Anda di halaman 1dari 7

Nama : Viani Grace Mellisa Tiurma

Nim : 1403622063
Prodi : Pendidikan Sejarah
Kelas :A
Mata Kuliah : Teori Sosial Budaya
Dosen : Dra. Ratu Husmiati M. Hum
Tugas : Rangkuman Materi Kelompok 2

Bab 2 : Sketsa Historis Teori Sosiologi : Tahun-Tahun Kemudian

A. Teori Sosiologi Amerika Awal


 Politik
Schwendinger dan Schwendinger (1974) menyatakan bahwa para sosiolog
Amerika awal paling tepat dilukiskan sebagai beraliran politik liberal dan tidak
konservatif seperti kebanyakan teoritisi Eropa awal. Ciri liberalisme sosiologi
Amerika awal pada dasarnya mempunyai dua unsur. Pertama, ia bertolak dari
keyakinan tentang kebebasan dan kesсjahteraan individu. Kedua, kebanyakan
sosiolog yang berorientasi Spencer ini menerima pandangan evolusioner
tentang kemajuan sosial (Fine, 1979).

 Perubahan Sosial Dan Arus Intelektual


Terpenting adalah perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Amerika
setelah Perang Sipil (Bramson, 1961). Menurut Fuhrman, kendati para sosiolog
Amerika awal melihat peluang positif dari industrialisasi dan tertarik terhadap
gagasan yang diajukan oleh gerakan buruh dan kelompok sosialis tentang cara
menanggulangi industrialisasi, mereka tak setuju dengan upaya perbaikan
masyarakat secara radikal.
Kemunculan secara simultan profesi akademis (termasuk sosiologi) dan sistem
universitas modern di Amerika di akhir 1800-an telah mengubah arus
intelektual dari sosiologi amerika awal, di Amerika sosiologi lebih mudah
memasuki sistem universitas yang masih baru dan belum kokoh itu.
Carì lain sosiologi Amerika awal (seperti disiplin sosial lainnya) adalah
berpaling dari perspektif historis dan searah dengan orientasi positivistik atau
"ilmiah". Seperti pernyataan Ross, "Keinginan untuk mencapai abstraksi uni
versal dan metode kuantitatif menyebabkan ilmuwan sosial Amerika menjauhi
model analisis (interpretasi) yang disediakan ilmu sejarah dan antropologi
budaya dan menjauhi model interpretasi yang ditawarkan oleh Max Weber.”
(1991:473).
Sejarah ide-ide Spencer adalah menarik dan informatif dalam melukiskan
dampak teori sosiologi Eropa awal terhadap sosiologi Amerika. Lalu alasan
Spencer mudah diterima oleh para sosiolog Amerika dikarenakan Spencer
menulis dalam bahasa Inggris, sedangkan teoritisi lain tidak. Spencer menulis
dalam pengertian nonteknis, yang menyebabkan karyanya mudah diterima oleh
kalangan yang lebih luas.
Lalu setelah Spencer ada Sumner yang pada dasarnya menganut pemikiran
survival of the fittest dalam memahami dunia sosial. Tetapi, Sumner tak banyak
diingat sejarah karena dua alasan. Pertama, orientasinya dan Darwinisme
Sosial pada umumnya dianggap tak lebih dari legitimasi terhadap kapitalisme
kompetitif dan status quo. Kedua, Sumner gagal membangun landasan yang
cukup kuat bagi sebuah aliran sosiologi bersama muridnya di Yale.
Kemudian ada Lester Ward, mempunyai karir yang tak biasa karena dia lebih
banyak bekerja sebagai ahli purbakala (paleontologis) yang bekerja untuk
pemerintah federal, dia Seperti Sumner, Ward menerima gagasan bahwa
manusia berkembang dari bentuk yang lebih rendah ke statusnya yang seperti
sekarang.
Meski Sumner dan Ward secara historis berpengaruh untuk teori sosiologi
namun pengaruhnya tak lama. Akan tetapi, kini kita beralih sebentar ke seorang
teoritisi pada masa itu, Thorstein Veblen. Veblen, yang bukan seorang sosiolog,
tetapi seorang ekonom, meski dia adalah figur marjinal di bidang ekonomi,
bagaimanapun juga menghasilkan teori sosial yang signifikansinya bertahan
lama terhadap sejumlah disiplin, termasuk sosiologi. Arti penting gagasan
Veblen dapat dilacak ke bukunya yang berjudul The Theory of the Leisure
Class (1899/1994). Veblen kritis terhadap leisure class (yang terkait erat dengan
pengusaha) karena perannya dalam mendorong konsumsi yang sia-sia.

B. Aliran Chicago
Jurusan Sosiologi Universitas Chicago didirikan tahun 1892 oleh Albion Small. Ia
adalah tokoh penting dalam menciptakan jurusan Sosiologi di Universitas
Chicago yang menjadi pusat kajian sosiologi di AS selama beberapa tahun.
Pada 1905 Small ikut membentuk The American Sociological Society, asosiasi
profesional ulama sosiolog Amerika hingga sekarang (Rhoades,1981). Rasa malu
yang diakibatkan oleh singkatan American Sociological Society (ASS) membuat
nama itu diubah menjadi American Sociological Association (ASA) pada 1954.
Kemudian menjadilah awal dari Sosiologi Aliran Chicago. Namun, karena
banyaknya tokoh-tokoh yang mengikuti aliran Chicago ini sehingga ada juga
sosiolog di luar aliran Chicago yang makin membenci dominasi aliran Chicago
atas American Sociological Society dan American Journal of Sociology. Dan
pertumbuhan sosiologi makin ilmiah-menggunakan metode canggih dan analisis
statistik. Akan tetap,i aliran Chicago masih menekankan pada studi deskriptif,
etnografis (Prus, 1996), yang sering memusatkan perhatian pada orientasi
personal dari sasaran studi mereka.

C. Wanita Dalam Sosiologi Awal


Sekelompok Wanita membentuk organisasi reformasi social mengembangkan
teori sosiologi rintisan yang bersamaan dengan penciptaan sosiologi eropa,
Wanita Wanita tersebut Bernama Jane Adams, C.P.Gilman, A.J.Cooper, Ida. W.
Barnett, Marianne Weber, dan B.P.Webb.
Teori sosiologi masing masing Wanita tersebut di ciptakan sebagai upaya
individual, namun ternyata semuanya mencerminkan hubungan yang berisi
proposi proposi yang saling melengkapi tentang teori sosiologis feminis awal.
Karena perkembangan disiplin sosiologi meminggirkan teoritisi sosiologi wanita,
mereka lebih dikenal sebagai aktivis sosial.

D. W.E.B Dubois Dan Teori


W. E.B. Dubois lebih dikenal sebagai intelektual publik juga pendiri dan
pemimpin berbagai organisasi hak-hak sipil, daripada di anggap sosiolog. Dubois
enggan membedakan antara teori dan praktik, namun dia lebih tertarik pada ide-
ide abstrak demi melayani hak hak sipil terutama untuk orang orang afrika-
amerika.
Du bois mengembangkan ide teoritis dalam konteks refleksi kehidupannya sendiri,
minatnya yang paling besar adalah dalam “ide ras” yang di anggap sebagai
“pemikiran sentral dari semua sejarah” dan " garis warna " yang dia lihat bukan
hanya di Amerika, tetapi di seluruh dunia. Salah satu ide teoritisnya yang terkenal
adalah veil (selubung), yang menciptakan separasi yang jelas, atau sekat, antara
orang Afrika-Amerika dan kulit putih.
Pencitraannya bukanlah dinding, tetapi materi yang tipis dan rapuh yang
melaluinya masing-masing ras dapat melihat ras lain, tetapi, bagaimanapun juga,
sekaligus memisahkan ras ras itu.
Ide teoritis kunci lainnya adalah kesadaran ganda (double-consciousness),
perasaan akan "ke-dua-an " atau perasaan di pihak Afrika-Amerika yang melihat
dan mengukur diri sendiri melalui mata orang lain. Tak ada teori masyarakat yang
utuh dalam karya Du Bois, namun ada serangkaian gagasan teoritis tentang ras
dan relasi ras di Amerika Serikat dan seluruh dunia

E. Teori Sosiologi Dari Pertengahan Abad 20


 Fungsionalisme Struktural: Puncak Dan Kemerosotannya
Era 1940-an dan 1950-an adalah tahun paradoks antara puncak dominasi dan
awal kemerosotan fungsionalisme struktural. Pada periode ini Parsons membuat
pernyataan utama yang jelas mencerminkan pergeserannya dari teori tindakan
ke fungsionalisme struktural. Murid-murid ini membuat karya mereka sendiri
yang secara luas diakui menyumbang terhadap teori fungsionalisme struktural.
Namun, segera setelah mencapai hegemoni teoritis, fungsionalisme struktural
menghadapi serangan, dan serangan itu terus meningkat hingga mencapai
puncaknya pada 1960-an dan 1970-an. Kemerosotan dominasi Amerika di
dunia pada 1970-an bertepatan benar dengan hilangnya posisi dominan
fungsionalisme struktural di dalam teori sosiologi.

F. Sosiologi Radikal Di Amerika: C. Wright Mills


Meski teori Marxian sebagian besar diabaikan atau dicerca oleh sosiolog aliran
utama Amerika, namun ada kekecualian, yang paling terkemuka di antaranya
adalah C.Mills adalah penting karena upayanya yang hampir sendirian untuk
menjaga agar tradisi Marxian tetap hidup dalam teori sosiologi. Yang menyatukan
Marxisme dan teori sosiologi adalah perkembangan teori konflik, sebuah
alternatif terhadap fungsionalisme struktural.
Seperti yang telah kita lihat, fungsionalisme struktural tak lama dalam memegang
kepemimpinan dalam teori sosiologi karena mulai menghadapi serangan yang
memuncak.

G. Tantangan Teori Feminis


Di dalam masyarakat Barat, kita dapat melacak kembali tulisan feminis kritis ke
masa 500 tahun yang lalu, dan ada gerakan politik yang terorganisir dari dan
untuk perempuan selama lebih dari 150 tahun. Dengan kemenangan itu, gerakan
perempuan Amerika selama tiga puluh tahun kemudian menjadi lemah dalam
ukuran maupun kekuatannya, tetapi bangkit kembali pada 1960-an. Ada tiga
faktor yang membantu terciptanya gelombang aktivitas feminis baru ini :
 Suasana umum pemikiran kritis yang menandai periode 1960-an
 Kemarahan aktivitas wanita yang terhimpun dalam gerakan antiperang, hak-
hak sipil, dan gerakan mahasiswa (Densimore, 1973; Evan, 1980; Morgan,
1970; Shreve, 1989)
 Pengalaman wanita dalam menghadapi prasangka dan diskriminasi yang
mereka pindahkan menjadi tuntutan upah dan pendidikan yang lebih tinggi
(Bookman dan Morgan, 1988; Caplan, 1993: Garland, 1988; Mackinnon,
1979)

H. Teori Sosiologi Hingga Pertengahan Abad 20


Pertumbuhan sosiologi di harvard dapat dirunut dari kedatangan Pitirim Sorokin
pada tahun 1930. Ketika Sorokin tiba di Harvard, di situ belum ada jurusan
sosiologi,tetapi setelah setahun kedatangannya jurusan sosiologi telah terorganisir
dan ia ditunjuk menjadi ketua. Talcott Parsons (1902-1979). Meski ia
menerbitkan beberapa esai awal, sumbangan utama Parsons di tahun-tahun awal
adalah bimbingannya terhadap mahasiswanya yang kemudian menjadi teoritisi
sosiologi terkemuka.
Meski Parsons memainkan sejumlah peran positif dan penting dalam sejarah
perkembangan teori sosiologi di Amerika, karyanya pun mempunyai akibat
negatif (Holton, 2001). PERTAMA, ia mengemukakan interpretasi pemikiran
teoritisi Eropa yang kelihatannya lebih mencerminkan orientasi teoritisi miliknya
sendiri ketimbang milik teoritisi Eropa itu. Banyak sosiolog Amerika yang sedari
awal telah memaparkan kesalahan interpretasi Parsons atas pemikiran jagoan
pemikir Eropa itu. KEDUA, sejak awal karirnya Parsons sangat mengabaikan
pemikiran Marx dengan akibat pemikiran Marx selama beberapa tahun terus
berada di posisi pinggiran sosiologi Amerika. KETIGA, teori Parsons sendiri
yang telah dibangun selama beberapa tahun mempunyai sejumlah kelemahan
serius. Keunggulannya dalam sosiologi Amerika berperan membungkam berbagai
kritik selama beberapa tahun.
 Kemunduran Aliran Chicago
 Kemunduran jurusan sosiologi Chicago berkaitan dengan kematian Mead,
kepergian Park, pemberontakan sosiolog dari kawasan timur, dan
berdirinya The American Sociological Review. Namun aliran Chicago
tidak lenyap. Hingga awal 1950- an aliran ini masih menjadi kekuatan
penting dalam sosiologi.
 Tokoh sentral di jurusan sosiologi Chicago di era ini adalah Herbert Blumer
(1900-1987) (Symbolic Interaction, 1969a). Ia adalah eksponen utama
pendekatan teoritis yang dikembangkan di luar karya Mead, Cooley,
Simmel, Park, Thomas, dan lain-lain.

 Perkembangan Dalam Teori Marxian


 Dari awal 1900-an hingga 1930-an teori Marxian terus berkembang, dan
sebagian besar terlepas dari aliran utama teori sosiologi. Sebagai
perkecualian adalah kemunculan aliran kritis atau aliran Frankfurt yang
berasal dari Marxisme-Hegelian yang lebih awal.
 Gagasan perkembangan teori Marxian berasal dari Felix J. Weil. Pada 3
Februari 1923 resmi berdiri Institut Riset Sosial di Frankfurt, Jerman (Jay,
1973; Wiggershaus, 1994). Setelah berdiri beberapa tahun sejumlah
pemikir yang sangat terkenal dalam teori Marxian bergabung dengan aliran
kritis ini-di antaranya Marx Horkheimer, Theodor Adorno, Erich Fromm,
Herbert Marcuse, dan lebih belakangan, Jurgen Habermas.
 Aliran kritis telah banyak melakukan kegiatan yang bermanfaat sejak tahun
1920-an dan sejumlah besar karyanya itu bermanfaat bagi sosiolog. Namun,
aliran ini harus menunggu hingga ke penghujung 1960-an, sebelum
"ditemukan " oleh sejumlah besar teoritisi Amerika.

 Karl Manhein Dan Sosiologi Ilmu Pengetahuan


 Karya Karl Manheim (1893-1947) perlu dibahas secara ringkas (Ketler dan
Meja, 1995). Karl Mannheim lahir di Hungaria, terpaksa pindah mula mula
ke Jerman, kemudian ke Inggris. Pemikirannya dipengaruhi oleh pemikiran
Marx tentang ideologi, dan juga oleh pandangan Weber, Simmel, dan Neo-
Marxis Georg Lukács. Mannheim sangat terkenal karena karyanya tentang
sistem ilmu pengetahuan (misalnya, konservatisme).
 Dengan cara yang lebih jelas (Ritzer, 1998). Mannheim menyusun
seperangkat gagasan teoritis yang memberikan landasan bagi bidang kajian
sosiologi-sosiologi ilmu pengetahuan-yang masih penting artinya hingga
kini (McCarthy, 1996; Stehr, 2001), yang basisnya sudah mulai disusun di
Inggris tahun 1930-an. Ia menata pikirannya berdasarkan karya para
pendahulunya, khususnya dari Marx (meski ia bukan Marxis). Sosiologi
ilmu pengetahuan pada dasarnya meliputi studi sistematis tentang
pengetahuan, gagasan, atau fenomena intelektual umumnya. Menurutnya
pengetahuan ditentukan oleh kehidupan sosial

I. Perkembangan Terkini Dalam Teori Sosiologi


 Integrasi Mikro-Makro
Banyak sekali karya paling akhir dalam teori sosiologi Amerika yang
memusatkan perhatian pada hubungan antara teori-teori mikro dan makro serta
menyatukan antara berbagai lingkat analisis. Ritzer hendak menegaskan bahwa
hubungan mikro-makro muncul sebagai masalah sentral dalam teori sosiologi
Amerika pada 1980-an dan terus menjadi sasaran perhatian pada 1990-an.
Kontribusi penting untuk karya-karya Amerika kontemporer tentang hubungan
mikromakro ini adalah kontribusi sosiolog Eropa, Norbert Elias terhadap
pemahaman kita mengenai hubungan antara cara analisis tingkat mikro-makro
dan keadaan tingkat makro.

 Integrasi Agen-Struktur
Sejalan dengan pertumbuhan minat terhadap analisis integrasi mikro-makro di
Amerika, di Eropa orang memusatkan perhatian pada analisis integrasi agen
struktur. Sebagaimana Ritzer melihat masalah mikro-makro sebagai masalah
sentral dalam teori di Amerika, Margaret Archer melihat topik agen-struktur
sebagai sasaran perhatian utama dalam teori sosial Eropa. Meski banyak
kesamaan antara literatur mikro-makro dan agen-struktur, namun ada juga
perbedaan substansialnya.

 Sintesis Teoritis
Gerakan ke arah integrasi mikro-makro dan agen-struktur berawal pada 1980-
an dan menguat pada 1990-an. Mereka membuka jalan untuk gerakan lebih luas
menuju sintesis teoritis yang dimulai sekitar awal tahun 1990-an. Lewis
menyatakan bahwa status sosiologi yang relatif rendah mungkin akibat
fragmentasi berlebihan, dan gerakan menuju integrasi yang lebih kompak dapat
meningkatkan status sosiologi.
J. Teori Modernitas Dan Post-Modernitas
 Pembela Modernitas
Giddens menggunakan istilah seperti modernitas “radikal" atau "tinggi” , untuk
melukiskan masyarakat dewasa ini dan untuk menandai bahwa ineski
masyarakat modern kini tak persis sama dengan masyarakat modern seperti
yang dilukiskan teoritisi klasik, namun ciri-ciri mendasarnya masih berlanjul.
Giddens melihat modernitas sekarang sebagai “juggernaut" yang lepas kontrol.

 Pendukung Post Modernitas


Cara melukiskan post-modernitas ini sama banyaknya dengan teoritisi sosial
post-modern. Untuk menyederhanakannya akan dirangkum beberapa elemen
kunci gambaran yang dikemukakan oleh salah seorang teoritisi post-modernitas
terkemuka, Fredric Jameson.

K. Teori-Teori Yang Perlu Diperhatikan Di Awal Abad 21


 Teori Sosial Multikultural
Kemunculan teori ini pernah dibayangkan oleh kemunculan teori sosiologi
feminis di tahun 1970-an. Kaum feminis mengeluhkan bahwa teori sosiologi
umumnya telah membungkam suara wanita. Di tahun-tahun berikutnya banyak
kelompok minoritas yang menggemakan keluhan kaum feminis. Contoh positif
dari peningkatan kenaekagaman teori sosiologi adalah kemunvulan teori
sosiologi tentang homo. Seidman (1994) mendokumentasikan teori sosiologi
klasik seksualitas pada umumnya dan homo seksualitas pada khususnya.

 Teori-Teori Sosial Post-Modern


Di Perancis telah ada karya yang sudah dikenal lebih dulu, yang dapat disebut
sebagai post-modernisme. Misalnya, teori sosial post-modern diasosiasikan
dengan kritik perspektif humanistik liberal dan pergeseran dari perhatian
terhadap subjek manusia. Akan tetapi, Ferry dan Renaut (1985/1990) mencoba
menyelamatkan humanisme dan subjektivitas, dan Lilia (1994:20) menawarkan
suatu pembelaan hak asasi manusia. Manent (1994/1998) menanalisa
modernitas dan subjek manusia.

 Teori Konsumsi
Teori sosial post-modern cenderung mendefinisikan masyarakat postmodern
sebagai masyarakat konsumen,dengan akibat bahwa konsumsi memainkan
peran penting dalam teori konsumen. Yang paling menonjol adalah karya Jean
Baurilliard (1970/1998), The Consumer Society. Karya postmodern Lipovetsky
tentang fashion mencerminkan berkembangnya minat terhadap teori konsumsi
dalam teori sosial post-modern. Karena konsumsi kemungkinan akan semakin
penting, khususnya di Barat, dan produksi menurun, maka kiita bisa
mengasumsikan bahwa akan ada peningkatan dramatis dalam karta teoritis
(empiris) tentang konsumsi (Ritzer, Goodman, dan Wiedenhoft, 2001; untuk
tinjauan teori konsumsi yang sudah ada, Slater,1997)

L. Teori Lainnya
Teori yang telah dibahas diantaranya seperti feminis, multikultural, pilihan
rasional akan meningkat arti pentingnya sedangkan yang lainnya seperti
neofungsionalisme akan mengalami penurunan. Lanskap teori sosial akan
dipenuhi oleh lebih banyak teori dan tak satupun yang akan memegang hegemoni.
Post-modernis telah mengkritik ide "totalisasi" atau kerangka teoritis yang
mencakup semuanya. Perkembangan baru dalam teori akan terus berlanjut.
Misalnya, kita telah menyebutkan kemunculan Marxisme spasial. Perkembangan
lainnya adalah teori aktor-jaringan (Law dan Hetherington, 2002) yang sangat
dipengaruhi oleh strukturalisme dan post-strukturalisme. Mungkin perkembangan
baru yang paling penting adalah munculnya teori globalisasi, dengan pemikir-
pemikir kontemporer terkemuka (Giddens, 2000; Bauman, 1998; Beck, 2000) kini
memberi kontribusi pada literatur (Ritzer, 2004) Alasan utama untuk
meningkatnya minat ini adalah semakin mengglobalnya dunia sosial.

PERTANYAAN
1. Apa saja teori-teori yang perlu diperhatikan di awal abad 21 ?
2. Apa saja unsur liberalisme sosiologi Amerika awal ?

JAWABAN
1. Teori Sosial Multikultural
Kemunculan teori ini pernah dibayangkan oleh kemunculan teori sosiologi feminis di
tahun 1970-an. Kaum feminis mengeluhkan bahwa teori sosiologi umumnya telah
membungkam suara wanita. Di tahun-tahun berikutnya banyak kelompok minoritas
yang menggemakan keluhan kaum feminis. Contoh positif dari peningkatan
kenaekagaman teori sosiologi adalah kemunvulan teori sosiologi tentang homo.
Seidman (1994) mendokumentasikan teori sosiologi klasik seksualitas pada umumnya
dan homo seksualitas pada khususnya.

Teori-Teori Sosial Post-Modern


Di Perancis telah ada karya yang sudah dikenal lebih dulu, yang dapat disebut sebagai
post-modernisme. Misalnya, teori sosial post-modern diasosiasikan dengan kritik
perspektif humanistik liberal dan pergeseran dari perhatian terhadap subjek manusia.
Akan tetapi, Ferry dan Renaut (1985/1990) mencoba menyelamatkan humanisme dan
subjektivitas, dan Lilia (1994:20) menawarkan suatu pembelaan hak asasi manusia.
Manent (1994/1998) menanalisa modernitas dan subjek manusia.

Teori Konsumsi
Teori sosial post-modern cenderung mendefinisikan masyarakat postmodern sebagai
masyarakat konsumen,dengan akibat bahwa konsumsi memainkan peran penting
dalam teori konsumen. Yang paling menonjol adalah karya Jean Baurilliard
(1970/1998), The Consumer Society. Karya postmodern Lipovetsky tentang fashion
mencerminkan berkembangnya minat terhadap teori konsumsi dalam teori sosial post-
modern. Karena konsumsi kemungkinan akan semakin penting, khususnya di Barat,
dan produksi menurun, maka kiita bisa mengasumsikan bahwa akan ada peningkatan
dramatis dalam karta teoritis (empiris) tentang konsumsi (Ritzer, Goodman, dan
Wiedenhoft, 2001; untuk tinjauan teori konsumsi yang sudah ada, Slater,1997)

2. Pertama, ia bertolak dari keyakinan tentang kebebasan dan kesсjahteraan individu.


Kedua, kebanyakan sosiolog yang berorientasi Spencer ini menerima pandangan
evolusioner tentang kemajuan sosial (Fine, 1979).

Anda mungkin juga menyukai