Definisi sulfur
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S
dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang
dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah
unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino unit kecil dari
protein. Protein ini penting pertumbuhan .
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfur anorganik, sulfur direduksi oleh bakteri menjadi
sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk diperairan dan pada umumnya dihasilkan dari
penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO 4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan
akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfide
dalam bentuk hydrogen sulfide (H2S) kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob
seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh
bakteri kemolitotrop seperti Thiobacillus.
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari
dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga
sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau
menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah.
Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu
oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif
dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat
dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh
lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk
membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur.
Pada aliran energi lebih ditekankan pada perputaran energi yang terjadi diantara
komponen ekosistem. Siklus energi ini diawali dari energi matahari yang ditangkap oleh
produsen, kemudian terus berputar tiada henti pada konsumen dan semua komponen ekosistem
yang. hal ini karena menurut hukum termodinamika bahwa energi dapat berubah bentuk, tidak
dapat dimusnahkan serta diciptakan. Perubahan bentuk energi ini dikenal dengan istilah
transformasi energi. Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum
termodinamika tersebut.
Dengan proses fotosintesis energi cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan, dan diubah
menjadi energi kimia atau makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan. Proses aliran
energi berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan dimakan oleh herbivora,
dengan demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir masuk ke tubuh herbivora. Herbivora
dimakan oleh karnivora, sehingga energi makanan dari herbivora masuk ke tubuh karnivora.
Sulfur berperan dalam penyimpanan dan pembebasan energi karena sulfur merupakan
komponen penting asam-asam amino esensial penyusun protein tanaman maupun hewan, seperti
methionin, sistein, dan sistin, juga dalam pembentukan polipeptida. Meskipun sulfur tidak
berperan langsung dalam pembentukan energi (ATP) seperti phospor, namun sulfur berperan
dalam sintesis protein. Dimana protein nantinya akan dirombak menjadi karbonhidrat jika zat
makanan penghasil energi utama tidak mencukupi. Itu sebabnya mengapa protein berperan
sebagai penghasil energi. Ketika hewan dan tumbuhan mati, dekomposer seperti bakteri akan
menguraikan tubuh makhluk hidup tersebut menjadi gas H2S.
Beberapa bakteri anaerob melakukan kemosintesis. Dimana kemosintesis merupakan
proses pembentukan senyawa bahan organik dari zat-zat anorganik dengan menggunakan energi
yang berasal dari reaksi-reaksi kimia. Pada kemosintesis elektron donor berasal dari bahan
anorganik sedehana, misalnya hidrogen, nitrgen, besi dan sulfur. Selama kemosintesis, elektron
dilepaskan dari bahan anorganik sehingga menjadi molekul yang tereduksi. Substansi terduksi ini
akan menimbulkan energi kimia, dan digunakan untuk produksi ATP serta NADPH. Selanjutnya,
ATP dan NADPH menyediakan energi untuk sintesis karbohidrat.
Proses biologi terjadi ketika pembentukan sulfat melibatkan berbagai jenis
mikroorganisme yang berperan sebagai dekomposer. Berikut adalah bakteri yang berperan dalam
pembentukan sulfat.
Proses kimia juga terjadi ketika gas SO2 terbentuk melalui pembakaran hasil emisi
pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung berapi. Persamaan reaksinya:
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
Proses kimia juga terjadi ketika gas H2S terbentuk melalui aktivitas biologis ketika
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di
rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas
gunung berapi dan gas alam. Persamaan reaksinya:
1S -2(s) + 2H+ (g) → H2S (g)
Proses kimia dan biologi juga terjadi ketika sulfida (S2), belerang dioksida (SO2) dan
(H2S) berubah menjadi SO4 atau sebaliknya dengan bantuan dari dekomposer. Dimana didalam
proses-proses tersebut juga terdapat reaksi-reaksi kimia.
1. H2S → S → SO4-2
2. SO4-2 → H2S
3. H2S → SO4-2
4. Senyawa Organik → SO4-2 + H2S
Siklus sulfur-iodin merupakan sederet proses termokimia yang digunakan untuk
mendapatkan hidrogen. Ia terdiri dari tiga reaksi kimia yang keseluruhan reaktannya adalah air
dan keseluruhan produknya adalah hidrogen dan oksigen.
2 H2SO4 → 2 SO2 + 2 H2O + O2 (830 °C)
I2 + SO2 + 2 H2O → 2 HI + H2SO4 (120 °C)
2 HI → I2 + H2 (320)
Senyawa sulfur dan iodin didaur dan digunakan ulang. Proses ini bersifat endotermik dan
haruslah terjadi pada suhu yang tinggi. Siklus sulfur iodin sekarang ini sedang diteliti sebagai
metode yang praktis untuk mendapatkan hidrogen. Namun karena penggunaan asam korosif
yang pekat pada suhu yang tinggi, ia dapat menimbulkan risiko bahaya keselamatan yang besar
apabila proses ini dibangun dalam skala besar.
Manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik yang merupakan
aktifitas manusia membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang
membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan asam
disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam
nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadarkeasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan
ikan dan tanaman.
Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Secara alami hujan asam
dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan
laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri,
pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama
amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer
di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam dapat terbentuk dari proses reaksi gas yang mengandung sulfat. Sulfat
dioksida (SO2) yang bereaksi dengan Oksigen (O2) dengan bantuan dari sinar ultraviolet yang
berasal dari sinar matahari.
5.1. Kesimpulan
Salah satu siklus kimia yang penting adalah siklus sulfur. Adanya siklus sulfur membuat
ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur terjadi dalam suatu rantai makanan, yang
dimulai dari tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan belerang dari dalam tanah digunakan sebagai
penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan.
Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya lagi menjadi gas atau menjadi
dan , yang mengandung unsur sulfur.
Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak memperhatikan
lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu sehingga proporsi komponen yang
seharusnya menjadi bergeser. Akibat ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang
dampaknya tidak hanya berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup,
seperti terjadinya hujan asamyang disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor
dalam bahan bakar fosil sertanitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Penggunaan bahan bakar fosil yang terlalu banyak melepaskan
sulfur yang berlebih ke atmosfir yang kemudian akan bereaksi dengan gas-gas di atmosfir dan
uap air, kemudian turun sebagai hujan asam yang bersifat merusak. Oleh karena itu pemahaman
mengenai keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk membuat suatu rancangan
manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri.
5.2. Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan kepada pihak – pihak terkait :
5.2.1. Pemerintah perlu memberikan sanksi – sanksi yang tegas terkait dengan sistem cerobong udara /
asap limbah pabrik yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Karena hal tersebut terkait dengan dampak hujan asam yang kini marak terjadi.
5.2.2. Para cendikiawan seyogyanya perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran manusia
dalam siklus sulfur serta dampak dari penggunaan sulfur terhadap kesehatan makhluk hidup.
5.2.3. Para mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat perlu melakukan penelitian, tindakan promotif
serta preventif terkait dengan dampak hujan asam terhadap kesehatan di masyarakat.