Anda di halaman 1dari 5

Auditing 1_Tugas 9

Nama : Alfiah Khoirun Nisa


NIM : 215154034
Kelas : 2B AC

Materiality & Risk and Internal Control System

1. Jelaskan konsep materialitas dan langkah-langkah penerapan Materialiras menurut Arens cs


dan berikan contoh aplikasinya!
Jawab
Konsep Materialitas adalah konsep yang terkait dengan kepentingan informasi dalam laporan
keuangan. Menurut Arens, Elder, dan Beasley dalam buku Auditing and Assurance Services,
materialitas adalah konsep yang menyatakan bahwa sebuah informasi dianggap material jika
informasi tersebut berpotensi mempengaruhi keputusan pengguna informasi.
Berikut adalah langkah-langkah penerapan materialitas menurut Arens cs:
1) Tentukan tingkat materialitas
Langkah pertama dalam penerapan materialitas adalah menentukan tingkat materialitas yang
digunakan dalam audit. Tingkat materialitas ini bergantung pada karakteristik dan tujuan dari
perusahaan serta kriteria audit yang diterapkan. Auditor biasanya menggunakan persentase dari
laba sebelum pajak atau total aset sebagai dasar untuk menentukan tingkat materialitas.
2) Identifikasi informasi yang material
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi informasi yang material dalam laporan keuangan.
Auditor harus mengidentifikasi informasi yang material berdasarkan tujuan dan sasaran audit
serta standar akuntansi yang berlaku. Informasi yang material bisa berasal dari laporan
keuangan secara keseluruhan atau dari pos individu di dalamnya.
3) Evaluasi informasi yang material
Setelah informasi yang material diidentifikasi, auditor akan mengevaluasi apakah informasi
tersebut terdapat kesalahan atau ketidaktepatan. Auditor harus melakukan pemeriksaan secara
hati-hati untuk memastikan bahwa informasi yang material akurat, lengkap, dan sahih.
4) Perhitungan kesalahan
Jika kesalahan atau ketidaktepatan ditemukan dalam informasi yang material, auditor harus
menghitung besarnya kesalahan tersebut. Besarnya kesalahan harus dibandingkan dengan
tingkat materialitas yang telah ditentukan sebelumnya untuk menentukan apakah kesalahan
tersebut signifikan atau tidak.
Auditing 1_Tugas 9

5) Pelaporan kesalahan
Jika kesalahan ditemukan dan dianggap signifikan, auditor harus melaporkan kesalahan
tersebut kepada manajemen perusahaan dan mengusulkan tindakan perbaikan. Auditor juga
harus melaporkan kesalahan tersebut dalam laporan audit.

Contoh penerapan materialitas adalah ketika auditor mengevaluasi kebenaran dari estimasi
akuntansi yang dibuat oleh manajemen perusahaan, seperti estimasi cadangan piutang ragu atau
estimasi penurunan nilai aset tetap. Jika informasi yang material mengenai estimasi tersebut tidak
akurat, hal tersebut bisa mempengaruhi keputusan pengguna informasi dan dapat menjadi sumber
potensi kerugian. Oleh karena itu, auditor harus melakukan pemeriksaan yang teliti terhadap
estimasi tersebut untuk memastikan kebenarannya.

2. Jelaskan konsep Risiko dan Model Risiko Audit serta berikan contoh penerapannya.
Jawab
Konsep Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang dapat berdampak negatif
pada tujuan atau hasil yang diinginkan. Dalam konteks audit, risiko terkait dengan kemungkinan
terjadinya kesalahan atau ketidaktepatan dalam laporan keuangan. Risiko audit mencakup risiko
audit inheren, risiko kontrol, dan risiko deteksi.
Model Risiko Audit adalah pendekatan yang digunakan oleh auditor untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi risiko dalam audit. Model Risiko Audit mencakup tiga tahapan, yaitu identifikasi
risiko, evaluasi risiko, dan respon terhadap risiko.
1. Identifikasi Risiko
Pada tahap ini, auditor mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko audit,
seperti lingkungan bisnis, karakteristik perusahaan, dan sistem kontrol internal. Auditor juga
harus mengidentifikasi risiko audit inheren, risiko kontrol, dan risiko deteksi. Risiko audit
inheren berkaitan dengan risiko yang terdapat dalam aktivitas atau transaksi perusahaan,
sedangkan risiko kontrol berkaitan dengan keefektifan sistem kontrol internal perusahaan.
Risiko deteksi berkaitan dengan risiko bahwa auditor gagal mendeteksi kesalahan atau
ketidaktepatan dalam laporan keuangan.
2. Evaluasi Risiko
Pada tahap ini, auditor mengevaluasi risiko yang telah diidentifikasi untuk menentukan tingkat
risiko yang signifikan. Auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kesalahan
atau ketidaktepatan, potensi dampaknya pada laporan keuangan, dan kemampuan manajemen
perusahaan untuk mengendalikan risiko tersebut.
Auditing 1_Tugas 9

3. Respon terhadap Risiko


Pada tahap terakhir, auditor menentukan respon yang sesuai terhadap risiko audit yang telah
diidentifikasi dan dievaluasi. Respon dapat berupa peningkatan tes substansif, peningkatan
pengawasan, atau perubahan strategi audit. Auditor juga harus mempertimbangkan risiko yang
masih tersisa setelah pengendalian dan tes substansif dilakukan, dan menyesuaikan respon
sesuai dengan tingkat risiko yang signifikan.

Contoh penerapan Model Risiko Audit adalah ketika auditor mengidentifikasi risiko audit
inheren pada industri yang terkena dampak pandemi COVID-19. Auditor akan mengidentifikasi
bahwa risiko audit inheren pada sektor perhotelan, restoran, dan pariwisata lebih tinggi daripada
sektor lainnya, karena pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi pendapatan dan keuangan
perusahaan. Auditor kemudian akan mengevaluasi risiko audit inheren ini dan menentukan respon
yang sesuai, seperti meningkatkan tes substansif pada akun-akun terkait pendapatan dan biaya
untuk memastikan keakuratan laporan keuangan.

3. Jelaskan hubungan Materiality & Risk dengan Internal Control System.


Jawab
Materialitas, risiko, dan sistem kontrol internal saling terkait dan saling mempengaruhi dalam
lingkup audit. Sistem kontrol internal merupakan suatu rangkaian prosedur dan kebijakan yang
didesain untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif dan efisien, dan
juga membantu mengurangi risiko kesalahan atau penyalahgunaan.
Materialitas berkaitan dengan signifikansi suatu kesalahan atau kekurangan dalam laporan
keuangan. Auditor harus mempertimbangkan materialitas dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi
risiko audit. Kesalahan atau ketidaktepatan yang signifikan dalam laporan keuangan dapat memiliki
dampak material terhadap keputusan pengguna laporan keuangan, sehingga auditor harus
memastikan bahwa materialitas telah dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan audit.
Risiko audit juga berkaitan dengan sistem kontrol internal. Auditor harus mengevaluasi sistem
kontrol internal perusahaan untuk menentukan risiko kontrol dan risiko deteksi. Risiko kontrol
berkaitan dengan kelemahan dalam sistem kontrol internal yang dapat menyebabkan kesalahan atau
kekurangan dalam laporan keuangan. Risiko deteksi berkaitan dengan kemungkinan auditor gagal
mendeteksi kesalahan atau kekurangan dalam laporan keuangan.
Dalam hal ini, sistem kontrol internal yang kuat dapat membantu mengurangi risiko kontrol dan
risiko deteksi, sehingga dapat mengurangi risiko audit secara keseluruhan. Sistem kontrol internal
yang efektif dapat membantu memastikan keakuratan dan keandalan laporan keuangan, dan juga
membantu mencegah penyalahgunaan atau kecurangan dalam perusahaan.
Auditing 1_Tugas 9

Dalam menjalankan tugas audit, auditor harus mempertimbangkan materialitas dan risiko audit
dalam mengevaluasi sistem kontrol internal perusahaan. Auditor harus menilai apakah sistem
kontrol internal yang ada sudah cukup kuat dan efektif dalam mencegah atau mendeteksi kesalahan
atau kekurangan dalam laporan keuangan. Jika terdapat kelemahan dalam sistem kontrol internal,
auditor harus meningkatkan tes substansif atau melakukan tes tambahan untuk memastikan bahwa
laporan keuangan benar dan akurat. Dengan demikian, hubungan materialitas, risiko, dan sistem
kontrol internal sangat penting dalam lingkup audit dan saling mempengaruhi satu sama lain.

4. Jelaskan hubungan Materiality, Risk and IC System dengan bukti.


Jawab
Materiality, risk, and internal control (IC) system adalah tiga konsep kunci yang saling terkait
dalam bidang akuntansi dan audit. Berikut adalah penjelasan tentang hubungan antara ketiga konsep
tersebut beserta buktinya:
1) Materiality (Kematerialan)
Materiality adalah konsep yang mengacu pada tingkat pentingnya suatu informasi dalam
laporan keuangan. Informasi dikatakan material jika keputusan ekonomi seseorang dapat
dipengaruhi oleh informasi tersebut. Oleh karena itu, auditor harus memastikan bahwa
informasi material dicantumkan dengan benar dan akurat dalam laporan keuangan perusahaan.
Contohnya, jika perusahaan memiliki aset senilai 100 miliar rupiah, maka kesalahan akuntansi
sebesar 1 juta rupiah mungkin dianggap tidak material. Namun, kesalahan sebesar 10 miliar
rupiah tentu akan sangat material dan berdampak besar pada keputusan ekonomi para
pemangku kepentingan.
2) Risk (Risiko)
Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang akan mempengaruhi pencapaian
tujuan perusahaan. Risiko dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk faktor internal seperti
kelemahan sistem pengendalian internal dan faktor eksternal seperti perubahan pasar.
Contohnya, risiko kehilangan data pelanggan karena kelemahan sistem pengendalian internal
dapat berdampak pada reputasi perusahaan dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian
pelanggan di masa depan.
3) Internal Control (Pengendalian Internal)
Internal control system adalah proses yang dirancang untuk membantu perusahaan mencapai
tujuan-tujuannya melalui pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan operasional. Tujuan
dari sistem pengendalian internal adalah untuk mengurangi risiko dan memastikan keandalan
dan keakuratan laporan keuangan perusahaan.
Auditing 1_Tugas 9

Contohnya, perusahaan dapat membangun pengendalian internal yang kuat untuk


meminimalkan risiko kehilangan data pelanggan, seperti dengan mengamankan sistem
komputer dengan kata sandi dan membatasi akses ke data penting hanya pada pegawai yang
membutuhkan.

Dalam praktiknya, auditor akan mempertimbangkan materiality dan risiko dalam melakukan
audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Mereka juga akan mengevaluasi efektivitas sistem
pengendalian internal perusahaan untuk menentukan apakah pengendalian internal tersebut dapat
mengurangi risiko secara signifikan dan memastikan keandalan laporan keuangan perusahaan. Oleh
karena itu, keseluruhan hubungan antara materiality, risiko, dan internal control system sangat
penting dalam menjaga integritas laporan keuangan perusahaan dan meminimalkan risiko kesalahan
akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai