BAB I
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN
1.1 PENDAHULUAN
E. Rangkuman
Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku
utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau
dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai
upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Penyuluhan pertanian harus memiliki : (1) pengertian yang jelas
tentang perubahan perilaku yang harus dihasilkan, (2) pengertian tentang
bagaimana caranya orang belajar, (3) pengertian yang jelas tentang
bagaimana caranya mengajar.
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku ( pengetahuan,
ketrampilan, sikap) petani agar dapat bertani lebih baik (better farming),
berusahatani lebih menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera
(better living) dan bermasyarakat lebih baik ( better community).
Seorang penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus
berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati. Seorang
penyuluh (apalagi administrator penyuluhan) tidak mungkin dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik tanpa memahaminya secara
mendalam prinsip tersebut.
Ada empat hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan
filosofi penyuluhan pertanian, yaitu :
F. Latihan
1. Jelaskan yang dimaksud pengertian penyuluhan pertanian menurut
Undang-Undang SP3K ?
2. Jelaskan tujuan penyuluhan pertanian .
3. Jelaskan prinsip-prinsip penyuluhan pertanian.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan filosofi penyuluhan pertanian.
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyuluhan pertanian mencakup :
B. Rangkuman
Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa unsur penyuluhan antara lain:
penyuluh, materi penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan,
sasaran penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
Ruang lingkup penyuluhan pertanian mencakup : (1) Penyuluhan Pertanian
sebagai Kegiatan Agribisnis, (2) Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan
Keluarga Tani, (3) Penyuluhan Pertanian sebagai Bagian dari Pembangunan
Masyarakat , (4) Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya Berkelanjutan, (5) 22.
C. Latihan
1. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan
Agribisnis,
2. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan
Keluarga Tani
3. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Bagian dari
Pembangunan Masyarakat
4. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya
Berkelanjutan
5. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya
Pengembangan SDM
A. Sasaran Penyuluhan
B. Rangkuman
Sasaran penyuluhan pertanian adalah :
Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran
utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama
dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan
lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, serta
generasi muda dan tokoh masyarakat.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 19
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018
A. Strategi
Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan yang memiliki
tujuan yang jelas dan harus di capai. Oleh sebab itu, setiap pelaksanaan
penyuluhan pertanian perlu dilandasi oleh strategi kerja tertentu demi
keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam kaitan ini, sebelum merumuskan suatu strategi yang ingin di
terapkan, setiap kegiatan penyuluhan pertanian perlu untuk selalu mengingat
peranan penyuluhan sebagai perantara atau penghubung antara “kegiatan
penelitian pertanian”(yang selalu berupaya menemukan dan mengembangkan
teknologi pertanian) dan “penerapan teknologi” yang dilaksanakan petani
sebagai pengguna hasil-hasil penelitian seperti terlihat dalam skema pada
Gambar di bawah ini.
Informasi
pemecahan masalah-masalah
yang dihadapi petani
Informasi
tentang masalah-masalah
yang dihadapi petani
PENELITIAN
Penyuluh Pertanian
Spesialis
Tim Peneliti PENYULUHAN
Sistem Usahatani
Badan Penasehat
Teknis
PETANI
Kontak tani
Gambar 2. Model Keterkaitan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Dengan
Pihak/Lembaga Terkait.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 21
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018
B. Rangkuman
C. Latihan
1.6. P E N U T U P
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
BAB II
PENDIDIKAN ORANG DEWASA
2.1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam pendidikan saat ini yang perlu mendapat
perhatian adalah konsep pendidikan untuk orang dewasa. Tidak selamanya kita
berbicara dan mengulas di seputar pendidikan murid sekolah yang relatif berusia
muda. Kenyataan di lapangan, bahwa tidak sedikit orang dewasa yang harus
mendapat pendidikan baik pendidikan informal maupun non-formal, misalnya
pendidikan dalam bentuk keterampilan, kursus-kursus, penataran dan
sebagainya. Masalah yang sering muncul adalah bagaimana kiat, dan strategi
membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah.
Dalam hal ini, orang dewasa sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat
diperlakukan seperti anak-anak didik biasa yang sedang duduk di bangku
sekolah tradisional. Oleh sebab itu, harus dipahami bahwa, orang dewasa yang
tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri bergerak dari
ketergantungan seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju ke arah
kemandirian atau pengarahan diri sendiri. Kematangan psikologi orang dewasa
sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya
kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu keinginan dipandang dan
diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya sendiri, bukan
diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila
orang dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi
dirinya sendiri maka dia akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak senang.
Karena orang dewasa bukan anak kecil, maka pendidikan bagi orang dewasa
tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Perlu dipahami apa
pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa yang
diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar paling baik dan sebagainya (Lunandi,
1987).
a. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang proses pembelajaran bagi orang
dewasa yang meliputi hakikat dan pengertian pendidikan orang dewasa, prinsip-
c. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan prinsip-
prinsip dan metode pembelajaran bagi orang dewasa serta menerapkan proses
belajar mengajar orang dewasa dalam Penyuluhan Pertanian.
d. Indikator Keberhasilan
Setelah menyelesaikan mata diklat ini, peserta dapat menganalisa :
e. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Curah pendapat
3. Diskusi
4. Role play
f. Materi Pokok
1. Pengertian POD
2. Prinsip-prinsip Mengajar Orang Dewasa
3. Pengantaran pendekatan/Metode Pendidikan Orang Dewasa
4. Proses belajar mengajar orang dewasa
Indikator Keberhasilan : setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan dengan
benar pengertian pendidikan orang dewasa
A. PENGERTIAN P O D
Latihan:
Indikator Keberhasilan : setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan dengan
benar prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa
R = Recency
A = Appropriateness
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 33
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018
M = Motivation
P = Primacy
2 = 2 – Way Communication
F = Feedback
A = Active Learning
M = Multi – Sense Learning
E = Excercise
R – RECENCY
Usahakan agar tiap sessi yang diberikan berjangka waktu yang relatif
pendek, tidak lebih dari 20 menit (jika itu memungkinkan).
Jika sessi lebih dari 20 menit, harus sering diringkas (direkap). Sessi yang
lebih panjangsebaiknya dibagi-bagi ke dalam sessi-sessi yang lebih
pendek dengan beberapa jeda sehingga anda dapat membuat ringkasan.
A : APPROPRIATENES (Kesesuaian)
M: MOTIVATION (motivasi)
Material harus bermakna dan berharga bagi peserta, tidak hanya bagi
pelatih
Yang harus termotivasi bukan hanya peserta tetapi juga pelatih itu sendiri.
Sebab jika pelatih tidak termotivasi, pelatihan mungkin akan tidak menarik
dan bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Seperti yang disebutkan dalam hukum kesesuaian (appropriateness),
pelatih suatu ketika perlu mengidentifikasi satu kebutuhan kenapa peserta
datang ke pelatihan. Pelatih biasanya dapat menciptakan motivasi
dengan mengatakan bahwa sessi ini dapat memenuhi kebutuhan peserta.
Bergeraklah dari sisi tahu ke tidak tahu. Awali sessi dengan hal-hal atau
poin-poin yang sudah akrab atau familiar bagi peserta. Secara perlahan-
lahan bangun dan hubungkan poin-poin bersama sehingga setiap tahu
kemana arah mereka di dalam proses pelatihan.
Bahasa tubuh anda juga berkaitan dengan komunikasi 2 arah: anda harus
merasa yakin bahwa itu tidak bertentangan dengan apa yang anda
katakan.
Rencana sessi anda sebaiknya memiliki interaksi dengan siapa itu
dirancang, yaitu tak lain adalah peserta.
Hukum dari feedback atau umpan balik menunjukkan kepada kita, baik
fasilitator dan peserta membutuhkan informasi satu sama lain. Fasilitator perlu
mengetahui bahwa peserta mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa
yang disampaikan, dan sebaliknya peserta juga membutuhkan umpan balik
sesuai dengan penampilan/kinerja mereka.
Peserta harus diuji (dites) secara berkala untuk umpan balik bagi
fasilitator
Pada saat peserta dites, mereka harus memperoleh umpan balik tentang
penampilan mereka sesegera mungkin.
Tes bisa juga meliputi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan fasilitator
secara berkala mengenai kondisi kelompok
Semua umpan balik tidak harus berupa yang positif, seperti yang
dipercaya banyak orang. Umpan balik positif hanya setengah dari itu dan
hampir tidak bermanfaat tanpa adanya umpan balik negatif
Pada saat peserta berbuat atau berkata benar (misal menjawab
pertanyaan), sebut atau umumkan itu (di hadapan kelompok/peserta lain
jika itu mungkin).
Persiapkan penyajian anda sehingga ada penguatan positif yang
terbangun di awal sessi.
Perhatikan betul-betul peserta yang memberi umpan balik positif (berbuat
betul) sama halnya kepada mereka yang memberi umpan balik negatif
(melakukan kesalahan).
seharian penuh di ruangan kelas, oleh karena itu prinsip belajar aktif ini akan
membantu mereka supaya tidak jenuh.
Jika peserta dibiarkan duduk dalam jangka waktu lama tanpa berpartisipasi atau
diberi pertanyaan-pertanyaan, kemungkinan mereka akan mengantuk
/kehilangan perhatian.
Hukum dari multi- sense learning mengatakan bahwa belajar akan jauh
lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari satu dari kelima inderanya.
Jika anda memberitahu trainee mengenai satu tipe baru sandwich mereka
mungkin akan mengingatnya. Jika anda membiarkan mereka menyentuh,
mencium dan merasakannya dengan baik, tak ada jalan bagi mereka untuk
melupakannya.
Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai multiple-sense learning:
E. EXERCISE (Latihan)
b. Rangkuman
Prinsip-prinsip mengajar orang dewasa merupakan bagian pokok
dalam pendidikan orang dewasa. Beberapa prinsip pengajaran orang dewasa
adalah sebagat berikut: R = Recency,A = Appropriateness, M = Motivation, P =
Primacy, 2 = 2 – Way Communication, F = Feedback, A = Active Learning, M =
Multi – Sense Learning, dan E = Excercise. Prinsip-prinsip ini dalam berbagai
cara sangat penting, karena memungkinkan pelatih untuk menyiapkan satu sessi
secara tepat dan memadai, menyajikan sessi secara efektif dan efisien, juga
memungkinkan pelatih dalam melakukan evaluasi untuk sessi tersebut.
Latihan:
Indikator Keberhasilan : setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan dengan
benar pendekatan pengantaran pengajaran orang dewasa
fasilitator.
c) Menciptakan situasi yang bersahabat dan tidak formal. Adanya suatu
interaksi di antara peserta-didik merupakan hal yang sangat penting yang
harus diciptakan oleh fasilitator agar terciptanya saling pengertian, saling
menerima, saling hormat menghormati di antara peserta-didik.. Fasilitator
hendaknya membantu para peserta untuk saling kenal mengenal serta
mencoba menggali minat dan pengalaman dari setiap, peserta-didik. Apabila
hal ini dapat diciptakan, maka proses belajar tidak akan mengalami
hambatan yang bersifat psikologis.
d) Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta perlu
diperhatikan pula keadaan penataan ruang yang berkenaan dengan tempat
atau letak kursi, meja, papan tulis dan alat-alat bantu belajar lainnya
sehingga senang dipandang enak digunakan. Penataan ini memungkinkan
setiap peserta didik dapat saling pandang satu sama lain. Demikian pula
keadaan temperatur ruangan tidak terlalu dingin atau panas serta
menjauhkan diri dan suasana gaduh yang mengganggu. Demikian pula hal
penerangan.
e) Peserta didik hendaknya berperan serta mempunyai tanggung jawab
terhadap jalannya proses belajar. Cara yang paling balk untuk belajar
ialah bekerja. Seseorang yang mengerjakan sesuatu atau mengatakan
sesuatu menurut gaya bahasanya sendiri, hal ini menunjukkan bahwa dia
sebenarnya ingin belajar lebih banyak lagi, apabila dia merasa ikut
bertanggung jawab terhadap proses pendidikan yang sedang
dilakukannya. Bijaksana sekali apabila fasilitator lebih banyak menyerahkan
keputusan yang dibuat oleh kelompok. Mengatur kelompok lebih luas lagi
akan menghasilkan pengalaman belajar yang lebih baik serta tidak banyak
ketergantungan kepada fasilitator. Peran serta yang aktif dan rasa
tanggung jawab, diantara peserta akan menumbuhkan rasa senang untuk
berlangsungnya proses belajar.
f) Belajar itu hendaknya erat hubungannya dengan pengalaman peserta-
didik. Penyampaian pemikiran dan pengetahuan hendaknya disesuaikan
dengan tingkat pengalaman peserta-didik agar hal itu dapat dimengertl dan
berguna. Seorang dewasa biasanya belajar dengan menghubungkan
pengalaman yang telah lalu, dihubungkan dengan hal yang belum diketahui
Oleh karena itu, maka pendidik orang dewasa sangatlah luas meliputi:
Rangkuman
Latihan:
Indikator Keberhasilan : setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan dengan
benar proses belajar mengajar orang dewasa
Dalam hal lainnya, tidak dapat dipungkiri bahwa orang dewasa belajar
secara khas dan unik. Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan
yang terkendali harus diakui sebagai hak pribadi yang khas sehingga keputusan
yang diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi orang lain. Kebersamaan
dalam kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan sangat
membosankan kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu
kebenaran tanpa adanya kritik yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh
sebab itu, latar belakang pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan
pengalaman masa lampau masing-masing individu dapat memberi wama yang
berbeda pada setiap keputusan yang diambil.
Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif
merupakan suatu fasilitas yang mendorong mereka mau mencoba perilaku baru,
berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap baru dan mau mencoba
pengetahuan baru yang mereka peroleh. Walaupun sesuatu yang baru
mengandung resiko terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan kekeliruan itu
sendiri merupakan bagian yang wajar dan belajar.
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok
belajar itu. Bagi orang dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan
dan kelemahan dirinya. Dengan demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama
oleh seluruh anggota kelompok dirasakannya berharga untuk bahan renungan, di
mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dan orang lain yang persepsinya
bisa saja memiliki perbedaan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang dewasa dalam situasi
belajar mempunyai sikap tertentu, maka perlu diperhatikan hal-hal tersebut di
bawah ini:
(materi) ke dalam unit-unit, kemudian memilih alat yang paling efisien untuk
menyampaikan unit-unit dan materi tersebut, misalnya ceramah, membaca,
pekerjaan laboratorium, film, mendengar kaset dan lain-lain. Selanjutnya
mengembangkan suatu rencana untuk menyampaikan unit-unit isi ini dalam
suatu bentuk urutan.
Dalam andragogi, pendidik atau fasilitator mempersiapkan secara jauh
satu perangkat prosedur untuk melibatkan siswa, untuk selanjutnya dalam
prosesnya melibatkan elemen-elemen sebagai berikut:
(a) menciptakan iklim yang mendukung belajar,
(f) melakukan pengalaman helajar ini dengan teknik-teknik dan materi yang
memadai,
Ada beberapa hal pokok yang dapat dilakukan dalam upaya menciptakan
dan mengembangkan iklim dan suasana yang kondusif untuk proses
pembelajaran, yaitu:
4. Memformulasikan Tujuan
Sikap seorang tutor mempunyai arti dan pengaruh yang sangat besar
terhadap perilaku warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya tutor
yang memiliki daya tarik akan lebih efektif dari pada tutor yang tidak menarik.
Sikap menyenangkan yang ditampilkan oleh tutor akan ditanggapi positif oleh
peserta, pada gilirannya berpengaruh terhadap intensitas perilaku belajarnya.
Sebaliknya, fasilitator yang menampilkan sikap tidak menyenangkan akan dinilai
negatif oleh peserta, sehingga mengakibatkan kegiatan belajar menjadi tidak
menyenangkan.
Ada beberapa hal yang dianggap penting dimiliki oleh para tutor dalam
proses interaksi belajar yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya warga
belajar, yaitu :
(1) Bersikap manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis atau memahami
masalah peserta didik hanya secara intelektual; ikut merasakan apa arti
manusia dan benda bagi mereka; berada dan bersatu dengan peserta
didik; membiarkan diri sendiri mengalami atau menyatu dalam
pengalaman para peserta didik; merenungkan makna pengalaman itu
sambil menekan penilaian diri sendiri,
(4) Membuka diri: menerima keterbukaan orang lain tanpa menilai dengan
ukuran, konsep dan pengalaman diri sendiri; secara aktif
mengungkapkan diri kepada orang lain dan mau mengambil resiko jika
melakukan kekeliruan.
Rangkuman
Proses belajar manusia berlangsung hingga ahkir hayat (long life
education). Namun, ada korelasi negatif antara perubahan usia dengan
kemampuan belajar orang dewasa. Artinya, setiap individu orang dewasa, makin
bertambah usianya, akan semakin sukar baginya belajar (karena semua aspek
kemampuan fisiknya semakin menurun).
Pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih
cepat dan melekat pada ingatannya), bilamana pembimbing (pelatih, pengajar,
penatar, instruktur, dan sejenisnya) tidak terlalu mendominasi kelompok kelas,
mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar individu orang dewasa
itu mampu menemukan altematif-altematif untuk mengembangkan kepribadian
mereka.
Sikap seorang tutor mempunyai arti dan pengaruh yang sangat besar
terhadap perilaku warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya tutor
yang memiliki daya tarik akan lebih efektif dari pada tutor yang tidak menarik.
Sikap menyenangkan yang ditampilkan oleh tutor akan ditanggapi positif oleh
peserta, pada gilirannya berpengaruh terhadap intensitas perilaku belajarnya.
Sebaliknya, fasilitator yang menampilkan sikap tidak menyenangkan akan dinilai
negatif oleh peserta, sehingga mengakibatkan kegiatan belajar menjadi tidak
menyenangkan
Latihan:
1. Bentuk kelompok (masing-masing 6 orang)
2. Diskusikan bagaimana kondisi belajar orang dewasa, bagaimana
seharusnya seorang fasilitator dalam berinteraksi dengan para peserta
latihan dan sebutkan faktor-faktor yang menghambat dan mendorong
keberhasilan orang dewasa dalam belajar !
3. Presentasikan dan buat lapor
2.6. PENUTUP
BAB III
3.1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3). proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku
utama maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik ini
mengenai berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan
masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahanya.
Fungsi penyuluhan pertanian terutama adalah memfasilitasi dan
memotivasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha agar tercapai
tujuan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan peningkatan modal
sosial, sehingga mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan adanya program
Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan (PUAP), fungsi penyuluhan
pertanian memfasilitasi dalam bimbingan, pendampingan dan advokasi
pengelolaan usaha agribisnis di perdesaan, memfasilitasi dan memotivasi
penumbuhan dan pengembangan kelompoktani serta gabungan kelompok tani.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka penyuluh sebagai fasilitator harus
menguasai selain falsafah dan prinsip-prinsip penyuluhan pertanian, juga Teknik
Komunikasi Persuasif.
Tugas dan fungsi Penyuluh Pertanian secara garis besar adalah
melaksanakan fungsi sebagai fasilitator dalam kegiatan penyuluhan pertanian
secara rinci dapat dibaca pada Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian,
Per.Men. N. 37/Permentan/OT.140/3/2007. Modul ini memperkenalkan
beberapa Teknik Komunikasi Persuasif dalam Penyuluhan Pertanian khususnya
dalam melaksanakan tugas dan fungsi Penyuluh Pertanian. Diharapkan setelah
mempelajari pokok bahasan ini, peserta Diklat Pembekalan alih jenjang
memahami dapat menerapkan teknik komunikasi persuasif dalam penyuluhan
pertanian khususnya dalam memfasilitasi pelaku utama dan pelaku usaha
agribisnis di pedesaan.
A. Pengertian
Ada beberapa pengertian mengenai komunikasi dalam penyuluhan
pertanian, antara lain :
B. Tujuan Komunikasi
Komunikasi mempunyai tiga tujuan, yaitu :
1. informatif, artinya bahwa komunikasi bertujuan menyampaikan informasi
informasi yang bersifat obyektif dan nyata.
2. persuasif, artinya komunikasi bertujuan untuk menggugah hati dan
perasaan sasaran atau komunikan sehingga mau mengikuti atau
melakukan tindakan/ perubahan atas kemauan sendiri sesuai yang
diharap komunikator.
3. entertainment, artinya bahwa komunikasi bertujuan untuk menghibur
komunikan, membuat mereka senang, tidak bersikap apatis maupun
pesimis.
C. Unsur-Unsur Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian
Suatu proses komunikasi akan dapat berlangsung dengan baik apabila
terdapat unsur-unsur yang merupakan satu kesatuan. Unsur-unsur komunikasi
tersebut minimal ada 3 yaitu : 1). Sumber/komunikator (source/sender), 2).
Pesan (message), 3). Penerima/komunikan (receiver). Karena proses
penyuluhan pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metoda,
teknik dan media, maka unsur komunikasi bertambah yaitu 4). Saluran
Source/
Sumber/
Komuni-
Message / Channels/ Receiver/
Dampak
Pesan Saluran Penerima/
kator (Effects)
sasaran
Umpanbalik/
feedback
Sumber. Sumber komunikasi adalah pihak yang mengirim pesan atau informasi.
Dalam penyuluhan pertanian sumber ini bisa penyuluh atau agen pembaharu.
Saluran. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan yang disampaikan sumber
kepada penerima. Saluran meliputi penggunaan metoda dan teknik serta
penggunaan media yang relevan dengan tujuan, sasaran serta sifat pesannya.
Pada umumnya semakin banyak indera yang distimuli melalui berbagai media
semakin efektif proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian. Penggunaan
metoda, teknik dan media penyuluhan pertanian selain untuk meningkatkan
pemahaman sasaran terhadap pesan yang disampaikan, untuk mendorong
aktivitas dan kreativitas sasaran serta tumbuhnya rasa percaya diri.
Dalam penyuluhan pertanian penerima atau sasaran adalah para petani (pelaku
utama) dan pelaku usaha beserta keluarganya.
D. Rangkuman
Komunikasi merupakan suatu ilmu yang multidisipliner ataupun
multidisipliner, artinya komunikasi digunakan pada setiap disiplin termasuk
didalamnya kegiatan penyuluhan pertanian.
E. Latihan
Overlaping Of Interest
A B
berkomunikasi dengan seseorang secara baik, maka kita harus mengolah dan
menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara lain yang sesuai dengan tingkat
pengetahuan, pengalaman, orientasi, dan latar beiakang budayanya. Dengan kata
lain pihak sumber perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari
pihak penerima. Model lain yang menggambarkan berlangsungnya proses
komunikasi secara umum, diantaranya seperti dilihat pada Gambar 3.
(Feed Back)
Rangkuman
teknologi adaptif
diseminasi teknologi
waktu
Tahap-tahap
Metode Penyuluhan Tahap-tahap Komunikasi
Adopsi
Meyakinkan Percobaan
Metode Kelompok
Membangkitkan Keinginan Penilaian
Sedang Kurang
sampai sekali
Ekonomi Baik Baik baik Kurang
E. Difusi Inovasi
Salah satu tujuan program penyuluhan pertanian adalah mengubah
masyarakat melalui perubahan sosial yang direncanakan. Dalam penyuluhan
pertanian ditunjukkan dengan program penyuluhan. Usaha yang secara sengaja
ini diarahkan untuk memperbaiki sistem-sistem sosial yang terdapat pada
masyarakat. Dan akhirnya penyuluhan ini memperbaiki masyarakat secara
keseluruhan .
Factor Penghambat
Prilaku Petani
difusi inovasi yaitu Model Top Down, Model Feed Back dan Model Farmer Back
Farmer.
b. Model Feed-Back
Model ini dikembangkan oleh Benor dan Horison . Model ini dikenal
sebagai trainning and visit system atau di Indonesia di sebut sistem latihan dan
kunjungan (sistem laku). Model ini selanjutnya dibukukan dengan judul
“Agricultural Eftension The Training and Visit System”. Model feed back
dianggap sebagai perbaikan model Top Drown yaitu dengan mempertimbangkan
mekanisme umpan balik diantara peneliti dan penyuluh pertanian. Model feed-
back menjadi popular dan berkembangnya Farming System Research yang
mengaitkan penelitian ditingkat usahatani kedalam metode penelitian pertanian.
Secara sederhana, gambaran model feedback seperti tertera pada Gambar 7.
Sosial
Potensial
Adaptasi atau Mencari solusi
penyajian tingkat dgn melakukan
usahatani atau penelitian
sasaran penelitian Interdisiplin
(3) (2)
Model difusi farmer back to farmer ini dapat diawali dengan eksperimen
sederhana dan diakhiri survey di tingkat petani. Kunci perbedaannya dengan
model difusi yang lain adalah fleksibilitas dan penelitian di tingkat petani untuk
mengindentifikasikan sumber daya yang ada di tingkat usaha tani.
F. Rangkuman
Proses adopsi dklasifikasikan menjadi empat tahap yaitu tahap
mengetahui, tahap pesuasi, tahap keputusan dan tahap konfirmasi.
Difusi inovasi merupakan proses penyebaran inovasi dari seorang yang telah
mengadopsi inovasi kepada orang lain dalam masyarakat
G. Latihan
1. Jelaskan pengertian pengertian Adopsi dan inovasi dihubungkan
dengan kegiatan penyuluhan pertanian.
2. Pesan Pembangunan pertanian apa saja yang sangat dibutuhkan
komunikan sesuai kondisi local dan sebutkan alasannya.
3.5 PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi dalam penyuluhan pertanian meliputi tiga pokok bahasan
yaitu pengertian, tujuan dan dan unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi
serta adopsi dan difusi inovasi.
Ada beberapa model difusi yang dianjurkan yaitu model difusi Top own,
Model Difusi Feed Back, Model Difusi Back To Farmer. Di lapangan pilihan
model difusi inovasi disesuaikan dengan kondisi lokalita.
Tindak Lanjut
Setelah menerapkan pengetahuan setelah mengikuti proses pembelajaran,
akan menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalahan baru di
lapangan. Untuk itu para penyuluh harus selalu mengembangkan diri untuk
selalu belajar, mengadakan inovasi sehingga proses penyampaian pesan
kepada sasaran dapat berjalan baik dan efektif dan akhirnya didapatkan hasil
yang optimal
BAB IV
4.1. PENDAHULUAN
1) Wawancara Individu
a. Wawancara informan kunci : dilakukan jika dibutuhkan kajian dengan
sumber informasi yang dianggap dimiliki oleh sumber informasi
khusus. Informan kunci ádalah orang yang dianggap pengalaman dan
memiliki pengetahuan yang luas mengenai sesuatu. Informan kunci
tersebut misalnya orang luar yang sudah lama tinggal seperti guru,
dokter, pendatang lain, dsb, Sesepuh/tetua, pejabat desa atau
mereka yang memiliki kedudukan ditengah masyarakat, atau
masyarakat yang terlibat aktif dalam berbagai kegiatan/organisasi
1) Persiapan
a. Menyusun Pedoman wawancara ( pedoman disusun sesuai topik
kajian)
2) Pelaksanaan Wawancara
a. Menyepakati dan mengatur waktu dengan keluarga yang akan
diwawancara
b. Pewawancara menjelaskan maksud kegiatan secara sederhana tetapi
jelas
b. Cara ini memiliki keunggulan yaitu dapat dilakukan oleh banyak orang
secara mudah. Kesalahan informasi mudah diperbaiki dan informasi
dapat digambarkan lebih jelas dan mendetail. Cara ini disukai karena
menimbulkan kegembiraan dan suasana santai.
b. Keuntungan cara ini adalah model lebih menarik dari segi penampilan,
menimbulkan partisipasi peserta yang lebih baik karena lebih
menyenangkan. Kekurangan model adalah membutuhkan persiapan
yang lebih lama, keterampilan yang lebih khusus.
Secara garis besar jenis informasi yang biasa dikaji dengan pemetaan adalah:
Peta dibuat untuk melihat keadaan umum desa dan lingkungannya yang
menyangkut sumber daya dan sarana prasarana, keadaan fisik
lingkungan desa, luas dan letak lahan-lahan, penyebaran daerah
pemukiman, daerah berhutan, lahan-lahan kritis, mata air, sungai atau
aliran air, pasar, jalan raya, dan sebagainya.
Peta ini untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai
potensi sumber daya alam serta permasalahan-permasalahannya,
terutama sumberdaya pertanian. Yang diperhatikan dalam hal ini adalah
kebun, sawah, hutan, sumber air pertanian, dan lain-lain.
Peta dibuat untuk menggali aspek tertentu dalam sebuah wilayah seperti
pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, ekonomi, keagamaan,
kemasyarakatan, pendidikan, kesehatan (misalnya peta khusus
penyebaran penduduk berdasarkan kelas-kelas sosial, pemetaan
penyebaran hama tikus, peta penyebaran kebun dan lahan pertanian, dan
sebagainya). Yang dikaji adalah berbagi sumber daya yang ada, berbagai
masalah, serta harapan-harapan masyarakat.
Langkah-langkah Penerapan
4) Mintalah masyarakat untuk membuat peta di atas tanah atau di atas kertas
dengan cara sebagai berikut :
Peta Sumberdaya
Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Tim 1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota
10. Anggota
Pengertian
Arti harfiah transek adalah gambar irisan muka bumi. Pada awalnya
transek digunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati
wilayah-wilayah ekologi. Sebagai teknik PRA, Teknik Penelusuran Lokasi
(transek) adalah teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan
dan sumberdaya masyarakat, dengan jalan menelusuri wilayah desa mengikuti
suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan tersebut
kemudian dituangkan dalam bagan atau gambar irisan muka bumi untuk
didiskusikan lebih lanjut.
Jenis-jenis Transek
Transek ini dilakukan untuk mengenali dan mengamati secara lebih tajam
mengenai potensi sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya,
terutama sumberdaya pertanian. Informasi yang biasanya muncul antara lain
adalah :
1) Persiapan
Mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, alat tulis dan lain-
lain
2) Pelaksanaan
a. Membahas kembali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran
lokasi serta proses yang akan dilakukan
b. Sepakati bersama lokasi-lokasi yang akan dikunjungi serta topik-
topik kajian
c. Sepakati titik awal
d. Lakukan perjalanan , amati keadaan, biarkan masyarakat
menunjukkan hal-hal yang dianggap penting untuk dibahas
e. Diskusikan keadaan sumberdaya tersebut dan amati dengan
seksama
f. Buatlah catatan hasil diskusi dilokasi
3) Setelah Perjalanan
a. Buat bagan transek, jelaskan cara dan proses membuat
b. Sepakati simbol-simbol yang akan digunakan untuk menggambar
bagan transek, cata simbol dan artinya dipojok kertas
c. Mintalah masyarakat membuat bagan transek dengan bahan yang
mudah dihapus, tim PRA mendampingi
d. Diskusi dengan bahan bagan transek apa permasalahan dan
potensi serta harapan masyarakat
e. Buat catatan hasil diskusi, cantumkan nama peserta dan pemandu
serta tanggal terjadinya diskusi
Bagan Transek
Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Tim 1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota
Ketinggian > 140 dpl 100 dpl 50 dpl 20 dpl 10 dpl 0 dpl
- Hutan - Perahu
- Semak belukar - Padi
Campuran
- Alang-alang - Kelapa - Padi
Vegetasi - Kayu Pemukiman - Ikan laut
- Bamboo - Kakao - Kelapa
- Rotan
- Kelapa - Buah- - Cengkeh
- Padi
- Jagung buahan
- Kapok
- Pangan/
- Pangan/ - Penangka
- Pangan/
Konsumsi pan ikan
Pemanfaat Konsumsi
- Konsumsi - Hutan bakau laut
an - Pendapata
-Pendapatan - Pemukiman - Pangan
- Tempat
- Pendapatan - Pendapata
tinggal
n
- Pemanfaatan
lahan kurang
- Alat dan
produktif - Pengaiaran
Pengambil - Pegairan - Tenaga - Modal prasarana
Masalah belum ada
an rotan - Penyedian kerja Nelayan penangkapa
irigasi
n
semprotan
- Produksi
rendah
Langkah-Langkah Penerapan
1) Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan
2) Mulailah diskusi dengan topik yang ringan , biasanya bagi petani masalah
kebun menjadi perhatian utama. Apabila sebuah topik telah selesai
dibahas, lanjutkan dengan topik berikutnya.
3) Ajak masyarakat untuk mendiskusikan :
a. Perubahan –perubahan penting yang terjadi di desa,
5). Mintalah masyarakat untuk membuat bagan diatas kertas besar yang
ditempelkan di dinding beserta topik-topik informasi sesuai hasil diskusi
a). apa akibat dari perubahan-perubahan ( yang sudah dan akan terjadi)
c). Apakah perubahan itu akan berlanjut terus diwaktu yang akan datang
8). Catatlah seluruh masalah, potensi , informasi yang muncul dalam dikusi
dengan cermat, sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi
kegiatan penerapan teknik lain .( Tim PRA mencatat proses dan hasil
diskusi).
Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Tim 1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
Tahun
Jenis Usaha 1965 1970 1975 1980 1985 1990 catatan
1960
Pertanian
bunga
Pertanian
tradisional
kekurangan
Pegawai tenaga sehingga
negeri
banyak diganti
dengan tanaman
impor yang
dilakukan oleh
sedikit orang
Pegawai dengan harga
swasta jual tinggi
Pengertian
1) Informasi Fisik
Pola tanam, luas lahan, jenis-jenis tanaman, praktek konservasi, tataletak
sarana, pembagian lahan dan sebagainya
Teknik ini bertujuan untuk mengkaji keadaan dan pengelolaan kebun antara lain :
Langkah Penerapan
1) Persiapan
a. Pengamatan awal kebun, Tim PRA dengan Petani menyepakati
kriteria kebun yang akan dikaji yaitu :
2) Pelaksanaan
a. Bahas kembali maksud dan tujuan pembuatan sketsa kebun serta
proses kegiatannya
b. Sepakati peserta kebun yang akan didatangi , datang kekebun yang
disepakati dengan berkeliling untuk melihat kebun-kebun yang lain
c. Mengamati kebun terpilih, kemudian mulai membuat sketsa. Sepakati
simbol-simbolnya catat disudut kertas beserta artinya
d. Mintalah masyarakat membuat sketsa tersebut sekaligus
mendisakusikannya
e. Lakukan analisis sketsa kebun dan pengelolaannya serta keterlibatan
gender, tim PRA mencatat proses dan informasi yang dikaji selama
proses diskusi
f. Cantumkan nama peserta, pemandu, tanggal dan tempat diskusi
disudut gambar
Pengertian
Jenis informasi kajian yang sering kali dilakukan antara lain adalah :
Tujuan
Langkah-Langkah Penerapan
Pengertian
PASA
PKK
R
MASYARAKAT
BRI
KELOMPOK
TANI
BKD
PPL
KARANG
BPD
TARUNA
MITRA
USAHA
3). Pola tanam/panen, biaya pertanian, hasil pertanian dan tingkat produksi
4). Ketersediaan pangan dan pakan ternak terutama pada masa paceklik
kegiatan lain, (sosial, agama, adat) dan saat mereka mempunyai waktu
luang
Langkah-langkah kegiatan :
1). Terangkan maksud dan proses kegiatan
2). Ajak masyarakat untuk mendiskusikan secara umum :
a. Jenis kegiatan apa yang paling sering terjadi dibulan-bulan tertentu
b. Apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ketahun
c. Selain kegiatan, keadaan apa yang juga sering terjadi pada bulan-
bulan tertentu( mis kekeringan, wabah penyakit)
3). Setelah cukup tergambarkan, sepakatilah bersama peserta :
a. Kegiatan – kegiatan utama yang akan dicantumkan kedalam kalender
serta perlu didiskusikan lebih lanjut
b. Keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat yang
akan dicantumkan dalam kalender
c. Simbol topik-topik bahasan yang dicantumkan dalam bagan berupa
gambar- gambar sederhana yang mudah dikenali.
d. Simbol untuk memberikan nilai dengan bahan-bahan lokal yang
tersedia (biji jagung, kerikil, dll).
4). Mintalah masyarakat untuk menggambarkan kalender di atas kertas besar
yang ditempelkan didinding yang mencantumkan kolom topik-topik
informasi sesuai dengan hasil diskusi
5). Cantumkan disudut kertas simbol-simbol beserta artinya , serta
penjelasan lain untuk memahami gambar
6). Lakukan analisis kalender musim yaitu :
a. Apa sebab terjadi maslah-masalah didalam pengelolaan kegiatan
mereka
b. Apa sebab terjadi masa-masa kritis dimasyarakat ( kekeringan ,
wabah,
paceklik, dan sebagainya ).
Kalender Musiman
Desa
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Tim 1. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota
10. Anggota
Sumber Informasi
1) Persiapan
Menggali pengetahuan awal peserta tentang jenis-jenis mata pencaharian
dan mengkaji data sekunder
2) Pelaksanaan
Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ju Ra
Bulan m n
Ja Fe M A M Ju Jul A Se Okt No De
Sumber n b a pr ei n gs p v s la kin
r h g
Pendapata
n
Temba 1 II
4
kau
Ayam 1 I
5
Kam 8 IV
bing
Sapi 6 V
Kacang 6 V
tanah
Kacang 4 VI
Hijau
Sayur 3 VII
Petsai
Telur 1 III
Ayam 2
Tahapan Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk
menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa .
2. Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di
kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM
dll).
3. Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang
dimaksud, sebelum membagi tugas diantara anggota tim untuk
melakukan pengumpulan data.
4. Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota
tim dapat membaca, mengerti dan memahami kondisi/keadaan
wilayahnya .
5. Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan
pengkajian yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan
antara satu data dengan data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-
masalah, potensi atau peluang pengembangan agribisnis di wilayah
tersebut.
Penduduk
Tanah
No. Na Tega Pekarang Jumlah Tek ½ Tersi Tad Juml Kolam Tambak Tanah
ma lan an nis Tek er ah ah
Des nis Huja (Ha) (Ha) Pertani
a n an
Iklim/Curah Hujan
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Rangkuman
PRA dan wawancara semi terstruktur, sedangkan untuk data sekunder dapat
diperoleh dari monografi desa/kecamatan atau data yang relevan.
Instrumen PRA yang digunakan terdiri dari:
1) Wawancara semi iterstruktur,
2) Teknik pembuatan peta sumberdaya
3) Teknik penelusuran lokasi/transek
4) Pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan
5) Pembuatan sketsa kebun
6) Teknik pembuatan bagan peringkat
7) Pembuatan bagan hubungan kelembagaan/diagram venn
8) Penyusunan kalender musiman
9) Kajian mata pencaharian
Latihan
1. Buatlah contoh pertanyaan untuk menggali pengetahuan dan teknologi
lokal yang mengandung unsur 5 W + 1 H pada instrumen pembuatan
sketsa kebun
2. Jelaskan tujuan kajian pembuatan skema kebun?
Sumberdaya
manusia
Sumberdaya alam
Kelembagaan
sistem dan usaha
agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem
dan usaha
agribisnis
Analisis Masalah
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang
telah dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi masalah-masalah
yang ada di wilayah tersebut yang menyangkut masalah :
Sumberdaya manusia
Sumberdaya alam
Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
b. Diskusikan kembali hasil rekapitulasi masalah, barangkali masih ada
masalah yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data
melalui instrumen PRA.
c. Kelompokan masalah-masalah yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan masalah yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi masalah yang ada di desa.
d. Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas masalah, dengan
menggunakan teknik pemeringkatan yang disepakati. Apabila
Sumberdaya manusia
Sumberdaya alam
Kelembagaan sistem
dan usaha agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem dan
usaha agribisnis
Sumberdaya manusia
Sumberdaya alam
Kelembagaan sistem
dan usaha agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem dan
usaha agribisnis
Rangkuman
Latihan
4.4. PENUTUP
Kunci Jawaban
Potensi Agroekosistem
Tahun : ……………………………………………………………
No. Jenis Usahatani Jumlah luas Jumlah KK Rata2 luas Produksi ditingkat Produktivitas
(pada lahan) tanam (Ha) Petani perorang (Ha/org) Kec. (Ton) (Ton/Ha)
Data kelembagaan
1. Kelembagaan Petani
a. Jumlah Kelembagaan
Jumlah Kelompok Tani
No Nama Desa Jml Kelompok Tani Tani Dewasa Tani Wanita Taruna Tani
Jml Kel. Jml. Angg. Jml Kel. Jml.Angg. Jml Kel. Jml. Angg.
(Utama)
b. Ternak
Kepemilikan
c. Perkebunan
Kepemilikan
2. PRODUKSI USAHATANI
a. Pertanian
J e n i s T a n a m a n L u a s Harga
Biaya
rata-rata
Produks produks Jumlah
produksi
i rata- i rata- Petani
N o Nama Desa T a n a m a n T a n a m P a n e n waktu Keterangan
rata tiap rata tiap Pelaksan
Hor ti kul tur a P e r k e b u n a n panen
Ha (Kw) Ha a
p a n g a n ( H a ) ( H a ) per Kw
(Rp.)
(Rp.)
b. Ternak
Jenis Ternak
Nama
No. Keterangan
Desa Kerbau Sapi Kambing Domba Ayam Bebek Babi Lain-
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) lain
c. Perkebunan Rakyat
No. Nama Tanaman ……… Tanaman….. Tanaman ………………
Desa
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
d. Hortikultura
No. Nama Tanaman ……… Tanaman….. Tanaman ………………
Desa
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
e. Pemasaran
Lokasi Pemasaran Jenis Produksi
No Nama Desa Nama Kelompok
produk yang dipasarkan
f. Kemitraan
Jenis/bentuk Tahun
No Nama Desa Nama Kelompok Mitra
Kemitraan kemitraan
Tahun : ………………………………………………..
Penyebab Tindakan/Kegiatan
No. Masalah Potensi
Masalah yang Dibutuhkan
1
2
3
4
5
dst
Skor
No Jenis Masalah Jumlah Skor
Gawat Mendesak Penyebaran
2.
3.
n.
Gawat *) 3**)
Agak gawat 2
Tidak gawat 1
Mendesak 3
Agak mendesak 2
Tidak mendesak 1
Penyebaran tinggi 3
Penyebaran cukup 2
Penyebaran rendah 1
Pengertian
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk
mempelajari keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada
dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu
(dinas/instansi/LSM dll).
Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi
wilayah dan masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa
yang diperlukan dalam kegiatan PRA. Keseluruhan data tersebut akan
digunakan dalam penyusunan profil keluarga, Rencana Usaha Keluarga,
Rencana Usaha Kelompok, Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa.
Tujuan
Diketahuinya gambaran dasar keadaan wilayah baik masyarakat
dan lingkungannya .
Tahapan Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk
menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa .
3. Analisis PRA
8) Analisis Potensi
(1) Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah
dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi potensi-potensi yang ada di
wilayah tersebut yang menyangkut potensi :
(2) Sumberdaya manusia
(3) Sumberdaya alam
(4) Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
(5) Diskusikan kembali hasil rekapitulasi potensi, barangkali masih ada
potensi yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data melalui
instrumen PRA.
Sumberdaya
manusia
Sumberdaya
alam
Kelembagaan
sistem dan
usaha
agribisnis
Sarana dan
Prasarana
sistem dan
usaha
agribisnis
9) Analisis Masalah
a) Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah
dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi masalah-masalah yang ada di
wilayah tersebut yang menyangkut masalah :
b) Sumberdaya manusia
c) Sumberdaya alam
d) Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
e) Diskusikan kembali hasil rekapitulasi masalah, barangkali masih ada
masalah yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data
melalui instrumen PRA.
f) Kelompokan masalah-masalah yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan masalah yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi masalah yang ada di desa.
g) Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas masalah, dengan
menggunakan teknik pemeringkatan yang disepakati. Apabila
data/informasi dari hasil pemeringkatan telah dilakukan untuk masing-
Sumberdaya manusia
Sumberdaya alam
Sumberdaya manusia
Sumberdaya alam
BAB V
5.1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan
bahwa penyelenggaraan penyuluhan menjadi wewenang dan tanggaung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggungjawab pemerintah
tersebut diwujudkan antara lain dengan menyelenggarakan Revitalisasi
Penyuluhan Pertanian yang meliputi aspek-aspek penataan kelembagaan,
ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan
penyuluhan.
Agar Revitalisasi Penyuluhan Pertanian dapat berjalan secara produktif,
efektif dan efisien, perlu dilakukan identifikasi sumberdaya dan program-program
pembangunan pertanian, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta
maupun masyarakat. Hal tersebut diperlukan dalam rangka penyusunan rencana
penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang komperhensif dengan memadukan
seluruh sumberdaya yang tersedia.
Program penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun
setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan
memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan
pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) juga mengamanatkan bahwa
programa penyuluhan pertanian terdiri dari atas programa penyuluhan
desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan,
programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan
programa penyuluhan nasional. agar programa penyuluhan ini dapat merespon
secara lebih baik aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha diperdesaan,
penyusunan programa penyuluhan diawali dari tingkat desa/kelurahan.
A. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan :
a. Sistem Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disebut sistem
penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, sikap pelaku utama dan pelaku usaha
melalui penyuluhan.
b. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah upaya mendudukkan,
memerankan, memfungsikan dan menata kembali penyuluhan pertanian
agar terwujud saru kesatuan pengertian, satu keratuan korps dan satu
kesatuan arah serta kebijakan.
c. Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasi dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas evisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
D. Rangkuman
Programa Penyuluhan Pertanian yaitu rencana tertulis yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai
alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan pertanian.
G. Latihan
Jawablah/kerjakan soal latihan berikut :
A. Keadaan
Keadaan yang menggambarkan fakta-fakta berupa data dan informasi
mengenai potensi, produktifitas dan lingkungan usaha pertanian,
perilaku/tingkat kemampuan petani dan pelaku dalam usahanya diwilayah
(Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional). Pada
saat akan disusunnya programa penyuluhan pertanian dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Potensi Usaha menggambarkan peluang usaha dari hulu sampai hilir
yang prospektif untuk dikembangkan sesuai dengan peluang pasar,
kondisi agro ekosistem setempat, sumberdaya dan teknologi yang
tersedia untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku
utama dan pelaku usaha.
2. Produktifitas usaha menggambarkan perolehan hasil usaha persatuan
unit usaha saat ini (faktual maupun potensi perolehan hasil usaha yang
dapat dicapai untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku
utama dan pelaku usaha.
3. Lingkungan usaha menggambarkan kondisi ketersediaan sarana dan
prasarana usaha (Agroinput, Pasca panen, Pengolahan distribusi dan
pemasaran)serta kebijakan yang mempengaruhi usaha pelaku utama
dan pelaku usaha.
4. Perilaku berupa kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
pelaku utama dan pelaku usaha dalam penerapan teknologi usaha
(teknologi usaha hulu, usaha tani dan teknologi usaha hilir).
B. Tujuan
Tujuan dalam hal ini memuat pernyataan mengenai perubahan
perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang dicapai dengan
cara menggali dan mengembangkan potensi yang tersedia pada dirinya
keluarga dan lingkungan untuk memecahkan masalah yang dihadapai dan
merespon peluang.
Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuannya itu: SMART:
specific (khas); measurable (dapat diukur); actionary (dapat
dikerjakan/dilakukan); Realistic (Realistis); dan Time Frame (Memiliki
batasan waktu untuk mencapai tujuan.
hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah:
ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behavior (Perubahan perilaku yang
dikehendaki); Condition (Kondisi yang akan dicapai); dan Degree (Derajat
kondisi yang akan dicapai).
C. Permasalahan
Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktir-faktor yang dinilai
dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual) dengan
kondisi yang ingin dicapai. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor yang bersifat perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan tingkat
adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu
inovasi/teknologi baru, misalnya belum yakin, belum mau, atau belum
mampu menerapkan dalam usahanya.
2. Faktor yang bersifat non perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan
ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana pendukung usaha
pelaku utama dan pelaku usaha, misalanya ketersediaan pupuk
benih/bibit atau modal.
a. apakah masalah itu menyangkut mayoritas para pelaku utama dan pelaku
usaha;
b. apakah erat kaitannya dengan potensi usaha, produktifitas, lingkungan
usaha, perilaku, kebutuhan, efektifitas dan efisiensi pelaku uusaha; dan
c. apakah tersedia kemudahan biaya, tenaga, teknologi/inovasi untuk
pemecahan masalah.
Penetapan urutan prioritas masalah tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik identifikasi faktor penentu (impac point) dan teknik
pemeringkatan masalah lainnya.
D. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk
mencapai tujuan, bagaimana caranya, siapa yang melakukan, siapa
sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa hasil yang akan
dicapai untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang
yang ada. Untuk merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku
utama dan pelaku usaha;
2. Ketersedian teknologi/inovasi, sarana dan prasarana, serta sumberdaya
lain yang mendukung kegiatan penyuluhan pertanian;
3. Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keternampilan dan Sikap) Penyuluh
Pertanianl;
4. Situasi lingkungan fisik sosial dan budaya yang ada; dan
5. alokasi pembiayaan yang tersedia.
E. Rangkuman
F. Latihan
2. Tingkat Kecamatan
a. Kepala Balai Penyuluhan di kecamatan memfasilitasi penyusunan
programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan yang dilakukan
oleh penyuluh bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha.
b. Penyuluh bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha
melakukan rekapitulasi programa desa/kelurahan yang ada di
wilayah kerjanya sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan
kecamatan.
c. Proses penyusunan programa penyuluhan kecamatan dimulai dari
perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan.
Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus
pembangunan diwilayah kecamatan.
d. penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan dilakukan
oleh para penyuluh pertanian dikecamatan dan perwakilan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian
pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa
penyuluhan kecamatan.
e. Selanjutnya draf programa penyuluhan pertanian kecamatan yang
sudah final ditanda tangani oleh pejabat yang membidangi
perencanaan dari dinas/instansi terkait dan perwakilan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka
sintesa kegiatan penyuluhan.
f. Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah final
ditandatangani oleh para penyusunnya (perwakilan pelaku utama
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 144
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018
D. Rangkuman
Programa penyuluhan Pertanian disusun setiap tahun dan memuat
rencana penyuluhan pertanian tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus
anggaran pada masing-masing tingkatan.
Penyusunan programa penyuluhan dulakukan sebaiknya secara partisipatif untuk
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha
E. Latihan
1. Jelaskan menurut saudara keterkaitan dan keterpaduan penyusunan
programa penyuluhan dengan perencanaan pembangunan !
2. Jelaskan langkah-langkah yang saudara lakukan sebelum menyusun
programa penyuluhan tingkat Kecamatan
A. Perumusan Keadaan
Perumusan keadaan adalah penggambaran fakta berupa data dan
informasi disuatu wilayah pada saat program disusun yang diperoleh setelah
melakukan pengumpulan dan pengolahan data. Sebelum keadaan dirumuskan,
perlu dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, perilaku/tingkat kemampuan
pelaku utama dan pelaku usaha, dan kebutuhan pelaku utama dalam usahanya
disuatu wilayah. Hasil analisis data dan informasi dapat digali melalui berbagi
metode partisipatfi, diantaranya PRA (Participatory Rural Appraisal), dari rencana
kegiatan pelaku utama dan pelaku usaha (RDK/RDKK) serta dari rekapitulasi
programa penyuluhan setingkat dibawahnya.
B. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat-kalimat
perubahan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai.
Penetapan tujuan tersebut dilakukan bersama-sama pemerintah, pelaku utama
dan pelaku usaha, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga
rumusan tersebut berupa keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak.
C. Penetapan Masalah
Penetapan masalah adalah perumusan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Faktor-faktor tersebut terutama dicari
dari kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dan kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha. Faktor-faktor tersebut disusun berdasarkan:
1. Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan pelaku
usaha dan organisasi petani.
2. Apakah erat kaitannya dengan program pembangunan pertanian yang
sedang berlangsung di wilayah kerja yang bersangkutan.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 146
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018
E. Rangkuman
Inti programa adalah Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang
disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan
masalah/kebutuhan petani serta dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari
programa ini adalah kegiatan-kegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang
akan dilaksanakan diwilayah kerja penyuluhan pertanian selama satu tahun.
Sesuai dengan rumusan pengertian programa penyuluhan pertanian,
maka penulisan penyusunan programa dapat disusun sebagai berikut, yaitu:
Perumusan Keadaan, Penetapan Tujuan, Penetapan Masalah, Penetapan
Rencana Kegiatan, Rencana Monitoring dan Evaluasi.
F. Latihan
1. Bagaimana Langkah kerja dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian ?
2. Apa saja yang harus ditulis dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian ?
A. Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan diuraikan informasi yang melatarbelakangi
perlunya penyusunan programa penyuluhan disuatu tingkatan wilayah (pusat,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan).
B. Keadaan Umum
Dalam bab ini gambarkan mengenai potensi sumberdaya pembangunan
pertanian secara umum dan sumberdaya yang erat kaitannya dengan
penyuluhan pertanian da merupakan bagian dari program-program
pembangunan pembangunan pertanian disuatu tingkat (pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatam, atau desa/kelurahan) yang perlu didukung dengan
data informasi yang menunjang, baik kualitatif dan kuantitatif.
C. Tujuan
Dalam bab ini digambarkan pernyataan mengenai perubahan
pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku usaha, pelaku utama, kelembagaan
petani, penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian serta pemangku
kepentingan yang akan dicapai untuk berubah potensi sumberdaya
pembangunan pertanian ditingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
atau desa/kelurahan menjadi peluang yang nyata dan bermanfaat untuk
peningkatan produktivitas, pendapat, dan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini
menggambarkan target yang secara realistis dapat dicapai dalam kurun waktu
setahun.
D. Masalah
Dalam bab ini digambarkan faktor-faktor yang menyebabkan belum
tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan. Uraian ini dimulai
dengan analisa permasalahan yang bersifat non perilaku yang menghambat
pencapaian tingkat ptoduktivitas, baik yang berkaitan dengan aspek kebijakan,
sarana/prasarana, pembiayaan, maupun pengaturan dan pelayanan.
Selanjutnya analisa non perilaku ini diikuti dengan analisa perilaku yang
berkaitan dengan pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama,
pelaku usaha, kelembagaan petani, penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup
pertanian, serta seluruh pemangku kepentingan yang menjadi kendala dalam
pencapaian tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ket.:
Disahkan oleh kepala BPP, Kepala Badan/Dinas Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi pemerintahan.
A. Keadaan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai status pemanfaatan potensi sumberdaya
pembangunan pertanian secara umum yang berkaitan dengan tingkat produktivitas usaha
pertanian di suatu wilayah.
B. Tujuan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai upaya yang akan ditempuh untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan pertanian secara
umum, khususnya yang berkaitan dengan perubahan pengetahuan, wawasan, sikap dan
perilaku pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh pemangku kepentingan dalam
peningkatan produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.
C. Masalah
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai factor-fakror yang menyebabkan belum
tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan, baik yang bersifat perilaku
maupun non perilaku, yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh
pemangku kepentingan dalam peningkatan produktivitas usaha pertanian di suatu
wilayah.
D. Sasaran
Kolom ini menjelaskan mengenai siapa yang direncanakan untuk mendapat manfaat dari
penyelenggaraan suatu kegiatan/metode penyuluhan pertanian di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan, yaitu :
1. Pelaku usaha, pelaku utama dan kelembagaan petani (untuk programa penyuluhan
di semua tingkatan).
2. Penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian yang bertugas setingkat di
bawah wilayahnya, serta pemangku kepentingan lainnya (untuk programa
penyuluhan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional).
Penetapan sasaran perlu dilakukan berdasarkan hasil analisis gender yang dilakukan
terhadap pelaku utama dan pelaku usaha pertanian ditingkat rumahtangga petani dan
masyarakat pedesaan pada umumnya, khususnya untuk menentukan “siapa melakukan
E. Materi
Kolom ini berisi mengenai jenis informasi teknologi yang menjadi pesan bagi sasaran baik
dalam bentuk pedoman-pedoman, petunjuk teknis suatu komoditas tertentu dan lain-lain.
F. Kegiatan/Metode
Kolom ini berisi kegiatan-kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat memecahkan
masalah untuk mencapai tujuan.
G. Volume
Kolom volume berisi mengenai jumlah dan frekwensi kegiatan yang akan dilakukan agar
sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang disampaikan melalui
kegiatan/metode penyuluhan, atau agar terjadinya perubahan perilaku pada sasaran.
H. Lokasi
Kolom ini memuat mengenai lokasi kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan )desa,
kecamatan, kabupaten/kota,dll).
I. Waktu
Kolom ini berisikan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam
programa penyuluhan.
J. Sumber Biaya
Kolom sumber biaya diisi mengenai beberapa biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang ditetapkan, serta dari mana sumber biaya yang
tersebut diperoleh.
K. Penanggungjawab
Kolom ini berisi mengenai siapa penanggung jawab pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan dapat dengan jelas diminta
pertanggung jawaban.
L. Pelaksana
M. keterangan
Kolom ini berisi uraian mengenai hsl-hsl ysng perlu dijelaskan tentang pihak-pihak yang
diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.
N. Matriks
5.7 P E N U T U P
Kesimpulan
Tolok ukur keberhasilan membangun perilaku profesional petani dalam
mengembangkan usaha agribisnis dapat diukur dari tingkat dinamika para pelakunya ditinjau
dari jenis, bentuk, kualitas serta derajat partisipasinya pada setiap aspek kegiatan dalam
sistem agribisnis.
Tindak Lanjut
Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan
menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di lapangan. Untuk itu para
penyuluh harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu belajar, mengadakan inovasi
sehingga perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi penyuluhan pertanian dapat berjalan
dengan baik dan akhirnya didapatkan hasil yang optimal
BAB VI
RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN
6.1. PENDAHULUAN
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah suatu rencana tertulis yang dibuat oleh
penyuluh pertanian untuk suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk kegiatan penyuluhan
pertanian
RKTP merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang harus
dibuat seorang penyuluh dua kali dalam setahun atau paling kurang sekali setahun. RKTP
yang dibuat oleh seorang penyuluh pertanian juga dapat membuat kegiatan dalam programa
penyuluhan BPP dan programa penyuluhan kabupaten/kota, apabila ada kegiatan dari
kedua program tersebut yang di alokasikan sesuai RKTP yang bersangkutan.
dengan berlakunya Undang-Undang nomor 16 tahun 2006 tentang sistem
penyuluhan pertanian, perikatan dan kehutanan (SP3K) maka RKTP diharapkan dapat
menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang strategis dan mempunyai
daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktifitas komoditas unggulan daerah dan
pendapatan petani.
Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam RKTP adalah kegiatan
yang mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha serta memberikan
dukungan terhadap program-program prioritas dinas/instansi terkait.
Dengan menyusun RKTP maka diharapkan masalah-masalah yang selama ini
dirasakan menghambat dalam hal persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan program
penyuluhan pertanaian dapat diatasi sehingga RKTP disusun sebagai acuan bagi para
penyuluh dalam hal menyelenggarakan kegiatan penyuluhan.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Kerja Tahunan adalah :
1). Penyuluh Pertanian tiap tahun (RKT) penyuluh pertanian tiap tahun (RKT 2010)
dalam bentuk tertulis sebagai dasar pelaksanaan kegiatan penyuluhan pada tahun
sedang berjalan atau tahun yang bersangkutan.
2). Menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pelaksanaan evaluasi
pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan.
3). Indikator keberhasilan seorang Penyuluh Pertanian
C. Rangkuman
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) adalah jadwal yang disusun
oleh para penyuluh pertanian berdasarkan programa penyuluhan petanian setempat. Tujuan
penyusunan RKTPP adalah agar setiap penyuluh pertanian memiliki rencana tahunan dalam
bentuk tertulis dan menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja
penyuluh pertanian yang bersangkutan. Prinsip yang digunakan dalam perumusan tujuan
RKTPP yaitu SMART : specific(khas); Measurable (dapat diukur); Actionary (dapat
dikerjakan); Realistic (realistis);dan Time Frime (memiliki batas waktu untuk mencapai
tujuan).
D. Latihan
1. Jelaskan menurut anda apa tujuan sehingga penyuluh pertanian perlu menyusun
RKT ?
2. Jelaskan langkah-langkah penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian?
Penetapan tujuan RKTPP adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai dalam
waktu satu tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang menggambarkan perubahan
perilaku dari pelaku utama dan pelaku usaha yang ingin dan hendak dicapai. Penetapan
tujuan tersebut mencakup keinginan dan kepentingan dari dua belah pihak.
A. Masalah
Masalah adalah factor-faktor yang menyebabkan belum tercapainya tujuan RKTPP baik
yang bersifat perilaku maupun non prilaku.
B. Sasaran
Sasaran dalam RKTPP adalah pelaku utama dan pelaku usaha ditingkat desa/kelurahan.
Penetapan sasaran perlu dilakukan berdasarkan hasil analisis gender yang dilakukan
terhadap pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tingkat rumah tangga petani dan
masyarakat pedesaan pada umumnya.
C. Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan meliputi materi, metode, volume, lokasi, waktu, sumber biaya,
penanggun jawab dan pelaksana
- Materi dalam RKTPP meliputi informasi teknologi pertanian yang menjadi pesan bagi
sasaran dalam bentuk pedoman petunjuk teknis suatu komoditas tertentu.
- Metode dalam RKTPP berupa kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat
memecahkan masalah untuk mencapai tujuan.
- Volume dalam RKTPP adalah jumlah dan frekuensi kegiatan yang akan dilakukan
agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang disampaikan melalui
kegiatan/metode penyuluhan agar terjadi perubahan perilaku pada sasaran.Dasar
Trampil bertempat di desa/kelurahan.
- Waktu dalam RKTPP adalah waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
yang tercantum dalam RKTPP.
- Sumber biaya dalam RKTPP menjelaskan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang telah ditetapkan serta sumbernya.
- Penanggung jawab dalam RKTPP menjelaskan siapa penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan penyuluhan jika terjadi hal yang tidak diinginkan dapat dengan
jelas diminta pertanggung jawabannya.
- Pelaksanaan dalam RKTPP menjelaskan siapa yang melalsanakan kegiatan
penyuluhan tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh di desa/kelurahan itu, petani,
kelompoktani dan/atau pelaku usaha.
- Keterangan dalam RKTPP menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan tentang pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.
D. Rangkuman
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) disusun oleh penyuluh pertanian melalui
beberapa tahapan yaitu: masalah, sasaran dan kegiatan penyuluhan yang akan
dilaksanakan oleh penyuluh.
E. Latihan
1. Jelaskan tahapan penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh !
B. Pembiayaan
a. Pembiayaan penyusunan programa penyuluhan pertanian desa/kelurahan, kecamatan
dan Kabupaten/kota berasal dari APBD kabupaten/kota.
b. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Padi Rendengan/Gadu)
1.Jadwal/Pola Tanam XXXXXX
XXXXX
2.Persiapan Benih
XXXXX XXXXX
3.Pengolahan Tanah dan
Persemaian
D. Rangkuman
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian merupakan pernyataan tertulis dari
serangkaian kegiatan yang terukur, realitas, bermanfaat dan dapat dilaksanakan oleh
seorang penyuluh pertanian.
E. Latihan
1. Tuliskan menurut saudara salah satu contoh penyusunan Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP) sesuai dengan form yang ada.
6.5. PENUTUP
Kesimpulan
Tindak Lanjut
Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan menemui
banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di lapangan. Untuk itu para penyuluh
harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu belajar, mengadakan inovasi sehingga
perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan
baik dan akhirnya didapatkan hasil yang optimal.
BAB VII
MATERI PENYULUHAN
7.1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan Penyuluhan menurut UU- SP3K Bab I Pasal 1 Tahun 2006 diartikan
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu untuk menumbuhkan perubahan yang
lebih terarah dalam aktivitas usaha tani dipedesaan, perubahan menyangkut: tingkat
pengetahuan, sikap, kemampuan, dan motif tindakan petani.Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan mempunyai fungsi menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi
pertanian dengan tujuan agar petani dan nelayan dapat bertani lebih baik (better farming),
berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines) dan hidup lebih sejahtera (better
living).
Upaya mencapai tujuan perubahan bersama tersebut diatas, kearah yang lebih baik
dilakukan yaitu melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh bapak ibu penyuluh untuk
para petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani maupun pelaku usaha di
perdesaan.Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah
penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya. Iinformasi dan
teknologi pertanian tersebut sering kita sebut sebagai pesan penyuluhan atau materi
penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh
kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak
yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya didalam
memilih materi penyuluhan haruslah benar-benar sesuai dengan kebutuhan sasaran dalam
hal ini pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Oleh karena itu maka materi penyuluhan
pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian
tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang
penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 164
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018
A. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini berisikan materi: Materi Penyuluhan Pertanian, yang memuat materi
pokok: pengertian, tujuan dan ruang lingkup materi penyuluhan pertanian; sumber-sumber
materi penyuluhan pertanian; pemilihan materi penyuluhan; dan penyusunan materi
penyuluhan pertanian
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi dasar
2. Indikator Keberhasilan
Bab I. Pendahuluan, dalam bab ini peserta dapat memperoleh informasi tentang latar
belakang, deskripsi singkat, manfaat bahan ajar bagi peserta, tujuan
pembelajaran, materi pokok dan sub materi pokok, serta petunjuk belajar.
Bab II.Pengertian, tujuan dan ruang lingkup penyuluhan pertanian: Pengertian materi
penyuluhan pertanian.Tujuan materi penyuluhan pertanian, Ruang lingkup
materi penyuluhan pertanian
E. Petunjuk Belajar
Untuk mempelajari bahan ajar ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
2. Peserta membuat catatan khusus untuk memuat data hasil pengamatan belajar
mengajar
pelestarian sumberdaya pertanian. Karena itu materi penyuluhan pertanian yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi
terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi
materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian
sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian materi
penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada pelaku
utama dan pelaku usaha pertanian. .
C. Ruang Lingkup
Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi:
1) Pengalaman praktek para petani yang "lebih" berhasil baik dari wilayah yang
bersangkutan maupun dari luar wilayahnya yang mempunyai kondisi agroklimat
yang (hampir) serupa;
Ditinjau dari subject-matter (materi pokok) yang harus diberikan sebagai bahan
penyuluhan pertanian, pada dasarnya materi penyuluhan pertanian dapat dikelompokkan
dalam :
a. llmu Teknik Pertanian yang tidak hanya mencakup mengenai apa yang harus
dilakukan, tetapi juga mengapa, bagaimana, kapan dan di mana harus
dilaksanakan. Materi yang diberikan harus dlkaitkan dengan pengalaman yang
dimiliki petani setempat dan harus disertai kepercayaan kepada realitas-realitas
yang ditemui di lapangan. Termasuk dalam materi tentang teknik pertanian adalah
:
1) kegiatan pra panen yang meliputi : (a) pola bertanam dan teknik
pertanamannya. (b) pemupukan yang efektif. (c) pemanfaatan air secara
efisien. (d) perlindungan tanaman secara terpadu dengan menerapkan teori
ambang ekonomi. (e) penggunaan varietas unggul;
2) kegiatan pasca panen meliputi : (a) panen perontokan (b) pengangkutan (c)
pengeringan (d) pengolahan dan (e) penyimpanan.
dapat dilaksanakan.
(g)Evaluasi hasil yang dapat dipergunakan sebagai umpan balik bagi kegiatan
berikutnya yang akan diulangi;
4) berbagai peraturan dan atau kebijaksanaan “baru” dari pemerintah pusat dan
daerah
D. Rangkuman
Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan
kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi : segala informasi pertanian,
latihan ketrampilan, dorongan dan atau rangsangan menuju swakarsa, swakarya, dan
swadaya masyarakat perlunya berusahatani secara berkelompok, pembentukan organisasi
dan atau lembaga-Iembaga pelayanan seperti koperasi, kios produksi, perkreditan,
transportasi, dan lain-lain,ilmu teknik pertanian,ilmu ekonomi pertanian, ilmu tatalaksana
rumah tangga petani, dinamika kelompok, dan politik pembangunan pertanian.
E. Latihan
Oleh karena itu, seyogyanya agar setiap pengguna inovasi selalu bersikap hati-
hati, dengan selalu mencoba terlebih dahulu dalam skala usaha yang relatif kecil
sebagai petak pengalaman atau dengan melakukan pengujian lokal (local
ferification trials). Penerapan langsung setiap inovasi dalam skala luas hanya dapat
diterima manakala pengguna telah memiliki pengalaman yang “baik” dengan setiap
sumber materi yang diterimanya.
B. Rangkuman
Materi penyuluhan pertanian dapat digali dari berbagai sumber, antara lain :
sumber resmi dari instansi pemerintah, sumber resmi dari lembaga-lembaga
swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian
dan penyebaran informasi, pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri
atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa
bimbingan penyuluhnya dan sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi
pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.
C. Latihan
1. Menurut pengalaman, dari mana saja saudara mengambil bahan untuk dikemas
menjadi materi penyuluhan pertanian ?
2. Apa kesulitan-kesulitan yang ditemukan pada saat proses pengambilan bahan untuk
materi penyuluhan pertanian ?
A. Ragam Materi
berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi ini diberikan
sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
3. Materi Penunjang (Helpful)
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 176
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018
Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada gayutannya dengan kebutuhan yang
dirasakanoleh sasaran. Karena itu dalam setiap kegiatan penyuluhan sebaiknya
justru dihindari penyampaian materi seperti ini.
Agar materi yang akan kita sampaikan benar-benar efektif (sesuai dengan
kebutuhan sasaran), maka dalam melakukan pemilihan materi penyuluhan pertanian
hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
C. Rangkuman
A. Penyusunan LPM
Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun dalam
Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan LPM dimaksudkan untuk
memudahkan Penyuluh menyampaikan materi penyuluhannya, karena didalam LPM
dicantumkan hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait
dengan materi penyuluhan. Berikut adalah contoh format LPM.
B. Penyusunan Sinopsis
Selain LPM perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang dapat dituangkan kedalam
“sinopsis”. Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal
kata tersebut, sinopsis diartikan: ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi
maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi.
1. Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau sudah ditulis
secara lengkap
2. Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang akan dituangkan
dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.
C. Rangkuman
Materi yang akan disampaikan kepada sasaran disusun dalam Lembar Persiapan
Menyuluh (LPM) dan dibuat sinopsis. Sinopsis adalah ringkasan dari suatu materi yang
panjang (baik fiksi maupun non-fiksi).
D. Latihan
1. Apa manfaat LPM dan Sinopsis untuk kegiatan penyuluhan pertanian di lapangan ?
2. Apa kesulitan saudara dalam menyusun LPM dan sinopsis ?
7.6. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang
akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan dapat
berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada
yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan
hiburan (entertainment).
Materi penyuluhan pertanian dapat digali dari berbagai sumber, antara lain: sumber
resmi dari instansi pemerintah, sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga
swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran
informasi, pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari petak
pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya dan
sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang,
perguruan tinggi dan lain-lain.
Ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatan penyuluhan
pertanian adalah meliputi :
B.Implikasi
C.Tindak Lanjut
BAB VIII
8.1. PENDAHULUAN
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan
kepada penerima pesan. The Association for Educational Communications Technology
(AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat merangsang untuk belajar.
Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk
memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian
rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat
menyerap pesan dengan mudah dan jelas.
Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk
setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran,
penyampaian pesan.
Kemajuan tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi produksi
maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin
meningkat pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak dapat ditawar lagi.
Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan
cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan keluarganya serta masyarakat
pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media penyuluhan pertanian semakin penting.
Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasan-
keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran ,
misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan
waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan
penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian petani
dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus
walaupun tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi.
Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari
proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segi
proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar.dan dari peragaan.
Pendapat para ahli dan hasil penelitian sepertitersebut diatas penting artinya
dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Media harus berperan pula sebagai peragaan
petani belajar lebih efektif bila ia belajar dengan melihat, mendengar dan sekaligus
mengerjakannya (learning by doing).
Paling tidak ada 6 (enam) pertanyaan yang perlu diajukan berkaitan dengan
penentuan jenis media yang digunakan, antara lain :
Untuk jelasnya jenis-jenis Media Penyuluhan Pertanian dapat digambarkan dalam gambar
berikut :
- Benda sesungguhnya
- Sample/Monster
BENDA SESUNGGUHNYA - Spesimen
- Model, Maket
DAN TIRUAN - Simulasi
MEDIA
PENYULUHAN
PERTANIAN
- Kaset,CD, DVD, MP 3,
MP 4 Audio
AUDIO
- Slide film
- Movie film
- Film strip
- Video (VCD,DVD) film
- Televisi
AUDIO VISUAL - Komputer
(Interaktif,Presentasi)
contoh-contohnya.
1. Media Penyuluhan Gambar, Skets, Foto, Poster, Leaflet, Folder, Peta singkap,
Tercetak Kartu kilat, Diagram, Grafik, bagan, peta, Brosur, majalah,
buku
3. Media Penyuluhan Slide film, Movie film, Film strip, Video (VCD,DVD) film,
Visual dan Audio - Televisi, Komputer (Interaktif,Presentasi)
Visual
Kelebihannya : dapat memberikan gambaran yang lebih
kongkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih
atraktif dan komunikatif.
A. Dasar-dasar Pengelompokan.
a. Perkembangan media pendidikan dimulai dari peranan awalnya sebagai alat bantu
mengajar (teaching aids). Penggunaan alat bantu audio visual, misalnya gambar,
model, monster, benda sesungguhnya, telah lama terbukti dapat memberi
pengalaman kongkrit, memberi motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan
tretensi belajar.
Penggolongan media pendidikan dapat digolongkan berdasarkan stimulus atau
rangsangan yang ditambahkannya. Bermacam-macam media pendidikan dapat
dikelompokkan berdasarkan rangsangan terhadap pancaindera seperti indera
penglihatan, indera pendengaran ,indera penciuman, indera perasa dan indera
peraba.
Teori tingkah laku (behavior theory) ajaran B.H Skinner memandang agar lebih
memperhatikan perubahan tingkah laku dalam proses belajar.
Bahkan memberi dorongan agar dapat menciptakan media pendidikan sebagai media
belajar yang dapat mengubah tingkah laku sesuai dengan tujuan belajar. Peranan
media pendidikan menjadi lebih panjang agar dapat memberi dorongan untuk belajar
secara mandiri tanpa hadirnya pemberi pesan secara fisik misalnya melalui media
terekam, media tercetak dan media terproyeksi.
Bentuk dan karakteristik media tersebut dapat pula dijadikan dasar dalam
pengelompokkan media pendidikan.
Latihan 1
Berilah tanda (X) atau (O) pada jawaban yang anda anggap benar !.
2. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti :
a. Tengah/perantara
b. Pengiriman/pemberi
c. Pelaksana
d. Teknologi
5. Contoh media penyuluhan pertanian Media Penyuluhan Audio-Visual antara lain kecuali :
a. Siaran televisi, kaset Video, VCD,DVD, Sound slide dan film
b. Siaran televisi, kaset Video, VCD,DVD, Sound slide dan film, CD interaktif
c. Kaset Video, VCD,DVD, Sound slide dan film, diorama
d. Kaset Video, VCD,DVD, Sound slide dan film, CD interaktif
a. Media Massal antara lain : siaran radio, siaran televisi dan media cetak.
b. Media Kelompok antara lain : film, slide, kaset rekaman, transparansi.
c. Media Interaksi, CD, VCD, film, poster
d. Media Individual antara lain : benda sesungguhnya, specimen.
Rangkuman
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat
merangsang untuk belajar.
Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari
proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam kegitan penyuluhan
pertanian.
yang efektif misalnya untuk tahap adopsi penilaian dan mencoba, dipilih media
sesungguhnya melalui metode demonstrasi.
Media tidak dapat dipilih dan digunakan asal saja, tetapi harus dipilih dengan
seksama dan digunakan dengan benar. Tidak ada suatu mediapun yang dapat dipakai
untuk mencapai semua tujuan, sehingga tidak mungkin semua diperlakukan dengan media
yang sama. Dalam penyelenggaraan penyuluhan, pemilihan jenis media yang digunakan
perlu dipertimbangkan pada kebersamaan antara metode belajar mengajar, tujuan dan
situasi pelatihan. Berikut ini gambaran penggunaan media penyuluhan yang sesuai untuk
berbagai kelompok sasaran dapat dilihat pada tabel 1.
1. Poster √ - -
3. Film Video - √ -
4. Folder/Leaflet - √ √
5. Brosur, Komik - √ √
6. Peta Singkap/Flipchart - √ -
7. Kartu Kilat/Flaschard - √ -
8. Papan Flanel - √ -
11. Slide - √ -
12. Photo - √ √
14. Model - √ -
16. Telephone - - √
Banyak ragam media atau jenis media yang dapat kita pilih dan kiat gunakan
tergantung pada materi yang disajikan, keadaan/kebutuhan sasaran, situasi tempat
pembelajaran dan tentunya tergantung tujuan yang ingin dicapai. Ragam media
penyuluhan yang kerap digunakan dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar,
yaitu media penyuluhan tercetak, media penyuluhan audio, media penyuluhan audio visual
dan objek fisik atau benda nyata.
Dari sekian banyak media dalam penggunaannya tidak ada satu mediapun yang
terbaik, karena setiap jenis media mempunyai kelemahan. Yang terbaik tentunya
menggunakan kombinasi beberapa jenis media, sehingga dapat menutupi kelemahan
media tersebut.
Latihan 2
1. Dasar pertimbangan pemilihan suatu media yang paling sederhana yaitu :
b. dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan
c. mencari kepraktisan untuk menyelesaikan kewajiban sebagai penyuluh
d. mencari tempat yang dapat dijangkau dengan mudah
e. memaksakan dengan kondisi lingkungan setempat
2. Beberapa faktor paling penting untuk dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain ;
a. waktu, tenaga, biaya, katalog, penyuluh
b. karakteristik peserta, katalog, tenaga, waktu, biaya.
c. sumber daya, keadaan lingkungan, kondisi tempat, fasilitas.
d. tujuan instruksional, karakteristik sasaran, jenis rangsangan belajar, keadaan lingkungan
dan sumber daya, kondisi setempat serta luas jangkauan yang dilayani.
4. Keterampilam menata gambar dalam pembuatan poster harus memperhatikan beberapa hal
kecuali :
a. Kesederhanaan , tonjolkan gambar/hal yang penting saja.
Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan
efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku petani.
Kriteria yang digunakan dalam memilih media penyuluhan Tujuan kegiatan penyuluhan
yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran, jangkauan media, karakteristik media,
dana yang tersedia dan penggunaan media secara terpadu.
Ragam media atau jenis media yang dapat kita pilih dan kiat gunakan tergantung
pada materi yang disajikan, keadaan/kebutuhan sasaran, situasi tempat pembelajaran dan
tentunya tergantung tujuan yang ingin dicapai. Ragam media penyuluhan yang kerap
digunakan dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu media penyuluhan
tercetak, media penyuluhan audio, media penyuluhan audio visual dan objek fisik atau
benda nyata.
Siaran Radio adalah Media Audio yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk
menyampaikan informasi dan pesan. Program audio akan sangat efektif bila dengan
menggunakan bunyi dan suara kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan
daya imajinasinya sehingga ia dapat menvisualkan pesan-pesan yang ingin disampaikan.
a. Tujuan dari Siaran Radio untuk :
1. Menyebarluaskan inovasi/teknologi kepada masyarakat secara luas
2. Menarik perhatian masyarakat adanya teknologi atau inovasi
3. Mendorong petani dan masyarakat luas untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya
4. Memberikan hiburan kepada masyarakat khususnya petani dan keluarganya
b. Prosedur pembuatan Siaran Radio
1. Tahap Pra – Produksi
a. Pemilihan topik yang tepat
b. penentuan bentuk siaran yang sesuai
- uraian - reportase
- dialog - wawancara
- diskusi - laporan pembangunan
- dinamika pembangunan - sandiwara dll.
c. studi pustaka/survei lapangan (bila diperlukan)
d. pembagian tugas dan tanggung jawab tim (organisasi produksi)
- produser - sutradara
- asisten sutradara - kameramen
- penulis skenario - narator, pemain dsb.
e. pengumpulan data
f. persiapan perangkat-perangkat untuk produksi/penayangan (live)
2.Tahap Produksi
a. pengolahan data
b. pengambilan suara (untuk rekaman)
c. penyusunan naskah jadi
3. Tahap Pasca Produksi
a. Editing
b. Packing
c. penyerahan ke bagian penyiaran(Radio, Studio)
4. Tindak lanjut
a. bimbingan penyuluh untu menumbuhkan kelompok pendengar/pemirsa
b. mendorongan anggota kelompok untuk membiasakan mendengar/melihat siaran
Radio
c. mendorong anggota kelompok untuk melakukan diskusi
d. memberikan bahan penunjang kepada kelompok misalnya bahan cetak
e. melakukan acara kunjungan
f. mengikutsertaan kelompok untuk mengisi siaran
g. mengadakan lomba / kontes, sayembara, dsb.
h. membimbing petani dan keluarganya untuk menetapkan inovasi/teknologi yang
disiarkan lewat Radio
i. mendorong sasaran untuk memberikan umpan balik terhadap siaran Radio,
misalnya mengirim surat, telephon, sms, e_mail, face book, dsb.
Itu lho .... kita sama – sama pelihara sapi tapi sapi kamu lebih
gemuk – gemuk, sehat – sehat, dan hasilnya juga lebih
untung milikmu
9. Pardi Apa itu ?? beternak sapi dengan sistem terpadu, dan apa
keunggulanya ?
11. Pardi Wah..... ngirit juga ... ya... , ngirit biaya, tenaga dan masih
dapat keuntungan lain dari penjualan pupuk olahan ya.....
12. Bandi Selain itu kang…. kandungan gizi dan protein yang
terkandung dalam pakan olahan tersebut juga lebih tinggi,
lebih mudah dicerna oleh sapi dan bisa disimpan dalam
waktu tak terbatas, bebas limbah dan tidak berbau.
"Sehingga ternak akan jauh lebih sehat dan lebih cepat
gemuk secara signifikan,"
Latihan 3
a. Setiap kelompok membuat satu jenis media elektronik. (naskah radio dan produksi
rekaman siaran radio dalam bentuk iklan, pesan singkat, sandiwara/obrolan singkat
dalam bidang pertanian (peternakan/pertanian) dengan durasi maksimal 15 menit)
b. Setiap kelompok mendiskusikan materi yang akan dituangkan dalam media yang
ditugaskan
c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas untuk
ditanggapi kelompok lain.
Rangkuman
8.6. PENUTUP
Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan
efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang
dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan,
keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan,
banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Penggunaan media, bukan pada banyak
tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat
media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan
para penggunanya.
Setelah memahami media dan cara pembuatanya, buatlah rancangan yang sesuai
dengan kebutuhan sasaran.
BAB IX
9.1. PENDAHULUAN
A. Pengertian
Renungkanlah, arti penyuluhan pertanian; dan sehubungan dengan itu apakah yang
Anda ketahui tentang tujuan dan prinsip metoda penyuluhan pertanian?
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi
petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming),
berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living),
dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya
(better environment).
Dengan pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada
tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahan pengertian
penyuluhan pertanian. Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti penyuluhan pertanian
adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan
mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhan pertanian
dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuat oleh sumberatau
penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan pilihan
cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian
pesan.
1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada
minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.
2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu
melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.
3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman
budaya.
4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan
budaya.
5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika
menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam
melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.
6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalu
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.
7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus
diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari
pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.
Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap
(dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan sukahati melakukan perubahan-perubahan demi
perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya.
D. Rangkuman
Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan
mampu menerapkan inovasi (teknologi baru).
Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah: 1) agar penyuluh pertanian dapat
menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna,
2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan
yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat
berdayaguna dan berhasilguna.
Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan pertanian
a. Pengembangan untuk berpikir kreatif
b. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat
c. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
d. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat
e. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan
E. Latihan 1
Kelompok mendiskusikan :
a. Upaya-upaya untuk merubah perilaku petani dan keluarganya agar :
- Better Farming - bertani lebih baik
- Better Bussines - Berusahatani lebih menguntungkan
- Better living - Hidup lebih sejahtera
- Better Community - Bermasyarakat lebih baik
- Better Environment - menjaga kelestarian lingkunganya
b. Buatlah konsep perubahan yang terjadi berikan batasanya antara konsep
yang dilakukan saat sekarang dengan konsep yang baru, sesuaikan dengan
inovasi teknologi dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
c. Presentasekan hasil diskusi kelompok dengan menggunakan alat u/media
yang tersedia.
1. Agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa
metode yang tepat dan berhasil guna.
2. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan
yang dikehendaki, yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat
berdaya guna dan berhasil guna.
Pada umumnya, seseorang belajar melalui indera. Indera ini merupakan pintu
gerbang masuknya ”stimulus” ke dalam diri seseorang yang belajar. Setiap indera akan
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar seseorang. Seperti salah satu
hasil penelitian yang dilakukan oleh Socony Vacuum Oil Co. Dalam Padmowihardjo
(2000:6) yaitu: melalui indera pengecap 1 persen, melalui indera peraba 1,5 persen,
melalui indera penciuman 3,5 persen, melalui indera pendengaran 11 persen dan melalui
indera penglihat 83 persen. Sedangkan Hasmosoewignyo dan Garnadi (1962) dalam
Kartasapoetra (1991:60) menyatakan bahwa, hasil penangkapan dari mendengar saja 10
persen, melihat saja 50 persen, melihat, mendengar dan mengerjakan sendiri (praktik) 90
persen. Jadi, dari fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan
penyuluhan agar kegiatan tersebut berhasil, sebaiknya menggunakan lebih dari satu indera
penerima.
Jawaban Anda benar, jika Anda menjawab: pendekatan massal bagi sasaran yang
masih berada pada tahap sadar dengan memilih metoda antara lain pertemuan umum,
pemutaran film, dan siaran pedesaan/TV. Sedangkan bagi sasaran yang sudah berada
pada tahap mencoba, Anda benar jika memilih metoda antara lain kunjungan rumah dan
usaha tani, hubungan telepon, demonstrasi cara/hasil di lahan petani, dan korespondensi.
Keadaan sosial budaya sasaran perlu pula dipertimbangkan dalam memilih metoda
penyuluhan pertanian. Penyuluh pertanian harus mengetahui: 1) nilai-nilai hidup yang
dianut oleh sasaran, 2) norma-norma sosial (usage, folkways, mores, dan customs), 3)
stratifikasi masyarakat, 4) status sosial, dan 5) struktur kekuasaan.
Agar lebih jelasnya, hubungan tingkat adopsi dengan pendekatan dan penggunaan
metoda penyuluhan pertanian, sebagaimana pada Gambar 1.
Metoda Penyuluhan Pertanian Jumlah Sasaran Tahapan Adopsi
1. Rapat/pertemuan umum
2. Siaran pedesaan (radio/TV)
3. Pemutaran film
4. Penyebaran bahan
Massal bacaan
Sadar
5. Pemasangan poster/spanduk
Minat
1. Diskusi kelompok
2. Temu karya Kelompok
3. Demonstrasi
Menilai
4. Karyawisata
5. Temu-temu
6. Kursus tani
7. Ceramah
Mencoba
Perorang
an
1. Kunjungan rumah
2. Kunjungan usaha tani
Menerapkan
3. Hubungan telepon
2. Karakteristik Penyuluh
Sebagai mitra sasaran (petani), penyuluh pertanian sering disebut sebagai:
fasilitator, dinamisator, organisator, katalisator, moderator dalam proses pembelajaran.
Untuk dapat melakukan ini semua, penyuluh pertanian harus memiliki kemampuan
menggunakan metoda penyuluhan pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna. Di
samping itu, penyuluh pertanian juga harus memiliki kemampuan penguasaan teknologi
atau ide baru (inovasi) yang akan disuluhkan dalam arti pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dimiliki perlu dipertimbangkan dalam memilih Metode dan teknik
penyuluhan pertanian yang tepat.
Saat ini, berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008,
penyuluh pertanian terbagi dua yaitu: Penyuluh Ahli dan Penyuluh Terampil. Kriteria ini,
disesuaikan dengan pangkat/jabatan dan beban tugas yang akan diemban oleh penyuluh
pertanian.
3. Karakteristik Daerah
Karakteristik daerah yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan musim
(agroklimat), keadaan usaha tani, dan keadaan lapangan. Keadaan musim akan
berpengaruh terhadap metoda penyuluhan pertanian yang digunakan. Misalnya, pada
musim kemarau yang panas sekali dan tidak ada penanaman di lapagan, kita tidak dapat
melakukan kegiatan demonstrasi di lapangan, tapi sebaiknya dilakukan di rumah petani.
Sebaliknya pada musim penghujan di beberapa daerah lebih banyak kegiatan di lapangan.
Jadi pemilihan metoda penyuluhan pertanian harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.
Keadaan usaha tani di suatu daerah akan turut mempengaruhi penetapan metoda
penyuluhan pertanian. Misalnya penyuluhan pada waktu pengolahan lahan akan berlainan
dengan penyuluhan pada saat panen dan pasca panen. Metoda penyuluhan pertanian
hendaknya dipilih sesuai dengan tahapan perkembangan usaha tani yang berada dalam
rentang waktu siklus usaha tani.
Keadaan lapangan juga perlu dipertimbangkan, misalnya dalam struktur wilayah
perdesaan ada yang pemukimananya tersebar dan ada yang terpusat. Ada yang mudah
diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, dan ada yang hanya
dapat ditempuh dengan berjalan kaki sehingga mobilitasnya sangat sulit. Selain itu,
keadaan topografi (berbukit atau pegunungan).
4. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan sangat menentukan terhadap jenis metoda penyuluhan pertanian
yang akan digunakan. Misalnya, penyuluhan tentang intensifikasi pemanfaatan lahan
pertanian sangat berbeda dengan penyuluhan intensifikasi ayam buras, intensifikasi ternak
potong, intensifikasi kedele atau intensifikasi padi (inivasi teknis). Berlainan pula dengan
materi pembentukan poktan dan gapoktan (menyangkut inovasi sosial) serta penyuluhan
tentang perkreditan dan kontrak kerja (inovasi ekonomi).
5. Sarana dan Biaya
Pertimbangan sarana dan biaya didasarkan atas bagaimana ketersediaanya sarana
yang akan digunakan sebagai alat bantu dan alat peraga penyuluhan pertanian. Sebagai
contoh, disuatu daerah yang tidak ada listrik, tentunya sulit melakukan penyuluhan dengan
menggunakan OHP (over head projector) atau menggunakan LCD/Komputer dan
pemutaran film; kecuali jika disediakan generator listrik.
Biaya diperlukan untuk mendanai kegiatan, misalnya dari segi efisiensinya; kursus
tani lebih mahal daripada pertemuan umum, namun lebih murah daripada melakukan
kunjungan rumah atau usaha tani. Jadi ketersediaan biaya akan sangat menentukan
alternatif kombinasi pemilihan metoda penyuluhan pertanian.
6. Kebijaksanaan Pemerintah
Penyuluhan pertanian adalah bagian dari pembangunan pertanian, dan
pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan
pemerintah bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, kegiatan
penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah baik pemerintah
pusat maupun daerah. Misalnya, pada tahun 1997 digalakkan program pemerintah tentang
ketahanan pangan, dan tahun 2007 kita harus mengawal kebijakan pemerintah untuk
mencapai peningkatan 2 juta ton beras. Artinya, gerakan tersebut dapat dengan cepat
dilakukan oleh masyarakat sasaran dengan dukungan dari aparat terkait di semua
tingkatan.
C. Jenis-jenis Metode dan teknik penyuluhan pertanian
Jenis-jenis Metode dan teknik penyuluhan pertanian yang dapat dilakukan dalam
kegiatan penyuluhan kepada sasaran dapat digunakan berbagai jenis Metode dan teknik
penyuluhan pertanian, yang disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan,
sebagaimana yang terdapat pada Gambar 2.
1. Rapat/pertemuan umum
2. Siaran pedesaan (radio/TV)
3. Pemutaran film
4. Penyebaran bahan bacaan
Massal
5. Pemasangan poster/spanduk
1. Diskusi kelompok
2. Temu karya
3. Demonstrasi
Kelompok
4. Karyawisata
5. Temu-temu
6. Kursus tani
7. Ceramah
Per-
orang
an
1. Kunjungan rumah
2. Kunjungan usaha tani
3. Hubungan telepon
4. Korespondensi
D. Rangkuman
a. teknik komunikasi.
b. jumlah sasaran.
c. indera penerima
a. Karakteristik sasaran
b. Karakteristik penyuluh
c. Karakteristik daerah
d. Materi penyuluhan pertanian
e. Sarana dan biaya
f. Kebijaksanaan pemerintah
E. Latihan 2
A. Penerapan
Dalam penerapan Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat dilakukan
langkah-langkah : a) identifikasi dan analisis data yang dari sasaran, penyuluh dan
perlengkapannya, keadaan daerah/wilayah dan kebijakan pembangunan, dilanjutkan
dengan b) menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian. Alternatif metode ini
dapat didekati dengan penggolongan berdasarkan jumlah sasaran yaitu secara
pendekatan massal, kelompok maupun perorangan. Untuk faktor ini juga tidak lepas dari
pengalaman dan masa kerja /tugas penyuluh c) menetapkan Metode dan teknik
penyuluhan pertanian. Penyuluh baru dapat memikirkan metode yang cocok dengan
kondisi keadaan lapangan dan sasaran. Penetapan metode dapat satu jenis atau lebih
/ beberapa metode. Bila metode yang akan diterapkan lebih dari satu maka perlu
dilakukan pengulangan, urutan atau kombinasi. Beberapa jenis metode yang dapat
diterapkan antara lain :
menjadikan sasaran sebagai mitra, dan bukan sebagai objek. Pesan disampaikan secara
sistematis dan disertai dengan alat bantu yang memadai.
Demonstrasi pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari hasil pengujian suatu
produk atau teknologi, yang dianggap tepat diterapkan atau dikembangkan di suatu daerah
tertentu.
Pembukaan awal dari penerapan teknologi di suatu tempat yaitu demonstrasi plot
(demplot). Contoh kegiatan demplot yang sering dilakukan adalah demplot penggunaan
agroinput (benih, pupuk, dan pestisida) pada budidaya tanaman padi.
a. memilih penjaga pameran yang mnguasai isi pesan dan menarik perhatian
b. pemilihan waktu yang tepat, diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan lain
yang memang mampu mengundang banyak orang (bersamaan dengan hari-hari
besar)
c. penyampaian informasi, menyebarkan informasi akan ada pameran melalui
media yang tersedia.
Pelaksanaan Pameran
Saat pameran berlangsung menitik beratkan bagaimana pameran disajikan antara lain :
1. gunakan daya tarik pada papan nama pengenal dengan gerakan lampu berwarna.
2. mengatur ruangan untuk pengunjung sedemikian rupa agar menarik perhatian.
3. menata objek dengan dekorasi yang sedap dipandang.
4. mengadakan perlombaan berhadiah untuk menarik pengunjung
5. penjaga pameran hendaknya tidak sering meninggalkan tempat agar dapat /
mampu memberi penjelasan setiap saat dibantu dengan membagikan selebaran.
6. mencatat saran-saran pengunjung untuk dijadikan bahan penyempurnaan pameran.
Pasca Pameran
Untuk pasca pameran perlu ada metode lain yang digunakan karena pameran
berfungsi untuk menarik perhatian. Yang perlu dilakukan yaitu menganalisis efektifitas
pameran, hal ini bisa didekati dari analisis saran-saran pengunjung, pertanyaan dan
permintaan serta hasil transaksi yang diperoleh.
4. Sekolah Lapang (SL)
Untuk menjelaskan pengetian dan tujuan Sekolah Lapngan, digunakan dari ruang
lingkup SLUBA sebagai contoh :
a. SL.UBA adalah suatu proses diklat untuk petani yang terhimpun dalam kelompok tabi
di lapangan bersama Pemandu lapangan (PL) untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan penghayatan tentang pengelolaan usaha tani yang
berorientasi agribisnis melalui diklat PL.I dan diklat petani dengan azas latihan
Partnership, yang mendapatkan dukungan dari aparat terkait semua tingkatan.
b. PL (Pemandu Lapangan) adalah mitra akrab para petani maupun petugas an pemimpin
formal dalam masyaraakat, yang memiliki kemampuan memandu proses petani dalam
kelompok tani.
Diklat PL. II
(5)
Penetapan
Paket Diklat Lokakarya
Orientasi
Teknologi Pengembanga
Petugas n
(2)
(6) (7)
Petani
(1) EVALUASI
(10)
Penyebarluasan
……………………………………
b. SL. Swadaya
c. Kursus Tani
(11)
5. Pertemuan Petani
Salah satu tugas yang menjadi tanggungjawab setiap penyuluh adalah
mengkomunikasikan inovasi dalam arti mengubah perilaku sasaran agar tahu, mau dan
mampu menerapkan inovasi demi peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Dalam hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran penyuluhan sangatlah beragam.
Baik beragam mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya,
dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi serta tujuan yang diinginkannya.
Dengan demikian, tepatlah kita menyimpulkan bahwa tidak ada satupun metode yang
selalu efektif untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan tetapi tergantung dari
situasi dan kondisi serta materi yang akan disuluhkan sehingga dalam penggunaan Metode
dan teknik penyuluhan pertanian sebaiknya menerapkan beragam metode sekaligus yang
saling menunjang dan melengkapi.
Karena itu di dalam setiap pelaksanaan penyuluhan, setiap penyuluh harus mampu
dan memahami dalam melakukan pemilihan Metode dan teknik penyuluhan pertanian yang
paling baik sebagai suatu ”cara yang terpilih” untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang
dilaksanakan.
6. Temu Wicara
Pertemuan dan dialog dua arah antara petani atau kontak tani dengan pejabat
pemerintah dengan bahasan kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan pertanian
dan kehutanan serta ide, gagasan, laporan dan usulan petani kepada pemerintah.
Terbukanya dialog interaktif antara pemerintah dan petani dalam temuwicara sangat
besar manfaatnya bagi kedua belah pihak khusunya bagi peningkatan peranserta aktif
petani dalam pembangunan.
Selanjutnya pemerintah menindaklanjuti hasil temu wicara ini dengan sebaik-baiknya.
Temu wicara petani dengan presidennya banyak dilakukan pada masa
pemerintahan orde baru, dan kini lebih banyak temu wicara dilakukan pada waktu
kunjungan kerja pejabat pusat khusunya Menteri baik melalui tatap muka secara langsung
maupun melalui tele conference sebagai temu wicara jarak jauh.
Metoda penyuluhan temu wicara ke depan seyogyanya dapat lebih ditingkatkan frekuensi
dan mutunya pada tiap tingkatan pejabat daerah.
2. Perencanaan usaha agribisnis yang lebih layak dan memberikan margin yang lebih
besar kepada petani
3. Perencanaan produksi produk primer baik secara kuantitatif maupun kualitatif sesuai
permintaan pasar
4. Perencanaan kemitraan dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak
secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Upaya pendampingan petani dalam temu usaha atau temu bisnis ini seringkali tidak
mudah dilakukan karena alur fikir dan persepsi yang berbeda dari kedua belah pihak yang
tidak jarang menjurus kepada kecurigaan akan terjadinya saling mengeksploitasi antara
pengusaha dan petani.
Penyuluh dan aparatur pemerintah penyelenggara temu usaha bertindak lugas dan
arif untuk menengahi dan memberikan pengertian yang benar ikhwal hal ini. Kesulitan
pengusaha terutama eksportir atas kesinambungan ekspor produk yang telah
distandarisasi serta kesempitan dan keterbatasan petani dalam banyak hal harus secara
bersama dipertimbangkan dalam membangun sistem agribisnis .
Teknik penyelenggaraan Temu usaha
a) Pada pra pertemuan menumbuhan pemrakarsa Temu Usaha, menentukan pokok
bahasan secara tepat, bimbingan penyiapan data dan informasi, bimbingan
peningkatan peran serta petani-nelayan dalam pameran yang berkaitan dengan acara
hari-hari besar, bimbingan teknik penyampaian pesan secara lisan, pembagian tugas
sebaik-baiknya, penyampaian undangan dalam waktu yang tepat, pemilihan tempat
yang tepat, penataan ruangan yang menimbulkan kenyamanan, dan penyiapan rambu-
rambu.
b) Pada saat pertemuan dilakukan pemasangan rambu-rambu yang tepat, pendayagunaan
moderator seoptimal-optimalnya, pendayagunaan teknik penyampaian pesan secara
lisan dan penyusunan perumusan kesepakatan sebaik-baiknya.
c) Pada pasca pertemuan mengadakan monitoring pelaksanaan kesepakatan Temu
usaha secara reguler,membantu memecahkan masalah yang timbul dalam
pelaksanaan temu usaha dan rnengaidakan evafuasi terhadap tindak lanjut
kesepakatan Temu usaha.
Temu karya atau temu hasil adalah pertemuan antara petani atau kelompok tani
dengan petani dan kelompok tani lain untuk saling tukar menukar informasi ikhwal hasil
karya masing-masing petani.
Temu karya atau temu hasil di masa lampau, lebih banyak menekankan pada
pameran keunggulan hasil teknologi budidaya anjuran yang dilaksanakan petani namun
melupakan kelemahan prinsipel pada aspek pengolahan produk primer dan pemasaran.
Sehingga temu karya di masa lampau memang berhasil mendifusikan inovasi teknologi
kepada petani lain, namun gagal meningkatkan pendapatan yang menjadi tujuan
penyuluhan oleh selalu terjadinya gejolak harga di pasaran. Temu karya dapat
ditindaklanjuti dengan kegiatan magang petani yang dianggap telah lebih berhasil.
9. Temu Lapangan
Temu Lapangan adalah pertemuan antara petani–nelayan dengan peneliti untuk
saling tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan
balik dari petani.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan temu lapangan yaitu :
1. Membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi mengenai teknologi
hasil penelitian
2. Membuka kesempatan bagi para peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari hasil –
hasil penelitian.
3. Menyalurkan teknologi dikalangan petani secara cepat.
4. Menjalin hubungan yang akrab antara peneliti, penyuluh dan petani.
Temu Lapangan dapat dilaksanakan di dalam ruangan atau di lapangan yang
khusus dipersiapkan sesuai dengan materi yang akan dibahas. Penyelenggaranya adalah
petugas pertanian, para peneliti atau petugas lain bahkan juga petani yang ditunjuk oleh
instansi pertanian.
Peserta temu lapangan adalah petani yang mampu mengemukakan gagasan atau
masalah dan mempunyai keahlian sesuai dengan materi yang dibahas, dan petugas
peneliti yang menguasai dan bertanggung jawab dalam materi yang akan dibahas.
Dalam pelaksanaan temu lapang, diperlukan pimpinan sidang atau moderator,
pembicara, narasumber dan penulis. Moderator sebaiknya kontak tani yang ditunjuk oleh
peserta, kemudian pembicara ialah peneliti yang akan mengemukakan materi bahasan dan
narasumber ialah peneliti lain yang menegtahui atau menguasai materi yang akan dibahas
sedangkan penulis adalah salah seorang peserta atau penyelenggara.
Inovasi baru yang berpengaruh luas pada usahatani maupun masyarakat luas
Pokok bahasan yang sangat mendesak dibahas
Cara-cara penentuan pokok bahasan adalah:
Berdasarkan usulan dari pihak Kontaktani-Nelayan Andalan, menurut kepentingan
mereka
Berdasarkan usulan pihak pemerintah yang dikaitkan dengan proses percepatan
program pembangunan pertanian
4. Hasil Mimbar Sarasehan
Secara umum, hasil dari suatu mimbar sarasehan adalah:
a. Bertambahnya pengertian dan pemahaman terhadap masalah yang dibahas
b. Rumusan kesepakatan
c. Rumusan masalah yang belum dipecahkan
d. Rumusan masalah yang tidak dipecahkan
5. Pelaporan dan Penyebarluasan Hasil Sarasehan
Setelah acara berakhir, panitera tetap berkewajiban menyusun laporan pelaksanaan
dan menyebarkan hasil kesepakatan secara tertulis, kepada seluruh kontaktani nelayan
dan seluruh dinas, instansi, lembaga, organisasi profesi peserta mimbar sarasehan.
Masalah yang tidak terpecahkan perlu disampaikan secara terpisah kepada instansi,
dinas dan lembaga pemerintah satu tingkat diatasnya yang berhubungan dengan
masalah tersebut. Bila masalah telah dapat dipecahkan, maka panitera tetap perlu
menyampaikannya pada acara mimbar sarasehan berikutnya.
Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan sustu
metode penyuluhan adalah ia perlu memahami prinsip-prinsip metode penyuluhan yang
dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk memilih metode penyuluhan yang tepat.
Ada beberapa prinsip metode penyuluhan yang dapat digunakan, yaitu 1)
Pengembangan untuk berpikir kreatif, 2) tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan
sasaran, 3) setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya, 4) ciptakan hubungan yang
akrab dengan sasaran, dan 5) memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
Latihan 3
Kelompok atas dasar langkah-langkah penerapan dan pemilihan metode dan teknik
penyuluhan pertanian lakukanlah:
a. Tentukan dan uraikan langkah-langkah penerapan dan pemilihan metode dan teknik
penyuluhan pertanian yang benar.
b. Lakukan simulasi metode dan teknik penyuluhan pertanian yang anda pilih
C. Latihan 4
a. Tentukan metode dan teknik penyuluhan pertanian sesuai dengan fungsinya kemudian
tentukan analisisnya.
b. Tabulasi dan analisis efefektifitanya dari berbagai metode dan teknik penyuluhan
pertanian yang anda gunakan
Analisa ...................................
Kelompok : Pemandu :
Analisa Perbandingan
Kelompok : Pemandu :
2 Analisa Kuesioner
3 Analisa Observasi
4 Analisa Pengamatan
Dokumen
BPP/Kecamatan : Pemandu :
9.6. PENUTUP
Metode dan teknik penyuluhan pertanian merupakan cara yang digunakan untuk
menyampaikan pesan sehingga agar petani mau dan mampu menerapkan inovasi baru.
Agar pesan dapat diserap lebih optimal oleh petani maka penyuluh harus dapat memilih
dan menerapkan metode dan teknik yang sesuai dengan kondisi petani tersebut
Tingkat keberhasilan dari penerapan Metode dan teknik penyuluhan pertanian
dapat diukur dengan menganalisis tingkat efektifitas pemanfaatan dan pendayagunaan dari
satu atau kombinasi beberapa metode
BAB X
10.1. PENDAHULUAN.
Kelompok tani merupakan salah satu mitra berbagai elemen yang mempunyai
kepentingan untuk mencapai tujuan pemerintah menghadapi daya saing ekonomi nasional
dan global.
Dari kondisi yang ada sebelum dan saat ini perjalanan kelompok tani banyak
mengalami berbagai hal seiring dengan perubahan yang ada pada lembaga Penyuluhan
Pertanian.
Sebelumnya kelompok berdasarkan pada hamparan sesuai wilayahnya, kemudian
ada yang berkembang berdasarkan domisili, dan berkembang lagi pada kegiatan usaha
maupun komoditas.
Dan di era mendatang telah muncul konsep yang sedang dan akan dikembangkan
antara lain berbentuk “ Asosiasi “ Korporasi “ Badan Usaha Pertanian” yang semuanya
bersifat kooperatif, berbasis kegiatan agribisnis, meningkatkan kesejahteraan anggotanya,
dan memiliki posisi tawar yang relative tinggi.
Sebagai gambaran mari kita lihat dan renungkan gambar dibawah ini :
INOVASI KELEMBAGAAN
Dengan melihat gambar diatas dan kita kembangkan cara berpikir kita maka perjalanan
perkembangan kelompok tani pesat dalam program akan lambat dalam terapannya karena
kurangnya kemandirian dalam menentukan sikap,
Serta banyak faktor yang menyebabkannya baik dari sistem, program dan sumberdayanya.
Dengan adanya inovasi kelembagaan maka kelompok tani yang lebih proaktif dengan
kesempatan yang diberikan pemerintah serta mengikuti persyaratan sebagai kelompok
yang mau berkembang dan berubah akan mencapai kemajuan usahanya melalui berbagai
bentuk komunitas yang kooperatif dan besar seperti gambar dibawah ini.
ASOSIASI
KORPORASI
1). Kelembagaan berkenaan dengan sesuatu yang permanent, 2). berkaitan dengan hal
yang abstrak “ wujud ideal kebudayaan “, 3). berkaitan dengan perilaku yang terpola
yang merupakan kunci keteraturan hidup. 4). kelembagaan juga menekankan kepada pola
perilakuyang disetujuai dan memiliki sanksi. 5). kelembagaan merupakan cara standar
untuk memecahkan masalah.
Kelembagaan merupakan salah satu factor penting dalam pembangunan pertanian,
membangun struktur yang progresif, maka dibutuhkan kelembagaan (1). Sarana produksi,
(2). Kredit produksi, (3). Pemasaran, (4). Percobaan/pengujian local, (5). Penyuluhan, (6).
Transportasi. Ke enam jenis kelembagaan tersebut harus tersedia disetiap lokasi usahatani
dan memiliki keterkaitan dengan lembaga sejenis di tingkat nasional
Dalam kontek pengembangan agribisnis, untuk memudahkan pemahaman, maka kata “
kelembagaan dan lembaga “ dibedakan dengan cara berikut :
Kelembagaan = suatu jaringan yang terdiri dari sejumlah orang dan lembaga untuk tujuan
tertentu, memiliki aturan dan norma, serta memiliki struktur.
Dalam konteks system agribisnis dipedesaan, dikenal dengan delapan bentuk
kelembagaan yaitu :
a. Kelembagaan penyediaan input usaha tani,
b. kelembagaan penyediaan modal,
c. kelembagaan pemenuhan tenaga kerja,
d. kelembagaan penyediaan lahan dan air irigasi,
Pada dua kebijakan tersebur, permasalahan kelembagaan tetap merupakan bagian yang
esensial, baik kelembagaan di tingkat makro maupun mikro. Ditingkat mikro akan dibentuk
beberapa lembaga baru misalnya Pos Penyuluhan Desa dan GAPOKTAN
Departemen Pertanian menargetkan membentuk satu Gapoktan di setiap desa khususnya
yang berbasiskan pertanian. Ini merupakan satu lembaga andalan baru yang diinisiasikan
oleh Deptan, meskipun semenjak awal 1990-an Gapoktan sesungguhnya telah dikenal.
Saat ini, Gapoktan diberi pemaknaan baru, termasuk bentuk dan peran yang baru.
Gapoktan menja di lembaga gerbang (gateway institution) yang menjadi penghubung
petani satu desa dengan lembaga lembaga lain diluarnya. Gapoktan diha rapkan berperan
untuk fungsi-fungsi pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi,
pemasaran produk pertanian dan termasuk untuk menyediakan berbagai informasi yang
dibutuhkan petani.
Kelembagaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya adalah organisasi yang
anggotanya petani dan pelaku usaha pertanian lainnya dan dibentuk oleh mereka, baik
formal maupun non formal. Kelembagaan pelaku utama beranggotakan petani, pekebun,
peternak, nelayan pembudi daya ikan, serta masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
d. serta unit jasa penunjang yaitu mampu melakukan akses dengan berbagai
lembaga lain guna memajukan kegian kelompok.
Kelembagaan dapat berbentuk kelompok, gabungan kelompok, asosiasi,korporasi.
Kelembagaan difasilitasi, diberdayakan oleh Pemerintah atau Pemda agar tumbuh,
berkembang menjadi organisasi yang kuat dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan
yang diharapkan para anggotanya. Peraturan Menteri Pertanian No :
273/Kpts?OT.160/4/2007, tanggal 13 April 2007 Tentang Pembinaan kelembagaan Petani.
Kelompoj Tani adalah kum - pulan petani/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (social, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban
untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya.
Menurut Mardikanto (1993) pengertian kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani
atau petani yang terdiri petani dewasa (pria/wanita maupun petani taruna yang terikat
secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan dipimpin oleh seorang kontak tani,
menurut DEPTAN (2007) kelompok tani adalah sekumpulan petani/ peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesama an kondisi lingkungan (social,
ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengem bangkan
usahanya.
a. Organisasi yang anggotanya petani dan pelaku usaha pertanian yang dibentuk
oleh mereka baik formal maupun informal.
b. Kelembagaan petani yang formal dapat berbentuk koperasi atau badan hokum
lainnya.
c. Kelembagaan petani yang non formal dapat berbentuk kelompoktani, Gapoktan
dan asosiasi petani.
d. Kelembagaan petani tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat
dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para
anggotanya.
Gapoktan terdiri dari kelompok tani yang ada dalam satu wilayah administrasi desa atau
berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier (Deptan, 1980). Sedangkan
menurut Deptan (2007) mengemukakan bahwa Gapoktan adalah kumpulan beberapa
kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan
efisiensi usaha.
aktivitas yang terkait dg dunia pertanian dapat dibagi menjadi lima kelom pok
kelembagaan.
ini misalnya termasuk kelembagaan kredit atau kelembagaan per modalan usahatani,
kelembagaan pupuk yang mencakup mulai dari pengadaan sampai distribusinya,
kelembagaan benih yang juga begitu kompleksnya yang salah satu bagianya kita kenal
dengan struktur JABAL (Jaringan Benih Antar Lapang), serta kelembagaan penyediaan
dan distribusi pestisida. Tiap kelemba gaan memiliki aspek kelembagaan tersendiri dengan
menerapkan aturan-aturan kerja yang datang dari norma-norma tertentu, pe nentuan hak
dan kewajiban antar bagian; serta struktur organisasi yang menentukan bagaimana
keterkaitan antar bagian tersebut.
Tenaga kerja, kelembagaan irigasi mulai dari bentuk yang tradisional sampai
kelembagaan bentukan pemerintah (Perkumpulan Petani Pemakai Air = P3A),
kelembagaan lahan (land tenure) dalam hal tata hubungan antara pemilik dan petani
penggarap, serta kelembagaan panen. Dalam kelembagaan panen dapat di lihat tata
hubungan kerja antara dan kesepakatan antara pemilik tanah, petani bawon, petani yang
melakukan kedokan , penderep , pembeli gabah atau pedagang pengumpul gabah,
rombongan buruh panen yang di upah oleh peda gang yang membeli secara borongan,
pemilik alat panen (tresher), dan lain-lain. Dengan mempelajari kelembagaan panen kita
bisa belajar bagaimana menangkap makna suatu gejala (kemampuan konatif), dan tak
hanya kognitif saja (mengenali suatu gejala).Melalui kemampuan imajinasi sosiologis, kita
dapat memberi makna dari gejala di tingkat mikro menjadi makro9.Contohnya adalah
penelitian Clifford Geertz tentang panen untuk menerangkan struktur sosial masyarakat
Jawa pada era Tanam Paksa.Menurutnya, panen yang menggunakan sistem upah tetap
(bawon) merupakan gejala involusi pertanian (welfare institution dan poversty sharing) dan
perubahan menjadi sistem tebasan merupakan gejala melemahnya involusi tersebut.
Dalam tahapan ini misalnya termasuk pengorganisasian sebuah peng gilingan padi
(huller), pemrosesan pisang menjadi produk kripik pisang, dan pembuatan sirop markisa
mulai dari aktivitas pembelian bahan baku sampai siap dipasarkan.Seluruh orang yang
terlibat di dalamnya bisa diindentifikasi, mereka diikat oleh kepen- tingan yang sama, dan
tunduk kepada kesepakatan-kesepakatan yang diakui secara bersama.Kelompok ini juga
memiliki struktur karena ada perbedaan peran dan tingkat kekuasaan, serta jaring
kekuasaan tersebut.
change. .... it will be the interaction of the institution along the marketing continuum frim
producer to consumer that determines the degree of coordination and total system
efficiency achieved... toward increased efficiency in marketing... the focus of the attention is
extended to include the interstage actions and interactions” Dalam pengertian ini sudah
tercakup aspek kelembagaan (perilaku, proses pengambilan kepu tusan, dan interaksi) dan
keorganisasiannya hubungan antar bagian (interstage action and interaction).Hubungan
sosial dalam dunia perdagangan sangatlah berbeda, dimana hubungan bersifat tersekat-
sekat (dispersal).Umumnya seseorang pedagang hanya mengenal pelaku setingkat di
bawahnya dan setingkat pula di atasnya.Pedagang hasil pertanian misalnya, tidak
mengenal seluruh pedagang dalam seluruh titik saluran mulai dari mulai pedagang
pengumpul di desa sampai dengan pedagang pengecer di wilayah tujuan.Seorang
pedagang sayuran di pasar induk Jakarta misalnya tidak pernah bertemu dengan
konsumen langsung, karena hanya pedagang sayur kelilinglah yang langsung bertemu
muka dengan pembeli akhirnya.
an koperasi yang sedemikian pentingnya bahkan diurus oleh satu de partemen, demikian
pula dengan kelembagaan penyuluhan pertani an (lihat Box 1), serta kelembagaan
penelitian mulai dari pencipta an sampai dengan delivery sistem –nya yang membutuhkan
suatu organisasi khusus.Apa yang terjadi pada kelembagaan penyuluhan adalah tidak
terjadinya kesesuaian antara konsep-konsep ideal yang harus dijalankan dengan streuktur
yang dimilikinya. Atau, tidak ada kecocokan antara aspek kelembagaanya dengan aspek
keorganisasi annya.Untuk menampilkan sosok seorang “guru di pesantren”, “pendeta”,
ataupun “penasehat”; tak sesuai dengan strukturnya yang faktanya berada di bawah
pemerintah, dimana ia harus bekerja denagan “memerintah”.Ini karena posisinya yang
merupakan sub ordinasi dari organisasi pemerintah.Permasalahan ini telah berdam pak
kepada tidak optimalnya pelaksanaan peran penyuluhan.
Dalam melakukan transfer informasi dan teknologi, asosiasi petani belum begitu
berperan. Alasan yang mereka ungkapkan mengapa peran tersebut belum berjalan dengan
baik yaitu karena adanya keterbatasan SDM yang dimiliki, yaitu keterbatasan dalam hal
Corporate farming : adalah bentuk kerjasama dari sekelompok petani yang berorientasi
agribisnis dengan mengkonsolidasikan pengelolaan lahan sehamparan dan tetap menjamin
kepemilikan lahan pada masing -masing petani. Pengelolaan lahan secara korporasi
dilatarbelakangi oleh :
Sempitnya rata - rata luas penguasaan sawah per rumah tangga petani
diIndonesia. Melalui penggabungan beberapa petak sawah sehamparan diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi usaha tani, karena semakin besar skala usaha tani
maka semakin besar pula tingkat efisiensi yang diperoleh dan usaha tersebut. Dari data
yang ada luas kepemilikan lahan lahan dari 9,55 juta KK di Indonesia kurang dari 0,5
ha. ( Sinar Tani edisi 3-6 Desember 2009).
Dari hasil Studi yang dilakukan oleh : Dep. Teknologi Planologi ITB (2004) dengan
tujuan untuk menilai kemungkinan penerapan corporate farming untuk usaha produksi padi
sawah di Kecamatan Katapang dan Soreang dari tiga pendekatan, yaitu: akseptabilitas
petani sebagai individu, kemampuan dan kesiapan kelompok tani, serta persepsi
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh
temuan studi sebagai berikut :
a. Kemampuan dan Kesiapan Kelompok Tani Umumnya petani belum siap untuk
bekerjasama dalam suatu kelompok tani. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran
petani dalam memahami arti pentingnya berkelompok. Dengan demikian, hanya sebagian
kecil petani yang terlibat dalam kegiatan kelompok. Saat ini, kemampuan petani dalam
mengelola usaha tani secara bersama dirasakan masih kurang. Namun pengadaan
saprodi dan penggunaan modal bersama dapat menjadi proses pembelajaran bagi
petani untuk bekerjasama dalam kelompok
b.Prospek Pengelolaan lahan secara korporasi dapat dilakukan oleh petani dalam satu
kelompok tani, akan tetapi pada tahap awal yang dilakukan adalah konsolidasi
pengelolaan unit usaha yang pengelolaannya diserahkan kepada manajer sebagai
pemimpin unit usaha korporasi. Apabila corporate farming diterapkan, adanya mata
pencaharian petani di luar usaha on-farm dapat menjadi pekerjaan alternatif bagi petani
Dengan demikian, usaha corporate farming mempunyai peluang berKembang ke arah
kegiatan of farm.
c. Kendala yang mungkin muncul dan sisi individu petani adalah ketidakmengertian petani
akan konsep agribisnis, keterbatasan dan segi usia dan pendidikan, serta adanya
perbedaan persepsi dan kemampuan petani dalam mangelola usaha korporasi. Hal ini
akan menyebabkan sulitnya corporate farming diterapkan. Sedangkan kendala yang
mungkin muncul dan sisi kelompok tani adalah ketidakmampuan kelompok untuk
membiayai pengelolaan usaha tani dalam skala besar.
dan temuan tersebut, perlu dipertimbangkan untuk menerapkan corporate farming di
daerah studi dan mungkin daerah-daerah pertanian lainnya yang disesuaikan dengan
potensi daerah masing- masing.
Hingga saat ini potret petani dan lembaga petani di Indonesia diakui masih belum
sebagaimana yang diharapkan. Berikut merupakan beberapa hal yang masih melekat
pada sosok petani dan lembaga petani kita :
a. Masih minimnya wawasan dan pengetahuan petani baik terhadap Masalah
manajemen produksi maupun jaringan pemasaran.
b. Belum terlibatnya secara utuh petani dalam kegiatan agribisnis. Saat ini aktivitas
petani masih terfokus pada kegiatan (on Farm).
c. Peran dan fungsi lembaga tani sebagai wadah organisasi petani masih belum
berjalan secara optimal.
Hal tersebut telah tercantum dalam rencana strategis pembangunan pertanian
nasional dan departemen pertanian 2010 – 2014 permasalahan lemahnya kapasitas dan
kelembagaan petani dan penyuluh, merupakan tantangan untuk memperbaiki citra petani
dan pertanian agar diminati generasi penerus serta memperkokoh kelembagaan usaha
ekonomi produktif di pedesaan secara terintegrasi
Adanya defisit beras khususnya dipulau jawa, penurunan areal sawah, kerusakan
infrastruktur (irigasi, jalan desa) pertambahan penduduk, & ineffisiensi penanganan pasca
panen, serta kurangnya minat pemuda untuk bertani, maka diperlukan terobosan untuk
memberdayakan petani melalui BUMP ( Badan Usaha Milik Petani ) dengan model
“Modernized Management Agri system “ seperti dapat dilihat pada gambar berikut
NON
PANGAN PANGAN
GKG OLAHAN
MKN OLAHAN
BUMP ADALAH :
Perusahaan yang kepemilikan sahamnya terdiri dari PT. PEN, BUMD, Swasta dan
Petani.
10 BUMN Kelompok
tani
BUMP
VISI :
Menjadi perusahaan investasi dan perdagangan yang bergerak dalam agro industri dan
energi yang berbasis biomassa, dengan pemberdayaan petani dan usaha pertanian melalui
pembentukan BUMP.
MISI :
1. Membentuk dan mengkoordinasikan kegiatan BUMP sehingga
memiliki nilai tambah dalam kegiatan :
a. Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan hasil
meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan hasil
pertanian dan industri pangan
b. Mengubah turunan hasil pertanian menjadi energi produk
lainnya.
2. Memobilisasi sumber dana BUMN dan sumber dana lain untuk
pengembangan industri pangan dan energi.
3. Meningkatkan nilai perusahaan melalui laba usaha yang diperoleh.
Setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok perlu
mendapatkan persetujuan / izin dari Pemerintah melalui Institusi yang ditunjuk untuk
melegalitas izin tersebut.
Kepemilikan NPWP
Foto copy akte pendirian yang sudah disahkan.
Surat pengantar dari notaris
Rangkuman :
Program pengembangan Kelompok tani selalu berkembang dari era ke era, akan
tetapi belum sepenuhnya diikuti dengan berkembangnya sumber daya baik yang
ada dipetani, petugas sehingga kelompok tani kondisinya belum maksimal seperti
yang dicanangkan dan diharapkan oleh pemerintah.
Untuk mewujudkan komunitas yang berasosiasi, koorporasi, Badan Usaha Milik
Petani maka perlu peningkatan sumberdaya, serta kebijakan yang memihak
sepenuhnya pada petani.
Latihan :
1. Sebutkan dan jelaskan factor apa saja yang meningkatkan peran kelompoktani.
Kelompok tani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat
berupa satu dusun atau lebih, satu desa atau lebih besar berdasarkan hamparan, domisili,
kesamaan usaha tergantung kepentingan petani. Jumlah anggota kelompoktani 20 sampai
25 orang petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan usahataninya (Margono
S,1989 ).
Agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, kelompok tani diarahkan
agar mempunyai kemampuan sbb :
a) Menciptakan iklim kondusif agar para petani mampu membentuk dan menumbuh
kembangkan kelompoknya secara partisipatif (dari, oleh dam untuk petani).
b) Menumbuh kembangkan kreatifitas dan prakarsa anggota kelompok tani untuk
memanfaatkan setiap peluang usaha, informasi dan akses permodalan yang
tersedia.
c) Membantu memperlancar proses dalam mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
serta menyusun rencana dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam usaha
taninya.
d) Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi pasar dan peluang usaha
serta menganalisis potensi wilayah dan sumber daya yang dimilki untuk
mengembangkan komoditi yang diusahakan guna memberikan keuntungan yang
lebih besar.
e) Meningkatkan kemampuan untuk dapat mengelola usaha tani secara komersial,
berkelanjutan dan akrab lingkungan.
f) Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi usaha anggota untuk
dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada permintaan pasar dilihat dari
kuantitas, kualitas serta kontinuitas.
g) Mengembangkan kemampuan untuk menciptakan teknologi local spesifik.
h) Mendorong dan mengadvokasi agar para petani mampu dan mau melaksanakan
kegiatan simpan pinjam guna pengembangan modal usaha.
Fungsi Gapoktan :
a. Unit Usaha Jasa produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar (kuantitas, kualitas,
kontinuitas dan harga)
b. Unit Usaha Jasa Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, benih bersertifikat,
pestisida dan lainya) serta menyalurkan kepada para petani kepada kelompoknya;
c. Unit Usaha Jasa Penyediaan Modal Usaha dan menyalurkan secara
kredit/pinjaman kepada para petani yang memerlukan;
d. Unit Usaha Jasa Proses Pengolahan Produk para anggota (penggilingan, garding,
pengepakan dan lainya) yang dapat meningkatkan nilai tambah;
e. Unit Usaha Jasa Menyelenggarakan Perdagangan, memasarkan/menjual produk
petani kepada pedagang/industri hilir.
Dengan bergabungnya kelompok tani tersebut dalam suatu wadah kelembagaan tani
dalam bentuk Gapoktan, keberadaan petani akan lebih berdaya, yaitu sebagai berikut:
a. Jumlah anggota produksi yang di hasilkan dapat terkumpul lebih banyak, karena
setiap anggota/kelompok mengumpulkannya untuk kepentingan bersama.
b. Kontinuitas hasil akan lebih mudah diatur, karena Gapoktan dapat
memusyawarahkan rencana usaha kegiatannya bersama kelompok, sehingga
jadwal tanam dan tata laksana kegiatannya dapat di rencanakan sesuai dengan
kebutuhan anggota dan kebutuhan pasar.
c. Petani menjadi subyek, karena Gapoktan diharapkan dapat bernegosiasi dengan
pihak mitra usaha sesuai dengan kebutuhan anggotanya.
d. Petani mempunyai posisi yang lebih kuat dalam posisi tawar, karena dapat memilih
alternatif yang menguntungkan serta dapat mengakses pasar yang lebih baik.
e. Dapat menjalin kerjasama usaha yang saling menguntungkan dengan koperasi,
baik sebagaianggota maupun sebagai mitra usaha.
(1) Langkah satu, identifikasi jenis-jenis aktifitas yang akan dilakukan.Selu ruh aktfitas
agribisnis dapat dibagi atas delapan kelompok kegiatan, sejajar dengan delapan jenis
kelembagaan, namun tidak seluruhnya harus ditangani. Gunakan 10 prinsip diatas.
(2) Langkah kedua, pilih pelakunya.Ada banyak pihak yang dapat berperan dalam satu
kelompok aktifitas (kelembagaan).Karena itu, identifikasi secara jelas siapa pelaku yang
akan berperan, apakah petani secara individual, petani dalam lembaga (misalnya
kelompok tani), pedagang, aparat peme rintah, swasta, LSM, dan lain-lain (sebagai individu
maupun lembaga).dasar memilihnya adalah mana yang lebih efektif dan menguntungkan.
(3) Langkah ketiga, tetapkan pilihan kolektifnya.Setiap aktifitas dapat dila kukan secara
individual maupun kolektif.Meskipun aktifitas secara kolektif sering kali lebih
mnguntungkan, namun dalam kondisi yang tidak kondusif, aktifitas individual dapat saja
lebih tepat.setidaknya, untuk sementara waktu, aktifitas individual dapat lebih
menguntungkan.
(4) Langkah keempat, pilih lembaga yang sesuai.Jika yang dipilih adalah aktifitas secara
kolektif (menggunakan lembaga), maka pilihan selanjutnya adalah: apakah harus dibentuk
baru, atau cukup menggunakan lembaga yang sudah ada?
PETANI PASAR/
PEDAGANG
KREDIT/ PRODUK
SIMPAN PINJAM
GAPOKTAN/NAK/BUN
SAPROTAN
PRODUK
- KEPEMIMPINAN
- KEWIRAUSAHAAN
- MANAJERIAL
INSENTIF:
UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA
MODAL JASA JASA JASA
SAPROTAN PENGOLAHAN JASA PERMODALAN
SARANA PEMASARAN
PENGHARG
AAN
Rangkuman :
bersifat partisipatif,
Tujuan individu ada didalam tujuan organisasi
Kebersamaan yang iklhas dan ada pengorbanan.
Memiliki kegiatan yang berkelanjutan, selalu berubah
Latihan :
Guna mengembangkan potensi yang ada dikelompok maka setiap ketua kelompok
maupun anggota melalui ketuanya selalu membutuhkan jejaring kerja yang disebut mitra.
Menurut Wahjo Sumijo (2000) jejaring kerja sebagai proses aktif membangun dan
mengelola hubungan yang produktif, luas, kokoh baik personal maupun organisasi. Jejaring
kerja sebagai proses yang mempunyai hubungan fungsional yang tidak bisa dipisahkan
karena terjadinya kolaborasi yang didasarkan pada prinsip kerjasama, kepercayaan,
integritas dan consensus, merupakan fenomena salah satu bentuk atau perwujudan
hubungan kerja.
Sedangkan aplikasinya dalam organisasi jejaring dirumuskan sebagai suatu proses /
kegiatan untuk memelihara, mengintegrasikan dari empat hal yang terpilih : kemampuan,
bakat, hubungan (relationship) dan mitra kerja demi peningkatan kinerja sebuah komunitas
/ kelompok.
Ada beberapa tujuan pokok yang ingin dicapai jejaring kerja a.l. Mempersatukan bakat,
potensi, kemampuan, baik secara individu / kelompok sehingga tercipta kemampuan yang
semakin besar.
Keberhasilan jejaring kerja haruslah memenuhi nilai nilai pokok a.l :
a. Adanya kejujuran dari para individu
b. Adanya hubungan yang saling dapat dipercaya, saling memahami, saling
menguntungkan, saling sama sama menang.
c. Ada prinsip pemberdayaan.
d. Secara organisasi harus dibina tercapainya kemitraan.
karena adanya “ mentalitas Lone Ranger “ artinya : bahwa kita harus tahu, memilki,
mengerjakan sendiri semuanya dengan tidak memerlukan orang lain dan serba bisa
Pola kemitraan pada dasarnya ditinjau dari aspek saling keterkaitan di antara pengusaha
yang terlibat, dan dibedakan sbb :
a. Pola kemitraan tidak langsung yaitu kemitraan yang dilakukan dengan pola
pembinaan dari pengusaha besar selaku Pembina kepada pengusaha kecil tanpa
ada kaitan dengan kegiatan usahanya.
b. Pola kemitraan langsung yaitu : pengusaha besar selaku pembinga melakukan
pembinaan kepada mitra yang memiliki / sama kegiatannya.
Latihan :
10.5. KEPEMIMPINAN.
Biasanya yang menjadi pemimpin adalah orang yang dihormati oleh kelompok untuk
memberikan petunjuk-petunjuk dan keputusan. Karena pemimpinnya adalah orang yang
dihormati, maka segala keputusannya akan diikuti. Untuk menjadi yang terhormat di dalam
suatu kelompok informal, tidak perlu SK (Surat Keputusan). Idealnya dalam suatu
kelompom informal memiliki seseorang yang dihormati. Namun, kenyataannya apakah
dalam kelompok informal tersebut ada orang seperti itu. Mungkin saja anggota kelompok
a. Ingin memimpin
Jangan sampai dipaksa untuk mempimpin, jika tidak ingin memimpin orang yang
memiliki sifat wajib sebagai pemimpin informal dapat dijadikan penasihat. Karena
bersifat sukarela, maka seyogyanya memang orang itu memiliki kriteria untuk
memimpin atau menjadi pemimpin.
b. Kompeten (Competence)
Misalnya penampilannya pantas untuk memimpin. Sebab pemimpin selalu berada di
depan, penampilannya harus meyakinkan agar tumbuh wibawa pada anggota-
anggotanya. Kompetensi berbicara, jelas, urut, dan mudah dimengerti. Pemimpin
tersebut memiliki kemampuan mengendalikan orang dan kegiatan-kegiatan lain yang
berkaitan dengan tugas, tujuan, dan keperluan kelompok.
c. Cerdas (Intelligence)
Bukan orang bodoh. Selain itu ia juga harus mempunyai kemampuan berpikir logis
dan banyak akal.
d. Konsisten
Konsisten dalam segala hal yang prinsip. Ciri pemimpin yang konsisten adalah: 1)
berpikiran mantap dan tidak mudah berubah, 2) tidak berganti-ganti pendapat, 3)
tetap pada keputusannya, dan 4) perilakunya dapat diperkirakan.
e. Percaya diri (Self-confidence)
Percaya diri dalam menghadapi masalah dan menghadapi orang luar. Pemimpin
yang seperti ini ditandai dengan 1) tidak gampang putus asa dan 2) bersikap penuh
harapan.
f. Mampu berbagi kepemimpinan (Capacity for sharing leadership)
Dia tidak cenderung bersikap otoriter. Dalam kelompok informal, gaya kepemimpinan
otoriter tidak laku. Ciri pemimpin seperti ini adalah: 1) tidak bersifat/berkeinginan
mendominasi kelompok, 2) tidak memutuskan segalanya sendiri, dan 3) mampu
mendelegasikan kewenangan.
KELOMPOK
Disinilah peranan pemimpin dituntut agar anggotanya tidak keluar satu persatu.
Dalam hal ini kewibawaan pemimpin sangat diperlukan untuk dapat mengikat anggota
dalam kelompok.
a. Hubungan baik
Hubungan anggota pemimpin itu juga sangat diperlukan untuk memotivasi anggota.
Antara dua pihak yang mempunyai hubungan kurang baik, misalnya terlalu formal
maka komunikasinya akan terganggu.
d. Kematangan anggota
Pemimpin perlu kerja ekstra untuk membuat mental anggotanya menjadi matang.
Anggota yang kurang matang mentalnya cirinya adalah hanya mencari kepentingan
pribadi. Contoh: Dalam berkoperasi ada tujuan kelompok dan tujuan pribadi. Jika
mental anggota kurang matang, maka ia akan selalu menunjuk kepentingan
pribadinya. Sebaliknyha kalu mental anggota koperasi matang akan diperkuat dahulu,
setelah kuat baru kebutuhan pribadi dapat dipenuhi. Sebagai pimpinan maka sering-
seringlah mamberikan pengertian kepada anggota agar mentalnya menjadi matang.
Tekad ini akan tumbuh jika hubungan pemimpin-anggota baik. Pemimpin mudah
memotivasi, mendorong, memberikan semangat kepada anggota agar anggota
melakukan sesuatu dalam kelompok untuk mencapai tujuan kelompok dan tujuan
individu.
Kalau yang kebagian tugas sedang berhalangan, maka akan cepat diganti oleh yang
lain. Ini terjadi dalam kelompok informal. Berbeda dengan kelompok formal yang
hanya terpaksa dengan tugasnya.
Cara kerja kelompok dalam kelompok informal tidak terkait pada suatu cara tertentu
tetapi yang terpenting tujuannya tercapai. Cara kerja ini disesuaikan dengan sifat dan
bakat masing-masing. Contoh: Formal ada batas waktu, tetapi informal dapat
dikerjakan kapan saja tetapi terikat untuk menyelesaikan tugasnya.
Masih belum ada ketentuan seberapa kecil kelompok informal tersebut efektif, karena
dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun yang terpenting adalah seberapa besar
kelompok tersebut dapat berkomunikasi bisa terjadi. Contoh: RT memiliki jumlah
anggota 25 keluarga, di RT tersebut ibu-ibu dapat membentuk kelompok informal
yang ukurannya 15 orang. Ini karena yang 10 orang susah untuk dihubungi.
Jika anggota mau keluar silakan, namun jika ada anggota baru yang mau masuk juga
silakan.
Pemimpin kelompok harus melakukan hal-hal berikut ini, agar kelompok dapat
dinamis, produktif, dan efektif dalam mencapai tujuannya.
Pemimpin juga harus mengetahui anggota itu akan melakukan apa yang bisa
dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukannya. Contoh: 10 orang petani gurem
tentu berbeda dengan 10 orang sarjana pertanian yang baru lulus, dan tentu pula
berbeda dengan 10 orang konglomerat. Untuk itu tugas pemimpin adalah mengenai
siapa anggotanya.
Selain itu seorang pemimpin harus mengetahui apa tujuan kelompok dan apa tujuan
pribadi anggotanya. Tidak hanya sekadar tahu melainkan dapat menghayati dan
mampu menganalisa lebih lanjut hal-hal yang terkait dengan tujuan. Sehingga
pemimpin dituntut dapat melakukan:
- Mengetahui strategi (cara yang akan dilakukan) untuk bisa mencapai tujuan
kelompok.
- Pengaturan kelompok
c. Inisiatif
- Gagasan tidak perlu harus berasal dari pemimpin tetapi dalam keadaan tidak ada
gagasan maka pemimpin dapat berinisiatif memunculkan suatu gagasan untuk
kelompoknya.
d. Pencapaian tujuan
Pemimpin harus selalu mengutamakan pencapaian tujuan kelompok. Sehingga
pemimpin harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Selalu memotivasi kelompok untuk mencapai tujuan.
- Menjadi motor penggerak dalam pencapaian tujuan.
e. Mempermudah komunikasi dalam kelompok
Pemimpin harus selalu menciptakan komunikasi dalam kelompok sehingga pemimpin
dituntut memperhatikan:
- Komunikasi antar anggota harus lancar dan mudah.
- Pemimpin sebagai penggerak, koordinator, pengendali, dan evaluator.
f. Mempersatukan kelompok (viscidity)
Pemimpin harus dapat:
- Menciptakan kesatuan kelompok.
- Menciptakan rasa persatuan dalam kelompok.
g. Menciptakan suasana yang menyenangkan (Hedonic Tone)
Suasana yang nyaman tentu akan membuat kelompok menjadi dinamis. Untuk itu
pemimpin harus dapat:
- Menciptakan kebahagiaan dalam kelompok.
- Buat agar anggota merasa senag dan bahagia menjadi bagian dari kelompok.
h. Menciptakan keterpaduan kelompok (syntalitas)
Untuk mengusahakan keterpaduan maka pemimpin harus dapat:
Menciptakan kebersamaan dalam kelompok berupa kebersamaan
dinamika, kebersamaan temperamen, dan kebersamaan kemampuan
berbuat.
Menggalang kekompakan kelompok.
Menciptakan kegiatan terpadu dan terkoordinasi.
Memberikan semangat untuk bersatu dalam kelompok.
i. Mengimplementasikan filosofi kelompok
Pemimpin dalam rangka mengimplementasikan filosofi kelompok dapat melakukan:
Segala tindakan dilandasi oleh nilai-nilai yang dianut.
Konsekuen pada nilai-nilai dan cita-cita awal kelompok.
Rangkuman :
Keberhasilan komunitas ( kelompok ) sangat tergantung pada pemimpin dan
kepemimpinan.
Pemimpin dan kepemimpinan bagian yang sudah dimiliki baik oleh individu sebagai
anggota dan anggota sebagai pemimpin.
Apabila jiwa kepemimpinan dikembangkan oleh setiap individu dalam kelompok sesuai
dengan perannya dalam organisasi maka kelompok akan berjalan lebih cepat untuk maju.
Latihan :
1. Jelaskan Peran pemimpin dalam kelompok.
2. Pada umumnya pemimpin kelompok tani jarang/lama terjadi pengganti-
an pada batas ttt. Sampaikan factor 2 apa saja yang menyebabkan kejadian tersebut
10.6. PENUTUP.
Asosiasi, korporasi atatupun komunitas yang bersifat kooperatif pada dasarnya
bertujuan mensejahterakan petani.
Kelembagaan petani yang sudah ada di masyarakat khususnya pedesaan perlu
ditumbuh kembangkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pertanian No. 273/ Kbpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan
Kelembagaan Petani.
Keberhasilan kelembagaan petani merupakan integrasi dari berbagai elemen (
pemerintah, swasta, formal dan informal ) untuk mencapai revitalisasi pertanian melalui
peran penyuluhan oleh Penyuluh Pertanian.
Penyuluh Pertanian Sebagai ujung tombak dalam melakukan penumbuhan dan
pengembangan Kelompok Tani harus mampu menyikapi dan menerapkan program dan
kegiatan yang terkait dengan kemajuan petani.
BAB XI
11.1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan pelaporan suatu kegiatan merupakan hal yang
penting, namun sering dikesampingkan, dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari
kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan pertanian.
Sebenarnya supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan harus dilihat dari segi
manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/kegiatan
penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian dapat
digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja
penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan
antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang Penyuluh Pertanian Ahli untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dengan
benar harus merencanakan/menyusun instrumen dan melaksanakannya dengan metoda
ilmiah, untuk itu, maka tahapan-tahapan yang dilakukan harus jelas, sistematis dan
mengikuti kaidah berfikir ilmiah.
Derajat jenjang keilmiahan/kebenaran dari supervisi, monitoring, evaluasi dan
pelaporan dimulai dari evaluasi sehari-hari, mawas diri, mengevaluasi sendiri, kajian
khusus dan penelitian ilmiah, sedangkan pendekatan yang dapat dilakukan dalam evaluasi
adalah pendekatan informasi kunci, pendekatan forum masyarakat, pendekatan indikator
dan pendekatan survei/sensus.
Manfaat dari hasil supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan antara
lain: menentukan tingkat perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program, sarana,
prosedur, pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan untuk
penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Pelaporan hasil kegiatan penyuluhan
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran umum:
Pada akhir sesi pelatihan ini peserta mampu menjelasakan pengertian, fungsi, manfaat
dan jenis-jenis supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian.
A. SUPERVISI
Istilah supervise memiliki arti yang luas. Berikut dipaparkan mengenai pengertian,
tujuan dan manfaat supervise.
1. Pengertian supervisi
Supervisi atau pengawasan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
seluruh aktivitas penyuluhan pertanian yang hendak dicapai. Fungsi ini memiliki hubungan
dengan usaha menyelamatkan jalannya kegiatan penyuluhan ke arah cita-cita atau tujuan
yang telah direncanakan.
2. Tujuan supervisi
Supervisi memiliki tujuan utama untuk mengusahakan agar apa yang direncanakan
menjadi kenyataan. Untuk memperoleh sistem supervisi yang efektif maka diperlukan
beberapa prinsip pokok yang harus dipenuhi, yaitu: pertama rencana tertentu yang dapat
dijadikan standar dan alat ukur, kedua perintah/instruksi yang jelas untuk dilaksanakan.
Selain prinsip pokok tersebut, suatu supervisi hendaknya mengandung prinsip-prinsip:
dapat merefleksikan kebutuhan dari kegiatan yang disupervisi; dapat dengan segera
meleporkan penyimpangan-penyimpangan; fleksibel; dapat merefleksikan pola organisasi;
ekonomis; dapat dimengerti dan dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.
3. Manfaat supervisi
Supervisi digunakan untuk menetapkan kegiatan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan mengoreksinya bila diperlukan, dengan maksud pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana/program.
4. Jenis-jenis supervisi
Kegiatan supervisi juga dapat digolongkan ke dalam empat jenis yaitu: (1) waktu
supervisi (dapat preventif dan repressif); (2) objek supervisi (produk yang dihasilkan,
budget, sumber daya manusia) subjek; (3) supervisi (internal dan eksternal organisasi); dan
(4) cara mengumpulkan fakta guna supervisi (personal inspection, laporan lisan, laporan
tertulus dan laporan yang bersifat istimewa).
5. Tahapan dan langkah dalam kegiatan supervisi
Dalam kegiatan proses supervisi untuk memudahkan dalam melaksanakan merealisasi
tujuan harus dilalui beberapa fase atau urutan, sebagai berikut:
Dengan demikian, monitoring adalah suatu aktivitas internal dari proyek, suatu
bagian integral dari manajemen, yang merupakan tugas dari bagian laporan dan informasi
yang meliputi laporan administrasi, laporan keuangan, dan laporan teknis tentang
pelaksanaan.
2. Tujuan monitoring
Berdasarkan definisi monitoring tersebut di atas, monitoring bertujuan untuk :
Pada dasarnya setiap orang ingin dihargai, tidak diawasi bila ia sedang bekerja dan
tidak mau dipersalahkan sebelum pekerjaannya selesai. Oleh karen itu dalam melakukan
monitoring diperlukan pendekatan dan keahlian khusus agar informasi yang diperoleh
menggambarkan keadaan sebenarnya. Untuk itu tujuan monitoring harus jelas, dan dalam
pelaksanaannya jangan sampai “menyinggung” perasaan orang yang dimonitor.
Beberapa hal berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar dalam monitoring:
a. Secara periodik konsultasikan dengan pimpinan tentang informasi apa yang
diperlukan. Jika perencanaanya cukup mendetail, anda sebenarnya sudah tahu
informasi apa yang harus dicari, dimana, dan kapan.
b. Form-form untuk monitoring harus selalu dimodifikasi (bila perlu) sesuai informasi
apa yang diperlukan.
c. Pada waktu pengawasan monitoring:
Awali dengan pendekatan yang membuat orang merasa santai, jangan ada
kesan bahwa anda sedang mencari kesalahan.
Gunakan pertanyaan-pertanyaan inti (core questions) untuk memancing
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
Mulailah dengan pertanyaan yang sederhana (start small) sebelum tiba pada
pertanyaan-pertanyaan yang “berat”.
Jangan kacaukan monitoring dengan evaluasi.
4. Persyaratan penting dalam monitoring
Untuk memperoleh hasil monitoring yang berguna untuk memperbaiki pelaksanaan
kegiatan, dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu: (1) tujuan monitoring; dan (2)
pelaksana monitoring.
Walaupun tujuan monitoring berbeda dengan tujuan evaluasi tetapi dalam tahap-tahap
pelaksanaan tertentu kita sudah dapat mengamati out put tertentu. Jika kita telah membuat
proposal yang dilengkapi dengan rencana kerja dan jadwal kegiatan yang terperinci maka
pelaksanaan monitoring akan lebih mudah dan terarah, atau dengan perkataan lain, ada
kejelasan tentang apa yang ingin dimonitor, yang meliputi aspek-aspek:
Out put
Khusus mengenai petugas pelaksanaan monitoring, diperlukan persyaratan sebagai
berikut:
Informasi apa
Dalam bentuk apa
Pada tahap mana
Frekuensi (how often)
Untuk tujuan apa
2) Objektivitas dalam monitoring (validitas dan reabilitas)
Berdasarkan tujuannya, di dalam monitoring kita hanya mencari data yang berguna
bagi pimpinan untuk mengambil keputusan dan menetapkan kebijaksanaan, yaitu:
1. Penyaluran input
Jumlah dan harga dari input
Penggunaan dari input fisik dan non fisik
2. Pelaksanaan kegiatan, yang didasarkan pada rencana kerja dan jadwal
kegiatan. Penilaiannya harus mengacu pada kriteria dan standart yang telah
ditentukan dalam perencanaan.
C. Evaluasi
1. Pengertian evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dan
dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara
sistematik dan obyektif.
Definisi evaluasi dapat diambil dari pendapat beberapa ahli antara lain Soedijanto
(1996), menyatakan: evaluasi adalah sebuah proses yang terdiri dari urutan rangkaian
kegiatan mengukur dan menilai. Evaluasi merupakan proses mengumpulkan data yang
sistematis untuk mengetahui efektifitas program pendidikan dan pelatihan. Pada dasarnya
pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai misi memaksimalkan efektivitas
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Pengembangan juga dimaksudkan memberikan fasilitas pegawai melalui pemberian belajar
dalam rangka perkembangan dan perubahan pribadinya, dalam hal ini pengembangan
SDM meliputi tiga hal yaitu Pelatihan (training), Pendidikan (education) dan Pengembangan
(development).
2. Tujuan evaluasi
Tujuan dan manfaat adalah dua konsepsi yang berbeda yang dapat mengundang
perdebatan tentang pengertiannya ditinjau dari segi bahasa (language), istilah teknis
(technical or scientific concept), dan tingkat analisis (level of analysis).
Dalam tulisan ini tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan (Cerbea and Tepping, 1977;
FAO, 1984, dalam Werimon A., 1992), disamping itu tujuan dan manfaat bersifat implisit.
Berikut dijelaskan beberapa aspek atau cakupan tujuan evaluasi.
Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai seberapa jauh tingkat
pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan keluarganya.
4) Evaluasi Metode
Evaluasi metode yaitu evaluasi semua kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan
penyuluh pertanian dalam rangka mencapai perubahan perilaku sasaran.
5) Evaluasi Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana adalah pendukung penyuluhan pertanian, sangat penting
dalam kegiatan penyuluhan pertanian, efektifitas penyuluhan pertanian sebagian
tergantung pada alat bantu penyuluh, perlengkapan, peralatan, bahan-bahan sarana
prasarana yang digunakan. Evaluasi sarana-prasarana pada dasarnya mengevaluasi
kesiapan perangkat sarana-prasarana yang menunjang kegiatan penyuluhan.
6) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Dampak
Penyuluhan
Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian dapat merupakan
kombinasi dari beberapa macam/cara evaluasi, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik, lebih akurat, dan lebih sahih dari pada evaluasi dengan
menggunakan cara tunggal.
Evaluasi Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pertanian merupakan proses yang
sistematis, sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh evaluator melalui
pengumpulan dan analisis informasi secara sistematik mengenai perencanaan,
pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk
menilai relevansi, efektifitas/efisiensi pencapaian / hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnya
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pada perencanaan dan
pengembangan kegiatan selanjutnya.
Evaluasi pelaksanaan atau evaluasi proses (on going evaluation) ini dilaksanakan
pada saat kegiatan sedang dilaksanakan. Fokus utama evaluasi ini menyangkut proses
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan:
Tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
Kemungkinan keberhasilan kegiatan sebagaimana yang direncanakan
Sejauh mana hasil yang diperoleh dapat memberi sumbangan kepada tujuan
pembangunan
e. Tahapan evaluasi
Langkah-langkah evaluasi pada dasarnya sama yaitu menetapkan obyek, menetapkan
data atau informasi yang akan dikumpulkan, cara pengumpulannya, alat/instrumen yang
digunakan, cara mengolah data/informasi serta melaporkan hasil-hasilnya.
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan sebagai berikut:
1) Memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi. Unsur-unsurnya
dalam tujuan penyuluhan antara lain:
a. sasaran (S)
Jadi untuk mengukur skala nilai atau rating scale untuk mengukur ketrampilan harus
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menentukan dimensi dari ketrampilan yang akan diukur, terdiri dari 1
dimensi atau lebih
b. menetapkan standar dari tiap dimensi yang telah ditentukan
c. membuat kriteria dari tiap dimensi yang telah ditentukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan.
5. Skala sikap
Sikap (attitude) adalah kecenderungan untuk berbuat
jika sudah berbuat menjadi perilaku (Behavior)
merupakan manifestasi dari perilaku
Evaluasi terhadap sikap petani apakah menerima inovasi atau menolaknya
ini berhubungan dengan strategi penyuluhan pertanian.
Alat ukur untuk mengukur sikap antaralain:
a. Skala likert :
Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok
orang, tentang inovasi pertanian yang direkomendasikan. Inovasi
pertanian yang akan dievaluasi dijabarkan menjadi unsur-unsur.
Komponen-komponen yang dapat diukur, dan dijadikan titik tolak untuk
menyusun instrumen.
Instrumen berupa butir-butir pertanyaan yang akan dijawab oleh
responden
Inovasi pertanian
Instrumen:
a. butir-butir pertanyaan
b. butir-butir pernyataan
Jawaban responden
Pertanyaan/
No SS S R TS STS
pernyataan
5 4 3 2 1
! ! ! ! ! ! !
0 100 200 300 400 500
STS TS R S SS
350
Jadi dari 100 responden, maka skor yang diperoleh 350, maka terletak di
daerah setuju.
Selanjutnya, apabila ingin mengetahui % berdasarkan pada berapa responden
maka diperoleh :
25 % menyatakan SS
40 % menyatakan S
5 % menyatakan R
20 % menyatakan TS
10 % menyatakan STS
Dapat juga dengan bentuk pilihan ganda (cheklist)
Contoh :
Penggunaan pupuk urea tablet yang beru, akan anda terpkan pada padi sawah
(dalam kelompok tani:
a. STS
b. TS
c. R
d. S
e. SS
b. Skala gutman
Skala gutman kelebihannya didapatkan jawaban responden secara tegas
yaitu dapat berupa
- ya atau tidak
- benar atau salah
- positif atau negatif
c. Semantik diffferential
Skala tersusun dalam garis kontimum, dengan jawaban positif di sebalah kiri
dan negatif di sebelah kanan, Contoh berikan nilai gaya kepeminpinan ketua
kelompok tani anda.
6. Skala Minat
Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk menyukai sesuatu hal,
dibandingkan dengan hal yang lain, misal: petani lebih berminat menanam
padi IR 64 dibanding IR 36.
Minat dapat diukur , karena minat dapat diekspresikan /dimanifestasikan,
petani berminat menanam padi IR 64 , maka ia akan berusaha aktif mencari
benih tersebut.
Contoh skala minat :
Berikan tanda X pada kegiatan penyuluhan pertanian yang anda sukai :
a. Widyawisata
b. Diskusi kelompok
c. Demonstrasi
d. Kursus/seminar
e. Field day
Skala minat dapat berupa:
a. Cheek list, yaitu dengan cara meminta mereka memilih hal/kegiatanyang
mereka sukai
b. Rangking/peringkat, yaitu meminta mereka menyususn rangking tentang
kegiatan yang akan dievaluasi dari yang paling disukai sampai yang
paling tidak disukai.
Contoh tulis kegiatan penyuluhan pertanian yang paling disukai sampai
yang tidak disukai:
- Paling disukai : 1..........
2.........
3..........
4..........
5..........
- Paling tidak disukai: 6..........dstnya
c. Ratio scale/Skala banding
Yang paling disukai sampai yang paling tidak disukai
Contoh: SS : sangat disukai
S : disukai
B : Biasa saja
TS : Tidak disukai
ST : Sangat tidak disukai
D. PELAPORAN
Pada prinsipnya, penulisan laporan evaluasi tidak berbeda dengan penulisan laporan
penelitian pada umumnya, baik dalam sistimatika, pokok-pokok isi laporan yang
disampaikan, hanya bahasa serta tatatulis yang digunakan lebih populer, mudah dipahami
karena para pembaca laporan evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat pendidikan dan
pengalaman.
Format Laporan Evaluasi dalam prakteknya dapat diadaptasikan sesuai kebutuhan
lembaga/di lapangan dan maksud/tujuan dari evaluasi itu sendiri, tetapi secara umum dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1. Kata pengantar, daftar isi, pengesahan laporan
2. Pendahuluan, yang memuat uraian yang singkat dan cukup jelas mengenai
a) Latar belakang atau alasan dilakukannya evaluasi, sasaran/obyek evaluasi
b) Masalah dan tujuan evaluasi
c) Kegunaan evaluasi.
3. Landasan-landasan teori dan konsep-konsep yang digunakan di dalam pelaksanaan
evaluasi.
4. Indikator dan parameter, serta pengukurannya
5. Rancangan evaluasi yang mencakup:
a) Populasi dan sample, berikut penjelasan tenik penarikan sample
b) Rincian data yang dikumpulkan
c) Tenik pengumpulan data
d) Instrumen evaluasi (biasa disampaikan dalam bentuk lampiran)
e) Uji ketepatan dan ketelitian instrumen evaluasi
f) Analisis data.
6. Gambaran umum tentang pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dievaluasi
7. Hasil-hasil evaluasi dan Pembahasan : tampilan dalam bentuk grafik , gambar, tabel
dsbnya. Bagian ini merupakan pemaparan dari hasil temuan-temuan /fakta/data , dan
diberi kan penjelasan artinya dan pembahasan secukupnya
8. Kesimpulan dan saran-saran/rekomendasi.
9. Daftar pustaka
10. Lampiran-lampiran.
F. RANGKUMAN
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dan
dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara
sistematik dan obyektif.
Tujuan evaluasi mencakup: (1) Tujuan Kegiatan (activity objective); (2) Tujuan Managerial
(managerial objective); dan (3) Tujuan Program (Program objective). Manfaat melakukan
evaluasi adalah: (a) menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan
dilaksanakan; (b) perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan
G. Latihan
1. Susunlah instrumen pengumpulan data (kuisioner) untuk evaluasi pelaksanaan
penyuluhan pertanian
2. Buatlah rencana evaluasi dampak penyuluhan pertania
BAB XII
12.1. PENDAHULUAN
maupun kompetensi social, untuk itu penyuluh pertanian dituntut untuk selalu belajar
secara mandiri maupun melalui Pendidikan dan pelatihan (Diklat) teknis maupun diklat
fungsional.
Secara lebih rinci ciri-ciri jabatan professional (termasuk Penyuluh Pertanian) antara
lain adalah: 1) para pelakunya dituntut berkeahlian sesuai dengan tugas
pekerjaannya/jabatannya, 2) keahlian seorang professional bukan sekedar hasil
pembiasaan, tetapi didasari wawasan keilmuan/akademik, diklat yang terprogram yang
relevan serta berkualitas, 3) pekerjaan profesional didsari oleh nilai-nilai (velue) bukan ikut-
ikutan, bersikap positif, motivasi berprestasi yang tinggi, selalu berusaha meningkatkan
kualitas diri dan kualitas karyanya, mencintai pekerjaan/profesinya dan memiliki etos kerja
yang tinggi, 4) jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan
Negara , serta memiliki persyaratan dan kode etik yangharus dipenuhi oleh pelakunya.
Seorang Penyuluh Pertanian professional juga dituntut memiliki kemampuan :
Karakter yang baik ( sopan, jujur, rajin, tanggung jawab,disiplin,kasih sayang, berani),
Kemampuan konseptual, Kemampuan teknikal, Kemampuan kontekstual, Kemampuan
komunikasi, Kemampuan adaptif , antisipatif dan kemampuan kerja sama.
Kemampuan seorang penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhan tidak
terlepas dari berbagai faktor, baik itu faktor eksternal, maupun faktor internal. Faktor
eksternal, terkait dengan kemampuan sasaran untuk menerima informasi yang diberikan
oleh penyuluh, sedangkan faktor internal terkait dengan kemampuan penyuluh itu sendiri
dalam memberikan informasi terbaik bagi petani dan pengguna lainnya. Salah satu upaya
untuk mengatasi faktor internal yang dihadapi penyuluh adalah seorang penyuluh harus
dapat meningkatkan kemampuan internal yang dimiliki, yaitu mau menambah dan
meningkatkan kemampuan dan daya pikirnya, baik melalui pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal. Dengan kata lain, penyuluh harus mampu mengembangkan
profesinya di bidang penyuluhan pertanian. Pengembangan profesi Penyuluhan Pertanian
anatara lain dapat dilakukan dengan cara penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan (Diklat)
fungsional bagi Penyuluh Pertanian, melalui Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian
Terampil, Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli, dan Diklat Alih Kelompok.
Selain itu, dalam rangka pengembangan profesi Penyuluh Pertanian, pemerintah telah
mengembangkan melalui berbagai cara antara lain melalui pendidikan formal Program
Diploma IV Penyuluhan Pertanian Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian di 6 lokasi yaitu ;
pengembangan profesi ini merupakan tugas penyuluh pertanian terampil maupun penyuluh
pertanian ahli, sehingga sudah sepantasnya setiap diri penyuluh pertanian memiliki
kompetensi ini, karena sangat bermanfaat dan menunjang dalam pelaksanaan tugasnya.
Selanjutnya akan uraikan penjelasannya hal-hal sebagai berikut:
Bagian pembuka
Bagian pembuka terdiri atas (1) halaman sampul. (2) abstrak, (3) halaman judul, (4)
halaman pengesahan, (5) prakata, (6) daftar isi, (7) daftar tabel, (8) daftar gambar, dan (9)
daftar lampiran.
Unsur lain yang dimungkinkan pada bagian ini adalah daftar singkat atau glosari.
Penomoran pada bagian ini adalah i, ii, iii dan seterusnya. Nomor tidak dicantumkan pada
halaman tersebut tetapi dinyatakan dalam daftar isi. Daftar tabel dan daftar gambar serta
daftar lampiran hanya dibuat jika masing masing memiliki dua (2) atau lebih tabel, gambar
atau lampiran.
Halaman sampul.
Warna sampul beragam tergantung pada institusinya. Sebaiknya kertas yang lebih
tebal dan dilaminating, pada sampul di cetak judul karya ilmiah, nama lengkap penulis,
tanpa nomor induk dan institusi asal penulis.
Judul harus menarik, positif, singkat, spesifik, tetapi cukup jelas untuk
menggambarkan penelitian atau kegiatan yang dikerjakan. Judul sebaiknya tidak lebih dari
12 kata (tidak termasuk kata sambung dan kata depan) yang mengandung kata kunci untuk
memudahkan pengklasifikasian pustaka. Dalam judul hindari kata-kata klise seperti
penelitian pendahuluan, studi, penelaah, pengaruh dan kata kerja pada awal judul. Judul
(lebih tepat “topik”) yang menggunakan kata-kata tersebut diatas masih dapat di terima
dalam bentuk proposal. Nama latin untuk mahluk yang sudah umum tidak perlu dimasukan
dalam judul. Hindari singkatan yang tidak perlu. Berikut ini contoh judul yang kurang baik:
“Pengaruh Berbagai Kerapatan Populasi Tanaman (KPT) Genotipe Kacang Tanah
(Arachyis hypogea L) terhadap seleksi”. Sebaiknya : “Seleksi Kacang Tanah pada berbagai
Kerapatan Populasi Tanaman”.
Pada umumnya, judul cenderung bersifat indikatif, artinya merujuk pada pokok
bahasan dan bukan pada kesimpulan. Namun, kadang-kadang judul dapat juga informatif,
berupa ringkasan kesimpulan dalam beberapa kata. Bila sukar meringkasnya
pertimbangkan penggunaan sub judul. Contoh : Studi Pengaruh Suhu, Pelarut dan Garam
pada Degradasi Fenol oleh Khamir, menjadi : Degradasi Fenol oleh Khamir: Pengaruh
Suhu, Pelarut dan Garam.
Syarat pemilihan topik kajian, adalah harus sesuai dengan minat/disukai dan
dikuasai oleh penyuluh pertanian yang bersangkautan, ini merupaka “modal awal”
sebelum melakukan kajian atau karya tulis ilmiah, dengan kata lain sebelum melakukan
kajian sudah menguasai dan mengetahui 50 % dari topic yang dikaji dan yang 50%
diperoleh/dicari melalui kajian tersebut. Pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam
memilih topic adalah kemapuan penyuluh sendiri, kaitannya dengan penguasaan teori,
metoda kajian, keterampilan merumuskan/menyusun instrument kajian, tersedianya
sumber daya, biaya, tenaga, serta faslitas pendukung lainnya. Topik kajian dalam karya
tulis harus memperhatikan syarat-syarat : menarik, actual, jelas, spesifik, singkat,
menggambarkan tujuan, sifat kajian, variable dan analisis yang digunakan. Contoh :
Persepsi Petani terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Bantul.
Abstrak.
Abstrak merupakan ulasan singkat mengapa penelitian dilakukan, bagaimana
penelitian dilaksanakan, hasil yang penting-penting, dan kesimpulan utama dari hasil
kegiatan. Abstrak disusun dalam beberapa paragraph dan panjangnya tidak lebih dari 250
kata yang diketik satu spasi. Jangan menggunakan singkatan dalam bagian ini, kecuali
akan disebut sekurang-kurangnya dua kali, misalnya : inframerah (IR) selanjutnya disebut
IR. Dalam penyusunan abstrak tempatkan diri anda sebagai pembaca. Mereka ingin
mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan anda. Jika sesudah membaca bagian ini,
pembaca ingin mengetahui perincian yang lain, mereka akan membaca karya anda
selengkapnya. Abstrak suatu karangan hendaknya menyajikan isi karangan secara
menyeluruh. Umumnya abstrak disajikan dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan
spasi satu termasuk judul. Kata “abstrak” ditulis dalam huruf kapital diletakkan di tengah.
Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital dan diletakkan ditengah. Huruf pertama
setiap kata pada judul diketik dengan huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung.
Abstrak terletak pada halaman setelah sampul, tidak diberi nomor halaman dan tidak
dimasukan dalam daftar Isi.
Halaman Judul
Halaman judul merupakan halaman pertama, diberi nomor “i” tetapi tidak perlu
dicantumkan pada halaman tersebut.
Prakata
Prakata memuat informasi kapan dan lama kegiatan dilakukan, lokasi dan sumber
dana bila biaya bukan berasal dari dana sendiri. Nyatakan terima kasih atau bantuan
tehnis dan saran yang anda terima. Bila seseorang telah membantu dalam hal-hal tertentu,
nyatakan ini secara spesifik. Panjang prakata sebaiknya tidak lebih dari satu halaman.
Daftar Isi
Daftar isi disusun secara teratur menurut nomor halaman yang memuat daftar tabel,
daftar gambar, judul bab serta sub bab, daftar pustaka dan lampiran. Keterangan halaman
yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi. Bab maupun sub bab dapat
diberi nomor dengan angka Arab atau tanpa nomor. Judul daftar isi di ketik dengan huruf
Kapital, ditempatkan ditengah-tengah, dua spasi di bawah nomor halaman. Kata “halaman”
untuk menunjukkan nomor halaman setiap bab atau sub bab diketik di pinggir halaman
kanan yang berahkir pada batas pinggir kanan dua spasi dibawah kata “Daftar isi”.
Susunan daftar isi menyusul dua spasi di bawah kata “Daftar isi”. Susunan daftar isi
menyusul dua spasi dibawahnya. Bila daftar isi memerlukan lebih dari satu halaman maka
pengetikan antar bab dan sub bab diantarai dengan dua spasi, sedang antar anak bab
satu pasi. Judul setiap bab diketik dengan huruf kapital dan judul sub bab hanya huruf
pertama setiap kata dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung.
Pendahuluan
Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat mengulas
alasan mengapa penelitian dilakukan, masalah, tujuan, manfaat/kegunaan dan hipotesis
jika ada. Berikan alasan yang kuat termasuk kasus/kajian yang dipilih, alasan pemilihan,
atau metode yang digunakan. Bab ini seyogyanya membimbing pembaca secara halus
tetapi tepat, lewat sepenggal pemikiran logis yang berahkir dengan pernyataan tentang
apa yang diteliti dan apa yang diharapkan daripadanya. Berikan kesan bahwa apa yang
anda tulis benar-benar bermanfaat bagi ilmu pengetahuan atau pembangunan pertanian.
Latar belakang, merupakan uraian singkat tentang keadaan, issue-isue atau data yang
dijadikan alasan untuk mengkaji/memilih topic tersebut. Yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan latar belakang antara lain adalah : dinyatakan singkat 3-5 alinea pendek,
berisi issue-isue yang actual dimasyyaraka , dari aras yang paling tingi (global) sampai aras
yang paling rendah/sempit, mmencerminkan idea atau analisis asli.
Masalah, adalah pertanyaan-pertanyaan penelitian/kajian yang akan dicari
jawabannya melalui kajian, biasanya rumusannya dalam bentuk kalimat tanya
menggunakan tanda baca.
Tujuan Penelitian, pada hakekatnya merupakan pernyataan yang ingin diketahui atau
dihasilkan melalui kajian tersebut. Rumusan tujuan tidak lain merupakan jawaban atas
pertanyaan kajian yang dirumuskan dalam “masalah”. Dalam menuliskan tujuan gunakan
kata kerja yang hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti menjajaki, mengurai,
menerangkan, menguji, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan.
Dengan demikian kata “mengetahui” tidak layak di tuliskan untuk tujuan penelitian. Tujuan
penelitian tidak selalu perlu merupakan sub bab tersendiri.
Manfaat/Kegunaan kajian, dalam hal ini berisi manfaat bagi obyek yang dikaji, pihak yang
terkait, manfaat bagi penyuluh pertanian, manfaat bagi pengembangan
kelimuan/penyuluhan.
Tinjauan pustaka.
Tinjauan pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas atas pustaka yang
menimbulkan gagasan dan mendasari kajian/penelitian. Pustaka yang digunakan
sebaiknya berupa pustaka terbaru yang relevan dengan bidang yang dikaji.
Uraian dalam tinjauan pustaka merupakan dasar untuk menyusun kerangka atau konsep
yang digunakan dalam penelitian, dan digunakan dalam perumusan variable (indicator,
criteria, teknik pengukuran). Tinjauan pustaka berisi teori dasar, teori pendukung, hasil-
hasil kajian/penelitian yang terdahulu, data pendukung, metode yang pernah dlakukan.
Kumpulan pustaka yang relevan dan mutakhir membantu anda mengetahui dengan jelas
status kajian/penelitian dibidang tersebut. Sumber pustaka antara lain dapat dari buku teks,
referensi, jurnal ilmiah, laporan kajian/penelitian, prosiding pertemuan ilmiah, media masa,
internet, lembaga penelitian, kebijakan, peraturan, panduan/pedoman ataupun pengalaman
praktisi/nara sumber.
Metode Penelitian/Kajian
Desain kajian/penelitian dapat bersifat kuantitatif, kualitatif atau kombinasi kuantitatif
dan kualitatif. Perbedaan penelitian/kajian ini tidak terletak pada alat analisis yang
digunakan tetapi pada pendekatan dan tujuannya, artinya kajian kuantitatif juga dapat
didukung dengan analisis kualitatif atau sebaliknya. Dalam kajian bidang penelitian social
termasuk penyuluhan diseyogyakan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif
(mixing metode) untuk mendapatkan kesahihan internal dan dapat lebih mendalami
permasalahan yang dikaji. Metode penelitian/kajian yang digunakan dapat berupa analisis
suatu teori, metode percobaan atau kombinasi keduanya. Metode yang dipakai diurai
terinci (peubah, model yang digunakan, rancangan penelitian, tehnik pengumpulan dan
analisis data, serta cara penafsiran). Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif
pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi, serta proses
penafsiran hasil penelitian harus dijelaskan. Akan tetapi jika metode penelitian yang
digunakan mengikuti sepenuhnya metode yang telah dipublikasikan sebelumnya maka
uraian yang sangat lengkap tidak diperlukan, sebagai gantinya, sebut saja sumber
pustakanya. Bahan, alat, perubahan atau modifikasi terhadap metode yang dipublikasikan
perlu di jelaskan.
Waktu dan tempat penelitian dituliskan pada prakata saja, kecuali apabila tempat
dan waktu itu berkaitan dengan metode, misalnya penanaman di ketinggian tertentu dan
dimusim tertentu. Untuk penelitian yang bersifat bukan eksperimen, bab bahan dan
metode tidak diperlukan. Kegiatan yang dilakukan ditulis sesuai dengan urutan
pengoperasiannya dengan menggunakan kalimat pasif dan bukan kalimat perintah.
Pernyataan “timbang daun sesudah dikeringkan”, sebaiknya ditulis “daun dikeringkan lalu
ditimbang”.
Hasil
Hasil penelitian sewajarnya disajikan secara bersistem untuk memperjelas dan
mempersingkat uraian, berikan tabel, gambar, grafik atau alat penolong lain. Data yang
terlalu ekstensif perlu dibuat ikhtiarnya dan ditulis dengan kata-kata. Data yang terlalu
rumit akan menurunkan keterbacaan dan sebaiknya dilampirkan saja. Hasil analisis data
kajian yang diperoleh ditafsir dengan memperhatikan dan menyesuaikan dengan tujuan,
masalah atau hipotesis yang diungkapkan dalam pendahuluan, teori/pustaka referensi
serta pendalaman hasil melalui pendekatan kualitatif. Adakalanya hasil penelitian
Pembahasan.
Sebelum menentukan apa yang harus ditulis dalam pembahasan, penulis
hendaknya membaca sekali lagi hipotesis atau tujuan penelitiannya. Pembahasan
merupakan penafsiran dan pemberian arti (interpretasi) terhadap hasil-hasil yang diperoleh
sehingga memberi arti/makna terhadap data dan informasi yang diperoleh dari
kajian/penelitian tersebut.Pada saat pengumpulan data, pengolahan, analisis dan
penyusunannya dalam bentuk tabel atau grafik dengan sendirinya telah memiliki sejumlah
gagasan yang dapat dikembangkan dalam pembahasan. Pengembangan gagasan ini
disebut argumen. Argumen harus memiliki dasar yang kuat dengan cara membandingkan
dengan hasil penelitian terdahulu dan kemudian buatlah pertimbangan teoritisnya. Dengan
demikian pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi, manfaat dan
kemungkinan atau keterbatasan penelitian yang dilakukan. Setiap argumen dikembangkan
dalam sebuah paragraf (alinea). Tehnik untuk mengembangkan argumen sama dengan
menyusun paragraf yang baik. Oleh sebab itu perlu dipikirkan untuk memecah-mecah
seluruh pembahasan menjadi beberapa pokok yang dikembangkan satu per satu. Jadi
setiap paragraf dalam pengembangan argumen memuat tiga unsur, yaitu kalimat topik,
pengembangan penalaran, dan kesimpulan.
Kesimpulan
Kesimpulan pokok dari keseluruhan penelitian hendaknya disusun secara cermat.
Kesimpulan memang memerlukan ketelitian yang lebih tinggi dan dibenarkan
memunculkannya tiga kali (sebaiknya dengan ungkapan yang berbeda-beda) yaitu pada
pembahasan, kesimpulan dan abstrak. Kesimpulan memuat ringkasan hasil penelitian dan
jawaban atas tujuan penelitian atau hipotesis. Berbeda dengan abstrak yang berupa
paragraf dengan rangkaian kalimat yang terkesan “terpotong-potong”. Kesimpulan dapat
memuat uraian yang lebih luas dan mudah di baca. Dalam menarik kesimpulan, penulis
harus kritis dengan memperhatikan apakah kesimpulan yang dibuat dapat ditafsirkan
secara lain. Cukup luaskah perampatan (generalisasi) yang digariskan berdasarkan
kesimpulan hasil, pendapat dan teori yang ada.
Saran
Saran yang dikemukakan seharusnya berasal dari hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan atau hasil penelitian/kajian. Hasil penelitian perlu disarankan untuk
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan penekanan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam implementasinya, jika hasil kajian/penelitian tersebut aka diterapkan.
Untuk penelitian yang berhubungannya dengan kebijakan, sebaiknya saran tidak
dikemukakan secara ekplisit. Alasannya ialah bahwa setiap kebijakan itu diterapkan
setelah mempertimbangkan bukan saja aspek ilmiah, melainkan juga aspek-aspek teknis,
ekonomis dan politisnya. Sementara hasil penelitian/kajian biasanya hanya dibahas dari
segi ilmiah saja.
Bagian Ahkir
Bagian ahkir karya ilmiah terdiri atas Daftar pustaka (harus ada) dan lampiran
lampiran-lampiran (kalau ada).
Daftar Pustaka.
Bab ini berupa daftar dari semua artikel dan pustaka lain yang diacu secara
langsung di dalam tubuh tulisan, kecuali bahan bahan yang tidak diterbitkan dan tidak
dapat diperoleh dari perpustakaan. Pencantuman pustaka selain merupakan suatu bentuk
penghargaan dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain juga sebagai sopan
santun professional. Pencantuman pendapat orang lain tanpa merujuk sumbernya akan
mengesankan plagiatisme. Komunikasi pribadi tidak termasuk dalam pustaka mudah
diperoleh. Bila diperlukan , nyatakan hal ini dalam teks atau catatan kaki.
Lampiran
Lampiran didahului oleh satu halaman yang hanya memuat kata LAMPIRAN dan
ditempatkan ditengah tengah halaman. Halaman ini tidak diberi nomor, lampiran
merupakan tempat untuk menyajikan keterangan dan angka tambahan. Di dalamnya
dihimpun cara penelitian, contoh perhitungan statistik, kuisioner/instrument
kajian/penelitian, hasil analisis program computer/SPSS, table statistic yang digunakan,
penurunan rumus matematika, daftar pernyataan program komputer atau bagan alir,
diagram rangkaian alat, tabel besar dari satu set percobaan, peta dan sebagainya yang
kalau di masukan ke dalam tubuh tulisan akan mengganggu jalan cerita. Bila jumlahnya
lebih dari sebuah, lampiran perlu diberi nomor. Jangan masukkan informasi penting dalam
lampiran karena bagian ini sering terlewatkan oleh pembaca. Meskipun judul gambar
lazimnya ditulis di bawah gambar yang bersangkutan, di dalam lampiran, judul gambar
dapat dituliskan sebagai judul lampiran.
yang telah diuraikan seperti dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Satu hal yang amat berbeda
hanyalah format.
Kata kunci diperlukan untuk mempermudah penelusuran artikel. Pilihlah tidak lebih
dari 5 kata atau istilah yang sekiranya menyebabkan artikel Anda mudah ditelusuri. Kata-
kata seperti „studi‟, „evaluasi‟, „analisa‟, tentu tidak bermanfaat sebagai kata kunci.
Baris Kredit
Baris kredit terdiri atas 2 unsur, yaitu nama(-nama) pengarang dan nama(-nama)
lembaga berikut alamat lembaga tempat penelitian dilakukan. Cantumkan hanya nama(-
nama) orang yang langsung terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, analisis, sintesis,
penulisan penelitian yang berhak mendapatkan kredit keperanan tulisan tersebut. Nama
pimpinan lembaga atau pimpinan pimpinan proyek yang tidak langsung terlibat dalam
kegiatan ilmiah tersebut tidak perlu dicantumkan sebagai pengarang. Urutan nama
pengarang memang sering menjadi perdebatan. Unuk makalah dengan banyak pengarang,
dituntut adanya ketegasan dari seorang yang menjadi tanggung jawab penyusun artikel.
Agar tidak terjadi sengketa dan saling menyalahkan antar anggota kelompok jika timbul
ketidaklancaran, batas tanggung jawab setiap anggota haruslah jelas. Semua nama
pengarang harus ditulis lengkap, jangan dituliskan dkk, et al. atau cs. Penulisan nama dan
alamat lembaga dimaksudkan untuk keperluan korespondensi. Bila ada beberapa penulis,
hanya satu nama yang diberi tanda untuk maksud korespondensi. Tuliskan nama Negara
bila naskah diterbitkan dalam majalah internasional.
Abstrak
Abstrak merupakan kependekan yang lengkap dan menjelaskan seluruh isi tulisan
dan umumnya disajikan dalam satu paragraf dengan menggunakan tidak lebih dari 200
kata. Sulit memang membuat karangan miniature ini ; menyampaikan pesan dalam lima
halaman sering dirasakan lebih mudah daripada harus meringkasnya dalam lima baris
yang meliputi permasalahan, metode, dan hasil. Dengan tidak mengulang kata-kata dalam
judul, tulislah masalah pokok dan alasan dilakukannya penelitian serta sasaran yang akan
dicapai. Begitu pula nyatakan pendekatan dan metode serta bahan yang dipakai, serta
ungkapkan hasil dan kesimpulan penting yang diperoleh. Bila sukar memendekan buram
abstark ini, simpanlah beberapa hari sebelum Anda menyuntingnya sampai mencapai
panjang karangan yang memadai.
Penyajian dapat dilakukannya secara kualitatif (abstrak indikatif) atau kuantitatif
(abstrak informatif). Abstrak jangan mengandung informasi atau kutipan, dan merk dagang.
Pernyataan yang tidak spesifik seperti :”kepadatan penduduk cukup tinggi” sebaiknya
diganti dengan “kepadatan penduduk sampel desa yang diambil rata-rata di atas xxx jiwa”.
Sekali lagi, abstarak harus disusun secara lengkap, tetapi ringkas, cermat, objektif, dam
cendikia.
Bagi karangan berbahasa Indonesia biasanya dikehendaki abstrak dalam bahasa inggris,
sedangkan karangan berbahasa inggris dalam majalah Indonesia kadang-kadang diminta
juga abstrak berbahasa Indonesia. Abstrak berbahasa inggris ini berguna agar hasi
penelitian kita dapat „diakses‟ oleh pembaca di mana-mana.
Pendahuluan
Jika Anda perhatikan dengan seksama, dalam artikel yang baik umumnya hanya
ada beberapa paragraf pada bagian pendahuluan, bahan artikel yang pendek hanya
menggunakan satu paragraf yang memuat dua hal pokok. Pokok kedua lebih pendek
daripada yang pertama, biasanya memuat hipotesis, atau hal-hal yang melatarbelakangi
penelitian itu.
Tinjauan Pustaka
Apabila majalah ilmiah mengizinkan bagian Tinjauan Pustaka, cantumkan pustaka
terbaru, relevan, dan asli. Uraikan kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari kegiatan peneliltian Anda. Pengacuan pada pustaka tidak perlu ekstensif
sampai tuntas, tetapi lakukan secukupnya. Uraian dimaksudkan untuk menyusun kerangka
atau konsep yang digunakan dalam penelitian. Semua rujukan yang ditinjau harus sesuai
dengan Daftar Pustaka. Penulis seyogyanya tidak hanya mengetengahkan kutipan-kutipan,
tetapi juga mengulasnya. Jumlah pustaka dalam artikel biasanya tidak banyak, yang paling
penting adalah keprimeran dan kemuktahiran pustaka.
Bahan dan Metode, Hasil, Pembahasan, dan Kesimpulan
Bagian mengenai bahan dan metode, hasil pembahasan, dan kesimpulan pada
hakikatnya tidak berbeda dengan yang telah diuraikan terdahulu. Setiap bagian ditulis
melanjut, artinya tidak perlu ditulis pada halaman baru.
Persantunan
Sering timbul kerancuan, mana pihak yang perlu diucapkan terima kasih atau
muncul dalam deretan nama pengarang. Penulis memang acap melibatkan banyak pihak.
Ucapan hendaknya disampaikan secara formal. Ada baiknya dimintakan izin bila akan
menuliskan nama seseorang di bagian ini. Sponsor yang menyediakan dana penelitian
harus diberi ucapan terima kasih.
Daftar Pustaka
Beberapa majalah ilmiah tidak menghendaki pemuatan judul artikel pustaka, yang
penting ialah identitas sumber itu sendiri. Penulisan pustaka acuan dalam daftar pustaka,
hanya berjarak satu spasi. Buku teks ditulis berurutan : Nama penulis, tahun, judul buku
(dicetak miring) kota diterbitkan, nama penerbit. Penulisan nama penulis diawali dengan
nama keluarga baru nama penulis, gelar akademik/kebangsawanan tidak perlu
dicantumkan. Jika tidak diketahui nama penulisnya, maka ditulis nama
lembaga/penerbitnya. Contoh :
Asmadi Alsa. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and Evaluation, 2ed.
California: Edits Publishers San Diego.
Badan Pengembangan SDMP.2004. Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
dalam Era Otonomi Daerah, Jakarta.
Banyak penulis yang cenderung menguntip tuliasannya sendiri (self citiation); hal ini
menimbulkan kesan yang kurang baik apabila dilakukan terlalu banyak.
biasanya mengirimkan naskah kepada beberapa mitra bestari untuk ditelaah isi dan
kelayakannya. Telaahan berupa pernyataan bahwa naskah Anda disetujui untuk dimuat,
dapat dimuat setelah diperbaiki, atau ditolak. Jika editor kemudian mengembalikan naskah
untuk diperbaiki, kerjakanlah sesuai dengan petunjuk yang diberikan, dan ikuti semua
aturan dalam pedoman penulisan naskah jurnal ilmiah yang akan dituju, perlu dipahami
bahwa setiap jurnal ilmiah punya aturan/pedoman yang berbeda satu dengan lainnya.
Sesudahnya, cepat kirimkan kembali naskah tersebut agar pemuatannya dapat terlaksana.
JIka terpaksa tidak dapat dimuat pada jurnal yang dimaksud, coba cermati dan telaah lagi
untuk diperbaiki dan coba sekali lagi dikirim pada penerbit jurnal lainnya. Perlu diketahui
jika naskah jurnal Anda sudah pernah dimuat pada sebuah jurnal, tidak etis dan tidak
dibenarkan untuk dikirimkan dan dimuat pada jurnal yang lain. Pengelolaan Jurnal ilmiah
yang baik biasanya sudah memiliki nomor ISSN, contoh: JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN
yang diterbitkan oleh STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta Nomor ISSN 1858-
1226. Jurnal ilmiah yang sudah baik pengelolannya biasanya sudah terakreditasi,
sehingga nilai naskah yang dimuat dalam jurnal yang diakui oleh instansi yang
berangkutan/terakreditasi nilai nya lebih tinggi.
melalui seminar, workshop dsb. Adanya konsultasi yang demikian mengharuskan seorang
penyuluh meningkatkan kemampuannya dengan berbagai media, sehingga permasalahan
yang paling barupun, mereka dapat menguasainya.
Diera teknologi informasi yang demikian maju saat ini, untuk konsultasi dengan penyuluh
pertanian dapat memanfaatkan teknologi seperti SMS, telepon, Jaringan sosial Face book,
Twitter, internet dan produk teknologi informasi lainnya. Penyuluh pertanian dapat
membuat jaringan sendiri untuk komunitasnya/ Forum komunikasi, untuk ini mau tidak mau
seorang penyuluh pertanian profesional harus menguasai teknologi informasi ini untuk
menunjang tugas-tugasnya. Selain sebagai media komunikasi internet juga sangat
bermanfaat untuk mencari materi penyuluhan, inovasi teknologi baru, informasi harga,
peluang pasar, informasi perkembangan kebijakan bidang pertanian dari pemerintah dan
informasi lain yang positip untuk kemajuan dan profesionalisme para penyuluh pertanian.
A. RANGKUMAN
1. Penyuluh Pertanian profesional adalah penyuluh yang tahu secara mendalam tentang
apa (substansi materi) yang disuluhkan/disampaikan, cakap dalam cara menyuluhnya
(metodologis) sehingga efektif, efisien dan berkepribadian yang baik.
2. Karya tulis ilmiah dibidang pertanian dapat berasal dari hasil pengkajian, penelitian kaji
tindak (action research), tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dibidang
pertanian, atau karya ilmiah/karya tulis berupa prasaran, tinjauan,gagasan, atau ulasan
ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah.
3. Publikasi karya ilmiah/karya tulis dapat dalam bentuk buku yang diterbitkan, majalah
ilmiah, atau media massa, dapat juga tidak diplublikasikan tetapi didokumentasikan di
perpustakaan dalam bentuk buku atau naskah.
kelompok tani, institusi, baik itu swasta maupun institusi pemerintah. Konsultasi untuk
memecahkan permasalahan juga dapat dilakukan dengan melalui seminar, workshop
dsb.
Petunjuk mengerjakan :
Soal Latihan :
1. Secara umum karya ilmiah terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Halaman sampul, abstrak dan kesimpulan
b. Bagian pembukaan, tubuh tulisan dan bagian ahkir
c. Halaman sampul, tubuh tulisan dan kesimpulan
d. Bagian pembukaan, Abstrak dan kesimpulan
2. Judul karya ilmiah sebaiknya :
a. Singkat, menarik dan spesifik
b. Menarik, terinci dan spesifik
c. Spesifik, lengkap dan terinci
d. Singkat spesifik dan terinci
9. Bahasa yang digunakan dalam penulisan buku dengan sasaran pembaca untuk
para petani sebaiknya :
a. Akademis
b. Ilmiah
c. Populer
d. Daerah
10.Cara penulisan buku pustaka yang digunakan dalam penulisan ilmiah yang benar
adalah ;
a. Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and
Evaluation, 2ed. California: Edits Publishers San Diego.
b. Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and
Evaluation, 2ed. California: Edits Publishers San Diego.
c. Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and
Evaluation, 2ed. California: Edits Publishers San Diego.
d. Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and
12.2 PENUTUP
Untuk menjadi Penyuluh Pertanian profesional, para penyuluh pertanian dituntut
untuk memmiliki kompetensi substantif (substansi materi) yang disuluhkan/disampaikan,
kompetensi metodologis/cara menyuluh yang efektif dan efisien dan berkepribadian yang
baik. Untuk mengembangkan keprofesionalannya, para penyuluh pertanian disarankan
untuk membiasakan diri berlatih membuat karya tulis ilmiah, menulis artikel dijurnal ilmiah,
menulis buku, memberikan kosultasi dan memanfaatkan internet untuk mengakses
berbagai informasi yang berhubugan dengan tugas profesi sebagai penyuluh petanian.
BAB XIII
KETENAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN
13.1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan penyuluhan di Indonesia sangat mengalami kemajuan,
perkembangan itu memang sesuai dengan tuntutan masyarakat tani, dalam rangka
pencapaian tujuan penyuluhan itu sendiri untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Penyuluhan tidak diartikan sebagai transfer teknologi lagi, karena kebutuhan petani
tidak hanya berkutat di lahan usahatani saja; masyarakat tanipun tidak bisa lagi dianggap
sebagai orang-orang yang tidak berkemampuan, mereka adalah orang-orang yang sudah
berpengalaman yang perlu diakui keberadaannya.
Salah satu definisi penyuluhan yang mengatakan bahwa “penyuluh pertanian adalah
sistem pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal) untuk petani dan keluarganya
dengan tujuan agar mereka mampu dan sanggup berswadaya memperbaiki/meningkatkan
kesejahteraannya sendiri dan masyarakatnya”; walaupun tidak dapat dikatakan salah,
namun menjadi usang, menjadi konvensional atau diangap tidak mampu mewakili
pengertian yang harus tercakup.
Berdasar perpaduan pendekatan agribisnis dan falsafah dan prinsip penyuluhan
pertanian definisi penyuluhan terfomulasikan “penyuluhan pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU No 16/2006).
Dari definisi ini bila dipahami, dicermati dan dilaksanakan jelas memberi arah dan
warna penyuluhan di Indonesia menuju pemberdayaan petani sebagai pelaku utama
sekaligus pelaku usaha. Disini telah terjadi redefinisi penyuluhan.
Amanat pengertian penyuluhan tersebut akan tercapai bila salah satu komponen
penyuluhan yaitu penyuluh pertanian mempunyai kompetenasi, profesional dalam
menjalankan tugasnya, tahu / melaksanakan tugas dan fungsinya.
Penyuluh dapat didefinisikan sebagai seseorang yang atas nama pemerintah atau
lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh sasaran untuk menghadapi inovasi. Lebih lanjut UU No. 16/2006
menyebutkan penyuluh adalah perorangan, WNI bisa Pegawai Negeri Sipil, penyuluh
swasta dan penyuluh swadaya. Sedangkan Permen PAN No. 2/2008 menegaskan
Penyuluh Pertanian adalah Jabatan Fungsional yang memiliki ruang lingkup tugas,
tanggung jawab dan wewenang penyuluhan pertanian yang diduduki oleh Pegawai Negeri
Sipil yang diberi hak serta kewajiban secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
B. Penyuluh Swadaya
Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya
dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu
menjadi penyuluh.
Tujuan keberadaan penyuluh swadaya adalah :
1. Meningkatkan fungsi dan peran Penyuluh Pertanian Swadaya dalam penyelenggaraan
penyuluhan;
2. Meningkatkan motivasi Penyuluh Pertanian Swadaya dalam memfasilitasi petani,
Kelompok Tani (POKTAN) dan Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN)
3. Menciptakan mekanisme kerja kemitraan antara Penyuluh Pertanian PNS dengan
Penyuluh Pertanian Swadaya;
4. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme Penyuluh Pertanian Swadaya.
C. Penyuluh Swasta
Penyuluh Pertanian Swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan /
atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan.
Tujuan keberadaan penyuluh swasta adalah :
1. Meningkatkan fungsi dan peran Penyuluh Pertanian Swasta dalam penyelenggaraan
penyuluhan;
2. Meningkatkan motivasi Penyuluh Pertanian Swasta dalam memfasilitasi petani,
Kelompok Tani (POKTAN) dan Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN)
3. Menciptakan mekanisme kerja kemitraan antara Penyuluh Pertanian PNS dengan
Penyuluh Pertanian Swasta;
4. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme Penyuluh Pertanian Swasta.
D.Latihan
1. Diskuasikan tupoksi penyuluh PNS-THLTBPP, Swadaya dan Swasta yang saudara
fahami selama ini.
E. Rangkuman
Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil adalah Pengawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
pada satuan organisasi lingkup Pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan Pertanian.
Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Departemen Pertanian (Kementerian Pertanian)
selama kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya serta tidak menuntut
untuk diangkat menjadi Pengawai Negeri Sipil.
Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya
dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu
menjadi penyuluh.
Penyuluh Pertanian Swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan /
atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan.
E. Evaluasi
1. Jelaskan penyuluh pertanian PNS yang beprestasi ?
2. Uraikan pengertian penyuluh THL-TB yang berprestasi ?
3. Apa maksud pemerintah memberikan penghargaan Penyuluh swadaya berprestasi ?
4. Jelaskan apa saudara ketahui penyuluh swasta ?
Yang dimaksud peranan disini adalah peranan penyuluh selain tugas pokoknya
melaksanakan penyuluhan. Mengapa demikian, karena dalam melaksanakan tugas
pokoknya (menyuluh) tidak akan berhasil dengan baik bila penyuluh tidak mampu
memerankan peran-peran tambahan/lainnya yang akan diuraikan ini.
G. Latihan
1. Diskusikan tupoksi, kedudukan dan fungsi penyuluh PNS, THL –TB PP, Swadaya dan
swasta saudara pahami selama ini.
H. Rangkuman
Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional penyuluhan
pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Kedudukan
Penyuluh Swadaya dan Swasta sebagai mitra Penyuluh Pertanian PNS dalam
melakukan kegiatan penyuluhan pertanian, baik sendiri maupun kerjasama yang
terintegrasi dalam programa penyuluhan pertanian sesuai dengan tingkat administrasi
pemerintahan dimana kegiatan penyuluhan diselenggarakan.
Tugas pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh
dapat dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan penyuluhan. Berdasarkan urutan urgensinya, peranan,
permasalahan di lapangan, kondisi para penyuluh, masalah petani, kebutuhan petani
dan orientasi pembangunan pertanian, peranan penyuluh dapat dibagi menjadi lima
peranan utama yaitu :
a. Penyuluh sebagai penasehat/advisor
b. Penyuluh sebagai teknisi
c. Penyuluh sebagai penghubung
d. Penyuluh sebagai organisator
e. Penyuluh sebagai agen pembaharu
I. Evaluasi
1. Jelaskan kedudukan penyuluh pertanian PNS, THL-TBPP, Swadaya dan Swasta.
2. Jelaskan tugas pokok penyuluh pertanian PNS, THL-TBPP, Swadaya dan Swasta.
3. Jelaskan fungsi atau peranan penyuluh pertanian PNS, THL-TBPP, Swadaya dan
Swasta.
D.Latihan
1. Diskusikan Hak dan Kewajiban serta kode etik penyuluh sudah saudara lakukan
selama ini, presentasikan.
A. Rangkuman
Hak Penyuluh swadaya dan swasta adalah pengakuan pemerintah dan dapat
mengikuti pelatihan, dapat memanfatkan sarpras penyuluh milik pemerintah, dapat
menerima bantuan selama tersedian dianggraan, memeperoleh penghargaan, dan Dapat
mengikuti berbagai kegiatan penyuluhan pertanian yang difasilitasi oleh pemerintah.
Kewajiban penyuluh swasdaya dan swasta : Melakukan kegiatan penyuluhan pertanian;
dapat Mengikuti pelatihan;Bekerja atas dasar sukarela, Melakukan koordinasi dan
konsultasi dan Membuat laporan. Kode etik penyuluh : Mencintai pekerjaan dan
berkeyakinan bermanfaat tugasnya, mencintai masyarakat sasaranya, berperilaku jujur dan
luhur sebagai panutan masyarakat, Inovatif, menjalin hubungan akrab, tidak melakukan
pemaksaan, sasarannya penyuluhan petani dewasa, pemuda tani, anak2 petani dan petani
maju, Improvisasi/membuktikan, selalu belajar teknis, non teknis, komunikasi dan
multimedia.
B. Evaluasi
1. Jelaskan hak Penyuluh swadaya dan swasta ?
2. Jelaskan Kewajiban Penyuluh swadaya dan swasta ?
3. Jelaskan Kode Etik Penyuluh pertanian ?
6. Hubungan kerja Penyuluh Pertanian Swasta dengan Dinas Lingkup Pertanian dalam
hal :
a. Menyelaraskan dan mengakses kegiatan-kegiatan yang mendukung
penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
b. Mendapatkan informasi tentang program pembangunan subsektor pertanian tanaman
pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan.
D. Latihan
1. Lakukan diskusi untuk membahas tata kerja dan hubungan penyuluh di Tingkat
Provinsi, kabupaten dan kecamatan serta presentasikan.
E. Rangkuman
Jenjang jabatan fungsional penyuluh pertanian Ahli terdiri atas :
1. Penyuluh pertanian pertama
2. Penyuluh pertanian muda
3. Penyuluh pertanian madya
4. Penyuluh pertanian utama
Tata kerja dapat diartikan “mekanisme intern”. Dalam sebuah lembaga/dalam sebuah
sistem kerja dan tata hubungan kerja adalah mekanisme kerja dengan pihak-pihak diluar
sistem kerja, namun pihak-pihak luar tersebut diperlukan untuk mendukung kegiatan. Tata
kerja menyangkut hubungan manajemen atasan dan bawahan (ordinat dan sub ordinat)
dan tata hubungan kerja menyangkut hubungan koordinasi.
Berdasar UU No 16/2006 terjadi tata kerja dan tata hubungan kerja di laksanakan
dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional/pusat. Lembaga
penyuluhan ditingkat desa bernama pos penyuluhan, lembaga penyuluhan ditingkat
kecamatan bernama Balai Penyuluhan, lembaga ditingkat Kabupatn bernama Badan
Pelaksana Penyuluhan, lembaga ditingkat Provinsi bernama Badan koordinasi dan
lembaga ditingkat nasional/pusat bernama Badan yang menangani penyuluhan.
F. Evaluasi
1. Jelaskan jenjang jabatan fungsional penyuluh pertania ahli?
2. Jelaskan tata kerja dan tata hubungan kerja penyuluh pertanian PNS ?
3. Jelaskan tata kerja dan tata hubungan kerja penyuluh swadaya dan swasta ?
BAB XIV
14.1. PENDAHULUAN
Ribuan bahkan jutaan laporan, makalah, artikel majalah, buku yang dihasilkan
ilmuwan sedang menunggu di perpustakaan, pusat dokumentasi dan informasi
(pusdokinfo) dan Internet untuk diambil dan digunakan dalam memberikan layanan bagi
pemakai. Informasi tersebut tersedia secara cuma-cuma maupun harus dibeli. Terjadinya
banjir informasi, menyebabkan pemakai informasi kesulitan dalam memilih dan
mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Para pemakai menuntut
layanan informasi siap pakai yang cepat, tepat dan mudah. Kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi dengan membuat kemasan informasi. Untuk menentukan bentuk kemasan
informasi yang akan disusun, perlu diketahui kebutuhan informasi bagi pemakai informasi,
target pemakai, dan cara pemasarannya. WARINTEK (Warung Informasi Teknologi) yang
merupakan salah satu tempat akses informasi, juga dapat digunakan untuk memasarkan
informasi, karena lokasinya dekat dengan pemakai di daerah, jenis informasi yang
diberikan juga beragam.
Teknologi informasi berkembang dengan sangat pesatnya seiring dengan
penemuan danpengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan teknologi
komunikasi, sehinggaterciptalah alat-alat yang mendukung sistem komunikasi sampai alat
komunikasi. Untukmemudahkan penggunaan informasi tersebut perlu adanya kemas ulang
informasi. Pengemasaninformasi adalah kegiatan yang dimulai dari menyeleksi berbagai
informasi dari sumber yangberbeda, mendata informasi yang relevan, menganalisis,
mensintesa, dan menyajikan informasiyang sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi
yang dikemas kembali memberi kemudahandalam penyebaran informasi dan temu kembali
informasi. Tujuan dan fungsi kemas ulanginformasi adalah untuk menyajikan informasi ke
dalam bentuk kemasan agar informasi tersebut
lebih dapat diterima, lebih mudah dimengerti, dan dimanfaatkan pengguna.
Apakah anda berprofesi sebagai seorang ilmuan, sastrawan, apoteker, peneliti,
arsitek, dokter, tenaga pendidik ?. Dalam kesehariannya profesi tersebut pasti
membutuhkan informasi yang akurat dan terbaru, apakah informasi tersebut bersumber
dari koran, majalah, televisi atau internet. Profesi yang membutuhkan informasi tersebut di
namakan pemakai informasi. Pemakai informasi membutuhkan informasi sesegera
mungkin, tepat, dan mudah, bahkan pemakai informasi dihadapkan kepada beberapa
permasalahan, yaitu: banjir informasi over load information), informasi yang disajikan tidak
sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang relevan,
bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya. Kemajuan informasi
di barengi dengan kemajuan teknologi informasi. Belum lagi sarana dan sistem
penelusuran informasi yang semakin berkembang dengan terjadinya kemajuan teknologi di
bidang informasi dan telekomunikasi.
Dengan semakin beragamnya aplikasi penelusuran informasi, dan berkembangnya
penggunaan internet dan teknologi penyimpanan informasi pada perpustakaan atau
lembaga informasi, maka penggunaan dan keberadaan teknologi informasi (terutama
media internet) semakin mudah diterima oleh masyarakat dan menjadikannya pusat
informasi yang dapat diakses dari manapun tanpa mengenal ruang dan waktu, ditambah
lagi dengan kemajuan teknologi penyimpanan informasi seperti hardisk, disket, flashdisk,
CD-ROM, DVD, Optical disc dan sebagainya.
Gejala perkembangan kebutuhan informasi dan teknologi penyimpanan informasi,
dalam konteks pencarian informasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Di satu pihak,
orang membutuhkan informasi yang sesuai dan berguna baginya, dan di pihak lain
teknologi informasi sangat berkembang dengan sangat pesatnya. Meskipun perkembangan
dua pihak ini memiliki kemajuan yang sama namun untuk menjembatani keduanya
terkadang sangat sulit. Seringkali orang ingin mencari informasi, namun tidak mengetahui
dimana tempat informasi tersebut tersimpan. Bahkan, ketika seseorang mengetahui tempat
penyimpanan informasi, segera muncul permasalahan lain bagaimana menemukan atau
menelusur informasi tersebut secara efektif dan efisien.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi ini, perlu dibuat kemasan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kemasan informasi yang diberikan harus
mempunyai nilai, yaitu: apabila informasi tersebut dapat mendukung pelaksanaan kegiatan
secara efektif dan efisien.
Sebelumnya saya ingin menanyakan kepada anda terlebih dahulu, lebih dahulu
manakah antara Data dan Informasi? Hayoo, apa data terlebih dahulu ada dibandingkan
informasi atau informasi dahulu yg lebih ada dibandingkan data? Yapss, jawabannya
adalah data terlebih dahulu ada dibandingkan informasi dan tentu saja informasi tidak akan
ada sebelum adanya data terlebih dahulu. Mari kita simak terlebih dahulu penjelasan
tentang data dan informasi dibawah ini.
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
bersifat mentah, sehingga memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujut
suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang
bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu
konsep.
Sedangkan, Informasi adalah hasil pengolahan dari sebuah model, formasi,
organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa
digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data
bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi
penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan
data.
Berikut adalah tabel perbedaan dari Data dan Informasi:
DATA INFORMASI
Belum jelas isinya dan belum sempurna Sumber pemahaman yang telah sempurna
serta buku panduan/pedoman. - Media elektronis, seperti CD, VCD, DVD, dan internet. -
Pangkalan data.
Salah satu cara menyampaikan informasi adalah melalui media cetak dan elektronik.
Informasi yang baik adalah informasi yang dapat dterima dengan mudaholeh penerima
informasi. informasi yang dikemas dengan bahasa dan media yang bias memenuhi
koleksi, khususnya jika dikemas dari bentuk tercetak ke bentuk digital.; Memudahkan
pustakawan mengatur koleksi yang semakin bertambah banyak.; Menghemat ruang dan
rak untuk menyimpan koleksi tercetak.; Memudahkan penelusuran apalagi jika sudah
dientri dalam pangkalan data.; Mudah dibawa dan ditransfer dalam jejaring perpustakaan
lain untuk sharing dan transfer pengetahuan maupun pengalaman antar pustakawan.
Adapun fungsi kegiatan pengemasan informasi, antara lain: Memudahkan pengguna dalam
memilih informasi.; Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.; Sarana penyebaran informasi
yang efektif dan efisie Sebagai alat penerjemah terhadap suatu
hal dengan cepat.; Mempercepat proses aplikasi hasil penelitian.; Menyediakan informasi
secara cepat dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Bentuk Kemasan Informasi Saat ini
dengan berkembangnya teknologi informasi di bidang perpustakaan dokumentasi dan
informasi, bentuk kemasan informasi dapat dilakukan dengan lebih bervariasi. Tidak melulu
secara tercetak saja namun juga dapat dikemas secara digital. Misalnya: CD edukatif, CD
teknologi tepat guna, buku elektronik (e-book), majalah elektronik (ejournal), maupun
kliping elektronik (e-klip).Berbagai kemasan informasi dibuat sesuai dengan kebutuhan
informasi bagi pemakai. Selanjutnya berbagai macam sumber informasi di perpustakaan
dapat dikemas dengan beragam bentuk, antara lain:
1. Bibliografi, biasanya diterbitkan oleh perpustakaan atau badan penerbit dengan tujuan
untuk disebarkan kepada perpustakaan lain sebagai bahan rujukan bagi pencari informasi
baik secara tercetak atau terekam. Jenis bibliografi ada dua macam yakni bibliografi umum
dankhusus.
2. Sari karangan, biasanya memuat keterangan seperti latar belakang, tujuan, sasaran,
metode, kesimpulan dan saran yang terdapat pada dokumen aslinya. Jenis sari karangan
yang dibuat bisa sari karangan indikatif maupun sari karangan informatif.
3. Jasa penyebaran informasi ilmiah mutakhir, meliputi SDI (Selected issemination of
Information/terseleksi) dan CAS (Current Awareness Services/terbaru) berupa lembar
informasi maupun paket informasi. Melalui layanan ini diharapkan pengguna selalu
memperoleh informasi mutahir secara teratur dan terus menerus sesuai dengan bidang
minat dan spesialisasinya. Informasi tersebut kemudian dikemas menjadi majalah
kesiagaan informasi.
sumber informasi tersebut. Pemilihan sumber informasi penting untuk menjamin kebenaran
informasi yang dikumpulkan. Untuk informasi tentang inovasi teknologipertanian, pengemas
informasi dapat mengakses lembaga-lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan sumber lain
yang relevan. Informasi yang bersumber dari kearifan lokal dapat pula dimanfaatkan bila
relevan.
3. Pengemasan informasi. Kemampuan pengemas informasi sangat menentukan nilai guna
kemasan informasi yang dihasilkan. Oleh karena itu, pengemas informasi perlu memahami
materi yang akan dikemas, bentuk kemasan, serta cara mengemasnya. Seyogianya,
pengemas informasi adalah orang yang ahli di bidangnya. Mengemas kembali informasi
dengan cara mensintesa ke dalam bentuk/format kemasan informasi sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Namun, pengemasan dapat pula dilakukan oleh bukan ahlinya bekerja
sama dengan yang ahli di bidangnya.
4. Menentukan sasaran audience, bentuk kemasan, dan membuat time schedule serta
merancang biaya.
.5. Menentukan strategi dalam mencari jenis sumber informasi yang dapat membantu
menemukan informasi yang dibutuhkan. .Menentukan lokasi informasi dan bagaimana cara
mengaksesnya apakah menggunakan katalog perpustakaan, indeks, internet, maupun CD-
ROM.
6. Menetapkan cara dan sistem penyebarluasan kemasan informasi yang sudah jadi.
7. Mentransfer informasi dalam bentuk tercetak (printed out) maupun basis data baik ke
disket, CD-R/RW, CD-ROM, flash disk/USB untuk keperluan penyebaran.
8. Mendistribusikan, menyebarkan, mendiseminasikan, memasarkan kemasan informasi
dengan cara promosi maupun pendidikan pemakai. Menyampaikan kemasan informasi
berupa paket maupun lembar informasi kepada pengguna.Hal ini bisa dilakukan baik
secara langsung (face to face, door to door), telepon, via surat/pos, email, faksimil maupun
media lainnya.
9. Evaluasi produk dan proses pembuatannya. Evaluasi terhadap kemasan informasi
bertujuan untuk mengetahui manfaat informasi bagi pengguna serta efektivitas media yang
digunakan. Evaluasi terhadap proses pembuatan juga penting, terutama berkaitan dengan
efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. Evaluasi kegiatan kemas ulang informasi. Dilakukan
secara terus menerus, dan berkelanjutan dalam suatu periode tertentu untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai dan memenuhi target.
(Gapoktan) dan pelaku usaha pertanian lainnya juga sudah terbiasa mengakses informasi
pertanian bahkan melakukan transaksi produksi pertanian dengan memanfaatkan
teknologiinformasi seperti telephone seluler(handpone).
Bahkan sudah banyak pelaku usaha pertanian yang melakukannya dengan
memanfaatkan jaringan internet. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja
penyuluh pertanian, yang sebagian besar masih menggunakan cara konvensional
dalammelakukan kegiatan penyuluhan di lapangan.
Materi penyuluhan yang selama ini didistribusikan secara konvensional baik
melaluimedia cetak (koran, brosur, leaflet, dll), maupun media elektronik (dalam bentuk
iklan tayangan, film, saung tani, dll) memerlukan biaya yang relative besar dan butuh waktu
panjang, sementara hasilnya juga belum tentu optimal. Sehingga timbul kesan bahwa
dengan metode penyuluhan seperti itu, para penyuluh dianggap stagnant dalam
kinerjanya.
Secara perlahan metode yang sudah “ketinggalan zaman” itu harus mulai dialihkan
dengan metode penyuluhan berbasis internet, karena kalau masih mempertahankan pola
konvensional, bukan tidak mungkin para penyuluh justru akan ketinggalan informasi
dibandingkan dengan petani yang disuluhnya.
Untuk mengantisipasi ketertinggalan tersebut, sejak tahun 2010 yang lalu Kementerian
Pertanian sudah meluncurkan program penyuluhan berbasis internet yang diberinama
Cyber Extension. Melaluiaplikasi online ini, para penyuluh dapat dengan mudah
mengakses dan menyampaikan materi penyuluhan kepada petani, begitu juga dengan
para petani, mereka juga dapat mengakses langsungberbagai informasi pertanian dan
materi penyuluhan melalui aplikasi ini.
Apa itu Cyber Extension ?Cyber Extension merupakan mimbar penyuluhan
pertanianyang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data serta penyampaian
materi dan informasi pertanian khususnya dalam membantu memperlancar dan
mempermudah fasilitasi kepada pelaku penyuluhan terutama para penyuluh pertanian
lapangan,baik penyuluh pertanian PNS, Swasta, maupun Swadaya.
Melalui media penyuluhanberbasis internet ini, seorang penyuluh cukup
mengupload materi penyuluh yangakan disampaikan kepada petani, dan beberapa detik
kemudian materi tersebut sudah dapat diakses oleh para petani sampai ke seluruh pelosok
perdesaan.Begitu juga perkembangan teknologi pertanian, informasi harga komoditi,
14.6. PENUTUP
Informasi setiap hari terus bertambah, sehingga orang akan kebanjiran informasi.
Sedangkan kebutuhan akan informasi terus bertambah, sehingga orang tidak dapat
mengelolanya dengan baik. Untuk itu menuntut pengelola informasi untuk membuat
kemasan informasi dan memberikan layanan informasi dengan cepat, tepat dan mudah.
Kemasan informasi ini di buat agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan.
Keuntungan yang di peroleh dari produk yang dihasilkan adalah suatu kepuasan tersendiri
dari pustakawan, karena dapat di manfaatkan oleh masyarakat terutama civitas akademika
perguruan tinggi di mana dia bernaung.
“Untuk membuat suatu kemasan informasi yang baik, harus didukung oleh
informasi penting yang cukup atau memadai”.
BAB XV
15.1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika merupakan tingkah laku anggota satu dengan lainnya langsung saling
mempengaruhi secara timbal balik. Atau proses berlangsungnya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain , anggota dengan
anggota keseluruhan.
Keadaan ini akan terjadi selama semangat kelompok (Group spirit) terus menerus
berada dalam kelompok itu. Kelompok tersebut selalu bersifat dinamis dimana setiap saat
kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Dinamika Kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari beberapa individu
atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara timbal balik dan nampak jelas
antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Peter Salim dalam Syamsiah marzuki (1999), dinamika berasal dari kata
dynamics yang berarti bergairah atau punya semangat untuk bekerja. Selanjutnya
dikatakan dinamika kelompok disebut juga group dynamics yang berarti kelompok yang
selalu punya gairah atau punya semangat untuk bekerja.
Dengan demikian pengertian dinamika kelompok, yaitu kelompok yang selalu
memiliki gairah dan semangat untuk bekerja.
B. Deskripsi Singkat
Secara garis besar mata diklat ini membahas tentang dinamika kelompok dan
unsur-unsurnya serta motivasi dan kerjasama.
C. Manfaat Modul bagi Peserta
Peserta dapat menjelaskan dinamika kelompok beserta unsur-unsurnya serta
motivasi dan kerjasama serta mampu mengaplikasikan sebagai penyuluh pertanian.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Dinamika Kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berarti
adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota
kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara
keseluruhan.
Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan
persepsi. Kelompok merupakan kumpulan individu yang mempunyai hubungan tertentu,
yang membuat saling ketergantungan satu sama lain dalam ukuran yang bermakna.
Bentuk-bentuk kelompok antara lain: kelompok sosial dan kelompok tugas, kelompok
formal dan kelompok informal kelompok primer dan kelompok skunder, kelompok terbuka
dan kelompok tertutup.
Istilah dinamika kelompok berasal dari bahasa Inggris ”dynamics” yang berarti
mempunyai gairah atau semangat untuk bekerja. Dengan demikian pengertian dinamika
kelompok ditinjau dari istilah mengandung arti yaitu berkelompok yang selalu memiliki
gairah dan semangat untuk bekerja. Sisi lain dinamika berarti adanya interaksi, saling
mempengaruhi dan interdependensi antara anggota kelompok satu sama lain secara timbal
balik diantara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih
yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang
Tujuan
Kelompok:
d) Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini adalah sebagai acuan anggota
kelompok bertindak
e) Mengusahakan adanya kesempatan anggota baru, baik untuk menambah jumlah
maupun mengganti anggota yang keluar
f) Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru adanya
norma kelompok adanya kesepakatan, dan sebagainya
5. Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau
apatis yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa
saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai dan bersahabat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok adalah:
a) hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun,
bersahabat, persaudaraan
b) kebebasan berpartisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan
menimbulkan semangat kerja yang tinggi
c) lingkungan fisik yang mendukung
6. Efektivitas Kelompok
Efektifitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin
banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok
merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.
7. Tekanan Kelompok
Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam
kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul
dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yan cermat, dan
terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
8. Maksud Terselubung
Maksud terselubung adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau
ditutup-tutupi atau sengaja tidak diberitahukan pada anggota lainnya dalam melakukan
suatu aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota
kelompok berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang telah disepakati
bersama.
A. Motivasi
Motivasi diartikan sebagai kekuatan dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan
atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Istilah motivasi
memuat tiga unsur esensial, pertama faktor pendorong atau pembangkit motif, baik
internal maupun eksternal. Kedua tujuan yang ingin dicapai. Ketiga strategi yang
diperlukan oleh individu atau kelompok untuk untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya
jika seseorang merasa kehausan, maka akan berusaha untuk mencari air yang layak
untuk diminum. Tujuan yang ingin dicapai adalah ingin menghilanggkan rasa haus. Untuk
memperoleh air yang memenuhi syarat untuk layak diminum diperlukan strategi atau cara
tertentu. Jika air kelihatannya kurang bersih maka perlu disaring terlebih dahulu, baru
kemudian dimasak. Setelah itu duidinginkan lalu diminum. Bagi orang yang beruang
mungkin dilakukan dengan cara membeli air kemasan atau memesan di warung atau
restoran.
Sifat motivasi adalah abstrak, dan hanya dapat ditimbang dengan melihat
penampilan fisikal ketika subyek melakukan suatu pekerjaan. Secara sederhana dapat
diformulasikan bahwa motivasi (M) merupakan fungsi (f) produktivitas (P) atau M = (f.P).
Untuk menjadi manusia yang produktif, seseorang harus mampu membangkitkan motivasi
berprestasi yang ada pada diri dan yang mungkin dibangkitkan.
Robbins (1993) mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul
dari diri seseorang ke suatu arah perilaku yang diawali oleh adanya kebutuhan yang
belum terpuaskan sehingga menimbulkan dorongan untuk mewujudkan keinginannya.
Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya. Secara umum
motivasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang satu sama lain memberikan
warna pada aktivitas manusia. Motivasi yang mempengaruhi manusia organisasional
dalam bekerja sebagai berikut:
1. Motivasi positif
Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan-
keuntungan tertentu dan merupakan proses pemberian motivasi atau usaha
membangkitkan motif yang diarahkan agar bekerja secara baik dan antusias dengan
cara memberikan keuntungan tertentu. Jenis-jenis motivasi positif antara lain : imbalan
yang menarik, informasi tentang pekerjaan, kedudukan atau jabatan, perhatian atasan
terhadap bawahan, kondisi kerja, rasa partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas
berikut tanggungjawabnya, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
2. Motivasi Negatif
Motivasi Negatif merupakan motivasi yang bersumber dari rasa takut, dan
jika berlebihan akan membuat organisasi tidak mencapai tujuan.Personalia organisasi
menjadi tidak kreatif, serba takut dan seba terbatas geraknya.
Efektivitas kelompok antara lain tergantung pada keinginan bekerja para anggota yang
terikat pada tugas-tugas kelompok, baik pada saat memecahkan maslah maupun saat
bekerja kelompok. Kerja kelompom tidak selalu dalam bentuk akktivitas fisik,
melainkan juga aktivitas emosi atau intelektual meski pada akhirnya motivasi anggota
kelompoklah yang menentukan produktivitas.
Upaya efektivitas kelompok akan dapat tercapai jika setiap anggota mampu
mengerjakan tugas kelompok scara bersama-sama. Perilaku pimpinan dan anggota
Teori tentang motivasi banyak dikemukakan oleh para ahli. Dalam penelitian ini akan
digunakan teori motivasi yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg atau dikenal
dengan teori dua faktor tentang motivasi. Steers et.al (1996:17-18) dan Gibson et.al
(1989:107-108) mengemukakan bahwa hasil penelitian Herzberg menunjukkan dua
kesimpulan yaitu pertama serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job
context), yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut
tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi
tersebut adalah faktor-faktor yang membuat orang merasa tidak puas (dissartisfier) atau
disebut faktor iklim baik (hygiene factors). Faktor-faktor tersebut meliputi upah, jaminan
kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu supervisi dan mutu hubungan
antarpribadi diantara rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan. Kedua,
serangkaian kondisi intrinsik, isi pekerjaan (job content), yang apabila ada dalam
pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada, maka tidak akan
timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor-faktor tersebut disebut pemuas atau
motivator yang meliputi prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu
sendiri dan kemungkinan berkembang.
Mengacu pada konsep teori motivasi tersebut, maka yang dimaksud dengan
motivasi penyuluh adalah dorongan dari dalam diri dan luar penyuluh ke suatu arah
perilaku yang diawali oleh adanya kebutuhan yang belum terpuaskan sehingga
menimbulkan dorongan untuk mewujudkan keinginannya. Dalam penelitian ini motivasi
penyuluh akan disoroti melalui motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Diasumsikan
bahwa motivasi penyuluh akan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja
penyuluh.
Kumpulan permainan dan simulasi dinamika kelompok berikut ini dapat dipilih
sebagai pilihan teknik pembelajaran membangun dinamika kelompok, yaitu sebagai berikut
:
1. Membangun Kerjasama
a) Menggambar rumah
b) Bermain tali
c) Bercermin
d) Apa ini ?
e) Saling percaya, dsb
2. Membangun Komunikasi
a) Menggambar topeng
b) Tunjukkan tanda panah
c) Klinik desas-desus
d) Yang Paling…dsb
3. Membangun ide /kreativitas
a) Sembilan titik
b) Berapa bujur sangkar
c) Potonglah sebanyak mungkin, dsb.
Test
1. Dinamika artinya :.
a. Dinamis c. Adanya interaksi e. Semuanya salah
b. Bergerak d. Tidak adanya pengaruh
4. Teknik dinamika dalam kasus Jual beli kambing menurut pendapat saudara dapat
dipergunakan untuk meningkatkan dinamika kelompok dari unsur :
a. Tujuan kelompok c. Fungsi dan Tugas Kelompok
b. Struktur Kelompok d. Tekanan kelompok
e. Mengembangkan dan membina kelompok
BAB XVI
KEWIRAUSAHAAN
16.1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Kewirausahaan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap aparatur pertanian yang memiliki tanggung jawab profesi yang
beretos kerja tinggi.Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah singkat, diskusi
kelompok, bermain peran, kerja individu, praktik dan simulasi. Dalam modul ini dimuat
beberapa simulasi, permainan dan latihan yang dalam proses pembelajarannya peserta
akan dipandu oleh widyaiswara. Disamping itu juga berisi naskah pegangan yang
merupakan bahan bacaan yang terkait dengan pokok bahasan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah pembelajaran selesai peserta diharapkan memiliki kompetensi serta tanggung
jawab profesi kewirausahaan yang baik.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah selesai pembelajaran, peserta dapat:
a. Pengertian wirausaha;
b. Pengembangan Usaha Kecil Agribisnis ;
c. Potret Usaha Kecil Agribisnis ;
d. Strategi Pengembangan
e. Pemasaran
C. Pokok Bahasan
1. Pengertianwirausaha;
2. Pengembangan Usaha Kecil Agribisnis ;
3. Potret Usaha Kecil Agribisnis ;
4. StrategiPengembangan
5. Pemasaran
pembangunan pertanian (dan pedesaan) yakni pertanian dan pedesaan hanya sebagai
sumber produksi primer yang berasal dari tumbuhan dan hewan tanpa menyadari potensi
bisnis yang sangat besar yang berbasis produk-produk primer tersebut, maka cara
pandang baru membuka cakrawala potensi sumberdaya alam sebagai jalur pertumbuhan
ekonomi yang sejalan dengan proses industrialisasi di sektor pertanian (agroindustrialisasi).
Potensi subsektor peternakan masih cukup besar untuk dikembangkan. Peranan
ternak dalam peningkatan pendapatan masyarakat telah tebukti mampu menjadi basis
usaha masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Kelemahan yang benar-benar nyata
adalah kemampuan teknis dan kemampuan sumber daya manusia. Istilah tidak kenal
teknologi untuk masyarakat pedesaan adalah hal wajar. Namun demikian, potensi usaha
dari sudut pandang pribadi (kewirausahaan) adalah nilai lebih tersendiri yang perlu
pengembangan lebih lanjut. Dalam aktivitas usahanya, komoditas peternakan dapat
dipadukan dengan pengembangan usaha komoditas pertanian lainnya. Hal ini tentu saja
akan memberikan added value yang berlipat ganda bagi masyarakat jika mampu
mengelolanya. Added value yang dimaksud dapat tercapai melalui pengelolaan Usaha Tani
Ternak Terpadu, yaitu pola usaha yang memadukan pemeliharaan ternak, ikan dan
budidaya pertanian secara umum. Dalam usaha tani tersebut, antar komoditas harus saling
memberikan keuntungan secara langsung.
Pelaksanaan usaha tani ternak terpadu, dimulai dengan merencanakan lokasi
dengan mempertimbangkan segi kemananan dan ketersediaan sumber daya lainnya.
Selanjutnya adalah menentukan komoditas yang sesuai untuk dipadukan dalam usaha
tersebut. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan, terutama sekali untuk komoditas
ternak adalah aspek sapta usaha peternakan, yang meliputi ; pemilihan bibit,
perkandangan, pemberian pakan, tatalaksana pemeliharaan, penangan penyakiit, panen
dan pasca panen serta pemasaran. Pengelolaan yang terpadu antar komoditas akan
menghasilkan beragam kombinasi out put yang dihasilkan.
Beberapa contoh inovasi usaha agribisnis berbasis komoditas secara terpadu, antara lain:
Islam dan Rahman (1995), beberapa keuntungan integrasi budidaya itik dan ikan adalah
sebagai berikut :
1. Limbah itik kaya akan kandungan N (1 %), P (1,4 %), dan K (0,6 %), yang merupakan
suplemen pakan yang baik untuk ikan. Sehingga mengurangi biaya pemberian pakan
suplemen.
2. Kotoran itik dan pakan yang tercecer secara langsung dikonsumsi oleh beberapa
spesies ikan, hal ini mempermudah dan mempercepat pertumbuhan dan produksi ikan
tersebut.
3. Kontruksi dari kandang itik tidak memerlukan lahan tambahan (lebih efisien). Selain itu
kondisi ini memberikan fasilitas daya hidup dan produksi yang lebih baik untuk itik
sebagai unggas air.
4. Itik memberikan jasa sebagai konsumen dari beberapa parasit ikan dengan cara
mengkonsumsi sema ng primer (keong, tiram, dll). Itik tersebut juga mengkonsumsi larva
lalat, nyamuk, gulma air, kecebong, yang umumnya tidak dimakan ikan. Serangga air
dalam kolam ikan juga dikontrol oleh itik. Dengan demikian total produksi protein ternak
dari lahan yang sama dapat ditingkatkan.
5. Itik berperan dalam memberikan oksigen (aerasi) dan melepaskan zat makanan dari
dasar kolam dengan cara berenang dan menyelam.
Suatu hasil penelitian di Vietnam selama 7 bulan, produksi ikan yang dipelihara
dalam kolam dengan kandang itik di atasnya 9,6 ton/ha/tahun, sedangkan tanpa kandang
itik hanya 2,5 ton/ha/tahun, dengan kepadatan ikan 3,84 ekor per m3 dan kepadatan itik
petelur 0,4 ekor per m2 permukaan air (Thien et.al., 1996). Demikian pula hasil penelitian
Togatros (1989), rataan bobot ikan/ekor pada umur 3 bulan yang dipelihara dalam kolam
dengan kandang itik di atasnya hampir dua kali lebih berat dibandingkan dengan ikan
dalam kolam tanpa kandang itik diatasnya ( 68 gram berbanding 38 gram).
alam (SDA) terutama tanaman pangan, penguasaan teknologi dan pemasaran. Model
pengembangan ayam buras secara terpadu dan berkesinambungan tersebut telah
dikembangkan oleh Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (SPAKU) ayam
buras di Jawa Timur. Model ini dikembangkan dengan didirikanya Chicken Development
Centre (CDC) di kabupaten Jombang dan Rearing Multiple Center (RMC) di Pacitan.
kambing), dan pengolahan hasil (minyak kelapa, pindang ikan, kolang-kaling, dll) yang
sesuai dengan luas pemilikan lahan pekarangan, kedaan social budaya dan ekonomi
petani setempat.
Introduksi ternak ayam ke dalam pekarangan dutujukan untuk memenuhi kebutuhan
gizi keluarga terutama protein hewani, sedangkan ternak kambing ditujukan untuk
menunjang pendapatan petani dan merupakan alternative untuk menabung. Bahan pakan
kedua ternak tersebut mudah diperoleh, dimana pakan ayam berupa dedak dan sisa-sisa
makanan dan pakan kambing berupa hijauan rumput dan pohon-pohon pakan yang ada
disekitar rumah dan lading/kebun.
Sasaran dari usahatani pekarangan adalah tenaga kerja sisa setelah dialokasikan
kepada usahatani pokoknya. Biasanya penanganan dilakukan pada pagi sebelum ke
sawah atau sore setelah pulang dari sawah. Manajemen pekarangan umumnya dilakukan
oleh ibu rumah tangga yang dibina melalui kelompok usaha. Dengan meningkatkan
pemanfaatan pekarangan tenaga kerja yang luang dapat diarahkan pada kegiatan yang
lebih produktif.
utama lainya yang erat terjadi dalam sebuah organisasi usaha kecil di bidang agribisnis
diantaranya adalah :
1. Lemah di bidang organisasi dan manajemen
2. Lemah dalam struktur permodalan, akses terhadap sumber permodalan terbatas.
3. Sulit memperoleh akses dan peluang pasar.
4. Rendahnya kualitas SDM.
5. Panjangnya rantai distribusi.
6. Sistem kemitraan lebih banyak menguntungkan mitra usaha besar.
7. Egosentris yang tinggi
2. Menumbuhkan kesadaran calon investor tentang segi positif dari investasi dalam dunia
agribisnis melaluin kelompok uasaha kecil agribisnis. Hal ini dapat dicapai melalui
kegiatan pameran dan usaha-usaha yang menekankan kemanfaatan jangka pendek
maupun jangka panjang pengembangan kemitraan agribisnis petani-pengusaha.
3. Pengembangan forum komunikasi pemaduan system dengan lembaga-lembaga
penunjang seperti lembaga bisnis, penyuluh, dinas sektoral, pengembang iptek, dll.
Pola kemitraan yang berkembang saat ini, diantaranya adalah (Sumarjo, 2001) :
1. Pola kemitraan inti plasma: Merupakan pola hubungan kemitraan antara
petani/kelompok usahatani atau kelompok mitra sebagai plasma dengan perusahaan inti
yang bermitra usaha. Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan
teknis dan manajemen serta manmpung dan memasarkan hasil produksi. Kelompok
mitra usaha harus memebuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang
telah disepakati.
2. Pola subkontrak: Merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan
kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra
sebagai bagian dari produksinya. Biasanya ditandai dengan
adanya kesepakatan kontrak bersama mencakup volume, harga, mutu dan waktu.
3. Pola kemitraan dagang umum: Merupakan pola hubungan usaha dalam pemasaran hasil
antara pihak perusahaan pemasar dengan pihak kelompok usaha pemasok kebutuhan
yang diperlukan oleh perusahaan pemasar.
4. Pola kemitraan keagenan: Merupakan bentuk kemitraan dengan peran pihak
perusahaan menengah atau besar memberi hak khusus untuk memasarkan barang atau
jasa usaha perusahaan atau usaha kecil mitra usaha. Perusahaan besar/menengah
bertanggungjawab atas mutu dan volume barang, sedangkan usaha kecil mitranyya
berkewajiban memasarkan produk atau jasa tersebut.
5. Pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis: Merupakan pola hubungan bisnis,
dimana kelompok mitra menyediakan lahan, sarana dan tenaga. Sedangkan pihak
perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen dan pengolahan sarana
produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditi agribisnis.
6. Persaingan dan pengaruh tengkulak. Para petani dengan segala kelemahanya tidak
mampu menghadapi para tengkulak, yang memiliki uang. Praktek ijon terpaksa
dilakukan petani karena kebutuhan akan uang tunai dan juga kekhawatiran akan harga
yang merosot saat panen.
Kegiatan pemasaran dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen, penyediaan
barang yang relevan, penentuan harga dan memperkenalkan produk kepada konsumen.
Proses selanjutnya adalah analisis peluang pasar yang bertujuan untuk mengetahui
prospek pemasaran suatu komoditi usaha. Beberapa indicator umum tentang prospek yang
baik adalah perilaku harga suatu komoditi diwaktu lalu dan saat analisis dilakukan. Pasar
untuk komoditi pertanian cenderung berbentuk pasar persaingan. Hal ini setidaknya
merupakan indicator awal akan tingginya tingkat persaingan. Oleh karena itu, para pelaku
usaha/wirausaha dituntut memiliki kemampuan yang terampil tidak saja pada aspek
produksi tetapi juga pada aspek pemasaran. Keberhasilan produk-produk pertanian dari
Thailand menembus pasar Indonesia dengan istilah “ Bangkok Mania “ menjadi bukti
betapa pentingnya peranan pemasaran.
Macam-Macam Pasar Hasil Pertanian:
1. Pasar Lokal: Pasar local adalah pasar pengumpulan (local assembling markets), disebut
juga pasar petani (groves markets). Pasar ini terdapat pada daerah-daerah produksi,
contohnyna pasar yang terletak didaerah produsen sayuran, atau kadang hasil pertanian
dari hasil petani ini langsung diambil oleh pasar sentral melalui leveransir atau tengkulak.
2. Pasar Sentral: Disebut juga sebagai pasar terminal (terminal markets). Barang yang
dijual berasal dari pasar local, dan terkadang langsung dari produsen (petani). Contohnya
pasar induk atau terminal agribisnis.
3. Jobbing Markets: Pasar ini berfungsi untuk menyebarkan barang-barang konsumen
seperti buah-buahan, sayuran, ternak, telur. Jobbers (pedagang) menerima barang dari
pasar sentral, kemudian menjualnya ke pedagang eceran.
4. Secondary Markets: Berfungsi sama dengan Jobbing Markets, tetapi sasaranya adalah
untuk penggilingan dan pabrik-pabrik local. Misalnya cengkeh yang langsung di suplai ke
pabrik-pabrik rokok atau gandum untuk pabrik terigu.
membuka komunikasi atau berbicara dengan pelanggan. Ada baiknya jika pengusaha
menanyakan hal-hal tersebut kepada pelanggan. Semakin baik pengusaha itu mengenal
pelanggannya, maka semakin banyak pula pengusaha itu mengetahui kebutuhan
pelanggannya itu.
Pekerjaan pengusaha makanan produk pertanian terpaadu bukan hanya membuat
makanan yang enak dan lezat. Tetapi, juga bagaimana mendapatkan bahan baku yang
baik, berkualitas dan murah, bagaimana mengolah bahan baku itu menjadi makanan yang
disukai oleh pelanggan, bagaimana menyajikan makanan itu ke pelanggan, bagaimana
memberitahukan kepada pelanggan bahwa makanan yang dibuat itu enak, bergizi dan
berguna bagi pelanggan, dan terakhir bagaimana mempertahankan itu semua sehingga
pelanggan terus-menerus merasa puas.
Pekerjaan-pekerjaan itu harus dikemas oleh pengusaha sebagai salah satu faktor
keberhsilan dalam pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Oleh karena itu, dengan
pelanggan yang makin tahu semua pekerjaan diatas, maka pelanggan tidak khawatir lagi
bahwa makanan yang dibelinya itu tidak mahal dan tidak bergizi, bahkan pelanggan akan
yakin bahwa makanan yang dibelinya itu halal dan menyehatkan. Dengan demikian, dalam
melakukan semua pekerjaan diatas harus selalu dengan perhitungan dan perencanaan
yang baik dan sukaria. Karena pengusaha tersebut adalah pemilik dan sekaligus manager,
maka pembagian pekerjaan perlu dilakukan jika pekerjanya lebih dari satu. Akhirnya
kerjasama antar pekerja membuat semua pekerjaan di atas menjadi efektif dan efisien.
Cara praktis memudahkan pekerjaan-pekerjaan diatas adalah dengan “senyum”. Apapun
keruwetan yang dihadapi, ketika pekerjaan itu dilihat oleh pelanggan, maka pelanggan
tetap harus diberi roman keceriaan, misalnya dengan senyuman. Hal ini karena, kunci
utamanya dibeli makanan yang dijual bukan terletak pada rasa makanan tersebut, tetapi
lebih kepada kontak komunikasi antara pengusaha atau pekerjanya dengan pelanggan.
Ada pepatah mengatakan “semakin kenal maka semakin sayang”.
Tujuan utama pengusaha makanan dan minuman adalah terjualnya semua
makanan yang dijual atau disebut sebagai volume penjualan atau jumlah yang terjual.
Semakin banyak yang terjual semakin berhasil mencapai tujuannya. Oleh karena itu,
supaya terjual habis maka pengusaha harus terus menerus memperbaiki kualitas daan
citra mkanannya. Memperbaiki kualitas dan membangun citra makanan dan minumannya
itu harus dimulai dari membangun citra dirinya, sehingga kejujuran dan tingkat perhatian
pengusaha terhadap pelanggan harus tetap tinggi.
Pengusaha makanan saat ini, harus mempelajari secara cepat siapa yang akan
menjadi pembeli dari makanan yang dijualnya. Perlu diingat bahwa pelanggan itu membeli
makanan yang dijualnya. Perlu diingat bahwa pelanggan itu membeli makanan yang dijual
melalui beberapa tahap, yaitu tahap awal mengenal dahulu, kemudian tertarik, kemudian
mengevaluasi, kemudian mencoba, dan baru membeli atau menjadi pelanggan. Oleh
karena itu, pengusaha harus sudah memahami betul makanan dan minuman yang
dijualnya, sehingga ketika ditanya oleh pelaanggan, maka pengusaaha dapat menjelaskan
dengan memuaskan. “Jika pelanggan mengeluh, maka keluhan itu harus disampaikan
pertama kali kepada pengusaha”, dan pengusaha yang berhasil adalah yang menerima
keluhan itu dengan senang hati.
16.7. PENUTUP
Anonimous. 2008. Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara nomor 54/Permentan/OT.210/11/2008 nomor 23 Atahun 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan ungsional Penyuluh Pertanian dan
Angka Kreditnya. Jakarta : Badan Pengembangan SDM Pertanian.
-----------. 2001. Buku 1 Media Visual dalam Pelatihan dan Penyuluhan. Pusat Manajemen
Pengembangan SDM Pertanian. Ciawi.
-----------. 2001. Buku 2 Media Visual dalam Pelatihan dan Penyuluhan. Pusat Manajemen
Pengembangan SDM Pertanian. Ciawi.
Anonim. 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (Bunga Rampai). Yayasan
Mitra Pembangunan Desa-Kota dan Business Innovation Center of Indonesia.
Anonimus, 2002. Kebijaksanaan Nasional Penyelengaraan Penyuluhan Pertanian. Deptan,
Jakarta.
Anonimous, 2005. Diktat Participatory Rural Appraisal Bagi Penyuluh Pertanian. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor.
Anonim. 2006. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian
__________, 2007. Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian. No.
37/Permentan/OT.140/3/2007.
A.W Van den Ban dan Hawkins (2003). Penyuluhan Pertanian, cetakan ke 6 Kanisius,
Yogyakarta Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian,
Kanisius, Yogyakarta.
Ban, Van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian, Kanisius. Yogyakarta.
Berlo, David K., 1980. The Process of Communication. An Introduction of Theory and
Practice. Michigan State University. USA.
Brannen J. 2005, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Alih bahasa
H.Nuktah Arfawi Kurde, cet. VI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Charon, JM. 1980. The Meaning Sociology. Moorhead State University: Alfred Publishing
Co. Inc.
Isaac Stepen & Michael (1984) Hand book in Reasearch and Evaluastion Second edition
Edits Publishers Sandiego California 92107.
Kartono, Kartini. (1992 ). Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis: Apakah Pendidikan Masih
Diperlukan?. Bandung: Mandar Maju.
Knowless, Malcom, 1977. The Modern Practice of Adult Education Association Press
New York.
Mardikanto T, 2009. BUMP ( Badan Usaha Milik Petani ). Facilitator dan PT. GAPOKTAN
Facilitator Sejahtera
Miles B. Matthew., 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode
Baru, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Padmowihardjo, S., 2000. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian, Universitas Terbuka,
Jakarta.
----------- 2009, Modul Diklat Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Alih Kelompok,
Yogyakarta.
Sm ith, Robert M. George F. Aker and J.R. idd, 1970. Handbook of Adult
Education. Macmillan Publising Co., Inc., New York.
STPP Magelang Jurluhtan Yogyakarta, 2007, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Volume 3, Nomor
1, Juli 2007, ISSN 1858-1226, Yogyakarta
Sugarda Purbakawaca, 1972. Pendidikan Dalam Alam Indonesia Merdeka. Gunung Agung.
Jakarta Suryana. 2001. Kewirausahaaan. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Suprapto L., dan Fahrianoor, 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek. Arti
Bumi. Yogyakarta
Suyatna Besar Atmaja 1984. Pengantar Andragogi, Jurusan PLS FIP Bandung.
Totok Mardikanto. 2009, Sistem Penyuluhan Pertanian. Cet.1, Surakarta: UNS Press
Wahjuti, Umi., 2006. Metoda dan Teknik Penyuluhan Pertanian. UT. Jakarta.
Werimon A. (1992). Monitoring dan Evaluasi. Diktat APP Yogyakarta (tidak diterbitkan).