Misalnya, auditing ditujukan untuk menilai pelaksanaan anggaran biaya produksi.


Menur anggaran, biaya produksi untuk tahun 20X1 diperkirakan sebesar
Rp10.000.000. Realisasi biaya produksi untuk tahun tersebut misalnya sebesar
Rp12.000.000, Auditing dapat ditujuk terhadap realisasi biaya produksi tersebut,
untuk dibandingkan dengan kriterianya, yaitu biaya produksi yang dianggarkan.
Tingkat kesesuaian antara pernyataan (dalam hal ini realisasi biaya produksi
sebesar Rp12.000.000) dengan kriteria (dalam hal ini anggaran biaya produksi
sebesar Rp10.000.000) dapat dinyatakan secara kuantitatif, yaitu dengan cara
membuat pernyataan bahwa realisasi biaya produksi menyimpang Rp2.000.000
atau 20% di atas anggarannya.

Audit yang dilukiskan dalam contoh di atas umumnya dilaksanakan oleh auditor
intern, yaitu auditor yang bekerja dalam suatu perusahaan sebagai pelaksana fungsi
auditing intern (internal auditing). Auditing yang dilaksanakan oleh auditor
independen menggunakan pernyataan yang bersifat kualitatif dalam menyatakan
kesesuaian antara kriteria dengan pernyataan yang dihasilkan oleh proses
akuntansi. Sebagai contoh, auditor independen memberikan pernyataan bahwa
laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan adalah wajar, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

 Kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar
untuk menilai pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa:
a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif.
b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen
c. Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (generally accepted
accounting principles)

Umumnya, auditor yang bekerja di instansi pajak, di Badan Pengawasan


Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
menggunakan kriteria undang undang (merupakan produk badan legislatif negara),
3
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, atau peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan audit atas laporan
pertanggungjawaban keuangan instansi pemerintah, perusahaan swasta, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta
projek pemerintah.

Sebagai auditor intern di suatu perusahaan menggunakan kriteria anggaran atau


tolak ukur kinerja lain dalam melaksanakan auditnya. Auditor independen
menggunakan kriteria prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam
menilai laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.

 Penyampaian hasil. Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi


(attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan
audit (audit report). Atestasi dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan
atau menurunkan tingkat kepercayaan pemakai informasi keuangan atas atestasi
yang dibuat oleh pihak yang diaudit. Misalnya, jika auditor independen
menyatakan bahwa laporan keuangan auditan adalah wajar, maka pemakai laporan
keuangan tersebut akan mempercayai informasi yang tercantum dalam laporan
tersebut. Sebaliknya, jika auditor independen menyatakan bahwa laporan keuangan
auditan tidak wajar, maka kepercayaan pemakai laporan keuangan atas laporan
tersebut akan sangat berkurang atau hilang.

 Pemakai yang berkepentingan. Dalam dunia bisnis, pemakai yang


berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan
seperti: pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor dan kreditur,
organisasi buruh, dan kantor pelayanan pajak.

3. Perbedaan Kunci Antara Akuntansi Dengan Audit


a. Akuntansi adalah seni tertib, menyimpan catatan transaksi moneter dan
penyusunan laporan keuangan perusahaan. Audit adalah tugas analitis yang
melibatkan evaluasi independen informasi keuangan untuk menyatakan pendapat
tentang pandangan yang benar dan adil.

4
b. Akuntansi diatur oleh Standar Akuntansi sedangkan Audit diatur oleh Standar
Audit

c. Akuntansi adalah tugas yang disederhanakan, yang dilakukan oleh Akuntan tetapi
Audit adalah tugas kompleks, sehingga Auditor diperlukan untuk melakukannya.

d. Tujuan utama dari akuntansi adalah untuk mengungkapkan posisi profitabilitas,


posisi keuangan dan kinerja organisasi. Sebaliknya audit adalah untuk memerika
kebenaran laporan keuangan

e. Akuntansi adalah kegiatan yang berkelanjutan berbeda dengan audit, audit


merupakan kegiatan yang berkala

f. Akhir dari akuntansi adalah audit

Kesimpulannya akuntansi dan audit keduannya adalah bidang khusus, tetapi


ruang lingkup audit lebih luas daripada akuntansi karena membutuhkan pemahaman
menyeluruh tentang berbagai tindakan, aturan pajak, pengetahuan tentang standar
akuntansi dan standar audit serta keterampilan komunikasi juga diperlukan.

Selain itu kerahasiaan, integritas, kejujuran dan independensi adalah


persyararatan dasar yang harus dijaga saat melakukan prosedur audit. Laporan yang
disampaikan oleh auditor sangat membantu bagi pengguna laporan keuangan seperti
kreditor, pemegang saham, investor, pemasok, debitur, pelanggan, pemerintah untuk
pengambilan keputusan yang rasional.

B. JENIS-JENIS AUDIT
Proses Audit dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk
menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan tersebut.
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa jenis audit, yaitu:

1. Jenis-jenis audit ditinjau dari jenis pemeriksaan antara lain:


a. Audit Laporan Keuangan

5
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Pada
umumnya kriteria yang digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum,
meskipun audit lazim juga dilakukan atas laporan keuangan yang disusun
berdasarkan dasar tunai (cash basic) atau dasar akuntansi lain yang cocok
untuk organisasi yang diaudit. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya
meliputi neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba-rugi, dan laporan arus
kas, termasuk catatan kaki (footnotes).

Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa


laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai
tujuan. Oleh karena itu akan lebih efisien untuk menggunakan satu auditor
untuk melakukan suatu audit dan menarik kesimpulan yang bisa diandalkan
oleh berbagai pihak daripada menyuruh tiap pemakai laporan melakukan audit
secra sendiri-sendiri. Apabila pemakai laporan keuangan berkeyakinan bahwa
audit tidak cukup memberi informasi sesuai dengan dengan tujuan yng
bersangkutan, maka pemakai bisa mencari informasi tambahan.

b. Audit Kesesuaian atau Kepatuhan


Tujuan audit kesesuaian adalah untuk mengetahui apakah pihak yang
diaudit sudah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang. Audit kesesuaian dalam suatu perusahaan swasta dapat
berupa penentuan apakah karyawan dalam bidang akuntansi telah mengikuti
prosedur-prosedur yang telah ditetpkan oleh kontroller perusahaan, mengkaji
tarip upah untuk disesuaikan dengan tarif upah minimum yang ditetapkan
pemerintah atau memeriksa perjanjian dengan bankir atau kreditur lainnya
untuk memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan yang
ditetapkan dalam perjanjian. Dalam instansi pemerintahan, audit kesesuaian
lebih beraneka ragam karena banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah yang harus dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah tersebut.

Hasil audit kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak


tertentu yang lebih tinggi yag ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak

6
diperuntukkan bagi pihak luar perusahaan. Oleh karena itu sebagian besar
pekerjaan audit semacam ini dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit
organisasi yang bersangkutan. Namu audit kesesuaian dapat juga dilakukan
oleh auditor yang ditunjuk dari luar organisasi yang ditunjuk dri luar
organisasi yang diaudit.

c. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan
metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi
efisiensi dan efektifitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya
berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi.

Dalam audit operasional, pengkajian tidak hanya terbatas dalam


akuntansi, tapi bisa meliputi juga struktur organisasi, operasi komputer,
metode produksi, pemasaran dan bidang-bidang yang lain asalkan auditor
menguasai bidang-bidang yang diaudit.

Pelaksanaan suatu audit operasional dan pelaporan hasilnya tidaklah


semudah dua jenis audit yang telah dijelaskan diatas. Efisiensi dan efektivitas
jauh lebih sulit untuk dievaluasi secara objektif bila dibandingkan dengan
kesesuaian atau penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
berlaku umum. Perumusan kriteria untuk mengevaluasi informasi kuantitatif
dalam suatu audit operasional sangat bersifat subjektif. Oleh karena itu, audit
operasional lebih mirip suatu konsultasi manajemen daripada suatu pekerjaan
audit. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak
ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta
dilaksanakannya audit tersebut.

d. Computer Audit
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansi dengan
menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).

7
2. Menurut Sukrisno Agoes (2004:9), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-jenis
audit dapat dibedakan atas:
a. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas
laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang


hanya terbatas berdasarkan permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan
keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas
perusahaan.

3. Jenis-jenis auditor antara lain:


a. Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban
keuangan yang disajikan oleh unit-an organisasi atau entitas pemerintah atau
pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun
terdapat banyak auditor yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi
pajak. BKPK adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab langsung
kepads Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Auditor yang bekerja di
BPKP memepunyai tugas pokok melaksanakan audit atas laporan keuangan
intsnasi pemerintah, projek-projek pemerintah, Badan Usaha Milik Pemerintah
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan perusahaan-perusahaan
swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar di
dalamnya.

BPK adalah lembaga tinggi negara yang tugasnya melakukan audit atas
penanggungjawaban keuangan Presiden RI dan aparat dibawahnya kepada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Instansi pajak adalah unit organisasi
dibawah Departemen Keuangan yang tugas pokoknya adalah mengumpulkan

8
beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah. Tugas pokok auditor
yang bekerja di instansi pajak adalah mengaudit pertanggungjawaban
keuangan masyarakat wajib pajak kepada pemerintah dengan tujuan untuk
memverifikasi apakah kewajiban pajak telah dihitung oleh wajib pajak sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang oajak yang berlaku.

b. Auditor Intern
Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan
(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
puncak telah dipatuhi menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedut kegiatan
organisasi, serta menentuka keadaan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian organisasi.

c. Auditor Independen
Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan
jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan
keuangan yang dibuat kliennya. Audit tersebut terutama ditunjukan untuk
memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan seperti kreditur,
investor, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak).

Untuk berpraktik sebagai auditor independen seseorang harus memenuhi


persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu. Auditor indepensen
harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai
ijazah yang disamakan, telah mendapat gelar akuntansi dari Panitia Ahli
Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntansi, dan mendapat izin praktik darai
menteri keuangan.

Profesi auditor indepensen ini mempunyai ciri yang berbeda dengan


profesi lain (seperti profesi dokter dan pengacara). Profrsi dokter dan
pengacara dalam menjalankan keahliannya memperoleh honorarium dari
kliennya, dan mereka berpihak kepada kliennya. Profesi auditor independen
memeperoleh honorarium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya,

9
namuan auditor independen harus independen, tidak memihak kepada
kliennya. Pihak yang memanfaatkan jasa auditor independen terutama adalah
pihak selain kliennya. Oleh karena itu independensi auditor dalam
melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok, meskipun auditor
disebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya tersebut.

C. MENJELASKAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Timbul Dan Berkembangnya Profesi Akuntan Publik


Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi
pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu
negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan
hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan yang berkembang
dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya
sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan
publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga jika sebagian
besar perusahaan berbadan hukum selain perseroan terbatas (PT) yang bersifat terbuka, di
negara tersebut jasa audit profesi akuntan publik belum diperlukan oleh masyarakat usaha.

Dalam perusahaan kecil yang berbentuk perusahaan perorangan, yang pemiliknya


merangkap sebagai pemimpin perusahaan, laporan keuangan biasanya hanya disajikan
untuk memenuhi kebutuhan pemilik perusahaan. Laporan keuangan tersebut digunakan
oleh pemilik untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan perusahaannya. Begitu
pula dalam perusahaan berbentuk firma, laporan keuangan biasanya hanya dimanfaatkan
oleh para sekutu, yang sekaligus sebagai pemimpin perusahaan. Selama kedua bentuk
badan usaha tersebut hanya menggunakan modal yang berasal dari penyertaan pemilik,
yang sekaligus menjadi pemimpin perusahaan, selama itu pula laporan keuangan mereka
hanya dibuat untuk memenuhi kepentingan intern saja. Dalam kondisi semacam ini jasa
audit profesi akuntan publik belum diperlukan, baik oleh para pemimpin perusahaan
maupun oleh pihak luar perusahaan.

Dalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT
terbuka), saham perusahaan dijual kepada masyarakat umum melalui pasar modal, dan

10
pemegang saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari manajemen perusahaan. Dalam
bentuk badan usaha ini, pemilik perusahaan menanamkan dana mereka di dalam
perusahaan dan manajemen perusahaan berkewajiban mempertanggungjawabkan dana
yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan perusahaan ini, di samping
digunakan untuk keperluan manajemen perusahaan, juga dimanfaatkan oleh pemilik
perusahaan untuk menilai pengelolaan dana manajemen perusahaan. Yang dilakukan oleh

Dalam perusahaan berbentuk CV (comanditaire vennootschap), sebagian sekutunya


bertindak sebagai manajemen perusahaan dan sebagian yang lain bertindak sebagai sekutu
diam (sleeping partners). Laporan keuangan dalam perusahaan berbadan hukum CV, di
samping diperlukan oleh sekutu aktif, juga diperlukan oleh sekutu diam untuk menilai
pengelolaan dana yang dilaksanakan oleh sekutu aktif tersebut.

Dalam perkembangan usahanya, baik perusahaan perseorangan maupun berbagai


perusahaan yang berbentuk badan hukum lainnya tidak dapat menghindari penarikan dana
dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari penanam modal,
tetapi dalam bentuk penarikan pinjaman dari kreditur. . Dengan demikian, pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi terbatas pada
pimpinan perusahaan, tetapi meluas kepada investor dan kreditur serta calon investor dan
calon kreditur.

Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk


pengam bilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. Umumnya mereka
mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh manajemen
dalam laporan keuangan keputusan mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh
manajemen dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, terdapat dua
kepentingan yang berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan di atas. Di satu pihak,
manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban
pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar; di pihak lain,; pihak luar perusahaan ingin
memperoleh informasi yang andal dari manajemen peruthaan mengenai
pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Adanya dua kepentingan yang
berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik.

11
Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban
keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar
perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan
keuangan yang disajika oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar
keputusan-keputusan yang diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun
pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak
ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen
perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan
yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya, karena dari sudut pandang pihak
luar, manajemen perusahaan mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan
maupun kepentingan yang lain. Karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak
ketiga untuk menilai keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
manajemen dalam laporan keuangannya, keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa
profesi akuntan publik. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan
keuangan.

Di Indonesia, timbulnya perusahaan-perusahaan berbentuk perseroan terbatas di masa


lalu tidak banyak memberikan dorongan kepada perkembangan profesi akuntan publik,
karena sebagian besar perseroan terbatas Indonesia merupakan PT tertutup yang sahamnya
hanya dimiliki oleh kalangan keluarga atau kalangan terbatas saja. Profesi akuntan publik
Indonesia mengalami perkembangan signifikan sejak awal tahun tujuh puluhan, dengan
adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada perusahaan. Bank-bank ini mewajibkan
nasabah yang menerima kredit dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik
laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan-
perusahaan swasta Indonesia baru memerlukan jasa audit profesi akuntan publik jika
kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
akuntan publik.

Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari pemerintah


dalam tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 108/KMK 07/1979 tentang Penggunaan Laporan Pemeriksaan Akuntan
Publik untuk Memperoleh Keringanan dalam Penentuan Pajak Perseroan. Dalam peraturan

12
ini, instansi pajak menetapkan pajak pendapatan atau pajak perseroan atas dasar laporan
keuangan yang diaudit oleh akuntan publik. Keputusan Menteri Keuangan tersebut
menjadi tidak berlaku pada relah awal tahun 1984, dengan berlakunya Undang-undang
Pajak Penghasilan 1984. Pada awal tahun 1992, kembali profesi akuntan publik diberi
kepercayaan dari pemerintah (dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak) untuk melakukan
verifikasi pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah
(PPn BM) yang dilakukan oleh para pengusaha kena pajak (PKP).

Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah


perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia
merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan publik Indonesia.

Jasa Yang Dihasilkan Oleh Profesi Akuntan Publik


Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yang dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok: jasa assurance, jasa atestasi dan jasa nonassurance.

1) Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu
informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang
andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, mereka
mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi yang akan dijadikan
sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan. Profesional yang menyediakan jasa
assurance harus memiliki kompetensi dan independensi berkaitan dengan informasi
yang diperiksanya.

Jasa assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi
lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian
berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television
rating), dan jasa pemeringkatan radio (radio rating).

Jasa assurance bukan merupakan jasa baru yang diperlukan oleh masyarakat.
Profesi akuntan publik telah lama menyediakan jasa assurance tentang informasi
laporan keuangan historis kepada masyarakat. Jasa assurance ini lebih dikenal dengan
jasa audit. Di U.S.A., jasa assurance yang jug disediakan oleh profesi akuntan publik

13
adalah jasa undian dan jasa kontes. Sejak tahun 1994 profesi akuntan publik Indonesia
menyediakan jasa assurance tentang prakiraan keuangan. Di masa depan ini, kebutuhan
masyarakat akan jasa assurance tentang pengendalian website semakin meningkat, dan
profesi akuntan publik dapat memenuhi kebutuhan jasa tersebut.

2) Jasa Atestasi
Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan oleh profesi akuntan publik adalah
jasa atestasi Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan
orang yang independer dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam
semua hal yang material, dengar kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah
pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi
merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles). Jasa atestasi
profesi akuntar publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis:
a) Audit
b) Pemeriksaan (examination)
c) Review
d) Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures)

a. Audit

Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari


laporan keuangan histori suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh
manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut
dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang dilaksanakar terhadap laporan
keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan suatu pendapat mengena
apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posis keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Dalam menghasilkan jasa audit ini, auditor memberikan
keyakinan positif (positive assurance) a yang dibuat oleh manajemen dalam
laporan keuangan historis. Keyakinan (assurance) menunjukkan tingkat kepastian
yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa simpulannya yang
dinyatakan dalam laporannya adalah benar.

14
Tingkat keyakinan yang dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil
pengumpulan bukti. Semakin banyak jumlah bukti kompeten dan relevan yang
dikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor. Jasa ini
merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat dan
seringkali disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik.

b. Pemeriksaan (Examination)

Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi
akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi yang
dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh jasa
pemeriksaan yang dilaksanakan oleh profesi akuntan publik adalah pemeriksaan
terhadap informasi keuangan prospektif dan pemeriksaan untuk menentukan
kesesuaian pengendalian intern suatu entitas dengan kriteria yang diterapkan oleh
instansi pemerintah atau badan pengatur.

Dalam menghasilkan jasa pemeriksaan, akuntan publik memberikan


keyakinan positif atas asersi yang dibuat oleh manajemen. Pemeriksaan yang
dilaksanakan oleh profesi akuntan publik terhadap laporan keuangan historis
disebut dengan istilah audit, dan akuntan publik yang menghasilkan jasa audit
disebut dengan istilah auditor. Pemeriksaan oleh profesi akuntan publik selain
terhadap laporan keuangan historis, seperti misalnya terhadap informasi keuangan
prospektif, disebut dengan istilah pemeriksaan, dan akuntan publik yang
menghasilkan jasa pemeriksaan semacam ini disebut dengan praktisi. Dengan
demikian istilah audit dan auditor khusus digunakan jika jasa profesi akuntan
publik berkaitan dengan atestasi atas asersi yang terkandung dalam laporan
keuangan historis.

c. Riview

Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik


terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan

15
keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.
Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya dibandingkan dengan keyakinan positif
yang diberikan oleh akuntan publik dalam jasa audit dan jasa pemeriksaan, karena
lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik dalam pengumpulan bukti
lebih sempit dalam jasa review dibandingkan dengan yang digunakan dalam jasa
audit dan jasa pemeriksaan.

Dalam menghasilkan jasa audit dan pemeriksaan, akuntan publik


melaksanakan berbagai prosedur berikut ini: inspeksi, observasi, konfirmasi,
permintaan keterangan, pengusutan (tracing), pemeriksaan bukti pendukung
(vouching), pelaksanaan ulang (reperforming), dan analisis. Dengan hanya dua
prosedur (permintaan keterangan dan prosedur analitik) yang dilaksanakan dalam
jasa review, akuntan publik memberikan keyakinan negatif atas asersi yang dibuat
oleh manajemen, sehingga tingkat keyakinan yang diberikan oleh akuntan dalam
laporan hasil review lebih rendah dibandingkan dengan tingkat yang diberikan
dalam jasa audit dan pemeriksaan.

d. Prosedur yang Disepakati

Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik
berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien’ dengan akuntan publik.
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh akuntan publik dalam menghasilkan
jasa atestasi dengan prosedur yang disepakati lebih sempit dibandingkan dengan
audit dan pemeriksaan. Sebagai contoh, klien dan akuntan publik dapat bersepakat
bahwa prosedur tertentu akan diterapkan terhadap unsur atau akun tertentu dalam
suatu laporan keuangan, bukan terhadap semua unsur laporan keuangan. Untuk tipe
jasa ini, akuntan publik dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan atau suatu
keyakinan negatif 13 seperti yang dihasilkan dalam jasa review.

3) Jasa Nonassurance
Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di
dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan,

16
atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang dihasilkan oleh akuntan
publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultansi. Dalam jasa kompilasi,
akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti pencatatan (baik
dengan manual maupun dengan komputer) transaksi akuntansi bagi kliennya sampai
dengan penyusunan laporan keuangan.

Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada
kliennya dalam pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak penghasilan,
perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah
perpajakan.
Jasa konsultansi diatur dalam Standar Jasa Konsultansi. Jasa konsultansi dapat meliputi
jasa jasa berikut ini:

a. Konsultasi (consultations)
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau
saran profesional (professional advice) yang memerlukan respon segera,
berdasarkan pada pengetahuan mengenai klien, keadaan, masalah teknis
terkait, representasi klien, dan tujuan bersama berbagai pihak. Contoh jenis
jasa ini adalah review dan komentar terhadap rencana bisnis buatan klien dan
pemberian saran tentang perangkat lunak komputer yang cocok digunakan
oleh klien (berdasarkan investigasi lebih lanjut oleh klien).

b. Jasa pemberian saran profesional (advisory services)


Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah mengembangkan temuan,
simpulan, dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh
klien. Contoh jenis jasa ini adalah review operasional dan improvemens
study, analisis terhadap suatu sistem akuntansi, pemberian bantuan dalam
proses perencanaan strategik, dán definisi persyaratan yang harus dipenuhi
oleh suatu sistem informasi.

c. Jasa implementasi
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah mewujudkan rencana
kegiatan menjadi kenyataan. Sumber daya dan personel klien digabung
dengan sumber daya dan personel praktisi untuk mencapai tujuan

17
implementasi. Praktisi bertanggung jawab kepada klien dalam hal
pelaksanaan dan manajemen kegiatan perikatan. Contoh jenis jasa ini adalah
penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan jasa pendukung yang
berkaitan, pelaksanaan tahap-tahap peningkatan produktivitas, dan pemberian
bantuan dalam proses penggabungan (merger) organisasi.

d. Jasa transaksi.
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan jasa
yang berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien yang umumnya
dengan pihak ketiga. Contoh jenis jasa adalah jasa pengurusan kepailitan,
jasa penilaian, penyediaan informasi untuk mendapatkan pendanaan, analisis
kemungkinan penggabungan usaha atau akuisisi, dan jasa pengurusan
perkara pengadilan.

e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya.


Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah menyediakan staf yang
memadai (dalam hal kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa
pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh klien. Staf
tersebut akan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan
mengharuskan demikian. Contoh jenis jasa ini adalah manajemen fasilitas
pemrosesan data, pemrograman komputer, perwalian dalam rangka
kepailitan, dan aktivitas controllership.

f. Jasa produk.
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan bagi
klien suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi,
penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu. Contoh jenis jasa ini adalah
penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan
implementasi perangkat lunak komputer, dan penjualan dan instalasi
metodologi pengembangan sistem.

18
Auditing Ditinjau Dari Sudut Profesi Akuntan Publik
Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan (examination)
secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain yang bertujuan
untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan suatu organisasi
tersebut.

Ditinjau dari definisi umum auditing seperti yang telah diuraikan di atas, pemeriksaan
yang dilaksanakan oleh auditor independen ditujukan terhadap pernyataan mengenai
kegiatan ekonomi, yang disajikan oleh suatu organisasi dalam laporan keuangannya.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh auditor independen untuk menilai kewajaran informasi
yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditor yang melaksanakan audit atas laporan
keuangan historis disebut dengan auditor independen.

Auditing bukan merupakan cabang akuntansi, tetapi merupakan suatu disiplin bebas,
yang mendasarkan diri pada hasil kegiatan akuntansi dan data kegiatan yang lain.
Akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian
transaksi keuangan perusahaan atau organisasi lain. Hasil akhir proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang dipakai oleh manajemen untuk mengukur dan menyampaikan data
keuangan dan data kegiatan yang lain. Di lain pihak, auditing ditujukan untuk menentukan
secara objektif keandalan informasi yang disampaikan oleh manajemen dalam laporan
keuangan. Oleh karena itu, auditing harus dilaksanakan oleh pihak yang bebas dari
manajemen dan harus dapat diandalkan ditinjau dari sudut profesinya.

Profesi Akuntan Publik Dalam Perekonomian Suatu Negara


Agar mesin perekonomian suatu negara dapat menyalurkan dana masyarakat ke dalam
usaha usaha produktif yang beroperasi secara efisien, maka dalam perekonomian perlu
disediakan informasi keuangan yang andal, yang memungkinkan para investor
memutuskan ke usaha-usaha apa dana mereka diinvestasikan. Dana yang berada di tangan
masyarakat akan ditarik oleh perusahaan yang mampu menghasilkan kembalian (return)
terbesar atas investasi dan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat. Jika manajemen

19
suatu perusahaan dengan sengaja mengelabuhi masyarakat dengan menyajikan laporan
keuangan yang seolah-olah menggambarkan hasil usaha perusahaan yang tinggi dan posisi
keuangan yang seolah-olah sehat, maka dana para investor akan mengalir secara salah ke
perusahaan tersebut. Akibatnya, dana masyarakat mengalir ke perusahaan yang beroperasi
tidak efisien, yang pada akhirnya akan berdampak kepada kerugian ekonomi secara
keseluruhan.

Informasi keuangan tersebut disajikan oleh manajemen kepada masyarakat keuangan


untuk memungkinkan masyarakat keuangan menilai pertanggungjawaban keuangan
manajemen dan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kembalian
investasi (return on investment) dan posisi keuangan perusahaan. Namun bagi masyarakat
keuangan, laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen mengandung kemungkinan
adanya pengaruh kepentingan pribadi manajemen dalam menyajikan informasi hasil usaha
dan posisi keuangan yang menguntungkan bagi mereka dan keteledoran serta
ketidakjujuran yang dilakukan oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan
tersebut. Oleh karena itu, masyarakat keuangan memerlukan jasa profesional untuk
menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen kepada
masyarakat.

Atas dasar informasi keuangan yang andal, masyarakat keuangan akan memiliki dasar
yang andal untuk menyalurkan dana mereka ke usaha-usaha yang beroperasi secara efisien
dan memiliki posisi keuangan yang sehat. Penyediaan informasi keuangan yang
memungkinkan masyarakat keuangan menyalurkan dana mereka ke usaha-usaha yang
efisien akan menjadikan sehat perekonomian suatu negara. Profesi akuntan publik
bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-
perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal
sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

Laporan Audit (Audit Report)


Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan masyarakat sekitarnya, dimana auditor menyatakan pendapatnya mengenai
kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu
laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Isi laporan audit baku terikat
pada format yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Laporan audit

20
baku terdiri dari 3 paragraf: paragraf pengantar (introductory paragraph), paragraf lingkup
(scope paragraph), dan paragraf pendapat (opinion paragraph).

Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraph pertama laporan audit baku.


Terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraph pengantar: (1) tipe
jasa yang diberikan oleh auditor, (2) objek yang diaudit, dan (3) pengungkapan tanggung
jawab manajemen laporan keuangan atas laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya. Paragraf
lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor;
dan paragraph pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang
kewajaran laporan keuangan auditan.

Analisis terhadap Laporan Audit


Terdapat 6 unsur penting dalam laporan audit, antara lain: pihak yang dituju, paragraf
pengantar, paragraph lingkup, paragraf pendapat, nama auditor, nomor izin akuntan
publik, nomor izin kantor akuntan publik, dan tanda tangan, serta tanggal laporan audit.
Berikut ini tiga unsur penting laporan audit baku:

a. Paragraf Pengantar
Paragraf pengantar merupakan paragraf pertama yang terdapat pada laporan
audit baku dimana dalam paragraf ini terdapat tiga kalimat: kalimat pertama
menjelaskan objek yang menjadi sasaran auditing, sedangkan kalimat kedua dan
ketiga menjelaskan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor.

- Objek yang menjadi sasaran audit, berisi dua hal penting:


1) Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia
melakukan audit atas laporan tersebut.
2) Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan
laporan keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
- Tanggung jawab auditor. Tanggung jawab atas kewajaran laporan
keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di tangan auditor. Oleh
karena itu, manajemen adalah pihak yang bertanggung jawab atas
kewajaran laporan keuangan yang dibuatnya dan hanya manajemen yang

21
mempunyai wewenang untuk mengubah apa yang disajikan dalam laporan
keuangannya. Auditor bertanggung jawab atas penyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit yang telah dilaksanakan atas laporan
keuangan tersebut.

b. Paragraf Lingkup
Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan
publik dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut, serta
suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan auditing
tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan auditan.

c. Paragraf Pendapat (Opinion Paragraph)


Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraph yang
digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan yang disebutkannya dalam paragraph pengantar. Dalam paragraph ini
auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan,
dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan
laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Ada 5 tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:

1. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)


Pendapat ini diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam
lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai
kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan
laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum
tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit
yang berisi pendapat ini merupakan laporan yang paling dibutuhkan oleh
semua pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan , maupun oleh
auditor. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan
dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum, jika memenuhi kondisi berikut ini:

22
 Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan
keuangan.
 Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke
periode telah cukup dijelaskan.
 Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan
dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.

2. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa


Penjelasan (Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan
keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku ditambah
dengan bahasa penjelasan.

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)


Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka ia akan
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit.
 Lingkup audit dibatasi oleh klien.
 Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak
dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada
di luar kekuasaan klien maupun auditor.
 Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
 Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
Dalam pendapat ini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang
disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsure yang
dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengatuhi kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan.

4. Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion)

23
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Akuntan dapat memberikan pendapat tidak wajar jika laporan
keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum
sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. Auditor memberikan
pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat
mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya.
Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka
informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak
dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan.

5. Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)


Jika auditor menyatakan pendapat atas laproan keuangan auditan, maka
laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report).
Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat
adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Organisasi Profesi Akuntan Publik


Di Indonesia hanya terdapat 1 organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang keanggotaannya terutama terdiri dari para 15 akuntan yang bekerja
pada berbagai bidang kegiatan. Untuk menampung para anggota yang berbeda tersebut,
IAI membentuk 4 kompartemen sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu :

- Kompartemen Akuntan Publik


- Kompartemen Akuntan Manajemen
- Kompartemen Akuntan Pendidik
- Kompartemen Akuntan Sektor Publik.

Tujuan dibentuknya ini adalah untuk membina para anggotanya agar dapat
melaksanakan fungsi dan perannya sebagai akuntan publik yang profesional dan selalu
memutahirkan pengetahuannya terutama di bidang akuntansi dan pengauditan.

24
Kompartemen audit bertugas sebagai penyusun standart audit yang harus digunakan
oleh para anggotanya dalam melaksanakan jasa atestasi dan non atestasi. Untuk
melaksanakan tugas tersebut kompartemen ini membentuk Dewan Stabdar Audit. Selain
itu kompartemen akuntan auditing juga membentuk Badan Peredilan Profesi Akuntan
Publik (BPPAP) yaitu suatu badan peradilan yang melibatkan para anggotanya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat, 2002


https://www.academia.edu/17900562/Pengauditan_dan_Profesi_Akuntan_Publik
Auditor, K., Dan, B., & Etis, K. (2019). Pengauditan I. 117.

Anda mungkin juga menyukai