Anda di halaman 1dari 16

BAB 6 KONSEP UTAMA

AUDIT DAN
PERENCANAAN AUDIT
AMITYA MUR CLAUDE (142180079)
MUHAMMAD ASNAN HABIB (142180080)
LESTARI DWI UTAMI (142180084)
NEDA ELFRIANA (142180092)
Tujuan dan Prosedur-Prosedur
Perencanaan

Tujuan dari perencanaan audit adalah untuk menentukan waktu dan ruang lingkup
audit, jumlah dan jenis bukti (evidence), serta reviu yang diperlukan untuk
meyakinkan auditor bahwa tidak ada salah saji material (matterial misstatement)
dalam laporan keuangan. Prosedur-prosedur perencanaan di antaranya:
 Melakukan prosedur-prosedur audit untuk memahami entitas dan lingkungan
entitas, termasuk pengendalian internal(internal control) entitas.
 Menilai risiko-risko salah saji material dari laporan keungan.
 Menentukan tingkat materialitas (materiality)
 Mempersiapkan memorandum perencanaan (plannning memorandum) dan
program audit yang memuat respon-respon auditor atas sejumlah risiko yang
teridentifikasi.
Memahami Entitas dan Lingkungan
Entitas

a) Prosedur-Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman: merupakan kombinasi dari hal-hal berikut


pada tingkat minimum
– Pengajuan sejumlah pertanyaan ke manajemen dan pihak-pihak lainnya dalam entitas.
– Prosedur-prosedur analitis serta Observasi dan Inspeksi
b) Diskusi Tim Audit
ISA 135 mensyaratkan adanya pembahasan terkait kerentanan laporan keuangan terhadap
kemungkinan salah saji material. Alasannya adalah pertimbangan bahwa anggota-anggota
tim secara bersama-sama memiliki akses yang lebih luas kepihak-pihak di dalam organisasi.
c) Klien yang Telah Ada Saat Ini
Jika klien tersebut adalah klien yang telah ada saat ini, kertas-kertas kerja tahun sebelumnya
direviu, sehingga muncul keyakinan bahwa kertas kerja tersebut dapat ditempatkan pada
sejumlah observasi dari periode-peridoe sebelumnya. Auditor perlu memastikan bahwa tidak
terdapat perubahan-perubahan yang signifikan dan relevan yang berhubungan dengan
entitas atau lingkungan entitas klien.
d) Pemahaman terkait Entitas dan Lingkungan Entitas
ISA 135 membedakan aspek-aspek pemahaman entitas dan lingkungan entitas:
– Industri, regulasi, dan faktor-faktor eksternal lain, termasuk kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
– Sifat dasar entitas yaitu penentuan dan pemberlakuan kebijakan-kebijakan
akuntansi oleh entitas.
– Penentuan dan pemberlakuan kebijakan-kebijakan akuntansi oleh entitas,
termasuk sejumlah alasan untuk mengubah kelayakan atas aktivitas bisnisnya
dan konsistensinya dengan kerangka pelaporan keungan yang berlaku.
– Tujuan-tujuan dan strategi-strategi, serta risiko-risiko bisnis yang terkait yang
mungkin menghasilakan salah saji material pada pelaporan keuangan.
– Pengukuran dan reviu kinerja keungan entitas.
 Model Risiko Audit

a) Proses Penilaian Risiko


Auditor memeriksa risiko-risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan pada
tingkat asersi laporan keuangan(financial statement assertion) untuk kelompok-kelompok
transaksi, saldo-saldo akun, dan sejumlah pengungkapan.
Tugas-tugas penilai :
 Mengidentifikasi risiko-risiko dengan mengembangkan pemahaman terhadap entitas dan
lingkunagn entitas.
 Menghubungkan risiko-risiko yang diidentifikasi unutk hal-hal yang dapat menyebabkan
kesalahan dalam asersi-asersi manajemen.
 Menentukan apakah risiko-risiko tersebut dapat berdampak cukup besar terkait salah saji
material dalam laporan keuangan.
 Mempertimbangkan kmungkinan bahwa risiko-risiko tersebut akan menghasilkan salah
saji material dalam laporan keuangan.
b) Risiko Bisnis, Risiko Audit, dan Komponen-komponen
Risko-risko bisnis adalah hasil dari sejumlah kondisi, peristiwa, situasi, atau tindakan penting yang dapat
berdampak merugikan dalam mencapai tujuan-tujuannya penerapan stateginya. Risko Audit adalah risiko bahwa
auditor memberikan opini audit yang tidak tepat ketika laporan-laporan keuangan memiliki salah saji material.
Tiga komponen, yakni: risiko bawaan (inherent risk), risiko pengendalian(control risk), dan risiko deteksi(detection
risk).
c) Resiko-Resiko yang Penting : memerlukan pertimbangan audit secara khusus. Resiko-Resiko yang penting
umumnya berhubungan dengan hal-hal yang memerlukan pertimbangan dan transaksi-transaksi tidak rutin yang
penting.
Definisi Risiko-Risko yang Penting mempertimbangkan :
– Apakah risiko tersebut merupakan risiko karena kecurangan
– Kemungkinan keterjadian risiko
– Apakah risiko tersebut terkait dengan perekonomian penting belakangan ini
– Kompleksitas transaksi-transaksi yang dapat menimbulakn risiko.
– Apakah risiko tersebut menyertakan sejumlah transaksi penting degan pihak-pihak yang berelasi.
– Tingkat subjektivitas dengan pengakuan informasi keuangan yang terkiat dengan risiko
– Apakah risiko tersebut menyertakan sejumlah transaksi penting yang berada diluar aktivitas bisnis entitas yang
normal, atau sebaliknya.
D. Materialitas
Materialitas merupakan tingkat ketidakakuran atau ketidaktepatan yang dianggap masih dapat
diterima dan memengaruhi opini auditror. Dalam perencanaan audit, auditor harus
menerapkan ditingkat mana materialitas berada
a) Tingkat laporan keuangan : terjadi karena adanya kekeliruan atas penerapan prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum (penyimpangan fakta dan penghilangan informasi)
b) Tingkat saldo : auditor harus memperhatikan saldo akun yaitu jumlah minimum dalam akun
tersebut dengan mempertimbangkan hubungan materialitas saldo akun dengan materialitas
laporan keuangan.
Jenis pendapat yang harus dikeluarkan:
1) Tingkat materialitas yang tidak material, jenis pendapatnya adalah wajar tanpa
pengecualian
2) Material yang material, jenis pendapatnya wajar dengan pengecualian
3) Material yang sangat material, jenis pernyataan tidak memberi pendapat/pendapat tidak
wajar.
3 tingkat materialitas untuk jenis laporan yang dibuat :
1)Jumlahnya tidak material = jika terdapat salah saji dalam laporan keuangan tetapi
tidak memengaruhi keptusan yang diambil oleh pemakai laporan keuangan. Salah saji
tidak material maka diberikan adalah pendapat wajar.
2) Jumlahnya material tetapi tidak menggangu laporan keuangan secara keseluruhan.
Materialitas terjadi jika salah saji memengaruhi keputusan pengawas tapi laporan
keuangan keseluruhan sudah benar sehingga tetap berguna. Namun jika auditor
menyimpulkan bahwa salah saji tersebut cukup material tapi tidak menggangu laporan
keuangan secara keseluruhan, pendapat yang tepat adalah pendapat wajar dengan
pengecualian.
3) Jumlahnya sangat material (pengaruhnya sangat material) sehingga menganggu
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan diragukan. Semakin luas pengaruh
salah saji kemungkinan untuk menerbitkan pendapat tidak wajar akan lebih besar
daripada pendapat wajar tanpa pengecualian.
Kecurangan dan Penyimpangan

Kecurangan sebagai tindakan yang disengaja oleh satu atau lebih individu
diantara manajemen yang bertanggung jawab atas pihak ketiga yang
melakukan penipuan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil atau
ilegal.
a) Laporan Keuangan yang Mengandung Kecurangan dan Penyalahgunaan Aset
Pelaporan yang mengandung kecurangan :Manipulasi, Kesalahan penyajian dan
penyalahgunaan yang disengaja atas prinsip akuntansi yang terkait seperti
Menggelapkan sejumlah penerimaan, Mencuri aset-aset fisik, Menyebabkan entitas
membayar sejumlah barang atau jasa dan Menggunakan aset-aset entitas untuk
keperluan pribadi
b) Segitiga Kecurangan
Tiga elemen faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan: Dorongan,
Kesempatan dan Rasionalisasi.
c) Prosedur-Prosedur untuk Mempertimbangkan terjadinya Kecurangan
Auditor harus memperlihatkan terhadap kebutuhan atas kewaspadaan profesional,
mendiskusikan kemungkinan terjadinya kecurangan dengan tim penugasan.
d) Evaluasi Terhadap Bukti Audit dan Dokumentasi
Mengevaluasi apakah prosedur-prosedur analitis yang dilakukan mendekati akhir
proses audit menunjukan risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan
yang tidak diungkapkan sebelumnya.
e) Penghentian Penugasan
Jika terjadi salah saji yang dihasilkan dari kecurangan atau dugaan kecurangan, hal ini
mungkin menyertakan sejumlah pertanyaan terkiat apakah auditor harus melanjutkan
pekerjaan auditnya. Auditor harus menentukan tanggung jawab profesional dan
tanggung jawab hukum yang berlaku dan mempertimbangkan apakah tepat untuk
menarik diri dari penugasan.
Pengunaan Pekerjaan dari Pihak Lain dan Pertimbangann Pihak
yang diaudit untuk Menggunakan Organisasi Jasa.

Auditor menggunakan jasa tenaga ahli eksternal untuk mereviu pekerjaan


oleh pihak lain diluar perusahaan yang berdampak pada laporan keuangan
a) Pengunaan Pekerjaan dari tenaga ahli auditor, tujuannya adalah untuk
menentukan apakah akan menggunakan jasa tenaga ahli auditor
dikesempatan pertama dan untuk menentukan apakah pekerjaan yang
dilakukan cukup memadai jika menggunakan pekerjaan tenaga ahli. Selain
itu untuk membantu memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai.

b) Perjanjian dan Laporan-laporan Tenaga Ahli Auditor


Perjanjian yang disepakati berupa: sifat dasar, ruang lingkup dan tujuan
tujuan pekerjaa tenaga ahli, bentuk dari setiap pelaporan yang diberikan oleh
tenaga ahli.
Tipe opini :
1) Opini audit tidak dimodifikasi (wajar tanpa pengecualian) : auditor tidak dapat merujuk
ada pekerjaan tenaga ahli auditor kecuali jika diperlukan berdasarkan undang undang /
regulasi maka harus menunjukkan didalam laporan auditor bahwa ferensi yang dimaksud
tidak mengurangi tanggung jawab auditor untuk menyatakan opini.
2) Opini audit dimodifikasi (wajar dengan pengecualian, tidak wajar, tidak memberikan
pendapat) : harus menunjukan didalam laporan audit bahwa referensi tersebut tidak
mengurangi tanggung jawab untuk menyatakan opini, dimana referensi harus relevan
dengan pemaham dari modifikasi.

c) Penggunaan pekerjaan dari auditor interneal pihak yang diaudit.


Auditor eksternal bertanggung jawab terhadap opini audit yang dinyatakan dan penentuan
fungsi audit internal relevan dengan audit. Fungsi tersebut merupakan menguji,
mengevaluasi dan mengawasi kecukupan dan ke efektifan pengendalian internal diantara
hal-hal lainnya.

d) Pertimbangan-pertimbangan audit terkait pihak yang diaudit yang menggunakan jasa dari
organisasi jasa, tujuannya untuk memperoleh pemahaman terkait sifat dasar dan signifikansi
atau entitas pengguna, serta untuk merancang dan melakukan prosedut prosedur audit yang
responsif terhadap resiko-resiko tersebut. Organisasi jasa adalah organisasi pihak ketiga
yang menyediakan jasa jasa untuk entitas pengguna yang merupakan bagian dari sistem
informasi entitas yang relevan dengan pelaporan keuangan.
Penilaan Resiko Bawaan

Resiko bawaan adalah kelemahan asersi terkait kelompok-kelompok


transaksi,saldo akun, atau pengungkapan terhadap salah saji yang bersifat
material sebelum pertimbangan terhadap beberapa pengendaliaan yang
terkait.
Resiko bisnis merupakan resiko yang berasal dari sejumlah kondisi,
peristiwa, situasi, tindakan yang dianggap penting yang dapat berdampak
buruk pada kemampuan entitas untuk mencapai tujuan-tujuannya dan
menjalankan strategi-strateginya .
Aktivtas – aktivitas Perencanaan
Lainnya

a) Diskusi dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola


Merupakan bagian dari proses perencanaan, tepat untuk mengadakan
diskusi dengan pihak yang bertanggung jawab atastata kelola. Auditor
seharusnya memahami di mana fungsi audit internal dan bagai mana
auditor internal dan auditor eksternal dapat bekerja .
b) Memorandum Perencanaan Audit
Tahapan terakhir dalam proses perencanaan adalah untuk menyusun
memorandum perencanaan audit dan rencana audit. Memorandum
perencanaan audit mengikhtisarkan seluruh strategi audit dan
memuat sejumlah keputusan tekait dengan seluruh ruang lingkup dan
pelaksanaan audit.
c) Rencana Audit (Progam Audit)
Rencana audit termasuk rincian dari prosedur audit yang direncanakan
untuk kelompok-kelompok transaksi ,sejumlah saldo akun, dan
pengungkapan yang bersifat material. Rencana audit juga menyertakan
sejumlah prosedur penilaian resiko.
d) Bukti Audit
Bukti audit tersedia dari berbagai sumber yang berbeda. Proedur untuk
memperoleh pemahaman terkait bisnis dan pengendaliaan internal
klien , pengujian pengendaiaan ,prosedur analitis dan pengujian
substantif terperinci.
e) Prosedur Audit
Dala merencanakan waktu pekerjaan audit ,prosedur-prosedur
yangsifatnya krusial yang seharusnya pertama kali dilakukan .
f) Dokumentasi
Auditor harus mendokumentasikan seluruh strategi audit dan rencana
audit , termasuk alasan-alasan terhadap perubahan penting yang
dibuat selama penugasan audit .

Anda mungkin juga menyukai