DISUSUN OLEH :
KELAS X-1
Auguste Comte hidup di masa Revolusi Prancis dan periode Napoleon. Saat itu, kehidupan sosial yang
stabil, ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta Revolusi Industri mulai menyebabkan transformasi di
tengah warga Eropa.
Sebelum Revolusi Prancis, sistem pemerintahan teokrasi dengan kaisar sebagai wakil tuhan dan tidak
tercela membuat kesewenang-wenangan dialami rakyat Prancis. Penjara Bastile yang merupakan simbol
kekejaman pemerintahan lalu dijebol seiring rakyat menuju pencerahan dan berpikir secara rasional untuk
meraih kesejahteraan bersama.
Kendati pemerintahan tirani runtuh setelah Revolusi Prancis, orang-orang Eropa yang saat itu sudah
mengalami konflik kekerasan menurut Comte masih ragu dalam menetapkan perasan, pikiran, dan tindakan
apa yang harus dilakukan.
Sementara itu, Revolusi Industri di Inggris membuat orang di sekitar daerah industri mengalami
peningkatan ekonomi, sementara orang daerah berkekurangan. Comte berpikir bagaimana kesenjangan
tersebut dapat diperkecil dan ditiadakan.
Menurut Comte, banyak orang Eropa saat itu kurang percaya diri dalam menetapkan sentimen dan
keyakinan, atau hal untuk mengganti sentimen dan keyakinan yang sudah ada. Masa revolusi tersebut
menurutnya sangat menentukan bagi sejarah manusia, termasuk di Prancis dan keseluruhan Eropa.
Ia pun memutuskan bahwa perlu ada ilmu yang mempelajari masyarakat dan mengarahkan masyarakat.
Harapannya, perkembangan yang terjadi dapat diarahkan menuju hal yang lebih baik atau sesuai dengan
tujuan kehidupan bersama, seperti dikutip dari buku Sosiologi 1 oleh Drs. Andreas Soeroso, M.S
Hasil pemikiran Comte tersebut lalu dituangkan dalam buku Positive Philosophy pada tahun 1838. Ia
menyebarkan, ilmu yang bertugas mempelajari perkembangan masyarakat dan dampak yang ditimbulkan
oleh perubahan sosial itu disebut sosiologi. Dengan demikian, sosiologi lahir di Eropa pada abad ke-19 yang
dilatarbelakangi oleh peristiwa Revolusi Industri di Inggris dan Revolusi Prancis.
Tokoh sosiologi yang paling berpengaruh di dunia adalah Auguste Comte. Auguste Comte disebut
sebagai Bapak Sosiologi karena menjadi pendiri ilmu sosiologi dan tokoh sosiologi klasik awal. Pria
yang satu ini lahir pada tahun 1798 di Montpellier, Perancis dan menempuh pendidikan di Ecole
Polytechnique di Paris. Comte adalah orang pertama yang menyematkan kata sosiologi dan
berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu positif tentang masyarakat. Teori paling populer dari Auguste
Comte adalah hukum tiga tingkatan, yaitu tahap teologis, tahap metafisika, dan tahap positivisme.
2. Herbert Spencer
Herbert Spencer merupakan tokoh filsuf yang turut berperan meningkatkan ilmu hubungan
masyarakat di dunia. Spencer merilis buku berjudul The Principles of Sociology yang menguraikan
materi sosiologi secara sistematis.
Menurutnya, objek sosiologi yang paling penting adalah keluarga, politik, agama, industri, dan
pengendalian sosial. Kemudian, sosiologi juga memiliki objek tambahan, yakni masyarakat, asosiasi,
pembagian kerja, pelapisan sosial, sosilogi pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan penelitian pada seni.
3. Emile Durkheim
Tokoh sosiologi dunia yang terkenal berikutnya adalah Emile Durkheim. Emile Durkheim
termasuk bapak sosiologi Eropa yang memikirkan tentang konsep fakta sosial. Durkheim menjadi
populer karena pendapatnya terkait revolusi industri yang menurutnya memengaruhi solidaritas rakyat
dan membuat perubahan sosial.
Tokoh yang satu ini pun membuat beragam buku terkait ilmu hubungan bermasyarakat,
seperti The Rule of Sociological Method dan Suicide.
4. Karl Marx
Karl Marx adalah nama yang cukup dikenal di dunia sosiologi dan ekonomi. Marx memiliki
pemikiran dan ide kritis terkait kapitalisme dan berkontribusi besar pada ide sosialisme, komunisme,
serta teori konflik.
Pemikiran Marx yang paling terkenal adalah teori kelas sosial, yakni kapitalisme
menumbuhkan dua kelas berbeda, yaitu Bourgeoisie dan Proletar. Teori ini kemudian
berkembang menjadi komunisme.
5. Max Weber
Tokoh sosiologi berikutnya adalah Max Weber yang mencetuskan materi Tindakan Sosial
dalam ilmu sosiologi. Max Weber mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berhubungan
dengan pemahaman interorientasi tentang hubungan tindakan sosial dan sebab akibatnya.
Weber juga mengatakan, ilmu sosiologi tidak hanya terjadi di level makro (masyarakat), tetapi
juga ada di level mikro (individu dalam masyarakat).
6. Immanuel Wallerstein
Immanuel Wallerstein merupakan tokoh sosiologi modern yang terkenal karena teori sistem
dunia. Teori sistem dunia adalah pendapat bahwa dominasi ekonomi oleh Blok Barat membuat negara
lain sulit bersaing secara global di bidang ekonomi.
Pendapat Immanuel tersebut muncul setelah Amerika Serikat pulih dari Great Depression.
Curahan pikirannya tertulis dalam artikel ilmiah berjudul Sosiologi Kontemporer: Filsafat dan
Orientasi Perubahan dalam Sosioglobal.
7. Ibnu Khaldun
Tokoh sosiologi dunia berikutnya adalah Ibnu Khaldun yang merupakan bapak sosiologi Islam.
Ibnu Khaldun sering membahas tentang masalah-masalah sosial manusia. Menurut tokoh sosiologi
Islam ini, ada perbedaan antara masyarakat yang menetap di suatu tempat dan yang hidup secara
nomaden. Teori ini pun kemudian berkembang menjadi teori peradaban manusia serta teori tentang
bagaimana sebuah negara terbentuk.
8. Antonio Gramsci
Selanjutnya adalah Antonio Gramsci yang merupakan sosiolog dari Italia. Gramsci menjadi
pencetus berkembangnya paham Marxisme Barat dan teori-teori tentang konflik sosial.
Pemikiran Gramsci ditulis dalam buku berjudul Prison Notebook, The Modern Prince and
Other Political Writing, Letters from Prison, dan masih banyak lagi.