Anda di halaman 1dari 4

Inisiasi 6

PEMIKIRAN SOSIOLOGI AMERIKA

A. Pendahuluan
Para sosiolog Amerika awal lebih dianggap sebagai intelektual sosial yang berciri
politik liberal. Ciri liberalisme sosiologi Amerika awal, pada dasarnya, bertolak
dari keyakinan tentang kebebasan dan pencapaian kesejahteraan individu. Keyakinan
itu lebih banyak dipengaruhi oleh Herbert Spencer yang menerima pandangan evolusioner
dari Darwin dan kemudian dipakainya untuk menganalisa kemajuan sosial. Kemajuan
sosial Spencer-Darwinian itu mengarah kepada pemahaman bahwa fungsi sistem
sosial dapat berevolusi atau mereformasi diri. Dari sudut pandang sosialis, teori
sosiologi Amerika awal membantu merasionalkan eksploitasi, imperialisme
domestik dan internasional, serta ketimpangan sosial yang dipelihara oleh late
capitalism atau Spätkapitalismus. 
Menurut Arthur Vidich dan Stanford Lyman (1985) kemunculan sosiologi
Amerika lebih besar dipengaruhi oleh Agama Kristen (Protestan) dengan misi
menyelamatkan dunia dan semata-mata mengganti satu bahasa (ilmu) dengan
bahasa lain (agama). Mereka menyatakan bahwa dari tahun 1854, ketika sosiologi
untuk pertama kalinya muncul di Amerika hingga pecahnya Perang Dunia I,
sosiologi merupakan "respon moral dan intelektual terhadap masalah kehidupan
dan terhadap pemikiran lembaga serta keyakinan orang Amerika". Para sosiolog
berupaya mendefinisikan, mempelajari, dan membantu menyelesaikan berbagai
masalah dan pada saat yang sama para pendeta bekerja melalui agama untuk
membantu memperbaiki nasib umatnya. 
Ciri lain sosiologi Amerika awal (seperti disiplin ilmu sosial lainnya) adalah
berpalingnya perspektif historis yang berusaha sejalur dengan orientasi
positivistik atau "ilmiah". Keinginan untuk mencapai abstraksi universal dan
metode kuantitatif” menyebabkan ilmuwan sosial Amerika menjauhi model
analisis (interpretasi) yang disediakan ilmu sejarah dan antropologi budaya
serta menjauhi model interpretasi yang ditawarkan oleh Max Weber. Dari pada
membuat interpretasi perubahan historis jangka panjang, sosiolog Amerika lebih
cenderung mengarah pada upaya studi ilmiah terhadap proses-proses sosial jangka
pendek. 
Faktor tambahan lainnya adalah dampak dari teori sosiologi Eropa yang sudah
mapan terhadap teori sosiologi Amerika. Kebanyakan teoretisi Eropa
menciptakan teori sosiologi, sedangkan teoretisi Amerika memanfaatkan landasan
teoretis yang sudah tersedia. Teoretisi Eropa yang paling besar pengaruhnya
terhadap teoretisi Amerika awal adalah Spencer dan Comte. Simmel agak besar
pengaruhnya di tahun-tahun awal, sedangkan Durkheim, Weber, dan Marx tak
begitu besar pengaruhnya di awal-awal tahun pertumbuhan sosiologi Amerika. 
Murid Spencer paling terkenal di Amerika adalah William Graham Sumner
(1840-1910).  Sumner adalah eksponen utama Darwinisme Sosial di Amerika,
meskipun di penghujung hidupnya ia mengubah cara berpikirnya. Pandangannya
cukup liberal dengan menempatkan perlunya kebebasan bagi individu. Sumner
pada dasarnya menganut pemikiran survival of the fittest dalam memahami dunia sosial.
Seperti Spencer, ia melihat manusia berjuang melawan lingkungannya dan yang paling kuat
yang akan berhasil mempertahankan hidupnya. Sumner adalah penyokong agresivitas dan
persaingan antarmanusia. 
Sumner tak banyak diingat sejarah karena dua alasan. Pertama, karena
orientasinya dianggap tak lebih dari upaya melegitimasi kapitalisme kompetitif
dan status quo. Kedua, Sumner gagal membangun landasan yang kuat bagi
sebuah aliran sosiologi. Tetapi beberapa tahun kemudian, bersama muridnya di
Yale, ia berhasil membangun landasan teori tadi di Universitas Chicago. Sumner
cukup sukses dimasa hidupnya meskipun kini ia hanya "diingat oleh segelintir
orang saja". 
Spencer juga memengaruhi sosiolog Amerika Lester Ward (1841-1913). Seperti
halnya Sumner, Ward menerima gagasan bahwa manusia berkembang dari bentuk yang
lebih rendah menuju statusnya yang seperti sekarang. Ia yakin bahwa masyarakat
kuno ditandai oleh kesederhanaan dan kemiskinan moral, sedangkan masyarakat
modern lebih kompleks dan lebih bebas. Bagi Ward, tugas utama sosiologi adalah
meneliti hukum-hukum dasar struktur sosial dan perubahan sosial. Ward tidak
puas bila sosiologi hanya meneliti kehidupan sosial saja. Sosiologi harus
dijadikan ilmu terapan. Sosiologi terapan ini meliputi kesadaran penggunaan
pengetahuan ilmiah untuk mencapai kehidupan masyarakat yang lebih baik.

B. PEMBAHASAN
Inti dari pembelajaran 1 ini menjelaskan sejarah teori sosiologi Amerika
dari modern-klasik, awal abad ke 20 hingga ke 21 atau jaman postmodernisme.
Kita mulai dengan sejarah awal teori sosiologi Amerika leberalisme melaui karya
dua orang teoretisi sosiologi awal, yaitu Summer dan Ward. Tetapi, karya
keduanya tidak meninggalkan kesan abadi dalam teori sosiologi Amerika.
Sebaliknya, aliran Chicago seperti yang terwujud dalam karya teoretisi seperti
terutama Mead, meninggalkan tanda yang kuat dalam teori sosiologi terutama
dalam interaksionisme simbolik.
Sementara aliran Chicago masih berkuasa, sebuah bentuklain teori
sosiologi mulaitumbuh di Harvard. Sorokin memainkan peran penting dalam
mendirikan sosiologi di Harvard, tetapi Parsonslah yang memimpun Harvard ke
posisi unggul dalam teori sosiologi Amerika menggantikan interaksionisme
simbolik Chicago. Peran Parsons tak hanya penting dalam melegitimasi teori
besar di Amerika dan kemudian memperkenalkan teoretisi Eropa kepada
Amerika, tetapi juga penting dalam mengembangkan teori aksi, dan yang lebih
penting lagi, fungsionalisme structural. Pada tahun 1940 an dan 1950 an
fungsionalisme structural semakin mengemuka karena adanya dissintegrasi di
dalam aliran Chicago yang diulai tahun 1930 an dan berpuncak pada 1950-an.

C. SOSIOLOGI AMEREKA ABAD 20 SAMPAI 21


Di atas telah diuraikan perkembangan utama teori Marxian Amerika yang
terjadi pada tahun-tahun awal abad ke-20 di mana itu terjadi karena kreasi teori
kritis Frankfurt. Marxisme tak mendapat banyak pengikut di kalangan sosiolog
Amerika pada awal abak ke-20. Teori Marxian umumnya masih dikuncilkan dari
teori social di Amerika, tetapi C. Wringht Mills menghidupkan tradisi radikal di
Amerika pada 1940-an dan 1950-an. Mills juga salah seorang pimpinan yang
menyerang fungsionalisme struktural yang ditensitas serangannya memuncak
pada 1950-an dan 1960-an. Dilihat dari sudut pandang serangan ini, teori konflik
yang muncul dalam periode ini merupakan alternative terhadap fungsionalisme
structural. Alternative lain terhahadap fungsionalisme structural adalah teori
pertukaran yang lahir pada 1950-an dan terus menarik pengikut meski kecil
jumlahnya. Meski interaksionisme simbolik mulai kehilanngan pengaruhnya,
karya Erving Goffman tentang analisis dramaturgi mendapatkan pengikut dalam
periode ini.
Perkembangan penting dalam sosiologi terjadi pada 1960-an dan 1970-an,
termasuk karya di bidang etnometodologi. Dalam periode ini berbagai jenis teori
Marxian mendapatkan tempat dalam sosialogi amerika meski teori itu terancam
keberadannya karena keruntuhan Uni Soviet dan rezim kounis di penghujung
1990-an adalah berkembangnya perhatian di amerika terhadap analisis hubungan
mikro-makro.
Amerika memasuki abad 21, menjadi ajang perkembangan teori social
seperti teori multicultural, teori konsumsi yang berhubungan dengan teori
postmodern, dan sekaligus refleksi dari perubahan dalam masyarakat, serta reaksi
terhadap bias produktivitas yang mendominasi sosiologi sejak awal
pertumbuhannya. Apa pun teori yang akan muncul dan berkembang, tampaknya
tak ada satu perspektif teoritis tunggal yang akan mendominasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari buku Filsafat Sosial-SOSI4202, Akhyar Yusuf, Universitas Terbuka,


Tangerang Selatan, 2014.

Anda mungkin juga menyukai