Anggota Kelompok :
1. M. Ali Imron 041711333046
2. Muhammad Aldy Imawan 041711333062
3. Boas William 041711333160
4. Yudha Vandiyanto 041711333173
1
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
2/24/2020
2
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
2. Risiko inheren
Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar akan ada salah saji,
dengan mengabaikan pengendalian internal, auditor akan menyimpulkan
bahwa risiko inheren adalah tinggi.
Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kerentanan asersi salah saji
yang material, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal .
Pengendalian internal diabaikan dalam penetapan risiko inheren karena
pengendalian internal ini diperhitungkan secara terpisah dalam model risiko
audit sebagai risiko pengendalian.
Risiko inheren berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang direncanakan,
dan bersifat langsung dengan bukti.
Contoh:
Risiko inheren untuk persediaan dan pergudangan adalah tinggi, sehingga
menghasilkan risiko deteksi yang direncanakan yang lebih rendah serta lebih
banyak bukti yang direncanakan daripada jika risiko inheren lebih rendah.
3. Risiko pengendalian (control risk)
Adalah mengukur penilaian auditor mengenai risiko bahwa salah saji material
akan terjadi dalam suatu asersi dan tidak dapat dicegah atau terdeteksi secara
tepat waktu oleh pengendalian internal klien.
Semakin efektif pengendalian internal, semakin rendah faktor risiko yang dapat
ditetapkan untuk risiko pengendalian.
3
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
Seperti pada risiko inheren, hubungan antara risiko pengendalian dan risiko
deteksi yang direncanakan berbanding terbalik, sedangkan hubungan antara
risiko pengendalian dan bukti substantif bersifat langsung.
Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal efektif, risiko deteksi
yang direncanakan dapat diperbesar sehingga bukti dapat dikurangi.
Auditor dapat memperbesar risiko deteksi yang direncanakan bila
pengendalian internal efektif, karena pengendalian internal yang efektif akan
memperkecil kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.
Sebelum dapat menetapkan risiko pengendalian yang lebih kecil dari 100%,
auditor harus memahami pengendalian internal yang ada, mengevaluasi
seberapa baik pengendalian internal tersebut berfungsi, serta menguji
keefektifannya.
Pemahaman atas pengendalian internal ini dibutuhkan pada semua audit.
4. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)
Adalah ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan
mungkin mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan
pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.
Apabila auditor memutuskan risiko audit yang dapat diterima lebih rendah,
auditor ingin lebih yakin bahwa laporan keuangan tidak disalah sajikan secara
material.
4
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
Risiko nol berarti yakin sekali, dan risiko sebesar 100% berarti sama
sekali tidak yakin.
Keyakinan penuh (risiko nol) mengenai keakuratan laporan keuangan
secara ekonomi tidak praktis. Selain itu, auditor juga tidak dapat
menjamin bahwa sama sekali tidak ada salah saji yang material.
Sering kali auditor menyebut istilah audit assurance (yang juga
disebut assurance keseluruhan atau tingkat assurance) dan bukan
risiko audit yang dapat diterima.
Audit assurance merupakan pelengkap risiko audit yang dapat
diterima. Dengan kata lain, risiko audit yang dapat diterima sebesar
2% sama dengan audit assurance sebesar 98%.
Perbedaan antara risiko-risiko dalam model risiko audit::
Ada perbedaan menyangkut bagaimana auditor menilai keempat faktor
risiko dalam model risiko audit.
Untuk risiko audit yang dapat diterima, auditor memutuskan risiko
yang bersedia diambil kantor akuntan publik bahwa laporan keuangan
disalahsajikan setelah audit selesai, berdasarkan faktor-faktor yang
terkait dengan klien tertentu.
5
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
Contoh:
Klien dimana auditor bersedia menerima risiko yang sangat kecil (risiko audit
yang dapat diterima yang rendah) adalah untuk penawaran saham perdana
kepada masyarakat.
Risiko inheren dan risiko pengendalian didasarkan pada ekspektasi atau
prediksi auditor mengenai kondisi klien.
Contoh:
Risiko inheren yang tinggi adalah persediaan yang belum terjual setelah dua
tahun.
Sementara contoh risiko pengendalian yang rendah adalah pemisahan tugas
yang memadai antara penyimpanan aset dan akuntansi.
Auditor tidak bisa mengubah kondisi klien ini, tetapi hanya bisa menilai
kemungkinannya.
6
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
7
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
g. Unsur-unsur populasi
h. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang.
i. Faktor-faktor yang berkaitan dengan misapropriasi asset.
8
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO