Anda di halaman 1dari 3

Parikesit Prangaita/K7716045

REVIU MATERI KULIAH AUDITING 1

PENGERTIAN AUDITING

A. Pengertian Auditing
Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai definisi auditing.
1. Pengertian menurut A Statement of Basic Auditing Concepts (ASOBAC)
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti – bukti
secara obyektif mengenai aserasi – asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi - asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
2. Pengertian menurut Soekrisno Agoes (2004 : 3)
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak
profesional, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan
pembukuan dan bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk memberikan kewajaran laporan
keuangan tersebut.
3. Pengertian menurut Miller and Bailley
Auditing is a methodical review and objective examination of an item, including the
verification of spesific information as determined by the auditor or as estabilished by general
practice. Generally, the purpose of an audit is to express an opinion or reach a conclusion
about what was audited.
Dalam bahasa Indonesia : audit adalah suatu metode reviu dan pemeriksaan yang objektif
terhadap sesuatu, termasuk pemeriksaan informasi-informasi terperinci baik atas permintaan
auditor maupun dari praktik harian perusahaan. Umumnya, tujuan dilakukannya audit adalah
untuk menyampaikan pendapat atau mencari kesimpulan dari apa yang telah diaudit.
Jika pada dua pendapat di atas secara spesifik mendefinisikan audit terhadap laporan
keuangan, maka Miller and Bailley mendefinisikan audit secara umum. Karena pada dasarnya
audit tidak hanya untuk laporan keuangan. Namun, jika dilihat lebih jauh ketiganya memiliki
inti dan maksud yang sama. Audit adalah suatu proses memeriksa sesuatu melalui
pengumpulan bukti-bukti yang dilakukan secara objektif dan independen yang bertujuan
untuk memperoleh informasi atau sekadar menyampaikan pendapat tentang objek yang
diaudit. Adapun objek yang diperiksa oleh auditor antara lain.
1. Laporan Keuangan yang telah disusun, terdiri dari :
a. Laporan Laba Rugi Komprehensif,
b. Laporan Perubahan Ekuitas,
c. Laporan Posisi Keuangan, dan
d. Laporan Arus Kas.
2. Bukti – bukti pendukung laporan keuangan, berupa
a. Catatan pembukuan;
b. Buku besar umum dan pembantu;
c. Bukti transaksi, seperti voucher, jurnal, bukti penerimaan, dsb;
3. Dokumen Lain, seperti :
a. Notulen rapat,
b. Akta pendirian,
c. Perjanjian kredit, dsb.

Reviu Auditing/ Pert.2/ Hal 1


Parikesit Prangaita/K7716045

B. Elemen Fundamental Auditing


Dari berbagai definisi menurut ahli – ahli, Abdul Halim (2001 : 3) menglasifikasikan 3 elemen
fundamental dalam auditing yaitu :
1. Idependensi, yaitu seorang auditor harus bertindak secara independen.
2. Berdasarkan bukti, yaitu auditor bekerja dengan mengumpulkan bukti untuk mendukung
pendapatnya.
3. Hasilnya berupa laporan.

C. Auditing dan Asersi


Dalam auditing, dikenal dengan istilah asersi. Asersi (Assertion) adalah representasi manajemen
mengenai kewajaran laporan keuangan. Untuk memformulasikan standar auditing dan
interpretasinya, AICPA membentuk suatu badan khusus bernama Auditing Standards Boards
(ASB). ASB menglasifikasikan asersi laporan keuangan dalam 5 kategori antara lain :

No. Kategori Menjawab Pertanyaan


1. Existance and accurance, Apakah semua pos dalam laporan keuangan benar –
benar terjadi?
2. Completeness, Apakah ada transaksi yang dihilangkan dari laporan
keuangan?
3. Right and obligation, Apakah nilai setiap pos yang tercantum dalam laporan
keuangan (misal aset) dimiliki perusahaan?
4. Valuation and allocation, Apakah setiap pos dinilai tepat dengan standar akuntansi
yang berlaku ?
Apakah saldo – saldo sudah dialokasikan secara tepat?
5. Presentasion, and disclosure. Apakah pengklasifikasian sudah dilakukan secara tepat?
Apakah pengungkapan dalam laporan keuangan sudah
memadai dan tidak terjadi misleading (penyesatan) ?

D. Perbedaan Antara Auditing dan Accounting


Salah satu perbedaan mendasar antara auditing dan auditing terletak pada sifat dan subjek yang
melakukannya. Perbedaan keduanya disajakan dalam bagan berikut.
No. Pembeda Auditing Accounting
1. Sifat Analitis. Konstruktif.
 Auditor memulai pekerjaan  Akuntan memulai pekerjaan
dengan mencocokkan angka dari dengan pengumpulan bukti
laporan keuangan dengan harian, lalu dicatat dalam
dokumen akuntansi dan bukti jurnal hingga menghasilkan
pembukuan. laporan keuangan.
2. Pihak yang Akuntan Profesi (auditor). Akuntan Publik (Eksternal)
melakukannya Akuntan Internal.
3. Pedoman Standar Profesional Akuntan Publik, Standar Akuntansi Keuangan.
Aturan IAI Kompartemen Aktn Publik,
Standar Pengendalian Mutu.

Reviu Auditing/ Pert.2/ Hal 2


Parikesit Prangaita/K7716045

E. Tahapan Audit
Tahapan audit terbagi menjadi dua yaitu tahapan pra audit dan tahapan audit. Tahapan
pra audit dimulai ketika calon klien menghubungi KAP untuk meminta jasa audit. KAP kemudian
membuat janji bertemu dengan calon klien untuk menanyakan :
a. Alasan klien melakukan audit,
b. Apakah sebelumnya pernah diaudit KAP lain,
c. Jenis dan karakteristik perusahaan (klien),
d. Jenis pemrosesan data akuntansi yang dipakai perusahaan (manual/terkomputerisasi),
e. Sistem penyimpanan bukti-bukti/catatan pembukuan.
KAP memberikan surat penawaran yang berisi rincian jasa audit yang akan dilakukan. Jika
telah disetujui, maka akan berubah menjadi Surat Penugasan (engangement letter). Setelah
disetujui dimulailah tahapan audit.
KAP melakukan audit lapangan di kantor klien. Setelah selesai, KAP memberikan draft
audit report ke klien untuk didiskusikan bersama. Kemudian, KAP menyerahkan final audit report
yang harus didahului dengan Surat Pernyataan Langganan. Selain itu, KAP juga dapat memberikan
Management Letter yang berisi kelemahan pengendalian internal perusahaan beserta
rekomendasinya.

F. Pentingnya Audit Bagi Perusahaan.


Audit terhadap laporan keuangan sangat bermanfaat dan diperlukan khususnya untuk
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau perusahaan go public. Pada perusahaan
berbentuk PT maka setiap tahunnya diadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang salah
satu agendanya adalah pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban direksi dan
manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan yang akan lebih baik jika sudah dalam bentuk
auditan.
Audit laporan keuangan dapat menemukan adanya celah / kesalahan dan kekeliruan baik
disengaja atau tidak. Laporan yang sudah diaudit dapat dipercaya oleh pihak – pihak yang
berkepentingan. Laporan keuangan yang sudah diaudit akan mendapat opini dari auditor. Opini
tersebut khususnya “Wajar Tanpa Pengecualian” meyakinkan pengguna bahwa laporan keuangan
tersebut telah disajikan menurut Standar Akuntansi yang berlaku sekaligus bebas dari bias/salah
saji. Terlebih lagi, sekarang banyak pengguna laporan keuangan yang mempersyaratkan adanya
laporan keuangan yang telah diaudit beserta laporan auditnya.
Bagi pihak internal perusahaan yang diaudit, bermanfaat untuk menilai kinerja
perusahaan dalam mencapai ekonomis, efisiensi, dan efektivitas operasionalnya. Selain itu juga,
untuk mengetahui kinerja pengendalian yang dimiliki perusahaan. Jika ditemukan celah dalam
sistem pengendalian, maka manajemen dapat segera memperbaiki celah tersebut.

Referensi

1. Agoes, Soekrisno. 2011. Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik
Buku 1 Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
2. Halim, Abdul. 2002. Auditing : Dasar - Dasar Audit Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Reviu Auditing/ Pert.2/ Hal 3

Anda mungkin juga menyukai