Anda di halaman 1dari 17

DAUR BIOGEOKIMIA

K E LOMP OK 2 : Z IL F I W IR DAT U L M ., V IV I S E P T YA WAT I, A N D R I Y U L IA N TO,


S Y IL F IA A IN U R ROH M A B., U M I H A S A NA H, ROH M AT U L FAU Z IYA H,
BAG A S F E B R IA N TO, K A M A L A JI M U S TOFA . Siklus Sulfur
SULFUR (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan
multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin
kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai
mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino unit kecil dari protein. Protein ini
penting untuk pertumbuhan .
Siklus Sulfur
Siklus Sulfur
Belerang dalam tubuh organisme merupakan unsur penyusun protein. Di alam, sulfur
(belerang) terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan di udara dalam bentuk SO
atau gas sulfur dioksida. Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan
oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah berupa hujan akan
menjadi bentuk ion-ion sulfat (SO4 2- ). Tumbuhan kemudian menyerap sulfat (SO4-2)
yang mengendap pada tanah, sungai, dan lautan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika
manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari
tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia. Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah, yaitu ketika ion-ion
sulfat diserap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan, ketika
hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ke tubuh manusia. Dari
dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme
tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Semakin
besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau.
Siklus Sulfur
Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur
pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H2S) yang akan dilepas ke udara
dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan
bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur oksida, dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan
diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida yang nanti akan diserap kembali oleh
tumbuhan. sedangkan sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat
(H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat
disebabkan oelh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll.
Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam
tanah oleh bakteri dipecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di
makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur
kembali. Begitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah
satu komponen penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Sulfur di Atmosfer
 Sulfur Dioksida (SO₂), Sulfur Trioksida (SO₃), Hidrogen Sulfida (H₂S), Dimethyl Sulfide DMS ((CH₃)₂S),
Dimethyl Disulfide (DMDS), Methyl Merkaptan (MM), Hidrogen Sulfat (H₂SO₄), ion sulfat (SO₄²⁻)

SO₂
 Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia
(antropogenik), seperti pembakaran minyak kendaraan mobil, Asap industry, Pembakaran bahan-bahan
yang mengandung sulfur, pembakaran bahan bakar pada sumbernya misalnya pembakaran batu arang,
minyak bakar, gas, kayu, dan sebagainya.
 Dua pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam seperti volkano.

SO₃
 Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur, SO₂ yang teroksidasi 2SO₂ + O₂  2SO₃
 Jumlah SO₃ yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama suhu, dan bervariasi dari 1 sampai
10% dari total SOₓ.
 Adanya SO₃ di udara dalam bentuk gas hanya mungkin jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap
air terdapat dalam jumlah cukup seperti biasanya, SO₃ dan air akan segera bergabung membentuk
droplet asam sulfat (H₂SO₄)
Sulfur di Atmosfer
H 2S
• berasal dari aktivitas biologi, seperti diubahnya Senyawa-senyawa belerang organik diperairan menjadi
H2S oleh mikroorganisme, dan Mikroba desulfovibrio mereduksi ion sulfat menjadi asam sulfide.
• Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur pengurai dan
menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H2S) yang akan dilepas ke udara.

DMS ((CH₃)₂S), DMDS, MM


• Senyawa DMS umumnya diproduksi oleh marin alga, bakteri dan alga air tawar.
• Sulfur naik ke atmosfer dapat juga berasal dari daratan oleh adanya bantuan aktivitas mikrobial yang
mampu mengurangi komponen organik tersebut. Bahan bahan tersebut berasal dari sisa tumbuhan, pupuk,
dan bahan organik lainya.

H₂SO₄
• Berasal dari gabungan SO₃ dan air di atmosfer membentuk droplet asam sulfat (H₂SO₄), yang nantinya
akan membentuk awan dan hujan asam.
• Setelah berada diatmosfer, sebagian SO₂ akan diubah menjadi SO₃ (kemudian menjadi H₂SO₄) oleh
proses-proses fotolitik dan katalitik.
Sulfur di Atmosfer
SO₄²⁻
• aerosol,
• berasal dari adanya oksidasi dari gas gas sulfur, seperti SO2, H2S dan organik sulfur ke ion SO42−
• adanya injeksi partikel sulfat dalam bentuk tetes air di udara dan di permukaan air sebagai suatu aerosol
dari laut yang mengandung garam garam logamdan ammonia.
• Penguraian sulfur oleh adanya reaksi reaksi fotokimia dan kimia bila terdapat oksida oksida nitrogen dan
atau hidrokarbon
Sulfur di Atmosfer
R𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2 𝐾𝑖𝑚𝑖𝑎 𝑑𝑖 𝐴𝑡𝑚𝑜𝑠𝑓𝑒𝑟
BAKTERI
R-SH  H₂S + RH
SULFIDA ORGANIK ORGANIK GABUNGAN

H₂S atau ((CH₃)₂S  S  SO₂  SO₃  SO₄²⁻

H₂S  H₂ + S

(CH₃)₂S + H₂S  2SH4 + 2S

S + O₂  SO₂

2SO₂ + O₂  2SO₃

SO₃ + H₂O  H₂SO₄

2SO3 + 2H2 O ↔ 2H2 SO4


Sulfur di Hidrosfer
 Ion sulfat (SO₄²⁻), Hidrogen Sulfida (H₂S), Dimethyl Sulfide DMS ((CH₃)₂S), mineral-mineral sulfida
seperti gips ( CaSO₄.2H₂O), Pyrit (FeS₂).

 Aktivitas manusia dapat menaikan sulfat, seperti adanya garam-garam sulfat yg digunakan dalam
SO₄²⁻ pembuatan detergen.
 Ion Sulfat merupakan komponen umum air buangan.
 Oksidasi dari mineral-mineral sulfide yang dipengaruhi oleh mikroorganisme seperti pyrit (FeS₂).
Oksidasi dari pyrit dalam tanah menyebabkan pembentukan asam sulfat tanah yg disebut cat clay
dan nantinya mengalami runoff hingga ke perairan.
FeS₂ + 3½O₂ + H₂O  Fe²⁺ + 2H⁺ + 2SO₄²⁻
 Juga berasal dari hasil pencucian mineral utama gips ( CaSO₄.2H₂O).
 Dan dari hujan asam.
H 2S
 Berasal dari aktivitas manusia, yang memasukkan bahan-bahan yg dapat menaikan konsentrasi gas tersebut.
 Berasal dari aktivitas biologi, seperti diubahnya/diuraikanya Senyawa-senyawa belerang organik
diperairan menjadi H₂S oleh mikroorganisme.
 Hasil reduksi ion sulfat menjadi asam sulfide oleh mikroba desulfovibrio, sulfat dipergunakan sebagai
penerima electron dalam oksidasi bahan organic. Reaksi keseluruhannya :
SO₄²⁻ + 2CH₂O + 2H⁺  H₂S + 2CO₂ + 2H₂O
Sulfur di Hidrosfer
DMS ((CH₃)₂S)
• Senyawa DMS umumnya diproduksi oleh marin alga, bakteri dan alga air tawar.
• Hasil produksi perombakan oleh mikroorganisme di sendimen dasar perairan.
• Fitoplankton di laut dapat menghasilkan dimetil sulfida. Yang akhirnya mengalami oksidasi terus menerus
dan akhirnya nanti akan menjadi sulfat.
(CH₃)₂S  S  SO₂  SO₃  SO₄²⁻

gips ( CaSO₄.2H₂O)
• Berasal dari sulfat yang membentuk sendimen di dasar laut
• Gips sampai diperairan melalui peristiwa runoff baik dalam bentuk SO₄²⁻ hasil dari oksidasi ataupun
CaSO₄.2H₂O.

Pyrit (FeS₂)
• Berasal dari sulfida yang membentuk sendimen di dasar laut
• atau sulfida dari bahan biogenik yang mati
• Terbentuk oleh adanya reaksi amorphos besi monosulfida dengan elemen sulfur. FeS + S  FeS₂
• pyrit sampai diperairan melalui peristiwa runoff baik dalam bentuk S²⁻ hasil dari oksidasi ataupun FeS₂.
Sulfur di Hidrosfer
R𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2 𝐾𝑖𝑚𝑖𝑎 𝑑𝑖 Hidrosfer
• FeS + S  FeS₂
SO₄²⁻ + 2CH₂O + 2H⁺  H₂S + 2CO₂ + 2H₂O

H₂S atau ((CH₃)₂S  S  SO₂  SO₃  SO₄²⁻

S + O₂  SO₂

2SO₂ + O₂  2SO₃

2SO₃ + H₂O  H₂SO₄

𝐻2 𝑆 → 𝐻2 + S
Sulfur di Geosfer
 Ion sulfat (SO₄²⁻), Hidrogen Sulfida (H₂S), sulfida (S²⁻) , mineral-mineral sulfida seperti gips (
CaSO₄.2H₂O), Pyrit (FeS₂), cysteine dan methionin, kalsium sulfat CaSO₄.

SO₄²⁻
 Dan dari hujan asam
 Berasal dari aktivitas manusia, yang memasukkan bahan-bahan yg dapat menaikan konsentrasi gas tersebut.
Seperti pupuk.
 Hasil oksidasi dari S²⁻ pada saat dekomposisi aerob. Yang nantinya akan diserap oleh tumbuhan lagi.
 Batuan plutonik apabil hancur dan mengalami pelapukan akan membebaskan sulfida ini melalui
reaksi oksidasi dan menghasilkan sulfat.
 Oksidasi dari pyrit dalam tanah menyebabkan pembentukan asam sulfat tanah yg disebut cat clay
FeS₂ + 3½O₂ + H₂O  Fe²⁺ + 2H⁺ + 2SO₄²⁻
H2S dan S²⁻
 Berasal dari aktivitas manusia, yang memasukkan bahan-bahan yg dapat menaikan konsentrasi gas tersebut.
Seperti pupuk
 Berasal dari aktivitas biologi, seperti diubahnya/diuraikanya Senyawa-senyawa belerang organik pada
makhluk hidup yang mati menjadi H₂S pada kondisi anaerob dan S²⁻ pada kondisi aerob oleh
mikroorganisme pada proses dekomposisi.
Sulfur di Geosfer
gips ( CaSO₄.2H₂O)
• Berasal dari sulfurdioksida yang membentuk sendimen dari hasil penguraian makhluk hidup mati.
• Dan juga Berasal dari sulfat yang membentuk sendimen di dasar laut
• Terbentuk dari : 2CaSO₃+O₂+4H₂O  2CaSO₄.2H₂O

Pyrit (FeS₂)
• Berasal dari sulfida yang membentuk sendimen dari hasil penguraian makhluk hidup mati.
• Terbentuk oleh adanya reaksi amorphos besi monosulfida dengan elemen sulfur. FeS + S  FeS₂

cysteine dan methionin


• Merupakan sulfur organik dalam tanah yang terikat dalam grup protein ada di tanah karna makhluk hidup
mati.

CaSO₄
 Khusus didaerah batuan yang mengandung kapur bila terjadi pengikisan oleh air maka reaksi kimia akan
terjadi sebagai berikut : SO₂ + CaCO₃ + ½O₂  CaSO₄ + CO₂
Sulfur di Biosfer
 Ion sulfat (SO₄²⁻), cysteine dan methionin.

SO₄²⁻
 Dari hujan asam. Kemudian diserap oleh tumbuhan untuk menyusun proein.

cysteine dan methionin


 Hasil dari pembentukan protein didalam tumbuhan.
Sulfur di Antrofosfer
 Ion sulfat (SO₄²⁻), sulfur dioksida (SO₂), sulfur trioksida (SO₃).

SO₄²⁻
 Aktivitas manusia dapat menaikan sulfat, seperti adanya garam-garam sulfat yg digunakan dalam
pembuatan detergen.

SO₂ dan SO₃


 Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia
(antropogenik), seperti pembakaran minyak kendaraan mobil, Asap industry, Pembakaran bahan-bahan
yang mengandung sulfur, pembakaran bahan bakar pada sumbernya misalnya pembakaran batu arang,
minyak bakar, gas, kayu, dan sebagainya.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai