Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN SISIOLOGI DI EROPA

DISUSUN OLEH :

APRI JAYA KESUMA


YUNIKA ADILLA
IRFAN MEYLINDO
INTAN AGUSTINA PUTRI
CAHYA NATASYA

KELAS X-1

SMA NEGERI 1 BUNTU PANE


T. A 2023 / 2024
SOSIOLOGI
Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam masyarakat serta pengaruhnya bagi
kehidupan manusia. Sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte yang juga dikenal sebagai bapak dari
sosiologi dan kemudian diperluas menjadi suatu disiplin ilmiah oleh Herbert Spencer. Perkembangan sosiologi
sebagai ilmu dibagi menjadi empat tahap, yaitu masa abad pertengahan, masa abad renaisans, masa sosiologi sebagai
ilmu tentang masyarakat dengan menggunakan metode ilmiah dari keilmuan lain (abad ke-18 M), dan masa sosiologi
sebagai ilmu dengan metode ilmiah yang mandiri (abad ke-19 M). Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas dan
dapat diselidiki melalui metode-metode ilmiah serta dapat disusun menjadi suatu sistem yang masuk akal dan saling
berhubungan. Objek kajian utama dalam sosiologi ialah struktur masyarakat, unsur sosial, sosialisasi dan perubahan
sosial. Cabang-cabang ilmu sosiologi bersifat gabungan antara ilmu tentang gejala sosial yang terjadi dalam
masyarakat dengan ilmu-ilmu lainnya.

A. Latar Belakang Sosiologi Lahir di Abad ke-19


Sosiologi lahir di Eropa pada abad ke-19 yang dilatarbelakangi oleh peristiwa Revolusi Industri di
Inggris dan Revolusi Prancis. Istilah sosiologi diperkenalkan filsuf Auguste Comte yang kelak menjadi
Bapak Sosiologi.

Auguste Comte hidup di masa Revolusi Prancis dan periode Napoleon. Saat itu, kehidupan sosial yang
stabil, ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta Revolusi Industri mulai menyebabkan transformasi di
tengah warga Eropa.
Sebelum Revolusi Prancis, sistem pemerintahan teokrasi dengan kaisar sebagai wakil tuhan dan tidak
tercela membuat kesewenang-wenangan dialami rakyat Prancis. Penjara Bastile yang merupakan simbol
kekejaman pemerintahan lalu dijebol seiring rakyat menuju pencerahan dan berpikir secara rasional untuk
meraih kesejahteraan bersama.
Kendati pemerintahan tirani runtuh setelah Revolusi Prancis, orang-orang Eropa yang saat itu sudah
mengalami konflik kekerasan menurut Comte masih ragu dalam menetapkan perasan, pikiran, dan tindakan
apa yang harus dilakukan.
Sementara itu, Revolusi Industri di Inggris membuat orang di sekitar daerah industri mengalami
peningkatan ekonomi, sementara orang daerah berkekurangan. Comte berpikir bagaimana kesenjangan
tersebut dapat diperkecil dan ditiadakan.
Menurut Comte, banyak orang Eropa saat itu kurang percaya diri dalam menetapkan sentimen dan
keyakinan, atau hal untuk mengganti sentimen dan keyakinan yang sudah ada. Masa revolusi tersebut
menurutnya sangat menentukan bagi sejarah manusia, termasuk di Prancis dan keseluruhan Eropa.
Ia pun memutuskan bahwa perlu ada ilmu yang mempelajari masyarakat dan mengarahkan masyarakat.
Harapannya, perkembangan yang terjadi dapat diarahkan menuju hal yang lebih baik atau sesuai dengan
tujuan kehidupan bersama, seperti dikutip dari buku Sosiologi 1 oleh Drs. Andreas Soeroso, M.S
Hasil pemikiran Comte tersebut lalu dituangkan dalam buku Positive Philosophy pada tahun 1838. Ia
menyebarkan, ilmu yang bertugas mempelajari perkembangan masyarakat dan dampak yang ditimbulkan
oleh perubahan sosial itu disebut sosiologi. Dengan demikian, sosiologi lahir di Eropa pada abad ke-19 yang
dilatarbelakangi oleh peristiwa Revolusi Industri di Inggris dan Revolusi Prancis.

B. Perkembangan Sosiologi di Eropa


Ketika terjadi revolusi sosial di Perancis, sistem pemerintahan teokrasi berkuasa dengan jabatan kaisar
sebagai wakil tuhan sehingga diyakini sebagai manusia yang tidak jahat dan tidak bersalah. Di masa
pemerintahan Louis IX, absolutisme tumbuh subur pada saat itu. Penjara Bastille menjelaskan betapa kejam
dan sewenang-wenangnya tindakan kaisar terhadap harkat dan martabat manusia.
Kediktatoran seorang kaisar mencerahkan pemikiran masyarakat menjadi lebih rasional dan menuntun
mereka pada perkembangan yang lebih sejahtera.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat menjadikan sosiologi tumbuh dan berkembang
di Eropa. Sosiologi di Eropa cenderung mengarah pada penyelesaian permasalahan sosial.
Kemudian, sosiologi berkembang dengan membahas beberapa hal tentang masyarakat yang mendalam,
seperti susunan kehidupan yang diharapkan dan norma-norma kehidupan yang harus ditaati oleh seluruh
masyarakat. Sejak saat itu, sosiologi menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Menurut Berger, sosiologi dapat menjadi ilmu yang satu karena adanya beberapa ancaman terhadap
tatanan sosial. L. Laeyendecker mengidentifikasikan ancaman tersebut mencakup:
 Terjadinya dua revolusi, yakni revolusi industri dan revolusi sosial
 Tumbuhnya kapitalisme pada abad ke-15
 Adanya perubahan di bidang sosial dan bidang politik
 Adanya perubahan akibat gerakan reformasi yang dicetuskan oleh Martin Luther
 Individualisme yang meningkat
 Kepercayaan pada diri sendiri yang berkembang
 Lahirnya ilmu pengetahuan moder
C. Tokoh – tokoh Sosiologi
1. Auguste Comte

Tokoh sosiologi yang paling berpengaruh di dunia adalah Auguste Comte. Auguste Comte disebut
sebagai Bapak Sosiologi karena menjadi pendiri ilmu sosiologi dan tokoh sosiologi klasik awal. Pria
yang satu ini lahir pada tahun 1798 di Montpellier, Perancis dan menempuh pendidikan di Ecole
Polytechnique di Paris. Comte adalah orang pertama yang menyematkan kata sosiologi dan
berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu positif tentang masyarakat. Teori paling populer dari Auguste
Comte adalah hukum tiga tingkatan, yaitu tahap teologis, tahap metafisika, dan tahap positivisme.

2. Herbert Spencer

Herbert Spencer merupakan tokoh filsuf yang turut berperan meningkatkan ilmu hubungan
masyarakat di dunia. Spencer merilis buku berjudul The Principles of Sociology yang menguraikan
materi sosiologi secara sistematis.
Menurutnya, objek sosiologi yang paling penting adalah keluarga, politik, agama, industri, dan
pengendalian sosial. Kemudian, sosiologi juga memiliki objek tambahan, yakni masyarakat, asosiasi,
pembagian kerja, pelapisan sosial, sosilogi pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan penelitian pada seni.
3. Emile Durkheim

Tokoh sosiologi dunia yang terkenal berikutnya adalah Emile Durkheim. Emile Durkheim
termasuk bapak sosiologi Eropa yang memikirkan tentang konsep fakta sosial. Durkheim menjadi
populer karena pendapatnya terkait revolusi industri yang menurutnya memengaruhi solidaritas rakyat
dan membuat perubahan sosial.
Tokoh yang satu ini pun membuat beragam buku terkait ilmu hubungan bermasyarakat,
seperti The Rule of Sociological Method dan Suicide.

4. Karl Marx

Karl Marx adalah nama yang cukup dikenal di dunia sosiologi dan ekonomi. Marx memiliki
pemikiran dan ide kritis terkait kapitalisme dan berkontribusi besar pada ide sosialisme, komunisme,
serta teori konflik.
Pemikiran Marx yang paling terkenal adalah teori kelas sosial, yakni kapitalisme
menumbuhkan dua kelas berbeda, yaitu Bourgeoisie dan Proletar. Teori ini kemudian
berkembang menjadi komunisme.
5. Max Weber

Tokoh sosiologi berikutnya adalah Max Weber yang mencetuskan materi Tindakan Sosial
dalam ilmu sosiologi. Max Weber mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berhubungan
dengan pemahaman interorientasi tentang hubungan tindakan sosial dan sebab akibatnya.
Weber juga mengatakan, ilmu sosiologi tidak hanya terjadi di level makro (masyarakat), tetapi
juga ada di level mikro (individu dalam masyarakat).

6. Immanuel Wallerstein

Immanuel Wallerstein merupakan tokoh sosiologi modern yang terkenal karena teori sistem
dunia. Teori sistem dunia adalah pendapat bahwa dominasi ekonomi oleh Blok Barat membuat negara
lain sulit bersaing secara global di bidang ekonomi.
Pendapat Immanuel tersebut muncul setelah Amerika Serikat pulih dari Great Depression.
Curahan pikirannya tertulis dalam artikel ilmiah berjudul Sosiologi Kontemporer: Filsafat dan
Orientasi Perubahan dalam Sosioglobal.
7. Ibnu Khaldun

Tokoh sosiologi dunia berikutnya adalah Ibnu Khaldun yang merupakan bapak sosiologi Islam.
Ibnu Khaldun sering membahas tentang masalah-masalah sosial manusia. Menurut tokoh sosiologi
Islam ini, ada perbedaan antara masyarakat yang menetap di suatu tempat dan yang hidup secara
nomaden. Teori ini pun kemudian berkembang menjadi teori peradaban manusia serta teori tentang
bagaimana sebuah negara terbentuk.

8. Antonio Gramsci

Selanjutnya adalah Antonio Gramsci yang merupakan sosiolog dari Italia. Gramsci menjadi
pencetus berkembangnya paham Marxisme Barat dan teori-teori tentang konflik sosial.
Pemikiran Gramsci ditulis dalam buku berjudul Prison Notebook, The Modern Prince and
Other Political Writing, Letters from Prison, dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai