Anda di halaman 1dari 3

AUDITING 1

KUIS TM 11

1. Bedakan antara risiko bisnis dengan risiko audit, beri contoh masing2nya!
2. Uraikan bagaimana hubungan antara risiko bawaan, risiko pengendalian dan risiko
deteksi.
3. Apakah yang dimaksud dengan materialitas? Bagaimana ISA 320 menyikapi terkait
materialitas ini!

Jawaban:

1. Risiko bisnis adalah risiko yang dihadapi perusahaan terhadap kualitas dan keunggulan produk
mereka yang beredar di pasar. Dan, tidak semua resiko bisnis akan ditafsirkan secara langsung
terkait resiko salah saji material dalam laporan keuangan. Contohnya yaitu fakta bahwa
perusahan perekayasaan yang mengalami kesulitan dalam menemukan tenaga ahli perekayasaan
yang tepat merupakan resiko bisnis yang jelas, tanpa adanya hubungan langsung yang jelas
terhadap resiko bisnis.

Sedangkan, risiko audit adalah resiko bahwa auditor mungkin tanpa sengaja telah gagal untuk
memodifikasi pendapat secara tepat mengenai laporan keuangan yang mengandung salah saji
material. Resiko audit dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Risiko bawaan. Contohnya yaitu jika risiko inheren atas keusangan persediaan sangat tinggi,
maka sangatlah masuk akal bila kantor akuntan publik memilih staf yang berpengalaman
untuk melakukan sejumlah tes yang lebih mendalam atas keusangan persediaan ini dan
melakukan review yang lebih cermat atas hasil-hasil yang diperoleh dari audit ini.
2. Risiko pengendalian. Contohnya yaitu jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian
intern bersifat efektif, maka nilai resiko deteksi terencana dapat meningkat sehingga jumlah
bukti audit yang direncanakan akan dikumpulkan akan turun. Auditor dapat meningkatkan
resiko deteksi terencana pada saat pengendalian intern bersifat efektif karena pengendalian
intern yang efektif akan mengurangi kemungkinan hadirnya salah saji dalam laporan
keuangan.
3. Risiko deteksi. Contohnya yaitu jika nilai risiko deteksi terencana berkurang, maka auditor
harus mengumpulkan lebih banyak bukti audit untuk mencapai nilai risiko deteksi yang
berkurang ini.

2. Hubungan antara risiko bawaan, risiko pengendalian dan risiko deteksi.

1) Jika auditor mempertahankan resiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor
harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2) Jika auditor mempertahankan tingkat meterialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti
audit yang dikumpulkan, resiko audit menjadi meningkat.
3) Jika auditor menginginkan untuk mengurangi resiko audit,auditor dapat menempuh salah
satu dari tiga cara berikut:
a. Menambah tingkat materialitas,sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan,
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan,
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama.

3. Materialitas adalah dasar untuk penilaian risiko dan penentu luasnya prosedur audit. Konsep
materialitas mengakui bahwa hal-hal tertentu, terpisah atau tergabung, penting untuk pembuat
keputusan ekonomis berdasarkan laporan keuangan tersebut. Contoh keputusan ekonomis yaitu
menanam modal dalam entitas itu, bertransaksi bisnis, meminjamkan uang, dan lain-lain. Salah
saji yang dianggap material adalah ketika salah saji cukup signifikan untuk mengubah atau
mempengaruhi keputusan seseorang dalam memahami entitas tersebut salah saji material yang
terjadi.
 Dalam ISA 320 alenia 9, performance materiality (materialitas pelaksanakan),
performance materiality berarti jumlah yang ditetapkan oleh auditor di bawah angka
materialitas laporan keauangan. Tujuannya ialah menurunkan problabilitas salah saji
melebihi “materialitas secara menyeluruh” ke tingkat rendah dengan tepat. Performance
materiality juga digunakan untuk jumlah yang ditetapkan oleh auditor di bawah angka
materialitas dalam jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan.
 Dalam ISA 320 alenia 10, Strategi audit dan angka materialitas yaitu bahwa dalam
merumuskan strategi audit secara keseluruhan, auditor wajib menentukan angka
materialitas laporan keuangan secara keseluruhan.
 Dalam ISA 320 alenia 11, Menetapkan (besarnya) performance materiality untuk tujuan
menilai risiko salah saji yang material dan menentukan sifat (nature), waktu (timing), dan
luasnya (extent) prosedurn audit selanjutnya (further audit procedure).

Anda mungkin juga menyukai