Anda di halaman 1dari 3

NAMA = SAKHA WARDANI

KELAS = X IPS – 4

MATERI = SOSIOLOGI

Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi


Sosiologi tidak muncul begitu saja, melainkan terdapat relasi sebab akibat
yang sudah terjadi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan manusia.
Ilmu pengetahuan tentang masyarakat sudah ada sejak beberapa abad yang lalu
sebelum istilah sosiologi ditemukan.
Hal ini dibuktikan dengan Plato dan Aristoteles, filsuf besar zaman Yunani
Kuno,yang menuliskan buku tentang bagaimana menciptakan masyarakat yang
adil juga bahagia. Lalu ada Ibnu Khaldun, seorang cendekiawan dari Timur yang
menulis persoalan integrasi sosial serta peradaban manusia abad ke-14. Karya
ketiganya telah ada jauh sebelum kata sosiologi muncul.
Berakar dari pemikiran para filsuf besar, sosiologi berhasil melepaskan diri dan
berkembang dengan jalannya sendiri. Meskpiun demikian, Sosiologi berasal dari
bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan Logos berarti ilmu
pengetahuan. Ungkapan ini diciptakan oleh Auguste Comte filsuf Perancis dalam
bukunya Course de Philoshopie Positive (1838).Comte meyakini bahwa
penemuan hukum yang mengontrol kehidupan sosial manusia dapat dilakukan
dengan analisis ilmiah.
Dari pemikian Comte ini kemudian muncul konsep positivisme terhadap
sosiologi sebagai cara memahami dunia sosial berdasarkan fakta ilmiah. Positif di
sini berarti rasional, empiris, dan dapat diteliti dengan hukum ilmiah lain, maka
dinamakan fisika sosial.
Pada proses perkembanganya, para penggagas ilmu sosiologi menghabiskan
puluhan tahun dalam pencarian orientasi yang tepat bagi bidang studi baru
tersebut. Hal uniknya adalah pada awal kemunculan sosiologi di abad ke-19,
banyak terjadi peristiwa bersejarah yang memengaruhi peradaban manusia.
Revolusi politik di Perancis selama abad 18 dan 19 yang menyebabkan
pergeseran fokus sosiologi pada pembentukan ketertiban serta perubahan sosial.
Lalu ada Revolusi Industri sebagai tanda kemunculannya kapitalisme dan
sosialisme yang turut memengaruhi perkembangan ilmu sosiologi.
Kedua peristiwa besar tersebut sangat berdampak pada transformasi agama
dan juga pertumbuhan kota, keduanya sangat mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat. Pada periode kemunculannya, Herbert Spencer yang percaya.
Pada teori evolusi milik Charles Darwin menulis Principle of Sociology sebagai
buku pertama dengan penggunaan kata sosiologi. Dalam buku keluaran 1876 itu
Spencer menjabarkan penerapan hukum evolusi biologi pada sosiologi yang
mengelaborasikan masyarakat manusia dan organisme sebagai sebuah analogi.

Tujuh tahun setelahnya, Lester F. Ward seorang intelek asal Amerika


menuliskan Dynamic Sociology. Selanjutnya pada 1895 Emil Durkheim
menjelaskan perihal metodologi ilmiah dari sosiologi dalam The Rules of
Sociological Method.
Masih di abad 19 ada Karl Marx, intelek asal Inggris, sebagai salah satu tokoh
berpengaruh sosiologi yang tidak pernah mendapuk dirinya sebagai seorang
sosiolog dan Max Weber.
Memasuki abad 20 ilmu sosiologi mulai berkembang cukup pesat dan menjadi
salah satu ilmu sosial yang paling diminati di Amerika Serikat. Para ilmuwan
Amerika tergerak lantaran adanya industrialisasi serta urbanisasi yang terjadi
secara masif di perkotaan Amerika Serikat hingga menyebabkan perubahan sosial
besar-besaran.
Pada periode sebelum Perang Dunia I sampai 1930an, mazhab Chicago
School mendominasi. Pada era ini bermunculan para sosiolog asal Amerika ada
Albion W. Small, Pitirim Sorokin, C. H. Cooley, George Herbert Mead, W. E. B du
Bois, Talcott Parsons dan masih banyak lainnya.
Jika ada Chicago School di Amerika, maka Eropa juga punya Frankfurt School
yang terdiri dari para pemikir asal Jerman. Pemikiran dari Frankfurt School
menjadi yang paling keras dalam mengkritik sosiologi positivistik Comte dengan
dalil tidak berkontribusi banyak pada sejarah manusia lantaran mengabaikan
aspek transformative dan emansipatoris.
Merambah abad ke-21, sosiologi berkembang begitu cepat sampai-sampai
muncul aliran sosiologi lain yang saling mengkritik seperti postmodernisme,
poststrukturalisme, postpositivisme, dan postkolonialisme. Pergerakan ini
didukung dengan rumusan George Ritzer tentang sosiologi sebagai studi yang
berparadigma plural.
Dengan cakupan awalnya yang sudah luas, sosiologi kembali "mengekspansi"
ruang lingkupnya hingga lahirlah subdisiplin lain di bawah naungan sosiologi.
Contohnya ada Sosiologi Kesehatan, Sosiologi Pemuda, Sosiologi Hukum,
Sosiologi Ekonomi, Sosiologi Gender, Sosiologi Agama, dan masih banyak lainnya
dengan tokoh yang tersohornya ada Michel Foucault dan Pierre Bourdieu.

Anda mungkin juga menyukai