NIM : 040122319
TUGAS KE III EKOLOGI
Fosfor dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh manusia dan organisme llainnya
(hewan dan tumbuhan). Namun demikian dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan.
a. Sebutkan sumber fosfor di lingkungan/ekosistem!
b. Dalam bentuk apakah sulfur dapat mencemari lingkungan?
c. Gambarkan dan beri penjelasan lengkap siklus sulfur di dalam biosfer!
d. Mengapa siklus fosfor termasuk sangat lambat dibandingkan siklus air dan siklus
karbon?
JAWABAN :
1. Fosfor merupakan unsur yang berada paling lama di alam karena berada di dalam bentuk
batuan. Pelapukan batuan fosfat sangat tergantung kepada iklim dan cuaca yang terdapat
pada satu wilayah.
Fosfor yang lapuk kemudian akan terbawa air hujan dan mengendap di dalam tanah
untuk kemudian dimanfaatkan oleh tanaman yang selanjutnya akan terbawa ke organisme
dengan jenjang yang lebih tinggi melalui rantai makanan.
Phospor di dalam tubuh hewan akan tertimbun menjadi bagian dari daging, tulang, dan
gigi Ketika manusia, hewan, dan tumbuhan mati maka fosfor akan terurai oleh
dekomposer/bakteri fosforilasi menjadi fosfat kembali dan kembali diserap oleh akar
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Keberadaan fosfor pada organisme hidup sangat kecil, tetapi peranannya sangat diperlukan.
Atom fosfor hanya ditemukan dalam bentuk senyawa fosfat (PO43-). Fosfat diserap oleh
tumbuhan dan digunakan untuk sintesis organik. Fosfor banyak dikandung oleh asam nukleat,
yaitu bahan yang menyimpan dan mentranslasikan sandi genetik. Peranan dan Reproduksi
Chrysophyta Atom fosfor juga merupakan dasar bagi ATP (Adenosine Tri Phospat) berenergi
tinggi yang digunakan untuk respirasi seluler dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu
mineral penyusun tulang dan gigi. Fosfor merupakan komponen yang sangat langka dalam
organisme tak hidup. Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah
ditingkatkan. Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan fosfat di dalam
tanah.
Penyebab hujan asam yang pertama adalah sulfur dan nitrogen. Sulfur dan nitrogen hasil
dari industri, pembangkit listrik, dari kendaraan bermotor, hingga amonia yang dihasilkan
dari aktivitas pertanian dapat menjadi penyebab hujan asam.
Sulfur dan nitrogen adalah dua senyawa dari hasil pembakaran. Kemudian sulfur juga
merupakan senyawa yang berasal dari kebakaran hutan dan juga dari letusan gunung
berapi.
Berbagai industri yang dikelola manusia seperti industri minyak kelapa sawit dan industri
logam juga akan menghasilkan sulfur dioksida yang bisa menjadi penyebab hujan asam.
Sedangkan industri pupuk kimia dan obat yang membutuhkan pembakaran dengan suhu
yang tinggi akan menghasilkan nitrogen oksida yang juga merupakan senyawa yang bisa
menjadi penyebab hujan asam.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara yang disebabkan oleh gas karbon monoksida, karbondioksida,
hidrogen sulfida, dan sulfur dioksidan dapat menjadi penyebab hujan asam. Karbon
monoksida dan karbondioksida berasal dari polusi kendaraan dan hasil dari proses
pembakaran. Kedua senyawa tersebut jika perbetemu dengan air bisa membentuk asam
karbonan atau sering dikelompokkan pada asam lemah.
Hidrogen sulfida dan sulfur dioksida merupakan senyawa dari hasil pemanasan dan
pembakaran belerang. Jika bertemu dengan air kedua senyawa ini akan membentuk asam
sulfat yang tergolong dalam kelompok asam kuat dan menjadi penyebab hujan asam.
Hujan biasa pada umumnya sudah mengandung asam karena kandungan CO2, namun pH
dari hujan ini masih berkisar di angka 6. Namun pada daerah yang sudah mengalami
pencemaran lingkungan dan udara yang sangat parah akan menyebabkan tingkat keasaman
yang tinggi dan membuat pH menjadi lebih rendah.
1. H
2S → S → SO2−
4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
2. SO2−
4 → H
2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri Desulfovibrio
3. H
2S → SO2−
4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
4. S organik → SO2−
4 + H
2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya
ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya
yakni bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur)
adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan
dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan
melepaskan sulfur serta oksigen.
4. SIKLUS BIOGEOKIMIA DAUR FOSFOR
Fosfor adalah siklus biogekimia yang perpergerakan fosfor melalui litosfer , hidrosfer ,
dan biosfer . Tidak seperti banyak siklus biogeokimia lainnya, atmosfer tidak memainkan
peran penting dalam pergerakan fosfor, karena senyawa berbasis fosfor dan fosfor biasanya
berbentuk padat pada kisaran suhu dan tekanan khas yang ditemukan di Bumi.
Produksi gas fosfin terjadi hanya dalam kondisi lokal yang terspesialisasi. Oleh karena itu,
siklus fosfor harus dilihat dari seluruh sistem Bumi dan kemudian secara khusus difokuskan
pada siklus di sistem terestrial dan perairan. Keberadaan fosfor pada organisme hidup sangat
kecil, tetapi peranannya sangat diperlukan. Atom fosfor hanya ditemukan dalam bentuk
senyawa fosfat (PO43-). Fosfat diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk sintesis organik.
Fosfor banyak dikandung oleh asam nukleat, yaitu bahan yang menyimpan dan
mentranslasikan sandi genetik.Peranan dan Reproduksi Chrysophyta Atom fosfor juga
merupakan dasar bagi ATP (Adenosine Tri Phospat) berenergi tinggi yang digunakan untuk
respirasi seluler dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu mineral penyusun tulang
dan gigi. Fosfor merupakan komponen yang sangat langka dalam organisme tak hidup.
Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah ditingkatkan.
Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan fosfat di dalam tanah