I. PENDAHULUAN.
Teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih,
atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu.
Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan umumnya bisa
diuji secara empiris (nyata). Secara sederhana teori adalah hubungan
antara dua variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya.
1. Peran Teori dalam Sosiologi.
Teori mempunyai peran sebagai berikut :
a. Merupakan rangkuman dari hal-hal yang telah diketahui dan diuji
kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari.
b. Memberikan petunjuk kekurangan peneliti/individu dalam
memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi.
c. Mempertajam fakta yang dipelajari dalam sosiologi.
d. Mengembangkan sistem klasifikasi fakta dan membina struktur
konsep-konsep penting untuk penelitian.
e. Mengadakan proyeksi sosial untuk mengetahui ke arah mana
masyarakat akan berkembang atas dasar fakta masa lalu dan masa
kini.
3. Mazhab Formal.
Ahli-ahli pikir yang menonjol dari mazhab ini sangat terpengaruh oleh
ajaran-ajaran dan filsafat Immanuel Kant.
Dalam teori mazhab formal dikatakan bahwa elemen-elemen
masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur
hubungan antar elemen-elemen tersebut. Seseorang menjadi warga
masyarakat untuk mengalami proses individualisasi dan sosialisasi
(Simmel). Tokoh-tokoh mazhab ini adalah Georg Simmel (1858-
1918), Leopold von Wiese (1876-1961).
4. Mazhab Psikologi.
Mazhab ini dimulai dari suatu dugaan atau pandangan awal bahwa
gejala sosial mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi
4
5. Mazhab Ekonomi
Karl Marx mempergunakan metode-metode sejarah dan filsafat untuk
membangun suatu teori perubahan yang menunjukkan perkembangan
masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadilan sosial.
Menurut Marx selama masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas,
maka pada kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan
dan kekayaan. Hukum, filsafat, agama dan kesenian merupakan
refleksi dari status ekonomi kelas tersebut.
Sedangkan Max Weber antara lain menyatakan bahwa semua bentuk
organisasi sosial harus diteliti menurut perilaku warganya, yang
motivasinya serasi dengan harapan warga-warga lainnya. Selanjutnya
Weber mengembangkan metode tipe-tipe ideal yang akan dapat
menggambarkan dan memperbandingkan gejala-gejala sosial dengan
lebih tepat.
Tokoh-tokohnya antara lain adalah Karl Marx dari Jerman (1818-
1883), Max Weber (1864-1920).
6. Mazhab Hukum.
Durkheim menaruh perhatian yang besar terhadap hukum yang
dihubungkan dengan jenis-jenis solidaritas yang terdapat di dalam
masyarakat. Hukum adalah kaidah-kaidah yang bersanksi, yang berat
ringannya tergantung pada sifat pelanggaran, anggapan-anggapan
serta keyakinan masyarakat tentang baik buruknya suatu tindakan.
Max Weber yang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang
hukum telah mempelajari pengaruh faktor-faktor politik, agama dan
ekonomi terhadap perkembangan hukum. Selain itu juga menyoroti
pengaruh para cendekiawan hukum dan praktisi hukum terhadap
perkembangan hukum.
Lawrence M. Friedmann memperkenalkan konsepsi budaya hukum
lewat tulisan berjudul “Legal Culture and Social Development”.
Konsepsi tersebut kemudian digunakan antara lain oleh Daniel S. Lev
sebagai sarana analisis terutama dalam artikel berjudul “Judician
Institutions and Legal Culture in Indonesia”(1972).
5