Anda di halaman 1dari 416

Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB I
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN

1.1 PENDAHULUAN

Perkembangan penyuluhan pertanian di Indonesia menunjukkan


perjalanan waktu yang cukup panjang, awalnya timbulnya penyuluhan ditandai
berdirinya Botanical Garden atau sekarang disebut Kebun Raya Bogor pada
tanggal 18 Mei 1817.

Pada tahun 1905 berdirilah Departemen Pertanian yang langsung


membentuk Dinas penyuluhan pertanian atau dalam istilah bahasa Belanda
disebut Landbauw Voorlichting Dienst (LVD). Adapun tujuan pembentukan
dinas penyuluhan pada saat itu sebagian besar adalah untuk memenuhi
kepentingan penjajah.Adanya istilah tanam paksa (cultur stelsel) dan kerja rodi
yang memaksa rakyat Indonesia untuk bercocok tanam diperuntukkan bagi
kepentingan Belanda.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, terjadi perubahan yang


mendasar dalam konsepsi, pengertian, tujuan dan aspek- aspek lain dalam
penyuluhan pertanian.Pada tahun 1970 sampai dengan 1980-an produk padi
meningkat, karena adanya sistem Latihan dan Kunjungan (LAKU). Pada tahun
1995 Bank Dunia, melakukan evaluasi kelemahan penyuluhan di Indonesia yaitu
(1) kurangnya partisipasi, (2) kesalahan menempatkan fokus penyuluhan, (3)
mekanisme top-down, dan (4) kurangnya koordinasi antar sektor.
Kelemahan penyuluhan pertanian di Indonesia tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah belum adanya persepsi yang
sama tentang definisi penyuluhan pertanian. Kondisi ini mengakibatkan
penyelenggaraan penyuluhan di era reformasi sempat mengalami stagnasi atau
bahkan di beberapa daerah tidak ada lagi kelembagaan yang mengurusi
penyelenggaraan penyuluhan. Hal tersebut sangat menjadi keprihatinan bagi
insan yang peduli dengan pembangunan pertanian. Oleh karena itu, lahirlah
Undang- Undang no 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (SP3K).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 1
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

1.2 PENGANTAR PENYULUHAN PERTANIAN

A. Pengertian Penyuluhan Pertanian

Istilah penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata ”Extension” yang


dipakai secara meluas dibanyak kalangan. Dalam Bahasa Indonesia istilah
penyuluhan berasal dari kata dasar ”Suluh” yang berarti pemberi terang di
tengah kegelapan. Menurut Mardikanto (1993) penyuluhan dapat diartikan
sebagai proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya
perbaikan cara-cara berusahatani demi tercapainya peningkatan pendapatan
dan perbaikan kesejahteraan keluarganya.
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang
mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar
dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan
(Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk
pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999)
menulis bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya
memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Menurut Vanden Ban dan Hawkins (2003), Penyuluhan pertanian adalah
suatu bentuk pengaruh sosial yang dilakukan secara sadar. Mengkomunikasikan
informasi dengan sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapatan
yang wajar dan mengambil keputusan yang tepat Menurut Salmon Padmanagara
(1972), Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (non
formal) untuk para petani dan keluarganya (ibu
Menurut Zakaria (2006), Penyuluhan pertanian adalah upaya
pemberdayaan petani dan nelayan beserta keluarganya malalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemandirian agar mereka mau dan
mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki/meningkatkan daya saing
usahanya, kesejahtaraan sendiri serta masyarakatnya (Zakaria, 2006);
Departemen Pertanian (2002) menyatakan bahwa Penyuluhan pertanian
adalah pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku
agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar
mereka mampu menolong dirinya sendiri, baik di bidang ekonomi, sosial maupun

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 2
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat


dicapai
Dalam UU RI No. 16, tentang SP3K, Tahun 2006 disebutkan bahwa
sistem penyuluhan pertanian merupakan seluruh rangkaian pengembangan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku
kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Penyuluhan pertanian
adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan
pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa didalam proses pembelajaran
inheren adanya proses-proses lain yang terjadi secara simultan, yaitu:
a. Proses komunikasi persuasif, yang dilakukan oleh penyuluh dalam
memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) beserta
keluarganya guna membantu mencari pemecahan masalah berkaitan
dengan perbaikan dan pengembangan usahan mereka, komunikasi ini
sifatnya mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan
masalah, namun keputusan tetap pada sasaran.
b. Proses pemberdayaan, maknanya adalah memberikan “kuasa dan
wenang” kepada pelaku utama dan pelaku usaha serta mendudukkannya
sebagai “subyek” dalam proses pembangunan pertanian, bukan sebagai
“obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki
dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk 1).
Berpartisipasi; 2). Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal;
3). Melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan; dan 4).
Memperoleh manfaat dalam setiap lini proses dan hasil pembangunan
pertanian.
c. Proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran
(pelaku utama maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi
timbal-balik ini mengenai berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya
pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan
usahanya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 3
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pendidikan dalam penyuluhan pertanian adalah usaha untuk menghasilkan


perubahan-perubahan pada perilaku manusia, yang mencakup:
a. Perubahan dalam pengetahuan atau hal yang diakui
b. Perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan
sesuatu
c. Perubahan dalam sikap mental
Penyuluhan pertanian harus memiliki:
a. Pengertian yang jelas tentang perubahan perilaku yang harus dihasilkan
atau perilaku baru apa (pengetahuan, pengertian, keterampilan,
kebiasaan, sikap, perasaan, ) dan tentang apa yang harus dihasilkan;
b. Pengertian tentang bagaimana caranya orang belajar, yaitu bagaimana
orang dapat dipengaruhi agar berubah cara berpikir dan bertindaknya
c. Pengertian yang jelas tentang bagaimana caranya mengajar yaitu cara
mempengaruhi orang lain. Ini mencakup pengetahuan dan keterampilan
menggunakan berbagai metoda penyuluhan paling efektif untuk
mengubah perilaku orang-orang tertentu. ( Margono, 1987)

B. Tujuan Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian mempunyai dua tujuan yang akan dicapai


yaitu : tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
pendek adalah menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah
pada usaha tani yang meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap
dan tindakan petani keluarganya melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Dengan berubahnya perilaku petani dan
keluarganya, diharapkan dapat mengelola usahataninya dengan produktif,
efektif dan efisien (Zakaria, 2006).
Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan
meningkatkan kesejahteraan petani yang diarahkan pada terwujudnya
perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usahatani (better
business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better living).
Dari pengalaman pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan di
Indonesia selama tiga-dasawarsa terakhir, menunjukkan bahwa, untuk
mencapai ketiga bentuk perbaikan yang disebutkan di atas masih
memerlukan perbaikan-perbaikan lain yang menyangkut (Deptan, 2002):
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 4
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Perbaikan kelembagaan pertanian (better organization) demi terjalinnya


kerjasama dan kemitraan antar stakeholders.
b. Perbaikan kehidupan masyarakat (better community), yang tercermin
dalam perbaikan pendapatan, stabilitas keamanan dan politik, yang
sangat diperlukan bagi terlaksananya pembangunan pertanian yang
merupakan sub-sistem pembangunan masyarakat (community
development)
c. Perbaikan usaha dan lingkungan hidup (better enviroment) demi
kelangsungan usahataninya.Tentang hal ini, pengalaman menunjukkan
bahwa penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan dan tidak
seimbang telah berpengaruh negatif terhadap produktivitas dan
pendapatan petani, serta kerusakan lingkungan-hidup yang lain, yang
dikhawatirkan akan mengancam keberlanjutan (sustainability)
pembangunan pertanian itu sendiri.
Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuan yaitu SMART
(Anonim, 2009) :

a. Specific ( khusus), kegiatan penyuluhan pertanian harus dilakukan


untuk memenui kebutuhan khusus.
b. Measurable ( dapat diukur), bahwa kegiatan penyuluhan harus
mempunyai tujuan akhir yang dapat diukur
c. Actionary (dapat dikerjakan/dilakukan) yaitu tujuan kegiatan
penyuluhan itu harus mampu untuk dicapai oleh para peserta/petani
d. Realistic ( realistis), bahwa tujuan yang ingin dicapai harus masuk
akal, dan tidak berlebihan, sehingga sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki peserta/petani
e. Time frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan), ini
berarti bahwa dalam waktu yang telah ditetapkan, maka tujuan yang
ingin dicapai dari penyelenggaraan penyuluhan ini harus dapat
dipenuhi oleh setiap peserta/ petani.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
adalah: ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behaviour (perubahan
perilaku yang dikehendaki); Condition (kondisi yang akan dicapai);
dan Degree (derajat kondisi yang akan dicapai).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 5
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

C. Prinsip Penyuluhan Pertanian

Mathews (1973) menyatakan bahwa: Prinsip adalah suatu pertanyaan


tentang kebijaksanaan yang dijadikan pedoman dalam pengambilan
keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten. Karena itu prinsip
berlaku umum, dapat diterima secara umum, dan telah diyakini kebenarannya
dari berbagai hasil pengamatan dalam kondisi yang beragam. Dengan
demikian, ”prinsip” dapat dijadikan sebagai landasan pokok yang benar, bagi
pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Meskipun ”prinsip” biasanya diterapkan dalam dunia akademis, tetapi
setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh
pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati. Seorang penyuluh (apalagi
administrator penyuluhan) tidak mungkin dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan baik tanpa memahaminya secara mendalam.
Menurut Soekandar (1973) prinsip penyuluhan pertanian banyak
sekali jumlahnya, namun beberapa hal yang penting mengenai prinsip
penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:
a. Penyuluhan pertanian seyogyanya diselenggarakan menurut keadaan
yang nyata,
b. Penyuluhan pertanian seharusnya ditujukan kepada kepentingan dan
kebutuhan sasaran
c. Penyuluhan pertanian ditujukan kepada seluruh anggota keluarga tani
d. Penyuluhan pertanian adalah pendidikan untuk demokrasi
e. Harus ada kerjasama yang erat antara penyuluh, peneliti dan lembaga
lain yang terkait
f. Rencana kerja penyuluhan pertanian sebaiknya disusun secara bersama
antara petani dan penyuluh
g. Penyuluhan pertanian bersifat luwes dan dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan

Penyuluhan pertanian diselenggarakan sesuai dengan fisolofi dan


prinsip-prinsip penyuluhan pertanian dan prinsip-prinsip penyelenggaraan
penyuluhan pertanian
Prinsip-prinsip penyelenggaraan penyuluhan pertanian:
a. Prinsip otonomi daerah dan desentralisasi
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 6
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Memberikan kesewenangan kepada kelembagaan penyuluhan pertanian


untuk menetapkan sendiri penyelenggaraan penyuluhan pertanian sesuai
dengan kondisinya masing-masing;dan bahwa kebijaksanaan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian didasarkan atas keburuhan
spesifik loikalita serta dalam penyelenggaraannya menjadi kewenangan
daerah otonomi yaitu kabupaten/kota dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia
b. Prinsip Kemitrasejajaran
Memberikan landasan bahwa penyuluhan pertanian diselenggarakan
berdasarkan atas kesertaan kedudukan antara penyuluh pertanian, petani
dan keluarganya beserta masyarakat agribisnis
c. Prinsip demokrasi
Memberikan landasan bahwa penyuluhan pertanian diselenggarakan
dengan menghargai dan mengakomodasi berbagai pendapat dan aspirasi
semua pihak yang terlibat dalam penyuluhan pertanian
d. Prinsip kesejahteraan
Memberikan landasan bahwa dalam penyuluhan pertanian semua pihak
yang terlibat memiliki nakses yang sama untuk mendapatkan informasi
yang diperlukan guna tumbuhnya rasa saling percaya dan kepedulian
yang besar;
e. Prinsip keswadayaan
Memberikan landasan bahwa penyuluhan pertanian diselenggarakan
atas dasar kemampuan menggali potensi diri baik dalam bentuk tenaga,
dana, maupun material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
f. Prinsip akuntabilitas
Memberikan landasan bahwa penyelenggaraan penyuluhan pertanian
dapat dipertanggung jawabkan kepada petani dan keluarganya beserta
masyarakat pelaku agribisnis
g. Prinsip integrasi
Memberikan landasan bahwa penyelenggaraan penyuluhan pertanian
merupakan bagian yang tidak terpisahkan diri kegiatan pembangunan
pertanian dan kegiatan pembangunan lainnya, yang secara sinergi
diselenggarakan untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian yang
telah ditetapkan
h. Prinsip keberpihakan
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 7
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Memberikan landasan bahwa penyuluhan pertanian memperjuangkan


dan berpihak kepada kepentingan serta aspirasi petani
Dari uraian tersebut di atas, makna yang terkandung dari prinsip
penyuluhan pertanian ditinjau dari pihak sasaran adalah sebagai berikut:
 Petani belajar secara sukarela;
 Materi penyuluhan didasarkan atas kebutuhan petani dan keluarganya;
 Secara potensi, keinginan, kemampuan, kesanggupan untuk maju sudah
ada pada petani, sehingga kebijaksanaan, suasana, fasilitas yang
menguntungkan akan menimbulkan kegairahan petani untuk berikhtiar;
 Petani tidak bodoh, tidak konservatif, petani mampu belajar dan sanggup
berkreasi;
 Belajar dengan mengerjakan sendiri adalah efektif, apa yang
dikerjakan/dialami sendiri akan berkesan dan melekat pada diri petani
dan menjadi kebiasaan baru;
 Belajar dengan melalui pemecahan masalah yang dihadapi adalah praktis
dan kebiasaan mencari kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik akan
menjadikan petani seseorang yang berinisiatif dan berswadaya;
.Prinsip penyuluhan pertanian sesungguhnya adalah suatu upaya
yang harus dilakukan untuk mewujutkan paling tidak 13 azas yang telah
dirumuskan dalam Undang- Undang no 16 tahun 2006, sebagai berikut :
1. Penyuluhan berazaskan demokrasi adalah penyuluhan yang
diselenggarakan dengan saling menghormati pendapat antara
pemerintah, pemerintah daerah, dan pelaku utama serta pelaku usaha
lainnya.
2. Penyuluhan berazasakan manfaat adalah penyuluhan yang harus
memberikan nilai manfaat bagi peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan perubahan perilaku untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan
dan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha.
3. Penyuluhan berazaskan kesetaraan adalah hubungan antara penyuluh,
pelaku utama, dan pelaku usaha yang harus merupakan mitra sejajar.
4. Penyuluhan berazaskan keterpaduan adalah penyelenggaraan
penyuluhan yang dilaksanakan secara terpadu antar kepentingan
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 8
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

5. Penyuluhan berazaskan keseimbangan adalah setiap penyelenggaraan


penyuluhan harus memperhatikan keseimbangan antara kebijakan,
inovasi teknologi dengan kearifan masyarakat setempat,
pengarusutamaan gender, keseimbangan pemanfaatan sumber daya dan
kelestarian lingkungan, dan keseimbangan antar kawasan yang maju
dengan kawasan yang relatif masih tertinggal.
6. Penyuluhan yang berazaskan keterbukaan adalah penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan secara terbuka antara penyuluh dan pelaku utama
dan usaha.
7. Penyuluhan berazaskan kerjasama adalah penyelenggaraan penyuluhan
harus diselenggarakan secara sinergis dalam kegiatan pembangunan
pertanian, perikanan, dan kehutanan serta sektor lain yang merupakan
tujuan bersama antara pemerintah dan masyarakat
8. Penyuluhan berazaskan partisipatif adalah penyelenggaraan penyuluhan
yang melibatkan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha dan
penyuluh sejak perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
9. Penyuluhan berazaskan kemitraan adalah penyelenggaraan penyuluhan
yang dilaksanakan berdasarkan prinsip saling menghargai, saling
menguntungkan, saling memperkuat, dan saling membutuhkan antara
pelaku utama dan pelaku usaha yang difasilitasi oleh penyuluh
10. Penyuluhan berazaskan keberlanjutan adalah penyelenggaraan
penyuluhan dengan upaya secara terus menerus dan berkesinambungan
agar pengetahuan, ketrempilan, serta perilaku pelaku utama dan pelaku
usaha semakin baik dan sesuai dengan perkembangan sehingga dapat
terwujud kemandirian
11. Penyuluhan berazaskan berkeadilan adalah penyelenggaraan yang
memposisikan pelaku utama dan pelaku usaha berhak mendapatkan
pelayanan secara proporsional sesuai dengan kemampuan, kondisi, serta
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
12. Penyuluhan berazaskan pemerataan adalah penyelenggaraan
penyuluhan harus dapat dilaksanakan secara merata bagi seluruh
wilayah RI dan segenap lapisan pelaku utama dan pelaku usaha
13. Penyuluhan berazaskan bertanggung gugat adalah evaluasi kinerja
penyuluhan dikerjakan dengan membandingkan pelaksanaan yang telah

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 9
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dilakukan dengan perencanaan yang telah dibuat dengan sederhana,


terukur, dapat dicapai, rasional, dan kegiatannya dapat jadualkan.

D. Filosofis Penyuluhan Pertanian


Makna secara filosofis, ”penyuluhan pertanian ” yang terkandung
dalam Undang- Undang no 16 tahun 2006 adalah “ bekerja bersama
masyarakat dalam melakukan usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kesadarannya dalam pelestarian lingkungan hidup “. Kegiatan
penyuluhan harus berpijak pada pentingnya pengembangan individu dalam
perjalanan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Penyuluhan sebagai implikasi pendidikan non formal dimaksudkan
bukan hanya suatu proses pembelajaran untuk menyesuaikan diri terhadap
situasi kehidupan nyata, namun lebih jauh dari itu adalah suatu proses
pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
dengan mempertinggi pengalaman- pengalaman

Penyuluhan sebagai proses kerjasama, maka dapat dikemukakan filosofis


sebagai karakter orang timur yaitu saling “asah, asih dan asuh” yang intinya
bahwa kegiatan penyuluhan merupakan proses pembelajaran yang dijiwai
oleh sifat- sifat seseorang yang amat mulia yaitu saling memberi dan
menerima suatu inovasi serta mampu menghargai pendapat orang lain dalam
rangka untuk memperbaiki usahataniya yang lebih mengungtungkan.
Ada empat hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan
filosofi penyuluhan pertanian, yaitu :
1. Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat, dan bukan bekerja
untuk masyarakat
2. Penyuluh tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi justru harus
mampu mendorong kemandirian
3. Penyuluhan harus selalu mengacu pada terwujudnya kesejahteraan hidup
masyarakat
4. Penyuluhan harus mengacu pada peningkatan harkat dan martabat
manusia sebagai individu, kelompok, dan masyarakat umumnya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 10
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

E. Rangkuman
Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku
utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau
dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai
upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Penyuluhan pertanian harus memiliki : (1) pengertian yang jelas
tentang perubahan perilaku yang harus dihasilkan, (2) pengertian tentang
bagaimana caranya orang belajar, (3) pengertian yang jelas tentang
bagaimana caranya mengajar.
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku ( pengetahuan,
ketrampilan, sikap) petani agar dapat bertani lebih baik (better farming),
berusahatani lebih menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera
(better living) dan bermasyarakat lebih baik ( better community).
Seorang penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus
berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati. Seorang
penyuluh (apalagi administrator penyuluhan) tidak mungkin dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik tanpa memahaminya secara
mendalam prinsip tersebut.
Ada empat hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan
filosofi penyuluhan pertanian, yaitu :

1. Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat, dan bukan bekerja


untuk masyarakat
2. Penyuluh tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi justru harus
mampu mendorong kemandirian
3. Penyuluhan harus selalu mengacu pada terwujudnya kesejahteraan
hidup masyarakat
4. Penyuluhan harus mengacu pada peningkatan harkat dan martabat
manusia sebagai individu, kelompok, dan masyarakat umumnya

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 11
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

F. Latihan
1. Jelaskan yang dimaksud pengertian penyuluhan pertanian menurut
Undang-Undang SP3K ?
2. Jelaskan tujuan penyuluhan pertanian .
3. Jelaskan prinsip-prinsip penyuluhan pertanian.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan filosofi penyuluhan pertanian.

1.3 RUANG LINGKUP PENYULUHAN PERTANIAN


Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa unsur antara lain:
penyuluh, materi penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan, sasaran
penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
Dalam undang-undang no. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, disebutkan bahwa penyuluh adalah
perorangan warga Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan dibidang
pertanian, baik merupakan penyuluh PNS, swasta maupun swadaya. Adapun
yang menjadi tugas pokok penyuluh adalah menyiapkan, melaksanakan,
mengembangan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penyuluhan pertanian,
sehingga penyuluh dituntut mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
penyuluh dilapangan dengan menjadi mitra kerja petani yang berperan sebagai
fasilitator.

A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyuluhan pertanian mencakup :

1. Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan Agribisnis.

Memenuhi kebutuhan pangan merupakan tugas yang terus


menerus dihadapi oleh suatu negara dan penduduknya. Apabila kebutuhan
pangan tersebut terpenuhi, maka baru dapat dihasilkan kehidupan. Dengan
demikian kegiatan pertanian yang efisien memainkan peranan yang
penting.
Penyuluh pertanian harus mempersiapkan diri dengan program-
program pembelajaran yang bertujuan untuk :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 12
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. mengurangi biaya pemasaran produksi pertanian,


b. memperluas jangkauan pemasaran produksi pertanian, dan
c. membantu masyarakat memahami sistem pemasaran.
Menurut Mustajab dalam konsep pembangunan ekonomi, agribisnis
meliputi empat sub-sektor, antara lain (1) sub-sektor agribisnis hulu (up
stream agribusiness) yaitu kegiatan industri dan perdagangan yang
menghasilkan sarana produksi pertanian primer seperti bibit, pupuk,
pestisida dan alat-alat pertanian, (2) sub-sektor usahatani (on-farm
agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi
pertanian primer untuk menghasilkan komoditas pertanian primer, (3) sub-
sektor agribisnis hilir (down stream agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi
mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan beserta
perdagangan dan distribusinya, (4) sub-sektor jasa penunjang kegiatan
pertanian (agro supporting institutions) yaitu kegiatan yang menyediakan
jasa bagi agribusiness seperti perbankan, penelitian dan pengembangan,
transportasi, penyuluhan pertanian dan sebagainya.
Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua
kegiatan yang meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan
penyaluran sarana produksi untuk memperlancar penerapan teknologi
dalam usahatani dan memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal.
Untuk mendorong terciptanya sistem agribisnis yang dinamis diperlukan
jasa dari pemerintah dan kelembagaan seperti jasa transportasi, keuangan,
jasa penyaluran dan perdagangan serta jasa penyuluhan pertanian. Sektor
jasa akan menghubungkan aktivitas sub sistem yang terkait dalam
agribisnis.
Menurut Mosher beberapa faktor esensial untuk menuju pertanian
modern adalah (1) pasar untuk hasil usahatani, (2) teknologi yang selalu
berubah, (3) tersedianya sarana produksi secara lokal, (4) perangsang
produksi bagi petani dan (5) fasilitas pengangkutan. Untuk mempercepat
menuju pertanian modern. Beberapa faktor pelancar tersebut adalah (1)
kredit produksi, (2) memperbaiki mutu lahan usahatani, (3) perencanaan
nasional untuk pembangunan pertanian dan (4) penyediaan fasilitas
penyuluhan pertanian.
Beberapa ciri pertanian modern menurut Mosher adalah (a) teknologi
dan efisiensi usahatani selalu meningkat, (b) macam produksi usahatani
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 13
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

selalu berubah menyesuaikan dengan permintaan pasar dan biaya


produksi, (c) kualitas tanah dan tenaga kerja usahatani selalu mengalami
peningkatan.
Untuk membuat pertanian modern diperlukan berbagai usaha antara
lain melalui kegiatan pendidikan baik formal maupun non formal
(penyuluhan pertanian). Karena tingkatan pendidikan formal yang dicapai
petani Indonesia relatif rendah, maka harus diimbangi dengan kegiatan
pendidikan non-formal (penyuluhan pertanian).
Agar mendidikan penyuluhan pertanian lebih efektif programa
penyuluhan pertanian haruslah memenuhi persyaratan antara lain :
a. Penyuluhan pertanian diberikan ditempat petani berada.
b. Materi penyuluhan pertanian bersifat khusus sesuai dengan
perhatian dan kebutuhan petani
c. Mempertimbangkan kenyataan petani itu orang dewasa, sehingga
kegiatan penyuluhan pertanian menggunakan metode-metode khusus
untuk orang dewasa
d. Kegiatan penyuluhan pertanian dilaksanakan pada waktu para
petani tidak terlalu sibuk
e. Kegiatan penyuluhan pertanian antara lain menyampaikan
teknologi baru dibidang pertanian yang memberikan nilai tambah
f. Memberi kesempatan kepada petani untuk segera mencoba
metode-metode baru yang dianjurkan
g. Setiap teknologi baru yang dianjurkan secara teknis
memungkinkan, secara ekonomi layak dan secara sosial dapat
diterima
h. Kegiatan penyuluhan pertanian kepada para petani hendaknya dapat
menyampaikan pesan-pesan yang dapat mengubah perilaku petani
kearah/ mendekati ciri-ciri manusia modern seperti sikap positif
terhadap perubahan, bersifat rasional, mempunyai wawasan yang luas,
optimis dan berani mengambil resiko.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 14
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan Keluarga Tani.


Bagi kebanyakan orang, kebutuhan selalu melebihi apa yang dapat
diraihnya. Ini memaksa orang untuk membuat berbagai keputusan
mengenai sumberdaya apa yang harus diraihnya dan bagaimana
melaksanakannya. Ini memerlukan kemampuan manajerial yang baik
dalam kemampuan membuat keputusan untuk meraih tujuan.
Keluarga tani selalu menghadapi perubahan yang menyangkut
produksi, harga barang dan jasa , perubahan pekerjaan dan
kependudukan. Keadaan ini mempengaruhi usahanya, kehidupannya dan
jenis pekerjaannya yang terbuka baginya.
Tuntutan akan program kesejahteraan keluargapun perlu mendapat
perhatian. Penyuluhan pertanian perlu juga memperbaiki dan memperkuat
program pengembangan pemuda tani. Disamping program magang juga
diupayakan agar kontak tani menjadi lebih peka terhadap masalah yang
dihadapi pemuda tani dan berupaya mencari pemecahannya.

3. Penyuluhan Pertanian sebagai Bagian dari Pembangunan Masyarakat


Pembangunan masyarakat yang demokratis bukan hanya berkaitan
dengan rencana dan statistik, target dan anggaran, teknologi dan metode,
perlengkapan dan staf profesional, atau instansi dan organisasi untuk
mengelola kesemuanya, tetapi berkaitan dengan penggunaan efektif dari
hal-hal tersebut sebagai usaha pendidikan untuk mengubah pikiran dan
tindakan, sehingga mereka mampu membantu diri mereka sendiri, meraih
perbaikan ekonomi dan sosial.
Masyarakat dapat diperbaiki dan dikembangkan. sumberdayanya
.Untuk mengembangkan sumberdaya mereka dengan baik., penyuluh
pertanian akan berhadapan dengan tiga jenis sumberdaya :
a. Alam : tanah, air, iklim, mineral, dll
b. Manusia : masyarakat dengan sikapnya, keterampilan dan bakatnya
c. Kelembagaan :sekolah, tempat beribadah, pasar, instansi pemerintah
dan organisasi masyarakat lainnya yang memenuhi kepentingan
masyarakat.
Dalam melaksanakan tugasnya, penyuluh pertanian akan melayani
beragam masyarakat dengan beragam kegiatan. Tetapi tujuan dasarnya

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 15
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

akan selalu sama, yaitu mengembangkan masyarakat sendiri, membantu


mereka menggali potensinya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan
harapan.
4. Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya Berkelanjutan.
Terdapat lima aspek yang saling mempengaruhi pembangunan pertanian
yang berkelanjutan, yakni :
a. Praktek usahatani yang berkelanjutan
b. Proses belajar praktek usahatani tersebut
c. Kegiatan fasilitas proses belajar tersebut
d. Kelembagaan yang mendukung kegiatan fasilitas meliputi pasar, ilmu
pengetahuan, penyuluhan pertanian, jaringan inovasi dan lain-lain
e. Kerangka kebijaksanaan yang menunjang berupa peraturan, subsidi,
dll.

Kelima aspek tersebut membentuk kesatuan yang saling berkaitan


dan selaras. Praktek usahatani yang berkelanjutan memerlukan adanya
proses belajar, yang selanjutnya memerlukan kegiatan fasilitas, dukungan
kelembagaan dan kerangka kebijaksanaan yang menunjang.

5. Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya Pengembangan SDM


Upaya pembangunan pertanian erat kaitannya dengan upaya
pengembangan sumberdaya manusia, khususnya para petani, karena para
petani yang mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan
ternak dalam usahataninya.
Dalam menjalankan usahataninya, para petani menjalankan
peranannya sebagai juru tani, manajer dan juga manusia. Sebagai juru tani
para petani memelihara tanaman dan hewan ternak untuk mendapatkan
hasilnya yang berfaedah. Sejalan dengan berkembangnya pertanian, tugas
sebagai juru tani juga berkembang misalnya memupuk, mengatur irigasi
dengan lebih baik, melakukan pengendalian hama terpadu dan
menerapkan cara-cara baru lainnya.
Apabila keterampilan sebagai juru tani pada umumnya adalah
keterampilan tangan, otot dan mata, maka keterampilan sebagai manajer
mencakup kegiatan otak yang didorong oleh kemauan,dan kemampuan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 16
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dalam pengambilan keputusan atau penetapan pilihan dari alternatif yang


ada. Sejalan dengan majunya pertanian, para petani harus lebih banyak
mengembangkan keahliannya dalam memasarkan produknya .
Sebagai manusia biasa para petani menjadi anggota dari dua
kelompok manusia yang penting baginya. Sebagai anggota suatu keluarga
dan sebagai anggota suatu masyarakat setempat atau rukun tetangga.
Sebagai perorangan, para petani memiliki empat kapasitas penting
untuk pembangunan pertanian, yaitu bekerja, belajar, berfikir dengan daya
khayal dan kreatif, dan bercita-cita. Kapasitas seperti itulah yang
memungkinkan para petani menemukan cara-cara yang baru dan lebih
produktif untuk mengusahakan usahatani mereka.

B. Rangkuman
Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa unsur penyuluhan antara lain:
penyuluh, materi penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan,
sasaran penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
Ruang lingkup penyuluhan pertanian mencakup : (1) Penyuluhan Pertanian
sebagai Kegiatan Agribisnis, (2) Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan
Keluarga Tani, (3) Penyuluhan Pertanian sebagai Bagian dari Pembangunan
Masyarakat , (4) Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya Berkelanjutan, (5) 22.

C. Latihan
1. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan
Agribisnis,
2. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan
Keluarga Tani
3. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Bagian dari
Pembangunan Masyarakat
4. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya
Berkelanjutan
5. Jelaskan yang dimaksud Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya
Pengembangan SDM

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 17
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

1.4 SASARAN PENYULUHAN PERTANIAN

A. Sasaran Penyuluhan

UUD RI No. 16, tentang Sistem Penyuluhan Prtanian, Perikanan dan


Kehutanan, BAB III pasal 5, mengatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian
adalah :

1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran


utama dan sasaran antara.

2. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.

3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang


meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan,, dan
kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.
Soejitno(1968) menyatakan selaras dengan pengertiannya, yang menjadi
sasaran penyuluhan pertanian adalah petani dan keluarganya, yaitu: Bapak tani,
Ibu tani, dan pemuda/I atau anak-anak tani. Pertanyataan seperti ini tidak dapat
disangkal, sebab, pelaksana utama pembangunan pertanian adalah para petani
dan kelurganya. Jadi, yang harus di ubah perilakunya dalam praktek-praktek
bertani dan berusahatani guna meningkatkan produksi dan pendapatan
masyarakat, adalah petani itu sendiri
Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa sasaran penyuluhan
pertanian sebenarnya tidak boleh hanya petani saja, melainkan seluruh warga
masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki peran dalam
kegiatan pembangunan pertanian. Mereka itu, dapat dikelompokkan dalam
(Totok Mardikanto dan sri Sutami, 1982):
1. Sasaran Utama Penyuluhan Pertanian
Sasaran utama adalah sasaran penyuluhan pertanian yang secara
langsung terlibat dalam kegiatan bertani dan pengelolaan usahatani.
Termasuk dalam kelompok ini adalah petani dan keluarganya.
2. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian
Sasaran penentu adalah bukan pelaksana kegiatan bertani dan berusahatani,
tetapi secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam penentuan
kebijakan pembangunan pertanian dan/atau menyediakan segala
kemudahan yang diperlukan petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan
usahataninya.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 18
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Termasuk dalam kelompok ini adalah:


a. Pengusaha atau pimpinan wilayah yang memiliki kekuasaan mengambil
keputusan kebijakan pembangunan pertanian dan sekaligus bertanggung
jawab atas keberhasilan pembangunan di wilayah kerjanya masing-
masing.
b. Tokoh-tokoh informal yang memiliki kekuasaan atau wibawa untuk
menumbuhkan opini publik dan/atau yang dijadikan panutan oleh
masyarakat setempat (tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus, guru).
c. Para peneliti atau para ilmuwan sebagai pemasok informasi/teknologi
yang diperlukan oleh petani, berupa inovasi tentang : teknik bertani,
pengelolaan usahatani, dan pengorganisasian petani.]
d. Lembaga perkreditan yang berkewajiban menyediakan kemudahan kredit
bagi petani (kecil) yang memerlukan ; pembelian sarana produksi dan
peralatan bertani, pengelolaan usahatani, termasuk upah tenaga dan
biaya hidup keluarganya selama musim pertanaman sampai panen.
e. Produsen dan penyalur saran produksi/peralatan bertani
f. Pedagang dan lembaga pemasaran yang lainnya
g. Pengusaha/industri pengolahan hasil-hasil pertanian
3. Sasaran pendukung penyuluhan pertanian
Sasaran pendukung adalah pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung tidak memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan pertanian,
tetapi dapat diminta bantuannya guna melancarkan penyuluhan pertanian.
Termasuk dalam kelompok ini adalah:
a. Para pekerja sosial
b. Seniman
c. Konsumen hasil-hasil pertanian
d. Biro iklan

B. Rangkuman
Sasaran penyuluhan pertanian adalah :
Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran
utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama
dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan
lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, serta
generasi muda dan tokoh masyarakat.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 19
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pemilihan sasaran penyuluhan harus tepat agar materi yang disampaikan


sesuai dengan kebutuhan dan dapat memecahkan prmasalahan yang
dihadapi.
C. Latihan

1. Siapakah sasaran penyuluhan pertanian menurut Undang-Undang


Sistem Penyuluhan Pertnian, Perikanan, dan Kehutanan ?
2. Apa dampak yang dihasilkan jika penyuluhan tidak tepat sasaran

1.5. STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN

A. Strategi
Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan yang memiliki
tujuan yang jelas dan harus di capai. Oleh sebab itu, setiap pelaksanaan
penyuluhan pertanian perlu dilandasi oleh strategi kerja tertentu demi
keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam kaitan ini, sebelum merumuskan suatu strategi yang ingin di
terapkan, setiap kegiatan penyuluhan pertanian perlu untuk selalu mengingat
peranan penyuluhan sebagai perantara atau penghubung antara “kegiatan
penelitian pertanian”(yang selalu berupaya menemukan dan mengembangkan
teknologi pertanian) dan “penerapan teknologi” yang dilaksanakan petani
sebagai pengguna hasil-hasil penelitian seperti terlihat dalam skema pada
Gambar di bawah ini.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 20
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Informasi
pemecahan masalah-masalah
yang dihadapi petani

PENELITIAN PENYULUHAN PENERAPAN


PERTANIAN PERTANIAN TEKNOLOGI

Informasi
tentang masalah-masalah
yang dihadapi petani

Gambar 1. Penyuluhan Pertanian Sebagai Jembatan Penghubung Antara


Penelitian dan Penerapan teknologi.
Sehubungan dengan adanya keterkaitan antara: penelitian, penyuluhan
dan kegiatan petani tersebut, lebih lanjut dapat di gambarkan tentang model-
model keterkaitan dan pihak-pihak yang perlu dilibatkan di dalamnya, seperti
terlihat dalam Gambar 2.

PENELITIAN

Penyuluh Pertanian
Spesialis
Tim Peneliti PENYULUHAN
Sistem Usahatani

Badan Penasehat
Teknis

PETANI

Kontak tani
Gambar 2. Model Keterkaitan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Dengan
Pihak/Lembaga Terkait.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 21
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Lebih lanjut, sebagai pertimbangan penentu strategi yang akan


diterapkan, perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut:
a. Kebijakan pertanian dan tujuan pembangunan
b. Identifikasi kategori Petani
c. Perumusan Strategi penyuluhan untuk penerapan teknologi
d. Pemilihan metoda penyuluhan yang diterapkan.

a. Kebijakan pertanian dan tujuan pembangunan


Salah satu hal yang harus diingat sebelum melaksanakan penyuluhan
pertanian, adalah: perlu adanya ketegasan tentang kebijakan pertanian
dalam kaitan untuk mencapai tujuan pembangunan, baik untuk tingkat
nasional, regional, maupun di tingkat lokal.
Adanya ketegasan mengenai kebijakan pertanian ini, akan sangat
menentukan, seberapa jauh aktivitas yang akan dilaksanakan oleh penguasa
wilayah dan aparat penyuluhan pertanian itu sendiri untuk menggerakkan
partisifasi masyarakat demi tercapainya tujuan pembangunan yang
diinginkan. Karena itu, strategi awal yang harus diterapkan dalam
pelaksanaan penyuluhan adalah: harus diupayakan adanya komitmen
penguasa terhadap pentingnya pembangunan pertanian dan kaitannya
dengan pembangunan masyarakat dalam arti luas, yang dinyatakan dalam
bentuk kebijakan pertanian untuk tercapainya tujuan pembangunan.

o Alternatif teknologi pertanian yang akan diterapkan


Teknologi pertanian, pada dasarnya dapat di bedakan menjadi 4 (empat)
macam, yaitu: teknologi hemat tenaga, teknologi hemat-lahan, teknologi yang
berskala netral, dan teknologi tepat guna, yang masing-masing memiliki
karakteristik sendiri serta menuntut kondisi wilayah tertentu untuk dapat
disuluhkan dengan baik.
Sehubungan dengan itu, pemilihan strategi penyuluhan harus
memperhatikan tipe-tipe teknologi pertanian yang ingin disuluh untuk
diterapkan para petani sasarannya. Baik yang berkaitan dengan kesesuaian
teknologi dengan kondisi wilayah karakteristik teknologi itu sendiri, maupun
karakteristik petani yang dijadikan sasaran penyuluhannya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 22
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

o Pengkaji-ulang terhadap strategi penyuluhan

Sudah sejak lama, strategi penyuluhan yang dilaksanakan selalu mengacu


kepada teori difusi, yakni menggunakan petani lapisan atas (perintis)sebagai
sasaran utama penyuluhan.
Strategi ini dipilih,karena proses adopsi inovasi akan relative lebih cepat.
Untuk kemudian, melalui proses difusi, diharapkan para petani-perintis ini
akan dijadikan anutan oleh para petani yang lain.
Akan tetapi, strategi ini ternyata berakibat pada semakin lebarnya
kesenjangan keadaan sosial-ekonomi antar kelompok petani. Hal ini terjadi,
karena:
1) Keengganan kelompok perintis untuk menyebarluaskan keberhasilan
kepada kelompok tani yang lain.
2) Keengganan kelompok petani yang lain untuk meniru keberhasilan petani
perintis, baik karena ketidak mampuan mereka untuk memenuhi
persyaratan teknis (karena tidak cukup memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan dana) maupun ketidak beranian mereka untuk
menghadapi resiko kegagalan.
Keadaan seperti itu, mendorong para peserta WSRRD (World
Conference on Agrarian Reform and Rural Development)pada tahun 1979
untuk mengeluarkan rekomendasi tentang upaya “peningkatan
pertumbuhan dengan pemerataan”. Dengan demikian, setiap upaya
penyuluhan pertanian kiranya perlu mengkaji kembali strategi penyuluhan
yang menjamin semua kelompok petani dapat menikmati/memperoleh
informasi penyuluhan pertanian secara seimbang.

b. Identifikasi kategori petani


Pada kenyataannya, kegiatan penyuluhan akan berhadapan dengan
sasaran penyuluhan yang sangat beragam, baik ragam kondisi wilayahnya,
maupun keragaman keadaan sosial ekonominya. Karena itu, strategi
penyuluhan pertanian yang akan diterapkan harus selalu memperhatikan
tujuan penyuluhan dan kaitannya dengan keragaman keadaan sasaran, serta
harus di upayakan untuk selalu dapat menembus kendala-kendala yang
biasanya muncul dari keragaman-keragaman keadaan sasaran itu.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 23
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Beberapa keragaman yang sering menjadi kendala penyuluhan


pertanian adalah:
1) Keragaman zona ekologi pertanian, yang sering kali hanya cocok untuk
komoditi-komoditi tertentu dan teknologi tertentu yang akan diterapkan.
2) Keragaman dalam kemampuannya untuk menyediakan sumberdaya yang
diperlukan (pengetahuan, keterampilan, dana, kelembagaan)
3) Keragaman jenis kelamin, yang bersama-sama dengan nilai-nilai sosial
budaya sering muncul sebagai kendala dalam pelaksanaan penyuluhan
pertanian. Tentang hal ini, perlu diperhatikan bahwa, kaum perempuan
masih sering belum dilibatkan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian,
padahal mereka merupakan tenaga kerja (baik sebagai pengelola
maupun pelaksana) yang potensial dalam kegiatan pertanian.
4) Keragaman umur sasaran. Dalam kaitan ini, kelompok pemuda `tani
berumur 15-24 tahun sebenarnya merupakan sasaran yang potensial,
tetapi seringkali juga belum dilibatkan secara aktif dalam penyuluhan
pertanian (baik sebagai sasaran penyuluhan maupun sebagai pembantu
penyuluh pertanian).
Sehubungan dengan masalah ini, strategi penyuluhan harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1) Pemetaan wilayah penyuluhan yang akan di layani, khususnya pemetaan
wilayah berdasarkan keadaan keragaman ekologi pertaniannya.
2) Upaya melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik yang berkaitan
dengan kategori petani berdasarkan keinovatipannya, kemampuannya
menyediakan sumberdaya, jenis kelamin, dan umurnya dalam kegiatan
penyuluhan pertanian.
3) Pengembangan rekomendasi teknologi yang tepat guna.

c. Perumusan strategi penyuluhan untuk penerapan teknologi


Kulp (1977), mengemukakan pentingnya kegiatan penyuluhan yang harus
dilaksanakan pada tahapan-tahapan pembangunan pertanian yang terdiri
atas 6 (enam) tahap, yaitu:
1) Tahapan pra pembangunan. Pada tahapan ini, kegiatan penyuluhan
pertanian belum dilaksanakan, tetapi sedang dipersiapkan.
2) Tahapan ekperimental. Pada tahapan ini, penyuluhan pertanian
diharapkan telah mencapai sekitar 1-20% petani sasarannya, yakni untuk
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 24
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dijadikan pelaksana pengujian atau demonstrator pada kegiatan-kegiatan


demonstrasi yang dilaksanakan dan di kembangkan oleh para penyuluh
pertanian.
3) Tahapan pengembangan komoditi. Pada tahapan ini, penyuluhan
pertanian diharapkan sudah harus menjangkau 20-40% petani, untuk
mengadopsi penerapan input-input baru.
4) Tahapan pengembangan komoditi. Pada tahapan ini, penyuluhan
diharapkan telah menjangkau 100% petani yang dilibatkan dalam
keseluruhan proses usahatani yang mencakup: alokasi sumberdaya,
pengorganisasikan petani, pemasaran (pengendalian harga input dan
harga produk), serta upaya-upaya untuk mengubah perilaku dari petani
subsistem ke petani komersial.
5) Tahapan diversifikasi usahatani bernilai tinggi. Pada tahapan ini,
penyuluhan juga diharapkan sudah menjangkau 100% petani yang
dilibatkan pada usahatani komersial yang memproduksi produk-produk
pertanian bernilai ekonomi tinggi.
6) Tahapan intensifikasi modal. Pada tahapan ini, penyuluhan juga
diharapkan telah menjangkau 100% petani yang dilibatkan dalam upaya
pemanfaatan lahan secara optimal dengan penggunaan modal yang
semakin insentif (baik untuk investasi maupun eksploitasi).
Di samping itu, perumusan strategi penyuluhan pertanian juga
harus diarahkan untuk meningkatkan keterlibatan kaum perempuan dan
generasi muda dalam penyuluhan pertanian.
Khusus yang menyangkut peningkatan peran wanita/perempuan dalam
penyuluhan pertanian, perlu diperhatikan bahwa:
1) Kaum perempuan terbukti memberikan kontribusi yang besar dalam
pertanian, tetapi masih jarang dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan
penyuluhan pertanian.
2) Kaum perempuan belum memperoleh perhatian yang sederajat dengan
kaum pria, baik dalam kegiatan penyuluhan maupun dalam pelaksanaan
seluruh kegiatan pertanian.
Sedang yang berkaitan dengan peningkatan peran generasi
muda, perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang
bertujuan untuk menyiapkan mereka sebagai petani komersial yang tangguh
di masa depan. Beberapa program/kegiatan yang perlu dirancang adalah:
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 25
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

1) Pengembangan kepemimpinan, untuk menyiapkan mereka sebagai


pelopor pembangunan di masa depan.
2) Kewarganegaraan, untuk memupuk rasa tanggung jawab sebagai warga
negara, yang peka terhadap masalah-masalah pembangunan nasional
dan selalu sadar tentang perlunya pembangunan.
3) Pengembangan pribadi, khususnya yang berkaitan dengan perilaku,
kepercayaan diri, dan keterampilan mengemukakan pendapat melalui
latihan berorganisasi.

d. Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian


Didalam Strategi penyuluhan pemilihan metode yang efektif, perlu di
rancang sesuai dengan kebutuhannya, khususnya yang berkaitan dengan
tingkat adopsi yang sudah ditunjukkan oleh masyarakat (petani) sasarannya.

Berkaitan dengan strategi penyuluhan pertanian Van De Ban dan


Hawkins (1985) menawarkan adanya tiga strategi yang dapat dipilih, yaitu:
rekayasa sosial, pemasaran sosial, dan partisipasi sosial.
Bertolak dari tawaran pilihan strategi tersebut, Mardikanto (1995)
menyatakan bahwa, meskipun strategi partisipatip dapat dinilai sebagai strategi
terbaik, sesungguhnya tidak ada strategi penyuluhan yang selalu efektif dan
"baik" untuk semua kelompok sasaran, karena pilihan strategi tergantung
motivasi penyuluh dan perlu memperhatikan kondisi kelom-pok sasaran.

B. Rangkuman

Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan yang memiliki


tujuan yang jelas dan harus di capai. Oleh sebab itu, setiap pelaksanaan
penyuluhan pertanian perlu dilandasi oleh strategi kerja tertentu demi
keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Perumusan strategi penyuluhan pertanian juga harus diarahkan untuk
meningkatkan keterlibatan kaum perempuan dan generasi muda dalam
penyuluhan pertanian.
Penentuan strategi perlu memperhatikan beberapa hal yang
menyangkut: (1) Spesifikasi tujuan penyuluhan untuk mencapai sasaran
pembangunan pertanian, (2)Identifikasi kategori Petani, (3) Perumusan
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 26
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Strategi penyuluhan untuk penerapan teknologi, (4) Pemilihan metoda


penyuluhan yang diterapkan.

C. Latihan

1. Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan perlu dibuat strategi,


mengapa ?
2. Apa yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi penyuluhan
pertanian ?

1.6. P E N U T U P

A. Kesimpulan

Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama


(pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai
upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Penyuluhan pertanian harus memiliki:
a. Pengertian yang jelas tentang perubahan perilaku yang harus dihasilkan
atau perilaku baru apa (pengetahuan, pengertian, keterampilan,
kebiasaan, sikap, perasaan, ) dan tentang apa yang harus dihasilkan;
b. Pengertian tentang bagaimana caranya orang belajar, yaitu bagaimana
orang dapat dipengaruhi agar berubah cara berpikir dan bertindaknya.
c. Pengertian yang jelas tentang bagaimana caranya mengajar yaitu cara
mempengaruhi orang lain. Ini mencakup pengetahuan dan keterampilan
menggunakan berbagai metoda penyuluhan paling efektif untuk
mengubah perilaku orang-orang tertentu.
d. Penyuluhan pertanian haruslah memperhatikan prinsip-prinsip dan
filosofi penyuluhan
Penyuluhan pertanian harus mempunyai tujuan yang jelas agar
keberhasilan penyuluhan tercapai. Tujuan penyuluhan mencakup perubahan
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 27
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

prilaku pelaku utama yaitu berubahnya pengetahuan , sikap dan ketrampilan


untuk mencapai terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming),
perbaikan usahatani (better business), dan perbaikan kehidupan petani dan
masyarakatnya (better living).
Dalam melakukan kegiatan penyuluhan pemilihan sasaran harus tepat
dan kebutuhan petani agar dapat memecahkan permasalahan. Selain itu
strategi perlu dirancang dalam menjalankan kegiatan penyuluhan. Hal ini
agar tujuan penyuluhan yang direncanakan tercapai.

B. Tindak Lanjut

Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan, penyuluh harus memahami


makna pengertian, prinsip dan tujuan penyuluhan pertanian dan siapa yang akan
menjadi sasarannya. Seorang penyuluh juga perlu menyusun strategi dalam
melaksanakan penyuluhan agar penyuluhan tersebut berhasil dan selalu
mengembangkan diri, berlatih dalam merencanakan dan melaksanakan serta
mengevaluasi penyuluhan pertanian .Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan
penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik sehingga memperoleh hasil
yang optimal.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 28
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB II
PENDIDIKAN ORANG DEWASA

2.1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam pendidikan saat ini yang perlu mendapat
perhatian adalah konsep pendidikan untuk orang dewasa. Tidak selamanya kita
berbicara dan mengulas di seputar pendidikan murid sekolah yang relatif berusia
muda. Kenyataan di lapangan, bahwa tidak sedikit orang dewasa yang harus
mendapat pendidikan baik pendidikan informal maupun non-formal, misalnya
pendidikan dalam bentuk keterampilan, kursus-kursus, penataran dan
sebagainya. Masalah yang sering muncul adalah bagaimana kiat, dan strategi
membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah.
Dalam hal ini, orang dewasa sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat
diperlakukan seperti anak-anak didik biasa yang sedang duduk di bangku
sekolah tradisional. Oleh sebab itu, harus dipahami bahwa, orang dewasa yang
tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri bergerak dari
ketergantungan seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju ke arah
kemandirian atau pengarahan diri sendiri. Kematangan psikologi orang dewasa
sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya
kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu keinginan dipandang dan
diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya sendiri, bukan
diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila
orang dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi
dirinya sendiri maka dia akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak senang.
Karena orang dewasa bukan anak kecil, maka pendidikan bagi orang dewasa
tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Perlu dipahami apa
pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa yang
diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar paling baik dan sebagainya (Lunandi,
1987).

a. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang proses pembelajaran bagi orang
dewasa yang meliputi hakikat dan pengertian pendidikan orang dewasa, prinsip-

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 29
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

prinsip pendidikan orang dewasa, pendekatan dan metode pendidikan orang


dewasa serta proses pembelajaran orang dewasa

b. Tujuan dan Manfaat


Agar peserta dapat menerapkan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa
dalam penyuluhan pertanian

c. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan prinsip-
prinsip dan metode pembelajaran bagi orang dewasa serta menerapkan proses
belajar mengajar orang dewasa dalam Penyuluhan Pertanian.

d. Indikator Keberhasilan
Setelah menyelesaikan mata diklat ini, peserta dapat menganalisa :

1. hakikat dan pengertian pendidikan orang dewasa,


2. prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa
3. pengantaran pendekatan/metode pendidikan orang dewasa
4. proses belajar mengajar pada orang dewasa

e. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Curah pendapat
3. Diskusi
4. Role play

f. Materi Pokok
1. Pengertian POD
2. Prinsip-prinsip Mengajar Orang Dewasa
3. Pengantaran pendekatan/Metode Pendidikan Orang Dewasa
4. Proses belajar mengajar orang dewasa

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 30
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2.2. PENGERTIAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Indikator Keberhasilan : setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan dengan
benar pengertian pendidikan orang dewasa

A. PENGERTIAN P O D

Malcolm S. Knowles (1970) memberikan suatu pengertian tentang


pendidikan orang dewasa yaitu bahwa "pendidikan orang dewasa adalah
pengetahuan dan teknik untuk membantu orang dewasa untuk belajar”.
Pengertian ini sudah menunjukkan suatu bidang keilmuan yang mandiri dimana
disebutkan, bahwa pendidikan orang dewasa adalah suatu ilmu. Karena hal ini
menunjukkan suatu ilmu, maka bidang garapan pendidikan orang dewasa
sangatlah luas. Walaupun demikian, dalam pengertian itu ditandaskan pula
bahwa selain suatu ilmu, pendidikan orang dewasa adalah juga suatu teknik
dalam membantu orang dewasa untuk belajar.
Lebih lanjut Knowles dalam bukunya "The Mod ern Practice of
Adult Education" membedakan antara pedagogi dengan andragogi dalam
proses belajar bagi anak-anak dan bagi orang dewasa. Andragogi dalam
pengertian ini dirumuskan sebagai suatu seni dan ilmu dalam usaha membantu
orang dewasa belajar.
Pengertian lain tentang pendidikan orang dewasa, dikemukakan
pula oleh John D. Ingals tahun 1972 yang memberikan suatu batasan bahwa
"pendidikan orang dewasa adalah suatu cara pendekatan dalam proses belajar
orang dewasa". Rumusan ini lebih menekankan kepada tek nik belajar bagi
orang dewasa sehingga orang dewasa sanggup dan mau belajar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pedagogi sebagai seni dan ilmu mendidik anak dalam mentransmisikan
sejumlah pengalaman, pengetahuan dan keterampilan bertujuan agar anak-
anak mempersiapkan dirinya dalam menghadapi hidup dan kehidupannya pada
waktu yang akan datang. Semua pengetahuan dan keterampilan yang
ditransmisikan oleh pendidik kepada anak didik didasarkan kepada suatu
kemungkinan dan pertimbangan pendidik sendiri, bahwa semua yang
dipelajarinya itu akan diperlukan dan digunakan dalam masa-masa yang akan
datang.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 31
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Andragogi sebagai seni dan ilmu membimbing dan membantu orang


dewasa belajar merupakan suatu proses penemuan (pengetahuan,
keterampilan dan sikap) sepanjang hayat terhadap segala sesuatu yang
dibutuhkan dan diperlukan untuk diketahui. Proses penemuan ini bukan hanya
sekedar transmisi pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan kepada
pertimbangan pendidik atau fasilitator, akan tetapi didasarkan kepada
kepentingan peserta didik atau warga belajar sendiri. Warga belajar atau
peserta didik (orang dewasa) sendirilah yang menentukan penting atau tidak
pentingnya pengetahuan dan keterampilan yang hendak dipelajarinya.
Orang dewasa mempelajari sesuatu, karena adanya suatu kebutuhan yang
ingin dia pelajari. Kebutuhan itulah yang menuntut orang dewasa belajar
karena dengan pengetahuan baru dan keterampilan baru, masalah yang
dihadapinya dapat diselesaikan.
B. Rangkuman
Tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan baik
pendidikan informal maupun non-formal, misalnya pendidikan dalam bentuk
keterampilan, kursus-kursus, penataran dan sebagainya. Masalah yang sering
muncul adalah bagaimana kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang
notabene tidak menduduki bangku sekolah. Dalam hal ini, orang dewasa sebagai
siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak didik
biasa yang sedang duduk di bangku sekolah tradisional. Oleh sebab itu, harus
dipahami bahwa, orang dewasa yang tumbuh sebagai pribadi dan memiliki
kematangan konsep diri bergerak dari ketergantungan seperti yang terjadi pada
masa kanak-kanak menuju ke arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri.
Kematangan psikologi orang dewasa sebagai pribadi yang mampu mengarahkan
diri sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu
keinginan dipandang dan diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang
mengarahkan dirinya sendiri, bukan diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh
orang lain.
Bagi pendidik orang dewasa, memperhatikan asumsi andragogis sebagai
landasan pertimbangan dalam melayani bimbingan dan pengarahannya terhadap
interaksi proses belajar bagi peserta didiknya merupakan suatu keharusan untuk
menentukan keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan kepada peserta
didiknya dalam program pendidikan orang dewasa.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 32
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Latihan:

1. Bentuk kelompok dengan anggota 5 – 6 orang peserta setiap keompok


2. Diskusikan pengertian Pendidikan Orang Dewasa yang Saudara ketahui
sebelumnya
3. Presentasikan

2.3 PRINSIP-PRINSIP POD

Indikator Keberhasilan : setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan dengan
benar prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa

A. Prinsip Pengajaran Orang Dewasa


Prinsip-prinsip pengajaran orang dewasa adalah asas yang harus
dijadikan pegangan atau pedoma n dalam praktek membimbing orang
dewasa. Apakah pengajaran orang dewasa memerlukan tujuan yang jelas
atau cukup dengan tujuan yang samar-samar saja? Apakah orang dewasa perlu
berperan serta secara aktif dan kepadanya diberikan tanggung jawab atau
cukuplah mereka berperan sebagal penerima yang pasif?

“Pendidikan” mempunyai banyak pengertian, tetapi secara umum diterima


sebagai suatu perubahan perilaku. Tulisan ini dimaksudkan bukan untuk
menganalisa teori yang ada dibalik Pendidikan Orang Dewasa, melainkan untuk
memahami prinsip-prinsip Pendidikan Orang Dewasa (atau yang biasa disingkat
POD) yang dapat diterima. Prinsip-prinsip yang disajikan di sini pada dasarnya
sama dengan yang dikembangkan pada beberapa pelatihan yang menggunakan
metode instruksional, tetapi satu hal yang membedakan adalah prinsip-prinsip
POD lebih dikenal secara luas. Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan training
(pelatihan) dan pendidikan, dan biasanya diterapkan pada situasi kelas formal
atau untuk sistem on the job training (magang). Tiap bentuk pelatihan sebaiknya
memuat sebanyak mungkin 9 prinsip yang tersebut di bawah ini. Supaya kita
mudah mengingatnya (9 prinsip tersebut), maka biasanya digunakn sistem
jembatan keledai atau istilah asingnya mnemonic, yaitu RAMP 2 FAME.

R = Recency
A = Appropriateness
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 33
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

M = Motivation
P = Primacy
2 = 2 – Way Communication
F = Feedback
A = Active Learning
M = Multi – Sense Learning
E = Excercise

Prinsip-prinsip ini dalam berbagai cara sangat penting, karena


memungkinkan Anda (pelatih) untuk menyiapkan satu sessi secara tepat dan
memadai, menyajikan sessi secara efektif dan efisien, juga memungkinkan anda
melakukan evaluasi untuk sessi tersebut. Mari kita coba lihat ide-ide yang
melatarbelakangi istilah RAMP 2 FAME. Penting untuk dicatat bahwa prinsip-
prinsip ini tidak disajikan dalam satu urutan. Kedudukannya sama dalam satu
kaitan antar hubungan.

R – RECENCY

Hukum dari Recency menunjukkan kepada kita bahwa sesuatu yang


dipelajari atau diterima pada saat terakhir adalah yang paling diingat oleh
peserta/ partisipan. Ini menunjukkan dua pengetian yang terpisah di dalam
pendidikan. Pertama, berkaitan dengan isi (materi) pada akhir sessi dan kedua
berkaitan dengan sesuatu yang “segar” dalam ingatan peserta. Pada aplikasi
yang pertama, penting bagi pelatih untuk membuat ringkasan (summary)
sesering mungkin dan yakin bahwa pesan-pesan kunci/inti selalu ditekankan lagi
di akhir sessi. Pada aplikasi kedua, mengindikasikan kepada pelatih untuk
membuat rencana kaji ulang (review) per bagian di setiap presentasinya.

Faktor-faktor untuk pertimbangan tentang recency

 Usahakan agar tiap sessi yang diberikan berjangka waktu yang relatif
pendek, tidak lebih dari 20 menit (jika itu memungkinkan).
 Jika sessi lebih dari 20 menit, harus sering diringkas (direkap). Sessi yang
lebih panjangsebaiknya dibagi-bagi ke dalam sessi-sessi yang lebih
pendek dengan beberapa jeda sehingga anda dapat membuat ringkasan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 34
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Akhir dari tiap sessi merupakan suatu yang penting. Buatlah


ringkasan/rekap dari keseluruhan sessi dan beri penekanan pada pesan-
pesan atau poin-poin kunci.

Upayakan agar peserta/partisipan tetap “sadar” kemana arah dan perkembangan


dari belajar mereka

A : APPROPRIATENES (Kesesuaian)

Hukum dari appropriatenes atau kesesuaian mengatakan kepada kita


bahwa secara keseluruhan, baik itu pelatihan, informasi, alat-alat bantu yang
dipakai, studi kasus -studi kasus, dan material-material lainnya harus disesuaikan
dengan kebutuhan peserta/partisipan. Peserta akan mudah kehilangan motivasi
jika pelatih gagal dalam mengupayakan agar materi relevan dengan kebutuhan
mereka. Selain itu, pelatih harus secara terus menerus memberi kesempatan
kepada peserta untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara informasi-
informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah diperolah peserta,
sehingga kita dapat menghilangkan kekhawatiran tentang sesuatu yang masih
samar atau tidak diketahui.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai appropriatness :

 Pelatih harus secara jelas mengidentifikasi satu kebutuhan bagi peserta


agar mengambil bagian dalam pelatihan. Dengan kebutuhan yang
teridentifikasi, pelatih harus yakin bahwa sehala sesuatu yang
berhubungan dengan sessi sesuai dengan kebutuhan tersebut.
 Gunakan deskripsi, contoh-contoh atau ilustrasi-ilustrasi yang akrab
(familiar) dengan peserta.

M: MOTIVATION (motivasi)

Hukum dari motivasi mengatakan kepada kita bahwa pastisipan/peserta


harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar, dan harus
punya alasan untuk belajar. Pelatih menemukan bahwa jika peserta mempunyai
motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk berhasil, dia akan
lebih baik dibanding yang lainnya dalam belajar. Pertama-tama karena motivasi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 35
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dapat menciptakan lingkungan (atmosphere) belajar menjadi menye-nangkan.


Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian (appropriateness) tersebut dan
mengabaikan untuk membuat material relevan, kita akan secara pasti akan
kehilangan motivasi peserta.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai motivasi:

 Material harus bermakna dan berharga bagi peserta, tidak hanya bagi
pelatih
 Yang harus termotivasi bukan hanya peserta tetapi juga pelatih itu sendiri.
Sebab jika pelatih tidak termotivasi, pelatihan mungkin akan tidak menarik
dan bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
 Seperti yang disebutkan dalam hukum kesesuaian (appropriateness),
pelatih suatu ketika perlu mengidentifikasi satu kebutuhan kenapa peserta
datang ke pelatihan. Pelatih biasanya dapat menciptakan motivasi
dengan mengatakan bahwa sessi ini dapat memenuhi kebutuhan peserta.
 Bergeraklah dari sisi tahu ke tidak tahu. Awali sessi dengan hal-hal atau
poin-poin yang sudah akrab atau familiar bagi peserta. Secara perlahan-
lahan bangun dan hubungkan poin-poin bersama sehingga setiap tahu
kemana arah mereka di dalam proses pelatihan.

P : PRIMACY (menarik perhatian di awal sessi)

Hukum dari primacy mengatakan kepada kita bahwa hal-hal yang


pertama bagi peserta biasanya dipelajari dengan baik, demikian pula dengan
kesan pertama atau serangkaian informasi yang diperoleh dari pelatih betul-betul
sangat penting. Untuk alasan ini, ada praktek yang bagus yaitu dengan
memasukkan seluruh poin-poin kunci pada permulaan sessi. Selama sessi
berjalan, poin-poin kunci berkembang dan juga informasi-informasi lain yang
berkaitan. Hal yang termasuk dalam hukum primacy adalah fakta bahwa pada
saat peserta ditunjukkan bagaimana cara mengerjakan sesuatu, mereka harus
ditunjukkan cara yang benar di awalnya. Alasan untuk ini adalah bahwa kadang-
kadang sangat sulit untuk “tidak mengajari” peserta pada saat mereka membuat
kesalahan di permulaan latihan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai primacy:

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 36
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Sekali lagi, upayakan sessi-sessi diberikan dalam jangka waktu yang


relatif singkat. Sebaiknya sekitar 20 menit seperti yang disarankan dalam
hukum recency.
 Permulaan sessi anda akan sangat penting. Seperti yang anda ketahui
bahwa sebagian banyak peserta akan mendengarkan, dan oleh karena
itu buatlah semenarik mungkin dan beri muatan informasi-informasi
penting ke dalamnya.
 Usahakan agar peserta selalu “sadar” arah dan perkembangan dari
belajarnya.
 Yakinkan peserta akan memperoleh hal-hal yang tepat pada saat anda
pertama kali meminta mereka melakukan sesuatu

2 : 2- WAY COMMUNICATION (Komunikasi 2 arah)

Hukum dari 2-way-communication atau komunikasi 2 arah secara jelas


menekankan bahwa proses pelatihan meliputi komunikasi dengan peserta,
bukan pada mereka. Berbagai bentuk penyajian sebaiknya menggunakan prinsip
komunikasi 2 arah atau timbal balik. Ini tidak harus bermakna bahwa seluruh
sessi harus berbentuk diskusi, tetapi yang memungkinkan terjadinya interaksi di
antara pelatih/fasilitator dan peserta/partisipan.

Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai 2-way communication:

 Bahasa tubuh anda juga berkaitan dengan komunikasi 2 arah: anda harus
merasa yakin bahwa itu tidak bertentangan dengan apa yang anda
katakan.
 Rencana sessi anda sebaiknya memiliki interaksi dengan siapa itu
dirancang, yaitu tak lain adalah peserta.

F: FEEDBACK (Umpan Balik)

Hukum dari feedback atau umpan balik menunjukkan kepada kita, baik
fasilitator dan peserta membutuhkan informasi satu sama lain. Fasilitator perlu
mengetahui bahwa peserta mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa
yang disampaikan, dan sebaliknya peserta juga membutuhkan umpan balik
sesuai dengan penampilan/kinerja mereka.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 37
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Penguatan juga membutuhkan umpan balik. Jika kita menghargai peserta


(penguatan yang positif) untuk melakukan hal-hal yang tepat, kita mempunyai
kesempatan yang jauh lebih besar agar mereka mengubah perilakunya seperti
yang kita kehendaki. Waspada juga bahwa terlalu banyak penguatan negatif
mungkin akan menjauhkan kita memperoleh respon yang kita harapakan.

Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai feedback:

 Peserta harus diuji (dites) secara berkala untuk umpan balik bagi
fasilitator
 Pada saat peserta dites, mereka harus memperoleh umpan balik tentang
penampilan mereka sesegera mungkin.
 Tes bisa juga meliputi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan fasilitator
secara berkala mengenai kondisi kelompok
 Semua umpan balik tidak harus berupa yang positif, seperti yang
dipercaya banyak orang. Umpan balik positif hanya setengah dari itu dan
hampir tidak bermanfaat tanpa adanya umpan balik negatif
 Pada saat peserta berbuat atau berkata benar (misal menjawab
pertanyaan), sebut atau umumkan itu (di hadapan kelompok/peserta lain
jika itu mungkin).
 Persiapkan penyajian anda sehingga ada penguatan positif yang
terbangun di awal sessi.
 Perhatikan betul-betul peserta yang memberi umpan balik positif (berbuat
betul) sama halnya kepada mereka yang memberi umpan balik negatif
(melakukan kesalahan).

A : ACTIVE LEARNING (Belajar Aktif)

Hukum dari active learning menunjukkan kepada kita bahwa peserta


belajar lebih giat jika mereka secara aktif terlibat dalam proses pelatihan.
Ingatkah satu peribahasa yang mengatakan “Belajar Sambil Bekerja” ? Ini
penting dalam pelatihan orang dewasa. Jika anda ingin memerintahkan kepada
peserta agar menulis laporan, jangan hanya memberitahu mereka bagaimana itu
harus dibuat tetapi berikan kesempatan agar mereka melakukannya.
Keuntungan lain dari ini adalah orang dewasa umumnya tidak terbiasa duduk

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 38
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

seharian penuh di ruangan kelas, oleh karena itu prinsip belajar aktif ini akan
membantu mereka supaya tidak jenuh.

Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai active learning:

 Gunakan latihan-latihan atau praktek selama memberikan instruksi


 Gunakan banyak pertanyaan selama memberikan instruksi
 Sebuah kuis cepat dapat digunakan supaya peserta tetap aktif
 Jika memungkinkan, biarkan peserta melakukan apa yang ada dalam
instruksi

Jika peserta dibiarkan duduk dalam jangka waktu lama tanpa berpartisipasi atau
diberi pertanyaan-pertanyaan, kemungkinan mereka akan mengantuk
/kehilangan perhatian.

M : MULTIPLE -SENSE LEARNING

Hukum dari multi- sense learning mengatakan bahwa belajar akan jauh
lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari satu dari kelima inderanya.
Jika anda memberitahu trainee mengenai satu tipe baru sandwich mereka
mungkin akan mengingatnya. Jika anda membiarkan mereka menyentuh,
mencium dan merasakannya dengan baik, tak ada jalan bagi mereka untuk
melupakannya.
Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai multiple-sense learning:

 Jika anda memberitahu/mengatakan sesuatu kepada peserta, cobalah


untuk menunjukkannya dengan baik
 Gunakan sebanyak mungkin indera peserta jika itu perlu sebagai sarana
belajar mereka, tetapi jangan sampai lupa sasaran yang ingin dicapai
 Ketika menggunakan multiple-sense learning, anda harus yakin bahwa
tidak sulit bagi kelompok untuk mendengarnyaa, melihat dan menyentuh
apapun yang anda inginkan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 39
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Saya dengar dan saya lupa


Saya lihat dan saya ingat
Saya lakukan dan saya paham
(Confusius, 450 SM)

E. EXERCISE (Latihan)

Hukum dari latihan mengindikasikan bahwa sesuatu yang diulang-ulang


adalah yang paling diingat. Dengan membuat peserta melakukan latihan atau
mengulang informasi yang diberikan, kita dapat meningkatkan kemungkinan
mereka semakin mampu mengingat informasi yang sudah diberikan. Yang
terbaik adalah jika pelatih menambah latihan atau mengulangi pelajaran dengan
mengulang informasi dalam berbagai cara yang berbeda. Mungkin pelatih dapat
membicarakan mengenai suatu proses baru, lalu menunjukkan
diagram/overhead, menunjukkan produk yang sudah jadi dan akhirnya minta
kepada peserta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Latihan juga
menyangkut intensitas. Hukum dari latihan juga mengacu pada pengulangan
yang berarti atau belajar ulang.

Faktor-faktor untuk pertimbangan dalam exercise:

 Semakin sering trainee mengulang sesuatu, semakin mereka mengingat


informasi yang diberikan
 Dengan memberikan pertanyaan berulang-ulang kita meningkatkan
latihan
 Peserta harus mengulang latihannya sendiri, tetapi mencatat tidak
termasuk di dalamnya
 Ringkaslah sesering mungkin karena ini bentuk lain dari latihan. Buatlah
selalu ringkasan saat menyimpulkan sessi
 Buat peserta selalu ingat secara berkala apa yang telah sidajikan
sedemikian jauh dalam presentasi
 Sering disebutkan bahwa tanpa beberapa bentuk latihan, peserta akan
melupakan 1/4 dari yang mereka pelajari dalam 6 jam, 1/3 dalam 24 jam,
dan sekitar 9 % dalam 6 minggu.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 40
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

b. Rangkuman
Prinsip-prinsip mengajar orang dewasa merupakan bagian pokok
dalam pendidikan orang dewasa. Beberapa prinsip pengajaran orang dewasa
adalah sebagat berikut: R = Recency,A = Appropriateness, M = Motivation, P =
Primacy, 2 = 2 – Way Communication, F = Feedback, A = Active Learning, M =
Multi – Sense Learning, dan E = Excercise. Prinsip-prinsip ini dalam berbagai
cara sangat penting, karena memungkinkan pelatih untuk menyiapkan satu sessi
secara tepat dan memadai, menyajikan sessi secara efektif dan efisien, juga
memungkinkan pelatih dalam melakukan evaluasi untuk sessi tersebut.

Latihan:

1. Sebutkan prinsip-prinsip POD yang anda ketahui ! Jelaskan !


2. Dari prinsip-prinsip POD yang ada, adakah prinsip -prinsip yang
manakah yang telah saudara lakukan di lapangan ? Sebutkan
dan jelaskan !

2.4. PENDEKATAN PENGATARAN/METODE POD

Indikator Keberhasilan : setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan dengan
benar pendekatan pengantaran pengajaran orang dewasa

Beberapa prinsip pengantaran pengajaran orang dewasa adalah sebagat berikut:

a) Peserta didik hendaknya mengerti dan menyetuju i terhadap


tujuan suatu kegiatan pendidikan (kursus). Diskusi informasi pada
pertemuan pertama akan dapat membantu memberikan suatu gambaran
umum mengenai apa yang menjadi tujuan adanya suatu program
pendidikan. Hal ini dipandang perlu agar para peserta dapat bekerja
secara efisien dalam mencapai tujuan.
b) Peserta didik hendaknya mau untuk belajar. Setiap peserta didik
diduga mau untuk belajar dengan hadirnya di dalam suatu pertemuan.
Walaupun demikian, fasilitator perlu juga mendorong peserta didik untuk mau
belajar sejalan dengan tujuan kegiatan yang akan dilakukan memberikan
silmulasi serta memberikan pengertian yang lebih jelas yang dilakukan oleh

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 41
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

fasilitator.
c) Menciptakan situasi yang bersahabat dan tidak formal. Adanya suatu
interaksi di antara peserta-didik merupakan hal yang sangat penting yang
harus diciptakan oleh fasilitator agar terciptanya saling pengertian, saling
menerima, saling hormat menghormati di antara peserta-didik.. Fasilitator
hendaknya membantu para peserta untuk saling kenal mengenal serta
mencoba menggali minat dan pengalaman dari setiap, peserta-didik. Apabila
hal ini dapat diciptakan, maka proses belajar tidak akan mengalami
hambatan yang bersifat psikologis.
d) Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta perlu
diperhatikan pula keadaan penataan ruang yang berkenaan dengan tempat
atau letak kursi, meja, papan tulis dan alat-alat bantu belajar lainnya
sehingga senang dipandang enak digunakan. Penataan ini memungkinkan
setiap peserta didik dapat saling pandang satu sama lain. Demikian pula
keadaan temperatur ruangan tidak terlalu dingin atau panas serta
menjauhkan diri dan suasana gaduh yang mengganggu. Demikian pula hal
penerangan.
e) Peserta didik hendaknya berperan serta mempunyai tanggung jawab
terhadap jalannya proses belajar. Cara yang paling balk untuk belajar
ialah bekerja. Seseorang yang mengerjakan sesuatu atau mengatakan
sesuatu menurut gaya bahasanya sendiri, hal ini menunjukkan bahwa dia
sebenarnya ingin belajar lebih banyak lagi, apabila dia merasa ikut
bertanggung jawab terhadap proses pendidikan yang sedang
dilakukannya. Bijaksana sekali apabila fasilitator lebih banyak menyerahkan
keputusan yang dibuat oleh kelompok. Mengatur kelompok lebih luas lagi
akan menghasilkan pengalaman belajar yang lebih baik serta tidak banyak
ketergantungan kepada fasilitator. Peran serta yang aktif dan rasa
tanggung jawab, diantara peserta akan menumbuhkan rasa senang untuk
berlangsungnya proses belajar.
f) Belajar itu hendaknya erat hubungannya dengan pengalaman peserta-
didik. Penyampaian pemikiran dan pengetahuan hendaknya disesuaikan
dengan tingkat pengalaman peserta-didik agar hal itu dapat dimengertl dan
berguna. Seorang dewasa biasanya belajar dengan menghubungkan
pengalaman yang telah lalu, dihubungkan dengan hal yang belum diketahui

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 42
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dan yang telah diketahuinya. Pengalaman peserta-didik yang hadir dalam


sistim belajar itu akan memperkaya pengetahuan kita. Pengalaman yang
berbeda itu akan memberikan keuntungan bagi pengalaman orang lain.
g) Fasilitator hendaknya mengenal benar akan materi pembelajarannya.
Fasilitator hendaknya mengenal dan memiliki pengetahuan yang luas
terhadap bidang yang diajarkannya. Fasilitator hendaknya tahu betul sumber-
sumber buku mana yang dapat dijadikan bahan bacaan untuk memperluas
pengetahuan tentang hal yang dibicarakan.
h) Perhatikanlah kesungguhan dan ketekunan dalam mengajar. Gelora
semangat dalam mengajar akan menularkan kesungguhan bagi anak didik.
Semangat atau antusiasme merupakan suatu motivasi yang paling baik untuk
belajar. Semangat belajar yang diperlihatkan oleh fasilitator akan
berpengaruh pula kepada terciptanya semangat belajar para peserta didik.
i) Peserta -didik hendaknya dapat belajar sesuai dengan
kecepatan dan kemampuannya. Setiap orang akan berbeda dalam hal
pengalaman pendidikan, pembawaan, minat dan kemampuannya. Oleh
karena itu, bagi peserta-didik yang cepat sebaiknya diberikan suatu tugas
yang dapat dikerjakannya sendiri. Bagi peserta-didik yang lamban
hendaknya tidak perlu disesuaikan dengan peserta didik yang belajar lebih
cepat, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dirinya.
j) Peserta didik hendaknya sadar akan kemajuan dirinya dan
memiliki rasa kepuasan . Setiap peserta -didik yang memasuki
suatu program kegiatan pendidikan tentu mempunyai suatu tujuan
tertentu. Apabila minat belajarnya itu untuk memelihara hal yang telah dia
miliki, maka perlulah memiliki perasaan lebih maju dalam mencapai
tujuannya itu. Sangat bijaksana apabila pendidik (guru) merencanakan
dalam proses belajarnya itu untuk melaksanakan demonstrasi,
pertunjukan, wawancara pribadi, dan lain sebagainya yang dapat dijadikan
alat pengukur kreatifitas peserta-didik. Berikanlah pujian karena hal ini
merupakan stimulasi belajar yang baik dan pada memberikan suatu
hukuman.
k) Gunakan metode belajar yang bervariasi
Di dalam suatu situasi belajar tertentu, sebenarnya guru dapat
mempergunakan metode belajar tertentu yang tepat untuk digunakan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 43
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Misalnya tentang masalah perubahan, di samping dikuliahkan, sebaiknya


dilengkapi dengan pertujukan film, pembeberan flip-chart atau
membawanya langsung ke lapangan. Seorang guru yang baik tentu saja
secara terampil dapat mempergunakan alat bantu belajar sejalan dengan
kebutuhan dan tuntutan yang dikehendaki oleh para peserta didik. Hal ini
tentu saja akan menimbulkan dan membantu terciptanya minat. Menstimulasi
keterlibatan serta menghargai adanya perbedaan individual peserta didik.

l) Fasilitator hendaknya merasa turut tumbuh dalam proses belajar


mengajar. Hal ini sangat penting untuk dipe rtimbangkan oleh setiap
pendidik dengan pengalaman mengajarkan itu hendaknya memberikan
suatu kesempatan untuk adanya perkembangan dirinya di dalam
proses belajar. Pendidikan yang mengikatkan dirinya di dalam proses
belajar bersama peserta didik akan lebih banyak menstimulasi peserta didik,
jika dibandingkan dengan pendidikan yang hanya sekedar menyampalkan
apa-apa yang ingin dia sampaikan kepada peserta didik, ini merupakan
suatu kekuatan yang menentukan juga, dalam menciptakan situasi belajar
pada kelompok dan sikap dari peserta didik.

m) Proses pembelajaran hendaknya memiliki rencana yang fleksibel.


Hal ini dapat membantu guru dan peserta didik terhadap hendak
kemana dan apa yang hendak dikerjakan secara jelas, didasarkan
pada tujuan b e r sam a yan g te l a h d i s e t uj u i b e r sam a pu la .
P e r e nc an a an he n da kn ya berkesinambungan antara suatu topik dengan
topik pembicaraan lainnya. Ego-involvement adalah suatu kondisi yang
merasa terikat erat dengan suatu kegiatan bersam a, terikat dengan
m ina t tujuan, serta nilai-nila i be rsama untuk dipertahankan
bersama.

B. Peranan dan fungsi pendidik orang dewasa

(1) Siapakah sebenarnya "pendidik orang dewasa" itu?

Untuk menjawab pertanyaan ini maka batasan sebagai pendidik


orang dewasa dapatlah disimpulkan; yaitu setiap orang yang
bertanggung jawab dalam membantu orang dewasa untuk belajar.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 44
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Oleh karena itu, maka pendidik orang dewasa sangatlah luas meliputi:

 pimpinan suatu program, pimpinan pendidikan, pimpinan diskusi dan'


organisasi sukarela untuk pria dan wanita, organisasi pelayanan
sosial, perkumpulan orang tua murid, kumpulan profesi, civic club,
perkumpulan buruh, perkumpulan perdagangan, kelompok tani,
pimpinan organisasi kemasyarakatan lainnya.
 Pelaksana, training officers, supervisor, mandor pada perusahaan
pemerintah dan badan sosial.
 Guru, administrator, pemimpin kelompok masyarakat, dan
sebagainya. Direktur program, penulis media seperti koran, radio,
televisi dan majalah. Tenaga yang terlatih khusus dalam bidang
kegiatan pendidikan orang dewasa sebagai tempat pengembangan
kariernya.
(2) Apa yang dikerjakan oleh para. pendidik orang dewasa?

Fungsi pendidik orang dewasa yang langsung berhubungan dengan


orang dewasa, adalah:

1) membantu mendiagnosis kebutuhan (the diagnostic function);


2) m e r e n c a n a k a n sesua tu hal yang i n g in d i p e la j a r i n ya
s e l a r a s d e n g a n pengalamannya (the planning function);
3) menciptakan kondisi agar dewasa mau belajar (the motivational function);
4) menyeleksi metode dan teknik yang paling efektif dijalankan agar
menghasilkan sesuatu yang produktif (the methodological function);
5) mempersiapkan tenaga dan bahan-bahan yang dapat menghasilkan
sesuatu yang dapat menghasilkan sesuatu yang dikehendaki untuk
dipelajari (the evaluative function),
6) membantu anak didik mengukur hasil pengalaman belajar (the
evaluative function).

(3) Apa yang menjadi misi pendidik orang dewasa?

Pertama adalah menjalankan kegiatan pendidikan agar berhasil bagi


laki-laki dan wanita agar menjadi matang (mature) yaitu sejumlah peserta yang
belajar secara antusias.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 45
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Dapatlah kiranya dibedakan menjadi tiga hal kebutuhan dan keinginan


yang berhubungan dengan misi ini, yaitu kebutuhan dan tujuan:
1) individu;
2) institusi / lembaga; dan
3) masyarakat.

Rangkuman

Prinsip-prinsip mengajar orang dewasa merupakan bagian pokok


dalam pendidikan orang dewasa. Beberapa prinsip pengajaran orang dewasa
adalah sebagat berikut: a) Peserta didik hendaknya mengerti dan
menyetujui terhadap tujuan suatu kegiatan pendidikan/kursus, b) Peserta
didik hendaknya mau untuk belajar, c) Menciptakan situasi yang bersahabat
dan tidak formal, d) Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta,
e) Peserta didik hendaknya berperan serta mempunyai tanggung jawab terhadap
jalannya proses belajar, f) Belajar itu hendaknya erat hubungannya dengan
pengalaman peserta-didik, g) Fasilitator hendaknya mengenal benar akan materi
pembelajarannya, h) Perhatikanlah kesungguhan dan ketekunan dalam
mengajar, i) Peserta -didik hendaknya dapat belaj ar sesuai dengan
kecepatan dan kemampuannya, j) Peserta didik hendaknya sadar akan
kemajuan dirinya dan memilik i rasa kepuasan, k) Gunakan metode belajar
yang bervariasi, l) Fasilitator hendaknya merasa turut tumbuh dalam proses
belajar mengajar. m) Pendidikan hendaknya memiliki rencana yang
fleksibel dalam proses belajar mengajar.

Latihan:

1. Sebutkan pendekatan pengantaran/metode pendidikan orang dewasa yang


anda ketahui !
2. Tuliskan beberapa pendekatan pengantaran/metode pendidikan orang
dewasa yang telah Saudara laksanakan dalam kegiatan kelompoktani di
wilayah kerja Saudara

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 46
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2.5. PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG DEWASA

Indikator Keberhasilan : setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu menjelaskan dengan
benar proses belajar mengajar orang dewasa

1. Kondisi Pembelajaran Orang Dewasa


Seorang fasilitator ketika memfasilitasi dalam kelas, tidak seperti guru
yang serba tahu dan subjek dalam proses pembelajaran, sedangkan murid-
muridnya layaknya seperti orang bisu yang hanya bisa mendengar dan menjadi
obyek dalam proses pembelajaran, dan terkadang terjadi pemaksaan keinginan
berdasarkan keinginan guru dalam memberikan bahan belajaran berdasarkan
keinginan guru yang terpaket dalam paket kurikulum. Guru lazimnya dikenal
dalam istilah pendidikan formal sedangkan fasiltator dikenal dalam pelatihan
dengan menggunakan metode andragogi.
Oleh karena itu dalam memproses interaksi belajar dalam pelatihan orang
dewasa kegiatan dan peranan fasilitator bukanlah memindahkan pengetahuan
dan ketrampilan kepada peserta pelatihan. Peranan dan fungsi fasilitator adalah
mendorong dan melibatkan seluruh peserta dalam proses interaksi belajar
mandiri, yaitu proses belajar untuk memahami permasalahan nyata yang
dihadapinya, memahami kebutuhan belajarnya sendiri, dapat merumuskan
tujuan belajar, dan mendiagnosis kembali kebutuhan belajarnya sesuai dengan
perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Dengan begitu maka tugas dan peranan fasilitator bukanlah memaksakan
program atau kurikulum dari atas, dari instansi, dari dinas, yang mereka buat di
atas meja terlepas dari kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.
Pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih
cepat dan melekat pada ingatannya), bilamana pembimbing (pelatih, pengajar,
penatar, instruktur, dan sejenisnya) tidak terlalu mendominasi kelompok kelas,
mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar individu orang dewasa
itu mampu menemukan altematif-altematif untuk mengembangkan kepribadian
mereka.
Seorang pembimbing yang baik harus berupaya untuk banyak
mendengarkan dan menerima gagasan seseorang, kemudian menilai dan
menjawab pertanyaan yang diajukan mereka. Orang dewasa pada hakekatnya

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 47
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

adalah makhluk yang kreatif bilamana seseorang mampu


menggerakkan/menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Dalam upaya ini,
diperlukan keterampilan dan kiat khusus yang dapat digunakan dalam
pembelajaran tersebut. Di samping itu, orang dewasa dapat dibelajarkan lebih
aktif apabila mereka merasa ikut dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran,
terutama apabila mereka dilibatkan memberi sumbangan pikiran dan gagasan
yang membuat mereka merasa berharga dan memiliki harga diri di depan
sesama temannya. Artinya, orang dewasa akan belajar lebih baik apabila
pendapat pribadiriya dihormati, dan akan lebih senang kalau ia boleh sumbang
saran pemikiran dan mengemukakan ide pikirannya, daripada pembimbing
melulu menjejalkan teori dan gagasannya sendiri kepada mereka.
Oleh karena sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan
unik, maka terlepas dan benar atau salahnya, segala pendapat perasaan,
pikiran, gagasan, teori, sistem nilainya perlu dihargai. Tidak menghargai
(meremehkan dan menyampingkan) harga diri mereka, hanya akan mematikan
gairah belajar orang dewasa. Namun demikian, pembelajaran orang dewasa
perlu pula mendapatkan kepercayaan dari pembimbingnya, dan pada akhimya
mereka harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri. Tanpa kepercayaan
diri tersebut maka suasana belajar yang kondusif tak akan pemah terwujud.
Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat
dan pendirian yang berbeda. Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka
akan dapat mengemukakan isi hati dan isi pikirannya tanpa rasa takut dan
cemas, walaupun mereka saling herbeda pendapat. Orang dewasa mestinya
memiliki perasaan bahwa dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun,
mereka boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam
oleh sesuatu sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, dll).
Keterbukaan seorang pembimbing sangat membantu bagi kemajuan
orang dewasa dalam mengembangkan potensi pribadiriya di dalam kelas, atau di
tempat pelatihan. Sifat keterbukaan untuk mengungkapkan diri, dan terbuka
untuk mendengarkan gagasan, akan berdampak baik bagi kesehatan psikologis,
dan pisis mereka. Di samping itu, harus dihindari segala bentuk akibat yang
membuat orang dewasa mendapat ejekan, hinaan, atau dipermalukan. Jalan
terbaik hanyalah diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala hal, sehingga
berbagai altematif kebebasan mengemukakan ide/ gagasan dapat diciptakan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 48
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Dalam hal lainnya, tidak dapat dipungkiri bahwa orang dewasa belajar
secara khas dan unik. Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan
yang terkendali harus diakui sebagai hak pribadi yang khas sehingga keputusan
yang diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi orang lain. Kebersamaan
dalam kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan sangat
membosankan kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu
kebenaran tanpa adanya kritik yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh
sebab itu, latar belakang pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan
pengalaman masa lampau masing-masing individu dapat memberi wama yang
berbeda pada setiap keputusan yang diambil.
Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif
merupakan suatu fasilitas yang mendorong mereka mau mencoba perilaku baru,
berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap baru dan mau mencoba
pengetahuan baru yang mereka peroleh. Walaupun sesuatu yang baru
mengandung resiko terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan kekeliruan itu
sendiri merupakan bagian yang wajar dan belajar.
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok
belajar itu. Bagi orang dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan
dan kelemahan dirinya. Dengan demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama
oleh seluruh anggota kelompok dirasakannya berharga untuk bahan renungan, di
mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dan orang lain yang persepsinya
bisa saja memiliki perbedaan.

2. Pengaruh Penurunan Faktor Fisik Orang Dewasa dalam Belajar


Proses belajar manusia berlangsung hingga ahkir hayat (long life
education). Namun, ada korelasi negatif antara perubahan usia dengan
kemampuan belajar orang dewasa. Artinya, setiap individu orang dewasa, makin
bertambah usianya, akan semakin sukar baginya belajar (karena semua aspek
kemampuan fisiknya semakin menurun). Misalnya daya ingat, kekuatan fisik,
kemampuan menalar, kemampuan berkonsentrasi, dan lain-lain semuanya
memperlihatkan penurunannya sesuai pertambahan usianya pula. Menurut
Lunandi (1987), kemajuan pesat dan perkembangan berarti tidak diperoleh
dengan menantikan pengalaman melintasi hidup saja. Kemajuan yang seimbang
dengan perkembangan zaman harus dicari melalui pendidikan. Menurut Vemer
dan Davidson dalam Lunandi (1987) ada enam faktor yang secara psikologis

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 49
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dapat menghambat keikutsertaan orang dewasa dalam suatu program


pendidikan:

1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat


yang dapat dilihat secara jelas mulai hergerak makin jauh. Pada usia dua
puluh tahun seseorang dapat melihat jelas suatu benda pada jarak 10 cm
dari matanya. Sekitar usia empat puluh fahun titik dekat penglihatan itu
sudah menjauh sampai 23 cm.
2. Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang
dapat dilihat secara jelas mulai berkurang, yakni makin pendek. Kedua
faktor ini perlu diperhatikan dalam pengadaan dan penggunaan bahan
dan alat pendidikan.
3. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang
diperlukan dalam suatu situasi belajar. Kalau seseorang pada usia 20
tahun memerlukan 100 Watt cahaya1 maka pada usia 40 tahun
diperlukan 145 Watt, dan pada usia 70 tahun seterang 300 Watt baru
cukup untuk dapat melihat dengan jelas.
4. Makin bertambah usia, persepsi kontras warna cenderung ke arah merah
daripada spektrum. Hal ini disebabkan oleh menguningnya kornea atau
lensa mata, sehingga cahaya yang masuk agak terasing. Akibatnya ialah
kurang dapat dibedakannya warna-warna lembut. Untuk jelasnya perlu
digunakan warna-warna cerah yang kontras untuk alat-alat peraga.
5. Pendengaran atau kemampuan menerima suara mengurang dengan
bertambahnya usia. Pada umumnya seseorang mengalami kemunduran
dalam kemampuannya membedakan nada secara tajam pada tiap
dasawarsa dalam hidupnya. Pria cenderung lebih cepat mundur dalam
hal ini daripada wanita. Hanya 11 persen dan orang berusia 20 tahun
yang mengalami kurang pendengaran. Sampai 51 persen dan orang yang
berusia 70 tahun ditemukan mengalami kurang pendengaran.
6. Pembedaan bunyi atau kemampuan untuk membedakan bunyi makin
mengurang dengan bertambahnya usia. Dengan demikian, bicara orang
lain yang terlalu cepat makin sukar ditangkapnya, dan bunyi sampingan
dan suara di latar belakangnya bagai menyatu dengan bicara orang.
Makin sukar pula membedakan bunyi konsonan seperti t, g, b, c, dan d.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 50
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang dewasa dalam situasi
belajar mempunyai sikap tertentu, maka perlu diperhatikan hal-hal tersebut di
bawah ini:

1. Terciptanya proses belajar adalah suatu proses pengalaman yang ingin


diwujudkan oleh setiap individu orang dewasa. Proses pembelajaran
orang dewasa berkewajiban memotivasi/mendorong untuk mencari
pengetahuan yang lebih tinggi.
2. Setiap individu orang dewasa dapat belajar secara efektif bila setiap
individu mampu menemukan makna pribadi bagi dirinya dan memandang
makna yang baik itu berhubungan dengan keperluan pribadinya.
3. Kadangkala proses pembelajaran orang dewasa kurang kondusif, hal ini
dikarenakan belajar hanya diorientasikan terhadap perubahan tingkah
laku, sedang perubahan perilaku saja tidak cukup, kalau perubahan itu
tidak mampu menghargai budaya bangsa yang luhur yang harus
dipelihara, di samping metode berpikir tradisional yang sukar diubah.
4. Proses pembelajaran orang dewasa merupakan hal yang unik dan khusus
serta bersifat individual. Setiap individu orang dewasa memiliki kiat dan
strategi sendiri untuk memperlajari dan menemukan pemecahan masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran tersebut. Dengan adanya peluang
untuk mengamati kiat dan strategi individu lain dalam belajar, diharapkan
hal itu dapat memperbaiki dan menyempurnakan caranya sendiri dalam
belajar, sebagai upaya koreksi yang lebih efeklif.
5. Faktor pengalaman masa lampau sangat berpengaruh pada setiap
tindakan yang akan dilakukan, sehingga pengalaman yang baik perlu
digali dan ditumbuhkembangkan ke arah yang lebih bermanfaat.
6. Pengembangan intelektualitas seseorang melalui suatu proses
pengalaman secara bertahap dapat diperluas. Pemaksimalan hasil
belajaran dapat dicapai apabila setiap individu dapat memperluas
jangkauan pola berpikirnya.
Di satu sisi, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses evolusi. Artinya
penerimaan ilmu tidak dapat dipaksakan sekaligus begitu saja, tetapi dapat
dilakukan secara bertahap melalui suatu urutan proses tertentu. Dalam kegiatan
pendidikan, umumnya pendidik menentukan secara jauh mengenai materi
pengetahuan dan keterampilan yang akan disajikan. Mereka mengatur isi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 51
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

(materi) ke dalam unit-unit, kemudian memilih alat yang paling efisien untuk
menyampaikan unit-unit dan materi tersebut, misalnya ceramah, membaca,
pekerjaan laboratorium, film, mendengar kaset dan lain-lain. Selanjutnya
mengembangkan suatu rencana untuk menyampaikan unit-unit isi ini dalam
suatu bentuk urutan.
Dalam andragogi, pendidik atau fasilitator mempersiapkan secara jauh
satu perangkat prosedur untuk melibatkan siswa, untuk selanjutnya dalam
prosesnya melibatkan elemen-elemen sebagai berikut:
(a) menciptakan iklim yang mendukung belajar,

(b) menciptakan mekanisme untuk perencanaan bersama,

(c) diagnosis kehutuhan-kebutuhan belajar,

(d) merumuskan tujuan-tujuan program yang memenuhi kebutuhan-


kebutuhan belajar,

(e) merencanakan pola pengalaman belajar,

(f) melakukan pengalaman helajar ini dengan teknik-teknik dan materi yang
memadai,

(g) mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosa kembali kebutuhan-


kebutuhan belajar.

3. Langkah-langkah Pokok dalam Proses Pembelajaran Orang Dewasa


Berdasarkan pada implikasi andragogi untuk praktek dalam proses
pembelajaran kegiatan pelatihan dalam hal ini penyuluhan pertanian, maka perlu
ditempuh langkah-langkah pokok sebagai berikut:

1. Menciptakan Iklim Pembelajaran yang Kondusif

Ada beberapa hal pokok yang dapat dilakukan dalam upaya menciptakan
dan mengembangkan iklim dan suasana yang kondusif untuk proses
pembelajaran, yaitu:

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 52
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Pengaturan Lingkungan Fisik

Pengaturan lingkungan fisik merupakan salah satu unsur dimana orang


dewasa merasa terbiasa, aman, nyaman dan mudah. Untuk itu perlu dibuat
senyaman mungkin:

 Penataan dan peralatan hendaknya disesuaikan dengan kondisi orang


dewasa
 Alat peraga dengar dan lihat yang dipergunakan hendaknya
disesuaikan dengan kondisi fisik orang dewasa
 Penataan ruangan, pengaturan meja, kursi dan peralatan lainnya
hendaknya memungkinkan terjadinya interaksi social
b. Pengaturan Lingkungan Sosial dan Psikologis

Iklim psikologis hendaknya merupakan salah satu faktor yang membuat


orang dewasa merasa diterima, dihargai dan didukung.

 Fasilitator lebih bersifat membantu dan mendukung


 Mengembangkan suasana bersahabat, informal dan santai melalui
kegiatan
 Bina Suasana dan berbagai permainan yang sesuai
 Menciptakan suasana demokratis dan kebebasan untuk menyatakan
pendapat tanpa rasa takut.
 Mengembangkan semangat kebersamaan
 Menghindari adanya pengarahan dari "pejabat-pejabat" pemerintah
 Menyusun kontrak belajar yang disepakati bersama
2. Diagnosis Kebutuhan Belajar
Dalam andragogi tekanan lebih banyak diberikan pada keterlibatan
seluruh warga belajar atau peserta pelatihan di dalam suatu proses melakukan
diagnosis kebutuhan belajarnya:

 Melibatkan seluruh pihak terkait (stakeholder) terutama pihak yang


terkena dampak langsung atas kegiatan itu
 Membangun dan mengembangkan suatu model kompetensi atau
prestasi ideal yang diharapkan
 Menyediakan berbagai pengalaman yang dibutuhkan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 53
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Lakukan perbandingan antara yang diharapkan dengan kenyataan


yang ada, misalkan kompetensi tertentu
3. Proses Perencanaan

Dalam perencanaan pelatihan hendaknya melibatkan semua pihak terkait,


terutama yang akan terkena dampak langsung atas kegiatan pelatihan tersebut.
Tampaknya ada suatu "hukum" atau setidak tidaknya suatu kecenderungan dari
sifat manusia bahwa mereka akan merasa 'committed' terhadap suatu keputusan
apabila mereka terlibat dan berperanserta dalam pengambilan keputusan:

 Libatkan peserta untuk menyusun rencana pelatihan, baik yang


menyangkut penentuan materi pembelajaran, penentuan waktu dan
lain-lain
 Temuilah dan diskusikanlah segala hal dengan berbagai pihak terkait
menyangkut pelatihan tersebut
 Terjemahkan kebutuhan-kebutuhan yang telah diidentifikasi ke dalam
tujuan yang diharapkan dan ke dalam materi pelatihan.
 Tentukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas di antara
pihak terkait siapa melakukan apa dan kapan.

4. Memformulasikan Tujuan

Setelah menganalisis hasil-hasil identifikasi kebutuhan dan permasalahan


yang ada, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan yang disepakati
bersama dalam proses perencanaan partisipatif. Dalam merumuskan tujuan
hendaknya dilakukan dalam bentuk deskripsi tingkah laku yang akan dihasilkan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas.

5. Mengembangkan Model Umum

Ini merupakan aspek seni dan arsitektural dari perencanaan pelatihan


dimana harus disusun secara harmonis antara beberapa kegiatan belajar seperti
kegiatan diskusi kelompok besar, kelompok kecil, urutan materi dan lain
sebagainya. Dalam hal ini tentu harus diperhitungkan pula kebutuhan waktu
dalam membahas satu persoalan dan penetapan waktu yang sesuai.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 54
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

6. Menetapkan Materi dan Teknik Pembelajaran

Dalam menetapkan materi dan metoda atau teknik pembelajaran


hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Materi pelatihan atau pembelajaran hendaknya ditekankan pada


pengalaman-pengalaman nyata dari peserta pelatihan
 Materi pelatihan hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan
berorientasi pada aplikasi praktis
 Metoda dan teknik yang dipilih hendaknya menghindari teknik yang
bersifat pemindahan pengetahuan dari fasilitator kepada peserta
 Metoda dan teknik yang dipilih hendaknya tidak bersifat satu arah
namun lebih bersifat partisipatif.
7. Peranan Evaluasi

Pendekatan evaluasi secara konvensional (pedagogi) kurang efektif untuk


diterapkan bagi orang dewasa. Untuk itu pendekatan ini tidak cocok dan
tidaklah cukup untuk menilai hasil belajar orang dewasa. Ada beberapa
pokok dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa
yakni:

 Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan


perilaku setelah mengikuti proses pembelajaran / pelatihan
 Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan
oleh peserta pelatihan itu sendiri (Self Evaluation)
 Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan
 Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara
partisipatif" atau berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak
terkait yang terlibat.
 Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan program pelatihan yang mencakup kekuatan
maupun kelemahan program
 Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan
perubahan sikap dan perilaku.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 55
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

D. Penerapan Andragogi dalam performansi Tutor

Tutor sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang dewasa.


Tutor memasuki kelas dengan bekal sejumlah pengetahuan dan pengalaman.
Pengetahuan dan pengalaman ini seharusnya melebihi dari yang dimiliki oleh
peserta. Seorang tutor dengan pengetahuan dan pengalamannya itu tidaklah
cukup untuk membuat peserta untuk berperilaku belajar dalam kelas melainkan
sikap tutor sangatlah penting. Seorang tutor bukan merupakan "pemaksa" untuk
terjadinya pengaruh terhadap peserta, namun pengaruh itu timbul karena adanya
keterlibatan mereka dalam kegiatan belajar. Untuk mengusahakan adanya
perubahan, tutor hendaknya bersikap positif terhadap warga belajar.

Sikap seorang tutor mempunyai arti dan pengaruh yang sangat besar
terhadap perilaku warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya tutor
yang memiliki daya tarik akan lebih efektif dari pada tutor yang tidak menarik.
Sikap menyenangkan yang ditampilkan oleh tutor akan ditanggapi positif oleh
peserta, pada gilirannya berpengaruh terhadap intensitas perilaku belajarnya.
Sebaliknya, fasilitator yang menampilkan sikap tidak menyenangkan akan dinilai
negatif oleh peserta, sehingga mengakibatkan kegiatan belajar menjadi tidak
menyenangkan.

Ada beberapa hal yang dianggap penting dimiliki oleh para tutor dalam
proses interaksi belajar yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya warga
belajar, yaitu :

(1) Bersikap manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis atau memahami
masalah peserta didik hanya secara intelektual; ikut merasakan apa arti
manusia dan benda bagi mereka; berada dan bersatu dengan peserta
didik; membiarkan diri sendiri mengalami atau menyatu dalam
pengalaman para peserta didik; merenungkan makna pengalaman itu
sambil menekan penilaian diri sendiri,

(2) Bersikap kewajaran: jujur, apa adanya, konsisten, terbuka; membuka


diri; merespon secara tulus ikhlas,

(3) Bersikap respek: mempunyai pandangan positif terhadap peserta;


mengkomunikasikan kehangatan, perhatian, pengertian, menerima

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 56
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

orang lain dengan penghargaan penuh; menghargai perasaan dan


pengalaman mereka, dan

(4) Membuka diri: menerima keterbukaan orang lain tanpa menilai dengan
ukuran, konsep dan pengalaman diri sendiri; secara aktif
mengungkapkan diri kepada orang lain dan mau mengambil resiko jika
melakukan kekeliruan.

Rangkuman
Proses belajar manusia berlangsung hingga ahkir hayat (long life
education). Namun, ada korelasi negatif antara perubahan usia dengan
kemampuan belajar orang dewasa. Artinya, setiap individu orang dewasa, makin
bertambah usianya, akan semakin sukar baginya belajar (karena semua aspek
kemampuan fisiknya semakin menurun).
Pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih
cepat dan melekat pada ingatannya), bilamana pembimbing (pelatih, pengajar,
penatar, instruktur, dan sejenisnya) tidak terlalu mendominasi kelompok kelas,
mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar individu orang dewasa
itu mampu menemukan altematif-altematif untuk mengembangkan kepribadian
mereka.
Sikap seorang tutor mempunyai arti dan pengaruh yang sangat besar
terhadap perilaku warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya tutor
yang memiliki daya tarik akan lebih efektif dari pada tutor yang tidak menarik.
Sikap menyenangkan yang ditampilkan oleh tutor akan ditanggapi positif oleh
peserta, pada gilirannya berpengaruh terhadap intensitas perilaku belajarnya.
Sebaliknya, fasilitator yang menampilkan sikap tidak menyenangkan akan dinilai
negatif oleh peserta, sehingga mengakibatkan kegiatan belajar menjadi tidak
menyenangkan

Latihan:
1. Bentuk kelompok (masing-masing 6 orang)
2. Diskusikan bagaimana kondisi belajar orang dewasa, bagaimana
seharusnya seorang fasilitator dalam berinteraksi dengan para peserta
latihan dan sebutkan faktor-faktor yang menghambat dan mendorong
keberhasilan orang dewasa dalam belajar !
3. Presentasikan dan buat lapor

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 57
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2.6. PENUTUP

Tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan baik


pendidikan informal maupun non-formal, namun demikian, masalah yang sering
muncul adalah bagaimana kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa.
Bagi pendidik orang dewasa, memperhatikan asumsi andragogis sebagai
landasan pertimbangan dalam melayani bimbingan dan pengarahannya terhadap
interaksi proses belajar bagi peserta didiknya merupakan suatu keharusan untuk
menentukan keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan kepada peserta
didiknya dalam program pendidikan orang dewasa.
Pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih
cepat dan melekat pada ingatannya), bilamana pembimbing (pelatih, pengajar,
penatar, instruktur, dan sejenisnya) tidak terlalu mendominasi kelompok kelas,
mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar individu orang dewasa
itu mampu menemukan altematif-altematif untuk mengembangkan kepribadian
mereka.
Pengalaman menunjukkan bahwa seringkali sebuah program
memerlukan gabungan beberapa metoda untuk menciptakan efektivitas tertinggi.
Namun demikian pada prinsipnya, metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam kegiatan belajar, harus : (1) berpusat pada masalah, (2) menuntut dan
mendorong peserta untuk aktif, (3) mendorong peserta untuk mengemukakan
pengalaman sehari-harinya, (4) menumbuhkan kerja sama, baik antara sesama
peserta, dan antara peserta dengan tutor, dan (5) lebih bersifat pemberian
pengalaman, bukan merupakan transformasi atau penyerapan materi.
SOAL PRE TEST DAN POST TEST DIKLAT DASAR PP

1. Jelaskan perbedaan pengertian antara pedagogi dan andragogi


2. Mengajar diartikan pula sebagai seni mendidik orang lain, mengapa disebut
sebagai seni ? jelaskan !
3. Prinsip-prinsip mengajar orang dewasa itu penting, mengapa demikian ?
Jelaskan !
4. Peserta didik hendaknya mengerti dan menyetujui tujuan kegiatan
pendidikan, apa maksud prinsip ini ? Jelaskan !
5. Jelaskan dan berikan contoh salah satu metode pembelajaran orang dewasa
!

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 58
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB III

KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN

3.1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 disebutkan bahwa sistem penyuluhan


pertanian merupakan seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian)
dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Oleh karena itu dalam UU no. 16
disebutkan bahwa Penyuluhan Pertanian adalah suatu proses pembelajaran
bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa didalam proses
pembelajaran inheren adanya proses-proses lain yang terjadi secara simultan,
yaitu:

1). proses komunikasi persuasif, yang dilakukan oleh penyuluh dalam


memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya
guna membantu mencari pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan
dan pengembangan usahan mereka, komunikasi ini sifatnya mengajak
dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan masalah, namun
keputusan tetap pada sasaran.

2). proses pemberdayaan, maknanya adalah memberikan “kuasa dan


wewenang” kepada pelaku utama dan pelaku usaha serta mendudukkannya
sebagai “subyek” dalam proses pembangunan pertanian, bukan sebagai
“obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan
perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk a). Berpartisipasi; b).
Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; c). Melakukan kontrol

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 59
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

terhadap setiap pengambilan keputusan; dan d). Memperoleh manfaat dalam


setiap lini proses dan hasil pembangunan pertanian.

3). proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku
utama maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik ini
mengenai berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan
masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahanya.
Fungsi penyuluhan pertanian terutama adalah memfasilitasi dan
memotivasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha agar tercapai
tujuan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan peningkatan modal
sosial, sehingga mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan adanya program
Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan (PUAP), fungsi penyuluhan
pertanian memfasilitasi dalam bimbingan, pendampingan dan advokasi
pengelolaan usaha agribisnis di perdesaan, memfasilitasi dan memotivasi
penumbuhan dan pengembangan kelompoktani serta gabungan kelompok tani.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka penyuluh sebagai fasilitator harus
menguasai selain falsafah dan prinsip-prinsip penyuluhan pertanian, juga Teknik
Komunikasi Persuasif.
Tugas dan fungsi Penyuluh Pertanian secara garis besar adalah
melaksanakan fungsi sebagai fasilitator dalam kegiatan penyuluhan pertanian
secara rinci dapat dibaca pada Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian,
Per.Men. N. 37/Permentan/OT.140/3/2007. Modul ini memperkenalkan
beberapa Teknik Komunikasi Persuasif dalam Penyuluhan Pertanian khususnya
dalam melaksanakan tugas dan fungsi Penyuluh Pertanian. Diharapkan setelah
mempelajari pokok bahasan ini, peserta Diklat Pembekalan alih jenjang
memahami dapat menerapkan teknik komunikasi persuasif dalam penyuluhan
pertanian khususnya dalam memfasilitasi pelaku utama dan pelaku usaha
agribisnis di pedesaan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 60
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3.2. PENGERTIAN, TUJUAN DAN UNSUR KOMUNIKASI DALAM


PENYULUHAN PERTANIAN

A. Pengertian
Ada beberapa pengertian mengenai komunikasi dalam penyuluhan
pertanian, antara lain :

1. Komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan individu dalam


hubungannya dengan individu lainnya, atau individu dalam kelompok,
organisasi maupun dalam masyarakat guna menciptakan, mengirimkan dan
menggunakan serta mempertukarkan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan orang lain.
2. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan-
pesan dari seseorang (sumber, penyuluh) kepada orang lain (penerima,
sasaran, pelaku utama/pelaku usaha) secara timbal balik (two-way traffic
communication).

B. Tujuan Komunikasi
Komunikasi mempunyai tiga tujuan, yaitu :
1. informatif, artinya bahwa komunikasi bertujuan menyampaikan informasi
informasi yang bersifat obyektif dan nyata.
2. persuasif, artinya komunikasi bertujuan untuk menggugah hati dan
perasaan sasaran atau komunikan sehingga mau mengikuti atau
melakukan tindakan/ perubahan atas kemauan sendiri sesuai yang
diharap komunikator.
3. entertainment, artinya bahwa komunikasi bertujuan untuk menghibur
komunikan, membuat mereka senang, tidak bersikap apatis maupun
pesimis.
C. Unsur-Unsur Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian
Suatu proses komunikasi akan dapat berlangsung dengan baik apabila
terdapat unsur-unsur yang merupakan satu kesatuan. Unsur-unsur komunikasi
tersebut minimal ada 3 yaitu : 1). Sumber/komunikator (source/sender), 2).
Pesan (message), 3). Penerima/komunikan (receiver). Karena proses
penyuluhan pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metoda,
teknik dan media, maka unsur komunikasi bertambah yaitu 4). Saluran

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 61
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

(channel). Disamping itu, proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian


diharapkan dapat menimbulkan dampak / perubahan sebanyak-banyaknya. Ada
beberapa model komunikasi yang kita kenal, salah satu diantaranya adalah
model S-M-C-R-E. sebagaimana dalam Gambar 1.

Source/
Sumber/
Komuni-
Message / Channels/ Receiver/
Dampak
Pesan Saluran Penerima/
kator (Effects)
sasaran

Umpanbalik/

feedback

Gb. 1. Diagram Proses Komunikasi Dua Arah Model SMCRE

Sumber. Sumber komunikasi adalah pihak yang mengirim pesan atau informasi.
Dalam penyuluhan pertanian sumber ini bisa penyuluh atau agen pembaharu.

Pesan. Pesan merupakan informasi yang ditujukan kepada penerima. Dalam


penyuluhan pertanian pesan ini dapat berupa materi penyuluhan. Pesan yang
digunakan dalam penyuluhan pertanian didasarkan pada kebutuhan sasaran
laki-laki dan perempuan.

Saluran. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan yang disampaikan sumber
kepada penerima. Saluran meliputi penggunaan metoda dan teknik serta
penggunaan media yang relevan dengan tujuan, sasaran serta sifat pesannya.
Pada umumnya semakin banyak indera yang distimuli melalui berbagai media
semakin efektif proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian. Penggunaan
metoda, teknik dan media penyuluhan pertanian selain untuk meningkatkan
pemahaman sasaran terhadap pesan yang disampaikan, untuk mendorong
aktivitas dan kreativitas sasaran serta tumbuhnya rasa percaya diri.

Penerima. Penerima adalah pihak yang menerima pesan-pesan atau informasi,


yaitu pihak yang diharapkan akan berubah baik perilaku maupun kepribadiannya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 62
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Dalam penyuluhan pertanian penerima atau sasaran adalah para petani (pelaku
utama) dan pelaku usaha beserta keluarganya.

Efek. Efek komunikasi merupakan respon penerima terhadap pesan-pesan yang


diterima dan merupakan umpan balik (feedback) bagi komunikator /sumber atas
pesan-pesan yang disampaikan. Efek komunikasi berupa perubahan-perubahan
yang diharapkan terjadi pada sasaran akibat dari proses komunikasi. Perubahan-
perubahan yang diharapkan menyangkut perubahan perilaku (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap), serta perubahan kepribadian sasaran ( kemandirian,
ketangguhan, kemampuan bekerjasama,percaya diri, kemampuan menempatkan
diri pada posisi tawar yang kuat, dsb.). Efek komunikasi ada yang langsung bisa
diketahui, misalnya perubahan pengetahuan dan keterampilan, tetapi adapula
yang tidak langsung artinya perlu waktu yang lama seperti perubahan sikap dan
kepribadian. Pada komunikasi dua arah (two way trafficts communication)
komunikator bisa memperoleh umpan balik secara langsung dibanding
komunikasi yang searah.

Di dalam kegiatan penyuluhan pertanian, proses komunikasi terjadi


karena penyuluh berusaha untuk menyampaikan pesan/informasi kepada petani,
dari petani kepada penyuluh, dan juga dari petani kepada petani lainnya. Pesan-
pesan dapat disampaikan secara verbal (dengan kata-kata) atau non-verbal
(tidak dengan kata-kata, seperti isyarat, gerakan, tindakan, gambar, dsb.) oleh
komunikator kepada komunikan/sasaran secara langsung atau melalui sarana
untuk mempengaruhi kognisinya, intelektualitasnya, emosinya dan afeksinya,
serta psikomotoriknya sehingga sasaran mau merubah perilaku (behavior) dan
kepribadiannya (personality). Perilaku (behavior) yang diharapkan berubah
adalah meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan kepribadian
(personality) meliputi kemandirian, ketangguhan serta kepercayaan diri,
ketidaktergantungan, serta posisi tawarnya (bargaining position)

Proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian bertujuan untuk menarik


perhatian, menggugah hati dan perasaan, meyakinkan serta memotivasi sasaran
agar mau melakukan tindakan atau perubahan-perubahan untuk pengembangan
usaha agribisnisya, peningkatan produktivitas dan kesejahteraannya serta
peningkatan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 63
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

D. Rangkuman
Komunikasi merupakan suatu ilmu yang multidisipliner ataupun
multidisipliner, artinya komunikasi digunakan pada setiap disiplin termasuk
didalamnya kegiatan penyuluhan pertanian.

Pengertian komunikasi pada dasarnya adalah terjadinya kesamaan


persepsi antara komunikator dan komunikan, sedangkan tujuan kmunikasi
diantaanya informatif, persuasif dan entertainment atau dengan kata lain dari
tidak tahu menjadi tahu, dan terjalinnya suatu suatu komuniksi minimal terdapat
tiga unsur didalamnya yaitu, sumber, pesan dan penerima

E. Latihan

1. Jelaskan pemahaman saudara tentang aplikasi komunikasi penyuluhan


pertanian.

2. Apa pengertian komunikasi dalam hubungannya dengan kegiatan


penyuluhan pertanian

3. Jelaskan unsur-unsur komunikasi

3.3 PROSES KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN

Pada saat menguraikan pengertian komunikasi telah disinggung bahwa


komunikasi merupakan suatu proses . Sekarang marilah kita membahas
bagaimana berlangsungnya proses komunikasi secara umum, khususnya
komunikasi dalam penyuluhan pertanian. Secara sederhana proses komunikasi
dapat digambarkan sebagai berikut :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 64
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Overlaping Of Interest

Frame of Reference Frame of Reference

A B

Keterangan : A dan B = para pelaku komunikasi. M = message atau pesan

Gambar 2. Proses Komunikasi Menurut Wilbur Schramm (1973)


Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian ,
penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang atau di
antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Menurut Wilbur Schramm
(1973), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan berjalan dengan baik
apabila terdapat pertautan minat dan kepentingan (overlaping of interest)
diantara sumber dan penerima pesan. Untuk terjadinya overlaping of interest
tersebut, dituntut adanya perasamaan (dalam tingkatan yang relatif) dalam hal
“kerangka referensi“ (frame of reference) dari kedua pelaku komunikasi (sumber
dan penerima) . Kerangka referensi merujuk pada tingkat pendidikan,
pengetahuan, latar belakang, kepentingan dan orientasi. Semakin besar tingkat
persamaan dalam hal kerangka referensi semakin besar pula overlaping of
interest, berarti semakin mudah proses komunikasi beriangsung.

Uraian diatas memberikan gambaran bahwa proses komunikasi akan


berjalan baik atau mudah apabila diantara para pelaku komunikasi yang terlibat
terdapat banyak persamaan dalam hal kerangka referensi. Namun tidak berarti
bahwa komunikasi baru terjadi apabila kerangka referensi dari masing-masing
pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 65
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

berkomunikasi dengan seseorang secara baik, maka kita harus mengolah dan
menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara lain yang sesuai dengan tingkat
pengetahuan, pengalaman, orientasi, dan latar beiakang budayanya. Dengan kata
lain pihak sumber perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari
pihak penerima. Model lain yang menggambarkan berlangsungnya proses
komunikasi secara umum, diantaranya seperti dilihat pada Gambar 3.

Source Encoder Message Decoder Destinatio


n

(Feed Back)

Keterangan : Source = sumber, pengirim. Encoder = pembuat


sandi/lambang/kode. Message = pesan, amanat, informasi.
Decoder = penterjemah sandi/lambang/kode. Destination = penerima
(receiver),sasaran. Feedback = umpan balik, responce.

Gambar 3. Model Proses Komunikasi (Shannon).

Pada Gambar 4 terlihat bahwa sumber (pengirim) berita membuat


sandi atau lambang untuk menyampaikan sesuatu pesan (mesagge). Setelah
sandi atau lambang tadi di sampaikan pada sasaran/penerima, selanjutnya
lambang yang berisi pesan/informasi tersebut diterjemahkan dalam suatu
pengertian oleh penerima. Sebagai respons dari pengertian yang diterima,
sasaran mengirim kembali informasi kepada sumber (feed back). Dengan
adanya umpan balik (feed back) maka sumber (penyuluh pertanian) dapat
menilai atau mengetahui apakah sudah terjadi saling pengertian (mutual
understading ) tentang pesan (mesagge) atau tujuan komunikasi tersebut.
Umpan balik (feed back) sangat bermanfaat bagi penyuluh untuk melakukan
upaya-upaya perbaikan dalam proses komunikasi sampai tujuan komunikasi
dapat tercapai secara baik.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 66
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Rangkuman

Proses komunikaksi adalah suatu proses pembentukan penyampaian,


penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang atau
diantara dua orang atau lebih untuk tujuan tertentu, dan suatu proses komunikasi
akan berjalan dengan baik apabila terdapat pertautan minat dan kepentingan
diantara sumber dan penerima pesan, dalam hal ini adanya persamaan yang
merujuk pada tingkat pendidikan, pengetahuan, latar belakang pendidikan dan
orientasi
Latihan

1. Jelaskan alur proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian

3.4. ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI PENYULUHAN PERTANIAN

A. ADOPSI DAN INOVASI

1. Konsep Adopsi Bahlen


Dalam model proses adopsi Bahlen ada 5 tahap yang dilalui sebelum
seseorang mengadopsi suatu inovasi yaitu sadar (awreness), minat (interest),
menilai (Evaluation), mencoba (trial) dan adopsi ( adoption).
Tahap sadar : petani sasaran telah mengetahui informasi tetapi informasi
tersebut dirasa kurang.
Tahap minat : petani sasaran mencari informasi atau keterangan lebih lanjut
mengenai informasi tersebut.
Tahap menilai : petani sasaran sudah menilai dengan cara value/bandingkan
inovasi terhadap keadaan dirinya pada saat itu dan dimasa yang akan datang
serta menentukan apakah petani sasaran mencoba inovasi atau tidak.
Tahap mencoba : petani sasaran sudah mencoba meskipun dalam skala kecil
untuk menentukan angka dan kesesuaian inovasi atau tidak.
Tahap adopsi : petani sasaran sudah meyakini kebenaran inovasi dan inovasi
tersebut dirasa bermanfaat baginya. Pada tahap ini petani sasaran menerapkan
dalam jumlah/skala yang lebih besar.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 67
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Konsep adopsi digunakan secara meluas oleh peneliti dan penyuluh


pertanian. Meskipun demikian model adopsi mempunyai beberapa kelemahan
antara lain :
a. Tidak semua proses tersebut di atas diakhiri dengan tahap adopsi,
adakalanya berupa penolakan terhadap adopsi.
b. Kelima tahap di atas terjadi tidak selalu berurutan.
c. Suatu proses adopsi pada tahap akhir akan diikuti dengan konfirmasi
yaitu dengan cara mencari lebih lanjut untuk memperkokoh keputusannya
(terus mengadopsi ) atau menerapkan inovasi lainnya (menolak)
B. Konsep Adopsi Rogers dan Schoemaker
Rogers dan Schoemaker (1992) menjelaskan bahwa proses adopsi
dapat terjadi melalui 4(empat) tahapan yaitu : tahap mengetahui (knowledge),
persuasif (persuasive), mengambil keputusan (decision) dan konfirmasi
(confirmation) yang selanjutnya diklasifikasikan menjadi empat tahap yaitu :
a. Tahap mengetahui : petani sasaran sudah mengetahui adanya inovasi dan
mengerti bagaimana inovasi itu berfungsi.

b. Tahap Persuasi : petani sasaran sudah membentuk sikap terhadap inovasi


yaitu apakah inovasi tersebut dianggap sesuai ataukah tidak sesuai bagi
dirinya.
c. Tahap Keputusan : petani sasaran sudah terlibat dalam pembuatan
keputusan yaitu apakah menerima atau menolak inovasi.

d. Tahap Konfirmasi:petani sasaran mencari penguat bagi keputusan inovasi


yang telah dibuatnya. Mungkin pada tahap ini petani sasaran mengubah
keputusan untuk menolak inovasi yang telah di adopsi sebelumnya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 68
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pemilihan wilayah sasaran


Tahap 1
dan diagnosis situasi petani

Tahap 2 Perencanaan dan rekayasa

teknologi adaptif

Tahap 3 Pengujian dan verifikasi di


tingkat usahatani

Tahap 4 Percobaan antar lokasi dan

diseminasi teknologi

waktu

Gambar 4. Model adopsi yang digambarkan oleh Kellogg.

3. Konsep Proses Adopsi Kellogg.

Model Adopsi Kellogg menyebutkan bahwa pada proses adopsi


khususnya teknologi pertanian dapat dilakukan melalui beberapa langkah agar
petani bersedia menerima/mengadopsi teknologi tersebut. Model adopsi meliputi
(4) empat tahap yaitu diagnosis, perencanaan dan rekayasa teknologi adaptif,
pengujian dan verifikasi di tingkat usahatani dan percobaan antar lokasi dan
diseminasi. Model adopsi Kellogg dapat digambarkan sebagaimana tertera pada
Gambar 4

Pada tahap pertama, penentuan wilayah sasaran dan mendiagnosis


situasi petani. Pada umumnya wilayah sasaran diusahakan mempunyai
karkteristik agroklimate yang relatif homogen. Penyuluh pertanian dapat
mengidentifikasi wilayah sasaran lebih baik dibandingkan peneliti.

Tahap kedua, merencanakan dan merekayasa teknologi adaptif dengan


menggunakan informasi yang diperoleh pada tahap pertama. Berdasarkan
informasi ini, dapat dibuat perencanaan dan rekayasa teknologi yang sesuai
dengan kondisi lapangan.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 69
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tahap ketiga, pengujian dan verifikasi di tingkat usahatani. Hasil


penelitian yang diperoleh dari eksperimen sebelumnya dapat diuji dan diverifikasi
di tingkat usahatani. Petani sasaran akan bersedia mengadopsi teknologi.
Introduksi teknologi dilakukan apabila teknologi tersebut memiliki keunggulan
dibanding dengan teknologi sebelumnya, juga hasilnya dilihat sendiri oleh petani
sasaran.

Tahap keempat, selama proses pengujian dan verifikasi di tingkat


usahatani pasti terjadi percobaan di lahan usahatani yang dilakukan petani. Hal
ini mengindikasikan bahwa pilihan teknologi sudah dilakukan petani dan
diharapkan terjadi perbaikan teknik budidaya yang signifikan. Hubungan antara
tahap dalam proses komunikasi dengan proses adopsi serta metode penyuluhan
tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Hubungan antara metode penyuluhan, tahap komunikasi dan


tahap adopsi

Tahap-tahap
Metode Penyuluhan Tahap-tahap Komunikasi
Adopsi

Metode Perorangan Menggerakkan Usaha Adopsi

Meyakinkan Percobaan
Metode Kelompok
Membangkitkan Keinginan Penilaian

Menggugah Hati Minat


Metode Massal
Menaruh Perhatian Kesadaran

Dengan mempelajari model adopsi sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1


dan membandingkan satu dengan lainnya, diketahui bahwa model adopsi Bahlen
memilki kelemahan dalam proses adopsi yaitu tidak selalu diakhiri dengan tahap
adopsi. Adakalanya petani menolak inovasi yang yang diintroduksikan.

Model adopsi Rogers dan Schoemaker digunakan untuk mengatasi


keterbatasan model adopsi Bohlen tersebut. Rogers dan Schoemaker (1983)
mengatakan bahwa tingkat adopsi dipengaruhi oleh lima (5) faktor yaitu :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 70
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Tipe keputusan adopsi inovasi


b. Atribut yang terkandung dalam inovasi
c. Karakteristik system sosial petani sasaran
d. Karakteristik saluran komunikasi yang digunakan
e. Usaha yang dilakukan penyuluh untuk meyakinkan petani sasaran.

C. Penggolongan Adopter berdasarkan kecepatan Adopsi


Berdasarkan kecepatan adopsi terhadap suatu inovasi maka dkenal 5(lima)
golongan adopter yaitu :

1. Inovator (golongan perintis dan pelapor)


Golongan perintis ini jumlahnya tidak banyak dalam masyarakat.
Karakteristik golongan ini antara laingemar, mencoba, inovasi dan rata-rata pada
masyarakatnya pada umumnya berpartisipasi aktif dalam penyebarluasan
inovasi.

2. Early Adopter (golongan penyetrap dini)

Golongan ini mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, gemar


membaca buku, suka mendengar radio, memiliki faktor produksi non lahan yang
relative komplit.

3. Early Mayority (golongan Penyetrap awal)

Golongan ini pada umumnya mempunyai tingkat pendidikan rata-


rata seperti anggota masyarakat lainnya, dapat menerima inovasi selama inovasi
tersebut memberikan keuntungan kepadanya.

4. Late Mayority (golongan Penyetrap akhir)

Golongan ini pada umumnya berusia lanjut dan memilki tingkat


pendidikan rendah, status sosial ekonominya sangat rendah dan lambat
menerapkan inovasi.

D. Laggard (Golongan Penolak)


Golongan penolak ini pada umumnya usia lanjut, jumlahnya sangat
sedikit dan tingkat pendidikannya sangat rendah bahkan buta huruf, status sosial
eknominya sangat rendah, tidak suka terhadap perubahan-perubahan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 71
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tabel 2. Karkteristik sosial ekonomi pada berbagai kategori adopter.

Variabel Inovator Early Early Late Laggard


Adaptor Mayority Mayority

Umur Setengah Muda Setangah Muda Tua


Umur Umur tua sampai
tua

Pendidikan Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah


Sekali

Sedang Kurang
sampai sekali
Ekonomi Baik Baik baik Kurang

Status Sedang Paling


Sosial sampai rendah
Tinggi Sedang baik rendah

Pola Kosmopolit Kosmopolit Cendrung Lokalita Sangat


Hubungan Lokalita lokalita

Dengan melihat uraian di atas maka perbandingan karakteristik sosial


ekonomi dari kategori adopter ditinjau dari aspek kecepatan manerapkan inovasi
secara sederhana sebagaimana tertera pada Table 2.

E. Difusi Inovasi
Salah satu tujuan program penyuluhan pertanian adalah mengubah
masyarakat melalui perubahan sosial yang direncanakan. Dalam penyuluhan
pertanian ditunjukkan dengan program penyuluhan. Usaha yang secara sengaja
ini diarahkan untuk memperbaiki sistem-sistem sosial yang terdapat pada
masyarakat. Dan akhirnya penyuluhan ini memperbaiki masyarakat secara
keseluruhan .

Perubahan sosial yang direncanakan pd proses penyuluhan sangat


rumit yang pada dasar dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu : Invensi,
difusi, dan konsekuensi-konsekuensi invensi merupakan kegiatan penciptaan
atau pengembangan inovasi baru

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 72
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Nilai dan kekayaan Tradisional


Kelengkapan SDA, tingkat Teknologi
rendah , Tingkat Pendidikan rendah

Factor Penghambat

Prilaku Petani

Faktor Pendorong Perubahan

Harapan Perbaikan ekonomi, ketersediaan Teknologi


Modern Harapan Perbaikan Sosial Penyuluhan
Pertanian Perluasan Kesempatan Usaha

Gambar 5. Model difusi inovasi Leagans (1971)

Difusi merupakan proses penyebaran inovasi dari seorang yang telah


emngadopsi inovasi kepada orang lain dalam masyarakat. Konsekuensi
merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat adanya
adopsi atau penolakan terhadap suatu inovasi.

Penyuluhan Pertanian menitikberatkan perubahan sosial jangka pendek


yaitu waktu yang dibutuhkan untuk melakukan difusi inovasi dan mengarahkan
perubahan dalam masyarakat. Wayne Romable (1984) menyatakan bahwa difusi
inovasi dapat dipandang sebagai proses komunikasi khusus. Pada difusi inovasi,
sumber pesan dapat berupa penemu penyuluh pertanian dan pemimpin.
Perubahan secara praktis yang diharapkan adalah pengetahuan, sikap dan
prilaku, faktor yang mendorong dan menghambat perubahan. Perolehan sesuai
pendapat Leagans (1971) tertera pada Gambar 5.

Model difusi inovasi menggambarkan proses penyebaran inovasi dari


suatu sumber inovasi kepada anggota suatu sistem sosial. Dengan patokan
bahwa sumber inovasi asalnya dari lembaga penelitian maka terdapat tiga model

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 73
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

difusi inovasi yaitu Model Top Down, Model Feed Back dan Model Farmer Back
Farmer.

a. Model Difusi Top Down

Model Difusi Top Down dikembangkan berdasarkan penelitian di India,


ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan sekolah, laboratorium dan
stasiun percobaan. A.H. Bunting (1979) mengatakan bahwa model top down
difusion sebagai model penyuluhan pertanian konvensional. Pada model ini
peneliti melakukan penelitian di laboratorium maupun stasiun penelitian dan
menghasilkan rekomendasi yang disebarluaskan pada seluruh petani. Model
difusi top down dapat dilihat pada Gambar 6

Peneliti Penyuluh Petani

Gambar 6. Proses difusi inovasi model difusi top down

b. Model Feed-Back

Model ini dikembangkan oleh Benor dan Horison . Model ini dikenal
sebagai trainning and visit system atau di Indonesia di sebut sistem latihan dan
kunjungan (sistem laku). Model ini selanjutnya dibukukan dengan judul
“Agricultural Eftension The Training and Visit System”. Model feed back
dianggap sebagai perbaikan model Top Drown yaitu dengan mempertimbangkan
mekanisme umpan balik diantara peneliti dan penyuluh pertanian. Model feed-
back menjadi popular dan berkembangnya Farming System Research yang
mengaitkan penelitian ditingkat usahatani kedalam metode penelitian pertanian.
Secara sederhana, gambaran model feedback seperti tertera pada Gambar 7.

Peneliti Penyuluh Petani

Gambar 7. Proses difusi inovasi model feed-back

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 74
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Model Farmer Back To Farmer

Model difusi farmer back to farmer dikemukakan oleh Rhoades dan


Booth (1982). Model ini mengasumsikan bahwa penelitian harus dimulai dan
diakhiri di tingkat petani. Hal ini berarti bahwa petani harus dilibatkan secara aktif
sebagai anggota tim pemecahan masalah di lapangan. Petani dengan
pengalaman jangka panjangnya mengetahui kondisi usaha taninya, tipe tanah,
kualitas sosial, ekonomi, tanaman yang sesuai dan prilaku pasar dari waktu ke
waktu. Dengan demikian petani adalah tenaga ahli pada usaha taninya sendiri.

Model difusi farmer back to farmer mengandung beberapa siklus


kegiatan dan masing-masing kegiatan ini berusaha mencapai tujuan tertentu.
Model difusi farmer back to farmer secara sederhana tertera pada Gambar 8.

Evaluasi dan Diagnosisi


Pengetahuan Ilmuan dan
Adaptasi Petani dan
Petani Petani
Masalah yang
(4) dihadapi (1)

Solusi terbaik Defenisi


berdasarkan Masalah
visi usahatani Umum

Sosial
Potensial
Adaptasi atau Mencari solusi
penyajian tingkat dgn melakukan
usahatani atau penelitian
sasaran penelitian Interdisiplin
(3) (2)

Gambar 8. Proses difusi inovasi model farmer back to farmer.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 75
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Model difusi farmer back to farmer ini dapat diawali dengan eksperimen
sederhana dan diakhiri survey di tingkat petani. Kunci perbedaannya dengan
model difusi yang lain adalah fleksibilitas dan penelitian di tingkat petani untuk
mengindentifikasikan sumber daya yang ada di tingkat usaha tani.

F. Rangkuman
Proses adopsi dklasifikasikan menjadi empat tahap yaitu tahap
mengetahui, tahap pesuasi, tahap keputusan dan tahap konfirmasi.

Model adopsi yang djelaskan Kellog digambarkan sesuai tahapannya


meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Tahap I : Pemilihan wilayah sasaran dan diagnose situasi pelaku utama


2. Tahap II. Merencanakan dan merekayasa teknologi adaptif
3. Tahap III.Pengujian dan verifikasi di tingkat usahatani
4. Tahap IV.Pilihan teknologi yang sudah dilakukan pelaku utama dan
diharapkan terjadi perbaikan teknik budaya yang signifikan
Berdasarkan kecepatan adopsi inovasi ada 5 (lima) golongan adopter yaitu
golongan perintis dan pelopor, penyetrap dini, penyetrap awal, penyetrap akhir,
dan penolakan.

Difusi inovasi merupakan proses penyebaran inovasi dari seorang yang telah
mengadopsi inovasi kepada orang lain dalam masyarakat

G. Latihan
1. Jelaskan pengertian pengertian Adopsi dan inovasi dihubungkan
dengan kegiatan penyuluhan pertanian.
2. Pesan Pembangunan pertanian apa saja yang sangat dibutuhkan
komunikan sesuai kondisi local dan sebutkan alasannya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 76
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3.5 PENUTUP

Kesimpulan
Komunikasi dalam penyuluhan pertanian meliputi tiga pokok bahasan
yaitu pengertian, tujuan dan dan unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi
serta adopsi dan difusi inovasi.

Dalam penyajian materi mata diklat ini, metode pembelajaran yang


digunakan adalah branstorming, penjelasan, diskusi dan latihan. Hasil belajar
yang dicapai adalah peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan
berkomunikasi baik antar penyuluh maupun antara penyuluh dan pelaku utama
sehi ngga pesan pembangunan pertanian dapat diadopsi dengan baik.

Ada beberapa model difusi yang dianjurkan yaitu model difusi Top own,
Model Difusi Feed Back, Model Difusi Back To Farmer. Di lapangan pilihan
model difusi inovasi disesuaikan dengan kondisi lokalita.

Tindak Lanjut
Setelah menerapkan pengetahuan setelah mengikuti proses pembelajaran,
akan menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalahan baru di
lapangan. Untuk itu para penyuluh harus selalu mengembangkan diri untuk
selalu belajar, mengadakan inovasi sehingga proses penyampaian pesan
kepada sasaran dapat berjalan baik dan efektif dan akhirnya didapatkan hasil
yang optimal

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 77
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB IV

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DAN AGROEKOSISTEM

4.1. PENDAHULUAN

Potensi secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


mempunyai arti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya dan wilayah dalam hal ini
bermakna ingkungan daerah (propinsi, kabupaten, kecamatan). Untuk keperluan
ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi potensi wilayah desa. Jadi
“potensi desa mengandung arti kemampuan yang dimiliki desa yang
memungkinkan untuk dikembangkan
Kemampuan yang dimiliki suatu lingkungan tertentu misalnya desa yang
mungkin untuk dikembangkan tetap selamanya menjadi “potensi” bila tidak
diolah, atau didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan
kepada masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya
tertentu untuk membuatnya bermanfaat kepada masayarakat.
Penyuluh yang bergerak di sektor pertanian harus mampu menggali
potensi agroekosistem wilayah pertanian tertentu dan menjadi suatu “kenyataan”
memberi manfaat kepada pembangunan pertanian khususnya di bidang
agribisnis. Bermanfaat dapat berarti meningkat produktivitas, pendapatan, nilai
tambah atau secara umum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
bergerak dan terkait dengan sektor pertanian.
Penyuluh harus mengasah kemampuannya agar mampu melihat dan
menggali potensi agroekosistem wilayah dimana ia bekerja untuk bersama-sama
dengan masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha mengubahnya menjadi
pertanian yang lebih bermanfaat. Untuk mencapai hasil yang baik, seorang
penyuluh perlu mempersiapkan suatu “instrumen” untuk menggali potensi
wilayah agroekosistem sehingga fenomena agroekosistem menjadi mudah
dipahami dan akan memudahkan dalam penyusunan rencana pembangunan dan
pengembangan usahatani tertentu.
Identifikasi Potensi wilayah dan agroekosistem dilakukan untuk
memperoleh data keadaan wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan
data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dari
petani maupun masyarakat yang terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 78
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau dari sumber-sumber lain yang


relevan.

1. Identifikasi data primer menggunakan pendekatan partisipatif dan


wawancara semi tersetruktur menggunakan teknik PRA
2. Identifikasi data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh
data potensi wilayah dan agroekosistem dari data monografi
desa/kecamatan/BPP dan sumber lain yang mendukung.
3. Penetapan impact point. Dengan menggunakan analisis masalah dan
penyebab masalah, penetapan prioritas dan menetapkan faktor penentu.

4.2. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

A. Identifikasi Data Primer


1. Wawancara Semi Terstruktur
Pengertian

Teknik wawancara keluarga petani ádalah teknik PRA yang dipergunakan


untuk mengkaji sejumlah topik informasi mengenai aspek-aspek kehidupan
keluarga petani, yang disusun didalam pedoman wawancara. Pedoman
wawancara ini sifatnya semi terbuka karena hanya merupakan bahan acuan
wawancara, yang dapat dirubah dan disesuaikan dengan proses diskusi untuk
mencapai tujuan kajian

Jenis Wawancara Semi Terstruktur

1) Wawancara Individu
a. Wawancara informan kunci : dilakukan jika dibutuhkan kajian dengan
sumber informasi yang dianggap dimiliki oleh sumber informasi
khusus. Informan kunci ádalah orang yang dianggap pengalaman dan
memiliki pengetahuan yang luas mengenai sesuatu. Informan kunci
tersebut misalnya orang luar yang sudah lama tinggal seperti guru,
dokter, pendatang lain, dsb, Sesepuh/tetua, pejabat desa atau
mereka yang memiliki kedudukan ditengah masyarakat, atau
masyarakat yang terlibat aktif dalam berbagai kegiatan/organisasi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 79
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

b. Wawancara perorangan pilihan yaitu orang tertentu yang dapat


dianggap mewakili kelompok masyarakat tertentu misal petani buruh,
tuan tanah, petani pembaharu dan sebagainya, hasilnya disebut profil
perorangan
2) Wawancara Keluarga/ Rumahtangga Petani
a. Wawancara keluarga petani dilakukan untuk mengkaji berbagai aspek
kehidupan keluarga petani, hasilnya disebut Profil Keluarga Petani
b. Yang disebut keluarga ádalah keluarga inti (ayah,ibu,anak) atau
keluarga besar. Rumahtangga ádalah unit pengelolalaan
perekonomian didalam keluarga
3) Wawancara Kelompok ( Petani)
a. Wawancara dilakukan untuk membahas sejumlah topik informasi
yang telah ditetapkan didalam pedoman wawancara tetapi dibahas
dan didiskusikan dalam kelompok
b. Hal yang didiskusikan tergantung dari kebutuhan informasi biasanya
untuk mencek (triangulási)
Langkah-Langkah Penerapan

1) Persiapan
a. Menyusun Pedoman wawancara ( pedoman disusun sesuai topik
kajian)

Daftar topik-topik pertanyaan hanya sebagai bahan acuan

b. Memilih keluarga/rumahtangga yang akan diwawancara

Keluarga yang mewakili berbagai keadaan dimasyarakat misal


berbagai tingkat ekonomi.

c. Keluarga yang lengkap dan yang tidak lengkap

2) Pelaksanaan Wawancara
a. Menyepakati dan mengatur waktu dengan keluarga yang akan
diwawancara
b. Pewawancara menjelaskan maksud kegiatan secara sederhana tetapi
jelas

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 80
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Amati keadaan sekitar untuk membantu mengetahui tarf


kesejahteraannya
d. Lakukan obrolan pendahuluan, biasanya tentang kebunnya
e. Lanjutkan wawancara dari satu topik ketopik lain dengan
menggunakan pedoman wawancara
f. Jawaban petani untuk mengembangkan topik obrolan
g. Gunakan pertanyan yang dapat memancing pendapat mereka tentang
berbagai hal
h. Buat catatan proses dan hasil wawancara secara cermat
i. Cantumkan nama responden,pewawancara, tempat dan tanggal
wawancara

2. Teknik Pembuatan Peta Sumberdaya


Pengertian

Pemetaan ádalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi


mengenai keadaan wilayah desa beserta lingkungannya. Keadaan-keadaan itu
digambarkan ke dalam peta atau sketsa desa. Ada peta yang menggambarakan
keadaan sumber daya umum desa dan ada peta dengan tema tertentu yang
menggambarkan hal-hal yang sesuai dengan ruang lingkup tema tersebut
(misalnya peta desa yang menggambarkan jenis-jenis tanah, peta sumber daya
pertanian, peta penyebaran penduduk, peta pola pemukiman, dan sebagainya).

Beberapa cara pemetaan :

1). Pemetaaan diatas tanah.

a. Pemetaan diatas tanah dapat dilakukan di halaman dengan peralatan


sederhana, misal kayu untuk menggaris, biji-bijian, batu-batuan, dan
sebagainya. Bisa juga bahan-bahan lain yang tersedia untuk
menandai bagian-bagian penting.

b. Cara ini memiliki keunggulan yaitu dapat dilakukan oleh banyak orang
secara mudah. Kesalahan informasi mudah diperbaiki dan informasi
dapat digambarkan lebih jelas dan mendetail. Cara ini disukai karena
menimbulkan kegembiraan dan suasana santai.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 81
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2). Pemetaan diatas kertas.

a. Pemetaan dilakukan di atas kertas dengan menggunakan alat tulis.


Mula-mula dilakukan penandaan dengan simbol-simbol dengan
menggunakan spidol bermacam warna agar menarik dan mudah
dikenal. Arti simbo-simbol informasi yang dicantumkan diatas peta
diberi keterangan disudut kertas.

b. Pemetaan dapat ditinggalkan di desa sebagai dokumentasi, tetapi


gambar dengan kertas memiliki kelemahan luas kertas yang terbatas
sehingga menyulitkan dalam menggambar. Partisipasi masyarakat
tidak sebesar pemetaan diatas tanah.

3). Pembuatan model atau maket.

a. Pemetaan dapat pula dibuat dengan model atau maket dalam 3


dimensi. Model merupakan pengembangan dari pemetaan diatas
tanah, yang berbeda adalah bahwa dalam kegiatan ini simbol-simbol
dibuat dalam bentuk menyerupai sesungguhnya.

b. Keuntungan cara ini adalah model lebih menarik dari segi penampilan,
menimbulkan partisipasi peserta yang lebih baik karena lebih
menyenangkan. Kekurangan model adalah membutuhkan persiapan
yang lebih lama, keterampilan yang lebih khusus.

Jenis informasi kajian

Secara garis besar jenis informasi yang biasa dikaji dengan pemetaan adalah:

1). Peta sumber daya desa

Peta dibuat untuk melihat keadaan umum desa dan lingkungannya yang
menyangkut sumber daya dan sarana prasarana, keadaan fisik
lingkungan desa, luas dan letak lahan-lahan, penyebaran daerah
pemukiman, daerah berhutan, lahan-lahan kritis, mata air, sungai atau
aliran air, pasar, jalan raya, dan sebagainya.

2). Peta sumber daya alam desa

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 82
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Peta ini untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai
potensi sumber daya alam serta permasalahan-permasalahannya,
terutama sumberdaya pertanian. Yang diperhatikan dalam hal ini adalah
kebun, sawah, hutan, sumber air pertanian, dan lain-lain.

3). Peta khusus

Peta dibuat untuk menggali aspek tertentu dalam sebuah wilayah seperti
pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, ekonomi, keagamaan,
kemasyarakatan, pendidikan, kesehatan (misalnya peta khusus
penyebaran penduduk berdasarkan kelas-kelas sosial, pemetaan
penyebaran hama tikus, peta penyebaran kebun dan lahan pertanian, dan
sebagainya). Yang dikaji adalah berbagi sumber daya yang ada, berbagai
masalah, serta harapan-harapan masyarakat.

Tujuan Kajian Pemetaan Desa

1). Untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengungkapkan keadaan desa


dan lingkungannya sendiri seperti : lokasi sumber daya dan batas-batas
wilayah, keadaan jenis-jenis sumber daya baik yang bermasalah maupun
yang berpotensi.

2). Untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengkaji perubahan-perubahan


keadaan dari sumber daya, mengenal sebab-sebab dan akibat dari
perubahan tersebut.

Langkah-langkah Penerapan

1). Terangkan maksud dan proses pemetaan.

2). Diskusikan jenis-jenis sumberdaya yang ada di desa dan lokasi


sumberdaya tersebut.

3) Sepakati bersama peserta ;

a. Jenis sumberdaya penting yang akan dicantumkan kedalam peta


serta perlu didiskusikan lebih lanjut

b. Simbol setiap jenis sumberdaya yang akan dicantumkan dalam peta

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 83
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

4) Mintalah masyarakat untuk membuat peta di atas tanah atau di atas kertas
dengan cara sebagai berikut :

a. Dimulai dari titik awal yang diinginkan masyarakat, seperti rumah


ibadah, kantor desa dan sebagainya

b. Kemudian lengkapi secara detil keadaan yang lain seperti jalan,


sungai, batas dusun, dan sebagainya.

c. Lengkapi peta dengan gambar detil dengan hal-hal khusus seperti


lahan kritis, hutan dan sebagainya.

d. Pastikan bahwa dalam gambar tidak ada yang terlewat

5) Cantumkan disudut peta , simbol-simbol beserta artinya.

6) Setelah peta selesai diskusikan lebih lanjut :

a. Bagaimana keadaan sumberdaya, apa masalah-masalah yang terjadi


dengan sumberdaya tersebut

b. Apa akibat dari perubahan-perubahan dan masalah-masalah tersebut


dengan kehidupan masyarakat

c. Apakah terdapat hubungan sebab akibat diantara perubahan tersebut.

d. Catatlah seluruh masalah, potensi , informasi yang muncul dalam


dikusi dengan cermat, sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan
bagi kegiatan penerapan teknik lain .( Tim PRA mencatat proses dan
hasil diskusi).

e. Dokumentasikan peta yang dihasilkan sebagai bahan acuan


dikemudian hari

f. Cantumkan pada sudut peta , peserta, pemandu, tempat, tanggal


diskusi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 84
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Peta Sumberdaya

Desa

Kecamatan

Kabupaten/Kota

Tim 1. Ketua

2. Anggota

3. Anggota

4. Anggota

5. Anggota

6. Anggota

7. Anggota

8. Anggota

9. Anggota

10. Anggota

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 85
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3. Teknik Penelusuran Lokasi /Transek

Pengertian

Arti harfiah transek adalah gambar irisan muka bumi. Pada awalnya
transek digunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati
wilayah-wilayah ekologi. Sebagai teknik PRA, Teknik Penelusuran Lokasi
(transek) adalah teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan
dan sumberdaya masyarakat, dengan jalan menelusuri wilayah desa mengikuti
suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan tersebut
kemudian dituangkan dalam bagan atau gambar irisan muka bumi untuk
didiskusikan lebih lanjut.

Jenis-jenis Transek

a. Transek Sumberdaya Alam

Transek ini dilakukan untuk mengenali dan mengamati secara lebih tajam
mengenai potensi sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya,
terutama sumberdaya pertanian. Informasi yang biasanya muncul antara lain
adalah :

1) Bentuk dan keadaan permukaan alam (topografi) termasuk didalamnya :


jenis tanah dan kesuburannya, kemiringan lahan, daerah tangkapan air,
sumber-sumber air, dan sebagainya)
2) Pemanfaatan sumberdaya tanah (tataguna lahan) yaitu wilayah
pemukiman, sawah, ladang, hutan, bangunan, jalan, padang rumput, dan
sebagainya
3) Pola usahatani mencakup jenis tanaman penting dan kegunaannya
(pangan, obat, ternak), produktivitas lahan dan hasilnya, dan sebagainya.
4) Teknologi setempat dan cara pengelolaan sumberdaya alam termasuk
teknologi tradisional seperti penahan erosi dari batu, pagar hidup, sistem
penutup tanah, pengelolaan air dan lain-lain
5) Pemilikan sumberdaya alam : perorangan, milik adat, umum, desa, milik
pemerintah

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 86
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kajian lebih lanjut adalah :

1) Kajian mata pencaharian yang memanfaatkan sumberdaya baik oleh


pemilik atau bukan pemilik
2) Kajian hal-hal lain yang mempengaruhi pengelolaan sumberdaya, seperti
perilaku berladang , upacara panen , sistem berternak dan sebagainya.
Selain transek sumberdaya dapat pula dilakukan transek umum atau transek
khusus seperti transek untuk kondisi lingkungan kesehatan desa dan lain-lain.

b. Jenis-Jenis Transek berdasarkan lintasan

1) Transek lintasan garis lurus, dilakukan dengan menelusuri jalan utama


dan jalan dipemukiman, atau berjalan dari titik terendah ketitik tertinggi
atau sebaliknya
2) Transek lintasan bukan garis lurus dimulai dari lokasi yang telah
direncanakan, transek dimulai dari lokasi yang paling dekat menuju ke
paling jauh, sehingga lintasan yang dilalui bisa zig-zag, berputar,atau
menyapu
3) Transek lintasan saluran air , dilakukan dengan melintasi aliran air secara
sistematis
Tujuan

Penelusuran dilakukukan untuk memfasilitasi masyarakat agar


mendiskusikan keadaan sumber daya, dengan cara mengamati langsung hal
yang didiskusikan dilokasi

1) Hal-hal yang biasanya didiskusikan adalah : masalah-masalah


pemeliharaan sumberdaya pertanian seperti menanggulangi erosi,
kurangnya kesuburan tanah, hama penyakit tanaman/hewan, pembagian
air, penggundulan hutan dan sebagainya
2) Potensi-potensi yang ada
3) Pandangan dan harapan petani mengenai keadaan tersebut
4) Hal-hal lain sesuai jenis transek dan tujuannya
Langkah-Langkah Penerapan

1) Persiapan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 87
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, alat tulis dan lain-
lain
2) Pelaksanaan
a. Membahas kembali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran
lokasi serta proses yang akan dilakukan
b. Sepakati bersama lokasi-lokasi yang akan dikunjungi serta topik-
topik kajian
c. Sepakati titik awal
d. Lakukan perjalanan , amati keadaan, biarkan masyarakat
menunjukkan hal-hal yang dianggap penting untuk dibahas
e. Diskusikan keadaan sumberdaya tersebut dan amati dengan
seksama
f. Buatlah catatan hasil diskusi dilokasi
3) Setelah Perjalanan
a. Buat bagan transek, jelaskan cara dan proses membuat
b. Sepakati simbol-simbol yang akan digunakan untuk menggambar
bagan transek, cata simbol dan artinya dipojok kertas
c. Mintalah masyarakat membuat bagan transek dengan bahan yang
mudah dihapus, tim PRA mendampingi
d. Diskusi dengan bahan bagan transek apa permasalahan dan
potensi serta harapan masyarakat
e. Buat catatan hasil diskusi, cantumkan nama peserta dan pemandu
serta tanggal terjadinya diskusi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 88
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Bagan Transek

Desa

Kecamatan

Kabupaten/Kota

Tim 1. Ketua

2. Anggota

3. Anggota

4. Anggota

5. Anggota

6. Anggota

7. Anggota

8. Anggota

9. Anggota

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 89
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Contoh Bagan Transek

Pengguna Kawasan Hutan Terlantar Sawah Sawah Irigasi


an Lahan Hutan Kebun, Sawah Tadah Hujan dan Kebun
Pemukiman Laut
Tadah Hujan dengan
Pemukiman

Ketinggian > 140 dpl 100 dpl 50 dpl 20 dpl 10 dpl 0 dpl

- Hutan - Perahu
- Semak belukar - Padi
Campuran
- Alang-alang - Kelapa - Padi
Vegetasi - Kayu Pemukiman - Ikan laut
- Bamboo - Kakao - Kelapa
- Rotan
- Kelapa - Buah- - Cengkeh
- Padi
- Jagung buahan
- Kapok
- Pangan/
- Pangan/ - Penangka
- Pangan/
Konsumsi pan ikan
Pemanfaat Konsumsi
- Konsumsi - Hutan bakau laut
an - Pendapata
-Pendapatan - Pemukiman - Pangan
- Tempat
- Pendapatan - Pendapata
tinggal
n

- Pemanfaatan
lahan kurang
- Alat dan
produktif - Pengaiaran
Pengambil - Pegairan - Tenaga - Modal prasarana
Masalah belum ada
an rotan - Penyedian kerja Nelayan penangkapa
irigasi
n
semprotan
- Produksi
rendah

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 90
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

4. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan Dan Perubahan


Pengertian

Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan adalah teknik


PRA yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan,
kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu kewaktu. Dari besarnya
perubahan, hal-hal yang diamati yang dapat berati berkurang, tetap atau
bertambah, kita bisa memperoleh gambaran adanya kecenderungan umum
perubahan yang akan berlanjut di masa yang akan datang.

Jenis Informasi yang dikaji

1) Perubahan dan perkembangan keadaan berbagai sumberdaya seperti


produktivitas lahan dan tingkat kesuburan tanah, curah hujan,
ketersediaan air, ketersediaan kayu bakar dan kayu bangunan
2) Perubahan dan perkembangan tataguna lahan ( luas lahan untuk
bersawah, berladang, pemukiman, hutan, luas rata-rata pemilikan lahan,
dan sebagainya).
3) Perubahan dan perkembangan penanaman pepohonan ( jenis pohon,
hasil, dan sebagainya)
4) Perubahan dan perkembangan penduduk (kelahiran, kematian dan
perpindahan)
Tujuan Kajian Kecenderungan dan Perubahan

Memfasilitasi masyarakat untuk :


1). Mengenali berbagai perubahan terpenting yang terjadi dalam berbagai
bidang
2). Kehidupannya serta mengkaji berbagai hubungan antara berbagai
perubahan tersebut.
3). Diskusi ini akan memberikan pemahaman tentang perubahan-perubahan
dan cara pandang masyarakat tentang perubahan tersebut.
4). Dapat memfasilitasi masyarakat dlam menilai dan menemukan cara-cara
mengatasi dan mencegah perubahan yang buruk.

Langkah-Langkah Penerapan
1) Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 91
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2) Mulailah diskusi dengan topik yang ringan , biasanya bagi petani masalah
kebun menjadi perhatian utama. Apabila sebuah topik telah selesai
dibahas, lanjutkan dengan topik berikutnya.
3) Ajak masyarakat untuk mendiskusikan :
a. Perubahan –perubahan penting yang terjadi di desa,

b. Apa sebab-sebab terjadinya perubahan-perubahan tersebut

4) Setelah cukup tergambarkan, sepakati bersama peserta:


a. Topik-topik utama (perubahan-perubahan yang penting) yang akan
dicantumkan kedalam bagan serta perlu didiskusikan lebih lanjut,

b. Simbol topik-topik bahasan yang dicantumkan dalam bagan, berupa


gambar-gambar sederhana yang mudah dikenali.

c. Simbol untuk memberikan informasi bahan – bahan lokal yang tersedia


seperti kerikil, biji jagung dan sebagainya.

d. Titik-titik atau selang waktu yang akan dicantumkan

5). Mintalah masyarakat untuk membuat bagan diatas kertas besar yang
ditempelkan di dinding beserta topik-topik informasi sesuai hasil diskusi

6). Cantumkan pada sudut kertas simbol-simbol beserta artinya , serta


penjelasan lain untuk memahami gambar.

7). Lakukan diskusi bagan perubahan lebih lanjut yaitu :

a). apa akibat dari perubahan-perubahan ( yang sudah dan akan terjadi)

b). Apakah ada hubungan sebab akibat diantara perubahan

c). Apakah perubahan itu akan berlanjut terus diwaktu yang akan datang

8). Catatlah seluruh masalah, potensi , informasi yang muncul dalam dikusi
dengan cermat, sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi
kegiatan penerapan teknik lain .( Tim PRA mencatat proses dan hasil
diskusi).

9). Cantumkan nama-nama peserta diskusi ( jumlah, L/P, latar belakang


peserta).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 92
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Bagan Kecenderungan dan Perubahan Sektor Pertanian

Desa

Kecamatan

Kabupaten/Kota

Tim 1. Ketua

2. Anggota

3. Anggota

4. Anggota
Tahun
Jenis Usaha 1965 1970 1975 1980 1985 1990 catatan
1960

Pertanian        Pertanian


musiman bergeser karena
       banyaknya
  peluang menjadi
   pegawai

Buruh tani       

      Pendatang


  datang sebagai
  pegawai

Pertanian  
bunga
Pertanian
      
tradisional
kekurangan
Pegawai        tenaga sehingga
negeri
banyak diganti
      dengan tanaman
 impor yang
   dilakukan oleh
sedikit orang
Pegawai        dengan harga
swasta jual tinggi
     

   

Dagang       

     

   

Penduduk      


pendatang
     

  

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 93
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan dalam proses kegiatan:

1. Perubahan-perubahan apa yang terjadi di lingkungan desa? Misal iklim,


kekeringan, banjir, erosi, perambahan hutan dll
2. Adakah keterkaitan perubahan-perubahan lingkungan tersebut?
3. Apa kecenderungan perubahan di bidang ekonomi? Misal perubahan biaya
hidup, upah buruh, produksi tanaman dan ternak, pemasaran hasil,
pendapatan keluarga dll
4. Apa kecenderungan perubahan di bidang kependudukan? Misal tingkat
kelahiran dan kematian, perpindahan penduduk
5. Keadaan apa yang makin baik dan makin buruk?
6. Perubahan-perubahan apa yang dampaknya/akibatnya/pengaruhnya
berbeda terhadap laki-laki dan terhadap perempuan

5. Pembuatan Sketsa Kebun

Pengertian

Teknik Pembuatan sketsa kebun merupakan teknik PRA yang


memfasilitasi kegiatan pengkajian beberapa aspek pengelolaan kebun di
wilayah tersebut . Hasil kajian digambarkan dalm bentuk sketsa atau peta kebun
yang memperlihatkan berbagai aspek pengelolaan kebun tersebut terutama pada
pola tanam dan teknologi yang diterapkan

Jenis-Jenis informasi Kajian

1) Informasi Fisik
Pola tanam, luas lahan, jenis-jenis tanaman, praktek konservasi, tataletak
sarana, pembagian lahan dan sebagainya

2) Informasi Non Fisik


Informasi Pendapatan

Pembinaan yang diperlukan (yang sudah/belum)

Teknologi yang khas diwilayah tersebut

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 94
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Informasi khusus misalnya lembaga adat, pengaturan lahan dan lain-lain

Tujuan Kajian Sketsa

Teknik ini bertujuan untuk mengkaji keadaan dan pengelolaan kebun antara lain :

1) Keadaan berbagai aspek kebun seperti kesuburan,ketersediaan air,


kebaika/keburukan pola tanam, memuaskankah teknologinya, dan
sebagainya
2) Masalah-masalah yang terjadi dalam pengelolaan kebun, apa penyebab
dan akibatnya
3) Bagaimana petani mencari jalan keluar

Pertanyaan-pertanyaan untuk membantu dalam menggali pengetahuan dan


teknologi lokal dalam berusahatani:

1. Adakah teknologi atau pengetahuan yang telah diterapkan secara turun


temurun oleh masyarakat setempat dalam melaksanakan kegiatan
usahatani? Bila ada sebutkan/tuliskan
2. Dari mana asal teknologi atau pengetahuan tersebut?
3. Siapa yang biasanya menerapkan teknologi atau pengetahuan tersebut?
4. Untuk apa dan kapan teknologi atau pengetahuan tersebut digunakan
5. Bagaimana cara menggunakan atau menerapkannya? (Buat bagan alur)

Langkah Penerapan

1) Persiapan
a. Pengamatan awal kebun, Tim PRA dengan Petani menyepakati
kriteria kebun yang akan dikaji yaitu :

 kebun tersebut mewakili keadaan kebun lain pada umumnya di


desa dan menunjukkan keanekaragaman cara pengelolaan
 kebun itu merupakan kebun terbaik yang ada didesa atau
sebaliknya
b. Pemilihan bersama hendaknya dapat menghilangkan bias , seperti
hanya menampilkan kebun-kebun percobaan saja

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 95
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2) Pelaksanaan
a. Bahas kembali maksud dan tujuan pembuatan sketsa kebun serta
proses kegiatannya
b. Sepakati peserta kebun yang akan didatangi , datang kekebun yang
disepakati dengan berkeliling untuk melihat kebun-kebun yang lain
c. Mengamati kebun terpilih, kemudian mulai membuat sketsa. Sepakati
simbol-simbolnya catat disudut kertas beserta artinya
d. Mintalah masyarakat membuat sketsa tersebut sekaligus
mendisakusikannya
e. Lakukan analisis sketsa kebun dan pengelolaannya serta keterlibatan
gender, tim PRA mencatat proses dan informasi yang dikaji selama
proses diskusi
f. Cantumkan nama peserta, pemandu, tanggal dan tempat diskusi
disudut gambar

6. Teknik Pembuatan Bagan Peringkat

Pengertian

Teknik pembuatan bagan peringkat atau teknik analisa pilihan atau


matriks ranking adalah teknik untuk mengkaji sejumlah topik dengan memberi
nilai pada masing-masing aspek kajian berdasarkan sejumlah kriteria
perbandingan

Kriteria perbandingan tersebut berdasarkan pendapat masyarakat sehingga


sesuai dengan keadaan setempat

Biasanya yang dibandingkan adalah topik-topik bahasan terpenting yang perlu


dipertimbangkan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan

Jenis Informasi Kajian

Teknik ini lebih merupakan teknik analisis , daripada teknik untuk


mengumpulkan informasi. Karenanya kegiatan ini biasanya untuk melengkapi
kajian oleh teknik-teknik lainnya. Informasi-informasi yang dikaji ditentukan
berdasarkan suatu keperluan tertentu.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 96
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Jenis informasi kajian yang sering kali dilakukan antara lain adalah :

1) Pilihan teknologi pertanian ( misal saat melakukan transek)


2) Pilihan jenis tanaman yang perlu dikembangkan (saat kunjungan kebun)
3) Pengurutan mata pencaharian-mata pencaharian utama
4) Pengurutan kelas sosial masyarakat
5) Pilihan masalah utama /prioritas yang perlu diatasi

Tujuan

1) Memfasilitasi pilihan masyarakat tentang sejumlah topik informasi dengan


cara memberikan penilaian sehingga bisa diperoleh statu urutan atau
peringkat keadaan. Aspek-aspek yang diperhatikan dalam penilaian adalah
:
a. Manfaat-manfaat pilihan

b. Ketersediaan potensi-potensi untuk mengembangkan statu hal/keadaan

c. Hambatan-hambatan yang ada untuk mengembangkan statu


hal/keadaan

2) Secara sederhana pengurutan biasanya dilakukan untuk memberikan


urutan jumlah ( volume) statu keadaan

Langkah-Langkah Penerapan

1) Sampaikan kembali informasi –informasi yang pernah disepakati yang


memerlukan kajian dengan menggunakan bagan peringkat
2) Jelaskan tujuan dan proses membuat bagan peringkat
3) Sepakati hal-hal sebagai berikut :
a. Kriteria-kriteria penilaian antara lain mengenai manfaat pilihan,
potensi yang tersedia, juga faktor-faktor pembatas (hambatan) dari
setiap pilihan
b. Simbol-simbol yang akan dipergunakan
c. Cara melakukan penilaian serta skala nilai ( 1-10)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 97
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

4) Mintalah masyarakat membuat bagan tersebut . Pemandu PRA


mendampingi masyarakat dalam proses tersebut
5) Sepakati pemberian nilai untuk masing-masing kriteria melalui proses
diskusi . Penentuan nilai didasarkan atas kesepakatan peserta, bukan
pendapat seseorang
6) Jumlahkan nilai dari masing –masing kriteria dari semua topik .
Penjumlahan nilai tersebut merupakan nilai total dari setiap topik
7) Diskusikan lebih lanjut matriks tersebut serta periksa kembali pilihan –
pilihan yang telah dilakukan. Sering muncul pertimbangkan baru yang
dapat merubah keputusan penilaian
8) Catat semua proses diskusi , pendapat, pertimbangan dan keputusan-
keputusan yang dikemukakan oleh peserta ( oleh tim PRA)
9) Cantumkan nama peserta, jumlah peserta, nama pemandu, tanggal dan
tempat diskusi
7. Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan/Diagram Venn

Pengertian

Teknik pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan merupakan teknik


PRA yang digunakan untuk memfasilitasi kajian hubungan anatara masyarakat
dengan lembaga –lembaga yang terdapat dilingkungannya. Hasil pengkajian
dituangkan dalam Diagram Venn ( sejenis diagram lingkaran /intersecsion), yang
akan menunjukkan besarnya manfaat, pengaruh dan dekatnya hubungan suatu
lembaga dengan masyarakat.

Jenis Informasi Kajian

Informasi yang dikaji adalah :

1) Lembaga secara umum yaitu informasi mengenai semua lembaga yang


berhubungan dengan masyarakat desa, baik yang berada dalam desa
tersebut maupun yang berada diluar desa tetapi berhubungan dengan
masyarakat desa. Hal-hal yang dikaji : lembaga lokal/tradisional, lembaga
pemerintah, lembaga swasta.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 98
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2) Lembaga khusus yaitu informasi mengenai lembaga-lembaga tertentu


saja misalnya lembaga yang kegiatannya berhubungan dengan pertanian
saja.
Sumber Informasi

1) Sumber informasi utama adalah masyarakat yang secara langsung/tidak


langsung mempunyai pengalaman menyangkut lembaga yang
bersangkutan
2) Informasi masyarakat dicek silang (trianggulasi) dari pengelola lembaga
yang bersangkutan
3) Data sekunder bisa digunakan sebagai pembandi
Tujuan Kajian Bagan Hubungan Kelembagaan

Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai :

1) Keberadaan, manfaat dan perannya sebagai lembaga desa


2) Saling hubungan diantara lembaga-lembaga tersebut
3) Keterlibatan berbagai kelompok masyarakat didalam kegiatan
kelembagaan tersebut
Langkah-Langkah Pelaksanaan

1) Jelaskan maksud , tujuan dan proses kajian kelembagan desa


2) Diskusikan mengenai jenis-jenis lembaga yang berhubungan dengan
masyarakat desa langsung baik itu berada didesa atau diluar desa
3) Mintalah masyarakat untuk membuat daftar nama lembaga-lembaga
tersebut diatas kertas
4) Fasilitasi masyarakat untuk diskusi kegiatan atau program yang telah
dikembangkan oleh masing-masing lembaga, juga mengenai anggota dan
pengurusnya
5) Pemandu menjelaskan cara membuat bagan
6) Sepakati penggunaan simbol, pengertian dan kriteria penting atau
bermanfaatnya suatu lemabaga, pengertian dan kedekatan suatu
lembaga
7) Pemandu meminta salah satu peserta diskusi untuk memilih besarnya
lingkaran sebagai simbul lembaga tertentu yang telah didiskusikan dan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 99
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dinilai manfaat kegiatannya bagi masyarakat. Pendapat ini harus


pendapat bersama
8) Menempatkan lingkaran kelembagaan dengan jarak yang telah disepakati
terhadap lingkaran masyarakat
9) Lakukan pemeriksaan kembali ketepatan informasi yang diperoleh
10) Diskusikan dan bahas lebih lanjut bagan tersebut, terutama tentang
masalah dan potensi kelembagaan, serta kegiatan dan pola hubungan
yang diharapkan masyarakat
11) Catalah proses, pendapat, penilaian, dan seluruh informasi

Bagan Hubungan Kelembagaan/Diagram Venn

PASA
PKK
R

MASYARAKAT
BRI
KELOMPOK
TANI
BKD

PPL
KARANG
BPD
TARUNA

MITRA
USAHA

8. Penyusunan Kalender Musim


Pengertian

Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang


memfasilitasi pengkajian kegiatan –kegiatan dan kejadian-kejadian yangn terjadi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 100
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

berulang dalam satu kurun waktutertentu ( musiman) dalam kehidupan


masyarakat

Kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan itu dituangkan dalam kalender kegiatan


atau keadaan-keadaan , biasanya dalam jarak satu tahun musim ( 12 bulan).

Jenis Informasi Kajian

Informasi-informasi yang biasanya muncul adalah :

1). Penanggalan atau sistem kalender yang biasa digunakan oleh


masyarakat

2). Iklim, curah hujan, ketersediaan air

3). Pola tanam/panen, biaya pertanian, hasil pertanian dan tingkat produksi

4). Ketersediaan pangan dan pakan ternak terutama pada masa paceklik

5). Ketersediaan tenaga kerja

6). Musim bekerja ke kota pada musim paceklik

7). Masalah hama dan penyakit tanaman/ternak

8). Kesehatan ( musim wabah penyakit) dan kebersihan lingkungan

9). Pola pengeluaran ( konsumsi, produksi, investasi)

10).Kegiatan sosial kemasyarakatan, adat, agama, dan sebagainya.

Tujuan Kajian Kalender Musim

Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji :

1). Keadaan dan pola kegiatan masyarakat, sehingga diperoleh profil


kegiatan utama mereka sepanjang tahun

2). Profil kegiatan-kegiatan masyarakat sehingga terlihat pola p-emanfaatan


waktu masyarakat, yaitu saat mereka sibuk bekerja, saat sibuk dengan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 101
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kegiatan lain, (sosial, agama, adat) dan saat mereka mempunyai waktu
luang

3). Tujuan utamanya adalah memfasilitasi diskusi mengenai masalah-


masalah yang terjadi pada suatu keadaan atau dalam menyelenggarakan
suatu kegiatan

Langkah-langkah kegiatan :
1). Terangkan maksud dan proses kegiatan
2). Ajak masyarakat untuk mendiskusikan secara umum :
a. Jenis kegiatan apa yang paling sering terjadi dibulan-bulan tertentu
b. Apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ketahun
c. Selain kegiatan, keadaan apa yang juga sering terjadi pada bulan-
bulan tertentu( mis kekeringan, wabah penyakit)
3). Setelah cukup tergambarkan, sepakatilah bersama peserta :
a. Kegiatan – kegiatan utama yang akan dicantumkan kedalam kalender
serta perlu didiskusikan lebih lanjut
b. Keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat yang
akan dicantumkan dalam kalender
c. Simbol topik-topik bahasan yang dicantumkan dalam bagan berupa
gambar- gambar sederhana yang mudah dikenali.
d. Simbol untuk memberikan nilai dengan bahan-bahan lokal yang
tersedia (biji jagung, kerikil, dll).
4). Mintalah masyarakat untuk menggambarkan kalender di atas kertas besar
yang ditempelkan didinding yang mencantumkan kolom topik-topik
informasi sesuai dengan hasil diskusi
5). Cantumkan disudut kertas simbol-simbol beserta artinya , serta
penjelasan lain untuk memahami gambar
6). Lakukan analisis kalender musim yaitu :
a. Apa sebab terjadi maslah-masalah didalam pengelolaan kegiatan
mereka
b. Apa sebab terjadi masa-masa kritis dimasyarakat ( kekeringan ,
wabah,
paceklik, dan sebagainya ).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 102
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Apakah ada hubungan sebab akibat masalah-masalah dengan


keadaan-keadaan tersebut.
d. Apakah jalan keluar masyarakat untuk mengatasinya
7). Catatlah seluruh masalah, potensi , informasi yang muncul dalam dikusi
dengan cermat, sebab hasil penggalian ini akan menjadi bahan bagi
kegiatan penerapan teknik lain .( Tim PRA mencatat proses dan hasil
diskusi).

8). Cantumkan peserta , pemandu, tanggal dan tempat diskusi.

Kalender Musiman

Desa

Kecamatan

Kabupaten/Kota

Tim 1. Ketua

2. Anggota

3. Anggota

4. Anggota

5. Anggota

6. Anggota

7. Anggota

8. Anggota

9. Anggota

10. Anggota

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 103
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Contoh Kalender Musiman

9. Kajian Mata Pencaharian


Pengertian

Teknik kajian mata pencaharian adalah teknik PRA yang digunakan


memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat.
Jenis-jenis mata pencaharian beserta aspek-aspeknya, digambarkan dalam
sebuah bagan

Jenis Informasi Kajian

1) Kajian mata pencaharian bidang pertanian seperti pertanian tanaman


pangan, peternakan, perkebunan, perikanan dan sebagainya
2) Mata pencaharian bidang non pertanian seperti industri makanan,
pertenunan, kerajinan, gerabah dan lain-lain
3) Mata pencaharian bidang jasa seperti buruh,tukang,transpot dan lain-lain

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 104
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Sumber Informasi

1) Langsung dari masyarakat


2) Pelaku mata pencaharian yang bersangkutan
3) Data sekunder
4)
Tujuan Kajian Mata Pencaharian

Memfasilitasi diskusi masyarakat mengenai aspek-aspek dari mata


pencaharian masyarakat baik yang dilakukan didalam desa maupun diluar desa
dengan kajian :

1) Jumlah orang yang melakukan setiap jenis mata pencaharian


2) Keadaan mata pencaharian tersebut(memenuhi kebutuhan /tidak)
3) Keadaan pasar dan pemasaran
4) Ketersediaan dan keadaan bahan baku
5) Ketersediaan dan dan keadaan tenaga kerja, baik perempuan maupun
laki-laki dan ketrampilannya
6) Tingkat pendapatan
7) Perubahan-perubahan jenis pekerjaan yang berkembang akibat
pembangunan
Langkah Penerapan

1) Persiapan
Menggali pengetahuan awal peserta tentang jenis-jenis mata pencaharian
dan mengkaji data sekunder

2) Pelaksanaan
Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan

Mintalah peserta menuliskan semua jenis – jenis mata pemcaharian yang


sebelumnya didiskusikan lebih dahulu

Bahaslah berbagai keadaan pekerjaan tersebut antara lain Pekerjaan


masyarakat yang paling utama, dan masalah-masalah didalam pekerjaan
tersebut

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 105
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3) Sepakati bersama jenis pekerjaan yang akan dicantumkan kedalam


bagan yang akan didiskusikan lebih lanjut
Aspek-aspek kajian yang akan dibahas tentang mata pencaharian

Simbol topik bahasan yang dicantumkan dalam bagan

Simbol untuk memberi nilai

4) Mintalah masyarakat untuk membuat bagan di atas kertas besar dan


tempelkan di dinding beserta topik-topik informasi hasil diskusi
5) Cantumkan simbol dan artinya dipojok ketas
6) Bagan didiskusikan kembali terutama mengenai maslah-masalahnya
7) Catat seluruh masalah, potensi, dan informasi yang muncul
8) Cantumkan nama peserta, jumlah peserta, nama pemandu, tempat dan
tanggal pelaksanaan diskusi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 106
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ju Ra
Bulan m n
Ja Fe M A M Ju Jul A Se Okt No De
Sumber n b a pr ei n gs p v s la kin
r h g
Pendapata
n

Temba             1 II
4
kau 

Ayam             1 I
5

Kam   8 IV

bing 

Sapi  6 V





Kacang    6 V
tanah

Kacang  4 VI
Hijau 


Sayur  3 VII
Petsai

Telur             1 III
Ayam 2

Catatan : Nilai didasarkan atas jumlah uang yang dihasilkan perbulan


Ranking diberikan atas dasar jumlah uang yang dihasilkan pertahun
Teknik ini merupakan gabungan antar matriks ranking daengan kalender musim

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 107
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

B. Identifikasi data sekunder

Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk


mempelajari keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada
dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu
(dinas/instansi/LSM dll).
Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi
wilayah dan masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa
yang diperlukan dalam kegiatan PRA.
Tujuan
 Diketahuinya gambaran dasar keadaan wilayah baik masyarakat
dan lingkungannya .
 Sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh secara
langsung dari masyarakat pada teknik/instrumen PRA lainnya .

Cakupan data/informasi yang dikumpulkan

Pengumpulan data sekunder harus terarah sesuai dengan tujuan


pelaksanaan PRA. Jika pengumpulan data sekunder ini sejak awal tidak
diarahkan dengan baik, maka tim akan menghabiskan waktu mengumpulkan
data yang tidak diperlukan atau bahkan membingungkan.

Di desa-desa terpencil, biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen tentang


keadaan wilayah tersebut, tetapi data sekunder kini sifatnya sebagai data
pendukung dari informasi/data yang diperoleh secara langsung melalui
teknik/instrumen PRA.

Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data


pendukung PRA untuk penyuluhan agribisnis diantaranya :

 Data agroklimat wilayah


 Batas wilayah
 Kependudukan
 Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
 Tata guna lahan
 Jenis usaha masyarakat

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 108
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Tingkat pendapatan rata-rata


 Sarana dan prasarana di wilayah
 Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan
atau yang pernah dilaksanakan di wilayah
 Teknologi yang diterapkan
 Data produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan
komoditi utama yang dikembangkan di wilayah

Tahapan Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk
menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa .
2. Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di
kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM
dll).
3. Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang
dimaksud, sebelum membagi tugas diantara anggota tim untuk
melakukan pengumpulan data.
4. Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota
tim dapat membaca, mengerti dan memahami kondisi/keadaan
wilayahnya .
5. Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan
pengkajian yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan
antara satu data dengan data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-
masalah, potensi atau peluang pengembangan agribisnis di wilayah
tersebut.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 109
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

1.Data Monografi dan Potensi

Penduduk

Jumlah Jumlah JUMLAH KELUARGA TANI (KK)

No Nama Penduduk Keluarga Pemelik Pemilik Penggar Buruh Total


. Desa Lahan lahan ap Tani
(org) (KK) Tani
Tidak Penggarap
menggarap

Tanah

Tanah Darat (Ha) Tanah Sawah irigasi (Ha) Jumlah

No. Na Tega Pekarang Jumlah Tek ½ Tersi Tad Juml Kolam Tambak Tanah
ma lan an nis Tek er ah ah
Des nis Huja (Ha) (Ha) Pertani
a n an

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 110
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Iklim/Curah Hujan

Tahun 200… 200… 200… 200….

No Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


mm³ Harinya mm³ Harinya mm³ Harinya mm³ Harinya
Bulan

1 Januari

2 Februari

3 Maret

4 April

5 Mei

6 Juni

7 Juli

8 Agustus

9 September

10 Oktober

11 November

12 Desember

Rangkuman

Potensi agroekosistem suatu wilayah tertentu adalah kemampuan,


kekuatan atau kesanggupan suatu wilayah (propinsi, kabupaten, kecamatan atau
desa) dalam mengelola tanaman, lahan penggembalaan, peternakan, tumbuhan
dan hewan lainnya, udara, tanah dan air, termasuk juga lahan-lahan yang belum
diusahakan, jaringan drainase, dan masyarakat perdesaan yang memungkinkan
untuk dikembangkan bila diolah atau dieksploitasi dengan baik. Ringkasnya
potensi agroekosistem mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
serta lingkungannya.
Langkah-langkah untuk dapat mengolah potensi agroekosistem
menjadikan suatu kenyataan yang dapat memberi manfaat kepada masyarakat,
terlebih dahulu kita perlu mengetahui potensi yang dimiliki wilayah tersebut.
Identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi data primer melalui pendekatan partisipatif menggunakan teknik

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 111
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

PRA dan wawancara semi terstruktur, sedangkan untuk data sekunder dapat
diperoleh dari monografi desa/kecamatan atau data yang relevan.
Instrumen PRA yang digunakan terdiri dari:
1) Wawancara semi iterstruktur,
2) Teknik pembuatan peta sumberdaya
3) Teknik penelusuran lokasi/transek
4) Pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan
5) Pembuatan sketsa kebun
6) Teknik pembuatan bagan peringkat
7) Pembuatan bagan hubungan kelembagaan/diagram venn
8) Penyusunan kalender musiman
9) Kajian mata pencaharian

Latihan
1. Buatlah contoh pertanyaan untuk menggali pengetahuan dan teknologi
lokal yang mengandung unsur 5 W + 1 H pada instrumen pembuatan
sketsa kebun
2. Jelaskan tujuan kajian pembuatan skema kebun?

4.3 ANALISIS DAN PERUMUSAN MASALAH


Analisis PRA tingkat desa dilakukan setelah semua data/informasi
diperoleh melalui teknik/instrumen PRA dan data sekunder. Proses analisis
ini dilakukan oleh seluruh anggota tim, apabila diperlukan dapat pula
dilibatkan nara sumber lain yang dapat melengkapi informasi yang telah
diperoleh. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis PRA ini adalah :
1. Analisis Potensi
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang
telah dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi potensi-potensi yang
ada di wilayah tersebut yang menyangkut potensi :
 Sumberdaya manusia
 Sumberdaya alam
 Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 112
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

b. Diskusikan kembali hasil rekapitulasi potensi, barangkali masih ada


potensi yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data
melalui instrumen PRA.
Kelompokan potensi-potensi yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan potensi yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi potensi yang ada di desa.
Tabel Rekapitulasi Potensi Desa

Aspek Potensi Dusun/RW I Dusun/RW II Dusun/RW III

Sumberdaya
manusia

Sumberdaya alam

Kelembagaan
sistem dan usaha
agribisnis

Sarana dan
Prasarana sistem
dan usaha
agribisnis

Analisis Masalah
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang
telah dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi masalah-masalah
yang ada di wilayah tersebut yang menyangkut masalah :
 Sumberdaya manusia
 Sumberdaya alam
 Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
b. Diskusikan kembali hasil rekapitulasi masalah, barangkali masih ada
masalah yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data
melalui instrumen PRA.
c. Kelompokan masalah-masalah yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan masalah yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi masalah yang ada di desa.
d. Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas masalah, dengan
menggunakan teknik pemeringkatan yang disepakati. Apabila

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 113
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

data/informasi dari hasil pemeringkatan telah dilakukan untuk


masing-masing dusun/RW maka data tersebut dapat digunakan
sebagai bahan untuk melakukan pemeringkatan di tingkat desa.
Apabila masalah yang ditemukan di desa cukup banyak, sepakatilah
masalah-masalah mana saja yang akan dijadikan prioritas. Pilih 3-5
masalah prioritas dengan menggunakan kriteria-kriteria yang
disepakati misalnya ; dihadapi oleh sebagian besar petani, memiliki
nilai strategis dll.
e. Merumuskan faktor penyebab masalah dari urutan masalah prioritas
yang telah disusun secara partisipatif.

Tabel Rekapitulasi Masalah di Tingkat Desa

Aspek Masalah Dusun/RW I Dusun/RW II Dusun/RW III

Sumberdaya manusia
Sumberdaya alam
Kelembagaan sistem
dan usaha agribisnis
Sarana dan
Prasarana sistem dan
usaha agribisnis

Tabel Peringkat Masalah dan Faktor Penyebab Masalah Di Tingkat Desa

Aspek Peringkat Masalah Faktor Penyebab Keterangan


Masalah

Sumberdaya manusia
Sumberdaya alam
Kelembagaan sistem
dan usaha agribisnis

Sarana dan
Prasarana sistem dan
usaha agribisnis

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 114
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tabel Analisis Hasil PRA di Tingkat Desa

Aspek Peringkat Faktor Penyebab Potensi Keterangan


Masalah Masalah

Sumberdaya Manusia 1. ............. 1. .................


2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
Sumberdaya alam 1. ............. 1. .................
2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
Kelembagaan sistem 1. ............. 1. .................
dan usaha agribisnis 2. .................
2. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
3. ............. 1. .................
2. .................
3. .................
Sarana dan 1. .............. 1 .................
Prasarana sistem dan 2 .................
usaha agribisnis 3 .................
2 .............. 1. .................
2. .................
3. .................

Rangkuman

Analisis PRA tingkat desa dilakukan setelah semua data/informasi


diperoleh melalui teknik/instrumen PRA dan data sekunder. Proses analisis ini
dilakukan oleh seluruh anggota tim, apabila diperlukan dapat pula dilibatkan nara
sumber lain yang dapat melengkapi informasi yang telah diperoleh

Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas masalah dengan


menggunakan teknik pemeringkatan yang disepakati, apabila masalah yang
ditemukan di desa cukup banyak, sepakatilah masalah-masalah mana saja yang

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 115
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

akan dijadikan prioritas. Pilih 3-5 masalah prioritas dengan menggunakan


kriteria-kriteria yang disepakati misalnya ; dihadapi oleh sebagian besar petani,
memiliki nilai strategis.
Hasil rumusan analisis PRA tingkat desa, tentang sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, kelembagaan agribisnis dan sarana dan prasarana usaha
agribisnis. dibuat dalam bentuk tabulasi serta diketahui masalah dan faktor
penyebabnya.

Latihan

1. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan kegiatan


analisis PRA
2. Aspek apa saja yang dianalisis dari potensi wilayah desa dan
agroekosistem

4.4. PENUTUP

Identifikasi Potensi wilayah dan agroekosistem dilakukan untuk


memperoleh data keadaan wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan
data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dari
petani maupun masyarakat yang terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dari
monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau dari sumber-sumber lain yang
relevan.

Rencana tindak lanjut

Identifikasi data primer menggunakan pendekatan partisipatif dan


wawancara semi tersetruktur menggunakan teknik PRA, sedangkan Identifikasi
data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi
wilayah dan agroekosistem dari data monografi desa/kecamatan/BPP dan
sumber lain yang mendukung.

Penetapan impact point. Dengan menggunakan analisis masalah dan penyebab


masalah, penetapan prioritas dan menetapkan faktor penentu.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 116
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kunci Jawaban

1 Contoh pertanyaan ubtuk menggali pengetahuan dan penerapan teknologi


lokal
- Adakah teknologi atau pengetahuan yang telah diterapkan secara turun
temurun oleh masyarakat setempat dalam melaksanakan kegiatan
usahatani? Bila ada sebutkan/tuliskan
- Dari mana asal teknologi atau pengetahuan tersebut?
- Siapa yang biasanya menerapkan teknologi atau pengetahuan tersebut?
- Untuk apa dan kapan teknologi atau pengetahuan tersebut digunakan
- Bagaimana cara menggunakan atau menerapkannya?
.2. Teknik ini bertujuan untuk mengkaji keadaan dan pengelolaan kebun antara
lain :
1) Keadaan berbagai aspek kebun seperti kesuburan,ketersediaan air,
kebaikan/keburukan pola tanam, memuaskankah teknologinya, dan
sebagainya
2) Masalah-masalah yang terjadi dalam pengelolaan kebun, apa penyebab
dan akibatnya
3) Bagaimana petani mencari jalan keluar

1. Langkah-langkah kegiatan analisis PR


a. Analisis potensi diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah
dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi potensi-potensi yang
ada di wilayah tersebut yang menyangkut potensi :
 Sumberdaya manusia
 Sumberdaya alam
 Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
b. Kelompokan potensi-potensi yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan potensi yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi potensi yang ada di desa.
.2. Aspek potensi wilayah dan agroekosisem yang dianalisis
a. Sumberdaya manusia
b. Sumberdaya alam
c. Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
d. Sarana dan prasarana sistem dan usaha agribisnis

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 117
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Potensi Agroekosistem

Nama Desa : …………………………………………………………….

Tahun : ……………………………………………………………

No. Jenis Usahatani Jumlah luas Jumlah KK Rata2 luas Produksi ditingkat Produktivitas
(pada lahan) tanam (Ha) Petani perorang (Ha/org) Kec. (Ton) (Ton/Ha)

1 Lahan Sawah irigasi


a
b
dst
2 Lahan sawah tadah
hujan
a
b
dst
Lahan sawah pasang
3 surut
a
b
dst
4 Lahan Kering
a
b
dst
Perairan umum:
Perairan pantai
a
b
Danau
a
b
Sungai
a
b
6 Usaha off farm
a
b
dst

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 118
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Data kelembagaan

1. Kelembagaan Petani

a. Jumlah Kelembagaan
Jumlah Kelompok Tani

No Nama Desa Jml Kelompok Tani Tani Dewasa Tani Wanita Taruna Tani

Jml Kel. Jml. Angg. Jml Kel. Jml.Angg. Jml Kel. Jml. Angg.

b. Nama Kelompok Tani dan kedudukan


No. Nam Nama Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Luasan
a usaha
Kelompo Ketu Wak Sekretari Bendah Anggota Kelomp H eko Pe
Desa k a il s ara ok Tani a r ta
Pokok k

(Utama)

c. Nama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kedudukan


Nama Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Luasan
Gapoktan anggota Gapoktan Usaha
No Nama Ketua Wakil Sekretaris Bendahara Tani Ha ekor petak
Desa pokok
(Utama)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 119
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Kelembagaan Ekonomi Pedesaan

No Nama Jumlah Koperasi Pertanian Bank Unit Kios Lembaga Lumbung


Desa BUUD/KUD diluar KUD Desa Saprotan Swadaya Desa padi/desa
(BPR,BRI) (LSD)
Buah Anggota Buah Anggota

Data Usahatani Petani/Kelompoktan

1. FASILITAS USAHATANI PETANI / KELOMPOK TANI


a. Pertanian
Kepemilikan

No Nama Jumlah Huller Hand sprayer Motor/power sprayer Traktor


Desa
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

b. Ternak
Kepemilikan

No Nama Mesin Tetas Inseminasi Buatan Alat pendingin Kandang


Desa
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 120
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Perkebunan
Kepemilikan

No Nama Jumlah Huller Hand sprayer Motor/power sprayer Traktor


Desa
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta petani dinas swasta

2. PRODUKSI USAHATANI

a. Pertanian
J e n i s T a n a m a n L u a s Harga
Biaya
rata-rata
Produks produks Jumlah
produksi
i rata- i rata- Petani
N o Nama Desa T a n a m a n T a n a m P a n e n waktu Keterangan
rata tiap rata tiap Pelaksan
Hor ti kul tur a P e r k e b u n a n panen
Ha (Kw) Ha a
p a n g a n ( H a ) ( H a ) per Kw
(Rp.)
(Rp.)

b. Ternak
Jenis Ternak
Nama
No. Keterangan
Desa Kerbau Sapi Kambing Domba Ayam Bebek Babi Lain-
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) lain

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 121
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Perkebunan Rakyat
No. Nama Tanaman ……… Tanaman….. Tanaman ………………
Desa
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi

Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan

d. Hortikultura
No. Nama Tanaman ……… Tanaman….. Tanaman ………………
Desa
Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi

Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan

e. Pemasaran
Lokasi Pemasaran Jenis Produksi
No Nama Desa Nama Kelompok
produk yang dipasarkan

f. Kemitraan

Jenis/bentuk Tahun
No Nama Desa Nama Kelompok Mitra
Kemitraan kemitraan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 122
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Matrik 1. Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya

Nama Desa : ………………………………………………..

Tahun : ………………………………………………..

Penyebab Tindakan/Kegiatan
No. Masalah Potensi
Masalah yang Dibutuhkan

1
2
3
4
5
dst

Matrik 2. Uji Peroritas Masalah Dan Faktor Penentu

Uji Prioritas Masalah

Skor
No Jenis Masalah Jumlah Skor
Gawat Mendesak Penyebaran

1. Pupuk tidak tersedia 4 2 4 10

2.

3.

n.

Gawat *) 3**)
Agak gawat 2
Tidak gawat 1
Mendesak 3
Agak mendesak 2
Tidak mendesak 1

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 123
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Penyebaran tinggi 3
Penyebaran cukup 2
Penyebaran rendah 1

*) Skor ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan petani


**) Jumlah skor tertinggi menjadi prioritas

Daftar Faktor Penentu

Jenis Usahatani Urutan prioritas Tinjauan Aspek Masalah


masalah
Pengetahuan Ketrampilan Sikap

a. Pengumpulan dan Pengolahan Data Sekunder

Pengertian
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk
mempelajari keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada
dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu
(dinas/instansi/LSM dll).
Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi
wilayah dan masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa
yang diperlukan dalam kegiatan PRA. Keseluruhan data tersebut akan
digunakan dalam penyusunan profil keluarga, Rencana Usaha Keluarga,
Rencana Usaha Kelompok, Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa.

Tujuan
 Diketahuinya gambaran dasar keadaan wilayah baik masyarakat
dan lingkungannya .

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 124
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh secara


langsung dari masyarakat pada teknik/instrumen PRA lainnya .

Cakupan data/informasi yang dikumpulkan

Pengumpulan data sekunder harus terarah sesuai dengan tujuan


pelaksanaan PRA. Jika pengumpulan data sekunder ini sejak awal tidak
diarahkan dengan baik, maka tim akan menghabiskan waktu
mengumpulkan data yang tidak diperlukan atau bahkan membingungkan.

Di desa-desa terpencil, biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen


tentang keadaan wilayah tersebut, tetapi data sekunder kini sifatnya
sebagai data pendukung dari informasi/data yang diperoleh secara
langsung melalui teknik/instrumen PRA.

Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung


PRA untuk penyuluhan agribisnis diantaranya :

 Data agroklimat wilayah


 Batas wilayah
 Kependudukan
 Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
 Tata guna lahan
 Jenis usaha masyarakat
 Tingkat pendapatan rata-rata
 Sarana dan prasarana di wilayah
 Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau
yang pernah dilaksanakan di wilayah
 Teknologi yang diterapkan
 Data produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama
yang dikembangkan di wilayah.

Tahapan Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk
menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis desa .

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 125
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di


kumpulkan atau di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM
dll).
3. Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang
dimaksud, sebelum membagi tugas diantara anggota tim untuk
melakukan pengumpulan data.
4. Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota
tim dapat membaca, mengerti dan memahami kondisi/keadaan
wilayahnya .
5. Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan
pengkajian yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan
antara satu data dengan data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-
masalah, potensi atau peluang pengembangan agribisnis di wilayah
tersebut.

3. Analisis PRA

Analisis PRA tingkat desa dilakukan setelah semua data/informasi


diperoleh melalui teknik/instrumen PRA. Proses analisis ini dilakukan oleh
seluruh anggota tim, apabila diperlukan dapat pula dilibatkan nara sumber lain
yang dapat melengkapi informasi yang telah diperoleh. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam analisis PRA ini adalah :

8) Analisis Potensi
(1) Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah
dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi potensi-potensi yang ada di
wilayah tersebut yang menyangkut potensi :
(2) Sumberdaya manusia
(3) Sumberdaya alam
(4) Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
(5) Diskusikan kembali hasil rekapitulasi potensi, barangkali masih ada
potensi yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data melalui
instrumen PRA.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 126
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Kelompokan potensi-potensi yang sama, karena mungkin saja ada


kesamaan potensi yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi potensi yang ada di desa.
Tabel Rekapitulasi Potensi Desa

Aspek Potensi Dusun/RW I Dusun/RW II Dusun/RW III

Sumberdaya
manusia

Sumberdaya
alam

Kelembagaan
sistem dan
usaha
agribisnis

Sarana dan
Prasarana
sistem dan
usaha
agribisnis

9) Analisis Masalah
a) Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrumen/teknik yang telah
dikumpulkan maka lakukanlah rekapitulasi masalah-masalah yang ada di
wilayah tersebut yang menyangkut masalah :
b) Sumberdaya manusia
c) Sumberdaya alam
d) Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis
e) Diskusikan kembali hasil rekapitulasi masalah, barangkali masih ada
masalah yang belum terinventarisasi pada hasil pengumpulan data
melalui instrumen PRA.
f) Kelompokan masalah-masalah yang sama, karena mungkin saja ada
kesamaan masalah yang ada di masing-masing wilayah dusun/RW,
sehingga akan diperoleh rekapitulasi masalah yang ada di desa.
g) Melakukan pemeringkatan dan urutan prioritas masalah, dengan
menggunakan teknik pemeringkatan yang disepakati. Apabila
data/informasi dari hasil pemeringkatan telah dilakukan untuk masing-

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 127
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

masing dusun/RW maka data tersebut dapat digunakan sebagai bahan


untuk melakukan pemeringkatan di tingkat desa. Apabila masalah yang
ditemukan di desa cukup banyak, sepakatilah masalah-masalah mana
saja yang akan dijadikan prioritas. Piliha 3-5 masalah prioritas dengan
menggunakan kriteria-kriteria yang disepakati misalnya ; dihadapi oleh
sebagian besar petani, memiliki nilai strategis dll.
h) Merumuskan faktor penyebab masalah dari urutan masalah prioritas yang
telah disusun secara partisipatif.
Tabel Rekapitulasi Masalah di Tingkat Desa

Aspek Masalah Dusun/ Dusun/ Dusun/


RW I RW II RW III

Sumberdaya manusia

Sumberdaya alam

Kelembagaan sistem dan


usaha agribisnis

Sarana dan Prasarana


sistem dan usaha agribisnis

Tabel Peringkat Masalah dan Faktor Penyebab Masalah Di Tingkat Desa

Aspek Peringkat Faktor Penyebab Keterangan


Masalah Masalah

Sumberdaya manusia

Sumberdaya alam

Kelembagaan sistem dan


usaha agribisnis

Sarana dan Prasarana


sistem dan usaha
agribisnis

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 128
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tabel Analisis Hasil PRA di Tingkat Desa

Aspek Peringkat Faktor Potensi Keterangan


Masalah Penyebab
Masalah

Sumberdaya 1) ............. 1) .................


Manusia 2) .................
2) ............. 1) .................
2) .................
3) .................
3) ............. 1) .................
2) .................
Sumberdaya alam 1) ............. 1) .................
2) .................
2) ............. 1) .................
2) .................
3) .................
3) ............. 1) .................
2) .................
Kelembagaan 1) ............. 1) .................
sistem dan usaha 2) .................
agribisnis
2) ............. 1) .................
2) .................
3) .................
3) ............. 1) .................
2) .................
3) .................
Sarana dan 1) .............. 1) .................
Prasarana sistem 2) .................
dan usaha 3) .................
agribisnis 2) .............. 1) .................
2) .................
3) .................
3) ............ 1) .................
2) .................
3) .................

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 129
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB V

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

5.1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan
bahwa penyelenggaraan penyuluhan menjadi wewenang dan tanggaung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggungjawab pemerintah
tersebut diwujudkan antara lain dengan menyelenggarakan Revitalisasi
Penyuluhan Pertanian yang meliputi aspek-aspek penataan kelembagaan,
ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan
penyuluhan.
Agar Revitalisasi Penyuluhan Pertanian dapat berjalan secara produktif,
efektif dan efisien, perlu dilakukan identifikasi sumberdaya dan program-program
pembangunan pertanian, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta
maupun masyarakat. Hal tersebut diperlukan dalam rangka penyusunan rencana
penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang komperhensif dengan memadukan
seluruh sumberdaya yang tersedia.
Program penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun
setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan
memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan
pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) juga mengamanatkan bahwa
programa penyuluhan pertanian terdiri dari atas programa penyuluhan
desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan,
programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan
programa penyuluhan nasional. agar programa penyuluhan ini dapat merespon
secara lebih baik aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha diperdesaan,
penyusunan programa penyuluhan diawali dari tingkat desa/kelurahan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 130
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Programa Penyuluhan Pertanian disusun dengan memperhatikan


keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan.
keterpaduan mengandung maksud bahwa programa penyuluhan pertanian
disusun dengan memperhatikan programa pertanian penyuluhan tingkat
kecamatan, tingkat kabupaten/kota tingkat propinsi dan tingkat nasional, dengan
berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. sedangkan yang
dimaksud dengan kesinergian yaitu bahwa programa penyuluhan pertanian pada
tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan
demikian semua programa penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan
antara programa penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan.
Berbagai permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan programa
penyuluhan pertanian antara lain sebagai berikut:
1) Belum tertibnya penyusunan programa penyuluhan pertanian disemua
tingkatan;
2) Naskah programa penyuluhan pertanian belum sepenuhnya dijadikan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
3) Keberadaan penyuluh pertanian tersebar pada beberapa dinas/instansi, baik
dipropinsi maupun kabupaten/kota;
4) Programa penyuluhan pertanian kurang mendapat dukungan dari
dinas/instansi terkait;
5) Penyusunan programa penyuluhan pertanian masih didominasi oleh petugas
(kurang partisipatif).

Dengan berlakunya Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang


Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) maka programa
penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan
pertanian sepsifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi
terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan
petani. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam programa
penyuluhan pertanian ini akan mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan
pelaku usaha dan memberikan dukungan terhadap program-program prioritas
dinas/instansi terkait.
Programa penyuluhan pertanian ditingkat provinsi, kabupaten/kota
kecamatan, dan desa/kelurahan akan menentukan besarnya pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk penyelenggaraan
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 131
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

penyuluhan pertanian. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 16


Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa pembiayaan penyelenggaraan
penyuluhan di Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan
bersumber dari APBD yang jumlah dan alokasinya disesuaikan dengan programa
penyuluhan.

Dengan memposisikan programa pertanian secara strategis, maka


diharapkan masalah-masalah yang selama ini dirasakan menghambat persiapan,
perencanaan, dan pelaksanaan programa penyuluhan pertanian dapat diatasi.

Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggara penyuluhan


pertanian dipusat dan daerah sebagai dasar persamaan persepsi dalam
persiapan, perancanaan, dan pelaksanaan program penyuluah pertanian,
dipandang perlu untuk menerbikan Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian.

5.2. PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP PROGRAMA PENYULUHAN


PERTANIAN

A. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan :
a. Sistem Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disebut sistem
penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, sikap pelaku utama dan pelaku usaha
melalui penyuluhan.
b. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah upaya mendudukkan,
memerankan, memfungsikan dan menata kembali penyuluhan pertanian
agar terwujud saru kesatuan pengertian, satu keratuan korps dan satu
kesatuan arah serta kebijakan.
c. Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasi dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas evisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 132
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

d. Programa Penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara


sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian penyuluhan.
e. Materi Penyuluhan adalah bahan yang akan disampaikan oleh para
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagi bentuk
yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi
hukum dan kelestarian lingkungan.
f. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah jadwal kegiatan yang disusun
oleh penyuluh berdasarkan programa penyuluhan setempat yang
dilengkapi dengan hal-hal yang dianggap perlu untuk berinteraksi
dengan pelaku utama dan pelaku usaha.
g. Penyuluh Pertanian, baik penyuluh PNS, swasta maupun swadaya, yang
selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan warga negara
Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan.
h. Pelaku Utama Kegiatan Pertanian yang selanjutnya disebut pelaju utama
adalah masyarakat petani, pekebun, peternak, beserta keluarga intinya.
i. Pelaku Usaha adalah perorangan warga indonesia atau koporasi yang
dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian,
perikanan dan kehutanan.
j. Petani adalah perorangan warganegara indonesia beserta keluarganya
atau koporasi yang mengelola usaha dibidang pertanian yang meliputi
usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.
k. Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan adalah kelelmbagaan penyuluhan pada
tingkat desa/kelurahan yang merupakan unit kerja nonstruktural yang
dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama.
l. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara RI
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
m. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsun penyelenggara pemerintah daerah.
n. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenag untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 133
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik


Indonesia.
o. Kelompoktani (POKTAN) adalah kumpulan petani/peternaka/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi
lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
p. Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) adalah kumpulan beberapa
kelompoktani yang tergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan
skala ekonomi.

B. Maksud dan Tujuan


1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi
para penyelenggara.
2. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana
kegiatan penyuluhan pertanian.
3. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk
disampaikan dalam forum musrenbangtan tahun berikutnya.

C. Prinsip-Prinsip Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


Penyusunan programa penyuluhan tersebut harus memenuhi syarat
yaitu: Harus terukur, Realistis , Bermanfaat, Dapat dilaksanakan serta dilakukan
secara partisipatif, Terpadu, Transparan, Demokratis, Dan bertanggung gugat
(anonim, 2006).

• Terukur : Programa yang disusun dapat diukur kberhasilannya


• Realistis : Programa yang disusun sesuai dengan keadaan/kenyataan
sebenarnya.
• Bermanfaat : Programa penyuluhan harus memberikan nilai manfaat
bagi peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan prilaku untuk
meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan pelaku
utama dan pelaku usaha.
• Dapat dilaksanakan : bahwa programa penyuluhan dapat dilaksanakan
oleh penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha dalam mencapai tujuan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 134
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

• Partisipatif : penyusunan programa mlibatkan secara aktif pelaku utama


dan plaku usaha dan penyuluh sejak dari perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi.
• Terpadu : bahwa programa penyuluhan yang disusun dengan
memperhatikan program penyuluhan kecamatan, kabupaten, provinsi,
dan nasional dengan berdasar kebutuhan pelaku utama dan plaku usaha.
• Transparan : programa penyuluhan diselengarakan secara terbuka
antara pnyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha sehingga dapat diketahui
oleh sesama unsur terkait.
• Demokratis : penyusunan programa yang diselenggarakan dengan
saling menghormati pendapatantara penyuluh, pemerintah, dan pelaku
utama serta pelaku usaha.
Bertanggung gugat : bahwa evaluasi programa penyuluhan dikerjakan
dengan membandingkan pelaksanaan yang tlah dilaksanakan dengan
perencanaan yang telah dibuat dngan sederhana, terukur, dapat dicapai,
rasional, dan kgiatannya dijadwalkan.

D. Rangkuman
Programa Penyuluhan Pertanian yaitu rencana tertulis yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai
alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan pertanian.

Inti programa adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang


disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah
dan masalah/kebutuhan pelaku utama (petani, pekebun, peternak) serta
dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari programa ini adalah kegiatan-
kegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di
wilayah kerja (desa, BPP, Kabupaten, Provinsi, Nasional) selama satu tahun

Programa penyuluhan memuat rencana penyuluhan tahun


berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran masing-masing
tingkatan mencakup pengorganisasian dan pengelolaan sumber daya
sebagai dasar pelaksanaan penyuluhan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 135
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

G. Latihan
Jawablah/kerjakan soal latihan berikut :

1. Apa yang dimaksud programa penyuluhan pertanian ?


2. Sebutkan tujuan penyusunan programa penyuluhan pertanian ?
3. Sebutkan manfaat programa penyuluhan pertanian ?
4. Sebutkan prinsip-prinsip penyusunan programa penyuluhan pertanian

5.3 UNSUR - UNSUR PROGRAMA PENYULUHAN

A. Keadaan
Keadaan yang menggambarkan fakta-fakta berupa data dan informasi
mengenai potensi, produktifitas dan lingkungan usaha pertanian,
perilaku/tingkat kemampuan petani dan pelaku dalam usahanya diwilayah
(Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional). Pada
saat akan disusunnya programa penyuluhan pertanian dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Potensi Usaha menggambarkan peluang usaha dari hulu sampai hilir
yang prospektif untuk dikembangkan sesuai dengan peluang pasar,
kondisi agro ekosistem setempat, sumberdaya dan teknologi yang
tersedia untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku
utama dan pelaku usaha.
2. Produktifitas usaha menggambarkan perolehan hasil usaha persatuan
unit usaha saat ini (faktual maupun potensi perolehan hasil usaha yang
dapat dicapai untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku
utama dan pelaku usaha.
3. Lingkungan usaha menggambarkan kondisi ketersediaan sarana dan
prasarana usaha (Agroinput, Pasca panen, Pengolahan distribusi dan
pemasaran)serta kebijakan yang mempengaruhi usaha pelaku utama
dan pelaku usaha.
4. Perilaku berupa kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
pelaku utama dan pelaku usaha dalam penerapan teknologi usaha
(teknologi usaha hulu, usaha tani dan teknologi usaha hilir).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 136
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

5. Kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha menggambarkan keperluan


akan perlindungan, kepastian, kepuasan yang dapat menjamin
terwujudnya keberhasilan melaksanakan kegiatan usaha pertanian untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi pelaku utama dan
pelaku usaha.

B. Tujuan
Tujuan dalam hal ini memuat pernyataan mengenai perubahan
perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang dicapai dengan
cara menggali dan mengembangkan potensi yang tersedia pada dirinya
keluarga dan lingkungan untuk memecahkan masalah yang dihadapai dan
merespon peluang.
Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuannya itu: SMART:
specific (khas); measurable (dapat diukur); actionary (dapat
dikerjakan/dilakukan); Realistic (Realistis); dan Time Frame (Memiliki
batasan waktu untuk mencapai tujuan.
hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah:
ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behavior (Perubahan perilaku yang
dikehendaki); Condition (Kondisi yang akan dicapai); dan Degree (Derajat
kondisi yang akan dicapai).

C. Permasalahan
Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktir-faktor yang dinilai
dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual) dengan
kondisi yang ingin dicapai. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor yang bersifat perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan tingkat
adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu
inovasi/teknologi baru, misalnya belum yakin, belum mau, atau belum
mampu menerapkan dalam usahanya.
2. Faktor yang bersifat non perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan
ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana pendukung usaha
pelaku utama dan pelaku usaha, misalanya ketersediaan pupuk
benih/bibit atau modal.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 137
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Dari sekian banyak permasalahan yang diidentifikasi, perlu dibuat


pemeringkatan sesuai dengan perioritas pembangunan pertanian disuatu
wilayah, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. apakah masalah itu menyangkut mayoritas para pelaku utama dan pelaku
usaha;
b. apakah erat kaitannya dengan potensi usaha, produktifitas, lingkungan
usaha, perilaku, kebutuhan, efektifitas dan efisiensi pelaku uusaha; dan
c. apakah tersedia kemudahan biaya, tenaga, teknologi/inovasi untuk
pemecahan masalah.
Penetapan urutan prioritas masalah tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik identifikasi faktor penentu (impac point) dan teknik
pemeringkatan masalah lainnya.

D. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk
mencapai tujuan, bagaimana caranya, siapa yang melakukan, siapa
sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa hasil yang akan
dicapai untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang
yang ada. Untuk merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku
utama dan pelaku usaha;
2. Ketersedian teknologi/inovasi, sarana dan prasarana, serta sumberdaya
lain yang mendukung kegiatan penyuluhan pertanian;
3. Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keternampilan dan Sikap) Penyuluh
Pertanianl;
4. Situasi lingkungan fisik sosial dan budaya yang ada; dan
5. alokasi pembiayaan yang tersedia.

Rencana kegiatana harus memuat unsur-unsur:


SIADIBIBA: siapa yang akan melaksanakan?; Bilamana/kapan waktu
pelaksanaan?; Berapa banyak hasil yang ingin dicapai (Kwantitas dan
Kwalitas)?; Berapa korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll)?; serta
Bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)?.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 138
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Rencana kegiatan yang disajikan dalam bentuk tabulasi/matriks yang


berisi masalah, kegiatan, metode, keluaran, sasaran, volume/frekuensi,
lokasi, waktu, biaya, sumber biaya, penanggungjawab pelaksanaan dan
pihak terkait.

E. Rangkuman

Programa penyuluhan pertanian terdiri dari empat unsur yaitu keadaan ,


tujuan, masalah dan cara mencapai tujuan. Keadaan merupakan fakta yang
ditunjukkan oleh data yang terdapat pada saat akan disusunnya suatu programa.
Tujuan yaitu pernyataan penyelesaian masalah atau pernyataan apa
yang ingin dicapai. Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan petani dan keluarganya . Tujuan dirumuskan untuk menggambarkan
perubahan perilaku petani dan keluarganya dalam berusahatani. Unsur-unsurnya
dalam tujuan penyuluhan adalah (1) Sasaran (2) Perubahan perilaku yang
dikehendaki (3) Materi (4)Kondisi / situasi .
Suatu wilayah dikatakan mempunyai masalah kalau ada fakta
yang belum memuaskan atau fakta tersebut belum sesuai dengan yang
diinginkan. Untuk mengetahui apa masalahnya perlu dianalisis atau diketahui
lebih lanjut factor-faktor apa yang menyebabkan keadaan tersebut menjadi tidak
memuaskan. Permasalahan adalah rangkaian keterkaitan berbagai masalah
dalam suatu bidang tertentu. Masalah bersumber dari (1) Inovasi teknis (2)
Inovasi ekonomi (3) Inovasi sosial. Juga ada masalah prilaku dan non prilaku.
Programa penyuluhan pertanian merupakan program pembelajaran yang
bertujuan merubah perilaku petani yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap
dan ketrampilan yang terjadi karena kehendak mereka sendiri (partisipatif)
sehingga masalah yang diambil adalah masalah prilaku bukan non prilaku
Cara mencapai tujuan dirumuskan setelah kita merumuskan tujuan dan
masalah dari programa. Hubungan antara keadaan, masalah, tujuan, dan cara
mencapai tujuan. Cara mencapai tujuan dapat berupa matriks yang berisi
masalah, tujuan, materi kegiatan , metode, lokasi, frekuensi, volume, sasaran,
pelaksana, waktu, biaya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 139
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

F. Latihan

1. Jelaskan penetapan keadaan dalam penyusunan programa penyuluhan


pertanian.
2. Jelaskan penetapan masalah dan sumber masalah serta faktor penyebab
masalahnya dalam programa penyuluhan pertanian.
3. Jelaskan penetapan tujuan penyusunan programa penyuluhan pertanian.
4. Jelaskan cara pembuatan matriks cara mencapai tujuan programa
penyuluhan pertanian.

5.4. MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN

A. Keterkaitan dan keterpaduan penyusunan programa penyuluhan


pertanian dengan Proses Perencanaan Pembangunan.

Penyuluhan pertanian terintegrasi dengan subsistem program


pembangunan pertanian. Dengan demikian proses penyusunan programa
penyuluhan pertanian dilakukan secara sinergis dan terpadu dengan proses
perencanaan pembangunan pertanian.
Programa penyuluhan pertanian disusun setiap tahun dan memuat rencana
penyuluhan pertanian tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran
pada masing-masing tingkatan, serta mencakup pengorganisasian dan
pengelolaan sumberdaya sebagai dasar penyelenggaraan penyuluh pertanian.
Penyusunan programa penyuluhan pertanian dilakukan secara partisipatif
untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku
usaha. Adapun jumlah dan alokasi pembiayaan kegiatan-kegaitan penyuluhan
pertanian yang tercantum pada programa penyuluhan dipusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan menjadi dasar dalam
penyusunan APBD dan APBN.
Kelembagaan penyuluhan dimasing-masing tingkatan memfasilitasi proses
penyusunan programa penyuluhan pertanian agar programa penyuluhan
nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan dapat
berlangsung seiring sejalan, serta materi kegiatan penyuluhannya saling
mendukung.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 140
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Keterkaitan programa penyuluhan pertanian dengan perencanaan


pembangunan dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Keterkaitan dan Keterpaduan Penyusunan Programa Penyuluhan Dengan
Perencanaan Pembangunan

Program Kelembagaan Rencana Program Pembangunan


Penyuluhan Penyuluhan Pusat Pembangunan Pertanian Nasional
Nasional Nasional

Program Kelembagaan Rencana Program Pembangunan


Penyuluhan Penyuluhan Provinsi Pembangunan Pertanian Provinsi
Provinsi Provinsi

Program Kelembagaan Rencana Program Pembangunan


Penyuluhan Penyuluhan Pembangunan Pertanian Kab/Kota
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota

Program Kelembagaan Rencana Program Pembangunan


Penyuluhan Penyuluhan Kecamatan Pembangunan Pertanian Kecamatan
Kecamatan Kecamatan

Program Pos Penyuluhan Rencana Program Pembangunan


Penyuluhan Desa/Kelurahan Pembangunan Pertanian
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan

Penyusunan Identifikasi Pitensi


RDK/RDKK Wilayah (PRA) Desa

Arus Penyusunan Programa Penyuluhan Data dan Informasi Rencana Pembangunan

B. Proses Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


Proses penyusunan programa penyuluhan, terdiri atas kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1. Identifikasi program-program pembangunan pertanian dari masing-masing
Eselon I lingkup Departemen Pertanian, dinas/instansi lingkup pertanian di
provnsi dan kabupaten/kota, serta kelembagaan pelaku utana dan pelaku
usaha. khusus untuk tingkat desa, identifikasi keadaan, masalah dan tujuan
digali secara langsung dari pelaku utama dan pelaku usaha di desa memalui
metoda/ teknik PRA dan atau teknik lainnya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 141
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Sintesa kegiatan penyuluhan pertanian yang ada dalam program


pembangunan pertanian menjadi prioritas dari mesaing-masing Eselon I
lingkungan Departemen Pertanian, dinas/instansi lingkup pertanian di
provinsi dan kabupaten/kota dengan program kelembagaan pelaku utama
dan pelaku usaha untuk menghasilkan draf programa penyuluhan pertanian.
3. Penetapan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan.
4. Pengesahan programa [penyuluhan dilakukan oleh Kepala Balai
Penyuluhan, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten.Kota, Ketua
Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi, atau Kepala Badan Penyuluhan
sesuai dengan tingkat administrasi pemerintahan ( khusus untuk tingkat
desa/kelurahan tidak [erlu disahkan, namun cukup diketahui oleh kepala
desa/kelurahan).
5. Pembubuhan tanda tangan pimpinan pemerintahan dimasing-masing
tingkatan dan wakil-wakil Eselon I lingkup Departemen Pertanian ,
dinas/instansi lingkup pertanian di provinsi dan kabupaten/kota pada lembar
pengesahan programa penyuluhan pertanian, agar programa penyuluhan
pertanian menjadi bagian dari perencanaan pembangunan.
6. Penjabaran programa penyuluhan pertanian kedalam rencana kerja tahunan
setiap penyuluh pertanian.
7. Apabila dipandang perlu, dapat dilakukan revisi programa penyuluhan
pertanian dan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian yang dilakukan
setelah keluarnya APBD dan APBN.

C. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


1. Tingkat Desa/Kelurahan
a. Penyuluh pertanian yang bertugas di desa/kelurahan memfasilitasi
proses penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat
desa/kelurahan.
b. Apabila di satu desa belum ada penyuluh yang ditugaskan, maka
penyusunan programa penyuluhan pertanian di desa/kelurahan
tersebut difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang wilayah kerjanya
meliputi desa/kelurahan.
c. Penyusunan programa desa/kelurahan dimulai dengan penggalian
data dan informasi mengenai potensi desa, monografi desa, jenis
komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya, keberadaan
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 142
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kelompok tani (GPOKTAN)/Gabungan Kelompok Tani (GPOKTAN),


keberadaan kelembagaan agribisnis desa, masalah-masalah yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha. Penggalian data
dan informasi ini dilakukan bersama-sama dengan tokoh dan
anggota masyarakat guna menjaring kebutuhan nyata, harapan dan
aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, antara lain dengan
menggunakan metode dan instrumen Participatory Rural Appraisal
(PRA) atau teknik identifikasi keadaan wilayah lainnya.
d. Hasil penggalian data informasi tersebut merupakan masukan untuk
menyusun rencana kegiatan poktan/gapoktan dalam setahun yang
mencerminkan upaya perbaikan produktivitas usaha di tingkat
kelompoktani/gabungan kelompoktani (Rencana Definitif
Kelompok/RDK), yang dilengkapi dengan rincian kebutuhan sarana
produksi/usaha yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
rencana tersebut (Rencana Definitif Kebutuhan Kelom[ok/RDKK).
Hal ini sekaligus dimaksudkan guna memudahkan penyuluh dalam
merekapitulasi kebutuhan sarana produksi dan mengupayakan
pemenuhannya secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas,
tepat sasaran, tepat harga.
e. Selanjutnya hasil rekapirulasi RDK dan RDKK seluruh
poktan/gapoktan di desa akan disintesakan dengan kegiatan-
kegiatan dinas.instansi lingkup pertanian yang dialokasikan di desa
tersebut.
f. Sintesa kegiatan POKTAN/GAPOKTAN ditingkat desa dengan
kegiatan-kegiatan dinas/instansi lingkup pertanian di desa, sesuai
dengan tahapan proses, dilakukan melalui serangkaian pertemuan-
pertemuan yang dimotori oleh para penyuluh pertanian di
desa/kelurahan dan dihadiri kepala desa, pengurus kelembagaan
pelaku usaha, penyuluh swasta dan penyuluh swadaya yang
bertugas di desa.
g. Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan yang sudah final
ditandatangani oleh para penyusun (perwakilan pelaku utama dan
pelaku usaha serta penyuluh pertanian), kemudian ditandatangani
oleh kepala desa/kelurahan, sebagai tanda mengetahui.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 143
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

h. Programa Penyuluhan Pertanian Desa/Kelurahan diharapkan telah


selesai disusun paling lambat bulan September tahun berjalan,
untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya.
i. Programa Penyuluhan Pertanian Desa.Kelurahan yang sudah final
disampaikan kepada Balai Penyuluh di Kecamatan sebagai bahan
penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan, dan untuk
disampaikan dalam Forum Musrenbangdes (Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Pembangunan Desa) sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan desa.

2. Tingkat Kecamatan
a. Kepala Balai Penyuluhan di kecamatan memfasilitasi penyusunan
programa penyuluhan pertanian tingkat kecamatan yang dilakukan
oleh penyuluh bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha.
b. Penyuluh bersama perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha
melakukan rekapitulasi programa desa/kelurahan yang ada di
wilayah kerjanya sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan
kecamatan.
c. Proses penyusunan programa penyuluhan kecamatan dimulai dari
perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan.
Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus
pembangunan diwilayah kecamatan.
d. penyusunan programa penyuluhan pertanian kecamatan dilakukan
oleh para penyuluh pertanian dikecamatan dan perwakilan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian
pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa
penyuluhan kecamatan.
e. Selanjutnya draf programa penyuluhan pertanian kecamatan yang
sudah final ditanda tangani oleh pejabat yang membidangi
perencanaan dari dinas/instansi terkait dan perwakilan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka
sintesa kegiatan penyuluhan.
f. Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah final
ditandatangani oleh para penyusunnya (perwakilan pelaku utama
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 144
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dan pelaku usaha serta penyuluh pertanian), kemudian disahkan


oleh Kepala Balai Penyuluhan, dan diketahui pimpinan
dinas/instansi terkait.
g. Programa penyuluhan pertanian kecamatan diharapkan telah
disahkan paling lambat bulan Oktober bulan berjalan, untuk
dilaksanakan pada tahun berikutnya.
h. Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah disahkan
disampaikan ke kelembagaan penyuluhan kabupaten sebagai
bahan penyusunan programa penyuluhan pertanian kabupaten, dan
untuk disampaikan di dalam Forum Musrenbang Kecamatan
sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan
kecamatan.
i. Programa penyuluhan pertanian kecamatan selanjutnya dijabarkan
oleh masing-masing penyuluh petanian kedalam Rencana Kerja
Tahunan Penyuluh (RKTP) di kecamatan.

D. Rangkuman
Programa penyuluhan Pertanian disusun setiap tahun dan memuat
rencana penyuluhan pertanian tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus
anggaran pada masing-masing tingkatan.
Penyusunan programa penyuluhan dulakukan sebaiknya secara partisipatif untuk
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha

E. Latihan
1. Jelaskan menurut saudara keterkaitan dan keterpaduan penyusunan
programa penyuluhan dengan perencanaan pembangunan !
2. Jelaskan langkah-langkah yang saudara lakukan sebelum menyusun
programa penyuluhan tingkat Kecamatan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 145
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

5.5. TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN

Penyusunan programa penyuluhan dilakukan oleh penyuluh pertanian


bersama para pelaku utama dan pelaku usaha serta organisasi petani secara
partisipatif, memalui tahapan sebagai berikut:

A. Perumusan Keadaan
Perumusan keadaan adalah penggambaran fakta berupa data dan
informasi disuatu wilayah pada saat program disusun yang diperoleh setelah
melakukan pengumpulan dan pengolahan data. Sebelum keadaan dirumuskan,
perlu dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, perilaku/tingkat kemampuan
pelaku utama dan pelaku usaha, dan kebutuhan pelaku utama dalam usahanya
disuatu wilayah. Hasil analisis data dan informasi dapat digali melalui berbagi
metode partisipatfi, diantaranya PRA (Participatory Rural Appraisal), dari rencana
kegiatan pelaku utama dan pelaku usaha (RDK/RDKK) serta dari rekapitulasi
programa penyuluhan setingkat dibawahnya.

B. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat-kalimat
perubahan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai.
Penetapan tujuan tersebut dilakukan bersama-sama pemerintah, pelaku utama
dan pelaku usaha, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga
rumusan tersebut berupa keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak.

C. Penetapan Masalah
Penetapan masalah adalah perumusan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Faktor-faktor tersebut terutama dicari
dari kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dan kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha. Faktor-faktor tersebut disusun berdasarkan:
1. Apakah masalah tersebut menyangkut mayoritas pelaku utama dan pelaku
usaha dan organisasi petani.
2. Apakah erat kaitannya dengan program pembangunan pertanian yang
sedang berlangsung di wilayah kerja yang bersangkutan.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 146
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3. Apakah kemamouan (biaya, tenaga, peralatan, dsb) tersedia untuk


pemecahan masalah. Urutan prioritas masalah dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik faktor penentu (impac-point) atau teknik peningkatan
masalah lainnya.

Selain itu, penetapan masalah dilakukan secara partisipatif dengan


merujuk pada hasil identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya
tujuan.
Penetapan Masalah dilakukan dengan tahapan:
1. Menetapkan kriteria untuk menetapkan prioritas (melibatkan banyak pelaku
utama dan pelaku usaha, sebaran lokasi luas, kerugian yang diakibatkan
tinggi, kemudahan untuk mengatasi masalah, mendesak/penting);
2. Menetapkan skoring/pembobotan untuk setiap kriteria sesuai dengan
kesepakatan;
3. Melakukan penilaian terhadap setiap masalah berdasarkan skoring;
4. Menetapkan prioritas masalah.

D. Penetapan Rencana Kegiatan


Pada tahap ini dirumuskan cara mencapai tujuan, yaitu menetapkan
rencana kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua
rencana yang harus disusun, yaitu :
1. Rencana kegiatan penyulhan yang meliputi data dan informasi mengenai
tujuan, masalah, sasaran, lokasi, metode/kegiatan, waktu, lokasi, biaya dan
penanggungjawab serta pelaksana. Masalah dalam rencana kegiatan
penyuluhan berupa masalah-masalah yang bersifat perilaku, yang antara
lain bisa disidik (identifikasi) berdasarkan teknik faktor penentu.
2. Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan
pengaturan yang meliputi data dan informasi mengenai tujuan, sasaran,
lokasi, kenis kegiatan, waktu, penanggungjawab serta pelaksana. Masalah
petani bersifat non perilaku antara lain masalah-masalah yang berkaitan
dengan kondisi sarana dan prasarana usahatani, pembiayaan, pengaturan,
pelayanan dan kebajikan pemerintah/iklim usaha yang kurang konsudif.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 147
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

E. Rangkuman
Inti programa adalah Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang
disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan
masalah/kebutuhan petani serta dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari
programa ini adalah kegiatan-kegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang
akan dilaksanakan diwilayah kerja penyuluhan pertanian selama satu tahun.
Sesuai dengan rumusan pengertian programa penyuluhan pertanian,
maka penulisan penyusunan programa dapat disusun sebagai berikut, yaitu:
Perumusan Keadaan, Penetapan Tujuan, Penetapan Masalah, Penetapan
Rencana Kegiatan, Rencana Monitoring dan Evaluasi.

F. Latihan
1. Bagaimana Langkah kerja dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian ?
2. Apa saja yang harus ditulis dalam penyusunan programa penyuluhan
pertanian ?

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 148
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

5.6 PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN TINGKAT


KECAMATAN/BPP

FORMAT PROGRAMA PENYULUHAN

A. Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan diuraikan informasi yang melatarbelakangi
perlunya penyusunan programa penyuluhan disuatu tingkatan wilayah (pusat,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan).

B. Keadaan Umum
Dalam bab ini gambarkan mengenai potensi sumberdaya pembangunan
pertanian secara umum dan sumberdaya yang erat kaitannya dengan
penyuluhan pertanian da merupakan bagian dari program-program
pembangunan pembangunan pertanian disuatu tingkat (pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatam, atau desa/kelurahan) yang perlu didukung dengan
data informasi yang menunjang, baik kualitatif dan kuantitatif.

C. Tujuan
Dalam bab ini digambarkan pernyataan mengenai perubahan
pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku usaha, pelaku utama, kelembagaan
petani, penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian serta pemangku
kepentingan yang akan dicapai untuk berubah potensi sumberdaya
pembangunan pertanian ditingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
atau desa/kelurahan menjadi peluang yang nyata dan bermanfaat untuk
peningkatan produktivitas, pendapat, dan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini
menggambarkan target yang secara realistis dapat dicapai dalam kurun waktu
setahun.

D. Masalah
Dalam bab ini digambarkan faktor-faktor yang menyebabkan belum
tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan. Uraian ini dimulai
dengan analisa permasalahan yang bersifat non perilaku yang menghambat
pencapaian tingkat ptoduktivitas, baik yang berkaitan dengan aspek kebijakan,
sarana/prasarana, pembiayaan, maupun pengaturan dan pelayanan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 149
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Selanjutnya analisa non perilaku ini diikuti dengan analisa perilaku yang
berkaitan dengan pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama,
pelaku usaha, kelembagaan petani, penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup
pertanian, serta seluruh pemangku kepentingan yang menjadi kendala dalam
pencapaian tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan.

E. Rencana Kegiatan Penyuluhan


Dalam bab ini menggambarkan berbaga kiegiatan/metodepenyuluhan
yang dipandang tepat untuk mentransformasi terjadinya perubahan
pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha
serta seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Secara lengkap rencana kegiatan penyuluhan ini dituangkan dalam
bentuk matriks programa penyuluhan yang mengisi mengenai keadaan, tujuan,
masalah, sasaran (target beneficiers), materi, kegiatan/metoda, volume, lokasi,
waktu, sumber biaya, pelaksana dan penanggung jawab.
Kegiatan-kegiatan yang bersifat non perilaku , misalnya kegiatan-
kegiatan untuk membantu/mengikhtiarkan kemudahan bagi pelaku utama, pelaku
usaha, kelembangaan petani, yang berkaitan dengan aspek kebijakan,
sarana/prasarana, pembiayaan, pengaturan dan pelayanan, dituangkan dalam
bentuk matriks (terlampir). Kegiatan-kegiatan tersebut selanjutnya diusulkan
dalam Forum Musyawarah perencanaan pembangunan tahun yang berjalan
disetiap tingkatan wilayah untuk mendapat dukungan dari dinas/instansi lingkup
pertanian dan dinas/instansi terkait.
F. Rangkuman
Penyusunan programa penyuluhan pertanian sangatlah penting bagi
seorang penyuluh karena programa penyuluhan merupakan program yang
disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan
memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan
pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan.
G. Latihan
1. Isilah matriks programa penyuluhan pertanian tingkat desa sesuai
dengan form !
2. Masalah-masalah apa yang saudara temukan pada wilayah kerja
saudara dan bagaimana solusinya sehingga permasalahan tersebut
dapat terpecahkan !

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 150
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN


TAHUN ...........................................
Sasaran

Pelaku KEGIATAN PENYULUHAN


Pelaku Utama Petugas
No Keadaan Tujuan Masalah Usaha Ket.

Wanita Taruna Petani Kegiatan Sumber Penanggung


L P L P Materi Vol. Lokasi Waktu Pelaksana
Tani Tani Dewasa /Metoda Biaya Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 151
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Ket.:
Disahkan oleh kepala BPP, Kepala Badan/Dinas Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi pemerintahan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 152
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

PENJELASAN MATRIK PROGRAMA PENYULUHAN

A. Keadaan

Kolom ini berisi uraian singkat mengenai status pemanfaatan potensi sumberdaya
pembangunan pertanian secara umum yang berkaitan dengan tingkat produktivitas usaha
pertanian di suatu wilayah.

B. Tujuan

Kolom ini berisi uraian singkat mengenai upaya yang akan ditempuh untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan pertanian secara
umum, khususnya yang berkaitan dengan perubahan pengetahuan, wawasan, sikap dan
perilaku pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh pemangku kepentingan dalam
peningkatan produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.

C. Masalah

Kolom ini berisi uraian singkat mengenai factor-fakror yang menyebabkan belum
tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan, baik yang bersifat perilaku
maupun non perilaku, yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh
pemangku kepentingan dalam peningkatan produktivitas usaha pertanian di suatu
wilayah.

D. Sasaran

Kolom ini menjelaskan mengenai siapa yang direncanakan untuk mendapat manfaat dari
penyelenggaraan suatu kegiatan/metode penyuluhan pertanian di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan, yaitu :

1. Pelaku usaha, pelaku utama dan kelembagaan petani (untuk programa penyuluhan
di semua tingkatan).
2. Penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian yang bertugas setingkat di
bawah wilayahnya, serta pemangku kepentingan lainnya (untuk programa
penyuluhan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional).

Penetapan sasaran perlu dilakukan berdasarkan hasil analisis gender yang dilakukan
terhadap pelaku utama dan pelaku usaha pertanian ditingkat rumahtangga petani dan
masyarakat pedesaan pada umumnya, khususnya untuk menentukan “siapa melakukan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 153
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

apa” dan “Siapa memutuskan apa?”.Dengan demikian, sasaran penyelenggaraan suatu


kegiatan/metode penyuluhan akan menjadi lebih spesifik karena diarahkan langsung
kepada petani dengan penjelasan laki-laki perempuan atau keduanya yang berdasarkan
hasil analisis gender merupakan pelaku kegiatan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari bias gender dan distorsi pesan akibat penyamarataan sasaran yang
dilakukan tanpa mempertimbangkan peran masing-masing (laki-laki atau perempuan)
dalam kegiatan usaha, maupun dalam pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan usahanya.

E. Materi

Kolom ini berisi mengenai jenis informasi teknologi yang menjadi pesan bagi sasaran baik
dalam bentuk pedoman-pedoman, petunjuk teknis suatu komoditas tertentu dan lain-lain.

F. Kegiatan/Metode

Kolom ini berisi kegiatan-kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat memecahkan
masalah untuk mencapai tujuan.

G. Volume

Kolom volume berisi mengenai jumlah dan frekwensi kegiatan yang akan dilakukan agar
sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang disampaikan melalui
kegiatan/metode penyuluhan, atau agar terjadinya perubahan perilaku pada sasaran.

H. Lokasi

Kolom ini memuat mengenai lokasi kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan )desa,
kecamatan, kabupaten/kota,dll).

I. Waktu
Kolom ini berisikan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam
programa penyuluhan.

J. Sumber Biaya

Kolom sumber biaya diisi mengenai beberapa biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang ditetapkan, serta dari mana sumber biaya yang
tersebut diperoleh.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 154
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

K. Penanggungjawab

Kolom ini berisi mengenai siapa penanggung jawab pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan dapat dengan jelas diminta
pertanggung jawaban.

L. Pelaksana

Kolom ini berisi mengenai siapa yang melaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan


tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh, petani/kontaktani dan/atau pelaku usaha.

M. keterangan

Kolom ini berisi uraian mengenai hsl-hsl ysng perlu dijelaskan tentang pihak-pihak yang
diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

N. Matriks

Matriks Programa Penyuluhan Pertanian seperti tercantum pada Form 3

5.7 P E N U T U P

Kesimpulan
Tolok ukur keberhasilan membangun perilaku profesional petani dalam
mengembangkan usaha agribisnis dapat diukur dari tingkat dinamika para pelakunya ditinjau
dari jenis, bentuk, kualitas serta derajat partisipasinya pada setiap aspek kegiatan dalam
sistem agribisnis.

Programa Penyuluhan Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara


sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan pertanian. Rencana tentang kegiatan penyuluhan pertanian yang memadukan
aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah dan program
pembangunan pertanian, yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin
dicapai, masalah dan alternatif pemecahannya serta cara mencapai tujuan yang disusun
secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun.

Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian didasarkan pada Undang-undang no


16 tahun 2006 yaitu bahwa programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan
desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 155
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi, dan programa penyuluhan


nasional.

Tindak Lanjut
Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan
menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di lapangan. Untuk itu para
penyuluh harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu belajar, mengadakan inovasi
sehingga perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi penyuluhan pertanian dapat berjalan
dengan baik dan akhirnya didapatkan hasil yang optimal

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 156
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB VI
RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN

6.1. PENDAHULUAN

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah suatu rencana tertulis yang dibuat oleh
penyuluh pertanian untuk suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk kegiatan penyuluhan
pertanian
RKTP merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang harus
dibuat seorang penyuluh dua kali dalam setahun atau paling kurang sekali setahun. RKTP
yang dibuat oleh seorang penyuluh pertanian juga dapat membuat kegiatan dalam programa
penyuluhan BPP dan programa penyuluhan kabupaten/kota, apabila ada kegiatan dari
kedua program tersebut yang di alokasikan sesuai RKTP yang bersangkutan.
dengan berlakunya Undang-Undang nomor 16 tahun 2006 tentang sistem
penyuluhan pertanian, perikatan dan kehutanan (SP3K) maka RKTP diharapkan dapat
menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang strategis dan mempunyai
daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktifitas komoditas unggulan daerah dan
pendapatan petani.
Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam RKTP adalah kegiatan
yang mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha serta memberikan
dukungan terhadap program-program prioritas dinas/instansi terkait.
Dengan menyusun RKTP maka diharapkan masalah-masalah yang selama ini
dirasakan menghambat dalam hal persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan program
penyuluhan pertanaian dapat diatasi sehingga RKTP disusun sebagai acuan bagi para
penyuluh dalam hal menyelenggarakan kegiatan penyuluhan.

6.2. PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH


(RKTP)
A. Pengertian
Pengertian rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian adalah jadwal yang disusun
oleh para penyuluh pertanian berdasarkan programa penyuluhan setempat yang
menentukan hal-hal yang harus disiapkan, dalam berinteraksi dengan petani sebagai pelaku
utama dan pelaku usaha.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 157
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

B. Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Kerja Tahunan adalah :
1). Penyuluh Pertanian tiap tahun (RKT) penyuluh pertanian tiap tahun (RKT 2010)
dalam bentuk tertulis sebagai dasar pelaksanaan kegiatan penyuluhan pada tahun
sedang berjalan atau tahun yang bersangkutan.
2). Menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pelaksanaan evaluasi
pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan.
3). Indikator keberhasilan seorang Penyuluh Pertanian

Dalam menetapkan keberhasilan seorang penyuluh pertanian digunakan


9 (sembilan) tolak ukur keberhasilan seperti berikut :
a. Tersusunnya programa penyuluhan pertanian
b. Tersusunya rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
c. Tersusunnya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi
d. Terdesiminasinya teknologi pertanian secara merata.
e. Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku
usaha
f. Terwujudnya kemitraan usaha pelaku utama dan pelaku usaha yang
menguntungkan
g. Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha kelembaga keuangan,
informasi dan sarana produksi.
h. Meningkatnya produktivitas agribisnis komoditas unggulan diwilayahnya.
i. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama.
4). Langkah-langkah penyusunan Rencana kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
a. Dengan dipimpin oleh Koordinator Penyuluh setempat, lakukan musyawarah
diantara seluruh penyuluh disetiap tingkatan untuk membagi habis kegiatan yang
tercantum dalam programa penyuluhan pertanian masing-masing penyuluh.
Pembagian ini dilakukan dengan mempertimbangkan latar belakang
keahlian/keterampilan penyuluh pertanian yang ada, penugasan yang diberikan,
ketersediaan waktu dan kebutuhan petani/kelompok tani.
b. Masing-masing penyuluh menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) Penyuluh
Pertanian yang menjadi tugasnya dan menjabarkannya lebih rinci kedalam
Rencana Kegiatan Bulanan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 158
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

C. Rangkuman
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) adalah jadwal yang disusun
oleh para penyuluh pertanian berdasarkan programa penyuluhan petanian setempat. Tujuan
penyusunan RKTPP adalah agar setiap penyuluh pertanian memiliki rencana tahunan dalam
bentuk tertulis dan menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja
penyuluh pertanian yang bersangkutan. Prinsip yang digunakan dalam perumusan tujuan
RKTPP yaitu SMART : specific(khas); Measurable (dapat diukur); Actionary (dapat
dikerjakan); Realistic (realistis);dan Time Frime (memiliki batas waktu untuk mencapai
tujuan).

D. Latihan
1. Jelaskan menurut anda apa tujuan sehingga penyuluh pertanian perlu menyusun
RKT ?
2. Jelaskan langkah-langkah penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian?

6.3. TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH (RKTP)

Penetapan tujuan RKTPP adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai dalam
waktu satu tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang menggambarkan perubahan
perilaku dari pelaku utama dan pelaku usaha yang ingin dan hendak dicapai. Penetapan
tujuan tersebut mencakup keinginan dan kepentingan dari dua belah pihak.
A. Masalah
Masalah adalah factor-faktor yang menyebabkan belum tercapainya tujuan RKTPP baik
yang bersifat perilaku maupun non prilaku.

B. Sasaran
Sasaran dalam RKTPP adalah pelaku utama dan pelaku usaha ditingkat desa/kelurahan.
Penetapan sasaran perlu dilakukan berdasarkan hasil analisis gender yang dilakukan
terhadap pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tingkat rumah tangga petani dan
masyarakat pedesaan pada umumnya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 159
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

C. Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan meliputi materi, metode, volume, lokasi, waktu, sumber biaya,
penanggun jawab dan pelaksana
- Materi dalam RKTPP meliputi informasi teknologi pertanian yang menjadi pesan bagi
sasaran dalam bentuk pedoman petunjuk teknis suatu komoditas tertentu.
- Metode dalam RKTPP berupa kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat
memecahkan masalah untuk mencapai tujuan.
- Volume dalam RKTPP adalah jumlah dan frekuensi kegiatan yang akan dilakukan
agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang disampaikan melalui
kegiatan/metode penyuluhan agar terjadi perubahan perilaku pada sasaran.Dasar
Trampil bertempat di desa/kelurahan.
- Waktu dalam RKTPP adalah waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
yang tercantum dalam RKTPP.
- Sumber biaya dalam RKTPP menjelaskan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang telah ditetapkan serta sumbernya.
- Penanggung jawab dalam RKTPP menjelaskan siapa penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan penyuluhan jika terjadi hal yang tidak diinginkan dapat dengan
jelas diminta pertanggung jawabannya.
- Pelaksanaan dalam RKTPP menjelaskan siapa yang melalsanakan kegiatan
penyuluhan tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh di desa/kelurahan itu, petani,
kelompoktani dan/atau pelaku usaha.
- Keterangan dalam RKTPP menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan tentang pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

D. Rangkuman
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) disusun oleh penyuluh pertanian melalui
beberapa tahapan yaitu: masalah, sasaran dan kegiatan penyuluhan yang akan
dilaksanakan oleh penyuluh.

E. Latihan
1. Jelaskan tahapan penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh !

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 160
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

6.4. PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH (RKTP)

A. Unsur-unsur dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian


Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) merupakan rencana kegiatan
penyuluh dalam kurun waktu setahun yang dijabarkan dari programa penyuluhan di pusat,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.
Rencana Kerja tahunan Penyuluh Pertanian juga merupakan penyataan tertulis dari
serangkaian kegiatan yang terukur, realitas, bermanfaat dan dapat dilaksanakan oleh
seorang penyuluh pertanian diwilayah kerjanya masing-masing pada tahun yang berjalan.
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian tersebut dituangkan dalam bentuk matriks,
yang berisi tujuan, masalah, sasaran, kegiatan/metode, materi, volume, lokasi waktu,
sumber biaya, pelaksana dan penangung jawab seperti terdapat pada lampiran 1 dan 2.
Secara garis besar Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian terdiri dari :
a. Jadual kegiatan terdiri dari : waktu pelaksanaan, lokasi dan volume kegiatan
b. Jenis kegiatan yang dilaksanakan pada tugas pokok dan bidang kegiatan penyuluhan
serta programa penyuluhan setempat.
c. Indicator kinerja dari setiap kegiatan. Indikatot Kinerja kegiatan digunakan sebagai
standar penilaian keberhasilan penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha serta
penggunaan anggarannya.
d. Hal lain atau bahan yang perlu dipersiapkan dalam rangka memfasilitasi pelaku utama
dan pelaku usaha.

B. Pembiayaan
a. Pembiayaan penyusunan programa penyuluhan pertanian desa/kelurahan, kecamatan
dan Kabupaten/kota berasal dari APBD kabupaten/kota.
b. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

C. Contoh rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian


- Contoh RKTPP maupun RKBPP disajikan pada Form terlampir (Form 1, dan Form
2)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 161
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Contoh : Rencana Kerja Bulanan Penyuluh Pertanian


Nama Penyuluh : Iman Agus S. S.Pt.
BPP : Purwosari
Kecamatan : Purwosari
Wilayah Binaan : Martopuro
Tahun : 2018

Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Padi Rendengan/Gadu)
1.Jadwal/Pola Tanam XXXXXX
XXXXX
2.Persiapan Benih
XXXXX XXXXX
3.Pengolahan Tanah dan
Persemaian

4.Tanah dan pemupukan XXXXX XXXX

5.Penyiangan dan XXXX


penyulaman
XXXX
6.Pengendalian OPT
XXXX XXXX
7.Pemupukan Susulan
XXXX
8.Panen dan Pascapanen
XXXXX
9.Penanganan panen dan
pasca panen XXXX XXXXX XXXXX XXXX XXX XXXX XXX XXXXX XXXX XXX XXX XXX
X

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 162
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

D. Rangkuman
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian merupakan pernyataan tertulis dari
serangkaian kegiatan yang terukur, realitas, bermanfaat dan dapat dilaksanakan oleh
seorang penyuluh pertanian.
E. Latihan
1. Tuliskan menurut saudara salah satu contoh penyusunan Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP) sesuai dengan form yang ada.

6.5. PENUTUP

Kesimpulan

Tolok ukur keberhasilan membangun perilaku profesional petani dalam


mengembangkan usaha agribisnis dapat diukur dari tingkat dinamika para pelakunya
ditinjau dari jenis, bentuk, kualitas serta derajat partisipasinya pada setiap aspek kegiatan
dalam sistem agribisnis.
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh adalah rencana yang disusun oleh penyuluh
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan

Tindak Lanjut
Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan menemui
banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di lapangan. Untuk itu para penyuluh
harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu belajar, mengadakan inovasi sehingga
perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan
baik dan akhirnya didapatkan hasil yang optimal.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 163
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB VII

MATERI PENYULUHAN

7.1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan Penyuluhan menurut UU- SP3K Bab I Pasal 1 Tahun 2006 diartikan
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu untuk menumbuhkan perubahan yang
lebih terarah dalam aktivitas usaha tani dipedesaan, perubahan menyangkut: tingkat
pengetahuan, sikap, kemampuan, dan motif tindakan petani.Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan mempunyai fungsi menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi
pertanian dengan tujuan agar petani dan nelayan dapat bertani lebih baik (better farming),
berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines) dan hidup lebih sejahtera (better
living).
Upaya mencapai tujuan perubahan bersama tersebut diatas, kearah yang lebih baik
dilakukan yaitu melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh bapak ibu penyuluh untuk
para petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani maupun pelaku usaha di
perdesaan.Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah
penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya. Iinformasi dan
teknologi pertanian tersebut sering kita sebut sebagai pesan penyuluhan atau materi
penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh
kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak
yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya didalam
memilih materi penyuluhan haruslah benar-benar sesuai dengan kebutuhan sasaran dalam
hal ini pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Oleh karena itu maka materi penyuluhan
pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian
tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang
penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 164
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan


masyarakat. Dengan demikian materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi
dilarang untuk disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.

A. Deskripsi Singkat

Mata diklat ini berisikan materi: Materi Penyuluhan Pertanian, yang memuat materi
pokok: pengertian, tujuan dan ruang lingkup materi penyuluhan pertanian; sumber-sumber
materi penyuluhan pertanian; pemilihan materi penyuluhan; dan penyusunan materi
penyuluhan pertanian

B. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta

Manfaat bahan ajar ini bagi peserta adalah:

1. Memberikan pengetahuan kepada para peserta untuk memahami materi penyuluhan


pertanian dengan baik
2. Sebagai bekal kemampuan untuk penerapan penggunaan materi penyuluhan
pertanian
3. Bahan ajar ini berisikan unit-unit kompetensi yang berkaitan dengan materi
penyuluhan pertanian.
4. Bahan ajar ini memuat serangkaian kegiatan pembelajaran, yang disusun sedemikian
rupa sehingga dapat melayani kegiatan pembelajaran secara individudan
memudahkan setiap peserta untuk menguasai unit pembelajaran secara sistematis
dan bertahap, guna mencapai tujuan pembelajaran.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi dasar

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, Peserta mampu menerapkan,


menganalisis dan mensintesis dengan benar materi penyuluhan pertanian

2. Indikator Keberhasilan

Setelah menyelesaikan rangkaian pembelajaran ini, peserta dapat :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 165
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Menjelaskan pengertian, tujuan dan ruang lingkup penyuluhan pertanian;


b. Menjelaskan sumber-sumber materi penyuluhan pertanian;
c. Memilih materi penyuluhan pertanian;
d. Menyusun materi penyuluhan pertanian

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Bahan ajar ini terdiri dari 6 bab yang terdiri dari :

Bab I. Pendahuluan, dalam bab ini peserta dapat memperoleh informasi tentang latar
belakang, deskripsi singkat, manfaat bahan ajar bagi peserta, tujuan
pembelajaran, materi pokok dan sub materi pokok, serta petunjuk belajar.

Bab II.Pengertian, tujuan dan ruang lingkup penyuluhan pertanian: Pengertian materi
penyuluhan pertanian.Tujuan materi penyuluhan pertanian, Ruang lingkup
materi penyuluhan pertanian

BabIII. Sumber-sumber materi penyuluhan pertanian: Menentukan sumber materi


penyuluhan pertanian

Bab IV.Pemilihan materi penyuluhan pertanian:Ragam materi penyuluhan pertanian,


Pertimbangan pemilihan materi penyuluhan pertanian

Bab V.Penyusunan materi penyuluhan pertanian:Penyusunan LPM,Pembuatan


sinopsis

Bab VI. Penutup meliputi:kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut

E. Petunjuk Belajar

Untuk mempelajari bahan ajar ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Peserta memiliki motivasi, berpartisipasi aktif dan memperhatikan dengan seksama


dalam proses pembelajaran pada mata diklat ini

2. Peserta membuat catatan khusus untuk memuat data hasil pengamatan belajar
mengajar

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 166
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3. Peserta mempratikkan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan lembar kerja yang


ditentukan

4. Peserta dapat memahami materi dengan baik.

7.2. PENGERTIAN, TUJUAN, RUANG LINGKUP MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

Indikator keberhasilan: Setelah selesai pelatihan peserta dapat menjelaskan


pengertian, tujuan, ruang lingkup materi penyuluhan pertanian

A. Pengertian Materi Penyuluhan Pertanian


Menurut pengertian bahasa materi berarti segala sesuatu yang tampak. Dalam
pengertian yang lebih luas materi sering diartikan sesuatu yang menjadi bahan untuk
diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, atau disampaikan. Dibidang penyuluhan
pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh
penyuluh kepada sasaran senyuluhan. Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif,
afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran
(persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment).
Dalam bahasa teknis penyuluhan, materipenyuluhan seringkali disebut sebagai informasi
pertanian (suatu data/bahan yang diperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan masyarakat
tani). Materi penyuluhan antara lain dapat berbentuk pengalaman misalnya pengalaman
petani yang sukses mengembangkan komoditas tertentu, hasil pengujian/hasil penelitian,
keterangan pasar atau kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Menurut UU Nomor 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, materi
penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan disampaikan
oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang
meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan
kelestarian lingkungan.

B. Tujuan Materi Penyuluhan Pertanian


Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan dan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 167
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

pelestarian sumberdaya pertanian. Karena itu materi penyuluhan pertanian yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi
terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi
materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian
sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian materi
penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada pelaku
utama dan pelaku usaha pertanian. .
C. Ruang Lingkup

Dalam proses komunikasi antara penyuluh dengan sasaran, penyuluh pertanian


akan menyampaikan segala sesuatu yang menyangkut ilmu (teori) dan teknologi (praktis)
pertanian, kesemuanya itu disebut materi penyuluhan. Dapat dikatakan bahwa materi
penyuluhan pertanian adalah segala isi (content) yang terkandung dalam setiap kegiatan
penyuluhan pertanian (Samsudin, 1987 dan Kartasapoetra, 1988). Jadi, ilmu sebagai
materi penyuluhan yang disampaikan kepada petani dapat berupa pengetahuan, misalnya
pemberian informasi tentang perkembangan pertanian, varietas dari suatu komoditi yang
sifatnya hanya untuk diketahui, sedangkan yang bersifat praktis, misalnya materi tentang
budidaya tanaman seperti, cara memilih benih, cara mengolah tanah, cara memupuk, atau
dalam bidang peternakan, seperti cara melakukan vaksinasi, pembuatan pakan dan
teknologi yang berhubungan dengan kegiatan petani. Dengan demikian, informasi teori
sifatnya memberikan motivasi, merangsang, dan memperluas wawasan petani terhadap
perkembangan dunia luar, sedangkan informasi teknologi menyangkut cara-cara yang
sifatnya membimbing dan mengajarkan petani agar terampil mengerjakan materi yang
disampaikan dalam kegiatan penyuluhan.

Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi:

1. Segala informasi pertanian yang mencakup :

1) Pengalaman praktek para petani yang "lebih" berhasil baik dari wilayah yang
bersangkutan maupun dari luar wilayahnya yang mempunyai kondisi agroklimat
yang (hampir) serupa;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 168
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2) hasil-hasil pengujian, terutama dari pengujian lokal (local verification trials);

3) Saran rekomendasi yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang;

4) Keterangan pasar seperti : catatan harga hasil-hasil pertanian, penawaran dan


atau permintaan akan sarana produksi dan hasil-hasil pertanian, dan lain-lain;

5) Berbagai kebijaksanaan dan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh


pemerintah pusat dan daerah setempat yang berkaitan dengan sektor
pertanian seperti kebijaksanaan harga-dasar, peraturan tentang permohonan
dan pengembalian kredit, dan lain-lain.

2. Latihan ketrampilan tentang :

1) teknis pertanian seperti penggunaan alat-alat/mesin pertanian, teknik/cara


memupuk, menggunakan sprayer, dan lain-lain;

2) mengelola usahatani berupa mengerjakan soal-soal latihan analisa usahatani,


pengumpulan informasi pasar dan lain-lain.

3. Dorongan dan atau rangsangan menuju swakarsa, swakarya, dan swadaya


masyarakat berupa :

1) perlunya berusahatani secara berkelompok, pembentukan organisasi dan atau


lembaga-Iembaga pelayanan seperti koperasi, kios produksi, perkreditan,
transportasi, dan lain-lain;

2) menciptakan berbagai kemudahan fasilitas yang diperlukan seperti penyediaan


alat-alat/mesin pertanian, perlengkapan rumah-tangga untuk yang punya hajat,
dan lain-lain.

Ditinjau dari subject-matter (materi pokok) yang harus diberikan sebagai bahan
penyuluhan pertanian, pada dasarnya materi penyuluhan pertanian dapat dikelompokkan
dalam :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 169
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. llmu Teknik Pertanian yang tidak hanya mencakup mengenai apa yang harus
dilakukan, tetapi juga mengapa, bagaimana, kapan dan di mana harus
dilaksanakan. Materi yang diberikan harus dlkaitkan dengan pengalaman yang
dimiliki petani setempat dan harus disertai kepercayaan kepada realitas-realitas
yang ditemui di lapangan. Termasuk dalam materi tentang teknik pertanian adalah
:

1) kegiatan pra panen yang meliputi : (a) pola bertanam dan teknik
pertanamannya. (b) pemupukan yang efektif. (c) pemanfaatan air secara
efisien. (d) perlindungan tanaman secara terpadu dengan menerapkan teori
ambang ekonomi. (e) penggunaan varietas unggul;

2) kegiatan pasca panen meliputi : (a) panen perontokan (b) pengangkutan (c)
pengeringan (d) pengolahan dan (e) penyimpanan.

b. Ilmu Ekonomi Pertanian yang terutama diarahkan kepada usaha pengelolaan


usahatani yang lebih bermanfaat secara ekonomis maupun non ekonomis.
Termasuk dalam materi ilmu ekonomi pertanian adalah :

1) pengelolaan usahatani yang lebih efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip


optimisasi yakni : (a) hasil fisik yang maksimum (b) keuntungan optimum (c)
penekanan biaya (masukan);

2) penguasaan dan pemasaran hasil-hasil pertanian;

3) penggunaan atau pemanfaatan kemudahan kredit produksi pertanian;

4) kelembagaan ekonomi pertanian : koperasi dan lain-lain.

Didalam penyampaian ilmu ekonomi pertanian harus selalu menerapkan


pendekatan multi disiplin dengan analisis interdisiplin yang tidak hanya bagi usaha
menaikkan pendapatan dan atau keuntungan usahatani dalam waktu terbatas tetapi juga
memperhatikan prinsip-prinsip perluasan lapangan dan kesempatan kerja serta usaha
pelestarian lingkungan hidup.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 170
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Ilmu Tatalaksana Rumah Tangga Petani, mengingat bahwa kegiatan usahatani


dalam kenyataannya adalah merupakan bagian dari kegiatan rumah tangga petani
secara keseluruhan, maka untuk menuju efisiensi pengelolaan usahatani harus
selalu dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai tatalaksana rumah tangga petani.
Termasuk dalam materi untuk bidang tatalaksana rumah tangga petani adalah :

1) Pengenalan tentang makna usahatani bagi rumahtangga petani yang dapat


diresapi ;

2) Proses manajemen secara keseluruhan yang mencakup :

(a)Pembuatan atau inventarisasi sumber-sumber

(b)Penetapan tujuan berikut skala prioritasnya

(c) Penetapan masalah berikut skala prioritasnya.

(d)Studi tentang alternatif-alternatif yang mungkin tentang :

 apa yang diinginkan ;

 apa yang akan dibayar ;

 apa yang lebih baik dibayar ;

 dapat dilaksanakan.

(e) Mengembangkan perencanaan anggaran, meliputi kebutuhan uang yang


diperlukan, pola pertanaman, produksi yang diharapkan, kemungkinan
besarnya pengeluaran (pembiayaan) dan penerimaan yang diharapkan;

(f) Perencanaan ikutan tentang catatan singkat yang dapat dipergunakan


untuk pemeriksaan kekayaan, pendapatan, dan lain-lain hal yang tercakup
di dalam perencanaan anggaran;

(g)Evaluasi hasil yang dapat dipergunakan sebagai umpan balik bagi kegiatan
berikutnya yang akan diulangi;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 171
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3) Persiapan anggaran berupa analisis usahatani per tahun;

4) Penerapan perencanaan tatalaksana rumahtangga dan usahataninya.

d. Dinamika Kelompok, kegiatan penyuluhan pertanian pada hakikatnya adalah


suatu kegiatan yang selalu berurusan dengan "manusia" petani yang harus dapat
diajak mengubah sikapnya, cara bertindak, cara bekerja, bahkan juga polapikirnya
untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi melalui usaha menaikkan
produktivitas dan pendapatan/keuntungan usahataninya. Tetapi, jika harga diri
mereka direndahkan, jika potensi yang terpendam di dalam diri tidak digali dan
dikembangkan, perubahan yang diharapkan itu tak akan mungkin terjadi.
Sehubungan dengan itu, mengingat petani adalah golongan masyarakat yang
sangat erat ikatan kelompoknya, maka kepada mereka disamping materi
penyuluhan pertanian yang lain perlu diberi materi tentang dinamika kelompok.
Termasuk di dalam materi ini antara lain :

1) dasar-dasar pengertian tentang dinamika kelompok;

2) makna dari dinamika kelompok;

3) beberapa latihan pengembangan dinamika kelompok seperti : diskusi,


kegiatan-latihan gotong-royong untuk mengerjakan sesuatu, dan lain-lain;

4) dorongan untuk selalu bekerja dan bereksperimen (trials and error).

e. Politik Pembangunan Pertanian, di samping pokok-pokok materi yang telah


disebutkan di atas, maka dalam penyuluhan pertanian perlu juga diberikan pokok
materi tentang politik pembangunan pertanian yang sedang menjadi program
pemerintah. Hal ini penting, sebab tujuan usahatani tidak hanya untuk menuju
kesejahteraan orang seorang atau bagi petani saja, melainkan mempunyai tugas
yang penting bahkan sangat penting arti dan peranannya bagi kesejahteraan
masyarakat dan bangsa pada umumnya. Tidak saja untuk mencukupi kebutuhan
pokok, tetapi juga peran dan artinya ditinjau dari martabat bangsa, dari segi
keamanan, dan stabilitas nasional dalam arti yang sangat luas. Termasuk dalam
materi ini adalah :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 172
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

1) makna pertanian atau usahatani bagi kehidupan manusia;

2) makna usahatani bagi stabilitas nasional;

3) makna usahatani bagi kehidupan umat manusia;

4) berbagai peraturan dan atau kebijaksanaan “baru” dari pemerintah pusat dan
daerah

D. Rangkuman

Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang


akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan dapat
berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada
yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan
hiburan (entertainment).

Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan


pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya dengan memperhatikan pemanfaatan
dan pelestarian sumberdaya pertanian.

Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan
kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi : segala informasi pertanian,
latihan ketrampilan, dorongan dan atau rangsangan menuju swakarsa, swakarya, dan
swadaya masyarakat perlunya berusahatani secara berkelompok, pembentukan organisasi
dan atau lembaga-Iembaga pelayanan seperti koperasi, kios produksi, perkreditan,
transportasi, dan lain-lain,ilmu teknik pertanian,ilmu ekonomi pertanian, ilmu tatalaksana
rumah tangga petani, dinamika kelompok, dan politik pembangunan pertanian.

E. Latihan

1. Bagaimana saudara memahami materi penyuluhan pertanian sebagai pesan


penyuluhan pertanian?

2. Apa tujuan menggunakan materi penyuluhan pertanian terhadap sasaran?


3. Bagaimana ruang lingkup materi penyuluhan pertanian?

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 173
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

7.3 SUMBER-SUMBER MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

Indikator keberhasilan setelah selesai pelatihan peserta dapat menentukan sumber


materipenyuluhan pertanian

A. Sumber Materi Penyuluhan Pertanian


Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa sumber materi penyuluhan pertanian
dapat kelompokkan menjadi :
1. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti :
a. Kementrian /dinas-dinas terkait
b. Lembaga penelitian dan pengembangan
c. Pusat-pusat pengkajian
d. Pusat-pusat informasi
e. Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh
2. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang
bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi
3. Pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari petak
pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan
penyuluhnya.
4. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang,
perguruan tinggi dan lain-lain.
Sehubungan dengan adanya beragam materi tersebut, maka kiranya perlu
diingat bahwa :
1. Materi yang berasal dari lembaga-lembaga resmi (pemerintah dan atau swasta)
seringkali tidak sesuai dengan kondisi pengguna, meskipun telah teruji melalui
metode ilmiah tertentu. Hal ini disebabkan karena, baik lingkungan fisik maupun
sumberdaya yang digunakan tidak selalu sama seperti yang dimiliki atau yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna, khususnya yang berkaitan dengan : peralatan yang
digunakan, pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasai dan tersedianya modal

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 174
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

yang terbata, sehingga tidaklah mengherankan jika materi-materi yang disampaikan


seringkali :
a. Secara teknis tidak dapat dilaksanakan
b. Secara ekonomis tidak menguntungkan
c. Secara politis dan sosial budaya setempat tidak dapat diterapkan
2. Materi yang berasal dari pengalaman petani seringkali masih diragukan
keterandalannya (ketepatan dan ketelitiannya), karena sering tidak memperhatikan
metode ilmiah tertentu yang telah dibakukan.
3. Materi yang berasal dari sumber lain, seringkali kurang jujur, karena dari padanya
melekat kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak selalu sesuai dengan
kebutuhan dan kepenitngan pengguna maupun masyarakat secara keseluruhan.

Oleh karena itu, seyogyanya agar setiap pengguna inovasi selalu bersikap hati-
hati, dengan selalu mencoba terlebih dahulu dalam skala usaha yang relatif kecil
sebagai petak pengalaman atau dengan melakukan pengujian lokal (local
ferification trials). Penerapan langsung setiap inovasi dalam skala luas hanya dapat
diterima manakala pengguna telah memiliki pengalaman yang “baik” dengan setiap
sumber materi yang diterimanya.

B. Rangkuman

Materi penyuluhan pertanian dapat digali dari berbagai sumber, antara lain :
sumber resmi dari instansi pemerintah, sumber resmi dari lembaga-lembaga
swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian
dan penyebaran informasi, pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri
atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa
bimbingan penyuluhnya dan sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi
pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.

C. Latihan

1. Menurut pengalaman, dari mana saja saudara mengambil bahan untuk dikemas
menjadi materi penyuluhan pertanian ?

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 175
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Apa kesulitan-kesulitan yang ditemukan pada saat proses pengambilan bahan untuk
materi penyuluhan pertanian ?

7.4. PEMILIHAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat memilih


materi penyuluhan pertanian yang tepat dalam kegiatan penyuluhan

A. Ragam Materi

Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-


tama harus diingat bahwa materi tersebut harus senantiasa mengacu kepada
kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Tetapi didalam
prakteknya seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih dan menyajikan
materi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat sasarannya. Hal ini disebabkan
oleh karena keragaman sasaran yang dihadapi, sehingga menuntut keragaman
kebutuhan yang berbeda atau keragaman materi yang harus disampaikan pada saat
yang sama. Kesulitan lain juga dapat muncul manakala pemahaman tentang sasaran
dan waktu menjadi pembatas.

Sehubungan dengan hal tersebut, Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993)


memberikan acuan agar setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi
penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya ke dalam :

1. Materi Pokok (Vital)


Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan harus diketahui
oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya mencakup 50 persen dari seluruh
materi yang disampaikan.
2. Materi Penting (Important)

Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi ini diberikan
sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
3. Materi Penunjang (Helpful)
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 176
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan yang


sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahamannya
tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi ini maksimal 20 persen dari
seluruh materi yang disampaikan.

4. Materi Mubazir (Super flous)

Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada gayutannya dengan kebutuhan yang
dirasakanoleh sasaran. Karena itu dalam setiap kegiatan penyuluhan sebaiknya
justru dihindari penyampaian materi seperti ini.

B. Pertimbangan pemilihan materi penyuluhan

Agar materi yang akan kita sampaikan benar-benar efektif (sesuai dengan
kebutuhan sasaran), maka dalam melakukan pemilihan materi penyuluhan pertanian
hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini :

1. Profitable,memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran;


2. Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer daripada kegiatan
yang ada sekarang
3. Competibility, tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kebudayaan
masyarakat
4. Simplicity, sederhana mudah dilaksanakan, tidak memerlukan ketrampilan yang
terlalu tinggi
5. Availability, pengetahuan, biaya dan sarana yang diperlukan, dapat disediakan
oleh sasaran
6. Immediate Aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang
nyata
7. In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu mahal
8. Law risk, tidak mempunyai resiko yang besar dalam penerapannya
9. Spectaculer impact, impact dari penerapannya menarik dan menonjol
10. Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam
kondisi yang berbeda.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 177
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

C. Rangkuman

Ragam materi penyuluhan pertanian yang ingin disampaikan pada setiap


kegiatan penyuluhan pertanian adalah meliputi :

1. Materi Pokok (Vital)


2. Materi Penting (Important)
3. Materi Penunjang (Helpful)
4. Materi Mubazir (Super flous)
D. Latihan
Pertimbangan apa saja yang saudara gunakan dalam memilih materi penyuluhan di
lapangan ?

7.5. PENYUSUNAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat


menyusun materi penyuluhan pertanian

A. Penyusunan LPM
Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun dalam
Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan LPM dimaksudkan untuk
memudahkan Penyuluh menyampaikan materi penyuluhannya, karena didalam LPM
dicantumkan hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait
dengan materi penyuluhan. Berikut adalah contoh format LPM.

B. Penyusunan Sinopsis

Selain LPM perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang dapat dituangkan kedalam
“sinopsis”. Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal
kata tersebut, sinopsis diartikan: ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi
maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 178
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Sinopsis terdiri dari dua versi, yaitu :

1. Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau sudah ditulis
secara lengkap
2. Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang akan dituangkan
dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.

Langkah-langkah membuat sinopsis karya yang sudah ada adalah:


a. Membaca materi dengan seksama dan penuh konsentrasi;
b. Menyediakan waktu khusus untuk membaca;
c. Membaca dalam kondisi rileks – tanpa tekanan;
d. Pahami materi;
e. Pikirkan sinopsis yang akan ditulis siapa pembacanya?;
f. Tulis sinopsis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Sedangkan langkah-langkah membuat snopsis untuk menyampaikan‟ ide atau
gagasan,adalah :
a. Pemetaan materi yang akan disampaikan: siapa sasarannya?;
b. Sinopsis yang telah ditulis perlu disertai lembar-lembar presentasi detail gagasan
sebagai pendukungnya;
c. Siap menerima kritikan dan melakukan revisi (apabila dianggap perlu) bahkan
mungkin merombak (re-writing);
d. Mempertimbangkan segi ekonomi
e. Siap mempresentasikan sinopsis.

C. Rangkuman
Materi yang akan disampaikan kepada sasaran disusun dalam Lembar Persiapan
Menyuluh (LPM) dan dibuat sinopsis. Sinopsis adalah ringkasan dari suatu materi yang
panjang (baik fiksi maupun non-fiksi).

D. Latihan
1. Apa manfaat LPM dan Sinopsis untuk kegiatan penyuluhan pertanian di lapangan ?
2. Apa kesulitan saudara dalam menyusun LPM dan sinopsis ?

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 179
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

7.6. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang
akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan dapat
berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada
yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan
hiburan (entertainment).

Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan


pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan dan
pelestarian sumberdaya pertanian. Materi tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh
instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan
pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi,
lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

Materi penyuluhan pertanian dapat digali dari berbagai sumber, antara lain: sumber
resmi dari instansi pemerintah, sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga
swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran
informasi, pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari petak
pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya dan
sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang,
perguruan tinggi dan lain-lain.

Ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatan penyuluhan
pertanian adalah meliputi :

1. Materi Pokok (Vital)


2. Materi Penting (Important)
3. Materi Penunjang (Helpful)
4. Materi Mubazir (Super flous)
Materi yang akan disampaikan kepada sasaran disusun dalam Lembar Persiapan
Menyuluh (LPM) dan dibuat sinopsis. Sinopsis adalah ringkasan dari suatu materi yang
panjang (baik fiksi maupun non fiksi).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 180
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

B.Implikasi

Diklat fungsional penyuluh pertanian dengan mata diklat media penyuluhan


pertanian ini sangat penting oleh penyuluh dalam meningkatkan kompetensi penyuluh.
Dalam proses penyuluhan dengan menyusun materi yang baik, sehinga materi bisa
diterima dengan lengkap.

C.Tindak Lanjut

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme penyuluh pertanian, maka materi


penyuluhan pertanian ini harus diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas penyuluh
dilapangan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 181
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB VIII

MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

8.1. PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah


penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi dan
teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan
untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada petani sebagai
pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio, media audio visual, media berupa
obyek fisik atau benda nyata.
Secara umum dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang
digunakan dalam proses belajar. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas
informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting dalam memberikan
pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan belajar.
Dalam bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, kemampuan literasi visual
sangat penting, khususnya bagi para guru, dosen, penyuluh, maupun pelatih/fasilitator
lainnya karena dengan demikian mereka dapat lebih efektif dan efisien dalam
menyampaikan materi penyuluhan, pelajaran/pelatihannya.
Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan
efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang
dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan,
keterampilan dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.
Selain dari pada itu media diharapkan dapat lebih mengkongkritkan apa yang
dijelaskan komunikator kepada komunikan (sasaran), sehingga sasaran lebih mudah dan
lebih cepat menangkap materi, apa yang dilihat sasaran akan terkesan lebih lama
dibandingkan dengan didengar dan media mampu memotivasi dan mampu memusatkan
perhatian.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 182
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

8.2. Pengertian Media Penyuluhan Pertanian

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan
kepada penerima pesan. The Association for Educational Communications Technology
(AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat merangsang untuk belajar.
Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk
memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian
rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat
menyerap pesan dengan mudah dan jelas.
Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk
setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran,
penyampaian pesan.

8.3 Manfaat Media Penyuluhan Pertanian

Kemajuan tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi produksi
maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin
meningkat pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak dapat ditawar lagi.
Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan
cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan keluarganya serta masyarakat
pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media penyuluhan pertanian semakin penting.
Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasan-
keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran ,
misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan
waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan
penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian petani
dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus
walaupun tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 183
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari
proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segi
proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar.dan dari peragaan.

1. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Saluran Komunikasi (Channel)


Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian
a. Menyalurkan pesan/informasi dari sumber/komunikator kepada sasaran yakni
petani dan keluarganya sehingga sasaran dapat menerapkan pesan dengan
kebutuhannya.
b. Menyalurkan ”feed back”/umpan balik dari sasaran/komunikan kepada
sumber/komuniukator sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan/ pengembangan
dalam penerapan tehnologi selanjutnya.
c. Menyebarluaskan pesan informasi kemasyarakat dalam jangkauan yang luas,
mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
d. Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan pertanian secara teratur dan sistimatik

2. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Media Belajar Dalam Kegiatan


Penyuluhan Pertanian
Pada tahap awal peranan penyuluh pertanian sangat dominan dalam kegiatan
belajar petani, lama kelamaan berubah petani menjadi lebih dinamis mulai banyak
belajar, melalui pengalaman. Melalui interaksi dengan lingkungannya dan
memanfaatkan media penyuluhan pertanian. Sekarang penyuluh pertanian berperan
sebagai mitra kerja petani, mendampingi dan membantu petani dalam memecahkan
masalah yang dihadapi dilapangan bersama dengan petani lainnya melalui kegiatan
kelompok tani.

Peranan media penyuluhan pertanian sebagai media belajar dalam kegiatan


penyuluhan pertanian sebagai berikut :

a. Memberi pengalaman belajar yang integral dari kongkrit ke abstrak.


Petani belajar dimulai dari situasi nyata dilapangan melalui pengalam
langsung sebagai contoh, kegiatan sekolah lapangan (SL) dalam rangka
memasyarakatkan Pengendalian hama terpadu (PHT) tanaman padi.Petani secara

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 184
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

berkelompok belajar mengamati hama/penyakit tanaman langsung dari runpun padi


sawah. Cara belajar tersebut disebut cara belajar Lewat pengalaman (CBLP). Hasil
pengamatan dicatat oleh petani, kemudian didiskusikan bersama secara priodik.

Selanjutnya petani belajar melalui berbagai media penyuluhan pertanian


lainnya antara lain : spesimen, poster, leaflet, folder, gambar, slide, flm dan
sebagainya. Materi pelajaran tidak terbatas pada hama/penyakit saja tetapi
berkembang dengan materi yang terkait seperti ekologi tanaman, musuh alami,
pemupukan, fisiologi tanaman dan sebagainya sampai panen. Dengan demikian
memberi pengalaman yang luas dan terpadu. Pengalaman-pengalaman yang
diperoleh dan kongkrit kearah abstrak penyuluh pertanian sebagai mitra petani
berfungsi membantu/membimbing proses belajar tersebut.

b. Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara terus menerus dan


berkelanjutan.
Tehnologi selalu berubah dan berkembangkarena itu media penyuluhan pertanian
harus selalu menyalurkan pesan/informasi yang mutakhir. Siaran pedesaan
misalnya adalah media penyuluhan pertanian yang harus selalu siap menyalurkan
perkembangan tehnologi yang mutakhir tersebut.

c. Memungkinkan proses belajar secara mandiri.

Tersedianya berbagai macam media penyuluhan pertanian seperti: brosur, kaset


rekaman, folder, leaflet, lembaran informasi pertanian (Lptan) dan lain-lain,
memungkinkan untuk terjadinya proses belajar secara mandiri.

3. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Peragaan Dalam Kegiatan


Penyuluhan Pertanian

Peragaan merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan


kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian yang bersifat verbalistis
akan kurang berhasil. Peragaan berkaitan erat dengan penginderaan, peranan
pengeinderaan sangat penting dalam proses belajar termasuk dalam kegiatan
penyuluhan pertanian.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 185
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pendapat para ahli dan hasil penelitian sepertitersebut diatas penting artinya
dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Media harus berperan pula sebagai peragaan
petani belajar lebih efektif bila ia belajar dengan melihat, mendengar dan sekaligus
mengerjakannya (learning by doing).

Sejalan dengan pandangan diatas, maka peranan media penyuluhan pertanian


sebagai peragaan dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut :

a. Media Penyuluhan Pertanian Mempertinggi Efektivitas belajar.


Media yang bermuatan peragaan dapat menarik perhatian, memusatkan perhatian
dan memberi kejelasan terhadap pesan yang disampaikan , mempermudah untuk
dimengerti dan kesannya bertahan lama dalam ingatan.

b. Meningkatkan Interaksi Petani dengan Lingkungannya

Misalnya melalui media demonstrasi di lapangan petani belajar langsung dari


lingkungannnya dan hasilnya akan meyakinkan petani terhadap pesan yang
didemonstrasikan.

c. Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan

Keterampilan hanya dapat dicapai melalui peragaan langsung tentang langkah-


langkah kerja yang harus dilakukan. Petani harus melakukannya sendiri sesuai
dengan lembaran petunuk kerja melalui media penyuluhan pertanian.

D. Jenis, Penggolongan Dan Karakteristik Media Penyuluhan Pertanian

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan,


banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Pertanyaan yang muncul sekarang,
bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana
merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang
sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 186
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

1. Menentukan Jenis Media


Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar
merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan atau
penyuluhan.

Paling tidak ada 6 (enam) pertanyaan yang perlu diajukan berkaitan dengan
penentuan jenis media yang digunakan, antara lain :

a. Siapa yang akan dilatih ?


b. Apa yang diharapkan dan mampu dilakukan oleh peserta didik ?
c. Dimana pelatihan akan diadakan dan berapa lama ?
d. Metode belajar apa yang digunakan ?
e. Media penyuluhan apa yang akan digunakan ?
f. Bagaimana mengetahui efektifitas pelatihan/penyuluhan ?

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 187
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Untuk jelasnya jenis-jenis Media Penyuluhan Pertanian dapat digambarkan dalam gambar
berikut :

- Benda sesungguhnya
- Sample/Monster
BENDA SESUNGGUHNYA - Spesimen
- Model, Maket
DAN TIRUAN - Simulasi

- Gambar, Skets, Foto


- Poster, Leaflet, Folder
- Peta singkap, Kartu kilat
- Diagram
TERCETAK - Grafik, bagan, peta
- Brosur, majalah, buku

MEDIA

PENYULUHAN

PERTANIAN

- Kaset,CD, DVD, MP 3,
MP 4 Audio
AUDIO

- Slide film
- Movie film
- Film strip
- Video (VCD,DVD) film
- Televisi
AUDIO VISUAL - Komputer
(Interaktif,Presentasi)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 188
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tabel 1. Jenis Media Penyuluhan Pertanian Berdasarkan krakteristik dan

contoh-contohnya.

No. Jenis Media Contoh-Contoh

1. Media Penyuluhan Gambar, Skets, Foto, Poster, Leaflet, Folder, Peta singkap,
Tercetak Kartu kilat, Diagram, Grafik, bagan, peta, Brosur, majalah,
buku

Kelebihannya : relatif tahan lama, dapat dibaca berulang-


ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing-
masing, mudah dibawa dsb.

Kelemahannya : Proses penyampaian sampai pencetakan


butuh waktu relatif lama, sukar menampilkan gerak,
membutuhkan tingkat literasi yang memadai, cenderung
membosankan bila padat dan panjang.

2. Media Penyuluhan Kaset,CD, DVD, MP 3, MP 4 Audio


Audio
Kelebihannya : Informasi dikemas sudah tetap, terpatri dan
tetap sama bila direproduksi. Produksi dan reproduksinya
tergolong ekonomis dan mudah didistribusikan.

Kelemahannya : Bila terlalu lama akan membosankan,


perbaikan atau revisi harus memproduksi master baru.

3. Media Penyuluhan Slide film, Movie film, Film strip, Video (VCD,DVD) film,
Visual dan Audio - Televisi, Komputer (Interaktif,Presentasi)
Visual
Kelebihannya : dapat memberikan gambaran yang lebih
kongkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih
atraktif dan komunikatif.

Kelemahannya : Biaya produksi relatif mahal, produksi


memerlukan waktu dan diperlukan peralatan yang tidak
murah.

4. Media penyuluhan Benda sesungguhnya, Sample/Monster, Spesimen, Model,


berupa Objek fisik Maket,Simulasi
atau benda nyata
Menunjukan benda hidup secara nyata, berbentuk tiga

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 189
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dimensi dan alat peraga.

Kelebihannya : Dapat menyediakan lingkungan belajar


yang amat mirip dengan lingkungan kerja sebenarnya,
memberikan stimulasi terhadap banyak indera, dapat
digunakan sebagai latihan kerja, latihan menggunakan alat
bantu dan atau latihan simulasi.

Kelemahannya : Relatif mahal untuk pengadaan benda


nyata.

2. Penggolongan Dan Karakteristik Media Penyuluhan Pertanian

Klasifikasi media berarti penggolongan atau mengelompokkan berbagai macam


media berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Tujuannya adalah untuk memudakan pemilihan
dan penggunaan media sesuai dengan kebutuhan sasaran. Klasifikasi media penyuluhan
pertanian berpedoman kepada klasifikasi media pendidikan pada umumnya karena
penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan yang bersifat non formal.

A. Dasar-dasar Pengelompokan.

a. Perkembangan media pendidikan dimulai dari peranan awalnya sebagai alat bantu
mengajar (teaching aids). Penggunaan alat bantu audio visual, misalnya gambar,
model, monster, benda sesungguhnya, telah lama terbukti dapat memberi
pengalaman kongkrit, memberi motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan
tretensi belajar.
Penggolongan media pendidikan dapat digolongkan berdasarkan stimulus atau
rangsangan yang ditambahkannya. Bermacam-macam media pendidikan dapat
dikelompokkan berdasarkan rangsangan terhadap pancaindera seperti indera
penglihatan, indera pendengaran ,indera penciuman, indera perasa dan indera
peraba.

b.Timbulnya teori komunikasi memberi pengaruh dan menyebabkan perubahan


pandangan terhadap alat audio-visual. Alat audio-visual tidak hanya dipandang
sebagai alat bantu mel;ainkan juga sebagai alat menyalurkan pesan (channel), yang
berasal dari pemberi pesan. Alat audio visual sebagai penyalur pesan dapat

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 190
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dikelompokkan berdasarkan jangkauannya. Jangkauan audio visual dapat bersifat


massal seperti media cetak, siaran radio, siaran televisi dan lainn-lain. Disamping itu
digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat kelompok dan individual.

c. Pada perkembangan berikutnya dalam proses belajar timbul pandangan bahwa


perubahan tingkah laku merupakan komponen yang menentukan dalam mengukur
keberhasilan proses belajar.

Teori tingkah laku (behavior theory) ajaran B.H Skinner memandang agar lebih
memperhatikan perubahan tingkah laku dalam proses belajar.

Bahkan memberi dorongan agar dapat menciptakan media pendidikan sebagai media
belajar yang dapat mengubah tingkah laku sesuai dengan tujuan belajar. Peranan
media pendidikan menjadi lebih panjang agar dapat memberi dorongan untuk belajar
secara mandiri tanpa hadirnya pemberi pesan secara fisik misalnya melalui media
terekam, media tercetak dan media terproyeksi.

Bentuk dan karakteristik media tersebut dapat pula dijadikan dasar dalam
pengelompokkan media pendidikan.

B. Pengelompokkan Media Penyuluhan Pertanian


Berdasarkan dasar-dasar pengelompokkan media pendidikan pada umumnya, maka
media penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan berdasarkan rangsangan
penerimaan/indera penerimaan, daya liput/jumlah sasaaran, pengalaman belajar dan
bentuk/karakteristik, media sebagai berikut :

a. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan panca indera.


1. Media benda sesungguhnya, rangsangan melalui seluruh pancaindera antara
lain: spesimen, monster, sample.
2. Media Audio-Visual rangsangan melalui indera pendengaran dan indera
penglihatan antara lain : film, siaran televisi, video.
3. Media Visual, melalui indera penglihatan antara lain : film, slide, foto, poster.
4. Media Audio, rangsangan melalui indera pendengaran antara lain : kaset
rekaman, siaran radio.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 191
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

b. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan daya liput/jumlah sasaran.


1. Media Massal antara lain : siaran radio, siaran televisi dan media cetak.
2. Media Kelompok antara lain : film, slide, kaset rekaman, transparansi.
3. Media individual antara lain : benda sesungguhnya, specimen.

c. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan tingkat pengalam belajar


terdiri dari :
1. Media yang memberikan pengalaman belajar secara kongkrit melalui kehidupan
masyarakat antara lain benda sesunguhnya, petak percontohan, spesimen.
2. Media yang memberi pengalam belajar melalui benda/situasi tiruan antara lain :
simulasi, permainan, model.
3. Media yang memberi pengalaman belajar melalui audio-visual aids (AVA) antara
lain : film,slide, kaset dan rekaman.
4. Media yang memberi pengalam belajar melalui kata-kata baik lisan atau tertulis
antara lain : buku, majalah, ceramah.

d. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan bentuk/karakteristik media :

1. Media benda/situasi sesungguhnya antara lain : percontohan Tanaman/Ternak


2. Media berupa/situasi tiruan antara lain: model, simulasi, permainan simulasi.
3. Media terproyeksi antara lain : film, siaran TV, film slide.
4. Media tercetak misalnya poster, leaflet, folder, liptan.
5. Media terekam misalnya : kaset, siaran radio, CD, VCD, DVD.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 192
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Latihan 1

Berilah tanda (X) atau (O) pada jawaban yang anda anggap benar !.

1. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan


sehingga dapat merangsang :
a. Fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran
b. Fikiran, perkataan dan perbuatan sasaran
c. Gairah hati, kemauan dan kepandaian sasaran
d. Kehendak hati, sikap dan asumsi sasaran

2. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti :
a. Tengah/perantara
b. Pengiriman/pemberi
c. Pelaksana
d. Teknologi

3. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai peragaan dalam kegiatan penyuluhan


pertanian sebagai berikut, kecuali :

a. Media Penyuluhan Pertanian Mempertinggi Efektivitas belajar


b. Meningkatkan Interaksi Petani dengan Lingkungannya
c. Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan
d. Sebagai sarana ekspresi penyampai pesan agar kelihatan pandai

4. Contoh media penyuluhan pertanian tercetak antara lain :


a. Gambar, skets, foto, poster, leaflet, folder, peta singkap, brosur, majalah, buku
b. Gambar, skets, foto, poster, film, folder, peta singkap, brosur, majalah, buku
c. Poster, presentasi, folder, peta singkap, brosur, majalah, buku, specimen, diorama
d. Folder, peta singkap, brosur, majalah, buku, slide film, kaset,CD

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 193
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

5. Contoh media penyuluhan pertanian Media Penyuluhan Audio-Visual antara lain kecuali :
a. Siaran televisi, kaset Video, VCD,DVD, Sound slide dan film
b. Siaran televisi, kaset Video, VCD,DVD, Sound slide dan film, CD interaktif
c. Kaset Video, VCD,DVD, Sound slide dan film, diorama
d. Kaset Video, VCD,DVD, Sound slide dan film, CD interaktif

6. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan daya liput/jumlah sasaran.

a. Media Massal antara lain : siaran radio, siaran televisi dan media cetak.
b. Media Kelompok antara lain : film, slide, kaset rekaman, transparansi.
c. Media Interaksi, CD, VCD, film, poster
d. Media Individual antara lain : benda sesungguhnya, specimen.
Rangkuman

Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat
merangsang untuk belajar.

Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari
proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam kegitan penyuluhan
pertanian.

Media penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan berdasarkan rangsangan


penerimaan/indera penerimaan, daya liput/jumlah sasaaran, pengalaman belajar dan
bentuk/karakteristik.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 194
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

8.4. Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian

A. Perlunya Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian


Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu
dilakukan pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai
efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan
perilaku petani.

Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai persiapan pemilihan,


sebagai berikut :

a. Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan pertanian


yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.
b. Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah
disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.
c. Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk berhasil
mencapai tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.
d. Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat
efektivitas yang berbeda-beda.
e. Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode
penyuluhan yang digunakan.
B. Kriteria Pemilihan Penyuluhan Pertanian

Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan pertanian


adalah : tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran,
jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan penggunaan media
secara terpadu.

a. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian yang hendak dicapai


Tujuan Kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani sesuai
dengan perkembangan teknologi pertanian. Aspek prilaku adalah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Beberapa alternatif pemilihan media penyuluhan pertanian dihubungkan dengan


aspek perilaku, seperti tercantum pada tabel berikut :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 195
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tabel 5 : Alternatif pemilihan media sesuai dengan aspek perilaku sasaran

Alternatif pemilihan media sesuai

Klasifikasi Media Dengan aspek perilaku sasaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

- Benda Percontohan Percontohan Percontohan


Sesungguhnya
- Maket - Spesimen - Model
- Spesimen - Model
- Sample/moster - Sample/moster

- Media Tercetak - Poster - Brosur - Peta Singkap


- Liptan - Folder - Folder
- Foto - Leaflet - Leaflet
- Peta Singkap - Peta Singkap - Liptan

- Media Terproyeksi - Video TV - Transparansi - Film slide


- LCD Film - Film Slide - Film strip
- Film Strip - Film strip - Video
- Presentasi - Video TV - TV
- Presentasi - Presentasi

- Media Terekam - Rekaman siaran - CD,DVD - CD,DVD


- Radio Rekaman Rekaman
- CD,DVD,Rekaman - Rekaman Siaran
Radio

b. Tahap adopsi sasaran

Pemilihan media disesuaikan dengan tahap adopsi petani. Tahap kesadaran,


minat penilaian, mencoba dan menerapkan, masing-masing memerlukan media

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 196
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

yang efektif misalnya untuk tahap adopsi penilaian dan mencoba, dipilih media
sesungguhnya melalui metode demonstrasi.

c. Jangkauan media penyuluhan pertanian


Pemilihan disesuaikan dengan jangkauan media, untuk pendekatan perorangan
dan kelompok dipilih media sesungguhnya melalui metode demonstarsi cara,
kunjungan ke usahatani, sedangkan untuk pendekatan missal dipilih media
sesungguhnya melalui metode pameran, media terekam melalui siaran radio
dan terproyeksimelalui siaran televisi.
d. Karakteristik
Karkteristik media berkaitan dengan rangsangan terhadap indera sasaran.
Penggolongan media menurut kelom[pok audio-visual misalnya adalah untuk
memudahkan memilih tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi.

e. Pertimbangan dana yang tersedia


Sedapat mungkin dipilih media yang biayanya tidak mahal tapi efektivitasnya
tinggi. Pemilihan media sesungguhnya yang dapat dibuat sendiri dengan harga
relative murah merupakan alternative yang perlu di tempuh apabila dana yang
tersedia sangat terbatas. Sering terlupakan bahwa benda sesungguhnya di
lingkungan petani dapat dimanfaatkan sebagai media asalkan persyaratan
terpenuhi.
f. Pemilihan beberapa media penyuluhan untuk digunakan secara terpadu
Berbeda alternatif dapat dipilih antara beberapa kelompok media : misalnya
media tercetak dikombinasikan dengan media terekam dan media terproyeksi.
Pemilihan kombinasi media tersebut tetap mengacu pada penggunaan yang
efektif dan efisien.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 197
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

D. Prosedur Pemilihan Media Pertanian


Prosedur pemilihan media penyuluhan pertanian perlu mendapat perhatian sebagai
berikut :
1. Tetapkan pesan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran yakni
kebutuhan petani.
2. Rumuskan tujuan yang hendak dicapai yakni perubahan prilaku petani dengan
aspek pengetahuan keterampilan dan sikap.
3. Lakukan pemilihan terhadap media penyuluhan yang tersedia, potensi
lingkungan petani yang dapat dimanfaatkan sebagai media penyuluhan dan
penilaian terhadap tahap adopsi sasaran
4. Perhitungan biaya yang diperlukan untuk persiapan pembuatan atau pengadan
media penyuluhan.
5. Tetapkan media penyuluhan sesuai dengan metode penyuluhan yang telah
ditetapkan.
6. Lakukan evaluasi pemilihan dan penggunaan metode
Evaluasi penting dilakukan untuk mengukur sejauh mana media penyuluhan
pertanian yang telah dipilih dan digunakan. Dirasakan manfaatnya terhadap
pemilihan bahan perbaikan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penggunaan media penyuluhan pertanian pada periode berikutnya
secara berkesinambungan.

Media tidak dapat dipilih dan digunakan asal saja, tetapi harus dipilih dengan
seksama dan digunakan dengan benar. Tidak ada suatu mediapun yang dapat dipakai
untuk mencapai semua tujuan, sehingga tidak mungkin semua diperlakukan dengan media
yang sama. Dalam penyelenggaraan penyuluhan, pemilihan jenis media yang digunakan
perlu dipertimbangkan pada kebersamaan antara metode belajar mengajar, tujuan dan
situasi pelatihan. Berikut ini gambaran penggunaan media penyuluhan yang sesuai untuk
berbagai kelompok sasaran dapat dilihat pada tabel 1.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 198
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tabel 1. Penggunaan Jenis Media Berdasarkan Kelompok Sasaran

No. Jenis Media Sasaran

Massal Kelompok Individu

1. Poster √ - -

2. Film Layar Lebar √ - -

3. Film Video - √ -

4. Folder/Leaflet - √ √

5. Brosur, Komik - √ √

6. Peta Singkap/Flipchart - √ -

7. Kartu Kilat/Flaschard - √ -

8. Papan Flanel - √ -

9. Siaran Pedesaan (TV, Radio) √ - -

10. Kaset Rekaman, CD, VCD, DVD. - √ √

11. Slide - √ -

12. Photo - √ √

13. Transparansi /Presentasi - √ -

14. Model - √ -

15. Papan Tulis - √ -

16. Telephone - - √

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain :


Tujuan perubahan yang akan dicapai oleh sasaran, karakteristik sasaran/peserta didik,
strategi komunikasi, isi pesan, biaya dan karakteristik wilayah.

Banyak ragam media atau jenis media yang dapat kita pilih dan kiat gunakan
tergantung pada materi yang disajikan, keadaan/kebutuhan sasaran, situasi tempat
pembelajaran dan tentunya tergantung tujuan yang ingin dicapai. Ragam media

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 199
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

penyuluhan yang kerap digunakan dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar,
yaitu media penyuluhan tercetak, media penyuluhan audio, media penyuluhan audio visual
dan objek fisik atau benda nyata.

Dari sekian banyak media dalam penggunaannya tidak ada satu mediapun yang
terbaik, karena setiap jenis media mempunyai kelemahan. Yang terbaik tentunya
menggunakan kombinasi beberapa jenis media, sehingga dapat menutupi kelemahan
media tersebut.

Latihan 2
1. Dasar pertimbangan pemilihan suatu media yang paling sederhana yaitu :
b. dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan
c. mencari kepraktisan untuk menyelesaikan kewajiban sebagai penyuluh
d. mencari tempat yang dapat dijangkau dengan mudah
e. memaksakan dengan kondisi lingkungan setempat

2. Beberapa faktor paling penting untuk dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain ;
a. waktu, tenaga, biaya, katalog, penyuluh
b. karakteristik peserta, katalog, tenaga, waktu, biaya.
c. sumber daya, keadaan lingkungan, kondisi tempat, fasilitas.
d. tujuan instruksional, karakteristik sasaran, jenis rangsangan belajar, keadaan lingkungan
dan sumber daya, kondisi setempat serta luas jangkauan yang dilayani.

3. Media audio dalam kegiatan penyuluhan terutama digunakan dalam :


a. Pembelajaran bersama-sama untuk seluruh usia petani
b. Pengajaran dalam kelas yang terbatas sarananya
c. Pengajaran bagi petani pemula
d. Pengajaran bagi petani lanjut usia

4. Keterampilam menata gambar dalam pembuatan poster harus memperhatikan beberapa hal
kecuali :
a. Kesederhanaan , tonjolkan gambar/hal yang penting saja.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 200
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

b. Keseimbangan antara gambar dan kata-kata.


c. Keserasian/harmonis
d. Sekehendak hati
Rangkuman

Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan
efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku petani.
Kriteria yang digunakan dalam memilih media penyuluhan Tujuan kegiatan penyuluhan
yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran, jangkauan media, karakteristik media,
dana yang tersedia dan penggunaan media secara terpadu.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain :


Tujuan perubahan yang akan dicapai oleh sasaran, karakteristik sasaran/peserta didik,
strategi komunikasi, isi pesan, biaya dan karakteristik wilayah.

Ragam media atau jenis media yang dapat kita pilih dan kiat gunakan tergantung
pada materi yang disajikan, keadaan/kebutuhan sasaran, situasi tempat pembelajaran dan
tentunya tergantung tujuan yang ingin dicapai. Ragam media penyuluhan yang kerap
digunakan dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu media penyuluhan
tercetak, media penyuluhan audio, media penyuluhan audio visual dan objek fisik atau
benda nyata.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 201
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

8.5. Pembuatan Media Penyuluhan Pertanian

A. Persiapan Pembuatan Media Penyuluhan


1. Beberapa pemikiran berkaitan dengan pembuatan media penyuluhan pertanian.

a. Pemanfaatan benda sesungguhnya yang bersumber dari tranaman/Ternak di


pedesaan sebagai media penyuluhan pertanian.
Misalnya pohon mangga jenis ungul dikebu petani yang telah memenuhi syarat
untuk menjadi pohon induk dan telah memperoleh sertifikat dari instansi terkait,
begitu pula jenis unggul ternak milik petani yang memenuhi syarat dijadikan
petani sebagai induk dan percontohan penyuluh Pertanian dapat memanfaatkan
sebagai media penyuluhan pertanian dan mendorong petani untuk
mengembangkan menjadi penangkar benih

b. Partisipasi petani dalam pembuatan media Penyuluhan Pertanian misalnya


petani yang senang mengumpulkan berbagai hama tanaman dapat dimanfaatkan
dalam membuat insektarium.
c. Penampilan lembaga-lembaga yang terkait dengan kegiatan penyuluhan
pertanian misalnya Balai Benih dan lain-lain, apabila penataan lingkungannya
baik maka sekaligus dapat berfungsi sebagai percontohan/sebagai media
penyuluhan pertanian.
d. Bahwa tidak semua media penyuluhan pertanian dapat dibuat sendiri oleh
penyuluh, namun pembuatan media penyuluhan pertanian yang sederhana dan
praktis untuk digunakan adalah perlu. Untuk itu Penyuluh Pertanian harus kreatif,
mempunyai kemampuan dan keterampilan membuat media penyuluhan
pertanian tersebut.
2. Beberapa Petunjuk Umum dalam persiapan pembuatan media penyuluhan
pertanian.
a. Memenuhi persyaratan media antara lain :
- Adanya pesan yang jelas, menarik perhatian
- Mudah dimengerti, mendorong untuk menerapkannya.
b. Keterampilan merancang antara lain : membuat gambar, skets, grafik, bagan
dan sebagainya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 202
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Keterampilam menata gambar dengan memperhatikan.


- Kesederhanaan , tonjolkan gambar/hal yang penting saja.
- Keseimbangan antara gambar dan kata-kata.
- Keserasian/harmonis.
- Menonjolkan pusat perhatian
- Irama atau aliran gerak yang serasi.
d. Keterampilan menyusun naskah dan membuat skenario.
- Naskah ilmiah semimpopuler, ilmiah populer dan tulisan populer.
- Skenario pembuatan slide, rekaman dan lain-lain. Sebaiknya menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar.
e. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan antara lain
- Alat gambar
- Alat pembuat huruf, alat dan bahan khusus menurut jenis media yang akan
dibuat.

B. Membuat Media Penyuluhan Pertanian Siaran Radio

Siaran Radio adalah Media Audio yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk
menyampaikan informasi dan pesan. Program audio akan sangat efektif bila dengan
menggunakan bunyi dan suara kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan
daya imajinasinya sehingga ia dapat menvisualkan pesan-pesan yang ingin disampaikan.
a. Tujuan dari Siaran Radio untuk :
1. Menyebarluaskan inovasi/teknologi kepada masyarakat secara luas
2. Menarik perhatian masyarakat adanya teknologi atau inovasi
3. Mendorong petani dan masyarakat luas untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya
4. Memberikan hiburan kepada masyarakat khususnya petani dan keluarganya
b. Prosedur pembuatan Siaran Radio
1. Tahap Pra – Produksi
a. Pemilihan topik yang tepat
b. penentuan bentuk siaran yang sesuai
- uraian - reportase

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 203
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

- dialog - wawancara
- diskusi - laporan pembangunan
- dinamika pembangunan - sandiwara dll.
c. studi pustaka/survei lapangan (bila diperlukan)
d. pembagian tugas dan tanggung jawab tim (organisasi produksi)
- produser - sutradara
- asisten sutradara - kameramen
- penulis skenario - narator, pemain dsb.
e. pengumpulan data
f. persiapan perangkat-perangkat untuk produksi/penayangan (live)
2.Tahap Produksi
a. pengolahan data
b. pengambilan suara (untuk rekaman)
c. penyusunan naskah jadi
3. Tahap Pasca Produksi
a. Editing
b. Packing
c. penyerahan ke bagian penyiaran(Radio, Studio)
4. Tindak lanjut
a. bimbingan penyuluh untu menumbuhkan kelompok pendengar/pemirsa
b. mendorongan anggota kelompok untuk membiasakan mendengar/melihat siaran
Radio
c. mendorong anggota kelompok untuk melakukan diskusi
d. memberikan bahan penunjang kepada kelompok misalnya bahan cetak
e. melakukan acara kunjungan
f. mengikutsertaan kelompok untuk mengisi siaran
g. mengadakan lomba / kontes, sayembara, dsb.
h. membimbing petani dan keluarganya untuk menetapkan inovasi/teknologi yang
disiarkan lewat Radio
i. mendorong sasaran untuk memberikan umpan balik terhadap siaran Radio,
misalnya mengirim surat, telephon, sms, e_mail, face book, dsb.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 204
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Contoh format naskah Siaran Radio (Iklan Layanan Penyuluhan Peternakan)


Judul : LEBIH MENGUNTUNGKAN BETERNAK SAPI DENGAN SISTEM TERPADU
Naskah: Akimi
Durasi : 2 menit

No. Pelaku / Jenis Teks / Suara


Suara/Tempat

1. Musik In – Up – Down – Out


Pembuka (10 ‟)
Jingle Musik Jawa

2. Sapi di Suara Sapi Menggemuh


Kandang Sapi

3. Pardi (Memberi makan sapi sambil menggumam)

Gimana ini... pelihara sapi sudah bertahun tahun kok


hasilnya begini terus. Keuntungan sedikit, tenaga repot luar
biasa .... nasib..... nasib....

Nggak seperti si Bandi, yang tiap tahun dapat beli tanah,


motor dan lain – lain jangan – jangan dia pelihara pesugihan

4. Bandi (Berjalan pelan menuju kandang sambil ngagetin Pardi)

Ayo ...... lagi ngrasani aku ya.....

5. Pardi Wheladallah ...... kaget..... aku .......

He ... he ..... nggak ... ngrasani baik kok

Itu lho .... kita sama – sama pelihara sapi tapi sapi kamu lebih
gemuk – gemuk, sehat – sehat, dan hasilnya juga lebih
untung milikmu

6. Bandi Oh.... itu ....., (sambil tersenyum...)

7. Pardi Kalau.. boleh ... tahu .. apa... to rahasianya ?

8. Bandi Begini ..... kang....

Aku kan.. mempraktekkan apa yang disarankan oleh pak


PPL mengenai beternak sapi dengan sistem terpadu

9. Pardi Apa itu ?? beternak sapi dengan sistem terpadu, dan apa
keunggulanya ?

10. Bandi Penggemukan sapi dengan sistem terpadu adalah


memanfaatkan limbah dengan fermentasi jerami untuk
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 205
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dikelola menjadi pakan ternak sapi, serta memanfaatkan


kotoran sapi sebagai pupuk organik dan biogas sebagai
tambahan pendapatan. "Selama ini ternak tidak pernah bisa
memakan jerami. Namun setelah dilakukan fermentasi jerami
selama 21 hari, maka pakan tersebut akan sangat digemari
oleh ternak. Bahkan jika jerami yang sudah diolah
disandingkan dengan rumput hijau, maka dijamin ternak akan
lebih memilih pakan tersebut dari pada rumput hijau,

11. Pardi Wah..... ngirit juga ... ya... , ngirit biaya, tenaga dan masih
dapat keuntungan lain dari penjualan pupuk olahan ya.....

12. Bandi Selain itu kang…. kandungan gizi dan protein yang
terkandung dalam pakan olahan tersebut juga lebih tinggi,
lebih mudah dicerna oleh sapi dan bisa disimpan dalam
waktu tak terbatas, bebas limbah dan tidak berbau.
"Sehingga ternak akan jauh lebih sehat dan lebih cepat
gemuk secara signifikan,"

13 Pardi Lha.. kalau… untuk… pertumbuhan sapinya bagaimana ???

14 Bandi Melalui perawatan yang intensif dan pemberian pakan olahan


dari jerami, maka setelah 5 bulan bulan, bobot sapi yang
tadinya 250 – 300 kg bisa mencapai 400 - 500 kg dan
memiliki keuntungan yang lebih besar. Beda dengan
beternak sapi potong sistem tradisional yang hanya memiliki
keuntungan maksimal 20% per 5 bulan.

15 Pardi Wah ….. hebat… ya…

Tapi apa ada pakan alternatif lainnya nggak.. ya…

16 Bandi Selain jerami, pakan alternatif yang bisa difermentasi adalah


daun kelapa sawit, buah coklat, semak tanaman liar. "Kalau
limbah pohon kacang tidak perlu difermentasi lagi karena
sudah memiliki nutrisi tinggi,"

Lha untuk lebih jelasnya… besok setiap hari …. Minggu ikut


saja pada penyuluhan rutin dengan pak PPL di sanggar
kelompok kang….

17 Pardi Baik…. Lah….besok aku ikut…

18 Musik Penutup In – Up – Down – Out


(closing) 10‟
Jingle Musik Jawa

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 206
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Latihan 3

a. Setiap kelompok membuat satu jenis media elektronik. (naskah radio dan produksi
rekaman siaran radio dalam bentuk iklan, pesan singkat, sandiwara/obrolan singkat
dalam bidang pertanian (peternakan/pertanian) dengan durasi maksimal 15 menit)
b. Setiap kelompok mendiskusikan materi yang akan dituangkan dalam media yang
ditugaskan
c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas untuk
ditanggapi kelompok lain.

Rangkuman

Persiapan yang terdiri dari

a. Pemikiran yang berkaitan dengan pembuatan media penyuluhan pertanian.


b. Petunjuk Umum dalam persiapan pembuatan media penyuluhan pertanian.
Membuat Media Penyuluhan Pertanian elektronik dalam bentuk siaran radio pedesaan

dengan memperhatikan prosedur pebuatan siaran radio.

8.6. PENUTUP
Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan
efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang
dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan,
keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan,
banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Penggunaan media, bukan pada banyak
tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat
media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan
para penggunanya.
Setelah memahami media dan cara pembuatanya, buatlah rancangan yang sesuai
dengan kebutuhan sasaran.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 207
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB IX

METODE PENYULUHAN PERTANIAN

9.1. PENDAHULUAN

Untuk mensukseskan pembangunan nasional di dalam sektor pertanian


pembangunan pertanian terdapat tiga kelompok sasaran utama yang perlu dicapai yaitu :

1. meningkatnya ketahanan pangan nasional yang meliputi meningkatnya kapasitas


produksi komoditas pertanian dan berkurangnya ketergantungan terhadap pangan
impor sekitar 5-10 persen dari produksi domestik;
2. meningkatnya nilai tambah dan dayasaing komoditas pertanian yang meliputi
meningkatnya mutu produk primer pertanian, meningkatnya keragaman pengolahan
produk pertanian dan meningkatnya ekspor serta meningkatkanya surplus
perdagangan komoditas pertanian; dan
3. meningkatnya kesejahteraan petani yang meliputi meningkatnya produktivitas tenaga
kerja di sektor pertanian dan menurunnya insiden kemiskinan.
Untuk mengimplementasikan sasaran pembangunan pertanian tersebut sangat
diperlukan mengajak seluruh lapisan masyarakat petani dan diluar pertanian. Bentuk
ajakan yang sekaligus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat tersebut diantara
melalui pendidikan non formal seperti penyuluhan. Penyuluhan pertanian merupakan
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam rangka mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan.

Dalam proses penyuluhan pertanian keberhasilan yang dicapai yaitu dapat


penetapkan pesan/materi yang tepat sesuai dengan sasaran pembangunan pertanian
tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan dari masyarakat petani. Pesan atau materi
penyuluhan pertanian untuk dapat diterima dan dihayati serta diterapkan sehingga dapat
meningkatkan kemampuan, bila cara penyampaiannya yang dipilih cocok dengan kondisi
dari masyarakat petani. Memilih cara atau metode/teknik ini akan menentukan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 208
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

keberhasilan didalam penyelengaraan program penyuluhan pertanian yang merupakan


bagian dari pembangunan pertanian.

9.2 PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN


PERTANIAN

A. Pengertian
Renungkanlah, arti penyuluhan pertanian; dan sehubungan dengan itu apakah yang
Anda ketahui tentang tujuan dan prinsip metoda penyuluhan pertanian?
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi
petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming),
berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living),
dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya
(better environment).
Dengan pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada
tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahan pengertian
penyuluhan pertanian. Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti penyuluhan pertanian
adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan
mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhan pertanian
dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuat oleh sumberatau
penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan pilihan
cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian
pesan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 209
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

B. Tujuan Pemilihan Metode dan teknik penyuluhan pertanian


Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajar
seseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal ini dinyatakan oleh
Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperoleh hasil sebagai berikut: 1%
melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba, 3% melalui indera pencium, 11%
melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat.
Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu proses untuk
mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian
pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:
1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan
oleh penyuluh
2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginan untuk
bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang telah
diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala kecil
untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas.
5. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian
dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.
Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah: 1) agar penyuluh pertanian dapat
menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna,
2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan
yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat
berdayaguna dan berhasilguna.

C. Prinsip-prinsip Metode dan teknik penyuluhan pertanian


Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang dijadikan
sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan secara konsisten.
Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Leagans (1961) menilai bahwa setiap
penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-
prinsip yang sudah disepakati agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 210
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan


pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan
pertanian sebagai berikut:

1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan


masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi
pengaruh baik.
3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan
lainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat
tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan
tindakan pengendalian.
Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1999) mengemukakan
bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian:

1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada
minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.
2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu
melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.
3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman
budaya.
4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan
budaya.
5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika
menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam
melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.
6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalu
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.
7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus
diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari
pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 211
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukan dengan


penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik,
kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya bertujuan
untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan.
10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah
mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya
sebagai penyuluh.
11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu
kesatuan dari unit sosial.
Selanjutnya, Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam
Metode dan teknik penyuluhan pertanian, meliputi:

1. Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif:


Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampu
menghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahan yang
dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap
potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaiki mutu hidupnya.

2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran:


Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai permasalahan
yang dihadapi.
3. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:
Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yang
diambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran:
Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya
keterbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.
5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.

Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap
(dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan sukahati melakukan perubahan-perubahan demi
perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 212
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Terjadinya perubahan ”context dan content” pembangunan pertanian dalam era


reformasi, mengakibatkan terjadi pula perubahan sasaran dalam penyuluhan pertanian.
Perubahan tersebut memberi pengaruh yang sangat besar karena saat ini tidak hanya
petani dijadikan sebagai sasaran utama (objek) kegiatan penyuluhan tapi melibatkan pula
stakeholder yaitu pelaku agrobisnis. Jadi, penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya
atau proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan petani.
Secara khusus, penerapan penyuluhan pertanian dalam era disentralisasi (lokalita)
sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan
UU Nomor 32 Tahun 2004, Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian
mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang
bersifat partisipatif yaitu, pendidikan nonformal bagi petani dan masyarakat melalui upaya
pemberdayaan dan kemampuan memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi wilayah masing-masing dengan prinsip kesetaraan dan kemitraan, keterbukaan,
kesetaraan kewenangan, dan tanggung jawab serta kerja sama, yang ditujukan agar
mereka berkembang menjadi dinamis dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan
dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri.

D. Rangkuman
Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan
mampu menerapkan inovasi (teknologi baru).
Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah: 1) agar penyuluh pertanian dapat
menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna,
2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan
yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat
berdayaguna dan berhasilguna.
Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan pertanian
a. Pengembangan untuk berpikir kreatif
b. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat
c. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
d. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat
e. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 213
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

E. Latihan 1

Kelompok mendiskusikan :
a. Upaya-upaya untuk merubah perilaku petani dan keluarganya agar :
- Better Farming - bertani lebih baik
- Better Bussines - Berusahatani lebih menguntungkan
- Better living - Hidup lebih sejahtera
- Better Community - Bermasyarakat lebih baik
- Better Environment - menjaga kelestarian lingkunganya
b. Buatlah konsep perubahan yang terjadi berikan batasanya antara konsep
yang dilakukan saat sekarang dengan konsep yang baru, sesuaikan dengan
inovasi teknologi dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
c. Presentasekan hasil diskusi kelompok dengan menggunakan alat u/media
yang tersedia.

9.3. PENGGOLONGAN, PEMILIHAN DAN JENIS – JENIS METODE DAN TEKNIK


PENYULUHAN PERTANIAN

A. Penggolongan Metode dan teknik penyuluhan pertanian


Pernakah Anda bertanya dalam dirinya bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus
menggunakan ”cara atau alat”? Dan bagaimana pula efektivitas dan efisiensi dari
keberagaman cara atau alat tersebut?
Untuk mempermudah mempelajari jenis-jenis Metode dan teknik penyuluhan
pertanian, dilakukan penggolongan. Banyak cara untuk menggolongkan Metode dan teknik
penyuluhan pertanian, antara lain:
1. Penggolongan berdasarkan teknik komunikasi.
2. Penggolongan berdasarkan jumlah sasaran.
3. Penggolongan berdasarkan indera penerima.
1. Penggolongan Berdasarkan Teknik komunikasi
Berdasarkan teknik komunikasi, Metode dan teknik penyuluhan pertanian digolongkan
menjadi 1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication),
contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP,
kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan pameran; dan 2) komunikasi tidak langsung

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 214
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

(inderect communication), contohnya publikasi dalam bentuk cetakan, poster, siaran


radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan
disampaikan melalui perantara (medium atau media).

2. Penggolongan Berdasarkan Jumlah Sasaran


Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, Metode dan teknik penyuluhan pertanian
digolongkan menjadi 1) pendekatan perorangan, contohnya: kunjungan rumah,
kunjungan usaha tani, surat-menyurat, dan hubungan telepon; 2) pendekatan kelompok,
contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata, temu lapang,
temu usaha, dan kursus tani; 3) pendekatan massal, contohnya: pameran, pemutaran
film, siaran pedesaan/TV, pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran
bahan bacaan (folder, leaflet, liptan, brosur).

3. Penggolongan Berdasarkan Indera Penerima


Berdasarkan indera penerima, Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat
digolongan menjadi 1) yang diterima olej indera penglihatan, contohnya: poster, film,
dan pemutaran slide; 2) yang diterima oleh indera pendengaran, contohnya: siaran
TV/radio, pidato, ceramah, dan hubungan telepon; 3) yang diterima oleh beberap indera,
contohnya: demonstrasi (cara atau hasil), siaran TV/radio (interaktif), dan pameran.

B. Pemilihan Metoda Penyuluhan Pertanian

Tujuan memilih Metode dan teknik penyuluhan pertanian antara adalah:

1. Agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa
metode yang tepat dan berhasil guna.
2. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan
yang dikehendaki, yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat
berdaya guna dan berhasil guna.

Pada umumnya, seseorang belajar melalui indera. Indera ini merupakan pintu
gerbang masuknya ”stimulus” ke dalam diri seseorang yang belajar. Setiap indera akan
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar seseorang. Seperti salah satu
hasil penelitian yang dilakukan oleh Socony Vacuum Oil Co. Dalam Padmowihardjo
(2000:6) yaitu: melalui indera pengecap 1 persen, melalui indera peraba 1,5 persen,

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 215
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

melalui indera penciuman 3,5 persen, melalui indera pendengaran 11 persen dan melalui
indera penglihat 83 persen. Sedangkan Hasmosoewignyo dan Garnadi (1962) dalam
Kartasapoetra (1991:60) menyatakan bahwa, hasil penangkapan dari mendengar saja 10
persen, melihat saja 50 persen, melihat, mendengar dan mengerjakan sendiri (praktik) 90
persen. Jadi, dari fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan
penyuluhan agar kegiatan tersebut berhasil, sebaiknya menggunakan lebih dari satu indera
penerima.

Dalam mempelajari sesuatu seseorang akan mengalami suatu proses penerapan


(adoption) yang merupakan proses mental yang dapat dilalui dalam lima tahapan, yaitu:

1. Tahap mengetahui dan menyadari (awarness), dimana seseorang menyadari adanya


sesuatu ide atau teknologi baru dan merasa tergugah untuk mempelajarinya.
Selanjutnya, ia mencoba mengembangkan ingatan atau pengetahuannya tentang ide
atau teknologi baru tersebut.
2. Tahap minat (interesting), dimana seseorang yang sudah tergugah untuk mempelajari
tentang ide atau teknologi baru selanjutnya tumbuh minatnya, yaitu bertanya ke sana
ke mari atau mengajukan respon, mengumpulkan keterangan-keterangan lebih lanjut
dalam rangka mengembangkan pengertiannya.
3. Tahap menilai (evaluation), dimana seseorang yang telah tumbuh minatnya lalu
bertanya kepada dirinya sendiri dan melakukan penilaian secara subyektif tentang
untung atau ruginya kalau akan menerapkan ide atau teknologi baru yang dipelajarinya.
Penilaian tersebut dia lakukan berdasarkan pengertian-pengertian yang diperolehnya
dari tahap berikutnya.
4. Tahap mencoba (trial), dimana seseorang yang telah berhasil mencapai tahap menilai,
dan berkesimpulan bahwa ide atau teknologi baru yang dipelajarinya ternyata
menguntungkan, maka akan mencoba menerapkan ide atau teknologi baru tersebut
dalam skala kecil sehingga timbul keyakinannya karena telah mengalami sendiri.
5. Tahap menerapkan (adoption), dimana seseorang yang telah yakin akan menerapkan
ide atau teknologi baru yang dipelajarinya dalam praktik nyata atau dalam usaha skala
yang sebenarnya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 216
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu berbeda-beda. Demikian pula


tahap perkembangan mentalnya, keadaan lingkungan dan kesempatannya juga berbeda-
beda. Oleh karena itu, perlu dipilih metoda penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan
berhasil guna.
Dalam pemilihan metoda penyuluhan pertanian, pertimbangan-pertimbangan yang
harus diambil didasarkan pada:
1. Karakteristik sasaran
2. Karakteristik penyuluh
3. Karakteristik daerah
4. Materi penyuluhan pertanian
5. Sarana dan biaya
6. Kebijaksanaan pemerintah
1. Karakteristk Sasaran
Agar pesan dapat sampai dengan baik kepada sasaran, maka perlu diperhatikan
kondisi sasaran. Karakteristik sasaran yang perlu dipertimbang-kan dalam memilih metoda
penyuluhan pertanian, antara lain: 1) tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan sasaran,
yaitu pengalaman bertani, pendidikan, dan tingkat adopsinya. Misalnya, apabila dalam
suatu wilayah kerja penyuluhan terdapat sejumlah sasaran yang tingkat pendidikannya
sangat rendah atau sebagian besar ”buta huruf”, tentunya tidak dapat menggunakan
penyebaran bahan bacaan tulisan. Selain itu, pengalaman (pengetahuan) dalam kegiatan
usaha tani yang sudah lama akan berbeda dengan petani yang masih tergolong pemula,
demikian pula dengan tingkat adopsinya.
Dari tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman,
yang dapat kita identifikasi ternyata sasaran berada pada tahap menilai; ini berarti bahwa
pendekatan yang kita harus gunakan adalah pendekatan kelompok, dengan alternatif yang
dapat dipilih antara lain, kombinasi antara kursus tani, pemberian bahan bacaan, ceramah
dan demonstrasi. Dapat pula dilakukan dengan kegiatan karyawisata atau diskusi
kelompok.
Bagaimana kalau tingkat adopsi sasaran baru mencapai tahap ”sadar,” atau sudah
berada pada tahap ”mencoba”? Sebutkan pendekatan yang harus digunakan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 217
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Jawaban Anda benar, jika Anda menjawab: pendekatan massal bagi sasaran yang
masih berada pada tahap sadar dengan memilih metoda antara lain pertemuan umum,
pemutaran film, dan siaran pedesaan/TV. Sedangkan bagi sasaran yang sudah berada
pada tahap mencoba, Anda benar jika memilih metoda antara lain kunjungan rumah dan
usaha tani, hubungan telepon, demonstrasi cara/hasil di lahan petani, dan korespondensi.
Keadaan sosial budaya sasaran perlu pula dipertimbangkan dalam memilih metoda
penyuluhan pertanian. Penyuluh pertanian harus mengetahui: 1) nilai-nilai hidup yang
dianut oleh sasaran, 2) norma-norma sosial (usage, folkways, mores, dan customs), 3)
stratifikasi masyarakat, 4) status sosial, dan 5) struktur kekuasaan.
Agar lebih jelasnya, hubungan tingkat adopsi dengan pendekatan dan penggunaan
metoda penyuluhan pertanian, sebagaimana pada Gambar 1.
Metoda Penyuluhan Pertanian Jumlah Sasaran Tahapan Adopsi

1. Rapat/pertemuan umum
2. Siaran pedesaan (radio/TV)
3. Pemutaran film
4. Penyebaran bahan
Massal bacaan
Sadar
5. Pemasangan poster/spanduk

Minat

1. Diskusi kelompok
2. Temu karya Kelompok
3. Demonstrasi
Menilai
4. Karyawisata
5. Temu-temu
6. Kursus tani
7. Ceramah
Mencoba
Perorang
an
1. Kunjungan rumah
2. Kunjungan usaha tani
Menerapkan
3. Hubungan telepon

Gambar 1. Hubungan tingkat adopsi dengan pendekatan dan penggunaan metoda


penyuluhan pertanian,

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 218
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Karakteristik Penyuluh
Sebagai mitra sasaran (petani), penyuluh pertanian sering disebut sebagai:
fasilitator, dinamisator, organisator, katalisator, moderator dalam proses pembelajaran.
Untuk dapat melakukan ini semua, penyuluh pertanian harus memiliki kemampuan
menggunakan metoda penyuluhan pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna. Di
samping itu, penyuluh pertanian juga harus memiliki kemampuan penguasaan teknologi
atau ide baru (inovasi) yang akan disuluhkan dalam arti pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dimiliki perlu dipertimbangkan dalam memilih Metode dan teknik
penyuluhan pertanian yang tepat.
Saat ini, berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008,
penyuluh pertanian terbagi dua yaitu: Penyuluh Ahli dan Penyuluh Terampil. Kriteria ini,
disesuaikan dengan pangkat/jabatan dan beban tugas yang akan diemban oleh penyuluh
pertanian.
3. Karakteristik Daerah
Karakteristik daerah yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan musim
(agroklimat), keadaan usaha tani, dan keadaan lapangan. Keadaan musim akan
berpengaruh terhadap metoda penyuluhan pertanian yang digunakan. Misalnya, pada
musim kemarau yang panas sekali dan tidak ada penanaman di lapagan, kita tidak dapat
melakukan kegiatan demonstrasi di lapangan, tapi sebaiknya dilakukan di rumah petani.
Sebaliknya pada musim penghujan di beberapa daerah lebih banyak kegiatan di lapangan.
Jadi pemilihan metoda penyuluhan pertanian harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.
Keadaan usaha tani di suatu daerah akan turut mempengaruhi penetapan metoda
penyuluhan pertanian. Misalnya penyuluhan pada waktu pengolahan lahan akan berlainan
dengan penyuluhan pada saat panen dan pasca panen. Metoda penyuluhan pertanian
hendaknya dipilih sesuai dengan tahapan perkembangan usaha tani yang berada dalam
rentang waktu siklus usaha tani.
Keadaan lapangan juga perlu dipertimbangkan, misalnya dalam struktur wilayah
perdesaan ada yang pemukimananya tersebar dan ada yang terpusat. Ada yang mudah
diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, dan ada yang hanya
dapat ditempuh dengan berjalan kaki sehingga mobilitasnya sangat sulit. Selain itu,
keadaan topografi (berbukit atau pegunungan).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 219
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

4. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan sangat menentukan terhadap jenis metoda penyuluhan pertanian
yang akan digunakan. Misalnya, penyuluhan tentang intensifikasi pemanfaatan lahan
pertanian sangat berbeda dengan penyuluhan intensifikasi ayam buras, intensifikasi ternak
potong, intensifikasi kedele atau intensifikasi padi (inivasi teknis). Berlainan pula dengan
materi pembentukan poktan dan gapoktan (menyangkut inovasi sosial) serta penyuluhan
tentang perkreditan dan kontrak kerja (inovasi ekonomi).
5. Sarana dan Biaya
Pertimbangan sarana dan biaya didasarkan atas bagaimana ketersediaanya sarana
yang akan digunakan sebagai alat bantu dan alat peraga penyuluhan pertanian. Sebagai
contoh, disuatu daerah yang tidak ada listrik, tentunya sulit melakukan penyuluhan dengan
menggunakan OHP (over head projector) atau menggunakan LCD/Komputer dan
pemutaran film; kecuali jika disediakan generator listrik.
Biaya diperlukan untuk mendanai kegiatan, misalnya dari segi efisiensinya; kursus
tani lebih mahal daripada pertemuan umum, namun lebih murah daripada melakukan
kunjungan rumah atau usaha tani. Jadi ketersediaan biaya akan sangat menentukan
alternatif kombinasi pemilihan metoda penyuluhan pertanian.
6. Kebijaksanaan Pemerintah
Penyuluhan pertanian adalah bagian dari pembangunan pertanian, dan
pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan
pemerintah bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, kegiatan
penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah baik pemerintah
pusat maupun daerah. Misalnya, pada tahun 1997 digalakkan program pemerintah tentang
ketahanan pangan, dan tahun 2007 kita harus mengawal kebijakan pemerintah untuk
mencapai peningkatan 2 juta ton beras. Artinya, gerakan tersebut dapat dengan cepat
dilakukan oleh masyarakat sasaran dengan dukungan dari aparat terkait di semua
tingkatan.
C. Jenis-jenis Metode dan teknik penyuluhan pertanian
Jenis-jenis Metode dan teknik penyuluhan pertanian yang dapat dilakukan dalam
kegiatan penyuluhan kepada sasaran dapat digunakan berbagai jenis Metode dan teknik
penyuluhan pertanian, yang disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan,
sebagaimana yang terdapat pada Gambar 2.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 220
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Metoda Penyuluhan Pertanian Jumlah Sasaran

1. Rapat/pertemuan umum
2. Siaran pedesaan (radio/TV)
3. Pemutaran film
4. Penyebaran bahan bacaan
Massal
5. Pemasangan poster/spanduk

1. Diskusi kelompok
2. Temu karya
3. Demonstrasi
Kelompok
4. Karyawisata
5. Temu-temu
6. Kursus tani
7. Ceramah

Per-
orang
an

1. Kunjungan rumah
2. Kunjungan usaha tani
3. Hubungan telepon
4. Korespondensi

Gambar 2. Jenis-jenis metoda penyuluhan pertanian berdasarkan jumlah

sasaran yang dapat dicapai

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 221
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

D. Rangkuman

Penggolongkan Metode dan teknik penyuluhan pertanian, berdasarkan antara lain:

a. teknik komunikasi.
b. jumlah sasaran.
c. indera penerima

Pemilihan metode penyuluhan berdasarkan pertimbangan:

a. Karakteristik sasaran
b. Karakteristik penyuluh
c. Karakteristik daerah
d. Materi penyuluhan pertanian
e. Sarana dan biaya
f. Kebijaksanaan pemerintah

E. Latihan 2

a. Tentukan metode dan teknik penyuluhan pertanian yang disesuakan dengan


karakteristik sasaran setempat dan sesuai dengan tahapan adopsinya.
b. Buatlah rancangan metode dan teknik penyuluhan pertanian
c. Buatlah analisis efektifitasnya
d. Presentasikan hasil diskusi kelompok anda

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 222
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

9.4 PENERAPAN METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN

A. Penerapan
Dalam penerapan Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat dilakukan
langkah-langkah : a) identifikasi dan analisis data yang dari sasaran, penyuluh dan
perlengkapannya, keadaan daerah/wilayah dan kebijakan pembangunan, dilanjutkan
dengan b) menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian. Alternatif metode ini
dapat didekati dengan penggolongan berdasarkan jumlah sasaran yaitu secara
pendekatan massal, kelompok maupun perorangan. Untuk faktor ini juga tidak lepas dari
pengalaman dan masa kerja /tugas penyuluh c) menetapkan Metode dan teknik
penyuluhan pertanian. Penyuluh baru dapat memikirkan metode yang cocok dengan
kondisi keadaan lapangan dan sasaran. Penetapan metode dapat satu jenis atau lebih
/ beberapa metode. Bila metode yang akan diterapkan lebih dari satu maka perlu
dilakukan pengulangan, urutan atau kombinasi. Beberapa jenis metode yang dapat
diterapkan antara lain :

1. Metode dan teknik penyuluhan pertanian Kunjungan ”Anjangsono”


Anjangsono atau kunjungan merupakan kegiatan penyuluhan pertanian yang
dilakukan secara langsung kepada sasaran. Kunjungan dapat dilakukan ke tempat sasaran
yaitu lahan usaha tani atau ke rumah berupa pendekatan perorangan. Selain itu, apabila
penyuluh melakukan kunjungan pada kelompok tani disebut pendekatan kelompok, dan jika
penyuluh memberikan ceramah kepada sasaran yang jumlahnya banyak dan heterogen,
disebut pendekatan kelompok.
Kegiatan kunjungan secara umum mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: 1)
mempengaruhi sikap sasaran, 2) mengajarkan pengetahuan, dan 3) mengajarkan
keterampilan.
Teknik penyuluhan yang perlu diperhatikan pada saat melakukan kunjungan
berupa: 1) persiapan (penentuan isi pesan yang akan disampaikan, 2) pemilihan topik
disesuaikan dengan kondisi usaha tani, 3) penguasaan materi, dan 4) menentukan jadwal
kunjungan.
Selain itu, dalam mendayagunakan teknik penyuluhan pertanian pada saat
melakukan kunjungan kepada sasaran perlu diciptakan suasana yang akrab dengan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 223
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

menjadikan sasaran sebagai mitra, dan bukan sebagai objek. Pesan disampaikan secara
sistematis dan disertai dengan alat bantu yang memadai.

2. Metode dan teknik penyuluhan pertanian Demonstrasi

Demonstrasi merupakan Metode dan teknik penyuluhan pertanian yang dilakukan


dengan cara peragaan. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud agar
memperlihatkan suatu inovasi baru kepada sasaran secara nyata atau konkret. Melalui
kegiatan demonstrasi sasaran (audience) diajarkan mengenai keterampilan,
memperagakan cara kerja teknik-teknik baru termasuk keunggulannya untuk
menyempurnakan cara lama.
Dalam penyuluhan pertanian dikenal ada tiga macam demonstrasi, yaitu 1)
demonstrasi cara, dan 2) demonstrasi hasil
a. Demonstrasi cara
Demonstrasi ini mempertunjukkan suatu cara kerja baru atau suatu cara lama tetapi
dilakukan dengan lebih baik, misalnya bagaimana cara menanam padi menurut sistem jajar
Legowo, cara melakukan vaksinasi, cara pembuatan pupuk organik (bokasi), dan
sebagainya.
Metode demonstrasi cara tidak mempersoalkan mengenai hasilnya, tetapi
bagaimana melakukan suatu cara kerja. Yang perlu diingat bahwa demonstrasi bukanlah
suatu percobaan atau pengujian, tetapi suatu usaha pendidikan atau percontohan.
Manfaat demonstrasi cara, yaitu 1) efektif untuk mengajarkan keterampilan, 2)
menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri, 3) merangsang kegiatan, dan 4) mempunyai
efek publisitas. Sedangkan hambatannya, yaitu 1) tidak semua dapat didemonstrasikan, 2)
memerlukan banyak persiapan, dan 3) akan merugikan program penyuluhan apabila
demonstrasi berjalan buruk.
b. Demonstrasi hasil
Demonstrasi untuk memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penerapan teknik
baru, misalnya demonstrasi pemupukan dengan dosis pupuk tertentu, adaptasi varitas
tanaman padi, dan sebagainya.
Metode demonstrasi hasil memperlihatkan atau membuktikan pemanfaatan satu
atau beberapa seri teknologi yang dianjurkan. Selain itu, agak memerlukan banyak waktu
dan biasanya diperlukan perbandingan dan pencatatan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 224
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Manfaat demonstrasi hasil, yaitu 1) mempecepat proses adopsi, 2) memperoleh


keterangan dan data yang nyata, dan 3) memberi pengalaman kepada petugas sehingga
memperbesar keyakinan atas tugasnya. Sedangkan hambatannya, yaitu 1) memerlukan
banyak persiapan, pelaksanaan dan pengawasan yang teliti, 2) biaya besar, 3) sering gagal
karena faktor agroklimat, dan d) dapat menimbulkan persaingan tidak sehat.
Teknik demonstrasi yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Untuk demonstrasi cara, meliputi: a) materi yang akan didemonstrasi, b) tempat
demonstrasi sebaiknya mudah dikunjugi oleh sasaran, c) kelengkapan alat dan bahan,
d) lakukan dialog/diskusi, dan e) siapkan materi dalam bentuk leaflet, brosur, dan lain-
lain.
2. Untuk demonstrasi hasil, meliputi: a) siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan
b) awal kegiatan disaksikan oleh masyarakat, c) beri tanda yang jelas di lapangan
mengenai kegiatan, d) bantu petani-petani demonstrator untuk mencatat, e) kunjungan
pada demonstrator yang berhasil, f) umumkan hasilnya kepada masyarakat, dan g)
usahakan agar diadopsi oleh petani lainnya.
Sedangkan menurut bentuknya dikenal ada empat tingkatan demonstrasi, yaitu:
a. Demonstrasi plot (demplot); demonstrasi usaha tani perorangan
dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani kecil dengan komoditi tertentu
(tanaman pangan, perkebunan, ternak, ikan, dan penghijauan). Luas lahan yg
digunakan 0,1 ha. Pembiayaannya berasal dari pemerintah atau pihak swasta yang
bertujuan mempromosikan produk atau teknologinya.
b. Demonstrasi farming (demfarm); demonstrasi usaha tani dengan penerapan teknologi
pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara kelompok. Luas lahan yang
digunakan 1 - 5 ha.
c. Demonstrasi area (dem-area); demonstrasi usaha tani gabungan kelompok dgn
penerapan teknologi pertanian pd usaha tani yg dilakukan secara kerja sama antara
kelompok dalam satu gabungan kelompok. Luas lahan yang digunakan 25 – 100 ha.
Dem-area ini merupakan pola dasar dari model intensifikasi khusus (INSUS)
d. Demonstrasi unit (dem-unit); demonstrasi yg dilaksanakan antar gabungan kelompok
tani dalam suatu hamparan Wilayah Kerja Penyuluhan. Kegiatan utamanya meliputi,
produksi, pengolahan, penguasaan, dan pemasaran hasil pertanian, menuju kepada
pembangunan masyarakat perdesaan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 225
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Demonstrasi pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari hasil pengujian suatu
produk atau teknologi, yang dianggap tepat diterapkan atau dikembangkan di suatu daerah
tertentu.
Pembukaan awal dari penerapan teknologi di suatu tempat yaitu demonstrasi plot
(demplot). Contoh kegiatan demplot yang sering dilakukan adalah demplot penggunaan
agroinput (benih, pupuk, dan pestisida) pada budidaya tanaman padi.

3. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Pameran


Pameran merupakan Metode dan teknik penyuluhan pertanian dengan pendekatan
massal. Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya pada petani tetapi juga
orang yang bukan petani. Dalam pameran akan dijumpai berbagai macam visual aid yang
digunakan secara tunggal atau digabungkan.
Tujuan pameran pertanian, yaitu: a) memperlihatkan fakta, dan memberi informasi
kepada pengunjung, b) memperlihatkan suatu cara, misalnya cara mengetahui benih yang
baik, cara memproses bibit dengan kultur jaringan, c) memajukan usaha, artinya mengajak
para pengunjung untuk ikut melaksanakan atau mencontoh apa yang dilihatnya, dan d)
memperkenalkan hasil-hasil usaha, memperlihatkan hasil yang dicapai dengan kuantitas
dan kualitas yang baik.
Agar pameran lebih menarik dan lebih besar pengaruhnya terhadap perubahan
kegiatan sasaran, artinya dapat mengakibatkan perubahan yang baik dan terarah terhadap
pengunjung, maka pameran harus: a) menggugah hati, b) membangkitkan minat, dan c)
mendorong untuk mengadopsi.
Teknik Pelaksanaan Pameran
 Pra Pameran
1. Isi pesan hendaknya disesuaikan dengan daya nalar audiens (yang mudah
dimengerti masyarakat umum) menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan
ukuran huruf mudah dibaca.
2. memilih bentuk kemasan yang merupakan sajian yang dipandang mata tidak
membosankan seperti foto, gambar, barang asli, sketsa, bahan cetakan.
3. menentukan jumlah matari atau objek yang dipamerkan tidak terlalu banyak
sehingga memperindah pemandangan.
4. mempersiapkan penyajian :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 226
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. memilih penjaga pameran yang mnguasai isi pesan dan menarik perhatian
b. pemilihan waktu yang tepat, diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan lain
yang memang mampu mengundang banyak orang (bersamaan dengan hari-hari
besar)
c. penyampaian informasi, menyebarkan informasi akan ada pameran melalui
media yang tersedia.
 Pelaksanaan Pameran
Saat pameran berlangsung menitik beratkan bagaimana pameran disajikan antara lain :
1. gunakan daya tarik pada papan nama pengenal dengan gerakan lampu berwarna.
2. mengatur ruangan untuk pengunjung sedemikian rupa agar menarik perhatian.
3. menata objek dengan dekorasi yang sedap dipandang.
4. mengadakan perlombaan berhadiah untuk menarik pengunjung
5. penjaga pameran hendaknya tidak sering meninggalkan tempat agar dapat /
mampu memberi penjelasan setiap saat dibantu dengan membagikan selebaran.
6. mencatat saran-saran pengunjung untuk dijadikan bahan penyempurnaan pameran.
 Pasca Pameran
Untuk pasca pameran perlu ada metode lain yang digunakan karena pameran
berfungsi untuk menarik perhatian. Yang perlu dilakukan yaitu menganalisis efektifitas
pameran, hal ini bisa didekati dari analisis saran-saran pengunjung, pertanyaan dan
permintaan serta hasil transaksi yang diperoleh.
4. Sekolah Lapang (SL)

Untuk menjelaskan pengetian dan tujuan Sekolah Lapngan, digunakan dari ruang
lingkup SLUBA sebagai contoh :
a. SL.UBA adalah suatu proses diklat untuk petani yang terhimpun dalam kelompok tabi
di lapangan bersama Pemandu lapangan (PL) untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan penghayatan tentang pengelolaan usaha tani yang
berorientasi agribisnis melalui diklat PL.I dan diklat petani dengan azas latihan
Partnership, yang mendapatkan dukungan dari aparat terkait semua tingkatan.
b. PL (Pemandu Lapangan) adalah mitra akrab para petani maupun petugas an pemimpin
formal dalam masyaraakat, yang memiliki kemampuan memandu proses petani dalam
kelompok tani.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 227
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Laboratorium Agribisnis (LARIS)


Laris adalah wahana belajar petani bersama petugas untuk mengembangkan
kemampuan pengambilan keputusan, memanfaatkan peluang ekonomi, dan
mengelolah usaha tani yang berorientasi agribisnis dalam situasi usahatani yang nyata,
selam satu siklus usaha, yang menggambarkan adanya kelengkapan seluruh sub
system agribisnis. Pelaku utama adalah petani yang terhimpun dalam kelompok tani,
unsure penunjuang agribisnis serta proses agribisnis
d. Kelompok Petani = adalah kumpulan petani yang didirikan oleh petani berdasarkan
keserasian, memiliki tata tertib hasil kesepakatan anggota, menyelenggarakan kegiatan
berdasarkan musyawarah anggota dan dipimpin seorang ketua hasil pilihan anggota
e. Tujuan SL.UBA
Tujuan utama SL.UBA adalah mendidik petani menjadi ahli dan mampu mengelolah
usaha taninya dengan menggunakn prinsip agribisnis dan mampu memandu petani
lainnya dalam kegiatan SL.UBA Swadaya.
Tujuan Khusus SL.UBA adalah
1. Petani dapat menerapkan 5 prinsip usaha tani berorientasi agribisnis sehingga
produktivitas dan pendapatannya naik. Lima Prinsip UBA itu adalah:
a) Pola usaha tani sesuai dengan agro-ekosistem
b) Usahatani yang insentif
c) Usahatani yang lestari (sustainable )
d) Usaha ani sebagai usaha bisnis
e) Usahatani yang menjamin peningkatan pendapatan
2. Kelas kemampuan petani meningkat, yang ditunjukkan oleh dinamika internalnya
melalui fungsi kelompok sebagai
a) Kelas Belajar
b) Wahana kerja sama
c) Juru dan produksi
d) Organisasi kegiatan bersama
e) Persatuan swadaya dan swadana petani

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 228
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

f. Ciri-ciri dan Azas Proses Berlatih Melatih SL.UBA


Sekolah lapangan Usahatani berorientasi Agribisnis mempunyai 12 ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Pola diklat kemitraan antara petani dengan penyuluh pertanian sebagai pemandu
proses belajarnya.
2) Perencanaan bersama di kelompok
3) Keputusan bersama dari anggota kelompok
4) Cara belajar lewat pengalaman
5) Melakukan sendiri
6) Mengalami sendiri
7) Menemukan sendiri
8) Teori dan praktek di lapangan pada usaha tani
9) Sarana belajar ada dalam usaha tani
10) Latihan selama satu siklus usaha
11) Kurikulum diklatnya rinci dan terpadu
12) Petani menjadi ahli wirausaha
Azas-azas dalam proses diklat berlatih-melatih yang dapat dijelaskan di bawah ini
sebagai berikut:
1) Kemitraan antara petani dan petugas pemandu lapangan
2) Pengalaman nyata dalam situasi nyata usahatani
3) Kebersamaan dalam kelompok tani
4) Partisipasi yaitu petani terlibat dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab
dalam melaksanakannya.
5) Keswadayaan = mengutamakan kemandirian petani
6) Keseimbangan = adanya jaminan arus penyampaian teknologi secara utuh,
langsung dan segera kepada petani
7) Manfaat = sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh petani
8) Kesesuaian dengan level (tingkat) petani
9) Lakolitas yaitu bersifat spesifik lokalitas
10) Keterpaduan yaitu adanya kekompakan tim penyelenggara dan integritas materi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 229
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

g. Tahapan Pelaksanaan SL.UBA


Untuk menguraikan tahapan-tahapan pelaksanaan SL.UBA berikut ini akan disajikan
secara singkat tahapan pelaksanaan dalam bentuk siklus mulai dari tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan sampai pada tahap penyebarluasan yang meliputi sebelas tahapan
sebagai berikut:
1) Analisa Agroekosistem dan kebutuhan petani
2) Penetapan pket teknologi
3) Penyusunan rancana SL.UBA
4) Diklat Pemandu Lapangan I
5) Diklat Pemandu Lapangan II
6) Diklat Orientasi Petugas Teknik
7) Lokakarya pengembangan
8) Diklat petani pemandu
9) Field Day
10) Evaluasi
11) Penyebarluasan hasil SL.UBA, antara lain melalui :
a) Pola magang kontak tani
b) Sekolah Lapangan Swadaya
c) Kursus tani

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 230
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Gambaran Tentang Pelaksanaan SL.UBA

Penyusunan Diklat PL. I


Rencana SL.UBA (3)
(3)

Diklat PL. II

(5)
Penetapan
Paket Diklat Lokakarya
Orientasi
Teknologi Pengembanga
Petugas n
(2)
(6) (7)

Analisa Diklat Petani Pemandu (8)


Agroekosistem
Field Day (9)
Dan Kebutuhan

Petani

(1) EVALUASI

(10)

Penyebarluasan

……………………………………

a. Pola Magang Kontaktani

b. SL. Swadaya

c. Kursus Tani

(11)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 231
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

5. Pertemuan Petani
Salah satu tugas yang menjadi tanggungjawab setiap penyuluh adalah
mengkomunikasikan inovasi dalam arti mengubah perilaku sasaran agar tahu, mau dan
mampu menerapkan inovasi demi peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Dalam hubungan ini, perlu diingat bahwa sasaran penyuluhan sangatlah beragam.
Baik beragam mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya,
dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi serta tujuan yang diinginkannya.
Dengan demikian, tepatlah kita menyimpulkan bahwa tidak ada satupun metode yang
selalu efektif untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan tetapi tergantung dari
situasi dan kondisi serta materi yang akan disuluhkan sehingga dalam penggunaan Metode
dan teknik penyuluhan pertanian sebaiknya menerapkan beragam metode sekaligus yang
saling menunjang dan melengkapi.
Karena itu di dalam setiap pelaksanaan penyuluhan, setiap penyuluh harus mampu
dan memahami dalam melakukan pemilihan Metode dan teknik penyuluhan pertanian yang
paling baik sebagai suatu ”cara yang terpilih” untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang
dilaksanakan.

6. Temu Wicara
Pertemuan dan dialog dua arah antara petani atau kontak tani dengan pejabat
pemerintah dengan bahasan kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan pertanian
dan kehutanan serta ide, gagasan, laporan dan usulan petani kepada pemerintah.
Terbukanya dialog interaktif antara pemerintah dan petani dalam temuwicara sangat
besar manfaatnya bagi kedua belah pihak khusunya bagi peningkatan peranserta aktif
petani dalam pembangunan.
Selanjutnya pemerintah menindaklanjuti hasil temu wicara ini dengan sebaik-baiknya.
Temu wicara petani dengan presidennya banyak dilakukan pada masa
pemerintahan orde baru, dan kini lebih banyak temu wicara dilakukan pada waktu
kunjungan kerja pejabat pusat khusunya Menteri baik melalui tatap muka secara langsung
maupun melalui tele conference sebagai temu wicara jarak jauh.
Metoda penyuluhan temu wicara ke depan seyogyanya dapat lebih ditingkatkan frekuensi
dan mutunya pada tiap tingkatan pejabat daerah.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 232
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Teknik Temu Wicara


a. Pra pertemuan perlu disiapkan/dilakukan pada penumbuhan pemrakarsa temu wicara
yaitu penentuan pokok bahasan secara tepat, bimbingan teknik penyampaian pesan
kepada para petani nelayan, penyampaian undangan yang tepat waktu dan tepat
sasaran, pembagian tugas secara cermat, pemilihan tempat dan penataan ruangan,
penyiapan rambu-rambu dan penyiapan ptunjuk bagi peserta.
b. Pada saat pertemuan dilakukan pemasangan atau penempatan rambu-rambu secara
tepat dan siapkan pimpinan sidang sebagai pengatur waktu dan pengambil kesimpulan
serta dapat menyampaikan pesan secara lisan dengan secara sebaik-baiknya.
c. Pada pasca pertemuan dilakukan pendekatan langsung kepada para petani nelayan
peserta temu wicara untuk meningkatkan motifasi, pengetahuan dan keterampilan serta
kemampuan untuk mencoba teknologi usaha tani yang dianjurkan.

7. Temu Bisnis – Temu Usaha


Seperti halnya temu wicara, temu bisnis, atau temu usaha adalah pertemuan antara
petani atau kontak tani dengan para pengusaha, baik pengusaha Agroindustri di segmen
hulu (pengusaha banih, pupuk, obat dan alsintan) maupun para pengusaha pengolahan
produk primer dan pengusaha di segment pemasaran.
Pertemuan ini dilakukan agar terjadi dialog dua arah antara petani dan pengusaha untuk
membahas permasalahan yang dihadapi petani maupun pengusaha serta mencari solusi
alternatif terbaik secara bersama-sama dan saling memahami dalam kemitra-setaraan.
Penyelenggaraan temu bisnis atau temu usaha harus dipandang sebagai bagian
dari upaya membangun sistem agribisnis dan sylvoagribisnis dengan mengintegrasikan
secara vertikal kegiatan hulu sampai pemasaran, sehingga petani mendapatkan nilai
tambah (added value) dan mampu mendongkrak peningkatan pendapatan serta
kesejahteraan keluarganya.
Keberadaan pengusaha yang memiliki sense of business lebih tinggi dari pada petani dan
jajaran birokrasi dalam temu usaha atau temu bisnis yang diselenggarakan harus
dipandang sebagai mitra petani dan harus dijauhkan dari anggapan bahwa pengusaha
sebagai lawan petani; sehingga petani dapat didampingi untuk hal-hal berikut :
1. Pemilihan komoditas yang memiliki keunggulan pasar daripada komoditas
konvensional yang diusahakan petani

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 233
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Perencanaan usaha agribisnis yang lebih layak dan memberikan margin yang lebih
besar kepada petani
3. Perencanaan produksi produk primer baik secara kuantitatif maupun kualitatif sesuai
permintaan pasar
4. Perencanaan kemitraan dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak
secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Upaya pendampingan petani dalam temu usaha atau temu bisnis ini seringkali tidak
mudah dilakukan karena alur fikir dan persepsi yang berbeda dari kedua belah pihak yang
tidak jarang menjurus kepada kecurigaan akan terjadinya saling mengeksploitasi antara
pengusaha dan petani.
Penyuluh dan aparatur pemerintah penyelenggara temu usaha bertindak lugas dan
arif untuk menengahi dan memberikan pengertian yang benar ikhwal hal ini. Kesulitan
pengusaha terutama eksportir atas kesinambungan ekspor produk yang telah
distandarisasi serta kesempitan dan keterbatasan petani dalam banyak hal harus secara
bersama dipertimbangkan dalam membangun sistem agribisnis .
Teknik penyelenggaraan Temu usaha
a) Pada pra pertemuan menumbuhan pemrakarsa Temu Usaha, menentukan pokok
bahasan secara tepat, bimbingan penyiapan data dan informasi, bimbingan
peningkatan peran serta petani-nelayan dalam pameran yang berkaitan dengan acara
hari-hari besar, bimbingan teknik penyampaian pesan secara lisan, pembagian tugas
sebaik-baiknya, penyampaian undangan dalam waktu yang tepat, pemilihan tempat
yang tepat, penataan ruangan yang menimbulkan kenyamanan, dan penyiapan rambu-
rambu.
b) Pada saat pertemuan dilakukan pemasangan rambu-rambu yang tepat, pendayagunaan
moderator seoptimal-optimalnya, pendayagunaan teknik penyampaian pesan secara
lisan dan penyusunan perumusan kesepakatan sebaik-baiknya.
c) Pada pasca pertemuan mengadakan monitoring pelaksanaan kesepakatan Temu
usaha secara reguler,membantu memecahkan masalah yang timbul dalam
pelaksanaan temu usaha dan rnengaidakan evafuasi terhadap tindak lanjut
kesepakatan Temu usaha.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 234
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

8. Temu Karya – Temu Hasil

Temu karya atau temu hasil adalah pertemuan antara petani atau kelompok tani
dengan petani dan kelompok tani lain untuk saling tukar menukar informasi ikhwal hasil
karya masing-masing petani.
Temu karya atau temu hasil di masa lampau, lebih banyak menekankan pada
pameran keunggulan hasil teknologi budidaya anjuran yang dilaksanakan petani namun
melupakan kelemahan prinsipel pada aspek pengolahan produk primer dan pemasaran.
Sehingga temu karya di masa lampau memang berhasil mendifusikan inovasi teknologi
kepada petani lain, namun gagal meningkatkan pendapatan yang menjadi tujuan
penyuluhan oleh selalu terjadinya gejolak harga di pasaran. Temu karya dapat
ditindaklanjuti dengan kegiatan magang petani yang dianggap telah lebih berhasil.

Teknik Temu Karya


Teknik penyelenggaraan Temu karya
a) Pada pra pertemuan menumbuhan pemrakarsa Temu karya, memotifasi petani yang
berprestasi untuk menjadi salah seorang pembicara dalam temu karya, membimbing
para petani calon pembicara mengenai bentuk penulisan pokok bahasan secara tepat,
dan teknik penyampaian secara lisan, berperan aktif sebagai penghubung antara
pemrakarsa dengan penyelenggara temu karya, pembagian tugas sebaik-baiknya,
menumbuhkan iklim yang mendukung penyelenggara untuk bekerja lebih aktif sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
b) Pada saat pertemuan dilakukan pemasangan rambu-rambu yang tepat, pendayagunaan
peran pimpinan sidang seoptimal-optimalnya terutama dalam pengaturan waktu, dan
teknik penyampaian pesan secara lisan dengan sebaik-baiknya oleh para pembicara,
mendayagunakan dialok serta melengkapi informasi secara lisan dengan peragaan dan
pembagian makalah pokok bahasan.
c) Pada pasca pertemuan mengadakan bimbingan kepada petani nelayan dalam
penerapan teknologi yang dipelajari dalam temu karya.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 235
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

9. Temu Lapangan
Temu Lapangan adalah pertemuan antara petani–nelayan dengan peneliti untuk
saling tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan
balik dari petani.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan temu lapangan yaitu :
1. Membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi mengenai teknologi
hasil penelitian
2. Membuka kesempatan bagi para peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari hasil –
hasil penelitian.
3. Menyalurkan teknologi dikalangan petani secara cepat.
4. Menjalin hubungan yang akrab antara peneliti, penyuluh dan petani.
Temu Lapangan dapat dilaksanakan di dalam ruangan atau di lapangan yang
khusus dipersiapkan sesuai dengan materi yang akan dibahas. Penyelenggaranya adalah
petugas pertanian, para peneliti atau petugas lain bahkan juga petani yang ditunjuk oleh
instansi pertanian.
Peserta temu lapangan adalah petani yang mampu mengemukakan gagasan atau
masalah dan mempunyai keahlian sesuai dengan materi yang dibahas, dan petugas
peneliti yang menguasai dan bertanggung jawab dalam materi yang akan dibahas.
Dalam pelaksanaan temu lapang, diperlukan pimpinan sidang atau moderator,
pembicara, narasumber dan penulis. Moderator sebaiknya kontak tani yang ditunjuk oleh
peserta, kemudian pembicara ialah peneliti yang akan mengemukakan materi bahasan dan
narasumber ialah peneliti lain yang menegtahui atau menguasai materi yang akan dibahas
sedangkan penulis adalah salah seorang peserta atau penyelenggara.

10. Mimbar Sarasehan


Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara wakil para petani beserta
keluarganya/KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) dengan pihak pemerintah yang
diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan untuk membicarakan,
memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut
masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani-nelayan dalam
rangka pembangunan pertanian.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 236
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tujuan Mimbar Sarasehan adalah (1) memahami keadaan dan masalah-masalah


yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di lapangan, baik oleh pihak petani-nelayan
maupun oleh pejabat pemerintah, (2) mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan
masalah-masalah beserta penyusunan rencana kegiatan yang mencakup usahatani
nelayan dan kehidupan petani-nelayan beserta keluarganya, (3) melaksanakan penerapan
kegiatan di lapangan sesuai dengan kesepakatan bersama, (4) meningkatkan peranan dan
peranserta petani-nelayan sebagai subjek pembangunan dan (5) mewujudkan hubungan
timbal balik yang serasi antara kontaktani-nelayan dan pemerintah dalam pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan pertanian untuk memperbaiki perencanaan masa yang akan
datang.
Beberapa pengertian yang perlu diketahui dalam kegiatan mimbar sarasehan:
1. KTNA (Kontak Tani-Nelayan Andalan) adalah kontak tani nelayan yang ditetapkan oleh
para petani-nelayan berdasarkan musyawarah diantara mereka dan dianggap dapat
membawakan aspirasi petani-nelayan, wanita tani-nelayan dan taruna tani-nelayan di
daerahnya.
2. Ahli andalan adalah tokoh masyarakat yang mempunyai keahlian / pengalaman di
suatu bidang usaha tani nelayan
3. Kelompok andalan adalah kelompok yang terdiri dari sejumlah kontak tani-nelayan
andalan dan beberapa ahli andalan yang dikukuhkan pemerintah
4. Penasehat Mimbar Sarasehan Orang-orang yang merupakan ketua organisasi profesi
lingkup pertanian antara lain:
a. HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia)
b. HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia)
c. Organisasi profesi lainnya sesuai dengan tingkat wilayah kerja penyuluhan mereka
sebagai penasihat mimbar sarasehan misalnya: tingkat nasional, tingkat I/propinsi,
tingkat II/kabupaten/kota dan tingkat kecamatan.
5. Kesepakatan Mimbar Sarasehan
Kesepakatan Mimbar Sarasehan ialah keputusan yang disepakati antara kelompok
andalan dengan pemerintah mengenai sesuatu pemecahan masalah. Kesepakatan
dirumuskan secara tertulis oleh panitera mimbar sarasehan dan disahkan oleh kedua
belah pihak untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bersepakat sesuai tugas, hak,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 237
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

6. Panitera Mimbar Sarasehan


Panitera tetap mimbar sarasehan ialah pejabat pertanian yang melayani kegiatan
mimbar sarasehan dan sebagai pembina kelompok andalan.
a) Di BPP --- Salah seorang penyuluh BPP
b) Di Kab/ Kodya --- Salah seorang kepala seksi dari dinas Tkt-I
c) Tingkat Propinsi --- Salah satu kepala dinas yang ditetapkan Pemda Tkt-I
d) Tingkat Nasional---Kepala Pusat Pembinaan penyuluh pertanian
Peserta Mimbar Sarasehan adalah:
1. Kelompok andalan
2. KTNA yang dianggap perlu memberi masukan
3. Panitera tetap
4. Pejabat Pemda
5. Penasehat Mimbar Sarasehan
6. Pejabat yang berkaitan pokok bahasa
Langkah-Langkah Pelaksanaan
1. Persiapan Panitera tetap
- Menghimpun materi Mimbar Sarasehan
- Menyusun acara Sarasehan
- Penyebaran undangan (Sebaiknya 2 minggu sebelum pelaksanaan)
2. Pelaksanaan Sarasehan
Pembagian Tugas:
1. Pimpinan Sidang – Seorang KTNA
2. Pembicara – Yang menyampaikan masalah
3. Sekertaris – Dari Panitera
4. Pembicara bisa lebih dari satu orang
5. Ketua dan sekertaris merumuskan kesepakatan bersama peserta yang menguasai
masalah.
6. Acara sesuai agenda yang telah disahkan peserta mimbar sarasehan
3. Penentuan pokok bahasan dalam Mimbar Sarasehan
Pokok bahasan dalam suatu mimbar sarasehan dapat berupa:
 Pokok bahasan bisa kebijaksanaan baru pemerintah
 Umpan balik dari implementasi kebijaksanaan pemerintah

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 238
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Inovasi baru yang berpengaruh luas pada usahatani maupun masyarakat luas
 Pokok bahasan yang sangat mendesak dibahas
Cara-cara penentuan pokok bahasan adalah:
 Berdasarkan usulan dari pihak Kontaktani-Nelayan Andalan, menurut kepentingan
mereka
 Berdasarkan usulan pihak pemerintah yang dikaitkan dengan proses percepatan
program pembangunan pertanian
4. Hasil Mimbar Sarasehan
Secara umum, hasil dari suatu mimbar sarasehan adalah:
a. Bertambahnya pengertian dan pemahaman terhadap masalah yang dibahas
b. Rumusan kesepakatan
c. Rumusan masalah yang belum dipecahkan
d. Rumusan masalah yang tidak dipecahkan
5. Pelaporan dan Penyebarluasan Hasil Sarasehan
Setelah acara berakhir, panitera tetap berkewajiban menyusun laporan pelaksanaan
dan menyebarkan hasil kesepakatan secara tertulis, kepada seluruh kontaktani nelayan
dan seluruh dinas, instansi, lembaga, organisasi profesi peserta mimbar sarasehan.
Masalah yang tidak terpecahkan perlu disampaikan secara terpisah kepada instansi,
dinas dan lembaga pemerintah satu tingkat diatasnya yang berhubungan dengan
masalah tersebut. Bila masalah telah dapat dipecahkan, maka panitera tetap perlu
menyampaikannya pada acara mimbar sarasehan berikutnya.
Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan sustu
metode penyuluhan adalah ia perlu memahami prinsip-prinsip metode penyuluhan yang
dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk memilih metode penyuluhan yang tepat.
Ada beberapa prinsip metode penyuluhan yang dapat digunakan, yaitu 1)
Pengembangan untuk berpikir kreatif, 2) tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan
sasaran, 3) setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya, 4) ciptakan hubungan yang
akrab dengan sasaran, dan 5) memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.

11. Kursus Tani


Kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar bagi para petani dalam waktu
tertentu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 239
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Tujuan diadakannya kursus tani adalah: 1) membekali pengetahuan, 2)


meningkatkan keterampilan, 3) menumbuhkan sikap positif, dan 4) mengembang-kan sikap
kepemimpinan petani.
Pelaksanaan kegiatan kursus tani perlu dipersiapkan dengan baik terutama
menyangkut kondisi sosial, ekonomi dan budaya sasaran yang akan dijadikan sebagai
peserta kursus, perencanaan dan konsultasi dengan pemerintah daerah. Kegiatan kursus
perlu menggunakan lebih dari satu jenis metode. Jumlah peserta yang mengikuti kursus
tani berkisar antara 20 – 30 orang, dan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Setelah kegiatan kursus berlangsung perlu dilakukan bimbingan
lanjutan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan kursus tani
memberikan manfaat bagi pesertanya.
Kursus tani bermanfaat untuk; 1) efektif untuk menyebarkan pengetahuan dan
keterampilan secara mendalam dan sistematis, 2) mendorong tumbuhnya kepemimpinan
petani, 3) mempercepat proses adopsi serta 4) lulusan bisa dijadikan sebagai kader dalam
penumbuhan kelompok tani.
Hambatan yang mungkin timbul dalam kegiatan kursus tani antara lain: 1) metode
ini memerlukan biaya yang relatif banyak dan dalam pelaksanaannya harus tepat dan
cermat, 2) minimnya sarana dan prasarana sering menjadikan gagalnya mencapai tujuan,
3) daya tampung peserta relatif sedikit dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

Teknik Pelaksanaan Kursus tani


Persiapan :
- Meniliti keaadaan petani (tradisi, norma)
- Menganalisis masalah dan kebutuhan kursus
- Menyiapkan rencana kursus
- Konsultasi dengan kontak tani dan pemerintah daerah
Pelaksanaan
- Mengorganisasikan petani
- Jumlah peserta 20 -30 orang lamanya tergantung materi
- Waktunya seminggu sekali (sesuai kebutuhan)
- Materi yang praktis dan langsung dapat memecahkan masalah
- Gunakan alat peraga

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 240
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

- Digabung dengan metode lain (demonstrasi, widya wisata)


- Diberi sertifikat dan penghargaan kepada yang berprestasi
Evaluasi kursus
- Dilakukan selama atau diakhir kursus dan dilapangan
- Tujuan untuk menilai keefektifitas dari kursus tani
- Indikatornya : Kemampuan mengingat, keterampilan dan sikap
Bimbingan lanjutan
- Dilakukan setelah kursus tani, caranya dengan mengirimkan bacaan dan lain-lain.

Latihan 3
Kelompok atas dasar langkah-langkah penerapan dan pemilihan metode dan teknik
penyuluhan pertanian lakukanlah:
a. Tentukan dan uraikan langkah-langkah penerapan dan pemilihan metode dan teknik
penyuluhan pertanian yang benar.
b. Lakukan simulasi metode dan teknik penyuluhan pertanian yang anda pilih

9.5. ANALISIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN


A. Analisis
Metode penyuluhan pertanian dalam kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan
pendekatan yang akan digunakan apakah pendekatan massal, kelompok maupun
perorangan. Setelah penyuluh dapat menentukan pendekatan dan jumlah sasaran, langkah
selanjutnya melakukan analisis dari satu atau beberapa metode penyuluhan pertanian yang
ada. Hasil analisa tersebut dapat diggunakan sebagai dasar memilih beberapa metode
penyuluhan yang akan diggunakan di lapangan. Metode analisis penyuluhan pertanian
pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk mempelajari dan menganalisis
satu metode atau beberapa metode penyuluhan pertanian. Analisis merupakan suatu alat
untuk mengobservasi dan menilai secara obyektif metode penyuluhan pertanian yang
dipilih.
Tujuan dari analisis metode penyuluhan pertanian ini antara lain :
a. Dapat menjelaskan metode penyuluhan pertanian secara lengkap dari hasil analisa
b. Dapat menggambarkan metode penyuluhan pertanian yang ideal untuk diterapkan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 241
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Dapat dijadikan acuan dasar dengan memperhatikan kendala, hambatan,


permasalahan, potensi dan kelebihan dengan memperhatikan sumber daya yang ada
untuk metode penyuluhan pertanian yang akan diterapkan
d. Dapat memberikan informasi obyektif metode penyuluhan pertanian yang ideal dan
tepat diggunakan sesuai dengan spesifik lokasi
e. Dapat dijadikan dasar keyakinan bagi penyuluh dan sasaran terhadap metode
penyuluhan yang diterapkan
Beberapa cara menganalisa metode penyuluhan pertanian yang akan diterapkan
antara lain : Analisa Tanya jawab (interviews anaysis), Analisa Kuesioner (questionnaires
anaysis), Analisa Observasi observation anaysis, dan Analisa Pengamatan Dokumen
(document survey analysis).

1. Analisa Tanya jawab (Interviews anaysis)


Analisa tanya jawab merupakan analisis berdasar pertanyaan kepada sasaran
secara bertatap muka langsung, beberapa hal pokok dan penting antara lain :
a. Bagaimana metode penyuluhan pertanian itu digunakan.
b. Kesesuaian metode penyuluhan pertanian dan kebutuhan sasaran apabila diggunakan
c. Kesiapan sumber daya yang ada berupa (SDM, sumber daya alat, bahan, tempat dan
waktu)
d. Kapan metode tersebut baik digunakan
e. Menggali penjelasan atau pandangan dari sasaran secara rinci
f. Membuat ikhtisar jawaban pertanyaan
g. Membuat kesimpulan jawaban pertanyaan

Kelebihan Analisa Tanya jawab


a. Pewawancara dapat mengukur respon melalui pertanyaan dan menyesuaikannya
sesuai situasi yang terjadi
b. Dapat menggali permasalahan yang tidak terstruktur lebih dalam karena lebih fleksibel
dalam berkomunikasi dengan sasaran
c. Menunjukkan kesan interviewer secara pribadi
d. Memunculkan respons yang tinggi sejak penyusunan metode penyuluhan pertanian
secara partisipatif

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 242
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kekurangan Analisa Tanya jawab


a. Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit
b. Membutuhkan pengalaman khusus dari pewawancara
c. Sulit membandingkan laporan wawancara karena subyektivitas alamiah

2. Analisa Kuesioner (Questionnaires analysis)


Analisa kuisioner merupakan analisis berdasar pertanyaan kepada sasaran secara
tertulis dan terstruktur, beberapa hal pokok dan penting dalam analisa ini antara lain :
a. Bagaimana metode itu digunakan
b. Kesesuaian metode penyuluhan pertanian dan kebutuhan sasaran apabila diggunakan
c. Kesiapan sumber daya yang ada berupa (SDM, sumber daya alat, bahan, tempat dan
waktu
d. Kapan metode tersebut baik digunakan
e. Mendisain dengan menggunakan standar kuesioner
f. Kuesioner dikirimkan ke sasaran
g. Hasil respon sasaran diringkas dalam statistik distribusi
h. Menyimpulkan hasil kuisoner
Kelebihan Analisa Kuesioner
a. Murah dan cepat dari pada interviews.
b. Tidak membutuhkan pewawancara yang terlatih
c. Mudah untuk mensintesis hasil sejak pembuatan kuesioner.
d. Dapat meminimalkan biaya

Kekurangan Analisa Kuesioner


a. Tidak dapat membuat pertanyaan yang spesifik bagi sasaran dalam jumlah banyak
b. Analis menghasilkan kesan secara umum sehingga tidak dapat mengakomodir
pendapat pribadi
c. Jenis pertanyaan terbatas dan sederhana
d. Membutuhkan wawasan yang luas dari sasaran dalam menjawab pertanyaan
e.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 243
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3. Analisa Observasi (Observation analysis)

Analisa observasi merupakan analisis berdasar pengamatan secara langsung


metode penyuluhan pertanian yang sedang atau telah diggunakan, beberapa hal pokok
dan penting dalam analisa ini antara lain :
a. Bagaimana jalannya metode penyuluhan pertanian tersebut saat digunakan
b. Secara pribadi seorang analis mengunjungi lokasi pengamatan
c. Analis merekam kejadian dan dinamika dalam lokasi pengamatan dengan cara tertulis,
rekaman audio, audio visual maupun foto
d. Hasil pengamatan disusun dalam alur pelaksanaan atau kronologis kegiatan dan
respon sasaran
e. Menyimpulkan hasil pengamatan
Kelebihan Analisa Observasi
a. Mendapatkan fakta sesungguhnya daripada pendapat (opinion)
b. Tidak membutuhkan konstruksi pertanyaan.
c. Tidak menganggu atau menyembunyikan sesuatu (sasaran tidak mengetahui bahwa
mereka sedang diamati).
d. Analis tidak bergantung pada penjelasan lisan dari sasaran

Kekurangan Analisa Observasi


a. Jika terlalu mencolok dalam pengamatan, sasaran merasa diamati sehingga tidak
diperoleh fakta sebenarnya
b. Dalam jangka panjang, fakta yang diperoleh dalam satu observasi mungkin tidak tepat
(representative) dalam kondisi harian atau mingguan
c. Membutuhkan pengalaman dan keahlian khusus dari analis

4. Analisa Pengamatan Dokumen (Document Survey Analysis)

Analisa Pengamatan dokumen merupakan analisis berdasar dokumentasi yang ada


berupa data administrasi yang dimiliki (daftar hadir, laporan kegiatan, bachard kegiatan,
aktivitas kegiatan, video, foto, rekaman suara dan dokumen lainya, beberapa hal pokok dan
penting dalam analisa ini antara lain :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 244
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Bagaimana hasil dokumentasi metode penyuluhan pertanian itu digunakan


b. Mengidentifikasikan dokumen utama dan laporan
c. Mengumpulkan salinan dokumen aktual dan laporan
d. Membuat penandaan (coding) setiap dokumen atau laporan yang digunakan
e. Hasil pengamatan dokumen disusun dalam alur pelaksanaan atau kronologis kegiatan
dan respon sasaran
f. Menyimpulkan hasil pengamatan

Kelebihan Analisa Pengamatan Dokumen

a. Data yang diperoleh lebih obyektif


b. Mendapatkan fakta sesungguhnya daripada pendapat (opinion)
c. Tidak membutuhkan konstruksi pertanyaan
d. Tidak menganggu atau menyembunyikan sesuatu (sasaran tidak mengetahui bahwa
mereka sedang diamati)
e. Analis tidak bergantung pada penjelasan lisan dari sasaran

Kekurangan Analisa Pengamatan Dokumen

a. Membutuhkan waktu yang cukup banyak mengumpulkan dokumen yang diperlukan


b. Tidak dapat dijalankan apabila tidak tersedia dokumentasi dan data yang cukup
c. Membutuhkan pengalaman dan keahlian khusus dari analis
B. Rangkuman

Analisis penyuluhan pertanian pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik


untuk mempelajari dan menganalisis satu metode atau beberapa metode penyuluhan
pertanian. Metode penyuluhan pertanian yang akan diterapkan antara lain: Analisis Tanya
jawab (interviews anaysis), Analisa Kuesioner (questionnaires anaysis), Analisa Observasi
observation anaysis, dan Analisa Pengamatan Dokumen (document survey analysis).

C. Latihan 4

Setiap kelompok menyusun analisis yang berbeda, selanjutnya dibandingkan dengan


kelompok lain.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 245
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Tentukan metode dan teknik penyuluhan pertanian sesuai dengan fungsinya kemudian
tentukan analisisnya.
b. Tabulasi dan analisis efefektifitanya dari berbagai metode dan teknik penyuluhan
pertanian yang anda gunakan

Analisa Metode Penyuluhan Pertanian yang Digunakan

Analisa ...................................

Nama Peserta : BPP/Kecamatan :

Kelompok : Pemandu :

No Metode Penyuluhan Pendekatan Uraian


Pertanian
Yang Digunakan ( Hasil Kesimpulan)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 246
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Analisa Perbandingan

Jenis Metode Penyuluhan Pertanian

Nama Peserta : BPP/Kecamatan :

Kelompok : Pemandu :

No Analisa Metode Jenis Metode Pendekatan Uraian


Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Yang
Pertanian Diggunakan ( Hasil
Kesimpulan)

1 Analisa Tanya jawab

2 Analisa Kuesioner

3 Analisa Observasi

4 Analisa Pengamatan
Dokumen

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 247
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Rencana Praktik Penyajian Metode Penyuluhan Pertanian

Metode Penyuluhan ......................................

BPP/Kecamatan : Pemandu :

No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Sasaran/Alamat Lokasi Keterangan


Kegiatan
(pukul)

9.6. PENUTUP

Metode dan teknik penyuluhan pertanian merupakan cara yang digunakan untuk
menyampaikan pesan sehingga agar petani mau dan mampu menerapkan inovasi baru.
Agar pesan dapat diserap lebih optimal oleh petani maka penyuluh harus dapat memilih
dan menerapkan metode dan teknik yang sesuai dengan kondisi petani tersebut
Tingkat keberhasilan dari penerapan Metode dan teknik penyuluhan pertanian
dapat diukur dengan menganalisis tingkat efektifitas pemanfaatan dan pendayagunaan dari
satu atau kombinasi beberapa metode

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 248
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB X

PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN TANI DAN KELEMBAGAAN


EKONOMI PETANI

10.1. PENDAHULUAN.

Kelompok tani merupakan salah satu mitra berbagai elemen yang mempunyai
kepentingan untuk mencapai tujuan pemerintah menghadapi daya saing ekonomi nasional
dan global.
Dari kondisi yang ada sebelum dan saat ini perjalanan kelompok tani banyak
mengalami berbagai hal seiring dengan perubahan yang ada pada lembaga Penyuluhan
Pertanian.
Sebelumnya kelompok berdasarkan pada hamparan sesuai wilayahnya, kemudian
ada yang berkembang berdasarkan domisili, dan berkembang lagi pada kegiatan usaha
maupun komoditas.
Dan di era mendatang telah muncul konsep yang sedang dan akan dikembangkan
antara lain berbentuk “ Asosiasi “ Korporasi “ Badan Usaha Pertanian” yang semuanya
bersifat kooperatif, berbasis kegiatan agribisnis, meningkatkan kesejahteraan anggotanya,
dan memiliki posisi tawar yang relative tinggi.
Sebagai gambaran mari kita lihat dan renungkan gambar dibawah ini :

1970-an INOVASI TEKNOLOGI

1980-an INOVASI SOSIAL

INOVASI KELEMBAGAAN

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 249
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Dengan melihat gambar diatas dan kita kembangkan cara berpikir kita maka perjalanan
perkembangan kelompok tani pesat dalam program akan lambat dalam terapannya karena
kurangnya kemandirian dalam menentukan sikap,

Serta banyak faktor yang menyebabkannya baik dari sistem, program dan sumberdayanya.

Dengan adanya inovasi kelembagaan maka kelompok tani yang lebih proaktif dengan
kesempatan yang diberikan pemerintah serta mengikuti persyaratan sebagai kelompok
yang mau berkembang dan berubah akan mencapai kemajuan usahanya melalui berbagai
bentuk komunitas yang kooperatif dan besar seperti gambar dibawah ini.

INSTRUMEN INSTRUMEN INSTRUMEN


KELOMPOK PENGELOLAAN
PENYULUHA EKONOMI
SOSIAL N USAHATANI PERDESAAN

ASOSIASI
KORPORASI

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 250
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

10.2. KELEMBAGAAN PETANI

10.2.1 Pengertian, fungsi dan hakekat kelembagaan petani

10.2.1. 1. Perbedaan Kelembagaan dan Lembaga .

Totok Mardikanto (2009) mengatakan kelembagaan merupakan terjemahan dari “


institusion “ yang dikaitkan dengan dua pengertian yaitu “ social institusion “ atau pranata
social, yang memiliki empat komponen yaitu : komponen person, komponen kepentingan,
komponen aturan, komponen struktur

Kelembagaan memiliki cirri – cirri :

1). Kelembagaan berkenaan dengan sesuatu yang permanent, 2). berkaitan dengan hal
yang abstrak “ wujud ideal kebudayaan “, 3). berkaitan dengan perilaku yang terpola
yang merupakan kunci keteraturan hidup. 4). kelembagaan juga menekankan kepada pola
perilakuyang disetujuai dan memiliki sanksi. 5). kelembagaan merupakan cara standar
untuk memecahkan masalah.
Kelembagaan merupakan salah satu factor penting dalam pembangunan pertanian,
membangun struktur yang progresif, maka dibutuhkan kelembagaan (1). Sarana produksi,
(2). Kredit produksi, (3). Pemasaran, (4). Percobaan/pengujian local, (5). Penyuluhan, (6).
Transportasi. Ke enam jenis kelembagaan tersebut harus tersedia disetiap lokasi usahatani
dan memiliki keterkaitan dengan lembaga sejenis di tingkat nasional
Dalam kontek pengembangan agribisnis, untuk memudahkan pemahaman, maka kata “
kelembagaan dan lembaga “ dibedakan dengan cara berikut :
Kelembagaan = suatu jaringan yang terdiri dari sejumlah orang dan lembaga untuk tujuan
tertentu, memiliki aturan dan norma, serta memiliki struktur.
Dalam konteks system agribisnis dipedesaan, dikenal dengan delapan bentuk
kelembagaan yaitu :
a. Kelembagaan penyediaan input usaha tani,
b. kelembagaan penyediaan modal,
c. kelembagaan pemenuhan tenaga kerja,
d. kelembagaan penyediaan lahan dan air irigasi,

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 251
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

e. kelembagaan usaha tani,


f. kelembagaan pengolahan hasil pertanian,
g. kelembagaan pemasaran hasil pertanian,
h. kelembagaan penyedia informasi (teknologi, pasar, dll).
Lembaga = atau dapat juga disebut “ organisasi “ adalah pelaku atau wadah untuk
menjalankan satu atau lebih kelembagaan. Lembaga memiliki struktur yang tegas dan
diformalkan. Lembaga menjalankan fungsi kelembagaab, dapat satu atau lebih. Lembaga
di pertanian adalah : kelompok tani, gapoktan, kelompok wanita tani, klinik agribisnis,
koperasi dan lain-lain.

Pada prinsipnya kelembagaan maupun lembaga memiliki 4 komponen yaitu : komponen


pelaku, komponen kepentingan, komponen norma dan aturan, serta komponen struktur.
Pelaku pada kelembagaan dapat berubah ubah sepanjang waktu tergantung pada
kebutuhan dan kemampuannya bertahan dalam system tersebut, sedang kan pelaku pada
suatu lembaga hanya dapat diganti secara formal melalui rapat lengkap.
Struktur pada kelembagaan lebih longgar, sedangkan pada lembaga ketat dan hanya dapat
dirubah dengan mengganti AD/ART
Hingga saat ini potret petani dan lembaga petani di Indonesia diakui masih belum
sebagaimana yang diharapkan. Berikut merupakan beberapa hal yang masih melekat
pada sosok petani dan lembaga petani kita :
a. Masih minimnya wawasan dan pengetahuan petani baik terhadap Masalah
manajemen produksi maupun jaringan pemasaran.
b. Belum terlibatnya secara utuh petani dalam kegiatan agribisnis. Saat ini aktivitas
petani masih terfokus pada kegiatan (on Farm).
c. Peran dan fungsi lembaga tani sebagai wadah organisasi petani masih belum
berjalan secara optimal.
Undang – undang No. 16 Tahun 2006 tentang System Penyuluhan Pertanian, perikanan
dan Kehutanan merupakan impian lama kalangan penyuluhan yang sudah diwacanakan
semenjak awal tahun 1980-an. Lainnya UU ini dapat pula dimaknai sebagai upaya untuk
mewujudkan revitalisasi pertanian tersebut.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 252
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pada dua kebijakan tersebur, permasalahan kelembagaan tetap merupakan bagian yang
esensial, baik kelembagaan di tingkat makro maupun mikro. Ditingkat mikro akan dibentuk
beberapa lembaga baru misalnya Pos Penyuluhan Desa dan GAPOKTAN
Departemen Pertanian menargetkan membentuk satu Gapoktan di setiap desa khususnya
yang berbasiskan pertanian. Ini merupakan satu lembaga andalan baru yang diinisiasikan
oleh Deptan, meskipun semenjak awal 1990-an Gapoktan sesungguhnya telah dikenal.
Saat ini, Gapoktan diberi pemaknaan baru, termasuk bentuk dan peran yang baru.
Gapoktan menja di lembaga gerbang (gateway institution) yang menjadi penghubung
petani satu desa dengan lembaga lembaga lain diluarnya. Gapoktan diha rapkan berperan
untuk fungsi-fungsi pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi,
pemasaran produk pertanian dan termasuk untuk menyediakan berbagai informasi yang
dibutuhkan petani.
Kelembagaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya adalah organisasi yang
anggotanya petani dan pelaku usaha pertanian lainnya dan dibentuk oleh mereka, baik
formal maupun non formal. Kelembagaan pelaku utama beranggotakan petani, pekebun,
peternak, nelayan pembudi daya ikan, serta masyarakat di dalam dan sekitar hutan.

10.2.2. Apa fungsi dari kelembagaan petani ?.

Kelembagaan petani Mempunyai fungsi :

a. Sebagai wadah proses pembelajaran : meningkatkan pengetahuan, ketrampilan


dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani
sehingga produktifitas dan pendapatan bertambah.
b. Wahana kerjasama, untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani di
dalam dan antar kelompokj serta dengan pihak lain, sehingga usahataninya akan
lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan
ganguan.
c. Unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit pengolahan dan
pemasaran, adalah usaha tani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus
dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk
mencapai skala ekonomi baik dari kualitas maupun kuantitas.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 253
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

d. serta unit jasa penunjang yaitu mampu melakukan akses dengan berbagai
lembaga lain guna memajukan kegian kelompok.
Kelembagaan dapat berbentuk kelompok, gabungan kelompok, asosiasi,korporasi.
Kelembagaan difasilitasi, diberdayakan oleh Pemerintah atau Pemda agar tumbuh,
berkembang menjadi organisasi yang kuat dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan
yang diharapkan para anggotanya. Peraturan Menteri Pertanian No :
273/Kpts?OT.160/4/2007, tanggal 13 April 2007 Tentang Pembinaan kelembagaan Petani.
Kelompoj Tani adalah kum - pulan petani/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (social, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban
untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya.
Menurut Mardikanto (1993) pengertian kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani
atau petani yang terdiri petani dewasa (pria/wanita maupun petani taruna yang terikat
secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan dipimpin oleh seorang kontak tani,
menurut DEPTAN (2007) kelompok tani adalah sekumpulan petani/ peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesama an kondisi lingkungan (social,
ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengem bangkan
usahanya.

Kelembagaan Petani dan pelaku usaha pertanian lainnya merupakan :

a. Organisasi yang anggotanya petani dan pelaku usaha pertanian yang dibentuk
oleh mereka baik formal maupun informal.
b. Kelembagaan petani yang formal dapat berbentuk koperasi atau badan hokum
lainnya.
c. Kelembagaan petani yang non formal dapat berbentuk kelompoktani, Gapoktan
dan asosiasi petani.
d. Kelembagaan petani tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat
dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para
anggotanya.
Gapoktan terdiri dari kelompok tani yang ada dalam satu wilayah administrasi desa atau
berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier (Deptan, 1980). Sedangkan
menurut Deptan (2007) mengemukakan bahwa Gapoktan adalah kumpulan beberapa

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 254
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan
efisiensi usaha.

Unsur Pengikat Kelompok :

a. Adanya kepentingan yang sama diantara para anggota.


b. Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama.
c. Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan
kepemimpinannya diterima oleh sesame petani lainnya.
d. Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang kurangnya
sebagian besar anggotanya.
e. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh setempat untuk menunjang program
yang telah ditentukan.

10.2.3. Jenis-jenis Kelembagaan Petani.

Pengkategorian kelembagaan dari waktu ke waktu,mengalami perubahan menjadi


semakin kecil dan sempit. Hal ini sesuai dengan perubahan dunia modern yang menuntut
spesialisasi dalam segala sisi kehidupan. Koentjaraningrat (1997) menggolongkan jenis-
jenis kelembagaan berda sarkan tujuh unsur kebudayaan universal yaitu: sistem religi dan
upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan,
bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, serta sistem teknologi dan peralatan.
Berbagai jenis kelembagaan dikelompokkanya ke dalam delapan kebutuhan hidup
manusia, yaitu:
a. Kelembagaan yang bertujuan untuk memenuhi hidup kekerabatan
(domestic institutions) berupa kelembagaan pelamaran, perkawin-
nan, poligami, pengasuhan anak-anak, perceraian dan sebagainya.
b. Kelembagaan untuk memenuhi kebutuhan pencaharian hidup
(economic institution) berupa pertanian, pertenakan, pemburuan,
feodalisme, industri, barter, koperasi, penjualan, dsb.
c. Kelembagaan untuk pendidikan (educational institutions) berupa
pengasuhan anak-anak, pendidikan rakyat, pendidikan menengah,
pendidikan keagamaan, perpustakaan, pers, dsb.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 255
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

d. Kelembagaan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia


(scientific institutions) berupa metode ilmiah, penelitian,
pendidikan ilmiah, dsb.
e. Kelembagaan untuk menyatakan rasa keindahan (aesthetic and
recreathional institutions) misalnya seni rupa, seni suara, seni
gerak, kesusasteraan, olah raga, dsb.
f. kelembagaan untuk berhubungan dengan Tuhan dan alam gaib
(religious institutions) berupa gereja, doa, kenduri, upacara,
pantangan, ilmu gaib, dsb.
g. Kelembagaan untuk kehidupan berkelompok atau bernegara
(political institutions) sistem pemerintahan, demokrasi, kehakiman,
kepartaian, kepolisian, dll.
h. Kelembagaan untuk mengurus kebutuhan jasmaniah manusia
(somatic institutions) misalnya salon, kedokteran, dsb.

10.2.4. Pengelompokkan atas Sistem Agribisnis :

aktivitas yang terkait dg dunia pertanian dapat dibagi menjadi lima kelom pok
kelembagaan.

Pertama , kelembagaan pengadaan sarana input produksi.Dalam kelompok

ini misalnya termasuk kelembagaan kredit atau kelembagaan per modalan usahatani,
kelembagaan pupuk yang mencakup mulai dari pengadaan sampai distribusinya,
kelembagaan benih yang juga begitu kompleksnya yang salah satu bagianya kita kenal
dengan struktur JABAL (Jaringan Benih Antar Lapang), serta kelembagaan penyediaan
dan distribusi pestisida. Tiap kelemba gaan memiliki aspek kelembagaan tersendiri dengan
menerapkan aturan-aturan kerja yang datang dari norma-norma tertentu, pe nentuan hak
dan kewajiban antar bagian; serta struktur organisasi yang menentukan bagaimana
keterkaitan antar bagian tersebut.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 256
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kedua , kelembagaan dalam aktivitas budidaya, mencakup kelembagaan

Tenaga kerja, kelembagaan irigasi mulai dari bentuk yang tradisional sampai
kelembagaan bentukan pemerintah (Perkumpulan Petani Pemakai Air = P3A),
kelembagaan lahan (land tenure) dalam hal tata hubungan antara pemilik dan petani
penggarap, serta kelembagaan panen. Dalam kelembagaan panen dapat di lihat tata
hubungan kerja antara dan kesepakatan antara pemilik tanah, petani bawon, petani yang
melakukan kedokan , penderep , pembeli gabah atau pedagang pengumpul gabah,
rombongan buruh panen yang di upah oleh peda gang yang membeli secara borongan,
pemilik alat panen (tresher), dan lain-lain. Dengan mempelajari kelembagaan panen kita
bisa belajar bagaimana menangkap makna suatu gejala (kemampuan konatif), dan tak
hanya kognitif saja (mengenali suatu gejala).Melalui kemampuan imajinasi sosiologis, kita
dapat memberi makna dari gejala di tingkat mikro menjadi makro9.Contohnya adalah
penelitian Clifford Geertz tentang panen untuk menerangkan struktur sosial masyarakat
Jawa pada era Tanam Paksa.Menurutnya, panen yang menggunakan sistem upah tetap
(bawon) merupakan gejala involusi pertanian (welfare institution dan poversty sharing) dan
perubahan menjadi sistem tebasan merupakan gejala melemahnya involusi tersebut.

Ketiga , Kelembagaan terkait dengan aktivitas pengolahan hasil produksi.

Dalam tahapan ini misalnya termasuk pengorganisasian sebuah peng gilingan padi
(huller), pemrosesan pisang menjadi produk kripik pisang, dan pembuatan sirop markisa
mulai dari aktivitas pembelian bahan baku sampai siap dipasarkan.Seluruh orang yang
terlibat di dalamnya bisa diindentifikasi, mereka diikat oleh kepen- tingan yang sama, dan
tunduk kepada kesepakatan-kesepakatan yang diakui secara bersama.Kelompok ini juga
memiliki struktur karena ada perbedaan peran dan tingkat kekuasaan, serta jaring
kekuasaan tersebut.

Keempat, Kelembagaan pemasaran.Hal ini merupakan kelembagaan yang

cukup kompleks.Dalam pengertian Purcell, analisis kelembagaan pada tataniaga


pertanian merupakan proses penyampaian suatu barang dari produsen ke konsumen,
dimana efisiensi merupakan indikator kelembagaan yang penting. “The institutions are
inportant. They are the base of the behavioral decision process and are the center of

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 257
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

change. .... it will be the interaction of the institution along the marketing continuum frim
producer to consumer that determines the degree of coordination and total system
efficiency achieved... toward increased efficiency in marketing... the focus of the attention is
extended to include the interstage actions and interactions” Dalam pengertian ini sudah
tercakup aspek kelembagaan (perilaku, proses pengambilan kepu tusan, dan interaksi) dan
keorganisasiannya hubungan antar bagian (interstage action and interaction).Hubungan
sosial dalam dunia perdagangan sangatlah berbeda, dimana hubungan bersifat tersekat-
sekat (dispersal).Umumnya seseorang pedagang hanya mengenal pelaku setingkat di
bawahnya dan setingkat pula di atasnya.Pedagang hasil pertanian misalnya, tidak
mengenal seluruh pedagang dalam seluruh titik saluran mulai dari mulai pedagang
pengumpul di desa sampai dengan pedagang pengecer di wilayah tujuan.Seorang
pedagang sayuran di pasar induk Jakarta misalnya tidak pernah bertemu dengan
konsumen langsung, karena hanya pedagang sayur kelilinglah yang langsung bertemu
muka dengan pembeli akhirnya.

Kelima, Kelembagaan pendukung.Dalam kelompok ini termasuk kelembaga

an koperasi yang sedemikian pentingnya bahkan diurus oleh satu de partemen, demikian
pula dengan kelembagaan penyuluhan pertani an (lihat Box 1), serta kelembagaan
penelitian mulai dari pencipta an sampai dengan delivery sistem –nya yang membutuhkan
suatu organisasi khusus.Apa yang terjadi pada kelembagaan penyuluhan adalah tidak
terjadinya kesesuaian antara konsep-konsep ideal yang harus dijalankan dengan streuktur
yang dimilikinya. Atau, tidak ada kecocokan antara aspek kelembagaanya dengan aspek
keorganisasi annya.Untuk menampilkan sosok seorang “guru di pesantren”, “pendeta”,
ataupun “penasehat”; tak sesuai dengan strukturnya yang faktanya berada di bawah
pemerintah, dimana ia harus bekerja denagan “memerintah”.Ini karena posisinya yang
merupakan sub ordinasi dari organisasi pemerintah.Permasalahan ini telah berdam pak
kepada tidak optimalnya pelaksanaan peran penyuluhan.

10.2.5. Asosiasi Petani

Dalam melakukan transfer informasi dan teknologi, asosiasi petani belum begitu
berperan. Alasan yang mereka ungkapkan mengapa peran tersebut belum berjalan dengan
baik yaitu karena adanya keterbatasan SDM yang dimiliki, yaitu keterbatasan dalam hal

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 258
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

pengetahuan dan ketrampilan serta keterbatasan informasi pasar yang dimiliki.Tetapi


didalam perjalanan nya, lembaga tersebut mengalami kendala antara lain: (1) keterbatasan
modal untuk membeli hasil yang diproduksi petani, (2) memiliki SDM yang masih kurang
memadai (terutama dari segi pengetahuan dan ketrampilan dalam memanajemen koperasi
yang profesional) dan juga kemampuan men cari pasar baru, serta kemampuan dalam
melakukan pengolahan hasol untuk meningkatkan nilai tambah produk yang dibeli dari
petani, dan (3) belum dapat membeli hasil produksi dari anggota dengan harga beli minimal
sama dengan harga beli dari para pedagang pengumpul.
Pesan asosiasi petani dalam mengembangkan usaha adalah: (1) menampung hasil
dari para anggota, (2) memasarkan hasil produk yang dikumpulkan dari anggota, (3)
mencari pasar atau mitra usaha, (4) melakukan transfer informasi pasar maupun
teknologi.Untuk melaksanakan perannya tersebut masih terdapat beberapa kendala, dan
kendala-kendala tersebut antara lain: (1) keterbatasan modal untuk menampung hasil
produksi dari anggota, (2) keterbatasan pengetahuan dalam melaku kan manajemen
keuangan, (3) keterbatasan informasi teknologi dan pasar (terutama dalam informasi
supply dan demand dari produk yang mereka pasarkan) hal ini dapat menyebabkan kurang
mampunya mereka melakukan tawar menawar dengan pembeli, dan (4) masih belum
kontinyunya mutu dan jumlah dari produk yang dihasilkan anggota, dan hal inilah yang
menyebabkan harga produk yang mereka jual menjadi rendah serta mundurnya pihak mitra
usaha.
Dalam melakukan transfer informasi dan teknologi, aosiasi petani belum begitu
berperan. Alasan yang mereka ungkapkan mengapa peran ter sebut belum berjalan
dengan baik yaitu karena adanya keterbatasan SDM yang dimiliki, yaitu keterbatasan
dalam hal pengetahuan dan ketrampilan serta keterbatasan informasi pasar yang
dimiliki.Tetapi didalam perjalanan nya, lembaga tersebut mengalami kendala antara lain:
(1) keterbatasan mo dal untuk membeli hasil yang diproduksi petani, (2) memiliki SDM yang
masih kurang memadai (terutama dari segi pengetahuan dan ketrampilan dalam
memanajemen koperasi yang profesional) dan juga kemampuan men cari pasar baru, serta
kemampuan dalam melakukan pengolahan hasol untuk meningkatkan nilai tambah produk
yang dibeli dari petani, dan (3) belum dapat membeli hasil produksi dari anggota dengan
harga beli minimal sama dengan harga beli dari para pedagang pengumpul.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 259
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

10.2.6. Corporate Farming.

Berbagai kebijakan yang menyangkut pencapaian swasembada pangan telah


dikeluarkan pemerintah sejak tahun 1970. Namun bentuk kebijakan tersebut diarahkan
kepada penyediaan beras, bukan ekonomi beras, kare na tidak diikuti dengan peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani. Selama 30 tahun terakhir, sektor pertanian hanya
diprioritaskan untuk mencapai swasembada pangan, sehingga sifat pendekatan pertanian
yang bertujuan membangun keluarga petani seutuhnya terlupakan.
Salah satu bentuk yang ditawarkan oleh Departemen Pertanian untuk mening katkan
pendapatan dan kesejahteraan petani adalah pengelolaan usaha tani secara korporasi
dalam bentuk corporate farming.

Corporate farming : adalah bentuk kerjasama dari sekelompok petani yang berorientasi
agribisnis dengan mengkonsolidasikan pengelolaan lahan sehamparan dan tetap menjamin
kepemilikan lahan pada masing -masing petani. Pengelolaan lahan secara korporasi
dilatarbelakangi oleh :
Sempitnya rata - rata luas penguasaan sawah per rumah tangga petani
diIndonesia. Melalui penggabungan beberapa petak sawah sehamparan diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi usaha tani, karena semakin besar skala usaha tani
maka semakin besar pula tingkat efisiensi yang diperoleh dan usaha tersebut. Dari data
yang ada luas kepemilikan lahan lahan dari 9,55 juta KK di Indonesia kurang dari 0,5
ha. ( Sinar Tani edisi 3-6 Desember 2009).
Dari hasil Studi yang dilakukan oleh : Dep. Teknologi Planologi ITB (2004) dengan
tujuan untuk menilai kemungkinan penerapan corporate farming untuk usaha produksi padi
sawah di Kecamatan Katapang dan Soreang dari tiga pendekatan, yaitu: akseptabilitas
petani sebagai individu, kemampuan dan kesiapan kelompok tani, serta persepsi
Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh
temuan studi sebagai berikut :
a. Kemampuan dan Kesiapan Kelompok Tani Umumnya petani belum siap untuk
bekerjasama dalam suatu kelompok tani. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran
petani dalam memahami arti pentingnya berkelompok. Dengan demikian, hanya sebagian
kecil petani yang terlibat dalam kegiatan kelompok. Saat ini, kemampuan petani dalam
mengelola usaha tani secara bersama dirasakan masih kurang. Namun pengadaan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 260
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

saprodi dan penggunaan modal bersama dapat menjadi proses pembelajaran bagi
petani untuk bekerjasama dalam kelompok
b.Prospek Pengelolaan lahan secara korporasi dapat dilakukan oleh petani dalam satu
kelompok tani, akan tetapi pada tahap awal yang dilakukan adalah konsolidasi
pengelolaan unit usaha yang pengelolaannya diserahkan kepada manajer sebagai
pemimpin unit usaha korporasi. Apabila corporate farming diterapkan, adanya mata
pencaharian petani di luar usaha on-farm dapat menjadi pekerjaan alternatif bagi petani
Dengan demikian, usaha corporate farming mempunyai peluang berKembang ke arah
kegiatan of farm.
c. Kendala yang mungkin muncul dan sisi individu petani adalah ketidakmengertian petani
akan konsep agribisnis, keterbatasan dan segi usia dan pendidikan, serta adanya
perbedaan persepsi dan kemampuan petani dalam mangelola usaha korporasi. Hal ini
akan menyebabkan sulitnya corporate farming diterapkan. Sedangkan kendala yang
mungkin muncul dan sisi kelompok tani adalah ketidakmampuan kelompok untuk
membiayai pengelolaan usaha tani dalam skala besar.
dan temuan tersebut, perlu dipertimbangkan untuk menerapkan corporate farming di
daerah studi dan mungkin daerah-daerah pertanian lainnya yang disesuaikan dengan
potensi daerah masing- masing.
Hingga saat ini potret petani dan lembaga petani di Indonesia diakui masih belum
sebagaimana yang diharapkan. Berikut merupakan beberapa hal yang masih melekat
pada sosok petani dan lembaga petani kita :
a. Masih minimnya wawasan dan pengetahuan petani baik terhadap Masalah
manajemen produksi maupun jaringan pemasaran.
b. Belum terlibatnya secara utuh petani dalam kegiatan agribisnis. Saat ini aktivitas
petani masih terfokus pada kegiatan (on Farm).
c. Peran dan fungsi lembaga tani sebagai wadah organisasi petani masih belum
berjalan secara optimal.
Hal tersebut telah tercantum dalam rencana strategis pembangunan pertanian
nasional dan departemen pertanian 2010 – 2014 permasalahan lemahnya kapasitas dan
kelembagaan petani dan penyuluh, merupakan tantangan untuk memperbaiki citra petani
dan pertanian agar diminati generasi penerus serta memperkokoh kelembagaan usaha
ekonomi produktif di pedesaan secara terintegrasi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 261
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

C. MODERNIZE MANAGEMENT AGRI-SYSTEM.

Adanya defisit beras khususnya dipulau jawa, penurunan areal sawah, kerusakan
infrastruktur (irigasi, jalan desa) pertambahan penduduk, & ineffisiensi penanganan pasca
panen, serta kurangnya minat pemuda untuk bertani, maka diperlukan terobosan untuk
memberdayakan petani melalui BUMP ( Badan Usaha Milik Petani ) dengan model
“Modernized Management Agri system “ seperti dapat dilihat pada gambar berikut

C.1. INDUSTRI PERTANIAN MODERN

NON
PANGAN PANGAN

OFF FARM PETERNAKAN


ENERGI
ON FARM INDUSTRI

GKG OLAHAN

SEKAM; BIOGAS, SAPI, PUPUK


PADI LISTRIK ORGANIK
BERAS
JAGUNG
MENIR
KEDELE
` DEDAK,
BEKATUL

BAHAN BAKAR, PAKAN TERNAK,


BHN BANGUNAN,
RAICE BRAND
OIL, KERTAS,

TEPUNG BERAS, SILICA

MKN OLAHAN

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 262
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BUMP ADALAH :

Perusahaan yang kepemilikan sahamnya terdiri dari PT. PEN, BUMD, Swasta dan
Petani.

10 BUMN Kelompok
tani

PT. PEN SWASTA


PETANI/K BUMD
LP TANI

BUMP

C.2. EFEK SOSIAL DARI BUMP :

1. penciptaan peluang kerja baru


a. Untuk setiap 1 juta ha melibatkan 41.000 tenaga organic diluar kegiatan on
farm.
b. Terbentuknya perusahaan baru BUMP.
c. Tenaga kerja disektor energi
d. Tenaga kerja disektor pangan.
2. Pengoptimalan SDM dan jaringan bisnis yang sudah ada :
a. Penebas ditugaskan menjadi operator harvester.
b. Pemilik miller kecil menjadi mitra usaha.
c. Pemilik kios pupuk/saprotan menjadi mitra pendistribusian saprotan
kekelompok tani.
d. Para calo sawah menjadi keamanan di wilayah kerja BUMP.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 263
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

C.3. PARA PENDIRI PT PADI ENERGI NUSANTARA (PEN)

1. PT. PUPUK SRIWIJAYA


2. PT. PUPUK KUJANG
3. PT. PUPUK KALTIM
4. PT. PETRO KIMIA GRESIK
5. PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
6. PT. SANG HYANG SRI
7. PT PERTANI
8. PT. RAJAWALI NUSANTARA
9. PERUM JASA TIRTA I.
10. PERUM JASA TIRTA II.

C.4. VISI, MISI DAN TUGAS UTAMA PT PEN.

VISI :

Menjadi perusahaan investasi dan perdagangan yang bergerak dalam agro industri dan
energi yang berbasis biomassa, dengan pemberdayaan petani dan usaha pertanian melalui
pembentukan BUMP.
MISI :
1. Membentuk dan mengkoordinasikan kegiatan BUMP sehingga
memiliki nilai tambah dalam kegiatan :
a. Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan hasil
meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan hasil
pertanian dan industri pangan
b. Mengubah turunan hasil pertanian menjadi energi produk
lainnya.
2. Memobilisasi sumber dana BUMN dan sumber dana lain untuk
pengembangan industri pangan dan energi.
3. Meningkatkan nilai perusahaan melalui laba usaha yang diperoleh.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 264
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

TUGAS UTAMA PT. PEN.

a. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui pembentukan BUMP. Petani diajak


berpikir sebagai pengusaha
b. Membantu para petani dalam penyediaan sarana produksi pertanian serta kawalan
teknologi.
c. Mengembangkan dana investasi bersama sama BUMP untuk usaha lain yang
berhubungan dengan BUMP, misalnya usaha perberasan, power plan, distributor,
perdagangan. Dll.

D. Perizinan Pendirian Perusahaan Pertanian

Setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok perlu
mendapatkan persetujuan / izin dari Pemerintah melalui Institusi yang ditunjuk untuk
melegalitas izin tersebut.

Adapun surat usaha yang diperlukan dalam pendiriannya antara lain :

1. Izin HO ( Surat ijin lokasi usaha )


Surat ijin tentang kedudukan / lokasi usaha, sehingga ketika usaha berjalan telah
diterima oleh lingkungannya.

2. SIUP ( Surat Izin Usaha Perdagangan ).


Maksud dan tujuan diberikan SIUP adalah :

a. Sebagai kepastian hukum / legalitas.


b. Memberikan kesempatan bagi perluasan usaha untuk mendapatkan fasilitas
kredit , pembinaan dan pengawasan.
3. Dokumen yang dilampirkan dalam SIUP :

Untuk Perusahaan berbentuk kooperatif misalnya PT, koperasi a.l. :

 Surat keterangan kepala desa/camat yang menerangkan tinggal


sebagai penduduk setempat..

 Surat keterangan hak milik/pakai tempat perusahaan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 265
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Kepemilikan NPWP
 Foto copy akte pendirian yang sudah disahkan.
 Surat pengantar dari notaris

Rangkuman :

 Program pengembangan Kelompok tani selalu berkembang dari era ke era, akan
tetapi belum sepenuhnya diikuti dengan berkembangnya sumber daya baik yang
ada dipetani, petugas sehingga kelompok tani kondisinya belum maksimal seperti
yang dicanangkan dan diharapkan oleh pemerintah.
 Untuk mewujudkan komunitas yang berasosiasi, koorporasi, Badan Usaha Milik
Petani maka perlu peningkatan sumberdaya, serta kebijakan yang memihak
sepenuhnya pada petani.

Latihan :

1. Sebutkan dan jelaskan factor apa saja yang meningkatkan peran kelompoktani.

2. Bagaimana pendapat saudara tentang asosiasi bagi petani dan alasannya.

10.3. PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI.

10.3.1. Dasar Penumbuhan Kelompok Tani.

Penumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok kelompok/organisasi


sosial yang sudah ada di masyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan
pertanian diarahkan menuju bentuk kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan
dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi , pendapatan dan usahataninya (Deptan
2007 ).

Kelompok tani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat
berupa satu dusun atau lebih, satu desa atau lebih besar berdasarkan hamparan, domisili,
kesamaan usaha tergantung kepentingan petani. Jumlah anggota kelompoktani 20 sampai
25 orang petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan usahataninya (Margono
S,1989 ).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 266
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kegiatan kelompok yang dikelola tergantung kepada kesepakatan anggotanya.


Dapat berdasarkan jenis usaha. Dalam penumbuhan kelompok tani perlu diperhatikan
kondisi kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, social, ekonomi, keakraban, saling
mempercayai keserasian hubungan, sehingga menjadikan kelompok lebih lestari. Dimana
setiap anggota kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat dari kegiatan
kelompoknya.

10.3.2. Prinsip-Prinsip Penumbuhan Kelompok Tani :

Penumbuhan kelompok tani didasarkan kepada prinsip-prinsip sbb :

a. Kebebasan, artinya menghargai individu petani untuk berkelompok sesuai keinginan


dan kepentingannya.Setiap individu bias menjadi anggota lebih dari satu kelompok.
b. Keterbukaan, artinya penyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara terbuka antara
penyuluh dan pelaku usaha.
c. Partisipatif : semua anggota terlibat dan memiliki hak serta kewajiban yang sama
dalam mengembangkan serta mengelola kelompok tani.
d. Keswadayaan, mengembangkan kemampuan penggalian potensi diri sendiri,
anggota dalam penyediaan dana, sarana serta pendayagunaan sumber daya guna
terwujudnya kemandirian kelompok.
e. Kesetaraan, hubungan antara penyuluh, anggota kelompok dan pelaku usaha harus
merupakan mitra sejajar.
f. Kemitraan, penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
saling menghargai, saling menguntungkan, memperkuat dan saling membutuhkan
yang difasilitasi oleh Penyuluh.

10.3.3. Proses Penumbuhan Kelompok tani :

Penumbuhan kelompok tani dilaksanakan melalui langkah-langkah sbb :

a. Pengumpulan data dan informasi yang meliputi :


 Tingkat pemahaman tentang organisasi petani
 Keadaan petani dan keluarganya
 Keadaan usahatani yang ada.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 267
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Keadaan sebaran, domisili dan jenis usaha.


 Keadaan kelembagaan masyarakat yang ada
b. Advokasi (saran & pendapat) kepada para petani, khususnya tokoh-tokoh petani
setempat serta infprmasi dan penjelasan mengenai :
 Pengertian tentang kelompok tani, apa kelompok tani, tujuan serta
manfaat kelompok.
 Proses /langkah langkah dalam menumbuhkan/membentuk klp.
 Kewajiban dan hak setiap anggota serta pengurusnya.
 Penyusunan rencana serta cara kerja kelompok.
Penumbuhan/pembentukan kelompok dilakukan dalam pertemuan / musyawarah
petani yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pamong desa, Penyuluh Pertanian sebagai
mitra, Instansi terkait. Selanjutnya kesepakatan membentuk kelompok tani dituangkan
dalam berita acara pembentukan kelompok tani. Pemilihan pengurus kelompok dilaku kan
secara musyawarah mufakat dari seluruh anggota. Perangkat kepengurusan kelompok tani
sekurang kurangnya : ketua, sekretaris, bendahara.

10.3.4. Pengembangan Kelompok Tani :

Pengembangan kelompok diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompok tani


dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam
mengembangkan agribisnis, menjadikan organisasi petani lebih kuat dan mandiri yang
dicirikan sbb :

a. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggara kan secara


berkala dan berkesinambungan.
b. Disusunnya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para
pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan
dilakukan evaluasi secara partisipatif.
c. Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama.
d. Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapi.
e. Memfasilitasi kegiatan usaha bersama di sector hulu dan hilir.
f. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorienatasi pasar.
g. Sebagai sumber, serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani
umumnya dan anggota kelompok khususnya.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
2018 Page 268
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

h. Adanya jalinan kerjasama antara klp dg pihak lain.


i. Adanya pemupukan modal usaha dari intern kelompok.

10.3.5. Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani.

Peningkatan kemampuan kelompok dimaksudkan agar kelompok dapat berfungsi


sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi, unit penyedia sarana
prasarana produksi, unit pengolahan dan pemasaran hasil dan unit jasa penunjang
sehingga organisasi petani menjadi kuat dan mandiri.

10.3.5.1. Kelas Belajar.

Agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, kelompok tani diarahkan
agar mempunyai kemampuan sbb :

a. Menggali dan merumuskan keperluan berlatih.


b. Merencanakan dan mempersiapkan keperluanberlatih.
c. Menjalin kerjasama dengan sumber informasi yang diperlukan dalam proses berlatih
melatih, baik sesame petani, pihak lain.
d. Menciptakan iklim/lingkungan belajar yang sesuai.
e. Berperan aktif dalam proses berlatih melatih termasuk mendatangi/konsultasi
kelembaga Penyuluhan Pertanian dan sumber lain.
f. Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat maupun masalah yang
dihadapi anggota kelompok tani.
g. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan berkala baik didalam kelompok tani,
antar kelompok tani dengan instansi / lembaga terkait.

10.3.5.2. Wahana Kerjasama.

Sebagai wahana kerjasama, hendaknya kelompok tani memilik kemampuan sbb :

a. Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu


berkeinginan untuk bekerja sama.
b. Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan
diantara anggota untuk mencapai tujuan bersama.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 269
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota


sesuai dengan kesepakatan bersama.
d. Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab diantara sesame anggota.
e. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatn yang
bermanfaat bagi anggota.
f. Mentaati dan melaksanakan kesepakatn yang dihasilkan bersama dalam klp / pihak
lain.
g. Menjalin kerja sama kemitraan / kemitraan usaha dengan pihak lain.
Mengadakan pemupukan modal untuk pengembangan usaha anggota.

10.3.5.3. Unit Produksi.

Sebagai unit produksi, kelompok diarahkan untuk memiliki kemampuan sebagai


berikut :

a. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang


menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang teknologi,
social, permodalan, sarana produksi dan sumber daya lainnya.
b. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama dan rencana kebutuhan
kelompok atas dasar pertimbangan efisiensi.
c. Memfasilitasi penerapan teknologi ( bahan, alat, cara ) usaha tani para anggotanya
sesuai dengan rencana kegiatan kelompok.
d. Menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan
usahatani
e. Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam
organisasi, maupun kesepakatan dengan pihak lain.
f. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan kelompok, sebagai bahan
rencana kegiatan yang akan dating.
g. Meningkatkan kesinambungan produktifitas dan kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan.
h. Mengelola administrasi secara baik.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 270
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

10.3.6. Peningkatan Kemampuan Anggota Kelompok tani

Upaya peningkatan kemampuan para petani sebagai anggota kelompok meliputi :

a) Menciptakan iklim kondusif agar para petani mampu membentuk dan menumbuh
kembangkan kelompoknya secara partisipatif (dari, oleh dam untuk petani).
b) Menumbuh kembangkan kreatifitas dan prakarsa anggota kelompok tani untuk
memanfaatkan setiap peluang usaha, informasi dan akses permodalan yang
tersedia.
c) Membantu memperlancar proses dalam mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
serta menyusun rencana dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam usaha
taninya.
d) Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi pasar dan peluang usaha
serta menganalisis potensi wilayah dan sumber daya yang dimilki untuk
mengembangkan komoditi yang diusahakan guna memberikan keuntungan yang
lebih besar.
e) Meningkatkan kemampuan untuk dapat mengelola usaha tani secara komersial,
berkelanjutan dan akrab lingkungan.
f) Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi usaha anggota untuk
dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada permintaan pasar dilihat dari
kuantitas, kualitas serta kontinuitas.
g) Mengembangkan kemampuan untuk menciptakan teknologi local spesifik.
h) Mendorong dan mengadvokasi agar para petani mampu dan mau melaksanakan
kegiatan simpan pinjam guna pengembangan modal usaha.

10.3.7. Penyelenggaraan Pengembangan Kelompoktani

Dalam pengembangan kelompoktani, pemerintah dan pemerintah daerah pada


dasarnya berperan menciptakan iklim utuk berkembangnya prakarsa dan inisiatif para
petani, memberikan bantuan kemudahan/fasilitas dam pelayanan informasi serta
pemberian perlindungan hukum.Pengembangan kelompoktani meliputi: diselenggarakan di
semua tingkatan baik tingkat desa, kecamatan dan kabupaten dan propinsi.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 271
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Penanggung jawab pengembangan kelompoktani di tingkat desa adalah Kepala


Desa, sedangkan operasionalnya dilaksanakan oleh penyuluh pertanian yang bertugas di
wilayah tersebut kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Menghadiri pertemuan/musyawarah yang diselenggarakan oleh kelompoktani


b. Menyampaiakn berbagai infirmasi dan teknologi usahatani
c. Memfasilitasi kelompoktani dalam melakukan PRA, penyusun rencana definitif
kelompok (RDK) dan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK)
d. Penyusunan program penyuluhan pertanian desa/kelurahan
e. Mengajarkan berbagai ketrampilan usahatani serta melakukan bimbingan dan
penerapanya
f. Membantu para petani untuk mengidentifikasi permaslahan usahatani yang
dihadapi, serta memilih alternatif pemecahan yang terbaik
g. Mengiventarisisr masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh kelompoktani
dan anggota untuk dibawa dalam pertemuan di BPP
h. Melakukan pencatatan mengenai keanggotaan dan kelompoktani yang tumbuh dan
berkembang di wilayah kerjanya
i. Menumbuh kembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan
kewirausahaan kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainya
j. Memfasilitasi terbentuknya gabungan kelompoktani serta pembinanya
k. Melaksanakan forum penyuluhan tingkat desa (musyawarah/rembug kontakni, temu
wicara serta koordinasi penyuluhan pertanian).

10.3.8. Gabungan Kelompoktani

Gabungan beberapa kelompoktani yang berada dalam satu wilayah administrasi


pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif (Peraturan
Menteri Pertanian , nomor : 273/Kpts/ OT.160/4/2007, tanggal 13 April 2007, tentang
Pembinaan Kelembagaan Petani)

Wilayah kerja GAPOKTAN sedapat mungkin di wilayah administratif


desa/kecamatan, tetapi sebaiknya tidak melewati batas wilayah kabupaten/kota.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 272
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Fungsi Gapoktan :

a. Unit Usaha Jasa produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar (kuantitas, kualitas,
kontinuitas dan harga)
b. Unit Usaha Jasa Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, benih bersertifikat,
pestisida dan lainya) serta menyalurkan kepada para petani kepada kelompoknya;
c. Unit Usaha Jasa Penyediaan Modal Usaha dan menyalurkan secara
kredit/pinjaman kepada para petani yang memerlukan;
d. Unit Usaha Jasa Proses Pengolahan Produk para anggota (penggilingan, garding,
pengepakan dan lainya) yang dapat meningkatkan nilai tambah;
e. Unit Usaha Jasa Menyelenggarakan Perdagangan, memasarkan/menjual produk
petani kepada pedagang/industri hilir.

10.3.9. Proses Penumbuhan Gapoktan antara lain sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kelompok-kelompok tani yang mempunyai jenis usaha hampir


sama pada wilayah tertentu (sentra/kawasan pertanian).
b. Setiap kelompok mengadakan koordinasi untuk bekerjasama antar kelompok yang
satu dengan kelompok yang lainnya.
c. Melaksanakan pertemuan/musyawarah antar pengurus kelompok (yang mewakili
kelompok) untuk membuat kesepakatan-kesepakatan usaha dengan sekala yang
lebih besar dalam upaya memperkuat posisi tawar (bergaining position).
d. Membuat aturan-aturan yang pengikat (sebaiknya secara tertulis) terhadap
kesepakatan dari musyawarah antar kelompok tersebut serta sanksi-sanksinya
apabila terjadi pelanggaran kesepakatan.
e. Menentukan pengurus dari Gapoktan tersebut untuk melaksanakan kegiatan usaha
bersama sesuai dengan kebutuhan Gapoktaan tersebut.Penentuan pengurus
Gapoktan harus dapat mewakili kepentingan dari semua kelompok yang
bergabung.
f. Membuat Berita Acara yang diketahui oleh Instansi Pemerintah terkait.
g. Adanya Rencana Usaha bersama (RUB)
h.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 273
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Dengan bergabungnya kelompok tani tersebut dalam suatu wadah kelembagaan tani
dalam bentuk Gapoktan, keberadaan petani akan lebih berdaya, yaitu sebagai berikut:

a. Jumlah anggota produksi yang di hasilkan dapat terkumpul lebih banyak, karena
setiap anggota/kelompok mengumpulkannya untuk kepentingan bersama.
b. Kontinuitas hasil akan lebih mudah diatur, karena Gapoktan dapat
memusyawarahkan rencana usaha kegiatannya bersama kelompok, sehingga
jadwal tanam dan tata laksana kegiatannya dapat di rencanakan sesuai dengan
kebutuhan anggota dan kebutuhan pasar.
c. Petani menjadi subyek, karena Gapoktan diharapkan dapat bernegosiasi dengan
pihak mitra usaha sesuai dengan kebutuhan anggotanya.
d. Petani mempunyai posisi yang lebih kuat dalam posisi tawar, karena dapat memilih
alternatif yang menguntungkan serta dapat mengakses pasar yang lebih baik.
e. Dapat menjalin kerjasama usaha yang saling menguntungkan dengan koperasi,
baik sebagaianggota maupun sebagai mitra usaha.

10.3.10. Menyusun Perencanaan Pengembangan Kelembagaan

Penumbuhan kelembagaan maupun lembaga sebagai elemen sistem agribisnis


dilaksanakan dengan 10 prinsip dasar, yaitu:1. bertolak atas kenyataan yang ada, 2.
sesuai kebutuhan, 3. berpikir dalam kesisteman, 4. menggunakan pendekatan
partisipatif, 5. efektifitas, 6. efisiensi, fleksibilitas, 7. berorientasi pada nilai tambah
dan 8. keuntungan, 9. desentralisasi, 10. mempertimbangkan keberlanjutan.

Ada empat langkah pokok dalam menyusunan perencanaan pengembangan


kelembagaan.Keempat langkah ini mesti dijalankan satu per satu secara berurutan.

(1) Langkah satu, identifikasi jenis-jenis aktifitas yang akan dilakukan.Selu ruh aktfitas
agribisnis dapat dibagi atas delapan kelompok kegiatan, sejajar dengan delapan jenis
kelembagaan, namun tidak seluruhnya harus ditangani. Gunakan 10 prinsip diatas.

(2) Langkah kedua, pilih pelakunya.Ada banyak pihak yang dapat berperan dalam satu
kelompok aktifitas (kelembagaan).Karena itu, identifikasi secara jelas siapa pelaku yang
akan berperan, apakah petani secara individual, petani dalam lembaga (misalnya

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 274
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kelompok tani), pedagang, aparat peme rintah, swasta, LSM, dan lain-lain (sebagai individu
maupun lembaga).dasar memilihnya adalah mana yang lebih efektif dan menguntungkan.

(3) Langkah ketiga, tetapkan pilihan kolektifnya.Setiap aktifitas dapat dila kukan secara
individual maupun kolektif.Meskipun aktifitas secara kolektif sering kali lebih
mnguntungkan, namun dalam kondisi yang tidak kondusif, aktifitas individual dapat saja
lebih tepat.setidaknya, untuk sementara waktu, aktifitas individual dapat lebih
menguntungkan.

(4) Langkah keempat, pilih lembaga yang sesuai.Jika yang dipilih adalah aktifitas secara
kolektif (menggunakan lembaga), maka pilihan selanjutnya adalah: apakah harus dibentuk
baru, atau cukup menggunakan lembaga yang sudah ada?

10.3.11. Bagan Alir Fungsi Gapoktan

BAGAN ALIR FUNGSI GAPOKTAN

PETANI PASAR/
PEDAGANG

KREDIT/ PRODUK
SIMPAN PINJAM

GAPOKTAN/NAK/BUN

SAPROTAN
PRODUK

PETANI INDUSTRI HILIR

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 275
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

PARADIGMA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI

- KEPEMIMPINAN

- KEWIRAUSAHAAN

- MANAJERIAL

KLP GAPOKTAN KEMITRAAN


PETANI USAHA
TANI

INSENTIF:
UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA
MODAL JASA JASA JASA
SAPROTAN PENGOLAHAN JASA PERMODALAN
SARANA PEMASARAN

PENGHARG
AAN

Rangkuman :

Peumbuhan dan pengembangan kelompok yang berhasil :

 bersifat partisipatif,
 Tujuan individu ada didalam tujuan organisasi
 Kebersamaan yang iklhas dan ada pengorbanan.
 Memiliki kegiatan yang berkelanjutan, selalu berubah

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 276
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Latihan :

1. Sampaikan secara tertulis cara penumbuhan kelompok agar berjalan baik.

2. bagaimana caranya agar kelompok yang ada diwilayah saudara,

berkembang menjadi kegiatan usaha.

10.4. PENGEMBANGAN JEJARING KELOMPOK TANI.

Guna mengembangkan potensi yang ada dikelompok maka setiap ketua kelompok
maupun anggota melalui ketuanya selalu membutuhkan jejaring kerja yang disebut mitra.
Menurut Wahjo Sumijo (2000) jejaring kerja sebagai proses aktif membangun dan
mengelola hubungan yang produktif, luas, kokoh baik personal maupun organisasi. Jejaring
kerja sebagai proses yang mempunyai hubungan fungsional yang tidak bisa dipisahkan
karena terjadinya kolaborasi yang didasarkan pada prinsip kerjasama, kepercayaan,
integritas dan consensus, merupakan fenomena salah satu bentuk atau perwujudan
hubungan kerja.
Sedangkan aplikasinya dalam organisasi jejaring dirumuskan sebagai suatu proses /
kegiatan untuk memelihara, mengintegrasikan dari empat hal yang terpilih : kemampuan,
bakat, hubungan (relationship) dan mitra kerja demi peningkatan kinerja sebuah komunitas
/ kelompok.

10.4.1. Tujuan pokok jejaring kerja :

Ada beberapa tujuan pokok yang ingin dicapai jejaring kerja a.l. Mempersatukan bakat,
potensi, kemampuan, baik secara individu / kelompok sehingga tercipta kemampuan yang
semakin besar.
Keberhasilan jejaring kerja haruslah memenuhi nilai nilai pokok a.l :
a. Adanya kejujuran dari para individu
b. Adanya hubungan yang saling dapat dipercaya, saling memahami, saling
menguntungkan, saling sama sama menang.
c. Ada prinsip pemberdayaan.
d. Secara organisasi harus dibina tercapainya kemitraan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 277
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

10.4.2. Hambatan dalam melakukan jejaring

karena adanya “ mentalitas Lone Ranger “ artinya : bahwa kita harus tahu, memilki,
mengerjakan sendiri semuanya dengan tidak memerlukan orang lain dan serba bisa

Untuk mengatasi mentalitas Lone Ranger :

a. Menghentikan mentalitas lone ranger.


b. Menghargai hubungan kerja.
c. Mengakui kemampuan orang lain
d. Mengelola diri sebagai sumber daya
e. Mengambil inisiatif.
f. Mencari apa yang diinginkan
g. Memperluas wawasan
h. Mengikuti aturan emas jejaring
i. Menerima jejaring sebagai jalan hidup
Salah satu implementasi jejaring kerja adalah KEMITRAAN. Dalam kegiatan kelompok tani
kemitraan sangat dibutuhkan guna dapat membantu anggota kelompok dalam
mengembangkan usahanya.

10.4.3. Dasar kemitraan adalah :

a. Adanya kebutuhan yang dirasakan oleh pihak yang akan bermitra


b. Adanya persoalan intern dan extern usaha yang dihadapi dalam mengembangkan
agribisnis.
c. Kegiatan yang dijalankan dapat memberikan manfaat nyata.

10.4.4. Prinsip kemitraan .

Prinsip kemitraan adalah : Saling membutuhkan, saling mendukung dan menguatkan.

10.4.5. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan :

a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil.


b. Meningkatkan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.
c. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 278
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional.


e. Memperluas kesempatan kerja.
f. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

10.4.6. Proses Pengembangan Kemitraan :


a. Memulai membangun hubungan dengan calon mitra‟
b. Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra.
c. Mengembangkan strategi dan menilai detail bisnis.
d. Mengembangkan program.
e. Memulai pelaksanaan.
f. Memonitor dan mengevaluasi perkembangan.

10.4.7. Pentingnya membentuk kemitraan untuk usaha kecil :


a. Usaha pertanian oleh petani pada umumnya berskala kecil dapat dirancang dalam
skala ekonomi yang berorientasi pasar dan ter padu dengan usaha lainnya,
sehingga menjadi komersial.
b. Usaha agribisnis berskala kecil dapat terbantu dg menanggulang masalah masalah
yang ada.
c. Usaha kecil dapat memanfaatkan kepedulian pihak BUMN / Swasta.

10.4.8. Peranan pelaku kemitraan.


Peranan pengusaha besar.
Pengusaha besar melaksanakan pembinaan dan pengembangan kepada pengusaha
kecil/koperasi dalam hal :
a. Memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM pengusaha kecil
b. Menyusun rencana usaha bersama untuk disepakati.
c. Bertindak sbg penyandang dana / kreditur bagi mitranya.
d. Memberikan bimbingan teknologi, pelayanan dan penyedia an sarana produksi.
e. Menjamin pembelian hasil produk mitra sesuai dg kesepa katan.
f. Promosi produk

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 279
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Peranan pengusaha kecil.

a. Bersama dg mitra melakukan penyusunan rencana usaha yg Disepakati.


b. Menerapkan teknologi dan melaksanakan ketentuan sesuai kesepakatan dg
pengusaha besar.
c. Melaksanakan kerjasama antar sesame pengusaha kecil yang memiliki usaha
sejenis.
d. Mengembangkan profesionalisme.

10.4.9. Pola Kemitraan

Pola kemitraan pada dasarnya ditinjau dari aspek saling keterkaitan di antara pengusaha
yang terlibat, dan dibedakan sbb :

a. Pola kemitraan tidak langsung yaitu kemitraan yang dilakukan dengan pola
pembinaan dari pengusaha besar selaku Pembina kepada pengusaha kecil tanpa
ada kaitan dengan kegiatan usahanya.
b. Pola kemitraan langsung yaitu : pengusaha besar selaku pembinga melakukan
pembinaan kepada mitra yang memiliki / sama kegiatannya.

10.4.10. Bentuk Kemitraan :

a. Pola kemitraan vertical :


Yang dimaksud kemitraan vertical adalah strategi perusahaan dg membagi
resiko ke unit dibawahnya dalam mata rantai produksi perdagangan.
a.1. Pola inti plasma.
Merupakan pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra sebagai plasma dg
perusahaan inti. Dalam pedoman kemitraan usaha pertanian yang diterbitkan
Deptan thn 1997. Perusahaan mitra dapat bertindak sebagai.
a.2. Perusahaan Inti Rakyat (PIR).
Perusahaan inti /Pembina melaksanakan usaha yang dikelola sendiri, juga melaksanakan
pembinaan berupa pelayanan dalam bidang teknologi, saprodi, permodalan, pengolahan,
pemasaran dll.
a.3. Pola penghela.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 280
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Perusahaan inti melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan menampung hasil


tanpa melayani kredir saprodi dan tidak mengusahakan usaha tani sendiri.
a.4. Pola pengelola.
Perusahaan tidak melakukan usaha budidaya, akan tetapi melakukan pembinaan
berupa pelayanan dalam bidang teknologi, saprodi, permodalan pengolahan hasil
dan menampung serta memasarkan hasil produksi mitra.
a.5. Pola Sub Kontrak.
Pola sub kontrak merupakan pola hubungan kemitraan antara perusahaan mitra dg
kelompok yang memproduksi sebagian komponen kebutuhan perusahaan dengan
membuat kontrak bersama yang mencantumkan volume, harga, waktu, dll
a.6 Pola dagang umum.
Menurut PP No 44 tahun 1997, pola dagang umum merupakan pola hubungan
kemitraan usaha yang memasarkan hasil dengan kelompok usaha yang mensuplai
kebutuhan oleh perusahaan.
a.7. Pola waralaba.
Merupakan pola hubungan antara kelompok mitra dg pengusaha yang memberikan
hak lisensi, merk dagang, saluran distribusi disertai bantuan bimbingan
managemen.
Rangkuman :
Setiap komunitas yang berkembang memerlukan :
1. Integrasi dengan pihak lain dan saling ketergantungan baik antara Individu, individu
dengan kelompok, individu dengan system, kelompok dengan kelompok, kelompok
dengan system.
2. Jaringan yang dapat meningkatkan kelompok berlandaskan kemitraan (win win solution
= Saling membutuhkan, saling mendukung dan menguatkan.

Latihan :

1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang jejaring kerja kelompok.

2. Jelaskan pola kemitraan yang sesuai dengan kelompok mitra diwilayah


kerja saudara

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 281
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

10.5. KEPEMIMPINAN.

Pemberdayaan berarti usaha (program, proses) untuk mengembangkan keberdayaan


dari suatu sistem sosial guna mencapai tujuannya secara mandiri. Keberdayaan
merupakan kekuatan yang dihasilkan oleh interaksi dan artikulasi dari budaya dan karsa
manusia untuk berkarya secara efektif dan efisien. Kekuatan manusia untuk keberdayaan
sistem sosial, antara lain: 1) Penguasaan IPTEK, 2) Organisasi dan Tata laksana, 3)
Prasarana dan Sumber Daya Administrasi, 4) Jaringan Kelembagaan, dan 5)
Kepemimpinan.

Karena agribisnis adalah sistem sosial yang berwatak ekonomi, maka


“memberdayakan petani/kelompoktani/Gapoktan dalam membangun pertanian
berwawasan agribisnis” berarti membangun petani/kelompoktani/Gapoktan untuk memiliki,
menguasai, dan menggunakan kelima kekuatan di atas dalam kehidupan sehari-hari
karena secara dinamik dan mandiri, melalui proses belajar secara teratur, terprogram, dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan kehidupan sistem agribisnis.

Di dalam sistem sosial manapun, selalu ada unsur kepemimpinannya. Dalam


kelompok yang formal, pemimpin itu jelas. Masalah pemimpin itu ditunjuk atau dipilih
adalah masalah lain. Dalam kelompok yang strukturnya informal, pemimpinnya kadang
tidak jelas, tetapi secara sosiologis dan psikologis sosial kepemimpinan informal dalam
masyarakat informal selalu ada.

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi perilaku orang banyak. Kepemimpinan


itu sebagai kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain. Kata perilaku diartikan luas.
Perilaku tidak hanya yang terlihat, tetapi pikirannya, keyakinannya, sikap mentalnya. Jadi
perilaku tidaklah sederhana sebatas tindakan yang terlihat

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 282
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Gaya kepemimpinan (Leadership style) dapat dikelompokkan menjadi 2 kutub yaitu


otariter dan demokratis.

Gaya kepemimpinan otoriter adalah suatu gaya kepemimpinan yang semua


bersumber pada pemimpin, dan sama sekali tidak melibatkan bawahan. Namun, gaya
kepemimpinan hanyalah suatu pilihan yang dapat dipilih oleh pemimpin dan bukan
merupakan sifat seorang pemimpin.
Di suatu masyarakat yang menjadi pusat perhatian penyuluh, kenyataannya penyuluh
banyak berhadapan dengan kelompok informal (terutama strukturnya informal). Kelompok
tersebut kadang-kadang tidak mempunyai nama dan pemimpinnya tidak jelas. Yang akan
kita pelajari adalah model kelompok informal yang sering kita jumpai di lapangan tatkala
akan melakukan kegiatan penyuluhan.
Di dalam kelompok informal, yang sering kita jumpai dalam penyuluhan,
kepemimpinan sangat penting. Ada dua pertanyaan secara garis besar yang berkaitan,
yaitu: 1) Apa yang dilakukan seorang pemimpin, 2) Kelompok harus bagaimana dalam
memilih pemimpin. dua pertanyaan ini sangat penting dalam mempengaruhi efektifitas
kelompok.

10.5.1. PEMIMPIN KELOMPOK

Biasanya yang menjadi pemimpin adalah orang yang dihormati oleh kelompok untuk
memberikan petunjuk-petunjuk dan keputusan. Karena pemimpinnya adalah orang yang
dihormati, maka segala keputusannya akan diikuti. Untuk menjadi yang terhormat di dalam
suatu kelompok informal, tidak perlu SK (Surat Keputusan). Idealnya dalam suatu
kelompom informal memiliki seseorang yang dihormati. Namun, kenyataannya apakah
dalam kelompok informal tersebut ada orang seperti itu. Mungkin saja anggota kelompok

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 283
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

informal mengikuti pemimpinnya karena terpaksa, sehingga kelompok informal tersebut


tidak kompak, tidak solid, bahkan menyebabkan menyebabkan kelompom tersebut tidak
harmonis.
SIFAT-SIFAT PEMIMPIN KELOMPOK
Sifat-sifat yang sangat perlu dimiliki oleh pemimpin informal yaitu:
a. Empati
Sifat manusia yang bisa merasakan perasaan orang lain. Dia bisa merasakan apa
yang dialami/diderita orang lain. Selain itu juga pemimpin yang mempunyai sifat
empati dia mampu mengidentifikasi dirinya sebagai orang lain.
b. Menjadi anggota kelompok
Pemimpin bukan dari luar anggota kelompok, namun harus berasala dari anggota
kelompok. Dengan kata lain pemimpin tersebut harus dapat diterima oleh kelompok
dan dia adalah milik kelompok.
c. Bijaksana
Sifat considerate (penuh pertimbangan) dalam membuat keputusan. Orang yang
bijaksana keputusannya tidak akan melukai seorang pun. Mungkin merugikan,
namun tidak sampai membuat orang tersebut terluka. Lebiah lanjut dia
peduli/memperhatikan kepentingan anggota-anggota kelompok lainnya.
d. Lincah
Lincah tidak hanya secara fisik, tetapi yang terutama dalam berpikir, tidak terpaku
pada satu hal. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak pernah diam, tidak
kekurangan ide dan membuat kelompok selalu punya kegiatan. Ciri-ciri pemimpin
yang lincah adalah: 1) Penggembira (chereful), 2) Bersemangat (enthusiastic),
3) Suka bicara (talkful), 4) Dinamis (dynamic), dan 5) Ringan kaki (outgoing attitude).
e. Beremosi stabil
Pemimpin emosinya harus stabil. Tidak emosional, tidak tempramental. Apa
keuntungannya dengan orang yang emosinya stabil? Kita bisa menerka apa yang
akan terjadi dan mudah berkomunikasi dengannya. Ciri pemimpin yang memiliki
emosi yang stabil adalah: 1) Ia bertempraman tenang (emotional stability), 2 Dapat
diperkirakan (predictable), 3) Punya suatu pola perilaku (a pattern of behavior).
Sifat tambahan yang mendukung Kelompok Informal:

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 284
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Ingin memimpin
Jangan sampai dipaksa untuk mempimpin, jika tidak ingin memimpin orang yang
memiliki sifat wajib sebagai pemimpin informal dapat dijadikan penasihat. Karena
bersifat sukarela, maka seyogyanya memang orang itu memiliki kriteria untuk
memimpin atau menjadi pemimpin.
b. Kompeten (Competence)
Misalnya penampilannya pantas untuk memimpin. Sebab pemimpin selalu berada di
depan, penampilannya harus meyakinkan agar tumbuh wibawa pada anggota-
anggotanya. Kompetensi berbicara, jelas, urut, dan mudah dimengerti. Pemimpin
tersebut memiliki kemampuan mengendalikan orang dan kegiatan-kegiatan lain yang
berkaitan dengan tugas, tujuan, dan keperluan kelompok.
c. Cerdas (Intelligence)
Bukan orang bodoh. Selain itu ia juga harus mempunyai kemampuan berpikir logis
dan banyak akal.
d. Konsisten
Konsisten dalam segala hal yang prinsip. Ciri pemimpin yang konsisten adalah: 1)
berpikiran mantap dan tidak mudah berubah, 2) tidak berganti-ganti pendapat, 3)
tetap pada keputusannya, dan 4) perilakunya dapat diperkirakan.
e. Percaya diri (Self-confidence)
Percaya diri dalam menghadapi masalah dan menghadapi orang luar. Pemimpin
yang seperti ini ditandai dengan 1) tidak gampang putus asa dan 2) bersikap penuh
harapan.
f. Mampu berbagi kepemimpinan (Capacity for sharing leadership)
Dia tidak cenderung bersikap otoriter. Dalam kelompok informal, gaya kepemimpinan
otoriter tidak laku. Ciri pemimpin seperti ini adalah: 1) tidak bersifat/berkeinginan
mendominasi kelompok, 2) tidak memutuskan segalanya sendiri, dan 3) mampu
mendelegasikan kewenangan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 285
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

10.5.2. KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT PEMIMPIN

KELOMPOK

Wirausahawan yang berhasil sekaligus menjadi pemimpin yang berhasil walaupun


yang dipimpinnya hanya beberapa orang atau ratusan orang. Bila dilihat dari hakikatnya,
pekerjaan seorang wirausahawan adalah pemimpin, karena mereka harus mencari
peluang-peluang, memulai proyek-proyek, mengumpulkan sumber daya (bahan, teknologi,
manusia, dan modal) yang diperlukan untuk melaksanakan proyek, menentukan tujuan baik
untuk mereka sendiri maupun untuk orang lain, serta memimpin dan membimbing orang
lain untuk mencapai tujuan. Seoarang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara
yang lebih baik. Anda dapat menjadi pemimpin yang berhasil jika Anda percaya pada
pertumbuhan dan keberhasilan yang berkesinambungan, serta efisiensi yang meningkat
dari usaha Anda.

10.5.3. HUBUNGAN ANTARA ANGGOTA-PEMIMPIN

Keanggotaan kelompok bersifat sukarela. Artinya anggota kelompok dapat keluar


masuk tanpa prosedur yang macam-macam. Kalau anggota ingin masuk suatu kelompok
informal juga tanpa perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu.

Disinilah peranan pemimpin dituntut agar anggotanya tidak keluar satu persatu.
Dalam hal ini kewibawaan pemimpin sangat diperlukan untuk dapat mengikat anggota
dalam kelompok.

Di masyarakat banyak kita jumpai kelompok informal, akan tetapi kadang-kadang


hanya nama saja karena anggotanya sudah melepaskan diri satu persatu.

Berkaitan dengan hubungan anggota-pemimpin ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan agar kelompok informal trersebut menjadi kompak, solid dan dinamis yaitu:

a. Hubungan baik

Faktor terpenting hubungan anggota-pemimpin adalah hubungan baik. Hubungan ini


harus dipadukan dengan tujuan kelompok. Anggota masuk kelompok tidak semata-
mata mencapai tujuan kelompok, tetapi juga untuk mencapai tujuan-tujuan individu.
Jadi harus dijaga keseimbangan antara tujuan kelompok yang harus dicapai tujuan
individu yang harus terpenuhi. Ini dapat terwujud jika pemimpinnya punya hubungan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 286
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

baik dengan anggota. Contoh: Seorang Ketua RT tentunya hubungannya dengan


anggota adalah sudah saling mengenal, akrab dan bisa mengetahui kebutuhan
anggota tanpa perlu ditanyakan lagi. Namun, apabila ketua RT-nya baru dan berasal
dari luar sistem sosial sebelumnya tentu akan mengalami kesulitan dalam
mengetahui kebutuhan anggotanya.

b. Antisipasi terhadap kepuasan anggota

Faktor kedua dalam menjalin hubungan anggota-pemimpin adalah antisipasi


terhadap kepuasan anggota. Orang yang puas terhadap kelompok akan berusaha
aktif dala kegiatan-kegiatan kelompok. Pemimpin dalam kelompok informal harus
pandai-pandai membaca tingkat kepuasan anggota terhadap kelompok, dan terhadap
pemimpinnya. Contoh: Jika ada pertemuan penting ternyata anggota yang hadir
sedikit. Ini harus ditindaklanjuti dengan tindakan sesuai yang sesuai supaya anggota
menjadi puas.

c. Interaksi anggota-pemimpin tidak kaku

Hubungan anggota pemimpin itu juga sangat diperlukan untuk memotivasi anggota.
Antara dua pihak yang mempunyai hubungan kurang baik, misalnya terlalu formal
maka komunikasinya akan terganggu.

d. Kematangan anggota

Kematangan anggota merupakan suatu prasyarat hubungan anggota-pemimpin.


seandainya kenyataannya banyak anggota yang tidak matang mentalnya, maka
kehidupan kelompok akan kurang efektif, produktif, dan kurang dinamis. Anggota
yang memiliki kematangan mental akan mengetahui secara pasti apa yang dia
harapkan dari kelompoknya dan apa yang tidak dia harapkan dari kelompok
informalnya tersebut. Contoh: Kelompok pengajian, jika anggotanya matang, maka
ankan sungguh-sungguh mempelajari ilmu agama. Namun ada kalanya mental
anggota kelompok tidak matang. Yang dicari bukan pelajaran agama, namun hal-hal
lain seperti “hura-hura”. Ekspresinya bermacam-macam, ada untuk pemer kekayaan,
tempat ketawa-ketawa membicarakan kejelekan orang lain. Sehingga sangatlah
susah mengelola kelompok informal jika mental anggotanya kurang matang.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 287
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pemimpin perlu kerja ekstra untuk membuat mental anggotanya menjadi matang.
Anggota yang kurang matang mentalnya cirinya adalah hanya mencari kepentingan
pribadi. Contoh: Dalam berkoperasi ada tujuan kelompok dan tujuan pribadi. Jika
mental anggota kurang matang, maka ia akan selalu menunjuk kepentingan
pribadinya. Sebaliknyha kalu mental anggota koperasi matang akan diperkuat dahulu,
setelah kuat baru kebutuhan pribadi dapat dipenuhi. Sebagai pimpinan maka sering-
seringlah mamberikan pengertian kepada anggota agar mentalnya menjadi matang.

e. Menggalang tekad untuk mencapai tujuan harus kuat

Tekad ini akan tumbuh jika hubungan pemimpin-anggota baik. Pemimpin mudah
memotivasi, mendorong, memberikan semangat kepada anggota agar anggota
melakukan sesuatu dalam kelompok untuk mencapai tujuan kelompok dan tujuan
individu.

10.5.4. SPESIFIKASI KELOMPOK YANG LEBIH BERHASIL

a. Pembagian peran/tugas tidak ketat

Kalau yang kebagian tugas sedang berhalangan, maka akan cepat diganti oleh yang
lain. Ini terjadi dalam kelompok informal. Berbeda dengan kelompok formal yang
hanya terpaksa dengan tugasnya.

b. Cara kerja kelompok adalah informal

Cara kerja kelompok dalam kelompok informal tidak terkait pada suatu cara tertentu
tetapi yang terpenting tujuannya tercapai. Cara kerja ini disesuaikan dengan sifat dan
bakat masing-masing. Contoh: Formal ada batas waktu, tetapi informal dapat
dikerjakan kapan saja tetapi terikat untuk menyelesaikan tugasnya.

c. Kelompok harus dijaga tetap kecil

Masih belum ada ketentuan seberapa kecil kelompok informal tersebut efektif, karena
dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun yang terpenting adalah seberapa besar
kelompok tersebut dapat berkomunikasi bisa terjadi. Contoh: RT memiliki jumlah
anggota 25 keluarga, di RT tersebut ibu-ibu dapat membentuk kelompok informal
yang ukurannya 15 orang. Ini karena yang 10 orang susah untuk dihubungi.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 288
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

d. Kesukarelaan harus dipertahankan

Jika anggota mau keluar silakan, namun jika ada anggota baru yang mau masuk juga
silakan.

10.5.5. APA YANG HARUS DILAKUKAN PEMIMPIN KELOMPOK

Pemimpin kelompok harus melakukan hal-hal berikut ini, agar kelompok dapat
dinamis, produktif, dan efektif dalam mencapai tujuannya.

a. Mengidentifikasi dan menganalisis kekuasaan beserta tugasnya.

Siapa anggotanya? Bagaimana kondisinya? Mengapa kelompok yang dipimpinya


demikan? Itu adalah pertanyaan yang harus dicarikan jawabannya oleh seorang
pemimpin.

Pemimpin juga harus mengetahui anggota itu akan melakukan apa yang bisa
dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukannya. Contoh: 10 orang petani gurem
tentu berbeda dengan 10 orang sarjana pertanian yang baru lulus, dan tentu pula
berbeda dengan 10 orang konglomerat. Untuk itu tugas pemimpin adalah mengenai
siapa anggotanya.

Selain itu seorang pemimpin harus mengetahui apa tujuan kelompok dan apa tujuan
pribadi anggotanya. Tidak hanya sekadar tahu melainkan dapat menghayati dan
mampu menganalisa lebih lanjut hal-hal yang terkait dengan tujuan. Sehingga
pemimpin dituntut dapat melakukan:

- Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, and Threat). Untuk dapat


melakukan analisis SWOT maka pemimpin tentu harus memiliki pengetahuan
lebih dan banyak pengalaman.

- Mengetahui sifat-sifat khusus dari kelompok yang dipimpinnya.

- Mengetahui apa tujuan yang ingin dicapai kelompok.

- Mengetahui tujuan individu-individu yang menonjol dalam kelompoknya.

- Mengetahui strategi (cara yang akan dilakukan) untuk bisa mencapai tujuan
kelompok.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 289
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

b. Membangun struktur kelompok

Dalam rangka membangun struktur, maka pemimpin harus memperhtikan hal-hal


sebagai berikut:

- Pengaturan kelompok

- Pembatas dan pembagian peran/tugas

- Pengaturan keuntungan-keuntungan dalam kelompok

Dengan membangun struktur kelompok yang baik, kelompok dapat bergerak.


Membangun hubungan yang produktif dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
dan berproses untuk mencapai tujuan bersama. Harapannya tidak hanya sekadar
berproses, tetapi harus produktif, efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Contoh: Pesawat TV, banyak sekali komponennya. Kalau saja ada salah pasang
tentu tidak akan memunculkan gambar. Tugas pemimpin yang harus menganalisis
struktur kelompoknya dan proses yang terjadi di dalam kelompoknya.

c. Inisiatif

Inisiatif tidak selalu berasal dari pemimpin. Pemimpin harus dapat


mengakomodasikan inisiatif anggota. Pemimpin harus menyampaikan ide sampai
dapat diterima oleh kelompoknya. Dalam hal menumbuhkan inisiatif maka pemimpin
harus dapat:

- Memasukkan gagasan-gasasan baru kedalam kelompok.

- Menciptakan kegiatan-kegiatan untuk berkelompok.

- Gagasan tidak perlu harus berasal dari pemimpin tetapi dalam keadaan tidak ada
gagasan maka pemimpin dapat berinisiatif memunculkan suatu gagasan untuk
kelompoknya.

Contoh: PKK, tujuannya adalah untuk pendidikan kesejahteraan keluarga. Kegiatan-


kegiatan yang dilakukan membuat kerajinan-kerajinan. Kelihatannya bagus, mampu
membuat rajutan dari benang wool. Namun tidak ada yang menggagas untuk bisa
dijual agar hasilnya dapat digunakan untuk kesejahteraan keluarga. Harusnya
diarahkan pada pasar yang berkelanjutan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 290
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

d. Pencapaian tujuan
Pemimpin harus selalu mengutamakan pencapaian tujuan kelompok. Sehingga
pemimpin harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Selalu memotivasi kelompok untuk mencapai tujuan.
- Menjadi motor penggerak dalam pencapaian tujuan.
e. Mempermudah komunikasi dalam kelompok
Pemimpin harus selalu menciptakan komunikasi dalam kelompok sehingga pemimpin
dituntut memperhatikan:
- Komunikasi antar anggota harus lancar dan mudah.
- Pemimpin sebagai penggerak, koordinator, pengendali, dan evaluator.
f. Mempersatukan kelompok (viscidity)
Pemimpin harus dapat:
- Menciptakan kesatuan kelompok.
- Menciptakan rasa persatuan dalam kelompok.
g. Menciptakan suasana yang menyenangkan (Hedonic Tone)
Suasana yang nyaman tentu akan membuat kelompok menjadi dinamis. Untuk itu
pemimpin harus dapat:
- Menciptakan kebahagiaan dalam kelompok.
- Buat agar anggota merasa senag dan bahagia menjadi bagian dari kelompok.
h. Menciptakan keterpaduan kelompok (syntalitas)
Untuk mengusahakan keterpaduan maka pemimpin harus dapat:
 Menciptakan kebersamaan dalam kelompok berupa kebersamaan
dinamika, kebersamaan temperamen, dan kebersamaan kemampuan
berbuat.
 Menggalang kekompakan kelompok.
 Menciptakan kegiatan terpadu dan terkoordinasi.
 Memberikan semangat untuk bersatu dalam kelompok.
i. Mengimplementasikan filosofi kelompok
Pemimpin dalam rangka mengimplementasikan filosofi kelompok dapat melakukan:
 Segala tindakan dilandasi oleh nilai-nilai yang dianut.
 Konsekuen pada nilai-nilai dan cita-cita awal kelompok.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 291
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Rangkuman :
Keberhasilan komunitas ( kelompok ) sangat tergantung pada pemimpin dan
kepemimpinan.
Pemimpin dan kepemimpinan bagian yang sudah dimiliki baik oleh individu sebagai
anggota dan anggota sebagai pemimpin.
Apabila jiwa kepemimpinan dikembangkan oleh setiap individu dalam kelompok sesuai
dengan perannya dalam organisasi maka kelompok akan berjalan lebih cepat untuk maju.

Latihan :
1. Jelaskan Peran pemimpin dalam kelompok.
2. Pada umumnya pemimpin kelompok tani jarang/lama terjadi pengganti-
an pada batas ttt. Sampaikan factor 2 apa saja yang menyebabkan kejadian tersebut

10.6. PENUTUP.
Asosiasi, korporasi atatupun komunitas yang bersifat kooperatif pada dasarnya
bertujuan mensejahterakan petani.
Kelembagaan petani yang sudah ada di masyarakat khususnya pedesaan perlu
ditumbuh kembangkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pertanian No. 273/ Kbpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan
Kelembagaan Petani.
Keberhasilan kelembagaan petani merupakan integrasi dari berbagai elemen (
pemerintah, swasta, formal dan informal ) untuk mencapai revitalisasi pertanian melalui
peran penyuluhan oleh Penyuluh Pertanian.
Penyuluh Pertanian Sebagai ujung tombak dalam melakukan penumbuhan dan
pengembangan Kelompok Tani harus mampu menyikapi dan menerapkan program dan
kegiatan yang terkait dengan kemajuan petani.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 292
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB XI

EVALUASI PELAKSANAAN DAN EVALUASI DAMPAK PELAKSANAAN


PENYULUHAN PERTANIAN SERTA PELAPORAN

11.1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan pelaporan suatu kegiatan merupakan hal yang
penting, namun sering dikesampingkan, dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari
kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan pertanian.
Sebenarnya supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan harus dilihat dari segi
manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/kegiatan
penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian dapat
digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja
penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan
antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang Penyuluh Pertanian Ahli untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dengan
benar harus merencanakan/menyusun instrumen dan melaksanakannya dengan metoda
ilmiah, untuk itu, maka tahapan-tahapan yang dilakukan harus jelas, sistematis dan
mengikuti kaidah berfikir ilmiah.
Derajat jenjang keilmiahan/kebenaran dari supervisi, monitoring, evaluasi dan
pelaporan dimulai dari evaluasi sehari-hari, mawas diri, mengevaluasi sendiri, kajian
khusus dan penelitian ilmiah, sedangkan pendekatan yang dapat dilakukan dalam evaluasi
adalah pendekatan informasi kunci, pendekatan forum masyarakat, pendekatan indikator
dan pendekatan survei/sensus.
Manfaat dari hasil supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan antara
lain: menentukan tingkat perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program, sarana,
prosedur, pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan untuk
penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Pelaporan hasil kegiatan penyuluhan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 293
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

pertanian sangat penting sebagai penyampaian informasi, sebagai bahan pengambilan


keputusan/kebijakan oleh pimpinan/penanggung jawab kegiatan, pertanggungjawaban,
pengawasan dan perbaikan perencanaan berikutnya.
Untuk mendapatkan hasil supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan yang dapat
dipercaya perlu adanya prinsip-prinsip sebagai landasan dalam pelaksanaan supervisi,
monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian yaitu berdasarkan fakta, bagian
integral dari proes penyuluhan, berhubungan dengan tujuan program penyuluhan,
menggunakan alat ukur yang sahih, dilakukan terhadap proses dan hasil penyuluhan serta
dilakukan terhadap kuantitatif maupun kualitatif.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran umum:
Pada akhir sesi pelatihan ini peserta mampu menjelasakan pengertian, fungsi, manfaat
dan jenis-jenis supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian.

2. Tujuan pembelajaran khusus:


1) Menjelaskan pengertian supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
2) Menetapkan tujuan supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
3) Menjelaskan manfaat supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
4) Menjelaskan jenis-jenis supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
5) Menerapkan tahapan/langkah-langkah supervisi, monitoring, evaluasi dan
pelaporan
6) Menyusun perencanaan/instrumen supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 294
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

11.2. SUPERVISI, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. SUPERVISI
Istilah supervise memiliki arti yang luas. Berikut dipaparkan mengenai pengertian,
tujuan dan manfaat supervise.

1. Pengertian supervisi
Supervisi atau pengawasan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
seluruh aktivitas penyuluhan pertanian yang hendak dicapai. Fungsi ini memiliki hubungan
dengan usaha menyelamatkan jalannya kegiatan penyuluhan ke arah cita-cita atau tujuan
yang telah direncanakan.
2. Tujuan supervisi
Supervisi memiliki tujuan utama untuk mengusahakan agar apa yang direncanakan
menjadi kenyataan. Untuk memperoleh sistem supervisi yang efektif maka diperlukan
beberapa prinsip pokok yang harus dipenuhi, yaitu: pertama rencana tertentu yang dapat
dijadikan standar dan alat ukur, kedua perintah/instruksi yang jelas untuk dilaksanakan.
Selain prinsip pokok tersebut, suatu supervisi hendaknya mengandung prinsip-prinsip:
dapat merefleksikan kebutuhan dari kegiatan yang disupervisi; dapat dengan segera
meleporkan penyimpangan-penyimpangan; fleksibel; dapat merefleksikan pola organisasi;
ekonomis; dapat dimengerti dan dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.
3. Manfaat supervisi
Supervisi digunakan untuk menetapkan kegiatan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan mengoreksinya bila diperlukan, dengan maksud pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana/program.
4. Jenis-jenis supervisi
Kegiatan supervisi juga dapat digolongkan ke dalam empat jenis yaitu: (1) waktu
supervisi (dapat preventif dan repressif); (2) objek supervisi (produk yang dihasilkan,
budget, sumber daya manusia) subjek; (3) supervisi (internal dan eksternal organisasi); dan
(4) cara mengumpulkan fakta guna supervisi (personal inspection, laporan lisan, laporan
tertulus dan laporan yang bersifat istimewa).
5. Tahapan dan langkah dalam kegiatan supervisi
Dalam kegiatan proses supervisi untuk memudahkan dalam melaksanakan merealisasi
tujuan harus dilalui beberapa fase atau urutan, sebagai berikut:

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 295
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. menetapkan alat ukur (standar)


b. mengadakan penilaian (evaluate), dan
c. mengadakan tindakan perbaikan (corrective action). Kegitan proses supervisi ini
terkait dengan pelaksanaan bentuk dari monitoring dan evaluasi penyuluhan
pertanian yang akan dilakukan.
B. Monitoring
1. Pengertian monitoring
Monitoring dan evaluasi adalah dua konsepsi yang berhubungan erat namun
berbeda dalam proses dan prosedur (Carnea, 1997; Casley and Lury, 1981). Menurut
Casley and Lury (1981), monitoring adalah suatu bagian integral dari siklus manajemen
dimana di dalamnya dilakukan pengecekan dan pencatatan kondisi dan situasi proyek serta
faktor-faktor luar yang mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sehingga
secara dini dapat diketahui apakah kegiatan telah dilaksanakan; input telah disalurkan
sesuai jumlah, kualitas dan waktu penyalurannya, serta digunakan sebagaimana mestinya;
output telah tercapai; dan tindakan-tindakan yang diperlukan telah diambil sesuai dengan
rencana.

Dengan demikian, monitoring adalah suatu aktivitas internal dari proyek, suatu
bagian integral dari manajemen, yang merupakan tugas dari bagian laporan dan informasi
yang meliputi laporan administrasi, laporan keuangan, dan laporan teknis tentang
pelaksanaan.

2. Tujuan monitoring
Berdasarkan definisi monitoring tersebut di atas, monitoring bertujuan untuk :

 Mengumpulkan dan mengkompilasi data


 Menyediakan umpan balik secara kontinu
 Mengidentifikasi masalah-masalah penghambat secara dini
 Menentukan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai jadwal kegiatan yang
direncanakan.
Kegunaannya adalah agar dapat diambil tindakan yang tepat sehingga tujuan
proyek dapat tercapai sesuai rencana.

3. Prinsip-prinsip dasar dalam monitoring

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 296
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pada dasarnya setiap orang ingin dihargai, tidak diawasi bila ia sedang bekerja dan
tidak mau dipersalahkan sebelum pekerjaannya selesai. Oleh karen itu dalam melakukan
monitoring diperlukan pendekatan dan keahlian khusus agar informasi yang diperoleh
menggambarkan keadaan sebenarnya. Untuk itu tujuan monitoring harus jelas, dan dalam
pelaksanaannya jangan sampai “menyinggung” perasaan orang yang dimonitor.
Beberapa hal berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar dalam monitoring:
a. Secara periodik konsultasikan dengan pimpinan tentang informasi apa yang
diperlukan. Jika perencanaanya cukup mendetail, anda sebenarnya sudah tahu
informasi apa yang harus dicari, dimana, dan kapan.
b. Form-form untuk monitoring harus selalu dimodifikasi (bila perlu) sesuai informasi
apa yang diperlukan.
c. Pada waktu pengawasan monitoring:

 Awali dengan pendekatan yang membuat orang merasa santai, jangan ada
kesan bahwa anda sedang mencari kesalahan.
 Gunakan pertanyaan-pertanyaan inti (core questions) untuk memancing
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
 Mulailah dengan pertanyaan yang sederhana (start small) sebelum tiba pada
pertanyaan-pertanyaan yang “berat”.
 Jangan kacaukan monitoring dengan evaluasi.
4. Persyaratan penting dalam monitoring
Untuk memperoleh hasil monitoring yang berguna untuk memperbaiki pelaksanaan
kegiatan, dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu: (1) tujuan monitoring; dan (2)
pelaksana monitoring.
Walaupun tujuan monitoring berbeda dengan tujuan evaluasi tetapi dalam tahap-tahap
pelaksanaan tertentu kita sudah dapat mengamati out put tertentu. Jika kita telah membuat
proposal yang dilengkapi dengan rencana kerja dan jadwal kegiatan yang terperinci maka
pelaksanaan monitoring akan lebih mudah dan terarah, atau dengan perkataan lain, ada
kejelasan tentang apa yang ingin dimonitor, yang meliputi aspek-aspek:

 Perencanaan (apa, dimana, siapa, kriteria pengukuran)


 Manajemen dan personalia
 Pelaksanaan (proses dan input)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 297
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Out put
Khusus mengenai petugas pelaksanaan monitoring, diperlukan persyaratan sebagai
berikut:

 Terampil membuat alat monitoring berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pokok


(guide questions) dan daftar pertanyaan penting
 Terampil melakukan pengumpulan data
 Terampil dalam memilih design penelitian yang tepat dan mampu melakukan
analisis statistik (deskriptif dan inferensia).
 Terampil dalam membuat laporan untuk memenuhi permintaan pemakai
informasi/hasil monitoring.
5. Data apa yang dikumpulkan
Agar pembiayaan monitoring efektif dan efisien, dua hal berikut ini perlu
diperhatikan:

1) Informasi apa yang diperlukan oleh pimpinan (management) pada tahap-tahap


pelaksanaan yang berbeda:

 Informasi apa
 Dalam bentuk apa
 Pada tahap mana
 Frekuensi (how often)
 Untuk tujuan apa
2) Objektivitas dalam monitoring (validitas dan reabilitas)
Berdasarkan tujuannya, di dalam monitoring kita hanya mencari data yang berguna
bagi pimpinan untuk mengambil keputusan dan menetapkan kebijaksanaan, yaitu:

1. Penyaluran input
 Jumlah dan harga dari input
 Penggunaan dari input fisik dan non fisik
2. Pelaksanaan kegiatan, yang didasarkan pada rencana kerja dan jadwal
kegiatan. Penilaiannya harus mengacu pada kriteria dan standart yang telah
ditentukan dalam perencanaan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 298
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3. Output; apakah telah tercapai (kuantitas dan kualitasnya) tepat pada


waktunya seperti yang direncanakan.
4. Faktor-faktor luar yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek.
 Bagaimana kondisi pasar (harga)dari input dan output
 Perubahan kelembagaan dan personil
 Partisipasi dalam bentuk fisik dan non fisik dari lembaga-lembaga lain
yang terkait pada awal perencanaan.
 Bencana alam, gangguan keamanan, dsb.
6. Bagaimana mengumpulkan data
Sebagian besar dari data monitoring yang penting dapat diperoleh secara internal
melalui catatan harian pelaksanaan kegiatan, laporan keuangan atau laporan-laporan
teknis/sumber informasi penting dari pihak luar dapat juga digunakan. Selain itu pihak
proyek itu sendiri dapat melakukan survey khusus dengan menggunakan “interview
sohedules”, “questionnaires”, pengukuran langsung, dan teknik “rapid rural appraisal”
(RRA).

Dalam pelaksanaannya, beberapa aspek berikut ini perlu mendapatkan perhatian:

 Siapa yang akan mengumpulkan data


 Siapa yang akan mengolah data
 Siapa yang akan membuat laporan, kapan, dan bagaimana bentuk/format
laporan.
 Mekanisme umpen-balik apakah yang dapat digunakan untuk mengecek bahwa
data yang digunakan akurat, tepat waktu, dan relevan.
 Bagaimana hasil monitoring itu dikomunikasikan pada pemakai informasi
berbeda.

C. Evaluasi
1. Pengertian evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dan
dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara
sistematik dan obyektif.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 299
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Definisi evaluasi dapat diambil dari pendapat beberapa ahli antara lain Soedijanto
(1996), menyatakan: evaluasi adalah sebuah proses yang terdiri dari urutan rangkaian
kegiatan mengukur dan menilai. Evaluasi merupakan proses mengumpulkan data yang
sistematis untuk mengetahui efektifitas program pendidikan dan pelatihan. Pada dasarnya
pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai misi memaksimalkan efektivitas
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Pengembangan juga dimaksudkan memberikan fasilitas pegawai melalui pemberian belajar
dalam rangka perkembangan dan perubahan pribadinya, dalam hal ini pengembangan
SDM meliputi tiga hal yaitu Pelatihan (training), Pendidikan (education) dan Pengembangan
(development).

2. Tujuan evaluasi
Tujuan dan manfaat adalah dua konsepsi yang berbeda yang dapat mengundang
perdebatan tentang pengertiannya ditinjau dari segi bahasa (language), istilah teknis
(technical or scientific concept), dan tingkat analisis (level of analysis).

Dalam tulisan ini tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan (Cerbea and Tepping, 1977;
FAO, 1984, dalam Werimon A., 1992), disamping itu tujuan dan manfaat bersifat implisit.
Berikut dijelaskan beberapa aspek atau cakupan tujuan evaluasi.

a. Tujuan Kegiatan (activity objective)

 Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program (keadaan


umum daerah, sosial, teknis, ekonomis, budaya, masalah, kebutuhan dan
minat, sumber daya, faktor-faktor pendukung).
 Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.
 Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat
intervensi program/kegiatan penyuluhan
 Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan program.
 Mengidentifikasi “strong dan weak points” dalam perencanaan dan
pelaksanaan program.
 Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 300
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

b. Tujuan Managerial (managerial objective)


 Memberikan data / informasi sebagai dasar pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
 Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program
 Berkomunikasi dengan masyarakat dan penyandang dana/stake holder.
 Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih baik.
c. Tujuan Program (Program objective)
Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk memenuhi
beberapa tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa perlu dilakukan evaluasi adalah
karena mungkin:

 Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah


 Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-lembaga terkait
 Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan dari masyarakat
3. Manfaat Evaluasi
Manfaat melakukan evaluasi adalah: (a) menentukan tingkat perubahan perilaku
petani setelah penyuluhan dilaksanakan; (b) perbaikan program, sarana, prosedur,
pengorganisasian petani dan pelaksanaan penyuluhan pertanian; dan (c) penyempurnaan
kebijakan penyuluhan pertanian.
4. Jenis-jenis evaluasi
Jenis-jenis evaluasi antara lain:
1) Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusun pertimbangan-
pertimbangan. Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian dapat diketahui : sejauhmana
perubahan perilaku petani, hambatan yang dihadapi petani, efektivitas program penyuluhan
pertanian serta seberapa jauh pemahaman masalah dan penyempurnaan kegiatan.
Evaluasi Penyuluhan Pertanian juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Dalam evaluasi dikenal beberapa klasifikasi evaluasi seperti : Evaluasi Formatif dan
sumatif, Evaluasi Formal dan Informal, Evaluasi Internal dan Eksternal, Evaluasi Proses
dan Produk (out put), Evaluasi Deskriptif dan Inferensial, Evaluasi Holistik (misal CIPP) dan
Analitik, Evaluasi on going, terminal dan ex post evaluation, Evaluasi Teknis dan Ekonomis,
Evaluasi Program, Monitoring dan Evaluasi Dampak.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 301
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2) Evaluasi Program Penyuluhan


Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri dengan evaluasi
dan dimulai dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan
dimaksudkan untuk melihat kembali apakah suatu program atau kegiatan telah dapat
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang diharapkan. Dari kegiatan
evaluasi tersebut akan diketahui hal-hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat
memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi itu kemudian diambil
keputusan, apakah suatu program akan diteruskan, atau direvisi, atau bahkan diganti sama
sekali. Hal ini didasarkan pada pengertian evaluasi, yaitu suatu proses pengumpulan
informasi melalui pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tertentu untuk
mengambil suatu keputusan. Jadi, pada dasarnya evaluasi adalah suatu kegiatan yang
menguji atau menilai pelaksanaan suatu program.
Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambilan keputusan
dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya. Dengan melalui evaluasi suatu program
dapat dilakukan secara sistematis, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diuji
secara cermat. Dengan metode tertentu akan diperoleh data yang handal, dapat dipercaya
sehingga penentuan kebijakan akan tepat, dengan catatan apabila data yang digunakan
sebagai dasar pertimbangan tersebut benar, akurat dan lengkap.
Adapun program itu sendiri diartikan segala sesuatu yang dilakukan dengan
harapan akan mendapatkan hasil atau pengaruh. Jadi evaluasi program merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan
program. Untuk melihat tercapai atau tidaknya suatu program yang sudah berjalan
diperlukan kegiatan evaluasi.
3) Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani (kognitif, afektif, dan
psikomotor).
a Kognitif : Kemampuan mengembangkan intelegensia
(pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis)
b Afektif : Sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan
menghayati
c Psikomotor : Gerak motor : kekuatan, kecepatan, kecermatan,
ketepatan, ketahanan dan keharmonisan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 302
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Jadi evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai seberapa jauh tingkat
pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan keluarganya.
4) Evaluasi Metode
Evaluasi metode yaitu evaluasi semua kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan
penyuluh pertanian dalam rangka mencapai perubahan perilaku sasaran.
5) Evaluasi Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana adalah pendukung penyuluhan pertanian, sangat penting
dalam kegiatan penyuluhan pertanian, efektifitas penyuluhan pertanian sebagian
tergantung pada alat bantu penyuluh, perlengkapan, peralatan, bahan-bahan sarana
prasarana yang digunakan. Evaluasi sarana-prasarana pada dasarnya mengevaluasi
kesiapan perangkat sarana-prasarana yang menunjang kegiatan penyuluhan.
6) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Dampak
Penyuluhan
Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian dapat merupakan
kombinasi dari beberapa macam/cara evaluasi, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik, lebih akurat, dan lebih sahih dari pada evaluasi dengan
menggunakan cara tunggal.
Evaluasi Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pertanian merupakan proses yang
sistematis, sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh evaluator melalui
pengumpulan dan analisis informasi secara sistematik mengenai perencanaan,
pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk
menilai relevansi, efektifitas/efisiensi pencapaian / hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnya
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pada perencanaan dan
pengembangan kegiatan selanjutnya.
Evaluasi pelaksanaan atau evaluasi proses (on going evaluation) ini dilaksanakan
pada saat kegiatan sedang dilaksanakan. Fokus utama evaluasi ini menyangkut proses
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan:
 Tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
 Kemungkinan keberhasilan kegiatan sebagaimana yang direncanakan
 Sejauh mana hasil yang diperoleh dapat memberi sumbangan kepada tujuan
pembangunan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 303
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 Tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas


pelaksanaan
 Tindakan-tindakan lain yang diperlukan sebagai pelengkap kegiatan yang
telah direncanakan.
Hasil dari evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan biasanya digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan/penentu kebijakan dalam mengatasi permasalahan,
dan tindakan penyesuaian/perbaikan atas pelaksanaan kegiatan.
Prinsip-prinsip evaluasi penyuluhan pertanian adalah:
a. Berdasarkan fakta
b. Bagian integral dari proses penyuluhan pertanian
c. Tujuan penyuluhan pertanian yang bersangkutan dengan berbagai alat
d. Metode dan hasil kegiatan penyuluhan pertanian
e. Hasil-hasil kuantitas dan kualitas
f. Mencakup tujuan, kegiatan dan metode pengumpulan, analisis dan
interpretasi data, pembandingan hasil, pengambilan keputusan dan
penggunaan hasil.
Karakteristik proses evaluasi:
a) evaluasi merupakan proses terstruktur
b) evaluasi didasarkan pada indikator yang dapat diamati
c) evaluasi menganalisis hal-hal rumit menjadi sederhana
d) evaluasi menghasilkan informasi yang tidak memihak dan disetujui semua
orang dan keputusan yang andal masuk akal.
e) evaluasi mengeliminir pengaruh pribadi evaluator

e. Tahapan evaluasi
Langkah-langkah evaluasi pada dasarnya sama yaitu menetapkan obyek, menetapkan
data atau informasi yang akan dikumpulkan, cara pengumpulannya, alat/instrumen yang
digunakan, cara mengolah data/informasi serta melaporkan hasil-hasilnya.
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan sebagai berikut:
1) Memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi. Unsur-unsurnya
dalam tujuan penyuluhan antara lain:
a. sasaran (S)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 304
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

b. perubahan perilaku yang dikehendaki (P)


c. materi (M)
d. kondisi/situasi (K)
Contoh: petani dapat melakukan pemupukan padi sawah sesuai dengan
S P M K
rekomendasi
2) Menetapkan indikator-indikator untuk mengukur kemajuan-kamajuan yang
dicapai. Indikator-indikatornya meliputi:
a. indikator perubahan kognitif
1) penguasaan pengetahuan (knowledge)
2) Penguasaan pengertian (comprehension)
3) kamampuan menerapkan (application)
4) kamampuan analisis (analisis)
5) Kemampuan sintesis (synthesis)
b. Indikator perubahan kemampuan afektif
1) menyadari atau mau memilih
2) Tanggap atau mau
3) yakin atau mau mengikuti
4) Menghayati atau selalu menerapkan
5) menghayati atau selalu menerapkan.
c. Indikator perubahan psikomotor
1) kecepatan 2) kekuatan 3) Ketahanan
4) kecermatan 5) ketepatan 6) ketelitian
7) kerapihan 8) keseimbangan 9) keharmonisan
Contoh: Tujuan penyuluhan pertanian yang berhubungan psikomotor.
Petani dapat melakukan pemupukan padi sawahnya sesuai dengan
rekomendasi, indikator untuk mengukur kemajuan yang dicapai
adalah:
a. kecepatan
b. ketepatan
bukan :
a. mengenal jenis-jenis pupuk (knowledge)
b. menerangkan kegunaan pupuk-pengertian (comprehension)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 305
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3) Mambuat alat pengukur untuk mengumpulkan data


Contoh: Tujuan Penyuluhan pertanian:
“Petani dapat melakukan pemupukan padi sawahnya sesuai rekomendasi”
a. indikator: kecepatan dan ketepatan
b. standar: kecepatan 5 jam/ha dan ketepatan 100 kg/ha
c. kriteria: trampil 5 jam/ha, pupuk 100 kg/ha; ketrampilan sedang > 5 kg/ha,
pupuk 100 kg/ha atau 5 jam/ha, pupuk + 100 kg/ha; tidak trampil > 5
jam/ha, pupuk < 100 kg/ha
Alat pengukur yang dapat dipakai untuk mengukur data :
a. pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengetahuan (daya mengingat)
b. pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengertian
c. pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah
d. rating scale untuk mengukur ketrampilan atau kegiatan-kegiatan praktek
e. skala sikap
f. skala minat.
4) Menarik sampel (sampling) dan melakukan pengumpulan data
a. merupakan langkah penting
b. hindari sampling error, usahakan sample yang representative (mewakili).
Ada beberapa macam cara menarik sampel, tergantung tujuan dan keadaan
populasinya, tetapi yang perlu diperhatikan sample hendaknya benar-benar
menggambarkan /mewakili populasi yang dievaluasi.
5) Melakukan analisis dan interpretasi data
Proses Ini merupakan langkah akhir yang menentukan :
a. lakukan cleaning data dengan cara editing di lapangan, hapuskan data yang
“nyleneh” (out lier)
b. lakukan coding, pemberian kode untuk memudahkan pada saat memasukan
data
c. lakukan tabulasi (tally, sheet, tabulasi sheet).
Analisis/interpretasi data dapat dilakukan dengan cara :
a. presentase
b. statistik deskriptif
c. statistik inferensial

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 306
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

 tergantung tujuan dan kesimpulan serta pertimbangan-pertimbangan yang


akan dihasilkan.
6) Membuat alat pengukur/instrumen evaluasi harus memenuhi persyaratan alat
ukur
1. Kesahihan (validity)
Sahih, bila alat ukur yang digunakan sesuai dengan obyek yang hendak
diukur
a. alat ukur perubahan perilaku sikap, pengetahuan dan ketrampilan
b. alat ukur harus sahih untuk mengukur ‟subyek materi” atau informasi
yang disuluhkan.
2. Keterandalan (reliability)
Kemampuan alat ukur, dapat digunakan orang lain dan memperoleh hasil
yang sama dalam situasi dan kondisi apapun.
3. Obyektivitas
Alat ukur harus obyektif kongkrit, jelas, hanya memiliki satu interpretasi
untuk menganalisis.
4. Praktis (practicability)
Mudah digunakan efektif untuk bahan pengukuran dan bersifat efektif untuk
menganalisis.
5. Sederhana (simple)
Tidak terlalu rumit/kompleks sehingga mudah di mengerti.
Alat pengukur evaluasi penyuluhan pertanian. Alat pengukurnya dapat
berupa:
1. Pertanyaan untuk mengukur pengetahuan
Pertanyaan untuk mengukur tahu atau tidak tahu dan mengetahui atau tidak
mengetahui dengan seperangkat pertanyaan yang cukup pendek,
Contoh: Sebutkan jenis-jenis pupuk untuk padi!
2. Pertanyaan untuk mengukur pengertian
Pengertian lebih luas atau mendalam dari pengetahuan, pengertian
mengacu pada kemampuan intelektualitas seseorang.
Contoh: terangkan atau jelaskan pupuk urea untuk padi!
3. Pertanyaan untuk mengukur kemampuan untuk memecahkan masalah

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 307
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Pertanyaan untuk mengukur kemampuan lebih mendalam dibanding


pengertian atau pengetahuan penerapan prinsip-prinsip yang telah dikuasai,
dapat menggunakan pengertian-pengertian sendiri contoh ada prinsip
bahwa pemupukan urea jika tidak masuk dalam tanah, maka unsur N akan
hilang, tidak terserap tanaman.
Dari prinsip ini, penerapannya pada saat melakukan pemupukan urea harus masuk
dalam tanah agar efisien. Contoh penerapan prinsip-prinsip dalam situasi nyata jadi untuk
memecahkan masalah harus menguasai : penguasaan pengetahuan  penguasaan
pengertian  pemecahan masalah .
Contoh rekomendasi pemupukan padi sawah: urea 200 kg dan TSP 100 kg/ha
Jika petani A memiliki sawah 0,5 ha. Kemudian jika yang tersedia pupuk ZA dan SP-36
berapa yang diberikan untuk padi sawah untuk seluas 0,5 ha tersebut.
Untuk dapat menghitung kebutuhan pupuknya, maka si A harus menguasai:
a. kandungan hara unsur Urea, TSP, SP-36
b. kegunaan pupuk
c. akibat kelebihan pupuk
d. pemupukan berimbang
e. cara menghitung kebutuhan pupuk.
4. Skala nilai atau rating scale untuk mengukur ketrampilan, dimensi
ketrampilan:
a. kekuatan
b. kecepatan
c. ketepatan
d. keseimbangan
e. keharmonisan.
Contoh : petani trampil mengendalikan H/P dengan menggunakan
penyemprot gendong trampil menggunakan, dimensinya
kecepatan, kemudian menetapkan standar dan kriterianya.
Kecepatan: hektar/hari  dimensi kecepatan
a. standar = 3 ha/hari
b. kriteria = a 3 ha/hari = baik atau trampil b 2 s/d 2,9 ha/hari = sedang
c. kurang dari 2 ha/hari = kurang baik/kurang trampil

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 308
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Jadi untuk mengukur skala nilai atau rating scale untuk mengukur ketrampilan harus
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menentukan dimensi dari ketrampilan yang akan diukur, terdiri dari 1
dimensi atau lebih
b. menetapkan standar dari tiap dimensi yang telah ditentukan
c. membuat kriteria dari tiap dimensi yang telah ditentukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan.
5. Skala sikap
Sikap (attitude) adalah kecenderungan untuk berbuat
 jika sudah berbuat menjadi perilaku (Behavior)
 merupakan manifestasi dari perilaku
Evaluasi terhadap sikap petani apakah menerima inovasi atau menolaknya
ini berhubungan dengan strategi penyuluhan pertanian.
Alat ukur untuk mengukur sikap antaralain:
a. Skala likert :
Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok
orang, tentang inovasi pertanian yang direkomendasikan. Inovasi
pertanian yang akan dievaluasi dijabarkan menjadi unsur-unsur.
Komponen-komponen yang dapat diukur, dan dijadikan titik tolak untuk
menyusun instrumen.
Instrumen berupa butir-butir pertanyaan yang akan dijawab oleh
responden

Inovasi pertanian

Unsur-unsur atau komponen

Instrumen:

a. butir-butir pertanyaan
b. butir-butir pernyataan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 309
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Jawaban responden merupakan gradasi yang bergerak sangat positif sampai


sangat negatif dapat berupa kata-kata antara lain:
a. sangat setuju
b. setuju
c. ragu-ragu
d. tidak setuju
e. sangat tidak setuju
atau:
a. sering kali
b. sering
c. kadang-kadang]
d. hampir tidak pernah
e. tidak pernah
atau:
a. sangat positif
b. positif
c. netral
d. negatif
e. sangat negatif
atau :
a. baik sekali
b. baik
c. cukup
d. jelek
e. jelek sekali

Untuk analisis dapat diberi skor: 5 , 4 , 3, 2 , 1


catatan: besarnya skor tergantung pernyataan atau pertanyaan apakah
mendukung (favorable) atau tidak mendukung (un favorable)

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 310
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Contoh : Ceck list

Jawaban responden
Pertanyaan/
No SS S R TS STS
pernyataan
5 4 3 2 1

1 Bagaimakah pendapat bapak tentang


penggunaan urea Tablet

2 Urea tablet memudahkan pemupukan

3 Penggunaan urea tablet meningkatkan


produksi

4 Penggunaan urea tablet menghemat tenaga


kerja

Misal: Evaluasi terhadap 100 responden dengan hasil jawaban :


25 orang jawaban SS (sangat setuju)
40 orang jawaban S (setuju)
5 orang jawaban R (Ragu-ragu)
20 jawaban TS (Tidak setuju)
10 orang jawaban STS (sangat tidak setuju)
Maka jumlah skor:
25 x 5 = 125
40 x 4 = 160
5 x 3 = 15
20 x 2 = 40
10 x 1 = 10
Jumlah 350
Jumlah tertinggi = 100 x 5 = 500
Jumlah terendah = 100 x 1 = 100
Jadi tingkat persetujuan petani terhadap inovasi yang beru (misal urea tablet)
adalah: 350/500 x 100% = 70 %

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 311
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Atau dengan garis kontinum adalah

! ! ! ! ! ! !
0 100 200 300 400 500
STS TS R S SS
350
Jadi dari 100 responden, maka skor yang diperoleh 350, maka terletak di
daerah setuju.
Selanjutnya, apabila ingin mengetahui % berdasarkan pada berapa responden
maka diperoleh :
25 % menyatakan SS
40 % menyatakan S
5 % menyatakan R
20 % menyatakan TS
10 % menyatakan STS
Dapat juga dengan bentuk pilihan ganda (cheklist)
Contoh :
Penggunaan pupuk urea tablet yang beru, akan anda terpkan pada padi sawah
(dalam kelompok tani:
a. STS
b. TS
c. R
d. S
e. SS

Catatan: Bentuk ini keuntungannya pertanyaan atau pernyataan akan dibaca


semua. Sedangkan kekurangannya bentuk tidak menarik boros
kertas.

b. Skala gutman
Skala gutman kelebihannya didapatkan jawaban responden secara tegas
yaitu dapat berupa

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 312
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

- ya atau tidak
- benar atau salah
- positif atau negatif
c. Semantik diffferential
Skala tersusun dalam garis kontimum, dengan jawaban positif di sebalah kiri
dan negatif di sebelah kanan, Contoh berikan nilai gaya kepeminpinan ketua
kelompok tani anda.

1. bersahabat : 5 4 3 2 1 : tidak bersahabat


2. tepat janji : 5 4 3 2 1 : ingkar janji
3. sabar : 5 4 3 2 1 : pemarah atau emosional
4. konsisten : 5 4 3 2 1 : in konsisten
5. jujur : 5 4 3 2 1 : tidak jujur
- Skala semantik defferential, untuk mengukur sikap atau karakter tertntu
yang dimiliki seseorang terhadap obyek tertentu
- responden dapat memberikan jawaban pada rentang positif atau negatif
tergantung persepsi mereka terhadap hal yang dinilai.
d. Skala Nilai/Rating scale
Data diperoleh kuatitatif, responden langsung menjawab/memilih satu
angka dari alternatif yang ada.
Contoh: Setelah mengikuti pelatihan PHT, seberapa jauh pemahaman
responden tentang Prinsip-prinsip PHT.
Tingkat
No. Prinsip PHT Keterangan
Pemahaman
Budidaya tanaman 1 2 3 4 4 : bila sangat
1.
sehat memahami
Pelestarian musuh 1 2 3 4 3 : bila memahami
2.
alami
Pengamatan 1 2 3 4 2 : bila cukup
3.
Ekosistem mg.an memahami
Petani ahli PHT 1 2 3 4 1 : bila kurang
4.
memahami
5. Dan setrusnya....

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 313
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

6. Skala Minat
Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk menyukai sesuatu hal,
dibandingkan dengan hal yang lain, misal: petani lebih berminat menanam
padi IR 64 dibanding IR 36.
Minat dapat diukur , karena minat dapat diekspresikan /dimanifestasikan,
petani berminat menanam padi IR 64 , maka ia akan berusaha aktif mencari
benih tersebut.
Contoh skala minat :
Berikan tanda X pada kegiatan penyuluhan pertanian yang anda sukai :
a. Widyawisata
b. Diskusi kelompok
c. Demonstrasi
d. Kursus/seminar
e. Field day
Skala minat dapat berupa:
a. Cheek list, yaitu dengan cara meminta mereka memilih hal/kegiatanyang
mereka sukai
b. Rangking/peringkat, yaitu meminta mereka menyususn rangking tentang
kegiatan yang akan dievaluasi dari yang paling disukai sampai yang
paling tidak disukai.
Contoh tulis kegiatan penyuluhan pertanian yang paling disukai sampai
yang tidak disukai:
- Paling disukai : 1..........
2.........
3..........
4..........
5..........
- Paling tidak disukai: 6..........dstnya
c. Ratio scale/Skala banding
Yang paling disukai sampai yang paling tidak disukai
Contoh: SS : sangat disukai
S : disukai

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 314
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

B : Biasa saja
TS : Tidak disukai
ST : Sangat tidak disukai

No. Materi penyuluhan SS S B TS ST


1. Serangan hama
2. Serangga Musuh alami
3. Tikus
4. Gulma
5. Ekosistem

d. Free Response Tecnique (FRT)


FRT yaitu alat ukur untuk mendapatkan pendapat petani (jawaban
uraian/essay).
Contoh: Dari semua materi yang telah anda pelajari dalam penyuluhan,
materi mana yang yang anda sukai , jelaskan dan apa alasannya.
 FRT ini paling mudah dibuat, tapi paling sulit dibuat tabulasi.
7. Tingkat Adopsi
Adopsi merupakan tingkat kemampuan ahli , dan ini yang kita tuntut/target
kita dalam penyuluhan pertanian, dan ini yang membedakan dengan yang
bukan penyuluhan. Penyuluhan sasarannya sampai pada mengadopsi ,yaitu
menerapkan inovasi yang disuluhkan, artinya petani secara tetap
melaksanakan /mempratekkan inovasi yang disuluhkan terseburt.
Contoh :
Apakah saudara melakukan pemupukan berimbang pada tanaman padi
saudara ?
a) selalu b) Kadang-kadang c) Tidak pernah
Responden yang selalu melakukan pemupukan berimbang pada tanaman
padinya, menunjukan tingkat adopsi yang lebih tinggi (tentunya setelah dicek
kebenarannya di lapangan).

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 315
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

D. PELAPORAN
Pada prinsipnya, penulisan laporan evaluasi tidak berbeda dengan penulisan laporan
penelitian pada umumnya, baik dalam sistimatika, pokok-pokok isi laporan yang
disampaikan, hanya bahasa serta tatatulis yang digunakan lebih populer, mudah dipahami
karena para pembaca laporan evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat pendidikan dan
pengalaman.
Format Laporan Evaluasi dalam prakteknya dapat diadaptasikan sesuai kebutuhan
lembaga/di lapangan dan maksud/tujuan dari evaluasi itu sendiri, tetapi secara umum dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1. Kata pengantar, daftar isi, pengesahan laporan
2. Pendahuluan, yang memuat uraian yang singkat dan cukup jelas mengenai
a) Latar belakang atau alasan dilakukannya evaluasi, sasaran/obyek evaluasi
b) Masalah dan tujuan evaluasi
c) Kegunaan evaluasi.
3. Landasan-landasan teori dan konsep-konsep yang digunakan di dalam pelaksanaan
evaluasi.
4. Indikator dan parameter, serta pengukurannya
5. Rancangan evaluasi yang mencakup:
a) Populasi dan sample, berikut penjelasan tenik penarikan sample
b) Rincian data yang dikumpulkan
c) Tenik pengumpulan data
d) Instrumen evaluasi (biasa disampaikan dalam bentuk lampiran)
e) Uji ketepatan dan ketelitian instrumen evaluasi
f) Analisis data.
6. Gambaran umum tentang pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dievaluasi
7. Hasil-hasil evaluasi dan Pembahasan : tampilan dalam bentuk grafik , gambar, tabel
dsbnya. Bagian ini merupakan pemaparan dari hasil temuan-temuan /fakta/data , dan
diberi kan penjelasan artinya dan pembahasan secukupnya
8. Kesimpulan dan saran-saran/rekomendasi.
9. Daftar pustaka
10. Lampiran-lampiran.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 316
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

E. LANGKAH KERJA PENYUSUNAN EVALUASI DAN PELAPORAN

Langkah kerja penyusunan evaluasi dan pelaporan sebagai berikut:


1. Peserta memahami uraian materi yang ada pada modul
2. Diskusikan dalam kelompok tentang pembagian tugas
3. Tentukan sasaran dan obyek yang akan di evaluasi, untuk itu perhatikan program
penyuluhan yang ada dilokasi praktek kompetensi (tingkat BPP/Kecamatan atau
Kabupaten)
4. Fokuskan perhatian pada sasaran dan obyek yang akan dievaluasi sesuai program
penyuluhan yang telah ada, dan kumpulkan informasi tentang “apa yang akan
dievaluasi”, siapa saja yang termasuk dalam obyek evaluasi, dimana evaluasi
dilaksanakan, masalah pokok apa, bagaimana pengelolaan, upaya mengatasi
masalah
5. Rencanakan pengorganisasian pelaksanaan evaluasi
6. Pahami tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi
7. Tetapkan indikator untuk mengukur pencapaian/kemajuan
8. Susunlah alat pengukur/instrumen/kuisioner untuk mengumpulkan data
9. Tentukan sampel dan lalukan pengumpulan data
10. Lakukan pengolahan data/analisis dan interprestasi data
11. Susun laporan, diskusikan hasil evaluasi, kesimpulan dan saran yang akan
direkomendasikan
12. Komunikasikan /presentasikan hasil evaluasi pada stake holder.

F. RANGKUMAN
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dan
dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara
sistematik dan obyektif.
Tujuan evaluasi mencakup: (1) Tujuan Kegiatan (activity objective); (2) Tujuan Managerial
(managerial objective); dan (3) Tujuan Program (Program objective). Manfaat melakukan
evaluasi adalah: (a) menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan
dilaksanakan; (b) perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 317
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

pelaksanaan penyuluhan pertanian; dan (c) penyempurnaan kebijakan penyuluhan


pertanian.
Jenis-jenis evaluasi antara lain: (1) Evaluasi Penyuluhan Pertanian, yaitu alat untuk
mengambil keputusan dan menyusun pertimbangan-pertimbangan ; (2) Evaluasi Program
Penyuluhan, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk kepentingan pengambilan keputusan
dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya; (3) Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian,
yaitu mengevaluasi sampai seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan
perilaku petani dan keluarganya; (4) Evaluasi Metode, yaitu evaluasi semua kegiatan
penyuluhan pertanian yang dilakukan penyuluh pertanian dalam rangka mencapai
perubahan perilaku sasaran; (5) Evaluasi Sarana Prasarana, evaluasi ini pada dasarnya
mengevaluasi kesiapan perangkat sarana-prasarana yang menunjang kegiatan
penyuluhan; dan (6) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi
Dampak Penyuluhan. Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian
dapat merupakan kombinasi dari beberapa macam/cara evaluasi, hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih akurat, dan lebih sahih dari pada evaluasi
dengan menggunakan cara tunggal.
Tahapan evaluasi berisi langkah-langkah evaluasi pada dasarnya sama yaitu
menetapkan obyek, menetapkan data atau informasi yang akan dikumpulkan, cara
pengumpulannya, alat/instrumen yang digunakan, cara mengolah data/informasi serta
melaporkan hasil-hasilnya.
Penulisan laporan evaluasi tidak berbeda dengan penulisan laporan penelitian pada
umumnya, baik dalam sistimatika, pokok-pokok isi laporan yang disampaikan, hanya
bahasa serta tatatulis yang digunakan lebih populer, mudah dipahami karena para
pembaca laporan evaluasi lebih bervariasi dalam hal tingkat pendidikan dan pengalaman.

G. Latihan
1. Susunlah instrumen pengumpulan data (kuisioner) untuk evaluasi pelaksanaan
penyuluhan pertanian
2. Buatlah rencana evaluasi dampak penyuluhan pertania

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 318
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB XII

PENGEMBANGAN PROFESI PENYULUH

12.1. PENDAHULUAN

12.1.1. PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI JABATAN PROFESIONAL

Secara umum dalam kehidupan sehari-hari seseorang yang bekerja dengan


terampil atau cakap dalam kerjanya disebut profesional, meskipun keterampilan atau
kecakapannya sekedar hasil dari minat dan belajar dari kebiasaan. Penyuluh Pertanian
yang profesional adalah penyuluh yang tahu secara mendalam tentang apa (substansi
materi) yang disuluhkan/disampaikan, cakap dalam cara menyuluhnya (metodologis)
sehingga efektif, efisien dan berkepribadian yang baik.
Sebagai jabatan professional,perlu dibedakan dengan jenis pekerjaan yang
menuntut dan dapat dipenuhi melalui kebiasaan melakukan kegiatan keterampilan tertentu,
atau keterampilan kerja sebagai warisan orang tua atau pendahulunya. Seorang pekerja
profesional perlu dibedakan dengan seorang teknisi, keduanya dapat saja tampil dengan
ujuk kerja yang sama, menguasai prosedur kerja dan dapat memecahkan masalah teknis
yang sama, tetapi seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang mendasari
keterampilannya yang menyangkut filosofis, pertimbangan rasional, sikap positif, dan
tanggung jawab sosial dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.
Samana A. (1994) menjelaskan bahwa jenis pekerjaan yang berkualifikasi
professional memilki ciri tertentu yaitu: memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi
calon pelakunya, kecakapan seorang pekerja professional dituntut memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan/dibakukan oleh pihak berwenang (Organisasi profesi,pemerintah)
dan jabatan profesonal tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan Negara (civil
effect). Untuk menjadikan Penyuluhan Pertanian sebagai jabatan professi dan para
Penyuluh Pertanian menjadi profesional maka harus dapat memenuhi tiga cirri tersebut.
Disamping itu seorang Penyuluh Pertanian diharapkan mampu berperan sebagai : 1)agen
perubahan dan pembaharuan sosial dilingkungan masyarakat, khususnya bidang
pertanian/pemberdayaan masyarakat, 2) organisator, fasilitator pembelajaran masyarakat
tani, 3) bertanggung jawab secara professional untuk secara terus menerus meningkatkan
kompetensinya/kecakapannya baik kompetensi substantive, kompetensi metodologis

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 319
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

maupun kompetensi social, untuk itu penyuluh pertanian dituntut untuk selalu belajar
secara mandiri maupun melalui Pendidikan dan pelatihan (Diklat) teknis maupun diklat
fungsional.
Secara lebih rinci ciri-ciri jabatan professional (termasuk Penyuluh Pertanian) antara
lain adalah: 1) para pelakunya dituntut berkeahlian sesuai dengan tugas
pekerjaannya/jabatannya, 2) keahlian seorang professional bukan sekedar hasil
pembiasaan, tetapi didasari wawasan keilmuan/akademik, diklat yang terprogram yang
relevan serta berkualitas, 3) pekerjaan profesional didsari oleh nilai-nilai (velue) bukan ikut-
ikutan, bersikap positif, motivasi berprestasi yang tinggi, selalu berusaha meningkatkan
kualitas diri dan kualitas karyanya, mencintai pekerjaan/profesinya dan memiliki etos kerja
yang tinggi, 4) jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan
Negara , serta memiliki persyaratan dan kode etik yangharus dipenuhi oleh pelakunya.
Seorang Penyuluh Pertanian professional juga dituntut memiliki kemampuan :
Karakter yang baik ( sopan, jujur, rajin, tanggung jawab,disiplin,kasih sayang, berani),
Kemampuan konseptual, Kemampuan teknikal, Kemampuan kontekstual, Kemampuan
komunikasi, Kemampuan adaptif , antisipatif dan kemampuan kerja sama.
Kemampuan seorang penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhan tidak
terlepas dari berbagai faktor, baik itu faktor eksternal, maupun faktor internal. Faktor
eksternal, terkait dengan kemampuan sasaran untuk menerima informasi yang diberikan
oleh penyuluh, sedangkan faktor internal terkait dengan kemampuan penyuluh itu sendiri
dalam memberikan informasi terbaik bagi petani dan pengguna lainnya. Salah satu upaya
untuk mengatasi faktor internal yang dihadapi penyuluh adalah seorang penyuluh harus
dapat meningkatkan kemampuan internal yang dimiliki, yaitu mau menambah dan
meningkatkan kemampuan dan daya pikirnya, baik melalui pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal. Dengan kata lain, penyuluh harus mampu mengembangkan
profesinya di bidang penyuluhan pertanian. Pengembangan profesi Penyuluhan Pertanian
anatara lain dapat dilakukan dengan cara penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan (Diklat)
fungsional bagi Penyuluh Pertanian, melalui Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian
Terampil, Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli, dan Diklat Alih Kelompok.
Selain itu, dalam rangka pengembangan profesi Penyuluh Pertanian, pemerintah telah
mengembangkan melalui berbagai cara antara lain melalui pendidikan formal Program
Diploma IV Penyuluhan Pertanian Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian di 6 lokasi yaitu ;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 320
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Medan, Bogor, Magelang-Yogyakarta, Malang, Gowa Sulsel dan Manokwari, dengan


jurusan/program studi Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Perkebunan, selain itu juga
ditempuh melalui diklat fungsional yang meliputi Diklat Dasar Fungsional Penyuluh
Pertanian Terampil, Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli, dan Diklat Alih
Kelompok Penyuluh Pertanian, selain itu juga diselenggarakan berbagai Diklat Teknis oleh
Balai Besar/Balai Diklat Pertanian yang tersebar diberbagai Propinsi/Kabupaten/Kota
diseluruh Indonesia.
Pelatihan, baik formal maupun non formal ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan sekaligus kemampuan para penyuluh dalam memberikan penyuluhan
pertanian. Beberapa jenis pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
penyuluh pertanian, antara lain:
a. Pelatihan Teknologi Informasi
b. Pelatihan Perencanaan
c. Pelatihan Media Informasi
d. Pelatihan Perencanaan Kegiatan Penyuluhan Lapangan (Input, Output, Proses)
e. P R A sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat
f. Pelatihan Paket Teknologi Spesifik Lokasi
g. Pelatihan Penggunaan Toolkit, serta Diklat Teknis Agribisnis lainnya

11.1.2 PENGEMBANGAN PROFESI JABATAN PENYULUH PERTANIAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara Nomor :


PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka
Kreditnya, pasal 6 ayat 6 tentang pengembangan profesi penyuluh pertanian meliputi : a)
Pembuatan karya tulis ilmiah dibidang pertanian b) Penerjemahan/penyaduran buku dan
bahan-bahan lain dibidang pertanian, dan c) Pemberian konsultasi dibidang pertanian yang
bersifat konsep kepada institusi dan atau perorangan. Selain hal tersebut tidak berarti
menutup kemungkinan lain untuk mengembangkan profesi penyuluh pertanian, terutama
yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian seorang penyuluh pertanian seperti
inner motivation :”fighting spirit” atau daya juang, achivment motivation (motivasi
berprestasi), pengembangan SQ, EQ yang semua nya ini akan membantu dan sangat
bermanfaat dalam pengembangan profesi sebagai penyuluh pertanian. Tugas

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 321
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

pengembangan profesi ini merupakan tugas penyuluh pertanian terampil maupun penyuluh
pertanian ahli, sehingga sudah sepantasnya setiap diri penyuluh pertanian memiliki
kompetensi ini, karena sangat bermanfaat dan menunjang dalam pelaksanaan tugasnya.
Selanjutnya akan uraikan penjelasannya hal-hal sebagai berikut:

1. Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah Bidang Pertanian

a. Membuat Karya Tulis


Pembuatan karya tulis ilmiah dibidang pertanian ini “bahan bakunya” dapat berasal
dari hasil pengkajian, penelitian kaji tindak (action research), tinjauan atau ulasan ilmiah
hasil gagasan sendiri dibidang pertanian, atau karya ilmiah/karya tulis berupa prasaran,
tinjauan,gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah.
Sedangkan publikasi karya ilmiah/karya tulis dapat dalam bentuk buku yang diterbitkan,
majalah ilmiah, atau media massa, dapat juga tidak diplublikasikan tetapi didokumentasikan
di perpustakaan dalam bentuk buku atau naskah. Selain hal tersebut diatas, dapat juga
pengembangan profesi dalam bentuk menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan
lain dibidang pertanian yang dipublikasikan dalam bentuk buku atau majalah ilmiah, dapat
juga tidak diplublikasikan tetapi sudah dalam bentuk naskah jadi.
Secara umum karya tulis/karya ilmiah terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian
pembuka, tubuh tulisan dan bagian ahkir.

Bagian pembuka
Bagian pembuka terdiri atas (1) halaman sampul. (2) abstrak, (3) halaman judul, (4)
halaman pengesahan, (5) prakata, (6) daftar isi, (7) daftar tabel, (8) daftar gambar, dan (9)
daftar lampiran.
Unsur lain yang dimungkinkan pada bagian ini adalah daftar singkat atau glosari.
Penomoran pada bagian ini adalah i, ii, iii dan seterusnya. Nomor tidak dicantumkan pada
halaman tersebut tetapi dinyatakan dalam daftar isi. Daftar tabel dan daftar gambar serta
daftar lampiran hanya dibuat jika masing masing memiliki dua (2) atau lebih tabel, gambar
atau lampiran.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 322
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Halaman sampul.
Warna sampul beragam tergantung pada institusinya. Sebaiknya kertas yang lebih
tebal dan dilaminating, pada sampul di cetak judul karya ilmiah, nama lengkap penulis,
tanpa nomor induk dan institusi asal penulis.
Judul harus menarik, positif, singkat, spesifik, tetapi cukup jelas untuk
menggambarkan penelitian atau kegiatan yang dikerjakan. Judul sebaiknya tidak lebih dari
12 kata (tidak termasuk kata sambung dan kata depan) yang mengandung kata kunci untuk
memudahkan pengklasifikasian pustaka. Dalam judul hindari kata-kata klise seperti
penelitian pendahuluan, studi, penelaah, pengaruh dan kata kerja pada awal judul. Judul
(lebih tepat “topik”) yang menggunakan kata-kata tersebut diatas masih dapat di terima
dalam bentuk proposal. Nama latin untuk mahluk yang sudah umum tidak perlu dimasukan
dalam judul. Hindari singkatan yang tidak perlu. Berikut ini contoh judul yang kurang baik:
“Pengaruh Berbagai Kerapatan Populasi Tanaman (KPT) Genotipe Kacang Tanah
(Arachyis hypogea L) terhadap seleksi”. Sebaiknya : “Seleksi Kacang Tanah pada berbagai
Kerapatan Populasi Tanaman”.
Pada umumnya, judul cenderung bersifat indikatif, artinya merujuk pada pokok
bahasan dan bukan pada kesimpulan. Namun, kadang-kadang judul dapat juga informatif,
berupa ringkasan kesimpulan dalam beberapa kata. Bila sukar meringkasnya
pertimbangkan penggunaan sub judul. Contoh : Studi Pengaruh Suhu, Pelarut dan Garam
pada Degradasi Fenol oleh Khamir, menjadi : Degradasi Fenol oleh Khamir: Pengaruh
Suhu, Pelarut dan Garam.
Syarat pemilihan topik kajian, adalah harus sesuai dengan minat/disukai dan
dikuasai oleh penyuluh pertanian yang bersangkautan, ini merupaka “modal awal”
sebelum melakukan kajian atau karya tulis ilmiah, dengan kata lain sebelum melakukan
kajian sudah menguasai dan mengetahui 50 % dari topic yang dikaji dan yang 50%
diperoleh/dicari melalui kajian tersebut. Pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam
memilih topic adalah kemapuan penyuluh sendiri, kaitannya dengan penguasaan teori,
metoda kajian, keterampilan merumuskan/menyusun instrument kajian, tersedianya
sumber daya, biaya, tenaga, serta faslitas pendukung lainnya. Topik kajian dalam karya
tulis harus memperhatikan syarat-syarat : menarik, actual, jelas, spesifik, singkat,
menggambarkan tujuan, sifat kajian, variable dan analisis yang digunakan. Contoh :
Persepsi Petani terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Bantul.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 323
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Abstrak.
Abstrak merupakan ulasan singkat mengapa penelitian dilakukan, bagaimana
penelitian dilaksanakan, hasil yang penting-penting, dan kesimpulan utama dari hasil
kegiatan. Abstrak disusun dalam beberapa paragraph dan panjangnya tidak lebih dari 250
kata yang diketik satu spasi. Jangan menggunakan singkatan dalam bagian ini, kecuali
akan disebut sekurang-kurangnya dua kali, misalnya : inframerah (IR) selanjutnya disebut
IR. Dalam penyusunan abstrak tempatkan diri anda sebagai pembaca. Mereka ingin
mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan anda. Jika sesudah membaca bagian ini,
pembaca ingin mengetahui perincian yang lain, mereka akan membaca karya anda
selengkapnya. Abstrak suatu karangan hendaknya menyajikan isi karangan secara
menyeluruh. Umumnya abstrak disajikan dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan
spasi satu termasuk judul. Kata “abstrak” ditulis dalam huruf kapital diletakkan di tengah.
Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital dan diletakkan ditengah. Huruf pertama
setiap kata pada judul diketik dengan huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung.
Abstrak terletak pada halaman setelah sampul, tidak diberi nomor halaman dan tidak
dimasukan dalam daftar Isi.

Halaman Judul
Halaman judul merupakan halaman pertama, diberi nomor “i” tetapi tidak perlu
dicantumkan pada halaman tersebut.

Prakata
Prakata memuat informasi kapan dan lama kegiatan dilakukan, lokasi dan sumber
dana bila biaya bukan berasal dari dana sendiri. Nyatakan terima kasih atau bantuan
tehnis dan saran yang anda terima. Bila seseorang telah membantu dalam hal-hal tertentu,
nyatakan ini secara spesifik. Panjang prakata sebaiknya tidak lebih dari satu halaman.

Daftar Isi
Daftar isi disusun secara teratur menurut nomor halaman yang memuat daftar tabel,
daftar gambar, judul bab serta sub bab, daftar pustaka dan lampiran. Keterangan halaman
yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi. Bab maupun sub bab dapat
diberi nomor dengan angka Arab atau tanpa nomor. Judul daftar isi di ketik dengan huruf

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 324
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kapital, ditempatkan ditengah-tengah, dua spasi di bawah nomor halaman. Kata “halaman”
untuk menunjukkan nomor halaman setiap bab atau sub bab diketik di pinggir halaman
kanan yang berahkir pada batas pinggir kanan dua spasi dibawah kata “Daftar isi”.
Susunan daftar isi menyusul dua spasi di bawah kata “Daftar isi”. Susunan daftar isi
menyusul dua spasi dibawahnya. Bila daftar isi memerlukan lebih dari satu halaman maka
pengetikan antar bab dan sub bab diantarai dengan dua spasi, sedang antar anak bab
satu pasi. Judul setiap bab diketik dengan huruf kapital dan judul sub bab hanya huruf
pertama setiap kata dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung.

Daftar Tabel dan Daftar Gambar.


Daftar tabel dan Daftar gambar tidak selalu diperlukan, kecuali bila lebih dari dua
tabel dan dua gambar dipakai dalam penyusunan karya tulis. Daftar tabel dan daftar
gambar diketik tersendiri dengan format seperti daftar isi.
Daftar lampiran.
Sama seperti daftar tabel dan daftar gambar, lampiran tidak perlu dibuat daftarnya
bila hanya ada satu dalam karya tulis anda. Tatacara pengetikannya sama dengan daftar
tabel dan daftar gambar. Lampiran dapat berupa tabel, gambar atau teks, dan semuanya
disusun dengan nomor urutan penyebutannya dalam tubuh tulisan.\
Tubuh Tulisan.
Tubuh Tulisan terdiri atas: (1) Pendahuluan, (2) Tinjauan pustaka, (3) Bahan dan
Metode, (4) Hasil, (5) Pembahasan, (6) Kesimpulan.

Pendahuluan
Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat mengulas
alasan mengapa penelitian dilakukan, masalah, tujuan, manfaat/kegunaan dan hipotesis
jika ada. Berikan alasan yang kuat termasuk kasus/kajian yang dipilih, alasan pemilihan,
atau metode yang digunakan. Bab ini seyogyanya membimbing pembaca secara halus
tetapi tepat, lewat sepenggal pemikiran logis yang berahkir dengan pernyataan tentang
apa yang diteliti dan apa yang diharapkan daripadanya. Berikan kesan bahwa apa yang
anda tulis benar-benar bermanfaat bagi ilmu pengetahuan atau pembangunan pertanian.
Latar belakang, merupakan uraian singkat tentang keadaan, issue-isue atau data yang
dijadikan alasan untuk mengkaji/memilih topic tersebut. Yang perlu diperhatikan dalam

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 325
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

merumuskan latar belakang antara lain adalah : dinyatakan singkat 3-5 alinea pendek,
berisi issue-isue yang actual dimasyyaraka , dari aras yang paling tingi (global) sampai aras
yang paling rendah/sempit, mmencerminkan idea atau analisis asli.
Masalah, adalah pertanyaan-pertanyaan penelitian/kajian yang akan dicari
jawabannya melalui kajian, biasanya rumusannya dalam bentuk kalimat tanya
menggunakan tanda baca.
Tujuan Penelitian, pada hakekatnya merupakan pernyataan yang ingin diketahui atau
dihasilkan melalui kajian tersebut. Rumusan tujuan tidak lain merupakan jawaban atas
pertanyaan kajian yang dirumuskan dalam “masalah”. Dalam menuliskan tujuan gunakan
kata kerja yang hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti menjajaki, mengurai,
menerangkan, menguji, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan.
Dengan demikian kata “mengetahui” tidak layak di tuliskan untuk tujuan penelitian. Tujuan
penelitian tidak selalu perlu merupakan sub bab tersendiri.
Manfaat/Kegunaan kajian, dalam hal ini berisi manfaat bagi obyek yang dikaji, pihak yang
terkait, manfaat bagi penyuluh pertanian, manfaat bagi pengembangan
kelimuan/penyuluhan.

Tinjauan pustaka.
Tinjauan pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas atas pustaka yang
menimbulkan gagasan dan mendasari kajian/penelitian. Pustaka yang digunakan
sebaiknya berupa pustaka terbaru yang relevan dengan bidang yang dikaji.
Uraian dalam tinjauan pustaka merupakan dasar untuk menyusun kerangka atau konsep
yang digunakan dalam penelitian, dan digunakan dalam perumusan variable (indicator,
criteria, teknik pengukuran). Tinjauan pustaka berisi teori dasar, teori pendukung, hasil-
hasil kajian/penelitian yang terdahulu, data pendukung, metode yang pernah dlakukan.
Kumpulan pustaka yang relevan dan mutakhir membantu anda mengetahui dengan jelas
status kajian/penelitian dibidang tersebut. Sumber pustaka antara lain dapat dari buku teks,
referensi, jurnal ilmiah, laporan kajian/penelitian, prosiding pertemuan ilmiah, media masa,
internet, lembaga penelitian, kebijakan, peraturan, panduan/pedoman ataupun pengalaman
praktisi/nara sumber.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 326
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Metode Penelitian/Kajian
Desain kajian/penelitian dapat bersifat kuantitatif, kualitatif atau kombinasi kuantitatif
dan kualitatif. Perbedaan penelitian/kajian ini tidak terletak pada alat analisis yang
digunakan tetapi pada pendekatan dan tujuannya, artinya kajian kuantitatif juga dapat
didukung dengan analisis kualitatif atau sebaliknya. Dalam kajian bidang penelitian social
termasuk penyuluhan diseyogyakan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif
(mixing metode) untuk mendapatkan kesahihan internal dan dapat lebih mendalami
permasalahan yang dikaji. Metode penelitian/kajian yang digunakan dapat berupa analisis
suatu teori, metode percobaan atau kombinasi keduanya. Metode yang dipakai diurai
terinci (peubah, model yang digunakan, rancangan penelitian, tehnik pengumpulan dan
analisis data, serta cara penafsiran). Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif
pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi, serta proses
penafsiran hasil penelitian harus dijelaskan. Akan tetapi jika metode penelitian yang
digunakan mengikuti sepenuhnya metode yang telah dipublikasikan sebelumnya maka
uraian yang sangat lengkap tidak diperlukan, sebagai gantinya, sebut saja sumber
pustakanya. Bahan, alat, perubahan atau modifikasi terhadap metode yang dipublikasikan
perlu di jelaskan.
Waktu dan tempat penelitian dituliskan pada prakata saja, kecuali apabila tempat
dan waktu itu berkaitan dengan metode, misalnya penanaman di ketinggian tertentu dan
dimusim tertentu. Untuk penelitian yang bersifat bukan eksperimen, bab bahan dan
metode tidak diperlukan. Kegiatan yang dilakukan ditulis sesuai dengan urutan
pengoperasiannya dengan menggunakan kalimat pasif dan bukan kalimat perintah.
Pernyataan “timbang daun sesudah dikeringkan”, sebaiknya ditulis “daun dikeringkan lalu
ditimbang”.
Hasil
Hasil penelitian sewajarnya disajikan secara bersistem untuk memperjelas dan
mempersingkat uraian, berikan tabel, gambar, grafik atau alat penolong lain. Data yang
terlalu ekstensif perlu dibuat ikhtiarnya dan ditulis dengan kata-kata. Data yang terlalu
rumit akan menurunkan keterbacaan dan sebaiknya dilampirkan saja. Hasil analisis data
kajian yang diperoleh ditafsir dengan memperhatikan dan menyesuaikan dengan tujuan,
masalah atau hipotesis yang diungkapkan dalam pendahuluan, teori/pustaka referensi
serta pendalaman hasil melalui pendekatan kualitatif. Adakalanya hasil penelitian

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 327
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dipisahkan dengan pembahasan, pemisahan atau penggabungan kedua bagian ini


tergantung pada keadaan data dan kedalaman pembahasan .

Pembahasan.
Sebelum menentukan apa yang harus ditulis dalam pembahasan, penulis
hendaknya membaca sekali lagi hipotesis atau tujuan penelitiannya. Pembahasan
merupakan penafsiran dan pemberian arti (interpretasi) terhadap hasil-hasil yang diperoleh
sehingga memberi arti/makna terhadap data dan informasi yang diperoleh dari
kajian/penelitian tersebut.Pada saat pengumpulan data, pengolahan, analisis dan
penyusunannya dalam bentuk tabel atau grafik dengan sendirinya telah memiliki sejumlah
gagasan yang dapat dikembangkan dalam pembahasan. Pengembangan gagasan ini
disebut argumen. Argumen harus memiliki dasar yang kuat dengan cara membandingkan
dengan hasil penelitian terdahulu dan kemudian buatlah pertimbangan teoritisnya. Dengan
demikian pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi, manfaat dan
kemungkinan atau keterbatasan penelitian yang dilakukan. Setiap argumen dikembangkan
dalam sebuah paragraf (alinea). Tehnik untuk mengembangkan argumen sama dengan
menyusun paragraf yang baik. Oleh sebab itu perlu dipikirkan untuk memecah-mecah
seluruh pembahasan menjadi beberapa pokok yang dikembangkan satu per satu. Jadi
setiap paragraf dalam pengembangan argumen memuat tiga unsur, yaitu kalimat topik,
pengembangan penalaran, dan kesimpulan.

Kesimpulan
Kesimpulan pokok dari keseluruhan penelitian hendaknya disusun secara cermat.
Kesimpulan memang memerlukan ketelitian yang lebih tinggi dan dibenarkan
memunculkannya tiga kali (sebaiknya dengan ungkapan yang berbeda-beda) yaitu pada
pembahasan, kesimpulan dan abstrak. Kesimpulan memuat ringkasan hasil penelitian dan
jawaban atas tujuan penelitian atau hipotesis. Berbeda dengan abstrak yang berupa
paragraf dengan rangkaian kalimat yang terkesan “terpotong-potong”. Kesimpulan dapat
memuat uraian yang lebih luas dan mudah di baca. Dalam menarik kesimpulan, penulis
harus kritis dengan memperhatikan apakah kesimpulan yang dibuat dapat ditafsirkan
secara lain. Cukup luaskah perampatan (generalisasi) yang digariskan berdasarkan
kesimpulan hasil, pendapat dan teori yang ada.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 328
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Saran
Saran yang dikemukakan seharusnya berasal dari hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan atau hasil penelitian/kajian. Hasil penelitian perlu disarankan untuk
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan penekanan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam implementasinya, jika hasil kajian/penelitian tersebut aka diterapkan.
Untuk penelitian yang berhubungannya dengan kebijakan, sebaiknya saran tidak
dikemukakan secara ekplisit. Alasannya ialah bahwa setiap kebijakan itu diterapkan
setelah mempertimbangkan bukan saja aspek ilmiah, melainkan juga aspek-aspek teknis,
ekonomis dan politisnya. Sementara hasil penelitian/kajian biasanya hanya dibahas dari
segi ilmiah saja.

Bagian Ahkir
Bagian ahkir karya ilmiah terdiri atas Daftar pustaka (harus ada) dan lampiran
lampiran-lampiran (kalau ada).

Daftar Pustaka.
Bab ini berupa daftar dari semua artikel dan pustaka lain yang diacu secara
langsung di dalam tubuh tulisan, kecuali bahan bahan yang tidak diterbitkan dan tidak
dapat diperoleh dari perpustakaan. Pencantuman pustaka selain merupakan suatu bentuk
penghargaan dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain juga sebagai sopan
santun professional. Pencantuman pendapat orang lain tanpa merujuk sumbernya akan
mengesankan plagiatisme. Komunikasi pribadi tidak termasuk dalam pustaka mudah
diperoleh. Bila diperlukan , nyatakan hal ini dalam teks atau catatan kaki.

Lampiran
Lampiran didahului oleh satu halaman yang hanya memuat kata LAMPIRAN dan
ditempatkan ditengah tengah halaman. Halaman ini tidak diberi nomor, lampiran
merupakan tempat untuk menyajikan keterangan dan angka tambahan. Di dalamnya
dihimpun cara penelitian, contoh perhitungan statistik, kuisioner/instrument
kajian/penelitian, hasil analisis program computer/SPSS, table statistic yang digunakan,
penurunan rumus matematika, daftar pernyataan program komputer atau bagan alir,

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 329
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

diagram rangkaian alat, tabel besar dari satu set percobaan, peta dan sebagainya yang
kalau di masukan ke dalam tubuh tulisan akan mengganggu jalan cerita. Bila jumlahnya
lebih dari sebuah, lampiran perlu diberi nomor. Jangan masukkan informasi penting dalam
lampiran karena bagian ini sering terlewatkan oleh pembaca. Meskipun judul gambar
lazimnya ditulis di bawah gambar yang bersangkutan, di dalam lampiran, judul gambar
dapat dituliskan sebagai judul lampiran.

b. Artikel Jurnal Ilmiah


Jurnal ilmiah merupakan wahana komunikasi ilmiah yang paling efektif. Hasil
penelitian/kajian yang dimuat dalam jurnal ilmiah dikatakan telah dipublikasikan sebab
jurnal tersedia bagi publik.
Format.
Sebenarnya tidak ada patokan dalam penyajian artikel jurnal. Setiap penerbit jurnal
ilmiah biasanya mempunyai Pedoman Penulisan Naskah dalam jurnal ilmiah tersebut,
seperti jenis dan ukuran huruf, bahasa, dan aturan susunan/format tulisan atau artikel.
Artikel yang dimaksudkan di sini ialah artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah, bukan meteri
ilmiah untuk dimuat dalam buku acuan, prosiding pertemuan ilmiah, atau media massa
harian. Hampir semua jurnal ilmiah mengeluarkan pedoman/petunjuk yang mutlak harus
diikuti jika kita ingin tulisan kita dimuat di dalamnya. Oleh karena itu, sebelum menulis
pelajarilah pola penyajian, susunan, kebiasaan, dan petunjuk lain dari jurnal yang dituju.
Naskah yang memerlukan banyak penyuntingan hanya akan membuka dan memperbesar
peluang untuk ditolaknya naskah yang diajukan. Isi naskah hendaknya disesuaikan dengan
kalangan pembaca jurnal yang bersangkutan. Misalnya untuk jurnal sosial, penulis
sebaiknya menghidari penggunaan rumus matematika yang terlalu banyak. Pada masa
sekarang hampir tidak ada jurnal yang menghendaki Tinjauan Pustaka (Literature Review
bagi jurnal berbahasa inggris). Hal-hal yang berkaitan dengan survei pustaka dipadukan
dalam Pendahuluan atau Pengantar (Introduction, Background).
Dibandingkan dengan tesis atau disertasi, jumlah halaman artikel jurnal yang
diajukan ke redaksi (atau editor) umumnya tidak lebih dari 15 halaman berikut gambar dan
tabel. Dengan dimikian, hanya hal-hal yang sangat perlu saja yang dapat dimuat dalam
halaman yang jumlahnya terbatas itu. Memang ada kemungkinan untuk membuat tulisan
berseri dalam majalah ilmiah. Bagaimanapun, isi artikel tidak banyak menyimpang dari

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 330
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

yang telah diuraikan seperti dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Satu hal yang amat berbeda
hanyalah format.

Bagaimana mulai menulis


Artikel tidak ditulis sebagaimana bentuk jadinya. Mulailah dengan bagian yang
termudah, mungkin saja bagian Bahan dan Metode, sesudah itu barangkali Latar Belakang
(Pendahuluan), dan terakhir mungkin saja judul. Sesudah itu semua bagian ditulis,
„endapkan‟ beberapa hari, kemudian luangkan waktu untuk memeriksanya kembali.
Artikel Anda akan dibaca banyak kalangan yang lebih luas. Oleh karena itu, cermati
argument dan bukti–bukti yang akan Anda kemukakan. Apakah ada hal yang kabur atau
tidak taat asas? Apakah hasil bertentangan dengan naskah tulisan ilmiah yang pernah
dipublikasikan? Bila demikian, Anda harus mempertahankannya. Bila tidak, dapatkah Anda
tegar menghadapi tanggapan dan kritikan pembaca?
Pada tahap perencanaan ini, Andapun perlu mempertimbangkan bentuk penyajian
data. Apakah tabel lebih efektif dari pada gambar, atau sebaliknya? Mana data penting dan
mana data yang dapat ditinggalkan supaya tidak mengacaukan pokok bahasan? Pemilihan
dan pemilahan menjadi amat sangat penting berhubung jumlah halaman yang sangat
dibatasi. Dalam banyak kasus, bagian metode dibuat seringkas-ringkasnya oleh penulis.

Judul dan kata kunci


Judul adalah identitas karya Anda. Judul artikel dapat saja berbeda dengan judul
hasil penelitian. Pilihlah beberapa kata penting dengan cermat dan letakan di awal judul.
Pembaca sering membaca judul lebih dulu dan jarang orang membaca lebih dari delapan
kara pertama. Berikut ini adalah contoh penempatan tujuh kata yang mengawali judul dan
belum memberikan informasi apa-apa. “Pengembangan, Evaluasi, dan Aplikasi Beberapa
Hasil Penelitian Bibit Unggul Kedelei”. Judul dapat diperpendek tanpa mengurangi maksud
yang hendak disampaikan. Misalnya : “Kepadatan Penduduk dan Penanaman Padi Basah
yang Mendapat Pengairan di Daerah Tropika-Musim di Asia, Khususnya di Jawa
(Indonesia) rubahlah “menjadi” Kepadatan Penduduk dan Penanaman Padi Basah di
Jawa”. Judul terlalu pendek pun kurang bermakna, umpamanya :”Kajian tentang Kedelei
Slamet”.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 331
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kata kunci diperlukan untuk mempermudah penelusuran artikel. Pilihlah tidak lebih
dari 5 kata atau istilah yang sekiranya menyebabkan artikel Anda mudah ditelusuri. Kata-
kata seperti „studi‟, „evaluasi‟, „analisa‟, tentu tidak bermanfaat sebagai kata kunci.
Baris Kredit
Baris kredit terdiri atas 2 unsur, yaitu nama(-nama) pengarang dan nama(-nama)
lembaga berikut alamat lembaga tempat penelitian dilakukan. Cantumkan hanya nama(-
nama) orang yang langsung terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, analisis, sintesis,
penulisan penelitian yang berhak mendapatkan kredit keperanan tulisan tersebut. Nama
pimpinan lembaga atau pimpinan pimpinan proyek yang tidak langsung terlibat dalam
kegiatan ilmiah tersebut tidak perlu dicantumkan sebagai pengarang. Urutan nama
pengarang memang sering menjadi perdebatan. Unuk makalah dengan banyak pengarang,
dituntut adanya ketegasan dari seorang yang menjadi tanggung jawab penyusun artikel.
Agar tidak terjadi sengketa dan saling menyalahkan antar anggota kelompok jika timbul
ketidaklancaran, batas tanggung jawab setiap anggota haruslah jelas. Semua nama
pengarang harus ditulis lengkap, jangan dituliskan dkk, et al. atau cs. Penulisan nama dan
alamat lembaga dimaksudkan untuk keperluan korespondensi. Bila ada beberapa penulis,
hanya satu nama yang diberi tanda untuk maksud korespondensi. Tuliskan nama Negara
bila naskah diterbitkan dalam majalah internasional.
Abstrak
Abstrak merupakan kependekan yang lengkap dan menjelaskan seluruh isi tulisan
dan umumnya disajikan dalam satu paragraf dengan menggunakan tidak lebih dari 200
kata. Sulit memang membuat karangan miniature ini ; menyampaikan pesan dalam lima
halaman sering dirasakan lebih mudah daripada harus meringkasnya dalam lima baris
yang meliputi permasalahan, metode, dan hasil. Dengan tidak mengulang kata-kata dalam
judul, tulislah masalah pokok dan alasan dilakukannya penelitian serta sasaran yang akan
dicapai. Begitu pula nyatakan pendekatan dan metode serta bahan yang dipakai, serta
ungkapkan hasil dan kesimpulan penting yang diperoleh. Bila sukar memendekan buram
abstark ini, simpanlah beberapa hari sebelum Anda menyuntingnya sampai mencapai
panjang karangan yang memadai.
Penyajian dapat dilakukannya secara kualitatif (abstrak indikatif) atau kuantitatif
(abstrak informatif). Abstrak jangan mengandung informasi atau kutipan, dan merk dagang.
Pernyataan yang tidak spesifik seperti :”kepadatan penduduk cukup tinggi” sebaiknya

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 332
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

diganti dengan “kepadatan penduduk sampel desa yang diambil rata-rata di atas xxx jiwa”.
Sekali lagi, abstarak harus disusun secara lengkap, tetapi ringkas, cermat, objektif, dam
cendikia.
Bagi karangan berbahasa Indonesia biasanya dikehendaki abstrak dalam bahasa inggris,
sedangkan karangan berbahasa inggris dalam majalah Indonesia kadang-kadang diminta
juga abstrak berbahasa Indonesia. Abstrak berbahasa inggris ini berguna agar hasi
penelitian kita dapat „diakses‟ oleh pembaca di mana-mana.

Pendahuluan
Jika Anda perhatikan dengan seksama, dalam artikel yang baik umumnya hanya
ada beberapa paragraf pada bagian pendahuluan, bahan artikel yang pendek hanya
menggunakan satu paragraf yang memuat dua hal pokok. Pokok kedua lebih pendek
daripada yang pertama, biasanya memuat hipotesis, atau hal-hal yang melatarbelakangi
penelitian itu.

Tinjauan Pustaka
Apabila majalah ilmiah mengizinkan bagian Tinjauan Pustaka, cantumkan pustaka
terbaru, relevan, dan asli. Uraikan kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari kegiatan peneliltian Anda. Pengacuan pada pustaka tidak perlu ekstensif
sampai tuntas, tetapi lakukan secukupnya. Uraian dimaksudkan untuk menyusun kerangka
atau konsep yang digunakan dalam penelitian. Semua rujukan yang ditinjau harus sesuai
dengan Daftar Pustaka. Penulis seyogyanya tidak hanya mengetengahkan kutipan-kutipan,
tetapi juga mengulasnya. Jumlah pustaka dalam artikel biasanya tidak banyak, yang paling
penting adalah keprimeran dan kemuktahiran pustaka.
Bahan dan Metode, Hasil, Pembahasan, dan Kesimpulan
Bagian mengenai bahan dan metode, hasil pembahasan, dan kesimpulan pada
hakikatnya tidak berbeda dengan yang telah diuraikan terdahulu. Setiap bagian ditulis
melanjut, artinya tidak perlu ditulis pada halaman baru.
Persantunan
Sering timbul kerancuan, mana pihak yang perlu diucapkan terima kasih atau
muncul dalam deretan nama pengarang. Penulis memang acap melibatkan banyak pihak.
Ucapan hendaknya disampaikan secara formal. Ada baiknya dimintakan izin bila akan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 333
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

menuliskan nama seseorang di bagian ini. Sponsor yang menyediakan dana penelitian
harus diberi ucapan terima kasih.
Daftar Pustaka
Beberapa majalah ilmiah tidak menghendaki pemuatan judul artikel pustaka, yang
penting ialah identitas sumber itu sendiri. Penulisan pustaka acuan dalam daftar pustaka,
hanya berjarak satu spasi. Buku teks ditulis berurutan : Nama penulis, tahun, judul buku
(dicetak miring) kota diterbitkan, nama penerbit. Penulisan nama penulis diawali dengan
nama keluarga baru nama penulis, gelar akademik/kebangsawanan tidak perlu
dicantumkan. Jika tidak diketahui nama penulisnya, maka ditulis nama
lembaga/penerbitnya. Contoh :
Asmadi Alsa. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and Evaluation, 2ed.
California: Edits Publishers San Diego.
Badan Pengembangan SDMP.2004. Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
dalam Era Otonomi Daerah, Jakarta.

Banyak penulis yang cenderung menguntip tuliasannya sendiri (self citiation); hal ini
menimbulkan kesan yang kurang baik apabila dilakukan terlalu banyak.

Ikwal Penerbitan Artikel


Sesudah Anda menyelesaikan seluruh naskah, suntinglah sendiri sebelum mengirimkannya
ke redaksi majalah. Siangi bagian-bagian yang sudah menjadi pengetahuan umum. Pilihlah
kata-kata yang paling tepat dan perbaiki kalimat yang kurang jelas, meragukan atau dapat
diartikan lain. Buang pernyataan yang berbunga-bunga seperti “dalam kaitan ini perlu
ditekankan bahwa…” atau “Dari Tabel 2 dengan jelas dapat ditunjukan bahwa…” dan
sejenisnya. Baca kembali “petunjuk/pedoman penulisan naskah bagi penulis” dari majalah
yang Anda tuju.
Bilamana tersedia kesempatan, bacakan naskah itu pada suatu pertemuan ilmiah untuk
mendapat ulasan, sanggahan, kritikan, dan saran penyempurnaan serta masukan lainnya.
Symposium, seminar, konfrensi, kongres, dan pertemuan ilmiah lain sebenarnya memang
dimaksudkan untuk membuka peluang berkomunikasi, dan dalam penyiapan artikel adalah
juga untuk menyempurnakan mutu hasil kegiatan ilmiah.
Bila naskah dianggap siap-kirim, buatlah surat pengantar kepada redaksi agar naskah
Anda dipertimbangkan untuk dimuat. Sebelum artikel dimuat, editor majalah bergengsi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 334
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

biasanya mengirimkan naskah kepada beberapa mitra bestari untuk ditelaah isi dan
kelayakannya. Telaahan berupa pernyataan bahwa naskah Anda disetujui untuk dimuat,
dapat dimuat setelah diperbaiki, atau ditolak. Jika editor kemudian mengembalikan naskah
untuk diperbaiki, kerjakanlah sesuai dengan petunjuk yang diberikan, dan ikuti semua
aturan dalam pedoman penulisan naskah jurnal ilmiah yang akan dituju, perlu dipahami
bahwa setiap jurnal ilmiah punya aturan/pedoman yang berbeda satu dengan lainnya.
Sesudahnya, cepat kirimkan kembali naskah tersebut agar pemuatannya dapat terlaksana.
JIka terpaksa tidak dapat dimuat pada jurnal yang dimaksud, coba cermati dan telaah lagi
untuk diperbaiki dan coba sekali lagi dikirim pada penerbit jurnal lainnya. Perlu diketahui
jika naskah jurnal Anda sudah pernah dimuat pada sebuah jurnal, tidak etis dan tidak
dibenarkan untuk dikirimkan dan dimuat pada jurnal yang lain. Pengelolaan Jurnal ilmiah
yang baik biasanya sudah memiliki nomor ISSN, contoh: JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN
yang diterbitkan oleh STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta Nomor ISSN 1858-
1226. Jurnal ilmiah yang sudah baik pengelolannya biasanya sudah terakreditasi,
sehingga nilai naskah yang dimuat dalam jurnal yang diakui oleh instansi yang
berangkutan/terakreditasi nilai nya lebih tinggi.

2. Menterjemahkan buku dan bahan-bahan lain di bidang pertanian


Dalam era globalisasi penyuluh pertanian harus mempunyai kemampuan untuk menguasai
bahasa asing, minimal bahasa inggris. Dengan kemampuan tersebut, penyuluh akan lebih
mudah untuk mengakses tulisan bidang pertanian yang berbahasa inggris. Kemampuan
menterjemahkan diharapkan juga dapat menambah wawasan penyuluh itu sendiri, karena
banyak kasus atau permasalahan yang ada ditulis dalam bahasa asing, khususnya bahasa
inggris.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk buku, agak berbeda dengan penulisan pada jurnal
ilmiah. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ilmiah lebih bersifat ilmiah, akademis,
sedangkan dalam bentuk buku lebih fleksibel dan populer agar mudah dipahami oleh
pembacanya. Penulisan dalam bentuk buku, dapat dipertimbangkan tujuan dan sasaran
pembaca, apakah untuk buku referensi atau pengetahuan populer. Hal ini akan
berakibat/membawa konsekuensi yang berbeda pula dalam hal pemilihan istilah-istilah,
bahasa, pendekatan yang digunakan, alur tulisan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 335
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Jenis/isi buku yang sadur/diterjemahkan sebaiknya buku yang memuat ide-ide,


inovasi/teknologi baru, rekayasa sosial/permbedayaan masyarakat yang baru dan belum
ada atau belum banyak ditulis dalam bahasa Indonesia. Sebuah buku yang akan
disadur/diterjemahkan sebaiknya sudah mendapat ijin untuk diterjemahkandari penerbit
atau penulis yang ber hak atau memiliki hak paten dari buku tersebut, sehingga tidak
megalami permasalahan hukum hak cipta kekayaan intelektual dikemudian hari, termasuk
penuntutan ganti rugi secara material yang jumlahnya tidak sedikit.
Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain dibidang pertanian yang berbahasa
asing, perlu diperhatikan substansi isi/makna dari tulisan tersebut, tidak
diartikan/diterjemahkan perkata/perkalimat, karena akan menjadi ”kaku” bahkan mungkin
maknanya menjadi berbeda, karena susunan kalimatnya tata bahasa ”grammar” yang
berbeda antara bahasa indonesia dan bahasa asing yang disadur. Untuk menghasilkan
buku terjemahan/saduran yang baik, sebaiknya melibatkan paling tidak dua orang ahli,
yaitu satu ahli bahasa asing dari buku asing dan satunya lagi orang yang ahli substansi
materi dari buku yang akan diterjemahkan. Misalkan akan menerjemahkan buku
Penyuluhan Pertanian berbahasa inggris, maka sebaiknya ada satu orang ahli bahasa
inggris dan satunya ahli Penyuluhan Pertanian, mereka bekerja sama secara sinergi.
Walapun ada juga orang yang mungkin ahli keduanya, tetapi akan lebih baik kalau dua
orang sehingga saling melengkapi dan menyempurnakan.
Buku terjemahan/saduran sebelum diterbitkan/dipublikasikan sebaiknya dicek/dibaca lagi
oleh orang lain, dengan maksud untuk mendapatkan masukkan, kritik dan saran mengenai
isi buku, keterbacaan bahasa dan konsep/konstruk dari buku tersebut.
Setiap penerbit buku juga memiliki aturan/pedoman penulisan yang harus diikuti oleh setiap
penulis, termasuk pengaturan fee dari buku tersebut, biasanya akan ada perjanjian/kontrak
sebelum buku tersebut diterbitkan.

3. Pengembangan Konsultasi di bidang pertanian


Konsultasi di bidang pertanian dapat dilakukan secara langsung, khususnya mereka yang
datang (face to face) kepada penyuluh. Konsultasi yang demikian ini diharapkan dapat
memecahkan secara langsung permasalahan yang dihadapi petani. Konsultasi dapat
dilakukan terhadap perorangan, kelompok tani, institusi, baik itu swasta maupun institusi
pemerintah. Konsultasi untuk memecahkan permasalahan juga dapat dilakukan dengan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 336
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

melalui seminar, workshop dsb. Adanya konsultasi yang demikian mengharuskan seorang
penyuluh meningkatkan kemampuannya dengan berbagai media, sehingga permasalahan
yang paling barupun, mereka dapat menguasainya.

Diera teknologi informasi yang demikian maju saat ini, untuk konsultasi dengan penyuluh
pertanian dapat memanfaatkan teknologi seperti SMS, telepon, Jaringan sosial Face book,
Twitter, internet dan produk teknologi informasi lainnya. Penyuluh pertanian dapat
membuat jaringan sendiri untuk komunitasnya/ Forum komunikasi, untuk ini mau tidak mau
seorang penyuluh pertanian profesional harus menguasai teknologi informasi ini untuk
menunjang tugas-tugasnya. Selain sebagai media komunikasi internet juga sangat
bermanfaat untuk mencari materi penyuluhan, inovasi teknologi baru, informasi harga,
peluang pasar, informasi perkembangan kebijakan bidang pertanian dari pemerintah dan
informasi lain yang positip untuk kemajuan dan profesionalisme para penyuluh pertanian.

A. RANGKUMAN

1. Penyuluh Pertanian profesional adalah penyuluh yang tahu secara mendalam tentang
apa (substansi materi) yang disuluhkan/disampaikan, cakap dalam cara menyuluhnya
(metodologis) sehingga efektif, efisien dan berkepribadian yang baik.

2. Karya tulis ilmiah dibidang pertanian dapat berasal dari hasil pengkajian, penelitian kaji
tindak (action research), tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dibidang
pertanian, atau karya ilmiah/karya tulis berupa prasaran, tinjauan,gagasan, atau ulasan
ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah.

3. Publikasi karya ilmiah/karya tulis dapat dalam bentuk buku yang diterbitkan, majalah
ilmiah, atau media massa, dapat juga tidak diplublikasikan tetapi didokumentasikan di
perpustakaan dalam bentuk buku atau naskah.

4. Pengembangan profesi dalam bentuk terjemahan/menyadur buku dan bahan-bahan lain


dibidang pertanian dapat dipublikasikan dalam bentuk buku atau majalah ilmiah, dapat
juga tidak diplublikasikan tetapi sudah dalam bentuk naskah jadi. mereka yang

5. Konsultasi di bidang pertanian diharapkan dapat memecahkan secara langsung


permasalahan yang dihadapi petani. Konsultasi dapat dilakukan terhadap perorangan,

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 337
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kelompok tani, institusi, baik itu swasta maupun institusi pemerintah. Konsultasi untuk
memecahkan permasalahan juga dapat dilakukan dengan melalui seminar, workshop
dsb.

B. PENUGASAN DAN LATIHAN


1. Penugasan :
Setelah Anda mempelajari modul ini, sekarang coba lakukan :
1) Membuat karya tulis/karya ilmiah atau artikel jurnal ilmiah, hasil kajian bidang
pertanian berdasarkan pengalaman Anda, tuangkan dalam bentuk tulisan ilmiah
(secara sederhana) dalam bentuk naskah.
2) Menyadur/menerjemahkan/meresume buku bidang pertanian dalam bentuk
naskah ilmiah
3) Merancang mengembangkan/memberikan konsultasi dibidang pertanian dalam
bentuk konsep untuk perorangan atau institusi
2. Latihan (Untuk Pre test dan Post test):

Petunjuk mengerjakan :

 Kerjakan soal berikut ini, pilih satu jawaban yang benar

 Cocokkan jawaban saudara dengan kunci jawaban, jika jawaban saudara


belum benar 80 %, coba pelajari lagi modul Saudara

Soal Latihan :
1. Secara umum karya ilmiah terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Halaman sampul, abstrak dan kesimpulan
b. Bagian pembukaan, tubuh tulisan dan bagian ahkir
c. Halaman sampul, tubuh tulisan dan kesimpulan
d. Bagian pembukaan, Abstrak dan kesimpulan
2. Judul karya ilmiah sebaiknya :
a. Singkat, menarik dan spesifik
b. Menarik, terinci dan spesifik
c. Spesifik, lengkap dan terinci
d. Singkat spesifik dan terinci

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 338
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3. Tujuan penelitian sebaiknya menggunakan kata kerja yang dapat ……………….


Hasilnya
a. Diukur
b. Diuraikan
c. Dibahas
d. Dikembangkan
4. Uraian dalam tinjauan pustaka merupakan dasar untuk menyusun …………………..
yang digunakan dalam penelitian.
a. Abstrak atau ringkasan
b. Kesimpulan dan saran
c. Metode Analisis
d. Kerangka atau konsep
5. Kegiatan yang dilakukan sebaiknya menggunakan kalimat pasif, misalnya :
a. Daun dikeringkan lalu ditimbang
b. Lakukan sortasi telur setelah ditimbang
c. Timbang daun sesudah dikeringkan
d. Sortasi telur sesudah ditimbang
6. Isi artikel jurnal, mencakup :
a. Pendahuluan, Bahan dan metode, hasil serta kesimpulan
b. Pendahuluan, metode, kesimpulan dan pustaka
c. Pendahuluan, bahan dan metode, kesimpulan
d. Pendahuluan, bahan, hasil dan kesimpulan
7. Jumlah halaman artikel sebaiknya tidak melebihi :
a. 5 halaman
b. 15 halaman
c. 25 halaman
d. 40 halaman
8. Unsur tinjauan pustaka pada artikel jurnal biasanya dipadukan dalam ……
a. Judul
b. Abstrak
c. Pendahuluan
d. Hasil dan Pembahasan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 339
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

9. Bahasa yang digunakan dalam penulisan buku dengan sasaran pembaca untuk
para petani sebaiknya :
a. Akademis
b. Ilmiah
c. Populer
d. Daerah
10.Cara penulisan buku pustaka yang digunakan dalam penulisan ilmiah yang benar
adalah ;
a. Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and
Evaluation, 2ed. California: Edits Publishers San Diego.

b. Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and
Evaluation, 2ed. California: Edits Publishers San Diego.

c. Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and
Evaluation, 2ed. California: Edits Publishers San Diego.

d. Issac Stephen & Michel William B. 1981, Hand Book in Research and

Evaluation, 2ed. California: Edits Publishers San Diego.

12.2 PENUTUP
Untuk menjadi Penyuluh Pertanian profesional, para penyuluh pertanian dituntut
untuk memmiliki kompetensi substantif (substansi materi) yang disuluhkan/disampaikan,
kompetensi metodologis/cara menyuluh yang efektif dan efisien dan berkepribadian yang
baik. Untuk mengembangkan keprofesionalannya, para penyuluh pertanian disarankan
untuk membiasakan diri berlatih membuat karya tulis ilmiah, menulis artikel dijurnal ilmiah,
menulis buku, memberikan kosultasi dan memanfaatkan internet untuk mengakses
berbagai informasi yang berhubugan dengan tugas profesi sebagai penyuluh petanian.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 340
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB XIII
KETENAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN

13.1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan penyuluhan di Indonesia sangat mengalami kemajuan,
perkembangan itu memang sesuai dengan tuntutan masyarakat tani, dalam rangka
pencapaian tujuan penyuluhan itu sendiri untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Penyuluhan tidak diartikan sebagai transfer teknologi lagi, karena kebutuhan petani
tidak hanya berkutat di lahan usahatani saja; masyarakat tanipun tidak bisa lagi dianggap
sebagai orang-orang yang tidak berkemampuan, mereka adalah orang-orang yang sudah
berpengalaman yang perlu diakui keberadaannya.
Salah satu definisi penyuluhan yang mengatakan bahwa “penyuluh pertanian adalah
sistem pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal) untuk petani dan keluarganya
dengan tujuan agar mereka mampu dan sanggup berswadaya memperbaiki/meningkatkan
kesejahteraannya sendiri dan masyarakatnya”; walaupun tidak dapat dikatakan salah,
namun menjadi usang, menjadi konvensional atau diangap tidak mampu mewakili
pengertian yang harus tercakup.
Berdasar perpaduan pendekatan agribisnis dan falsafah dan prinsip penyuluhan
pertanian definisi penyuluhan terfomulasikan “penyuluhan pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU No 16/2006).
Dari definisi ini bila dipahami, dicermati dan dilaksanakan jelas memberi arah dan
warna penyuluhan di Indonesia menuju pemberdayaan petani sebagai pelaku utama
sekaligus pelaku usaha. Disini telah terjadi redefinisi penyuluhan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 341
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Amanat pengertian penyuluhan tersebut akan tercapai bila salah satu komponen
penyuluhan yaitu penyuluh pertanian mempunyai kompetenasi, profesional dalam
menjalankan tugasnya, tahu / melaksanakan tugas dan fungsinya.
Penyuluh dapat didefinisikan sebagai seseorang yang atas nama pemerintah atau
lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh sasaran untuk menghadapi inovasi. Lebih lanjut UU No. 16/2006
menyebutkan penyuluh adalah perorangan, WNI bisa Pegawai Negeri Sipil, penyuluh
swasta dan penyuluh swadaya. Sedangkan Permen PAN No. 2/2008 menegaskan
Penyuluh Pertanian adalah Jabatan Fungsional yang memiliki ruang lingkup tugas,
tanggung jawab dan wewenang penyuluhan pertanian yang diduduki oleh Pegawai Negeri
Sipil yang diberi hak serta kewajiban secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

13.2 PENGERTIAN PENYULUH PERTANIAN PNS, THL-TBPP, SWADAYA DAN


SWASTA

A. Penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP.


Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lain, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Penyuluh Pertanian adalah Jabatan Fungsional yang memiliki ruang lingkup tugas,
tanggung jawab, dan wewenang penyuluhan pertanian yang diduduki oleh Pegawai Negeri
Sipil yang diberi hak serta kewajiban secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil adalah Pengawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
pada satuan organisasi lingkup Pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan Pertanian.
Penyuluh Pertanian Ahli adalah pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya
didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu.
(NOMOR: PER/02/MENPAN/2/2008)
Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah Tenaga
Bantu Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Departemen Pertanian (Kementerian
Pertanian) selama kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya serta tidak

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 342
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

menuntut untuk diangkat menjadi Pengawai Negeri Sipil. (NOMOR :


01/Permentan/OT.140/1/2008)

B. Penyuluh Swadaya

Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya
dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu
menjadi penyuluh.
Tujuan keberadaan penyuluh swadaya adalah :
1. Meningkatkan fungsi dan peran Penyuluh Pertanian Swadaya dalam penyelenggaraan
penyuluhan;
2. Meningkatkan motivasi Penyuluh Pertanian Swadaya dalam memfasilitasi petani,
Kelompok Tani (POKTAN) dan Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN)
3. Menciptakan mekanisme kerja kemitraan antara Penyuluh Pertanian PNS dengan
Penyuluh Pertanian Swadaya;
4. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme Penyuluh Pertanian Swadaya.

C. Penyuluh Swasta
Penyuluh Pertanian Swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan /
atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan.
Tujuan keberadaan penyuluh swasta adalah :
1. Meningkatkan fungsi dan peran Penyuluh Pertanian Swasta dalam penyelenggaraan
penyuluhan;
2. Meningkatkan motivasi Penyuluh Pertanian Swasta dalam memfasilitasi petani,
Kelompok Tani (POKTAN) dan Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN)
3. Menciptakan mekanisme kerja kemitraan antara Penyuluh Pertanian PNS dengan
Penyuluh Pertanian Swasta;
4. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme Penyuluh Pertanian Swasta.

D.Latihan
1. Diskuasikan tupoksi penyuluh PNS-THLTBPP, Swadaya dan Swasta yang saudara
fahami selama ini.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 343
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

E. Rangkuman
Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil adalah Pengawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
pada satuan organisasi lingkup Pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan Pertanian.
Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Departemen Pertanian (Kementerian Pertanian)
selama kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya serta tidak menuntut
untuk diangkat menjadi Pengawai Negeri Sipil.
Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya
dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu
menjadi penyuluh.
Penyuluh Pertanian Swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan /
atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan.

E. Evaluasi
1. Jelaskan penyuluh pertanian PNS yang beprestasi ?
2. Uraikan pengertian penyuluh THL-TB yang berprestasi ?
3. Apa maksud pemerintah memberikan penghargaan Penyuluh swadaya berprestasi ?
4. Jelaskan apa saudara ketahui penyuluh swasta ?

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 344
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

13.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENYULUH PERTANIAN


A. Kedudukan Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional
penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.
Penyuluh pertanian dimaksud hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Kedudukan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta
adalah sebagai mitra Penyuluh Pertanian PNS dalam melakukan kegiatan penyuluhan
pertanian, baik sendirisendiri maupun kerjasama yang terintegrasi dalam programa
penyuluhan pertanian sesuai dengan tingkat administrasi pemerintahan dimana kegiatan
penyuluhan diselenggarakan.
Keberadaan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta
bersifat mandiri dan independen untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku
usaha pertanian.
B. Tugas Pokok Penyuluh Pertanian
Tugas pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh
dapat dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan penyuluhan.
Dalam Permen PAN No. 2/2008 menyebutkan bidang dan unsur kegiatan penyuluh
pertanian terdiri atas :
a) Mengikuti pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
2. Pendidikan dan pelatihan kedinasan dan memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat
3. Pendidikan dan Pelatihan prajabatan
b) Kegiatan persiapan penyuluhan pertanian, meliputi :
1. Identifikasi potensi wilayah
2. Memandu penyusunan rencana usaha petani (RUK, RKK, RKD, RPKD/PPP)
3. Penyusunan programa penyuluhan pertanian (tim)
4. Penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
c) Pelaksanaan penyuluhan pertanian, meliputi :
1. Penyusunan materi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 345
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Perencanaan penerapan metode penyuluhan pertanian


3. Menumbuh/mengembangkan kelembagaan petani
d) Evaluasi dan Pelaporan, meliputi :
1. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
2. Evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian
e) Pengembangan penyuluhan pertanian, meliputi :
1. Penyusunan pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis penyuluhan
pertanian
2. Kajian kebijakan pengembangan penyuluhan pertanian
3. Pengembangan metode/sistem kerja penyuluhan pertanian
f) Pengembangan profesi, meliputi :
1. Pembuatan karya tulis ilmiah dibidang penyuluhan pertanian
2. Penerjemahan/penyaduran buku-buku dan bahan-bahan lain di bidang
penyuluhan pertanian
3. Pemberian konsultasi dibidang pertanian yang bersifat konsep kepada institusi
dan/atau perorangan
g) Penunjang penyuluhan pertanian, meliputi :
1. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi
2. Keanggotaan dalam tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian
3. Keanggotaan dalam dewan redaksi penerbitan dibidang pertanian
4. Perolehan penghargaan/tanda jasa
5. Pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan pelatihan
6. Keanggotaan dalam organisasi profesi
7. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya

C. Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Rincian kegiatan penyuluh pertanian terampil sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai
berikut :

a. Penyuluh Pertanian Pertama :


1. Mengumpulkan data potensi wiayah di tingkat Kabupaten;
2. Mengumpulkan data potensi wiayah di tingkat Provinsi;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 346
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

3. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;


4. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
5. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk brosur/bukleet;
6. Menyusun materi penyuluh pertanian dalam bentuk sound slide;
7. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk materi pameran;
8. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada perorangan;
9. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada kelompoktani
10. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani secara massal;
11. Melaksanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha;
12. Menjadi pramuwicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pemeran;
13. Mengajar kursus tani;
14. Mengembangkan kelompoktani dari Madya ke Utama;
15. Menyusun rencana kegiatan evaluasi pelaksanaan di tingkat Kabupaten;
16. Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Kabupaten;
17. Menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Kecamatan;
18. Mengumpulkan dan mengolah data evaluasi damapal pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat Kabupaten;
19. Menganalisi dan merumuskan data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat Kecamatan;

b. Penyuluh Pertanian Muda :


1. Menyusun instrumen identifikasi potensi wilayah tingkat Provinsi dan
nasional;
2. Mengumpulkan data identifikasi potensi wilayah di tingkat Nasional;
3. Mengolah, menganalisis dan merumuskan hasil identifikasi potensi wilayah;
4. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
5. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
6. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk naskah radio/TV/seni
budaya/pertunjukan;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 347
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

7. Menyusun sinopsis dan skenario materi penyuluhan pertanian dalam bentuk


Film/Video/VCD/DVD;
8. Menyusun materi kursus tani;
9. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani perorangan;
10. Melakukan Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani
kelompoktani;
11. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani secara massal;
12. Merencanakan ujicoba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode
penyuluhan pertanian;
13. Merencanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha;
14. Melaksanakan penyuluhan melalui media elektronik (radio,TV,website);
15. Merencanakan pameran;
16. Membuat dispaly pameran;
17. Menjadi pramuwicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pameran;
18. Mengajar kursus tani;
19. Mengembangkan korporasi/koperasi petani;
20. Menyusun rencana kegiatan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian di
tingkat Provinsi;
21. Mengumpulkan dan mengolah data evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Nasional;
22. Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Provinsi;
23. Menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Kabupaten;
24. Mengumpulkan dan mengolah data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat Provinsi;
25. Mengumpulkan dan mengolah data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat Nasional;
26. Menganalis dan merumuskan data evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat Kabupaten;
27. Menyusun pedoman/juklak/juknis penyuluhan pertanian di tingkat
Kabupaten;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 348
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

c. Penyuluh Pertanian Madya :


1. Menyusun programa penyuluhan pertanian di tingkat Kabupaten, Provinsi
dan nasional sebagai ketua;
2. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
3. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
4. Menyusun pedoman/juklak penilaian prestasi petani/kelompoktani di tingkat
Provinsi;
5. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani perorangan;
6. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada Kelompoktani;
7. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani secara massal;
8. Mengolah, menganalisis dan merumuskan hasil kajian paket teknologi /
metode penyuluhan pertanian;
9. Menyusun rancang bangun usaha pertanian dan melakukan rekayasa
kelembagaan pelaku usaha;
10. Merencanakan penyuluhan melalui media elektronik (radio,TV,website);
11. Menjadi pramuwicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pameran;
12. Mengajar kursus tani;
13. Melakukan penilaian prestasi petani/kelompoktani di tingkat Provinsi;
14. Menumbuhkan asosiasi petani;
15. Menumbuhkan kemitraan usaha kelompoktani dengan pelaku usaha;
16. Menyusun rencana kegiatan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian di
tingkat Nasional;
17. Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Nasional;
18. Menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Provinsi;
19. Menganalisis dan merumuskan data evaluasi dampak pelaksaan
penyuluhan pertanian di tingkat Provinsi;
20. Menyusun pedoman/juklak/juknis penyuluhan pertanian di tingkat Provinsi;
21. Menyusun rencana/desain metode penyuluhan pertanian;
22. Menyiapkan dan mengolah bahan /data/informasi kajian metode
penyuluhan pertanian;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 349
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

23. Menyusun konsep pengembangan metode pertanian;


24. Menjadi penyaji dalam diskusi konsep pengembangan metode penyuluhan;
25. Menjadi pembahasan dalam diskusi konsep pengembangan metode
penyuluhan;
26. Melaksanakan ujicoba konsep pengembangan metode penyuluhan
pertanian;
27. Menjadi pembahas dalam diskusi konsep metode baru penyuluhan
pertanian;

d. Penyuluh Pertanian Utama :


1. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
2. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
3. Melaksanakan supervisi materi penyuluhan pertanian dalam bentuk
Film/Video/VCD/DVD;
4. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk bahan website;
5. Menyusun pedoman/juklak penilaian prestasi petani/kelompoktani di tingkat
Nasional;
6. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani perorangan;
7. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada Kelompoktani;
8. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani secara massal;
9. Menjadi pramuwicara dalam merencanakan dan melaksanakan pameran;
10. Mengajar kursus tani;
11. Melakukan penilaian prestasi petani/kelompoktani di tingkat Nasional;
12. Menyusun rencana kegiatan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Nasional;
13. Menganalisis dan merumuskan data evaluasi pelaksanaan penyuluhan
pertanian di tingkat Nasional;
14. Menyusun pedoman/juklak/juknis penyuluhan pertanian di tingkat Nasional;
15. Menyusun rencana/desain kajian arah kebijaksanaan pengembangan
penyuluhan pertanian yang bersifat penyempurnaan;
16. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/infomasin arah kebijaksanaan
pengembangan penyuluhan pertanian yang bersifat penyempurnaan;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 350
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

17. Menganalisis data/ informasi dan merumuskan hasil kajian arah


kebijaksanaan pengembangan penyuluhan pertanian yang bersifat
penyempurnaan;
18. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian metode
penyuluhan pertanian
19. Menyusun rencana/desain pegembangan metode penyuluhan pertanian;
20. Menjadi narasumber dalam diskusi konsep metode baru penyuluhan
pertanian;
21. Merumuskan pengembangan metode penyuluhan pertanian;
22. Menyusun konsep metode baru penyuluhan pertanian;
23. Menjadi penyaji dalam diskusi konsep metode baru penyuluhan pertanian;
24. Menjadi narasumber dalam diskusi konsep metode baru penyuluhan
pertanian;
25. Merumuskan konsep metode baru penyuluhan pertanian;

D. Tugas Pokok Penyuluh Swadaya dan Penyuluh Swasta


Tugas Penyuluh Pertanian Swadaya yaitu melakukan pengawalan dan
pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha. Dalam melakukan pengawalan
dan pendampingan, Penyuluh Pertanian Swadaya bekerja sama dengan Penyuluh
Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh Pertanian melalui kegiatan penyuluhan
pertanian. Pelaksanaan tugas tersebut sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
(RKTP) yang disusun berdasarkan programa penyuluhan pertanian di Wilayah Kerja
Penyuluh Pertanian (WKPP).

E. Fungsi Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TBPP


Dalam beberapa literatur memang kata fungsi (function) di satu artikan dengan
peranan (role), namun dalam modul ini penulis lebih cenderung menggunakan kata
peranan. Peranan dapat diterjemahkan sebagai “sesuatu harapan terhadap seseorang
agar memahami sesuatu keragaan tertentu”, sehingga kiranya secara kalimat lebih tepat
bila dikatakan :

- Peranannya berfungsi atau tidak, daripada


- Fungsinya berperan atau tidak

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 351
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Yang dimaksud peranan disini adalah peranan penyuluh selain tugas pokoknya
melaksanakan penyuluhan. Mengapa demikian, karena dalam melaksanakan tugas
pokoknya (menyuluh) tidak akan berhasil dengan baik bila penyuluh tidak mampu
memerankan peran-peran tambahan/lainnya yang akan diuraikan ini.

Banyak ahli menjelaskan peran-peran tambahan/lainnya penyuluh ini (selain


menyuluh/memberikan inovasi), yang apabila dirangkum antara lain menyebutkan :

1. Penyuluh sebagai inisiator, yang senantiasa selalu memberikan gagasan/ide-ide baru.


2. Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan keluar/ kemudahan-
kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar mengajar, maupun fasilitas dalam
memajukan usahataninya. Dalam hal menyuluh penyuluh memfasilitasi dalam hal :
kemitraan usaha, berakses ke pasar, permodalan dan sebagainya.
3. Penyuluh sebagai motivator, penyuluh senantiasa membuat petani tahu, mau dan
mampu.
4. Penyuluh sebagai penghubung
a. Penghubung dengan pemerintah, dalam hal ini :
 Penyuluh sebagai penyampai aspirasi masyarakat tani (sebagai contoh dalam bentuk
programa penyuluhan pertanian)
 Penyuluh sebagai penyampai kebijakan dan peraturan-peraturan yang menyangkut
kebijakan dan peraturan bidang pertanian.
b. Penghubung dengan peneliti, dalam hal ini penyuluh senantiasa membawa inovasi
baru hasil-hasil penelitiaan untuk dapat memajukan usaha tani.
5. Penyuluh sebagai guru, pembimbing petani, yang senantiasa mengajar, melatih petani
sebagai orang dewasa.
6. Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator, yang selalu menumbuhkan dan
mengembangkan kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas belajar-mengajar,
wahana kerjasama dan sebagai unit produksi.
7. Penyuluh sebagai penganalisa, penyuluh dituntut untuk mampu menganalisa masalah,
sebab yang ada di usahatani dan di keluarga tani mampu menganalisa kebutuhan
petani yang selanjutnya merupakan masukan dalam membuat programa penyuluhan
pertanian.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 352
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

8. Penyuluh sebagai agen perubahan, penyuluh senantiasa harus dapat mempengaruhi


sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah kemajuan. Dalam hal ini penyuluh
berperan sebagai katalis, pembantu memecahkan masalah (solution gives), pembantu
proses (process helper), dan sebagai sumber penghubung (resources linker).
Masih banyak sumber lain yang membahas tentang peranan atau fungsi penyuluh
pertanian. Dari beberapa sumber dan uraian diatas, berdasarkan urutan urgensinya,
peranan, permasalahan di lapangan, kondisi para penyuluh, masalah petani, kebutuhan
petani dan orientasi pembangunan pertanian, peranan penyuluh dapat dibagi menjadi lima
peranan utama yaitu :

1. Penyuluh sebagai penasehat/advisor


2. Penyuluh sebagai teknisi
3. Penyuluh sebagai penghubung
4. Penyuluh sebagai organisator
5. Penyuluh sebagai agen pembaharu

F. Fungsi Penyuluh Swadaya dan Swasta


Adapun fungsi penyuluh Swadaya dan Swasta adalah :
1. Menyusun rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang ikoordinasikan dengan
kelembagaan penyuluhan pertanian setempat;
2. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian sesuai dengan rencana kerja yang telah
disusun;
3. Melaksanakan pertemuan koordinasi dengan Penyuluh Pertanian PNS. Pelaku utama &
pelaku usaha dalam rangka mewujudkan sinergi kerja;
4. Mengikuti kegiatan rembug, pertemuan teknis, & temu lapang pelaku utama & pelaku
usaha;
5. Berperan aktif menumbuhkembangkan kelembagaan pelaku utama;
6. Menjalin kemitraan usaha dengan pihak terkait sesuai bidang tugasnya;
7. Menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan & kewirausahaan pelaku utama;
8. Menyampaikan informasi & teknologi baru tepat guna kepada pelaku utama;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 353
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

9. Melaksanakan proses pembelajaran secara partisipatif melalui berbagai media


penyuluhan seperti antara lain percontohan dan pengembangan model usaha agribisnis
bagi pelaku utama; dan
10. Menyusun laporan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan.

G. Latihan
1. Diskusikan tupoksi, kedudukan dan fungsi penyuluh PNS, THL –TB PP, Swadaya dan
swasta saudara pahami selama ini.

H. Rangkuman
Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional penyuluhan
pertanian pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Kedudukan
Penyuluh Swadaya dan Swasta sebagai mitra Penyuluh Pertanian PNS dalam
melakukan kegiatan penyuluhan pertanian, baik sendiri maupun kerjasama yang
terintegrasi dalam programa penyuluhan pertanian sesuai dengan tingkat administrasi
pemerintahan dimana kegiatan penyuluhan diselenggarakan.
Tugas pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh
dapat dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan penyuluhan. Berdasarkan urutan urgensinya, peranan,
permasalahan di lapangan, kondisi para penyuluh, masalah petani, kebutuhan petani
dan orientasi pembangunan pertanian, peranan penyuluh dapat dibagi menjadi lima
peranan utama yaitu :
a. Penyuluh sebagai penasehat/advisor
b. Penyuluh sebagai teknisi
c. Penyuluh sebagai penghubung
d. Penyuluh sebagai organisator
e. Penyuluh sebagai agen pembaharu
I. Evaluasi
1. Jelaskan kedudukan penyuluh pertanian PNS, THL-TBPP, Swadaya dan Swasta.
2. Jelaskan tugas pokok penyuluh pertanian PNS, THL-TBPP, Swadaya dan Swasta.
3. Jelaskan fungsi atau peranan penyuluh pertanian PNS, THL-TBPP, Swadaya dan
Swasta.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 354
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

13.4 HAK DAN KEWAJIBAN PENYULUH SWADAYA/SWASTA SERTA KODE ETIK


PENYULUH PERTANIAN

A. Hak Penyuluh Swadaya dan Swasta


Hak Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta
1. Menerima pengakuan resmi dari pemerintah dan mengikuti pelatihan bidang penyuluhan
pertanian;
2. Dapat memanfaatkan sarana dan prasarana penyuluhan pertanian yang dimiliki oleh
pemerintah dan pemerintah daerah;
3. Dimungkinkan dapat menerima bantuan biaya apabila mengikuti kegiatan penyuluhan
sepanjang tersedia anggaran pemerintah dan pemerintah daerah mencukupi;
4. Mendapat penghargaan atas tugas pengabdian dan prestasinya;
5.Dapat mengikuti berbagai kegiatan penyuluhan pertanian yang difasilitasi oleh
pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
B. Kewajiban Penyuluh Swadaya dan Swasta
Adapun kewajiban penyuluh Swadaya dan Swasta.
1. Melakukan kegiatan penyuluhan pertanian;
2. Mengikuti pelatihan bidang penyuluhan pertanian;
3. Bekerja atas dasar sukarela dan tidak menerima gaji/honorarium sebagaimana Penyuluh
Pertanian PNS, sedang penyuluh swasta memperoleh gaji dari perusahaannya
4. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Penyuluh Pertanian PNS dan
kelembagaan penyuluhan pertanian di wilayahnya;
5. Membuat laporan

C. Kode Etik Jabatan Penyuluh Pertanian


Kode etik penyuluh pertanian dapat diartikan sebagai pegangan untuk berperilaku, ciri-
ciri perilaku yang merupakan kebanggaan; ciri-ciri perilaku yang dipergunakan untuk
mengidentifikasikan diri sebagai seorang penyuluh pertanian.
Dari beberapa pendapat ahli salah satunya adalah kata-kata dari Prof. Iso R. dapatlah
dipetik kode etik dimaksud, antara lain :
1. Sebagai penyuluh harus mencintai pekerjaannya dan memiliki keyakinan yang kuat
tentang manfaat tugas pekerjaannya. Dengan cinta akan pekerjaannya seorang

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 355
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

penyuluh diharapkan bekerja tanpa pamrih mau berkorban, senantiasa berusaha


meningkatkan kemampuan diri.
2. Setiap penyuluh harus mencintai masyarakat sasarannya dengan demikian akan
terjadi hubungan yang erat dan baik, menghilangkan gap psikologis
3. Berperilaku luhur, jujur dan bisa menjadi panutan masyarakat. Dengan kondisi ini
penyuluhan akan lebih berhasil, sebaliknya bila seorang penyuluh mempunyai
“cacat perilaku”, masyarakat akan menaruh curiga dan tidak mau mengikuti anjuran
penyuluh, tidak lagi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sasarannya.
4. Inovasi yang diperoleh dari bangku akademi dan diperkuat dengan pengkajiannya
dan pengalaman nyata/harus teruji secara teknis, ekonomis dan etukologis.
5. Penyuluh harus mampu menjalin hubungan akrab dengan masyarakat sasarannya,
sehingga adopsi maupun proses difusi merupakan proses yang alamiah.
6. Seorang penyuluh sama sekali tidak boleh melakukan pemaksaan; dengan
membuktikan bukti keberhasilan, petani akan senantiasa menerima materi
penyuluhan tanpa paksaan.
7. Sasaran penyuluhan tidak hanya terbatas pada petani dewasa; pengalaman
menunjukkan bahwa penyuluhan terhadap anak-anak petani merupakan
pengkaderan untuk selanjutnya kader-kader petani maju
8. Kegiatan penyuluhan akan berhasil dengan baik bila dibarengi dengan kegiatan-
kegiatan lain yang mendukung misalnya kegiatan hulu dan kegiatan hilir, fasilitas
dan iklim usaha.
9. Seorang penyuluh seringkali baru memperoleh kepercayaan masyarakatnya setelah
menunjukkan keberhasilan perbaikan (improvisasi) usahatani.
10. Kemampuan penyuluh selain menguasai kemampuan teknis, harus dilandasi
keterampilan berkomunikasi dan kemampuan berakses kepada fasilitas-fasilitas
produksi lainnya.

D.Latihan
1. Diskusikan Hak dan Kewajiban serta kode etik penyuluh sudah saudara lakukan
selama ini, presentasikan.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 356
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

A. Rangkuman
Hak Penyuluh swadaya dan swasta adalah pengakuan pemerintah dan dapat
mengikuti pelatihan, dapat memanfatkan sarpras penyuluh milik pemerintah, dapat
menerima bantuan selama tersedian dianggraan, memeperoleh penghargaan, dan Dapat
mengikuti berbagai kegiatan penyuluhan pertanian yang difasilitasi oleh pemerintah.
Kewajiban penyuluh swasdaya dan swasta : Melakukan kegiatan penyuluhan pertanian;
dapat Mengikuti pelatihan;Bekerja atas dasar sukarela, Melakukan koordinasi dan
konsultasi dan Membuat laporan. Kode etik penyuluh : Mencintai pekerjaan dan
berkeyakinan bermanfaat tugasnya, mencintai masyarakat sasaranya, berperilaku jujur dan
luhur sebagai panutan masyarakat, Inovatif, menjalin hubungan akrab, tidak melakukan
pemaksaan, sasarannya penyuluhan petani dewasa, pemuda tani, anak2 petani dan petani
maju, Improvisasi/membuktikan, selalu belajar teknis, non teknis, komunikasi dan
multimedia.

B. Evaluasi
1. Jelaskan hak Penyuluh swadaya dan swasta ?
2. Jelaskan Kewajiban Penyuluh swadaya dan swasta ?
3. Jelaskan Kode Etik Penyuluh pertanian ?

13.5 JENJANG JABATAN FUNGSIONAL, TATA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA

Indikator Keberhasilan : Setelah selesa pembelajaran ini peserta dapat

1.Menjelaskan jenjang jabatan fungsional penyuluh pertanian

2. Menjelaskan Tata Kerja dan Hubungan Kerja Penyuluhan Pertanian

3. Menjelaskan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

A. Jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh PNS


Penyuluh Pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional pada unit
organisasi lingkup penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah dan merupakan jabatan
karier.Jabatan fungsional penyuluh pertanian, terdiri dari :

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 357
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

a. Penyuluh pertanian terampil


b. Penyuluh Pertanian ahli
Jenjang Jabatan Penyuluh Pertanian ahli Meliputi :
1. Penyuluh pertanian pertama
2. Penyuluh pertanian muda
3. Penyuluh pertanian madya
4. Penyuluh pertanian utama
Jenjang pangkat & golongan ruang penyuluh pertanian ahli terdiri atas :
a. Penyuluh Pertanian Pertama
1. Penata ruang, golongan ruang III/a
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
b. Penyuluh Pertanian Muda
1. Penata, golongan ruang III/c
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d
c. Penyuluh Pertanian Madya
1. Pembina, golongan ruang IV/a
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
d. Penyuluh Pertanian Utama
1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d
2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e

B. Tata Kerja dan Hubungan Kerja Penyuluhan PNS dan THL-TB


Tata kerja dapat diartikan “mekanisme intern”. Dalam sebuah lembaga/dalam sebuah
sistem kerja dan tata hubungan kerja adalah mekanisme kerja dengan pihak-pihak diluar
sistem kerja, namun pihak-pihak luar tersebut diperlukan untuk mendukung kegiatan. Tata
kerja menyangkut hubungan manajemen atasan dan bawahan (ordinat dan sub ordinat)
dan tata hubungan kerja menyangkut hubungan koordinasi.
Berdasar UU No 16/2006 terjadi tata kerja dan tata hubungan kerja yang sedikit
berubah dengan kondisi sebelumnya.
1. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Desa

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 358
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Di tingkat desa ditetapkan adanya pos penyuluhan yang merupakan lembaga


terdepan dengan petani/kelompoktani. Pos penyuluhan merupakan lembaga yang
mengkoordinasikan kegiatan kelompoktani/gapoktan. Pos penyuluhan tingkat desa ini bisa
dikoordinasikan oleh seorang penyuluh lulusan SLTA, berkoordinasi dengan Kepala Desa.
Pos penyuluhan merupakan unit kerja non struktural yang dibentuk dan dikelola secara
partisipatif oleh petani, merupakan tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan
pelaku usaha untuk :
 Menyusun programa penyuluhan pertanian
 Melaksanakan penyuluhan
 Menfasilitasi kegiatan-kegiatan penyuluhan lainnya
2. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Kecamatan
Lembaga penyuluhan tingkat Kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
BPP merupakan lembaga penyuluhan struktural yang berfungsi sebagai tempat
pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha. BPP bertanggung jawab
kepada Dinas Pertanian/yang membidangi penyuluhan. BPP mempunyai tugas antara
lain :
 Menyusun programa penyuluhan (tingkat Kecamatan)
 Melaksanakan penyuluhan
 Melaksanakan proses pembelajaran
 Menfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh
 Menfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan
3. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Kabupaten
Lembaga penyuluhan tingkat Kabupaten berbentuk Badan Pelaksana Penyuluhan, yang
dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dan bertanggung jawab kepada Bupati.
Dalam menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan Bupati dibantu oleh Komisi
Penyuluhan dengan tugas memberikan masukan kepada Bupati sebagai bahan
kebijakan dan strategi penyuluhan. Badan Pelaksana ini bertugas :
 Menyusun kebijakan dan programa penyuluhan
 Melaksanakan penyuluhan
 Melaksanakan pembinaan
 Menumbuh kembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan
 Meningkatkan kapasitas penyuluh.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 359
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

4. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Provinsii


Lembaga penyuluhan Tingkat Provinsi Di bawah Dinas Pertanian/yang membidangi
penyuluhan. Dalam menetapkan kebijakan penyuluhan, Gubernur dibantu oleh komisi
penyuluhan tingkat provinsi, dengan tugas :
 Melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi lintas sektoral, optimalisasi
partisipasi dan advokasi masyarakat
 Menyusun programa penyuluhan
 Menfasilitasi pengembangan kelembagaan dan forum masyarakat
 Melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh
5. Lembaga Penyuluhan di Tingkat Pusat
Lembaga penyuluhan tingkat Pusat berbentuk badan yang menangani penyuluhan,
bertanggung jawab kepada Menteri.
Untuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan optimalisasi kinerja
penyuluhan pada tingkat Pusat diperlukan wadah koordinasi penyuluhan nasional.
Badan penyuluhan nasional ini mempunyai tugas :
 Menyusun kebijakan nasional, programa, standarisasi dan akreditasi tenaga
penyuluh, sarana dan prasarana serta pembiayaan.
 Menyelenggarakan pengembangan penyuluhan, pangkalan data, pelayanan dan
jaringan informasi penyuluhan.
 Melaksanakan penyuluhan, koordinasi, penyeliaan, pemantauan dan evaluasi serta
alokasi dan distribusi sumberdaya penyuluhan.
Dalam menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan, menteri dibantu dan
diberikan masukan oleh Komisi Penyuluhan Nasional.
Bila tata hubungan kerja tersebut diatas dibuat bagan akan terlihat sebagai berikut :
C. Tata Kerja dan Hubungan Penyuluh Swadaya dan Swasta
Mekanisme kerja Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta
diatur dalam tata hubungan kerja sebagai berikut:
1. Hubungan kerja Penyuluh Pertanian Swadaya dengan Penyuluh PNS dalam hal:
a. Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian;
b. Menyusun materi penyuluhan pertanian;
c. Melaksanakan berbagai teknik usaha agribisnis;

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 360
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

d. Memecahkan masalah dalam pengembangan usaha agribisnis yang ada di wilayah


kerjanya;
e. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan pihakpihak terkait dalam
pengembangan usaha agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha.
2. Hubungan kerja Penyuluh Pertanian Swasta dengan Penyuluh Pertanian PNS dalam hal
:
a. Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian;
b. Menyusun materi penyuluhan pertanian;
c. Melaksanakan berbagai teknik usaha agribisnis;
d. Memecahkan masalah dalam pengembangan usaha agribisnis yang ada di wilayah
kerjanya;
e. Membangun kerjasama dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait dalam
pengembangan usaha agribisnis pelaku utama.
3. Hubungan kerja Penyuluh Pertanian Swadaya dengan BPP dalam hal :
a. Mengkonsultasikan metodologi penyuluhan pertanian (materi, metode, dan media)
yang bersifat kebijakan maupun bersifat teknis usaha agribisnis;
b. Membangun kerjasama dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait dalam
pengembangan usaha agribisnis pelaku utama;
c. Mendapatkan rekomendasi untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan hasil
kesepakatan/kerjasama dan kemitraan usaha agribisnis pelaku utama;
4. Hubungan kerja Penyuluh Pertanian Swasta dengan BPP dalam hal :
a. Mengkonsultasikan metodologi penyuluhan pertanian (materi, metode dan media)
yang bersifat kebijakan maupun bersifat teknis usaha agribisnis;
b. Membangun kerjasama dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait dalam
pengembangan usaha agribisnis pelaku utama;
c. Mendapatkan rekomendasi untuk melaksanakan kegiatan2 penyuluhan pertanian.
5. Hubungan kerja Penyuluh Pertanian Swadaya dengan Dinas Lingkup Pertanian dalam
hal :
a. Mengkonsultasikan materi-materi teknis usaha agribisnis;
b. Menyelaraskan dan mengakses kegiatan-kegiatan yang mendukung
penyelenggaraan penyuluhan pertanian

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 361
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

6. Hubungan kerja Penyuluh Pertanian Swasta dengan Dinas Lingkup Pertanian dalam
hal :
a. Menyelaraskan dan mengakses kegiatan-kegiatan yang mendukung
penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
b. Mendapatkan informasi tentang program pembangunan subsektor pertanian tanaman
pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan.
D. Latihan
1. Lakukan diskusi untuk membahas tata kerja dan hubungan penyuluh di Tingkat
Provinsi, kabupaten dan kecamatan serta presentasikan.
E. Rangkuman
Jenjang jabatan fungsional penyuluh pertanian Ahli terdiri atas :
1. Penyuluh pertanian pertama
2. Penyuluh pertanian muda
3. Penyuluh pertanian madya
4. Penyuluh pertanian utama
Tata kerja dapat diartikan “mekanisme intern”. Dalam sebuah lembaga/dalam sebuah
sistem kerja dan tata hubungan kerja adalah mekanisme kerja dengan pihak-pihak diluar
sistem kerja, namun pihak-pihak luar tersebut diperlukan untuk mendukung kegiatan. Tata
kerja menyangkut hubungan manajemen atasan dan bawahan (ordinat dan sub ordinat)
dan tata hubungan kerja menyangkut hubungan koordinasi.
Berdasar UU No 16/2006 terjadi tata kerja dan tata hubungan kerja di laksanakan
dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional/pusat. Lembaga
penyuluhan ditingkat desa bernama pos penyuluhan, lembaga penyuluhan ditingkat
kecamatan bernama Balai Penyuluhan, lembaga ditingkat Kabupatn bernama Badan
Pelaksana Penyuluhan, lembaga ditingkat Provinsi bernama Badan koordinasi dan
lembaga ditingkat nasional/pusat bernama Badan yang menangani penyuluhan.
F. Evaluasi
1. Jelaskan jenjang jabatan fungsional penyuluh pertania ahli?
2. Jelaskan tata kerja dan tata hubungan kerja penyuluh pertanian PNS ?
3. Jelaskan tata kerja dan tata hubungan kerja penyuluh swadaya dan swasta ?

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 362
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB XIV

PENGEMASAN DATA DAN INFORMASI BERBASIS INTERNET

14.1. PENDAHULUAN
Ribuan bahkan jutaan laporan, makalah, artikel majalah, buku yang dihasilkan
ilmuwan sedang menunggu di perpustakaan, pusat dokumentasi dan informasi
(pusdokinfo) dan Internet untuk diambil dan digunakan dalam memberikan layanan bagi
pemakai. Informasi tersebut tersedia secara cuma-cuma maupun harus dibeli. Terjadinya
banjir informasi, menyebabkan pemakai informasi kesulitan dalam memilih dan
mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Para pemakai menuntut
layanan informasi siap pakai yang cepat, tepat dan mudah. Kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi dengan membuat kemasan informasi. Untuk menentukan bentuk kemasan
informasi yang akan disusun, perlu diketahui kebutuhan informasi bagi pemakai informasi,
target pemakai, dan cara pemasarannya. WARINTEK (Warung Informasi Teknologi) yang
merupakan salah satu tempat akses informasi, juga dapat digunakan untuk memasarkan
informasi, karena lokasinya dekat dengan pemakai di daerah, jenis informasi yang
diberikan juga beragam.
Teknologi informasi berkembang dengan sangat pesatnya seiring dengan
penemuan danpengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan teknologi
komunikasi, sehinggaterciptalah alat-alat yang mendukung sistem komunikasi sampai alat
komunikasi. Untukmemudahkan penggunaan informasi tersebut perlu adanya kemas ulang
informasi. Pengemasaninformasi adalah kegiatan yang dimulai dari menyeleksi berbagai
informasi dari sumber yangberbeda, mendata informasi yang relevan, menganalisis,
mensintesa, dan menyajikan informasiyang sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi
yang dikemas kembali memberi kemudahandalam penyebaran informasi dan temu kembali
informasi. Tujuan dan fungsi kemas ulanginformasi adalah untuk menyajikan informasi ke
dalam bentuk kemasan agar informasi tersebut
lebih dapat diterima, lebih mudah dimengerti, dan dimanfaatkan pengguna.
Apakah anda berprofesi sebagai seorang ilmuan, sastrawan, apoteker, peneliti,
arsitek, dokter, tenaga pendidik ?. Dalam kesehariannya profesi tersebut pasti

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 363
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

membutuhkan informasi yang akurat dan terbaru, apakah informasi tersebut bersumber
dari koran, majalah, televisi atau internet. Profesi yang membutuhkan informasi tersebut di
namakan pemakai informasi. Pemakai informasi membutuhkan informasi sesegera
mungkin, tepat, dan mudah, bahkan pemakai informasi dihadapkan kepada beberapa
permasalahan, yaitu: banjir informasi over load information), informasi yang disajikan tidak
sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang relevan,
bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya. Kemajuan informasi
di barengi dengan kemajuan teknologi informasi. Belum lagi sarana dan sistem
penelusuran informasi yang semakin berkembang dengan terjadinya kemajuan teknologi di
bidang informasi dan telekomunikasi.
Dengan semakin beragamnya aplikasi penelusuran informasi, dan berkembangnya
penggunaan internet dan teknologi penyimpanan informasi pada perpustakaan atau
lembaga informasi, maka penggunaan dan keberadaan teknologi informasi (terutama
media internet) semakin mudah diterima oleh masyarakat dan menjadikannya pusat
informasi yang dapat diakses dari manapun tanpa mengenal ruang dan waktu, ditambah
lagi dengan kemajuan teknologi penyimpanan informasi seperti hardisk, disket, flashdisk,
CD-ROM, DVD, Optical disc dan sebagainya.
Gejala perkembangan kebutuhan informasi dan teknologi penyimpanan informasi,
dalam konteks pencarian informasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Di satu pihak,
orang membutuhkan informasi yang sesuai dan berguna baginya, dan di pihak lain
teknologi informasi sangat berkembang dengan sangat pesatnya. Meskipun perkembangan
dua pihak ini memiliki kemajuan yang sama namun untuk menjembatani keduanya
terkadang sangat sulit. Seringkali orang ingin mencari informasi, namun tidak mengetahui
dimana tempat informasi tersebut tersimpan. Bahkan, ketika seseorang mengetahui tempat
penyimpanan informasi, segera muncul permasalahan lain bagaimana menemukan atau
menelusur informasi tersebut secara efektif dan efisien.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi ini, perlu dibuat kemasan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kemasan informasi yang diberikan harus
mempunyai nilai, yaitu: apabila informasi tersebut dapat mendukung pelaksanaan kegiatan
secara efektif dan efisien.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 364
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

14.2. PENGERTIAN DAN JENIS KEMASAN INFORMASI

14.2.1. PENGERTIAN PENGEMASAN INFORMASI


Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang
menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Kemas
ulang informasi dalam bahasa Inggris adalah repackaging information . Istilah lain kemas
ulang infomasi adalah pengemasan informasi. Beberapa literatur mengungkapkan bahwa
pengemasan tidak hanya terbatas pada iformasi namun juga pada dokumentasinya. Pada
prosesnya, kemas ulang informasi mencakup kegiatan sebelum proses dan pada saat
pengemasan. Kualitas pengemasan tidak
dilihat pada peningkatan nilai isi informasinya, melainkan pada sisi pemanfaatannya.
Kemas ulang informasi merupakan kegiatan penataan ulang yang dimulai dari menyeleksi
berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang relevan,
menganalisis, mensintesa, dan menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Pustakawan dapat memanfaatkan dan mendayagunakan secara maksimal
teknologi informasi yang ada untuk mengemas informasi, misalnya penggunaan internet.
Jika demikian,maka kemas ulang informasi dapat diartikan sebagai kegiatan download
informasi tertentu (misalnya: artikel) yang dibutuhkan melalui internet (misalnya: bentuk
PDF, HTML, DOC, TXT, PS) dengan bantuan mesin pencari ( search engine) lalu
dikumpulkan dan dikemas lagi ke dalam media berbentuk lain (misalnya: CD) untuk
disajikan kepada pengguna. Jadi kesimpulannya kemas ulang informasi adalah
mengemas informasi kembali, atau
mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk lainnya. Kemas ulang informasi bisa
berupa perubahan bahasa satu ke bahasa lain, misalnya terjemahan, intepretasi, dan bisa
pula berupa perubahan fungsi seperti revisi, ringkasan, analisis, risalah, bahkan anotasi.
Jadi tugas pustakawan dalam hal ini adalah bagaimana mengemas kembali informasi
atau mentranster dari satu bentuk ke bentuk lain dengan kemasan yang lebih menarik.
Pengemasan informasi adalah kegiatan yang dimulai dari menyeleksi berbagai informasi
dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang relevan, menganalisis, mensintesa,
dan menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang
dikemas kembali memberi kemudahan dalam penyebaran informasi dan temu kembali
informasi.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 365
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Sebelumnya saya ingin menanyakan kepada anda terlebih dahulu, lebih dahulu
manakah antara Data dan Informasi? Hayoo, apa data terlebih dahulu ada dibandingkan
informasi atau informasi dahulu yg lebih ada dibandingkan data? Yapss, jawabannya
adalah data terlebih dahulu ada dibandingkan informasi dan tentu saja informasi tidak akan
ada sebelum adanya data terlebih dahulu. Mari kita simak terlebih dahulu penjelasan
tentang data dan informasi dibawah ini.
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
bersifat mentah, sehingga memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujut
suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang
bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu
konsep.
Sedangkan, Informasi adalah hasil pengolahan dari sebuah model, formasi,
organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa
digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data
bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi
penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan
data.
Berikut adalah tabel perbedaan dari Data dan Informasi:

DATA INFORMASI

Bersifat mentah Hasil olahan yang lebih berguna

Untuk pengolahan lebih lanjut Untuk acuan mengambil keputusan

Belum jelas isinya dan belum sempurna Sumber pemahaman yang telah sempurna

14.2.2. JENIS KEMASAN INFORMASI


Agar kemasan informasi berdaya guna, maka kemasan informasi dibuat
berdasarkan jenis dan kebutuhan pengguna. Informasi yang dikemas haruslah mengacu
kepada kebutuhan pengguna, yang dapat diketahui berdasarkan hasil identifikasi
kebutuhan pengguna. Berdasarkan jenisnya, kemasan informasi dapat berupa: - Media
tercetak, seperti brosur, folder, petunjuk teknis, poster, buku saku, warta (newsletters),

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 366
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

serta buku panduan/pedoman. - Media elektronis, seperti CD, VCD, DVD, dan internet. -
Pangkalan data.

14.2.3. PRINSIP PENGEMASAN INFORMASI

Prinsip pengemasan informasi adalah menyeleksi dan menetapkan topik dari


berbagaiinformasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang relevan,
menganalisa danmenyajikan informasi. Untuk menentukan topik, perlu dikumpulkan
berbagai masukan dan ide-ideyang biasanya berasal dari pemakai produk dan jasa. Agar
kemasan informasi menarik, benar,dan tepat sasaran, pengemas informasi perlu
memahami beberapa prinsip sebagai berikut:
 Benar dan logis, artinya dapat dipercaya dan dapat diterima akal sehaT
 Sistematis. Informasi disajikan secara runut, bertahap, dan
berkesinambungan sesuaidengan alur piker
 .Aplikatif atau dapat diterapkan pengguna
 Tuntas dan menyeluruh. Informasi berasal dari berbagai sumber yang
kompeten dan telahmelalui proses penelaahan, sehingga dapat menjamin
kebaruan dan kelengkapaninformasi yang disajikan
 Jelas, yaitu mudah dipahami pengguna serta tidak menimbulkan salah tafsir.
Oleh karenaitu, pengemasan perlu memperhatikan tingkat kecerdasan
pengguna, menggunakan istilahatau kata-kata yang sederhana yang dapat
dipahami oleh penggunanya, dengan gayabahasa yang tidak formal.
 Ringkas, yaitu langsung ke permasalahan yang dibahas, tidak panjang-lebar
agar idepokok tidak kabur
 Terbuka, yaitu informasi yang disajikan memungkinkan untuk diperbarui bila
adaperkembangan baru
 Bermanfaat bagi sasaran yang dituju.Informasi yang dikemas dan kemudian
dikomunikasikan kepada khalayak dilakukanmelalui berbagai cara.

Salah satu cara menyampaikan informasi adalah melalui media cetak dan elektronik.
Informasi yang baik adalah informasi yang dapat dterima dengan mudaholeh penerima
informasi. informasi yang dikemas dengan bahasa dan media yang bias memenuhi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 367
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kebutuhan masyarakat.Betapapun lengkapnya suatu koleksi informasi, tidak akan


memberikan manfaat bila tidak dikemas kembali dan dikomunikasikan ke pengguna
potensial. Untuk mengemas informasi perludidukung oleh tenaga yang mempunyai
keahlian di bidangnya atau bekerjasama dengan ahlidibidangnya. Peran spesialis informasi
sangat penting, yang sekarang banyak disebut-disebutsebagai “Infopreneur”. Infopreneur
adalah seseorang yang kreatif menggunakan data dan informasi yang tersedia untuk
menghasilkan informasi baru, mengelola dan menyebarluaskaninformasi yang dapat
memberikan manfaat bagi pemakainya. Ia juga mempunyai visi, dapatmengembangkan
kandungan informasi secara inventif dengan menggunakan media teknologiinformasi.
Peningkatan aktivitas informasi yang cepat di sektor jasa didorong oleh tiga hal, yaitu:
1. Komputer – untuk mengembangkan pangkalan data yang memuat data dan informasi
mulaidari nama dan alamat, harga, produk, inventaris, literatur, dan spesifikasi.
Kandunganinformasi udah mdisimpan, diperbaharui, dan dicari kembali.
2. Telepon – digunakan untuk akses Internet, pengiriman informasi, pemasaran langsung,
danfaksimili.
3. Pembayaran jasa secara elektronikDengan mengintegrasikan komputer, telepon, dan
pembayaran jasa secara elektronik,telah tercipta model usaha baru, dan membuka peluang
bagi infopreneur untuk menciptakan dan menghasilkan informasi baru dengan profit lebih
besar. Informasi baru dapat disebarluaskankepada lebih banyak pengguna, lebih cepat dan
lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya.

14.3. FUNGSI DAN TUJUAN PENGEMASAN INFORMASI


Tujuan dan Fungsi Kemas Ulang Informasi adalah untuk menyajikan informasi ke
dalam bentuk kemasan agar informasi tersebut lebih dapat diterima, lebih mudah
dimengerti, dan dimanfaatkan pengguna. Sementara menurut Agada (1995) tujuan kemas
ulang informasi adalah untuk menempatkan, menemukan kembali, mengevaluasi,
menginterpretasikan dan mengemas informasi tentang subjek tertentu dalam rangka
efektifitas dan efisiensi waktu, tenaga, biaya yang semua diperuntukkan bagi pengguna.
Dari berbagai literatur, tujuan kemas ulang informasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Memudahkan untuk memperoleh dan mendapatkan informasi.; Mempercepat penelusuran
dan penemuan kembali informasi.; Mengevaluasi dan memberikan penafsiran seberapa
jauh tingkat pemanfaatannya.; Memberikan kepuasan kepada pengguna.; Mengawetkan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 368
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

koleksi, khususnya jika dikemas dari bentuk tercetak ke bentuk digital.; Memudahkan
pustakawan mengatur koleksi yang semakin bertambah banyak.; Menghemat ruang dan
rak untuk menyimpan koleksi tercetak.; Memudahkan penelusuran apalagi jika sudah
dientri dalam pangkalan data.; Mudah dibawa dan ditransfer dalam jejaring perpustakaan
lain untuk sharing dan transfer pengetahuan maupun pengalaman antar pustakawan.
Adapun fungsi kegiatan pengemasan informasi, antara lain: Memudahkan pengguna dalam
memilih informasi.; Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.; Sarana penyebaran informasi
yang efektif dan efisie Sebagai alat penerjemah terhadap suatu
hal dengan cepat.; Mempercepat proses aplikasi hasil penelitian.; Menyediakan informasi
secara cepat dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Bentuk Kemasan Informasi Saat ini
dengan berkembangnya teknologi informasi di bidang perpustakaan dokumentasi dan
informasi, bentuk kemasan informasi dapat dilakukan dengan lebih bervariasi. Tidak melulu
secara tercetak saja namun juga dapat dikemas secara digital. Misalnya: CD edukatif, CD
teknologi tepat guna, buku elektronik (e-book), majalah elektronik (ejournal), maupun
kliping elektronik (e-klip).Berbagai kemasan informasi dibuat sesuai dengan kebutuhan
informasi bagi pemakai. Selanjutnya berbagai macam sumber informasi di perpustakaan
dapat dikemas dengan beragam bentuk, antara lain:
1. Bibliografi, biasanya diterbitkan oleh perpustakaan atau badan penerbit dengan tujuan
untuk disebarkan kepada perpustakaan lain sebagai bahan rujukan bagi pencari informasi
baik secara tercetak atau terekam. Jenis bibliografi ada dua macam yakni bibliografi umum
dankhusus.
2. Sari karangan, biasanya memuat keterangan seperti latar belakang, tujuan, sasaran,
metode, kesimpulan dan saran yang terdapat pada dokumen aslinya. Jenis sari karangan
yang dibuat bisa sari karangan indikatif maupun sari karangan informatif.
3. Jasa penyebaran informasi ilmiah mutakhir, meliputi SDI (Selected issemination of
Information/terseleksi) dan CAS (Current Awareness Services/terbaru) berupa lembar
informasi maupun paket informasi. Melalui layanan ini diharapkan pengguna selalu
memperoleh informasi mutahir secara teratur dan terus menerus sesuai dengan bidang
minat dan spesialisasinya. Informasi tersebut kemudian dikemas menjadi majalah
kesiagaan informasi.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 369
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

4. Pangkalan data, dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:


a. Pangkalan data lokal, untuk memenuhi kebutuhan informasi melalui server lokal baik
berupa soft file maupun CD ROM.
b. Pangakalan data online, berisi berbagai publikasi yang disajikan dalam website.
Misalnya: ProQuest, EBSCO, IEEE database
5. Media pandang dengar (audio visual). Kemasan informasi ini berbentuk gambar dan
suara sehingga lebih menarik. Media pandang dengar umumnya dapat berupa profil
perpustakaan, program pendidikan pemakai, serta media promosi jasa layanan
perpustakaan. Misalnya: CD interaktif, VCV, DVD, audio-video cassete
6. Multi media. Sasaran pengguna pada bentuk pengemasan multi media ini umumnya
adalah kelompok. Misalnya pada saat ada pameran perpustakaan, pengunjung
disuguhkan beragam informasi mengenai jasa layanan perpustakaan serta petunjuk cara
mengaksesnya.
7. Kumpulan abstrak, diawali dengan menelusur, menscan data bibliografis dan abstraknya
berdasarkan bidang ilmu yang berasal dari sumber informasi ilmiah. Selanjutnya kumpulan
abstrak tersebut dikemas dalam bentuk majalah abstrak.
8. Indeks artikel, terdiri dari indeks artikel jurnal dan indeks artikel majalah. Kumpulan
indeks artikel tersebut kemudian bisa dijadikan majalah indeks.
9. Prosiding, kumpulan makalah yang dihimpun dari hasil seminar, diskusi panel, loka
karya, sarasehan, workshop , simposium, semiloka, maupun temu ilmiah lainnya.

14.4. TAHAPAN MENGEMAS INFORMASI


Agar informasi yang dikemas sesuai dengan kebutuhan pengguna, pengemasan
informasi dilakukan mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna dapat diketahui melalui
wawancara dengan pengguna maupun pihak terkait, pengamatan langsung di lapangan,
serta mempelajari laporan atau dokumen yang ada. Dengan mengetahui kebutuhan
pengguna maka tujuan pengemasan informasi akan lebih tepat sasaran.
2. Pengumpulan informasi serta pemilihan sumber informasi. Berdasarkan hasil identifikasi
kebutuhan pengguna, selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi yang relevan.
Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain perpustakaan, diskusi dengan
pakar/ahli, dan internet. Namun demikian, pengemas informasi perlu memperhatikan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 370
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

sumber informasi tersebut. Pemilihan sumber informasi penting untuk menjamin kebenaran
informasi yang dikumpulkan. Untuk informasi tentang inovasi teknologipertanian, pengemas
informasi dapat mengakses lembaga-lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan sumber lain
yang relevan. Informasi yang bersumber dari kearifan lokal dapat pula dimanfaatkan bila
relevan.
3. Pengemasan informasi. Kemampuan pengemas informasi sangat menentukan nilai guna
kemasan informasi yang dihasilkan. Oleh karena itu, pengemas informasi perlu memahami
materi yang akan dikemas, bentuk kemasan, serta cara mengemasnya. Seyogianya,
pengemas informasi adalah orang yang ahli di bidangnya. Mengemas kembali informasi
dengan cara mensintesa ke dalam bentuk/format kemasan informasi sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Namun, pengemasan dapat pula dilakukan oleh bukan ahlinya bekerja
sama dengan yang ahli di bidangnya.
4. Menentukan sasaran audience, bentuk kemasan, dan membuat time schedule serta
merancang biaya.
.5. Menentukan strategi dalam mencari jenis sumber informasi yang dapat membantu
menemukan informasi yang dibutuhkan. .Menentukan lokasi informasi dan bagaimana cara
mengaksesnya apakah menggunakan katalog perpustakaan, indeks, internet, maupun CD-
ROM.
6. Menetapkan cara dan sistem penyebarluasan kemasan informasi yang sudah jadi.
7. Mentransfer informasi dalam bentuk tercetak (printed out) maupun basis data baik ke
disket, CD-R/RW, CD-ROM, flash disk/USB untuk keperluan penyebaran.
8. Mendistribusikan, menyebarkan, mendiseminasikan, memasarkan kemasan informasi
dengan cara promosi maupun pendidikan pemakai. Menyampaikan kemasan informasi
berupa paket maupun lembar informasi kepada pengguna.Hal ini bisa dilakukan baik
secara langsung (face to face, door to door), telepon, via surat/pos, email, faksimil maupun
media lainnya.
9. Evaluasi produk dan proses pembuatannya. Evaluasi terhadap kemasan informasi
bertujuan untuk mengetahui manfaat informasi bagi pengguna serta efektivitas media yang
digunakan. Evaluasi terhadap proses pembuatan juga penting, terutama berkaitan dengan
efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. Evaluasi kegiatan kemas ulang informasi. Dilakukan
secara terus menerus, dan berkelanjutan dalam suatu periode tertentu untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai dan memenuhi target.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 371
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

14.5 CYBER EXTENSION


Sesuai dengan Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, menyebutkan bahwa bentuk kelembagaan
penyuluhan di setiap kecamatan adalah Balai Penyuluhan. Balai Penyuluhan mempunyai
kegiatan yang salah satunya sebagai layanan terpadu informasi melalui cyber extension
(Badan PPSDMP, 2010).
Pada tahun 2010, Kementerian Pertanian terus mengembangkan Balai Penyuluhan
yang berada di setiap kecamatan sebagai pusat informasi pertanian melalui
pengembangan cyber extension (penyuluhan melalui internet). Sebanyak 724 (18,32%)
Balai Penyuluhan Kecamatan dari 3.953 Balai Penyuluhan Kecamatan yang ada di
Indonesia dibantu oleh Kementerian Pertanian satu perangkat alat komputer dan
pendukung untuk bisa mengakses cyber extension pada tahun 2010 (Badan PPSDMP,
2010). Berkaitan dengan segala upaya-upaya tersebut, perlu diketahui faktor-faktor yang
akan mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.
Cyber Extension merupakan inovasi mediapenyuluhan yang cukup efisien dan
efektif karena dengan sekali menguploadmateri penyuluhan maka sedetik kemudian materi
tersebut dapat dibaca ataudiunduh oleh pengguna di seluruh dunia. Cyber Extention
bukanlah sesuatu hal yangbaru atau asing di kalangan Penyuluh karena sudah mulai
diperkenalkan sejaktahun 2010 yang lalu, tetapi masih butuh langkah-langkah kongkrit dan
realistis untuk menjadikan media penyuluhan ini efektif sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan petani. Keberadaan media penyuluhan berbasis internet inimerupakan alat
untuk memudahkan pekerjaan para penyuluh namun juga merupakan tantangan untuk di
pelajari dan diselami lebih dalam lagi oleh para penyuluhpertanian.
Era informasi digital melalui media elektronik dan alur informasi melalui system
jaringan dunia maya telah merambah sampai ke pelosok-pelosok desa. Seluruh aspek
kehidupan manusia, mulai dari aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya dan
sebagainya sudah dirambah oleh kemajuan tenknologi informasi ini. Hal ini menuntut setiap
orang untuk “ramahteknologi” sehingga dapat mengikuti perkembangan informasi yang
dibutuhkan.
Demikian juga dalam dunia pertanian, akses teknologi informasi juga sudah
merambahsampai ke seluruh pelosok perdesaan dengan adanya jaringan cyber yang
semakin meluas. Sebagian petani, kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok tani

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 372
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

(Gapoktan) dan pelaku usaha pertanian lainnya juga sudah terbiasa mengakses informasi
pertanian bahkan melakukan transaksi produksi pertanian dengan memanfaatkan
teknologiinformasi seperti telephone seluler(handpone).
Bahkan sudah banyak pelaku usaha pertanian yang melakukannya dengan
memanfaatkan jaringan internet. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja
penyuluh pertanian, yang sebagian besar masih menggunakan cara konvensional
dalammelakukan kegiatan penyuluhan di lapangan.
Materi penyuluhan yang selama ini didistribusikan secara konvensional baik
melaluimedia cetak (koran, brosur, leaflet, dll), maupun media elektronik (dalam bentuk
iklan tayangan, film, saung tani, dll) memerlukan biaya yang relative besar dan butuh waktu
panjang, sementara hasilnya juga belum tentu optimal. Sehingga timbul kesan bahwa
dengan metode penyuluhan seperti itu, para penyuluh dianggap stagnant dalam
kinerjanya.
Secara perlahan metode yang sudah “ketinggalan zaman” itu harus mulai dialihkan
dengan metode penyuluhan berbasis internet, karena kalau masih mempertahankan pola
konvensional, bukan tidak mungkin para penyuluh justru akan ketinggalan informasi
dibandingkan dengan petani yang disuluhnya.
Untuk mengantisipasi ketertinggalan tersebut, sejak tahun 2010 yang lalu Kementerian
Pertanian sudah meluncurkan program penyuluhan berbasis internet yang diberinama
Cyber Extension. Melaluiaplikasi online ini, para penyuluh dapat dengan mudah
mengakses dan menyampaikan materi penyuluhan kepada petani, begitu juga dengan
para petani, mereka juga dapat mengakses langsungberbagai informasi pertanian dan
materi penyuluhan melalui aplikasi ini.
Apa itu Cyber Extension ?Cyber Extension merupakan mimbar penyuluhan
pertanianyang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data serta penyampaian
materi dan informasi pertanian khususnya dalam membantu memperlancar dan
mempermudah fasilitasi kepada pelaku penyuluhan terutama para penyuluh pertanian
lapangan,baik penyuluh pertanian PNS, Swasta, maupun Swadaya.
Melalui media penyuluhanberbasis internet ini, seorang penyuluh cukup
mengupload materi penyuluh yangakan disampaikan kepada petani, dan beberapa detik
kemudian materi tersebut sudah dapat diakses oleh para petani sampai ke seluruh pelosok
perdesaan.Begitu juga perkembangan teknologi pertanian, informasi harga komoditi,

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 373
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

perkembangan pembangunan pertanian di berbagai daerah serta informasi pertanian


lainnya juga dapat dengan mudah diakses melalui media penyuluhan online ini.
Namun meski sudah diluncurkan selama 6 tahun, belum semua penyuluh pertanian
biasmemanfaatkan media penyuluhan online ini sebagai penunjang kinerja mereka. Hal itu
disebabkan oleh masih banyaknya penyuluh pertanian yang sampai saat ini masih “Gagap
Teknologi” alias Gaptek. Ini terkait dengan pola penyuluhan konvensional yang mereka
anggap sebagai satu-satunya metode penyuluhan, tanpamenyadari bahwa perkembangan
teknologi informasi telah melesat begitu jauh kedepan.
Selain itu keengganan penyuluh untuk belajar teknologi serta minimnya dukungan
kelembagaan penyuluh yang mampu mendorong para penyuluh untuk dapat mengakses
teknologi informasi juga ditengarai menjadi penyebab masih lemahnya penguasaan
teknologi pertanian oleh para penyuluh pertanian, terutama yang bertugas di daerah.
Harusdiakui , di tingkat kelembagaan penyuluh sendiri, khususnya dikabupaten-kabupaten,
dukungan pimpinan instansi atau kelembagaan penyuluh terhadap akses informasi
berbasis internet juga masih lemah. Banyak pimpinan instansi penyuluhan tingkat
kabupaten yang minim kepedulian terhadap pentingnya akses informasi melalui internet,
karena yang bersangkutan juga tidak menguasai teknologi tersebut. Kondisi seperti ini
tentu saja membuat motivasi penyuluhuntuk belajar tentang teknologi informasi menjadi
rendah, dan akibatnya masih banyak penyuluh pertanian yang sama sekali tidak mengusai
teknologi informasi tersebut.
Itulah sebabnya, penyelenggaraan cyberextension relatif belum berjalan secara
efektif dan efisien.Terjadi "redundant" (tumpang tindih) data, duplikasi kegiatan, dengan
kualitas data yang dikumpulkan relatif masih rendah, belum sesuai kebutuhan, belum tepat
waktu dan tidak up to date. Sistem umpan balik tidak berjalan optimal,. Akibatnya,
pemanfaatan data/informasi ditingkat daerah (kabupaten/kota) untuk advokasi
,perencanaan program, monitoring dan evaluasi juga relatif masih rendah.
Padahal aplikasi sistim penyuluhan berbasis internet, Cyber Extension ini
sebenarnya sangat mudah diakses oleh siapa saja, terutama para penyuluh pertanian,
karenaKementerian Pertanian telah menyediakan Hardwaredan Software pendukung
aplikasi ini sampai ke tingkat kabupaten bahkan tingkat kecamatan. Untuk dapat
mengakses layanan Cyber Extension ini, para penyuluh maupun petani cukup mengunjungi
link www.cybex.pertanian.go.id. dan langsung dapat mengakses berbagai informasi yang

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 374
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dibutuhkan secara cepatdan mudah serta memasukkan (mengupload) materi penyuluhan


secara cepat dan mudah..
Namun kembali pada masih lemahnya sumber daya manusia baik ditingkat
kelembagaan penyuluh maupun pada individu penyuluh sendiri, membuat aplikasi yang
sengaja diprogramkan untuk memudahkan keja penyuluh ini, justru belum bisa
dimanfaatkan secara optimal oleh penyuluh. Kedepan, mestinya orang-orang yang duduk
dikelembagaan penyuluh khususnya yang berada di tingkat kabupaten, harus merupakan
sosok-sosok yang menguasai teknologi informasi dengan baik. Dengan demikian mereka
dapat mentransfer kemampuan di bidang teknologi informasi tersebut kepada para
penyuluh pertanian yang ada di lapangan, sehingga mereka dapat memanfaatkan media
penyuluhan online Cyber Extension ini secara optimal.
Butuhterobosan “berani” untuk bisa melakukan semua ini, mereka yang akan
ditempatkan pada instansi ataukelembagaan penyuluhan di daerah, harus benar-benar
mereka yang memiliki kompetensi di bidang penyuluhan, memahami seluk beluk
penyuluhan, dan menguasaisemua aspek penyuluhan termasuk bagaimana memanfaatkan
media penyuluhan online ini untuk mengoptimalkan pelayanan penyuluhan kepada petani.
Prinsip“The right man on the righ place” benar-benar harus diterapkan pada
kelembagaan penyuluh, kalau memang kita menginginkan kemajuan bidang pertanian dan
peningkatan kesejahteraan petani melalui sistim penyuluhan pertanian. Tidak seperti
fenomena yang terjadi selama ini, dimanasebagian besar besar mereka yang duduk (atau
didudukkan) pada instansi/kelembagaan penyuluhan justru mereka yang tidak paham
tentang seluk beluk penyuluhan pertanian dan tidak menguasai berbagai aspek
penyuluhan.

14.6. PENUTUP
Informasi setiap hari terus bertambah, sehingga orang akan kebanjiran informasi.
Sedangkan kebutuhan akan informasi terus bertambah, sehingga orang tidak dapat
mengelolanya dengan baik. Untuk itu menuntut pengelola informasi untuk membuat
kemasan informasi dan memberikan layanan informasi dengan cepat, tepat dan mudah.
Kemasan informasi ini di buat agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan.
Keuntungan yang di peroleh dari produk yang dihasilkan adalah suatu kepuasan tersendiri

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 375
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

dari pustakawan, karena dapat di manfaatkan oleh masyarakat terutama civitas akademika
perguruan tinggi di mana dia bernaung.
“Untuk membuat suatu kemasan informasi yang baik, harus didukung oleh
informasi penting yang cukup atau memadai”.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 376
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB XV

TEKNIK DINAMIKA KELOMPOK

15.1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinamika merupakan tingkah laku anggota satu dengan lainnya langsung saling
mempengaruhi secara timbal balik. Atau proses berlangsungnya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain , anggota dengan
anggota keseluruhan.
Keadaan ini akan terjadi selama semangat kelompok (Group spirit) terus menerus
berada dalam kelompok itu. Kelompok tersebut selalu bersifat dinamis dimana setiap saat
kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Dinamika Kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari beberapa individu
atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara timbal balik dan nampak jelas
antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Peter Salim dalam Syamsiah marzuki (1999), dinamika berasal dari kata
dynamics yang berarti bergairah atau punya semangat untuk bekerja. Selanjutnya
dikatakan dinamika kelompok disebut juga group dynamics yang berarti kelompok yang
selalu punya gairah atau punya semangat untuk bekerja.
Dengan demikian pengertian dinamika kelompok, yaitu kelompok yang selalu
memiliki gairah dan semangat untuk bekerja.

B. Deskripsi Singkat
Secara garis besar mata diklat ini membahas tentang dinamika kelompok dan
unsur-unsurnya serta motivasi dan kerjasama.
C. Manfaat Modul bagi Peserta
Peserta dapat menjelaskan dinamika kelompok beserta unsur-unsurnya serta
motivasi dan kerjasama serta mampu mengaplikasikan sebagai penyuluh pertanian.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 377
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Setelah mengikuti mata diklat ini peserta mampu mengetahui dinamika


kelompok beserta aplikasinya
2. Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat peserta mampu: mengaplikasikan berbagai jenis bermain
peran sesuai dengan harapan yang diinginkan
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Ruang lingkup Dinamika Kelompok
2. Aplikasi Unsur-unsur Dinamika Kelompok
3. Motivasi dan Kerjasama

15.2 DINAMIKA KELOMPOK

Pengertian Dinamika Kelompok

Dinamika Kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berarti
adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota
kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara
keseluruhan.
Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan
persepsi. Kelompok merupakan kumpulan individu yang mempunyai hubungan tertentu,
yang membuat saling ketergantungan satu sama lain dalam ukuran yang bermakna.
Bentuk-bentuk kelompok antara lain: kelompok sosial dan kelompok tugas, kelompok
formal dan kelompok informal kelompok primer dan kelompok skunder, kelompok terbuka
dan kelompok tertutup.
Istilah dinamika kelompok berasal dari bahasa Inggris ”dynamics” yang berarti
mempunyai gairah atau semangat untuk bekerja. Dengan demikian pengertian dinamika
kelompok ditinjau dari istilah mengandung arti yaitu berkelompok yang selalu memiliki
gairah dan semangat untuk bekerja. Sisi lain dinamika berarti adanya interaksi, saling
mempengaruhi dan interdependensi antara anggota kelompok satu sama lain secara timbal
balik diantara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih
yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 378
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

lain. Dinamika Kelompok menguraikan kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam situasi


kelompok yang menentukan perilaku kelompok dan anggotanya.
Pengertian dinamika kelompok merupakan suatu metode dan proses yang
bertujuan meningkatkan nilai kerjasama kelompok. Artinya metode dan proses dinamika
kelompok ini berusaha menumbuhkan dan membangun kelompok yang semula terdiri dari
kumpulan individu yang belum saling mengenal satu sama lain menjadi satu kesatuan
kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara pencapaiannya yang disepakati
bersama. Kelompok dan kerumunan berbeda. Sketsa perbedaan dapat dilihat pada
Gambar 1.

Tujuan

Kelompok:

- mempunyai ikatan kelompok


- mempunyai kesatuan tujuan yang
disepakati bersama
Kerumunan:

- tidak mempunyai ikatan kelompok


- tidak mempunyai kesatuan tujuan

Gambar 1. Sketsa Perbedaan antara Kerumunan dan Kelompok

A. Tujuan Dinamika Kelompok


Tujuan kelompok merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok. Tujuan
perlu memberi arah pada kegiatan dan memberi kerangka bagi pengambilan keputusan
yang rasional tentang jenis dan jumlah kegiatan yang harus dilakukan oleh kelompok yang
menjadi kriteria pengukur kemajuan.
Tujuan dinamika kelompok :
1. meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok
2. meningkatkan produktivitas anggota kelompok
3. mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik, lebih maju
4. meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 379
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

B. Manfaat Dinamika Kelompok


Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam
sebuah kelompok. Manfaat dinamika kelompok antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
(Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.)
2. Memudahkan segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan
tanpa bantuan orang lain)
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efesian.
(pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai
keahlian)
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
(setiap individu bisa memberikan masukan, berinteraksi dan memiliki peran yang sama
dalam masyarakat)
C. Rangkuman
Dinamika kelompok merupakan suatu metode dan proses yang bertujuan
meningkatkan nilai kerjasama kelompok. Artinya metode dan proses dinamika kelompok ini
berusaha menumbuhkan dan membangun kelompok yang semula terdiri dari kumpulan
individu yang belum saling mengenal satu sama lain menjadi satu kesatuan kelompok
dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara pencapaiannya yang disepakati bersama.
Tujuan dinamika kelompok adalah meningkatkan proses interaksi antara anggota
kelompok, meningkatkan produktivitas anggota kelompok, mengembangkan kelompok ke
arah yang lebih baik, lebih maju serta meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya.
Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri dan banyak pekerjaan yang tidak
dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu pekerjaan besar dibagi-bagi
sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian dan setiap individu bisa
memberikan masukan, berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
F. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan dinamika kelompok?
2. Sebutkan tujuan dan manfaat dinamika kelompok!
3. Berilah contoh aplikasi manfaat dinamika kelompok dalam suatu organisasi!

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 380
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

15.3 Aplikasi Unsur-unsur Dinamika Kelompok

Unsur-unsur Dinamika Kelompok


Unsur-unsur Dinamika kelompok disebut juga dengan variabel atau dimensi dinamika
kelompok. Unsur-unsur dinamika kelompok terdiri dari :
1. Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang
akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh
anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para
anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya
bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan e) identik. Dengan
demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk d adalah yang paling baik.
Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan semua
anggota kelompok.
Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut:
 dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati
 mempunyai makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik dapat diterima dan
dapat dicapai
 anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan
 adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan
kelompok
 bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil
dalam mencapainya
 adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
 berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan
kelompok
2. Kekompakan kelompok
Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam
kelompok, hal ini dapat berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan.
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu:
a) Kepemimpinan Kelompok

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 381
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kepemimpinan kelompok yang melindungi, menimbulkan rasa aman, dapat menetralisir


setiap perbedaan
b) Keanggotaan Kelompok
Anggota yang loyal dan tinggi rasa memiliki kelompok
c) Nilai Tujuan Kelompok
Makin tinggi apresiai anggota terhadap tujuan kelompok, kelompok semakin kompak
d) Homogenitas Anggota Kelompok
Setiap anggota tidak menonjolkan perbedaan masing-masing, bahkan harus merasa
sama, merasa satu
e) Keterpaduan Kegiatan Kelompok
Keterpaduan anggota kelompok di dalam mencapai tujuan sangatlah penting
f) Jumlah Anggota Kelompok
bila jumlah anggota kelompok relatif kecil cenderung lebih mudah kompak,
dibandingkan dengan kelompok dengan jumlah anggota besar
Sedangkan faktor yang meningkatkan kekompakan kelompok adalah: kesepakatan
anggota terhadap tujuan kelompok, tingkat keseringan berinteraksi, adanya keterikatan
pribadi, persaingan antar kelompok, adanya evaluasi yang menyenangkan dan adanya
perlakuan antar anggota dalam kelompok sebagai manusia bukan mesin.
2. Struktur kelompok
Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu dalam
kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus
sesuai/mendukung tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur
kelompok yaitu:
a) Struktur Komunikasi
Sistim komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan sampai kepada seluruh
angota, komunikasi yang tidak lancar akan menimbulkan ketidakpuasan anggota, pada
gilirannya kelompok menjadi tidak kompak.
b) Struktur Tugas atau Pengambilan Keputusan
Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan kemampuan, peranan, dan
posisi masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh anggota kelompok ikut
berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok harus semakin kuat.
c) Struktur Kekuasaan atau Pengambilan Keputusan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 382
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan keputusan selain


harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan ketidak cepatan (kelambatan)
pengambilan keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok
d) Sarana Terjadinya Interaksi
Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangkan dalam struktur kelompok
harus menjamin kelancaran interaksi, kelancaran interaksi memerlukan sarana (contoh
ketersediaan ruang pertemuan kelompok) dapat menjamin kelancaran interaksi antar
anggota.
3. Fungsi Tugas Kelompok
Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka
mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi
menyenangkan, dengan kondisi yang menyenangkan dapat menjamin fungsi tugas ini
dapat terpenuhi. Klasifikasi fungsi tugas yaitu:
a) Koordinasi, berfungsi sebagai koordinasi untuk menjembatani kesenjangan antar
anggota
b) Informasi, berfungsi memberikan informasi kepada masing-masing anggota
c) Prakarsa, berfungsi menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa anggota
d) Penyebaran, berfungsi menyebarkan hal-hal yang dilakukan kelompok kepada
masyarakat atau lingkungannya
e) Kepuasan, berfungsi untukmemberikan kepuasan pada anggota
f) Kejelasan, berfungsi menciptakan kejelasan kepada anggota seperti tujuan dan
kebutuhan anggota
4. Pengembangan dan Pemeliharaan Kelompok
Mengembangkan dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha
mempertahankan kehidupan kelompok, kehidupan berkelompok dapat dilihat dari adanya
kegiatan, yaitu:
a) Mengusahakan/mendorong agar semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam
setiap kegiatan kelompok. Dengan demikian rasa memiliki kelompok dari para
anggotanya akan tinggi
b) Tersedianya fasilitas
c) Mengusahakan/mendorong menumbuhkan kegiatan, agar para anggota bisa ikut aktif
berperan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 383
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

d) Menciptakan norma kelompok. Norma kelompok ini adalah sebagai acuan anggota
kelompok bertindak
e) Mengusahakan adanya kesempatan anggota baru, baik untuk menambah jumlah
maupun mengganti anggota yang keluar
f) Berjalannya proses sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru adanya
norma kelompok adanya kesepakatan, dan sebagainya
5. Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau
apatis yang ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa
saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai dan bersahabat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok adalah:
a) hubungan antar anggota. Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun,
bersahabat, persaudaraan
b) kebebasan berpartisipasi. Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan
menimbulkan semangat kerja yang tinggi
c) lingkungan fisik yang mendukung

6. Efektivitas Kelompok
Efektifitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
kelompok dalam mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin
banyak keberhasilan, anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok
merasa puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.
7. Tekanan Kelompok
Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam
kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul
dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yan cermat, dan
terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
8. Maksud Terselubung
Maksud terselubung adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau
ditutup-tutupi atau sengaja tidak diberitahukan pada anggota lainnya dalam melakukan
suatu aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 384
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kelompok berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang telah disepakati
bersama.

15.4. Motivasi dan Kerjasama

A. Motivasi
Motivasi diartikan sebagai kekuatan dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan
atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Istilah motivasi
memuat tiga unsur esensial, pertama faktor pendorong atau pembangkit motif, baik
internal maupun eksternal. Kedua tujuan yang ingin dicapai. Ketiga strategi yang
diperlukan oleh individu atau kelompok untuk untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya
jika seseorang merasa kehausan, maka akan berusaha untuk mencari air yang layak
untuk diminum. Tujuan yang ingin dicapai adalah ingin menghilanggkan rasa haus. Untuk
memperoleh air yang memenuhi syarat untuk layak diminum diperlukan strategi atau cara
tertentu. Jika air kelihatannya kurang bersih maka perlu disaring terlebih dahulu, baru
kemudian dimasak. Setelah itu duidinginkan lalu diminum. Bagi orang yang beruang
mungkin dilakukan dengan cara membeli air kemasan atau memesan di warung atau
restoran.

Sifat motivasi adalah abstrak, dan hanya dapat ditimbang dengan melihat
penampilan fisikal ketika subyek melakukan suatu pekerjaan. Secara sederhana dapat
diformulasikan bahwa motivasi (M) merupakan fungsi (f) produktivitas (P) atau M = (f.P).
Untuk menjadi manusia yang produktif, seseorang harus mampu membangkitkan motivasi
berprestasi yang ada pada diri dan yang mungkin dibangkitkan.

Robbins (1993) mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul
dari diri seseorang ke suatu arah perilaku yang diawali oleh adanya kebutuhan yang
belum terpuaskan sehingga menimbulkan dorongan untuk mewujudkan keinginannya.

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya. Secara umum
motivasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang satu sama lain memberikan
warna pada aktivitas manusia. Motivasi yang mempengaruhi manusia organisasional
dalam bekerja sebagai berikut:

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 385
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

1. Motivasi positif
Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan-
keuntungan tertentu dan merupakan proses pemberian motivasi atau usaha
membangkitkan motif yang diarahkan agar bekerja secara baik dan antusias dengan
cara memberikan keuntungan tertentu. Jenis-jenis motivasi positif antara lain : imbalan
yang menarik, informasi tentang pekerjaan, kedudukan atau jabatan, perhatian atasan
terhadap bawahan, kondisi kerja, rasa partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas
berikut tanggungjawabnya, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

2. Motivasi Negatif
Motivasi Negatif merupakan motivasi yang bersumber dari rasa takut, dan
jika berlebihan akan membuat organisasi tidak mencapai tujuan.Personalia organisasi
menjadi tidak kreatif, serba takut dan seba terbatas geraknya.

3. Motivasi dari dalam


Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja waktu menjalankan tugas-tugasnya dan
bersumber dari dalam pekerja itu sendiri. Artinya kesenangan pekerja muncul pada
waktu bekerja dan menyenangi pekerjaannya. Berbuat adalah suatu kewajiban,
laksana makan kebutuhan.

4. Motivasi dari luar


Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh
yang ada di luar pekerjaan dan diluar diri pekerja, biasanya dikaitkan dengan imbalan
seperti kesempatan cuti, program rekreasi. Pekerja bekerja semata-mata disorong oleh
adanya suatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor di luar
subyek.

Efektivitas kelompok antara lain tergantung pada keinginan bekerja para anggota yang
terikat pada tugas-tugas kelompok, baik pada saat memecahkan maslah maupun saat
bekerja kelompok. Kerja kelompom tidak selalu dalam bentuk akktivitas fisik,
melainkan juga aktivitas emosi atau intelektual meski pada akhirnya motivasi anggota
kelompoklah yang menentukan produktivitas.

Upaya efektivitas kelompok akan dapat tercapai jika setiap anggota mampu
mengerjakan tugas kelompok scara bersama-sama. Perilaku pimpinan dan anggota

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 386
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas di dalam kelompok pada


intinya merupakan aksentuasi dari motivasi yang ditimbulkan oleh hubungan sinergis
diantara sesamanya.

Teori tentang motivasi banyak dikemukakan oleh para ahli. Dalam penelitian ini akan
digunakan teori motivasi yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg atau dikenal
dengan teori dua faktor tentang motivasi. Steers et.al (1996:17-18) dan Gibson et.al
(1989:107-108) mengemukakan bahwa hasil penelitian Herzberg menunjukkan dua
kesimpulan yaitu pertama serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job
context), yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut
tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi
tersebut adalah faktor-faktor yang membuat orang merasa tidak puas (dissartisfier) atau
disebut faktor iklim baik (hygiene factors). Faktor-faktor tersebut meliputi upah, jaminan
kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu supervisi dan mutu hubungan
antarpribadi diantara rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan. Kedua,
serangkaian kondisi intrinsik, isi pekerjaan (job content), yang apabila ada dalam
pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada, maka tidak akan
timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor-faktor tersebut disebut pemuas atau
motivator yang meliputi prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu
sendiri dan kemungkinan berkembang.

Mengacu pada konsep teori motivasi tersebut, maka yang dimaksud dengan
motivasi penyuluh adalah dorongan dari dalam diri dan luar penyuluh ke suatu arah
perilaku yang diawali oleh adanya kebutuhan yang belum terpuaskan sehingga
menimbulkan dorongan untuk mewujudkan keinginannya. Dalam penelitian ini motivasi
penyuluh akan disoroti melalui motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Diasumsikan
bahwa motivasi penyuluh akan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja
penyuluh.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 387
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Teknik Dinamika Kelompok

Kumpulan permainan dan simulasi dinamika kelompok berikut ini dapat dipilih
sebagai pilihan teknik pembelajaran membangun dinamika kelompok, yaitu sebagai berikut
:

1. Membangun Kerjasama

a) Menggambar rumah
b) Bermain tali
c) Bercermin
d) Apa ini ?
e) Saling percaya, dsb
2. Membangun Komunikasi

a) Menggambar topeng
b) Tunjukkan tanda panah
c) Klinik desas-desus
d) Yang Paling…dsb
3. Membangun ide /kreativitas

a) Sembilan titik
b) Berapa bujur sangkar
c) Potonglah sebanyak mungkin, dsb.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 388
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Test

1. Dinamika artinya :.
a. Dinamis c. Adanya interaksi e. Semuanya salah
b. Bergerak d. Tidak adanya pengaruh

2. Suatu proses kehidupan bekelompok yang merupakan resultante dari kekuatan


kelompok melalui interaksi dan interdepedensi antar anggota di sebut :
a. Struktur kelompok c. Asas Kelompok e. Tekanan Kelompok
b. Tujuan kelompok d. Dinamika kelompok

3. Yang termasuk Unsur-unsur dinamika kelompok yaitu kecuali :


a. Tujuan Kelompok c. Fungsi dan tugas kelompok
b. Struktur kelompok d. Kekompakkan kelompok
e. Partsipasi kelompok

4. Teknik dinamika dalam kasus Jual beli kambing menurut pendapat saudara dapat
dipergunakan untuk meningkatkan dinamika kelompok dari unsur :
a. Tujuan kelompok c. Fungsi dan Tugas Kelompok
b. Struktur Kelompok d. Tekanan kelompok
e. Mengembangkan dan membina kelompok

5. Yang manakah teknik dinamika kelompok untuk membangun kerjasama :


a. Menggambar topeng c. Sembilan titik
b. Klinik desas desus d. Potonglah sebanyak mungkin
e. Mengambar rumah

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 389
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

BAB XVI
KEWIRAUSAHAAN

16.1. PENDAHULUAN

Kewirausahaan bukanlah sesuatu yang baru dalam ekonomi. Istilah kewirausahaan


telah dilakukan setidaknya sejak 150 tahun yang lalu, dan konsepnya telah ada selama 200
tahun (bygrave, 1987). Wirausaha adalah individu yang memiliki pengendalian tertentu
terhadap alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak dari pada yang dapat
dikonsumsinya atau dijual atau ditukarkan agar memperoleh pendapatan (Mcclelland,
1961). Casson (1993), menyatakan bahwa wirausaha (entrepreneur) diungkapkan pertama
kali oleh R. Cantilon (1697-1734), seorang ekonom irlandia, keturunan perancis.
Wirausaha merupakan istilah untuk orang-orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang
tepat, guna memastikan sukses. Menurut Meredith (1996), wirausaha adalah individu-
individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotifasi tinggi, serta berani mengambil
resiko dalam mengejar tujuannya. Dengan demikian, wirausaha memiliki karakteristik
percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, mengambil resiko, mandiri, inisiatif, energik
dan bekerja keras. Selain itu, kewirausahaan juga memiliki kemampuan untuk memimpin,
berjiwa inovatif, kreatif, dan berorientasi masa depan.
Peran entrepreneur adalah mengawinkan ide-ide kreatif dengan tindakan yang bertujuan
dan berstruktur dari dan untuk tujuan bisnis. Jadi, entrepreneur yang berhasil dapat diukur
dari kemampuannya untuk menyelesaikan proses dari kreativitas, kemudian menghasilkan
inovasi, sampai aplikasinya dapat disebarkan dan menerobos pasar (lokal, regional dan
dan internasional) dengan tingkat keuntungan tertentu. Kewirausahaan merupakan hasil
dari suatu proses pengaplikasian kreativitas dan inovasi secara sistematis dan disiplin
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan menangkap berbagai peluang di pasar
(zimmerer and scarborough, 1996). Maka dari itu, kewirausahaan melibatkan strategi focus
terhadap ide-ide dan pandangan baru utuk menciptakan produk atau jasa dalam rangka
memenuhi kebutuhan menyelesaikan masalah konsumen.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 390
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

A. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Kewirausahaan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap aparatur pertanian yang memiliki tanggung jawab profesi yang
beretos kerja tinggi.Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah singkat, diskusi
kelompok, bermain peran, kerja individu, praktik dan simulasi. Dalam modul ini dimuat
beberapa simulasi, permainan dan latihan yang dalam proses pembelajarannya peserta
akan dipandu oleh widyaiswara. Disamping itu juga berisi naskah pegangan yang
merupakan bahan bacaan yang terkait dengan pokok bahasan.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah pembelajaran selesai peserta diharapkan memiliki kompetensi serta tanggung
jawab profesi kewirausahaan yang baik.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah selesai pembelajaran, peserta dapat:
a. Pengertian wirausaha;
b. Pengembangan Usaha Kecil Agribisnis ;
c. Potret Usaha Kecil Agribisnis ;
d. Strategi Pengembangan
e. Pemasaran
C. Pokok Bahasan
1. Pengertianwirausaha;
2. Pengembangan Usaha Kecil Agribisnis ;
3. Potret Usaha Kecil Agribisnis ;
4. StrategiPengembangan
5. Pemasaran

16.2. INOVASI USAHA AGRIBISNIS


Harus dipahami bahwa saat ini telah terjadi perubahan mendasar dalam
memandang pertanian. Jika dahulu pertanian diartikan secara sangat sempit, semata-mata
hanya melihat subsistem produksi atau usahataninya saja, maka saat ini pertanian diartikan
secara lebih luas, dari hulu, on-farm hingga hilir, yang dikenal dengan sistem dan usaha
agribisnis. Jika cara pandang lama telah berimplikasi yang tidak menguntungkan bagi

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 391
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

pembangunan pertanian (dan pedesaan) yakni pertanian dan pedesaan hanya sebagai
sumber produksi primer yang berasal dari tumbuhan dan hewan tanpa menyadari potensi
bisnis yang sangat besar yang berbasis produk-produk primer tersebut, maka cara
pandang baru membuka cakrawala potensi sumberdaya alam sebagai jalur pertumbuhan
ekonomi yang sejalan dengan proses industrialisasi di sektor pertanian (agroindustrialisasi).
Potensi subsektor peternakan masih cukup besar untuk dikembangkan. Peranan
ternak dalam peningkatan pendapatan masyarakat telah tebukti mampu menjadi basis
usaha masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Kelemahan yang benar-benar nyata
adalah kemampuan teknis dan kemampuan sumber daya manusia. Istilah tidak kenal
teknologi untuk masyarakat pedesaan adalah hal wajar. Namun demikian, potensi usaha
dari sudut pandang pribadi (kewirausahaan) adalah nilai lebih tersendiri yang perlu
pengembangan lebih lanjut. Dalam aktivitas usahanya, komoditas peternakan dapat
dipadukan dengan pengembangan usaha komoditas pertanian lainnya. Hal ini tentu saja
akan memberikan added value yang berlipat ganda bagi masyarakat jika mampu
mengelolanya. Added value yang dimaksud dapat tercapai melalui pengelolaan Usaha Tani
Ternak Terpadu, yaitu pola usaha yang memadukan pemeliharaan ternak, ikan dan
budidaya pertanian secara umum. Dalam usaha tani tersebut, antar komoditas harus saling
memberikan keuntungan secara langsung.
Pelaksanaan usaha tani ternak terpadu, dimulai dengan merencanakan lokasi
dengan mempertimbangkan segi kemananan dan ketersediaan sumber daya lainnya.
Selanjutnya adalah menentukan komoditas yang sesuai untuk dipadukan dalam usaha
tersebut. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan, terutama sekali untuk komoditas
ternak adalah aspek sapta usaha peternakan, yang meliputi ; pemilihan bibit,
perkandangan, pemberian pakan, tatalaksana pemeliharaan, penangan penyakiit, panen
dan pasca panen serta pemasaran. Pengelolaan yang terpadu antar komoditas akan
menghasilkan beragam kombinasi out put yang dihasilkan.
Beberapa contoh inovasi usaha agribisnis berbasis komoditas secara terpadu, antara lain:

16.2.1. Integrasi usaha Padi-Itik-Ikan-Duckweed (Dihansih, 1999)


Integrasi budidaya Padi-Itik-Ikan-Duckweed memanfaatkan sumberdaya dengan
limbah padi (dedak) sebagai pakan ikan dan itik, lumpur kolam dan kotoran ternak sebagai
pupuk sawah, tanaman air (duckweed) untuk pakan itik serta pemupukan sawah. Menurut

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 392
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Islam dan Rahman (1995), beberapa keuntungan integrasi budidaya itik dan ikan adalah
sebagai berikut :
1. Limbah itik kaya akan kandungan N (1 %), P (1,4 %), dan K (0,6 %), yang merupakan
suplemen pakan yang baik untuk ikan. Sehingga mengurangi biaya pemberian pakan
suplemen.
2. Kotoran itik dan pakan yang tercecer secara langsung dikonsumsi oleh beberapa
spesies ikan, hal ini mempermudah dan mempercepat pertumbuhan dan produksi ikan
tersebut.
3. Kontruksi dari kandang itik tidak memerlukan lahan tambahan (lebih efisien). Selain itu
kondisi ini memberikan fasilitas daya hidup dan produksi yang lebih baik untuk itik
sebagai unggas air.
4. Itik memberikan jasa sebagai konsumen dari beberapa parasit ikan dengan cara
mengkonsumsi sema ng primer (keong, tiram, dll). Itik tersebut juga mengkonsumsi larva
lalat, nyamuk, gulma air, kecebong, yang umumnya tidak dimakan ikan. Serangga air
dalam kolam ikan juga dikontrol oleh itik. Dengan demikian total produksi protein ternak
dari lahan yang sama dapat ditingkatkan.
5. Itik berperan dalam memberikan oksigen (aerasi) dan melepaskan zat makanan dari
dasar kolam dengan cara berenang dan menyelam.
Suatu hasil penelitian di Vietnam selama 7 bulan, produksi ikan yang dipelihara
dalam kolam dengan kandang itik di atasnya 9,6 ton/ha/tahun, sedangkan tanpa kandang
itik hanya 2,5 ton/ha/tahun, dengan kepadatan ikan 3,84 ekor per m3 dan kepadatan itik
petelur 0,4 ekor per m2 permukaan air (Thien et.al., 1996). Demikian pula hasil penelitian
Togatros (1989), rataan bobot ikan/ekor pada umur 3 bulan yang dipelihara dalam kolam
dengan kandang itik di atasnya hampir dua kali lebih berat dibandingkan dengan ikan
dalam kolam tanpa kandang itik diatasnya ( 68 gram berbanding 38 gram).

16.2.2. Keterpaduan usaha tani ayam buras (Gunawan, 1998)


Usaha peternakan ayam buras memiliki beberapa keuntungan yaitu; ayam buras
mudah dipelihara dan mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat, dapat dipelihara di
lahan sempit dengan penggunaan pakan yang relative murah serta harga produknya
relative stabil dan permintaan pasar besar. Di dalam pengembagan ayam buras secara
intensif dan semi intensif, keterpaduan antara sumberdaya manusia (SDM), sumberdaya

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 393
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

alam (SDA) terutama tanaman pangan, penguasaan teknologi dan pemasaran. Model
pengembangan ayam buras secara terpadu dan berkesinambungan tersebut telah
dikembangkan oleh Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (SPAKU) ayam
buras di Jawa Timur. Model ini dikembangkan dengan didirikanya Chicken Development
Centre (CDC) di kabupaten Jombang dan Rearing Multiple Center (RMC) di Pacitan.

16.2.3. Mina Padi system legowo (Abdul Salam, 1997)


Mina padi dan tanaman Jajar Legowo sudah tidak asing bagi petani sawah di Jawa
Barat. Dengan sentuhan teknologi, usaha tani mina padi mampu meningkatkan
produktivitas lahan secara optimum dan merupakan reformasi dari system jarak simetris.
Penanaman padi system legowo berarti penanaman dengan mengatur jarak sedemikian
rupa antara rumpun dan barisan tanaman, sehingga akan terbentuk suatu lorong yang
cukup luas dan memanjang. Tidak semua varietas padi bisa digunakan, tetapi harus dipilih
varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, memiliki perakaran yang dalam, tahan
terhadap genangan, dll. Sementara itu jenis ikan sebagai komoditas pendampingnya
adalah jenis ikan mas, yaitu jenis ikan yang lincah, pertumbuhanya cepat dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi.
Secara teknis, system jajar legowo memberikan keuntungan dengan adanya ruang
terbuka sampai 50 % di antara baris tanaman padi dan memberikan kesempatan pada
pemeliharaan ikan selama kurang lebih 95 hari, hal ini juga akan mempermudah
pemupukan dan penyiangan. Sementara itu keuntungan ekonomis yang diperoleh
diantaranya adalah penghasilan ganda dari hasil hasil usaha tani selain efisiensi modal
yang digunakan.

16.2.4. Model Usahatani pekarangan (M. Cholid, 1997)


Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pekarangan memiliki kontribusi yang cukup
tinggi terhadap perbaikan gizi dan pendapatan petani. Namun demikian, keberhasilan
usahatani pekarangan ditentukan oleh kesesuaian komoditas dan peket teknologi yang
digunakan. Paket-paket usaha tani yang dapat diterapkan dan diusahakan secara terpadu
dengan memanfaatkan pekarangan diantaranya adalah budidaya tanaman tahunan
(mangga, nangka, papaya, pisang, jeruk nipis, dll), tanaman semusim (kecipir, lombok,
kacang panjang, katuk, jahe. Kencur, kunyit, laos, dll), budidaya ternak (ayam dan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 394
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

kambing), dan pengolahan hasil (minyak kelapa, pindang ikan, kolang-kaling, dll) yang
sesuai dengan luas pemilikan lahan pekarangan, kedaan social budaya dan ekonomi
petani setempat.
Introduksi ternak ayam ke dalam pekarangan dutujukan untuk memenuhi kebutuhan
gizi keluarga terutama protein hewani, sedangkan ternak kambing ditujukan untuk
menunjang pendapatan petani dan merupakan alternative untuk menabung. Bahan pakan
kedua ternak tersebut mudah diperoleh, dimana pakan ayam berupa dedak dan sisa-sisa
makanan dan pakan kambing berupa hijauan rumput dan pohon-pohon pakan yang ada
disekitar rumah dan lading/kebun.
Sasaran dari usahatani pekarangan adalah tenaga kerja sisa setelah dialokasikan
kepada usahatani pokoknya. Biasanya penanganan dilakukan pada pagi sebelum ke
sawah atau sore setelah pulang dari sawah. Manajemen pekarangan umumnya dilakukan
oleh ibu rumah tangga yang dibina melalui kelompok usaha. Dengan meningkatkan
pemanfaatan pekarangan tenaga kerja yang luang dapat diarahkan pada kegiatan yang
lebih produktif.

16.3. PENGEMBANGAN USAHA KECIL AGRIBISNIS


Usaha Kecil adalah suatu organisasi usaha yang hidup ditengah-tengah lingkungan
sosial. Usaha Kecil bukan benda mati atau mahluk hidup tanpa komunitas sehingga
keberadaan serta pertumbuhan dan perkembangannya sangat bergantung kepada
masyarakat. Dari lingkungan masyarakat, suatu Usaha Kecil memperoleh berbagai input
produksi, tenaga kerja serta kemungkinan juga dana. Kemudian, kepada lingkungan
masyarakat pula Usaha Kecil memasarkan produk barang maupun jasa yang
dihasilkannya.
Karakteristik usaha kecil yang menjadi pembeda dengan usaha besar antara lain adalah
(Sudoko, 1995) :
1. Mempunyai skala usaha yang kecil, baik modal, penggunaan tenaga kerja, maupun
orientasi pasar.
2. Banyak berlokasi dipedesaan, kota kecil atau pinggiran kota besar.
3. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitarnya.
4. Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi
5. Pengelolaan usaha dengan administrasi yang sederhana.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 395
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

6. Sering tidak memenuhi persyaratan ijin usaha


7. Struktur modal sangat terbatas.
Kondisi saat ini, dari sekian banyak program pemberdayaan masyarakat yang
berbasis kewirausahaan dan usaha kecil hanya beberapa saja yang berjalan mulus dan
berhasil sukses. Sisanya hanya sebatas proyek yang lepas tanpa pembimbingan dan
pembinaan yang berkelanjutan. Habis masa kerja proyek maka lepas pula masa
pembimbingan dan pembinaan. Sehingga keberlanjutan (sustainable) program
pemberdayaan hanyalah catatan dalam awal proposal proyek dan pencanangan program
saja. Melalui metode partisipatif dengan menumbuhkan peran dan jiwa kewirausahaan,
setidaknya masyarakat akan merasa memiliki dari apa yang telah dan sedang mereka
kembangkan. Dalam hal ini masyarakat akan lebih banyak mengambil keputusan dari
pelaksanaan program, karena tujuan dari program tersebut adalah solusi untuk
permasalahan mereka.
Pemberdayaan usaha kecil secara partisipatif merupakan strategi dalam paradigma
pembangunan yang berpusat pada rakyat (people centered development). Model
pendekatan ini menekankan pada pentingnya kapasitas masyarakat dalam meningkatkan
kekuatan internal dalam pengelolaan usaha kecil. Pembangunan yang berpusat pada
rakyat sebagai antitesis pembangunan yang berorientasi industri merupakan alternatif baru
untuk meningkatkan hasil produksi pembangunan dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat yang terus bertambah dan meningkat.

16.4. POTRET USAHA KECIL AGRIBISNIS


Usaha Kecil (Small Business) mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi nasional terutama dalam hal penyediaan lapangan usaha,
kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan ekspor non migas
dan dalam memperkuat struktur industri nasional. Namun demikian, dalam
perkembangannya, masalah yang dihadapi tidaklah sedikit, baik masalah eksternal
maupun masalah internal, antara lain : (1) iklim usaha yang belum mendukung tumbuh dan
berkembangnya usaha kecil secara optimal sesuai dengan potensinya; (2) sarana dan
prasarana usaha yang berorientasi pengembangan usaha relatif terbatas; (3) kemampuan
berwirausaha dari masyarakat sebagai pelaku usaha kecil masih belum berjalan secara
optimal dan (4) sikap profesional seorang pengusaha belum membudaya. Permasalahan

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 396
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

utama lainya yang erat terjadi dalam sebuah organisasi usaha kecil di bidang agribisnis
diantaranya adalah :
1. Lemah di bidang organisasi dan manajemen
2. Lemah dalam struktur permodalan, akses terhadap sumber permodalan terbatas.
3. Sulit memperoleh akses dan peluang pasar.
4. Rendahnya kualitas SDM.
5. Panjangnya rantai distribusi.
6. Sistem kemitraan lebih banyak menguntungkan mitra usaha besar.
7. Egosentris yang tinggi

16.5. STRATEGI PENGEMBANGAN


16.5.1. Kerjasama
Salah satu usaha untuk menyikapi tantangan dan kelemahan-kelemahan usaha
kecil agribisnis adalah dengan membuat jaringan kerja kelompok. Jaringan kerja tersebut
dapat dirancang melalui suatu organisasi yang menghimpun sekelompok orang dengan
kesamaan visi dan misi. Setiap orang memiliki keterbatasan tertentu, seperti adanya
lingkup kurva dengan titik maksimalnya dan pada umumnya tidak semua orang ahli dalam
setiap hal.
Bagian terbesar dari tingkah laku kehidupan kita adalah tingkah laku organisasional
sebagai anggota atau klien dari berbagai organisasi. Ini tidak berarti bahwa kita dapat
memandang organisasi sebagaimana yang dilakukan oleh manajer kawakan. Banyak
organisasi menemukan bahwa cara terbaik untuk memotivasi anggota adalah dengan
memberi perhatian yang lebih cermat terhadap cara pengelolaan kelompok kerja.
Contohnya Ford, sebuah perusahaan mobil yang hampir jatuh kembali bangkit pada akhir
tahun 1980-an dengan pendekatan tim. Kelompok kerja mulai dari perancangan sampai ke
perakitan tampil bersama-sama dan memberikan sumbangannya pada semua aspek
produksi sejak awal. Tidak ada lagi arus informasi linear dari bagian ke bagian, namun
semua bidang fungsional bergerak maju bersama. Dengan cara ini masalah-masalah dapat
segera diketahui dan setiap bagian dengan cepat dapat mengambil feed back.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 397
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

16.5.2. Membangun Team Work


Team work yang elegan dan kokoh ternyata tidak dapat dibangun begitu saja,
melainkan ada prasyaratnya,yaitu kepercayaan. Dengan demikian rasa saling percaya
tanpa ada rasa saling curiga antar karyawan, pimpinan bahkan pemilik perusahaan adalah
prasyarat utama membangun sebuah team work yang elegan, kokoh, dan tidak mudah
diintervensi oleh pihak luar. Konon digambarkan bahwa orang Indonesia secara
perorangan lebih pintar dari rata-rata orang Jepang, tetapi sayangnya orang Indonesia
apabila berkumpul hasilnya selalu lebih jelek. Berbeda dengan orang Jepang, yang terjadi
malah sebaliknya (orang Jepang kalau sudah berkumpul, dunia bisa mereka kuasai). Di
Jepang, seorang individu adalah bagian dari sebuah tim, mereka memiliki team work yang
sangat bagus.

16.5.3. Mengelola Kelompok


Langkah pertama dalam mengelola kelompok secara efektif adalah mengetahui
karakteristik kelompok mengembangkan peran, norma, dan kepaduan kepemimpinan
(Stoner dan Freeman). Dua peran besar yang harus diperankan oleh seorang pemimpin,
baik formal maupun informal adalah : (1) peran tugas, pemimpin mengarahkan kelompok
menuju penyelesaian aktivitas yang hendak dicapai, (2) peran pembentukan dan
pembinaan kelompok dimana pemimpin mencoba memenuhi kebutuhan sosial kelompok
dengan mendorong rasa solidaritas. Kombinasi kedua peran tersebut akan memberikan
sinergi yang besar terhadap efektifitas kerja kelompok.
Norma kelompok tercipta dari kebiasaan perilaku masyarakat sehari-hari. Penyesuaian diri
individu terhadap kelompok menjadi penting agar tidak terjadi perasaan tertekan bagi si
penyimpang. Penyesuaian diri dengan norma bermanfaat didalam menjawab pertanyaan,
bagaimana harus berperilaku antar sesama anggota satu sama lain sehari-hari. Hal ini
secara psikologis akan berpengaruh terhadap suasana kerja dalam kelompok.
Kepaduan kelompok atau solidaritas merupakan petunjuk penting mengenai beberapa
besar pengaruh kelompok secara keseluruhan atas anggota perorangan. Semakin padu
maka semakin positif individu merasakan keanggotaannya dalam kelompok dan semakin
besar pengaruhnya. Jika loyalitas anggota sudah timbul maka pelanggaran terhadap
norma-norma yang telah diterapkan dapat dieliminir. Selain itu kesalapahaman dapat
diakomodir dan output yang dihasilkan lebih seragam. Strategi yang bisa diterapkan untuk

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 398
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

meningkatkan keterpaduan antara lain: (1) memperkenalkan persaingan, (2) meningkatkan


ketertarikan antar pribadi, (3) meningkatkan interaksi, (4) menciptakan tujuan bersama dan
rasa senasib.

16.5.4. Mengembangkan Kelompok Kerja


Dalam era reformasi kita bertekad untuk membuka seluas-luasnya koridor
kemerdekaan untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan pikiran. Kita ingin mengakhiri
kebijakan lama yang serba tunggal, yakni keharusan untuk membentuk satu wadah saja
sebagai organisasi tempat berkumpul kalangan profesi tertentu.
Kegiatan usaha komersil selalu mengacu pada upaya menciptakan keuntungan (profit
making), namun dalam menciptakan suatu paradigma baru untuk menjadi making profit for
the stake holder. Tersirat bahwa bisnis harus menguntungkan bagi pihak yang
berkepentingan yaitu tidak hanya pemilik, karyawan, lingkungan maupun masyarakat.

16.5.5. Membangun Kemitraan dan Jaringan Usaha


Pola kemitraan dan jaringan usaha yang dibangun harus berdasar prinsip bisnis
yang saling menguntungkan dan merupakan pengejawantahan dari kebersamaan
berusaha, bertumbuh dan berkembang bersama, bekerjasama sambil bersaing serta
keadilan dalam pembagian nilai tambah. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam
hubungan kemitraan adalah permasalahan pokok petani sebagai plasma di awal
keimitraan, yaitu perubahan pola kerja petani. Perubahan tersebut menuntut kemampuan
petani dalam mengadopsi teknologi, system pengelolaan usahatani, pola tanam dan
penanganan pasca panen. Pihak industsri yang menjadi inti dalam kemitraan akan
menetapkan criteria yang harus dipenuhi petani, diantaranya (1) akses terhadap lahan, (2)
kemamppuan mengadopsi teknologi baru, (3) potensi mengorganisasi kegiatan produksi (4)
mentaati kesepakatan yang sudah di buat, displin, loyal, jujur dan memiliki komitmen, (5)
kemmapuan mebayar kembali kredit (pinjaman) sarana produksi.
Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan dalam pembangunan kemitraan dan
jaringan usaha diantaranya adalah :
1. Perlunya promosi yang memadai tentang potensi agroekosistem unggulan yang kondusif
kepada dunia usaha dan lembaga-lembaga yang berperan sebagai mitra usaha. Hal ini
sedikitnya dapat dilakukan oleh kelompok usaha dan juga oleh pemerintahan setempat.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 399
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

2. Menumbuhkan kesadaran calon investor tentang segi positif dari investasi dalam dunia
agribisnis melaluin kelompok uasaha kecil agribisnis. Hal ini dapat dicapai melalui
kegiatan pameran dan usaha-usaha yang menekankan kemanfaatan jangka pendek
maupun jangka panjang pengembangan kemitraan agribisnis petani-pengusaha.
3. Pengembangan forum komunikasi pemaduan system dengan lembaga-lembaga
penunjang seperti lembaga bisnis, penyuluh, dinas sektoral, pengembang iptek, dll.
Pola kemitraan yang berkembang saat ini, diantaranya adalah (Sumarjo, 2001) :
1. Pola kemitraan inti plasma: Merupakan pola hubungan kemitraan antara
petani/kelompok usahatani atau kelompok mitra sebagai plasma dengan perusahaan inti
yang bermitra usaha. Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi, bimbingan
teknis dan manajemen serta manmpung dan memasarkan hasil produksi. Kelompok
mitra usaha harus memebuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang
telah disepakati.
2. Pola subkontrak: Merupakan pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan
kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra
sebagai bagian dari produksinya. Biasanya ditandai dengan
adanya kesepakatan kontrak bersama mencakup volume, harga, mutu dan waktu.
3. Pola kemitraan dagang umum: Merupakan pola hubungan usaha dalam pemasaran hasil
antara pihak perusahaan pemasar dengan pihak kelompok usaha pemasok kebutuhan
yang diperlukan oleh perusahaan pemasar.
4. Pola kemitraan keagenan: Merupakan bentuk kemitraan dengan peran pihak
perusahaan menengah atau besar memberi hak khusus untuk memasarkan barang atau
jasa usaha perusahaan atau usaha kecil mitra usaha. Perusahaan besar/menengah
bertanggungjawab atas mutu dan volume barang, sedangkan usaha kecil mitranyya
berkewajiban memasarkan produk atau jasa tersebut.
5. Pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis: Merupakan pola hubungan bisnis,
dimana kelompok mitra menyediakan lahan, sarana dan tenaga. Sedangkan pihak
perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen dan pengolahan sarana
produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditi agribisnis.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 400
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

16.6. PEMASARAN HASIL PERTANIAN

Sebagai Negara agraris, Indonesia memiliki banyak hasil bumi (pertanian),


termasuk didalamnya hasil pertanian sawah, perkebunan, hortikultura, peternakan,
perikanan dsb. Hasil pertanian dan perkebunan yang banyak dihasilkan ialah : jagung,
kacang ijo, kacang tanah, bawang, cabe, sayuran, dll. Hasil perkebunan diantaranya
adalah karet, kopra, gula tebu, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, cengkeh, kapuk, kelapa
sawit, kayu putih, dll. Hasil hutan antara lain kayu jati, kayu kamper, rasamala, damar,
gambir, dll. Hasil peternakan diantarnya adalah telur, daging, susu, dan sebagainya, serta
dari hasil perikanan darat dan laut seperti beragam ikan, udang, dll. Semua hasil tersebut
memerlukan penanganan yang cepat melalui kegiatan pemasaran, karena kebanyakan
hasil pertanian tersebut mudah rusak dan busuk.
Kekhasan lain dari produk hasil pertanian yang menjadi kelemahan dalam kegiatan
pemasaran adalah :
1. Barang mudah rusak dan busuk. Terutama sekali untuk hasil pertanian yang brupa
sayuran. Sifat barang ini memerlukan system pemasaran yang cepat dan terencana.
2. Produksinya terpencar-pencar. Jarang sekali hasil pertanian yang terpusat pada suatu
daerah. Dalam hal ini dibutuhkan pengumpul hasil pertanian dalam jumlah kecil-kecil,
sehingga menjadi jumlah yang besar sehingga barang tersebut menjadi lebih berarti bila
diangkut ke kota besar.
3. Produksi bersifat musiman dan cenderung berskala kecil. Produk pertanian sangat
tergantung pada alam, hal ini memberikan konsekuensi tersendiri
terhadap harga. Lebih-lebih pengusahaanya kebanyakan dilakukan sub-sisten oleh
masyarakat pedesaan, dalam arti belum berskala industri.
4. Masyarakat petani kurang memahami konsep pemasaran. Hal ini terutama sekali terkait
dengan mutu produk dan meningkatkan efisiensi cara kerja ditinjau dari aspek pasar.
Para petani cenderung berorientasi bahwa produk hasi tani mereka dapat terjuan
dengan cepat.
5. Transportasi. Hasil pertanian termasuk produk yang sangat memakan tempat, sehingga
memerlukan gudang besar dan armada pengangkutan. Terlebih lagi apabila lokasi
pertanian dengan gudang dan pasar cukup jauh, transportasi akan menjadi kendala
tersendiri.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 401
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

6. Persaingan dan pengaruh tengkulak. Para petani dengan segala kelemahanya tidak
mampu menghadapi para tengkulak, yang memiliki uang. Praktek ijon terpaksa
dilakukan petani karena kebutuhan akan uang tunai dan juga kekhawatiran akan harga
yang merosot saat panen.
Kegiatan pemasaran dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen, penyediaan
barang yang relevan, penentuan harga dan memperkenalkan produk kepada konsumen.
Proses selanjutnya adalah analisis peluang pasar yang bertujuan untuk mengetahui
prospek pemasaran suatu komoditi usaha. Beberapa indicator umum tentang prospek yang
baik adalah perilaku harga suatu komoditi diwaktu lalu dan saat analisis dilakukan. Pasar
untuk komoditi pertanian cenderung berbentuk pasar persaingan. Hal ini setidaknya
merupakan indicator awal akan tingginya tingkat persaingan. Oleh karena itu, para pelaku
usaha/wirausaha dituntut memiliki kemampuan yang terampil tidak saja pada aspek
produksi tetapi juga pada aspek pemasaran. Keberhasilan produk-produk pertanian dari
Thailand menembus pasar Indonesia dengan istilah “ Bangkok Mania “ menjadi bukti
betapa pentingnya peranan pemasaran.
Macam-Macam Pasar Hasil Pertanian:
1. Pasar Lokal: Pasar local adalah pasar pengumpulan (local assembling markets), disebut
juga pasar petani (groves markets). Pasar ini terdapat pada daerah-daerah produksi,
contohnyna pasar yang terletak didaerah produsen sayuran, atau kadang hasil pertanian
dari hasil petani ini langsung diambil oleh pasar sentral melalui leveransir atau tengkulak.
2. Pasar Sentral: Disebut juga sebagai pasar terminal (terminal markets). Barang yang
dijual berasal dari pasar local, dan terkadang langsung dari produsen (petani). Contohnya
pasar induk atau terminal agribisnis.
3. Jobbing Markets: Pasar ini berfungsi untuk menyebarkan barang-barang konsumen
seperti buah-buahan, sayuran, ternak, telur. Jobbers (pedagang) menerima barang dari
pasar sentral, kemudian menjualnya ke pedagang eceran.
4. Secondary Markets: Berfungsi sama dengan Jobbing Markets, tetapi sasaranya adalah
untuk penggilingan dan pabrik-pabrik local. Misalnya cengkeh yang langsung di suplai ke
pabrik-pabrik rokok atau gandum untuk pabrik terigu.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 402
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

16.6.1. Suatu Kasus Pemasaran Hasil Pertanian


Saat ini terjadi perubahan orientasi dalam melakukan suatu usaha. Kalau dulu
pengusaha itu berorientasi pada produksi atau bagaimana caranya membuat makanan
sebanyak-banyaknya, maka sekarang ini berubah menjadi orientasi pada pasar atau
bagaimana pengusaha itu dapat menjual makanan hasil produknya sebanyak-banyaknya.
Kalau pengusaha masih berorientasi pada produksi, maka seringkali para pengusaha itu
mengeluh karena makanannya itu tidak laku, sehingga harus dibawa pulang atau daripada
membusuk harus dijual dengan harga yang sangat rendah. Kalau pengusaha itu
berorientasai pada pasar, maka kerugian menjadi semkain kecil, karena makanan hasil
produknyahabis atau sebagian besar terjual. Bahkan, seringkali kekurangan, karena yang
meminta lebih banyak dari yang disediakan atau diproduksi oleh pengusaha. Namun, untuk
menjadikan seorang pengusaha berorientasi pada pasar, beberapa hal perlu diperhatikan
yaitu:
1. Memberi bekal kepada pengusaha tersebut kemampuan atau jiwa wirausaha yaitu
berani menanggung resiko, pantang menyerah dan bekerja keras.
2. Memberi bekal kepada pengusaha tersebut kemampuan memasarkan atau mengelola
pasar, yaitu bagaimana mengerti dan memahami siapa pelanggannya, bagaimana
menemukan apa yang dibutuhkan oleh pelangggan, bagaimana menemukan pengaruh
luar apa yang mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli, dan bagaimana
cara menarik pelangggan menyukai makanan dan minuman yang dijual.
3. Konsep “berorientasi pada pasar” bagi pengusaha makanan dan minuman dibentuk oleh
tiga komponen, yaitu kebutuhan dan keinginan pelanggan, mengorganisasikan
pekerjaan, dan pencapaian tujuan.
Pemasaran yang benar harus dimulai dari pelanggan. Pengusaha mempertanyakan
“Apa yang ingin dibeli oleh pelanggan?” Pengusaha itu tidak mengatakan “Ini makanan dan
minuman yang mampu dijual oleh kami”. Pengusaha itu mengatakan “Ini kepuasan yang
dicari oleh para pelanggan”. Makanan dan minuman yang enak menurut pengusaha itu
belum tentu dibeli oleh pelanggan, jika pelanggan itu belum pernah memakannya atau
belum mengenalnya. Oleh karena itu, setiap waktu pengusaha harus memperhatikan
perkembangan kebutuhan pelanggan, seperti bagaimana kebiasaan makan dan minum
pelanggan, berapa banyak yang bisa dibeli oleh pelanggan, apa alasan pelanggan itu
membeli, dan lain sebagainya. Untuk melaksanakan hal ini, maka pengusaha harus

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 403
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

membuka komunikasi atau berbicara dengan pelanggan. Ada baiknya jika pengusaha
menanyakan hal-hal tersebut kepada pelanggan. Semakin baik pengusaha itu mengenal
pelanggannya, maka semakin banyak pula pengusaha itu mengetahui kebutuhan
pelanggannya itu.
Pekerjaan pengusaha makanan produk pertanian terpaadu bukan hanya membuat
makanan yang enak dan lezat. Tetapi, juga bagaimana mendapatkan bahan baku yang
baik, berkualitas dan murah, bagaimana mengolah bahan baku itu menjadi makanan yang
disukai oleh pelanggan, bagaimana menyajikan makanan itu ke pelanggan, bagaimana
memberitahukan kepada pelanggan bahwa makanan yang dibuat itu enak, bergizi dan
berguna bagi pelanggan, dan terakhir bagaimana mempertahankan itu semua sehingga
pelanggan terus-menerus merasa puas.
Pekerjaan-pekerjaan itu harus dikemas oleh pengusaha sebagai salah satu faktor
keberhsilan dalam pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Oleh karena itu, dengan
pelanggan yang makin tahu semua pekerjaan diatas, maka pelanggan tidak khawatir lagi
bahwa makanan yang dibelinya itu tidak mahal dan tidak bergizi, bahkan pelanggan akan
yakin bahwa makanan yang dibelinya itu halal dan menyehatkan. Dengan demikian, dalam
melakukan semua pekerjaan diatas harus selalu dengan perhitungan dan perencanaan
yang baik dan sukaria. Karena pengusaha tersebut adalah pemilik dan sekaligus manager,
maka pembagian pekerjaan perlu dilakukan jika pekerjanya lebih dari satu. Akhirnya
kerjasama antar pekerja membuat semua pekerjaan di atas menjadi efektif dan efisien.
Cara praktis memudahkan pekerjaan-pekerjaan diatas adalah dengan “senyum”. Apapun
keruwetan yang dihadapi, ketika pekerjaan itu dilihat oleh pelanggan, maka pelanggan
tetap harus diberi roman keceriaan, misalnya dengan senyuman. Hal ini karena, kunci
utamanya dibeli makanan yang dijual bukan terletak pada rasa makanan tersebut, tetapi
lebih kepada kontak komunikasi antara pengusaha atau pekerjanya dengan pelanggan.
Ada pepatah mengatakan “semakin kenal maka semakin sayang”.
Tujuan utama pengusaha makanan dan minuman adalah terjualnya semua
makanan yang dijual atau disebut sebagai volume penjualan atau jumlah yang terjual.
Semakin banyak yang terjual semakin berhasil mencapai tujuannya. Oleh karena itu,
supaya terjual habis maka pengusaha harus terus menerus memperbaiki kualitas daan
citra mkanannya. Memperbaiki kualitas dan membangun citra makanan dan minumannya

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 404
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

itu harus dimulai dari membangun citra dirinya, sehingga kejujuran dan tingkat perhatian
pengusaha terhadap pelanggan harus tetap tinggi.
Pengusaha makanan saat ini, harus mempelajari secara cepat siapa yang akan
menjadi pembeli dari makanan yang dijualnya. Perlu diingat bahwa pelanggan itu membeli
makanan yang dijualnya. Perlu diingat bahwa pelanggan itu membeli makanan yang dijual
melalui beberapa tahap, yaitu tahap awal mengenal dahulu, kemudian tertarik, kemudian
mengevaluasi, kemudian mencoba, dan baru membeli atau menjadi pelanggan. Oleh
karena itu, pengusaha harus sudah memahami betul makanan dan minuman yang
dijualnya, sehingga ketika ditanya oleh pelaanggan, maka pengusaaha dapat menjelaskan
dengan memuaskan. “Jika pelanggan mengeluh, maka keluhan itu harus disampaikan
pertama kali kepada pengusaha”, dan pengusaha yang berhasil adalah yang menerima
keluhan itu dengan senang hati.

16.7. PENUTUP

Harapan pembangunan yang berkelanjutan dan dirasakan milik masyarakat perlu


didorong dan dikembangkan secara bertahap. Jiwa partisipatif masyarakat adalah
solidaritas sosial yang didasarkan pada perasaan moral bersama, kepercayaan bersama
dan cita-cita bersama. Secara umum, pemberdayaan kewirausahaan usaha kecil dapat
dilakukan secara partisipatif dengan berbasis pada prinsip dasar sebagai berikut : (1)
memandang masyarakat sebagai subjek, (2) praktisi menempatkan diri sebagai insider, (3)
masyarakat yang membuat model, peta, diagram, mengkaji/mengagalisis, menyajikan
hasil, mengkaji ulang dan merencanakan kegiatan usahanya, dan (4) model pemberdayaan
dan partisipatif masyarakat dalam menentukan indikator social.
Akhirnya, apabila kita pelajari situasi dan kondisi saat ini, dimana masyarakat sudah
mampu menilai dan mengambil keputusan. Maka peran-peran agen perubah masyarakat
harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada mereka untuk secara partisipatif
menentukan program pembangunannya. Pengembangan kewirausahaan secara partisipatif
akan merangsang necessary condition dan mendukung cita-cita pembangunan yang
sesungguhnya.**

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 405
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Adimihardja, K. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press.


Bandung
Adjid, Dudung Abdul. 2001. Makalah: “Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Untuk
Pemberdayaan Petani Dalam Membangun Pertanian Berwawasan
Agribisnis”. Lokakarya Penyuluhan Pertanian dalan Era Otonomi Daerah.
Sukabumi: PERHIPTANI.
Alma. B. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung
Anonim. 1982. Alat Peraga dalam Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta
Anonim. 1999. Menuju Pertanian Tangguh. Yayasan pengembangan Sinar Tani. Jakarta

Anonimous. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Th 2006 tentang Sistem


Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan.

Anonimous. 2008. Peraturan Menteri Pertanian NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2008


tentang Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian.

Anonimous. 2008 . Peraturan Menteri Pertanian NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008.


Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya Dan Penyuluh Pertanian
Swasta.

Anonimous. 2008. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.


PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian
dan Angka Kreditnya. Jakarta : Badan Pengembangan SDM Pertanian.

Anonimous. 2008. Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara nomor 54/Permentan/OT.210/11/2008 nomor 23 Atahun 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan ungsional Penyuluh Pertanian dan
Angka Kreditnya. Jakarta : Badan Pengembangan SDM Pertanian.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 406
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Anonimous. 2009. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor


35/Permentan/OT.140/7/2009 tanggal 24 Juli 2009 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Jakarta.

Anonim (2009). Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Peraturan Menteri


Pertanian Nomor : 25/Permentan/OT.140/5/2009 tanggal : 13 Mei 2009

Anonim. 2000. Perumusan Programa Penyuluhan Pertanian, Departemen Pertanian.

-----------. 2001. Buku 1 Media Visual dalam Pelatihan dan Penyuluhan. Pusat Manajemen
Pengembangan SDM Pertanian. Ciawi.

-----------. 2001. Buku 2 Media Visual dalam Pelatihan dan Penyuluhan. Pusat Manajemen
Pengembangan SDM Pertanian. Ciawi.

Anonim. 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (Bunga Rampai). Yayasan
Mitra Pembangunan Desa-Kota dan Business Innovation Center of Indonesia.
Anonimus, 2002. Kebijaksanaan Nasional Penyelengaraan Penyuluhan Pertanian. Deptan,
Jakarta.

Anonim. 2003. Proses Penyuluhan Kemitraan, Departemen Pertanian.

Anonim. 2003. Laporan Akhir Program Pengembangan Desa Binaan-Institut Pertanian


Bogor.

Anonymous, 2003. Pedoman Umum Pemilihan Metoda Penyuluhan Pertanian. Badan


PSDMP. Departemen Pertanian. Jakarta.

Anonimous, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk


Perencanaan Penyuluhan Partisipatif. Pusat Pengembangan Penyuluhan
Pertanian. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.

Anonimus, 2005. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Badan SDM Deptan, Jakarta.

Anonimous, 2005. Diktat Participatory Rural Appraisal Bagi Penyuluh Pertanian. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor.

Anonim. 2006. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian

Anonimus, 2007. Petunjuk Materi Tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani. Deptan,


Jakarta.

__________, 2007. Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Permentan. No.


273/Kpts/OT.160/4/2007. Dep.Tan. Jakarta.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 407
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

__________, 2007. Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu
Penyuluh Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian. No.
37/Permentan/OT.140/3/2007.

Anonim. 2009. Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, Departemen


Pertanian

Anonimous, 2015. Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh


Pertanian Swadaya. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Pusat Penyuluhan Pertanian. Jakarta

Anwar, S. 2000. Kontribusi Penyuluhan Pembangunan Dalam Mendukung Otonomi


Daerah. Disajikan Seminar Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menuju
Terwujudnya Masyarakat Madani di Bogor, 25-26 September 2004.

A.W Van den Ban dan Hawkins (2003). Penyuluhan Pertanian, cetakan ke 6 Kanisius,
Yogyakarta Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian,
Kanisius, Yogyakarta.

Ban, Van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian, Kanisius. Yogyakarta.

Bass, Bernard M. 1981. Stogdill’s Handbook of Leadership. A Survey of Theory and


Research. New York: A Division of Mc Millan Publishing Co. Inc..

Berlo, David K., 1980. The Process of Communication. An Introduction of Theory and
Practice. Michigan State University. USA.

Beirlem, J.G., Scnneeberger, K.C. and Osburn, D.D. Principles of Agribusiness


Management. A Reston Bookl. Prentice-Hall Englewood Cliffs. New Jersey
Bergevin, Paul, Morris. D, Smith, RM., 1966. Adult Education Procedures.
TheSeabury Press New York.

Brannen J. 2005, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Alih bahasa
H.Nuktah Arfawi Kurde, cet. VI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Burhanuddin. 2002. Pengembangan Usaha. Makalah Pedoman Teknis Usaha Pertanian


Terpadu. Program Pengembangan Desa Binaan-IPB

Charon, JM. 1980. The Meaning Sociology. Moorhead State University: Alfred Publishing
Co. Inc.

Cooper R. Donald. 2006. Marketing Research., McGraw- Companies, Inc., N.Y.

Departemen Pertanian, 1980.., . ”Pembinaan Kelompoktani”. Pusat Penyuluhan Pertanian,


Departemen Pertanian, Jakarta.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 408
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Dewan Perwakilan Rakyat, 2006. Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian,


Perikanan dan Kehutanan, Nomor 16. Tahun 2006.

Departemen Pertanian, 2007. Pedoman Penumbuhan, Pengembangan dan Gabungan


Kelompoktani, Peraturan Menteri Pertanian Nomor:273?Kpts?OT.160/4/2007
Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.

Dihansih, E. 1999. Produksi Padi-Itik-Ikan-Duckweed dalam sistem Usahatani di Desa


Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Program Pascasarjana-
Institut Pertanian
Djuarsa Sendjaja, Sasa, dkk. 1999., Pengantar Komunikasi. UT. Jakarta.

Etzioni, A. 1985. Organisasi-Organisasi Moderen. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Fernandes, H.J.X (1984) Evaluation of education programs. National Education Planing


Evaluaion and Curiculum Development. Jakarta.

Garis-Garis Besur Haitian Negara, 1983 (TAP No. IIIMPIZ/1983) Universitas


Indonesia Press Jakarta.

Garnadi, A. 1997. Penggunaan Visual Aid dalam Penyuluhan Pertanian. Direktorat


Penyuluhan Pertanian. Jakarta

Gerungan WA, 1978. Psychology Sosial. Bandung Eresco

http://irfanassya.blogspot.co.id/2012/10/perbedaan-data dan informasi _ 2769. html


(diakses 30 januari 2018)

https://id.wikipedia.org/wiki/CyberExtension (diakses 39 Januari 2018)

http://lppm.ipb.ac.id/index.php Cyber Extension Peluang dan Tantangan dalam Revitalisasi


Penyuluhan Pertanian (diakses 30 Januari 2018)

Ingals, John D. 1973. A Y'rainer Guide to Andragogi, Washington DC: US


Depertement of Health, Education and Walture.

Isaac Stepen & Michael (1984) Hand book in Reasearch and Evaluastion Second edition
Edits Publishers Sandiego California 92107.

Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta

Kartono, Kartini. (1992 ). Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis: Apakah Pendidikan Masih
Diperlukan?. Bandung: Mandar Maju.

Knowless, Malcom, 1977. The Modern Practice of Adult Education Association Press
New York.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 409
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Lunandi, A, G. (1987). Pendidikan orang dewasa. Jakarta: Gramedia.

Mardikanto. T, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University


Press, Surakarta.

Mardikanto. T, 1996. Penyuluhan PembangunanKehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan


Dephut kerjasama dengan Fakultas Pertanian UNS, Surakarta.

Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas Sebelas Maret,


Surakarta.

Mardikanto T, 2009. BUMP ( Badan Usaha Milik Petani ). Facilitator dan PT. GAPOKTAN
Facilitator Sejahtera

Margono Slamet, 1989. “Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian”.. Institut Pertanian


Bogor.

Marzuki, S. 1999. Pembinaan Kelompok. Universitas Terbuka, Jakarta

Mengenal Cyber Extension, Media Penyuluhan Berbasis Internet, Kompas, 8 Desember


2016 (diakses 30 Januari 2018)

MENPAN Nomor: PER/02/MENPAN/2/2008, tentang Jabatan Fungsional Penyuluh


Pertanian dan Angka Kreditnya

Miles B. Matthew., 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode
Baru, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Mosher .T, 1966, Menggerakkan dan Membangun Pertanian, CV .Yasaguna, Jakarta.


Napitulu, W P. 1975. Prinsip -Prinsip Pendidikan Orang Dewasa. Proyek
Pengembangan Pendidikan Masyarakat (P3M). Jakarta.

Padmowiharjo, S. (1996). Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Universitas Terbuka

Padmo, S. 2000. Media Penyuluhan Pertanian dan komunikasi . Departemen Pertanian.


Jakarta

Padmowihardjo, S., 2000. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian, Universitas Terbuka,
Jakarta.

PENMAS, 1975. Proyek Pengembangan Pendidikan Masyarakat (P3M). Jakarta

Purnomo. 1999. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Terbuka

----------- 2009, Modul Diklat Dasar Fungsional bagi Penyuluh Pertanian Alih Kelompok,
Yogyakarta.

Samana A. 1994, Profesionalisme Keguruan. Cet. 1. Yogyakarta: Kanisius

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 410
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Sadiman, A.S. 1990. Media Pendidikan. Cv. Rajawali Citra. Jakarta.

Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta,


Bandung.

Santoro S Hamijoyo, 1957. Pendidikan Masyarakat 1. Ganeca. Bandung.

Setiana L., 2005. Teknik Penyuluhan dan pemberdayaan Masyarakat. Penerbit

Graha Indonesia. Ciawi. Bogor.

Slamet, Margono dan Sumardjo. 2002. Kelompok, Organisasi, dan Kepemimpinan.


Kumpulan Materi Kuliah KOK. Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan.
Bogor: Sekolah Pascasarjana-IPB.

Slamet M. 2003. Membentuk Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor : IPB Press.

Sm ith, Robert M. George F. Aker and J.R. idd, 1970. Handbook of Adult
Education. Macmillan Publising Co., Inc., New York.

Soedijanto, 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Agribisnis., Departemen


Pertanian, Jakarta

Soedarsono T, 2006. Dinamika Kelompok. Modul UT, Jakarta.

Soekandar W, 1976. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian, CV. Yasaguna, Jakarta.

STPP Magelang, 2006, Prosedur Penelitian penyuluhan Pertanian, Workshop Action


Research, 5 -7 Desember 2006 di Magelang

STPP Magelang Jurluhtan Yogyakarta, 2007, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Volume 3, Nomor
1, Juli 2007, ISSN 1858-1226, Yogyakarta

Stufflebeam, DL & Shinkfield, A.J., (1985). Systematic evaluation. Massachuccetts: Kluwer-


Nijohoff Publishing.

Sudjana, N. dan A. Rivai. 1990. Media Pengajaran. Sinar Baru. Bandung

Sugarda Purbakawaca, 1972. Pendidikan Dalam Alam Indonesia Merdeka. Gunung Agung.
Jakarta Suryana. 2001. Kewirausahaaan. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

Suprapto L., dan Fahrianoor, 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek. Arti
Bumi. Yogyakarta

Suyatna Besar Atmaja, 1977. Pendidikan Masyarakat, Pribadina, bandung.

Suyatna Besar Atmaja 1984. Pengantar Andragogi, Jurusan PLS FIP Bandung.

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 411
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Syamsiah M. 1996. Dasar-Dasar Penyuluhan (Modul UT). Jakarta : Universitas Terbuka.


Tartib Prawirodihardjo, 1962- Comunity Education Indonesian. Paper: Jakarta.

Totok Mardikanto. 2009, Sistem Penyuluhan Pertanian. Cet.1, Surakarta: UNS Press

Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan,


dan Kehutanan, Jakarta

Wahjuti, Umi., 2006. Metoda dan Teknik Penyuluhan Pertanian. UT. Jakarta.

___________, 2007. Metodologi Penyuluhan Pertanian Partisipatif. “Sinar Mentari”


Gender Focal Point Pengembangan SDM Pertanian. STPP. Malang.

Werimon A. (1992). Monitoring dan Evaluasi. Diktat APP Yogyakarta (tidak diterbitkan).

Wibowo S. (1995). Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Diktat APP Yogyakarta (tidak


diterbitkan).

Widodo, S dan Nuraeni. I. 2006. Media Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka.


Jakarta.

Yusuf, Y. 1988. Dinamika Kelompok. CV Armico, Bandung

Zakaria, 2006. Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Pusat Manajemen Pelatihan


Sumberdaya Manusia Pertanan, Ciawi. Bogor

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 412
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 413
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 414
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu


2018 Page 415
Modul Diklat Dasar Bagi Penyuluh Pertanian 2018

Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu

2018 Page 329

Anda mungkin juga menyukai