Kelas : 2AAC
NIM : 215154026
TUGAS AUDIT 9
1. Jelaskan konsep materialitas dan langkah – langkah penerapan materialitas menurus
Arens CS dan berikan contoh aplikasinya!
Jawab:
Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai
suatu besaran penyimpangan atau kesalahan penyajian atas informasi akuntansi dalam
suatu kondisi tertentu, yang memungkinkan keputusan dari orang yang mengandalkan
informasi tersebut berubah atau terpengaruh karena adanya penyembunyian atau
kesalahan penyajian tersebut (FASB Concepts Statement No.2, 1980).
Auditor harus mempertimbangkan materialitas untuk merencanakan audit dan
merancang prosedur audit. Dengan mempertimbangkan materialitas, auditor dapat
merancang prosedur audit secara efisien dan efektif. Laporan keuangan mengandung
salah saji material apabila laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang
dampaknya, secara individual atau keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam suatu hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Penerapan materialitas bukan merupakan suatu permasalahan yang baru. Materialitas
diterapkan dalam hampir semua keputusan yang melibatkan aktivitas ekonomi.
Berbagai lembaga profesi akuntansi, profesi akuntan publik, profesi auditor
pemerintah, otoritas pasar modal di Amerika Serikat, maupun Komite Standar
Akuntansi Internasional memberikan berbagai pandangan mengenai materialitas,
terutama dikaitkan dengan penyajian dalam laporan keuangan.
Langkah – langkah penerapan materialitas sebagaimana disampaikan oleh Elder,
Beasley, Arens (2008) sebagai berikut:
1. Menetapkan Pertimbangan Materialitas Awal
2. Mengalokasikan Pertimbangan Materialitas Awal ke Setiap Bagian
3. Memperkirakan Salah Saji dan Membandingkan dengan Penilaian Awal
4. Mengestimasi Salah Saji Gabungan
5. Membandingkan Estimasi Salah Saji Gabungan dengan Materialitas dalam
Penilaian Awal atau Penilaian yang Direvisi.
Contoh:
Perusahaan MONAKO meminjam modal ke bank A sejumlah Rp 500 juta. dengan
syarat bahwa PT MONAKO mampu mempertahankan current ratio perusahaan tetap
di atas level 1,0. Bank menyetujui pinjaman tersebut, PT MONAKO setuju dan
menandatangani persetujuan dengan Bank A.
Saat menjalankan sebuah audit terhadap PT MONAKO, auditor menemukan fakta
perjanjian dengan bank A. Ternyata PT MONAKO memiliki current ratio yang
sedikit lebih tinggi dibandingkan batas yang sebelumnya, sehingga ada sebuah
kekeliruan penghitungan dalam laporan keuangan.
Makan, nilai yang sekecil ini dianggap dianggap sebagai bagian dari materialitas,
karena berpotensi menyalahi aturan yang telah disetujui dengan pihak bank, dan
sangat berpengaruh pada keputusan akhir yang dibuat oleh pengguna akhir sebuah
laporan keuangan.
2. Jelaskan konsep risiko dan model risiko audit serta berikan contoh penerapannya!
Jawab:
Konsep risiko dalam audit mengacu pada kemungkinan terjadinya kesalahan material
dalam laporan keuangan entitas yang diaudit. Risiko dapat berasal dari berbagai
faktor, termasuk kesalahan dalam pengakuan transaksi, ketidak konsistenan dalam
penggunaan kebijakan akuntansi dan faktor eksternal seperti perubahan regulasi atau
persaingan industri.
Untuk mengelola risiko dalam audit, auditor dapat menggunakan model risiko audit.
Model risiko audit adalah sebuah alat untuk membantu auditor dalam mengidentifikas
i, mengukur dan mengevaluasi risiko dalam entitas yang diaudit. Ada beberapa model
risiko audit yang digunakan dalam praktik, namun model yang paling umum digunaka
n adalah model risiko audit COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Tr
eadway Commission).
Model risiko audit COSO terdiri dari lima komponen risiko yang harus dievaluasi
oleh auditor, yaitu:
Lingkungan Pengendalian
Auditor harus mengevaluasi efektivitas pengendalian internal entitas dan
budaya pengendalian.
Penilaian Risiko
Auditor harus mengevaluasi kemungkinan terjadinya kesalahan material
dalam laporan keuangan.
Aktivitas Pengendalian
Auditor harus mengevaluasi aktivitas pengendalian yang digunakan oleh
entitas untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan.
Informasi dan Komunikasi
Auditor harus mengevaluasi kualitas informasi dan komunikasi dalam entitas.
Pemantauan
Auditor harus mengevaluasi efektivitas pemantauan yang dilakukan oleh
entitas terhadap pengendalian internalnya.