Anda di halaman 1dari 8

Tabel 9-2

Ilustrasi Perbedaan Bukti Asuransi


Siklus penjualan dan penangihan Siklus pembelian dan pembayaran Memperkirakan banyak salah saji Siklus penggajian dan personalia Memperkirakan sedikit salah saji Siklus persediaan dan pergudangan Memperkirakan banyak salah saji Siklus peolehan dan pembayaran kembali modal Memperkirakan sedikit salah saji

Penilaian auditor atas ekspetaksi salah saji yang material sebelum mempetimbangkan pengendalian inenal resiko (inheren) Penilaian auditor atas keaktifan pengendalian internal untuk mencegah atau mendeteksi salah saji yang material (resiko pengendalian) Kesediaan auditor untuk membiarkan salah saji yang material tetapi ada seelah menyelasikan audit (risiko audit yang dapat diterima) Perencanaan luas bukti yang akan dikumpulkan auditor (resiko deteksi yang direncanakan)

Memperkirakan beberapa salah saji

(sedang) Keefektifan sedang

(tinggi) Keefektifan tinggi

(rendah) Keefektifan tinggi

(tinggi) Keefektifan rendah

(rendah) Keefektifan sedang

(sedang) Kesediaan rendah (rendah) Level sedang (sedang)

(rendah) Kesediaan rendah (rendah) Level sedang (sedang)

(rendah) Kesediaan rendah (rendah) Level rendah (tinggi)

(tinggi) Kesediaan rendah (rendah) Level tinggi (rendah)

(sedang) Kesediaan rendah (rendah) Level sedang (sedang)

Model Risiko Audit Untuk Perencanaan


Auditor menangani risiko dalam merencanakan pegumpulan bukti audit terutama dengan menerapkannmodel risiko audit. Model ini bersumber dari literatur profesional dalam SAS 110 (AU 350 ) tentang sampling audit serta dalam SAS 107( AU 312) tentang materialistas dan risiko.

Model risiko audit membantu mremutuskan seberapa banyak dan jenis bukti apa yang harus di kumpulkan dalam setiap siklusnya. Model ini biasanya dinyatakan sebagai berikut :

Di mana : PDR = risiko deteksi yang di rencanakan ( planned detection risk ) AAR = risiko audit yang dapat diterima ( acceptable audit risk )

IR

= risiko inheren( inherentrisk )

CR = risiko pengendalian( control risk )

Berikut ini kami sajikan sebuah contoh numeris untuk di bahas, walaupun tidak praktis untuk mengukur seakurat seperti ditunjukkan angka-angka tersebut. Angka- angka yang digunakan adalah untuk siklus persediaan dan pergudangan dalam tabel 9-2

IR

= 100%

CR = 100% AAR = 5% PDR

= 0,05 atau 5%

JENIS JENIS RISIKO


Risiko deteksi yang di rencanakan ( planned detection risk ) adalah risiko bahwa bukti audit untuk suatu segmen akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi salah saji yang dapat di toleransi. ada dua hal penting yang harus di ketahui tentang risiko deteksi yang di rencanakan. Risiko deteksi yang direncanakan tergantung pada tiga faktor lain dalam model risiko audit. Risiko ini akan merubah hanya jika auditor mengubah salah satu dari faktor-faktor model risiko. Risiko deteksi yang direncanakan menentukan jumlah bukti substansif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor, yang besarnya berlawanan dengan risiko deteksi yang direncanakan. Jika risiko deteksiyang direncanakan dikurangi, auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk mencapai rencana pengurangan risiko itu. Sebagai contoh dalam tabel 9-2(D), risiko deteksi yang direncanakan adalah rendah untuk persediaan dan pergudangan, yang menyebabkan bukti yang direncanakan menjadi tinggi. Hal sebaliknya berlaku untuk penggajian dan personalia.

Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji( kekeliruan atau kecurangan) yang material dalam segmen, sebelum memperhitungkan keefektifan

pengendalian internal. Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar akan salah saji, dengan mengabaikan pengendalian internal, auditor akan menyimpulkan bahwa risiko inheren adalah tinggi. Pengendalian internal diabaikan dalam penetapan risiko inheren karena pengendalian internal diperhitungkan secara terpisah dalam model risiko audit sebagai risiko pengendalian. Dalam tabel 9-2, risiko inheren (A) dinilai tinggi untuk siklus persediaan dan pergudangan, serta lebih rendah untuk pengggajain dan personalian serta akuisisi dan pembayaran kembali modal. Penilaian seperti ini biasanya didasarkan pada diskusi dengan manajemen, pengetahuan tentang perusahaan, serta hasil audit tahun-tahun sebelumnya. Risiko inheren berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang direncanakan dan bersifat langsung dengan bukti. Risiko inheren untuk persediaan dan pergudangan dalam tabel 9-2 adalah tinggi, sehingga menghasilkan risiko inheren lebih rendah. Selain meningkatkan bukti audit untuk risiko inheren yang lebih tinggi dalam bidang audit tertentu, auditor biasanya juga menugaskan staf yang lebih berpengalaman pada bidang itu serta mereview pengujian audit yang telah selesai secara lebih menyeluruh.

Risiko pengendalian( control risk )mengukur penilaian auditor apakah salah saji yang melebihi jumlah yang dapat di toleransi dalam suatu segmen akan dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal klien. Asumsikan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal sama sekali tidak efektif untuk mencegah atau mendeteksi salah saji Model risiko audit ini menunjukkan hubungan yang erat antara risiko inheren dan risiko pengendalian. Sebagai contoh , risiko inheren sebesar 40 persen dan risiko pengendalian sebesar 60 persen akan memiliki dampak yang sama terhadap risiko deteksi yang direncanakan dan bukti yang direncanakan dengan risiko inheren sebesar 60 persen dan risiko pengendalian sebesar 40 persen. Dalam kedua kasus tersebut, perkalian IR dengan CR akan menghasilkan denomintator dalam model risiko audit sebesar 24 persen. SAS 107( AU 312) menyebut kombinasi risiko inheren dan risiko pengendalain ini risiko salah saji material ( risk of material misstatement). Auditor dapat menggabungkan penilaian atas risiko salah saji yang material atau dapat juga menilai risiko pengendalian secara terpisah. Sebelum dapat menetapkan risiko pengendalian yang lebih kecil dari 100 persen, auditor harus memahami pengendalian internal yang ada, mengevaluasi seberapa baik

pengendalian tersebut berfungsi, serta menguji keefektifannya. Pemahaman atas pengendalian internal ini dibutuhkan pada semua audit. Dua hal yang terakhir adlah langkah-langkah dalam penilaian risiko pengendalian yang hanya diharuskan jika auditor menilai risiko pengendalian di bawah maksimum. Auditor perusahaan publik memilih untuk mengandalkan secara ekstensif pada pengendalian, karena mereka harus menguji keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan untuk memenuhi persyaratan UU Sarbanex- oxley. Apabila pengendalian mungkin tidak efektif dan risiko inheren tinggi, penggunaan model risiko audit akan menyebabkan auditor mengurangi risiko deteksi yang direncanakan sehingga meningkatkan bukti yang direncanakan.

Risiko audt yang dapat diterima ( acceptable audit risk) adalah ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Apabila auditor memutuskan risiko audit yang dapat diterima yang lebih rendah, auditor ingin lebih yakin bahwa laporan keuangan tidak disalahsajikan secara material. Risiko nol berarti takin sekali, dan risiko sebesar 100 persen berarti sama sekali tidak yakin. Sering kali , auditor menyebut istilah audit assurance ( yang juga disebut assurance keseluruhan atau tingkat assuranse) dan bukan risiko audit yang dapat diterima. Audit assurance atau istilah-istilah lain yang sejenis merupakan pelengkap risiko audit yang dapat diterima,nyaoitu satu dikurangi risiko audit yang dapat diterima. Dengan kata lain, risiko audit sebesar 2 persen sama dengan audit assurance sebesar 98 persen. Apabila digunakan model risiko audit, ada hubungan langsung antara risiko audit yang dapat diterima dan risiko deteksi yang direncanakan, serta hubungan berbanding terbalik antara risiko yang dapat diterima dan bukti yang direncanakan. Jika auditor memutuskan untuk mengurangi risiko audit yang dapat diterima, risiko deteksi yang direncanakan juga dikurangi, dan bukti yang direncanakan harus ditambah. Untuk klien dengan risiko audit yang diterima lebih rendah, auditor sering kali juga menugaskan staf yang lebih berpengalam atau mereview file audit dengan lebih cermat.

Perbedaan Antara Risiko-risiko dalam Model Risiko Audit

Ada perbedaan yang penting dalam hal bagaimana auditor menilai keempat faktor risiko dalam model risiko audit. Untuk risiko audit yang dapat diterima, auditor memutuskan risiko yang bersedia diambil kantor akuntan publik bahwa laporan keuangna disalahsajikan setelah audit selesai, berdasarkan faktor-faktor yang terkait dengan klien tertentu. Risiko inheren dan risiko pengendalian didasarkan pada ekspektasi atau prediksi auditor mengenai kondisi klien

MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA


Auditor sebaiknya harus memutuskan risiko audit yng dapat diterima yang tepat bagi suatu audit selama perencanaan audit. Pertama, auditor memutuskan risiko penugasan dan kemudian menggunakan risiko penugasan ini untuk memodifikasi risiko audit yang dapat diterima.

Risiko Penugasan ( engangement risk) adalah risiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan menderita kerugian setelah audit selesai, walaupun laporan audit sudah benar.

Perhatikan bahwa para auditor berbeda pendapattentang apakah risiko penugasan harus dipertimbangkan dalam perencanaan audit. Mereka yang menentang memodifikasi bukti untuk risiko penugasan berpendapat bahwa auditor tidak memberikan pendapat audit pada tingkat assurance yang berbeda, sehingga auditor tidak perlu memberikan assurance yang lebih tinggi atau lebih rendah hanya karena adanya risiko penugasan. Mereka yang mendukung berpendapat bahwa tepat jika auditor mengumpulkan bukti tambahan, menugaskan personil yang lebih berpengalaman, serta mereview audit secara secara lebih menyeluruh pada audit yang sangat mungkin menimbulkan masalah hukum, atau tindakan lain yang mungkin berdampak buruk terhadap auditor, selama tingkat assurance tidak dikurangi dibawah tingkat assurance yang cukup tinggi seperti bila risiko penugasan rendah.

Apabila auditor memodifikasi bukti untuk penugasan, hal itu dilakukan melalu pengendalian risiko audit yang dapat diterima. Kami yakin bahwa risiko audit yang dapat diterima yang cukup rendah memang selalu diinginkan, tetapi dalam beberapa situasi bahkan diperlukan risiko yang lebih jauh rendah karena dari faktor- faktor penugasan.

Faktor- faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima

Derajat Ketergantungan Pemakai Eksternal pada Laporan Keuangan jika pemakai eksternal sangat tergantung pada laporan keuangan, maka tepat untuk mengurangi risiko audit yang dapat diterima. Ada beberapa faktor yang merupakan indikator yang baik mengenai derajat ketergantungan pemakai ekstern pada laporan keuangan : Ukuran klien. Secara umum semakin besar operasi klien, semakin luas pemakaian laporan keuangan Distribusi kepemilikan. Laporan keuangan perusahaan terbuka umumnya diandalkan oleh lebih banyak pemakai ketimbang laporan keuangan perusahaan tertutup Sifat dan jumlah kewajiban. Apabila dala laporran keuangan terdapat kewajiban berjumlah besar, laporan keuangan tersebut kemungkinan besar akan

digunakansecara luas oleh kreditor aktual maupun calon kreditor, ketimbang sekadar kewajiban berjumlah kecil.

Kemungkinan Bahwa klien akan Mengalami Kesulitan Keuangan Setelah Audit Di keluarkan jika klien terpaksa mengajukan permohonan kebangkrutan atau menderita kerugian yang besar etelah audit selesai,auditor menghadapi kemungkinan yang lebih besar untuk membela mutu audit ketimbang jika klien tidak mengalami tekanan keuangan. Memang sulit bagi auditor untuk memprediksi kegagalan keuangan sebelum hal itu terjadi, tetapi ada beberapa faktor yang meruapakan indikator yang baikbahwa probobalitasnya meningkkat : Posisi likuiditas. Jika klien mengalami kekurangan kas serta modal kerja, hal ini mengindikasikan ada masalah dalam membayar tagihan dimasa depan. Laba(rugi) tahun-tahun sebelumnya.jika suatu perusahaan mengalami penurunan laba atau kenaikan kerugian yang pesat selama beberapa tahun. Metode pembiayaan pertumbuhan. Jika klien semakin mengandalkan utang sebaga alat pembiayaan,semakin besar risiko kesulitan keuangan jika keberhasilan operasi klien menurun.

Sifat oprasi klien. Jenis bisnis tertentu memiliki risiko inheren yang lebih besar dari yang lainnya.

Kompetisi manajemen. Manajemen yang kompeten akan selalu waspada terhadap potensi kesulitan keuangan dan akan memodifikasi metode operasinya untuk meminimalkan dampak masalah jangka pendek

Evaluasi Auditor Atas Integritas Manajemen sebagai bagian dari investigasi atas klien baru dan evaluasi atas kelanjutan klien,jika klien memiliki integritas yang meragukan, auditor mungkin akan menilai risiko audit yang dapat diterima lebih rendah.perusahaan yang memiliki integritas yang rendah sering kali menjalankan urusan bisnisnya dengan cara yag akhirnya menimbulkan konflik dengan para pemegang saham, pembuat peraturan,serta pelanggan.

MENILAI RISIKO INHEREN


Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit adalah salah satu konsep terpenting dalam auditing.

Auditor harus menilai faktor-faktor yang menyebabkan risiko inheren dan memodifikasi bukti audit untuk memperhitungkan faktor-fakor tersebut.adapun mempengaruhi risiko inheren yaitu : Sifat bisnis klien Hasil audit sebelumnya Penugasan awal versus penugasan berulang Pihak-pihak yang terkait Transaksi nonrutin Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat Unsur- unsur populasi Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang Faktor-faktor yang berkaitan dengan mirapropriasi aktiva Faktor-fakor yang

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................... Daftar Isi................................................................................................. BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................


Latar Belakang.............................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................
a MATERIALITAS................................................................................................................. b MENETAPKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS............................................................................................................... c MENGALOKASIKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS............................................................................................................... d MENGESTIMASI SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKAN DENGAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN........................................................................................................... e f g RISIKO........................................................................................................................... MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA........................................................... MENILAI RISIKO INHEREN................................................................................................

h HUBUNGAN RISIKO DENGAN BUKTI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO........................................................................................................................... i MENGEVALUASI HASIL..................................................................................................

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................
KESIMPULAN.................................................................................................................. SARAN............................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai