Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN ATAS PSP YANG TERKAIT DENGAN

AKUNTANSI ASET TETAP DAN INVESTASI

Matkul : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Dosen : WA ODE SUWARNI, SE., M.Sc

Disusun Oleh:

PUNE PADU TEGAR 19 320 013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, Atas
Berkat dan karunianya makalah yang berjudul “ TINJAUAN ATAS PSP
YANG TERKAIT DENGAN AKUNTANSI ASET TETAP DAN INVESTASI “
ini dapat ditulis dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dosen pada akuntansi sektor publik , selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tetang topik sebuah
perakuntansian didalam sektor publik baik sipenulis dan sipembaca.
Kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak khususnya
dosen matakuliah akuntansi sektor publik yang telah memberikan tugas
sehingga bisa menambah wawasan dan nilai-nilai yang dapat memberikan
manafaat untuk kehidupan.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
harapkan dapat memberi petunjuk nantinya untuk makalah ini agar lebih
baik.

i|Page
Daftar Isi

Kata pengantar......................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latarbelakang.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Akuntansi Aset Tetap....................................................................... 2
2. 2 Tinjauan Akuntansi Aset Tetap........................................................ 5
2. 3 Akuntansi Investasi.......................................................................... 7
2. 4 Tinjauan Akuntansi Investasi........................................................... 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................. 12
Daftar Pustaka......................................................................................... 13

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

Latarbelakang
Salah satu hal yang paling krusial dalam pengelolaan dan pelaporan
keuangan pemerintah atau daerah adalah tidak kunjung jelasnya masalah aset.
Banyak daerah yang memperoleh opini disclaimer hanya karena pengelolaan
asetnya buruk. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya aset tak bertuan atau tak
jelas kepemilikannya dan nilianya. Jika hal ini tidak lekas dibenahi, lambat laun
semua kekayaan Negara bisa berpindah tangan. Wakil ketua komisi
pemberantasan korupsi Bidang Pencegahan Haryono Umar Kepada Majalah
Akuntansi Indonesia menuturkan bahwa manajemen aset negeri ini memang
sangat buruk. Hingga saat ini katanya, belum ada data yang menunjukan dan
membuktikan seberapa banyak dan sberapa besar nilai aset yang dimiliki
pemerintah. Sangat banyak aset-asaet Negara, terutama yang didaerah, yang tidak
jelas kepemilikanya.
Selain itu, masalah pengelolaan aset juga berkaitan dengan investasi yang
dilakukan oleh pemerintah. Dikatakan dalam PSAP bahwa investasi adalah aset
yang dimaksu d untuk memperoleh manfaat baik ekonomi maupun sosial
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat. Investasi yang juga merupakan langkah awal kegiatan
produksi yang pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan
pembangunan kegiatan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi
tinggi rendahnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya
dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap Negara senantiasa berusaha
menciptakan ilkim yang dapat menggairahkan investasi. Maka investasi pun perlu
mendapatkan perhatian yang serius terkait dengan kinerja dan kebermanfaatanya.

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Aset Tetap


Aset tetap dalam perusahaan, merupakan aset yang menjadi hak milik
organisasi/perusahaan yang dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan
menghasilkan barang dan jasa organisasi (Hendriksen,1992). Peran aset tetap
sangat besar dalam organisasi atau perusahan yang ditinjau dari segi fungsinya,
jumlah dana yang diinvestasikan pengelolaanya, maupaun pengawasannya.
Aset tetap merupakan salah satu pos dineraca disamping aset lancar, investasi
jangka panjang, dana cadangan, dan aset lainya. Aset tetap mempunyai peranan
yang sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan bila
dibandingkan dengan komponen neraca lainya. Pengertian aset tetap dalam
Pernyataan Akuntansi Pemerintah adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah ata
dimanfaat oleh masyarakat umum. Dengan batasan pengertian tersebut digunakan
oleh pihak lain. Pemerintah juga harus mencatat hak atas tanah sebagai aset tetap.
Dalam kasus lain, aset tetap yang dikuasi oleh pemrntah tetapi tujuan
penggunanya untuk dikonsumsi dlaam operasi pemerintah tidak termasuk dalam
ynag dibeli oleh pemerintah untuk diserahkan kepada masyarakat.
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh
dan nilainyadapat diukur dengan andal. Sesuai dengan klasifikasi aset tetap, suatu
aset dapat diakui sebagai aset tetap apabila berwujud dan memenuhi kriteria:
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan.
2. Biasa perolehan aset dapat diukur secara andal.
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunkaan.
Pemerintah mengakui suatu aset tetap apabila aset tetap tersebut telah diterima
atau diserahkan hak kepemilikanya, dan atau pada saat penguasaanya berpindah.
Oleh karena itu, apabila belum ada bukti bahwa suatu aset dimiliki atau dikuasi
oleh entitas maka aset tetap tersebut belum dapat dicantukan di neraca. Prinsip
pengakuaan aset tetap pada saat aset tetap dimiliki atau dikuasi berlaku untuk

2|Page
seluruh jenis set tetap , baik yang diperoleh secara individu atau golongan,
maupun yang diperoleh melalui pembelian, pembangunan, swakelola, pertukaran,
rampasan, atau hibah.
Komponen biaya yang dapat dimasukkan sebagai biaya peroleha suatu aset tetap
terdiri atas:
1. Harga beli
2. Bea impor
3. Biaya persiapan tempat
4. Biaya pengiriman awal, biaya simpanan, dan bongkar muat
5. Biaya pemasangan
6. Biaya professional
7. Biaya konstruksi
Sedangkan yang tidak termasuk komponen biaya aset tetap adalah:
1. Biaya administrasi dan biaya umum lainya sepanjang biaya tersebut tidak
dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau
membawa aset kekondisi kerjanya.
2. Biaya permulaan dan pra-produksi serupa kecuali biaya tersebut perlu
untuk membawa aset kekondisi kerja.
Disamping perolehan aset tetap, penggunaan aset tetap untuk menunjang kegiatan
organisasi atau perusahaan merupakan hal pentingyang perlu dikaji secara benar.
Dalam penggunaan menurut Belkaoui sedikitnya ada tiga persoalan pokok
meliputi:
1. Pengeluaran untuk aset itu sendiri.
2. Harga pokok dari aset tetapi itu sebagai akibatnya penggunaanya dalam
kegiatan produksi.
3. Penilaian kembali atau revisi taksiran umur.

3|Page
Mathews dan Perera (1996) mengelompokan aset tetap menjadi beberapa jenis:
1. Aset tetap yang dilihat dari sudut subtansinya yang dapat menjadi aset
berwujud dan tidak berwujud.
2. Aset tetap yang disusutkan dan yang tidak disusutkan.
3. Aset tetap berdasarkan jenisnya, meliputi: lahan, gedung dan bangunan,
mesin, kendaraan, perabot, investasi peralatan, prasaranan dan aset tetap
lainya.
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang
dapat disustukan selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Penyesuaian nilai
aset tetap dilakukan dengan berbabagi metode yang sistematis sesuai dengan masa
manfaat. Metode penyusutan yangdigunakan harus dapat menggambarkan
manfaat ekonomis atau kemungkinan jasa yang akan mengalir keperintah.
Metode sesuai dengan PSAP 07:
1. Metode garis lurus
2. Metode saldo menurun
3. Metode unit produksi
Selain disajikan pada lembaran muka neraca, aset tetap juga harus
diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. Pengungkapan ini sangat penting
sebagai penjelasan tetang hal-hal penting yang tercantum dalam neraca. Tujuan
pengungkapan ini adalah untuk memenimalisir kesalahan presepsi bagi pembaca
laporan keuangan. Dalam Calk harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset
tetap:
1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat.
2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan
perubahan nilai jika ada, dan mutasi aset tetap lainya.
3. Informasi penyusutan, meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan
ynag digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan,
serta nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.

4|Page
Selain itu, dalam CaLK juga harus diungkapkan:
1. Eksistensi dan batasan hak atas aset tetap
2. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset
tetap
3. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi
4. Jumlah komitmen untuk akusisi aset tetap

2.2 Tinjauan Akuntansi Aset Tetap


PP Nomor 24 Tahun 2005 Khususnya PSAP Nomor 7, memuat akuntansi
aset tetap secara umum, PSAP Nomor 7 ini belum secara terperinci mengatur
masalah-masalah yang sering terjadi dimasyarakat umumnya baik perolehan,
penggunaan maupun penghapusan/ pelepasan aset tetap. Strandar untuk
menyelesaikan beberapa permasalah khusus, terutama dengan kaitnya dengan aset
tetap masih belum ada seperti, pembelian kredit jangka panjang, perolehan dengan
temuan, perlakuan akuntansi atas aset yang dilimpahkan, perlakuan aset atas
pulau-pulau dan daerah wisata, perlakuan akuntansi aset sengketa, dan lainya.
Sama halnya dengan perubahan SAP yang ada pada PP Nomor 71 Tahun 2010
perubahan yang signifikan hanya terjadi pada paragraph 48, yaitu perolehan suatu
aset tetap yang memenuhi kriteria perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut
diakui sebagai pendapatan nasional.
Jika kita coba untuk melihat paragraph-paragraf dari PSAP Nomor 7 ini
yang tetuju pada paragraph yang menjelaskan terkati dengan tujuan, yaitu terkait
pada paragraph ke-1 paragraf ini belum menyebutkan masalah penarikan dari
peredaran aset tetap. Paragraph ini hanya menjelaskan beberapa permasalah
terhadap aset tetap meliputi pada saat pengakuan, penentuan nilai tercatat serta
perlakuan akuntansi atas penilaian kembali dan penurunan nilai tercatat. Oleh
karena itu masalah penarikan dan pelepasan aktiva tetap perlu ditambahkan dalam
paragraph ini. Disamping itu fase yang berbunyi “ Standar Akuntansi Pemerintah
lainya” tidak jelas karena tidak menunjukan secara eksplisit standar akuntansi
pemerintah lain yab dimaksud, sehingga perlu penjelasan lebih lanjut.

5|Page
Pada klasifikasi aset, PSAP Nomor 7 pada paragraph ke-7. Paragraph ini
belum menjelaskan terkait dengan perlakuan akuntansi aset tetap takberwujud,
baik secara klasifikasi dan pengakuannya. Hal ini penting jika dilihat dari sudut
akuntansi secara teoritis dan praktis tentunya pemerintah memiliki aset
takberwujud, sebagai mana hal nya pada sektor privat.
Kalimat “diperoleh atau dibagun dengan maksud untuk digunakan”-pada
paragraph ke-15, perlu ditambah penjelasanya sehingga maknanya lebih sesuai
dengan penjelsan pada paragraph ke-17. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan penafsiaran, karena apabil asebuah aset diperoleh pemerintah namun
belum dimanfaatkan sepenuhnya atau tidak untuk digunakan/dijual dalam jangka
waktu bahkan untuk jangka panjang apakah tidak termasuk kriteria aset tetap
pemerintah.
Pengekuran aset pada paragraph ke-20 dijelaskan bahwa aset tetap dinilai
dengan biaya perolehan dan bila tidak dimungkinakan menggunakan biaya
perolehan, maka penilaian ddapat didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Sebaiknnya pada paragraph ini dijelaskan mengapa pada kedua kebijakan tersebut
diambil. Seandainya ada alasan khusus hendaknya dikemukakan pada bagian ini.
Pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal pada paragraph ke-52, kata “
mungkinkah penilaian kembali perlu dijelaskan lebih lanjut karena dapat
menimbulkan salah pengertian. Konsep penilaian kembali bertentangan dengan
konsep standar akuntansi perolehan aset tetap yang menganut prinsip biaya
perolahan atau harga pertukaran. Untuk itu perlu penjelasan yang cukup terhadap
kata “memungkinkan penilain kembali”pada paragraph tersebut hingga tidak
menimbulkan kebingunan.
Penilaian kembali aset tetap pada paragraph ke-58 terdapat kalimat
“ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional”. Pada kalimat ini tidak
ditunjukan secara jelas ketentuan pemerintah yang mana yang dimaksud. Untuk
itu perlu penjelasan lebih lanjut. Selanjutnya jika ada peraturan dan khusus
pemerintahuntuk memperbolehkan untuk melalukan revaluasi laporan keuangan
harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari kosep harga perolehan didalam
penyajian aset tetap serta pengaruh penyimpangan dari konsep harga perolehan
keuangan suatu entitas pemerintah. Selanjutnya, selisih atara nilai revaluasi

6|Page
dengan nilai buku aset tetap dibukukan dalam perkiraan modal dengan nama
“selisih penilain kembali aset tetap”.
Terkait dengan beritage asset, kata “tidak mengharuskan” pada paragraph
ke-65 dapat mengandung pengertian boleh disajikan dan tidak disajikan, apabila
mengendung dua pengertian tersebut, sebaiknya disebutkan akibat yang timbul
jika disajiakn dan jika tidak disajikan di neraca. Di samping itu jika tidak
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan perlu dijelaskan pula
mekanisme pengungkapanyaseperti mana posnya, nilainya, serta ketentuan lainya.
Paragraph ke-71 juga dapat menyebabkan terjadinya salah pemahaman di
kalangan masyarakat umum, karena jika hanya sebagian bangunan yang dipakai
untuk perkantoran tersebut juga di kenai aturan yang sama seperti aset lain, atau
kah semua bangunanya untuk itu perlu ditambah penjelasan lagi.
Kata “secara permanen” pada paragraph ke-76 dan ke-77 seolah-olej
mengandung pegertian masih ada kondisi lain, misalnya “sementara”, “tidak
permanen” atau “semi permanen” , yang tidak dijelaskan secara eksplisit. Oleh
karena itu, apabila ada kondisi lainya tersebut perlu ada penjelasan lebih lanjut.

2.3 Akuntansi Investasi


Investasi yang dilakukan pemerintah dapat berupa pemanfaatan surplus
anggaran untuk mednapatkan pendapatan dalam jangka panjang dan pemanfaatan
dana menganggur untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.
Investasi dapata dilakukan untuk jangka pendek maupaun jangka panjang.
Investasi jangka pendek dapat dilakukan dalam pasar uang, sedangkan jangka
panjang dilakukan pada pasar modal. Ivestasi pemerintah biasanya dilakukan
dalam bentuk deposito, sertifikat bank Indonesia, surat utang dan obligsi
BUMN/BUMD, penyertaan pada BUMN/BUMD, atau penyertaan pada badan
usaha lainya. Menurut sifat kepemilikannya investasi jangka panjang dibedakan
menjadi investasi permanen dan investasi nonpermanent. Investasi nonpermanent
adalah investasi jangka panjang yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki secara
berkelanjutan. Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksud
untuk dimiliki secara berkenlanjutan atau tidak memiliki rencana untuk
menjualnya kembali.

7|Page
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksud untuk dimiliki 12 bulan atau kurang. Investasi jangka panjang adalah
investasi yang dimaksud untuk dimiliki lebih dari 12 bulan. Investasi jangka
pendek harus memenuhi karakteristik:
1. Dapat segera diperjual belikan atau dicairkan.
2. Investasi tersebut ditunjukan dalam rangka manajemen kas, artinya
pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas.
3. Beresiko rendah.
Dengan memperhatikan kriteria tersebut, maka surat berharga yang beresiko
tinggi karena dipengeruhi oleh fluktusi harga pasar, tidak termasuk jenis investasi
jangka pendek yang dapat dibeli pemerintah. Jenis investasi yang tidak termasuk
dalam kelompok investasi jangka pendek, antara lain adalah surat berharga yang
dibeli pemerintah dalam rangak mengendalikan suatu badan usaha dan surat
berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan
yang baik dengn pihak lain.
Investasi jangka penjang adalah investasi yang dimaksud untuk dimiliki lebih dari
12 bulan. Investasi jangk apnjang dibagi menurut sifat penanaman nya permanen
dan non permanen. Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksud untuk dimiliki secara berkelanjutan, sdeangkan investasi nonpermanen
adalah investasi jangka panjang yang dimaksud untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan.
Investasi nonpermanent yang dilakukan oleh pemerintah antara lain dapat berupa:
1. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang ynag dimaksud untuk
dimiliki oleh pemerintah samapi dengan tanggal jatuh tempo.
2. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan
kepada pihak ketiga.
3. Dana yang disisihkan oleh pemerintah dalam rangka pelayanan
masyarakat sperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok
masyarakat.
Investasi nonpermanent lainnya, yang sifat nya tidak dimaksud untuk
dimiliki, seperti penyertaan modal yang dimaksud untuk penyehatan atau
penyelamatan perekonomian.

8|Page
Suatu pengeluran kas atau aset yang dapat diakui sebagai investasi apabila
memenuhi salah satu kriteria:
1. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah.
2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai.
Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa
yang akan datang atasu suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah, nilai
perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai.
Penilai investasi pemerintah dilakukan denagn tiga metode yaitu :
1. Metode biaya
Metode biaya adalah suatu metode penilaian yang mencatat nilai investasi
berdasarkan harga perolehan. Dengan menggunakan metode biaya,
investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi
tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak
mempengaruhi besarnya nilai investasi pada badan usaha atau badan
hukum yang terkait.
2. Metode ekuitas
Adalah suatu metode penilaian yang mengakui penuruanan atau kenaikan
nilai invesatasi sehubungan dengan adanya laba/rugi badan usaha yang
menerima investasi, proporsional berdasarkan besarnya saham atau
pengendalian yang dimiliki pemerintah. Dengan menggunakan metode
ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar nilai perolehan dan
ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah
tanggal perolehan. Bagian laba yang diterima pemerintah akan
mengurangi nilai investasi pemerintah. Sedangkan deviden yang
dibayarkan dalam bentuk saham, tidak mempengaruhi nilai invesatasi
pemerintah karena pengakuan kenaikan nilai investasi nya sudah
dilakukan pada saat laba dilaporkan.

9|Page
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
Metode ini digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas atau
dijual dalam jangka waktu dekat.
Investasi disajikan sesuai klasifikasi investasi. Investasi jangka pendek
disajiakn pada pos aset lancar di neraca, sedangkan investasi jangka
panjang disajikan pada pos investasi jangka panjang sesuai dengan
sifatnya, baik bersifat permanen maupun yang nonpermanent.
Ada pun hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah
berkaitan dengan investasi, antara lain:
a) Kebijakan akuntansi untuk penentuan nalai investasi.
b) Jenis-jensi investasi, investasi permanen dan nonpermanent.
c) Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek atau pun jangka
panjang.
d) Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan
tersebut.
e) Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya.
f) Perubahan pos investasi.

2.4 Tinjauan Akuntansi Investasi


Pada isi ruang lingkup, antara paragraph ke-2 dan paragraph ke-5 isinya
saling bertentangan. Disatu sisi standar ini harus diterapkan untuk seluruh
investasi sementara di sisi lain standar ini tidak mengatur untuk penempatan uang
yang termasuk dalam linkup setara kas, investasi perusahaan asosiasi, kerja sama
operasi dan investasi dalam property. Hal ini tentunya membingungkan, selain itu
dalam standar ini tidak dijelaskan lebih lanjut mengapa untuk ketiga jenis
investasi ini tidak diatur. Oleh karena nya, kedua hal ini parlu penjelasan lebih
lanjut.
Paragraph ke-6 baris ke-24 penjelasan definisi metode biaya masih kurang
lengkap. Belum ada penjelasan terkait dengan bagai mana nilai investasi ketika
ada perubahan atas kekayaan bersih/ekuitas dari badan usaha penerima investasi
yang terjadi sesudah perolehan investasi. Seharusnya dalam definisi metode biaya
tersebut ditamabah penjelasan bagaimanan metode akuntansinya jika ada

10 | P a g e
perubahan atas kekayaan neto/ekuitas dari badan usaha penerima yang terjadi
sesudah perolehan awal investasi.
Terkait klasifikasi investasi , pengelompokan investasi jangka panjang ke dalam
permanen dan nonpermanent sedikit membingunkan terutama penjelasan pada ada
niat atau tidak ada niat untuk perjualbelikan atau menarik kembali. Karena
pemerintah dalam melakukan investasi jangak panjang, misalnya pada perusahan
Negara atau daerah adalah sebagai profit center walupun tetap
mempertimbangkan juga aspek pelayanan publik. Sehingga pada saat ingin
berinvestasi pasti sudah ada niat pasti suatu saat perusahan tersebut sudah tidak
menguntungkan lagi dari aspek ekonomi atau aspek sosial pasti modalnya akan
ditarik kembali atau perusahaan tersebut dilikuidasi sehingga pengelompokan
investasi jangka panjang ke dalam permanen dan nonpermanent menjadi racun
dan dapat membingungkan permerintah daerah.
Terkait dengan pengakuan investasi, paragraph ke-20 kata dan pada
kalimat “manfaat ekonomi dan manfaat sosial” menimbulkan penafsiaran bahwa
suatu pengeluaran kas atau yang akan datng, yaitu manfaat ekonomi dan manfaat
sosial. Pada paragraph ke-6 menyebutkan bahwa investasi adalah aset yang
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, deviden, dan
royalita atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemapuan pemerintah
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Berarti bahwa investasi bisa
memperoleh suatu manfaat sosial. Oleh kerena nya, agar tidak tidak menimbulkan
penafsiaran yang berbeda, maka pernyataan terseut perlu disempurnakan.
Metode penilain investasi, pada paragraph ke-37 , antara poin (b)
kepemilikan antara 20% samapi dengan 50% dan poin (c) kepemlikan lebih besar
dari 50% menggunakan metode yang sama, yaitu menggunakan metode ekuitas.
Hal yang menjadi pertanyaan adalah apa tujuan pemisahan pengelompokan
tersebut kalau metode yang digunakan adalah sama. Seharusnya pada poin (c)
menggunakan metode ekuitas dengan melakukan konsolidasi atas laporan
keuangan perusahaan investee karena kepemilikannya yang mayoritas (>50%).
Oleh karena itu perlu disempurnakan pada paragraph ke-37 poin (c) dengan
tambahan klausal diskonsolidasi dengan laporan keuangan induk.

11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aset tetap dalam perusahaan, merupakan aset yang menjadi hak milik
organisasi/perusahaan yang dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan
menghasilkan barang dan jasa organisasi (Hendriksen,1992). Peran aset tetap
sangat besar dalam organisasi atau perusahan yang ditinjau dari segi fungsinya,
jumlah dana yang diinvestasikan pengelolaanya, maupaun pengawasannya.
PP Nomor 24 Tahun 2005 Khususnya PSAP Nomor 7, memuat akuntansi
aset tetap secara umum, PSAP Nomor 7 ini belum secara terperinci mengatur
masalah-masalah yang sering terjadi dimasyarakat umumnya baik perolehan,
penggunaan maupun penghapusan/ pelepasan aset tetap. Strandar untuk
menyelesaikan beberapa permasalah khusus, terutama dengan kaitnya dengan aset
tetap masih belum ada seperti, pembelian kredit jangka panjang, perolehan dengan
temuan, perlakuan akuntansi atas aset yang dilimpahkan, perlakuan aset atas
pulau-pulau dan daerah wisata, perlakuan akuntansi aset sengketa, dan lainya.
Investasi yang dilakukan pemerintah dapat berupa pemanfaatan surplus
anggaran untuk mednapatkan pendapatan dalam jangka panjang dan pemanfaatan
dana menganggur untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.

12 | P a g e
Daftar Pustaka
Abdul Halim dan Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik, Salema empat.
Jakarta Selatan.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai