Anda di halaman 1dari 5

Nama : Viani Grace Mellisa Tiurma

Nim : 1403622063
Prodi : Pendidikan Sejarah
Kelas :A
Mata Kuliah : Teori Sosial Budaya
Dosen : Dra. Ratu Husmiati M. Hum
Tugas : Rangkuman Materi Kelompok 1

Bab 1 : Sketsa Historis Teori Sosiologi : Tahun-Tahun Awal

A. Kekuatan Sosial yang Berperan dalam Perkembangan Teori Sosiologi


 Revolusi Politik
Revolusi Prancis pada 1789 dan rentetan revolusi yang berlangsung pada
abad ke-19 memiliki pengaruh terhadap perkembangan teori sosiologi. Revolusi
tersebut memberikan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat. Perhatian
para ahli lebih terhadap dampak negatif, karena kekacauan yang ditimbulkan
akibat revolusi. Para ahli berusaha untuk mengembalikan ketertiban masyarakat.
Adapaun pemikir ekstrem pada masa itu ingin kembali ke Abad Pertengahan yang
damai. Pemikir yang lebih canggih ingin membuat tatanan baru dalam masyarakat
untuk menegmbalikan keadaan yang didambakan

 Revolusi Industri dan Kemunculan Kapitalisme


Revolusi Politik dan Revolusi Industri faktor yang memunculkan teori
sosiologi. Revolusi Industri adalah transformasi dunia Barat dari pertanian
menjadi sistem industri. Usaha pertanian ditinggalkan dan beralih ke pekerjaan
industri. Birokrasi ekonomi skala besar memberikan pelyanan yang dibutuhkan
industri dan sistem ekonomi kapitalisme. Kapitalisme membuat segelintir orang
menjadi untung sementara para pekerja yang membanting tulang hanya menerima
upah rendah. Yang menimbulkan aksi menolak kapitalisme. Masalah ini dikaji
lebih lanjut oleh Mark, Weber, Durkheim, dan Simmel.

 Kemunculan Sosialisme
Sosialisme bertujuan untuk menanggulangi ekses sistem industri dan
kapitalisme. Sosialisme memiliki makna solusi atas masalah industri oleh
sebagian besar sosiolog, walaupun ada yang menentang pengertian ini. Marx
merupakan pendukung penghancuran kapitalisme dan menggantinya dengan
sosialisme, namun Marx tak mengembangkan teori sosialisme, ia mengkritik
berbagai aspek masyarakat kapitalis. Weber dan Durkheim menentang sosialisme
yang diimpikan Marx. Walaupun terdapat masalah pada masyrakat kapitalis,
Melakukan reformasi kapitalis lebih baik dari pada revolusi sosial yang didesak
Mark.

 Feminisme
Feminisme awal terlacak pada 1630-an, aktivitas dan tulisan mencapai
puncaknya pada gerakan liberalis di sejarah Barat modern. Gelombang
pertamanya pada 1780 dan 1790 dengan munculnya perdebatan revolusi Prancis
dan Amerika. Gerakan yang lebih terorganisir muncul pada 1850-an mobilisasi
menentang perbudakan dan mendukung hak politik kelas menengah; dan
mobilisasi masif untuk hak pilih perempuan dan reformasi undang-undang
kewargaan dan industrial di awal abad 20, khususnya di Era Progesif di Amerika
Serikat. Semua gerakan ini mempengaruhi sosiologi. Namun karya-karya di
bidang ini ,seperti Harriet Martineau, Charlotte Perkins Gilman, Jane Adams, dll.
Karya mereka seringkali terdesak ke pinggiran, dan diserobot, diabaikan, atau
diremehkan oleh lelaki yang menyusun sosiologi sebagai basis kekuatan
profesional.

 Urbanisasi
Revolusi Industri membuat orang di abad ke 19 dan 20 migrasi dari
perdesaan ke lingkungan urban karena lapangan pekerjaan. Hal ini menimbulkan
persoalan bagi sebagian orang untuk menyesuaikan diri, serta perluasann kota
yang menyebabkan berbagai masalah. Kondisi kehidupan urban dan masalah
yang dihadapi menarik perhatian sosiolog awal, Weber dan Georg Simmel.

 Perubahan Keagamaan
Perubahan sosial yang diakibat revolusi politik, revolusi industri, dan
urbanisasi berpengaruh terhadap religiositas. Banyak sosiolog awal yang berlatar
religius, membawa cara berpikir dalam keagamaan mereka ke dalam sosiologi.
Untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Menurut Comte sosiologi
ditransformasikan ke dalam agama, adapun yang lain teori sosiologi mereka
mengandung nilai keagamaan yang tak keliru. Durkheim menulis satu karya besar
tentang agama; Moralitas memainkan peran kunci bukan hanya dalam karya
Durkheim, tetapi juga dalam karya Talcott Parsons. Karya Weber banyak
membahas agama-agama di dunia. Marx pun mempunyai perhatian terhadap
masalah keagamaan, tetapi orientasinya jauh lebih kritis.

 Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan (Sains)


Ketika teori sosiologi sedang dibangun, minat terhadap ilmu pengetahuan
berkembang pesat produk teknologi dari sains tersebar dan meresapi setiap sektor
kehiduapan dan sains mendapat prestise yang besar. Comte mengiginkan agar
sosiologi meniru kesuksesan ilmu biologi dan fisika. Tetapi, perdebatan segera
berkembang antara orang yang ingin menerima model sains dengan yang
berpendapat bahwa ciri-ciri sosial sangat berbeda dengan ciri-ciri studi objek
sains akan menimbulkan kesukaran dan tidak bijaksana bila mencontoh model
sains secara utuh.

B. Kekuatan Intelektual dan Kemunculan Teori Sosiologi


Dalam Kehidupan nyata, kekuatan intelektual ini tentu saja tak dapat
dipisahkan dari kekuatan sosial. Berbagai kekuatan intelektual yang menentukan
perkembangan teori sosiologi akan dibahas dalam konteks nasional karena dalam
kehidupan nasional itulah pengaruhnya terutama dirasakan.

 Abad Pencerahan
Pencerahan adalah sebuah periode perkembangan intelektual dan
pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Sejumlah gagasan dan keyakinan
lama kebanyakan berkaitan dengan kehidupan sosial dibuang dan diganti selama
periode pencerahan. Pemikir paling terkemuka di zaman Pencerahan ini adalah
dua orang filsuf Perancis: Charles Montesquieu (1689-1755) dan Jean Jacques
Rousseau (1712-1778). Pengaruh Abad Pencerahan terhadap teori sosiologi lebih
banyak bersifat tak langsung dan negatif ketimbang bersifat langsung dan positif.
Secara keseluruhan, Abad Pencerahan ditandai oleh keyakinan bahwa
manusia mampu memahami dan mengontrol alam semesta dengan menggunakan
akal (nalar) dan riset empiris. Mereka berpendapat bahwa karena alam fisik
didominasi oleh hukum alam, maka dunia sosial pun ditentukan oleh suatu hukum
tertentu. Karena itu hakikat dunia sosial dapat diketahui baik dengan
menggunakan akal ataupun dengan riset.
Dengan menekankan pada nalar, filsuf Pencerahan cenderung menolak
keyakinan terhadap otoritas tradisional. Ketika para pemikir ini meneliti nilai dan
institusi tradisional, mereka menemukan ketidakrasionalan berlawanan dengan
kodrat manusia serta menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Teoritisi yang sangat dipengaruhi secara langsung dan positif oleh pemikiran
Pencerahan adalah Karl Marx.

C. Reaksi Konservatif Terhadap Pencerahan


Secara sekilas kita mungkin mengira bahwa teori sosiologi klasik Perancis
seperti teori Marx, secara langsung dan positif dipengaruhi oleh Pencerahan.
Sosiologi Perancis bersifat rasional, empiris, ilmiah, dan berorientasi perubahan,
tetapi tidak sebelum dibentuk oleh seperangkat gagasan yang dikembangkan
sebagai reaksi terhadap Pencerahan.
Bentuk oposisi paling ekstrem terhadap gagasan Pencerahan berasal dari
filosofi kontra revolusioner Katolik Perancis seperti tampak dalam ide-ide Louis
de Bonald (1754-1840) dan Joseph de Maistre (1753-1821). Kedua orang ini tak
hanya bereaksi terhadap Pencerahan, tetapi juga terhadap Revolusi Perancis yang
mereka lihat sebagian sebagai produk sejenis pemikiran yang bercirikan abad
Pencerahan. De Bonald misalnya, merasa terganggu oleh perubahan revolusioner
dan merindukan kembali keharmonisan dan perdamaian Abad Pertengahan.
Pemikir konservatif cenderung menekankan ketentraman sosial, suatu penekanan
yang menjadi salah satu tema sentral karya beberapa teoritisi sosiologi.

D. Perkembangan Sosiologi Perancis


Perkembangan Sosiologi di negara ini terpaku pada 3 karya pemikir yaitu :
1. Claude Saint Simon (1760-1825)
Sisi terpenting dari Saint Simon adalah peran pentingnya terhadap
pengembangan teori Sosiologi Konservatif dan teori Marxian Radikal. Disisi teori
konservatif,Saint Simon ingin mempertahankan kehidupan masyarakat seperti apa
adanya,tetapi ia tak ingin kembali ke kehidupan seperti Abad Pertengahan. Ia
yakin bahwa studi fenomena sosial sebaiknya menggunakan teknik ilmiah yang
sama seperti yang digunakan dalam studi sains. Di sisi radikalnya, Simon melihat
perlunya reformasi sosialis terutama sentralisasi perencanaan sistem ekonomi.

2. Auguste Comte (1798-1857)


Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi. Ia
mengembangkan pandangan ilmiahnya yakni positivisme atau filsafat positif
untuk memberantas sesuatu yang ia anggap sebagai filsafat negatif dan destruktif
dari abad pertengahan. Pemikiran Comte setidaknya berdasarkan dua landasan.
Pertama,ia tak berpikir adanya kemungkinan kembali ke abad pertengahan,
kemajuan industrilah yang tak memungkinkannya. Kedua,ia mengembangkan
sistem teori yang lebih canggih ketimbang pendahulunya.
Comte mengembangkan fisika sosial yang disebutnya sosiologi pada
tahun 1839. Ilmu baru ini menurut pandangannya adalah ilmu yang mempelajari
social statics (struktur sosial) dan social dynamics (perubahan sosial). Meski
keduanya dimaksudkan untuk menemukan hukum-hukum kehidupan sosial,
namun ia merasa bahwa dinamika sosial lebih penting dari statika sosial. Tekanan
pada perubahan sosial ini mencerminkan perhatiannya yang sangat besar terhadap
reformasi sosial
3. Emile Durkheim (1858-1917)
Emile Durkheim merupakan sosok yang melegitimasi sosiologi di
Perancis dan karyanya akhirnya menjadi kekuatan dominan perkembangan
sosiologi. Ia mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi penting. Ia
menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari fakta-fakta sosial. Ia
membayangkan fakta fakta sosial sebagai kekuatan dan struktur yang bersifat
eksternal dan memaksa individu. Mengenai agama, Durkheim yakin bahwa lebih
baik menemukan akar agama itu dengan jalan membandingkan masyarakat
primitif yang sederhana ketimbang masyarakat modern yang kompleks.
Temuannya yaitu sumber agama merupakan masyarakat itu sendiri.
Masyarakatlah yang menentukan bahwa sesuatu itu bersifat sakral. Dalam agama
primitif (totemisme) ini benda-benda seperti tetumbuhan dan binatang didewakan.
Durkheim menyimpulkan bahwa masyarakat dan agama adalah satu dan sama
sebagai kesatuan kolektif. Agama adalah cara masyarakat memperlihatkan dirinya
sendiri dalam bentuk fakta sosial non material.

E. Perkembangan Sosiologi Jerman


Sosiologi Jerman sedari awal perkembangan sudah terbagi-bagi.
Perpecahan berkembang antara Marx (dan pendukungnya) yang tetap berada di
tepi bidang sosiologi. Jerman memiliki tokoh aliran utama sosiologi Jerman,
Weber, dan George Simmel. Meski teori Marxian itu sendiri dianggap tak dapat
diterima, tetapi gagasannya masuk ke dalam aliran utama sosiologi Jerman.
Bahasan kita disini dibedakan antara teori Marxian dan non-Marxian.

 George Simmel Dan Weber dengan Karyanya yang Terabaikan


George Simmel dan Weber merupakan Sosiolog pada zaman yang sama, dan
bersama-sama mendirikan masyarakat Sosiologi Jerman, namun kala itu Sosiolog
Amerika sedang mendapatkan perhatian sehingga Simmel dan Weber terabaikan
selama beberapa tahun. Nyatanya walaupun terabaikan, pemikiran Simmel
ternyata membantu menentukan perkembangan salah satu pusat kajian Sosiologi
Amerika dengan teori utamanya, yakni interaksionisme simbolik yang
mendominasi sosiologi Amerika di tahun 1920-1930

F. Asal - usul Sosiologi Inggris


Philips Abrams (1968) berpendapat bahwa sosiologi Inggris dibentuk melalui tiga
sumber yang sering berbenturan ekonomi politik, ameliorisme, dan evolusi sosial.
 Ekonomi Politik : Pasar dilihat sebagai sebuah realitas independen yang
berdiri di atas individu dan mengendalikan perilaku individu.
 Ameliorisme : Keinginan untuk menyelesaikan masalah sosial melalui
reformasi individu.
 Evolusi Sosial : Perkembangan masyarakat dan kebudayaan dari tiap bangsa
di dunia itu akan melalui tingkat-tingkat evolusi yang sama.

G. Tokoh Kunci Sosiologi Italia


 Vilfredo Pareto (1848-1923)
Perubahan sosial yang berpendirian bahwa masyarakat jelas akan didominasi oleh
sejumlah kecil elite yang memerintah berdasarkan kepentingan diri sendiri.
 Gaettano Mosca (1858-1942)
Karyanya dapat dilihat sebagai penolakan terhadap Pencerahan dan Marxisme.

H. Perkembangan Marxisme Eropa Akhir Abad 19


Marxisme merupakan teori sosial dan politik yang mencakup teori konflik
kelas Marxis dan ekonomi Marxian yang dikembangkan oleh Karl Marx dan
Friedrich Engels pada pertengahan abad ke-19. Marxisme menyatukan teori
sosial, politik, dan ekonomi yang terutama berkaitan dengan perselisihan antara
kelas pekerja dan kelas pemilik.

I. Marxisme Ortodoks
Setelah kematian Marx, teori Marxian didominasi oleh orang yang melihat
adanya determinisme ekonomi dan ilmiah di dalam teorinya, sehingga Wallerstein
menyebutkan era ini sebagai era “Marxisme ortodoks" Pada dasarnya Marxisme
ortodoks ini adalah teori ilmiah Marx yang telah membuka kedok hukum
ekonomi yang menguasai dunia kapitalis.Pemikir Marxian awal seperti Karl
Kautsky berupaya mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai cara
berperannya hukum ekonomi itu.

J. Marxisme Hegelian
Dinamakan Marxis Hegelian karena mencoba menyatukan pemikiran
Hegel tentang kesadaran dengan determinisme ekonomi Marx yang memusatkan
perhatian pada struktur ekonomi masyarakat.Tokoh utama pandangan ini adalah
Georg Lukács. Lukács telah mulai menggabungkan Marxisme dengan sosiologi
sejak awal 1900-an (khususnya menggabungkan teori Weberian dan Simmelian).

Pertanyaan :
1. Bagaimana mulanya asal - usul sosiologi Inggris ?
2. Mengapa aksi kapitalisme ditolak ?

Jawaban
1. sosiologi Inggris dibentuk melalui tiga sumber yang sering berbenturan ekonomi
politik, ameliorisme, dan evolusi sosial.
 Ekonomi Politik : Pasar dilihat sebagai sebuah realitas independen yang
berdiri di atas individu dan mengendalikan perilaku individu.
 Ameliorisme : keinginan untuk menyelesaikan masalah sosial melalui
reformasi individu.
 Evolusi Sosia : perkembangan masyarakat dan kebudayaan dari tiap bangsa
di dunia itu akan melalui tingkat-tingkat evolusi yang sama.

2. Karena usaha pertanian ditinggalkan dan beralih ke pekerjaan industri. Birokrasi


ekonomi skala besar memberikan pelyanan yang dibutuhkan industri dan sistem
ekonomi kapitalisme. Kapitalisme membuat segelintir orang menjadi untung
sementara para pekerja yang membanting tulang hanya menerima upah rendah.
Yang menimbulkan aksi menolak kapitalisme.

Anda mungkin juga menyukai