Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERKOPERASIAN

“Peranan Koperasi dalam Program Pengembangan Ekonomi Secara Nasional untuk


Mewujudkan Kemakmuran yang Adil dan Merata Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada matakuliah perkoperasian”

Nama : Lusy Sefya Andriesti


Nim : 042600355

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM PENDIDIKAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS TERBUKA
BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk
penyelesaian tugas dari mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang dengan tulus serta sabar memberikan sumbangan baik berupa ide,
materi pembahasan dan juga bantuan lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu persatu.

Makalah ini disusun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa. Makalah ini
membahas tentang upaya bela negara bagi kalangan mahasiswa.

Saya menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
berharap kepada Bapak Tutor untuk memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini . Dan saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Bengkulu, 17 mei 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
1.3 TUJUANAN PENULISAN.......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
2.1 PERAN KOPERASI..................................................................................................
2.2 SEJARAH KOPERASI.............................................................................................
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................
3.1 PERKEMBANGAN KONDISI KOPERASI DI INDONESIA SAAT INI
..........................................................................................................................................
3.2 KENDALA BERKEMBANGNYA PERKOPERASIAN DI INDONESIA
..........................................................................................................................................
3.3 KEBUTUHAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP KOPERASI
SAAT INI.........................................................................................................................
3.4 PERAN KOPERASI INDONESIA DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN
EKONOMI NASIONAL ................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan sebuah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh
orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi adalah
badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari
orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap
anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi.
Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut sisa hasil usaha atau SHU biasanya
dihitung berdasarkan andil. Koperasi Indonesia didirikan pada tanggal 12 Juli 1960 oleh
Drs. Moh. Hatta. Pada waktu itu beliau menjabat sebagai Wakil Presiden. Beliau
memang ahli ekonomi. Menurut beliau ekonomi kerakyatanlah yang bisa
mensejahterakan rakyat Indonesia. Atas jasanya di bidang koperasi, Drs. Moh. Hatta
diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Pada awal kemerdekaan, koperasi
berfungsi untuk mendistribusikan keperluan masyarakat sehari-hari di bawah Jawatan
Koperasi, Kementerian Kemakmuran. Pada tahun 1946, berdasarkan hasil pendaftaran
secara sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi terdapat sebanyak 2.500 buah
koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang secara pesat.
Namun karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi titik kehancuran
koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI. Partai-partai memenfaatkan
koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan ada yang menjadikan koperasi sebagai
alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri sendiri, yang dapat merugikan koperasi
sehingga masyarakat kehilangan kepercayaannya dan takut menjadi anggota koperasi.
Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah pemerintah berhasil menumpas
pemberontakan G30S / PKI. Pemerintah bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Namun keadaannya sperti itu, pemerintah pada
tahun 1947 berhasil melangsungkan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain :
1. mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia ( SOKRI )
2. menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputiuasab Kongres
Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada tanggal 12
Juli 1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang antara lain mengambil
putusan sebagai berikut :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia ( Dekopin ) sebagai pengganti SOKRI
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru
Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal
berikut :
1. kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
pengalaman masa lampau mengakibtakan masyarakat tetap merasa curiga terhadap
koperasi
2. pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan antara
lain :
1. menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi
2. memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3. memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun
pertanian yang bermodal kecil
Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu diperbaiki. Cara
membantu mereka adalah mendirikan koperasi di kalangan mereka. Dengan demikian
pemerintah dapat menyalurkan bantuan berupa kredit melalui koperasi tersebut. Untuk
menanamkan pengertian dan fungsi koperasi di kalangan masyarakat diadakan
penerangan dan pendidikan kader-kader koperasi. Pemerintah Republik Indonesia telah
menggariskan dengan tegas bahwa dalam rangka pembangunan nasional, dewasa ini
koperasi harus menjadi soko guru dan wadah utama bagi perekonomian rakyat.
Kebijakan tersebut benar - benar sesuai dengan isi dan jiwa UUD 1945 pasal 33 ayat 1,
yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama,
bangun usaha yang sesuai dengan itu adalah Koperasi. Sehubungan dengan itu, peranan
koperasi menjadi sangat penting karena dalam melaksanakan ekonomi yang secara
bersama - sama dapat menggalang kekuatan yang lebih besar untuk mencapai
kesejahteraan yang lebih baik. Koperasi Indonesia didirikan pada tanggal 12 Juli 1960
oleh Drs. Moh. Hatta. Pada waktu itu beliau menjabat sebagai Wakil Presiden. Beliau
memang ahli ekonomi. Menurut beliau ekonomi kerakyatanlah yang bisa
mensejahterakan rakyat Indonesia. Atas jasanya di bidang koperasi, Drs. Moh. Hatta
diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai Hari
Koperasi. Koperasi merupakan saka guru perekonomian nasional, sehingga dalam
kehidupan perekonomian nasional, sehingga dalam kehidupan ekonomi bangsa
Indonesia koperasi sangat penting, koperasi mempunyai peranan yang sangat penting,
khususnya bagi para anggotanya. Menyadari betapa pentingnya peran koperasi dalam
meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, mari kita menggalakkan kembali
perkoperasian demi kemajuan dan kemakmuran bangsa ini di masa mendatang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan kondisi koperasi di Indonesia saat ini?

2. Apakah kendala berkembangnya perkoperasian di Indonesia?

3. Apa saja kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap koperasi saat ini?

4. Bagaimana peran koperasi Indonesia dalam program pengembangan ekonomi


nasional ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Agar lebih memahami apa itu koperasi serta peranan Koperasi dalam Program
Pengembangan Ekonomi Secara Nasional untuk Mewujudkan Kemakmuran yang Adil dan
Merata Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERAN KOPERASI

Dalam kegiatan usaha koperasi mempunyai peranan sebagai berikut:

 Membantu anggota untuk peningkatan pendapatan/penghasilan

Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi merupakan keuntungan para anggota. Makin besar
jasa seorang anggota terhadap koperasi makin besar pula penghasilan yang diperoleh anggota
itu.

 Menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan

Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota dan juga masyarakat
pada umumnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, koperasi berusaha melakukan kegiatan
sesuai dengan jenis koperasi, seperti di bidang kerajinan, pertanian, dan pertokoan.
Dibukanya lapangan usaha koperasi berarti memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan
menyerap sumber daya manusia pada umumnya.

 Meningkatkan taraf hidup masyarakat

Kegiatan meningkatkan penghasilan para anggota koperasi berarti meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Dengan memperoleh penghasilan yang tinggi kemungkinan akan lebih mudah
memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam.

 Turut mencerdaskan bangsa

Usaha koperasi bukan hanya kegiatan bidang material, tetapi juga mengadakan kegiatan
pendidikan terhadap para anggota. Pendidikan tersebut antara lain diberikan dalam bentuk
pelatihan keterampilan dan manajemen. Dengan demikian, koperasi turut berperan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.

 Mempersatukan dan mengembangkan daya usaha dari orang, baik perseorangan


maupun warga masyarakat.

Koperasi merupakan kekuatan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama.
Misalnya, koperasi pertanian dalam melakukan kegiatan usahanya dapat mempersatukan
usaha para petani guna memenuhi kebutuhannya, seperti usaha pengadaan pupuk, bibit, alat
pertanian, dan menjual bersama produksi pertanian.

 Menyelenggarakan kehidupan ekonomi secara demokrasi

Pada setiap kegiatan, koperasi bertindak bukan atas kehendak pengurus, melainkan
berdasarkan keinginan para anggota, yaitu terlebih dahulu harus dimusyawarahkan. Hal ini
merupakan pencerminan dari pelaksanaan demokrasi ekonomi.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, Pasal 4, Peran dan Fungsi Koperasi adalah:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada


khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.2 SEJARAH KOPERASI

Koperasi pertama kali diperkenalkan oleh seorang berkebangsaan Skotlandia, yang


bernama Robert Owen (1771-1858). Setelah koperasi berkembang dan diterapkan di
beberapa Negara-negara eropa. Koperasi pun mulai masuk dan berkembang di Indonesia. Di
Indonesia koperasi mulai diperkenalkan oleh Patih R.Aria Wiria Atmaja pada tahun 1896,
dengan melihat banyaknyak para pegawai negeri yang tersiksa dan menderita akibat bunga
yang terlalu tinggi dari rentenir yang memberikan pinjaman uang. Melihat penderitaan
tersebut Patih R.Aria Wiria Atmaja lalu mendirikan Bank untuk para pegawai negeri, beliau
mengadopsi system serupa dengan yang ada di jerman yakni mendirikan koperasi kredit.
Beliau berniat membantu orang-orang agar tidak lagi berurusan dengan renternir yang pasti
akan memberikan bunga yang tinggi. Seorang asisten residen Belanda bernama De Wolffvan
Westerrode, merespon tindakan Patih R.Aria Wiria, sewaktu mengunjungi Jerman De
Wolffvan Westerrode menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang
sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Setelah itu koperasi mulai
cepat berkembang di Indonesia, hal ini juga didorong sifat orang-orang Indonesia yang
cenderung bergotong royong dan kekeluargaan sesuai dengan prinsip koperasi. Bahkan untuk
mengansitipasi perkembangan ekonomi yang berkembang pesat pemerintahan Hindia-
Belanda pada saat itu mengeluarkan peraturan perundangan tentang perkoperasian. Pertama,
diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, lalu pada tahun 1927
dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang mengatur Perkumpulan-Perkumpulan
Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun 1933, Pemerintah Hindia-Belanda
menetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933.
Peraturan tahun 1933 itu, hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan
hukum Barat, sedangkan Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan Bumiputra. Setelah
pemerintahan Hindia-belanda menunjukkan sikap diskriminasi dalam peraturan yang
dibuatnya. Pada tahun 1908 Dr. Sutomo yang merupakan pendiri dari Boedi Utomo
memberikan perananya bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kondisi kehidupan rakyat.
Serikat Dagang Islam (SDI) 1927, Dibentuk bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan
ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional
Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Setelah jepang berhasil
menguasai sebagian besar daerah asia, termasuk Indonesia, system pemerintahan pun
berpindah tangan dari pemerintahan Hindia-Belanda ke pemerintahan Jepang. Jepang lalu
mendirikan koperasi kumiyai, namun hal ini hanya dimanfaatkan Jepang untuk mengeruk
keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal
12 juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama
di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.Sekaligus
membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan di
Tasikmalaya. Lalu kita mengenal Moh. Hatta sebagai bapak koperasi. Beliau mengusulkan
didirikannya 3 macam koperasi :

Pertama, adalah koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh
dan pegawai.

Kedua, adalah koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk
peternak atau nelayan).

Ketiga, adalah koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil
guna memenuhi kebutuhan modal.Bung Hatta mengatakan bahwa tujuan koperasi yang
sebenarnya bukan mencari laba atau keuntungan, namun bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan bersama. Anggota koperasi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PERKEMBANGAN KONDISI KOPERASI DI INDONESIA SAAT INI

  Perkembangan dunia saat ini telah memasauki sebuah era baru dalam berbagai bidang
dan sendi kehidupan masyarakat dunia. Perkembangan yang bisa kita sebut sebagai era
globalisasi, pada era ini semakin hilanglah batasan dan semakin terbukanya masyarakat untuk
mendapat informasi. Salah satu ciri dari era globalisasi ini adalah munculnya istilah
perdagangan bebas, dimana masing masing individu dipermudah dalam hal melakukan
hubungan dagang antara satu sama lainnya tanpa adanya batasan atau halangan yang berarti.
Berbagai kesepakatan, jalinan kerjasama, perjanjian multilateral, berbagai kelompok negara
maju dan berkembang, penyatuan mata uang, dan lain-lain, merupakan suatu wujud dari
lintas batas geografis-regional menuju pada kepentingan ekonomi internasional yang tak
terhindarkan. Hal ini bisa kita lihat bahwa saat ini tidak ada satu negara pun yang dapat
berdiri sendiri dan tidak menerima imbas dari era globalisasi ini baik imbas itu positif
ataupun negatif terhadap negara itu sendiri. Disini kita bisa mellihat bagaimana negara kita
ini menghadapi tantangan kedepan dari imbas globalisasi ini. Khusus di bidang ekonomi,
globalisasi menampilkan bentuknya dengan prinsip perdagangan bebas dan perdagangan di
tingkat dunia (world trade). Dengan demikian globalisasi ekonomi ini mengarah pada suatu
aktifitas yang muItinasional. Ungkapan lain untuk proses ini dinamakan juga sebagai
“universalisasi sistem ekonomi” (the universalization of the economic system), Berbagai
institusi-institusi perekonomian dunia akan “dipaksa” untuk mengikuti pergulatan di
dalamnya, termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi badan-badan usaha koperasi yang
banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di Indonesia. Koperasi sebagai salah satu bentuk
dari perekonomian kerakyatan yang bersumber dari UUD 1945 dan Pancasila yang
mengandung ciri khas dari bangsa ini (gotong royong). Bagi Indonesia, jelaslah bahwa
implikasi dari perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan
usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu pola
usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang dihasilkan dari
Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan
juga di luar negeri/pasar internasional. Pertumbuhan koperasi Indonesia dari tahun ke tahun
bisa dibilang cukup menggembirakan ini bisa dilihat dari pertumbuhan koperasi dari tahun
2000 sampai dengan tahun 2008 yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan
dimana terjadi peningkatan sebesar 50.67 % ,namun pengembangan koperasi di Indonesia
yang telah digerakan melalui dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan
dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika
semula ketergantungan terhadap captive market program menjadi sumber pertumbuhan, maka
pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha
terutama KUD. Meskipun KUD harus berjuang untuk menyesuaikan dengan perubahan yang
terjadi, namun sumbangan terbesar KUD adalah keberhasilan peningkatan produksi pertanian
terutama pangan, disamping sumbangan dalam melahirkan kader wirausaha karena telah
menikmati latihan dengan mengurus dan mengelola KUD. Kondisi koperasi Indonesia ini
mungkin juga disebabkan oleh mulai pulihnya kondisi perekonomiaan bangsa ini.
Perkembangan koperasi ini sudah bisa dibilang cukup baik namun dalam hal sisi fokus bisnis
koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan,
pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk
memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di
tingkat daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan jaringan
informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan kebutuhan pendukung
untuk kuatnya kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah dapat mendorong pengembangan
lembaga penjamin kredit di daerah. Melihat perkembangan terakhir di Indonesia ada
kecenderungan bahwa pemerintah cenderung embangun kembali usaha konglomerat yang
hancur dengan cara mengkonsentrasi kemampuan keuangan dengan rekapitulasi bank-bank.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, alternatif terbaik bagi koperasi dan usaha kecil adalah
menghimpun kekuatan sendiri, baik kekuatan ekonomi maupun kekuatan politis, atau baik
sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat, untuk memperkuat posisi
tawar (bargaining position) mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mereka
harus membangun koperasi, baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan dalam satu
kiprah yang simultan, Dengan berkoperasi mereka dapat menghimpun kekuatan kecil-kecil
yang ada padanya, untuk digerakan dan diarahkan dalam rangka memperbaiki posisi
ekonominya. Dengan menguatnya posisi ekonomi dari mereka, pada gilirannya posisi
politisnya pun akan membaik sehingga posisi tawar mereka akan menguat, yang pada
gilirannya eksistensinya dalam penentuan kebijaksanaan perekonomian nasional juga akan
semakin membaik. Hal tersebut dimungkinkan karena koperasi memiliki peluang yang cukup
besar mengingat potensi ekonomi anggota koperasi walaupun kecil-kecil tetapi sangat banyak
dan tersebar, sehingga mampu membentuk kekuatan yang cukup besar baik dari aspek
produksi, konsumsi maupun jasa-jasa. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan melakukan reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh
koperasi dan pengusaha kecil. Keikutsertaan pemerintah dalam program ini dibatasi hanya
sebagai fasilitator dan regulator, melalui suatu mekanisme yang menempatkan koperasi dan
usaha kecil sejajar dengan perusahaan-perusahaan milik swasta dan perusahaan milik
pemerintah. Strategi tersebut merupakan langkah yang perlu diLempuh berdasarkan
pemikiran bahwa dengan program ini memungkinkan  permasalahan yang dihadapi koperasi
dapat ditangani sekangus. Dalam hal ini, selain koperasi memiliki kesempatan untuk eksis
dalam usaha-usaha yang selama ini seakan “diharamkan” untuk koperasi, seperti dalam
pengelolaan hutan dan ekspor/impor. Program ini juga sekaligus juga dapat membuktikan
bahwa koperasi dan usaha kecil mampu berperan sebagai kelembagaan yang menopang
pemberdayaan ekonomi rakyat dalam sistem ekonomi kerakyatan.
Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia secara optimal untuk mempertinggi efisiensi.
Pengaruh dari koperasi terhadap anggota yang berkaitan dengan perubahan sikap dan
perilaku yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan, diantaranya perubahan
teknologi, pasar dan dinamika masyarakat. Selanjutnya hubungan dan pola kerjasama
koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya haruslah serasi. Sifat hubungan tersebut haruslah
saling menguntungkan dan tidak menimbulkan ketergantungan koperasi kepada bangun
ekonomi yang lain, serta dilandasi oleh pola kerjasama antar koperasi sendiri secara
horizontal dan vertikal. Pembangunan kerja sama dengan pelaku ekonomi lainnya
diprioritaskan pada pengembangan hubungan dengan pengusaha menengah dan perusahaan
besar milik negara. Dengan kedudukan dan peranan koperasi yang demikian dan sesuai
dengan kebijaksanaan program pembangunan koperasi dalam era reformasi yang dititik
beratkan pada upaya memandirikan koperasi, reposisi peran koperasi pada hakikatnya
ditujukan menyelaraskan peran koperasi, sesuai dengan ide dan prinsip dasarnya. Di samping
untuk mengembalikan tujuan pembangunan koperasi, reposisi koperasi diprogramkan untuk
mengeliminir permasalahan yang dihadapi koperasi.
3.2 KENDALA BERKEMBANGNYA PERKOPERASIAN DI
INDONESIA

 Beberapa Masalah yang Dihadapi Koperasi Indonesia

Terlepas dari pertumbuhan koperasi kita yang bisa dibilang cukup signifikan ini ada juga
masalah-masalah yang menyerang koperasi di Indonesia ini, beberapa masalah ini antara lain
adalah masalah dalam bidang structural dan dalam bidang pengembangan usaha.

Dalam bidang structural koperasi masalah tersebut dapat kita kelompokan sebagai berikut
:

1. Kelembagaan koperasi yang belum mampu mendorong perkembangan usaha


diakibatkan kurangnya kekuatan, struktur dan pendekatan pengembangan
kelembagaan yang kurang memadai selain itu bisa dibilang bahwa koperasi Indonesia
belum terlalu fleksibel dalam hal peluasan dan perkembangan usaha.
2. Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik,
dalam hal ini struktur organisasi umumnya kurang terampil dalam menghadapi
masalah yang muncul pada koperasi dan dalam hal kreatifitas perkembangan usaha
koperasi tersebut ditambah lagi Mekanisme hubungan dan pembagian kerja antara
Pengurus, Badan Pemeriksa dan Pelaksana Usaha (Manajer) masih belum berjalan
dengan serasi dan saling mengisi.

Sedangkan dalam bidang perkembangan usaha masalah yang masih dapat kita temui antara
lain adalah :

1. Dalam pelaksanaan usaha, koperasi masih belum sepenuhnya mampu


mengembangkan kegiatan di berbagai sektor perekonomian karena belum memiliki
kemampuan memanfaatkan kesempatan usaha yang tersedia.
2. Terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan
lunak untuk mengembangkan usaha, terutama yang menyangkut kegiatan usaha yang
sesuai dengan kebutuhan anggota, di luar kegiatan program pemerintah. Selain itu
koperasi masih belum mampu melaksanakan pemupukan modlal sendiri yang
mengakibatkan sangat tergantung pada kredit dari bank walaupun biayanya lebih
mahal.
3.3 KEBUTUHAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP
KOPERASI SAAT INI
Di negara-negara Eropa, koperasi mampu mencukupi antara 30-40% kebutuhan hidup
masyarakatnya. Artinya, koperasi di sana mampu menyediakan barang dan jasa kebutuhan
masyarakat. Bagaimana indonesia?
 Pertanyaan itu dilontarkan Asisten Deputi Bidang Infobis Koperasi dan Usaha Kecil-
Menengah (KUKM) Prijambodo. Dia berharap, koperasi di Indonesia juga mempunyai
kemampuan menyediakan semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.   “Kami
berharap koperasi-koperasi bidang jasa, juga produsen, maupun simpan pinjam kita mampu
mencukupi kebutuhan anggota dan juga masyarakat pada umumnya,” kata Prijambodo.   
 Untuk itu,  kata Prijambodo, Kementerian Koperasi dan UKM mencoba mengkondisikan hal
melalui optimalisasi produk koperasi yang dihimpun dari para anggota di sentra-sentra
produksi.
  “Program one village on product atau OVOP kita arahkan untuk memproduksi
berbagai kebutuhan masyarakat. Dengan carat itu, diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan pada  impor,” kata dia kepada Neraca. Dia berharap, koperasi bahkan mampu
menciptakan pasar komoditas, baik di tingkat lokal, maupun tingkat dunia. Soal itu, Deputi
Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta menyontohkan, koperasi di
daerah dapat disiapkan menjadi industri pengelola produksi buah kelapa.   Selama ini, kata
Wayan,  industri pengolahan kelapa tidak terkelola secara terpadu. Akibatnya, kesejahteraan
petani pengolahnya tidak kunjung membaik. Petani kelapa sampai saat ini masih
mengandalkan kopra sebagai sumber penghasilan utama. “Tapi karena rendahnya harga maka
kualitas hidup mereka belum beranjak membaik,” kata Wayan.
 Menurut Wayan, Indonesia merupakan negara dengn luas lahan terluas di dunia, yaitu 3,88
juta ha dan mampu memproduksi 19,5 miliar butir kelapa dan 1,2 ton kopra.  Dari luas lahan
sebesar itu, 97% lahan merupakan perkebunan rakyat. “Pengembangan industri pengolahan
kelapa terpadu oleh koperasi akan sangat menguntungkan mengingat ada upaya peningkatan
produksi di dalamnya dengan menekankan bahan baku dari anggotanya,” kata dia. Wayan
menjelaskan, koperasi akan dapat menjaga kualitas dan kuantitas produksi serta stabilitas
harga di tingkat petani. Kendala yang dihadapi para petani saat ini adalah masih banyaknya
praktik ijon. Modusnya, petani tergiur mendapat uang dari praktek ijon yang menerapkan
bunga tinggi. Sebaliknya, kata dia, dengan adanya industri pengolahan, setiap koperasi
mampu meningkatkan prokduktivitas, menyerap banyak tenaga kerja. “Jika demikian,
pendapatan koperasi dan anggota juga meningkat karena berhasil memberi nilai tambah
produk kelapa, dan yang penting mampu menekan impor,” kata Wayan.   
Didukung Regulasi
Sementara itu Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sudjatmoko
menyatakan optimistis bahwa koperasi mampu menjawab tuntutan tidak hanya anggota, tapi
juga masyarakat. “Asalkan didukung oleh regulasi pemerintah, kami yakin koperasi kita
mampu mengejar ketertinggalan dalam memenuhi tuntutan masyarakat maupun pasar bebas,”
kata Agung. Benarkah regulasi pemerintah saat ini sudah memenuhi harapan masyarakat,
Agung mengakui tak banyak regulasi yang dibuat pemerintah mampu menunjang kegiatan
usaha koperasi. Bukan sebaiknya,”ujar Agung.
Karena itu, Agung berharap, siapapun presiden yang terpilih nanti, mampu mengakomodasi
aspirasi atau tuntutan sektor usaha, lebih khusus lagi di kalangan koperasi-koperasi. “Dengan
tetap mengacu pada Pasal 33 UUD 1945, kita berharap pemerintah tak menyeret kalangan
UKM dan koperasi lebur dalam sistem ekonomi liberal. Sebelumnya, Presiden Susilo
Bambag Yudhoyono pernah melontarkan bahwa Indonesia tak bisa menghindarkan diri dari
faham ekonomi pasar bebas sebagai bagian dari politik luar negeri yang bebas dan aktif.
 “Ya kami berharap, apapun, pemerintah tetap harus bertanggung jawab melindungi usaha
dalam negeri, tak bisa pemerintah mengutamakan kepentingan asing dalam bentuk investasi
dan sejenisnya,” kata Agung. “Mudah-mudahan siapapun presiden mendatang yang terpilih
mau memberikan perhatian kepada dunia koperasi,” ujarnya. (saksono).
3.4 PERAN KOPERASI INDONESIA DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN
EKONOMI NASIONAL

Koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang melakukan kegiatan perekonomian
bagi para anggotanya untuk kesejahteraan bersama. Jadi, koperasi identik dengan gerakan
ekonomi rakyat. Pembangunan ekonomi di Indonesia bisa dilihat dari era pemerintahan yang
memimpin negara ini, yaitu orde lama, orde baru dan orde reformasi. Pada era pemerintahan
orde lama telah diselenggarakan kongres koperasi beberapa kali sehingga peraturan mengenai
koperasi disahkan. Ketika itu, pemerintah mengambil sikap yang aktif dalam membina
gerakan koperasi di seluruh Indonesia dengan menyesuaikan fungsi koperasi berdasarkan
semangat UUD 1945 dan Manipol Republik Indonesia tahun 1959. Koperasi diberikan
peranan utama agar menjadi alat untuk ekonomi terpimpin berdasarkan sosialisme ala
Indonesia, sebagai sendi kehidupan ekonomi bangsa, dan dasar pengaturan perekonomian
rakyat. Tujuannya agar bangsa Indonesia memperoleh taraf hidup layak di dalam susunan
masyarakat yang adil dan makmur. Saat orde baru berkuasa, koperasi memiliki Undang-
Undang Perkoperasian yang berisi pokok-pokok koperasi. Undang-undang tersebut adalah
UU No 12/1967 yang salah satu isinya mengenai kedudukan hukum koperasi sebagai wadah
organisasi perjuangan ekonomi rakyat berwatak sosial dan sebagai alat demokrasi ekonomi
nasional. Maka pemerintah berkewajiban membimbing dan membina perkoperasian
Indonesia. Koperasi pun dianggap sebagai kumpulan manusia yang secara bersamaan
memajukan kepentingan ekonomi mereka dan masyarakat.  Koperasi Indonesia berasaskan
kekeluargaan dan gotong royong. Kemudian pada era reformasi, koperasi juga memiliki
peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Gerakan koperasi lebih otonom dan
masih banyak yang berfokus pada bisnis perkoperasian. Koperasi diharapkan lebih berperan
dalam jasa keuangan, pelayanan di bidang infrastruktur serta pembelian yang dilakukan
bersama. Peran koperasi di zaman ini semakin meningkat sebagai:

 Organisasi atau lembaga penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.


 Membantu untuk membangun serta mengembangkan potensi perekonomian bagi
anggotanya yang kebanyakan tidak memiliki akses langsung atau diberi porsi besar
dalam industri keuangan Indonesia.
 Identik dengan perekonomian rakyat sehingga berperan aktif untuk mempertinggi
kualitas perekonomian rakyat kecil serta pelaku usaha seperti UMKM (kecil
menengah).
 Pilar utama ketahanan ekonomi masyarakat Indonesia karena asas gotong royongnya
itu.
 Mampu mewujudkan perekonomian nasional sebagai usaha bersama atas dasar asas
kekeluargaan dan keadilan ekonomi.

Telah banyak fakta mengenai peran penting koperasi di Indonesia, terutama di bidang
ekonomi. Namun, kualitas koperasi perlu terus ditingkatkan agar rakyat Indonesia makin
adil dan sejahtera.

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penjelasan materi diatas menurut pendapat saya adalah dapat diketahui
bahwa koperasi adalah sebuah lembaga keuangan (bukan bank) yang didefinisikan sebagai
kerja sama diantara anggota dan para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
anggota dan masyarakat serta membangun tatanan perekonomian nasional. Pada awal
perkembangannya yaitu di mulai pada tahun 1844 koperasi sudah menjadi sebuah sarana
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari , seiring dengan perkembangannya koperasi mulai
berubah menjadi lembaga yang bukan hanya menyediakan kebutuhan sehari-hari namun juga
menjadi lahan pekerjaan bagi masyarakat. Tujuan dari koperasi sendiri adalah untuk
mewujudkan masyarakat adil makmur material dan spiritual, hal ini dapat terlihat dari
bagaimana sistem dan prinsip koperasi yang mudah sehingga tidak menyulitkan anggota
untuk mencapai tujuan dari koperasi itu sendiri. Namun minat masyarakat yang kurang untuk
ikut serta di dalam koperasi sangat kecil, hal tersebut dikarenakan masih banyak sekali
individu yang menganggap koperasi merupakan lembaga keuangan nonbank yang tidak eksis
atau peringkat dua. Mengapa demikian? Kurangnya partisipasi masyarakat dan sistem yang
apik serta menarik yang menyebabkan sangat sedikitnya peminat terkhusus di Indonesia.
Padahal koperasi memiliki fasilitas yang lengkap untuk membantu memenuhi kebutuhan
anggotanya. Perlunya peran pemerintah untuk membantu menumbuhkembangkan minat
masyarakat terhadap koperasi sangat penting dilakukan.

Permasalahnya yang paling kental di koperasi adalah kurangnya partisipasi masyarakat, maka
untuk menumbuhkembangkan minat masyarakat untuk bergabung dan memajukan koperasi
dibutuhkan peran dari seluruh pihak, dari masyarakatnya sendiri sampai kepada pemerintah.
Sosialisasi secara menyeluruh dan rutin juga perlu diterapkan guna memberi informasi
kepada masyarakat apa saja yang dapat memberi keuntungan apabila masyarakat ikut serta
kedalam koperasi. Perbaikan sistem dan manajemen koperasi juga harus di perhatikan,
mengingat dibutuhkannya tenaga profesional dan manajemen yang tersusun secara baik agar
koperasi dapat terus berkembang dan semakin maju.
DAFTAR PUSTAKA
 BMP MODUL ADPU4330
 http://penabulucooperative.org/peranan-koperasi/

 http://www.anneahira.com/sejarah-koperasi.htm

  http://ninasuryaninina.blogspot.com/2012/11/tugas-ekonomi-koperasi-makalah.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi#Sejarah_koperasi_di_Indonesia
 https://nusaibahtaqiyya.wordpress.com/2017/01/19/perkembangan-dan-kondisi-
koperasi-saat-ini/
 https://www.neraca.co.id/article/42136/dorong-koperasi-mampu-cukupi-kebutuhan-
masyarakat
 https://multiintisarana.com/2019/09/18/peran-penting-koperasi-dalam-pembangunan-
ekonomi-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai